TESIS. Oleh ADE NOVALINA /EP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TESIS. Oleh ADE NOVALINA /EP"

Transkripsi

1 ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA TESIS Oleh ADE NOVALINA /EP S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

2 ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh ADE NOVALINA /EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 3013

3 Judul Tesis : ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA Nama Mahasiswa : Ade Novalina Nomor Pokok : Program Studi : Ekonomi Pembangunan Menyetujui, Komisi Pembimbing (Dr. Jonni Manurung, MS) Ketua (Dr. Murni Daulay, SE, M.Si) Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Prof. Dr. Sya ad Afifuddin, M.Ec) (Prof. Dr. Erman Munir, MSc) Tanggal Lulus : 31 Juli 2013

4 Telah diuji pada Tanggal : 31 Juli 2013 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota : Dr. Jonni Manurung, MS : 1. Dr. Murni Daulay, SE, M.Si 2. Prof. Dr. Sya ad Afifuddin, M.Ec 3. Prof. Dr. Ramli, MS 4. Dr. Dede Ruslan, M.Si

5 ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas. Medan, Juli 2013 Ade Novalina ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA

6 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis kontribusi variabel dari interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF). Penelitian ini menggunakan data skunder atau time series yaitu dari kuartal pertama tahun 2000 sampai kuartal pertama tahun Model analisis data dalam penelitian ini adalah model Vector Autoregression (VAR) dan dipertajam dengan analisa Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance Decomposition (FEVD). Hasil analisis VAR menunjukkan bahwa variabel masa lalu (t- 1 ) berkontribusi terhadap variabel sekarang baik terhadap variabel itu sendiri dan variabel lain dan dari hasil estimasi ternyata terjadi hubungan timbal balik antara variabel dimana semua variabel yaitu variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV), variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) dan variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF) saling berkontribusi. Hasil analisis IRF diketahui bahwa stabilitas respon dari seluruh variabel terbentuk pada periode 20 atau jangka menengah dan jangka panjang, dimana respon variabel lain terhadap perubahan satu variabel menunjukan variasi yang berbeda baik dari respon positif ke negatif atau sebaliknya, dan ada variabel yang responya tetap positif atau tetap negatif dari jangka pendek sampai jangka panjang. Hasil Analisis FEVD menunjukan adanya variabel yang memiliki kontribusi terbesar terhadap variabel itu sendiri baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang seperti TAX, GOV, SBK, PDB, INV, KURS, sedangkan variabel lain yang memiliki pengaruh terbesar terhadap variabel itu sendiri baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang adalah JUB dipengaruhi terbesar oleh PDB, dan INF yang dipengaruhi terbesar oleh SBK. Hasil analisis interaksi kebijakan fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro menunjukkan bahwa kebijakan fiskal efektif dalam peningkatan INV dan stabilitas KURS melalui TAX dan GOV, sedangkan kebijakan moneter lebih efektif dalam peningkatan PDB dan stabilitas INF melalui pengendalian SBK dan JUB, maka kebijakan moneter lebih efektif dibandingkan dengan kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas ekonomi makro di Indonesia. Kata Kunci : Penerimaan Pajak, Pengeluaran Pemerintah, Suku Bunga Kredit, Jumlah Jang Beredar, Produk Domestik Bruto, Investasi, Kurs, Inflasi.

7 THE ANALYSIS OF THE INTERACTION OF FISCAL AND MONETARY POLICY WITH THE STABILITY OF MACRO-ECONOMY IN INDONESIA ABSTRACT The objective of the research was to analyze the variable contribution of the interaction of the variable of fiscal policy (TAX and GOV) and the variable of monetary policy (SBK and JUB) to the variable of the stability of macro-economy (PDB, INV, Rate of Exchange, and INF). The Research used secondary data or time series, from the first quarter of 2000 until the first quarter of The data were analyzed by using Vector Auto-regression (VAR) model and was emphasized by Impulse Response Function (IRF) and Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) models. The result of the analysis showed that past variable (t- 1 ) had its contribution to the present variable, either to the variable itself or to other variables. From the estimation result, it was found that there was correlation on both sides among all variables, the variable of fiscal policy (TAX and GOV), the variable of monetary policy (SBK and JUB) and the variable of the stability of macro-economy (PDB, INV, Rate of Exchange, and INF) all of them contributed to one another. The result of IRF showed that the stability of response from all variables was formed in the period of 20 or moderate and long terms, where the responses of the other variables to the change of one variable indicated different variations, either from the positive response or from the negative one and vice versa, there was the variable of positive response or remained negative from the short term to the long one. The result of FEVD analysis showed that there was the variable which had the biggest contribution to the variable itself, either in the short term, in the moderate term, and in the long term, such as TAX, GOV, SBK, PDB, INV, and Rate of Exchange, while the another variable which had dominant influence on the variable itself, either in the short term, in the moderate term and in the long term was that JUB was dominantly influenced by PDB, and INF was dominantly influenced by SBK. The result of the analysis of the interaction of fiscal policy and monetary policy with the stability of macro-economy showed that fiscal policy effectively increased INV and the stability of Rate of Exchange through TAX and GOV, while monetary policy was more effective in increasing PDB and INF stability through the control of SBK and JUB. Therefore, monetary policy was more effective than fiscal policy in maintaining the stability of macroeconomy in Indonesia. Keywords: Tax Revenue, Government Expenditures, Credit Interest, Amount of Circulating Money, Gross Domestic Product, Investment, Rate of Exchange, Inflation

8 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro di Indonesia sebagai tugas akhir pada Program Magister Ekonomi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak baik yang langsung atau tidak langsung terkait dalam penyelesaian tesis ini. Secara khusus, penulis ucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H., M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, MSc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Sya ad Afifuddin, M.Ec, dan Bapak Prof. Dr. Ramli, MS, selaku Ketua dan Sekretaris Program Study Magister Ilmu Ekonomi, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Dr. Jonni Manurung, MS dan Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si, selaku Komisi Pembimbing, yang telah banyak meluangkan waktu dan fikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini hingga selesainya tesis ini. 5. Bapak Prof. Dr. Sya ad Afifuddin, MEc, Bapak Prof. Dr. Ramli, MS dan Bapak Dr. Dede Ruslan, M.Si, selaku Komisi Pembanding, yang telah banyak memberikan saran-saran dan kritik membangun demi kesempurnaan penulisan tesis ini.

9 6. Bapak dan Ibu Dosen dan staf Administrasi di Program Magister Ekonomi Pembangunan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 7. Ayahanda Abdul Hakim Panjaitan (alm) dan Ibunda Hj. Zuhroh Hasibuan (almh) tersayang yang sangat berjasa dalam kehidupan penulis, serta abang dan kakak-kakak yang telah memberikan dukungan moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. 8. Teristimewa terimakasih kepada suami tercinta, Rusiadi, SE, M.Si, atas dukungan yang tak terhingga baik moril maupun materil serta selalu memberikan do a dan restu nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan ini. 9. Seluruh teman-teman seperkuliahan di Program Magister Ekonomi Pembangunan Angkatan 21, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, terimakasih atas kebersamaan yang selama ini terjalin dengan baik. Penulis menyadari bahwa tesis ini belumlah sempurna, namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca serta menambah pengetahuan bagi penulis sendiri. Semoga kiranya Allah SWT memberikan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua, Amin Ya Rabbal Alamin. Medan, Juli 2013 Penulis, Ade Novalina

10 RIWAYAT HIDUP N a m a Lengkap : Ade Novalina Tempat / Tgl lahir : Kisaran, 23 Nopember 1976 Alamat Rumah : Jl. Purwosari, Komplek Pelangi Asri No. E1 Medan Timur Agama Jenis Kelamin Nama Ayah Nama Ibu : Islam : Perempuan : Abdul Hakim Panjaitan (alm) : Hj. Zuhroh Hasibuan (almh) Pendidikan : 1. SD Negeri No Kisaran Tahun SMP Negeri 1 Kisaran Tahun SMA Negeri 2 Kisaran Tahun Strata1 (S-1) FE/Akuntansi UMSU Tahun Strata1 (S-1) FKIP/Akuntansi UMN Tahun Strata 2 (S-2) Ekonomi Pembangunan Tahun 2013

11 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKi... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii v vi ix xi xiii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Kebijakan Fiskal Pajak (Tax) Pengeluaran Pemerintah (Govermend Expenditure) Kebijakan Moneter Suku Bunga Jumlah Uang Beredar (JUB) Keseimbangan Pasar Uang dan Pasar Barang (Kurva IS -LM * ) Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Dalam Stabilitas Ekonomi Makro Penelitian Terdahulu Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian BAB III. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Ruang Lingkup Penelitian Teknik Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Definisi Operasional Model Analisis Data Vector Autoregression (VAR Impulse Response Funtion (IRF Forecast Error Variance Desomposition (FEVD)... 55

12 3.7. Uji Asumsi Uji Stasioneritas Uji Kointegrasi Uji Stabilitas Lag Struktur VAR Penetapan Tingkat Lag Optimal BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Perekonomian Indonesia Terkini Perkembangan Variabel Penelitian Perkembangan Penerimaan Pajak (TAX) Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (GOV) Perkembangan Suku Bunga Kredit (SBK) Perkembangan Jumlah Uang Beredar (JUB) Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDB) Perkembangan Investasi (INV) Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (KURS) Perkembangan Inflasi (INF) Hasil Uji Asumsi VAR Hasil Uji Stasioneritas Hasil Uji Kointegrasi Hasil Uji Stabilitas Lag Sruktur VAR Hasil Penetapan Tingkat Lag Optimal Analisis Vector Autoregression (VAR) Analisis Impluse Response Function (IRF) Response Function of TAX Response Function of GOV Response Function of SBK Response Function of JUB Response Function of PDB Response Function of INV Response Function of KURS Response Function of INF Analisis Forecast Error Variance Desomposition (FEVD) Variance Desomposition of TAX Variance Desomposition of GOV Variance Desomposition of SBK Variance Desomposition of JUB Variance Desomposition of PDB Variance Desomposition of INV Variance Desomposition of KURS Variance Desomposition of INF Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap PDB Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Investasi Analisis Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Kurs

13 Analisis Interaksi Ke bijakan Fiskal-Moneter Terhadap Inflasi AB V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA

14 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 1.1. Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Inflasi (%) Tahun 2000 s/d Review Penelitian Terdahulu Penerimaan Pajak (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012: Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012: Suku Bunga Kredit (%) Tahun 2000:1 s/d 2012: Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012: Produk Domestik Bruto Harga Konstan (Milyar Rp) Investasi Asing Langsung (Milyar Rp) Tahun 2000:1 s/d 2012: Nilai Tukar Rupiah Terhadap US$ Tahun 2000:1 s/d 2012: Inflasi (%) Tahun 2000:1 s/d 2012: Hasil Pengujian Stasioner Dengan Akar-akar Unit Pada Level Hasil Pengujian Stasioner Dengan Akar-akar Unit Pada 1st difference Hasil Pengujian Stasioner Dengan akar-akar unit Pada 2nd difference Uji Kointegrasi Johansen Tabel Stabilitas Lag Struktur VAR Pada Lag VAR Pada Lag Hasil Estimasi VAR Hasil Analisis VAR Impulse Response Function TAX Ringkasan Hasil Impulse Response Function TAX Impulse Response Function GOV Ringkasan Hasil Impulse Response Function GOV Impulse Response Function SBK Ringkasan Hasil Impulse Response Function SBK Impulse Response Function JUB Ringkasan Hasil Impulse Response Function JUB Impulse Response Function PDB Ringkasan Hasil Impulse Response Function PDB Impulse Response Function INV Ringkasan Hasil Impulse Response Function INV Impulse Response Function KURS Ringkasan Hasil Impulse Response Function KURS Impulse Response Function INF Ringkasan Hasil Impulse Response Function INF Varian Decomposition TAX Rekomendasi Kebijakan Untuk TAX Varian Decomposition GOV Rekomendasi Kebijakan Untuk GOV Varian Decomposition SBK

15 4.39. Rekomendasi Kebijakan Untuk SBK Varian Decomposition JUB Rekomendasi Kebijakan Untuk JUB Varian Decomposition PDB Rekomendasi Kebijakan Untuk PDB Varian Decomposition INV Rekomendasi Kebijakan Untuk INV Varian Decomposition KURS Rekomendasi Kebijakan Untuk KURS Varian Decomposition INF Rekomendasi Kebijakan Untuk INF Interaksi Kebijakan Fiskal-Moneter Terhadap Stabilitas Makro Ekonomi

16 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 1.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Perkembangan Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Perkembangan Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d Perkembangan Inflasi (%) Tahun 2000 s/d Tahap Interaksi Keseimbangan Kurva IS * dan Kurva LM * (Model Mundell-Flaming) Kerangka Konseptual : Interaksi Kebijakan Fiskal dan Moneter Terhadap Stabilitas Ekonomi Makro di Indonesia Perkembangan Penerimaan Pajak (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Pengeluaran Pemerintah (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Suku Bunga Kredit (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Jumlah Uang Beredar (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Produk Domestik Bruto (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Investasi Asing Langsung (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Nilai Tukar Rupiah (2001:Q1-2012:Q1) Perkembangan Inflasi (2001:Q1-2012:Q1) Stabilitas Lag Struktur Respon Variabel TAX Terhadap Variabel Lain Respon Variabel GOV Terhadap Variabel Lain Respon Variabel SBK Terhadap Variabel Lain Respon Variabel JUB Terhadap Variabel Lain Respon Variabel PDB Terhadap Variabel Lain Respon Variabel INV Terhadap Variabel Lain Respon Variabel KURS Terhadap Variabel Lain Respon Variabel INF Terhadap Variabel Lain Ekspansi moneter dalam Sistem Kurs Mengambang (Model Mundell-Fleming) Ekspansi fiskal dalam Sistem Kurs Mengambang (Model Mundell-Fleming)

17 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Tabulasi Data Perkembangan Variabel Uji Stasioneritas Uji Kointegrasi Uji VAR Uji Stabilitas Lag Structure VAR Impluse Response Funtion (IRF) Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Interaksi kebijakan fiskal dan moneter telah lama menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal ditetapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi, sementara di sisi lain kebijakan moneter diarahkan pada pencapaian target menjaga stabilitas tingkat harga. Permasalahan utama interaksi kebijakan fiskal dan moneter terletak pada terjadinya hambatan antara pencapaian stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi terutama dalam jangka pendek. Dampak defisit fiskal (kekurangan anggaran kemudian mencetak uang baru) yang dapat menyebabkan kenaikan tingkat inflasi, begitu halnya perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi juga memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan bagian integral dari kebijakan makroekonomi yang memiliki target yang harus dicapai baik dalam jangka pendek dan jangka panjang. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter melalui koordinasi yang baik akan memberikan sinyal positif bagi pasar dan menjaga stabilitas makroekonomi. Stabilitas makroekonomi dapat dilihat dari kestabilan variabel makro ekonomi terhadap interaksi fiskal dan moneter. Menurut Goeltom (2007) tujuan dari kebijakan ekonomi makro suatu negara adalah tercapainya kondisi ekonomi yang bebas inflasi (noninflationary) dan tumbuh stabil (stable growth). Dalam kondisi ini, fluktuasi pada tingkat pengangguran, produksi, dan harga dapat diminimalkan dan pertumbuhan potensial pada output rill dapat tercapai. Kebijakan makroekonomi terdiri atas dua

19 instrumen utama, yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan fiskal dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan dan kebijakan moneter dilaksanakan oleh Bank Indonesia. Pemerintah (kementrian keuangan) selaku otoritas fiskal, kebijakan yang ia pilih atas dasar menciptakan stabilisasi ekonomi, pemerataan pendapatan dan pengalokasian sumber daya manusia serta pertimbangan tentang efektivitas kebijakan tersebut yang juga mempertimbangkan dampak kedaerahan, kecuali bahwa adanya pemisahan antara pemerintah pusat dan daerah akan membuka kemungkinan variasi kebijakan fiskal yang berbeda antara daerah satu dengan lainnya. Sesuai dengan peranan atau fungsi pemerintah di bidang fiskal adalah untuk menciptakan stabilisasi ekonomi, pemerataan pendapatan, dan mengalokasikan sumber daya manusia. Khusus untuk fungsi stabilisasi dan pemerataan, akan lebih efektif apabila dilakukan pemerintah pusat, sedangkan fungsi alokasi akan lebih efektif dilakukan pemerintah daerah (Kuncoro, 1997). Sejauh ini, tekad yang tertulis pemerintah dalam hal anggaran ini (Badan Analisa Fiskal, 2004) adalah, pertama, menempuh anggaran belanja seimbang dan dinamis di mana pengeluaran total tidak melebihi permintaan total. Kedua, Anggaran dibedakan menjadi anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Tabungan pemerintah merupakan penerimaan dalam negeri di atas pengeluaran rutin yang diusahakan meningkat agar dapat mengurangi kebutuhan bantuan dan hutang luar negeri. Ketiga, dari sisi penerimaan anggaran, dasar perpajakan diusahakan semakin luas lewat intensifikasi dan ekstensifikasi pemungutan pajak. Keempat, di sisi pengeluaran anggaran, prioritas diberikan pada kegiatan-kegiatan pembangunan dan bukan pada kegiatan-kegiatan rutin. Subsidi-subsidi semakin

20 dikurangi baik untuk perusahaan-perusahaan pemerintah maupun terhadap barang konsumsi, sehingga akan menghemat pengeluaran. Kelima, kebijakan anggaran diarahkan pada sasaran untuk meningkatkan penggunaan barang-barang dan tenaga kerja dari dalam negeri, dengan tujuan agar produksi dalam negeri semakin meningkat. Dan keenam, dalam hubungannya dengan perluasan kesempatan kerja, produsen didorong untuk lebih menggunakan teknologi padat karya dengan sedikit menggunakan teknologi padat modal. Bagi bank sentral (BI) yang merupakan otoritas moneter, kebijakan yang ia pilih bergantung pada target, kondisi aktual perekonomian, kapasitas kebijakan dan pertimbangan tentang efektivitas kebijakan tersebut. Kebijakan moneter ini ditentukan secara terpusat oleh Bank Indonesia. Meskipun dalam formulasi kebijakannya Bank Indonesia juga sudah mempertimbangkan aspek regional atau aspek kedaerahan, namun respon variabel dan dampak pada masing-masing daerah tersebut sangat mungkin berbeda, dan ini sangat bergantung pada kondisi sebenarnya/riil masing-masing daerah. Tujuan kebijakan moneter lebih difokuskan pada stabilitas harga dengan beberapa pertimbangan. Pertama, segala kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi (aggregate demand) dalam jangka pendek akan menciptakan inflasi sehingga tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi riil dalam jangka panjang (Kydland and Prescott, 1977). Kedua, rational economic agent memahami bahwa pengaruh pembuat kebijakan dalam mendorong inflasi dapat menimbulkan permasalahan time-inconsistency (Barro and Gordon, 1983). Ketiga, kebijakan moneter mempunyai tenggang waktu (time lag) dalam mempengaruhi variabel ekonomi, sehingga menuntut kebijakan moneter yang orientasi jangka panjang. Keempat, kestabilan harga dapat mendorong terciptanya

21 iklim ekonomi yang lebih baik karena mengurangi ekspektasi inflasi (Friedman, 1968). Keempat pertimbangan di atas mencerminkan bahwa penetapan stabilitas harga akan mendorong kesinambungan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, di sisi lain pencapaian kebijakan moneter yang tidak dilakukan secara terukur juga dapat mengakibatkan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi. Misalnya, kebijakan moneter yang terlalu ketat (tight) dapat menekan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan jumlah pengangguran. Sebaliknya, kebijakan moneter yang terlalu longgar (loose) dapat menimbulkan tekanan inflasi yang mengganggu daya beli masyarakat dan pada gilirannya kesejahteraan masyarakat. Terdapat beberapa alasan mengapa kebijakan fiskal dan moneter sebaiknya berinteraksi dan koordinasi dalam rangka stabilisasi inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Pertama, terbatasnya ketersediaan instrumen untuk mencapai target. Blinder (1982) mengungkapkan keterbatasan instrumen tersebut dapat bersumber dari pertimbangan waktu dampak instrumen terhadap target yang dapat dibedakan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Perbedaan durasi waktu ini dan adanya unsur ketidakpastian mengenai efektivitas instrumen tersebut menjadi alasan kuat mengapa kebijakan fiskal dan moneter harus berkoordinasi, khususnya untuk negara-negara berkembang, agar menghasilkan dampak optimal terhadap pencapaian target. Kedua adalah untuk menjaga stabilisasi pertumbuhan ekonomi dan inflasi agar tidak memburuk akibat kurangnya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter. Adanya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter dapat memberikan pemisahan yang tegas dari dua kebijakan tersebut atas dasar struktur tenggang waktu kebijakan. Abel (2002) menyarankan agar kebijakan moneter digunakan untuk melakukan stabilisasi

22 ekonomi dalam jangka pendek sedangkan kebijakan fiskal diarahkan untuk mencapai target perekonomian jangka menengah dan panjang. Sementara itu, kebijakan moneter dalam jangka panjang dapat difokuskan untuk menjaga inflasi. Taylor (2000) menambahkan bahwa jika kebijakan fiskal difokuskan ke arah target jangka menengah, kebijakan moneter seharusnya memberikan bobot yang lebih besar kepada stabilisasi perumbuhan ekonomi. Ketiga, pentingnya koordinasi kebijakan moneter dan fiskal adalah adanya perbedaan pendapat atau persepsi antara dua otoritas tersebut mengenai apa yang terbaik bagi suatu bangsa. Blinder (1982) menyebutkan tiga faktor yang dapat menyebabkan kurangnya koordinasi fiskal dan moneter adalah : (a) otoritas fiskal dan otoritas moneter memiliki tujuan yang berbeda terhadap apa yang sebenarnya terbaik bagi masyarakat, (b) dua otoritas tersebut dapat memiliki pendapat yang berbeda mengenai dampak dari kebijakan fiskal dan moneter terhadap perekonomian dan mungkin mereka menganut dasar teori yang berbeda, dan (c) kemungkinan dua otoritas tersebut memiliki proyeksi perekonomian yang berbeda. Fenomena masalah dalam penelitian ini yaitu dengan melihat respon variabel-variabel makro ekonomi terhadap shock yang bersumber dari interaksi kebijakan fiskal dan moneter. Berikut interaksi beberapa variabel fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro Indonesia dalam periode penelitian (2000 s/d 2012), sebagai berikut : Tabel 1.1. Pengeluaran Pemerintah (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N Tahun G Pertumbuhan (%) , , , , , ,55

23 , , , , , ,84 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013) Sumber : Tabel 1.1 Gambar 1.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah ( Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui adanya penurunan terhadap pengeluaran pemerintah yaitu tahun 2002 turun sebesar 6,15%, hal ini diperkirakan disebabkan adanya pengurangan atas pengeluaran pembangunan. Ketidakpastian besarnya dana pengeluaran atas infrastruktur setiap tahun menjadi penyebab turunnya pengeluaran pemerintah. Kemudian tahun 2009 pengeluaran pemerintah turun sebesar 3,49%, hal ini diperkirakan disebabkan atas dampak krisis ekonomi global yang melanda tahun Tabel 1.2. Jumlah Uang Beredar (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N Tahun JUB Pertumbuhan (%) , , , , , , ,69

24 , , , , ,42 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013) Sumber : Tabel 1.2 Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui adanya penurunan pertumbuhan jumlah uang beredar, dimana terdapat pertumbuhan jumlah uang beredar yang kecil yaitu pada tahun 2002 sebesar 7,99% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini diperkirakan didasarkan atas kenaikan suku bunga. Naiknya suku bunga akan menurunkan jumlah uang beredar di masyarakat dan akibat adanya penurunan dari daya beli masyarakat. Kemudian tahun 2008 pertumbuhan jumlah uang beredar hanya sebesar 1,49%, jauh lebih kecil dari perumbuhan tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan naiknya suku bunga dan diperkirakan juga disebabkan atas dampak krisis ekonomi global yang melanda tahun Tabel 1.3. Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 N Tahun PDB Pertumbuhan (%) , , , , , , ,34

25 , , , , ,23 Sumber : Bank Indonesia (data diolah, 2013) Sumber : Tabel 1.3 Gambar 1.3. Perkembangan Produk Domestik Bruto (Milyar Rp) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui bahwa adanya pertumbuhan PDB yang sangat kecil pada tahun 2001 yaitu hanya sebesar 3,64%, hal ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM. Kemudian penurunan pertumbuhan PDB yang cukup besar dari tahun sebelumnya, yaitu tahun 2006 pertumbuhan PDB sebesar 5,50% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan adanya kenaikan harga BBM akibat pengurangan subsidi BBM. Dan tahun 2009 pertumbuhan PDB sebesar 4,63% menurun dari tahun sebelumnya, hal ini juga disebabkan adanya kenaikan harga BBM akibat dampak krisis ekonomi global. Tabel 1.4. Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012 N Tahun Inflasi (%)

26 Sumber : Bank Indonesia Titik Interaksi II Titik Interaksi I Titik Interaksi III Sumber : Tabel 1.4 Gambar 1.4. Perkembangan Inflasi (%) Tahun 2000 s/d 2012 Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui terjadi kenaikan terbesar terhadap inflasi yaitu pada tahun 2001 sebesar 12,55%, hal ini disebabkan kenaikan BBM serta adanya perayaan keagamaan yang hampir bersamaan seperti natal, lebaran dan tahun baru. Tahun 2005 inflasi sebesr 17,11%, hal ini disebabkan kenaikan BBM akibat pengurangan subsidi BBM. Kemudian tahun 2008 inflasi sebesar 11,06%, hal ini disebabkan dampak kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan BBM akibat efek krisis ekonomi global yang meningkatkan harga-harga barang. Untuk melihat interaksi beberapa variabel kebijakan fiskal, moneter dan ekonomi makro, dilihat pada gambar 1.5 berikut :

27 Titik Interaksi I Titik Interaksi II Titik Interaksi III G JUB PDB Sumber : Tabel 1.1, 1.2, 1.3 Gambar Tiga Tahap Interaksi Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui adanya tiga tahap interaksi dimana respon variabel-variabel makro ekonomi terhadap shock yang bersumber dari dari interaksi kebijakan fiskal dan moneter menunjukkan pergerakan yang searah dalam kurun waktu tahun 2000 sampai tahun Dalam interaksi tahap pertama yaitu rentang tahun 2001 s/d 2002, dimana naiknya inflasi tahun 2001 sebesar 12,55% diperkirakan karena adanya kenaikan harga BBM dan meningkatnya belanja masyarakat menyusul parayaan hari besar keagamaan yang berdekatan antara lebaran, natal dan tahun baru, sehingga meningkatkan permintaan akan kebutuhan bahan-bahan pokok. Kenaikan inflasi diikuti dengan turunnya pertumbuhan PDB tahun 2001 dari petumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi, dan berdampak pula pada menurunnya pertumbuhan jumlah uang beredar tahun 2002 yang merupakan dampak dari respon moneter terhadap terjadinya inflasi, dan menurunnya pengeluaran pemerintah tahun 2002.

28 Dalam interaksi tahap kedua yaitu rentang tahun 2005 s/d 2006, dimana naiknya inflasi tahun 2005 sebesar 17,11% diperkirakan karena adanya ekspansi fiskal tahun 2005 yaitu naiknya pengeluaran pemerintah sebesar 32,25% yang didominasi dengan naiknya belanja rutin seperti naiknya gaji sehingga menimbulkan inflasi, dan berdampak pula pada turunnya pertumbuhan PDB tahun 2006 dari pertumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi. Dalam interaksi tahap ketiga yaitu rentang tahun 2008 s/d 2009, dimana naiknya inflasi tahun 2008 sebesar 11,06% diperkirakan karena adanya krisis ekonomi global. Kenaikan inflasi tersebut diikuti dengan turunnya pertumbuhan jumlah uang beredar tahun 2008 dari pertumbuhan tahun sebelumnya disebabkan respon moneter terhadap terjadinya inflasi, dan berdampak pula pada menurunnya pengeluaran pemerintah tahun 2009 dan turunnya pertumbuhan PDB tahun 2009 dari pertumbuhan tahun sebelumnya atau melambatnya pertumbuhan ekonomi. Dari fenomena diatas, diketahui bahwa terjadinya interaksi fiskal dan moneter dapat menganggu stabilitas ekonomi makro Indonesia. Adanya ketidakstabilan variabel konomi makro yang diperkirakan karena kurangnya koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter. Hal ini menyebabkan pemerintah harus mengambil langkah-langkah antisipasi dampak yang ditimbulkan dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang, dimana langkah antisipasi dari adanya interaksi adalah berupa koordinasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Perlunya pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter melalui koordinasi yang baik agar interaksi yang terjadi dapat berdampak positif bagi stabilitas ekonomi makro, dimana stabilitas ekonomi makro dapat dilihat dari kestabilan variabel-variabel makro ekonomi.

29 Menurut Mohanty dan Scatigna (2004) kebijakan yang dilakukan secara parsial dan bertahap cenderung akan semakin meningkatkan ketidakpastian dan resiko, yang dapat mendorong penurunan kinerja perekonomian lebih lanjut. Untuk itu, banyak ahli ekonomi yang menyarankan strategi yang sebaiknya ditempuh adalah koordinasi kebijakan dan penggunaan berbagai instrumen kebijakan secara lebih agresif untuk mendukung efektivitas kebijakan yang diambil. Adiningsih (2012) menyatakan bahwa koordinasi kebijakan moneter dan fiskal menjadi makin penting ketika terdapat ketidakpastian yang tinggi dari pengaruh masing-masing kebijakan. Boediono (2001) menjelaskan pada akhirnya, kebijakan moneter ataupun kebijakan fiskal tidak dapat berjalan sendiri. Dalam prakteknya, yang sering dijumpai adalah kebijakan fiskal yang juga mempunyai konsekuensi-konsekuensi moneter atau kebijakan moneter dengan konsekuensikonsekuensi fiskal. Aplikasi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam perkembangannya melahirkan suatu bauran kebijakan (policy mix) yang kemudian menyebabkan berkembangnya kajian-kajian tentang koordinasi kebijakan fiskal dan moneter. Beberapa kajian tentang koordinasi kebijakan tersebut menemukan bahwa, dalam jangka panjang kebijakan fiskal dan moneter tidak bertentangan satu sama lain dalam mencapai pertumbuhan ekonomi. Pada kondisi ini tidak diperlukan adanya koordinasi kebijakan (Hagen dan Mundshenk,2003). Dalam jangka pendek, tidak adanya koordinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter akan menyebabkan efektivitas kebijakan menjadi berkurang (Giavazzi,2003). Corsetti dan Mueller (2008) yang menyatakan bahwa kebijakan fiskal akan lebih efisien bila dibarengi dengan kebijakan moneter yang akomodatif. Dengan

30 kata lain, agar stimulus fiskal dapat berjalan dengan baik, kebijakan moneter harus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, yang konsisten dengan mandat menjaga kestabilan harga. Hasil Penelitian Hermawan dan Munro (2007) melalui eksperimen simulasi stokastik menyimpulkan bahwa kebijakan fiskal di Indonesia mempunyai kontribusi yang signifikan dalam menjaga stabilitas perekonomian atau bersifat countercyclical, dan peran aktif tersebut bersama-sama dengan kebijakan moneter telah menghasilkan loss function yang minimum bagi perekonomian. Pentingnya penelitian ini adalah untuk mengkaji seberapa besar interaksi kebijakan fiskal dan moneter dalam menjaga stabilitas ekonomi makro. Kemudian kebijakan mana yang paling dominan dalam mempengaruhi stabilitas ekonomi makro. Hasil analisis tersebut diharapkan mampu menjadi masukan bagi pemerintah dalam membuat koordinasi yang baik antara bank sentral dan departemen keuangan, sehingga koordinasi tersebut akan menghasilkan interaksi yang berdampak positif bagi stabilitas ekonomi makro. Terjadinya interaksi fiskal dan moneter secara teoritis maupun empiris mempunyai peranan yang sangat strategis dalam rangka stabilisasi perekonomian. Dalam kondisi tersebut, kebijakan fiskal dan moneter harus dikelola atau dikoordinasikan sedemikian rupa agar stimulus yang dihasilkan oleh kedua kebijakan tersebut dapat diarahkan untuk stabilitas ekonomi makro, kurangnya koordinasi kebijakan fiskal dan moneter akan berdampak pada terjadinya guncangan terhadap variabel ekonomi makro yang mempengaruhi stabilitas ekonomi. Mengingat pentingnya kordinasi yang baik dalam pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter, maka penting juga diketahui secara empiris kontribusi masing-masing variabel baik fiskal, moneter dan makro ekonomi dan respon yang terjadi dari shock interaksi fiskal dan

31 moneter agar kebijakan fiskal dan moneter yang diambil dapat mendukung pencapaian stabilitas ekonomi makro. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk meneliti dengan judul : ANALISIS INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP STABILITAS EKONOMI MAKRO DI INDONESIA Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF) saling berkontribusi? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : Untuk menganalisis kontribusi variabel dari interaksi variabel kebijakan fiskal (TAX dan GOV) dan variabel kebijakan moneter (SBK dan JUB) terhadap variabel stabilitas ekonomi makro (PDB, INV, KURS, INF) Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Sebagai masukan bagi pemerintah, baik kementrian keuangan selaku otoritas kebijakan fiskal dan BI selaku otoritas kebijakan moneter dalam mengkoordinasikan kebijakan yang relevan berkaitan dengan interaksi kebijakan fiskal dan moneter agar tercapainya stabilitas ekonomi makro.

32 2. Bagi penulis, sebagai informasi ilmiah dan wawasan ilmu pengetahuan mengenai interaksi kebijakan fiskal dan moneter terhadap stabilitas ekonomi makro, selain itu menambah pengetahuan penulis mengenai metode analisis data khususnya mengaplikasikan model VAR dalam Eviews, sehingga dari pengetahuan-pengetahuan yang penulis peroleh dalam penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan dalam kegiatan penulis selanjutnya. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan interaksi kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dan stabilitas ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Interaksi kebijakan fiskal dan moneter telah lama menjadi perdebatan di kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal ditetapkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SHOCK KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA TESIS. Oleh HERNAWATI /EP

ANALISIS SHOCK KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA TESIS. Oleh HERNAWATI /EP ANALISIS SHOCK KEBIJAKAN FISKAL DI INDONESIA TESIS Oleh HERNAWATI 087018049/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISIS SHOCK KEBIJAKAN FISKAL

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI DI INDONESIA TESIS. Oleh RITA HANDAYANI /EP

ANALISIS INFLASI DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI DI INDONESIA TESIS. Oleh RITA HANDAYANI /EP ANALISIS INFLASI DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI DI INDONESIA TESIS Oleh RITA HANDAYANI 087018043/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS. Oleh H A M D I /EP

ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS. Oleh H A M D I /EP ANALISIS PENCAPAIAN STABILITAS INFLASI DENGAN PENDEKATAN HARGA DI INDONESIA TESIS Oleh H A M D I 087018025/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. Nur Khoiriyah Daulay SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 L A H PA S C A S A R JA N A

TESIS. Oleh. Nur Khoiriyah Daulay SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 L A H PA S C A S A R JA N A ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH SEKTOR PENDIDIKAN DAN KESEHATAN, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN KEMISKINAN TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI SUMATERA UTARA TESIS Oleh Nur Khoiriyah Daulay 117018029

Lebih terperinci

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA: PEMODELAN MUNDELL-FLEMING OLEH TONGKU AHMAD HUSEIN DAULAY

SKRIPSI ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA: PEMODELAN MUNDELL-FLEMING OLEH TONGKU AHMAD HUSEIN DAULAY SKRIPSI ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA: PEMODELAN MUNDELL-FLEMING OLEH TONGKU AHMAD HUSEIN DAULAY 110523023 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh UMI KHALSUM /EP

ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh UMI KHALSUM /EP 1 ANALISIS INTERAKSI FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS Oleh UMI KHALSUM 087018036/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA TESIS. Oleh BOBBY RUSDA ZEGA /EP

ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA TESIS. Oleh BOBBY RUSDA ZEGA /EP ANALISIS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA TESIS Oleh BOBBY RUSDA ZEGA 087018003/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CADANGAN DEVISA NASIONAL TESIS Oleh NINA PURNASARI 097018013/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), NILAI TUKAR RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TESIS.

PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), NILAI TUKAR RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TESIS. PENGARUH PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB), NILAI TUKAR RUPIAH DAN INFLASI TERHADAP NILAI IMPOR MIGAS DAN NON MIGAS INDONESIA TESIS Oleh ESTER RUMONDANG HOT TUA LUMBAN GAOL 087018045/EP E K O L A S H PA S C

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DI INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE VECTOR AUTO REGRESSION SOFYAN HUSEIN LUBIS

INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DI INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE VECTOR AUTO REGRESSION SOFYAN HUSEIN LUBIS SKRIPSI INTERAKSI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER DI INDONESIA DENGAN PENERAPAN METODE VECTOR AUTO REGRESSION OLEH SOFYAN HUSEIN LUBIS 100501091 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MARIA S. W. SITANGGANG

MARIA S. W. SITANGGANG SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA VOLATILITAS SAHAM DENGAN VARIABEL MAKROEKONOMI INDONESIA OLEH : MARIA S. W. SITANGGANG 110523013 PROGRAM STUDI STRATA-I EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS. Oleh MUJIBURROKHMAN /EP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS. Oleh MUJIBURROKHMAN /EP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG DI INDONESIA TESIS Oleh MUJIBURROKHMAN 077018043/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan ekonomi dunia dewasa ini berimplikasi pada eratnya hubungan satu negara dengan negara yang lain. Arus globalisasi ekonomi ditandai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DANA PIHAK KETIGA PERBANKAN DI SUMATERA UTARA T E S I S. Oleh M. SORISYAH MUDA NASUTION /EP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DANA PIHAK KETIGA PERBANKAN DI SUMATERA UTARA T E S I S. Oleh M. SORISYAH MUDA NASUTION /EP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DANA PIHAK KETIGA PERBANKAN DI SUMATERA UTARA T E S I S Oleh M. SORISYAH MUDA NASUTION 087018032/EP S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GEJOLAK MONETER TERHADAP KREDIT PADA BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN

ANALISIS PENGARUH GEJOLAK MONETER TERHADAP KREDIT PADA BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN ANALISIS PENGARUH GEJOLAK MONETER TERHADAP KREDIT PADA BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2007-2014 SKRIPSI Oleh: Listiono NIM: 20110730029 FAKULTAS AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI ACEH TESIS. Oleh S A R D I NIM /EP

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI ACEH TESIS. Oleh S A R D I NIM /EP ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO PROPINSI ACEH TESIS Oleh S A R D I NIM 107018004/EP E K O L A S H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

MODEL PROYEKSI INFLASI REGIONAL JAWA TENGAH

MODEL PROYEKSI INFLASI REGIONAL JAWA TENGAH MODEL PROYEKSI INFLASI REGIONAL JAWA TENGAH TESIS untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan C4B008004 PROGRAM PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS. Oleh: VENESHA JOHAR /EP

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS. Oleh: VENESHA JOHAR /EP ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI RIAU TESIS Oleh: VENESHA JOHAR 127018013/EP MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya,

BAB I PENDAHULUAN. Monetaris berpendapat bahwa inflasi merupakan fenomena moneter. Artinya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal memiliki peran utama dalam mempertahankan stabilitas makroekonomi di negara berkembang. Namun, dua kebijakan tersebut menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI SUMATERA UTARA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI SUMATERA UTARA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) DI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : MUSTA INURROHMAN 087018013/EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi dalam suatu negara tidak terlepas dengan peran perbankan yang mempengaruhi perekonomian negara. Segala aktivitas perbankan yang ada di suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE

PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE PENGARUH PDB, BI RATE, JUMLAH UANG BEREDAR, DAN NILAI TUKAR TERHADAP INFLASI DI INDONESIA PERIODE 2008 2014 SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh ABDUR RAMAN /EP

ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS. Oleh ABDUR RAMAN /EP ANALISIS EFEKTIVITAS KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA TESIS Oleh ABDUR RAMAN 077018001/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H

STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H STABILITAS MONETER PADA SISTEM PERBANKAN GANDA DI INDONESIA OLEH HENI HASANAH H14103001 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 STABILITAS MONETER PADA SISTEM

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA

SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA SKRIPSI ANALISIS EFEKTIVITAS TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER GANDA DI INDONESIA OLEH INGRIT MAGDALENA 100501098 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP OMSET USAHA KECIL MIKRO KOTA MEDAN TESIS THOMAS FIRDAUS HUTAHAEAN NIM : / EP

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP OMSET USAHA KECIL MIKRO KOTA MEDAN TESIS THOMAS FIRDAUS HUTAHAEAN NIM : / EP PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP OMSET USAHA KECIL MIKRO KOTA MEDAN TESIS THOMAS FIRDAUS HUTAHAEAN NIM : 107018009 / EP SEKOLAH PASCASARJANA EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 PENGARUH PEMBERIAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN PERANAN JALUR SUKU BUNGA DAN JALUR NILAI TUKAR PADA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA

ANALISIS PERBANDINGAN PERANAN JALUR SUKU BUNGA DAN JALUR NILAI TUKAR PADA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA SKRIPSI ANALISIS PERBANDINGAN PERANAN JALUR SUKU BUNGA DAN JALUR NILAI TUKAR PADA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA OLEH MARTHA SIMBOLON 080501080 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan perekonomian Indonesia pada dasarnya di mulai seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian Indonesia secara dinamis

Lebih terperinci

GUNCANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP YEN DAN USD DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA

GUNCANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP YEN DAN USD DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA GUNCANGAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP YEN DAN USD DALAM MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER MELALUI JALUR NILAI TUKAR DI INDONESIA SKRIPSI Oleh Rivondy Figha Arraka NIM 050810101148 ILMU EKONOMI DAN

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH BAGIAN ACEH TIMUR (KOTA LANGSA, KABUPATEN ACEH TIMUR DAN KABUPATEN ACEH TAMIANG)

ANALISIS POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH BAGIAN ACEH TIMUR (KOTA LANGSA, KABUPATEN ACEH TIMUR DAN KABUPATEN ACEH TAMIANG) ANALISIS POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH BAGIAN ACEH TIMUR (KOTA LANGSA, KABUPATEN ACEH TIMUR DAN KABUPATEN ACEH TAMIANG) TESIS Oleh PUTRI FARADILA 117018027/EP E K O L A S

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter didefenisikan sebagai jalur yang dilalui oleh sebuah kebijakan moneter untuk mempengaruhi kondisi perekonomian, terutama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KARET INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT TESIS Oleh JULIANA M 107018037/MEP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh A S N I D A R /MEP

ANALISIS PENGARUH PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI KOTA MEDAN TESIS. Oleh A S N I D A R /MEP ANALISIS PENGARUH PERMINTAAN DAN PENAWARAN BERAS DI KOTA MEDAN TESIS Oleh A S N I D A R 137018018/MEP MAGISTER ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN INVESTASI DI PTPN IV GUNUNG BAYU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA SKRIPSI NURBAITY GINTING

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN INVESTASI DI PTPN IV GUNUNG BAYU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA SKRIPSI NURBAITY GINTING ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENDAPATAN DAN INVESTASI DI PTPN IV GUNUNG BAYU DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI BERGANDA SKRIPSI NURBAITY GINTING 040803051 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TRANSAKSI NON TUNAI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA OLEH DIO NANDO HASIBUAN

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TRANSAKSI NON TUNAI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA OLEH DIO NANDO HASIBUAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TRANSAKSI NON TUNAI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA OLEH DIO NANDO HASIBUAN 110523022 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN EKSTENSI DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara Asia mempengaruhi perekonomian Indonesia (Kanisius, 2008). Salah satu perubahan besar yang terjadi

Lebih terperinci

DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA DI INDONESIA TESIS. Oleh BAKHTIAR EFENDI /EP

DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA DI INDONESIA TESIS. Oleh BAKHTIAR EFENDI /EP DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI SWASTA DI INDONESIA TESIS Oleh BAKHTIAR EFENDI 077018026/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 DEFISIT

Lebih terperinci

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract

KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* Abstract KAUSALITAS INFLASI DAN KURS DI INDONESIA Mirza Winanda 1, Chenny Seftarita 2* 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Email: Mirza.winanda38@gmail.com 2)

Lebih terperinci

CHRISTINA / AKUNTANSI

CHRISTINA / AKUNTANSI PENGARUH UKURAN PEMERINTAH DAERAH, RASIO KEMANDIRIAN DAERAH, RASIO PEMBIAYAAN HUTANG, BELANJA DAERAH, DAN TIPE PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH T E S I S Oleh CHRISTINA

Lebih terperinci

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN 1990Q1 1991Q1 1992Q1 1993Q1 1994Q1 1995Q1 1996Q1 1997Q1 1998Q1 1999Q1 2000Q1 2001Q1 2002Q1 2003Q1 2004Q1 2005Q1 2006Q1 2007Q1 2008Q1 2009Q1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator penting

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 85 BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi serta menelaah perbedaan pengaruh faktor-faktor tersebut pada masa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA OLEH NOVIE ILLYA SASANTI H14104095 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan kebijakan bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dalam bentuk peningkatan pendapatan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, siklus ekonomi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah ekonomi seperti rendahnya pertumbuhan ekonomi, tingginya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stabilitas perekonomian suatu negara menjadi fokus bagi setiap negara. Hal ini dikarenakan apabila perekonomian suatu negara tidak stabil maka akan menimbulkan masalah-masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM, JUMLAH UANG BEREDAR, KREDIT DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI OLEH RATNA VIDYANI H14102077 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Produk Domestik Bruto Nasional Produk domestik bruto adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam suatu negara dalam kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS INDIKATOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh WAHYU SUGENG IMAM SOEPARNO /EP

ANALISIS INDIKATOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh WAHYU SUGENG IMAM SOEPARNO /EP ANALISIS INDIKATOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS Oleh WAHYU SUGENG IMAM SOEPARNO 097018008/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H14103055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YOGI. Evaluasi Penerapan Inflation

Lebih terperinci

Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri. Muhamad Yunanto

Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri. Muhamad Yunanto Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri Muhamad Yunanto Seminar Nasional & Konggres ISEI XIX Surabaya, 7 9 Oktober 2015 LATAR BELAKANG Pemerintah tetap berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

GITA ALFIANI FATRIA /EP

GITA ALFIANI FATRIA /EP ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN STABAT TESIS Oleh GITA ALFIANI FATRIA 087018024/EP S E

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2013), Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK FLUKTUASI PEREKONOMIAN DUNIA TERHADAP EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER

UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK FLUKTUASI PEREKONOMIAN DUNIA TERHADAP EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS DAMPAK FLUKTUASI PEREKONOMIAN DUNIA TERHADAP EFEKTIFITAS KEBIJAKAN MONETER TESIS WAWAN SETIAWAN 0806430683 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung 27 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendapatan Nasional Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung besarnya pendapatan nasional atau produksi nasional setiap tahunnya, yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA TESIS. Oleh: AHMADI SARIP / EP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA TESIS. Oleh: AHMADI SARIP / EP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERBITAN OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA TESIS Oleh: AHMADI SARIP 097018015 / EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS PENGARUH SOSIALISASI, PEMERIKSAAN, DAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP KESADARAN PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN TIMUR T E S I S Oleh MUHAMMAD ARSYAD 117018005/EP

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi

VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi 112 VII. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Simpulan Penelitian ini menyajikan faktor faktor ekonomi yang mempengaruhi pergerakan atau fluktuasi nilai tukar, seperti sukubunga dunia, industrial production

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP STABILITAS MONETER DI INDONESIA OLEH. Roni Marice Br Sembiring

SKRIPSI PENGARUH SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP STABILITAS MONETER DI INDONESIA OLEH. Roni Marice Br Sembiring SKRIPSI PENGARUH SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI TERHADAP STABILITAS MONETER DI INDONESIA OLEH Roni Marice Br Sembiring 110523036 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara PENGARUH BELANJA PEGAWAI, BELANJA BARANG, BELANJA MODAL DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ANALISIS EQUITY (KEADILAN) BANTUAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN T E S I S Oleh SENIA DAFMI 117018009/EP E K O L A S H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya perekonomian, karena dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini membahas mengenai studi empiris dari penelitian sebelumnya dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel dalam kebijakan moneter dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH KURS RUPIAH-USD, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS.

PENGARUH KURS RUPIAH-USD, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. PENGARUH KURS RUPIAH-USD, TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM SEKTORAL DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh A M B O E N R E 097017034/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh

PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. Oleh PENGARUH VARIABEL MAKRO TERHADAP PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh DARWINTO EDWINTO H SIMAMORA 097018004/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH Lasma Melinda Siahaan 100501046 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI 0810512077 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS Mahasiswa Strata 1 Jurusan Ilmu Ekonomi Diajukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selaku otoritas kebijakan moneter telah berupaya melakukan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selaku otoritas kebijakan moneter telah berupaya melakukan fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan fiskal dan moneter adalah bagian integral dari kebijakan makroekonomi yang diharapkan saling berinteraksi secara baik dan saling mendukung guna memberi efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan jangka panjang yang menjadi tolak ukur dalam mengukur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan BAB V PENUTUP Sebagai penutup dari skripsi ini, akan disajikan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan disampaikan pula saran yang didasarkan pada hasil kesimpulan.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP PERKEMBANGAN INVESTASI DI SUMATERA UTARA AMIRA MEUTHIA SARI

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP PERKEMBANGAN INVESTASI DI SUMATERA UTARA AMIRA MEUTHIA SARI SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN INVESTASI TERHADAP PERKEMBANGAN INVESTASI DI SUMATERA UTARA OLEH AMIRA MEUTHIA SARI 100501075 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H

OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H ANALISIS EFEKTIVITAS PENETAPAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP PENYALURAN KREDIT SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PETUMBUHAN EKONOMI NASIONAL OLEH ISMAIL HADIKUSUMAH H14102125 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN TESIS.

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN TESIS. PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP BELANJA MODAL DAN DAMPAKNYA TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN TAPANULI SELATAN TESIS Oleh NUR AINI DEWI 107003047/PWD S E K O L A H PA S C A S A R JA

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG

SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG SKRIPSI ANALISIS ELASTISITAS PERMINTAAN TERHADAP KREDIT KONSUMSI DI SUMATERA UTARA OLEH PAULINA PUTRI A. HUTAGALUNG 080501067 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIAMETODE VECTOR AUTOREGRESSION (VAR) OLEH: TEKLA MONIKA HALOHO

SKRIPSI ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIAMETODE VECTOR AUTOREGRESSION (VAR) OLEH: TEKLA MONIKA HALOHO SKRIPSI ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIAMETODE VECTOR AUTOREGRESSION (VAR) OLEH: TEKLA MONIKA HALOHO 080501130 PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS KAWASAN ANDALAN DAN SEKTOR UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

ANALISIS KAWASAN ANDALAN DAN SEKTOR UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS ANALISIS KAWASAN ANDALAN DAN SEKTOR UNGGULAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh: NOVA PUSPITA WIDASARI 097018030/EP FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 ANALISIS KAWASAN ANDALAN

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh : STELLA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT ISSN : 2302 1590 E-ISSN : 2460 190X ECONOMICA Journal of Economic and Economic Education Vol.5 No.2 (151-157 ) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN AGREGAT DI SUMATERA BARAT Oleh Nilmadesri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara ke arah yang lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat aktivitas perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Liberalisasi dan globalisasi membawa konsekuensi pada fundamental perekonomian masing-masing negara. Ketidakmampuan negara dalam menjaga fundamental perekonomian ini

Lebih terperinci

ANALISIS KETIMPANGAN WILAYAH DI PESISIR PANTAI BARAT DAN PESISIR PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA

ANALISIS KETIMPANGAN WILAYAH DI PESISIR PANTAI BARAT DAN PESISIR PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA ANALISIS KETIMPANGAN WILAYAH DI PESISIR PANTAI BARAT DAN PESISIR PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA TESIS OLEH NOPIANSYAH PUTRA 127018015/EP MAGISTER EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci