ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN"

Transkripsi

1 ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

2

3 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Analisis Daya Tahan Debitur Menggunakan Perluasan Model Cox dan Cox Stratifikasi adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Februari 2016 Iwan Kurniawan NIM G

4 RINGKASAN IWAN KURNIAWAN. Analisis Daya Tahan Debitur Menggunakan Perluasan Model Cox dan Cox Stratifikasi. Dibimbing oleh ANANG KURNIA dan BAGUS SARTONO. Perluasan model Cox dan Cox stratifikasi adalah model Cox yang digunakan untuk mengatasi ketidakterpenuhinya asumsi hazard proporsional pada peubah penjelas. Perluasan model Cox adalah pengembangan model Cox hazard proporsional yang dibangun dengan menambahkan interaksi peubah yang tidak proporsional dengan durasi daya tahan terhadap model dasar Cox. Adapun model Cox stratifikasi yang dibangun dari peubah-peubah yang tidak memenuhi asumsi hazard proporsional dibuat menjadi strata sehingga di setiap strata memenuhi asumsi keproporsionalan. Model yang lebih kompleks tidak menjamin hasil pendugaan akan lebih akurat, oleh karena itu penelitian ini mencoba memodelkan serta mengkaji kesesuaian dan kebaikan dari Perluasan Model Cox dan Cox Stratifikasi untuk mengatasi masalah asumsi hazard yang tidak proporsional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari salah satu cabang perusahaan pembiayaan konsumen berupa pembelian kredit motor. Data pembelian kredit motor diambil selama 42 bulan dari bulan Januari tahun 2008 sampai Juni Keseluruhan debitur terdiri dari nasabah dengan 16 karakteristik dari masing-masing debitur pada pembelian kredit motor ini. Pengaruh waktu daya tahan debitur melaksanakan kewajibannya yang berkaitan dengan karakteristik masing-masing debitur dapat dilihat dari efek rasio hazard-nya. Rasio hazard ini bergantung pada perbandingan nilai fungsi hazard satu individu dengan individu lainnya. Rasio hazard ini menjelaskan seberapa besar dampak yang ditimbulkan dari setiap faktor masing-masing debitur terhadap risiko gagal bayar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode Kaplan-Meier menghasilkan penurunan fungsi daya tahan yang curam terjadi pada 10 bulan pertama dan setelahnya penurunannya lebih lambat. Sementara itu, hasil lainnya menunjukkan risiko gagal bayar yang menggunakan pemodelan regresi Cox hazard proporsional tidak memenuhi asumsi hazard proporsional. Untuk itu, pengembangan model yang digunakan pada penelitian ini adalah perluasan model Cox dan Cox stratifikasi. Kedua pengembangan model tersebut menghasilkan nilai AIC yang cenderung berbeda dan model Cox stratifikasi lebih baik daripada perluasan model Cox. Pada penelitian ini, strata yang digunakan pada model Cox stratifikasi terdiri dari 783 strata. Faktor-faktor yang paling mempengaruhi durasi daya tahan debitur untuk melaksanakan kewajibannya berdasarkan model Cox stratifikasi adalah tipe motor, kepemilikan telepon(tetap/tidak tetap), jenis pekerjaan, status pernikahan, tanggungan keluarga, dan besar angsuran. Kata kunci: kredit motor, perluasan model Cox, Cox stratifikasi, rasio hazard.

5 SUMMARY IWAN KURNIAWAN. Survival Analysis of Debtor Using Extended Cox Model and Stratification Cox. Supervised by ANANG KURNIA and BAGUS SARTONO. Extended Cox Model and Stratification Cox are the models used to solving proportional hazard asumption violated. Extended Cox models is the development model of Cox proportional hazard models were built by adding interaction of variables that are nonproportional with the survival time to Cox model. The stratified Cox models constructed of variables that do not meet the proportional hazards assumption was made into strata so that in every strata satisfy the proportional assumptions. A more complex model does not guarantee the results will be more accurate estimation. Therefore, the purpose of this research is to model and assess the appropriateness and the goodness of the Extended Model Cox and Cox Stratification to resolve the problem of assumption a nonproportional hazard. This research uses secondary data obtained from one of the branches of consumer finance company in the form of the purchase of motorcycle credit. Data purchases of motorcycle credit taken during the 42 months from January 2008 to June Overall debtors consist of customers with 16 characteristics of an each debtor on this purchase of motorcycle credit. To influence of survival time debtors can do its obligations with many of the characteristics seen from its effects hazard ratio. The hazard ratio depends on the hazard function value comparison from individual to others. The hazard ratio describes how much impact each factor against the risk of default to pay. The results of this research indicate that the Kaplan-Meier method produces a decrease rapidly in survival function occurred in the first 10 months and after decrease more slowly. Meanwhile, other results showed the default risk to pay using Cox proportional hazard regression modeling does not meet the assumption of proportional hazards. For that, the development model used in this research is the extended Cox model and Cox stratification. Both the development of the model produces a value AIC rather different and stratified Cox models better than the expansion of Cox models. In this research, the strata used in stratified Cox models consists of 783 strata. The factors that most influence the survival time of the debtor doing its obligations based on stratified Cox models are the type of motor, phone ownership (fixed/not fixed), occupation, marital status, amenability of family, and installment payment. Keywords: motor credit, Extended Cox Model, Stratification Cox, hazard ratio.

6 Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

7 ANALISIS DAYA TAHAN DEBITUR MENGGUNAKAN PERLUASAN MODEL COX DAN COX STRATIFIKASI IWAN KURNIAWAN Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Statistika SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. I Made Sumertajaya, MSi

9 Judul Tesis : Analisis Daya Tahan Debitur Menggunakan Perluasan Model Cox dan Cox Stratifikasi Nama : Iwan Kurniawan NIM : G Disetujui oleh Komisi Pembimbing Dr Anang Kurnia, MSi Ketua Dr Bagus Sartono, MSi Anggota Diketahui oleh Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana Dr Kusman Sadik, MSi Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr Tanggal Ujian: 12 Februari 2016 Tanggal Lulus:

10 PRAKATA Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga Beliau, para Sahabat, serta para penerus perjuangan Beliau hingga akhir zaman. Penelitian ini berjudul Analisis Daya Tahan Debitur Menggunakan Perluasan Model Cox Dan Cox Stratifikasi. Penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih khususnya kepada: 1. Dr Anang Kurnia, MSi selaku pembimbing I dan Dr Bagus Sartono, MSi selaku pembimbing II yang dengan kesabaran telah banyak memberi bimbingan, arahan, serta saran kepada penulis selama penyusunan tesis ini. 2. Dr I Made Sumertajaya, MSi selaku penguji luar komisi yang telah memberikan masukan dan arahan yang sangat membangun dalam penyusunan tesis ini. 3. Seluruh staf pengajar dan administrasi pascasarjana Departemen Statistika IPB yang telah banyak memberikan ilmu dan arahan selama perkuliahan sampai dengan penyusunan karya ilmiah ini. 4. Kedua orang tua serta seluruh keluarga yang berada di Bandung dan Bogor atas do a, dukungan, dan kasih sayang yang diberikan. 5. Teman-teman statistika angkatan 2013 atas kebersamaan, kekompakannya, bantuan dan masukannya selama bersama-sama menempuh kuliah. 6. Direktorat Pendidikan Tinggi (DIKTI) sebagai sponsor pemberi beasiswa BPPDN yang mendukung kelanjutan studi S2 penulis. 7. Prof Dr Ir Achmad, MS selaku pembina spiritual atas nasehat dan perhatiannya dalam meluruskan tujuan penulis selama menuntut ilmu agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. 8. Seluruh pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu. Atas segala bantuan yang diberikan, penulis hanya bisa berdoa dengan harapan semoga semua kebaikan yang penuh keikhlasan tersebut dicatat sebagai amal ibadah dan mendapatkan balasan berupa pahala disisi Allah Subhanahu wa ta ala. Aamiin Ya Rabbal Alamin. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Bogor, Februari 2016 Iwan Kurniawan

11 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 2 TINJAUAN PUSTAKA 3 Analisis Daya Tahan 3 Fungsi Daya Tahan (Survival Function) 3 Fungsi Hazard 4 Metode Kaplan-Meier 6 Regresi Hazard Proporsional (Model Cox) 6 Pendugaan Parameter 6 Asumsi Hazard Proporsional 9 Pengujian Penduga Parameter 9 Interpretasi Koefisien 10 Perluasan Model Cox 10 Pemodelan Cox Stratifikasi 11 Pemilihan Model Terbaik 12 3 METODE 13 Data 13 Prosedur Analisis Data 14 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Deskripsi dan Eksplorasi Data 15 Pemodelan Gagal Bayar Menggunakan Regresi Hazard Proporsional 20 Pengembangan Model Untuk Mengatasi Ketidakproporsionalan Fungsi Hazard 21 Perluasan Model Cox 21 Model Cox Stratifikasi 22 Evaluasi Model 23 Interpretasi Model Cox Stratifikasi 24 5 SIMPULAN DAN SARAN 25 Simpulan 25 Saran 25 DAFTAR PUSTAKA 26 LAMPIRAN 27 RIWAYAT HIDUP 50 vi vi vi

12 DAFTAR TABEL 1 Nilai α dan taraf nyata 12 2 Peubah-peubah penjelas yang digunakan 13 3 Sisaan Schoenfeld 21 4 Nilai AIC setiap model 23 DAFTAR GAMBAR 1 Jenis sensor titik 3 2 Grafik fungsi kumulatif peluang F(t) 4 3 Grafik teoritis fungsi daya tahan S(t) 4 4 Sebaran debitur berdasarkan status pembayaran 15 5 Persentase debitur yang mengalami lunas/lancar (sensor) dan gagal bayar pada peubah penjelas tipe motor (a), telepon tetap (b), kepemilikan telepon (c), uang muka (d), jangka waktu pinjaman (e), jenis kelamin (f), pendapatan (g), dan pendapatan total (h) Persentase debitur yang mengalami lunas/lancar (sensor) dan gagal bayar pada peubah penjelas jumlah angsuran (a), kepemilikan tempat tinggal (b), status pernikahan (c), jumlah tanggungan (d), tingkat pendidikan (e), pekerjaan (f), jenis pendapatan (g), dan usia (h) Fungsi daya tahan 18 8 Fungsi hazard 18 9 Fungsi daya tahan (uang muka) Grafik ln(-ln S(t)) untuk peubah jangka waktu pinjaman 21 DAFTAR LAMPIRAN 1 Peubah-peubah penjelas yang digunakan beserta peubah boneka yang dibentuk 28 2 Diagram alir penelitian 31 3 Grafik fungsi daya tahan metode Kaplan-Meier untuk setiap peubah penjelas 32 4 Hasil analisis regresi hazard proporsional model Cox 35 5 Grafik -ln(-ln S(t)) untuk setiap peubah penjelas 37 6 Hasil analisis perluasan model Cox 40 7 Hasil analisis perluasan model Cox setelah direduksi 42 8 Hasil analisis model Cox stratifikasi 44 9 Hasil analisis model Cox stratifikasi setelah direduksi Pemeriksaan rasio hazard perluasan model Cox pada data validasi dibandingkan dengan selang kepercayaan rasio hazard pada data pemodelan Pemeriksaan rasio hazard model Cox stratifikasi pada data validasi dibandingkan dengan selang kepercayaan rasio hazard pada data pemodelan 49

13 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Motor merupakan alat transportasi pribadi yang sering digunakan masyarakat. Keefektifan dan keefisienan motor ini menjadikan daya tarik tersendiri untuk masyarakat memilikinya. Motor dipilih karena harganya yang bisa dijangkau oleh hampir semua kalangan masyarakat. Persyaratan pengajuan kredit yang mudah juga membuat sebagian masyarakat mengambil keputusan untuk membeli motor. Perusahaan pembiayaan kredit atau lebih dikenal dengan leasing merupakan badan usaha di luar bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan usaha diantaranya: sewa guna usaha, anjak piutang, atau pembiayaan konsumen (Oktaputra 2014). Usaha pembiayaan konsumen ini memberikan fasilitas pinjaman berupa kredit kepada pembeli motor, namun proses kredit ini tidak terbebas dari risiko. Risiko yang dimaksud adalah kegagalan debitur dalam memenuhi kewajiban membayar pinjaman kepada pemberi pinjaman atau kreditur. Debitur adalah perorangan, perusahaan atau badan yang memperoleh satu atau lebih fasilitas penyediaan dana. Risiko kredit dapat diminimumkan dengan cara selektif terhadap debitur yang akan melakukan kredit. Penggunaan model merupakan salah satu alternatif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi debitur mengalami kegagalan dalam memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran. Menurut Prasetya (2006) faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kegagalan debitur dalam memenuhi kewajibannya adalah karakteristik demografi dan pinjaman debitur. Karakteristik debitur ini dapat dimodelkan dengan menggunakan analisis daya tahan untuk melihat pengaruh gagal bayar debitur. Analisis daya tahan adalah salah satu teknik statistika yang digunakan untuk menganalisis waktu daya tahan debitur dapat melaksanakan kewajibannya. Analisis daya tahan dikembangkan pertama kali oleh astronom Inggris, yaitu Edmund Halley ( ) (Armitage 1973, Johnson dan Johnson 1980, Miller 1981, Kuzma 1984). Seiring berkembangnya ilmu statistik, analisis daya tahan menjadi salah satu alat penting bagi ilmu lainnya seperti di bidang kesehatan, aktuaria serta ilmu lainnya. Beberapa metode dipakai dalam analisis daya tahan diantaaranya metode nonparametrik seperti metode Kaplan-Meier, parametrik dengan sebaran tertentu seperti Weibull dan Eksponensial, dan semiparametrik seperti model Cox. Metode statistik yang sering dipakai dalam analisis daya tahan adalah metode semiparametrik regresi Cox. Beberapa alasan regresi Cox ini digunakan diantaranya: dapat menduga hazard ratio tanpa perlu diketahui fungsi hazard dasar; dapat menduga fungsi hazard dasar, fungsi hazard, dan fungsi daya tahan walaupun baseline hazard function tidak spesifik; model cox adalah robust yang hampir sama dengan hasil model parametrik (Kleinbaum dan Klein 2012). Namun, model regresi Cox ini tetap dapat memberikan informasi yang berguna berupa hazard ratio. Hazard ratio adalah perbandingan nilai hazard atau risiko gagal bayar antara satu individu dengan individu lainnya yang bersifat konstan dan tidak dipengaruhi oleh waktu sehingga bersifat proporsional. Oleh sebab itu,

14 2 model regresi Cox juga dikenal dengan nama model regresi Cox hazard proporsional. Model regresi Cox mempunyai asumsi hazard proporsional yang harus dipenuhi. Namun, masalah terjadi ketika asumsi ini dilanggar sehingga terjadi perubahan hazard ratio seiring berjalannya waktu dan menjadikan tidak proporsional. Akibatnya, jika asumsi hazard proporsional tidak terpenuhi maka model yang dihasilkan tidak sesuai yang diharapkan dan mengakibatkan interpretasi model tidak sesuai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Yohanes (2011) pada data pecandu heroin, tidak semua nilai hazard dengan peubah penjelas dalam pemodelan Cox memenuhi asumsi proportional hazard. Penelitian pada data debitur pembelian motor ini juga menemukan hal yang sama yaitu terdapat nilai hazard dengan beberapa peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi proporsional hazard. Hal ini akan menjadi kesalahan dalam menginterpretasikan faktor-faktor yang mempengaruhi waktu debitur hingga pinjamannya menjadi macet. Dengan keterbatasan asumsi ini, penelitian ini mengkaji alternatif pemodelan pada regresi Cox yaitu diantaranya stratifikasi dan perluasan model Cox (Kleinbaum dan Klein 2012). Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1. Memberikan gambaran umum mengenai debitur yang melakukan kredit motor pada salah satu cabang perusahaan leasing. 2. Memodelkan risiko kredit dengan regresi hazard proposional perluasan model Cox dan model Cox stratifikasi. 3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi waktu seorang debitur hingga pinjamannya menjadi macet.

15 3 2 TINJAUAN PUSTAKA Analisis Daya Tahan Analisis daya tahan adalah suatu metode statistika yang digunakan untuk analisis data pada durasi daya tahan (Kleinbaum dan Klein 2012). Durasi daya tahan(survival time) adalah jangka waktu yang dicapai suatu objek dari waktu awal (waktu pemberian perlakuan) sampai terjadinya suatu peristiwa (event). Peristiwa ini dapat berupa pengembangan penyakit, respon terhadap pengobatan, kambuh, atau kematian (Lee dan Wang 2003). Waktu dari setiap individu tidak harus sama dan satuannya dapat berupa tahun, bulan, minggu atau hari. Durasi daya tahan tidak semua dapat diamati secara lengkap. Hal ini bisa disebabkan oleh berakhirnya masa pengamatan, individu yang diamati menghilang dalam masa pengamatan, meninggal dunia atau sebab lain diluar penelitian (Kleinbaum dan Klein 2012). Apabila durasi daya tahan dapat diamati selama masa pengamatan maka disebut data lengkap, sedangkan bila tidak dapat diamati secara lengkap maka disebut data tersensor. Menurut Leung et al. (1997) secara lebih rinci, tipe-tipe data tersensor dibagi dalam lima jenis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, yaitu: 1. Sensor kanan: - Sensor kanan jenis 1, tersensor karena tidak mengalami kejadian sampai akhir pengamatan (objek A). - Sensor kanan jenis 2, tersensor karena tidak dapat mengikuti hingga akhir pengamatan akibat kejadian lain di luar penelitian (objek B). 2. Sensor kiri, yaitu waktu awal di luar masa pengamatan dan kejadian terjadi dalam periode pengamatan (objek C). 3. Sensor kiri dan kanan, yaitu waktu awal terjadi sebelum masa pengamatan dan waktu kejadian terjadi setelah masa pengamatan (objek D). 4. Sensor kanan secara lengkap, yaitu waktu awal dan waktu kejadian terjadi setelah akhir pengamatan (objek E). 5. Sensor kiri secara lengkap, yaitu waktu awal dan waktu kejadian terjadi sebelum awal masa pengamatan (objek F). F C D A B E Gambar 1 Jenis sensor titik Fungsi Daya Tahan (Survival Function) Fungsi yang dapat memberi ciri sebaran durasi daya tahan adalah fungsi daya tahan atau survival. Fungsi daya tahan merupakan fungsi yang menyatakan peluang suatu individu dapat bertahan hingga lebih dari waktu t. Fungsi daya tahan (t) merupakan komplemen dari fungsi sebaran kumulatif (t) (Gambar 2).

16 4 Misalkan T adalah peubah acak tidak negatif pada interval [0, ) untuk durasi daya tahan, maka fungsi daya tahan didefinisikan sebagai S(t) = P(T > t) (Lawless 2007). Dari definisi fungsi sebaran kumulatif dari T, fungsi daya tahan dapat dinyatakan juga sebagai berikut S( t) 1 P( T t) 1 Ft ( ) F( t) 1 S( t) d F() t d(1 S( t)) dt dt d( S( t)) f ( t) S '( t). dt Hubungan kepekatan peluang dan fungsi sebaran kumulatif dari T dengan fungsi daya tahan yaitu f ( t) F '( t) S '( t). Fungsi daya tahan adalah suatu fungsi monoton tak naik seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 2 Grafik fungsi peluang kumulatif F(t) Gambar 3 Grafik teoritis fungsi daya tahan S(t) Fungsi Hazard Fungsi hazard adalah fungsi yang menyatakan limit dari peluang suatu individu mengalami kejadian pada selang waktu yang pendek (Δt 0) dengan syarat bahwa individu itu telah bertahan hingga waktu t, fungsinya sebagai berikut, P( t T ( t t) T t) ht ( ) lim. t 0 t Jika T adalah suatu peubah acak kontinu dan misalkan f(t) adalah fungsi kepekatan peluang pada waktu t, maka dari persamaan h(t) sebelumnya diperoleh: P( t T ( t t) T t) ht ( ) lim. t 0 t

17 5 P(( t T ( t t)) ( T t)) lim t 0 P( T t). t P( t T ( t t)) lim t 0 S( t). t 1 P( t T ( t t)). lim S() t t 0 t f() t. St () Karena diketahui bahwa S(t) = 1 - F(t), maka d F() t d(1 S( t)) d( S( t)) f ( t) F '( t) S '( t) dt dt dt dan ( ) '( ) (ln ( )) ( ( )) (ln ( )) h( t) f t S t S '( t). d S t d S t. d S t S( t) S( t) d( S( t)) dt d( S( t)) d(ln S( t)) ht ( )...(1). dt Dari beberapa persamaan (1) diperoleh t h( x) dx 0 0 t 0 0 t 0 t 0 d(ln S( x)) dx d h( x) dx ln S( x) dx dx h( x) dx ln S( x) t t h( x) dx ln S( t) ln S(0)...(2). Karena S(0) = 1, ln S(0) = 0, sehingga persamaan (2) menjadi t 0 h( x) dx ln S( t) t S( t) exp h( x) dx. 0 Dari uraian di atas, diperoleh hubungan antara S(t), h(t), dan f(t), yaitu sebagai berikut: a. f ( t) S '( t) f() t b. ht () St () t c. S( t) exp h( x) dx. 0 t 0

18 6 Metode Kaplan-Meier Metode Kaplan-Meier merupakan salah satu metode nonparametrik yang dapat digunakan untuk menduga fungsi daya tahan tanpa mengikutsertakan peubah penjelas. Metode ini tidak memerlukan asumsi sebaran tertentu. Metode Kaplan-Meier mengelompokkan data ke dalam suatu selang, dalam setiap selang memuat satu kejadian. Misal t 1, t 2,, t n adalah durasi daya tahan dari n individu dalam pengamatan. Durasi daya tahan tersebut diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. Misal tk adalah durasi daya tahan ke-k, dengan t 1 < t 2 < < td D adalah banyaknya durasi daya tahan yang berbeda dengan D n. Peluang kejadian dalam setiap selang k diduga dengan d n k k dan peluang bertahannya diduga dengan nk dk pk nk dengan d k adalah banyaknya kejadian pada setiap selang k, dan n k adalah banyaknya individu pada awal selang k. Penduga fungsi daya tahan dengan menggunakan metode Kaplan-Meier adalah sebagai berikut Sˆ ( k) pˆ pˆ pˆ... pˆ k D k p ˆ. 1 k Regresi Hazard Proporsional (Model Cox) Regresi hazard proporsional atau yang lebih dikenal dengan model Cox dapat menerangkan pengaruh karakteristik yang dimiliki responden secara simultan. Asumsi untuk model ini adalah memiliki hazard yang bersifat proporsional. Secara umum tingkat hazard untuk suatu individu ke-i adalah sebagai berikut dengan, t h 0 (t) h( t x ) h ( t).exp( x ) 0 p j1 h ( t).exp( bx ' ) 0 = waktu hingga terjadinya suatu peristiwa = fungsi hazard dasar (baseline hazard function) j = koefisien model regresi Cox peubah ke-j xij = peubah penjelas ke-j untuk individu ke-i. b = vektor koefisien peubah penjelas x = vektor peubah penjelas. Fungsi hazard dasar adalah nilai tingkat hazard ketika seluruh peubah penjelasnya bernilai nol (Cox 1972). Pendugaan Parameter Pendugaan parameter dapat dicari melalui fungsi kemungkinan parsial yang didasarkan pada peluang bersyarat(cox dan Oakes 1984). Misalkan t k adalah waktu kejadian ke-k,dengan t 1 < t 2 < < t D, D adalah banyaknya waktu kejadian j ij

19 yang berbeda. X (k)j adalah peubah penjelas ke-j dari individu dengan waktu kejadian tk dan R(tk) adalah himpunan individu yang memiliki risiko pada waktu tk. Peluang Cox individu ke-i dengan peubah X mengalami kejadian pada waktu tk adalah: P ( X k mengalami kejadiant k) hi ( tk X ( k ) j ) l(β) = P( R t mengalami kejadiant ) h ( t X ) k mr ( t ) j1 k ( m) j mr ( tk ) exp[ 1 j X ( )] j k j...(3). p exp[ X ] k p j i k ( m) j Dengan mengambil hasil peluang bersyarat (3), membentuk fungsi kemungkinan parsial seperti berikut, L(β) = D k 1 m R( t ) exp[ 1 j X ( )] j k j. p exp[ X ] k p Misalkan logaritma natural dari L(β) adalah ln L(β). Pendugaan parameter β dilakukan dengan memaksimumkan L(β) yang diperoleh dari turunan pertama L(β) terhadap βj = 0, untuk j=1,2,, p (Klein dan Moeschberger 2003). dan ln L(β) = ln D k1 m R( t ) j1 j1 j p j1 j ( m) j exp[ X ] k p ( k ) j exp[ X ] j ( m) j n p p = j X( k ) j ln exp j 1 j X ( m) j k k1 j1 mr ( t ) ln L( ) 0 p p exp n p 1 j X( m) j X j ( k ) j mr ( tk ) j1 X ( k) j 0...(4). p k1 j1 exp j 1 j X ( m) j mr ( tk ) Persamaan (4) dapat diselesaikan secara numerik yaitu dengan iterasi menggunakan metode Newton-Raphson. Hasil turunan kedua dari ln L(β) terhadap β adalah negatif sehingga fungsi logaritma kemungkinan menjadi maksimum. 2 2 p p p p exp 1 ( ) ( ) ( ) exp 1 ( ) 2 j X m j X X k j j X m j n j k j j ln L( ) mr ( t ) 1 m R( tk ) j 1 k j 2 p 2 ( j ) i1 exp 1 j X ( m) j p j mr ( t ) exp k j 1 j X ( m) j mr ( tk ) Analisis data daya tahan biasanya menggunakan prosedur Newton-Raphson dalam memaksimalkan fungsi partial likelihood. Misalkan L(β) merupakan fungsi j 7

20 8 partial likelihood p dimensional vektor β = (β 1, β 2,..., β 3 ) t. Misalkan U(β) merupakan vektor berukuran p dari turunan parsial pertama L(β) maka U(β) = U 1(β),...,U p(β) ln L( ) dengan U j ( ), j 1,2,..., p. j 2 ln L( ) Misalkan I(β) ( Iij ( )); i, j 1,..., p dengan I ij β = t i j maka ln L( ) ln L( ) ln L( ) 2 ( 1) p ln L( ) ln L( ) ln L( ) 2 I(β) 21 ( 2) 2 p ln L( ) ln L( ) ln L( ) 2 p1 p2 ( p ) Algoritma metode Newton-Raphon yaitu sebagai berikut. β c+1 =β c -I -1 β c.u(β c ) dengan memisalkan c = 0, 1, 2,... dan I -1 β c merupakan invers dari I(β c ). Langkah-langkah iterasi dengan metode Newton Raphson sebagai berikut. 1. Menentukan nilai awal, β ˆ 0 0 ˆ ˆ β β I 1 β ˆ U β ˆ Iterasi dilakukan sampai memperoleh nilai konvergen, β ˆ β ˆ. c1 c Ragam dan simpangan baku dari ˆ j dapat didefinisikan sebagai berikut Var ( ˆ ˆ ˆ ˆ. 1 ) = I ˆ dan SE Var 1 I Simpangan baku diatas dapat digunakan untuk mencari selang kepercayaan β j yaitu (1-α) 100% selang kepercayaan untuk β j (Hosmer et al 2008) sebagai berikut ˆ ˆ j Z SE( ). Pendugaan parameter ini sering terdapat ties. Ties adalah dua atau lebih individu mengalami kejadian pada saat waktu yang sama. Hal ini akan menjadi masalah terhadap pendugaan parameternya. Pendugaan parameter ini digunakan pendekatan Breslow. X (k)+ adalah jumlah peubah penjelas pada kasus ties dan d k adalah banyak kasus ties pada waktu t k. dan l β mr ( t ) 1 2 exp[ X ] k p j1 j ( k ) j p exp[ 1 j X ( m) j ] j d k

21 9 p D exp[ 1 j X ( ) ] j k j p k1 m R( t ) j 1 j X ( m) j L( ). dk exp[ ] k Asumsi Hazard Proporsional Regresi hazard proporsional memiliki asumsi yang cukup kuat yaitu memiliki hazard yang bersifat proporsional antara satu individu dan individu lainnya. Dengan kata lain, rasio tingkat hazard antar dua kelompok individu (misal individu i dan i ) harus konstan sepanjang waktu (Therneau dan Grambsch 2000) h( t xi ) h0 ( t).exp( ' xi ) exp( ' xi ). h( t xi ') h0 ( t).exp( ' xi ') exp( ' xi ') Kleinbaum dan Klein (2012) menyebutkan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan asumsi hazard proporsional, yaitu dengan pendekatan grafik ln(-ln S(t)) dan pengujian kesesuaian model (goodness of-fit test) yaitu residual Schoenfeld. Residual Schoenfeld didasarkan pada kontribusi individu dengan turunan dari log kemungkinan parsial (Hosmer dan Lemeshow 1999), x' j L ( ) n p x j R( ti ) jke ci xik x' j k i1 e jr( ti ) x' j x ( ) jke jr ti dimana xwk i x' j n j e R( ti ) c x xwk. i1 i ik i Hosmer dan Lemeshow (1999) menunjukkan, penduga sisaan Schoenfeld untuk subjek ke-i pada kovariat ke-k kemudian diperoleh dengan mengganti penduga parsial likelihood koefisien β, Sk i i. ik wk i c x x Kemudian, dibuat peubah peringkat urutan waktu kegagalan. Subjek yang terjadi pertama (awal) kejadian mendapat nilai 1, berikutnya mendapat nilai 2, dan seterusnya. Setelah itu, uji korelasi antara sisaan Schoenfeld dan peringkat urutan kegagalan. H 0 yang digunakan bahwa korelasi antara sisaan Schoenfeld dan peringkat waktu kegagalan adalah nol ( = 0). Statistik uji yang digunakan adalah uji-t yaitu r n 2 t. 2 1 r Besar α yang digunakan adalah Jika p-value kurang dari α = 0.05, maka H 0 ditolak, artinya terdapat korelasi yang menunjukkan ada hubungan peubah penjelas dengan waktu daya tahan sehingga tidak memenuhi asumsi (Kleinbaum dan Klein 2012). Pengujian Penduga Parameter Pengujian penduga parameter dilakukan untuk memeriksa peranan peubahpeubah penjelas dalam model Cox. Pengujian parameter model (β) secara simultan dilakukan menggunakan statistik uji-g, sedangkan pengujian secara

22 10 parsial menggunakan statistik uji Wald. Statistik uji-g adalah uji rasio kemungkinan yang digunakan untuk menguji peranan variabel penjelas di dalam model secara bersama-sama. Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : β 1 = β 2 =... = βp = 0 H 1 : minimal ada satu βj 0, j = 1, 2,..., p. Rumus umum statistik uji-g sebagai berikut: L0 G 2ln[ ] L dengan L 0 adalah fungsi kemungkinan tanpa peubah penjelas dan Lp adalah fungsi kemungkinan dengan p peubah penjelas. Statistik uji G menyebar khi-kuadrat dengan derajat bebas p. Apabila nilai G lebih besar dari nilai tabel khi-kuadrat pada α=5% mengindikasikan bahwa terdapat minimal satu peubah penjelas yang pengaruhnya signifikan terhadap durasi daya tahan debitur. Statistik uji Wald digunakan untuk menguji penduga parameter βj secara parsial. Hipotesis yang diuji adalah: H 0 : βj = 0 H 1 : βj 0 dengan j = 1, 2,..., p. Rumus umum statistik uji Wald sebagai berikut: j W. SE( j ) Secara teori, statistik uji Wald ini mengikuti sebaran khi-kuadrat. Jika W > maka H 0 ditolak pada taraf nyata α = 5% (Collet 2003). 2,1 Interpretasi Koefisien Interpretasi koefisien pada regresi hazard proporsional dapat dilihat melalui rasio tingkat hazard. Jika dua individu dengan peubah X dan X*, maka rasio tingkat hazardnya adalah: h( t, X ) h0 ( t)exp[ ] 1 j X j ij p h( t, X*) h ( t)exp[ X *] p 2 p p 0 j1 exp[ ( X X *)]. j1 j ij j ij ij Persamaan di atas merupakan risiko relatif dari suatu individu dengan faktor risiko X mengalami kejadian dibanding individu lainnya dengan faktor risiko X* (Klein dan Moeschberger 2003). Perluasan Model Cox Berbeda dengan persamaan regresi Cox proportional hazard, persamaan perluasan model regresi Cox dengan penambahan peubah terikat-waktu adalah sebagai berikut (Kleinbaum dan Klein 2012): p1 p2 0 1 i i i j1 j j h ( t, X ( t )) h ( t )exp[ X X ( t )]

23 dengan X(t)=(X 1,X 2,,X p1,x 1 t, X 2 t, X p2 t ), peubah X1, X 2,..., X p1 adalah peubah penjelas yang tidak terikat-waktu, dan X1( t), X 2( t),..., X p2( t) adalah peubah penjelas yang terikat-waktu. Hazard ratio dalam perluasan model Cox tersebut ditunjukkan dengan perbandingan dua individu peubah penjelas X* dan X ditambahkan dengan terikat-waktu sehingga didapat X*(t) dan X(t), secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: h( t, X *( t)) HR h( t, X ( t)) p1 p2 0 1 i i i j1 j j p1 p2 0 i 1 i i j1 j j h ( t)exp( X X ( t)] h ( t)exp( X X ( t)] p1 p 2 exp ˆ[ * ] ˆ i X i X i j[ X j ( t) X j ( t)]. i1 j1 Notasi adalah parameter dari peubah penjelas terikat-waktu yang berlaku untuk setiap t dan merupakan parameter dari peubah penjelas tidak terikatwaktu. Untuk menilai bahwa model regresi hazard proposional, fungsi hazard ini tepat memenuhi asumsi hazard proposional pada peubah tidak terikat-waktu, kita dapat menggunakan fungsi waktu gi () t, sehingga model ini dapat dituliskan sebagai: p p 0 i1 i i i1 i i i h ( t, X ( t )) h ( t )exp[ X X g ( t )] dengan nilai parameter δ i akan berbeda-beda pada setiap peubah penjelas yang terikat oleh waktu dan parameter δ i ini mengartikan pengaruh keseluruhan dari hubungan antara peubah penjelas terikat-waktu dengan melihat semua waktu pada peubah yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai parameter δ i < 0 maka hazard ratio akan turun bersamaan dengan naiknya waktu dan begitu juga sebaliknya. Ini mengakibatkan tidak konstannya hazard ratio yang juga berarti bahwa asumsi proportional hazard tidak terpenuhi untuk perluasan model Cox ini. Pilihan fungsi waktu g i (t) yang biasa digunakan dalam penggunan perluasan model Cox (Kleinbaum dan Klein 2012) adalah: 1. g i (t) = 0 2. g i (t) = t 3. g i (t) = ln t 4. g i (t) adalah fungsi heaviside. 11 Pemodelan Cox Stratifikasi Model stratifikasi Cox adalah model yang diperoleh dengan memodifikasi model Cox proportional hazard. Modifikasi dilakukan dengan mengontrol peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi hazard proporsional. Peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi ini tidak dimasukkan ke dalam model tetapi peran dari peubah penjelas tersebut tetap ada. Peubah-peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi dibentuk kelas atau kategorik sehingga banyaknya kombinasi kelas dari setiap peubah merupakan strata. Misalkan Z 1, Z 2,..., Z p merupakan peubah-

24 12 peubah yang tidak memenuhi asumsi dan memiliki kelas sebanyak k 1, k 2,..., k p. Kombinasi yang dihasilkan adalah sebanyak k = k 1 k 2 k p. Bentuk umum model cox stratifikasi adalah sebagai berikut: h ( t, X ) h ( t)exp X X... X ; g 1,2,..., k * g 0g k k dimana g : jumlah strata h 0g (t) : baseline hazard function untuk setiap strata β : koefisien regresi. Pada model tersebut, g menyatakan strata ke-g. Sebagai catatan, peubah Z tidak dimasukkan ke dalam model, tetapi variabel-variabel X yang memenuhi asumsi dimasukkan ke dalam model. Pada model Cox stratifikasi, nilai fungsi h 0g (t) dapat berbeda untuk strata yang berbeda sehingga fungsi hazard akan berbeda. Jadi, efek strata tetap dapat terlihat melalui komponen h 0g (t). Namun, koefisien β 1, β 2,..., β k adalah sama untuk semua strata. Oleh karena itu rasio hazard akan sama untuk semua strata. Pemilihan Model Terbaik Serupa dengan analisis regresi klasik, analisis regresi Cox juga perlu dilakukan pemilihan model terbaik. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi peubah penjelas yang berpotensi masuk dalam komponen linier model regresi Cox. Drapper dan Smith (1981) menyebutkan beberapa cara yang digunakan dalam pemilihan model terbaik seperti prosedur seleksi maju (forward selection), eliminasi langkah mundur (backward elimination prosedure) dan prosedur bertatar (stepwise procedure). Model terbaik memiliki skor Akaike Informations Criterion (AIC) terkecil: AIC 2log Lˆ q L = nilai maksimum fungsi likelihood model regresi Cox q = banyaknya peubah penjelas dalam model regresi Cox α = predetermined constant. Predetermined constant sama dengan taraf nyata 2 α 6, α=3 sepadan dengan taraf nyata 5%. Collet (2003) menyarankan α=10% dalam penentuan peubah penjelas yang masuk dalam model regresi Cox agar banyak peubah penjelas yang masuk dalam model tidak terlalu sedikit. Penentuan nilai α untuk taraf nyata tertentu disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai α dan taraf nyata α Taraf nyata (%)

25 13 3 METODE Data Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari salah satu perusahaan pembiayaan kredit motor di Indonesia. Data terdiri dari nasabah kredit pemilikan motor atau debitur pada salah satu cabang yang diamati dari periode Januari 2008 sampai dengan Juni 2011 (42 bulan). Seorang debitur dikatakan macet kreditnya bila tidak membayar angsuran dalam waktu 30 hari setelah jatuh tempo. Data penelitian ini berstatus data lengkap dan data tersensor. Berstatus data lengkap apabila debitur mengalami gagal bayar dalam masa pengamatan. Berstatus data tersensor (sensor kanan) bila debitur mampu melunasi utangnya sebelum akhir masa pengamatan atau debitur masih lancar kreditnya hingga akhir masa pengamatan. Tabel 2 Peubah-peubah penjelas yang digunakan No Peubah Keterangan 1 X 1 Kelas tipe motor yang dikredit oleh debitur 2 X 2 Kelas kepemilikan nomor telepon dari debitur 3 X 3 Kelas kepemilikan telepon yang dimiliki oleh debitur 4 X 4 Kelas uang muka yang diambil oleh debitur (persen) 5 X 5 Kelas jangka waktu pinjaman yang diambil oleh debitur dalam pelunasan kredit motor (bulan) 6 X 6 Kelas jenis kelamin 7 X 7 Kelas pendapatan debitur (juta rupiah) 8 X 8 Kelas pendapatan total (juta rupiah) 9 X 9 Kelas besar angsuran dalam per bulan (juta rupiah) 10 X 10 Kelas status kepemilikan tempat tinggal debitur 11 X 11 Kelas status pernikahan debitur 12 X 12 Kelas jumlah tanggungan (orang) 13 X 13 Kelas tingkat pendidikan terakhir debitur 14 X 14 Kelas pekerjaan 15 X 15 Kelas jenis pendapatan debitur (tetap/ tidak tetap) 16 X 16 Kelas umur debitur pada awal melakukan kredit motor (tahun) Data terdiri dari 16 peubah penjelas dan satu peubah respon. Peubah respon yang digunakan adalah durasi daya tahan seorang debitur hingga menjadi macet kreditnya (bulan). Peubah-peubah penjelas bersifat kontinu dibentuk menjadi beberapa kelas atau kategori dengan menggunakan peubah boneka. Daftar peubah-peubah penjelas yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2 dan rinciannya terdapat pada Lampiran 1.

26 14 Prosedur Analisis Data Data yang diperoleh berupa data asli yang belum siap diolah. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Langkah pertama yang dilakukan sebelum diolah adalah pengaturan data. Pengaturan data dilakukan dengan cara mengubah semua peubah kontinu menjadi kelas-kelas atau kategorik. 2. Melakukan analisis data secara statistik deskriptif dan eksplorasi dengan melihat keseluruhan peubah penjelas menggunakan metode nonparametrik yaitu Kaplan-Meier. Analisis ini digunakan untuk melihat pola daya tahan pada setiap peubah penjelas. 3. Model dibangun dengan data 60% yang digunakan untuk dianalisis daya tahan. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Pendugaan parameter β menggunakan fungsi parsial likelihood yang dimaksimumkan dengan pendekatan Breslow. 4. Pemeriksaan asumsi hazard proporsional dengan rasio tingkat hazard antar dua kelompok individu (misal individu i dan i ) harus konstan sepanjang waktu. Kleinbaum dan Klein (2012) menyebutkan bahwa ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan asumsi hazard proporsional, yaitu dengan pendekatan grafik ln(-ln S(t)) dan pengujian kesesuaian model (goodness of-fit test) yaitu residual Schoenfeld. 5. Melakukan pendugaan parameter β dan δ terhadap perluasan model Cox. Pendugaan model ini dilakukan dengan menambahkan peubah terikat-waktu pada peubah yang tidak berpengaruh secara signifikan dalam penelitian. 6. Melakukan pendugaan parameter β terhadap model Cox stratifikasi. Pendugaan model ini dilakukan dengan tidak memasukkan peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi hazard proporsional. Peubah penjelas yang tidak memenuhi asumsi ini dibuat strata. 7. Melakukan pengujian penduga parameter secara simultan dengan statistik uji- G maupun secara parsial dengan statistik uji Wald. Pengujian penduga parameter ini bertujuan untuk melihat apakah peubah penjelas dengan penambahan peubah terikat-waktu berpengaruh signifikan atau tidak terhadap model. Apabila dalam pengujian penduga parameter terdapat peubah penjelas yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap peubah respon maka peubah penjelas tersebut dapat dimasukkan ke dalam perluasan model Cox dan Cox stratifikasi. 8. Melakukan evaluasi model yaitu dengan pemilihan model terbaik melalui metode stepwise dan kesesuaian model diukur dari nilai AIC (Collet 2003) serta kestabilan model. Kestabilan model diukur dengan melihat perubahan rasio hazard dengan set data yang berbeda. Pada data pemodelan didapatkan model dan penduga rasio hazard beserta selang kepercayaannya. Data validasi sebanyak 40% juga dilakukan pemodelan untuk mendapatkan nilai rasio hazard. Jika rasio hazard data validasi berada di dalam selang kepercayaan 95% dari hazard ratio pada data pemodelan, maka dapat dikatakan model yang dihasilkan valid. Diagram alir metode penelitian dapat dilihat pada Lampiran 2.

27 15 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi dan Eksplorasi Data Secara keseluruhan pada Gambar 4, data kredit motor memiliki persentase debitur yang mampu melunasi cicilan kredit sebesar 34%, kemudian terdapat 41% debitur yang hingga akhir masa pengamatan masih lancar kreditnya dan 25% debitur mengalami gagal bayar. 34% Lancar 41% Lunas 25% Gagal bayar Gambar 4 Sebaran debitur berdasarkan status pembayaran Deksripsi data untuk masing-masing peubah penjelas dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6. Persentase debitur gagal bayar terbesar pada peubah tipe motor adalah debitur yang mengkredit motor bebek kelas bawah yaitu sebesar 15% (Gambar 5a). Selanjutnya, tipe motor matik berada di posisi kedua dengan 4%. Mayoritas debitur memiliki nomor telepon tidak tetap. Berdasarkan Gambar 5b dapat dilihat bahwa sebanyak 23% debitur yang memiliki telepon tidak tetap mengalami gagal bayar. Hal ini mengindikasikan bahwa risiko kegagalan lebih rentan dialami oleh debitur yang memiliki telepon tidak tetap. Sebagian besar debitur sudah memiliki telepon yaitu sebesar 76% dan hanya 20% yang mengalami gagal bayar. Gambar 5c menunjukkan bahwa persentase debitur gagal bayar terbesar adalah debitur yang tidak memiliki telepon. Persentase gagal bayar pada peubah uang muka menunjukkan bahwa debitur yang membayar uang muka kurang dari 5% memiliki persentase gagal bayar paling besar. Gambar 5d menunjukkan bahwa semakin besar persentase uang muka yang dibayar maka semakin kecil persentase kegagalannya. Persentase gagal bayar terbesar terjadi pada debitur dengan jangka waktu pinjaman 25 sampai 36 bulan. Sebanyak 69% dari seluruh debitur melakukan kredit dengan jangka waktu pinjaman 25 sampai 36 bulan. Terdapat 21% debitur yang mengalami gagal bayar pada jangka waktu tersebut. Berdasarkan diagram batang dapat dilihat bahwa semakin besar jangka waktu pinjaman maka semakin besar persentase kegagalannya (Gambar 5e). Mayoritas debitur yang melakukan kredit motor berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 76%. Berdasarkan Gambar 5f dapat dilihat bahwa sebanyak 19% debitur laki-laki mengalami gagal bayar. Dilihat dari segi pendapatan, persentase gagal bayar terbesar terjadi pada debitur dengan penghasilan perbulan terkecil. Gambar 5g menunjukkan bahwa

28 16 bahwa semakin besar penghasilan debitur maka semakin kecil persentase kegagalannya. Gambar 5h menunjukkan bahwa debitur dengan pendapatan total terendah memiliki persentase kegagalan paling besar. Namun, berbeda hal yang dialami debitur dengan total pendapatan antara 2 sampai 3.5 juta yang mengalami gagal bayar terbesar. % debitur 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 32% 17% 17% 15% 10% 4% 4% 2% kelas/kategori % debitur % debitur 80% 69 % debitur 70% % 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 23 % 6% 1% 1 2 kelas/kategori 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 58% 18% 17% 8% 1 2 kelas/kategori 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 26% 21% 16% 13% 9% 5% 6% 2% 1% 1% kelas/kategori 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% a. Tipe motor b. Nomor telepon c. Kepemilikan telepon % debitur 18% 9% 1% 3% 48% 21% 1% 1% kelas/kategori % debitur % debitur 57 40% % 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 19 % 19 % 1 2 5% kelas/kategori 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 34% 32% 13% 10% 9% kelas/kategori 2% % debitur 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% d. Uang muka 15% 6% 38% 13% 23% kelas/kategori 5% e. Jangka waktu pinjaman f. Jenis kelamin g. Pendapatan h. Total pendapatan sensor gagal bayar Gambar 5 Persentase debitur yang mengalami lunas/lancer (sensor) dan gagal bayar pada peubah penjelas tipe motor (a), telepon tetap (b), kepemilikan telepon (c), uang muka (d), jangka waktu pinjaman(e), jenis kelamin (f), pendapatan (g), dan pendapatan total (h). Besar angsuran per bulan diduga mempengaruhi perilaku debitur dalam membayar utangnya. Berdasarkan Gambar 6a dapat dilihat bahwa persentase debitur gagal bayar terbesar adalah debitur dengan jumlah angsuran perbulan Rp sampai Rp yaitu sebanyak 24%. Persentase kegagalan terkecil yaitu debitur dengan jumlah angsuran perbulan lebih dari 1.25 juta rupiah yaitu sebanyak 0.3%. Sebagian besar debitur memiliki rumah sendiri yaitu sebanyak 62%. Persentase gagal bayar pada status rumah tersebut sebanyak 14% (Gambar 6b). Sebanyak 85% debitur memiliki status menikah, 21% diantaranya mengalami gagal bayar. Sementara itu, persentase gagal bayar terkecil terjadi pada debitur berstatus duda atau janda yaitu sebesar 1% (Gambar 6c). Hal ini disebabkan kebutuhan setelah menikah meningkat sehingga menyebabkan gagal bayar.

29 Persentase gagal bayar terbesar pada kategori jumlah tanggungan terjadi pada debitur dengan jumlah tanggungan 2 orang (Gambar 6d). Sementara itu, debitur yang tidak mempunyai tanggungan memiliki persentase kegagalan sebesar 5%. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran yang lebih besar untuk debitur dengan jumlah tanggungan 2 orang dibandingkan debitur yang tidak mempunyai tanggungan, sehingga dapat menghambat pembayaran kredit. Mayoritas debitur memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sebanyak 41%. Persentase gagal bayar pada jenis pendidikan tersebut sebanyak 10%. Persentase terbesar gagal bayar terjadi pada debitur dengan pendidikan terakhir SMP dan SD yang memiliki perbedaan persentase hanya 2% (Gambar 6e). % debitur 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 18% 6% 42% 16% 12% 2% 3% 0% % debitur 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 48% 14% 14% 7% 5% 6% 3% 2% % debitur 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 64 % 21 % 10 % 3% 2% 1% % debitur 25% 20% 15% 10% 5% 0% 13% 15% 23% 15% 17 5% 6% 5% 7% 5% 2% 2% 1% 1% 0% kelas/kategori kelas/kategori kelas/kategori kelas/kategori a. Besar angsuran b. Status tempat tinggal % debitur 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 31% 18% 12% 10% 9% 7% 6% 5% 2% 1% 0% 0% % debitur 20% 15% 10% 5% 0% 17% 16% 11% 8% 7% 5% 11% 6% 5% 5% 1% 1% 2% 4% c. Status pernikahan % debitur 45% 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 41 % 16 % 34 % 1 2 9% d. Jumlah tanggungan % debitur 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0% 0% 0% 21% 27% 20% 8% 9% 7% 6% 2% kelas/kategori kelas/kategori kelas/kategori kelas/kategori e. Tingkat pendidikan f. Pekerjaan g. Jenis pendapatan h. Usia sensor gagal bayar Gambar 6 Persentase debitur yang mengalami lunas/lancar (sensor) dan gagal bayar pada peubah penjelas jumlah angsuran (a), kepemilikan tempat tinggal (b), status pernikahan (c), jumlah tanggungan (d), tingkat pendidikan (e), pekerjaan (f), jenis pendapatan (g), dan usia (h). Mayoritas debitur memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 23%, 6% diantaranya mengalami gagal bayar. Persentase gagal bayar terbesar kedua pada debitur yang memiliki pekerjaan sebagai petani dan pedagang (Gambar 6f). Sementara itu, persentase gagal bayar terendah terjadi pada debitur yang bekerja sebagai pegawai negeri dan guru. Hal ini mungkin disebabkan oleh pendapatan dari jenis pekerjaan pedagang tidak tetap setiap bulan. Sebagian besar debitur sudah memiliki pendapatan tidak tetap, yaitu sebanyak 57%. Persentase gagal bayar pada jenis pendapatan tidak tetap sebanyak 16% mengalami gagal bayar. Nilai ini adalah persentase terbesar gagal bayar pada

30 18 kategori jenis pendapatan (Gambar 6g). Penghasilan debitur yang tidak tentu tiap bulan dapat mengganggu pembayaran kredit. Gambar 6h menunjukkan bahwa debitur dengan umur 21 sampai 30 dan 31 sampai 40 tahun memiliki persentase kegagalan paling besar. Selanjutnya, dapat dilihat juga bahwa semakin tua usia debitur maka persentase gagal bayar semakin kecil. Time Gambar 7 Fungsi daya tahan keseluruhan debitur dengan metode Kaplan- Meier Grafik fungsi daya tahan pada Gambar 7 menggunakan metode Kaplan- Meier menunjukkan bahwa penurunan terbesar peluang daya tahan terjadi sekitar 10 bulan pertama, setelah itu penurunannya lebih lambat. Hal ini berarti bahwa terjadinya banyak kegagalan untuk membayar oleh debitur terjadi pada 10 bulan pertama dibandingkan 10 bulan berikutnya. Grafik fungsi hazard dapat dilihat pada Gambar 8. Tingkat hazard dengan metode Kaplan-Meier dari waktu ke waktu tidak sama. Pada periode awal fungsi hazard tinggi kemudian menurun seiring bertambahnya waktu. Fungsi daya tahan mengindikasikan peluang debitur untuk tetap lancar kreditnya, sebaliknya fungsi hazard mengindikasikan potensial kegagalan (macet). Tingkat hazard memiliki nilai yang tinggi pada 10 bulan pertama, kesimpulan yang sama juga diperoleh pada fungsi daya tahan yang penurunannya lebih curam pada 10 bulan pertama. Time Gambar 8 Fungsi hazard debitur dengan metode Kaplan-Meier Gambar 9 Fungsi daya tahan (uang muka)

31 Metode Kaplan-Meier juga dapat menghasilkan pola daya tahan untuk setiap peubah penjelas. Grafik fungsi daya tahan pada peubah uang muka menunjukkan bahwa debitur yang membayar uang muka kurang dari 5% memiliki fungsi daya tahan terendah, atau yang paling cepat untuk menjadi macet kreditnya. Gambar 9 menunjukkan bahwa semakin besar persentase uang muka yang dibayar maka semakin tinggi fungsi daya tahannya atau risiko untuk menjadi debitur macet semakin kecil. Selain itu, fungsi daya tahan pada kategori uang muka kurang dari 5% dan 5-10% terlihat lebih curam dibandingkan kategori uang muka lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa risiko pada kategori tersebut sangat besar. Hasil analisis daya tahan menggunakan metode Kaplan-Meier pada masingmasing peubah penjelas dapat dilihat pada Lampiran 2. Untuk peubah tipe motor, debitur yang mengkredit motor bebek kelas bawah memiliki fungsi daya tahan yang rendah, atau yang paling cepat untuk menjadi gagal bayar. Kategori yang memiliki fungsi daya tahan tertinggi adalah tipe motor sport dan motor bebek kelas atas. Kedua kategori tersebut mempunyai fungsi daya tahan yang hampir sama. Fungsi daya tahan pada peubah jenis kelamin terdapat perbedaan antara debitur laki-laki dan perempuan. Debitur laki-laki memiliki fungsi daya tahan yang lebih rendah dibandingkan dengan debitur perempuan. Berdasarkan pendapatan per bulan dan total pendapatan, debitur dengan pendapatan terendah memiliki risiko kredit terbesar, hal ini bisa dilihat dari grafik fungsi daya tahan yang paling rendah dibandingkan kategori penghasilan lainnya. Selanjutnya, dapat dilihat juga bahwa semakin besar penghasilan per bulan maka semakin tinggi fungsi daya tahan debitur. Dilihat dari karakteristik debitur dengan kepemilikan tempat tinggal yang berbeda, debitur berstatus tempat tinggal sewa atau kontrak memiliki fungsi daya tahan terendah, sedangkan debitur yang memiliki rumah sendiri memiliki fungsi daya tahan yang paling tinggi. Fungsi daya tahan pada peubah status pernikahan menunjukkan bahwa debitur dengan status duda atau janda merupakan debitur yang paling cepat untuk menjadi gagal bayar. Debitur yang belum menikah dan sudah menikah memiliki fungsi daya tahan tertinggi. Fungsi daya tahan pada kedua kategori tersebut berhimpit yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki daya tahan yang hampir sama. Ditinjau dari segi tingkat pendidikan, debitur dengan tingkat pendidikan Pascasarjana memiliki fungsi daya tahan tertinggi, sedangkan yang paling cepat gagal bayar adalah debitur berpendidikan tidak bersekolah/sd dan SMP. Kategori SMP dibandingkan dengan kategori SD memiliki fungsi daya tahan yang lebih rendah, walaupun perbedaannya tidak terlalu besar. Jumlah tanggungan debitur diduga mempengaruhi durasi daya tahan debitur. Risiko gagal bayar terbesar terjadi pada debitur yang memiliki jumlah tanggungan lebih dari lima orang. Hal ini ditunjukkan dengan fungsi daya tahan yang lebih curam dibandingkan kategori jumlah tanggungan lainnya. Fungsi daya tahan pada kategori jumlah tanggungan 0, 1, 2, 3, dan 4 terlihat berhimpit yang menunjukkan bahwa keduanya memiliki daya tahan yang hampir sama. Debitur memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. Debitur yang bekerja sebagai pedagang memiliki risiko paling tinggi untuk menjadi gagal bayar dibandingkan dengan kategori lainnya. Debitur yang bekerja sebagai pegawai 19

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) 5 b. Analisis data daya tahan dengan metode semiparametrik, yaitu menggunakan regresi hazard proporsional. Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh peubah penjelas terhadap peubah respon secara simultan.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus

BAB III PEMBAHASAN. extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus BAB III PEMBAHASAN BAB III PEMBAHASAN Pada Bab III ini akan dibahas tentang prosedur pembentukan model Cox extended untuk mengatasi nonproportional hazard dan penerapannya pada kasus kejadian bersama yaitu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang

BAB II KAJIAN TEORI. Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang BAB II KAJIAN TEORI BAB II KAJIAN TEORI A. Analisis Survival Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah metode yang berhubungan dengan jangka waktu, dari awal pengamatan sampai suatu kejadian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kredit

TINJAUAN PUSTAKA Kredit TINJAUAN PUSTAKA Kredit Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Survival Analisis survival merupakan suatu analisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan sampai suatu event terjadi dengan

Lebih terperinci

2 Telepon tetap 0 (1) X 3 Kepemilikan. 1 Memiliki telepon 1 telepon Tidak memiliki 2 telepon (1) (2) (3) (4) X 4 Uang muka (%) 1 <

2 Telepon tetap 0 (1) X 3 Kepemilikan. 1 Memiliki telepon 1 telepon Tidak memiliki 2 telepon (1) (2) (3) (4) X 4 Uang muka (%) 1 < L A M P I R A N Lampiran Peubah-peubah penjelas yang digunakan beserta peubah boneka yang dibentuk Peubah Kategori Keterangan Peubah Boneka () () () X Tipe motor Bebek kelas bawah Bebek kelas atas Motor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen

TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen TINJAUAN PUSTAKA Perilaku konsumen Perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016

ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 i ANALISIS DAYA TAHAN MENUNGGU KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI PROVINSI LAMPUNG MAHFUZ HUDORI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan,

BAB III LANDASAN TEORI. analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, 17 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data Analisis Survival (Survival Analysis) Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup atau analisis kesintasan bertujuan menaksir probabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penulisan skripsi. Teori penunjang tersebut adalah: Regresi logistik, analisis survival, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melalukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, pada bab ini akan diuraikan beberapa teori penunjang yang dapat membantu dalam penulisan skripsi.

Lebih terperinci

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU 3.1 Model Regresi Cox Proportional Hazard dengan Variabel Terikat oleh Waktu Model regresi Cox proportional hazard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Analisis Survival BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan bab selanjutnya dan pembahasan utama dalam penelitian

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 33 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD PADA LAJU TAMAT MAHASISWA JURUSAN MATEMATIKA UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama

Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Model Cox Extended dengan untuk Mengatasi Nonproportional Hazard pada Kejadian Bersama Anita Nur Vitriana, Rosita Kusumawati Program Studi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi ABSTACT... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR SIMBOL... xi DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan berupa

BAB I PENDAHULUAN. statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan berupa BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis survival atau analisis data ketahanan hidup adalah suatu metode statistik untuk menganalisis data dengan variabel terikat yang diperhatikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Beberapa Pengertian Definisi 1 [Ruang Contoh] Ruang contoh adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan acak, dan dinotasikan dengan (Grimmet dan Stirzaker,1992)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Kleinbaum dan Klein, 2005). Persson (2002) mengatakan data sintasan adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Sintasan 2.1.1. Pengertian Analisis Sintasan Analisis sintasan adalah kumpulan dari proses statistik untuk menganalisis data yang mana peubah yang diteliti adalah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman 781-790 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KETAHANAN HIDUP PENDERITA TUBERKULOSIS DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 7 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis keberlanjutan studi dalam wajib belajar 6 tahun (SD/MI) adalah metode Life Table, Kaplan-Meier, dan hazard proporsional Cox. 4.1 Metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Sebelum melakukan pembahasan mengenai permasalahan dari skripsi ini, akan diuraikan beberapa teori penunjang antara lain: Kredit Macet, Regresi Logistik, Model Terbaik

Lebih terperinci

ISSN: X 27 MODEL COX EXTENDED UNTUK MENGATASI NONPROPORTIONAL HAZARD PADA KEJADIAN BERSAMA

ISSN: X 27 MODEL COX EXTENDED UNTUK MENGATASI NONPROPORTIONAL HAZARD PADA KEJADIAN BERSAMA ISSN: 067X 7 MODEL COX EXTENDED UNTUK MENGATASI NONPROPORTIONAL HAZARD PADA KEJADIAN BERSAMA Anita Nur Vitriana a, Rosita Kusumawati b a Program Studi Matematika FMIPA UNY Jl. Colombo No. Yogyakarta, anitavtrn@gmail.com

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH i STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DAERAH INDUSTRI KECIL MENENGAH KABUPATEN BANYUMAS MUHAMMAD UNGGUL ABDUL FATTAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016 iii PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum, analisis survival dapat didefinisikan sebagai seperangkat metode yang digunakan untuk menganalisis data di mana variabel outputnya berupa lama

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR

MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR MANAJEMEN RISIKO DI PERUSAHAAN BETON (STUDI KASUS UNIT READYMIX PT BETON INDONESIA) MUAMMAR TAWARUDDIN AKBAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

MODEL REGRESI COX DENGAN HAZARD TAK PROPORSIONAL DAN APLIKASINYA PADA WAKTU KETAHANAN PENGGUNA NARKOBA NUR LASMINI

MODEL REGRESI COX DENGAN HAZARD TAK PROPORSIONAL DAN APLIKASINYA PADA WAKTU KETAHANAN PENGGUNA NARKOBA NUR LASMINI MODEL REGRESI COX DENGAN HAZARD TAK PROPORSIONAL DAN APLIKASINYA PADA WAKTU KETAHANAN PENGGUNA NARKOBA NUR LASMINI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA

UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA UNIVERSITAS INDONESIA MODEL COX STRATIFIKASI SKRIPSI DWI ANJAR FERIANA 0706261612 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI SARJANA MATEMATIKA DEPOK JULI 2011 UNIVERSITAS INDONESIA MODEL

Lebih terperinci

Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya

Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya Analisis Survival Parametrik Pada Data Tracer Study Universitas Sriwijaya Alfensi Faruk Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya e-mail: alfensifaruk@unsri.ac.id Abstract: In this study,

Lebih terperinci

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI COX DAN REGRESI WEIBULL WAKTU SEMBUH DIARE PADA BALITA

PEMODELAN REGRESI COX DAN REGRESI WEIBULL WAKTU SEMBUH DIARE PADA BALITA Jurnal UJMC, Volume 2, Nomor 1, Hal. 50-55 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X PEMODELAN REGRESI COX DAN REGRESI WEIBULL WAKTU SEMBUH DIARE PADA BALITA Siti Alfiatur Rohmaniah 1 dan Danardono 2 1 Universitas

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 3, Tahun 2015, Halaman 621-630 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX PADA DATA WAKTU

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN RENALDO PRIMA SUTIKNO ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT DI BANK UMUM MILIK NEGARA PERIODE TAHUN 2004-2012 RENALDO PRIMA SUTIKNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pasien ART Rendahnya imunitas dan beratnya keadaan klinis pasien saat memulai ART mempengaruhi lamanya proses perbaikan imunologis maupun klinis pasien. Tabel 2

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL

PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL Jurnal Dinamika, September 2017, halaman 44-54 ISSN: 2087-7889 E-ISSN: 2503-4863 Vol. 08. No.2 PENYELESAIAN MODEL SURVIVAL DENGAN HAZARD NON- PROPORSIONAL Rahmat Hidayat 1 *, Titik Pitriani Muslimin 2,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : OKA AFRANDA

SKRIPSI. Disusun oleh : OKA AFRANDA ANALISIS REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX PADA DATA WAKTU TUNGGU SARJANA DENGAN SENSOR TIPE I (Studi Kasus di Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro) SKRIPSI Disusun oleh : OKA AFRANDA

Lebih terperinci

ANALISIS RESIKO KREDIT UMKM DENGAN ANALISIS DAYA TAHAN HILDA YOHANA

ANALISIS RESIKO KREDIT UMKM DENGAN ANALISIS DAYA TAHAN HILDA YOHANA ANALISIS RESIKO KREDIT UMKM DENGAN ANALISIS DAYA TAHAN HILDA YOHANA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh LANDONG PANAHATAN HUTAHAEAN

SKRIPSI. Disusun oleh LANDONG PANAHATAN HUTAHAEAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARDS PADA DATA LAMA STUDI MAHASISWA (Studi Kasus Di Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Mahasiswa Angkatan 2009) SKRIPSI Disusun oleh LANDONG

Lebih terperinci

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU

PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU E-Jurnal Matematika Vol. 3 3), Agustus 2014, pp. 86-91 ISSN: 2303-1751 PERLUASAN REGRESI COX DENGAN PENAMBAHAN PEUBAH TERIKAT-WAKTU Luh Putu Ari Dewiyanti 1, Ni Luh Putu Suciptawati 2, I Wayan Sumarjaya

Lebih terperinci

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA 1 PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KESEJAHTERAAN DAN KINERJA GURU DI KABUPATEN SUMEDANG RIZKY RAHADIKHA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam penelitian di dunia teknologi, khususnya bidang industri dan medis sering kali analisis data uji hidup digunakan. Analisis data uji hidup sendiri bertujuan

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SELANG KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI INDONESIA RAHMAT HIDAYAT

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SELANG KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI INDONESIA RAHMAT HIDAYAT ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SELANG KELAHIRAN ANAK PERTAMA DI INDONESIA RAHMAT HIDAYAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI SERTA

Lebih terperinci

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH

ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH 123 Jurnal Scientific Pinisi, Volume 3, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 123-127 ANALISIS SURVIVAL DALAM MEMODELKAN SISWA PUTUS SEKOLAH Rahmat Hidayat 1, Yuli Hastuti 2 Program Studi Matematika, Fakultas Sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Analisis survival merupakan prosedur statistika yang digunakan untuk menganalisis data dimana variabel yang diperhatikan adalah jangka waktu dari awal pengamatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur

HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi Tabel 1. Karakteristik debitur Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah MS.Excell 2003, Answertree 2.01 dan SPSS for Windows versi 15.0. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Karakteristik Debitur Banyaknya debitur kredit konsumtif

Lebih terperinci

Keywords: Stratified Cox, Cox Proportional Hazard, MPLE, Haemorrhagic Stroke, Recurrent Events

Keywords: Stratified Cox, Cox Proportional Hazard, MPLE, Haemorrhagic Stroke, Recurrent Events ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 455-464 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI COX STRATIFIED PADA DATA KETAHANAN Mohamad Reza

Lebih terperinci

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Waktu Pembayaran Angsuran Pertama Program ZIS Produktif Baitul Mal Aceh

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Waktu Pembayaran Angsuran Pertama Program ZIS Produktif Baitul Mal Aceh Statistika, Vol. 17 No. 2, 53 61 November 2017 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Lama Waktu Pembayaran Angsuran Pertama Program ZIS Produktif Baitul Mal Aceh Samsul Anwar, Afriyani, Desfrira Ahya, Nurhidayati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah analisis data yang memanfaatkan informasi kronologis dari suatu kejadian atau peristiwa (event). Respon yang diperhatikan adalah waktu sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak jenis data memiliki struktur hirarki, tercluster, atau bersarang (nested). Hirarki tersebut dapat hadir secara alami dalam pengamatan observasional

Lebih terperinci

Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan

Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan Alfansi Faruk Jurusan Matematika, FMIPA, Universitas Sriwijaya Email: alfensifaruk@unsri.ac.id Abstract: The birth interval

Lebih terperinci

terdefinisi. Oleh karena itu, estimasi resiko kematian pasien dapat diperoleh berdasarkan nilai hazard ratio. Model hazard proporsional parametrik

terdefinisi. Oleh karena itu, estimasi resiko kematian pasien dapat diperoleh berdasarkan nilai hazard ratio. Model hazard proporsional parametrik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu tahan hidup (survival) merupakan waktu tunggu hingga terjadinya suatu kejadian (event) tertentu. Pada bidang kesehatan, event dapat dianggap sebagai suatu kegagalan

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum

Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012: Yuli Andriani, Uxti Mezulianti, dan Herlina Hanum Jurnal Gradien Vol 8 No 2 Juli 2012:809-814 Model Tingkat Kelancaran Pembayaran Kredit Bank Menggunakan Model Regresi Logistik Ordinal (Studi Kasus: Bank Rakyat Indonesia Tbk Unit Pasar Bintuhan) Yuli

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT

PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT PENENTUAN PERINGKAT DEFAULT DEBITUR DALAM VaR (Value at Risk) DENGAN REGRESI BINER LOGISTIK (Studi di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Gajah Mada Cabang Jember) SKRIPSI Oleh : FRIDA MURTINASARI

Lebih terperinci

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL KETEPATAN KLASIFIKASI PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI DI KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN BOOSTSTRAP AGGREGATTING REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL SKRIPSI Oleh : Ahmad Reza Aditya 24010210130055 JURUSAN STASTISTIKA

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) 3.1 Model Regresi Tersensor (Tobit) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut model regresi tersensor (tobit). Untuk variabel terikat yang

Lebih terperinci

PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI

PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI PENERAPAN REGRESI COX PADA LAMA WAKTU TUNGGU LULUSAN PROGRAM STUDI S1 STATISTIKA IPB MEMPEROLEH PEKERJAAN PERTAMA AGUSTINA DIPRIANTI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis survival adalah suatu metode yang berhubungan dengan waktu, mulai dari time origin atau start point sampai terjadinya suatu kejadian khusus atau end point.

Lebih terperinci

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN

Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 2014 ISSN Jurnal EKSPONENSIAL Volume 5, Nomor 2, Nopember 204 ISSN 2085-7829 Perbandingan Aplikasi Metode Parametrik (Distribusi Log logistik) dan Non Parametrik (Nelson-Aalen Estimator) dalam Analisis Data Uji

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA

HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA HUBUNGAN EFEKTIVITAS SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA KANTOR PUSAT PT PP (PERSERO), TBK JULIANA MAISYARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL (Studi Kasus di RSUD Kartini Jepara) SKRIPSI Disusun oleh : ISHLAHUL KAMAL 24010211140074 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis data survival yaitu kumpulan dari beberapa metode untuk menganalisis data yang terjadi dari titik asal sampai terjadinya event. Pada analisis survival terdapat

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (Studi Kasus pada PT Bank BRI Unit Cimanggis, Cabang Pasar Minggu) SKRIPSI VIRGITHA ISANDA AGUSTANIA H34050921 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Survival Analisis survival (survival analysis) atau analisis kelangsungan hidup bertujuan menduga probabilitas kelangsungan hidup, kekambuhan, kematian, dan peristiwaperistiwa

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL

STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Fenty Fahminnansih, Retno Indryani, Nur Iriawan Jurusan Manajemen Proyek Program

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN SUKOHARJO)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN SUKOHARJO) PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KANTOR BAPPEDA KABUPATEN SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Progam Sarjana (S1) Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN MODEL LOG LINIER

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN MODEL LOG LINIER ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN MEMILIH BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI LOGISTIK BINER DAN MODEL LOG LINIER (Studi Kasus SPBU 44.502.10 Ketileng Semarang) SKRIPSI Oleh : LINTANG RATRI WARDHANI

Lebih terperinci

STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL

STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL STUDI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH TINGKAT KECENDERUNGAN RENOVASI RUMAH DI PERUMAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Fenty Fahminnansih, Retno Indryani, Nur Iriawan Bidang Keahlian Manajemen Proyek

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Xplore, 2013, Vol. 2(1):e1(1-6) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MAHASISWA PUTUS KULIAH DI IPB ANGKATAN 2008 MENGGUNAKAN ANALISIS SURVIVAL Fadjrian

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

MODEL REGRESI STRATIFIED COX DAN EXTENDED COX UNTUK MENGATASI NON PROPORTIONAL HAZARD Studi Kasus : Lama Pemberian ASI di Propinsi Lampung Tahun 2013

MODEL REGRESI STRATIFIED COX DAN EXTENDED COX UNTUK MENGATASI NON PROPORTIONAL HAZARD Studi Kasus : Lama Pemberian ASI di Propinsi Lampung Tahun 2013 MSi, PhD TESIS - SS142501 MODEL REGRESI STRATIFIED COX DAN EXTENDED COX UNTUK MENGATASI NON PROPORTIONAL HAZARD Studi Kasus : Lama Pemberian ASI di Propinsi Lampung Tahun 2013 RSAMAAN SUR (SEEMINGLY UNRELATED

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA Untuk mendapatkan hasil variabel mana yang paling signifikan dan mendapatkan penghitungan pengaruh hazard dan survival pada masing-masing variabel, maka dilakukan regresi

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS

PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS PEMODELAN LAJU KESEMBUHAN PASIEN RAWAT INAP TYPHUS ABDOMINALIS (DEMAM TIFOID) MENGGUNAKAN MODEL REGRESI KEGAGALAN PROPORSIONAL DARI COX (Studi Kasus di RSUD Kota Semarang) SKRIPSI Disusun oleh: Nama :

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijelaskan pengertian tentang distribusi Weibull, maximum likelihood estimation, penyensoran, bias relatif, penduga parameter distribusi Weibull dan beberapa istilah

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI)

Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI) Regresi Cox pada Survei Kompleks (Studi Kasus: Lama Pemberian ASI) Endah Budiarti 1 Septiadi Padmadisastra 2 Bertho Tantular 3 1,2,3 ProgramMagister Statistika Terapan, FMIPA, Universitas Padjadjaran Email:

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 173-181 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARDS PADA DATA LAMA STUDI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bank adalah lembaga keuangan yang merupakan penggerak utama dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Indonesia. Sebagai lembaga Intermediasi, bank memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa A. Analisis Survival BAB II LANDASAN TEORI Analisis survival atau analisis ketahanan hidup adalah analisis data yang berhubungan dengan waktu, mulai dari awal sampai terjadinya suatu peristiwa khusus (Colled,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN

KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN KLASIFIKASI DAN KAJIAN PERFORMA NASABAH USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM (UED-SP) DESA PISANG BEREBUS ABRAR SETIAWAN DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisis Survival Secara umum, analisis survival merupakan kumpulan dari prosedur statistik untuk analisis data yang variabel hasilnya berupa waktu sampai mengalami kejadian

Lebih terperinci

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI

PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI PENDUGAAN TURUNAN PERTAMA DAN TURUNAN KEDUA DARI FUNGSI INTENSITAS SUATU PROSES POISSON PERIODIK SYAMSURI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN 5 Jika hipotesis nol benar, maka statistik uji-w akan menyebar mengikuti sebaran normal baku. Hipotesis nol ditolak jika W > Z α/2 (Hosmer & Lemeshow 1989). Interpretasi koefisien untuk model regresi logistik

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga PENDEKATAN REGRESI COX PROPORSIONAL HAZARD DALAM PENENTUAN FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP LAMA STUDI MAHASISWA S-1 MATEMATIKA DI UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI ARDI WAHYU AS ARI PROGRAM STUDI S-1

Lebih terperinci

PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO

PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO PEMODELAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL DENGAN METODE SUR PAULUS BASUKI KUWAT SANTOSO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN

SKRIPSI OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN SKRIPSI ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH/US DOLLAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013 OLEH HARRY MAULANA PULUNGAN 080503261 PROGRAM

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN Your logo PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR PENGARUH LAMA PROSES PELAYANAN IMB (IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN) DI SURABAYA DENGAN METODE REGRESI COX Dosen Pembimbing : Prof.Drs.NUR IRIAWAN,MIkom,PhD PENDAHULUAN Dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa Gambar 1 memperlihatkan Karakteristik siswa SMA Negeri Ulu Siau berdasarkan jurusan. Berdasarkan Gambar 1 umumya siswa lebih memilih jurusan IPA daripada jurusan

Lebih terperinci

Pemodelan Kekambuhan Pasien Kanker Serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Cox Extended

Pemodelan Kekambuhan Pasien Kanker Serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Cox Extended JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3520 (2301-928X Print) D-192 Pemodelan Kekambuhan Pasien Kanker Serviks di RSUD dr. Soetomo Surabaya Menggunakan Regresi Cox Extended annassia

Lebih terperinci