BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI"

Transkripsi

1 BAB III PEMODELAN DAN SIMULASI III.1 Tahap-tahap perancangan Tahapan perancangan yang dilakukan dalam pemodelan dan simulasi Softswitch ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 berikut : Mulai Deskripsi permasalahan Pemodelan Penulisan program Jalankan simulasi Berfungsi? T Perbaiki Y T Perbaiki Valid? Y Selesai

2 Gambar 3.1 Tahap-tahap perancangan simulator III.2 Deskripsi Permasalahan Dalam pembentukan hubungan, Softswitch merupakan bagian (komponen) dalam jaringan yang memberikan kontribusi terhadap akumulasi PDD dimana delay pada Softswitch tidak boleh melampaui budget waktu yang telah ditentukan berdasarkan standar umum (internasional). Dalam tesis ini permasalahan yang dibahas adalah, bagaimana menyimulasikan proses kerja Softswitch dalam melayani panggilan pada jaringan dan melakukan pencatatan waktu (timing) untuk tiap tahapannya guna dianalisis karakteristik lamanya proses dalam Softswitch dimana lama proses tersebut merupakan fungsi dari variabel masukan (laju kedatangan) yang dimasukkan saat inisiasi ketika akan menjalankan program simulasi. III.2.1 Delay Budget Untuk Softswitch Seperti yang sudah dijelaskan pada BAB II, menurut ITU-T standar PDD pada jaringan IP < 800 msec [22]. Standar waktu tersebut dialokasikan untuk tiap elemen jaringan yang dilaluinya dalam hubungan user-to-user antara lain berupa terminal equipment, gateway router dan lain-lain termasuk Softswitch itu sendiri. Namun sejauh ini lembaga standar dunia belum menstandarkan angka yang pasti untuk budget delay pada Softswitch. Sebagai referensi, delay call setup untuk Softswitch, menurut Telica, suatu vendor pembuat Softswitch, mensyaratkan call setup delay pada Softswitch < 400 msec [23], dan menurut standar Telecordia, call setup delay < 350 msec [22], call clearing delay < 100 msec [22] dan menurut KT-BcN, provider jaringan di Korea Selatan, yang telah melakukan penelitian dalam implementasi NGN, dengan pembatasan bandwidth diperoleh call setup delay pada Softswitch rata-rata 472 msec [24] III.2.2 Komponen Delay Pada Softswitch 46

3 Dalam melayani permintaan panggilan telepon, terdapat beberapa tahapan proses yang dalam Softswitch, dimana masing-masing tahapan merupakan komponen delay yang secara akumulasi akan memberikan total waktu pemrosesan untuk tiap panggilan dan disebut occupancy seperti diperlihatkan pada Gambar 3.2 Softswitch Call request Receive/reject Destination address (digits) Call setup (media control & signaling) Check A-subscriber originating restriction Conversation (media streaming) - Analyse destination zoning and compare to A-subscriber category - Check media resources (bandwidth) - Check B-subscriber status (idle/busy) - Setup connection - Update : A & B Subscriber status - Update bandwidth Call setup (media control & signaling) Call admission delay Call setup delay a+b = a Softswitch occupancy Call clearing (media control & signaling) 3 Call clearing (media control & signaling) - disconnect call - update A & B Subscriber status - updat bandwidth Call clearing delay b Gambar 3.2 Tahapan proses panggilan dan komponen delay pada Softswitch Tahapan-tahapan proses pada Softswitch inilah yang diteliti dan dianalisis serta dilakukan verifikasi komponen delay-nya yang terdiri dari : 1. Call admission delay 2. Call setup delay 3. Call clearing delay 4. Call occupation 47

4 Adapun pendefinisian komponen delay tersebut (untuk masing-masing Skenario I, II, III) secara grfis dapat dilihat pada Lampiran-F. Dari keempat komponen delay tersebut perhatian khusus ditujikan pada call setup delay karena komponen delay ini yang menentukan spesifikasi (kapasitas) Softswitch yakni Busy Hour Call Attempt ( BHCA). III.3 Batasan (ruang lingkup) Simulasi dan Metodologi Untuk maksud tersebut dirancang simulator yang mensimulasikan proses panggilan pada jaringan (Gambar 3.4) mulai dari adanya permintaan panggilan dari pelanggan (user), pemrosesan pada tiap elemen jaringan, proses komunikasi antar komponen jaringan dengan menggunakan protokol standar, sampai dengan pembubaran hubungan pembicaraan dimana pada setiap tahapan proses dilakukan pencatatan (recording) datadata kejadian (pesan), disertai keterangan waktu/saat terjadinya hingga ketelitian mili detik, identitas pengguna (nomor telepon/alamat URI) dan identitas elemen jaringan (Point Code, IP address/network address). Proses tersebut dijalankan oleh bahasa pemrograman Java2 dan semua data yang diperlukan telah didefinisikan dan tersimpan dalam sistem basis data MySQL. III.3.1 Konfigurasi Jaringan Simulasi dan Bagian-Bagian yang Disimulasikan Adapun konfigurasi jaringan Softswitch yang disimulasikan diperlihatkan pada Gambar 3.4 berikut 48

5 Gambar 3.4 Konfigurasi jaringan simulasi Dari berbagai kemungkinan panggilan yang terjadi (berdasarkan asal panggilan dan tujuan), dalam simulasi dibatasi hanya tiga skenario, yaitu : Skenario I : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke Access Gateway 1 (AGA) ke pelanggan (user B) yang tersambung ke Access Gateway 2 (AG B ) Skenario II : panggilan dari pelanggan analog (user A) yang tersambung ke sentral konvensional (PSTNA) melalui Signaling Gateway A (SG A ) ke pelanggan analog (user B) yang tersambung ke sentral konvensional (PSTN B ) melalui Signaling Gateway B (SG B ) Skenario III : panggilan dari pelanggan IP Phone (user A) yang tersambung ke Local Area Network A (LANA) ke pelanggan IP Phone (user B) yang tersambung ke Local Area Network B (LAN B ) [5] III.3.2 Bagian-Bagian yang Disimulasikan dan Pemodelan 49

6 Dari Gammbar 3.4 tersebut, bagian-bagian yang disimulasikan diperlihatkan pada Gambar 3.5.a, 3.5.b, dan 3.5.c, yakni : 1. Pada Gambar 3.5.a mengilustrasikan bagian-bagian yang disimulasikan : Pembangkitan sumber trafik panggilan dari Skenario I, Skenario II dan Skenario III Pembuatan basis data yang terdiri dari : o Data permanent, seperti nomor telepon/alamat URI, alamat IP, dll o Data semi permanent, seperti klas layanan (CoS), kategori zona dll o Data transient, seperti kondisi bebas/sibuk, ringing dll Proses kerja internal pada masing-masing komponen jaringan, yaitu pada Softswitch, Access Gateway, Signaling Gateway, dan Trunk Gateway. Gambar 3.5.a Bagian yang disimulasikan (1) : Pembangkitan trafik panggilan, pembuatan basis data, dan proses internal pada tiap komponen jaringan 50

7 2. Pada Gambar 3.5.b mengilustrasikan bagian dari simulasi, yaitu proses komunikasi antar elemen jaringan saat pembangunan hubungan dengan menggunakan protokol tertentu, yakni komunikasi antara : Access Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol Megaco PSTN/jaringan SS7 dengan Signaling Gateway, menggunakan protokol SS7 Signaling Gateway dengan Softswitch, menggunakan protokol SigTran Trunk Gateway dengan Softswitch menggunakan protokol Megaco IP Phone dengan Softswitch menggunakan protokol SIP Gambar 3.5.b Bagian yang disimulasikan (2) : Proses komunikasi (signaling) antar komponen dalam jaringan 3. Pada Gambar 3.5.c memberikan ilustrasi pengontrolan penggunaan kanal bicara (bandwidth), meliputi : 51

8 Pengecekan ketersediaan bandwidth saat akan dibangun hubungan Updating ketersediaan bandwidth setiap saat selama proses komunikasi o Ketersediaan bandwidth akan berkurang sebesar 26 Kbps jika ada pemakaian (mulai digunakan untuk bicara) o Ketersediaan bandwidth akan bertambah sebesar 26 Kbps jika ada pembebasan (ada yang selesai bicara). Gambar 3.5.c Bagian yang disimulasikan (3) : Pengendalian pemakaian bandwidth (updating selama proses panggilan) Pada sub bab berikut dibahas proses perancangan : pemodelan, metoda, dan algoritma tiap bagian simulator yang telah disebutkan pada sub bab

9 III Pembangkitan Sumber Panggilan (Traffic Generator) Sumber trafik panggilan merupakan pembangkit kedatangan permintaan panggilan. Masing-masing skenario dibuat sumber trafiknya secara independen. Karakteristik sumber trafik yang disimulasikan mengikuti pola kedatangan model Poisson. Dalam tesis ini pembangkitan trafik dari ketiga skenario diilustrasikan seperti pada Gambar 3.6 (a) dan 3.6 (b) [17] berikut TRAFFIC GENERATOR AG1 Scenario I Scenario II PSTN1 (SG1) Poisson λ 1 λ 2 Poisson Poisson λ 1 +λ 2 +λ 3 SOFTSWITCH Scenario III LAN1 λ 3 Poisson Queuing (buffer) Server Gambar 3.6 (a) Model pembangkitan trafik dari ketiga skenario 53

10 random Skenario I t1 1 t1 2 t1 3 t1 4 T1 1 T12 T1 3 Skenario II exponentially distributed t2 1 t2 2 t2 3 t2 4 T2 1 T22 T2 3 Skenario III TOTAL t3 1 t3 2 t3 3 t3 4 T3 1 T3 2 T33 random t 1 t 2 t 3 t 4 t 5 t 6 t 7 t 8 t 9 t 10 t 11 t 12 T 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T6 T 7 T 8 T 9 T 10 T 11 t exponentially distributed Gambar 3.6 (b) Pola waktu antar kedatangan dari sumber trafik Untuk pembuatan generator trafik, data waktu antar kedatangan direpresentasikan oleh pembangkitan bilangan acak (random) pada masing-masing skenario secara independen. Karakteristiknya mengikuti model Poisson seperti dibahas pada Bab II, yaitu : Pertama, pola distribusi peluang terjadinya k panggilan selama perioda t k λt) λt ( mengikuti kurva Poisson Pk ( t) = e k! [18] [18] Kedua pola distribusi waktu antar kedatangan mengikuti kurva eksponensial negatif [17] t f ( t) = λe λ Dalam simulasi, generator trafik ini menggunakan paket program yang telah ada. Namun dalam Bab IV keluaran generator trafik tersebut diverifikasi dari segi waktu antar kedatangannya. III Pembuatan Basis Data 54

11 Basis data merupakan sumber data yang diakses oleh elemen jaringan dalam pemprosesan permintaan panggilan telepon. Pembuatan basis data menggunakan MySQL, terdiri dari data-data sebagai berikut: 1. Basis data untuk Softswitch : a. Data pelanggan, total , terdiri dari : 1) Pelanggan AG : AG (A) : pelanggan, dengan sistem penomoran AG (B) : pelanggan, dengan sistem penomoran ) Pelanggan PSTN : PSTN (A) : pelanggan, dengan sistem penomoran PSTN (B) : pelanggan, dengan sistem penomoran ) Pelanggan SIP Phone : SIP phone (A) : pelanggan, dengan sistem penomoran 1@STTTELKOM.ac.id 40000@STTTELKOM.ac.id. SIP phone (B) : pelanggan, dengan sistem penomoran 1@ITTELKOM.ac.id 40000@ITTELKOM.ac.id. b. Data zone, dilihat berdasarkan Code Point (identitas node dalam jaringan) : 1) Code Point 2 = Zone 1. 2) Code Point 0 = Zone 2. 3) Code Point 00 = Zone 3 Untuk proses simulasi, semua pelanggan diasumsikan mendial digit dengan Code Point 1 (hubungan lokal). Artinya hanya mendial nomor dengan prefik (awalan) 2. c. Data kategori tujuan, terdiri dari : 1) Kategori 1, dapat melakukan panggilan ke tujuan hanya sampai area Lokal. 2) Kategori 2, dapat menghubungi ke tujuan Lokal dan SLJJ. 3) Kategori 3, dapat menghubungi ke tujuan Lokal, SLJJ, dan SLI 55

12 d. Data Class of Service yang berhubungan dengan Call Restriction (pembatasan panggilan) berdasarkan kategori tujuan. Untuk proses simulasi, semua pelanggan diasumsikan memiliki kategori 3. Sehingga dapat menghubungi ke tujuan Lokal, SLJJ, dan SLI. e. Data status pelanggan tujuan, yang terdiri dari : 1) Status bebas. 2) Status sibuk. 3) Status bicara. f. Data link bandwidth 1) Untuk menentukan kapasitas bandwidth, diambil dari jumlah panggilan tertinggi, yaitu : 26,4 Kbps 36 panggilan = 950,4 Kbps 1 Mbps Ket : 26,4 Kbps merupakan bandwidth rata-rata yang dibutuhkan dalam pengiriman suara untuk 1 pelanggan. Dalam simulasi ini dibulatkan 26 Kbps. 2) Kapasitas link bandwidth untuk masing-masing skenario adalah : 3 Link bandwidth untuk skenario I = 1 Mbps = 0, 3 Mbps 10 5 Link bandwidth untuk skenario II = 1 Mbps = 0, 5 Mbps 10 2 Link bandwidth untuk skenario III = 1 Mbps = 0, 2 Mbps 10 3) Lama bicara dari masing-masing sesi panggilan diset secara random pada rentang waktu 1 sampai 3 menit g. Data domain untuk pelanggan SIP phone, yaitu : 1) Domain dari pelanggan SIP phone (A) adalah stttelkom.ac.id 2) Domain dari pelanggan SIP phone (B) adalah ittelkom.ac.id 2. Basis data untuk AG : a. AG (A) 56

13 1) Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran ) Data status pelanggan, yang terdiri dari : a) Dial Tone. b) Ringing Tone. c) Busy Tone. b. AG (B) 1) Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran ) Data status pelanggan, yang terdiri dari : a) Ringing Current. 3. Basis data untuk SG : a. SG (A) 1) Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran b. SG (B) 1) Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran Basis data untuk PSTN (B) : a. Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran b. Data status pelanggan, yang terdiri dari : 1) Status bebas. 2) Status sibuk. 5. Basis data untuk SIP phone (B) : a. Data pelanggan yang terdiri dari pelanggan, dengan sistem penomoran 1@ITTELKOM.ac.id 40000@ITTELKOM.ac.id. b. Data status pelanggan, yang terdiri dari : 1) Status bebas. 57

14 2) Status sibuk. III Pemodelan dan Simulasi Proses Panggilan Dalam perancangan simulasi, untuk memudahkan penyusunan program, maka proses panggilan yang merupakan mekanisme kerja jaringan dalam menangani permintaan panggilan mulai dari pelanggan mengangkat handset (off-hook) hingga pembubaran panggilan (selesai bicara), dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Proses komunikasi antar elemen jaringan. 2. Proses internal pada masing-masing elemen. III Proses Komunikasi Antar Elemen Jaringan Antar elemen jaringan berkomunikasi dengan menggunakan protokol. Protokol yang digunakan disesuaikan dengan elemen jaringan yang sedang berkomunikasi. Protokol yang digunakan pada simulasi ini yaitu : 1. Skenario I : Komunikasi antara Softswitch dengan AG menggunakan protokol Megaco 2. Skenario II : Komunikasi antara PSTN dengan SG menggunakan protokol SS7 Komunikasi antara Softswitch dengan SG menggunakan protokol Sigtran Komunikasi antara Softswitch dengan TG menggunakan protokol Megaco 3. Skenario III : Komunikasi antara Softswitch dengan SIP phone menggunakan protokol SIP Untuk pemodelan proses komunikasi digunakan diagram call flow seperti pada Gambar 3.9. Proses komunikasi diawali dengan pembangkitan pesan yang dipicu oleh adanya suatu kejadian (event), misal ada pelanggan yang mengakhiri pembicaraan, adanya pengiriman sinyal digit (DTMF) dsb. Setiap kejadian (yang ditandai dengan indikasi adanya pesan) dicatat nama kejadiannya (berdasarkan nama pesan), waktu terjadinya (sampai ketelitian mili detik) serta keterangan-keterangan lainnya yang dianggap perlu seperti halnya hasil pencatatan protocol analyzer di lapangan untuk bahan analisis. 58

15 Untuk memberikan gambaran perancangan simulasi dalam proses komunikasi ini diambil proses komunikasi Skenario I sebagai sampel yang diperlihatkan pada Gambar 3.9 beserta penjelasannya. Untuk skenario II dan III terdapat pada Lampiran A Skenario panggilan terdiri dari dua bagian, yaitu jika pelanggan yang dituju bebas dan jika pelanggan yang dituju sibuk. III Skenario Panggilan Jika Pelanggan Yang Dituju Bebas Call flow untuk pelanggan yang dituju bebas diperlihatkan pada Gambar Proses pembangunan hubungannya terdiri dari : 1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan 2. AG (A) : a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (A) 3. Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A) c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A) e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk 4. AG (A) : a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan dial tone kepada user (A) 5. User (A) mendial nomor telepon tujuan 59

16 User (A) Access Gateway (A) Softswitch Access Gateway (B) User (B) Off hook Dial Tone Digits Ringing Tone Notify Modify Notify Add Modify Modify Add Modify Notify Modify Ringing Current Answer 13 RTP Stream 19 On hook 20 Notify Subtract Modify Subtract Modify MEGACO Gambar 3.7 Call flow proses komunikasi Skenario I [14] [15] [25] jika pelanggan yang dituju bebas 6. AG (A) : a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (B) 60

17 7. Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan prefix/awalan nomor telepon user (B) c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/sljj/sli) d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak, berdasarkan zone dan kategori e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG (B) f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan bebas atau sibuk/bicara g. Jika bebas, selanjutnya mengirimkan command Add ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menyiapkan port RTP 8. Softswitch mengirimkan command Add ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menyiapkan port RTP 9. Softswitch mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan ringing tone kepada user (A) 10. AG (A) : a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan ringing tone kepada user (A) 11.Softswitch : a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar mengirimkan ringing current kepada user (B) b. Mengubah status user (B) ke kondisi sibuk 12.AG (B) : a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik 61

18 b. Mengirimkan ringing current kepada user (B) 13.User (B) mengangkat hand set untuk menjawab panggilan telepon 14.AG (B) : a. Mendeteksi jawaban pada port user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi jawaban user (B) 15.Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (B) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menghentikan pengiriman ringing current dan mengaktifkan port RTP c. Mengubah status user (B) ke kondisi bicara d. Meng-update bandwidth AG (B) 16.AG (B) a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Menghentikan pengiriman ringing current kepada user (B) 17. Softswitch : a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menghentikan pengiriman ringing tone dan mengaktifkan port RTP b. Mengubah status user (A) ke kondisi bicara c. Meng-update bandwidth AG (A) TIDAK ADA PROSES 18.AG (A) a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Menghentikan pengiriman ringing tone kepada user (A) Setelah selesai pembangunan hubungan, user (A) dan user (B) melakukan pembicaraan selama 1-3 menit. 62

19 Proses pembubaran hubungannya terdiri dari : 19.User A menutup hand set untuk mengakhiri panggilan telepon 20.AG (A) : a. Mendeteksi pembubaran panggilan pada port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon b. Memapingkan informasi pembubaran panggilan oleh user (A) ke format IP c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi pembubaran panggilan dari user (A) 21.Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan command Subtract ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menonaktifkan port RTP c. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas 22.Softswitch : a. Mengirimkan command Subtract ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menonaktifkan port RTP b. Mengubah status user (B) ke kondisi bebas 23.Softswitch : a. Mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar menormalkan port RTP b. Meng-update bandwidth AG (A) 24.Softswitch : a. Mengirimkan command Modify ke AG (B) untuk memerintahkan AG (B) agar menormalkan port RTP b. Meng-update bandwidth AG (B) TIDAK ADA PROSES III Skenario Panggilan Jika Pelanggan Yang Dituju Sibuk 63

20 Call flow untuk pelanggan yang dituju sibuk diperlihatkan pada Gambar User (A) Access Gateway (A) Softswitch Access Gateway (B) User (B) Off hook Dial Tone Digits Busy Tone Notify Modify Notify Modify 3 7 MEGACO Gambar 3.8 Call flow proses komunikasi Skenario I jika pelanggan yang dituju sibuk [14] [15] [25] Proses pembangunan hubungannya terdiri dari : 1. User (A) mengangkat hand set untuk meminta pembangunan hubungan 2. AG (A) : a. Mendeteksi port user (A) dan memapingkannya ke nomor telepon b. Memapingkan informasi nomor telepon user (A) ke format IP c. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (A) 3. Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengecek di data base, tentang informasi data pelanggan user (A) c. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan atau tidak 64

21 d. Jika boleh, mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan dial tone kepada user (A) e. Mengubah status user (A) ke kondisi sibuk 4. AG (A) : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan dial tone kepada user (A) 5. User (A) mendial nomor telepon tujuan 6. AG (A) : a. Menerima informasi nomor telepon user (B) dan memapingkannya ke format IP b. Mengirimkan command Notify ke Softswitch yang mengandung informasi nomor telepon user (B) 7. Softswitch : a. Menerima command Notify dan mengirimkan command ke AG (A) untuk mengkonfirmasikan bahwa command Notify telah diterima dengan baik b. Mengecek di data base, tentang zone tujuan (zone 1/2/3) berdasarkan prefix/awalan nomor telepon user (B) c. Mengecek di data base, tentang kategori tujuan (lokal/sljj/sli) d. Menentukan user (A) boleh melakukan panggilan ke tujuan tersebut atau tidak, berdasarkan zone dan kategori e. Jika boleh, selanjutnya mengecek ketersediaan bandwidth pada AG (A) dan AG (B) f. Jika tersedia, selanjutnya mengecek status pelanggan user (B), dalam keadaan bebas atau sibuk g. Jika sibuk, selanjutnya mengirimkan command Modify ke AG (A) untuk memerintahkan AG (A) agar mengirimkan busy tone kepada user (A) h. Mengubah status user (A) ke kondisi bebas 8. AG (A) : 65

22 a. Menerima command Modify dan mengirimkan command ke Softswitch untuk mengkonfirmasikan bahwa command Modify telah diterima dengan baik b. Mengirimkan busy tone kepada user (A) III Proses Internal Tiap Elemen Jaringan III Access Gateway Menurut standar ISC, fungsional AG terdiri dari AGS-F dan MG-F. AG-F melakukan fungsi pensinyalan, sedangkan MG-F melakukan fungsi pengiriman media. Pada simulator, AG hanya difungsikan untuk pensinyalan, yaitu melakukan pemapingan antara : 1. Nomor port ke nomor telepon, dan sebaliknya 2. Nomor telepon ke format IP (protokol), dan sebaliknya 3. Informasi jawaban ke format IP (protokol), dan sebaliknya 4. Informasi pembubaran ke format IP (protokol), dan sebaliknya Proses internal AG diperlihatkan pada Gambar Access Gateway Signaling Function (AGS-F) Telepon Analog Format TDM Maping Access Gateway Format IP Softswitch MULAI Off Hook Deteksi Port Maping Port ke Nomor Telepon Paketisasi Notify SELESAI Gambar 3.9 Proses internal Access Gateway 66

23 III Signaling Gateway Menurut standar ISC, SG melakukan SG-F yaitu fungsi pensinyalan, dalam melakukan maping (protokol) dari jaringan circuit switch seperti PSTN ke format IP, dan sebaliknya. Signaling Gateway Function (SG-F) Switch PSTN (A) Format TDM Maping Signaling Gateway Format IP Softswitch MULAI IAM Deteksi Port IAM SELESAI Gambar 3.10 Proses Internal Signaling Gateway III Softswitch 67

24 MULAI Megaco Call Agent Function (CA-F) Admission Control User Profile Service Profile Terminal Profile Megaco Notify (off-hook) Cek Data Pelanggan User (A) Call Restriction Access Gateway (A) Access Gateway (B) Tidak User (A) Boleh Memanggil? Routing Function (R-F) Address Translation Ya Perintah AG (A) Kirim Dial Tone Ubah Status User (A) k e Kondisi Sibuk Media Gateway Controller (MGC-F) Resource Allocation SELESAI Modify Softswitch Gambar 3.11 (a) Proses internal Softswitch untuk Skenario I MULAI Sigtran Call Agent Function (CA-F) Admission Control Sigtran IAM (terima digit) Cek Zone Tujuan Signaling Gateway (A) User Profile Service Profile Routing Function (R-F) Address Translation Terminal Profile Signaling Gateway (B) Tidak Cek Kategori User(A) User (A) Boleh Memanggil Ke Tujuan? Ya - Cek Bandwidth TG1 - Cek Bandwidth TG2 Trunk Gateway (A) Megaco Media Gateway Controller (MGC-F) Resource Allocation Softswitch Megaco Trunk Gateway (B) Tidak Tersedia? Ya IAM SELESAI Gambar 3.11 (b) Proses internal Softswitch untuk Skenario II 68

25 Authentication / Authorization Module Resource Negotiation Module SIP Location Database SIP Transaction Management 69

26 softswitchsimulator::main +start() thread::processaccessgateway -portsource : int -portdest : int -notelpsource : string -notelpdest : string +setportsource() +setportdest() +getportsource() : int +getportdest() : int +setnotelpsource() +setnotelpdest() +getnotelpsource() : string +getnotelpdest() : string +start() get Info thread::processsignalinggateway -notelpsource : string -notelpdest : string +setnotelpsource() +setnotelpdest() +getnotelpsource() : string +getnotelpdest() : string +start() get Info mensimulasikan mensimulasikan mengeksekusi dieksekusi form::mainsimulatorform -TypeAccessGateWay : int = 1 -TypeSignalingGateWay : int = 2 -TypeSIP : int = 3 +maxbandwidthag : double = 520 +maxbandwidthsg : double = 520 +maxbandwidthsip : double = 520 -usebandwidthag : double -usebandwidthsg : double -usebandwidthsip : double -Buffer -callloss : int -callbusy : int -totalcall : int +inisialisasi() +ContinueNextQueue() +addbuffer() +run() +removebuffer() buat simulasi get Call Time mensimulasikan utils::generatortrafic -call +setcallintime() +getcall() : long set Call Time thread::processsip -notelpsource : string -notelpdest : string -domaindest +setnotelpsource() +setnotelpdest() +getnotelpsource() : string +getnotelpdest() : string +start() +setdomaindest() +getdomaindest() : string read database DB::AccessGateway1 read database -port : int -no_telp : string +setport(in no_telp : int) +getport() : int +setnotelp(in no_telp : string) +getnotelp() : string +setdialtonestatus() +setringingtonestatus() DB::softswitch -no_telp : string +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 +getstatus() : int +setstatus() +getbatasanpanggilan() : int +getkategori() : int +getdomain() : string +isnumberexist() : bool baca database baca database read database read database read database DB::pstn +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 +getstatus() : int +setstatus() baca database baca database DB::sip_phone +bebas : int = 1 +sibuk : int = 2 +bicara : int = 3 +getstatus() : int +setstatus() baca database raad database read database DB::AccessGateway2 -port : int -no_telp : string +setport(in no_telp : int) +getport() : int +setnotelp(in no_telp : string) +getnotelp() : string +setringingcurrentstatus() get INfo End3 DB::Connection -user : string -pass : string -server : string +getconnectionsource() Gambar 3.12 Class diagram dalam proses panggilan 70

27 III Usecase Diagram Usecase mendeskripsikan interaksi tipikal antara pengguna sistem dengan sistem itu sendiri dengan memberi sebuah narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Dalam hal in sesuai dengan pengoperasian simulator, maka usecase diagram mendeskripsikan interaksi pengguna dengan simulator, yakni : Saat inisiasi (mengisikan nilai jumlah panggilan dan perioda) pada traffic generator serta menampilkan distribusi eksponensial negatif sebelum program dijalankan dengan menekan button View (lihat pula pada Bab IV, sub bab IV.2 dan Gambar 4.3) Saat menjalankan simulator dengan menekan button Start Simulation (lihat pula Gambar 4.4) Maka gambar usecase nya nampak seperti pada Gambar : Create Generator Traffic «uses» «uses» start Accessgateway «uses» User «uses» start Signaling Gateway start SIP Gambar 3.13 Usecase diagram simulator 71

28 III Activity Diagram Activity diagram digunakan untuk menggambarkan logika prosedural dan jalur kerja dari sistem. Penggunaannya seperti diagram alir (flow chart), bedanya dalam activity diagram mendukung bihavior paralel. Dalam simulator ini logika urutan dalam simulator adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 3.14, dimana bihavior paralel atau dalam hal ini disebut multi threading diperlihatkan pada tiga proses : run Access Gateway, run Signaling Gateway dan run SIP. Check Exponensial Create Generator Traffic check schenario run Access Gateway run Signaling Gateway run SIP Gambar 3.14 Activity diagram urutan kerja bagian-bagian simulator III Seuence Diagram Sequence diagram merupakan penjabaran skenario dari sistem. Dalam hal ini untuk ketiga skenario panggilan (Skenario I, II dan III) digambarkan pada sequence diagram seperti Gambar

29 Gambar 3.15 Sequence diagram urutan kerja Skenario I, II dan III III Source Code Sebagai sampel program (source code) dapat dilihat pada Lampiran-H 73

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan Internet Protokol (IP) merupakan protokol jaringan yang bersifat terbuka (open system) sehingga lebih mudah dalam pengembangan aplikasinya oleh pengguna

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Dalam bab ini dilakukan pengujian dan analisis/verifikasi kesesuaian simulator dibanding dengan sistem nyatanya. Ada dua aspek yang dibandingkan, yaitu kesesuaian urutan proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH Berdasarkan pada penjelasan dari bab sebelumnya, maka dibuatlah suatu perancangan pemodelan softswitch sebelum simulasi dilakukan. Perancangan suatu pemodelan

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Makalah Seminar Kerja Praktek PENGGUNAAN SOFTSWITCH PADA VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Nia Fitriani 1, Maman Soemantri 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10

Overview. Tujuan. Pengantar. Pengantar 12/10/2016. Pertemuan ke 10 Overview VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) Pertemuan ke 10 VoIP (Voice Over Internet Protocol) merupakan suatu teknologi yang memanfaatkan Internet Protokol untuk menyediakan komunikasi voice secara

Lebih terperinci

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN

PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN PERTEMUAN 10 TEKNIK PENSINYALAN 1. Dasar-dasar Pensinyalan 2. Set Up Call 3. Basic Call Progress 4. Klasifikasi Pensinyalan 5. Pensinyalan Analog 6. Bandwidth Kanal Suara 7. Pulse Dialing 8. Tone Dialing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

Bab 9. Circuit Switching

Bab 9. Circuit Switching 1/total Outline Konsep Circuit Switching Model Circuit Switching Elemen-Elemen Circuit Switching Routing dan Alternate Routing Signaling Control Signaling Modes Signaling System 2/total Jaringan Switching

Lebih terperinci

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST.

BAB V SIGNALING. (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. BAB V SIGNALING (CAS dan CCS7 Lihat Software) Oleh : Suherman, ST. Signaling Telepon Analog Signaling pada telepon analog adalah sinyal-sinyal yang terdengar pada saat melakukan panggilan telepon selain

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones

Lebih terperinci

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server Performance Analysis of VoIP-SIP using on a Proxy Server Sigit Haryadi dan Indra Gunawan Teknik Telekomunikasi - Institut Teknologi Bandung sigit@telecom.ee.itb.ac.id Ringkasan Pada penelitian ini, dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis)

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis) BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagimana fitur Tail End Hop Off (TEHO) pada Cisco IP Telephony mengoptimalisasi jaringan komputer yang

Lebih terperinci

Makalah Server VOIP Softswitch. Kelompok 1. XI TKJ 1 SMK N 7 (STM Pembangunan Semarang)

Makalah Server VOIP Softswitch. Kelompok 1. XI TKJ 1 SMK N 7 (STM Pembangunan Semarang) Makalah Server VOIP Softswitch Kelompok 1 XI TKJ 1 SMK N 7 (STM Pembangunan Semarang) Kata Pengantar Alhamdulillahirobbil alamin, kami bersyukur kepada Allah SWT karena telah melindungi dan mengijinkan

Lebih terperinci

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT 1.1. TUJUAN Memahami cara kerja Unit Penghubung Pelanggan (Subscriber Matching Unit). Memahami urutan kejadian yang dilakukan Unit Penghubung Pelanggan dalam proses

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 03 Sinyal Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 PengTekTel-Modul:03 Telecommunication deals with conveying information with Electrical Signals.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik dari buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan

Lebih terperinci

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI NGN PSTN TO PSDN FOR TEKNOLOGI SOFTSWITCH DISUSUN OLEH : IFRAYOGA PRATA B 16101233 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM D.I PANJAITAN 128 PURWOKERTO 2017 PSTN I.Latar

Lebih terperinci

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup

PESAWAT TELEPON. Komponen-komponen Pesawat Telepon. Fungsi Pesawat Telepon. Basic Call Setup PESAWAT TELEPON Komponen-komponen Pesawat Telepon Fungsi Pesawat Telepon ( Frequency DTMF (Dual Tone Multi Basic Call Setup TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Mahasiswa mengerti tentang komponenkomponen Pesawat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA. diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi di Indonesia. Latar Belakang Latar Belakang PENDAHULUAN Voice Privacy telah menjadi salah satu fasilitas penting dalam keamanan komunikasi. Voice Privacy diharapkan dapat digunakan mulai tingkat masyarakat terkecil, yaitu keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup

Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Modul 2 Peralatan Telepon dan Call Setup Prima Kristalina PENS (November 2014) Peralatan telepon: pesawat telepon jaringan telepon sentral telepon Urutan call-setup

Lebih terperinci

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan

Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan Memahami proses switching dalam sistem telepon Memahami rangkaian switching yang digunakan dalam sistem komunikasi telepon Menjelaskan aplikasi dan konsep swicting dalam sistem telepon Proses switching

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY

BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY BAB IV PENERAPAN LAYANAN LBS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SMS GATEWAY Dalam bab ini diuraikan bagaimana layanan LBS diterapkan/digunakan pada perusahaan logistik untuk tracking armada dengan menggunakan

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Martono Hadianto Teknik Informatika UNIKOM Jl.Dipati Ukur No.114, Bandung Email

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM Analisa Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian ini. Analisa Sistem dimaksudkan untuk : 1. Mengidentifikasi Masalah : Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT

SIGNALLING. Ade Nurhayati, ST, MT SIGNALLING Ade Nurhayati, ST, MT Signaling Signaling adalah proses pertukaran informasi di antara komponenkomponen dalam sistem telekomunikasi untuk membangun, memonitor dan memutuskan hubungan, serta

Lebih terperinci

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management Jenis Koneksi Congestion Control QoS (Quality of Service) Metode Pengendalian Trafik (QoS) Simulasi Traffic Management

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H

HASIL DAN PEMBAHASAN. Mulai. Baca status register. Tulis control register dengan data 00H. Tulis control register dengan data 00H 9 - Aplikasi pendukung : Microsoft Access 2003 Perangkat keras: - Komputer untuk pembuatan dan pengolahan data, dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 64 3500+ 2,20 Ghz, Memori RAM 512 MB, dan Media penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

Komputer, terminal, telephone, dsb

Komputer, terminal, telephone, dsb Circuit Switching Jaringan Switching Transmisi jarak jauh melalui simpul-simpul jaringan switching perantara Simpul switching tidak berkaitan dengan isi data Perangkat yang melakukan komunikasi disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh pesatnya teknologi informasi pada saat ini membuat ruang gerak suatu komunikasi menjadi lebih bebas dan fleksibel. Pada masa lampau suatu komunikasi biasa dilakukan

Lebih terperinci

Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono. Abstrak

Andrias Danang Suseno Warsun Najib Samiyono. Abstrak 52 Jurnal Teknik Elektro Vol. 2 No.1 STUDI MIGRASI PUBLIC SWITCHED TELEPHONE NETWORK (PSTN) MENUJU JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS PAKET NEXT GENERATION NETWORK (NGN) DENGAN TEKNOLOGI SOFTSWITCH Andrias

Lebih terperinci

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet

Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Penelusuran Data Melalui Jaringan Internet Tulisan ini berdasarkan CCNA Exploration 4.0 : Network Fundamentals Berikut ini akan digambarkan sebuah transfer data sederhana antara dua host melewati sebuah

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Tahap ini adalah tahapan untuk merancang jaringan VoIP yang akan diimplementasi di Altros, baik untuk infrastruktur jaringan, Call Manager, Unity Express, endpoint devices, hingga

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital

Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Makalah Seminar Kerja Praktek Analisa Kegagalan Panggil Pada Sentral Telepon Digital Oleh : Sheila Nauvaliana (L2F008090) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Pengelolaan

Lebih terperinci

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI DTG1E3 DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Pengenalan Komunikasi Data dan Klasifikasi Jaringan By : Dwi Andi Nurmantris Dimana Kita? Dimana Kita? Pengertian Komunikasi Data Penggabungan antara dunia komunikasi

Lebih terperinci

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA 2. 1 Code Division Multiple Access (CDMA) Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke tiga CDMA merupakan teknologi

Lebih terperinci

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS

Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS Pesawat Telepon Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS POKOK BAHASAN Komponen-komponen Pesawat Telepon Jenis Perangkat Telepon DTMF (Dual Tone Multi Frequency) Fungsi Pesawat Telepon Jaringan Telepon Private phones

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP

RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP RANCANG BANGUN SISTEM BILLING TELEPON BERBASIS VoIP Diajeng Arum, Mike Yuliana, Prima Kristalina, Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Dosen Politeknik Elektronika

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS. REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW Point Process Fungsi Distribusi Point Process Karakteristik Point Process Teorema Little Distribusi Point Process PREVIEW Proses

Lebih terperinci

How to Build 2 Radius Server Hotspot in 1 Router. Mikrotik User Meeting 2016

How to Build 2 Radius Server Hotspot in 1 Router. Mikrotik User Meeting 2016 How to Build 2 Radius Server Hotspot in 1 Router Mikrotik User Meeting 2016 Perkenalan diri IRFAN DIVI ZIANKA - PELAJAR SMKN 1 KOTA BEKASI. - ALUMNI PESANTREN NETWORKERS 2015/2016. SERTIFIKASI ( MTCNA

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER

PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER PERCOBAAN 6 TELEPONI MULTIUSER 6.1. Tujuan : Setelah melaksanakan praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu : Memahami struktur sentral analog dengan banyak user Mengenal istilah off hook, congestion, alerting,

Lebih terperinci

5. QoS (Quality of Service)

5. QoS (Quality of Service) PENGENDALIAN MUTU TELEKOMUNIKASI 5. QoS (Quality of Service) Latar Belakang QoS Karakteristik Jaringan IP Alokasi Sumber Daya Definisi QoS QoS adalah suatu pengukuran tentang seberapa baik jaringan dan

Lebih terperinci

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer Soal Ujian Tengah Semester 2012 - Mata Kuliah Jaringan Komputer Multiple Choice Soal Pilihan tersebut memiliki bobot 3 apabila benar, bobot -1 apabila salah, dan bobot 0 apabila kosong. Hanya ada satu

Lebih terperinci

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Jaringan Komputer Soal Ujian Tengah Semester 2012 - Mata Kuliah Jaringan Komputer Multiple Choice Soal Pilihan tersebut memiliki bobot 3 apabila benar, bobot -1 apabila salah, dan bobot 0 apabila kosong. Hanya ada satu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) REKAYASA TRAFIK DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan) ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id TUJUAN Mahasiswa dapat memahami konsep kegagalan panggilan dan kemacetan dalam jaringan Mahasiswa dapat membedakan kemacetan

Lebih terperinci

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK Dosen: Ir. Arjuni BP, MT PENDIDIKAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

Jaringan Komputer Switching

Jaringan Komputer Switching Jaringan Komputer Switching Switching Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah

Lebih terperinci

MODUL DIKLAT PKB GURU

MODUL DIKLAT PKB GURU MODUL DIKLAT PKB GURU BUDIDAYA KRUSTASEA MODUL GRADE 4 GURU PEMBELAJAR Paket Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan Kelompok Kompetensi B Penulis: Supriyanto, Drs., M.T. Direktorat LEMBAGA Jenderal PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perumusan Masalah Sistem telepon di perkantoran saat ini umumnya memakai PBX tradisional (PSTN) untuk telepon internalnya. Biasanya setiap ruangan ataupun divisi pada kantor

Lebih terperinci

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncangkan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version -

This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - This PDF is Created by Simpo Word to PDF unregistered version - http://www.simpopdf.com 1 KATA PENGANTAR Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat-nya hingga saya dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006

JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI. Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 JARINGAN DAN LAYANAN KOMUNIKASI Program Studi Teknik Telekomunikasi Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom 2006 Jaringan dan Layanan Jaringan komunikasi sekumpulan perangkat dan fasilitas

Lebih terperinci

Henning Titi C

Henning Titi C Analisa Kualitas Layanan IP Multimedia Subsystem (IMS) Henning Titi C. 5108.201.028 Latar Belakang Suara Teks Merging Wired & Wireless Network IP Multimedia Subsystem Gambar & Video Tujuan Simulasi jaringan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam QoS terdapat salah satu mekanisme yang dapat menjamin kualitas layanan dalam jaringan yang disebut dengan Differentiated Service. DiffServ tidak memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan modular dengan berbasis teknologi IP (Internet BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi membawa perubahan yang sangat mendasar bagi dunia telekomunikasi. Dalam teknologi komunikasi, komunikasi suara

Lebih terperinci

SIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK

SIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK SIMULASI LAYANAN KARTU PANGGIL PADA JARINGAN PUBLIC SWITCH TELEPHONE NETWORK BERBASIS INTELLIGENT NETWORK Muhammad Yusra Rustam 1 Helmi Kurniawan 2 Budi Triandi 3 Email : purtisen@potensi-utama.ac.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R 54 B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R I P 3.1 Umum Antarmuka jaringan (network Interface) yang menghubungkan antara perangkat-perangkat komunikasi terus berkembang diantaranya adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING SWITCHING Transmisi jarak jauh biasanya akan melewati jaringan melalui node-node yang di switch. Node tidak khusus untuk suatu konteks data tertentu.dimana End device adalah station : komputer, terminal,

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

Gambar 3.1 Perancangan Sistem BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem monitoring yang terbagi menjadi dua bagian, sistem bagian pertama adalah objek yang akan dimonitor, sistem bagian kedua merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Proses perancangan dan implementasi Host Stanby Router Protocol dan Gateway Load Balancing Protocol pada layanan VoIP ini akan lebih mudah dikerjakan jika dituangkan

Lebih terperinci

7.1 Karakterisasi Trafik IP

7.1 Karakterisasi Trafik IP BAB VIII TRAFIK IP Trafik IP (Internet Protocol), secara fundamental sangat berbeda dibanding dengan trafik telepon suara (klasik). Karenanya, untuk melakukan desain dan perencanaan suatu jaringan IP mobile,

Lebih terperinci

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent

- Topologi Jaringan. - Rancangan Agent 6 berbasis lokasi dan printer service tersedia bebas. Pengguna dapat terhubung ke LAN dan ia akan dilayani dengan teknologi mobile agent. Lalu, client dapat mencetak dokumen miliknya melalui mobile agent.

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk

BAB IV PERANCANGAN SISTEM. dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah untuk BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan Tahapan analisis terhadap suatu sistem dilakukan sebelum tahapan perancangan dilakukan. Tujuan diterapkannya analisis terhadap suatu sistem adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komunikasi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang bergantung dengan teknologi. Salah satu teknologi yang paling dibutuhkan

Lebih terperinci

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya REKAYASA TRAFIK Bab 2. Konsep tentang Trafik Dr. Jusak STIKOM Surabaya Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 2 Definisi tentang Trafik Kata traffic berasal dari bahasia Italia yang berarti bisnis. Dalam

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan aplikasi traffic monitoring dan SMS server. Terdiri dari Sierra Aircard 875 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Persiapan Awal 4.1.1 Instalasi Program Yang Digunakan Berikut adalah gambaran cara penginstalan program yang akan digunakan untuk menjalankan aplikasi traffic monitoring

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 13 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian terhadap hasil virtualisasi pada sebuah controller. Melalui virtualisasi, sebuah controller dibagi menjadi beberapa

Lebih terperinci

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas WAN WAN adalah sebuah jaringan komunikasi data yang tersebar pada suatu area geografik yang besar seperti propinsi atau negara. WAN selalu menggunakan fasilitas transmisi yang disediakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

Hersya Fitri Azzura 1, Dr. Rendy Munadi, Ir., M.T 2, Ratna Mayasari, S.T M.T 3

Hersya Fitri Azzura 1, Dr. Rendy Munadi, Ir., M.T 2, Ratna Mayasari, S.T M.T 3 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS INTERKONEKSI SERVER TRIXBOX, IP PBX PANASONIC DAN IP PBX ZYCOO UNTUK LAYANAN VOIP IMPLEMENTATION AND ANALYSIS INTERCONNECTION OF TRIXBOX SERVER, PANASONIC IP PBX AND ZYCOO IP

Lebih terperinci

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP

Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP Rudi Syahru Mubarok, Mas Sarwoko dan Sigit Haryadi Departemen Teknik Elektro,Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan internet, muncul tuntutan dari para pengguna jasa telekomunikasi agar mereka dapat memperoleh akses data dengan cepat dimana pun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan.

BAB III TOKEN RING. jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. BAB III TOKEN RING 3.1 Token Ring Token ring adalah sebuah arsitektur jaringan yang menggunakan topologi jaringan cincin (ring) dan sistem token passing untuk mengontrol akses menuju jaringan. Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini internet sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat di dunia, hal ini menyebabkan semakin meningkatnya permintaan akan

Lebih terperinci

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW Suryo Aji Tanoyo 1, Eva Yovita Dwi Utami 2 Program

Lebih terperinci

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Fungsi lapisan network adalah mengirimkan paket dari sumber ke tujuan. Ketika paket dikirimkan maka lapisan network akan memanfaatkan

Lebih terperinci

Desain Migrasi Jaringan TDM Ke Jaringan Berbasis IP Menggunakan Teknologi Softswitch. Arvi Nayaprama/

Desain Migrasi Jaringan TDM Ke Jaringan Berbasis IP Menggunakan Teknologi Softswitch. Arvi Nayaprama/ Desain Migrasi Jaringan TDM Ke Jaringan Berbasis IP Menggunakan Teknologi Softswitch Arvi Nayaprama/0422172 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jln. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

Protokol SIP pada VoIP

Protokol SIP pada VoIP Protokol SIP pada VoIP Arsyad Dwiyankuntoko 11ipa3.arsyad@gmail.com http://arsyaddwiyankuntoko.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah. 62 BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET 3.1 Permasalahan Saat ini kita bisa dengan mudah mendapatkan akses internet. Kita bisa berlangganan internet menggunakan modem DSL (Digital

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak (mobile) tidak hanya sebatas untuk

BAB II DASAR TEORI. kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak (mobile) tidak hanya sebatas untuk BAB II DASAR TEORI Perkembangan teknologi dalam membantu kita berkomunikasi jarak jauh berjalan dengan perlahan sampai ditemukannya telepon. Sejak saat itu perkembangan teknologi komunikasi bergerak cepat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

PROSES PENSINYALAN PADA SENTRAL DIGITAL SPC

PROSES PENSINYALAN PADA SENTRAL DIGITAL SPC UNIT INTERFACE Fungsi pensinyalan dalam sentral telepon bukan hanya pensinyalan antar sentral dan pensinyalan antar sentral dan pelanggan Pensinyalan juga meliputi seluruh informasi tentang status panggilan

Lebih terperinci

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching

BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD. Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching BAB III SENTRAL TELEPON DIGITAL EWSD 3.1 Pengenalan sentral EWSD Electronic Wahler System Digital (EWSD) atau Digital Electronic Switching System telah di produksi oleh PT. INTI dengan lisensi dari SIEMENS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON

RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON RANCANG BANGUN VISUALISASI CALL SETUP UNTUK MODUL PEMBELAJARAN SISTEM TELEPON Reza Akko Firmansyah, Mike Yuliana, M. Zen Samsono Hadi Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Biaya yang harus dikeluarkan untuk berlangganan jalur koneksi internet melalu ISP (Internet Service Provider) yang relatif mahal untuk pengusaha Warnet karena sebagian

Lebih terperinci