BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN"

Transkripsi

1 BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncangkan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan di tahap implementasi ini juga sesuai dengan analisa kebutuhan Desain Topologi Network Cisco IP Telephony PT XYZ memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor cabang di Surabaya, untuk menunjang komunikasi, maka dirancang topologi network Cisco IP Telephony seperti gambar 5.1. Gambar 5.1 Topologi Network Cisco IP Telephony Dengan desian jaringan yang ada di PT XYZ, maka dapat dilakukan implementasi penggunaan metode Tail End Hop Off (TEHO) untuk mengoptimasi jaringkan komputer existing agar tercapai tujuan efektifitas dan reliabilitas jaringan komunikasi, desain call routing pada saat belum diimplementasikan metode Tail End Hop Off (TEHO) dapat dilihat pada gambar

2 Gambar 5.2 Desain Call Routing tanpa Tail End Hop Off (TEHO) Sumber : (Hasil olah data Penulis) Setelah dilakukan implementasi metode Tail End Hop Off (TEHO), desain Call Routing akan menjadi seperti 5.3. Gambar 5.3 Desain Call Routing dengan Metode Tail End Hop Off (TEHO) 65

3 5.2. Implementasi Tail End Hop Off (TEHO) Lingkungan Implementasi Pada penelitian ini lingkungan implementasi meliputi lingkungan perangkat keras Perangkat Keras Spesifikasi hardware yang digunakan pada implementasi metode Tail End Hop Off (TEHO) pada jaringan komunikasi sebagai berikut: 1. Cisco Unified Communication Manager Server - vcpu 2 - vram 4GB - vdisk 80GB 2. Router Cisco port ethernet 100 Mbps -IOS I86BI_LINUX-ADVENTERPRISEK9-M -RAM 256 MB 3. Switch Cisco -24 port fastethernet 100 Mbps 4. IP Phone Implementasi Pada gambar 5.1 memaparkan topologi jaringan PT XYZ antara kantor pusat (HQ) di Jakarta dan kantor cabang (Branch) di Surabaya. Konfigurasi yang dilakukan pertama ialah pengalamatan IP pada router yang ada di kantor Jakarta dan Surabaya. Setelah konfigurasi pengalamatan IP pada router dilakukan selanjutnya adalah konfigurasi routing dan di disertai konfigurasi call routing. Selanjutnya adalah implementasi metode Tail End Hop Off (TEHO) dimana kedua router sudah berfungsi sebagai router voice gateway dan terhubung dengan koneksi WAN dan PSTN. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan : 66

4 IP Address pada Router A. Jakarta Konfigurasi IP Address di interface Etherface0/0 interface Ethernet0/0 description ### Connection to Network ## ip address duplex auto speed auto! ip route B. Surabaya Konfigurasi IP Address di interface Ethernet0/0: interface Ethernet0/0 description ### Connection to Network ## ip address duplex auto speed auto! ip route Membuat SIP Trunk di CUCM SIP Trunk digunakan sebagai koneksi dari Cisco Unified Communication Manager menuju router voice gateway. berikut diagram alur proses pembuatan SIP Trunk dapat dilihat pada gambar

5 Gambar 5.4 Diagram Alur Pembuatan SIP Trunk Untuk hasil konfigurasi bisa dilihat pada hasil screen shot berikut: A. Jakarta 68

6 Gambar 5.5 Konfigurasi SIP Trunk Jakarta 69

7 B. Surabaya 70

8 Gambar 5.6 Konfigurasi SIP Trunk Surabaya Membuat Route Group di CUCM Untuk membuat route group di Cisco Unified Communication Manager (CUCM) dapat mengikuti diagram alur proses pada Gambar 5.7 Gambar 5.7 Diagram Alur Pembuatan Route Group Berikut informasi dan tampilan dari hasil pembuatan route group: A. Jakarta Route group Jakarta berisikan koneksi SIP Trunk Jakarta. 71

9 Gambar 5.8 Konfigurasi Route Group Jakarta B. Surabaya Route group Surabaya berisikan koneksi SIP Trunk Surabaya. Gambar 5.9 Konfigurasi Route Group Surabaya 72

10 Membuat Route List di CUCM Untuk membuat route List di Cisco Unified Communication Manager (CUCM) dapat mengikuti diagram alur proses pada Gambar 5.10 Gambar 5.10 Diagram Alur Pembuatan Route List Berikut informasi dan tampilan dari hasil pembuatan Route List: A. Jakarta Pada route list Jakarta, pilih route group Jakarta yang berisikan koneksi SIP Trunk menuju router voice gateway Jakarta sebagai primary dan route group Surabaya yang berisikan koneksi SIP Trunk menuju router voice gateway Surabaya semagai Backup. Gambar 5.11 Konfigurasi Route List Jakarta 73

11 B. Surabaya Pada route list Surabaya, pilih route group Surabaya yang berisikan koneksi SIP Trunk menuju router voice gateway Surabaya sebagai primary dan route groupjakarta yang berisikan koneksi SIP Trunk menuju router voice gateway Jakarta sebagai Backup. Gambar 5.12 Konfigurasi Route List Surabaya C. Route List Local Route Group Panggilan yang melalui Route List ini akan dikeluarkan dari Local Route Group pemanggil. Informasi Local Route Group pemanggil didapatkan dari parameter Local Route Group di Device Pool yang diberikan kepada IP Phone. 74

12 Gambar 5.13 Konfigurasi Device Pool Jakarta Gambar 5.14 Konfigurasi Device Pool Surabaya 75

13 Gambar 5.15 Konfigurasi Route List Membuat Route Pattern di CUCM Route Pattern digunakan untuk me-routing panggilan menuju jalur yang sesuai seperti routing tabel pada jaringan data.untuk membuat route pattern di Cisco Unified Communication Manager (CUCM) dapat mengikuti diagram alur proses pada gambar Gambar 5.16 Diagram Alur Pembuatan Route Pattern 76

14 Berikut informasi dan tampilan dari hasil pembuatan route pattern: Konfigurasi route pattern dapat dlihat pada tabel 5.1: No Route Pattern Partition Route List Description Route Pattern 1 9.[1-9][0-9]! PT_Local RL_Local_RG to Local Route Pattern 2 9.0[2-79]! PT_Interlocal RL_Local_RG to Interlocal Route Pattern 3 9.! PT_All RL_Local_RG to All Route Pattern ! PT_Interlocal RL_JKT TEHO Route Pattern ! PT_Interlocal RL_SBY TEHO Tabel 5.1 Daftar Route Pattern Called Party Transformations Discard Digit - PreDot Discard Digit - PreDot Discard Digit - PreDot Discard Digit - PreDot Discard Digit - PreDot Dari tabel route pattern diatas diketahui bahwa terdapat 5 route pattern, 3 route pattern digunakan untuk melakukan panggilan menuju pstn dengan 3 level menuju lokal, menuju interlokal, dan HP/SLI. 2 route pattern digunakan untuk mengarahkan panggilan TEHO. Gambar 5.17 Tampilan Route Pattern Pada CUCM Membuat Dial Peer Dial peer secara umum terbagi menjadi 2, dial peer outgoing dan dial peer incoming. Dial peer outgoing digunakan untuk route panggilan telepon keluar dari router voice gateway, dial peer incoming digunakan untuk route panggilan masuk menuju router voice gateway. Dial peer outgoing akan melempar panggilan 77

15 menuju PSTN untuk dial peer incoming akan melempar panggilan menuju CUCM. Berikut konfigurasi dial peer pada kedua router voice gateway A. Jakarta dial-peer voice 10 voip destination-pattern.t session protocol sipv2 session target ipv4: voice-class codec 1 dial-peer voice 11 voip session protocol sipv2 incoming called-number. voice-class codec 1 dial-peer voice 20 voip destination-pattern session protocol sipv2 session target ipv4: voice-class codec 1 B. Surabaya dial-peer voice 10 voip destination-pattern.t session protocol sipv2 session target ipv4: voice-class codec 1 dial-peer voice 11 voip session protocol sipv2 incoming called-number. voice-class codec 1 dial-peer voice 20 voip destination-pattern session protocol sipv2 session target ipv4: voice-class codec 1 78

16 5.3. Pengujian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengujian terhadap metode Tail End Hop Off yang dibangun. Pengujian dilakukan untuk menguji Efisiensi dan Reliabilitas jaringan setelah menggunakan metode Tail End Hop Off (TEHO) serta kelayakan juga analisa pada penggunaan codec, bandwidth, jitter, packet loss yang terjadi pada traffic suara over WAN Metode Pengujian Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Black Box sehingga tidak memperhatikan kode program. Pengujian yang dilakukan dilihat dari sudut pandang pengguna Pengujian Efisiensi jaringan pada metode TEHO Tail End Hop Off memungkinkan panggilan telepon dialihkan melewati infrastruktur jaringan eksisting. Pada pengujian ini akan dilalukan testing panggilan telepon menuju area PSTN Surabaya, objective keberhasilan metode Tail End Hop Off ialah panggilan telepon dapat menggunakan pstn pada kantor cabang area tertuju, dan mengubah panggilan Interlocal menjadi Local Definisi Efisiensi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Efisiensi merupakan ketepatan cara, usaha, kerja dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya. Efisiensi pada jaringan merupakan pemanfaatan infrastruktur jaringan yang telah ada untuk difungsikan secara optimal guna menghemat biaya operasional komunikasi. Efisiensi pada kasus ini terdapat pada penggunaan link WAN koneksi antar kantor cabang. Koneksi antar kantor cabang yang telah disewa dan dikenakan biaya fix prize digunakan hanya untuk komunikasi data saja dapat dioptimalkan untuk digunakan dan dilalui komunikasi suara tanpa biaya tambahan. Sehingga biaya operasional komunikasi dapat ditekan dengan memanfaatkan koneksi WAN eksisting untuk melalui panggilan interlocal Pengujian Efisiensi Panggilan Telepon Menggunakan Metode Tail End Hop Off (TEHO) 79

17 A. Berikut merupakan tabel Skenario Pengujian Panggilan dan TEHO, pengujian yang dilakukan dilihat dari sudut pandang pengguna No Panggilan Kondisi yang Hasil Dari Menuju diterima Berhasil Gagal IP Phone Jakarta IP Phone Surabaya IP Phone Jakarta IP Phone Jakarta IP Phone Surabaya IP Phone Jakarta Nomer pstn area Jakarta Nomer pstn area Surabaya panggilan dapat berlangsung dan terhubung dengan baik panggilan dapat berlangsung dan terhubung dengan baik panggilan dapat berlangsung dan terhubung dengan baik panggilan dapat berlangsung dan terhubung dengan baik, panggilan keluar melalui VG Surabaya Tabel 5.2 Skenario Pengujian Panggilan dan TEHO Catatan IP Phone surabaya akan melihat caller id extension jakarta IP Phone Jakarta akan melihat caller id Surabaya Pemanggil menekan nomer tujuan tanpa kode area, ANI merupakan nomer pstn jakarta Pemanggil menekan nomer tujuan dengan kode area surabaya, ANI merupakan nomer teho surabaya 80

18 B. Pengecekan pada router voice gateway show call active voice compact di router Voice Gateway Jakarta Gambar 5.18 Show Call Active Voice Compact di Jakarta Saat TEHO Jakarta ke Surabaya Dari gambar 5.18 kita ketahui bahwa router voice gateway Jakarta tidak menangani panggilan, dapat kita simpulkan panggilan tidak melalui PSTN Jakarta Gambar 5.19 Show Call Active Voice Compact di Surabaya Saat TEHO Jakarta ke Surabaya Dari gambar 5.19 kita ketahui bahwa router voice gateway Surabaya sedang menangani panggilan dari (IP Address IP Phone Jakarta) menuju (PSTN). 81

19 Gambar 5.20 Show Call Active Voice brief di Surabaya Saat TEHO Jakarta ke Surabaya Dari gambar 5.20 menunjukan router voice gateway Surabaya sedang menangani panggilan yang masuk melalui Peer ID (PID) 10 dan keluar melalu Peer ID (PID) 11 menggunakan Caller ID yaitu nomer TEHO Surabaya. Hasil pengujian Panggilan dan TEHO diatas diketahui bahwa panggilan interlocal Jakarta Menuju Surabaya telah berhasil diarahkan menggunakan infrastruktur jaringan PT XYZ dan panggilan keluar melalui PSTN kantor cabang Surabaya sehingga panggilan menjadi local. Dari hasil scenario pengujian Panggilan dan TEHO dapat disimpulkan Metode Tail End Hop Off telah melakukan efesiensi terhadap infrastruktur jaringan eksisting yang dimanfaatkan dan digunakan untuk merubah panggilan interlocal menjadi local dan berdampak positif bagi biaya komunikasi di PT XYZ Analisa Biaya Analisa biaya sebelum dan sesudah implementasi Tail End Hop Off (TEHO). Analisa biaya terkait pada komponen-komponen berikut: 1. Tarif Telkom 2. Jarak antara area pemanggil dan tertuju. Dalam penelitian ini ialah jarak antara Jakarta dengan Surabaya 3. Waktu panggilan berlangsung 4. Lama waktu panggilan berlangsung 5. Jumlah Panggilan 82

20 A. Tarif Panggilan Telkom Berikut acuan tarif biaya telepon dari Telkom berdasarkan jarak dan waktu penggunaan telepon. TIPE PANGGILAN Ket: PSTN Jenis Lokal JARAK (KM) SLJJ >500 HARI Senin - Minggu Senin - Minggu Senin - Sabtu Minggu JAM SATUAN WAKTU HARGA Rp Menit Rp Menit Rp Menit Rp Menit Rp 250 1,5 Menit Rp Menit Tabel 5.3 Tarif Telkom Sumber: UHI2011/ID/tarif.html Warna Hijau Tarif setelah Implementasi TEHO Warna Orange tarif sebeulm Implementasi TEHO Rp 113 Rp 210 Rp Detik 6 Detik 6 Detik Rp 32 6 Detik Rp Detik Rp 32 6 Detik 83

21 B. Jarak Jakarta-Surabaya Pengukuran jarak Jakarta-Surabaya menggunakan aplikasi pada website geobytes.com Gambar 5.21 Jarak Antara Jakarta Dengan Surabaya Sumber: geobytes.com/citydistancetool/ Pada gambar 5.21 diketahui bahwa Jarak antara Jakarta Surabaya ialah ± 668 KM. C. Tarif Lokasi Panggilan di PT XYZ Tanpa TEHO Dengan TEHO Lokasi Jarak JAM Jakarta Surabaya Jakarta Surabaya 668 Km 668 Km Harga persatuan Waktu 210 / 6 detik 250 / 180 detik 250 / 120 detik 250 / 180 detik 84

22 D. Asumsi penggunaan telepon pada PT XYZ dalam 1 bulan. 1. User melakukan panggilan pada hari Senin - Jumat 2. User melakukan panggilan pada jam Rata rata panggilan adalah 15 menit 4. Intensitas panggilan ialah 20 panggilan dalam 1 hari. 85

23 E. Analisa biaya sebelum dan sesudah dilakukan implementasi TEHO Tanpa TEHO Dengan TEHO Jumlah Jam Panggilan Durasi Satuan Waktu Harga Beban BiayaPerhari Beban Biaya Perbulan 15 menit 6detik menit 6detik menit 6detik menit 3menit/180detik menit 2menit/120detik menit 3menit/180detik Total Formula Tanpa TEHO 15menit x 60detik x 5: 6detik x menit x 60detik x 10 : 6detik x 210 Tabel 5.4 Perbandingan biaya non TEHO dan TEHO 86

24 Dengan TEHO 15menit x 60detik x 5: 120detik x menit x 60detik x 10 : 180detik x 250 Perbandingan penggunaan metode Tail End Hop Off (TEHO) dan tidak menggunakan metode Tail End Hop Off (TEHO) dalam segi biaya dalam 1 bulan 20 hari kerja. Berdasarkan Tabel 5.4 untuk perbandingan tagihan telepon Jakarta Surabaya mengalami penurunan tagihan sebesar setelah menggunakan metode Tail End Hop Off (TEHO). 87

25 Pengujian Reliabilitas Jaringan Komunikasi Definisi Reliabilitas Jaringan Komunikasi Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama. Dalam kasus ini alur ukur merupakan infrastruktur jaringan komunikasi, gejalanya adalah kondisi PSTN down. Reliabilitas jaringan komunikasi merupakan kemampuan jaringan komunikasi menangani panggilan saat kondisi PSTN primary down, dan dikatakan reliable bila saat kondisi PSTN down jaringan komunikasi tetap dapat menangani panggilan menuju PSTN. Reliabilitas jaringan komunikasi diwujudkan dengan Metode Tail End Hop Off (TEHO), mengantisipasi kegagalan router voice gateway primary dengan menyediakan router voice gateway backup untuk menangani panggilan saat kondisi PSTN down pada router voice gateway primary dan keluar menuju PSTN melalui router voice gateway backup. Jaringan komunikasi yang dapat diandalkan dengan mengantisipasi panggilan telepon tidak dapat dilakukan karna ketidaktersediaan jaringan komunikasi yang disebabkan oleh koneksi PSTN down Pengujian Reliabilitas Jaringan Komunikasi Menggunakan Metode Tail End Hop Off (TEHO). Objective keberhasilan pada pengujian ini ialah panggilan telepon menuju pstn tetap dapat dilakukan walaupun dalam kondisi koneksi PSTN router voice gateway primary down dan panggilan akan 88

26 melalui PSTN voice gateway backup.sehingga reliabilitas jaringan komunikasi dapat tercipta Kondisi Koneksi PSTN Down Capture status interface pada router voice gateway Jakarta (primary GW untuk user Jakarta). Gambar 5.22Capture Router VG JKT kondisi PSTN down Capture pada router voice gateway Surabaya kondisi PSTN down dan panggilan berlangsung. Gambar 5.23 Capture Router VG SBY Menangani Panggilan Pada hasil capture di dua router, router voice gateway Jakarta dan router voice gateway Surabaya, diketahui bahwa koneksi PSTN pada router voice gateway Jakarta down(pada gambar 5.22), dan panggilan dapat keluar melalui router voice gateway Surabaya (gambar 5.23). 89

27 Tabel Pengujian Reliabilitas Jaringan Komunikasi No Status Panggilan Kondisi yang Hasil Dari Menuju diterima Berhasil Gagal Catatan Kondisi panggilan Panggilan akan 1 Koneksi PSTN router Jakarta IP Phone Jakarta Nomer pstn area Jakarta dapat berlangsung dan terhubung melalui router backup selama router primary down dengan baik unavailable Kondisi panggilan Panggilan akan 2 Koneksi PSTN router Surabaya IP Phone Surabaya Nomer pstn area Surabaya dapat berlangsung dan terhubung melalui router backup selama router primary down dengan baik unavailable Tabel 5.5 Pengujian Failover Analisa Traffic Voice over WAN Analisa Codec Codec adalah kependekan dari compression/decompression, mengubah signal audio dan dimapatkan ke bentuk data digital untuk ditransmisikan kemudian dikembalikan lagi ke bentuk signal audio seperti data yang dikirim. Codec berfungsi untuk penghematan bandwidth di jaringan. 90

28 Gambar 5.24 Panggilan Jakarta Menuju Surabaya Dari gambar 5.24 memberikan informasi paket stream RTP dari IP Address (CIPC Jakarta) Menuju Surabaya melalu (VG Surabaya) menggunakan codec G Analisa Bandwidth Pada analisa codec kita ketahui bahwa traffic suara dari Jakarta menuju Surabaya menggunakan codec G.729, codec ini mengkonversi paket suara menjadi 8kbps perpaket, selanjutnya kita akan melakukan analisa bandwidth dengan melakukan tiga kali perulangan panggilan telepon apakah sudah sesuai dengan codec yang ditetapkan. 91

29 Gambar 5.25 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 1 Sumber: (hasil olah data Penulis) Gambar 5.26 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 2 Sumber: (hasil olah data Penulis) 92

30 Gambar 5.27 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 3 Sumber: (hasil olah data Penulis) Berdasarkan tiga hasil capture pada gambar diketahui bahwa panggilan dari (CIPC Jakarta) menuju (VG Surabaya) bandwidth yang dikirim untuk melakukan panggilan adalah sebesar ±24kbps Berikut formula perhitungan bandwidth Codec Bit Rate (Kbps) Sample Size (ms) Sample Interval (ms) G Tabel 5.6 kompresi codec G.729 standar ITU-T Paket per detik (pps) = 1 detik : 20 ms = 50pps Playload = 8Kbps = 8000bps : 50pps = 160 bit Header IP 20byte = 160 bit Header UDP 8 byte = 64 bit Header RTP 12byte = 96 bit Bandwidth = Playload + Header x Packet per second ( ) x 50pps = 24000bps = 24kbps. 93

31 Hasil capture wireshark pada paket suara panggilan TEHO menggunakan bandwidth ±24Kbps dimana jumlah bandwidth tersebut telah sesuai dengan perhitungan penggunaan bandwidth pada codec G ITU Telecommunication Standardization Berikut adalah tabel Standard penilaian kualitas suara yang ditentukan oleh ITU Telecommunication Standardization Nilai Jitter Kualitas 0-20 ms Baik ms Cukup, masih dapat diterima >50 ms Buruk, tidak dapat diterima Tabel 5.7 Standard ITU-T parameter Jitter Paket Loss Kualitas % Baik % Cukup, masih dapat diterima > 1.5 % Buruk, tidak dapat diterima Tabel 5.8 Standard ITU-T parameter Packet loss Analisa Jitter Jitter adalah perbedaan selang waktu kedatangan antar paket di terminal tujuan, atau dengan kata lain jitter merupakan variasi dari delay. Besarnya nilai jitter mengakibatkan rusaknya data yang diterima, baik itu berupa penerimaan yang terputus-putus atau hilangnya data akibat overlap dengan paket data yang lain. Banyak hal yang dapat menyebabkan jitter, diantaranya adalah peningkatan traffic secara tiba-tiba sehingga menyebabkan penyempitan bandwidth dan menimbulkan antrian. Untuk kualitas Jitter dikatakan baik apabila waktunya hanya sekitar 0 20 ms Tujuan Pengukuran Untuk mengetahui besarnya Jitter pada panggilan telepon pada saat kondisi TEHO. Selain itu juga untuk mengetahui kelayakan paket suara 94

32 yang melalui WAN apakah berpengaruh terhadap kuliatas VoIP yang dihasilkan Sistematika Pengukuran Pengukuran dilakukan pada panggilan telepon dalam kondisi TEHO, dimana traffic suara akan diarahkan melalui koneksi WAN menuju area tertuju. Hasil pengukuran berdasarkan tiga panggilan yang dilakukan berurutan Hasil Pengukuran Gambar 5.28 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 1 Sumber: (Hasil olah data penulis) 95

33 Gambar 5.29 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 2 Sumber: (Hasil olah data penulis) Gambar 5.30 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 3 Sumber: (Hasil olah data penulis) Pada Gambar dapat dilihat hasil pengukuran nilai jitter pada panggilan TEHO. Nilai rata-rata jitter pada forward paket ialah 3.01 ms, dan pada reverse packet ialah 4.23 ms. 96

34 Analisa Pengukuran Dari hasil pengukuran jitter pada Traffic Voice pada kondisi TEHO Gambar merupakan hasil pengujian jitter pada panggilan TEHO. Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi oleh variasi beban trafik dan besarnya kongesti. Semakin besar beban trafik, maka akan semakin besar pula peluang terjadinya kongesti, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Berdasarkan ITU Telecommunication Standard untuk menghasilkan kualitas suara yang baik nilai jitter harus berada pada 0-20 ms, dengan demikian hasil dari pengukuran jitter dapat membuktikan kualitas suara pada panggilan TEHO dinyatakan baik. 97

35 Analisa Paket Loss Packet Loss yaitu jumlah paket yang hilang dalam suatu pengiriman paket data pada suatu jaringan. Beberapa penyebab terjadinya packet loss adalah adanya noise,collision dan congestion yang disebabkan oleh terjadinya antrian yang berlebihan dalam jaringan. Packet Loss pada VoIP dikatakan baik apabila jumlah tingkatan paket yang hilang berkisar antara 0 s/d 0.5 % dari pengiriman data Tujuan Pengukuran Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui packet loss yang terjadi pada panggilan TEHO. Sehingga dapat diketahui kualitas panggilan TEHO Sistematika Pengukuran Pengukuran ini dikhususkan pada pengukuran packet loss pada panggilan TEHO. Pengukuran dilakukan di sisi IP Phone. Hasil pengukuran berdasarkan tiga panggilan yang dilakukan berurutan Hasil Pengukuran Gambar 5.31 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 1 Sumber: (hasil olah data Penulis) 98

36 Gambar 5.32 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 2 Sumber: (hasil olah data Penulis) Gambar 5.33 Hasil Capture Panggilan TEHO JKT-SBY Pengujian 3 Sumber: (hasil olah data Penulis) Pada Gambar menunjukan ratio packet loss selama panggilan berlangsung. 99

37 Analisa Pengukuran Packet loss dapat diketahui dari sequence(urutan) paket yang diterima, jika terdapat packet loss kita akan lihat sequence number tidak berurut atau lompat beberapa nomor. Pada hasil pengukuran packet loss diatas kita dapat melihat persentase packet loss 0.0% dan kita dapat memastikan dengan melihat urutan dari sequence number paket yang diterima. Berdasarkan ITU Telecommunication Standard untuk menghasilkan kualitas suara yang baik persentase packet loss harus berada pada 0-0.5%, dengan demikian hasil dari pengukuran packet loss dapat membuktikan kualitas suara pada panggilan TEHO dinyatakan baik. 100

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis)

BAB 4. PERANCANGAN. Gambar 4.1 Desain Alur Registrasi Sumber: (Hasil olah data Penulis) BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagimana fitur Tail End Hop Off (TEHO) pada Cisco IP Telephony mengoptimalisasi jaringan komputer yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 5. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Dalam implementasi sistem jaringan ini akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain pada tahap sebelumnya yaitu tahap design dan simulasi. Untuk perangkat

Lebih terperinci

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server Performance Analysis of VoIP-SIP using on a Proxy Server Sigit Haryadi dan Indra Gunawan Teknik Telekomunikasi - Institut Teknologi Bandung sigit@telecom.ee.itb.ac.id Ringkasan Pada penelitian ini, dilakukan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM 31 BAB III PERENCANAAN SISTEM 3.1 Pendahuluan Tugas Akhir ini merupakan pengembangan dari Tugas Akhir yang berjudul Simulasi dan Analisis Performansi QoS pada Aplikasi Video Live Streaming menggunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan

PERANCANGAN SISTEM. 4.1 Perancangan Infrastruktur Jaringan BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Tahap ini adalah tahapan untuk merancang jaringan VoIP yang akan diimplementasi di Altros, baik untuk infrastruktur jaringan, Call Manager, Unity Express, endpoint devices, hingga

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dibahas mengenai pengujian dan analisis hasil implementasi yang telah dilakukan. Pengujian dan analisis ini bertujuan untuk mengetahui performansi pada jaringan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Berikut adalah spesifikasi perangkat keras yang akan digunakan dalam rancangan jaringan sesuai acuan topologi external network perusahaan.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong terbentuknya suatu komunikasi yang bersifat convergence dengan teknologi komunikasi lainnya. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dan dapat dilakukan tidak hanya secara langsung tetapi juga. mendukung hal tersebut adalah jaringan komputer. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuh pesatnya teknologi informasi pada saat ini membuat ruang gerak suatu komunikasi menjadi lebih bebas dan fleksibel. Pada masa lampau suatu komunikasi biasa dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia teknologi informasi dan telekomunikasi semakin canggih dan pesat dengan adanya perkembangan internet. Saat ini teknologi informasi dan telekomunikasi sudah

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian yang dilakukan adalah Penelitian dengan judul Analisis dan Perancangan Security Voice Over Internet

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony

BAB 4 PERANCANGAN. melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Persiapan awal Beberapa hal yang harus dilakukan sebagai persiapan awal sebelum melakukan implementasi infrastruktur jaringan yang baru dan sistem IP Telephony pada PT. XYZ ialah:

Lebih terperinci

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto

Voice over Internet Protocol Kuliah 6. Disusun oleh : Bambang Sugiarto Voice over Internet Protocol Kuliah 6 Disusun oleh : Bambang Sugiarto Session Initiation Protocol (SIP) SIP merupakan protokol kontrol pada layer aplikasi untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri

Lebih terperinci

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS

Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Aplikasi SIP Based VoIP Server Untuk Integrasi Jaringan IP dan Jaringan Teleponi di PENS - ITS Fahmi Alfian 1, Prima Kristalina 2, Idris Winarno 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM Pada bab ini membahas mengenai hasil dan kinerja sistem yang telah dirancang sebelumnya yaitu meliputi delay, jitter, packet loss, Throughput dari masing masing

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario BAB 4 PERANCANGAN 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario Pada BAB ini akan dibahas analisis tentang performan jaringan IP pada switch cisco 2950 Untuk aplikasi video call dengan protocol UDP, analisis yang

Lebih terperinci

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada BAB 4 PENGUJIAN SISTEM DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Skenario Pengujian Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada layanan VoIP, maka langkah selanjutnya adalah penulis mensimulasikan

Lebih terperinci

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis Moodle Sebagai Metode Pembelajaran Jarak Jauh Pada Institusi Pendidikan Esther Sondang Saragih NRP

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol

Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Analisis dan Perancangan Quality of Service Pada Jaringan Voice Over Internet Protocol Berbasis Session Initiation Protocol Martono Hadianto Teknik Informatika UNIKOM Jl.Dipati Ukur No.114, Bandung Email

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL SIMULASI 4.1 Instalasi sistem Dalam melakukan simulasi pada jaringan VRRP ini, dibutuhkan program untuk membangun sebuah jaringan VRRP, pada simulasi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony

BAB 3. Metodologi. 3.1 Metodologi. Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony BAB 3 Metodologi 3.1 Metodologi Gambar 3.1 Kerangka Pikir Perancangan IP Telephony Masalah yang diindetifikasi adalah mengenai penggunaan telepon konvensional pada kantor yang dalam pengoperasiannya mengeluarkan

Lebih terperinci

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS

ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS MPLS ANALISA APLIKASI VOIP PADA JARINGAN BERBASIS Dwi Ayu Rahmadita 1,M.Zen Samsono Hadi 2 1 Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi 2 Dosen Politeknik Elektronika Negeri

Lebih terperinci

6/26/2010. Rancang bangun sistem. Pengukuran. Sintesis dan Penarikan kesimpulan. Oleh : Hafid Amrulloh ( )

6/26/2010. Rancang bangun sistem. Pengukuran. Sintesis dan Penarikan kesimpulan. Oleh : Hafid Amrulloh ( ) INTEGRASI JARINGAN VoIP DENGAN JARINGAN PABX ANTARA KANTOR CABANG SURABAYA DENGAN KANTOR PUSAT JAKARTA PT. WIJAYA KARYA MELALUI Tujuan MengintegrasikanVoIP dan PABX pada kantor cabang Surabaya dan kantor

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g. UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS 802.11a, 802.11b, dan 802.11g Subbakhtiar Rizqi Email : tiar.dinus.09@gmail.com ABSTRAK Teknologi Jaringan Komputer

Lebih terperinci

BAB 3. ANALISA SISTEM Analisa Sistem merupakan salah satu langkah penting dalam penelitian ini. Analisa Sistem dimaksudkan untuk : 1. Mengidentifikasi Masalah : Masalah dapat didefinisikan sebagai suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan perancangan system yang digunakan, beserta metode pengambilan data untuk kemudian dilakukan analisa. 3.1 Perancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. packet-switch, jadi dalam bertelepon menggunakan jaringan IP atau Internet. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu melewatkan trafik suara, video dan data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. Jaringan IP sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian VRRP VRRP (Virtual Routing Redundancy Protocol) merupakan salah satu protokol open source redundancy yang artinya dapat digunakan di berbagai merek perangkat dan dirancang

Lebih terperinci

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW

Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW Unjuk Kerja QoS (Quality of Services) Jaringan Voice over Internet Protocol Berbasis SIP yang Diimplementasikan pada Jaringan Ethernet Gedung FEB-UKSW Suryo Aji Tanoyo 1, Eva Yovita Dwi Utami 2 Program

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM oleh: Prasaja Wikanta Saat ini TCP/IP secara de facto sudah menjadi standar jaringan telekomunikasi di dunia. Politeknik

Lebih terperinci

Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan

Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN. Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan Bab III ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini akan menguraikan proses analisis pembangunan VOIP sistem dan perancangan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Analisis pengguna 2. Analisis kebutuhan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Sistem Saat melakukan pengujian jaringan VPN PPTP dan L2TP, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis unjuk kerja jaringan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi saat ini telah menjadi suatu kebutuhan penting terutama teknologi Internet. Internet saat ini telah menjadi kebutuhan pokok bagi perorangan,

Lebih terperinci

Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS

Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS Perancangan Wartel VoIP dengan Billing dan Garansi QoS Mochamad Susantok, Muhammad Novrial Program Studi Teknik Telekomunikasi, Politeknik Caltex Riau santok@pcr.ac.id, novri_wow@yahoo.com Abstrak VoIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut.

BAB III METODOLOGI. beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan. suatu jaringan dapat membantu meningkatkan hal tersebut. BAB III METODOLOGI 3.1 Introduksi Kondisi jaringan yang semakin kompleks dan penggunaan aplikasi yang beragam menyebabkan network administrator perlu melakukan perancangan jaringan dengan performa yang

Lebih terperinci

BAB 4. PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan, simulasi dan uji coba pertama bagaimana fitur Hot Standby Router Protocol pada router Cisco dalam menjaga avaibility jaringan komputer

Lebih terperinci

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta

INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI BATAM. oleh: Prasaja Wikanta JURNAL INTEGRASI Vol. 5, No. 1, 2013, 79-84 ISSN: 2085-3858 Article History Received February, 2013 Accepted March, 2013 INTEGRASI JARINGAN TELEPON ANALOG DENGAN JARINGAN KOMPUTER DI POLITEKNIK NEGERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini teknologi komunikasi data yang lebih dikenal sebagai packet switching semakin berkembang dari tahun ke tahun. Voice over Internet Protokol (VoIP)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN TESTING

IMPLEMENTASI DAN TESTING BAB 5. IMPLEMENTASI DAN TESTING 5.1. Implementasi Topologi jaringan pada gambar 4.1 disusun untuk menghubungkan host pada kantor cabang PT XYZ dengan server. Yang dikonfigurasi pertama kali adalah pengalamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kebutuhan Sistem Saat pengujian perbandingan unjuk kerja video call, dibutuhkan perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis perbandingan unjuk

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI. 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan Komputer dengan Menggunakan Routing Protokol OSPF dan GLBP Berdasarkan usulan pemecahan masalah yang telah diajukan, maka akan diaplikasikan teknologi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK. Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Arsitektur Komunikasi Data Aplikasi dan layanan yang menggunakan jaringan komputer terus dikembangkan, dan setiap layanan tersebut memiliki tujuan dan kebutuhan yang berbeda.

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana   Abstrak ANALISIS PENGARUH SOFT HANDOVER PADA MOBILE STATION TERHADAP KUALITAS LAYANAN VOIP DI JARINGAN UMTS Putu Fadly Nugraha Putu Fadly Nugraha1, IGAK Diafari Djuni H2, Pande Ketut Sudiarta3 1,2,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP antara Asterisk dan FreePBX berbasis Parallel Processing JOANA SIBORO 2206100080 Dosen Pembimbing: Dr.Ir. Achmad Affandi, DEA NIP: 196510141990021001 PERANCANGAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI Pada bab ini akan membahas mengenai skenario pengujian dan hasil analisis dari tugas akhir ini. Sebelum masuk ke tahap pengujian akan dijelaskan terlebih

Lebih terperinci

Bab IV. Implementasi

Bab IV. Implementasi Bab IV Implementasi 4.1 IMPLEMENTASI Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari implementasi yang sudah di rancang sesuai dengan topologi yang sudah di bahas di bab III. Implementasi yang akan dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI 4.1 Perancangan Jaringan 4.1.1 Usulan Perancangan Jaringan Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan teknologi Frame Relay. Daripada menghubungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana penyebaran informasi secara luas, telah memberikan kontribusi besar dalam jumlah penggunaan

Lebih terperinci

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN

Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Analisis Routing EIGRP dalam Menentukan Router yang dilalui pada WAN Aidil Halim Lubis halimlubis.aidil@gmail.com Erma Julita zidanefdzikri@yahoo.co.id Muhammad Zarlis m.zarlis@yahoo.com Abstrak Lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini telah membawa perubahan yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia telekomunikasi, komunikasi

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI

BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 32 BAB III IMPLEMENTASI DAN PERFORMANSI 3.1 Mekanisme Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan ASTInet Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai mekanisme analisis QoS (Quality of Service) di Head Office

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I 1

BAB I PENDAHULUAN I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang, dengan adanya komunikasi yang lancar, maka pertukaran informasi juga akan menjadi lancar. Dalam

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia BAB 4 ANALISA DATA Pada bab ini akan dibahas hasil pengukuran data dari layanan IMS pada platform IPTV baik pada saat pelanggan (user) di home network maupun pada saat melakukan roaming atau berada pada

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU. masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN BARU Pada bab ini akan membahas tentang topologi baru sebagai solusi pemecahan masalah yang dihadapi pada jaringan yang sudah ada. Jaringan baru yang akan dibuat akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server.

BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM. mendukung proses implementasi, antara lain: Operating System yang digunakan pada komputer Server. BAB 4 IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Dibawah ini adalah spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk mendukung proses implementasi, antara lain: Windows Server 2008 Operating System yang

Lebih terperinci

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro

Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ANALISA PERBANDINGAN QOS (QUALITY OF SERVICE) VOIP (VOICE OVER INTERNET PROTOCOL) PADA JARINGAN OSPF (OPEN SHORTEST PATH FIRST) DAN RIP (ROUTING INFORMATION PROTOCOL) Rudy Samudra P Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH Berdasarkan pada penjelasan dari bab sebelumnya, maka dibuatlah suatu perancangan pemodelan softswitch sebelum simulasi dilakukan. Perancangan suatu pemodelan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS

BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS BAB IV IMPLEMETASI DAN ANALISIS QOS Seperti yang telah dijelaskan pada bab 3, mengenai beberapa parameter yang akan diamati telah diilustrasikan dengan jelas. Adapun jaringan yang diamati pada tugas akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 11 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini perkembangan teknologi sangat pesat khususnya teknologi internet. Perkembangan ini memicu lahirnya berbagai teknologi baru khususnya dalam bidang komunikasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan aplikasi perkantoran elektronis dilingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah menjadi salah satu syarat terselenggaranya kepemerintahan yang baik

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323 SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323 Lola Yorita Astri, ST, M.S.I Dosen tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Program Studi Sistem Komputer, STIKOM Dinamika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam telekomunikasi Voice over Internet Protocol ( VoIP ). SIP merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. dalam telekomunikasi Voice over Internet Protocol ( VoIP ). SIP merupakan 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Session Initiation Protocol ( SIP ) Session Initiation Protocol adalah salah satu protokol yang umum digunakan dalam telekomunikasi Voice over Internet Protocol ( VoIP ). SIP

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Proses perancangan dan implementasi Host Stanby Router Protocol dan Gateway Load Balancing Protocol pada layanan VoIP ini akan lebih mudah dikerjakan jika dituangkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol.

VoIP. Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. VoIP Apa itu VoIP???? Merupakan singkatan dari Voice over Internet Protocol. Merupakan suatu cara berkomunikasi dengan mengirimkan paket-paket suara melalui jaringan internet dengan memanfaatkan protokol

Lebih terperinci

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3

OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK. Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 OPTIMALISASI LOAD BALANCING DUA ISP UNTUK MANAJEMEN BANDWIDTH BERBASIS MIKROTIK Futri Utami 1*, Lindawati 2, Suzanzefi 3 1 Program Studi Teknik Telekomunikasi DIV, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii. LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... i ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan manusia makin bertambah seiring berjalannya waktu. Waktu atau efisiensi sangat dibutuhkan untuk kelancaran dalam kehidupan sehari-hari terutama

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...ix. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK....vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI....ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

Menghubungkan CUCM dengan PSTN Gateway

Menghubungkan CUCM dengan PSTN Gateway Menghubungkan CUCM dengan PSTN Gateway Alkindi Hafidz Alkindi.h@outlook.com Editor : Mulyana Hasani Aylumna@gmail.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENGEMBANGAN BAB III METODE PENGEMBANGAN di bawah. 3.1. Perancangan Sistem dan Blok Diagram Sistem Perancangan sistem yang digunakan dapat dijelaskan dengan blok diagram Gambar 3.1 PERANCANGAN PENERAPAN PERSIAPAN DATA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 70 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dilakukan perancangan dan konfigurasi jaringan berbasis IP dan VPN MPLS beserta estimasi peralatan yang akan digunakan, menganalisa masalah serta

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP Jurnal ELKOMIKA Teknik Elektro Itenas No.2 Vol. 2 Institut Teknologi Nasional Bandung Juli - Desember 2014 Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP DWI ARYANTA, BAYU AGUNG

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Network System PT Mandiri Inti Perkasa Pada skripsi ini akan dianalisa sebuah Network yang menggunakan jaringan VSAT SCPC dengan Bandwidth 64 kbps, digunakan untuk komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dewasa ini pertumbuhan jumlah user internet semakin meningkat. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi internet dan tingkat kebutuhan manusia untuk melakukan pertukaran

Lebih terperinci

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI

LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2. Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK ISA MAHFUDI LAPORAN PRAK. JARINGAN TELEKOMUNIKASI 2 Pengamatan Protokol dan Codec Pada Voip Menggunakan Wireshark KELOMPOK 2 ISA MAHFUDI NAMA ANGGOTA : ISA : MAHFUDI DYASTI PARAMUDHITA NIM. 1141160018 NIM P. : 1141160018

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan Voice Over Internet Protocol (VoIP) untuk saat ini menjadikan teknologi alternatif dalam berkomunikasi melalui internet, baik berupa audio streaming maupun

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung

TUGAS AKHIR. Disusun sebagai salah satu syarat untuk kelulusan Program Strata 1, Program Studi Teknik Informatika, Universitas Pasundan Bandung PENGATURAN QUALITY OF SERVICE (QoS) PADA JARINGAN UNTUK MENDUKUNG LAYANAN VOICE OVER INTERNET PROTOKOL (VoIP) (Studi Kasus: Lab.Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan) TUGAS AKHIR Disusun sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. Dalam Tugas Akhir ini penulis mencoba untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

Alkindi Hafidz. Lisensi Dokumen:

Alkindi Hafidz. Lisensi Dokumen: Mengintegrasikan VoIP dengan 3CX Menggunakan CUCM Alkindi Hafidz Alkindi.h@outlook.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141 ANALYTICAL STUDY OF QoS (Quality of Service) IN THE IMPLEMENTATION OF VOICE COMMUNICATION APPLICATION VoIP (Voice over Internet Protocol) ON THE INTRANET

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Topologi Jaringan Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer satu dengan komputer yang lainnya maupun perangkat sehingga membentuk sebuah jaringan dan dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 3 Metode Perancangan

Bab 3 Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, Optimize). Metode ini digunakan untuk merancang suatu jaringan. Metode

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI SIMULASI DAN EVALUASI 4.1 Simulasi OPNET Untuk memberikan bukti mengenai BGP, kami melakukan simulasi dengan menggunakan OPNET. 4.1.1 Menentukan Skenario Simulasi. Tujuan penentuan skenario

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN CODEC TERHADAP QUALITY OF SERVICE VOIP PADA JARINGAN UMTS Mahendra Adi Winatha 1, I G.A.K. Diafari Djuni H. 2, Pande Ketut Sudiarta 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel (wire line) atau

BAB 2 DASAR TEORI. yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel (wire line) atau BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Komputer Perkembangan teknologi informasi saat ini tentunya tidak terlepas dari teknologi jaringan komputer. Berikut penjelasan tentang definisi, topologi dan

Lebih terperinci

KINERJA DUA VOIP SERVER YANG DIHUBUNGKAN DENGAN METODE TRUNKING MENGGUNAKAN PROTOKOL IAX2 LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : IQBAL SYABANA

KINERJA DUA VOIP SERVER YANG DIHUBUNGKAN DENGAN METODE TRUNKING MENGGUNAKAN PROTOKOL IAX2 LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : IQBAL SYABANA KINERJA DUA VOIP SERVER YANG DIHUBUNGKAN DENGAN METODE TRUNKING MENGGUNAKAN PROTOKOL IAX2 LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh : IQBAL SYABANA 41509010084 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA KUALITAS LAYANAN VOIP

BAB IV ANALISA KUALITAS LAYANAN VOIP BAB IV ANALISA KUALITAS LAYANAN VOIP 4.1 Teknik Kompresi Suara Pada Jaringan IP Kualitas suara aplikasi VoIP pada jaringan MPLS diharapkan mampu setara dengan kualitas suara pada jaringan telepon biasa

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya (Sugiharto, 2011) menjelaskan tentang sebuah sistem yang berfungsi untuk memonitor traffic dalam jaringan, sehingga administrator dapat mengetahui keadaan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR VOICE OVER INTERNET PROTOKOL

DASAR-DASAR VOICE OVER INTERNET PROTOKOL JETri, Volume 2, Nomor 1, Agustus 2002, Halaman 29-40, ISSN 1412-0372 DASAR-DASAR VOICE OVER INTERNET PROTOKOL Kiki Prawiroredjo Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract Voice over

Lebih terperinci

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33

PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 PERANCANGAN VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK (VLAN) DENGAN DYNAMIC ROUTING MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 5.33 Fernadi H S, Naemah Mubarakah Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Skenario Uji Coba Dengan rancangan jaringan yang telah dibuat, perlu dilakukan uji coba untuk membuktikan bahwa rancangan load balancing dan failover tersebut dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah studi kepustakaan, percobaan dan analisis. 3.1.1. Studi Kepustakaan Studi literatur dalam

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI 2206100535 MPLS (Multi Protocol Label Switching) Penggabungan antara IP dan ATM Mengoptimalkan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh

Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi VoIP Pada Topologi Jaringan Mesh Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 1, No. 9, Juni 2017, hlm. 960-970 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Kinerja Protokol Routing OSPF dan EIGRP Untuk Aplikasi

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol

Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing. Border Gateway Protocol Analisa Pengaruh Model Jaringan Terhadap Optimasi Dynamic Routing Border Gateway Protocol Nanda Satria Nugraha Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK Semarang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena melalui komunikasi kita bisa menyampaikan ide atau pesan kepada orang lain. Seiring berkembangnya teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING

ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING (MPLS) UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING ANALISIS KINERJA JARINGAN MULTIPROTOCOL LABEL SWITCHING () UNTUK LAYANAN VIDEO STREAMING Dimas Yudha Prawira, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci