Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara Framesti Andayani 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perputaran piutang perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt), untuk analisis kebijakan penjualan kredit di masa yang akan datang. Metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Perputaran Piutang/Receivable Turn Over (RTO), Piutang rata-rata, dan Hari rata-rata Pengumpulan Piutang/Avarage Collection Period (ACP). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT Simpatik dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara dalam mengelola perputaran piutang masih belum baik. Hal ini dilihat dari perhitungan RTO pada tahun 2013 sebesar 7,41 kali dan ACPnya adalah 49 hari. Pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan ACPnya 50 hari. Sedangkan RTO pada tahun 2015 sebesar 5,49 kali dan ACPnya adalaha 66 hari. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya cara pengumpulan piutang pada konsumen sehingga banyak konsumen yang melakukan penunggakan. Hal ini mengakibatkan over invesment dalam piutang setiap tahunnya sehingga membuat kinerja piutang dalam perusahaan kurang efektif. Kata Kunci : Tingkat Perputaran Piutang Pendahuluan Kesuksesan perusahaan dalam bisnis hanya bisa dicapai melalui pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya.manajemen keuangan merupakan penggabungan ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan menggunakan seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan tujuan mampu memberi profit bagi para pemegang saham dan suistainability usaha bagi perusahaan (Fahmi, 2015:2). Pengelolaan manajemen keuangan, khususnya piutang perlu direncanakan dan dianalisa secara seksama, sehingga kebijakan manajemen piutang dagang dapat berjalan secara efektif dan efisien, baik mengenai penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya. Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan bila pembayarannya baru diterima beberapa waktu kemudian (Jusup, 2005:327). Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. framestiandayani@gmail.com

2 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: yang tercantum dalam neraca. Untuk itu pengelolaan piutang memerlukan perencanaan yang matang, mulai dari penjualan kredit yang menimbulkan piutang sampai menjadi kas. PT Simpatik Dana Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan elektronika dan furniture. PT Simpatik Dana Mandiri yang terletak di Jl. Provinsi Km.47 Kabupaten Penajam Paser Utara. Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan yang paling banyak adalah penjualan secara kredit. Namun begitu perusahaan juga melayani penjualan secara tunai. Oleh karena itu, peranan manajemen piutang menjadi sangat penting bagi perusahaan yang bersangkutan. Beberapa cara yang telah dilakukan untuk mencegah terjadinnya piutang tak tertagih antara lain : mempercepat proses penerbitan faktur, mempercepat pengantaran surat penagihan, konfirmasi yang baik dari konsumen dan sebagainya. Akan tetapi, masalah yang umum dihadapi adalah penagihan piutang yang telah jatuh tempo tidak selalu dapat diselesaikan dengan seluruhnya. Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara. Kerangka Dasar Teori Pengertian Akuntansi Keuangan Menurut Kieso dkk (2008:2) akuntansi keuangan adalah sebuah proses yang berakhir pada pembuatan laporan keuangan menyangkut perusahaan secara keseluruhan untuk digunakan baik oleh pihak-pihak internal maupun ekstenal. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2008:17) laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuanagn yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Pengertian Neraca Menurut Baridwan (2008:19) neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Pengertian Laporan Laba Rugi Menurut Kieso dkk (2008:140) laporan laba rugi yang sering disebut juga statement of income atau statement of earnings adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengertian Piutang Menurut Rudianto (2012:210) piutang adalah k laim perusahaan atas uang, barang atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Peranan dan Arti Penting Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang timbul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit yang pembayarannya diterima beberapa waktu kemudian. 658

3 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) Penjualan produk secara kredit atau piutang dagang yang dilakukan dengan maksud untuk menggenjot penjualan agar tercapai sesuai dengan target yang diinginkan. Namun persoalan sering terjadi pada saat angka penjualan kredit diperbesar menjadi seiring dengan meningkatnya piutang tak tertagih (bad debt), dan semakin besar piutang piutang tak tertagih maka semakin besar permasalahan yang harus ditanggung oleh perusahaan di kemudian hari, dan ini lebih berakibat pada mengecilnya perolehan yang akan diterima. Bagi seorang manajer yang bijaksana ia pasti mengerti penyebab suatu piutang bisa berubah menjadi bad debt (piutang tak tertagih). Menurut Fahmi (2015:138) menyatakan bahwa suatu piutang yang bersifat bad debt timbul disebabkan oleh beberapa sebab, antara lain : a. Perusahaan ingin mengejar target penjualan, sehingga angka penjualan dinaikkan. Kenaikan angka penjualan otomatis biasanya menaikkan jumlah bad debt, dan begitu pula sebaliknya. b. Perusahaan dalam memperbesar penjualan dengan menaikkan penjualan produk boleh dibeli secara non tunai. Maka angka piutang tak tertagih otomatis akan membesar dengan sendirinya. c. Penjualan produk yang bersifat non tunai dilakukan secara tidak hati-hati. Artinya ambisi untuk meningkatkan penjualan menjadi lebih dominan dibandingkan menerapkan manajemen resiko. Termasuk keinginan yang begitu tinggi mengejar bonus. d. Perusahaan memiliki tagihan atau kewajiban dalam bentuk kredit kepada suatu perbankan. Di sisi lain uang kas perusahaan tidak lagi mencukupi, dengan begitu perusahaan mengantisipasinya dengan melakukan penjualan non tunai. Seperti bayar down payment (uang muka) 40% maka sisanya dalam bentuk kredit. Perolehan 40% tersebut dipakai untuk membayar kewajiban ke perbankan. Cara Memperkecil Bad Debt Piutang adalah salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca yang memiliki perputaran yang cepat (kurang dari 1 tahun). Sebagai salah satu bentuk investasi yang tak berbeda dengan investasi kas, persediaan dan lain-lain, maka dengan adanya piutang perusahaan harus menyediakan dana untuk diinvestasikan ke dalam piutang. Ada beberapa acuan yang harus diterapkan oleh suatu perusahaan untuk memperkecil resiko timbulnya bad debt, menurut Fahmi (2015:139) yaitu : 1. Menghindari keputusan penjualan produk pada saat pasar dalam kondisi fluktuatif yang berada dalam kondisi menuju krisis moneter. 2. Membatalkan penjualan produk pada konsumen yang memiliki reputasi buruk dalam dunia bisnis. 3. Melakukan dan menerapkan tindakan prudentil principle (prinsip kehatihatian) pada saat tingkat persaingan bisnis semakin tinggi, dan inovasi produk perusahaan berlangsung secara lambat. 4. Ada ukuran persentase yang layak diterapkan untuk besaran piutang. 659

4 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang Tak Tertagih Piutang sebagai salah satu unsur aktiva lancar dalam neraca memiliki perputaran yang cepat dan kurang dari satu tahun. Oleh karena itu, banyak hal yang dapat mempengaruhi besarnya piutang tersebut. Menurut Riyanto (2001:85), faktor -faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dana yang diinvestasikan ke dalam piutang, yaitu : a. Volume penjualan kredit Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan, maka makin besar pula jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besar volume kredit setiap tahunnya, berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. b. Syarat pembayaran penjualan kredit Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat, berarti bahwa perusahaan tersebut lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas dan sebaliknya piutang yang bersifat lunak lebih mengutamakan profitabilitas. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit Dengan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond biaya kredit yang akan diberikan kepada pelanggan. Makin tinggi plafond yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula dana yang diinvestasikan ke dalam piutang. d. Kebijakan dalam penagihan Perusahaan dapat menjalankan kebijakan dalam penagihan secara aktif maupun pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar untuk membiayai aktivitas ini, dibandingkan dengan yang menjalankan kebijaksanaanya secara pasif. e. Kebiasaan membayar dari pelanggan Ada sebagian pelanggan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount period, dan ada sebagian yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Kebiasaan para pelanggan untuk membayar dalam cash discount period atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh pelanggan, perusahaan perlu mengadakan evaluasi terhadap pelanggan. Ini dilakukan untuk mencegah resiko kredit yaitu resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan. Menurut Sutrisno (2009:56) pertimbangan yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi calon pelanggan sering disebut dengan prinsip 5C atau five C s principle. Prinsip-prinsip 5C tersebut adalah : a. Character adalah data tentang kepribadian dari calon pelanggan, seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga, maupun hobinya.character ini berfungsi untuk mengetahui 660

5 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) apakah nantinya calon pembeli ini secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajibannya, dengan kata lain merupakan willingness to play. b. Capacity merupakan kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usahanya (business record), sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa sulit atau tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Capacity ini merupakan ukuran dari ability to play atau kemampuan membayar. c. Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelolanya. d. Collateral adalah jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benar-benar tidak bisa memenuhi kewajibannya. e. Condition. Kredit yang diberikan juga perlu mempertimbangkan kondisi ekonomi yang dikaitan dengan prospek usaha calon pelanggan. Analisis Umur Piutang Pada dasar persentase piutang, manajemen mengestimasi berapa persentase piutang yang tidak akan tertagih. Untuk menaksir biaya piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan metode skedul umur piutang, yang mengklasifikasikan saldo piutang pelanggan berdasarkan lamanya waktu piutang tersebut tidak terbayar. Oleh karena dasar pembuatannya adalah waktu, maka analisis ini disebut dengan umur piutang usaha aging the account receivable). Setelah membuat umur piutang, barulah menentukan tingkat piutang tak tertagih. Hal ini dilakukan dengan menerapkan persentase berdasarkan pada pengalaman masa lalu. Untuk menjumlahkan piutang tak tertagih dalam masing-masing kelompok umur. Semakin lama piutang itu lewat dari jatuh tempo, maka semakin kecil piutang tersebut dapat ditagih. Jadi, estimasi persentase piutang tak tertagih akan menigkat seiring dengan penambahan umur piutang. Skedul Umur Piutang (Dalam dollar) Pelangggan Saldo Belum jatuh tempo 1-30 hari Jumlah hari setelah jatuh tempo hari hari >90 hari T.E Adert $ $ $ 200 $ 100 R. C Bortz 300 $ B.A Carl $ O.L Diker T.O Ebbet Lain-lain

6 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: Estimasi Persentase Piut.tak tertagih Total Estimasi Piut.tak tertagih 2% 4% 10% 20% 40% Sumber: (Weygant, 2007) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over -RTO) Menurut Fahmi(2015:155) bahwa dalam konsep piutang semakin tinggi perputaran piutang maka semakin baik, namun sebaliknya semakin lambat perputaran piutang maka semakin tidak baik. Karena itu bagi perusahaan untuk menaikkan angka penjualan salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan piutang, termasuk memperlunak jangka waktu piutang. Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Menurut Sutrisno (2009:221) Average Collection Period (ACP) yaitu perbandingan antara piutang usaha dan rata-rata penjualan per hari. ACP berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan menubahnya menjadi kas. Metode Penelitian a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) RTO bertujuan untuk mengukur likuiditas dan aktivitas dari piutang perusahaan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Penjualan Kredit TingkatPerputaran Piutang = 1 kali Rata-RataPiutang Dimana : Piutang Awal + Piutang Akhir Rata-Rata Piutang = 2 b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (AverageCollection Period-ACP) ACP bertujuan untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas atau mengukur rata-rata waktu penagihan atas penjualan. 360 Hari Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang = 1 hari Tingkat Perputaran Piutang 662

7 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya. Data Penjualan Kredit 2013 No. Bulan Penjualan Kredit Pelunasan Piutang Piutang Akhir Piutang Awal Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec TOTAL Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara (2016) Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2013 adalah sebagai berikut : RTO = 1 kali = 7,41 kali dibulatkan = 7 kali Rata-Rata Piutang = = Data Penjualan Kredit 2014 No. Bulan Penjualan Kredit Pelunasan Piutang Piutang Akhir Piutang Awal Jan Feb Mar Apr

8 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec TOTAL Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara, Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2014 adalah sebagai berikut : RTO = 1 kali = 7,22 kali dibulatkan = 7 kali Rata-Rata Piutang = = Data Penjualan Kredit 2015 No. Bulan Penjualan Kredit Pelunasan Piutang Piutang Akhir Piutang Awal Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec TOTAL Sumber: PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara, Adapun hasil perhitungan dari tingkat perputaran piutang (Receivable Turn Over-RTO) tahun 2015 adalah sebagai berikut : RTO= 1 kali = 5,49 kali dibulatkan = 5 kali

9 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) Rata-Rata Piutang = = b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan. Adapun hasil perhitungan dari hari rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection Period-ACP) adalah sebagai berikut : a. Tahun 2013 b. Tahun 2014 c. Tahun 2015 Pembahasan a) Tingkat Perputaran Piutang (Receivable Turn Over-RTO) Rasio ini mengukur berapa kali (dalam rata-rata) piutang yang terjadi pada suatu periode tertentu. Periode perputaran piutang adalah periode terikatnya modal dalam piutang yang tergantung dari syarat pembayarannya. Hasil Perhitungan Perputaran Piutang Dagang Perusahaan Periode Tahun Piutang Awal Penjualan Kredit Piutang Akhir Rata-rata Piutang RTO ,41 kali ,22 kali ,49 kali Sumber: data diolah, Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kinerja Receivable Turn Over (RTO) mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ditunjukkan RTO PT Simpatik Dana Mandiri pada tahun 2013 adalah 7,41 kali, sedangkan pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan pada tahn 2015 RTOnya sebesar 5,49 kali. Berdasarkan standar umum atau rata-rata industri perputaran piutang menurut Kamsir (2014:187) menyatakan bahwa sebagai pedoman dalam rasio ini sebaiknya berputar 15 kali untuk menentukan rendah atau tingginya perputaran piutang yang terjadi selama periode tertentu. Maka pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dikatakan penagihan piutang yang dilakukan 665

10 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: manajemen dianggap kurang baik. Dampaknya semakin besarnya modal yang tertanam dalam piutang ini disebabkan karena kurang efektifitasnya bagian penagihan. Pada tahun 2015, kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2015 sebesar 5,49 kali, terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Hal ini karena tingkat penjualan kredit yang sangat rendah yaitu sebasar sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Kinerja RTO perusahaan yang mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2013 sebesar 7,41 kali karena meningkatnya penjualan kredit. Melihat perhitungan data pada hasil analisis, bahwa tingkat perputaran piutang semakin lambat dari tahun ke tahun. Keterlambatan tersebut disebabkan sebagai berikut : 1) Pada tahun 2014 penjualan kredit sangat tinggi karena banyak program menarik yang ditawarkan kepada konsumen seperti cicilan unit sampai 3 tahun, pemandangan bangunan yang bagus, desain yang lebih modern dan banyak bonus yang diberikan seperti pemberian potongan tunai, bunus hp, tv dan sebagainya. 2) Pada tahun 2015 penjualan kredit menurun karena unit yang dijual merupakan apartermen yang kurang diminati konsumen karena lokasi atau viewnya serta tidak adanya program menarik seperti program yang ditawarkan tahun 2014 sehingga hanya dapat menjual sisa stok yang masih tersedia dari penjualan tahun 2013 dan 2014, marketing mengalami kesulitan dalam menjual unit dikarenakan sisa unit yang tersedia tidak diminati oleh konsumen serta kurangnya minat konsumen dalam membeli dikarenakan tidak adanya penawaran atau bonus yang menarik dan pemandangan yang tersisa kurang menarik. 3) Perputaran piutang yang semakin menurun setiap harinya akan berdampak negatif bagi perusahaan, karena semakin banyak modal kerja yang terikat pada piutang dan bertambahnya modal kerja sehingga menghambat perluasan pasar perusahaan. Rata-rata piutang tertinggi pada tahun 2015 sebesar maka dari itu diperlukan pengumpulan piutang secara aktif dengan ketentuan bahwa hasil yang diperoleh dari pengumpulan piutang ini lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas tersebut. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin lama para pelanggan membayar hutangnya akan semakin besar pula dana yang ditanamkan perusahaan dalam piutang dan akan menimbulkan piutang tak tertagih yang apabila tidak dapat ditangani dengan serius akan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan. b) Hari Rata-Rata Pengumpulan Piutang (Average Collection Period-ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan. 666

11 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) Hasil Perhitungan ACP Tahun Penjualan Kredit Rata-Rata Piutang ACP hari hari hari Sumber: data diolah, Dengan melihat rasio periode pengumpulan piutang tabel di atas yang berarti bahwa menunjukkan waktu yang diperlukan dalam penagihan piutang kembali menjadi kas. Averange collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi oleh Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan. Semakin cepat waktu pengembalian piutang, akan semakin baik bagi perusahaan. Dari hasil perhitungan ACP tabel di atas, diketahui pada tahun 2013 ACPnya 49 hari, tahun 2014 ACPnya sebesar 50 hari sedangkan pada tahun 2015 ACPnya adalah 66 hari. Tingkat Average Collection period (ACP) perusahaan cukup baik pada tahun 2013 dan 2014, yaitu sebesar 49 hari dan 50 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun rendah. Pada tahun ini perputaran piutang menjadi kas cukup baik hal ini disebabkan karena sebagian pelanggan dapat membayar hutangnya tepat waktu dan kerjasama dari para manajemen untuk melakukan tagihan pada pelanggan berjalan cukup baik. Sedangkan tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2015, dimana tingkat ACPnya mencapai 66 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat rendah yaitu 5,49 kali. Pada tahun ini para pelanggan yang berhutang pada perusahan cukup sulit untuk ditagih hutangnya oleh perusahaan sehingga pada tahun ini ACP perusahaan mencapai 66 hari lebih lama dari pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini banyak sekali terjadi kesalahan pencatatan administrasi. Sehingga menyebabkan pelanggan lambat membayar hutangnya yang mengakibatkan perputaran piutang yang terjadi pun lama. Berdasarkan standar umum atau rata-rata industri pengumpulan piutang menurut Kasmir (2014:187) menyatakan bahwa sebagai pedoman dalam rasio ini sebaiknya terkumpul 60 hari untuk menentukan lama atau tidaknya pengumpulan piutang yang terjadi selama periode tertentu. Pada tahun 2013 sampai dengan 2015 PT Simpatik Dana Mandiri kurang mampu dalam melakukan penagihan secara cepat atau tepat waktu. Ini menunjukkan piutang dagang perusahaan kurang baik dalam pengumpulan piutang. Hal ini disebabkan karena kurang efektifnya cara pengumpulan piutang yang dilakukan oleh para penagih piutang dari perusahaan, sehingga banyak konsumen yang melakukan penunggakan pembayaran kredit. Untuk mengatasi hal ini perusahaan telah mengantisipasinya dengan melakukan tindakan seperti manarik fisik barang elektronik dan furniture setelah itu menjualnya kembali. Hasil penjualan dari penarikan barang digunakan untuk menutupi sisa hutang pelanggan pada perusahaan. Untuk mengurangi resiko kredit sebaiknya perusahaan selain menarik fisik barang, hal yang perlu dilakukan yaitu membuat skedul umur piutang untuk memantau para bagian penagihan, 667

12 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 4, Nomor 3, 2016: maupun bagian keuangan untuk mencadangan kerugian piutang perusahaan serta membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar. Penutup Berdasarkan perhitungan rasio RTO dapat d i lihat bahwa hasil perhitungan tingkat perputaran piutang perusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Hal ini menyebabkan over investment dalam piutang setiap tahunnya berarti penerimaan dan pengelolaan atas piutang dagang yang terjadi pada PT Simpatik Dana Mandiri kurang baik, sehingga membuat kinerja piutang menjadi kurang efektif. Kondisi ini menunjukkan hasil perhitungan RTO PT Simpatik Dana Mandiri pada tahun 2013 adalah 7,41 kali, sedangkan pada tahun 2014 RTOnya sebesar 7,22 kali dan pada tahun 2015 RTOnya menurun menjadi 5,49 kali. Semakin cepat syarat pembayaran semakin baik bagi perusahaan, karena semakin cepat modal kerja yang tertanam dalam bentuk piutang kembali menjadi modal atau kas, yang berarti semakin tinggi tingkat perputaran piutang. Rasio ini menunjukkan bahwa ACP PT Simpatik Dana Mandiri setiap tahunnya kurang baik. Hal ini menunjukkan hasil perhitungan ACP, diketahui pada tahun 2013 ACPnya 49 hari, tahun 2014 ACPnya 50 hari sedangkan pada tahun 2015 ACPnya adalah 66 hari. Berdasarkan data perhitungan ACP, hasilnya tergantung pada hasil perhitungan RTO. Semakin besar RTO semakin baik bagi perusahaan, karena modal yang terikat dalam piutang dapat kembali dengan cepat menjadi kas. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja piutang PT Simpatik Dana Mandiri masih kurang optimal dan efektif dalam mengelola dan mengendalikan piutang dagangnya. Hendaknya PT Simpatik Dana Mandiri perlu melakukan pengawasan terhadap sistem akuntansi dan sistem administrasi, karena hal ini dapat mendukung pengendalian yang lebih efektif. Melihat semakin besarnya piutang dagang yang tertunggak, maka sebaiknya perusahaan meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya pengembalian piutang tersebut. Serta secara serius memperhatikan penjualan kredit agar tetap sesuai prosedur yang ditetapkan. Dan sebaiknya perusahaan membuat skedul umur piutang agar bisa mencadangkan kerugian piutang. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimo Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta: Jakarta. Atmaja, Lukas Setia Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit Andi: Yogyakarta. Baridwan, Zaki Intermediete Accounting, Edisi Kedelapan, Cetakan Pertama, BPFE UGM, Yogyakarta. Djarwanto, 2005.Pokok-pokok Analisis Laporan Keuangan.Edisi kedua. BPFE Offset: Yogyakarta. 668

13 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang (Framesti Andayani) Djarwanto Pokok-okok Analisis Laporan Keuangan. EdisiKedelapan, Cetakan Pertama, BPFE UGM: Yogyakarta. Dendawijaya, Lukman Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia: Jakarta. Fahmi, Irham Pengantar Manajemen Keuangan. Alfabeta: Bandung. Harahap, Sofyan Syarif Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi 1-5, PT Persada: Jakarta. Jusup, Al Haryono Dasar-dasar Akuntansi Edisi Keenam, STIE YKPN: Yogyakarta. Kasmir Analisis Laporan Keuangan. Cetakan ke-7. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Kieso, Donald E., Jerry Weygandt, and Terry D. Warfield Akuntansi Intermediete.Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga: Jakarta. Narko Sistem Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta. Riyanto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan.Yogyakarta : Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Rudianto Pengantar Akuntansi. Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Erlangga: Jakarta. Samsul, M Sistem Akuntansi Pendekatan Manajerial. Liberty: Yogyakarta. Santoso, Imam Akuntansi Keuangan Menengah. Salemba Empat: Jakarta. Sutrisno Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Ketujuh. Ekonisia: Yogyakarta. Syamsuddin,Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Weygant, Jerry J. Donald E. Kieso, Paul D. Kimmel Accounting Principles.Buku 1. Edisi Ketujuh. Salemba Empat: Jakarta. Dokumen-dokumen : Masyithoh, Rina Perputaran Piutang Pada PT Mitra Adidaya Sakti Samarinda Kalimantan Timur.Universitas 17 Agustus. Mulyati, Sri Analisis Kondisi Piutang Usaha Pada PT Pelabuhan Indonesia IV Persero Cabang Samarinda. Universitas Mulawarman. Pinandita, Sinatria Analisis Tingkat Perputaran Piutang Pada Koperasi Pegawai Negeri Medika Samarinda. Universitas Mulawarman. Sumber Internet : Sugiono Metode Penelitian. Kontribusi Literasi Informasi Terhadap Hasil Belajar Siswa. (diakses 22 Februari 2016) Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan Kesembilanbelas. Alfabeta: CV Bandung. (diakses 21 Februari 2016) 669

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : dewi.anggraini485@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Martono & Harjito. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI: Bandung.

Lebih terperinci

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE 2012-2014 Diana Tambunan, S.E.,M.M. Email : diana.dtb@bsi.ac.id Shinta Noviana Emsil : shintanoviana114@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG

BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG BAB VI AKTIVA LANCAR-PIUTANG 6.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG A. Pendahuluan merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari adanya transaksi penjualan perusahaan secara kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ejournal Administrasi Bisnis, 07, 5 (): 97-93 ISSN 355-508, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 07 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN 2011-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persediaan 1. Pengertian Persediaan Persediaan ( inventory ) adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya perusahaan yang disimpan dalam antisipasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang telah dilakukan Sitepu (2006) yang berjudul Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Daya Muda Agung Cabang Medan, dengan perumusan masalah Apakah

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM PASER UTARA

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM PASER UTARA ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2013, 1 (..):. ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org Copyright 2013 ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU 1 ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU Lidia Fitriani 1, Sumarno 2, Gani Haryana 3 Email :dyanice@yahoo.co.id, sumarno@yahoo.com, gani_haryana@yahoo.com

Lebih terperinci

Oleh: Aris Nur Rakhmawati, SE ABSTRAK

Oleh: Aris Nur Rakhmawati, SE ABSTRAK Jack Hirshleifer, 1985. Teori Harga dan Penerapannya. Penerbit Airlangga, Jakarta. Kottler, 1998. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta. Kottler, 2000. Manajemen Pemasaran. Penerbit

Lebih terperinci

Pertemuan 6 Manajemen Piutang

Pertemuan 6 Manajemen Piutang Pertemuan 6 Manajemen Piutang Objektif : 7. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian piutang. 8. Mahasiswa dapat mendefinisikan penilaian resiko kredit. 9. Mahasiswa dapat memformulasikan pengumpulan piutang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I

MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I MANAJEMEN PIUTANG ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN I Pengantar KREDITKAN AJA?? Piutang merupakan kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit. Kebijakan

Lebih terperinci

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman.

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman. ejournal Administrasi Bisnis, 2017, (2): 6-0 ISSN 2-08, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN RENTABILITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1

KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 KAJIAN PEMBERIAN KREDIT MODAL DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SAMARINDA Aji Arie Wardhana Hakim 1 1 Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan Timur aji@untag-smd.ac.id

Lebih terperinci

PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA

PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA PERANAN KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS DAN MENINGKATKAN PROFITABILITAS PADA PT MITRA ABADI KARYA UTAMA Siti Maimunah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Siti Rohani Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK DAN PT WASKITA KARYA ( PERSERO) TBK ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (3): 577-588 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PT

Lebih terperinci

MANAJEMEN PIUTANG By: Evada El Ummah K., M.AB.

MANAJEMEN PIUTANG By: Evada El Ummah K., M.AB. MANAJEMEN PIUTANG By: Evada El Ummah K., M.AB http://nscpolteksby.ac.id/ Tujuan Pembelajaran: Memahami pengertian piutang, Menjelaskan hubungan piutang dan bad debt, Menjelaskan receivable turnover dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN 2004-2006 ABSTRAK I MADE MURJANA STIE AMM. Mataram Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional membutuhkan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakter, Capacity serta Capital yang dimiliki oleh pelanggan PT. Nusantara Surya Sakti Kupang cukup

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA ejournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : 769-781 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang

II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang II. TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Piutang Menurut Niswonger et al (1999) piutang merujuk pada claims (tagihan) dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH

PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH PENGARUH PENGENDALIAN PIUTANG USAHA DALAM MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT GAYA SASTRA INDAH Tiara Timuriana Dosen Tetap Program Studi Akuntansi D3 Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan Risti Eni

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI

PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA ABSTRAKSI PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. KOKOH INTI AREBAMA CABANG SAMARINDA Mikky Fariana, Elfreda A Lau 2, Adi Suroso 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda mikkyfariana@gmail.com ABSTRAKSI

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KIMIA FARMA Tbk. TRADING DAN DISTRIBUTION CABANG SAMARINDA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KIMIA FARMA Tbk. TRADING DAN DISTRIBUTION CABANG SAMARINDA ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 88-102 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh: ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN (015-016) Oleh: Musdalifa, Robin Jonathan, Ida Rachmawati FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang berkembang semakin pesat merupakan harapan setiap bangsa di dunia. Indonesia merupakan negara berkembang yang juga mengharapkan hal yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB. Nahwani Fadelan APRIL 2011, VOLUME 12 NOMOR 1 ANALISIS RASIO KEUANGAN PT TIRTA SARANA BORNEO DI TANJUNG REDEB Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Tanjung Redeb Jl. Dr. Murjani II Tanjung Redeb Abstract: This research

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT

ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT ANALISIS PENGELOLAAN PIUTANG SEBAGAI TINDAK LANJUT KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT Suprihatmi Sri Wardiningsih Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT With increasing competition in the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit.

BAB IV PEMBAHAS AN. IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama. yaitu, penjualan secara tunai atau secara kredit. BAB IV PEMBAHAS AN IV.1. Analisis Kebijakan Kredit PT Tirta Varia Intipratama IV.1.1. Analisis Kebijakan Penjualan Kredit Penjualan merupakan kegiatan operasional perusahaan di mana dengan ini perusahaan

Lebih terperinci

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB

PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB GaneÇ Swara Vol. No. Maret 6 PROSPEK KINERJA KEUANGAN PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM ( KSP ) UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI LOMBOK TIMUR - NTB ABSTRAK SAHRUL IHSAN Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA Mutiara Wahyuni Choirul Anwar ABSTRAK. Karya Ilmiah ini bertujuan

Lebih terperinci

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MENGGUNAKAN ARUS KAS DAN KESESUAIAN LAPORAN ARUS KAS BERDASARKAN PSAK NO 2 PADA PT PETROSINDO KALBAR Vivianty Halim Email: vivianty14@ymail.com Program Studi Akuntansi STIE

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk memberi

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Setia Wati, Kusni Hidayati, Achmad Usman Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

Proudly present. Manajemen Piutang. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

Proudly present. Manajemen Piutang. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK. Proudly present Manajemen Piutang Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK 081-331-529-764 www.bwmahardhika.com PIUTANG Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat 1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA Endah Septiana (ameiqueen@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Michael Hadjaat Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan peluang dan harapan bagi kesejahteraan warga dunia. Semua negara ingin mengambil keuntungan semaksimal mungkin

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab 4, dapat ditarik tiga buah kesimpulan yang menjawab Identifikasi masalah yang telah dipaparkan pada Bab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG USAHA TERHADAP PENERIMAAN KAS PADA PT. ASMAT JAYA PRATAMA Rahmat Arifin, Abdul Rasyid Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Alamat : Jl. Dr. Sam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan terhadap PT. BBB yang merupakan perusahaan jasa service dan penjualan AC serta sparepart, dengan data

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI PERIODE 2011-2015 Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this study is as follows. Knowing enough working capital at PDAM Tirta Mayang Jambi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan tempat kerja sama yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atau konsumen. Dalam berkembangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Email : tasianaa93@gmail.com ABSTRACT Latar belakang penelitian adalah menganalisis

Lebih terperinci

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) :

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Penjualan Kredit ( Piutang ) : INVESTASI DALAM PIUTANG 1. Pengertian Piutang. Piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dilaksanakan kebijakan penjualan kredit. Kebijakan penjualan kredit ini

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. RAKABU SEJAHTRA DI SRAGEN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya.

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan. kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang diambil oleh penulis pada PT. Bhanda Ghara Reksa (Persero) cabang Bandung, yaitu bagian keuangan.

Lebih terperinci

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA

c. Berdasarkan Rasio Aktivitas d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas DAFTAR PUSTAKA 98 c. Berdasarkan Rasio Aktivitas Melakukan pengoptimalan penagihan piutang perusahaan karena nilai piutang perusahaan selalu naik setiap hari. Penjualan juga harus ditingkatkan. d. Berdasarkan Rasio Profitabilitas

Lebih terperinci