PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TAHUN 2013"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM TIM PENYUSUN Pengarah Adri, SKM, M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Ketua Satria Darma, SKM Kasubbag Program dan Pelaporan Tim Analisis dan Interpretasi Widiarti Ariani, SKM Putri Ginasing Pinem, AmKeb Siti Nursaleha Bancin, AmKeb Kontributor Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Bidang- Bidang Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulussalam Puskesmas Kota Subulussalam Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Badan Pemberdayaan Perempuan & Kesejahteraan Keluarga Kota Subulussalam DINAS KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM

2

3 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Kota Subulussalam merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan sebagai hasil pemantauan dan evaluasi terhadap hasil pembangunan kesehatan di Kota Subulussalam, termasuk kinerja dari penyelenggaraan kegiatan kesehatan, juga upaya pembangunan kesehatan yang terkait dengan sektor. Profil Kesehatan Kota Subulussalam merupakan kelanjutan dari profil tahun-tahun sebelumnya dan peremajaan serta adanya perkembangan data dan informasi kesehatan sebagai hasil berbagai upaya kesehatan selama tahun 2013, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum serta lingkungan yang terkait dengan kesehatan. Data yang dihimpun ini merupakan bahan yang sangat berguna dalam melakukan analisa kecenderungan di bidang kesehatan terutama untuk penentuan strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan dimasa mendatang. Dalam rangka peningkatkan mutu Profil Kesehatan Kota Subulussalam berikutnya diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaga dalam penyusunan profil kesehatan Tahun 2013, kami sampaikan terima kasih. Mudah-mudahan Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 ini bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang terkini sesuai dengan harapan kita semua. Subulussalam, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kota Subulussalam ADRI, SKM, M.Kes Nip Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 i

4

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI...ii DAFTAR TABEL......v DAFTAR GRAFIK......vi BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS...3 B. KEADAAN PENDUDUK Kepadatan Penduduk Komposisi Penduduk Rasio Jenis Kelamin Rasio Beban Tanggungan...6 C. PENDIDIKAN 7 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Harapan Hidup 12 B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Pola 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas Penyakit Menular...14 a. Malaria...14 b. Demam Berdarah Dengue (DBD)...15 c. TB Paru...17 d. Persentase Balita dengan Pnuemonia Ditangani...21 e. Cakupan Penanganan Kasus Diare...22 f. Prevalensi Penyakit Kusta...23 ii Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

6 g. Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)...24 C. STATUS GIZI Persentase Berat Lahir Rendah (BBLR) Persentase Balita Dengan Gizi Kurang Persentase Balita Dengan Gizi Buruk BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1) 30 b. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan.. 31 c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas d. Cakupan Kunjungan Neonatus Pelayanan Keluarga Berencana (KB). 35 a. Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi b. Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Pelayanan Imunisasi.37 a. Imunisasi Dasar Pada Bayi 38 b. Desa UCI (Universal Chile Immunization) Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI Pada Usia 6-23 Bulan Keluarga Miskin Jumlah Balita Ditimbang Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD Dan Setingkat Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 iii

7 B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN..45 C. PERILAKU HIDUP SEHAT Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS.. 47 D. KEADAAN LINGKUNGAN...48 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. TENAGA KESEHATAN Situasi Tenaga Kesehatan Subulussalam Jenis Tenaga Kesehatan Berdasarkan Rasio Penduduk Proporsi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori Keadaan Ketenagaan Berdasarkan Kelompok B. SARANA KESEHATAN DASAR C. SARANA KESEHATAN RUJUKAN D. PEMBIAYAAN KESEHATAN E. PENUTUP iv Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

8 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Tabel 5.2 Jenis Ketenagaan Kesehatan Berdasarkan Ratio Dan Proporsi di Kota Subulussalam Tahun Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Dasar Yang Ada Di Kota Subulussalam Tahun Halaman Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 v

9 DAFTAR GRAFIK Grafik 2.1 Grafik Grafik 2.3 Grafik 2.4 Grafik 3.1 Grafik 3.2 Grafik 3.3 Grafik 3.4 Grafik 3.5 Grafik 3.6 Grafik 3.7 Grafik 3.8 Grafik 3.9 Grafik 3.10 Grafik 3.11 Grafik 3.12 Grafik 3.13 Grafik 3.14 Halaman Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun Piramida Penduduk Kota Subulussalam Tahun Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kota Subulussalam Tahun Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Subulussalam Tahun Angka Kematian Balita (AKABA) di Kota Subulussalam Tahun Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Subulussalam Tahun Angka Harapan Hidup (AHH) di Kota Subulussalam Tahun Data 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak Puskesmas Di Kota Subulussalam Tahun Angka Kesakitan Malaria di Kota Subulussalam Tahun Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Subulussalam Tahun Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Di Kota Subulussalam Tahun Jumlah Kasus Baru TB BTA+ di Kota Subulussalam Tahun Succes Rate TB Paru BTA+ di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita Di Kota Subulussalam Tahun Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani Di Kota Subulussalam Tahun Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Di Kota Subulussalam Tahun Jumlah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di vi Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

10 Grafik 3.15 Grafik 3.16 Kota Subulussalam Tahun Proporsi Balita Gizi Kurang di Kota Subulussalam Tahun Proporsi Balita Gizi Buruk di Kota Subulussalam Tahun Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) Di Kota Subulussalam Tahun Grafik 4.2 Grafik 4.3 Grafik 4.4 Grafik 4.5 Grafik 4.6 Grafik 4.7 Grafik 4.8 Grafik 4.9 Grafik 4.10 Grafik 4.11 Grafik 4.12 Grafik 4.13 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Kota Subulussalam Tahun 2010 dan Cakupan Pelayanan Ibu Nifas di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Kota Subulussalam Tahun Persentase Desa UCI di Kota Subulussalam Tahun Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Menurut Kecamatan Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Balita Ditimbang & BGM Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Di Kota Subulussalam Tahun Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Di Kota Subulussalam Tahun Grafik 4.14 Grafik 5.1 Grafik 5.2 Grafik 5.3 Grafik 5.4 Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS di Kota Subulussalam Tahun Persentase Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori Di Kota Subulussalam Tahun Gambaran Tenaga Medis di Kota Subulussalam Tahun Gambaran Tenaga Perawat di Kota Subulussalam Tahun Gambaran Tenaga Bidan di Kota Subulussalam Tahun Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 vii

11 Grafik 5.5 Grafik 5.6 Grafik 5.7 Gambaran Tenaga Kefarmasian di Kota Subulussalam Tahun Gambaran Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Subulussalam Tahun Gambaran Tenaga Gizi di Kota Subulussalam Tahun viii Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

12 DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN MENURUT KECAMATAN KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA SUBULUSSALAM PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA SUBULUSSALAM Tabel 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 ix

13 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 24 CAKUPAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 25 CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KOTA SUBULUSSALAM KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KOTA SUBULUSSALAM x Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

14 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS, MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 33 Tabel 34 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 36 Tabel 37 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 39 Tabel 40 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 42 Tabel 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 xi

15 Tabel 44 Tabel 45 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA SUBULUSSALAM Tabel 57 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA SUBULUSSALAM Tabel 58 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM xii Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

16 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 63 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 64 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 65 Tabel 66 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI DI KOTA SUBULUSSALAM TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 67 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 68 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 69 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 70 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA SUBULUSSALAM Tabel 71 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 72 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 73 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 74 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 xiii

17 Tabel 75 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 76 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 77 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Tabel 81 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN DI KOTA SUBULUSSALAM Tabel 82 ANGGARAN KESEHATAN KOTA SUBULUSSALAM *** xiv Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

18

19

20

21 BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud. Pembangunan kesehatan juga merupakan upaya salah satu hak rakyat, yaitu kesehatan yang sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Keberhasilan suatu pembangunan dapat dilihat dari suatu nilai yaitu indeks pembangunan kesehatan/human Development Indekx (IPM/HDI). Ada 3 (tiga) indikator penilaian dari IPM yakni umur harapan hidup, angka melek huruf, ratarata sekolah dan kemampuan daya beli. Umur harapan hidup berkaitan dengan kesehatan. Bila dilihat permasalahan kesehatan yang ada tidak lepas dari masih tingginya angka kematian ibu, kematian bayi, kematian balita, masih ditemuinya gizi kurang pada balita, masih tingginya angka kesakitan penyakit menular, kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular, belum memadainya jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan terutama di wilayah kepulauan dan terpencil. Selain itu, juga dapat disebabkan masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat dan bersih. Dalam rangka peningkatan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan maka perlu adanya informasi kesehatan yang akurat, tepat waktu, dan lengkap sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan dalam pengolahan pembangunan kesehatan, serta menyediakan informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi program kesehatan. Profil Kesehatan Kota Subulussalam tahun 2013 merupakan hasil pengolahan data kesehatan selama periode tahun 2013 (bulan Januari Desember) dan merupakan gambaran tentang kesehatan di Kota Subulussalam selama tahun Dimana profil ini juga merupakan alat ukur pencapaian indikator pembangunan kesehatan yang ada, sehingga pembangunan kesehatan dapat dirancang kearah yang lebih baik. Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Kota Subulussalam ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kota Subulussalam dan tujuan khususnya adalah diperolehnya gambaran tentang derajat kesehatan masyarakat, situasi lingkungan kesehatan, upaya kesehatan dan situasi sumber daya kesehatan. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

22 Profil kesehatan ini menggambarkan secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan faktor-faktor terkait lainnya. Metodologi pengumpulan data profil ini dilakukan dengan memvalidasi data, analisis, dan korelasi antar table dan program dari seluruh kegiatan program di setiap puskesmas di wilayah Kota Subulussalam. Sajian data dilakukan dalam bentuk table, grafik dan pencapaian indikator Standar Pelayanan Minimum (SPM) per puskesmas. Adapun Sistematika penulisan profil kesehatan adalah sebagi berikut; Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013 serta sistematika penyajiannya. Bab II Situasi Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum yang meliputi; keadaan geografis, kependudukan, perekonomian, pendidikan, dan lingkungan fisik serta perilaku yang terkait dengan kesehatan. Bab III Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi mengenai Angaka Kematian (Mortalitas), Angka Kesakitan (Morbiditas), dan status gizi masyarakat. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2013, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang telah dilakukan itu meliputi pencapaian pelayanan kesehatan dasar, pencapaian kesehatan rujukan, pencapaian upaya kesehatan pencegahan dan pemberantasan penyakit dan upaya perbaikan gizi masyarakat. Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini mengenai sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun Gambarannya mencakup tentang keadaan tenaga, sarana kesehatan dan pembiayaan kesehatan. dan mengakhiri penyusunan Profil Kesehatan Kota Subulussalam serta ucapan terima kasih. *** 2 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

23

24

25 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Secara Geografis wilayah kota Subulussalam berbatasan di sebelah utara dengan wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan Kabupaten Dairi, disebelah selatan dengan wilayah kabupaten Aceh Singkil, di sebelah barat Kabupaten Dairi, dan di sebelah timur dengan Kabupaten Aceh Selatan. Kota Subulussalam terletak antara Bujur Timur dengan luas area km2. Kota yang terbentuk sejak tahun 2007 ini, dibagi menjadi 5 kecamatan yaitu Simpang Kiri, Penanggalan, Rundeng, Sultan daulat, dan Longkib. Kota ini memiliki 8 mukim dan 74 desa. Kota Subulussalam mempunyai iklim tropis yang bertipe A dan B serta terdapat 2 (dua) musim, yaitu penghujan (yang biasanya berlangsung bulan Agustus Januari) dan musim kemarau (biasanya berlangsung bulan Maret Agustus). Suhu udara berkisar antara 24 C 28 C dan curah hujan berkisar antara mm/tahun, dengan hari rata rata 140 hari/tahun. B. KEADAAN PENDUDUK Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Kota Subulussalam tahun 2013 sebanyak jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,63%. Adapun laju pertumbuhan penduduk dapat dipengaruhi oleh kematian, kelahiran, migrasi masuk dan migrasi keluar. Jumlah Penduduk Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

26 Grafik 2.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2013 Jumlah penduduk di Kota Subulussalam paling banyak terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu jiwa (40,92% dari jumlah total penduduk), kemudian diikuti kecamatan Sultan Daulat sebanyak jiwa dan Kecamatan Penanggalan sebanyak jiwa. Sementara kecamatan Longkib menempati urutan terendah yaitu sebanyak jiwa. Kecamatan Simpang Kiri sebagai kecamatan yang terbesar penduduknya dikarenakan kecamatan ini memiliki akses jalan Provinsi. 1. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam tahun 2013 adalah 52,06 per Km² artinya terdapat 52 jiwa penduduk tiap Km² nya. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh besarnya wilayah pada masing-masing kecamatan. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Simpang Kiri yaitu sebesar 318,66 per Km² dan terendah di Kecamatan Sultan Daulat sebesar 22,68 per Km². Kepadatan penduduk dari sektor kesehatan merupakan indikator dalam melihat beberapa kondisi kesehatan yang akan muncul terutama kondisi kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan ketersediaan air minum, air bersih, sistem pembuangan air limbah dan sampah keluarga. Kepadatan penduduk di Kota Subulussalam menurut kecamatan pada tahun 2013 dapat dilihat pada gambar dibawah ini : 4 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

27 Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun Komposisi Penduduk Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota Subulussalam sebanyak jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan. Berdasarkan distribusi penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur maka kita dapat memperoleh gambaran piramida penduduk Kota Subulussalam sebagai berikut. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

28 Grafik 2.3 Piramida Penduduk Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Subulussalam Tahun 2013 Komposisi penduduk di Kota Subulussalam menurut kelompok umur, antara lain; kelompok umur muda (0-14 tahun) sebesar 41,04 %, kelompok umur produktif (15-64 tahun) sebesar 56,95 % dan kelompok umur tua ( 65 tahun) sebesar 2,01 %, dengan angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2013 sebesar 75, Rasio Jenis Kelamin Pada tahun 2013, rasio jenis kelamin penduduk kota Subulussalam sebesar 100,28 Ini berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki di Kota Subulussalam lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Yang mana untuk setiap 100 penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. 4. Rasio Beban Tanggungan Rasio beban tanggungan merupakan perbandingan antara banyaknya orang yang belum produktif (usia kurang dari 15 tahun) dan tidak produktif lagi (usia 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (15-64 tahun). 6 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

29 Rasio ketergantungan penduduk Kota Subulussalam pada tahun 2013 sebesar 75,58. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15 64 tahun) terdapat sekitar 76 orang usia tidak produktif (0-14 dan >65 tahun), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. C. PENDIDIKAN Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu kota adalah tersedianya cukup sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM saat ini lebih difokuskan pada pemberian kesempatan seluas-luasnya kepada penduduk untuk mengecap pendidikan, terutama penduduk kelompok usia sekolah (umur 7 24 tahun). Jumlah murid menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kota Subulussalam tahun 2013 adalah orang SD, orang SMTP, orang SMTA, 832 orang Diploma II, 779 Diploma III, dan S2 /S3 50 orang. Grafik 2.4 Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Subulussalam Tahun 2013 *** Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

30

31

32

33 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas dan status gizi. Pada bab ini derajat kesehatan masyarakat Kota Subulussalam digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan Angka Morbiditas Penyakit. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut tidak hanya berasal dari kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya. Pada bab ini situasi derajat kesehatan di Kota Subulussalam Tahun 2013 digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas beberapa penyakit. A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan dalam bab ini yaitu AKB, AKBA, AKI, dan umur harapan hidup. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah angka yang mendefenisikan banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1,000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka ini merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi. 8 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

34 Pada tahun 2007, menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) bahwa AKB di Indonesia sebesar 34 per 1,000 kelahiran hidup sedangkan di Propinsi Aceh 25 per 1,000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan jumlah kematian bayi yang bersumber dari fasilitas kesehatan (facility Based) dan laporan masyarakat atau kader (community based) gambaran Jumlah Kematian Bayi sebanyak Angka Kematian Bayi selama tiga tahun terakhir meningkat di Kota Subulussalam, yaitu dari 0 pada tahun 2010, 5,18 per kelahiran hidup di tahun 2011, 11,36 per kelahiran hidup pada tahun 2012, dan Sementara target MDGs untuk AKB pada tahun 2015 sebesar 23 per kelahiran hidup. Berbagai faktor dapat menyebabkan kematian bayi, seperti belum meratanya pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu faktor kondisi ekonomi masyarakat yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga berdampak pada daya tahan terhadap infeksi penyakit. Gambaran Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Subulussalam selama kurun waktu empat tahun terakhir ( ) dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Grafik 3.1 Angka Kematian Bayi (AKB) Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

35 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1,000 kelahiran hidup dan sebelum umur 5 tahun. Millenium Development Goals (MDGS) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai , sedangkan dengan nilai dan rendah dengan nilai < 20. AKABA merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Berikut ini merupakan gambar perkembangan AKABA sejak tahun 2010 sampai tahun Grafik 3.2 Angka Kematian Balita (AKABA) Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Bila dibandingkan AKABA di Provinsi Aceh tahun 2012 adalah 11.8/1.000 KH, posisi AKABA Kota Subulussalam masih berada dibawah Propinsi Aceh. Sementara Target MDG s untuk indikator AKABA di Indonesia adalah sebesar 32 per kelahiran hidup pada tahun Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

36 3. Angka Kematian Ibu (AKI) Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator dalam menentukan derajat kesehatan masayarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kematian atau penanggannya seperti masa kehamilan, persalinan dan nifas (tidak termasuk kecelakan atau kasus bersifat insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhatikan lama kehamilan per 100,000 kelahiran hidup. Target MDGs untuk penurunan kematian ibu adalah menurunkan ¾ pada tahun 2015 dari tahun Berdasarkan target MDGs berarti di tahun 2015 AKI ditargetkan maksimal 100 kematian per 100,000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil SDKI (2007) menunjukan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per 100,000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan yang didapat bahwa jumlah kematian ibu di Kota Subulussalam mengalami penurunan pada tiga tahu terakhir yaitu sebesar 68 per kelahiran hidup di tahun 2013, 189 per kelahiran hidup di tahun 2012, dan 518 per kelahiran hidup di tahun Sebagian besar penyebab kematian maternal diakibatkan oleh perdarahan. Berikut grafik jumlah kematian ibu Kota Subulussalam Tahun Grafik 3.3 Jumlah Kematian Ibu Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

37 4. Angka Harapan Hidup Angka Harapan Hidup (AHH) dapat digunakan untuk menilai status derajat kesehatan. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Gambaran AHH di Indonesia selama tahun menunjukkan peningkatan. Angka Harapan Hidup di Kota Subulussalam menunjukan peningkatn dari tahun ke tahun, meskipun masih dibawah standar nasional. Semakin tinggi angka harapan hidup mengindikasikan bahwa akses kesehatan masyarakat semakin baik. Angka harapan hidup juga berhubungan dengan pola hidup serta pendidikan yang dimiliki. Kota Subulussalam yang merupakan daerah pemekaran memiliki Angka Harapan Hidup pada tahun 2008 sebesar 65,54 artinya penduduk yang lahir pada tahun 2008 akan memiliki peluang hidup sebesar 65 tahun. Pada tahun 2011 Angka Harapan Hidup penduduk Kota Subulussalam meningkat menjadi 66,01 tahun. Grafik 3.4 Angka Harapan Hidup Di Kota Subulussalam Tahun Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

38 B. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) Morbiditas adalah angka kesakitan baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. 1. Pola 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak di Puskesmas Pola sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di 5 Puskesmas Kota Subulussalam dapat dilihat pada grafik dibawah ini: Grafik 3.5 Data 10 (Sepuluh) Penyakit Terbanyak Puskesmas Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : SP2TP Tahun 2013 Kota Subulussalam Dari hasil tabulasi data yang bersumber dari SP2TP menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah Common Cold dengan kasus sebanyak 2.435, diikuti dengan Infeksi Akut Lain Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak kasus, dan kecelakaan dan ruda paksa sebanyak Sedangkan jenis penyakit terendah adalah penyakit kulit karena jamur dengan jumlah kasus sebanyak 277 kasus. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

39 2. Penyakit Menular a. Malaria Malaria adalah salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan Anopheles. Pada umumnya wilayah endemis malaria adalah desa-desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Di Indonesia merupakan salah satu penyakit menular yang masih memerlukan perhatian. Pengendalian malaria di Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 293/MENKES/SK/IV/2009, tanggal 28 April 2009 tentang eliminasi malaria. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat dapat hidup sehat, yang terbebas dari penularan malaria secara bertahap sampai tahun 2030, dengan sasaran wilayah eliminasi termasuk wilayah Aceh di tahun Untuk mendukung keberhasilan program ELIMINASI MALARIA di wiliyah aceh khususnya Kota Subulussalam. Maka perlu adanya perhatian dan kerja sama lintas sektoral terutama menyangkut kebijakan program kesehatan dalam upaya pengendalian penyakit malaria. Untuk mengetahui insiden penyakit malaria di suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun dapat menggunakan Annual Parasite Insidens (API). API merupakan angka kesakitan malaria (berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium) per 1,000 penduduk dalam 1 tahun. Berdasarkan stratifikasi Ditjen PP & PPLS Kementrian Kesehatan menetapkan endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu: endemis tinggi bila API > dari 5 per penduduk; endemis sedang bila API berkisar antara 1 5 per penduduk; endemis rendah bila API berkisar 0 1 per 1.000; dan non endemis apabila daerah tersebut tidak terdapat penularan malaria (Daerah pembebasan Malaria) API = 0. Berdasarkan peta endemisitas malaria menurut Kabupaten/Kota di Indonesia bahwa Provinsi Aceh tergolong endemis rendah yaitu API < 1, begitu juga halnya dengan Kota Subulussalam memiliki API yang terus menurun di tiga tahun terakhir, yaitu 0,5 per penduduk di tahun 2010, menjadi 0,04 per penduduk pada tahun Angka ini cukup bermakna karena diikuti dengan intensifikasi upaya pengendalian malaria yang salah satu hasilnya adalah peningkatan cakupan pemeriksaan sediaan 14 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

40 darah atau konfirmasi laboratorium. Tingginya cakupan pemeriksaan sediaan darah di laboratorium tersebut merupakan pelaksanaan kebijakan nasional pengendalian malaria dalam mencapai eliminasi malaria, yaitu semua kasus malaria klinis harus dikonfirmasi laboratorium. Kematian akibat malaria atau case fatality rate (CFR) pada tahun 2013 di Kota Subulussalam tidak ditemukan. Gambaran angka kesakitan malaria (Annual Parasite Insidence) di Kota Subulussalam tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Grafik 3.6 Angka Kesakitan Malaria Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam b. Demam Bedarah Dengue (DBD) Demam Bedarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang bisa menyerang anak berumur kurang 15 tahun dan juga orang dewasa. Adapun masa inkubasinya selama Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

41 lebih kurang 7 s/d 14 hari tergantung daya tahan tubuh seseorang. Penderita penyakit DBD sedikitnya memenuhi 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium antara lain; 1. Kriteria Klinis : - Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas - Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet positif) - Pembesaran hati - Syok 2. Kriteria Laboratorium : - Trombositopenia (Trombosit < /..l) - Hematokrit naik > 20 % DBD merupakan salah satu penyakit yang perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Penyakit Pada tahun 2013 jumlah kasus demam berdarah dengue di Kota Subulussalam yang dilaporkan sebanyak 6 kasus dengan Incidence rate/angka Kesakitan sebesar 8,3 per penduduk. Adapun Incidence rate/angka Kesakitan jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Subulussalam pada tahun yang dilaporkan melalui profil kesehatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Grafik 3.7 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam 16 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

42 Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi peningkatan pada tiga tahun terakhir ( ) yaitu berturut-turut sebesar 4,0; 11,5; 18,7 dan terjadi penurunan di tahun 2013 menjadi 8,3. Setiap tahunnya insiden DBD masih menjadi masalah di Kota Subulussalam. Hal ini disebabkan tingginya mobilitas penduduk ke daerah-daerah dengan tingkat endemisitas yang tinggi, kondisi geografis dan musim yang tidak menentu. Oleh sebab itu upaya penanggulangan kasus, pengendalian vektor dan upaya-upaya pemutusan rantai penularan penyakit harus ditingkatkan dan dioptimalkan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif, antara lain dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3 M Plus. Sementara itu kematian akibat DBD (CFR) tidak ditemukan selama tahun c. TB Paru Penyakit Tuberkulosis ( TB ) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini bisa menyebar melaului droplet orang yang telah terinfeksi basil TB. Sebagian besar penderita tuberkulosis adalah kelompok usia produktif ( tahun ). Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS TB menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs. Strategi DOTS (Directly Observerd Treatment Short-course) telah direkomendasikan oleh WHO sebagai strategi dalam penanggulangan TB, dan telah terbukti secara ekonomis paling efektif (cost efective). Strategi ini terdiri atas 5 komponen kunci, yaitu; 1) komitmen politis 2) pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya 3) pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan 4) jaminan ketersediaan OAT yang bermutu 5) sistem pencatatan pelaporan yang mampu memberikan terhadap hasil pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan. Program ini telah terintegrasi dalam pelayanan kesehatan dasar 98 % di puskesmas. Tujuan dari strategi DOTS ini adalah untuk memutuskan mata rantai penularan, mencegah terjadinya multi drug resistance (MDR). Target program penanggulangan tuberkulosis adalah tercapainya penemuan kasus baru tuberkulosis Basil Tahan Asam (BTA) positif minimal 70 % dari perkiraan dengan angka kesembuhan minimal 85%, diharapkan target ini dapat Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

43 menurunkan tingkat prevalensi dan kematian akibat tuberkulosis dalam upaya mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun Berdasarkan grafik di bawah ini kasus baru (insidens) TB Paru BTA+ yaitu pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis) harian yaitu 116/ penduduk. Sedangkan prevalensi TB Paru BTA+ yaitu kasus yang ada (baik kasus baru maupun kasus lama) per penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu berjumlah sebanyak 129/ penduduk. Sementara kematian akibat TB Paru BTA+ yaitu banyaknya kematian karena TB paru per penduduk pada wilayah dan kurun waktu tertentu tidak ditemukan. Grafik 3.8 Jumlah Kasus TB Paru dan Kematian Akibat TB Paru Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam Dari grafik di atas terlihat peningkatan jumlah kasus TB Paru dalam tiga tahun terakhir yaitu dari 89 kasus pada tahun 2011, 108 kasus di tahun 2012, dan 135 kasus di tahun Hal ini menunjukkan bahwa penemuan pasien baru TB meningkat. 18 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

44 1. Angka Penemuan Kasus TB Paru (CDR) Jumlah perkiraan pasien baru TB BTA positif adalah Insidens Rate TB baru BTA positif per penduduk dikali jumlah penduduk pada suatu wilayah tertentu. Adapun Insiden rate yang digunakan kabupaten/kota berdasarkan hasil survey nasional tentang prevalensi TB pada tahun terakhir. Di Kota Subulussalam jumlah suspect TB Paru pada tahun 2013 berjumlah dengan BTA + sebanyak 121 kasus, sementara jumlah keseluruhan kasus TB Paru sebanyak 135 kasus. Penderita TB Paru klinis yaitu penderita TB yang ditandai dengan gejalagejala klinis seperti; demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, nafsu makan dan berat badan menurun, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah), perasaan tidak enak (malaise), lemah, timbul suara mengi dan sesak. Jumlah penderita TB Paru Klinis di Kota Subulussalam berjumlah 820 penderita. TB Paru BTA+ adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak Sewaktu Pagi dan Sewaktu (SPS) dalamsuatu wilayah kerja pada waktu tertentu. Sebanyak 76 kasus jumlah TB Paru BTA+ yang ditemukan di Kota Subulussalam selama tahun Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case Detection Rate ( CDR ), yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati melalui DOTS terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang diperkiran ada dalam wilayah tersebut. Berdasarkan data Program P2PL Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Angka Penemuan Kasus (CDR) terus mengalami peningkatan pada kurun waktu tiga tahun terakhir ( ) yaitu sebesar 68,41%, 85,7%, dan 96%. Berdasarkan target nasional SPM bahwa penemuan pasien baru TB BTA Positif sebesar 100% di tahun 2010 masih belum tercapai. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

45 Grafik 3.9 Jumlah Kasus Baru BTA+ Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam 2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+ BTA+ diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA positif dengan OAT selama 6 bulan. Sedangkan Penderita TB Paru (+) sembuh adalah penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya menunjukkan 2 kali negatif). Adapun Pengobatan Lengkap adalah Pasien Baru TB BTA+ yang telah menjalani pengobatan dengan OAT selama 6 bulan. Angka Kesembuhan Penderita (AKP) tuberkulosis merupakan persentase kasus pasien baru yang tercatat positif terinfeksi tuberkulosis yang berobat sendiri ataupun berobat melalui strategi DOTS secara lengkap dan selesai. Dari grafik 3.8 dibawah ini dapat dilihat bahwa angka kesuksesan (sucsess rate) pada kurun waktu tiga tahun terakhir ( ) berturut-turut adalah 83,05; 94,03; dan 90,38. Angka ini dapat secara langsung dipantau dalam kontrol pasien yang diobati melalui DOTS. Pengawasan yang efektif melalui penemuan dan penanganan kasus infeksi akan membatasi resiko penyebarannya. Karena itu pendekatan pengawasan melalui strategi DOTS merupakan sebuah strategi murah dan dapat mencegah jutaan pasien dari kematian. 20 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

46 Grafik 3.10 Success Rate TB Paru BTA + Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam d. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Penyakit ini disebabkan oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite) dan penyebab lainnya. Pneumonia juga dapat terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun,usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi atau gangguan imunologi). Perkiraan pneumonia pada balita adalah jumlah perkiraan penderita pneumonia balita di suatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita yaitu 10 % dari jumlah balita pada wilayah dan kurun waktu yang sama. Perkiraan pneumonia pada balita di Kota Subulussalam pada tahun 2013 berjumlah 724 dengan penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 2 kasus (0,3%). Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

47 Grafik 3.11 Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam e. Cakupan Penanganan Kasus Diare Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam kurun waktu 24 jam (Depkes, RI). Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Penyebab diare akut paling banyak adalah virus, sehingga akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlu pemberian obat. Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam kurun waktu satu tahun. Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan kader adalah 10 % dari angka kesakitan dikali dengan jumlah penduduk disatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun. Sementara angka kesakitan yaitu angka kesakitan nasional hasil Survey Morbiditas Diare tahun 2006 sebesar 423/1000 penduduk. 22 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

48 Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ( ) cakupan penanganan kasus diare di Kota Subulussalam mengalami peningkatan yaitu dari 55,3% pada tahun 2011 menjadi 68,4 % di tahun Berikut grafik cakupan penanganan kasus diare di Kota Subulussalam Tahun Grafik 3.12 Persentase Diare Ditemukan dan Ditangani Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam f. Prevalensi Penyakit Kusta Kusta merupakan penyakit menular dan menahun yang disebabkan oleh infeksi bakteri Micobacterium leprae yang ditandai dengan timbulnya bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi, penebalan syaraf tepi yang disertai gangguan fungsi syaraf berupa mati rasa dan kelemahan/kelumpuhan yang sering terjadi pada otot tangan, otot kaki serta mata, serta terdapatnya kuman tahan asam M. Leprae pada hasil pemeriksaan kerokan jaringan kulit (skin smear). Sepanjang tahun 2013 tidak terdapat penderita kusta yang dilaporkan di Kota Subulussalam. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

49 g. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Berdasarkan ketetapan dari kementrian kesehatan bahwa ada beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain; 1. Penyakit Difteri yaitu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran dikerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebakan sulit bernafas. 2. Penyakit Pertusis merupakan penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, danbatuk kering. 3. Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang disebabkan infeksi bakteri dari luka terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiper-refleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci), spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus/spasme respiratoris, serangan kejang dan paralysis. 4. Penyakit Tetanus Neonatorum yaitu suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan kekurangan imunisasi maternal. 5. Penyakit campak adalah penyakit akut yang disebakan morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), dan terjadi pertama kali saat anakanak. 6. Penyakit polio adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, dapat menyerang semua umur, namun biasanya menyerang anak-anak usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu bagian tubuhnya. 7. Penyakit Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E). Berikut grafik penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di Kota Subulussalam Tahun Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

50 Grafik 3.13 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam C. STATUS GIZI Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan makanan/intake gizi. 1. Persentase Berat Lahir Rendah (BBLR) BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak memandang masa gestasi atau masa kehamilan. Bayi lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang, sedangkan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Berdasarkan laporan yang diterima di Kota Subulussalam tahun 2013 terdapat 13 kasus BBLR dari bayi baru lahir yang ditimbang. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

51 Grafik 3.14 Jumlah Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Kota Subulussalam Tahun Dari grafik di atas terlihat bahwa selama kurun waktu tiga tahun terakhir ( ) terjadi penurunan kasus BBLR yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baiknya status gizi masyarakat. 2. Proporsi Balita Dengan Gizi Kurang Balita dengan gizi kurang merupakan salah satu dari indikator global atau nasional untuk memonitoring salah satu pencapaian target MDGs yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Balita kurang gizi adalah perbandingan antara balita berstatus gizi kurang dengan balita seluruhnya. Prevalensi status gizi balita diperoleh melalui indeks berat badan, umur, dan jenis kelamin. Kategori status gizi ditentukan dengan menggunakan standar NCHS-WHO, yang dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan Z-score yaitu: 1. Gizi lebih (Z-score >= +2) 2. Gizi normal (-2 < Z-score < +2) 3. Gizi normal (-2 < Z-score < +2) 26 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

52 4. Gizi Buruk (Z-score <= -3) Balita gizi kurang mencakup kategori 3 dan 4. Banyak faktor yang mempengaruhi bayi/balita kurang gizi, yaitu seperti kurangnya asupan gizi seimbang pada anak dan adanya penyakit penyerta. Balita dengan gizi kurang memiliki kemungkinan resiko kematian yang tinggi, menghambat pertumbuhan dan mempengaruhi status kesehatannya dikemudian hari. Berikut ini digambarkan persentase balita gizi kurang di Kota Subulussalam tahun Grafik 3.15 Proporsi Balita Gizi Kurang Di Kota Subulussalam Tahun Terlihat dari grafik di atas bahwa persentase balita dengan gizi kurang mengalami penurunan selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu 3,3% pada tahun 2011 menjadi 1,2% (2012), kemudian 1,1% (2013). Hal ini menunjukkan bahwa telah semakin baiknya tingkat status gizi balita di Kota Subulussalam. 3. Proporsi Balita Dengan Gizi Buruk Balita dengan gizi buruk berdampak terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Gejala awal sering tidak jelas, hanya terlihat berat badan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak seusianya, yaitu hanya sekitar 60-80% Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

53 dari berat badan ideal. Adapun ciri-ciri klinis lainnya antara lain; kenaikan berat badan berkurang, terhenti atau bahkan menurun, ukuran lingkaran lengan atas menurun, maturasi tulang terlambat, rasio berat terhadap tinggi normal cenderung menurun, tebal lipat kulit normal atau semakin berkurang. Proporsi balita dengan kasus gizi buruk di Kota Subulussalam sedikit mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun lalu, yaitu 0,25 pada tahun 2012 menjadi 0,22 di tahun Banyak faktor yang menyebabkan balita gizi buruk, antara lain; faktor ekonomi yang masih mendominasi, pengetahuan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih rendah, faktor penyakit degeneratif sehingga balita mengalami banyak komplikasi penyakit, dan masih tingginya penyakit kecacingan. Berikut ini digambarkan proporsi balita gizi buruk di Kota Subulussalam tahun Grafik 3.16 Proporsi Balita Gizi Buruk Di Kota Subulussalam Tahun *** 28 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

54

55

56

57 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat, yang mencangkup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, yang mencangkup antara lain; upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama tahun A. PELAYANAN KESEHATAN Pelayanan kesehatan dasar adalah hal penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di masyarakat. Dengan pelayanan kesehatan dasar secara teapat dan cepat, maka sebagian besar masalah kesehatan dapat diatasi. Berikut berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah. Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melaui peningkatan derajat kesehatan Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

58 yang optimal bagi ibu dan keluarganya. Serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang yang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. a. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K-1) Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Adapun hasil dari pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Beberapa hal yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal antara lain; kelengkapan sarana puskesmas dan jarak tempuh, tenaga kesehatan, serta pengetahuan dan sikap ibu hamil. Berikut gambaran cakupan K1 dan K4 di Kota Subulussalam tahun dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini. Grafik 4.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) Di Kota Subulussalam Tahun (Persen) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Cakupan K1 merupakan gambaran banyaknya ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan K4 adalah gambaran banyaknya ibu hamil yang telah 30 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

59 mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali kunjungan, yaitu sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga, dan dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut. Selama kurun waktu empat tahun terakhir ( ) terjadi peningkatan cakupan K1 dan K4 secara signifikan. Yaitu cakupan K1 dari 78,20 di tahun 2010 menjadi 96,40 di tahun Dan cakupan K4 sebesar 59,10 di tahun 2010 menjadi 88,50 di tahun Dari cakupan tersebut mengindikasikan bahwa kelompok sasaran mudah untuk mendapatkan pelayanan dengan ketersediaan sarana dan tenaga kesehatan yang memadai, mulai dari pelayanan bidan di desa sampai ke pelayanan puskesmas dan jaringannya. Meningkatnya cakupan K4 juga diperkuat dengan adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) sejak tahun 2010 dan diluncurkannya Jaminan Persalinan (Jampersal) sejak tahun 2011 juga makin bersinergi dalam berkontribusi meningkatkan cakupan K4. b. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Petolongan persalinan merupakan salah satu kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menggambarkan indikator output dari hasil kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dari pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Subulussalam dalam kurun waktu empat tahun terakhir terjadi peningkatan yaitu dari 59,3% di tahun 2010 menjadi 88,3% pada tahun Bila dbandingkan dengan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) nasional yaitu 90% di tahun 2015 sudah hampir mendekati. Capaian cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Subulussalam dapat dilihat pada grafik 4.2 di bawah ini; Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

60 Grafik 4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan di Kota Subulussalam Tahun (Persen) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam c. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Adapun pelayanan yang diberikan meliputi; 1) pemeriksaan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya; 3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul vitamin A IU sebanyak dua kali (2x24 jam); dan 5) pelayanan KB pasca persalinan. 32 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

61 Grafik 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Di Kota Subulussalam Tahun (Persen) Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Cakupan pelayanan ibu nifas di Kota Subulussalam mengalami peningkatan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu 61,1% pada tahun 2011, 63,2% tahun 2012, dan 77,9% di tahun Sementara target nasional SPM untuk cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun 2015 adalah 90 %. Maka Kota Subulussalam masih belum mencapai target nasional. d. Cakupan Kunjungan Neonatus Kunjungan Neonatus (KN) adalah suatu upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko pada bayi lahir antara umur 0-7 hari (KN1) dan umur 8-28 hari (KN2). Karena bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu, yang meliputi pelayanan kesehatan dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan luka, perawatan tali pusat, perawatan kulit dan pemberian Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

62 imunisasi. Gambaran cakupan kunjungan neonatus (KN) di Kota Subulussalam Tahun dapat dilihat pada Garfik 4.4 berikut di bawah ini. Grafik 4.4 Cakupan Kunjungan Neonatus (KN) di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam Cakupan kunjungan neonatal (KN 1) di Kota Subulussalam Tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu dari 87,9% pada tahun 2011 menjadi 89,4% ditahun 2012, dan 95,6% ditahun Jika dibandingkan dengan rata-rata nasional (92,31%) posisi Kota Subulussalam berada di atas rata-rata. Sementara kunjungan neonatal lengkap (KN 3) bersifat fluktuatif, yaitu dari 83,7% tahun 2011 menjadi 86,1% tahun 2012 kemudian turun menjadi 79,3% di tahun Bila dibandingkan dengan rata-rata nasional (87,79%) berarti cakupan kunjungan neonatus Kota Subulussalam masih berada di bawah rata-rata cakupan nasional. 34 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

63 2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) Pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran, agar jumlah keluarga dapat direncanakan. Pembatasan jumlah kelahiran dapat dilakukan dengan alat-alat kontrasepsi seperti; komdom, spiral, IUD, dan lain-lain. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB aktif maupun baru yang menggunakan alat kontrasepsi, dapat dilihat pada grafik 4.5 di bawah ini; Grafik 4.5 Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Kecamatan di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Subulussalam a. Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Pencapaian peserta KB aktif merupakan salah satu indikator kuantitatif keberhasilan pelaksanaan program KB. Cakupan peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

64 Grafik 4.6 Cakupan Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Subulussalam Berdasarkan data di atas terlihat bahwa sebagian besar peserta KB Aktif menggunakan jenis kontrasepsi oleh suntik (51,84 %), kemudian diikuti oleh pil (33,29%), kondom (8,31%), implant (3,49%), IUD (1,91%), MOW (1,14%), dan MOP (0,03%). Cakupan peserta KB aktif di Kota Subulussalam sebesar 96,36 %. Berdasarkan target Stándar Pelayanan Minimal (SPM) nacional yaitu 70%, menunjukkan bahwa cakupan peserta KB aktif Kota Subulussalam telah mencapai target. b. Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Peserta KB Baru merupakan pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu metode alat kontrasepsi atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu metode kontrasepsi setelah berakhir masa kehamilannya. Cakupan peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi di Kota Subulussalam dapat dilihat pada gambar 4.6 di bawah ini. 36 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

65 Grafik 4.7 Cakupan Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga Kota Subulussalam Dari grafik 4.7 di atas menggambarkan bahwa penggunaan alat kontrasepsi bagi peserta KB baru adalah pil (38,27%), kemudian suntik (37,57%), dan kondom (16,74%). Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain seperti; pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan, dan jumlah anak yang diinginkan, selain dari adanya efek samping yang merugikan dari alat kontrasepsi yang pernah digunakan, juga berpengaruh dalam menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor dalam memilih jenis kontrasepsi. 3. Pelayanan Imunisasi Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terserang penyakit menular yang dapat mematikan, seperti; Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typhus, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit lainnya. Sebagai salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital adalah melalui imunisasi kelompok resiko tinggi ini dapat terlindungi. Imunisasi merupakan suatu tindakan pemberian kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Vaksin adalah kuman (antigen) yang pada saat masuk ke dalam tubuh, sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya reaksi Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

66 pertama tubuh untuk membuat antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai pengalaman. Namun pada reaksi ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut, sehingga pembentukkan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan menimbulkan akibat yang fatal. Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri, seperti imunisasi polio atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat, seperti penyuntikan ATS (anti Tetanus Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Juga pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap tetanus dan campak. a. Imunisasi Dasar Pada Bayi Program imunisasi pada bayi dikelompokkan menjadi beberapa jenis imunisasi yaitu BCG, HB0, DPT+HB1, DPT3+HB3, Polio4 dan Campak. Berikut adalah gambar persentase cakupan imunisasi bayi di Kota Subulussalam Tahun Secara keseluruhan terjadi penurunan pada cakupan imunisasi dasar bayi di dua tahun terakhir ( ). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi rendahnya cakupan imunisasi dasar bayi antara lain; rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat, masih kurangnya SDM kesehatan. Berikut grafik cakupan imunisasi dasar pada bayi di Kota Subulussalam tahun Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

67 Grafik 4.8 Cakupan Imunisasi Dasar Pada Bayi Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam b. Desa Universal Child Immunization (UCI) Kementrian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata pemerintah untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs), khususnya untuk menurunkan angka kematian anak. Indikator keberhasilan pelaksanaan imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/kelurahan yaitu minimal 80% bayi didesa/kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Pencapaian Universal Child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan perkiraan terhadap cakupan atas imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan). Adapun target UCI sesuai dengan standar pelayanan minimal (SPM) menetapkan target 100 % desa UCI pada tahun Pencapaian desa UCI di Kota Subulussalam tahun 2013 adalah 24,4%, terjadi penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu sebesar 50%. Pencapaian ini masih masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dicapai yaitu sebesar 100%. Hal ini disebabakan antara lain kurang perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap program imunisasi, kurangnya dana operasional untuk program imunisasi, fasilitas dan infrastruktur yang kurang memadai, serta Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

68 sumberdaya yang kurang memadai, juga kurangnya pengetahuan masyarakat tentang program dan manfaat imunisasi, juga pengetahuan yang minim akan vaksin. Oleh karena itu sosialisasi imunisasi diseluruh desa perlu ditingkatkan terutama bagi masyarakat dengan keluarga yang memiliki anak bayi dan balita. Supaya permasalahan kesakitan dan kematian pada balita dapat dikurangi. Berikut grafik cakupan desa Universal Child Imunization (UCI) Grafik. 4.9 Persentase Desa UCI Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam 4. Cakupan Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif Bayi yang mendapat ASI eksklusif merupakan bayi yang hanya mendapat Air Susu Ibu (ASI) saja, sejak dilahirkan hingga usia 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan khusus bayi yang memiliki kandungan dan nutrisi ( kalori, asam lemak, laktosa, dan asam amino) sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi. ASI juga memberikan perlindungan pada bayi baru lahir dengan imunoglobulin (antibodi yang diperlukan untuk kekebalan tubuhnya). Persentase bayi yang diberikan ASI eksklusif di Kota Subulussalam selama tahun 2013 sebesar 53,3%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2012) sebesar 19,4% cukup jauh meningkat. Cakupan bayi yang diberi ASI eksklusif dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat, dan perilaku ibu terhadap pemberian ASI. 40 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

69 5. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Usia 6 23 Bulan Keluarga Miskin Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI) adalah suplemen tambahan untuk bayi usia 6 sampai 23 bulan, selain ASI sebagai makanan utama. Tujuan pemberian MP ASI yaitu memberikan nutrisi pada anak dari keluarga miskin. Sedangkan anak usia 6 23 bulan dari keluarga miskin, yaitu bayi dengan usia 6-11 bulan dan anak usia bulan dari keluarga miskin (Gakin). Kriteria Gakin ini ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Cakupan pemberian MP ASI pada anak 6-23 bulan Keluarga Miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-23 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari. Di Kota Subulussalam cakupan pemberian MP ASI pada anak 6 23 bulan keuarga miskin pada tahun 2013 sebesar 100%. 6. Jumlah Balita Ditimbang Balita ditimbang adalah jumlah balita yang ditimbang berat badannya di sarana pelayanan kesehatan termasuk posyandu dan tempat penimbangan lainnya. Balita ditimbang bertujuan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan balita, sejak umur 1 tahun sampai dengan 5 tahun di Posyandu. Juga sebagai deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita. Dan hasilnya akan dicatat pada buku KIA dan Kartu Menuju Sehat (KMS), sehingga akan terlihat adanya kenaikan atau penurunan berat badan balita. Balita dengan berat badan naik adalah jumlah balita yang pada waktu penimbangan naik beratnya sesuai garis pertumbuhan. Sedangkan balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) adalah jumlah balita yang hasil penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada KMS. Adapun balita yang naik berat badannya memiliki tanda-tanda antara lain; garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna KMS, garis pertumbuhannya pindah ke pita warna di atasnya. Sedangkan tanda-tanda Berat Badan tidak naik yaitu; garis pertumbuhannya menurun, garis pertumbuhannya mendatar, garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna lebih muda. Dan balita gizi kurang memiliki tanda-tanda; Berat badan tidak naik selama tiga bulan berturutturut, badannya kurus, mudah sakit dan tampak lesu dan lemah, mudah menangis/rewel. Kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada balita di posyandu. Data yang didapat dari 5 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

70 Puskesmas yang ada di Kota Subulussalam menunjukkan dari sekitar balita yang ditimbang (67,1%), 1,1% berada di Bawah Garis Merah (BGM). Wilayah dengan BGM terbanyak terdapat di Kecamatan Longkib yaitu sebanyak 12 balita (2,8%). Berikut grafik BGM menurut kecamatan di Kota Subulussalam. Grafik Persentase Balita di Bawah Garis Merah (BGM) Menurut Kecamatan Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam 42 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

71 Grafik Cakupan Balita Ditimbang & BGM Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam 7. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB) dan Umur (U) dengan Z score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor, dan marasmus-kwashiorkor). Balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang dirawat/ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai dengan tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 17 balita gizi buruk di Kota Subulussalam, dan keseluruhannya telah mendapatkan perawatan (100%) sesuai dengan tatalaksana gizi buruk. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan di Kota Subulussalam sebesar 100%. Capaian tersebut telah memenuhi standar SPM yaitu 100% pada tahun Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan madrasah ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (tenaga medis, perawat,petugas puskesmas yang sudah Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

72 terlatih) bersama tenaga kesehatan terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat di Kota Subulussalam pada tahun 2013 sebanyak siswa atau sebesar 100%. 9. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Usia Lanjut (Usila) merupakan kelompok umur >65 tahun. Data BPS menunjukkan bahwa jumlah lansia terus mengalami peningkatan dari 5,3 jiwa (1971), meningkat menjadi 14,4 juta jiwa (2000) dan diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 28,8 jiwa. Peningkatan penduduk lansia ini disebabkan oleh semakin membaiknya pelayanan kesehatan dan meningkatnya usia harapan hidup. Lansia di pedesaan perlu mendapat perhatian yang lebih. Karena selain minimnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan diperkirakan sekitar 60% lansia tinggal dipedesaan. Cakupan pelayanan Kesehatan Usia Lanjut tahun di Kota Subulussalam dapat dilihat pada grafik 4.13 di bawah ini. Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Di Kota Subulussalam Tahun Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam 44 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

73 10. Rasio Tambal/ Cabut GigiTetap Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu kegiatan di Puskesmas yang meliputi kegiatan pelayanan dasar gigi dan upaya kesehatan gigi sekolah. Kegiatan pelayanan dasar gigi adalah tumpatan (penambalan) gigi tetap dan pencabutan gigi tetap. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi tetap, pengobatan, dan penambalan sementara yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Rasio tumpatan/pencabutan gigi tetap Kota Subulussalam tahun 2013 sebesar 0, Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan salah satu kegiatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut adalah upaya promotif dan preventif kesehatan gigi. Murid SD diperiksa (UKGS) adalah murid SD yang diperiksa keadaan giginya. Kegiatan UKGS meliputi pemeriksaan gigi pada seluruh murid untuk mendapatkan murid yang perlu perawatan gigi dan memberikan perawatan gigi pada murid yang memerlukan. Pemeriksaan gigi dan mulut pelayanan kesehatan gigi dan mulut seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan penambalan sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Puskesmas minimal 2 kali dalam setahun. Jumlah murid SD di Kota Subulussalam yang memerlukan perawatan gigi pada tahun 2013 sebanyak 648 murid. Dan semuanya mendapat perawatan ggi dan mulut (100%). B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) merupakan suatu sistem pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas kesehatan kelompok, yang mengintegrasikan antara sistem pembiayaan kesehatan dengan sistem mutu pelayanan kesehatan yang bersifat paripurna (promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif) dengan pola pembiayaan yang dilaksanakan secara pra upaya. JPK Pra-Bayar adalah suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

74 Askes adalah Asuransi Kesehatan yang dikelola oleh PT. Askes Indonesia, dimana anggota utamanya adalah pegawai negeri sipil dan non sipil, termasuk anggota keluarganya. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial. Askeskin/Jamkesmas merupakan kartu yang dikeluarkan oleh PT. ASKES dengan tujuan membantu masyarakat miskin untuk berobat ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya. Cakupan JPK Pra Bayar Kota Subulussalam tahun 2013 adalah sebesar 95,8%. Hal ini berarti hampir semua penduduk telah mendapatkan jaminan pemeliharaan kesehatan Pra-Bayar. Grafik Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Bidang Jaminan dan Sarana Kesehatan Dinkes Kota Subulussalam 46 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

75 C. PERILAKU HIDUP SEHAT 1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan serta dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan juga kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu PHBS adalah Gizi yaitu makan dengan beraneka macam jenis makanan, minum tablet tambah darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita kapsul vitamin A, menjaga kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Rumah Tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup dan sehat, yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif kepada bayi, penimbangan balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. Grafik Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Bidang PMK Dinkes Kota Subulussalam Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

76 D. KEADAAN LINGKUNGAN Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapatkan perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Lingkungan sehat yang dimaksud mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan yang sehat itu bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan seperti limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak diproses, binatang pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengion, air yang tercemar dan makanan yang terkontaminasi. Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator yang diprogramkan dalam sektor kesehatan, yaitu presentase keluarga yang memiliki persediaan air minum sehat, presentase keluarga yang memiliki akses jamban sehat, presentase keluarga yang mengelola sampah dengan baik dan presentase keluarga yang mengelola air limbahnya dengan aman. Sedangkan lingkungan yang dikembangkan sektor-sektor terkait mencakup kependudukan, kondisi lingkungan sosial dan kondisi ekonomi. *** 48 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

77

78

79 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting di dalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan, sarana kesehatan, sumber dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. Tahun 2013 situasi sumber daya kesehatan secara menyeluruh mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding pada tahun 2012, sehingga meningkatkan pelayanan kesehatan diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa maupun di Puskesmas. Pada tahun 2013 tenaga kesehatan khususnya bidan sudah dapat dipenuhi dilihat dari setiap desa sudah mempunyai bidan desa yang bertugas. Pada saat ini Kota Subulussalam sudah memiliki Rumah Sakit Umum Daerah, namun kendala yang dihadapi adalah kurangnya tenaga dokter spesialis yang bertugas serta peralatan kesehatan yang dimiliki masih belum lengkap. Kota Subulussalam masih banyak menghadapi masalah kesehatan. Jika di lihat dari jumlah sarana kesehatan yang ada saat ini, terlihat sudah semakin banyak dan baik kondisinya, akan tetapi belum didukung sepenuh nya oleh jumlah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan mumpuni dalam bidang kesehatan serta kurangnya rasa bertanggung jawab di wilayah tugasnya sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum berjalan maksimal. Pemerintah Kota Subulussalam terus berusaha untuk mengatasi kekurangan di bidang kesehatan diantaranya melakukan seleksi ketat terhadap bidan desa yang akan ditempatkan di desa masing-masing. A. TENAGA KESEHATAN Dalam upaya mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota Subulussalam Terwujudnya masyarakat Kota Subulussalam yang sehat didukung dengan profesionalisme dan kinerja yang tinggi maka diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia (SDM), yang diharapkan mampu bekerja secara profesional dan selalu berusaha untuk mengembangkan kemampuannya dalam Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

80 rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya kesehatan harus terus menjadi perhatian dari semua pihak baik dari pihak pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. 1. Situasi Tenaga Kesehatan Kota Subulussalam Tenaga kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan pembangunan kesehatan secara menyeluruh. Tahun 2013 situasi sumber daya kesehatan secara menyeluruh mengalami peningkatan yang lebih baik dibanding pada tahun tahun sebelumnya, peningkatan jumlah tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa maupun di Puskesmas. Pada tahun 2013 tenaga kesehatan khususnya bidan sudah dapat dipenuhi dilihat dari setiap desa sudah mempunyai bidan desa yang bertugas. Perencanaan tenaga kesehatan diatur melalui PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah ini dinyatakan antara lain bahwa pengadaan dan penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang merata bagi masyarakat. Perencanaan nasional tenaga kesehatan disusun dengan memperhatikan jenis pelayanan yang dibutuhkan, sarana kesehatan, serta jenis dan jumlah yang sesuai. Perencanaan nasional tenaga kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Secara umum ketersediaan ketenagaan kesehatan di Kota Subulussalam masih kurang, khususnya untuk tenaga dokter spesialias yang masih minim jumlahnya. Pengadaan tenaga kesehatan dilakukan pemerintah secara bertahap setiap tahunnya. Dari tahun 2008 s/d 2013 jumlah tenaga kesehatan di Kota Subulussalam mengalami peningkatan yang signifikan, tetapi ketersediaan tenaga kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan yang di harapkan, hal ini merupakan suatu permasalahan yang sangat komplit dihadapi oleh pemerintahan Kota Subulussalam. Dari beberapa permasalahan tersebut diatas beberapa langkah telah ditempuh adalah seperti pengangkatan tenaga kesehatan yang honorer untuk ditempatkan di desa, pembentukan dan pengembangan desa siaga, dan pembangunan Poskesdes di beberapa desa, sedangkan perlengkapan peralatan medis di Puskesmas secara berkesinambungan sudah mulai di benahi. Peningkatan kualitas tenaga kesehatan dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan pelatihan 50 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

81 baik di Kota Subulussalam maupun di ibu kota Provinsi ataupun di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh. 2. Jenis Tenaga Kesehatan Bedasarkan Ratio Penduduk. Secara ratio tenaga kesehatan dinilai atas kecukupan tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk yang dilayani, jumlah tenaga kesehatan saat ini terdiri dari tenaga kesehatan yang langsung melayani masyarakat dan tenaga kesehatan yang berada pada pelayanan administrasi, pelayanan langsung adalah pada Puskesmas, Poskesdes, dan Polindes, sedangkan pelayanan administrasi adalah kantor Dinas Kesehatan. Untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan di antaranya digunakan indikator rasio tenaga perawat Puskesmas per puskesmas dan rasio tempat tidur di rumah sakit terhadap perawat yang bertugas di rumah sakit. Rasio masing-masing tenaga kesehatan di Kota Subulussalam pada tahun 2013 yaitu: 1. Rasio dokter umum 24,86 per penduduk, artinya masih membutuhkan 15 dokter umum lagi di Kota Subulussalam berdasarkan standar yaitu 40 dokter umum dalam penduduk. 2. Rasio dokter gigi sebesar 9,67 per penduduk, artinya masih membutuhkan 1 dokter gigi di Kota Subulussalam jika berdasarkan standar kebutuhan yaitu 11 per penduduk. 3. Rasio perawat sebesar 204,38 per penduduk yang berarti bahwa kelebihan sebanyak 87 orang tenaga perawat di Kota Subulussalam jika berdasarkan standar yaitu 117 per penduduk. 4. Rasio bidan sebesar 268 per penduduk yang berarti bahwa kelebihan 168 orang tenaga bidan di Kota Subulussalam jika berdasarkan standar yaitu 100 bidan per penduduk. 5. Rasio Apoteker sebesar 2,76 per penduduk. Kota Subulussalam masih membutuh 7 orang Apoteker lagi untuk mencapai jumlah minimal sebanyak 10 Apoteker. 6. Rasio tenaga Asisten Apoteker sebesar 32 per penduduk, ini berarti berlebih tenaga Asisten Apoteker sebanyak 2 orang lagi jika berdasarkan standar yaitu 30 per penduduk. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

82 7. Rasio tenaga gizi sebesar 15,19 per penduduk, artinya di Kota Subulussalam sampai tahun 2012 masih membutuhkan tenaga gizi sebanyak 7 orang jika berdasarkan standar yaitu 22 orang per penduduk. 8. Rasio tenaga kesehatan masyarakat sebesar 33,14 per penduduk, artinya Kota Subulussalam masih membutuhkan tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 7 jika berdasarkan satandar yaitu 40 orang per penduduk. 9. Rasio tenaga sanitasi sebesar 12,43 per penduduk, atinya Kota Subulussalam masih membutuhkan tenaga sanitasi sebanyak 28 orang, jika berdasarkan standar yaitu 44 orang per penduduk. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 5.1 Jenis Ketenagaan Kesehatan Berdasarkan Ratio dan Proporsi Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Jumlah Penduduk Jiwa No Jenis Ketenagaan Jumlah Yang Ada Ratio Per Penduduk Standar Rasio per pendududk Kebutuhan Proporsi (100%) 1 Kesehatan Masyarakat Dokter Umum Dokter Gigi Apoteker Keperawatan Kebidanan Nutrisionis Ass. Apoteker Sanitasi Fisioterafis Elektro Medis Jumlah ,00 Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun Proporsi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori 2013 yaitu: Tenaga kesehatan berdasarkan kategori di Kota Subulussalam pada tahun 1. Tenaga perawat sebesar 50,00% yang terdiri dari alumni SPK, D-III Keperawatan dan S1 Keperawatan. 52 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

83 2. Tenaga bidan sebesar 65,54% yang terdiri dari alumni Pendidikan Bidan, D-III Kebidanan, dan D-IV Bidan Pendidik. 3. Tenaga medis sebesar 8,45 % yang terdiri dari dokter umum, dokter gigi. 4. Tenaga Kesehatan Masyarakat sebesar 8,11% yang terdiri dari SKM, M.Kes dan MPH. 5. Tenaga elektro medis sebesar 6,08% yang terdiri dari analis, elektro medik, penata rontgen, penata anestesi, dan fisioterapi, 6. Tenaga gizi sebesar 11,49% yang terdiri dari SPAG, AKZI, D3 Gizi, 7. Tenaga kefarmasian sebesar 8,45 % yang terdiri dari apoteker dan asisten apoteker, Gambaran ketenagaan diseluruh katagori di Kota Subulussalam pada tahun 2013 terlihat bahwa tenaga perawat dan bidan yang mendominasi ketenagaan kesehatan, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Grafik 5.1 Persentase Tenaga Kesehatan Berdasarkan Kategori Di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun Keadaan Ketenagaan Kesehatan Berdasarkan Kelompok a. Tenaga Medis Tenaga Medis yang ada di Kota Subulussalam terdiri atas dokter umum dan dokter gigi, sedangkan dokter spesialis berjumlah lima orang, yang terdiri dari dokter kesehatan anak, dokter kandungan, dokter bedah, dokter anastesi, dan Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

84 dokter penyakit dalam. Rasio tenaga medis pada tahun 2013 sebesar 35 per penduduk. Berikut ini gambaran keadaan tenaga medis di Kota Subulussalam Tahun 2013 sebagai berikut: Grafik 5.2 Gambaran Tenaga Medis di Kota Subulussalam Tahun (Orang) Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun 2013 b. Tenaga Perawat Tenaga Perawat di Kota Subulussalam terdiri dari perawat kesehatan dan perawat gigi umumnya yang berpendidikan, S1 Keperawatan, D-3 Keperawatan/keperawatan gigi, dan SPK/SPRG. Pada tahun 2013 keadaan perawat di Kota Subulussalam sudah terpenuhi dilihat dari rasio tenaga perawat dengan penduduk Kota Subulussalam sebesar 204 per penduduk sedangkan standar rasio sebesar 117,5 per penduduk. Banyaknya jumlah perawat di Kota Subulussalam karena banyaknya pegawai pindahan dari Kabupaten/Kota lain masuk ke Kota Subulussalam, akan tetapi penyebaran perawat di Kecamatan masih belum merata, dimana masih terpusat di puskesmas perkotaan seperti Puskesmas Simpang Kiri dan Penanggalan. 54 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

85 Grafik 5.3 Gambaran Tenaga Perawat di Kota Subulussalam Tahun 2013 Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun 2013 c. Tenaga Bidan Bidan merupakan ujung tombak tenaga kesehatan yang membantu proses kelahiran. Tenaga bidan yang handal serta bertanggung jawab sangat dibutuhkan di setiap daerah dalam upaya menekan jumlah kematian ibu dan anak. Kota Subulussalam setiap tahunnya mendapatkan alokasi tenaga bidan desa yang di danai dari Kementerian Kesehatan dalam upaya menuju MDG s 2015 yang menitik beratkan pada penurunan jumlah kematian ibu dan anak. Namun jika dilihat dari tabel sebelumnya Angka Kematian Bayi meningkat dari tahun sebelumnya berbanding terbalik dengan Angka Kematian Ibu. Hal ini mengindikasikan bahwa masih rendahnya peran serta tenaga kesehatan di Kota Subulussalam dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat awam, sehingga perilaku hidup sehat yang berhubungan dengan kehamilan dan kesehatan lainnya masih rendah. Dalam upaya mengatasi meningkatnya kematian Ibu dan dan Anak perlu Reward dan Punishment terhadap tenaga bidan yang bertugas di desa. Tenaga Bidan di Kota Subulussalam terdiri dari Bidan desa dan Bidan Puskesmas dan tenaga bidan umumnya berpendidikan D-IV Kebidanan, D-3 Kebidanan dan D-I Bidan. Pada tahun 2013 keadaan tenaga bidan di Kota Subulussalam sudah terpenuhi dilihat dari rasio tenaga bidan dengan penduduk Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

86 Kota Subulussalam sebesar 268 per penduduk sedangkan standar rasio sebesar 100 berarti di Kota Subulussalam Pada Tahun 2013 mengalami kelebihan tenaga bidan sebanyak 68 orang. Berikut gambaran tenaga bidan pada tahun 2013 sebagai berikut : Grafik 5.4 Gambaran Tenaga Bidan di Kota Subulussalam Tahun (Orang) Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun 2013 d. Tenaga Kefarmasian Tenaga kefarmasian di Kota Subulussalam terdiri dari Apoteker dan Assisten Apoteker. Pada umumnya tenaga kefarmasian berpendidikan S-1 Farmasi (Apoteker) dan D-3 Farmasi. Pada tahun 2013 keadaan tenaga kefarmasian di Kota Subulussalam belum terpenuhi dilihat dari rasio tenaga farmasi dengan penduduk Kota Subulussalam. Untuk tenaga S-1 Farmasi (Apoteker) sebesar 3 per penduduk sedangkan standart rasio sebesar 10 berarti di Kota Subulussalam pada tahun 2013 mengalami kekurangan tenaga apoteker sebanyak 7 orang. Sedangkan untuk tenaga asisten Apoteker memiliki rasio sebesar 32 per penduduk dengan standar rasio sebesar 30, artinya Kota Subulussalam pada tahun 2013 mengalami kelebihan tenaga asisten apoteker sebanyak 2 orang. Berikut gambaran tenaga kefarmasian pada tahun di Kota Subulussalam sebagai berikut : 56 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

87 Grafik 5.5 Gambaran Tenaga Kefarmasian di Kota Subulussalam Tahun (Orang) Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun 2012 Berdasarkan gambar di atas dapat kita lihat bahwa ketersediaan tenaga kefarmasian setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena setiap tahunnya pemerintahan Kota Subulussalam menerima CPNS untuk tenaga kefarmasian. e. Tenaga Kesehatan Masyarakat Tenaga Kesehatan Masarakat di Kota Subulussalam terdiri dari Magister Kesehatan Masyarakat dan S-1 Kesehatan Masyarakat. Pada tahun 2013 keadaan tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Subulussalam belum terpenuhi dilihat dari rasio tenaga Kesehatan Masyarakat dengan penduduk Kota Subulussalam. Rasio tenaga Kesehatan Masyarakat tahun 2013 sebesar 33 per penduduk sedangkan standar rasio sebesar 40 berarti di Kota Subulussalam Pada Tahun 2013 mengalami kekurangan tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 7 orang berdasarkan jumlah penduduk Kota Subulussalam. Saat ini semakin banyak tenaga kesehatan di Kota Subulussalam sedang sekolah dibidang kesehatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kemampuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berikut gambaran tenaga kesehatan masyarakat pada tahun 2013 sebagai berikut : Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

88 Grafik 5.6 Gambaran Tenaga Kesehatan Masyarakat di Kota Subulussalam Tahun (Orang) Sumber : Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Subulusalam Tahun 2013 f. Tenaga Gizi Tenaga Gizi di Kota Subulussalam terdiri dari Nutrisionis yang berpendidikan S-1 Kesmas Jurusan Gizi, D-III Gizi dan SPAG. Pada tahun 2013 keadaan tenaga Gizi di Kota Subulussalam belum terpenuhi dilihat dari rasio tenaga gizi dengan penduduk Kota Subulussalam. Rasio tenaga gizi pada tahun 2013 sebesar 15 per penduduk sedangkan standar rasio sebesar 22 berarti di Kota Subulussalam Pada Tahun 2013 mengalami kekurangan tenaga gizi sebanyak 7 orang lagi. Tenaga Gizi sangat dibutuhkan terutama di Puskesmas rawatan dan Rumah Sakit Umum Daerah. Hal ini bertujuan untuk memepercepat proses penyembuhan kondisi pasien yang sedang dirawat. Berikut gambaran tenaga gizi pada tahun 2013 sebagai berikut : 58 Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun 2013

89 Grafik 5.7 Gambaran Tenaga Gizi di Kota Subulussalam Tahun (Orang) B. SARANA KESEHATAN DASAR Salah satu komponen yang utama dalam pembangunan kesehatan adalah ketersediaan sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitias bangunan sarana kesehatan dasar. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan ketersediaan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolahan data keseahtan, peralatan komunikasi, kendaraan roda empat, dan kendaraan roda dua. Didalam Undang Undang Kesehatan unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa kategori yaitu, Pondok Bersalin Desa (Polindes), Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan Pelayanan teknis kesehatan lainnya, setiap pembangunan unit unit kesehatan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan akses masyarakat kesehatan terhadap pelayanan kesehatan, pembangunan unit pelayanan berdasarkan kategori diatas harus dapat berpedoman terhadap populasi penduduk yang akan dilayani sehingga unit-unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang diharapkan. Pada tahun 2013 sejumlah sarana kesehatan di Kota Subulussalam sudah mengalami pembangunan kembali dan sebagian lagi direnovasi, selain pembanguan dan renovasi sarana kesehatan yang tidak aktif sudah diaktifkan kembali. Profil Kesehatan Kota Subulussalam Tahun

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Jalan Poros Andoolo Kel.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Malang Tahun 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Malang merupakan salah satu

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi NTB

Profil Kesehatan Provinsi NTB Profil Kesehatan Provinsi NTB January 1 2013 [Profil kesehatan merupakan salah satu produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang penyusunan dan penyajiannya dibuat sesederhana mungkin tetapi informatif

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kemurahan dari Alloh yang Maha Kuasa bahwasannya buku Profil Kesehatan Kabupaten Rembang tahun 2012 telah dapat diterbitkan. Buku Profil Kesehatan Kabupaten

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk PEMERINTAH KOTA MALANG MATRIK RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN KOTA MALANG (PENYEMPURNAAN) TAHUN 2013-2018 Lampiran : KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA M Nomor : 188.47/ 92 / 35.73.306/ 2015 Tanggal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN PEMERINTAH DINAS KESEHATAN Jalan Ahmad Yani No. 100 Selong Telp. (0376) 2921033, Fax. (0376) 2922926, Kode Pos 83612 Email: dinkeskablotim@yahoo.co.id KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2014 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 55 P U L O S A R O K S I N G K I L KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan yang tinggi merupakan salah satu perwujudan dari kesejahteraan umum masyarakat Indonesia. Oleh karena itu salah satu agenda pemerintah dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, Agustus 2016 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan- Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia. Jumlah kasus TB pada tahun 2014 sebagian besar terjadi di Asia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan di dunia. 1,5 juta orang meninggal akibat tuberkulosis pada tahun 2014. Insiden TB diperkirakan ada 9,6 juta (kisaran 9,1-10

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Pj. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan

Lebih terperinci

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2011 NO KECAMATAN LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN DHARMASRAYA KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, atas anugerah, rahmat dan karunia-nya akhirnya profil Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

KATA PENGANTAR. Mataram, September 2017 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Segala puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas semua limpahan berkah dan perkenan-nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

TIM PENYUSUN. Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh TIM PENYUSUN Pengarah Dr. Media Yulizar, MPH Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Ketua Dr. Safriati, M.Kes Kepala Bidang Penelitian Pengembangan & Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh

Lebih terperinci

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN

IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN IINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOALEMO BERDASARKAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN N O SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET (%) PENGERTIAN FORMULA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG DINAS KESEHATAN DALAM PENCAPAIAN RPJMD KABUPATEN MALANG 2010-1015 Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya atas tersusunnya Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013 Profil Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015 Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua TIM PENYUSUN Pengarah dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan Penanggung Jawab Zulfan, S.Pi, M.Si Kabid Pengembangan Sumber Daya Dan Informasi Kesehatan Ketua Melli Oktiana,

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci