ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA (Metode Cointegration test dan Granger Causality test)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA (Metode Cointegration test dan Granger Causality test)"

Transkripsi

1 Volume 2 No. 1, Maret 2010 ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SUMATERA UTARA (Metode Cointegration test dan Granger Causality test) Rikwan E.S. Manik Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan FE USU Paidi Hidayat Dosen Departemen Ekonomi Pembangunan FE USU ABSTRACT This study examines the causality between government spending and economic growth in North Sumatra during the period using the Cointegration test and Granger Causality test. From the analysis shows government expenditure ( PP) and economic growth (PE) in North Sumatra have an increasing trend during the period 1972 to 2006, except in 1998 are down significantly due to the monetary crisis. For cointegration tests indicate the existence of long-term equilibrium relationship between government spending and economic growth in North Sumatra. While the Granger Causality test found through a direct relationship between government spending and economic growth which gives the effect of government spending on economic growth in North Sumatra during the study period. Keywords : government spending, economic growth, cointegration test, Granger Causality tests PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perekonomian modern, pemerintah merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai peranan penting. Disamping pemerintah memang memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mengatur dan mengawasi perekonomian, pemerintah juga mampu malaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi yang tidak dapat dilaksanakan oleh pelaku ekonomi lainnya, seperti sektor rumah tangga dan sektor swasta. Untuk itu, campur tangan pemerintah dibutuhkan dalam suatu perekonomian dan hanya untuk kegiatankegiatan yang menyangkut hajat hidup orang banyak atau kegiatan-kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh pihak swasta. Kegiatan pemerintah dalam sebuah perekonomian modern tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan pemerintah atau peranannya dalam perekonomian dapat dilihat dari besarnya bagian pengeluaran konsumsi pemerintah dari seluruh total pengeluaran pemerintah. Peranan pemerintah dalam kegiatan ekonomi sebagian besar merupakan konsekuensi dari semakin kompleksnya dan saling ketergantungan di dalam sebuah masyarakat modern. Di negara-negara yang sudah maju perekonomiannya, kebijakan fiskal yang diambil pemerintah dimaksudkan untuk mempengaruhi jalannya perekonomian agar terhindar dari keadaan yang tidak diinginkan. Alasan perlunya campur tangan pemerintah antara lain adalah untuk mencegah kekuatankekuatan monopoli, menyediakan barangbarang publik, menanggulangi eksternalitas, mewujudkan keadilan, mengarahkan perekonomian menuju keseimbangan, dan menjaga keamanan. Sehingga melalui peran pemerintah diharapkan pula terciptanya distribusi pembagian pendapatan nasional yang lebih adil dan merata (Mangkoesoebroto, 1991). Untuk mewujudkan ini semua tentunya diperlukan dana yang cukup besar untuk membiayai kegiatan-kegiatan tersebut. Pemerintah Propinsi Sumatera Utara sebagai sebuah organisasi, tentunya banyak melakukan pengeluaran untuk membiayai kegiatankegiatan tersebut. Pengeluaran-pengeluaran tersebut bukan saja untuk menjalankan roda pemerintahan sehari-hari akan tetapi juga untuk membiayai kegiatan perekonomian yang berguna untuk menggerakkan dan merangsang kegiatan ekonomi yang ada di daerah Sumatera Utara. Pengeluaran pemerintah yang merupakan cerminan dari kebijakan fiskal adalah salah

2 2010 Rikwan, Paidi Hidayat satu instrumen pemerintah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian. Namun performance suatu perekonomian tentu tidak semata-mata karena pengaruh dari kebijakan fiskal tersebut. Akan tetapi performance perekonomian suatu negara dapat dilihat dari sejauhmana integrasi kebijakan moneter dan fiskal mampu mengurangi kesenjangan GNP yang besar, tingkat pengangguran yang tinggi dan mampu menekan laju inflasi (Dornbusch dan Fischer, 1996). Tabel 1.1 Perkembangan Pengeluaran Pemerintah dan PDRB ADH Berlaku Propinsi Sumatera Utara Tahun PDRB ADH Berlaku Pengeluaran Pemerintah Sumber: Biro Pusat Statistik, 2008 Berdasarkan tabel 1.1 di atas, seiring dengan perkembangan pengeluaran pemerintah yang terus meningkat dari tahun ke tahun, maka perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara juga mengalami peningkatan. Artinya apabila pengeluaran pemerintah meningkat maka PDRB atas dasar harga berlaku juga mengalami peningkatan dan sebaliknya. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kausal (timbal balik) antara ekonomi berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku di Sumatera Utara selama kurun waktu Kondisi ini didukung oleh hasil penelitian Alfirman dan Sutriono (2006) yang menelit i hubungan pengeluaran pemerintah dan produk domestik bruto dengan pendekatan granger causality dan vector autoregression di Indonesia selama periode Hasil studinya menemukan bahwa terdapat hubungan kausalitas (timbal balik) antara pengeluaran pemerintah dan produk domestik bruto. Artinya semakin tinggi pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh semakin meningkatnya pengeluaran pemerintah dan sebaliknya besarnya pengeluaran pemerintah dipengaruhi oleh semakin tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia selama kurun waktu penelitian. Disamping itu, hasil studi Cheng dan Lai (1997) juga menemukan adanya hubungan kausal ( timbal balik) antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Korea Selatan. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah di Korea Selatan mampu mendorong laju pertumbuhan ekonominya dan sebaliknya dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran pemerintah di Korea Selatan akan meningkat. Begitupun hasil studi Ghalia (1997) yang menemukan adanya hubungan searah dimana pengeluaran pemerintah mampu meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di Arab Saudi dengan menggunakan Vector Autoregressive (VAR) analisis. Sedangkan hasil studi Loizides dan Vamvoukas (2005) menunjukkan bahwa besarnya pengeluaran pemerintah menyebabkan pertumbuhan ekonomi disemua negara yang diteliti baik dalam jangka pendek (Greece, Inggris, dan Irlandia) maupun dalam jangka panjang (Irlandia dan Inggris) dan untuk pertumbuhan ekonomi yang menyebabkan meningkatnya pengeluaran pemerintah hanya terjadi di negara Greece selama kurun waktu penelitian. Sementara itu, hasil empiris yang dilakukan Sinha (1998) dengan menggunakan uji kointegrasi menemukan adanya hubungan jangka panjang antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Malaysia selama periode Akan tetapi melalui pengujian granger causality tidak ditemukan adanya hubungan antara kedua variabel 47

3 Maret tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa ekonomi di Malaysia selama kurun waktu penelitian tidak saling mempengaruhi diantara kedua variabel tersebut. Begitupun penelitian yang dilakukan Dogan dan Tang (2006) yang mengkaji hubungan pengeluaran pemerintah dan pendapatan nasional di 5 negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Philipina). Hasil empirisnya tidak menemukan adanya hubungan kausal (timbal balik) diantara kedua variabel tersebut dan hanya menemukan hubungan searah di Philipina, yakni pengeluaran pemerintah berpengaruh terhadap tingkat pendapatan nasional di Philipina. Bertolak dari uraian di atas maka perlu dilakukan kajian tentang perkembangan ekonomi serta melihat hubungan jangka panjang dan membuktikan ada tidaknya hubungan kausalitas (timbal balik) an tara ekonomi di Sumatera Utara selama kurun waktu dengan menggunakan metode Cointegration test dan Granger Causality test. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat hubungan kointegrasi antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dalam jangka panjang? 2. Apakah ada hubungan kausalitas (timbal balik) antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara selama kurun waktu ? TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan pemerintah dalam perekonomian Dalam sebuah perekonomian yang menganut paham liberal dan kapitalis, campur tangan pemerintah diusahakan seminimal mungkin dan selanjutnya doktrin tangan gaib (invisible hand) akan memandu semua pelaku ekonomi untuk mencapai alokasi sumber daya dengan efisien. Keterbatasan-keterbatasan sistem mekanisme pasar ini mulai disadari terutama setelah terjadinya depresi perekonomian tahun Kegagalan pasar ternyata menyebabkan pasar tidak selalu dapat menciptakan alokasi sumber daya secara efisien. Beberapa kalangan menilai bahwa perekonomian memerlukan sentuhan tangan pemerintah untuk mengatur kegiatan ekonomi. Pemerintah perlu ikut campur tangan dalam kegiatan-kegiatan ekonomi karena mekanisme pasar memiliki kelemahan atau kegagalan. Kegagalan pasar timbul karena adanya unsur ketidaksempurnaan pasar, adanya barang publik, adanya eksternalitas, adanya pasar tidak penuh, adanya kegagalan informasi dan pengangguran (Mangkoesoebroto, 1991). Konsekuensi keterlibatan pemerintah di bidang ekonomi menyebabkan pemerintah membutuhkan aparat, investasi, sarana dan prasarana yang berarti harus melakukan pengeluaran untuk mencapai tujuan pembangunan. Guna membiayai pengeluaran tersebut, maka pemerintah harus mencari sumber dana/penerimaan. Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah setiap tahunnya akan nampak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerah (APBN/D). Dan melalui peran pemerintah diharapkan pula terciptanya distribusi pembagian pendapatan nasional yang lebih adil (Widodo, 1990). Sementara itu, secara umum ada beberapa fungsi pemerintah dalam suatu perekonomian modern, antara lain (Mangkoesoebroto, 1991): 1. Fungsi lokasi Pemerintah mengusahakan agar alokasi sumber-sumber ekonomi dilaksanakan secara efisien. 2. Fungsi distribusi Kaldor mengatakan bahwa suatu tindakan dikatakan bermanfaat apabila golongan yang memperoleh manfaat dari tindakan tersebut memberikan kompensasi bagi golongan yang mengalami kerugian sehingga posisi golongan yang rugi tetap sama seperti halnya sebelum adanya tindakan yang bersangkutan. 3. Fungsi stabilisasi Perekonomian yang sepenuhnya diserahkan kepada sektor privat sangat peka terhadap guncangan keadaan yang akan menimbulkan pengangguran dan inflasi. 48

4 2010 Rikwan, Paidi Hidayat B. Teori Dasar Pengeluaran Pemerintah Teori mengenai pengeluaran pemerintah dapat digolongkan atas dua bagian yaitu teori makro dan mikro. Dalam teori ekonomi makro, ada dua pandangan yang berbeda berkenaan dengan pengeluaran pemerintah dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi atau pendapatan nasional. Kedua pandangan yang berbeda mengenai pengeluaran pemerintah dalam hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi (pendapatan nasional) dalam kajian teori ekonomi makro dapat dijelaskan pada bagian berikut ini. 1. Teori Wagner dan Pengikutnya Dari pengamatan empiris yang dilakukan oleh Adolph Wagner terhadap negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke-19 menunjukkan bahwa aktivitas pemerintah dalam perekonomian cenderung semakin meningkat ( law of ever increasing state activity). Wagner mengukurnya dari perbandingan pengeluaran pemerintah terhadap pendapatan nasional dan hukum Wagner tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: GpC t > GpC t-1 > GpC t-2 > GpC t-n YpC t YpC t-1 YpC t-2 YpC t-n dimana : GpC : Pengeluaran pemerintah per kapita YpC : Pendapatan nasional per kapita t : Indeks waktu Disamping itu menurut Wagner ada lima hal yang menyebabkan pengeluaran pemerintah selalu meningkat, yaitu : (1) Tuntutan peningkatan perlindungan keamanan dan pertahanan, (2) Kenaikan tingkat pendapatan masyarakat, (3) Urbanisasi yang mengiringi pertumbuhan ekonomi, (4) Perkembangan demokrasi dan (5) Ketidakefisienan birokrasi yang mengiringi perkembangan pemerintah (Suparmoko, 2000). Secara grafik, rasio pengeluaran pemerintah terhadap pandapatan nasional (GpC/Yp atau G/Y) ditunjukkan oleh sebuah kurva yang eksponensial sebagaimana terlihat pada Gambar 2.1 di bawah ini. G/Y Sumber: Suparmoko, Gambar 2.1. Rasio Pengeluaran Pemerintah terhadap Pendapatan Nasional berdasarkan Hukum Wagner. Menurut Wagner pertumbuhan Namun hukum Wagner ini terdapat ekonomi akan menyebabkan hubungan kelemahan yakni tidak didasarkan pada antara industri-industri, industrimasyarakat, dan sebagainya akan semakin barang publik. Wagner mendasarkan suatu teori mengenai pemilihan barang- rumit dan kompleks sehingga potensi pandangannya dengan suatu teori yang terjadi kegagalan pasar eksternalitas disebut teori organis mengenai negatif menjadi semakin besar. Sejalan pemerintah ( organic theory of the state), dengan itu sebagaimana ditunjukkan yang menganggap pemerintah sebagai dalam gambar 1 diatas, secara relatif individu yang bebas bertindak, terlepas peranan pemerintah akan semakin dari anggota masyarakat yang lain. meningkat (Mangkoesoebroto, 1991). T 49

5 Maret 2. Teori Keynes Identitas keseimbangan pendapatan nasional Y = C + I + G + X-M merupakan sumber legitimasi pandangan kaum Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Banyak pertimbangan yang mendasari pengambilan keputusan dalam mengatur pengeluarannya. Disamping itu pemerintah pun perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam perekonomian tidak justru melemahkan kegiatan pihak swasta. Banyak para ahli ekonomi publik telah lama menaruh perhatiannya pada penyelidikan hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi semenjak mereka menyadari bahwa pengeluaran pemerintah memegang peranan yang sangat penting. Menurut Sukirno dalam Suparmoko (2000) pengeluaran pemerintah dapat dipandang sebagai perbelanjaan otonomi karena pendapatan nasional bukanlah merupakan faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menentukan anggaran belanja. Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang akan menentukan pengeluaran pemerintah pada suatu tahun tertentu, yaitu (1) pajak yang diharapkan akan diterima, (2) pertimbangan-pertimbangan politik, dan (3) persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi. Sedangkan Wijaya dalam Suparmoko (2000) mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah mempunyai efek pengganda ( multiplier effect) dan merangsang kenaikan pendapatan nasional yang lebih besar daripada pembayaran dalam jumlah yang sama. Pengeluaran pemerintah akan menaikkan pendapatan serta produksi secara berganda sepanjang perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh (full employment) karena ia menaikkan permintaan aggregatif didasarkan pada anggapan bahwa pengeluaran pemerintah tidaklah pada proyek-proyek yang menghalangi atau menggantikan investasi sektor swasta. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengkaji tentang ada tidaknya hubungan jangka panjang (kointegrasi) dan hubungan timbal balik (kausalitas) antara total pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dengan menggunakan metode cointegration test dan Granger Causality test untuk kurun waktu B. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan jenis data runtun waktu ( time series) untuk kurun waktu yang diperoleh dari berbagai sumber seperti Sumatera Utara dalam Angka dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kantor Bank Indonesia Medan (KBI Medan). C. Metode Analisis Metode analisis dalam penelitian ini adalah Cointegration test dan Granger Causality test. Analisis Cointegration test (Johansen test) bertujuan untuk melihat hubungan pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara dalam jangka panjang. Sedangkan analisis Granger Causality test adalah untuk melihat hubungan timbal balik ( causal) antara ekonomi di Sumatera Utara. Dalam kaitannya dengan metode tersebut maka pengujian terhadap perilaku data runtun waktu ( time series) dan integrasinya dapat dipandang sebagai uji prasyarat bagi digunakannya metode Cointegration test dan Granger Causality test. Sebelum dilakukan estimasi terhadap kedua metode tersebut, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji akar unit (Unit root test) Sebelum melakukan uji kointegrasi dan uji granger causality dengan menggunakan data time series, maka perlu dilakukan uji stasioneritas terhadap seluruh variabel yang ada dalam penelitian. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji akar-akar unit (unit roots test) yang bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit roots atau tidak. Jika variabel tersebut mengandung unit roots, 50

6 2010 Rikwan, Paidi Hidayat maka data tersebut dikatakan data yang tidak stasioner. Disamping itu, untuk penentuan orde integrasi dapat dilakukan melalui uji akar unit sehingga dapat diketahui sampai berapa kali diferensiasi harus dilakukan agar data menjadi stasioner. Terdapat beberapa metode pengujian untuk uji akar unit dan diantaranya yang saat ini secara luas digunakan adalah Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Phillips-Perron (PP) dengan Program Eviews versi 5.1. Adapun model dari uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dengan intercept (β1) dapat dinyatakan sebagai berikut (Widarjono, 2007): m ΔY t = β 1 + δy t-1 + α i Σ ΔY t-1 + ε t... (1) i = 1 Sedangkan model untuk uji Phillip- Perron (PP) dengan intercept (β1) adalah: ΔY t = β 1 + λy t-1 + ε t... (2) dimana Δ adalah perbedaan atau differensi. Kedua uji dilakukan dengan hipotesis null δ = 0 untuk ADF dan λ = 1 untuk PP. Stasioner tidaknya data didasarkan pada perbandingan nilai statistik ADF dan PP yang diperoleh dari nilai t statistik koefisien δ dan λ dengan nilai kritis statistik dari Mac Kinnon. Jika nilai absolut statistik ADF dan PP lebih besar dari nilai kritis Mac Kinnon maka data stasioner dan jika sebaliknya maka data tidak stasioner (Gujarati, 2003). 2. Uji Kointegrasi (Cointegration test) Uji kointegrasi bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel yang diteliti yakni pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang (berkointegrasi) atau tidak dengan menggunakan Johansen test. Untuk menentukan jumlah dari arah kointegrasi tersebut maka Johansen menyarankan untuk melakukan dua uji statistik. Untuk uji statistik pertama adalah uji trace ( Trace test, λ trace ) yaitu menguji hipotesis nol ( null hypothesis) yang mensyaratkan bahwa jumlah dari arah kointegrasi adalah kurang dari atau sama dengan p dan uji ini dapat dilakukan sebagai berikut: p λ trace (r) = - T in (1 λi )... (3) i=r+i dimana λ r+1,. λ n adalah nilai eigenvectors terkecil (p - r). Null hypothesis yang disepakati adalah jumlah dari arah kointegrasi sama dengan banyaknya r. Dengan kata lain, jumlah vector kointegrasi lebih kecil atau sama dengan ( ) r, dimana r = 0,1,2 dan seterusnya. Uji statistik yang kedua adalah uji maksimum eigenvalue (λ max ) yang dilakukan dengan formula sebagai berikut: λ max (r, r + 1) = - T in (1 λ r+1 ) (4) Uji ini menyangkut kepada uji null hypothesis bahwa terdapat r dari vector kointegrasi yang berlawanan (r+1) dengan vector kointegrasi. Untuk melihat hubungan kointegrasi tersebut maka dapat dilihat dari besarnya nilai Trace statistik dan Max-Eigen statistik dibandingkan dengan nilai critical value pada tingkat kepercayaan 5 persen. 3. Uji Granger Causality ( Granger Causality test) Uji ini digunakan untuk melihat hubungan kausalitas atau timbal balik diantara dua variabel penelitian sehingga dapat diketahui apakah kedua variabel tersebut secara statistik saling mempengaruhi (hubungan dua arah atau timbal balik), memiliki hubungan searah atau sama sekali tidak ada hubungan (tidak saling mempengaruhi). Model yang digunakan untuk menguji Granger Causality Test seperti berikut ini: m n PE t = a i PE t-i + b j PP t-j + µ t... (5) i=1 j=1 r s PP t = c i PE t-i + d j PP t-j + v t. (6) i=1 j=1 Dimana U t dan V t adalah error terms yang diasumsikan tidak mengandung korelasi serial dan m = n = r = s. Berdasarkan hasil 51

7 Maret regresi dari kedua bentuk model regresi linear di atas akan menghasilkan empat kemungkinan mengenai nilai koefisienkoefisien regresi dari persamaan (5) dan (6) adalah sebagai berikut: n s (1) Jika b j 0 dan d j = 0, j=1 j=1 maka terdapat kausalitas satu arah dari Y ke X. n s (2) Jika b j = 0 dan d j 0, j=1 j=1 maka terdapat kausalitas satu arah dari X ke Y. n s (3) Jika b j = 0 dan d j = 0, j=1 j=1 maka X dan Y bebas antara satu dengan yang lainnya. n s (4) Jika b j 0 dan d j 0, j=1 j=1 maka terdapat kausalitas dua arah antara Y dan X. Untuk memperkuat indikasi keberadaan berbagai bentuk kausalitas seperti yang disebutkan di atas maka dilakukan F-test untuk masing-masing model regresi (Arief, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Salah satu fungsi utama anggaran pemerintah daerah adalah sebagai alat kebijakan fiskal yang digunakan untuk menstabilkan ekonomi dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran pemerintah biasanya mencerminkan kebijakan pemerintah dalam penentuan anggarannya dan umumnya pengeluaran pemerintah terus berkembang seiring dengan meningkatnya aktivitas pemerintah dalam perekonomian, yang antara lain disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam suatu perekonomian seperti pertumbuhan ekonomi, perubahan demografi, dan perubahan kegiatan sektor swasta. Berdasarkan Gambar 4.1 dibawah menunjukkan bahwa total pengeluaran pemerintah Propinsi Sumatera Utara yang terdiri dari pengeluaran aparatur dan pengeluaran publik memperlihatkan trend yang terus meningkat dari tahun 1972 hingga tahun Memasuki tahun 1998, pengeluaran pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan tahun sebelumnya hingga mencapai 55,56 persen. Dan pada tahun 1999, pengeluaran pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengalami peningkatan yang cukup berarti walaupun satu tahun kemudian pengeluaran pemerintah kembali turun sebesar 7,17 persen. Sumber: Biro Pusat Statistik, 2008 Gambar 4.1. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Sumatera Utara Sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian Propinsi Sumatera Utara maka kebutuhan anggaran untuk mempercepat proses pembangunan juga mengalami 52

8 2010 Rikwan, Paidi Hidayat peningkatan. Hal ini terlihat dari pengeluaran pemerintah yang meningkat tajam pada tahun 2001 hingga mencapai 119,82 persen dari tahun 2000 dan peningkatan ini terus berlanjut hingga tahun 2006 yang mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 20,16 persen per tahun antara tahun Sementara itu, dilihat dari pertumbuhan ekonomi berdasarkan PDRB harga konstan menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Selama periode , laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara ratarata tumbuh sebesar 8,69 persen per tahun. Namun pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni sebesar -10,90 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan terjadinya krisis moneter yang melanda Indonesia sehingga berdampak pada menurunnya kondisi perekonomian di Sumatera Utara. Namun, berbagai upaya perbaikan yang dilakukan selama tahun 1999, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mengalami peningkatan dari -10,90 persen menjadi 2,59 persen pada tahun 1999 atau meningkat sebesar 13,49 persen dari tahun Selanjutnya dari tahun , laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara ratarata tumbuh sebesar 5,08 persen per tahun. Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa kondisi perekonomian di Sumatera Tabel 4.1 Hasi pengujian ADF dan PP dengan Intercept Utara memperlihatkan perkembangan yang relatif baik walaupun pada saat krisis moneter telah terjadi penurunan yang cukup signifikan. Kondisi ini menggambarkan bahwa kebijakan anggaran yang telah dijalankan oleh pemerintah Propinsi Sumatera Utara mempunyai sasaran dan skala prioritas yang jelas dalam pengalokasian anggarannya sehingga mampu mendorong laju pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata 7 persen per tahun. B. Hasil Estimasi 1. Hasil Uji Akar Unit (Unit Root Test) Sebelum melakukan uji kointegrasi dan uji granger causality dengan menggunakan data time series, maka perlu dilakukan uji stasioneritas yang tujuannya adalah untuk mengetahui apakah data tersebut mengandung unit roots atau tidak. Jika variabel tersebut mengandung unit roots, maka data tersebut dikatakan data yang tidak stasioner. Berikut ini hasil uji akar-akar unit untuk variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu pertumbuhan ekonomi (LPE) dan pengeluaran pemerintah (LPP) di Sumatera Utara dengan menggunakan uji Augmented Dickey Fuller (ADF) dan Phillips Perron (PP). Level ADF PP LPP -1,321-1,556 LPE -0,749-2,209 1 st Difference ADF PP LPP -6,929 *** -6,913 *** LPE -6,169 *** -6,520 *** Cat : * Signifikan pada 1 % ; ** Signifikan pada 5 % Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa hasil uji akar-akar unit ( unit roots test) untuk variabel pengeluaran pemerintah (LPP) dan pertumbuhan ekonomi (LPE) pada tingkat level dengan memasukkan unsur intercept mempunyai akar unit ( unit root) atau tidak stasioner. Hal ini ditunjukkan oleh nilai absolut statistik ADF dan PP yang lebih kecil dari nilai kritis Mac Kinnon dengan tingkat signifikansi pada α = 5 persen. Selanjutnya, dengan melakukan uji akar unit pada tingkat first difference dan memasukkan unsur intercept maka variabel pengeluaran pemerintah (LPP) dan pertumbuhan ekonomi (LPE) tidak mempunyai akar unit atau stasioner pada 53

9 Maret derajat integrasi 1 atau I (1). Artinya variabel pengeluaran pemerintah (LPP) dan pertumbuhan ekonomi (LPE) yang digunakan dalam penelitian ini stasioner pada data first difference dengan tingkat signifikansi pada α = 1 persen. 2. Hasil Uji Kointegrasi ( Cointegration test) Uji kointegrasi dilakukan untuk melihat hubungan jangka panjang dari variabel-variabel yang diteliti, yakni variabel pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi sehingga hasil estimasi dari penelitian ini dapat digunakan untuk melihat hubungan keseimbangan jangka panjang. Tabel 4.2 Hasil Uji Kointegrasi dengan Metode Johansen Hypothesized Trace 0.05 No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None At most 1 * Sumber: Data Primer Diolah Dari hasil uji kointegrasi di atas dapat dilihat bahwa nilai tracer statistik lebih besar dari critical value pada α = 5 persen untuk Hypothesized At most 1. Hal ini menunjukkan bahwa variabel yang digunakan dalam penelitian ini memiliki hubungan jangka panjang. Hasil empiris ini sejalan dengan penelitian Sinha (1998) yang menemukan adanya hubungan jangka panjang antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Malaysia selama periode Disamping itu, hasil studi Dogan dan Tang (2006) yang hanya menemukan hubungan jangka panjang di Indonesia, sedangkan di Malaysia, Thailand, Singapura dan Philipina tidak ditemukan hubungan jangka panjang antara pengeluaran pemerintah dan pendapatan nasional periode Dengan demikian, dari beberapa temuan tersebut semakin mendukung hasil penelitian di Sumatera Utara bahwa terdapat hubungan keseimbangan dalam jangka panjang antara pertumbuhan ekonomi (LPE) dan pengeluaran pemerintah (LPP) di Sumatera Utara selama periode Hasil Uji Granger Causality (Granger Causality test) Untuk melihat hubungan kausalitas (timbal balik) antara variabel-variabel yang diteliti, yakni pertumbuhan ekonomi (LPE) dan pengeluaran pemerintah (LPP) maka dapat dilakukan pengujian dengan menggunakan metode Granger Causality test. Tabel 4.3 Hasil Uji Granger Causality Null Hypothesis: Obs F-Statistic Probability LPP does not Granger Cause LPE LPE does not Granger Cause LPP Sumber: Data Primer Diolah Berdasarkan tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa hubungan antara pertumbuhan ekonomi (LPE) dan pengeluaran pemerintah (LPP) di Sumatera Utara tidak memiliki hubungan dua arah (timbal balik) dan hanya menunjukkan hubungan yang searah, yaitu pengeluaran pemerintah (LPP) 54

10 2010 Rikwan, Paidi Hidayat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (LPE). Hal ini ditunjukkan oleh nilai probability yang signifikan pada α = 5 persen. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat pengeluaran pemerintah di Sumatera Utara. Hal ini terlihat dari nilai probabilitinya yang lebih besar dari α = 5 persen atau tidak signifikan pada α = 5 persen. Dari hasil temuan ini memperlihatkan bahwa untuk kasus di Sumatera Utara hanya terdapat hubungan searah dari pengeluaran pemerintah ke pertumbuhan ekonomi sehingga hubungan timbal balik antara pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah tidak terjadi. Temuan ini menunjukkan bahwa untuk negara-negara sedang berkembang, umumnya yang menjadi pendorong laju pertumbuhan ekonomi adalah besarnya pengeluaran pemerintah. Hasil penelitian ini semakin memperkuat studi yang dilakukan Ghalia (1997), Loizides dan Vamvoukas (2005) serta Dogan dan Tang (2006) yang menemukan adanya hubungan searah, yakni pengeluaran pemerintah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dinegara-negara yang diteliti. Begitupun hasil studi Jiranyakul (2007) yang tidak menemukan adanya hubungan kausal (timbal balik) di Thailand tetapi hanya menemukan hubungan searah, yakni pengeluaran pemerintah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Thailand. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil estimasi dan analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Untuk pengeluaran pemerintah (PP) dan pertumbuhan ekonomi (PE) di Sumatera Utara mengalami tren yang terus meningkat dari tahun , kecuali pada tahun 1998 yang turun secara signifikan sebagai akibat krisis moneter. 2. Dari uji kointegrasi menunjukkan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. 3. Dari uji Granger Causality tidak ditemukan adanya hubungan timbal balik (kausal) antara pengeluaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara, tetapi memiliki hubungan yang searah, yakni pengeluaran pemerintah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selama periode penelitian. B. Saran-Saran Dari beberapa kesimpulan di atas, maka disarankan kepada para pengambil kebijakan (decision policy) untuk mempertimbangkan beberapa hal, antara lain: 1. Perlu adanya stimulus kebijakan dari pemerintah daerah berupa pengeluaran publik untuk sektor-sektor yang menjadi prioritas sehingga mampu menggerakkan roda perekonomian di Sumatera Utara. 2. Perlunya menjaga hubungan keseimbangan jangka panjang antara ekonomi di Sumatera Utara sehingga peran pemerintah daerah dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkesinambungan dapat dipertahankan. 3. Adanya koordinasi antara pemerintah daerah baik tingkat propinsi maupun tingkat kabupaten/kota di Sumatera Utara dalam menentukan skala prioritas untuk pengeluaran publik terutama pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur. DAFTAR PUSTAKA Alfirman, Luky dan Sutriono, Edy. (2006). Analisis Hubungan Pengeluaran Pemerintah dan Produk Domestik Bruto di Indonesia dengan Menggunakan Pendekatan Granger Causality dan Vector Autoregression. Jurnal Keuangan Publik, Vol. 4, Nomor 1. Arief, Sritua. (1993). Metodologi Penelitian Ekonomi. UI Press, Jakarta. Biro Pusat Statistik. (2008). Sumatera Dalam Angka. BPS, Pemprovsu. Cheng, Benjamin S. and Lai, Tin Wei. (1997). Government Expenditures and Economic Growth in South Korea: A VAR Approach. Journal of Economic Development, Vol. 22, Number 1. 55

11 Maret Dogan, Ergun and Tang, Tuck Cheong. (2006). Government Expenditure and National Income: Causality tests for Five South East Asian Countries. International Business and Economics Research Journal. Dornbusch, R and Stanley, Fischer. (1996). Makro Ekonomi, Edisi Keempat, alih bahasa oleh Julius A. Mulyadi, Erlangga, Jakarta. Ghalia, Khalifa H. (1997). Government Spending and Economic Growth in Saudi Arabia. Journal of Economic Development, Vol. 22 Number 2. Gujarati, Damodar. (2003). Basic Econometrics. 4th ed., McGraw-Hill, New York. Jiranyakul, Komain. (2007). The Relationship Between Government Expenditures and Economic Growth in Thailand. Journal of Economics and Economic Education Research, Vol. 8, Number 1. Loizides, John and Vamvoukas, George. (2005). Government Expenditure and Economic Growth: Evidence from Trivariate Causality Testing. Journal of Applied Economics, Vol. VIII, No. 1. Mangkoesoebroto, Guritno. (1991). Ekonomi Publik. Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta. Sinha, Dipendra. (1998). Government Expenditure and Economic Growth in Malaysia. Journal of Economic Development, Vol. 23, Number 2. Suparmoko. (2000). Keuangan Negara Dalam Teori dan Praktek. Edisi 5, BPFE, Yogyakarta. Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika: Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Edisi Kedua, Ekonisia FE UII, Yogyakarta. Widodo, Hg. Suseno Triyono. (1991). Indikator Ekonomi, Dasar Perhitungan Perekonomian Indonesia. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. 56

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia

Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia Analisis Kausalitas dan Kointegrasi Antara Foreign Direct Investment (FDI) dengan Pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) di Australia (Metode Cointegrasi test dan Granger Causality test) MUHAMMAD ALHASYMI

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR, INFLASI, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Paidi Hidayat Dosen Dept. EP FE USU e-mail : pay_s@yahoo.com Abstract: This study aimed to

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Pra Estimasi 4.1.1. Kestasioneran Data Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, obyek yang diamati yaitu inflasi sebagai variabel dependen, dan variabel independen JUB, kurs, BI rate dan PDB sebagai variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah variabel konsumsi rumah tangga dan Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita di Jawa Tengah. Kurun waktu dari objek penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B

ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE Disusun Oleh : NURING TYAS KUSUMO WARDANI B ANALISIS KAUSALITAS GRANGER ANTARA JUMLAH UANG BEREDAR DENGAN INFLASI PERIODE 2015.7-2017.12 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif Data 1. Analisis Bank Indonesia Rate Bank Indonesia rate atau yang disebut dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) merupakan kebijakan moneter (keuangan) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang mempunyai laporan keuangan yang transparan dan di publikasikan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini 51 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis Vector Error Correction (VEC) yang dilengkapi dengan dua uji lag structure tambahan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioner Test Variabel Level t-statistik Sumber: Data Diolah Tabel 5.1 Uji Stasioneritas Data Prob ULN 2.065415 0.9998

Lebih terperinci

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12)

Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005: :12) Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur Kredit dan Jalur Harga Aset di Indonesia Pendekatan VECM (Periode 2005:01 2015:12) DISUSUN OLEH : SITI FATIMAH 27212052 LATAR BELAKANG Kebijakan moneter

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series sekunder. Data-data tersebut diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURAKARTA TAHUN 1986 2015 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Ilmu Ekonomi Studi

Lebih terperinci

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan

PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN Novi Darmayanti Universitas Islam Darul Ulum Lamongan PENGARUH GDP TERHADAP INFLASI DI INDONESIA: TAHUN 2000-2012 Novi Darmayanti novismile_ub@yahoo.com Universitas Islam Darul Ulum Lamongan Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui GDP terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA ANALISIS KAUSALITAS ANTARA BI RATE DENGAN JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA Maria Alvyonita Paidi Hidayat Abstract : This research has a purpose to analyze causality relationship between BI Rate and money

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) bahwa setiap data time series yang akan dianalisis akan menimbulkan spurious 48 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Akar Unit (Unit Root Test) Pengujian akar unit merupakan tahap awal sebelum melakukan estimasi model time series. Pemahaman tentang pengujian akar unit ini mengandung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. stasioner dari setiap masing-masing variabel, baik itu variabel independent BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas Intrumen Data. 1. Uji Stasioner Data. Tahap pertama dalam metode VECM yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setiap masing-masing variabel,

Lebih terperinci

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari 33 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain berupa data jadi dalam bentuk publikasi. Data tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Stasioneritas Untuk memenuhi salah satu asumsi dalam uji data time series dan uji VECM, maka perlu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas. Uji stationaritas yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atas, data stasioner dibutuhkan untuk mempengaruhi hasil pengujian BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 59 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan pelaksanaan tahapan-tahapan metode VECM yang terbentuk dari variabel-variabel capital gain IHSG (capihsg), yield obligasi 10 tahun (yieldobl10)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Input Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan Foreign Direct Investment ((FDI). Deskripsi tentang satuan pengukuran, jenis

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA UPAH MINIMUM DAN TINGKAT INFLASI DI KOTA MEDAN OLEH. Budianto Siallagan

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA UPAH MINIMUM DAN TINGKAT INFLASI DI KOTA MEDAN OLEH. Budianto Siallagan SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA UPAH MINIMUM DAN TINGKAT INFLASI DI KOTA MEDAN OLEH Budianto Siallagan 100501096 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maupun variabel dependent. Persamaan regresi dengan variabel-variabel yang BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Uji Stasioneritas 5.1.1 Uji Akar Unit ( Unit Root Test ) Tahap pertama dalam metode VAR yaitu dengan melakukan pengujian stasioner dari setipa masing-masing variabel,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Kualitas Instrumen 1. Hasil Uji Stasioneritas Data (Unit Root Test) Uji stasioneritas data menggunakan metode pengujian ADF (Augmented Dickey Fuller)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang 40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Pra Estimasi 4.1.1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Pada penerapan analisis regresi linier, asumsi-asumsi dasar yang telah ditentukan harus dipenuhi. Salah satu asumsi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kausalitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas Dalam mendapatkan estimasi model VECM, tahap pertama yang harus dilakukan pada pengujian data adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi biasa diartikan sebagai upaya mencapai tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita (income per capita) yang berkelanjutan agar negara dapat

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 18 III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Mengetahui kointegrasi pada setiap produk adalah salah satu permasalahan yang perlu dikaji dan diteliti oleh perusahaan. Dengan melihat kointegrasi produk,

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI DAMPAK PENDAPATAN DAN SUKU BUNGA TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI SUMATERA BARAT SELAMA PERIODE 1993-2008 Oleh : GLIANTIKA 07 951 022 Mahasiswa Program Strata

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 56 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua data mengenai variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total pembiayaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena menggunakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk menggambarkan bagaimana pengaruh capital gain IHSG dengan pergerakan yield obligasi pemerintah dan pengaruh tingkat suku bunga terhadap IHSG dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak, III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Masri Singarimbun dan Sofian Effendi membagi jenis penelitian ke dalam tiga jenis yaitu : 1. Penelitian Penjajakan (Exploratif Research) yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Stasioner Data / Uji Akar (Unit Root Test) Suatu data atau variabel dapat dikatakan stasioner apabila nilai rata-rata dan memiliki varians yang konstan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jawa Tengah diproxykan melalui penyaluran pembiayaan, BI Rate, inflasi BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan subjek penelitian menggunakan perbankan syariah di Jawa Tengah diproxykan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi. merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak awal berdirinya sebuah negara, pertumbuhan ekonomi merupakan permasalahan umum yang terjadi dalam jangka panjang oleh setiap negara. Dimana setiap negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan 40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series)

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS

V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 59 V. SPESIFIKASI MODEL DAN HUBUNGAN CONTEMPORANEOUS 5.1 Pengujian Asumsi Time Series 5.1.1 Uji Stasioneritas Uji Stasioneritas merupakan uji awal untuk setiap data time series yang masuk dalam model dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas dan Instrumen Data 1. Uji Stasioneritas. Tahap pertama yang harus dilalui untuk mendapatkan estimasi VECM adalah pengujian stasioneritas data masing-masing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari 40 III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang relevan dengan penelitian. Semua data yang digunakan merupakan data deret

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock 40 III. METODE PENELITIAN Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Respon PDB terhadap shock kredit perbankan, pembiayaan pada lembaga keuangan non bank dan nilai emisi saham pada pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Obyek/Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Pembiayaan Modal Kerja UMKM dengan variabel independen DPK, NPF, Margin, dan Inflasi sebagai variabel

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Data 1. Hasil Uji Stasioneritas/ Unit Root Test Uji stasioneritas dalam penelitian ini adalah menggunakan uji akar-akar unit (Unit Root Test) dengan

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH

SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH SKRIPSI ANALISIS KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA TINGKAT SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE) DENGAN SUKU BUNGA BANK AMERIKA SERIKAT (THE FED) OLEH Lasma Melinda Siahaan 100501046 PROGRAM STUDI EKONOMI

Lebih terperinci

KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KURUN WAKTU

KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KURUN WAKTU KAUSALITAS DAN KOINTEGRASI ANTARA PENGELUARAN PEMERINTAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KURUN WAKTU 1983-2104 1 Roza Linda Rozza_Linda@Yahoo.com ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kausalitas

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN

SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN OLEH RANI HAYATI 090501022 PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemerintah dalam perekonomian tampaknya semakin besar dan terus meningkat seiring dengan kemajuan ekonomi dari tahun ke tahun. Besar kecilnya kegiatan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. time series. Data time series umumnya tidak stasioner karena mengandung unit 48 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Uji Kestasioneritasan Data Uji stasioneritas data dilakukan pada setiap variabel yang digunakan pada model. Langkah ini digunakan untuk menghindari masalah regresi lancung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian. Dalam penelitian ini penulis memilih impor beras sebagai objek melakukan riset di Indonesia pada tahun 1985-2015. Data bersumber dari Badan Pusat Statistika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dilakukan pengujian terhadap data yang meliputi pemilihan model dengan membandingkan antara model linear dan model logarima, pengujian kausalitas,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK Volume XVI Tahun 8, Desember 2015 hal 20-26 Jurnal Ekonomi Pembangunan FE-Unhalu ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KAUSALITAS GRANGER ANTARA PDRB DENGAN TINGKAT KEMISKINAN DI JAWA TENGAH TAHUN 1990-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat - Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perusahaan merupakan suatu badan hukum yang memiliki suatu tujuan yang ingin dicapai salah satunya yaitu mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai 51 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari publikasi dinas atau instansi pemerintah, diantaranya adalah publikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sumber Data Keselurahan data yang diterima sebelumnya belum mengindikasikan dinamika perubahan sehingga harus diolah terlebih dahulu. Pengolahan data dilakukan dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari III. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Deskripsi Data Penelitian Semua data yang digunkana dalam analisis ini merupakan data sekunder mulai tahun 1995 sampai tahun 2014 di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak 46 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu berupa data tahunan yang berbentuk angka dan dapat diukur/dihitung. Sumber

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam III. METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bulanan yang mencakup periode Tahun 2009.01-2014.08.Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector

HASIL DAN PEMBAHASAN. metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector 52 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode analisis yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan dilanjutkan dengan metode Vector Error Correction Model (VECM).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Uji Akar Unit (Unit Root Test) Kestasioneran data merupakan hal yang sangat penting dalam analisis data time series. Hal ini karena penggunaan

Lebih terperinci

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KAUSALITAS ANTARA KONSUMSI RUMAH TANGGA DENGAN PDRB PERKAPITA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN 1986-2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : NIKEN AMBARWATI B300100040 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000 28 III. METODE PENELITIAN 3.1. Data 3.1.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang III. METODE PENELITIAN A. Deskripsi Data Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa di Indonesia Periode 2000-2014 adalah cadangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Deskripsi Data Penelitian Bab ini menjelaskan tentang analisis data dan hasil pengolahan data. Jenis data yang digunakan penulis adalah data time series dengan kurun waktu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah III. METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah nilai tukar rupiah, sedangkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa III. METODELOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Saham di Indonesia (Periode 2005:T1 2014:T3) variabel-variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur, BAB III METODE PENELITIN A. Jenis dan Pendektan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian yang didasari oleh falsafah

Lebih terperinci

Kausalitas Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Surabaya Tahun

Kausalitas Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Surabaya Tahun 1 Kausalitas Inflasi Dan Ekonomi Surabaya Tahun 1984-2014 (The Causality beetwen inflation and economic growth in Surabaya 1984-2014) Muhammad Ryan Abu Hasan As'ari, Rafael Purtomo, Muhammad Adenan Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam 48 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini 43 III.METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pertumbuhan indeks pembangungan manusia Indonesia dan metode penelitiannya adalah analisis kuantitatif

Lebih terperinci

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK

INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK 81 VII. INTEGRASI PASAR CPO DUNIA DAN DOMESTIK Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia saat ini dengan produksi CPO pada tahun 2010 mencapai 23,6 juta ton atau mencapai 44% dari total produksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA

BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA 81 BAB V HASIL ESTIMASI DAN ANALISA Pembahasan pada bab ini akan dijelaskan tentang hasil regresi yang dimulai dari tahap awal hingga terakhir, sehingga nantinya dapat diketahui bagaimana penerapan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada variabel dependen utang luar negeri Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

Lebih terperinci

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi 53 BAB 1V 4.1 Diskripsi Data Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi masyarakat di Indonesia tahun 1995-2014 dengan model error correction

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis dan Sumber Data 41 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Analisis integrasi pasar dan transmisi harga merupakan bagian dari analisis data time series. Penelitian ini menggunakan data bulanan pada periode Januari

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 70 BAB V ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1. Uji Stasioneritas Uji stasioneritas merupakan tahap yang paling penting dalam menganalisis data time series untuk melihat ada tidaknya unit root yang terkandung

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi

METODOLOGI PENELITIAN. Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi 37 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Data sekuder adalah data yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansiinstansi tertentu dalam bentuk data publikasi yang berhubungan

Lebih terperinci

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI Made Aristiawan Jiwa Atmaja 1, I Putu Eka N. Kencana 2, G.K. Gandhiadi 3 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah yang lain, negara yang satu dengan yang lain. Secara

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 55 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama dari pembangunan suatu daerah,

Lebih terperinci

Keywords : Unit Root Test, Johansen Cointegration Test, VAR, VECM, and Granger Causality.

Keywords : Unit Root Test, Johansen Cointegration Test, VAR, VECM, and Granger Causality. ANALISIS KAUSALITAS ANTARA FDI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN Herlina Adelia Manullang Paidi Hidayat Abstract: The aim of the study is to analyze the relationship between the variables FDI and economic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENILITIAN 44 BAB III METODE PENILITIAN 3.1 Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari lembaga-lembaga atau instansi-instansi antara lain Bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam mencapai tujuannya, pemerintah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif deskripstif merupakan pengujian hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian tiga sektor, campur tangan pemerintah tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek

III. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek 53 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka yang dijadikan objek penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini akan menganalisis kinerja kebijakan

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI INDONESIA

ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI INDONESIA ANALISIS HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DI INDONESIA JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Sigit Harjanto 115020115111004 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN)

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN) Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.4 Oktober 2011 KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN) Selamet Rahmadi Dosen Jurusan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. pengeluaran (G = T). Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari

BAB II URAIAN TEORITIS. pengeluaran (G = T). Anggaran surplus yaitu pengeluaran lebih kecil dari BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengeluaran Pemerintah Dalam kebijakan fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang, anggaran surplus dan anggaran defisit. Dalam pengertian umum,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data sekunder yang terdiri dari nilai tukar Rupiah terhadap Dolar yang bergerak dari

Lebih terperinci

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI

DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI DAMPAK PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PEREKONOMIAN DI NEGARA-NEGARA ASEAN+3 EVI JUNAIDI PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan

Lebih terperinci