BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Tirto Asri Water Splash

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III IDENTIFIKASI DATA. A. Tirto Asri Water Splash"

Transkripsi

1 BAB III IDENTIFIKASI DATA A. Tirto Asri Water Splash Temanggung, kota yang terkenal sebagai kota tembakau. Letak Kota Temanggung yang berada di kaki Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing membuat Kota Temanggung memiliki potensi wisata alam yang indah. Namun destinasi wisasta buatan dikota temanggung juga tidak kalah menarik, salah satu nya adalah Tirto Asri Water Splash yang merupakan destinasi wisata keluarga tertua di Kota Temanggung. 1. Sejarah Keberdirian Tirto Asri Water Splash Dibangun sekitar tahun 1970an bersama Taman Kartini oleh Bupati TemanggungMasjchun Sofwan yang menjabat pada periode Awal dibangun bernama Kolam Renang Tirto Asri yang berarti air yang jernih atau bagus. Kolam Renang Tirto Asri dibangun didalam komplek Taman Kartini sebagai pusat taman terbuka untuk rakyat di Kota Temanggung, dengan mengambil air dari Mata Air Tuk Rowali, Bendo Kelurahan Kertosari. Kolam Renang Tirto Asri dan Taman Kartini awalnya dikelola oleh Dinas Pariwisata Kota Temanggung sampai tahun 2010 pengelolaan diserahkan pada BUMN PD. Bhumi Phala dan berganti nama menjadi Tirto Asri Water Splash, sementara Taman Kartini masih dikelola Dinas Pariwisata Kota Temanggung. Sejak dikelola oleh PD. Bhumi Phala, Trito Asri Water Splash mengalami perkembangan dengan langkah awal menggandeng HIMPAUDI (Himpunan Paud Indonesia) pada Juli 2010 bersama mengadakan event Out Bound Kids di lokasi Taman Kartini, dalam rangka merayakan Hari Anak Nasional yang 37

2 38 dapat meningkatkan jumlah pengujung yang sebelumnya 1000 orang pada tahun 2010 bisa mencapai 3000 pengunjung. Pada tahun 2011 Tirto Asri Water Splash bekerja sama dengan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) mengadakan Temanggung Fair di halaman Perpustakaan Daerah Temanggung yang berlokasi dikomplek Taman Kartini. Peningkatan pengunjung Tirto Asri Water Splash untuk saat ini mencapai rata-rata 7900 orang pengunjung per bulan. Untuk total jumlah pengujung ada tahun 2015 sebanyak orang pengunjung. 2. Visi dan Misi Sebagai unit bisnis dari PD. Bhumi Phala, Tirto Asri Water Splash memiliki visi dana misi yang sama, yaitu: a. Visi PD. Bhumi Phala Wisata Menjadi Lembaga Usaha Profesional dan terpercaya yang berperan sebagai agen Pembangunan Ekonomi Daerah. b. Misi PD. Bhumi Phala Wisata 1) Sebagai Mitra Strategis Pemda Untuk Pengembangan Usaha Pariwisata Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Daerah. 2) Akselerator Pembangunan Ekonomi Masyarakat. 3) Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah.

3 39 3. Struktur Organisasi Pengelola Tirto Asri Water Splash PD. Bhumi Phala memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Pemilik Badan Pengawas Direktur Bussines Development Bussines Development Manager Operational Koord Teknik & Pemeliharaan Security Manager Keuangan &Adm. Umum Staf Keuangan Staf Umum & Kepegawaian Ass. Mng. Operational Kepala Unit Travel & Tour Kepala Unit F & B Kepala Unit Marketing Kepala Unit Objek Koordinat Kepala Regu Tabel 3.1. Struktur Organisasi Sumber :Dokumen PD. Bhumi Phala Wisata

4 40 4. Logo Gambar 3.1.Logo Tirto Asri Water Splash Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash 5. Fasilitas Fasilitas Tirto Asri Water Splash untuk memanjakan pengunjung sudah cukup representative dengan tarif masuk yang terjangkau, meliputi : a. Wahana kolam untuk anak Wahana kolam untuk anak memiliki kedalaman 50 cm Gambar 3.2.Kolam anak Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash b. Wahana kolam untuk dewasa dengan kids slide Wahana untuk dewasa memiliki kedalaman cm berbeda disetiap sisi kolam.

5 41 Gambar 3.3.Kolam dewasa Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash Gambar 3.4. Sisi kolam kedalaman 100cm Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash

6 42 Gambar 3.5. Sisi kolam kedalaman 120cm Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash Gambar 3.6.Kids slide Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash c. Kantin Tirto Asri Kantin Tirto Asri menyediakan jajanan berupa makanan kecil dan minuman untuk pengunjung.

7 43 Gambar 3.7. Kantin Tirto Asri Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash d. Play ground Playground merupakan halaman Tirto Asri Water Splash yang diperindah dengan taman sehingga sangat nyaman untuk bermain dan bercengkerama dengan keluarga, Gambar 3.8.Play groundtirto Asri Water Splash Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash

8 44 e. Permainan kereta mini Permainan kereta mini berjalan memutar menyenangkan untuk anakanak.. f. Toilet digunakan. 6. Aksesibilitas Gambar 3.9.Kereta mini Sumber : Dokumentasi Tirto Asri Water Splash Toilet dan tempat bilas terjaga kebersihannya sehingga nyaman Tirto Asri Water Splash terletak di Desa Kowangan, Kelurahan Kowangan,KecamatanTemanggung, Provinsi Jawa Tengah. Berada di jalur utama Jl. Jendral Sudirman di Lingkungan Taman Kartini ± 300m dari Terminal Temanggung sehingga bagi masyarakat yang tidak memiliki kendaraan bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Terminal Temanggung.

9 45 7. Ticketing Tiket masuk adalah Rp 5000,- hari Senin-Jumat dan Rp 7000,- Sabtu- Minggu. Tergolong murah dan terjangkau karena memang segmentasi pasar ekonomi menengah kebawah.untuk parkir tidak dikenakan biaya, ditempatkan pada halaman Taman Kartini yang memang sebagai taman terbukan untuk rakyat.

10 46 B. Instansi Pengelola Tirto Asri Water Splash 1. PD. Bhumi Phala Wisata Berdiri 1 Januari 2010, berawal dari harapan pemerintah untuk mengelola Pikatan Water Park oleh suatu badan usaha milik daerah, maka dibentuklah PD. Bhumi Phala Wisata berdasarkan PERDA NO 3 tahun 2009, selanjutnya diganti dengan PERDA NO 15 tahun b. Profil PD. Bhumi Phala Wisata Nama Perusahaan Alamat Perusahaan : PD. Bhumi Phala Wisata : Ds. Mudal RT. 05,RW. 05 Temanggung Telp./Fax : / Bentuk Badan Usaha Jenis Usaha : Perusahaan Daerah : Pariwisata No. NPWP : Gambar Logo PD. Bhumi Phala Wisata Sumber :Company profile PD. Bhumi Phala Wisata c. Struktur Organisasi 1) Berikut adalah struktur organisasi dinas pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Karanganyar sesuai PERBUP NO. 46 TAHUN 2014Tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kabupaten Temanggung No. 15 Tahun 2013Tentang Perusahaan Daerah Bhumi Phala Wisata.

11 47 Pemilik Badan Pengawas Direktur Bussines Development Bussines Development Manager Operational Koord Teknik & Pemeliharaan Security Manager Keuangan &Adm. Umum Staf Keuangan Staf Umum & Kepegawaian Ass. Mng. Operational Kepala Unit Travel & Tour Kepala Unit F & B Kepala Unit Marketing Kepala Unit Objek Koordinat Kepala Regu c. Visi PD. Bhumi Phala Wisata Tabel 3.2. Struktur Organisasi Sumber :Dokumen PD. Bhumi Phala Wisata Menjadi Lembaga Usaha Profesional dan terpercaya yang berperan sebagai agen Pembangunan Ekonomi Daerah. d. Misi PD. Bhumi Phala Wisata 4) Sebagai Mitra Strategis Pemda untuk Pengembangan Usaha Pariwisata Dalam Rangka Pembangunan Ekonomi Daerah; 5) Akselerator Pembangunan Ekonomi Masyarakat; 6) Salah Satu Sumber Pendapatan Asli Daerah.

12 48 e. Unit BisnisPD. Bhumi Phala Wisata 1) Pikatan Water Park 2) Tirto ASri Water Splash 3) Pikatan Tour & Travel 4) Monumen Bambang Sugeng C. Komparasi Dalam sebuah penelitian studi kasus, diperlukan data-data lain yang dapat dijadikan komparasi atau pembanding dari obyek utama. Data-data komparasi dimaksudkan untuk mencari kelemahan dan kelebihan dari obyek utama. Pada perancangan ini, yang menjadi obyek komparasi adalah destinasi wisata Pikatan Water Park dan Taman Kali Progo. 1. Pikatan Water Park a. Tentang Pikatan Water Park Pikatan Water Park merupakan wahana taman air dari sumber mata air alami pegunungan dan merupakan andalan utama wisata buatan di KabupatenTemanggung. Terletak di Desa Mudal Kecamatan Temanggung atau +/- 2 km dari terminal KotaTemanggung kearah selatan dan dengan latar belakang pemandangan Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro yang menambah keindahan suasana. Nama Pikatan Water Park ini di ambil dari nama salah satu pemimpin kerajaan Mataram kuno yaitu Rakai Pikatan yang merupakan cikal bakal dari wahana ini. Menurut sejarah, Pikatan Waterpark Temanggung ini dahulunya Jumbangan atau Kowen yang dibuat oleh Rakai Pikatan untuk mandi beserta masyarakat sekitar.sesuai dengan

13 49 perkembangan zaman, wahana ini kemudian dikembangkan jadi kolam renang yang digunakan untuk latihan olah raga renang, kemudian berlanjut dan diperbesar menjadi suatu obyek wisata. Mulai 1 Januari 2010, tempat wisata ini dikelola oleh PD Bhumi Phala Wisata. Menempati luas area +/- 2 hektar, Pikatan Water Park dilengkapi dengan wahana kolam renang, wahana permainan dan fasilitas kebutuhan pengunjung serta permainan anak-anak. Gambar Pikatan Water Park Sumber :Dokumentasi Pikatan Water Park b. Fasilitas Pikatan Water Park Pikatan Water Park memiliki lima kolam renang dan terdapat 10 Waterslide dengan panjang sekitar 5-50 meter, lima buah kolam, dan beberapa wahana permainan seperti ember tumpah, sliding sepanjang 21 meter, serta jembatan goyang.

14 50 1) Kolam prestasi Gambar Kolam prestasi Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Kolam utama digunakan untuk berlatih renang oleh atlit dan pengunjung yang bertujuan untuk olah raga. Memiliki kedalaman 2m. 2) Kolam untuk anak dan keluarga Gambar 3.13.Kolam anak Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Kolam untuk berenang dan bermain anak dan keluarga memiliki kedalaman 50cm. Terdapat wahana kecil untuk bermain seperti benteng kecil dan seluncuran mini.

15 51 Gambar Wahana benteng kecil di kolam anak Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Gambar Wahana seluncuran mini di kolam anak Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park

16 52 3) Kolam bermain dengan wahana seluncuran Gambar Kolam bermain dewasa Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Kolam bermain dewasa dengan wahana seluncuran yang tinggi, memiliki kedalaman 2m. 4) Kolam dewasa dan keluarga Gambar Kolam bermain dewasa Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Kolam bermain dewasa dan keluarga memiliki kedalaman 1.5m dan disamping memiliki lantai yang lebih dangkal berbentuk melengkung dengan kedalaman selutut orang dewasa.

17 53 5) Benteng Takeshi Gambar Benteng Takeshi Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Wahana Benteng Takeshi ini berupa area permainan halangrintang berupa panjat jarring, lompat baling-baling, rintangan roda berputar dan mini flying fox. dibangun diatas kolam kelima merupakan wahana paling baru di Pikatan Water Park. 6) Playground Gambar 3.19.Playground Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park

18 54 Playground Pikatan Water Park merupakan taman disekitar kolam yang bisa digunakan untuk bermain dan beristirahat, terdapat juga aayunan dan seluncuran bagi anak. 7) Wahana Komedi putar dan Atv Gambar Wahana anak Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Wahana komedi putar berbentuk helicopter mini dan kapal mini dengan bentuk-bentuk hewan yang lucu. Di sini juga terdapat ATV mini yang bisa dimainkan untuk anak-anak berkeliling. 8) Gazebo Gambar Tempat bersantai Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park

19 55 Gazebo terletak disamping kolam untuk pengunjung beristirahat sambil melihat keceriaan pengunjung lain yang sedang bermain di kolam. 9) Mushola Gambar Mushola Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Pikatan Water Park memiliki Mushola kecil untuk beribadah bagi pengunjung Muslim. 10) Food court Gambar 3.23.Food court Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Food court Pikatan Water Park menyediakan makanan ringan dan juga tempat makan untuk makanan besar.

20 56 11) Toilet Gambar Toilet Pikatan Water Park Sumber : Dokumentasi Pikatan Water Park Toilet terletak disamping food court berupa dua kamar mandi dan terdapat tempat untuk mencuci tangan. c. Aksesibilitas Pikatan Water Park terletak +/- 2 km dari terminal Kota Temanggung. Untuk pergi kesana bisa menggunakan angkutan kota jurusan Tembarak berwarna biru muda, dengan jalur melingkar masuk Kota terlebih dahulu. Tarif angkutan untuk anak sekolah Rp. 2000,- dan Rp. 4000,- untuk umum. d. Ticketing Tiket masuk adalah Rp ,- per orang. Tarif yang sesuai dengan banyaknya wahana yang ditawarkan. Segmentasi dari Pikatan Water Park adalah untuk masyarakat ekonomi menengah ke atas. Untuk area parkir tidak dikenakan biaya karena merupakan area Pikatan Water Park.

21 57 2. Taman Kali Progo a. Tentang Taman Kali Progo Gambar 3.25.Icon Taman Kali Progo Sumber :Negeritembakau.com Taman Kali Progo merupakan taman terbuka hijau sehingga tidak dipungut biaya, hanya biaya retribusi untuk parkir. Taman Kali Progo terletak di jalur utama jembatan Kali Progo Temanggung dibangun dengan mempertimbangkan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 29 bahwa RTH terdiri dari ruang terbuka hijau publik dan ruang terbuka hijau privat, proporsi RTH pada wilayah kota paling sedikit 30% dari luas wilayah kota. Maka pada tahun 2013 dibangun sebuah Taman Publik seluas M2 yang berlokasi di belakang Pendopo Pengayoman, dengan fungsi taman yang bisa diakses masyarakat secara bebas sebagai tempat rekreasi, belajar atau sekedar refreshing menikmati ruang terbuka hijau. Ketika memasuki area taman, Taman Kali Progo menyediakan tampat untuk bersantai, bercengkerama dan berolah raga untuk keluarga antara lain amphiteather terbuka yang menghadap ke Kali Progo dan bisa diperuntukkan untuk berlatih pertunjukan atau sekedar berkumpul,

22 58 kemudian juga tersedia jogging path dan jalur pijat refleksi. Ada juga shelter yang bisa dijadikan tempat bercengkarama bersama keluarga. b. Fasilitas Area Taman Kali Progo Taman Kali Progo berupa taman terbuka yang memiliki beberapa area yang bisa dimanfaatkan untuk olahraga, pentas seni, berkumpul dan bermain bagi pengunjung, area Taman Kali Progo terbagi menjadi beberapa area sebagai berikut: 1) Area bermain anak Gambar Area bermain anaktaman Kali Progo Sumber :Negeritembakau.com Area bermain anak berupa tanah lapang berbentuk petak segi empat, terdapat ayunan dan juga disediakan tempat duduk dimana pengunjung bisa beristirahat sambil menemani anak bermain.

23 59 2) Amphiteather terbuka Gambar 3.27.Amphiteather anaktaman Kali Progo Sumber : Negeritembakau.com Amphiteather terbuka yang menghadap ke Kali Progo dan bisa diperuntukkan untuk kebutuhan pentas seni, berlatih pertunjukan atau sekedar berkumpul. 3) Joging Path dan jalur pijat refleksi Gambar 3.28.Jogging path Taman Kali Progo Sumber : Negeritembakau.com

24 60 Joging Path dan jalur refleksi berupa jalur meliuk-liuk dengan track berupa kerikil-kerikil kecil yang berfungsi untuk refleksi kaki. 4) Area berolahraga Gambar Area berolahragataman Kali Progo Sumber : Negeritembakau.com Halaman yang sebenarnya bukan area khusus berolah raga akan tetapi karena luasnya, halaman ini sering dipakai untuk berolahraga. 5) Parkir Sepeda Gambar Area berolahragataman Kali Progo Sumber : Negeritembakau.com

25 61 Tempat parkir yang disediakan khusus untuk sepeda sehingga bagi para penggemar sepeda santai bisa memarkir sepeda dengan rapi. e. Aksesibilitas Taman Kali Progo terletak di bawah Jembatan Kali Progo yang menjadi jalur utama jalan Temanggung-Magelang. D. Analisa SWOT Analisa SWOT dimaksudkan untuk mengetahui dan mengambil kesimpulan dari data fisik obyek perancangan maupun komparator, yaitu metode mencari kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan (opportunity), dan ancaman (threat). Strength Weakness - Harga tiket ekonomis - Akses lokasi mudah, berada pada jalur utama Kota Temanggung - Wahana terbatas - Kurangnya promosi - Pengembangan infrastruktur yang kurang Oportunity Threat - Akses transportasi mudah, dekat - Rendahnya awareness masyarakat. dengan Terminal Kota Temanggung - Satu komplek dengan Taman Kota, Stadion dan Perpusda. Tabel 3.3. Analisis SWOT Tirto Asri Water Splash

26 62 E. Target Market Segmentasi dari target market yang diperoleh dari product insight adalah sebagai berikut: 1. Segmen Demografi a. Usia : 5-40 b. Pendidikan : Semua pendidikan c. Jenis Kelamin : laki-laki dan perempuan d. Agama : semua agama e. Kelas Sosial : menengah ke bawah 2. Segmen Geografi Daerah yang menjadi target sasaran perancangan promosi wisata Tirto Asri Water Splash ini adalah Kabupaten Temanggung.

PERANCANGAN PROMOSI WISATA TIRTO ASRI WATER SPLASH MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL

PERANCANGAN PROMOSI WISATA TIRTO ASRI WATER SPLASH MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL Konsep Pengantar Karya Tugas Akhir PERANCANGAN PROMOSI WISATA TIRTO ASRI WATER SPLASH MELALUI MEDIA KOMUNIKASI VISUAL Disusun Guna Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Program

Lebih terperinci

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan

Bab i PENDAHULUAN. Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan Bab i PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelaksanaan otonomi daerah yang dititikberatkan pada Daerah Tingkat II yaitu Kabupaten dan Kota dimulai dengan adanya penyerahan sejumlah kewewenangan (urusan) dari

Lebih terperinci

BAB II TAMAN AIR SABDA ALAM. 2.1 Taman Air Sabda Alam

BAB II TAMAN AIR SABDA ALAM. 2.1 Taman Air Sabda Alam BAB II TAMAN AIR SABDA ALAM 2.1 Taman Air Sabda Alam Taman Air Sabda alam terletak di dekat kaki Gunung Guntur, dan masuk di kawasan wisata air panas di daerah Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Tepatnya

Lebih terperinci

Bab Vi PENUTUP. 1. Bedasarkan analisis lingkungan internal dan matriks IFE, deperoleh : ini PD. Bhumi Phala Wisata yaitu, Konsep pengelolaan secara

Bab Vi PENUTUP. 1. Bedasarkan analisis lingkungan internal dan matriks IFE, deperoleh : ini PD. Bhumi Phala Wisata yaitu, Konsep pengelolaan secara Bab Vi PENUTUP 6. 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Bedasarkan analisis lingkungan internal dan matriks IFE, deperoleh : a. Kekuatan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,

BAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada sektor wisata semakin meningkat saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan No 1. Atribut-Atribut yang dianggap penting oleh pengunjung dari sebuah Kolam Renang. Tabel 6.1 Atribut yang Dianggap Penting Oleh Pengunjung Atribut yang dianggap

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA

2015 STRATEGI PENGEMBANGKAN FASILITAS DIJATILUHUR WATER WORLD(JWW) KAB.PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Purwakarta merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki beragam daya tarik wisata baik wisata alam dan wisata budaya yang dapat menarik wisatawan

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berkembangnya suatu kota membawa konsekuensi terhadap perubahan fisik kota yang biasanya juga dibarengi pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas ekonomi yang cukup

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus

Lebih terperinci

EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG

EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG BAB II EVALUASI WISATA TIRTA DAN SEJARAH KARANG SETRA WATERLAND BANDUNG II.1 Obyek Wisata II.1.1 Pengertian Obyek Wisata Menurut Chafid Fandeli (2000 : 58), Obyek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. para wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke negara Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai berbagai ragam kebudayaan dan sumber daya alam yang merupakan modal utama untuk meningkatkan taraf hidup bangsa melalui

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Sejarah Pendirian Lembah Gunung Madu merupakan tempat wisata yang sudah dibangun sejak pertengahan tahun 2014, namun mulai dibuka untuk umum pada tahun 2015 di

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA

BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA 2.1.Tinjauan tentang Perusahaan 2.1.1 Nama Objek Wisata Petungkriyono Pekalongan Gambar 2.1. Gerbang Petungkriyono Sumber : Dinas Pariwisata Kota Pekalongan 2.1.2

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG

TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN WISATA KOLAM RENANG TIRTO ARGO SIWARAK KABUPATEN SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Organik Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL INSTANSI

BAB II PROFIL INSTANSI BAB II PROFIL INSTANSI 2.1 Sejarah Instansi Gelanggang Olahraga Bumi Siliwangi Universitas Pendidikan Indonesia, didirikan bersamaan dengan didirikannya Univesitas Pendidikan Indonesia tanggal 20 Oktober

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber penghasilan suatu daerah. Dengan pengelolaan yang baik, suatu obyek wisata dapat menjadi sumber pendapatan yang besar.menurut

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 3 TAHUN 2016 T E N T A N G PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS. Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK

IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS. Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Jawa

Lebih terperinci

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar dari suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Dokumentasi. Para pedagang yang berada di Obyek Wisata Ngembag. Gazebo yang berada pada tengah kolam ikan

Lampiran 1. Hasil Dokumentasi. Para pedagang yang berada di Obyek Wisata Ngembag. Gazebo yang berada pada tengah kolam ikan Lampiran 1 Hasil Dokumentasi Gazebo yang berada pada tengah kolam ikan Para pedagang yang berada di Obyek Wisata Ngembag Kegiatan wisatawan yang ada di Obyek Wisata Ngembag kondisi kolam ikan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN. Gambar 4.1. Peta Kabupaten Sleman 46 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK DAN SUBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kabupaten Sleman Gambar 4.1 Peta Kabupaten Sleman Kota Sleman terletak antara 110 33 00 sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tempat wisata untuk mengembangkan diri. Melalui suatu atraksi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tempat wisata untuk mengembangkan diri. Melalui suatu atraksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Medan merupakan salah satu Kota terbesar di Indonesia dan termasuk kedalam golongan kota metropolitan. Padatnya rutinitas dan aktivitas masyarakat merubah pola dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

BAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau 43 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA DANAU BUATAN 4.1 Sejarah singkat Danau Lembah sari merupakan bendungan buatan yang awalnya dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan 1. Rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke Kabupaten Kulon Progo dapat dipengaruhi oleh; (1) daya tarik produk-produk wisata yang dimilik; (2) biaya yang

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data Sumatif : Berasal dari beberapa artikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan keuangan seseorang sangat menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku keputusan keuangan seseorang sangat menentukan dalam 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perilaku keputusan keuangan seseorang sangat menentukan dalam perjalanan kehidupan perekonomian baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun perusahaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 1. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Landasan yuridis kegiatan ini adalah : 1) Undang-Undang Nomor : 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung; 2) Undang-undang Nomor 25 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix

HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan dan Sasaran... 3 1.3 Manfaat...

Lebih terperinci

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa

Kecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang

Lebih terperinci

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati

HASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati HASIL OBSERVASI No Hal yang diamati Hasil yang diamati 1. Menggunakan media cetak, seperi brosur dan surat kabar untuk menyebarkan informasi tentang objek wisata di kab.serang. 2. Menggunakan media elektronik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... ABSTRAK Water Splash Tasikmalaya adalah salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang wisata air berupa arena rekreasi keluarga yaitu Water Park. Letak Water Splash Tasikmalaya adalah di jalan Brigjen.Wasita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang mendorong informasi lebih cepat tersebar. Fenomena ini terjadi

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang mendorong informasi lebih cepat tersebar. Fenomena ini terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekembangan persaingan bisnis di Indonesia merupakan salah satu fenomena yang sangat menarik untuk kita amati, terlebih dengan adanya globalisasi yang mendorong informasi

Lebih terperinci

02-Feb-18 DINAS KEPEMUDAAN OLAHRAGA DAN PARIWISATA K O T A M A G E L A N G

02-Feb-18 DINAS KEPEMUDAAN OLAHRAGA DAN PARIWISATA K O T A M A G E L A N G 111111 DINAS KEPEMUDAAN OLAHRAGA DAN PARIWISATA K O T A M A G E L A N G 1 VISI DAN MISI KOTA MAGELANG Terwujudnya Kota Magelang sebagai Kota Jasa yang Modern dan Cerdas, yang dilandasi Masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Peranan pariwisata dalam pembangunan nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini pembangunan sedang berkembang. Terbukti dengan banyaknya pembangunan yang makin banyak dalam hal pembangunan Mall, Hotel, dan Pemukiman. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO

BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO BAB II GAMBARAN UMUM PLAZA AMBARRUKMO A. Ruang Lingkup Plaza Ambarrukmo Plaza Ambarrukmo merupakan salah satu mal ada di Yogyakarta. Mal yang terletak di Jalan Laksda Adisucipto ini berdiri pada tahun

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012 LAPORAN AKHIR REVIEW RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas tersusunnya Buku Laporan Akhir Review Rencana Induk Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah

BAB I PENDAHULUAN. wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia saat ini Theme Park yang berupa wisata buatan dengan konsep wahana hiburan bukanlah satu hal yang baru, di mana di setiap tempat daerah terutama di kota-kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata

BAB I PENDAHULUAN. satu di Medan. Kota Medan memiliki objek wisata yang bernilai lebih di mata BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara dan merupakan salah satu kota Metropolitan di Indonesia. Berbagai suku, agama, ras, budaya, gaya hidup

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG Oleh : Disa Ceria Permatasari, R. Siti Rukayah, Titien Woro Murtini Pantai Widuri Pemalang merupaka salah satu potensi wisata yang menjadi prioritas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv MOTTO.... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi INTISARI... vii ABSTRACT... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang Pembangunan Riau Fantasi Labersa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang Pembangunan Riau Fantasi Labersa BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Latar Belakang Pembangunan Riau Fantasi Labersa Melihat semakin pesatnya perkembangan dunia pariwisata telah mengalami berbagai perubahan baik perubahan pola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BHUMI PHALA WISATA KABUPATEN TEMANGGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan hal penting bagi penyedia produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan hal penting bagi penyedia produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan merupakan hal penting bagi penyedia produk maupun jasa karena pelayanan menjadi salah satu penentu kepuasan pelanggan. Apabila pelayanan yang diberikan sesuai

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta

Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta LAMPIRAN 104 105 Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta No. Responden:... Hari/Tanggal :... Petunjuk: 1. Jawablah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Taman Wisata Grojogan Sewu sering dinobatkan sebagai Objek Wisata Teladan Tingkat Provinsi Jawa Tengah karena memang memiliki panorama alam yang begitu

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA 3.1. TINJAUAN UMUM 3.1.1. Kondisi Administrasi Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya sehingga batas

Lebih terperinci

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN 29 BAB II PENGATURAN IZIN USAHA PARIWISATA BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NO. 4 TAHUN 2014 TENTANG KEPARIWISATAAN A. Pengertian Usaha Pariwisata Kata pariwisata berasal dari bahasa Sansakerta

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor Kode : Hari/Tanggal wawancara : Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat tinggal (Kabupaten/Kota)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang heterogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia seharusnya sadar betul akan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan, karena pada dasarnya salah satu yang membuat diri kita sehat adalah dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. ZONING. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga Letaknya harus dekat dengan perairan. Restaurant terapung ini akan Restaurant Terapung Club bahari

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DI KABUPATEN KENDAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian judul

BAB1 PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian judul 1.1 Pengertian judul BAB1 PENDAHULUAN Judul Proyek Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang diangkat adalah Karanganyar Water Adventure. Untuk mengetahui pengerttian dan definisi dari udul tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA DENGAN

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Potensi Kawasan Wisata Potensi Sumberdaya Alam Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 1989 kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata alam dewasa ini memiliki prospek yang sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan hayati dan non hayati yang sangat

Lebih terperinci

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik

Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik Studi Kepuasan Pengunjung Terhadap Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Sebagai Ruang Publik Dian Perdana (1) Shofia Islamia Ishar (2) (1) Dian Perdana, Mahasiswa Arsitektur Universitas Bandar Lampung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata untuk dikembangkan dan diupayakan menjadi daya tarik wisata daerah. Potensi wisata tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data yang diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu: Data Formatif Data yang berasal dari literatur seperti buku-buku litelatur dan wawancaralangsung dengan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa. disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa. disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah berdirinya DISHUBKOMINFO Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika atau biasa disebut Dishubkominfo di Kota Surakarta adalah salah satu dari

Lebih terperinci

CURUG CIMANDAWAY, PESONA WISATA DI UJUNG KULON TANAH WIJAYAKUSUMA Oleh: Nur Efri Setyadi, S.Pd

CURUG CIMANDAWAY, PESONA WISATA DI UJUNG KULON TANAH WIJAYAKUSUMA Oleh: Nur Efri Setyadi, S.Pd CURUG CIMANDAWAY, PESONA WISATA DI UJUNG KULON TANAH WIJAYAKUSUMA Oleh: Nur Efri Setyadi, S.Pd Beberapa tahun silam penulis beserta kawan se-desa mendengar samar-samar tentang keindahan sebuah curug di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Pada penelitian ini, obyek penelitian yang dibahas adalah mengenai kebijakan jalur sepeda di kota Surabaya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti akan menguraikan beberapa

Lebih terperinci