Aswin Pratama a*, Siti Latifah b, Yunus Afifuddin b. Medan (Korespondensi Penulis, Kampus USU Medan 20155

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Aswin Pratama a*, Siti Latifah b, Yunus Afifuddin b. Medan (Korespondensi Penulis, Kampus USU Medan 20155"

Transkripsi

1 Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga (Studi Kasus di Desa Hapesong Baru, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan) Analysis of Water Consumtion Prediction and Economic Value of Water at Parsariran River for the Needs of Household Sector (Case Study in Hapesong Baru Village, Subdistrict of Batang Toru, District of Tapanuli Selatan) Aswin Pratama a*, Siti Latifah b, Yunus Afifuddin b a Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No.1 Kampus USU Medan (Korespondensi Penulis, aswinpratama@ymail.com) b Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tri Dharma Ujung No. 1 Kampus USU Medan Abstract Water is the most essential need for human and people will pay no matter how to get it, so that the water can be said a non economic good. The forest as the main function of the Hydrological cycle which is a unified system that can t be separated, but the people in Hapesong Baru village still not understand the value of economic benefits available from water in the Parsariran River. This study aimed to determine the economic value of water in quantitative household in subdistrict of Batang Toru and to determine the economic value estimate household water needs from Parsariran River. This study conducted on August 1 to September 7, 2013, using the model cuantitative collecting data through interviews with respondents. The result showed that the value of the benefits of total household water is Rp. 28,482,522,- - in one year, with an average value of benefits domestic water obtained is Rp , - in one year/household. The model estimates the economic value of water equal to the household sector is Y = 19,86 X1-0,0618. The results can be seen that the value of the economic benefits of domestic water has contributed greatly to the needs of the community. Keywords: Water Consumption Prediction, Economic value of water, Parsariran River. PENDAHULUAN Sumber daya air merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber daya alam yang sangat mutlak dibutuhkan bagi sumber kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhtumbuhan. Manusia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air, walaupun planet bumi merupakan planet yang berkelimpahan air yaitu dua per tiga luasan bumi tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air. Indonesia ternyata juga mengalami permasalahan dengan air. Pada beberapa daerah di Indonesia mulai muncul fenomena kelangkaan air bersih, terutama di musim kemarau. Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan yang serius dan tentunya akan dapat menghambat perkembangan wilayah (Eriyanto, 2006)....Hutan mempunyai fungsi sebagai pengatur tata air, yaitu dengan cara menahan air hujan guna mengurangi erosi permukaan dan meresapkannya ke dalam tanah, dan selanjutnya dilepas secara teratur ke dalam berbagai aliran air permukaan dan di bawah permukaan, sehingga distribusinya lebih baik bagi berbagai kepentingan di luar hutannya itu sendiri (Darusman, 1993). Perhitungan nilai ekonomi sumberdaya air merupakan perhitungan nilai rupiah dari stok sumber daya air yang mengalami alih fungsi setelah di eksploitasi dalam waktu tertentu. Sehingga diketahui nilai ekonomi sumber daya air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap air tidak hanya untuk sebagai kebutuhan biologis semata, namun juga menyangkut aspek sosial dan ekonomi. Pada saat sekarang masyarakat sulit mendapatkan sumber air yang bersih dan layak digunakan dikarenakan langkanya sumber air bersih dan tercemarnya sumber air yang bersih, sehingga masyarakat bersedia berkorban untuk mendapatkannya walaupun dengan harga mahal. Masyarakat masih kurang memahami besarnya nilai ekonomi air, karena pentingnya manfaat air bagi kebutuhan hidup masyarakat, sehingga masyarakat sanggup membayar berapa saja untuk mendapatkan sumber air yang bersih dan layak untuk digunakan. Masyarakat sekitar sungai Parsariran telah lama menyadari pentingnya fungsi air tersebut. Meskipun demikian, masyarakat Batang Toru belum mengetahui manfaat ekonomi yang terukur secara moneter karena belum adanya penilaian ekonomi secara kuantitatif, sehingga mengakibatkan kurangnya 1

2 pemahaman tentang pentingnya fungsi hutan bagi kesejahteraan manusia secara lebih lengkap dan mendalam (Darusman, 1993). Belum adanya informasi nilai manfaat ekonomi fungsi hidrologis sungai tersebut dapat menyebabkan masih rendahnya dukungan dari masyarakat termasuk dari para stakeholder terhadap pelestaraian di sekitar aliran sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan. Berdasarkan berbagai masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis pendugaan konsumsi air dan nilai ekonomi air di aliran sungai Parsariran untuk kebutuhan sektor rumah tangga Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan. Mengukur nilai ekonomi manfaat hutan, khususnya manfaat hidrologi secara obyektif dan kuantitatif, maka alokasi pemanfaatan hutan menjadi semakin optimum dan semakin dapat dipertahankan. Informasi hasil pengukuran tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat ekonomi dari jasa ekosistem kawasan hutan sebagai pengatur tata air dan sumber mata air, dan menarik dukungan berbagai stakeholders terhadap upaya pembangunan dan konservasi ekosistem hutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menghitung nilai ekonomi air pemanfaatan langsung di sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru dan Analisis model pendugaan nilai ekonomi air dalam sektor kebutuhan rumah tangga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat Sebagai bahan referensi maupun informasi bagi akademisi mengenai nilai manfaat ekonomi jasa lingkungan berupa air khususnya dalam sektor rumah tangga untuk penelitian lebih lanjut dan Sebagai data yang diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk konservasi sumber daya alam. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis pendugaan konsumsi dan nilai ekonomi air sungai Parsariran untuk Kebutuhan sektor rumah tangga ini telah dilakukan di sekitar Sungai Parsariran Desa Hapesong Baru yang terdiri dari beberapa dusun diantaranya Dusun Siborang, Dusun Setia Negara, Dusun Aek Garut, Dusun Parsariran, dan Dusun Sipenggeng. Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Agustus sampai September Alat Alat yang digunakan adalah kamera digital, Software Minitab 16, Software Arc View 3.3, lembar kuisioner dan peralatan tulis untuk mencatat informasi atau data dilapangan. Pengumpulan Data Masyarakat penggunaan air di daerah wilayah cakupan penelitian ini semua memanfaatkan dan menggunakan air dari sumber air sungai Parsariran. Metode pengambilan sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti pihak yang mewakili untuk dijadikan sampel penelitian di masing-masing desa dan sesuai tujuan pengambilan data yang dibutuhkan. Menentukan jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus Slovin. 1. Metode Pengumpulan Data Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan referensi yang berhubungan..dengan perhitungan No Uraian Data Sumber Data Bentuk Data 1 Jumlah konsumsi air Responden Primer 2 Biaya pengadaan Responden Primer 3 Pendapatan total Responden Primer 4 Jumlah keluarga Responden Primer 5 Mata pencaharian Responden Primer 6 Pendidikan KK Responden Primer 7 Kepala desa Sekunder 8 Responden Primer BPKH Sekunder ekonomi sumber daya air, dokumentasi dan literature lain.yang mendukung baik dari buku, jurnal, dan lainlain. Observasi, dengan mengamati dan mencatat hasil yang didapat dilapangan, wawancara dan kuisioner sehingga data yang diinginkan dapat diperoleh. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : Tabel 1. Data yang Dikumpulkan 2. Metode Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (penarikan contoh secara bertujuan) dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitian, dimana terdapat 221 KK di lokasi penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Hasan (2002) sebagai berikut : n = N 1+N(e) 2 Dimana : n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi e = Taraf kesalahan (error) sebesar 10% Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Cakupan Penelitian.Desa Hapesong.Baru No Dusun Jumlah KK Penelitian Keragaan Penduduk Pertanyaan kontingensi Jarak rumah ke air Jumlah rumah tangga Peta jaringan sungai Siborang Setia Negara Aek Garut Parsariran Sipenggeng Responden Kepala desa Primer Sekunder Sampel Total Lokasi penelitian adalah sekitar Sungai Parsariran Desa Hapesong Baru Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan. jumlah 2

3 pengambilan sample yang akan diteliti sebanyak 68 kepala keluarga. Pengolahan Data 1. Keragaan Responden Data keragaan responden pengguna air sungai Parsariran yaitu jumlah anggota rumah tangga, pendapatan, mata pencarian, pendidikan, dan jarak rumah dari sumber air. Kemudian data keragaan responden tersebut dibuat dalam bentuk tabulasi untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan hasilnya dideskriptifkan berdasarkan kondisi lapangan yang ada. 2. Metode Biaya Pengadaan Biaya pengadaan adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan dan menggunakan air tersebut. Jadi biaya pengadaan air adalah total biaya-biaya yang harus dikeluarkan dibagi dengan jumlah air yang digunakan dalam periode waktu tertentu, yakni dalam penelitian dibatasi dalam setahun. 3. Penentuan Harga Air Penentuan harga air permeter kubik dapat ditentukan dengan dua cara yakni : Membagi konsumsi air yang digunakan dengan jumlah air yang diproduksi, dan harga air tersebut merupakan harga air minimum (Hmin). Dimana harga diperoleh merupakan harga pada biaya pengadaan, yaitu : H = BP / KA Dimana : H = Harga air (Rp/m 3 ) BP = Biaya Pengadaan (Rp/tahun) KA = Konsumsi Air (m 3 /tahun) Berdasarkan metode kontingensi Dasar metode ini berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada masyarakat berapa kesediaan masyarakat untuk membayar apabila air tersebut tidak ada. Hasil jawaban pertanyaan ini dirata-ratakan sehingga diperoleh harga air untuk setiap meter kubiknya. Dimana harga yang diperoleh pada penelitian ini adalah harga air maksimum (Hmaks). 4. Analisis Data Permintaan terhadap air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah anggota keluarga, pendidikan, umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari setiap faktor tersebut terhadap permintaan air, maka dikembangkan model kausalitas, dimana hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional. Untuk menentukan model (kurva) permintaan, yaitu meregresikan permintaan (Y) dengan harga (biaya pengadaan) dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya sebagai berikut : Y = bo + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 Dimana: Y = Konsumsi air rumah tangga (m 3 /tahun) X1 = Biaya pengadaan air (Rp/m 3 ) X2 = Pendapatan rumah tangga (Rp/tahun) X3 = Jumlah anggota anggota keluarga (orang) X4 = Mata Pencaharian X5 = Pendidikan kepala rumah tangga (tahun) X6 = Jarak antara rumah ke sumber air (m) b0-b6 : tingkat pengaruh dari setiap peubah bebas...terhadap tingkat konsumsi air Melihat model terbaik yang akan digunakan berdasarkan masing-masing variabel di atas, maka dicobakan persamaan 4 model umum pendugaan persamaan konsumsi air sebagai berikut : 1. Persamaan Linier Y = a + b1x1 + b2x b6x6 2. Persamaan Linier-logaritma Y = a + b1 ln X1 + b2 ln X b6 ln X6 3. Persamaan Logaritma-linier ln Y = a + b1 X1 + b2x b6x6 4. Persamaan logaritma-logaritma ln Y = a + b1 ln X1 + b2 ln X b6 ln X6 Mendapatkan model terbaik dipilih berdasarkan kriteria model penduga yang mempunyai determinasi (R 2 ) tertinggi, standart deviasi model penduga yang kecil, peluang menerima kesalahan (P value) kurang dari 0.05 memenuhi sifat kenormalan sisaan dan sifat keaditifan model (Hartono, 2004). Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh maka disusunlah kurva permintaan yang menggambarkan jumlah air yang diminta pada tingkat biaya pengadaan tertentu, dimana sumbu tegak (Y) menggambarkan biaya pengadaan air (Rp/m 3 ) dan sumbu datar (X) merupakan besarnya konsumsi air (m 3 /tahun). Nilai ekonomi air yang diperoleh konsumen adalah luas daerah yang berada di bawah kurva permintaan air. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai manfaat air yang diperoleh dari model terpilih. 5. Nilai Manfaat Air Perhitungan nilai manfaat air diperoleh dari kurva permintaan, dimana nilai manfaat air diperoleh dari persamaan model penambahan harga pada metode kontingensi dan konsumsi air minum berdasarkan model terpilih. Berdasarkan model terpilih tersebut dapat dihitung nilai dari masing-masing variabel. Nilai variabel yang digunakan untuk nilai manfaat air adalah harga air pada model (X1) dengan menggunakan rumus sebagai berikut : NMAi = [ Ymaks Y min F (Y) = Ymaks Y min F (Y) ] NMAtotal = NMArata-rata X jumlah KK penelitian Perhitungan biaya konsumsi air rumah tangga (BKA) BK = Hmin x Hmaks BKAtotal = BKArata-rata x Jumlah Populasi Dimana : X1 3

4 Hmaks...=.Harga rata-rata berdasarkan metode...kesediaan untuk membayar.(williingness to...pay) Hmin = Harga rata-rata berdasarkan metode biaya...pengadaan Ymin = Konsumsi air minimum (Rp/m 3 ) Ymaks = Konsumsi air maksimum (Rp/m 3 ) X1 = Harga air model terpilih HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Masyarakat di Wilayah Studi Wilayah studi penelitian ini di lakukan di Desa Hapesong Baru yang terdiri dari beberapa dusun diantaranya, Dusun Siborang, Dusun Setia Negara, Dusun Aek Garut, Dusun Parsariran, Dusun Sipenggeng, dan Dusun Suka Jadi. Desa Hapesong Baru merupakan desa yang berada di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Penduduk keseluruhan Desa Hapesong Baru berjumlah 1001 Jiwa yang terbagi ke dalam 221 kepala keluarga. Terdapat 513 orang laki-laki dan 488 perempuan. Jumlah kepala keluarga yang memeluk agama islam sebanyak 203 kepala keluarga dengan 920 orang beragama islam diantaranya laki-laki 469 orang dan perempuan sebanyak 451 orang. Selebihnya warga agama kristen dengan 18 kepala keluarga yang berjumlah 81 orang, diantaranya 44 lakilaki dan 81 orang perempuan. Peta lokasi sungai parsariran dapat dilihat pada gambar di bawah. Peta lokasi penelitian Berdasarkan sumber data yang di peroleh dari kepala desa manfaat sungai Parsariran dapat dirasakan langsung oleh penduduk Desa Hapesong Baru. Sebanyak 80% masyarakat penduduk desa menggunakan air yang bersumber dari air sungai Parsariran dan 30% penghasilan penduduk di dapatkan dari sungai Parsariran. Berdasarkan data yang diperoleh 70% penduduk masyarakat Desa Hapesong Baru berprofesi sebagai petani, diantaranya berkebun, bersawah, penderes, dan sebanyak 30% berprofesi non petani diantaranya berdagang, pegawai swasta, PNS, dan profesi lainnya. Sejarah dahulu nama sungai Parsariran berawal dari bahasa lokal Sarir (jaring penangkap ikan) yang banyak di tempatkan di dalam sungai tersebut dikarenakan sungai tersebut banyak hidup ikan-ikan diantaranya terdapat ikan Mera (Jurung), Baung, Halu (Gurami), Lelan (Paitan) yang menjadi sumber mata pencaharian dan sumber makanan penduduk setempat hingga kini nama sungai tersebut Parsariran. Keragaan Responden Masyarakat Penggunaan Air Rumah Tangga Berdasarkan Keragaan pengambilan data reponden masyarakat penggunaan air adalah pendapatan seluruh anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, jarak antara rumah dengan sumber air, tingkat pendidikan kepala keluarga, dan umur kepala keluarga. Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga Berdasarkan hasil penelitian jumlah pendapatan seluruh anggota keluarga tertinggi yaitu sebanyak Rp ,- per tahun, sedangkan pendapatan terendah seluruh anggota keluarga yaitu sebanyak Rp ,- per tahun. Pendapatan ratarata seluruh anggota rumah tangga per kepala keluarga adalah Rp ,- per tahun atau sekitar Rp ,- per bulan. Penghasilan tersebut merupakan total penghasilan anggota keluarga dalam satu keluarga yang hidup dalam satu rumah. Tingkat pendapatan seluruh anggota rumah tangga dikelompokkan menjadi tujuh kelompok. Berdasarkan data BPS tahun 2013 jumlah pendapatan terendah di lokasi penelitian adalah Rp ,- per tahun, sedangkan pendapatan tertinggi adalah Rp ,- per tahun. Adapun persentase pendapatan dari masing-masing kelompok tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Presentase Pendapatan Rumah Tangga Konsumen Air yang Memanfaatkan Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga..dari Air Sungai Parsariran No Jumlah Pendapatan Jumlah Persentase (JutaRupiah/Tahun) KK (%) 1 < , > ,06 19,11 20,59 4,41 16,17 Total ,00 Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 Jumlah Anggota Keluarga Jumlah anggota rumah tangga di kelompokkan menjadi tujuh bagian dan dihitung persentasenya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jumlah Anggota Rumah Tangga Konsumen Air No Anggota Rumah Jumlah KK Persentase Tangga (orang) 1 < ,35% ,82% 3 > 6 6 8,82% Jumlah ,00 4

5 Jarak Dengan Sumber Air Berdasarkan hasil penelitian jarak terjauh antara tempat tinggal pengguna air dengan sumber air adalah 400 meter. Sedangkan jarak terdekat adalah 5 meter. Adapun jarak rata-rata pengguna air adalah 93 meter. Jarak tempat tinggal responden konsumen air untuk kebutuhan sektor rumah tangga dibagi atas 3 kelompok. Jarak dengan sumber air tersebut terlihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jarak Antara Tempat Tinggal Konsumen Air Dengan Sumber Air N o Jarak sumber air (m) Jumlah KK Persentase (%) 1 < , ,94 3 > ,70 Jumlah ,00 jarak rumah responden dengan sumber air tergolong relatif dekat sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga, masyarakat yang jarak rumahnya dibawah 50 meter lebih dominan memasang dan menggunakan pompa air maupun pipa penyaluran yang dapat mengalirkan air dari sumber air ke rumah ataupun kamar mandi masyarakat Desa Hapesong Baru.... Konsumen air sektor rumah tangga di lokasi penelitian semuanya memanfaatkan air sungai Parsariran untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Hapesong Baru yang di dominasi oleh suku Batak Mandailing yaitu berjumlah 221 kepala keluarga semua menggunakan air sungai Parsariran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan mandi, cuci, kakus dan untuk kebutuhan minum hal ini sejurus dengan berlimpahnya air di sungai Parsariran dan dekatnya jarak rumah dengan sumber air sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh air. Berdasarkan penelitian yang di lakukan tingkat perekonomian masyarakat Desa Hapesong Baru tergolong rendah, berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap setiap kepala keluarga yaitu jumlah pendapatan rata-rata per tahun berkisar Rp ,52,- dengan pendapatan terendah kepala keluarga berkisar Rp ,- per tahun, dan pendapatan tertinggi kepala keluarga berkisar Rp ,- per tahun. Pendapatan masyarakat Hapesong Baru di peroleh dari bekerja petani dan non petani. Sebanyak 70% masyarakat di desa bermata pencaharian sebagai petani diantaranya berkebun, bersawah, penderes, dan sebanyak 30% berprofesi non petani diantaranya berdagang, pegawai swasta, PNS, dan profesi lainnya. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah tingkat pendidikan terakhir kepala keluarga yang dibagi menjadi lulusan Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau Perguruan Tinggi. Adapun persentase dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga Konsumen Air No Pendidikan Kepala Keluarga Jumlah KK Persentase (%) 1 SD 29 42,64 2 SLTP 14 20,58 3 SLTA 25 36,76 Jumlah ,00 Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa pendidikan kepala keluarga terbesar adalah tamat SD dengan persentase sebesar 42,64%, sedangkan kepala keluarga dengan tamat SLTP sebanyak 20,58%. Adapun kepala keluarga tamat SLTA sebanyak 36,76%. Pendidikan tingkat SLTA masyarakat di kedua desa ini lebih baik bila dibandingkan dengan pendidikan tingkat SLTA pada penelitian Wahyuni (2012) yang hanya mencapai 28,58%. Tingkat pendidikan masyarakat yang lebih baik di Desa Hapesong Baru memudahkan peneliti dalam mencari informasi dan melakukan wawancara langsung terhadap warga yang tinggal di sekitar sungai Parsariran. Mata Pencarian Kepala Keluarga Mata pencarian kepala keluarga dalam hal ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu petani dan non petani, berdasarkan data kepala desa sebanyak 70% masyarakat desa Hapesong Baru bekerja sebagai petani dan 30% masyarakat lainya bekerja sebagai pedagang, pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, dan profesi lainnya. Data mata pencarian tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Umur Kepala Rumah Tangga No Mata Pencarian Jumlah KK Persentase 1 Petani 47 70% 2 Bukan Petani 21 30% Jumlah ,00 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% masyarakat pengguna air Desa Hapesong Baru bekerja sebagai petani baik sebagai buruh tani ataupun pemilik lahan pertanian yang mengelola tanahnya sendiri, dan 30% lainya masyarakat bekerja bukan petani. Persamaan Permintaan Air Rumah Tangga Setelah dilakukan uji statistika untuk mendapatkan model persamaan regresi terbaik, model dan tahapan pengujian dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan model terbaik yang dipilih, maka diperoleh persamaan permintaan air rumah tangga dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut : Ln Y = 1,40-0,0618 Ln X1 + 0,576 Ln X3 Pemilihan model terbaik berdasarkan kriteria koefisien determinasi (R 2 ) yaitu suatu nilai yang menerangkan besarnya keragaman dalam peubah tak bebas (Y) yang dapat dijelaskan oleh peubah bebasnya (X) yang dinyatakan dalam (%), selain itu digunakan standart deviasi (S) menunjukkan simpangan baku dari sisaan model yang merupakan 5

6 dari mean square error (Kuadrat tengah sisa). Model regresi yang terbaik adalah yang memiliki simpangan baku sisaan yang kecil, Nilai R 2 yang digunakan adalah nilai tertinggi, standart deviasi model terkecil, peluang menerima kesalahan (P value) kurang dari 0,005. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan permintaan air dipengaruhi nyata oleh peubah harga air permeter kubik (X1) dan jumlah anggota keluarga (X3), sedangkan peubah lainnya tidak berpengaruh yang berarti terhadap besarnya konsumsi air rumah tangga yaitu pendapatan pertahun rumah tangga (X2), mata pencarian (X4), tingkat pendidikan kepala keluarga (X5), dan jarak antara rumah ke sumber air (X6). Pengaruh besarnya konsumsi air rumah tangga tesebut bedasarkan koefisien persamaan permintaan air terpilih, yaitu jika terjadi peningkatan jumlah anggota keluarga sebesar 1% akan menyebabkan air yang di konsumsi naik sebesar 0,576%. Sebaliknya penurunan jumlah anggota keluarga sebesar 1% akan mengakibatkan menurunya jumlah air yang di konsumsi rumah tangga tersebut sebesar 0,576%. Peubah harga air yang berpengaruh nyata terhadap jumlah air yang dikonsumsi rumah tangga dikarenakan baik harga air murah ataupun harga air mahal manusia akan tetap membeli air karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting. Semakin banyak anggota rumah tangga (X3) maka pemakaian air akan semakin banyak dalam seharinya. Peubah harga air tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah air yang dikonsumsi seperti pendapatan rumah tangga (X2) dimana jumlah pendapatan anggota keluarga atau masyarakat di wilayah penelitian masih tergolong sedikit, jarak rumah (X6) tidak berpengaruh terhadap jumlah air yang dikonsumsi karena lokasi rumah masyarakat dominan dekat ke sumber air, demikian juga dengan pendidikan kepala keluarga (X5) dan mata pencarian kepala keluarga (X6) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kebutuhan konsumsi air seharihari. Banyaknya jumlah anggota keluarga mempengaruhi aktivitas penggunaan air tersebut untuk kebutuhan masing-masing anggota keluarga, sehingga konsumsi air akan bertambah apabila jumlah anggota keluarganya besar. Besarnya konsumsi air rumah tangga memanfaatkan air sungai Parsarirsan adalah jumlah konsumsi air rumah tangga untuk keperluan mandi,masak, dan mencuci yang dikalikan dengan jumlah kepala keluarga yang ada disekitar sungai Parsariran tersebut. Model penduga konsumsi air rumah tangga berdasarkan persamaan terpilih, dengan jumlah anggota keluarga rata-rata 4 (Lampiran 1) maka diperoleh persamaan untuk menduga konsumsi air rumah tangga (Lampiran 5) adalah Y = 19,86 X1-0,0618 Berdasarkan model persamaan permintaan air rumah tangga dapat dilihat simulasi konsumsi air total pada berbagai harga air yang di jelaskan pada Tabel 8. Tabel 8..Simulasi Pendugaan Konsumsi Air Total dari Lokasi Penelitian pada.berbagai Harga No Harga (Rp/m 3 ) Konsumsi Air (m 3 /thn) Konsumsi Air Total (m 3 /thn) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,973 Keterangan : Konsumsi Air Y = 19,86 X1-0,0618 Y = Konsumsi Air Rumah Tangga.....X1 = Harga...Konsumsi Air Total = Konsumsi Air...Rumah Tangga X 221 ( 221 = Kepala Keluarga ) Kurva Permintaan Air Rumah Tangga Kurva Konsumsi air rumah tangga menggambarkan volume air yang dikonsumsi setiap rumah tangga pada harga yang diperoleh dari biaya pengadaan. Berdasarkan nilai persamaan tersebut Y = 19,86 X1-0,0618 maka besarnya permintaan konsumsi air rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 9 dan Kurva permintaan air rumah tangga pada Gambar 2. Tabel 9...Permintaan Konsumsi Air Rumah Tangga dari Sungai Parsariran Batang Toru No Konsumsi Air(m 3 /thn) Harga(Rp/m 3 ) 1 14, , , , , , , , , , , Konsumsi Air(m3/thn) Kurva Permintaan Air Rumah Tangga Y = 19,86 X1-0, Harga(Rp/m3)

7 Harga dan Konsumsi Air Sektor Rumah Tangga Harga air meter kubik diperoleh dengan menggunakan dua metode yaitu metode biaya pengadaan yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya operasional dan biaya perawatan atau pemeliharaan alat untuk memperoleh air tersebut, selain itu penentuah harga air ditentukan berdasarkan metode kontingensi yaitu pertanyaan pengandaian berapa harga yang bersedia di keluarkan oleh masyarakat atau responden apabila air tersebut tidak boleh dipergunakan atau air tersebut tidak tersedia. Hasil yang diperoleh dari metode kontingensi dan metode biaya pengadaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10..Harga dan Konsumsi Air Rumah Tangga Berdasarkan Metode Pengadaan dan Metode Kontingensi No Harga (Rp/m 3 ) Konsumsi Air RT (m 3 /Thn) iii) Konsumsi Air Total RT (m3/thn) iv) i) 9, , i) 8, ,59 Keterangan i) Harga rata-rata berdasarkan metode pengadaan ii) Harga rata-rata berdasarkan metode kontingensi iii) Konsumsi air rumah tangga iv) Konsumsi air total RT = Konsumsi air RT x 221 Nilai Manfaat Air Nilai manfaat air merupakan turunan dari persamaan permintaan air yang terlebih dahulu diintegralkan berdasarkan perhitungan nilai X1 model terpilih Maka persamaan nilai manfaat air yang diperoleh adalah : 0,0618 Ln X1 = 2, Ln Y Ln X1 = 2, ,0618 0,0618 Ln X1 = 48, ,18123 Ln Y X1 = (2,988767) 48, ,18123 Ln Y X1 = 9, Y -16,18123 Persamaan Nilai Manfaat Air : Ymaks NMA = [ F (X1)] + H maks + Y min Ymin Ymaks Ymin F (X1) 9, Y -16,18123 = [ 9, Y 16, , Ymaks ] Ymin. = [ 61, Y -15,18123 Ymaks ] Ymin. = { 61, (Ymaks) -15,18123 }...{.61, (Ymin) -15,18123 } = 61, (Ymin) -15, , (Ymaks) -15,18123 Tabel 11. Nilai Manfaat Air dari Konsumen Air Sungai Parsariran No Hmin(Rp/m 3 Hmaks...Ymin...Ymaks NMA(Rp/m 3 ) ) (Rp/m 3 ) , ,78 12,86 12, , , ,7 13,36 11, , , ,88 13,19 11, , ,16 13,02 11, , ,39 11, , , ,46 11, , , ,43 12,22 11, , , ,7 12,85 11, , , ,56 13,18 11, , , ,24 12,10 11, , , ,67 12,72 11, , , ,25 11, , , ,65 12,5 11, , , ,35 12,28 11, , , ,43 13,54 11, , , ,67 13,10 11, , ,74 13,80 11, , ,2 13,19 11, , , ,18 12,82 12, , ,2 12,34 11, , , ,24 11, , , ,1 12,22 10, , , ,66 11, , ,36 12,85 12, , , ,35 12,68 11, , , ,58 12,90 12, , , ,7 12,28 11, , , ,66 11, , , ,53 12,27 11, , , ,32 12, , , ,16 13,22 11, , , ,23 12,70 12, , , ,63 12,35 11, , , ,18 13,36 12, , , ,05 13,42 11, , , ,34 13,71 12, , , ,99 12,74 12, , , ,75 12,30 11, , , ,51 12,39 11, , , ,08 11, , , ,31 13,33 11, , , ,35 12,28 11, , , ,65 12,5 11, , , ,41 13,30 11, , ,81 12,01 11, , , ,53 12,20 11, , , ,43 13,21 11, , , ,7 12,32 10, , ,7 12,98 11, , , ,7 11, , , ,42 12,36 11, , , ,7 12,98 11, , , ,18 13,01 11, , , ,11 11, , , ,76 12,77 11, , , ,01 12,44 11, , , ,72 12,18 11, , , ,43 12,22 11, , , ,26 13,18 11, , , ,7 12,7 11, , , ,8 12,73 11, , , ,43 12,26 11, , , ,35 12,81 11, , , ,08 12, , , ,38 13,15 12, , , ,65 12,5 11, , , ,2 12,78 10, , ,33 12,86 11, ,6 Total ,55 784, Ratarata 1509, ,04 12,758 11, ,6 7

8 Nilai manfaat air rumah tangga merupakan nilai yang dirasakan oleh masyarakat berdasarkan perhitungan secara integral pada kurva permintaan air rumah tanggga. Persamaan permintaan air yang diperoleh berlaku untuk seluruh responden, sehingga pada batas batas harga yang berbeda nilai manfaat yang dirasakan setiap individu juga berbeda. Masingmasing individu rumah tangga mempunyai nilai manfaat yang diperoleh berdasarkan harga maksimal maupun harga minimum. Nilai manfaat air total merupakan nilai manfaat rata-rata setiap keluarga dikalikan dengan jumlah kepala keluarga yang ada di desa lokasi penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh nilai manfaat air total adalah sebanyak Rp ,- per tahun dengan rata-rata nilai manfaat yang diperoleh sebesar Rp ,- per tahun. Dari hasil penelitian ini dapat kita ketahui bahwa nilai manfaat air Sungai Parsariran begitu besar, sehingga masyarakat merasakan manfaat dari penggunaan air tersebut secara sosial maupun finansial....nasional Permasalahan Air di Indonesia di...itb. Eriyanto, D.Y Pengelolaan Sumber Air Bersih...Secara Partisipatif di Gunung Merbabu....Fakultas Teknik Universitas Diponegoro,...Semarang. Hartono Analisis Regresi Linier dengan Program...Minitab for Windows. IPB. Bogor. Wahyuni, D Nilai Ekonomi Air Resapan Hutan...Lindung Gunung Sinabung dan Taman...Wisata Alam (TWA) Deleng Lancuk Untuk...Kebutuhan Sektor Rumah Tangga....Kehutanan USU. Medan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Nilai ekonomi air total pemanfaatan langsung rumah tangga di sekitar Sungai Parsariran Desa Hapesong Baru adalah Rp ,- per tahun per untuk seluruh desa dan rata-rata nilai manfaat yang dirasakan oleh masing-masing kepala keluarga sebesar Rp ,- Per tahun. Model pendugaan persamaan nilai ekonomi air untuk sektor kebutuhan rumah tangga di Desa Hapesong Baru adalah : Y = 19,86 X1-0,0618 Saran Agar tidak terjadinya kerusakan dan tetap terjaganya kelestarian dari daerah diharapkan agar pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama berperan akif dalam menjaga kelestaraian daerah dengan memelihara hutan dan penutupan lahan lainya yang berfungsi sebagai daerah pasokan air untuk masyarakat dapat dipertahankan. Diperlukan penelitipeneliti lebih lanjut menganai manfaat dari kawasan resapan air lainnya, juga penelitian sehubungan dengan peniilaian manfaat air Sungai Parsariran mengingat peneliti ini masih jarang diteliti, sehingga dapat memperoleh nilai ekonomi yang lebih besar lagi dari kawasan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kecamatan Tapanuli Selatan dalam Angka. BPS. Medan Darusman, D Nilai Ekonomi Air untuk Pertanian...dan Rumah Tangga: Studi Kasus di Sekitar...Taman Nasional Gunung Gede Pangrango....Makalah disampaikan pada Simposium 8

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA KECAMATAN BATANG TORU

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA KECAMATAN BATANG TORU ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA KECAMATAN BATANG TORU SKRIPSI Oleh: ASWIN PRATAMA HARAHAP 091201043 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Isian Konsumen Air Rumah Tangga Selama Satu Hari. Nama Waktu Takaran Gayung Pagi

Lampiran 1. Daftar Isian Konsumen Air Rumah Tangga Selama Satu Hari. Nama Waktu Takaran Gayung Pagi Lampiran 1. Daftar Isian Konsumen Air Rumah Tangga Selama Satu Hari Nama Waktu Takaran Gayung 1 2 3 4 5 6 7 8 Pagi Siang Sore Malam Lampiran 1. Lanjutan Kegiatan RT (mandi,mesak,cuci) Waktu Pagi Takaran

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI AIR RESAPAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SINABUNG DAN TWA DELENG LANCUK UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA SKRIPSI. Oleh:

NILAI EKONOMI AIR RESAPAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SINABUNG DAN TWA DELENG LANCUK UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA SKRIPSI. Oleh: NILAI EKONOMI AIR RESAPAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SINABUNG DAN TWA DELENG LANCUK UNTUK KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA SKRIPSI Oleh: Dedek Wahyuni 081201032 Manajemen Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK PERSAWAHAN DI KAWASAN SUB DAS SITOBU DAS ASAHAN BARUMUN SKRIPSI. Oleh:

VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK PERSAWAHAN DI KAWASAN SUB DAS SITOBU DAS ASAHAN BARUMUN SKRIPSI. Oleh: VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK PERSAWAHAN DI KAWASAN SUB DAS SITOBU DAS ASAHAN BARUMUN SKRIPSI Oleh: Ester Tampubolon 071201023 Manajemen Hutan DEPERTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : (2004)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : (2004) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : 15-27 (2004) Artikel (Article) NILAI EKONOMI AIR DOMESTIK DAN IRIGASI PERTANIAN : Studi Kasus Di Desa-Desa Sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun The

Lebih terperinci

the economic value, domestic and fish cages water, national park.

the economic value, domestic and fish cages water, national park. NILAI EKONOMI AIR UNTUK RUMAH TANGGA DAN KERAMBA DI SEKSI PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL (SPTN) WILAYAH II SEMITAU TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM (TNDS) KABUPATEN KAPUAS HULU The Economic Values of Water for

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN KEMENYAN (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara)

ANALISIS PEMASARAN KEMENYAN (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara) ANALISIS PEMASARAN KEMENYAN (Styrax spp.) (Studi Kasus: Kecamatan Tarutung dan Kecamatan Adiankoting, Kabupaten Tapanuli Utara) SKRIPSI Oleh: Ryandika Gilang Putra 121201153 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Pengelolaan Sumberdaya Air Berdasarkan Kapasitas Produksi Instalasi PDAM Bekasi merupakan salah satu PDAM yang berada di wilayah Kota Bekasi. Pengelolaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penjual Lahan yang Melakukan Transaksi Lahan

HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Penjual Lahan yang Melakukan Transaksi Lahan VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6. 1 Latar Belakang Penjual Lahan yang Melakukan Transaksi Lahan 6. 1. 1 Jenis Kelamin Responden berdasarkan jenis kelamin lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 25 orang (62,5

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR

NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR NILAI EKONOMI AIR HUTAN LINDUNG SUNGAI WAIN DI BALIKPAPAN KALIMANTAN TIMUR Syahrir Yusuf Laboratorium Politik, Ekonomi dan Sosial Kehutanan Fahutan Unmul, Samarinda ABSTRACT. Value of Water Economic of

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI

ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI ANALISIS NILAI EKONOMI DAN KONTRIBUSI PENGGUNAAN LAHAN SISTEM AGROFORESTRI DI DESA SOSOR DOLOK, KECAMATAN HARIAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Oleh : IRVAN EFENDI NAIBAHO 101201146 PROGRAM STUDI KEHUTANAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT ( Studi Kasus : Desa Kampung Dalam, Kecamatan Bilah Hulu, Kabupaten Labuhan Batu ) Cindi Melani

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 1 PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Desi Gustina 1, Rina Selva Johan 2, Riadi Armas 3 Email : desi.dc98@gmail.com/085365048785

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh :

PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI. Oleh : PERANCANGAN MODEL ZONASI KAWASAN DANAU LINTING DESA SIBUNGA-BUNGA HILIR KECAMATAN STM HULU KABUPATEN DELI SERDANG SKRIPSI Oleh : HANNA MANURUNG 081201025/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : (2004)

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : (2004) Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : 15-27 (2004) Artikel (Article) NILAI EKONOMI AIR DOMESTIK DAN IRIGASI PERTANIAN : Studi Kasus Di Desa-Desa Sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun The

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN

VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN VALUASI EKONOMI JASA LINGKUNGAN HUTAN MANGROVE DI PESISIR KECAMATAN MEDAN BELAWAN HASIL PENELITIAN Oleh: MARIA KRISTINA SIHOMBING 051201032/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa

IV. METODE PENELITIAN. Kawasan ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan data untuk keperluan penelitian dilakukan di Kelurahan Harapan Jaya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Kawasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kesadaran masyarakat dalam membayar PBB di Desa Kadirejo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan mendeskripsikan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian.

Gambar 1 Kerangka pemikiran metodologi penelitian. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Keberadaan hutan dan masyarakat sekitar hutan secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis, wilayah Kabupaten Karawang terletak antara 107

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

Hasil Penelitian. Oleh : SOFYAN ANSHORI LUBIS / Manajemen Hutan

Hasil Penelitian. Oleh : SOFYAN ANSHORI LUBIS / Manajemen Hutan ANALISIS DAMPAK PERTAMBANGAN EMAS SECARA TRADISONAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA DAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Desa Simpang Mandepo Kecamatan Muara Sipongi, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 14 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4. 1. Sejarah dan Status Kawasan Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu telah dikunjungi wisatawan sejak 1713. Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 29 5.1 Hasil BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1.1 Karakteristis Responden Karakteristik responden yang diukur dalam penelitian ini adalah kelompok umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, jarak pemukiman

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.

Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi. sebanyak 2% responden menyatakan masalah polusi suara di TWA Gunung Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 25 berikut ini. Persepsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODE PENELITIAN. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 35 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Sumber data primer pada penelitian ini adalah masyarakat penerima bantuan langsung

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DAN PERSAWAHAN DI DAS DELI

VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DAN PERSAWAHAN DI DAS DELI VALUASI EKONOMI HUTAN SEBAGAI PENYEDIA AIR UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA DAN PERSAWAHAN DI DAS DELI SKRIPSI Oleh: RUSNENI VITARIA 051201002/MANAJEMEN HUTAN DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Istimewa Yogyakarta dengan jarak 20,2 km dari ibukota provinsi daerah istimewa IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Kecamatan Pakem adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Kecamatan Pakem merupakan kecamatan paling utara Daerah Istimewa Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak 42 Km dengan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak 42 Km dengan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Aspek Geografis Wilayah Kecamatan Cicalengka merupakan salah satu Kecamatan yang ada di sebelah timur Ibu Kota Kabupaten Bandung yang berjarak

Lebih terperinci

PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS DI KOTA MEDAN

PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS DI KOTA MEDAN PENILAIAN EKONOMI KERTAS BEKAS DI KOTA MEDAN SKRIPSI Ori Yani Yunilda 081203001 Teknologi Hasil Hutan PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 LEMBAR PENGESAHAN Judul

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dan Desa Hegarmanah, Kecamatan Cicantayan dan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juni 2009 sampai dengan bulan Agustus 2009. Lokasi penelitian berada di wilayah DAS Cisadane segmen Hulu, meliputi

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek III. KARAKTERISTIK WILAYAH A. Kecamatan Kretek Kecamatan Kretek merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Bantul. Gambar 5. Peta Administrasi Kecamatan Kretek 17 18 Secara geografis Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa Desa Dramaga merupakan salah satu dari sepuluh desa yang termasuk wilayah administratif Kecamatan Dramaga. Desa ini bukan termasuk desa pesisir karena memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN MASYARAKAT HILIR TERHADAP UPAYA PERBAIKAN KONDISI HUTAN DI HULU DAS DELI

ANALISIS PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN MASYARAKAT HILIR TERHADAP UPAYA PERBAIKAN KONDISI HUTAN DI HULU DAS DELI ANALISIS PEMBAYARAN JASA LINGKUNGAN MASYARAKAT HILIR TERHADAP UPAYA PERBAIKAN KONDISI HUTAN DI HULU DAS DELI SKRIPSI Oleh : MERIAM ZANARIA 061201024 DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo. ABSTRACT

Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo.   ABSTRACT Ecogreen Vol. 2 No. April 20 Halaman 57 2 ISSN 207 0 ANALISIS KESEDIAAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) JASA LINGKUNGAN HIDROLOGI KAWASAN HUTAN PRODUKSI GUNUNG LOILOIYO (STUDI KASUS DESA LAROONAHA KECAMATAN

Lebih terperinci

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG Kajian Alternatif Penyediaan Air Baku I Wayan Mundra Hirijanto KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG I Wayan Mundra

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM. 09104830090 ABSTRAK Dari luas perairan umum 8.719 hektar memiliki potensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Meldi Djela (), Hengki D. Walangitan (), Reynold P Kainde (), Wawan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah

III. METODE PENELITIAN. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Daerah yang dipilih sebagai tempat penelitian mengenai Analisis Usahatani Kelapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO BAB IV GAMBARAN UMUM DESA POLOBOGO 4. 1. Kondisi Geografis 4.1.1. Batas Administrasi Desa Polobogo termasuk dalam wilayah administrasi kecamatan Getasan, kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Wilayah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk 44 III. METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dengan mengoperasionalkan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan) Muhammad Febri Anggian Siregar, Iskandarini, Hasman Hasyim Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo) SKRIPSI

PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo) SKRIPSI PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP SUMBER DAYA HUTAN (Studi Kasus Tahura Bukit Barisan, Kawasan Hutan Sibayak II, Kabupaten Karo) SKRIPSI Rena Novelia Damanik 091201040/Manajemen Hutan PROGRAM

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN 1 PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE 4.1 Kondisi Wilayah Pulau Simeulue merupakan salah satu pulau terluar dari propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Ο Ο Ο Ο berada pada posisi 0 0 03-03 0 04 lintang Utara

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan

ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan ANALISIS USAHA MODEL TUMPANGSARI PADA LAHAN PERHUTANI Studi Kasus Di RPH Cipondok BKPH Cibingbin KPH Kuningan Nina Herlina, Syamsul Millah, Oding Syafrudin Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai September 2014 di Desa Guo Batu dan Desa Simanguntong Merupakan desa yang lokasinya berada disekitar

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI EKONOMI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA PARBABA DOLOK, KECAMATAN PANGURURAN, KABUPATEN SAMOSIR

ANALISIS NILAI EKONOMI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA PARBABA DOLOK, KECAMATAN PANGURURAN, KABUPATEN SAMOSIR ANALISIS NILAI EKONOMI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA PARBABA DOLOK, KECAMATAN PANGURURAN, KABUPATEN SAMOSIR SKRIPSI Oleh: FREDDY MARIO VANESHA SIMANUNGKALIT 081201046 MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi. TINJAUAN PUSTAKA Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air Menurut fungsinya hutan mempunyai fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah kawasan hutan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penetuan Daerah Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di desa Paluh Sibaji, Kecamatan Pantai Labu. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara secara sengaja (purposive sampling), yaitu Desa Parbuluan I Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hubungan Curah Hujan dengan Koefisien Regim Sungai (KRS) DAS Ciliwung Hulu Penggunaan indikator koefisien regim sungai pada penelitian ini hanya digunakan untuk DAS Ciliwung

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN KONSERVASI DI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN KONSERVASI DI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI TUMBUHAN OBAT DARI HUTAN KONSERVASI DI KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA Oleh: Alfonsus H. Harianja Balai Penelitian Kehutanan Aek Nauli, Jl. Raya Parapat Km. 10.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh 25 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study. Data dikumpulkan untuk meneliti suatu fenomena dalam satu kurun waktu tertentu (Umar 2006).

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN

Lebih terperinci

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Peta HPGW

Lampiran 1. Peta HPGW LAMPIRAN 49 Lampiran 1. Peta HPGW 50 51 Lampiran 2. Uji asumsi statistik WTP Regression Model Summary b Adjusted R Std. Error of the Durbin- Model R R Square Square Estimate Watson 1.504 a.254.186 59.72391

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ( Studi Kasus : Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ) THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INCOME DISTRIBUTION

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983).

BAB 2 LANDASAN TEORI. dangkal, sehingga air mudah di gali (Ruslan H Prawiro, 1983). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Air Minum Semua makhluk hidup membutuhkan air, maka tempat yang tersedia air tentu penuh dengan makhluk hidup, kecuali air tersebut sudah sangat tercemar. Manusia juga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan 64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala

Lebih terperinci

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh 17 METODE PENELITIAN Disain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan disain Cross Sectional Study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu untuk memperoleh gambaran karakteristik contoh

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN 4.1. Gambaran Umum Daerah Kajian 4.1.1. Keadaan Geografis Kecamatan Pekanbaru Kota merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian adalah daerah tempat akan diadakannya penelitian yang mendukung dalam penulisan penelitian itu sendiri. Dalam hal ini yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK 12 BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK A. Kondisi Geografis Desa Olak merupakan salah satu daerah integral yang terletak di Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA Rosalina Berliani, Dyah Mardiningsih, Siwi Gayatri Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT MELAYU DI DESA PEKANTUA KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT MELAYU DI DESA PEKANTUA KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT MELAYU DI DESA PEKANTUA KECAMATAN KEMPAS KABUPATEN INDRAGIRI HILIR INCOME ANALYSIS OF THE MALAY COMMUNITY IN PEKANTUA VILLAGE KEMPAS DISTRICT INDRAGIRI HILIR REGENCY Yogi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH 224 ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Analyze Break Even Point (BEP) And The Risk Of Snakehead Fish

Lebih terperinci

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE By Sri Rapika Novalina¹), Hendrik²), Firman Nogroho²) ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja. 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya

Lebih terperinci

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara Sumber: Chapman, D. J (2004) Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok untuk kehidupan manusia dengan segala macam kegiatannya, dipergunakan untuk keperluan rumah tangga, keperluan umum, industri, perdagangan,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur,

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjungpinang Timur, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci