PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2013 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN"

Transkripsi

1

2 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. Pelita Raya No.01 Buntok Telp. (0525) Faksimil 21236

3 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 ini dapat tersusun dengan baik. Sebagai salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten Barito Selatan, maka Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pihak yang membutuhkan informasi mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Kabupaten Barito Selatan. Kondisi kesehatan yang digambarkan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 ini disusun berdasarkan masukan dari data Kesehatan Kecamatan dan Desa yang merupakan gambaran kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Kabupaten Barito Selatan, ditambah dengan data dari Puskesmas di Kabupaten Barito Selatan, Laporan Rumah Sakit Umum Daerah Buntok serta dari beberapa buku terbitan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Barito Selatan. Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan tahun ini menggunakan format yang terbaru sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun Namun Karena keterbatasan sistem informasi yang ada, profil kali ini hanya bisa menyajikan sebagian data terpilah dan akan disempurnakan dalam profil kesehatan di tahun-tahun berikutnya. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pimpinan puskesmas yang telah menyampaikan Profil Kesehatan tingkat puskesmas tahun 2013 sebagai manifestasi dari laporan pencapaian kegiatan di bidang kesehatan. Penghargaan yang setinggi-tingginya, juga saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan konstribusi sehingga Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2104 dapat tersusun dengan baik. i

4 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Dengan telah terbitnya Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 kami mengharapkan dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan yang didasari pada data dan informasi (evidence based) serta digunakan sebagai salah satu rujukan data dan informasi yang diperlukan. Buntok, Agustus 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan drg. Daryomo Sukiastono, M.AP NIP ii

5 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN TABEL... i iii iv vi vii BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN UMUM... 3 A. Keadaan Geografis... 3 B. Wilayah Administrasi... 4 C. Keadaan Penduduk... 5 D. Keadaan Pendidikan... 6 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN... 8 A. Mortalitas... 8 B. Morbiditas C. Status Gizi D. Angka Harapan Hidup (AHH) BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan C. Perilaku Masyarakat D. Keadaan Lingkungan BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan BAB VI PENUTUP LAMPIRAN iii

6 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 DAFTAR GAMBAR 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Barito Selatan Jumlah Penduduk Per Kecamatan tahun Proporsi Penduduk Kabupaten Barito Selatan yang Berumur 10 Tahun Ke atas menurut Status Pendidikan Tahun Angka Kematian Bayi Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Angka Kematian Balita Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Penemuan Penderita BTA + Kabupaten Barito Selatan Tahun Kasus Diare Kabupaten Barito Selatan Tahun Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Barito Selatan Tahun Trend Angka Kesakitan Malaria Per 1000 Penduduk Kabupaten Barito Selatan Tahun Angka Kesakitan Filariasis per Penduduk Kabupaten Barito Selatan selama tahun Cakupan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Kabupaten Barito Selatan Tahun Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan K-1 dan K-4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Fe-3 Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Vitamin A Pada Anak Balita Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun iv

7 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Persenatse Peserta KB Aktif Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Jumlah Imunisasi Lengkap Pada Bayi Menurut Puskesmas Tahun Cakupan Indikator D/S dan BGM Pada Balita Tahun Cakupan ASI Eksklusif Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Pengguna Air Bersih, Air Minum dan Rumah Bebas Jentik Nyamuk Tahun Persentase Jamban Sehat, Tempat Sampah Sehat dan Pengelolaan Air Limbah Sehat Serta TUPM Sehat Yang di Periksa Tahun Persentase Posyandu di Kabupaten Barito Selatan Tahun Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan Sarana Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun Persentase Anggaran Dinas Kesehatan Berdasarkan Total APBD Kabupaten Barito Selatan Tahun v

8 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 DAFTAR TABEL 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun Jumlah Desa dan Kelurahan Tahun ` Target Ratio Tenaga Kesehatan Per Penduduk Tahun Jenis dan Rasio Tenaga Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun vi

9 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 DAFTAR LAMPIRAN TABEL 1 Resume Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kel, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Tahun Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kecamatan Tahun Penduduk Berumur 10 Tahun ke atas yang Melek Huruf Dan Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Tahun Jumlah Kelahiran menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kematian Neonatal, Bayi dan Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kematian Ibu menurut Kelompok Umur, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Kasus Baru TB BTA Positif, Seluruh Kasus TB, TB Pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per Penduduk menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Angka Kesembuhan TB dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Penemuan Kasus Pneumonia Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus HIV, AIDS, Syphilis menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV menurut Jenis Kelamin Tahun Kasus Diare yang Ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus Baru Kusta menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Kasus Baru Kusta 0 14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus AFP Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kasus DBD menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Penderita Filariasis Ditangani menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun vii

10 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode IFA dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Nakes dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe-1 dan Fe-3 menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Proporsi Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Proporsi Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Bayi Berat Badan Lahir Rendah menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Cakupan Kunjungan Neonatus menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Bayi Yang diberi ASI Ekslusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamtan dan Puskesmas Tahun Cakupan Pelayanan Anak Balita menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Cakupan Desa/Kelurahan UCI menurut Kecamatan dan Puskesmas Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Cakupan Imunisasi BCG dan Polio pada Bayi menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun Jumlah Balita Ditimbang menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Pelayana Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun viii

11 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jaminan dan Jenis Kelamin Tahun Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Tahun Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Tahun Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Tahun Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Persentase Rumah Sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Tahun Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tahun Persentase Tempat-Tempat Umum dan Memenuhi Syarat Kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas Tahun Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Hygine Sanitasi Tahun Tempat Pengelolaan Makanan Di Bina dan Di Uji Petik Tahun Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Tahun Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan Tahun Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Kegawatdarurat (Gadar) Level 1 Tahun Jumlah Posyandu menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas Tahun Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) menurut Kecamatan Tahun Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Tahun Jenis Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Kefarmasian di Falisitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Teknisi Medis di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterafis di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Tahun Jumlah Tenaga Non Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tahun Anggaran Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun ix

12 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam kerangka tersebut, pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin. Selanjutnya, dalam rangka peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan maka perlu adanya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan, dalam pengolahan pembangunan kesehatan, serta menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi program kesehatan, dan meningkatkan kewaspadaan di semua tingkat administrasi. Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan merupakan salah satu produk Sistem Informasi Kesehatan yang memberikan gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Barito Selatan yang diterbitkan setiap tahun. Dalam Profil Kesehatan ini memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan program kesehatan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan diperlukan indikatorindikator kinerja kesehatan antara lain adalah Indikator Kinerja dari Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan yang merupakan indikator yang dapat memantau hasil pencapaian penyelenggaraan pelayanan minimal. Sehingga dasar acuan pembuatan profil kesehatan kabupaten ini adalah Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan indikator kesehatan lain yang telah ditetapkan berdasarkan petunjuk teknis Pembuatan Profil Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kabupaten Barito Selatan dan tujuan khususnya 1

13 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan, dan kondisi Sumber Daya Kesehatan. Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya buku Profil Kesehatan Kabupaten adalah sebagai wahana penilaian (evaluasi) dari program maupun permasalahan kesehatan yang ada juga sebagai sarana evaluasi keberhasilan program kesehatan secara menyeluruh di masyarakat sebagai upaya pengendalian, monitoring dan evaluasi program kesehatan masyarakat, diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi stakeholder. Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 ini juga diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu Mewujudkan Masyarakat Barito Selatan Sehat Secara Mandiri dan Berkeadilan Dengan kedudukan yang cukup strategis, maka penyusunan profil kesehatan perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terlibat didalamnya dan diharapkan agar data dan informasi yang terkandung di dalamnya konsisten, valid, reliabel, dan dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan di tahun berikutnya. Sistimatika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Barito Selatan ini terdiri dari BAB I Pendahuluan, BAB II Gambaran Umum Daerah, BAB III Situasi Derajat Kesehatan BAB IV. Situasi Upaya Kesehatan, BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan, BAB VI Penutup. Sedangkan untuk pengolahan dan analisis data digunakan analisis deskriptif, komparatif, dan kecendrungan yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan grafik. 2

14 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Barito Selatan dengan Ibu kota Kabupaten di Buntok terletak antara 1º 20 Lintang Utara, 2 º 35 Lintang Selatan, 114 º º Bujur Timur. Diapit oleh tiga Kabupaten tetangga yaitu di sebelah utara dengan sebagian wilayah Kabupaten Barito Utara, sebelah timur dengan sebagian wilayah Kabupaten Barito Timur, di bagian selatan dengan wilayah Kabupaten Kapuas dan Propinsi Kalimantan Selatan dan sebelah barat dengan wilayah Kabupaten Kapuas. Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Barito Selatan Luas wilayah Kabupaten Barito Selatan adalah km² yang meliputi enam kecamatan. Kecamatan Dusun Hilir dan Kecamatan Gunung Bintang Awai merupakan kecamatan terluas masing-masing km² dan km² atau luas kedua kecamatan tersebut mencapai 45,28 % dari seluruh wilayah Kabupaten Barito Selatan, sedangkan kecamatan yang luasnya paling sedikit adalah Kecamatan Jenamas yaitu 708 km² atau 3

15 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi ,02 % luas wilayah kabupaten. Luas wilayah berdasarkan kecamatan di Kabupaten Barito Selatan dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut. No Tabel 2.1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan Tahun 2013 Kecamatan Luas Wilayah % Luas kabupaten (km 2 ) Barito Selatan Jenamas 708 8,02 Dusun Hilir ,39 Karau Kuala ,45 Dusun Selatan ,71 Dusun Utara ,54 Gg. Bintang Awai ,89 Jumlah ,00 Sumber BPS Kabupaten Barito Selatan, 2013 Sebagian besar wilayah Kabupaten Barito Selatan merupakan dataran rendah dengan ketinggian berkisar antara 0 40 meter di atas permukaan laut. Kecuali sebagian wilayah kecamatan Gunung Bintang Awai dan sebagian Kecamatan Dusun Utara yang merupakan daerah perbukitan. Kabupaten Barito Selatan mempunyai satu sungai besar (sungai Barito) dan beberapa sungai kecil / anak sungai, dan keberadaannya menjadi salah satu ciri khas Kabupaten Barito Selatan. Sungai Barito yang memiliki panjang mencapai 900 Km dengan rata rata kedalaman + 8 m merupakan sungai terpanjang dan dapat dilayari hingga Km. Sebagai daerah yang beriklim tropis, wilayah Kabupaten Barito Selatan udaranya relatif panas. Pada siang hari suhu mencapai 34 o C dan malam hari 23 o C, sedangkan rata rata curah hujan pertahunnya relatif tinggi yaitu mencapai 252, 25 mm. B. WILAYAH ADMINISTRASI Secara administratif, Kabupaten Barito Selatan di bagi menjadi 6 kecamatan, yang selanjutnya terdiri dari desa dan kelurahan yang jumlah keseluruhannya adalah 93 Desa dan Kelurahan yang secara rinci dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut. 4

16 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 No Tabel 2.2 Jumlah Desa dan Kelurahan Tahun 2013 Kecamatan Jumlah Desa Kelurahan Jumlah Jenamas Dusun Hilir Karau Kuala Dusun Selatan Dusun Utara Gg. Bintang Awai Jumlah Sumber BPS. Kabupaten Barito Selatan, 2013 C. KEADAAN PENDUDUK Kabupaten Barito Selatan memiliki luas wilayah sebesar Km 2. Sedangkan jumlah penduduk tahun 2013 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Barito Selatan sebesar jiwa (Proyeksi Jumlah Penduduk). Jumlah penduduk terdiri dari jiwa (51,0 %) laki-laki dan jiwa (49,0 %) perempuan, sehingga ratio jenis kelamin atau perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan adalah 104,08 yang artinya jumlah penduduk laki-laki empat persen lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Adapun jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Barito Selatan tahun 2013 (proyeksi atau data sementara) adalah sebagai berikut : Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2013 Sumber BPS Kabupaten Barito Selatan,

17 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Bila dibandingkan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah, maka kepadatan penduduk Kabupaten Barito Selatan tergolong jarang, yaitu hanya sekitar 14,30 jiwa /km²-nya. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Dusun Selatan yang juga merupakan tempat ibu kota Kabupaten Barito Selatan yaitu 28,00 jiwa / km² dan kepadatan terendah terdapat pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Dusun Hilir 7,64 Jiwa/Km² dan Kecamatan Gunung Bintang Awai dengan kepadatan 9,51 jiwa / km². Komposisi penduduk Kabupaten Barito Selatan bila dirinci menurut kelompok umur dan jenis kelamin, menunjukkan penduduk laki-laki sedikit lebih banyak dari pada perempuan yaitu 51,0 % sedangkan perempuan 49,0 % dan jumlah terbanyak berada pada kelompok umur tahun (49,93 %) dan paling sedikit berada pada kelompok umur 65 tahun lebih ( 3,41 %) dan angka beban tanggungan (dependency ratio) yaitu sebesar 54, artinya setiap 100 orang kelompok umur produktif menanggung 54 orang penduduk usia tidak produktif. D. KEADAAN PENDIDIKAN Keadaan pendidikan seseorang mempunyai pengaruh terhadap pembangunan kesehatan dalam arti yang luas, baik individu, keluarga, masyarakat, lingkungan dan lain sebagainya. Persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak / belum pernah bersekolah sesuai data BPS Kabupaten Barito Selatan pada laki-laki adalah 16,49 % dan pada perempuan berusia 10 tahun ke atas yang belum atau tidak pernah bersekolah adalah 21,30%. Selanjutnya di Kabupaten Barito Selatan, persentase penduduk yang berusia 10 tahun ke atas bila dirinci menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tamat SD/MI merupakan yang terbesar yaitu 35,52 %; SLTP/MTs, 22,74 % ; SLTA/MA, 16,58 % dan Perguruan Tinggi (D.I, D.II, D.III, dan S.1) mencapai 2,29 %. Proporsi jumlah penduduk Kabupaten Barito Selatan dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut. 6

18 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 2.3 Proporsi Penduduk Kabupaten Barito Selatan yang Berumur 10 Tahun ke atas menurut Status Pendidikan Tahun 2013 Sumber BPS Kabupaten Barito Selatan,

19 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian (mortalitas), an gka kesakitan (morbiditas), status gizi, s erta umur harapan hidup. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (fasility based) dan dari masyarakat (community based). Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dan kesakitan dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survey dan penelitian. A. MORTALITAS Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab penyakit, baik kematian langsung maupun tidak langsung yang berhubungan erat dengan masalah kesehatan secara umum dan juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan bidang kesehatan, di Kabupaten Barito Selatan angka kematian ini dirasa belum mampu merepresentasikan angka sebenarnya karena data kematian hanya didapat dari pencatatan kematian yang terjadi di sarana kesehatan yang ada, baik di puskesmas maupun rumah sakit. 1. Angka Kematian Bayi Bayi merupakan golongan masyarakat yang dianggap paling rawan dari aspek kesehatan. Indikator yang berkaitan dengan kematian bayi merupakan indikator penting dan sering dipakai untuk mengukur kemajuan suatu daerah. Selain itu, Angka kematian bayi merupakan indikator dalam menentukan status kesehatan masyarakat karena 8

20 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 indikator ini mencerminkan pelayanan kesehatan dasar yang paling awal, menentukan kualitas pelayanan kebidanan, keadaan kesehatan lingkungan, keadaan sosial ekonomi masyarakat, dan juga sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang. Angka kematian bayi didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Berdasarkan laporan puskesmas, jumlah kematian bayi di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 tercatat 2 orang dan Angka Kematian Bayi tahun 2013 yaitu sebesar 1 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi pada tahun 2013 terjadi penurunan dibanding tahun 2012 yakni sebesar 10,6 per 1000 kelahiran hidup. Lebih jelas perkembangan angka kematian bayi dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut : Gambar 3.1 Angka Kematian Bayi Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Dari gambar 3.1, dapat terlihat Angka Kematian Bayi pada tahun 2013 mengalami penurunan yang signifikan. Kematian bayi terjadi di Kecamatan Dusun Selatan dan Karau Kuala masing-masing 1 orang. 2. Angka Kematian Anak Balita Jumlah kematian anak balita berdasarkan laporan pencatatan di sarana kesehatan pada tahun 2013 sebanyak 0 orang sehingga angka kematian anak balita pada tahun 2012 adalah 0 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian anak balita tahun 2013 bila dibandingkan dengan angka kematian anak balita tahun 2013 sebesar 1,1 per 1000 kelahiran hidup telah terjadi penurunan angka kematian anak balita. Sedangkan bila 9

21 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 dibandingkan dengan indikator MDGs maksimal sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup, maka angka kematian anak balita di Kabupaten Barito selatan sudah memenuhi target tersebut. Perkembangan angka kematian balita di Kabupaten Barito Selatan selama tahun dapat dilihat pada Gambar 3.2 Berikut. Gambar 3.2 Angka Kematian Balita Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, Angka Kematian Ibu Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidental) selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup. Sebagian besar penyebab kematian ibu melahirkan disebabkan oleh pendarahan, kejang-kejang, infeksi kehamilan, persalinan macet/lama, absorbsi/keguguran dan rata-rata karena terlambat di bawa ke Rumah Sakit rujukan. Angka Kematian Ibu bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan. Indikator ini dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan, pelayanan selama kehamilan, persalinan, dan setelah persalinan. Jumlah Kematian Ibu dalam hal ini kematian ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas pada tahun 2013 yaitu 8 orang. Kalau dibanding dengan tahun sebelumnya, 2012 yang sebanyak 1 orang maka jumlah kematian ibu pada tahun 2013 mengalami kenaikan 10

22 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 kasus kematian. Berdasarkan jumlah kematian ibu, maka Angka Kematian Ibu pada tahun 2013 adalah 390/ kelahiran hidup. Bila dibanding dengan target MDGs 2015 sebesar maksimal 102/ kelahiran hidup, maka Kabupaten Barito Selatan belum memenuhi target tersebut. Gambar 3.3 Angka Kematian Ibu Per Kelahiran Hidup Kabupaten Barito Selatan Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.3 di atas kecendrungan Angka Kematian Ibu per kelahiran hidup selama tiga tahun yakni 2010 s/d 2012 mengalami penurunan, akan tetapi pada tahun 2013 Angka Kematian Ibu Mengalami Kenaikan. B. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Angka kesakitan penduduk bisa diketahui melalui dua metode, yang pertama didapat dari data yang berasal dari masyarakat (community based data) y ang dapat diperoleh dengan melalui studi morbiditas. Sedangkan yang kedua melalui hasil pengumpulan data baik dari Dinas Kesehatan Kabupaten maupun dari data sarana pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Perolehan data untuk menentukan angka kesakitan (Morbiditas) di 11

23 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Kabupaten Barito Selatan didapat melalui cara yang kedua yaitu berdasarkan laporan dari sarana pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Barito Selatan. 1. AFP (Acute Flaccid Paralysis) Erapo dilaksanakan melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan merupakan wujud dari kesepakatan global dalam membasmi penyakit polio di Indonesia. Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai program eradikasi polio (erapo). Upaya memantau keberhasilan erapo adalah dengan melaksanakan surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat agar dapat segera dilakukan penanggulangan, cakupan vaksinasi polio rutin yang tinggi, dan sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. Selama empat tahun terakhir, di Kabupaten Barito Selatan tidak ditemukan kasus AFP sehingga dapat dikatakan sudah mencerminkan cakupan vaksinasi polio yang tinggi dan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan. (lampiran tabel 18). 2. TB Paru BTA Positif Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Bersama dengan Malaria dan HIV / AIDS, TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Pengendalian TB di Kabupaten Barito Selatan menggunakan strategy Direcly Observed Treatment Shortcourse (DOTS). Dengan program ini kita berusaha mencapai target penemuan penderita (CDR) sebesar > 70 % dari perkiraan penderita TB BTA positif kasus baru dengan tingkat kesembuhan sebesar > 85 %. Berdasarkan data hasil kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular pada tahun 2013 terjadi kasus BTA+ sebanyak 107 orang. Pasien yang diobati sebanyak 107 orang dan dievaluasi kesembuhannya pada tahun 2013 sebanyak 107 orang (100 %). Berdasarkan jumlah kasus TB Paru Positif diperoleh Angka Insiden TB Paru sebesar 84,7 per penduduk, Persentase BTA Positif terhadap suspek sebesar 8,88 %, Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA Positif pada tahun yang sama adalah 100 %. 12

24 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Untuk penemuan kasus BTA+ pada tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya dan penurunan dapat dilihat pada grafik dibawah ini. (lampiran tabel 7,8, dan 9). Gambar 3.4 Penemuan Penderita TB BTA+ Tahun Sumber Bidang Pengndalian Masalah Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar di atas, penemuan penderita TB BTA + dari tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami penurunan kasus sebesar 10 % sampai dengan 20 % per tahunnya. 3. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli), infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamun. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang adalah Pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutirsi, gangguan imunologi). Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian balita yang utama, selain diare. Penyakit ini merupakan bagian dari penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA sebagai salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan balita diduga karena pneumonia dan merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya masih belum memadai. Upaya pemberantasan penyakit ISPA dilaksanakan dengan fokus penemuan dini dan tata laksana kasus secara cepat dan tepat. Upaya ini dikembangkan melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). 13

25 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Jumlah balita pada tahun 2013 di wilayah Kabupaten Barito Selatan adalah orang dan jumlah perkiraan kasus Pneumonia adalah orang. Kasus Pneumonia pada Balita pada tahun 2013 sebanyak 6 orang. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 penderita pneumonia adalah 10 orang, maka jumlah kasus di tahun 2013 telah terjadi penurunan kasus Pneumonia dari tahun sebelumnya. (lampiran tabel 10). 4. HIV/AIDS dan IMS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Upaya penemuan kasus/penderita HIV/AIDS di Kabupaten Barito Selatan terus dilakukan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah yaitu terhadap kelompok pekerja dengan resiko tinggi HIV/AIDS pada Pekerja Seks Komersial (PSK). Berdasarkan laporan dari Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, pada tahun 2013 tidak terdapat kasus untuk HIV maupun kasus Infeksi Menular Seksual (IMS). (lampiran tabel 11). Kegiatan donor darah dilakukan di Rumah Sakit Umum Buntok. Pada tahun 2013, jumlah pendonor adalah orang. Berdasarkan jumlah pendonor telah dilakukan pemeriksanaan sampel darah (diskrining) sebanyak orang ( 100 %) dengan hasil tidak ditemukan sampel darah dengan positif HIV (lampiran tabel 12). 5. Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita Diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Kegiatan pokok dari upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit diare adalah Penemuan dan pengobatan diare dengan menitikberatkan pada penatalaksanaan penderita secara tepat sesuai standar baik di sarana kesehatan maupun di rumah tangga. Jumlah perkiraan kasus diare di Kabupaten Barito Selatan berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2013 adalah kasus. Sedangkan kasus diare yang terjadi selama kurun waktu yang sama tercatat ada kasus. Hal ini berarti cakupan 14

26 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 penemuan penderita Diare sebesar 103,9 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yang memiliki cakupan sebesar 66,6 %, maka terjadi kenaikan penemuan kasus Diare pada tahun Pencapaian cakupan penemuan kasus diare sudah sesuai target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang menetap kan sebesar 100 %. Selain itu, dari semua kasus diare yang terjadi tidak terdapat kasus kematian karena semua kasus diare telah mendapat penanganan yang tepat sesuai standar. Gambar 3.5 Kasus Diare Kabupaten Barito Selatan Tahun Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.5 diatas, diketahui bahwa jumlah kasus diare keseluruhan baik pada dewasa maupun balita selama 4 (empat) tahun terakhir terlihat fluktuatif, pada periode tahun 2010 dan 2011 terjadi kenaikan, namun terjadi penurunan pada tahun 2012 dan tahun Kusta Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Diagnosa Kusta dapat ditegakkan dengan adanya kondisi sebagai berikut : a. Kelainan pada kulit (bercak) putih atau kemerahan disertai mati rasa. b. Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan otot. c. Adanya kuman tahan asam di dalam kerokan jaringan kulit (BTA Positif). 15

27 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Pada tahun 2013, ditemukan kasus baru kusta di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 2 orang. Kedua orang penderita tersebut menderita kusta jenis kusta basah dan sedang menjalani pengobatan.( lampiran tabel 14, 15, 16, dan 17). 7. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) a. Difteri Dipteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, rendahnya kasus difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Dipteri adalah penyakit yang disebabkan corynebacterium diptheriae dengan gejala panas lebih kurang 30 C disertai adanya pseudo membran (selaput tipis) putih keabu -abuan pada tenggorokan (laring, faring, dan tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Dapat disertai nyeri menelan, leher membengkak seperti leher sapi (bull neck) sesak nafas disertai bunyi (stridor) dan pada pemeriksaan apusan tenggorok atau hidung terdapat kuman difteri. Selama tahun 2013 di Kabupaten Barito Selatan tidak terdapat kasus difteri. b. Tetanus Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani, biasanya dengan gejala riwayat luka, demam, kejang rangsang, risus sardonicus (muka setan) dan kadang-kadang disertai perut papan dan opistotonus (badan melengkung) pada umur di atas 1 bulan. Selama tahun 2013 di Kabupaten Barito Selatan tidak ditemukan kasus tetanus yang terlapor. c. Tetanus Neonatorum Tetanus neonatorum adalah penyakit bayi lahir hidup normal dan dapat menangis dan menetek selama 2 hari kemudian timbul gejala sulit menetek disertai kejang rangsang pada umur 3-28 hari. Selama empat tahun terakhir ( 2001, 2011, 2012 dan 2013) di Kabupaten Barito Selatan tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum. d. Campak Campak merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus measles, disebarkan melalui droplet bersin atau batuk dari penderita, gejala awal penyakit adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, conjunctivitis (mata merah), selanjutnya timbul ruam pada muka dan leher, kemudian menyebar ke tubuh, tangan, serta kaki. 16

28 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Pada tahun 2013, kasus campak tidak ditemukan di Kabupaten Barito Selatan. e. Polio Polio adalah salah satu penyakit menular yang termasuk ke dalam PD3I. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku dileher dan sakit ditungkai dan tangan. Selama empat tahun terakhir, di Kabupaten Barito Selatan tidak ditemukan kasus penyakit polio. f. Hepatitis B Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang merusak hati. Penyebaran penyakit terutama melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan, melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah lemah, gangguan perut dan gejala lain seperti flu, urine menjadi kuning, kotoran menjadi pucat. Warna kuning bisa terlihat pada mata ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis, kanker hati, dan menimbulkan kematian. Selama empat tahun terakhir, di Kabupaten Barito Selatan tidak ditemukan kasus Hepatitis B (lampiran tabel 20). 8. DBD Demam Berdarah Dengue adalah penyakikt yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang angak berumur < 15 tahun, namun dapat juga menyerang orang dewasa. Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian yang relatif tinggi. Penyakit ini biasanya muncul pada musim hujan yaitu antara bulan Oktober sampai dengan Maret, dimana banyak terjadi genangan air bersih yang merupakan suatu kondisi yang cocok untuk perkembangbiakan jentik nyamuk Aedes Aegypty. Di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). 17

29 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 3.6 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Tahun Sumber Bidang Penendalian Masalah Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.6 di atas kasus DBD di Kabupaten Barito Selatan selama tiga tahun terakhir tidak terjadi kasus. Kasus terakhir terjadi pada tahun 2010 yakni 17 orang penderita yang telah ditangani dan sembuh. 9. Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang bail laki-laki maupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak, dan dewasa. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pengendalian malaria di tingkat pelayanan kesehatan dasar selama ini adalah penemuan dan pengobatan disertai pemberantasan vektor yang terbatas. Penemuan penderita malaria dilakukan secara pasif di sarana kesehatan. Tujuan pemberantasan penyakit malaria adalah menurunkan angka kesakitan dengan mengobati seluruh penderita klinis dan positif dengan pengobatan yang standar. Jumlah penderita malaria dengan pemeriksaan sediaan darah positif pada tahun 2013 sebanyak sebanyak 111 orang. Berdasarkan data tersebut diperoleh angka kesakitan malaria (API) sediaan dahak positif tahun 2013 sebesar 0,87 per 1000 penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 dengan angka kesakitan malaria (API) 18

30 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 sediaan dahak positif sebesar 1,8 per 1000 penuduk maka pada tahun 2013 terjadi penurunan angka kesakitan malaria. Bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan RI yang hanya 0,5 per 1000 penduduk, maka Kabupaten Barito Selatan masih perlu menurunkan angka kasus malaria dengan upaya yang lebih maksimal lagi. Gambar 3.7 Trend Angka Kesakitan Malaria Per 1000 Penduduk Kabupaten Barito Selatan selama tahun Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.7, terlihat Angka Kesakitan Malaria yang cendrung Menurun selama empat tahun terakhir. Bila dilihat berdasarkan puskesmas, maka penemuan kasus Malaria positif tertinggi adalah di wilayah Puskesmas Mengkatip dengan jumlah kasus positif 30 orang, sedangkan yang terendah adalah di wilayah Puskesmas Tabak Kanilan dengan kasus 1 orang (lampiran tabel 22). 10. Filariasis (Kaki Gajah) Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filariasis, yang terdiri dari 3 (tiga) spesies yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugai timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara, lengan, dan organ genital. 19

31 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 ditemukan kasus baru Filariasis sebanyak 14 orang. Angka Kesakitan Filariasis di Kabupaten Barito Selatan adalah 13 per penduduk. Grafik Angka Kesakitan Filariasis dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini : Gambar 3.8 Angka Kesakitan Filariasis per Penduduk Kabupaten Barito Selatan selama tahun Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 2013 C. STATUS GIZI Status gizi seseorang mempunyai hubungan yang erat dengan permasalahan kesehatan secara umum, di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan individu. Status gizi pada janin/bayi sangat ditentukan oleh status gizi ibu hamil atau ibu menyusui. Indikator- indikator yang dapat mencerminkan keadaan/status gizi masyarakat diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi yang lahir dengan BBLR merupakan manifestasi dari keadaan kurang gizi pada janin saat dalam kandungan. BBLR (kurang dari gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) dan BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di negara berkembang banyak kasus 20

32 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BBLR disebabkan oleh ibu berstatus gizi buruk, Anemia, Malaria, dan menderita Penyakit Menular Seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil. Sementara itu data BBLR yang dihimpun dari Rumah Sakit Umum Buntok dan Puskesmas Di Kabupaten Barito Selatan. Pada tahun 2013, bayi lahir yang ditimbang berat badannya sebanyak orang. Karena jumlah bayi lahir hidup sebanyak 2.051, maka cakupan bayi lahir yang ditimbang berat badannya adalah 96,6 %. Berdasarkan jumlah bayi yang ditimbang tersebut ditemukan kasus bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) sebanyak 53 orang (2,7 %). Semua kasus BBLR sudah tertangani dengan baik. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang cakupan BBLR sebanyak 2,6 %, maka pada tahun 2013 mengalami sedikit peningkatan. Bila dilihat berdasarkan wilayah kerja puskesmas, maka wilayah kerja Puskesmas Buntok memiliki kasus tertinggi yaitu 24 orang, yang disusul dengan Puskesmas Jenamas sebanyak 8 orang. Sebaliknya wilayah kerja Puskesmas Kalahien, Baru dan Pendang tidak ditemukan kasus BBLR. Selain itu, Bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan untuk persentase bayi dengan BBLR maksimal 5 %, maka Kabupaten Barito Selatan telah berada di bawah target tersebut. Untuk mengetahui trend cakupan bayi BBLR dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut. Gambar 3.9 Cakupan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.9 diketahui bahwa pada periode terjadi peningkatan cakupan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Pada tahun 2013 terjadi sedikit peningkatan cakupan bayi BBLR. (lampiran tabel 37). 21

33 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara antropometrik yang menggunakan Indeks Berat Badan menurut Umur balita kemudian disetarakan dengan standar baku rujukan WHO-NCHS untuk mengetahui status gizinya. Pada tahun 2013 tidak ada kegiatan survei penilaian status gizi di Kabupaten Barito Selatan. Kegiatan survei dilakukan pada tahun 2012 dalam kegiatan Pemantaun Status Gizi (PSG), diperoleh hasil sebagai berikut : Jumlah balita yang disurvei adalah orang dengan katagori status gizi : Status Gizi Gemuk sejumlah 189 orang ( 10,50 %) Status Gizi Normal sejumlah orang (81,00 %) Status Gizi Kurus sejumlah 159 orang (9,0 %) Status Gizi Sangat Kurus sejumlah 11 (0,61 %) Cakupan balita dengan gizi normal (gizi baik) adalah 81 %, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Barito Selatan telah memenuhi target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yaitu persentase balita dengan gizi baik minimal 80 %. D. ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) Salah satu cara untuk menilai tingkat kesehatan secara umum adalah dengan melihat umur harapan hidup waktu lahir. Angka ini sekaligus memperlihatkan keadaan dan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam suatu masyarakat, karena dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari hasil upaya peningkatan taraf kesehatan secara keseluruhan. Di samping itu, umur harapan hidup ini sangat erat korelasinya dengan angka kematian bayi. Angka harapan hidup waktu lahir merupakan gambaran rata-rata umur yang mungkin dapat dicapai oleh seorang bayi yang baru lahir. Berdasarkan laporan Statistik Kabupaten Barito Selatan, AngkaUmur Harapan Hidup di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar 68,47 tahun. Ini berarti secara rata-rata penduduk di Kabupaten Barito Selatan hidup hingga mencapai usia 68 tahun. Untuk mengetahui perkembangan umur harapan hidup selama 3 (tiga) tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 3.10 berikut. 22

34 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 3.10 Trend Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Barito Selatan Selama Tahun Sumber BPS Kabupaten Barito Selatan, 2013 Berdasarkan gambar 3.10 diketahui bahwa terjadi kecendrungan peningkatan Angka Harapan Hidup ( AHH) di Kabupaten Barito Selatan selama tahun 2011, 2012, dan Hal ini cukup menggembirakan karena semakin tinggi usia harapan hidup semakin meningkat kualitas kesehatan masyarakat. Di samping itu, kenaikan umur harapan hidup menunjukkan bahwa tingkat kematian semakin rendah. 23

35 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, telah dilakukan berbagai upaya kesehatan baik upaya kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan (UKP) dengan menghimpun seluruh potensi yang ada. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pe ngobatan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Situasi upaya kesehatan digambarkan dengan indikator-indikator pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku masyarakat, dan keadaan lingkungan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan untuk tahun A. PELAYANAN KESEHATAN 1. Kunjungan Ibu Hamil Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya, yang mengikuti program pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari indikator cakupan K-1 dan K-4. K-1 merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K-4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Pada tahun 2013, sasaran ibu hamil di Kabupaten Barito Selatan adalah orang. Berdasarkan laporan hasil pelayanan, cakupan pelayanan K-1 sebesar 99,8 % dan cakupan pelayanan K-4 nya sebesar 80,3 %. Khusus cakupan pelayanan K-4, bila dilihat berdasarkan wilayah kerja Puskesmas, maka Puskesmas Buntok memiliki cakupan tertinggi yaitu sebesar 469 Ibu Hamil, sebaliknya cakupan terendah ada di Puskesmas Sababilah sebesar 48 Ibu Hamil. Jika dibandingkan dengan cakupan K-4 pada tahun 2012 yang sebesar 79,2 %, maka di tahun 2013 terjadi peningkatan cakupan. Namun, 24

36 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 jika dibandingkan dengan target Indikator Standar Pelayanan Minimal sebesar 90 % cakupan K-4, maka Kabupaten Barito Selatan masih belum memenuhi target tersebut. (lampiran tabel 29). Gambar 4.1 Cakupan K-1 dan K-4 Ibu Hamil Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Gambar 4.1 diatas menunjukkan cakupan pelayanan K-1 dan K-4 menurut puskesmas. Terlihat bahwa konstribusi terbesar dalam pelayanan K-1 terhadap ibu hamil terdapat di wilayah kerja Puskesmas Kalahien dan untuk pelayanan K-4 terhadap ibu hamil terdapat di wilayah kerja Puskesmas Buntok. 2. Persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan Pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan juga merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan (nakes) merupakan salah satu upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Berdasarkan jumlah sasaran ibu hamil yang ada, maka jumlah ibu yang melahirkan selama tahun 2013 di Kabupaten Barito Selatan adalah orang. Sedangkan jumlah ibu melahirkan yang ditolong oleh tenaga kesehatan adalah

37 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 orang atau cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 88,8 %. Bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 84,6 %, maka di tahun 2013 mengalami peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang cukup berarti. Sementara jika dilihat berdasarkan puskesmas, maka cakupan tertinggi ada di wilayah kerja Puskesmas Buntok dan Tabak Kanilan yaitu 100 % dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Bantai Bambure yaitu 39,8 %. Namun, bila dilihat dari target Indikator Standar Pelayanan Minimal sebesar 90 %, maka Kabupaten Barito Selatan belum memenuhi target tersebut. Gambar 4.2 menampilkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan berdasarkan puskesmas tahun Gambar 4.2 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Gambar 4.2 merupakan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Diketahui bahwa ada 6 puskesmas yang telah memenuhi target Indikator Standar Pelayanan Minimal (90 %) pada tahun 2013 dan sisanya sebanyak 6 puskesmas masih belum memenuhi target. (lampiran Tabel 29). 3. Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d. 3 hari, pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi : 1) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan tinggi fundus uteri; 3) pemeriksaan lokhia dan 26

38 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 pengeluaran per vaginam lainnya; 4) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 5) pemberian kapsul Vitamin A IU sebanyak dua kali; dan 6) pelayanan KB pasca persalinan. Jumlah ibu nifas di Kabupaten Barito Selatan selama tahun 2013 adalah sebanyak orang. Sedangkan yang mendapat pelayanan kesehatan adalah sebesar orang atau cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas sebesar 100 %. Bila dibandingkan dengan cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas tahun 2012 sebesar 84,6 %, maka pada tahun 2013 mengalami peningkatan cakupan. Bila dibandingkan dengan target indikator Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan sebesar 90 %, maka Kabupaten Barito Selatan telah mencapai target tersebut. (lampiran tabel 29). Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, Ibu Hamil yang mendapat TT Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Tetanus merupakan salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia. Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih jauh dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah yang bisa menimbulkan risiko ibu maupun bayinya terkena tetanus. 27

39 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Pada tahun 2013, sasaran ibu hamil di Kabupaten Barito Selatan adalah orang. Berdasarkan sasaran yang ada, jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT-1 adalah orang atau cakupan imunisasi TT-1 untuk ibu hamil sebesar 74 %, dan jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT-2 adalah orang atau cakupan imunisasi TT-2 sebesar 64,5 %. Bila dilihat berdasarkan puskesmas, untuk cakupan imunisasi TT-2 pada tahun 2013 Puskesmas Bangkuang memiliki cakupan yang paling tinggi yaitu 80,9 %, sebaliknya Puskesmas Bantai Bambure memilki cakupan yang paling rendah yaitu 37,8 % (lampiran tabel 30). 5. Pemberian Tablet Besi Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet besi (Fe) untuk mencegah terjadinya anemia besi pada ibu hamil. Tujuan pemberian tablet Fe untuk mencegah terjadinya anemia besi pada ibu hamil. Selama masa kehamilan, ibu hamil harus mendapatkan tablet besi sebanyak 90 tablet. 30 tablet pertama dinyatakan dengan cakupan Fe-1 dan untuk ibu hamil yang telah mendapat tablet besi sebanyak 90 tablet dinyatakan sebagai cakupan Fe-3. Jumlah ibu hamil yang di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah orang. Berdasarkan jumlah sasaran tersebut, jumlah ibu hamil yang mendapat Fe-1 adalah orang atau cakupan Fe-1 pada ibu hamil sebesar 95,04 %. Sedangkan ibu hamil yang mendapat Fe-3 adalah orang atau cakupan Fe-3 sebesar 85,02 %. Bila dibandingkan dengan cakupan Fe-3 tahun sebelumnya sebesar 83,96%, maka pada tahun 2013 telah terjadi peningkatan cakupan Fe-3. Bila dilihat berdasarkan wilayah kerja puskesmas, untuk pencapaian cakupan Fe-3 tertinggi adalah Puskesmas Sababilah yaitu 100 %. Sebaliknya pencapaian cakupan Fe-3 terendah adalah Puskesmas Bantai Bambure yaitu 71,43 %. Bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan sebesar 90 %, maka cakupan Fe-3 di Kabupaten Barito Selatan belum memenuhi target yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya pencapaian cakupan pemberian Fe-3 menurut puskesmas dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut. 28

40 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 4.4 Cakupan Fe-3 Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan Gambar 4.4, diketahui bahwa ada 4 puskesmas yang telah memenuhi target Kementerian Kesehatan untuk cakupan pemberian Fe-3 sebesar 90 % yaitu Puskesmas Sababilah, Baru, Babai, dan Puskesmas Buntok. Sebaliknya ada puskesmas Jenamas, Mengkatip, Bangkuang, Kalahien, Pendang, Bantai Bambure Tabak Kanilan, dan Puskesmas Patas I yang belum memenuhi target tersebut. 6. Bumil Risti yang Ditangani Resiko tinggi atau komplikasi kebidanan pada kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Ibu hamil dengan resiko tinggi atau komplikasi diantaranya ditandai dengan keadaan HB kurang dari 8 gr %, tekanan darah tinggi, oedema yang nyata, eklamsia, perdarahan per vaginan, dan kehamilan ganda. Berdasarkan jumlah ibu hamil di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 terdapat cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi atau komplikasi kebidanan sebanyak 174 orang dengan kata lain cakupan sebesar 36,6 % dari perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan. Bila dibanding dengan tahun 2012 sebesar 30,2 %, maka cakupan ibu hamil resiko tinggi pada tahun 2013 terdapat Peningkatan. Semua ibu hamil dengan resiko tinggi atau komplikasi kebidanan yang ditemui telah ditangani dan mendapat perawatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih (100 %). Hal ini berarti cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi yang ditangani sudah memenuhi target Standar Pelayanan Minimal sebesar 100 %. 29

41 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) menetapkan target 100 % cakupan ibu hamil resiko tinggi yang ditangani, hal ini berarti Kabupaten Barito Selatan Belum memenuhi target tersebut. Bila dilihat berdasarkan puskesmas, maka Puskesmas Buntok merupakan puskesmas tertinggi kasus bumil risti yaitu 89 orang, sebaliknya Puskesmas Pendang 1 kasus bumil risti (lampiran tabel 33). 7. Neonatal Risti yang Ditangani Jumlah bayi (neonat us) di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah orang dan perkiraan Neonatal dengan komplikasi adalah 308 orang, sedangkan yang terdeteksi dengan resiko tinggi atau komplikasi mendapat penanganan adalah 54 orang (17,6 %). Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 15 %, maka pada tahun 2013 mengalami peningkatan penanganan kasus neonatal resiko tinggi. Semua neonatal dengan resiko tinggi atau komplikasi yang ditemui telah ditangani dan mendapat perawatan sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih (100,00 %). Hal ini berarti cakupan neonatal dengan resiko tinggi yang ditangani sudah memenuhi target Standar Pelayanan Minimal sebesar 100 %. Bila dilihat berdasarkan puskesmas, maka puskesmas yang paling banyak ditemukan kasus neonatal resiko tinggi atau komplikasi adalah Puskesmas Buntok dengan jumlah kasus 12 bayi, sebaliknya untuk Puskesmas Kalahien dan Tabak Kanilan tidak ditemukan kasus neonatal resiko tinggi atau komplikasi (lampiran tabel 33). 8. Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi Tujuan pemberian kapsul vitamin A pada balita adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah kekurangan vitamin A (KVA) pada masyarakat apabila cakupan tinggi. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan serta meningkatkan daya tahan tubuh. Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A SI, anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin yang cukup melalui ASI. Pada tahun 2013 di Kabupaten Barito Selatan, jumlah sasaran bayi adalah orang dan yang memperoleh vitamin A dosis tinggi sebanyak orang ( 84,23 %). 30

42 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Jumlah balita adalah orang dan yang memperoleh vitamin A sebanyak orang (80,92 %). Bila dibandingkan dengan cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi untuk bayi pada tahun 2012 sebesar 45,8 %, maka pada tahun 2013 yang sebesar 84,23 % telah terjadi peningkatan. (lampiran tabel 44). Gambar 4.5 Cakupan Vitamin A pada Balita menurut Puskesmas Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 4.5 diketahui bahwa cakupan tertinggi terdapat pada wilayah kerja Puskesmas Mengkatip, sebaliknya cakupan terendah ada di Puskesmas Bantai Bambure sebesar 49 %. 9. Keluarga Berencana Peserta Keluarga Berencana terbagi menjadi peserta KB Baru dan peserta KB Aktif. Berdasarkan laporan dari Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP 3AKB) Kabupaten Barito Selatan selama tahun 2013 sebagai berikut. Jumlah Pasangan Usia Subur sebesar pasangan. Jumlah peserta KB Baru adalah (8,5 % dari PUS) sedangkan peserta KB Aktif adalah (75 % dari PUS). Bila dilihat berdasarkan puskesmas untuk peserta KB Baru, Puskesmas Patas I merupakan puskesmas tertinggi cakupannya yaitu sebesar 16,5 %, sebaliknya Puskesmas Buntok merupakan puskesmas terendah cakupannya yaitu hanya 4,4 %. Bila dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal yang cakupan peserta KB 31

43 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 aktif sebesar 70 %, maka Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 yang 75 %, sudah memenuhi target tersebut. Berdasarkan jenis kontrasepsi yang digunakan, Peserta KB Aktif dibedakan menjadi menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yang jenisnya adalah IUD, MOP/MOW, implan dan Non Metode Konrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yang jenisnya adalah suntik, pil, kondom, obat vagina, dan lainnya. Di Kabupaten Barito Selatan, untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang paling banyak menggunakan jenis implan (12,4 %). Sedangkan untuk Non Metode Kontrasepsi jangka Panjang paling banyak menggunakan jenis suntik (4 6 %). Untuk mengetahui distribusi jenis kontrasepsi untuk peserta KB Aktif dapat disimak pada Gambar 4.6 berikut. Gambar 4.6 Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 4.6, diketahui bahwa jenis kontrasepsi yang terbanyak digunakan oleh peserta KB Aktif adalah Suntik yaitu sebanyak orang (4 6 %), sebaliknya jenis kontrasepsi yang paling jarang digunakan adalah MOP/MOW dengan jumlah 81 orang (1 %). Untuk mengetahui distribusi penggunaan jenis kontrasepsi berdasarkan kecamatan dapat disimak pada lampiran tabel 34, 35 dan Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan 32

44 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu. Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah orang. Jumlah kunjungan neonatus 1 kali (KN -1) adalah orang atau Cakupan KN-1 sebesar 96,4 %. Sedangkan jumlah kunjungan neonatus lengkap adalah orang atau cakupan KN lengkap sebesar 82,3 %. Bila cakupan KN lengkap tahun 2013 dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 sebesar 88,3 %, maka pada tahun 2013 mengalami penurunan cakupan KN lengkap. Namun, bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan sebesar 90 % untuk persentase bayi baru lahir yang mendapat kunjungan tenaga kesehatan, maka Kabupaten Barito Selatan belum memenuhi target tersebut. Sementara bila dilihat dari puskesmas, cakupan KN lengkap tertinggi yaitu pada Puskesmas Buntok yaitu sebanyak 423 oang (lampiran tabel 38). 11. Pelayanan Kesehatan Bayi Pelayanan Kesehatan Bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, dan Perawat) minimal 4 kali dalam setahun, ya itu satu kali pada umur 29 hari 3 bulan, satu kali pada umur 3-6 bulan, satu kali pada umur 6-9 bulan, dan satu kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Berdasarkan hasil kompilasi data dari laporan puskesmas tahun 2013, Jumlah bayi sebanyak orang. Sedangkan bayi mendapat pelayanan kesehatan (minimal 4 kali) sebanyak orang atau cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kabupaten Barito Selatan sebesar 83,8 %. Bila dibandingkan dengan cakupan kunjungan bayi tahun 2012 sebesar 80,1 %, maka pada tahun 2013 terjadi peningkatan cakupan kunjungan bayi. Bila dibandingkan 33

45 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 dengan target Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) sebesar 90 %, maka Kabupaten Barito Selatan belum mencapai target tersebut. Gambar 4.7 Cakupan Kunjungan Bayi menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa Puskesmas Sababilah memperoleh cakupan yang tertinggi yaitu 111,1 %. Pencapaian target cakupan kunjungan bayi sangat dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran kader, dan partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke posyandu, serta keaktifan tenaga puskesmas dalam membina posyandu. 12. Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti : Dipteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar kelompok berisiko ini terlindung adalah melalui imunisasi. Pencapaian Universal Child Immunization merupakan suatu gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut dapat digambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian program imunisasi adalah persentase desa yang mencapai UCI. Pada tahun 2013, dari 93 desa yang ada di 34

46 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Kabupaten Barito Selatan dilaporkan 69 desa telah mencapai UCI atau cakupan desa UCI 73,4 %. Bila dibandingkan dengan pencapaian UCI tahun 2012 sebesar 96,8 %, maka pada tahun 2013 mengalami penurunan cakupan desa UCI secara signifikan. Namun bila dibandingkan dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang 100 % desa/kelurahan UCI, maka Kabupaten Barito Selatan masih belum mencapai target. Bila dilihat berdasarkan puskesmas, maka ada 4 Puskesmas yang telah mencapai desa UCI 100 % yaitu Puskesmas Jenamas, mengkatip, Babai, dan Buntok sebaliknya Puskesmas Bantai Bambure dan Sababilah hanya mencapai desa/kelurahan UCI sebesar 22,2 dan 28,6 %. Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT-HB (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B ( 1 kali ) dan imunisasi Campak ( 1 kali ), yang dilaksanakan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Jumlah bayi sasaran program imunisasi pada tahun 2013 adalah orang. Berdasarkan jumlah bayi diperoleh cakupan imunisasi BCG sebanyak orang (103%), DPT-1+HB-1 sebanyak orang (102,4 %), DPT-3+HB-3 sebanyak orang ( 102,4 %), POLIO-4 sebanyak orang ( 102 %), dan CAMPAK sebanyak orang (98 %). Target Standar Pelayanan Minimal desa UCI sebesar 100 %, hal ini berarti Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 belum mencapai target tersebut. Gambar 4.8 Cakupan Imunisasi Lengkap Pada Bayi Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan,

47 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Cakupan Penimbangan Baduta di Posyandu (D/S) Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Khusus untuk anak di bawah lima tahun (balita) yang merupakan anak pra sekolah perlu mendapat perhatian dari orang tua, karena sedang mengalami tumbuh kembang yang cepat. Orang tua perlu selalu mengamati pertumbuhannya, menimbang berat badannya secara teratur, memberi makanan yang bergizi dengan tidak membedakan anak laki-laki dan perempuan. Partisipasi orang tua membawa anaknya ke posyandu setiap bulan perlu didorong terus. Pada usia balita, pertumbuhan fisik merupakan suatu indikator keadaan gizi dan kesehatan seorang anak. Selain itu, keterlambatan pertumbuhan anak dapat merupakan indikasi keterlambatan perkembangan intelektual. Penggunaan kartu menuju sehat (KMS) balita adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan keluarga terhadap status gizi dan kesehatan anaknya, serta menentukan tindakan perbaikan pengasuhan dan pemberian makan kepada anak balita. Upaya pemantauan terhadap pertumbuhan balita dilakukan melalui kegiatan penimbangan di posyandu secara rutin tiap bulannya. Berdasarkan laporan hasil penimbangan bulanan balita di posyandu diketahui bahwa jumlah balita yang dilaporkan di wilayah Kabupaten Barito Selatan tahun 2013 adalah orang, dari jumlah tersebut, balita yang ditimbang berat badannya sebanyak (66,8 %), balita yang naik berat badannya sebanyak 48 (0,6 %). Untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel 47. Sementara untuk balita dengan status gizi buruk pada tahun 2013 ditemukan ada 2 orang balita dan telah mendapat penanganan. (Lampiran tabel 48). Gambar 4.9 Cakupan Indikator D/S dan BGM Pada Balita Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan,

48 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Berdasarkan gambar 4.9 diatas diketahui bahwa tingkat indikator partisipasi masyarakat (D/ S) terhadap penimbangan balita yang tertinggi yaitu di wilayah kerja Puskesmas Babai (91,6 %). Sedangkan untuk kasus gizi buruk ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Kalahien sebanyak 2 orang balita. 14. Penjaringan Kesehatan Siswa SD Kelas I dan setingkat Pelayanan kesehatan pada kelompok anak pra sekolah, usia sekolah dan remaja dilakukan dengan pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak sekolah/ sederajat, serta pelayanan kesehatan remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS, dan dokter kecil. Berdasarkan hasil pengumpulan data dari puskesmas-puskesmas di Kabupaten Barito Selatan tahun 2013 menunjukkan jumlah siswa SD/MI kelas 1 sebanyak orang. Sedangkan yang mendapat pelayanan/ penjaringan kesehatan sebanyak orang atau cakupan pelayanan/penjaringan kesehatan murid kelas 1 SD/MI sebesar 100 %. Bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2012 sebesar 51,5 %, maka pada tahun 2013 terjadi peningkatan yang signifikan cakupan penjaringan kesehatan untuk siswa SD kelas I. (Lampiran tabel 49). 15. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Untuk memantau keadaan kesehatan golongan usia lanjut dilakukan program pemeriksaan kesehatan usia lanjut dengan usia 60 tahun ke atas. Jumlah sasaran usila di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah orang. Berdasarkan data dari Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, jumlah usila yang mendapat pelayanan dan pemeriksaan kesehatan sebanyak orang atau cakupan pelayanan usila sebesar 73,92 %. Bila dibandingkan dengan cakupan usila tahun 2012 sebesar 49,09%, maka pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 16. Desa Terkena KLB yang Ditangani <24 Jam Jumlah desa di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah 93 desa/kelurahan. Berdasarkan jumlah desa/kelurahan tersebut pada tahun 2013 tidak terdapat desa/ kelurahan yang terkena Kejadian Luar Biasa (KLB). 37

49 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Kesehatan Gigi dan Mulut Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas dilaksanakan secara rutin seperti pelayanan kesehatan lainnya. Jumlah tumpatan gigi tetap selama tahun 2012 adalah 210 kasus, sedangkan jumlah pencabutan gigi tetap adalah 598 kasus. Rasio tambal / cabut adalah 0,4 (lampiran tabel 50). Selain itu, dilakukan juga pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar /sederajat. Jumlah sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyyah di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah 193 buah. Sedangkan jumlah sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah yang mendapat pelayanan gigi sebanyak 193 buah. Sementara jumlah anak murid dari 193 sekolah dasar/madrasah ibtidaiyyah adalah dan yang mendapat pelayanan kesehatan gigi sebanyak orang. Sedangkan jumlah murid yang perlu perawatan adalah orang dan yang mendapat perawatan adalah orang (100 %). (lampiran tabel 51). 18. Penyuluhan Kesehatan Dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diselenggarakan upaya kesehatan mulai dari peningkatan/ promosi kesehatan, pencegahan / preventif, pengobatan / kuratif, dan pemulihan / rehabilitatif. Kegiatan penyuluhan kesehatan/ promosi kesehatan dilakukan secara berkala setiap bulan di posyandu, puskesmas pembantu dan puskesmas, sedangkan penyuluhan secara langsung telah dilakukan oleh Petugas Kesehatan. Frekuensi penyuluhan kesehatan selama tahun 2013 adalah 93 kali, jumlah kunjungan rumah adalah 279 kali dan penyebaran informasi kesehatan 558 kali. (lampiran tabel 53). B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN 1. Pemanfaatan Sarana Kesehatan Jumlah kunjungan rawat jalan baik di puskesmas maupun rumah sakit selama tahun 2013 sebanyak kunjungan (67,8 % ), sedangkan jumlah kunjungan rawat inap di tempat yang sama sebanyak kunjungan. Bila dibandingkan dengan kunjungan rawat jalan tahun 2012 sebanyak kunjungan, maka pada tahun 2013 terjadi penurunan kunjungan rawat jalan. Bila dirinci menurut sarana yaitu kunjungan rawat jalan di puskesmas sebesar (76,1 %) dan kunjungan rawat jalan di rumah sakit sebesar (23,9 %). 38

50 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Keluarga Miskin yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dapat diperoleh dengan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di sarana kesehatan baik Puskesmas maupun Rumah Sakit. Jumlah seluruh keluarga miskin yang ada di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah jiwa (1 4,17 % penduduk) dan seluruh dari keluarga miskin dicakup dalam Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jumlah keluarga miskin yang mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas (strata 1) sebesar jiwa (48,9 %) sedangkan yang mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan di rumah sakit (strata 2) sebanyak jiwa (19,6 %). 3. Rumah Sakit Sampai tahun 2013 jumlah rumah sakit di Kabupaten Barito Selatan masih tetap 1 (satu) b uah yaitu Rumah Sakit Umum Buntok yang merupakan rumah sakit yang dikelola pemerintah daerah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 134 buah. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit, diperlukan berbagai indikator. Selain itu agar informasi yang ada dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai nilai banding antara fakta dengan standar yang diinginkan. Terdapat banyak sekali indikator yang dipakai untuk menilai suatu rumah sakit. Yang paling sering dipergunakan diantarannya adalah Bed Occupancy Rate (BOR), Average Length of Stay (ALOS), Bed Turn Over (BTO), dan Turn Over Interval (TOI). Nilai parameter untuk masing-masing indikator adalah BOR idealnya antara %, ALOS idealnya antara 6-9 hari, BTO idealnya antara kali, dan TOI idealnya antara 1-3 hari. Berdasarkan laporan tahun 2013 Rumah Sakit Umum Buntok dan dengan memformulasikan jumlah tempat tidur, jumlah pasien, dan jumlah hari rawat diketahui hasil masing-masing indikator adalah BOR sebesar 58,6 %, BTO sebesar 30,7 Kali, ALOS sebesar 6,9 hari, dan TOI sebesar 4,9 hari. Bila dibandingkan dengan nilai ideal parameter, di tahun 2013 hanya capaian ALOS yang tergolong (lampiran tabel 56 dan 57). 39

51 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan gawat darurat merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masyarakat. Jumlah sarana pelayanan kesehatan strata 1 di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah 12 buah. Sedangkan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kemampuan pelayanan gawat darurat level 1 sebanyak 6 buah yang terdiri dari 1 (satu) rumah sakit umum dan 5 (lima) puskesmas perawatan. Sementara untuk sarana kesehatan lain seperti rumah sakit jiwa dan rumah sakit khusus tidak terdapat di Kabupaten Barito Selatan (lampiran tabel 68). 5. Ketersediaan Obat Pelayanan kesehatan di bidang farmasi, makanan, dan minuman di sarana pemerintah dan swasta dimaksudkan agar dalam pengadaan, pendistribusian, pengawasan, dan penggunaan produk farmasi, makanan, dan minuman dapat meningkatkan mutu, ketersediaan, dan kuantitasnya. Jumlah jenis obat yang dibutuhkan di Puskesmas sebagai sarana pelayanan dasar terdiri dari obat esensial, sangat esensial, dan generik. Secara keseluruhan jenis obat yang dibutuhkan sebanyak 66 jenis dengan rata-rata persentase tingkat ketersediaan adalah 134,00 % dari jumlah obat yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya ketersediaan obat di Kabupaten Barito Selatan dapat dilihat pada lampiran tabel 67. C. PERILAKU MASYARAKAT Perilaku masyarakat berpengaruh positif terhadap derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat diperlukan beberapa indikator yaitu persentase penduduk yang mempunyai keluhan kesehatan menurut cara pengobatan, persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik, dan kebiasaan mengkonsumsi jenis makanan sehat. Sedangkan indikator komposit rumah tangga sehat terdiri dari 10 indikator yaitu persalinan oleh nakes, balita diberi ASI Eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap hari, tersedianya akses terhadap air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah. 40

52 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Rumah Tangga Ber-PHBS Program terpadu untuk mengetahui perilaku masyarakat tentang kesehatan adalah Program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), dimana program ini pendekatannya lebih dititikberatkan pada penilaian terhadap indikator perilaku di tatanan rumah tangga. Dari hasil pemantauan rumah tangga, Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2013 adalah 71 %. Sebanyak rumah tangga yang dipantau ( 80 % dari jumlah rumah tangga yang ada). Dilihat dari capaian Puskesmas, Cakupan tertinggi yaitu pada Puskesmas Patas I sebanyak 76 %. (Lampiran Tabel 58) 2. ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah perilaku dimana kepada bayi sampai dengan umur 6 (enam) bulan hanya diberikan Air Susu Ibu (ASI) saja, tanpa makanan dan atau minuman lain kecuali sirup obat. Pemberian ASI secara eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai. Jumlah bayi yang ada di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 sebanyak orang. Sedangkan jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 256 orang atau cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 12,04 %. Bila dibandingkan dengan cakupan ASI Eksklusif tahun 2012 sebesar 53,1 %, maka pada tahun 2013 cakupan ASI Eksklusif mengalami penurunan. Beberapa penyebab rendahnya cakupan ASI Ekslusif diantaranya yaitu Ibu belum yakin manfaat/keuntungan menyusui bagi tumbuh kembang bayi dan ibu dan Gencarnya promosi susu formula. Untuk lebih rinci dapat disimak pada lampiran tabel 39. Gambar 4.10 Cakupan ASI Eksklusif Tahun Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan,

53 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Berdasarkan gambar 4.10 di atas diketahui bahwa pada tahun 2013 terjadi penurunan cakupan ASI Eksklusif dibanding tahun Bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan yakni cakupan pemberian ASI Ekslusif sebesar 80 persen. Hal ini berarti Kabupaten Barito Selatan masih perlu kerja keras untuk meraih target tersebut. D. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator seperti akses terhadap air bersih, persentase rumah sehat, tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan, dan kepemilikan sarana sanitasi dasar. 1. Rumah Sehat Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Di Kabupaten Barito Selatan Pada tahun 2013 dari penduduknya yang berjumlah jiwa terdapat jumlah rumah sebanyak buah dengan angka hunian rumah sebesar lebih kurang 3 10 jiwa per rumah. Berdasarkan hasil kompilasi laporan kegiatan petugas sanitarian di puskesmas tahun 2013, jumlah rumah yang diperiksa sebanyak buah atau sebesar 52,44 % dari seluruh jumlah rumah yang ada. Berdasarkan rumah yang diperiksa diketahui bahwa rumah dengan kategori sehat sebanyak buah (39,7 %). Bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan sebesar 70 %, maka Kabupaten Barito Selatan masih jauh dari target yang diharapkan. 42

54 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 4.11 Cakupan Rumah Sehat Menurut Puskesmas Tahun 2013 Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 2013 Berdasarkan Gambar 4.11, Puskesmas Tabak Kanilan memperoleh cakupan rumah sehat tertinggi yaitu 74,7 %, sebaliknya puskesmas Baru memperoleh cakupan rumah sehat terendah yaitu 1,7 %. Terdapat dua puskesmas yang memenuhi target Kementerian Kesehatan sebesar 70 % yaitu Puskesmas Tabak Kanilan dan Puskesmas Pendang. 2. Sarana Air Bersih Pada tahun 2013 di Kabupaten Barito Selatan, terdata jumlah keluarga yang ada sebanyak KK. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : jumlah keluarga yang mendapat akses air bersih sebesar (55,3 %) dengan perincian sebagai berikut : menggunakan ledeng sebanyak KK, Sumur Pompa Tangan (SPT) sebanyak 529, Sumur Gali (SGL) sebanyak KK, Penampungan Air Hujan (PAH) sebanyak 95 KK, dan lainnya sebanyak Gambar 4.12 Cakupan Pengguna Air Bersih, Air Minum dan Rumah Bebas Jentik Tahun 2013 Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan,

55 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga yaitu jamban. Dalam tahun 2013, pelaksanaan pemeriksaan sarana sanitasi dasar dilaksanakan dengan 3 (tiga) indikator yaitu jamban, tempat sampah, dan sarana pengelolaan air limbah. Jumlah Kepala Keluarga pada tahun 2013 sebesar KK. Karena keterbatasan sumber daya, jumlah kepala keluarga yang diperiksa keadaan sanitasi dasarnya berjumlah (46,8 %). Berdasarkan jumlah kepala keluarga yang diperiksa diperoleh hasil sebagai berikut jumlah kepala keluarga yang memiliki jamban sebesar KK (62,4 %) dan jamban yang memenuhi syarat kesehatan adalah KK (73,8 %). Bila dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah kepala keluarga yang memiliki jamban sebesar 54,0 %, maka terjadi peningkatan cakupan jamban sehat di tahun Namun bila dibandingkan dengan target Kementerian Kesehatan RI sebesar 80 %, maka Kabupaten Barito Selatan masih belum mencapai target. Sedangkan jumlah kepala keluarga yang diperiksa memiliki tempat pembuangan sampah sebesar memenuhi syarat kesehatan adalah KK (55 %) dan jumlah tempat pembuangan sampah yang KK ( 80,3 %). Bila dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah kepala keluarga yang memiliki tempat sampah yang sehat sebesar (cakupan 40,5 %), maka terjadi peningkatan cakupan kepemilikan tempat pembuangan sampah yang sehat di tahun Sementara jumlah kepala keluarga yang memiliki sarana pengelolaan air limbah berjumlah KK (22,3 %) dan memenuhi syarat kesehatan sebesar 1932 KK (77,3 %). Gambar 4.13 Persentase Jamban Sehat, Tempat Sampah Sehat, dan Pengelolaan Air Limbah Sehat Serta TUPM Sehat Yang di Periksa Tahun 2013 Sumber Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan,

56 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Tempat Tempat Umum (TTU) dan Tempat Umum Pengelolaan Makanan (TUPM) adalah suatu tempat atau sarana umum yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolom renang, tempat ibadah, restoran, dan lain-lain. Tempat umum yang memenuhi syarat adalah terpenuhinya akses air bersih dan sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vector, hygiene sanitasi makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan. Tempat tempat umum juga berpotensi menjadi tempat penyebaran penyakit. Jumlah TUPM di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah 404 buah. Sementara dalam tahun yang sama diperiksa sebanyak 265 buah. Berdasarkan jumlah TUPM yang diperiksa diperoleh hasil sebanyak 186 buah ( 70,2 %) yang memenuhi syarat kesehatan. Bila dibandingkan dengan target cakupan TUPM sehat Standar Pelayanan Minimal sebanyak 80 %, maka Kabupaten Barito Selatan masih harus bekerja lebih keras lagi dalam upaya mencapai target tersebut. 45

57 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber Daya Kesehatan terbagi atas 3 kelompok yaitu Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan, dan Pembiayaan Kesehatan. Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan Kabupaten Barito Selatan tahun 2013 dapat diketahui dalam sajian data dan informasi di bawah ini. A. SARANA KESEHATAN Sarana kesehatan merupakan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan, baik peningkatan, pencegahan, pengobatan, maupun pemulihan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat termasuk swasta. Sarana kesehatan meliputi puskesmas, puskesmas pembantu, rumah sakit, dan sarana kesehatan yang bersumber daya masyarakat. 1. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Pembangunan puskesmas di tiap kecamatan memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesehatan masyarakat. Pada tahun 2013 jumlah Puskesmas di Kabupaten Barito Selatan sebanyak 12 buah. Secara konseptual, Puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran penduduk rata-rata penduduk. Dengan jumlah Puskesmas tersebut berarti 1 puskesmas di Kabupaten Barito Selatan rata-rata melayani sebanyak jiwa. Berdasarkan target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI, rasio puskesmas terhadap penduduk (per penduduk) adalah 8. Dengan data di atas, Kabupaten Barito Selatan memiliki rasio puskesmas terhadap penduduk sebesar 9,5. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Barito Selatan telah memenuhi target rasio tersebut. Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas, beberapa puskesmas telah ditingkatkan menjadi puskesmas perawatan. Jumlah puskesmas perawatan di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah 5 buah. Sedangkan untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan, setiap puskesmas ditunjang oleh puskesmas pembantu dan Poskesdes/Polindes. Jumlah Puskesmas 46

58 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Pembantu pada tahun 2013 adalah 53 buah. Sedangkan jumlah poskesdes/polindes di Kabupaten Barito Selatan adalah 73 buah. Rasio Puskesmas Pembantu/Poskesdes/Polindes terhadap Puskesmas pada tahun 2013 rata-rata 10,5 : 1, artinya setiap Puskesmas didukung oleh 10 sampai 11 Puskesmas Pembantu/Poskesdes/Polindes dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Bila dilihat dari jumlah Kelurahan/ Desa di Kabupaten Barito Selatan, maka semua Kelurahan/ Desa telah memiliki sarana atau fasilitas kesehatan. Di samping itu dalam melaksanakan tugas operasionalnya Puskesmas di Kabupaten Barito Selatan didukung juga oleh Puskemas Keliling sebanyak 12 buah. (lampiran Tabel 68). 2. Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit yang terdapat di wilayah Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 hanya 1 (satu) buah yaitu Rumah Sakit Umum Buntok dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 134 buah. Sedangkan jenis pelayanan yang dilaksanakan adalah pelayanan jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Dengan jumlah rumah sakit yang ada, berarti rasio rumah sakit di Kabupaten Barito Selatan terhadap penduduk (per penduduk) adalah 3,9. Hal ini berarti rasio yang ada masih belum memenuhi target Kementerian Kesehatan RI yang menetapkan sebesar 6 (2 rumah sakit untuk Kabupaten Barito Selatan). Akan Tetapi untuk rasio tempat tidur rumah sakit terhadap penduduk (per penduduk) mencapai target Kementerian Kesehatan RI yang menetapkan sebesar 75 per Penduduk, sedangkan Rumah Sakit Buntok dengan jumlah tempat tidur sebanyak 134 buah, berarti rasio terhadap penduduk adalah 106, Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Poskesdes (Pos Kesehatan Desa), dan POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya. 47

59 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal oleh masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya posyandu dikelompokkan menjadi 4 strata yaitu posyandu strata pratama, posyandu strata madya, posyandu strata purnama, dan posyandu strata mandiri. Jumlah Posyandu di Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 sebanyak 161 buah dengan perincian sebagai berikut, posyandu pratama sebanyak 57 buah (35,40 %), posyandu madya sebanyak 78 buah (48,45 %), posyandu purnama sebanyak 24 buah (14,91 %), dan posyandu mandiri sebanyak 2 buah (1,6324 %).(lampiran tabel 70). Gambar 5.1 Persentase Posyandu di Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Sumber Bidang Pelayanan Kesehatan, 2013 Dari gambar 5.1 diatas dapat dilihat bahwa posyandu dengan kategori posyandu madya adalah posyandu yang masih mendominasi di Kabupaten Barito Selatan (48 %) dari total keseluruhan posyandu yang ada. B. TENAGA KESEHATAN Berdasarkan Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, ratio tenaga kesehatan per penduduk berdasarkan kategori pada tahun 2013 diharapkan mencapai angka rasio sebagai berikut. 48

60 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Tabel 5.1 Target Ratio Tenaga Kesehatan Per Penduduk Tahun 2013 No Jenis Tenaga Rasio 1 Dokter Spesialis 9 2 Dokter Umum 30 3 Dokter Gigi 11 4 Perawat Bidan 75 6 Perawat Gigi 16 7 Apoteker 9 8 Asisten Apoteker 18 9 Sarjana Kesehatan 8 10 Sanitarian Gizi Keterapin Fisik 4 13 Keteknisan Medis 6 Sumber Kementerian Kesehatan RI Menurut data ketenagaan dari Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan (PSDMK) Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan tahun 2013, di mana data yang dikumpulkan meliputi data jumlah dan jenis sumber daya manusia kesehatan yang ada di berbagai sarana kesehatan (Dinas Kesehatan, RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Poskesdes). Jumlah tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan adalah 667 orang. Sedangkan jenis tenaga kesehatan yang ada sebagai berikut : Tabel 5.2 Jenis dan Rasio Tenaga Kesehatan Per Penduduk Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 No Jenis Tenaga Jumlah Rasio 1 Dokter Spesialis 6 4,7 2 Dokter Umum 37 29,3 3 Dokter Gigi 8 6,3 4 Perawat Bidan ,3 6 Perawat Gigi 20 15,8 7 Apoteker Asisten Apoteker 21 16,6 9 Sarjana Kesehatan Masyarakat 21 16,6 10 Sanitarian Gizi 18 14,2 12 Keterapin Fisik 3 2,3 13 Keteknisan Medis 33 26,1 Sumber Bidang Pengembangan SDM Kesehatan,

61 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa ada 5 (lima) jenis tenaga kesehatan yang sudah memenuhi target rasio per penduduk Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 yaitu perawat, bidan, sarjana kesehatan masyarakat, sanitarian, dan teknisi medis. Sebaliknya ada 8 (delapan) jenis tenaga kesehatan yang masih di bawah target rasio per penduduk yaitu dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, gizi dan keterapian fisik (lampiran tabel 74 78). Kementerian Kesehatan menetapkan 4 (empat) jenis tenaga kesehatan yang harus diperhatikan keberadaannya yaitu dokter umum, dokter gigi, perawat, dan bidan. Bila dilihat pencapaian rasio keempat jenis tenaga tersebut, maka jumlah dokter umum dan dokter gigi masih dibawah target yang diharapkan. Namun untuk jumlah perawat dan bidan telah memenuhi target yang ditetapkan. Distribusi tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Barito Selatan berdasarkan sarana kesehatan ( tempat kerja), maka yang terbanyak adalah di sarana kesehatan puskesmas (termasuk pustu dan polindes) sebanyak 59,5 %, sedangkan yang bekerja di Rumah Sakit Umum sebanyak 38,5 %, dan sisanya sebanyak 1,7 % bekerja di Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Selatan. Gambar 5.2 Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan Sarana Kesehatan Kabupaten Barito Selatan Tahun 2013 Sumber Bidang Pengembangan SDM Kesehatan, 2013 Berdasarkan gambar 5.2 di atas, hampir semua jenis tenaga kesehatan proporsi terbesar ada di Puskesmas, kecuali untuk dokter spesialis, apoteker, terapi fisik, dan terapi medik yang proporsi terbanyaknya ada di Rumah Sakit. 50

62 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Guna mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan dibutuhkan pembiayaan kesehatan yang dapat menjamin kecukupan, pembelanjaan, transfaransi, berkelanjutan, efektif, efisien, dan akuntabilitas. Pembiayaan kesehatan merupakan suatu proses yang terus-menerus dan terkendali agar tersedia dana kesehatan yang memadai dan berkesinambungan. Penggalian dana sektor kesehatan diperoleh dari sumber dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi dan APBN. Dana yang bersumber dari APBD Kabupaten Barito Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp ,- yang terdiri dari belanja langsung sebesar Rp ,- dan belanja tidak langsung sebesar Rp Bila dibandingkan dengan anggaran kesehatan dari APBD tahun 2012 yang sebesar Rp ,- maka pada tahun 2013 terjadi peningkatan dana APBD. Untuk dana yang berasal dari APBD Provinsi yakni Dana Alokasi Khusus Kalteng Barigas sebesar ,-. Sementara dana kesehatan yang bersumber dari APBN adalah sebesar Rp ,- yang terdiri dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sebesar Rp ,. Berdasarkan tiga jenis sumber pembiayaan tersebut, total anggaran kesehatan Kabupaten Barito Selatan tahun 2013 adalah sebesar Rp ,-. Bila dibandingkan dengan total anggaran APBD Kabupaten Barito Selatan, maka proporsi anggaran kesehatan tahun 2013 adalah 4,49 % dari total APBD Kabupaten. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 4,75 %, maka pada tahun 2013 terjadi peningkatan anggaran kesehatan Dinas Kesehatan dari APBD. Berdasarkan anggaran kesehatan yang ada diketahui bahwa anggaran kesehatan per kapita adalah Rp ,19. Anggaran kesehatan per kapita tahun 2013 lebih tinggi dibanding tahun 2012 yang sebesar Rp ,86. Persentase anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 5.3 berikut. 51

63 Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2013 Edisi 2014 Gambar 5.3 Persentase Anggaran Kesehatan Berdasarkan Total APBD Kabupaten Barito Selatan Tahun Sumber Sekretariat Dinas Kesehatan, 2013 Berdasarkan Gambar 5.3 diketahui bahwa kecendrungan persentase anggaran kesehatan dari total APBD Kabupaten Barito Selatan terlihat semakin meningkat selama 4 (empat) tahun terakhir ( ) yaitu dari 3,9 % menjadi 4,8 %. Sedangkan untuk total anggaran kesehatan tahun 2013 (anggaran Dinas Kesehatan dan RSUD Kabupaten Barito Selatan) proporsinya diatas 10 % dari total anggaran Kabupaten. Proporsi ini tentunya sudah sesuai dengan Undang Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 Pasal

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN Jalan Bandara Sanggu 73751 Buntok-Kalimantan Tengah PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BARITO SELATAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 Edisi 2013

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 Edisi 2013 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2012 Edisi 2013 DINAS KESEHATAN Jalan Pelita Raya No. 01 Telp/Fax [0525]21236 Buntok Profil Kesehatan Kab. Barito Selatan Tahun 2012 Edisi 2013 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan cita-cita UUD 1945. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321) DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) 321957, FAX. (0321) 390113 Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto Kata Pengantar Puji syukur

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA

PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PEMERINTAH KABUPATEN BOMBANA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOMBANA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Penyakit Endemis di Kalbar

Penyakit Endemis di Kalbar Penyakit Endemis di Kalbar 1. Malaria Penyakit Malaria masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2009 (tabel 11) terdapat

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax.

Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) Fax. http://dinkes.mojokertokab.go.id/ Email : dinkeskabmojokerto@gmail.com Jln. RA Basuni No. 04, Sooko, Mojokerto Telp. (0321) 321957 - Fax. (0321) 390113 Profil Kesehatan Tahun 2016 Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr.h.mohammad IMRON,M.MKes. NIP KATA PENGANTAR Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso telah dapat menyusun Profil Kesehatan Kabupaten Bondowoso Tahun 2012, yang berisi apa yang telah dikerjakan oleh Dinas

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016.

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah. tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan telah tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah tahun 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Bener Meriah Tahun 2016 ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan bidang kesehatan menurut Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN PEMERINTAH DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@yahoo.co.id KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

DAFTAR TABEL. Judul Tabel DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel Tabel 1 : Tabel 2 : Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah tangga dan kepadatan penduduk menurut kecamatan Kota Depok tahun 2007 Jumlah penduduk

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi Tahun Anggaran : 2015 PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 2015

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas anugerah, rahmat dan karunia-nya akhirnya profil Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 1 BAB II PERENCANAAN KINERJA Dalam mencapai suatu tujuan organisasi diperlukan visi dan misi yang jelas serta strategi yang tepat. Agar lebih terarah dan fokus dalam melaksanakan rencana strategi diperlukan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci