ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah."

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA Enryco Vermy Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Irwansyah Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Ferry Diyanti Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan dan analisis dokumen berupa laporan keuangan periode Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis perputaran piutang dan analisis jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya belum berjalan secara efisien. Kata Kunci: Manajemen Piutang, Perputaran Piutang, Jumlah Hari Rata-rata Pengumpulan Piutang ABSTRACT This research was conducted to determine the level of efficiency in collecting receivables CV Hesta Abadi Jaya. The types of data used in this research is the study of literature and analysis of the financial report documents the period Data analysis method used in this research is the analysis of turnover and analyzes the average number of days accounts receivable collection. The results showed that the level of efficiency in collecting receivables CV Hesta Abadi Jaya has not run efficiently. Keywords: Receivables Management, Receivables Turnover, Average Number of Days Receivables Collection I PENDAHULUAN

2 A. Latar Belakang Pada umumnya perusahaan bertujuan menghasilkan laba dalam mempertahankan usahanya. Salah satu kegiatan operasional tersebut adalah penjualan, baik berbentuk tunai maupun penjualan secara kredit. Pada dasarnya perusahaan lebih menyukai penjualan tunai dibandingkan dengan kredit, namun adanya persaingan maka perusahaan melakukan penjualan kredit yang akan menimbulkan piutang. Piutang merupakan aktiva lancar yang ada di dalam neraca yang tidak lebih likuid jika dibandingkan dengan kas sebab pada umumnya pencairan piutang telah memiliki tanggal jatuh tempo. Sehingga tidak sewaktu-waktu dapat segera dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Apabila dana perusahaan tertanam dalam bentuk piutang tersebut maka perusahaan tidak dapat lagi memutar dananya untuk kegiatan yang lain sehingga dikhawatirkan perusahaan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya. Hal ini menyebabkan pengelolaan piutang menjadi begitu penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. CV Hesta abadi jaya sebagai salah satu perusahaan yang menjual barang-barang elektronik dan furniture. Yang juga mengelola beberapa cabang. CV Hesta abadi jaya bergerak di bidang usaha perdagangan yang melayani penjualan secara tunai maupun kredit. Yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan. CV Hesta abadi jaya memperoleh pendapatan melalui dua jenis pendapatan yang pertama melalui pendapatan operasional melalui penjualan kredit,dan penjualan tunai. Dan yang kedua pendapatan non operasional melalui pendapatan biaya administrasi, pendapatan lain-lain, pendapatan jasa giro. Bagi CV Hesta Abadi Jaya piutang merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam menjalankan fungsinya dikarenakan CV Hesta Abadi Jaya melakukan penjualan kredit. CV Hesta Abadi Jaya mendapati bahwa penjualan secara kredit sangat efektif dalam meningkatkan volume penjualan perusahaan yang berpotensi besar meningkatkan perolehan laba. Tapi faktanya penjualan secara kredit merupakan kegiatan yang cukup beresiko karena para debitur sering memperlambat pembayaran demi menjaga likuiditas mereka sendiri. Sementara itu kebutuhan akan likuiditas tidak hanya dimiliki oleh debitur, perusahaan pemberi kredit juga memerlukan kondisi keuangan yang likuid demi keberlangsungan hidup perusahaannya. Pada tahun 2011 CV Hesta Abadi Jaya memiliki piutang sebesar 42,15% dari total aktiva lancar. Dari 100% total penjualan, 76,27% merupakan penjualan kredit. Dari penjualan kredit yang dilakukan tidak selalu berjalan secara mulus. Karena investasi pada penjualan kredit yang dilakukan CV Hesta abadi jaya sangat besar maka apabila terjadi masalah pada pelunasan piutang hal ini dapat berpengaruh pada likuiditas keuangan perusahaan. Seperti mempengaruhi besarnya laba yang didapat oleh perusahaan dan dapat memperbesar biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam upaya pengumpulan piutang. Untuk itu penulis tertarik untuk membahas mengenai tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya agar dapat mengetahui dan mengevaluasi serta memberi 2

3 saran bagi CV Hesta Abadi Jaya dan berupaya memberikan kesimpulan dan saran untuk lebih baik di tahun berikutnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dengan uraian di atas yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimana tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya dari tahun 2007 s/d tahun C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: Mengetahui tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya dari tahun 2007 s/d tahun II TINJAUAN TEORITIS Pengertian Efisiensi dan efektivitas merupakan 2 macam kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban. Menurut Dearden yang di terjemahkan oleh agus Maulana (2003:250) pengertian efisiensi adalah Kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya). Sedangkan menurut Melayu S.P Hasibuan (2006:7) pengertian efisien adalah Perbandingan terbaik antara input (masukan ) dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan (input yang serendah-rendahnya) untuk menghasilkan suatu keluaran (output), dan juga merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar. Produktivitas INPUT PROSES OUTPUT Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisiensi jika pusat pertanggungjawaban tersebut : 1. Menggunakan sumber, atau biaya atau masukan lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama. 2. Mengguanakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar. Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling besar setelah kas. Piutang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit, bisa juga melalui 3

4 pemberian pinjaman. Adanya piutang menunjukkan terjadinya penjualan kredit yang dilakukan perusahaan sebagai salah satu upaya perusahaan dalam menarik minat beli konsumen untuk memenangkan persaingan. Kebijakan piutang yang efektif dan prosedur penagihan yang tepat waktu sangat penting untuk ditetapkan, sehingga dapat mengurangi resiko terganggunya likuiditas perusahaan akibat adanya piutang tak tertagih. Kebijakan piutang yang baik adalah kebijakan piutang yang bisa mengoptimalkan trade-off keuntungan dan kerugian dari piutang. Definisi piutang menurut Alexandri,dkk. (2009:117) piutang merupakan sejumlah uang hutang dari konsumen pada perusahaan yang membeli barang dan jasa secara kredit kepada perusahaan. Sedangkan menurut Martono,dkk. (2007:95) piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. Menurut James, et al.(2005:258) piutang adalah jumlah uang yang dipinjam dari perusahaan oleh pelanggan yang telah membeli barang atau memakai jasa secara kredit. Sedangkan menurut Manulang,dkk. (2005:36) dalam Debora Siahaan (2009) Piutang adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik berbentuk perkiraan uang, barang maupun jasa serta segala hal yang berbentuk perkiraan seperti transaksi. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa piutang terjadi jika perusahaan memberi pinjaman uang kepada perusahaan, pihak lain atau melakukan suatu jasa, ataupun beberapa tipe transaksi lainnya yang menciptakan suatu hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan pihak yang berhutang. Faktor-faktor yang mempengaruhi piutang Menurut Sutrisno (2008:55) Besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Besarnya Volume Penjualan Kredit Volume penjualan kredit yang diberikan kepada pelanggan akan ikut menentukan besarkecilnya investasi dalam piutang. Semakin besar volume penjualan kredit akan semakin besar investasi pada piutang. Demikian sebaliknya bila volume penjualan kredit maka akan menurunkan investasi pada piutang. 2. Syarat Pembayaran Dalam penjualan kredit selalu tertera kapan piutang tersebut jatuh tempo dan apakah ada diskon yang diberikan. Misalnya ada syarat pembayaran 5/10-n/60, artinya bila piutang dibayar paling lambat 10 hari dari tanggal penjualan akan diberikan diskon 5%, dan batas akhir pembayaran selama 60 hari. Semakin panjang jangka waktu kredit yang diberikan semakin besar investasi pada piutang. 3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit (Plafon Kredit) Pada sistem penjualan kredit, masing-masing pelanggan akan diberikan batas maksimal kredit yang bisa diambil (plafon kredit) untuk masing-masing pelanggan harus sama, tetapi tergantung dari besarnya usaha yang dimiliki oleh pelanggan dan tingkat kepercayaan perusahaan kepada pelanggan. Semakin besar plafon kredit yang diberikan untuk pelanggan semakin besar investasi untuk piutang. 4. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan Seperti disebutkan di atas bahwa dalam syarat pembayaran biasanya menawarkan diskon atau potongan bila dibayar lebih awal. Apabila kebiasaan pelanggan dalam membayar 4

5 memanfaatkan masa diskon, maka investasi pada piutang semakin kecil. tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin kecil. tetapi bila kebiasaan pelanggan membayar saat jatuh tempo investasi pada piutang semakin besar. 5. Kebijakan dalam Penagihan Piutang Kebijakan dalam penagihan piutang, secara aktif maupun pasif, dapat dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil resiko tidak tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara: a. Menagih secara langsung. b. Memberi peringatan dengan mengirim surat kepada pelanggan. Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi piutang usaha, alangkah lebih baik perusahaan memperhatikan faktor-faktor tersebut dengan mengelola piutang usaha secara efektif dan efisien. Biaya atas piutang Sebagaimana halnya dengan kegiatan operasi perusahaan, penerapan kebijakan kredit juga juga dapat menimbulkan biaya. Menurut Gitosudarmo,dkk. (2002:82) dengan dilaksanakanya penjualan secara kredit yang kemudian menimbulkan piutang maka perusahaan sebenarnya tidak terlepas dari penanggungan risiko berupa biaya. Biaya yang timbul akibat adanya piutang adalah: 1. Biaya penghapusan piutang, Biaya penghapusan piutang atau piutang ragu-ragu (bad debt) risiko terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan dimasukkan sebagai biaya piutang ragu-ragu yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pada setiap periode. 2. Biaya pengumpulan piutang, Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang akan mengeluarkan biaya yang disebut sebagai biaya pengumpulan piutang. 3. Biaya administrasi, Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan mengeluarkan biaya. 4. Biaya sumber dana, Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk menjaganya. Dana tersebut diperlukan biaya untuk sumber dana. 5

6 Kerangka Pikir ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA Bagaimana tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya dari tahun 2007 s/d tahun Menurut Perusahaan: C. Untuk mengukur tingkat efisiensi pengumpulan piutang perusahaan membuat catatan untuk jumlah D. piutang yang tidak tertagih dan dari catatan tersebut perusahaan dapat mengetahui jumlah E. piutang tak tertagih setiap periodenya. F. Menurut Teori: Tingkat efisiensi pengumpulan piutang dapat dilihat dari : 1. Perputaran piutang yaitu mengukur seberapa sering piutang berubah menjadi kas dalam setahun. 2. Rata-rata pengumpulan piutang yaitu angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. Alat Analisis: 1. Perputaran piutang 2. Rata-rata pengumpulan piutang HASIL PENELITIAN III METODE PENELITIAN A. Data-data yang diperlukan: 1. Gambaran umum CV Hesta Abadi Jaya. 2. Neraca, per 31 desember 2007 s/d 31 desember Laporan rugi-laba untuk tahun yang berakhir 31 desember 2007 s/d 31 desember B. Jangkauan Penelitian 6

7 Jangkauan penelitian untuk penulisan skripsi ini adalah CV Hesta Abadi yang beralamatkan di Jl. KH. H.Saman Hudi No.32A (Ex.Jl.Rajawali) Samarinda, agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan dan untuk lebih terarah dalam pembahasan, maka penulis memberikan batasan penelitian pada masalah analisis pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya di Samarinda. C. Teknik Pengumpulan Data Adapun cara atau teknik yang dilakukan dalam usaha mengumpulkan semua data yang diperlukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu merupakan teknik penelitian pengumpulan data yang bersumber dari buku-buku pelajaran atau litelatur yang terdapat mengenai teori-teori dan informasi yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini. 2. Penelitian Lapangan (Field Work Research) Adalah metode penelitian yang didapatkan melalui hasil langsung terjun ke tempat penelitian. Adapaun cara-cara yang ditempuh dalam penelitian lapangan ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara (Interview) Yaitu pengumpulan data-data yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap pemilik usaha dan para pegawai. b. Dokumentasi Yaitu pencarian informasi dengan cara melihat data-data yang terdapat dalam dokumentasi-dokumentasi tempat usaha. D. Alat Analisis Alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pengumpulan piutang adalah sebagai berikut: a. Perputaran piutang. Menurut Sutrisno (2008:57). Perputaran piutang merupakan sebuah ukuran seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun dimana dengan ketentuan kredit, piutang usaha harus berputar sedikit diatas 12 kali dalam setahun. Niswonger diterjemahkan oleh Alfonus Sirait (2002:337). Rata-rata piutang dihitung dengan menambahkan saldo awal dan saldo akhir piutang pada periode tersebut dan membaginya dengan dua. Perputaran piutang yang semakin tinggi adalah semakin baik karena modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk piutang akan semakin rendah. b. Analisis rata-rata pengumpulan piutang. Menurut Sutrisno (2008:57): 7

8 Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. Semakin lama jangka waktu piutang usaha, resiko tidak tertagihnya piutang semakin besar. hari rata-rata pengumpulan piutang ini baru akan berarti jika dibandingkan dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Perputaran Piutang (receivable turn over) Rasio ini memperlihatkan kecepatan perputaran piutang selama periode yang digambarkan sebagai berikut Rincian Jumlah Piutang. Rata-rata Piutang dan Penjualan CV Hesta Abadi Jaya Samarinda Tahun 2007 sampai 2011 (Dalam Ribuan Rupiah) Uraian Piutang Usaha Rp Rp Rp Rp Rp Piutang Lain-lain Rp Rp Rp Rp Rp Rata-Rata Piutang Rp Rp Rp Rp Rp Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Maka Perputaran Piutang Untuk: 8

9 B. Jumlah Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang Jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang adalah menggambarkan lamanya piutang yang dapat terkumpul (tertagih). Maka hari rata-rata pengumpulan piutang untuk: 9

10 C. Tingkat Efisiensi Pengumpulan Piutang Tingkat Perputaran Piutang, Jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang, Rata-rata piutang dan Penjualan CV Hesta Abadi Jaya selama tahun 2007 sampai 2011 Uraian Penjualan Rp Rp Rp Rp Rp Rata-rata Piutang Rp Rp Rp Rp Rp Tingkat Perputaran Piutang 3 kali 2,5 kali 3,1 kali 3,3 kali 3.6 kali Jumlah Hari Rata- Rata Pengumpulan Piutang 120 hari 144 hari 116 hari 109 hari 100 hari D. Pembahasan Pada tahun 2007 dengan penjualan Rp , tingkat rata-rata piutang yang terjadi adalah Rp Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran piutang adalah 3 kali, hal ini terjadi karena jika kita membandingkan antara penjualan dengan ratarata piutang, kita melihat bahwa rata-rata piutang cukup besar yang merupakan indikasi banyaknya piutang yang tak tertagih hal ini dikarenakan pembayaran yang dilakukan kreditur melewati waktu jatuh tempo dan kurangnya usaha perusahaan untuk mengumpulkan piutang yang dapat berpotensi mengalami kredit macet. Dengan tingkat perputaran piutang sebanyak 3 kali dan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang 120 hari, dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2007 tingkat perputaran piutang pada CV Hesta Abadi Jaya adalah sebesar 3 kali dengan rata-rata pencairan piutang adalah 120 hari yang artinya perusahaan akan menerima pelunasan piutang sebanyak 3 kali dalam satu tahun dengan rata-rata jangka waktu pencairan 120 hari. 10

11 Tahun 2008, penjualan sebesar Rp dan tingkat rata-rata piutang yang terjadi adalah sebesar Rp Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran piutang adalah sebesar 2,5 kali, hal ini terjadi karena jika kita membandingkan antara penjualan dengan rata-rata piutang, kita melihat bahwa rata-rata piutang menurun dibandingkan pada tahun 2007, hal ini terjadi karena perusahaan aktif melakukan penagihan piutang yang telah jatuh tempo melalui surat, telpon maupun kunjungan pribadi sehingga piutang yang tak tertagih dapat diminimalisir sehingga didapat tingkat perputaran piutang sebanyak 2,5 kali dengan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang 144 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2008 tingkat perputaran piutang CV Hesta Abadi Jaya adalah sebesar 2,5 kali dengan rata-rata pencairan piutang adalah 144 hari yang artinya perusahaan akan menerima pelunasan piutang sebanyak 2,5 kali dalam satu tahun dengan rata-rata jangka waktu pencairan 144 hari. Untuk tahun 2009 dengan penjualan Rp tingkat rata-rata piutang yang terjadi adalah Rp Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran piutang adalah 3,1 kali, hal ini terjadi karena jika kita membandingkan antara penjualan dengan ratarata piutang, kita melihat bahwa rata-rata piutang jumlahnya lebih besar dibandingkan pada tahun 2008 dan 2007 yang merupakan indikasi banyaknya piutang yang tak tertagih. Hal ini dikarenakan pembayaran yang dilakukan kreditur melewati waktu jatuh tempo dan kurangnya usaha perusahaan untuk mengumpulkan piutang. Dengan tingkat perputaran piutang sebanyak 3,1 kali dan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang 116 hari, dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2009 tingkat perputaran piutang pada CV Hesta Abadi Jaya adalah sebesar 3,1 kali dengan rata-rata pencairan piutang adalah 116 hari yang artinya perusahaan akan menerima pelunasan piutang sebanyak 3,1 kali dalam satu tahun dengan rata-rata jangka waktu pencairan 116 hari. Tahun 2010, penjualan sebesar Rp dan tingkat rata-rata piutang yang terjadi adalah sebesar Rp Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran piutang adalah sebesar 3,3 kali, hal ini terjadi karena jika kita membandingkan antara penjualan dengan rata-rata piutang, kita melihat bahwa rata-rata piutang lebih besar dibandingkan pada tahun 2009, 2008 dan 2007, Hal ini dikarenakan pembayaran yang dilakukan kreditur melewati waktu jatuh tempo, kurangnya kesadaran kreditur untuk tepat waktu dalam membayar dan kurangnya usaha perusahaan untuk menerapkan teknik pengumpulan piutang sehingga mengakibatkan piutang yang tak tertagih meningkat. sehingga didapat tingkat perputaran piutang sebanyak 3,3 kali dengan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang 109 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2010 tingkat perputaran piutang pada CV Hesta Abadi Jaya adalah sebesar 3,3 kali dengan rata-rata pencairan piutang adalah 109 hari yang artinya perusahaan akan menerima pelunasan piutang sebanyak 3,3 kali dalam satu tahun dengan rata-rata jangka waktu pencairan 109 hari. Tahun 2011, penjualan sebesar Rp dan tingkat rata-rata piutang yang terjadi adalah sebesar Rp Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa tingkat perputaran piutang adalah sebesar 3,6 kali, hal ini terjadi karena jika kita membandingkan antara penjualan dengan rata-rata piutang, kita melihat bahwa rata-rata piutang meningkat dibandingkan pada tahun 2010,2009,2008 dan 2007, Hal ini dikarenakan pembayaran yang dilakukan kreditur melewati waktu jatuh tempo, kurangnya kesadaran kreditur untuk tepat waktu dalam membayar dan kurangnya usaha perusahaan untuk menerapkan teknik pengumpulan piutang sehingga mengakibatkan piutang yang tak tertagih meningkat sehingga didapat tingkat perputaran piutang sebanyak 3,6 kali dengan jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang 100 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk tahun 2011 tingkat perputaran piutang pada CV Hesta Abadi Jaya adalah sebesar 3,6 kali dengan rata-rata 11

12 pencairan piutang adalah 100 hari yang artinya perusahaan akan menerima pelunasan piutang sebanyak 3,6 kali dalam satu tahun dengan rata-rata jangka waktu pencairan 100 hari. Pada Tabel 4.2 diatas dilihat bawah tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada tahun 2011 lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada tahun 2010, 2009, 2008 dan Hal ini dapat dilihat dari tingkat perputaran piutang pada tahun 2007 sebesar 3 kali, tahun 2008 sebesar 2,5 kali, tahun 2009 sebesar 3,1 kali, tahun 2010 sebesar 3,3 kali dan tahun 2011 sebesar 3,6 kali. Untuk rata-rata pengumpulan piutang pada tahun 2007 adalah 120 hari, tahun 2008 adalah 144 hari, tahun 2009 adalah 116 hari, tahun 2010 adalah 109 hari dan tahun 2011 adalah 100 hari. Hal ini membuktikan efisiensi pengumpulan piutang setiap tahunnya berfluktuasi, tetapi setiap tahunnya tingkat perputaran piutang meningkat kecuali tahun 2008 karena semakin besar tingkat perputaran piutang semakin baik karena penagihan piutang dilakukan dengan cepat. Dari Hasil analisis (lihat tabel 4.2) tingkat perputaran piutang CV Hesta Abadi Jaya selama tahun 2007 s/d 2011 berfluktuasi. Perputaran piutang pada CV Hesta Abadi Jaya belum efisien karena bila mengacu pada teori perputaran piutang menurut Niswonger yang diterjemahkan oleh Alfonus Sirait (2002:337) perputaran piutang merupakan sebuah ukuran seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun dimana dengan ketentuan kredit, piutang usaha harus berputar sedikit diatas 12 kali dalam setahun. Pada CV Hesta Abadi Jaya Perputaran piutang dari tahun 2007 s/d 2011 tidak ada perputaran piutang yang mencapai 12 kali. Hal ini disebabkan Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan, Naiknya penjualan diikuti oleh naiknya piutang. Untuk lebih meningkatkan perputaran piutang sebaiknya CV Hesta Abadi Jaya meningkatkan penjualan dan lebih selektif dalam mengevaluasi calon pelanggan dalam rangka untuk memperkecil resiko pada piutang. Untuk Rata-rata hari pengumpulan piutang CV Hesta Abadi Jaya selama tahun 2007 s/d 2011 bila mengacu pada teori jumlah hari rata-rata pengumpulan piutangnya semakin baik. Hal ini terlihat dari tahun 2007 s/d 2011 jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang semakin menurun. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sutrisno (2008:57) Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. Semakin lama jangka waktu piutang usaha, resiko tertagihnya piutang semakin besar dan bila semakin singkat waktu pengumpulan maka resiko tidak tertagihnya semakin kecil. Tapi bila jumlah hari rata-rata piutang dikaitkan dengan kebijakan jangka waktu pembayaran yang diterapkan CV Hesta Abadi Jaya, jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang tersebut belum efisien karena pada kebijakan jangka waktu pembayaran yang diterapkan CV Hesta Abadi Jaya adalah 30 hari, sedangkan pada analisis jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang yang paling baik terjadi pada tahun 2011 yaitu 100 hari. Untuk lebih meminimalisir waktu penagihan piutang. CV Hesta Abadi Jaya agar lebih meningkatkan dan mempertimbangkan lagi kebijakan kredit yang akan diberikan yaitu dalam hal pemberian pelonggaran jangka waktu kredit dan potongan pembayaran. V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh melalui analisis dan pembahasan yang dilakukan pada CV Hesta Abadi Jaya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yang perlu dikemukakan agar dapat lebih dimengerti maksud dan tujuan dari penulisan skripsi yang berjudul Analisis Tingkat Efisiensi Pengumpulan Piutang Pada CV Hesta Abadi Jaya di 12

13 Samarinda sehingga dapat dilihat hubungan antara teori dan praktik yang dilakukan pada perusahaan. 1. Tingkat efisiensi pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya belum efisien karena bila mengacu pada teori perputaran piutang menurut Niswonger yang diterjemahkan oleh Alfonus Sirait (2002:337) perputaran piutang merupakan sebuah ukuran seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun dimana dengan ketentuan kredit, piutang usaha harus berputar sedikit diatas 12 kali dalam setahun. Pada CV Hesta Abadi Jaya Perputaran piutang dari tahun 2007 s/d 2011 tidak terdapat perputaran piutang yang perputarannya mencapai 12 kali. 2. Sedangkan untuk jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang bila mengacu pada teori jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang semakin baik. Hal ini sesuai dengan teori menurut Sutrisno (2008:57) Jangka waktu pengumpulan piutang adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih piutang. Semakin lama jangka waktu piutang usaha, resiko tertagihnya piutang semakin besar dan bila semakin singkat waktu pengumpulan maka resiko tidak tertagihnya semakin kecil. Tapi bila jumlah hari rata-rata piutang dikaitkan dengan kebijakan jangka waktu pembayaran yang diterapkan CV Hesta Abadi Jaya, jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang tersebut belum efisien karena kebijakan jangka waktu pembayaran yang diterapkan CV Hesta Abadi Jaya adalah 30 hari, sedangkan pada analisis jumlah hari rata-rata pengumpulan piutang yang paling baik terjadi pada tahun 2011 yaitu 100 hari. B. Saran Saran yang dapat penulis berikan untuk CV Hesta Abadi Jaya adalah: 1. Untuk lebih meningkatkan perputaran piutang sebaiknya CV Hesta Abadi Jaya meningkatkan penjualan dan lebih selektif dalam mengevaluasi calon pelanggan dalam rangka untuk memperkecil resiko pada piutang. 2. Agar CV Hesta Abadi Jaya lebih meningkatkan dan mempertimbangkan lagi kebijakan kredit yang akan diberikan yaitu dalam hal pemberian pelonggaran jangka waktu kredit dan potongan pembayaran. 3. Kebijakan pengumpulan piutang pada CV Hesta Abadi Jaya harus ditingkatkan lagi dalam hal pelaksanaan penagihan piutang, agar dapat memperkecil resiko piutang tidak tertagih sehingga dapat meminimalisir biaya tambahan untuk menagih piutang. DAFTAR PUSTAKA Alexandri, Benny Manajemen Keuangan Bisinis, Edisi 2. Penerbit Alfabeta. IKAPI, Bandung. Agus Maulana, Ir Struktur Pengendalian Manajemen, Edisi 6. Binaputra Angkasa. Jakarta. Astuti, Dewi Jakarta. Manajemen Keuangan Perusahaan, Ghalia Indonesia, Atmaja, Lukas Setia Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, CV Andi Offset, Yogyakarta. 13

14 Belkaoui, Ahmed Accounting Theory Teori akuntansi, Buku dua. Salemba Empat, Jakarta. Baridwan, Zaki Intermediate Accounting, Cetakan Ketujuh. BPFE Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Basu Swastha dan Irawan Manajemen Pemasaran Modern, Liberty, Yogyakarta. Gitosudarmo, Indryo Manajemen Keuangan, Edisi Keempat. BPFE. Yogyakarta. Hanafi, Mamduh, Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama. BPFE.Yogyakarta. Horngren, Horrison, Bamber Akuntansi, Edisi Keenam. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta. Husnan, Suad Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga. Cetakan Pertama. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. James, C.Horne Akuntansi Lanjutan 2. PT. Raja Grafindo. Jusup, Al Haryono Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 1, Edisi 6. Cetakan Kedelapan. BPSTIE YKPN, Yogyakarta. Kieso Donald E. dan Weigand Akuntansi Keuangan, Buku I. Salemba Empat. Jakarta. Kotler, Philip, dan Susanto, A.B Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Pertama. Jilid II. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Machfoedz, Mas ud dan Mahmudi Akuntansi Manajemen, Edisi 1, Cetakan Kelima. Universitas Terbuka. Jakarta. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan, Cetakan Kelima. Ekonisia, Jakarta. Melayu S.P Hasibuan Manajemen sumber daya manusia, Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta. Mulyadi Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Salemba Empat. Jakarta. Munawir, S Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty. Yogyakarta. Niswonger, Rollin, Warren, James M, Reeve & Philip. E. Fess.2002.Prinsip prinsip Akuntansi,Edisi Dua Puluh,Terjemahan Alfonus Sirait & Helda Gunawan. Erlangga. Jakarta. Noor, Hendry Faizal Investasi, Edisi Pertama. PT Index, Jakarta. Riahi, Ahmed Teori Akuntansi, Buku Satu, Edisi Kelima. Salemba Empat. Jakarta. 14

15 Riyanto, Bambang Dasar - dasar Pembelanjaan Perusahaan, Gajah Mada. Yogyakarta. Siahaan, Debora Analisis Penerapan Kebijakan Manajemen Piutang Serta Pengaruhnya Terhadap Cash Ratio, Net Profit Margin Dan Earning Power pada PT. Wijaya Indonesia Makmur Bicycle Industry Cabang Setia Budi Medan, Skripsi Universitas Sumatera Utara. Soemarso Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Revisi, Salemba Empat. Jakarta. Stice, Skousen Intermediate Accounting, Edisi kelima belas, Terjemahan Ariyanto. Salemba Empat. Jakarta. Supriyono Akuntansi Manajemen: Struktur Pengendalian Manajemen, BPFE.Yogyakarta. Sutrisno Manajemen Keuangan: Teori, Konsep dan Aplikasi, Edisi Pertama. EKONISIA. Yogyakarta. Syahyunan Manajemen Keuangan I (Perencanaan, Analisis dan Pengendalian Keuangan), Cetakan Pertama. USU Press. Medan. Syamsuddin, Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan, Grafindo. Jakarta. Warren & Reeve Pengantar Akuntansi, Buku Satu, Edisi Kedua puluh satu. Penerbit Salemba Empat. Jakarta. Nickels, William G Understanding York. Business, McGraw-Hill. New Wild, John J, Subramanyam, K.R, Halsey, Robert F Analisa Laporan Keuangan, Jilid 1, Salemba Empat. Jakarta. Winardi Manajemen Perilaku Organisasi, Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 15

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Martono & Harjito. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI: Bandung.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA KOPERASI DALAM MENINGKATKAN PROFITABILITAS DAN MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS (Studi Penelitian Pada KPRI Universitas Brawijaya Malang 2010-2012) Antoni Susanto Topowijono

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA

PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Siti Rohani Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI PERIODE 2011-2015 Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this study is as follows. Knowing enough working capital at PDAM Tirta Mayang Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA Winda Dwiastuti Wijaya 10.11.1001.3408.033 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda winda.wijaya92@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : dewi.anggraini485@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU 1 ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU Lidia Fitriani 1, Sumarno 2, Gani Haryana 3 Email :dyanice@yahoo.co.id, sumarno@yahoo.com, gani_haryana@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANALISA RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT. Andalan Finance Indonesia Tahun 2011-2013) Oleh : Putu Sulastri & Nurul Marta Hapsari ABSTRAKSI Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat 1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA Endah Septiana (ameiqueen@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Michael Hadjaat Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri)

PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) PENERAPAN LAPORAN ARUS KAS YANG SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Studi Kasus Pada PT. Kent Transindo Indonesia Cabang Kediri) Oleh : Mawarni Putri ABSTRAK PT. Kent Transindo Indonesia adalah perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim dan Sarwoko. Manajemen Keuangan (Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan); Buku I: Manajemen dan Analisis Aktiva. Edisi 2. BPFE. Yogyakarta. 2001. Agnes Sawir. Analisis Kinerja Keuangan

Lebih terperinci

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN 2004-2006 ABSTRAK I MADE MURJANA STIE AMM. Mataram Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang didirikan tentu bertujuan untuk memperoleh laba atau keuntungan yang dapat dipergunakan untuk kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA. Muhammad Yasmani

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA. Muhammad Yasmani ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA Muhammad Yasmani (Muhammad.Yasmani@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anisa Kusumawardani

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan APRIL 2011, VOLUME 12 NOMOR 1 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tanjung Redeb Jl. Dr. Murjani II Tanjung Redeb Abstract: This research

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Keuangan, FEB Universitas Brawijaya 2016 ABSTRAK

Jurnal Manajemen Keuangan, FEB Universitas Brawijaya 2016 ABSTRAK Pengelolaan Piutang yang Efektif untuk Meningkatkan Profitabilitas pada Perusahaan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Tahun 2010-2014 Oleh : Gilang Dwi Surya 1), Dosen Pembimbing: Dr.Siti Aisjah,SE,MS 2)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. DUTA ENERGI MANDIRI

EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. DUTA ENERGI MANDIRI EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. DUTA ENERGI MANDIRI SITI ANNISA UMI PRIHATINI,ROBIN JONATHAN,ELFREDA A LAU 08.11.1001.3443.105 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN *( Ratna Handayati Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No.53A Lamongan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA 98 c. Berdasarkan Rasio Aktivitas Melakukan pengoptimalan penagihan piutang perusahaan karena nilai piutang perusahaan selalu naik setiap hari. Penjualan juga harus ditingkatkan. d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kebijakan pemberian kredit yang ditetapkan Departemen General Books Jateng-DIY cukup efektif. Hal ini terlihat dari perusahaan yang melakukan evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS RASIO SEBAGAI DASAR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh: ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN (015-016) Oleh: Musdalifa, Robin Jonathan, Ida Rachmawati FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana)

PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) PENERAPAN RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA USAHA KOPERASI (Kasus Koperasi Karyawan Universitas Langlangbuana) Oleh: Mirna Nurwenda dan Hidayat Effendi Fakultas Ekonomi Universitas Langlangbuana

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisir kemampuan individu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari perkembangan ekonomi negaranya. Bagi negara yang pertumbuhan dan perkembangan ekonominya baik, tidak akan terlepas

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN )

JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN ) JURNAL ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGEVALUASI TINGKAT KESEHATAN DAN PERKEMBANGAN USAHA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG KEDIRI (TAHUN 2011 2015) Oleh : SHINTA MEINA TASARI NPM: 12.1.02.01.0007 Dibimbing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB V PENUTUP. Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk periode tahun 2012 sampai 2014, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Rasio

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kinerja Perusahaan. Kinerja merupakan hal yang penting yang harus dicapai oleh setiap 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Perusahaan 1. Pengertian Kinerja Perusahaan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2002) Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan. rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang financial akan sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan. rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang financial akan sangat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Laporan Keuangan 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 1 Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur aji@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK Masyarakat pada umumnya dan pengusahabaik kecil, menengah dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT Suprihatmi Sri Wardiningsih Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT With increasing competition in the

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA. Hayuningtyas Pramesti Dewi*

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA. Hayuningtyas Pramesti Dewi* Jurnal Akuntansi Bisnis Hayuningtyas Vol. 02 Pramesti No. 02 Mei Dewi 2015 PENGARUH DAN HUTANG TERHADAP ARUS KAS OPERASI. STUDI PADA PT EXER INDONESIA * ABSTRACT: This study is analyzed the impact of Account

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : 657-669 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN.

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN. ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN Fitriani Saragih ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta. Bramasto, A. Analisis Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Piutang Kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis Analisis Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 519-530 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penjabaran dan pembahasan penelitian yang dilakukan penulis pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

Pertemuan 6 Manajemen Piutang Pertemuan 6 Manajemen Piutang Objektif : 7. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian piutang. 8. Mahasiswa dapat mendefinisikan penilaian resiko kredit. 9. Mahasiswa dapat memformulasikan pengumpulan piutang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA Oleh : MAHFUT SYAIFUDIN,LCA ROBIN JONATHAN,RINA MASITOH NPM : 09.11.1001.3408.068 FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan. perusahaan daerah aneka karya. Kabupaten Boyolali. tahun Yulaika Dyah Iswandari F BAB I PENDAHULUAN Analisis rasio keuangan perusahaan daerah aneka karya Kabupaten Boyolali tahun 1998 2000 Yulaika Dyah Iswandari F 3300040 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat yang penting

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : 769-781 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

BAB II LANDASAN TEORITIS. merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkassan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA ANALISIS LAPORAN ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR EFEKTIVITAS KINERJA KEUANGAN PADA PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA TBK. SURABAYA Eko Purwanto Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

ejournal Administrasi Bisnis Volume 1, Nomor 3, 2013

ejournal Administrasi Bisnis Volume 1, Nomor 3, 2013 ejournal Administrasi Bisnis, 2013, 1 (3) ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Modal Kerja Ditinjau dari Rasio Aktivitas Pada PT. Sarana Kencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Nurdiana Simatupang S1 Akuntansi Pinondang Nainggolan,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS RASIO RLS (RENTABILITAS, LIKUIDITAS, DAN SOLVABILITAS) PADA KUD DWI TUNGGAL KECAMATAN BULUS PESANTREN KABUPATEN KEBUMEN SLAMET JUPRI Program Studi Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci