ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA"

Transkripsi

1 ejournal Administrasi Bisnis, 2015, 3 (4) : ISSN , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS KONDISI PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA IV (PERSERO) CABANG SAMARINDA Sri Mulyati 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi piutang perusahaan sehingga dapat mengurangi jumlah piutang tak tertagih (bad debt).metode analisis yang digunakan yaitu Analisis Periode penagihan rata-rata, Perputaran putang/receivable Turn Over (RTO), dan Umur rata-rata Piutang/Avarage Collection Period (ACP). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda dalam mengelola kondisi piutang perusahaan masih belum baik. Hal ini dilihat dari perhitungan ACP perusahaan yang hasilnya masih jauh dari standar hari yang ditetapkan sebagai standar kredit perusahaan. Jika nilai ACP lebih kecil atau sama dengan standar hari yang ditetapkan perusahaan, berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil. Sebaliknya, jika beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang ditetapkan perusahaan berarti bagian administrasi/penatausahaan piutang belum melakukan tugasnya secara optimal. Kata Kunci : Analisis Kondisi Piutang Usaha Pendahuluan Kesuksesan perusahaan dalam bisnis hanya bisa dicapai melalui pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Menurut Riyanto (2001:12), manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaaya yang minimal dan syarat syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Dalam mengelola manajemen keuangan, khususnya mengenai piutang perlu direncanakan dan dianalisa secara seksama, sehingga kebijakan manajemen piutang dagang dapat berjalan secara efektif dan efisien, baik mengenai prosedur piutang, penagihan piutang, penjualan kredit dan masalah piutang lainnya. Secara umum piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Menurut Jusup (2005:327), Penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan bila pembayarannya baru diterima beberapa waktu kemudian. Ditengah 1 Mahasiswa, S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Mulyati976@gmail.com

2 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: persaingan bisnis yang ketat perusahaan dituntut untuk mampu meraih posisi pasar, sehingga perusahaan perlu melakukan strategi penjualan secara kredit, agar jumlah penjualan meningkat. PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda, merupakan salah satu BUMN yang dipercaya oleh pemerintah dalam mengembangkan sektor penyediaan dan pengelolaan jasa transportasi air, khususnya laut. Tarif pelayanan jasa labuh tambat dikenakan terhadap setiap perusahaan kapal yang berkunjung menggunakan perairan pelabuhan di dalam daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan. Kapal tersebut biasanya bertambat pada tambatan dermaga (Beton, Besi, dan Kayu), pelampung dan pinggiran kapal yang sedang merapat pada kapal lain yang sedang sandar/tambat. Tidak semua pengguna jasa pelabuhan membayar kegiatannya dengan cara tunai. Untuk kelancaraan usaha pelayanan kepelabuhan maka PT Pelabuhan Indonesia IV Cabang Samarinda memberikan kebijakan yang berupa pembayaran kredit. Akan tetapi kebijakan yang diberikan oleh perusahaan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh para pelanggan. Masih banyak saja para pelanggan khususnya para agen kapal yang menggunakan fasilitas pelabuhan tidak membayar hutangnya kepada PT Pelabuhan Indonesia IV. Apabila di tagih oleh perusahaan para agen kapal tersebut selalu saja banyak alasan untuk menunda tagihan kapal mereka. Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Kondisi Piutang Usaha Pada PT.Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Kerangka Dasar Teori Pengertian Analisis Analisis merupakan suatu kegiatan penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahuikeadaan yang sebenarnya pada perusahaan (Dwi Prastowo, 2002:40). Pengertian Kondisi Piutang Kondisi Piutang merupakan keadaan piutang suatu perusahaan yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya (Bramasto Ari,2008:215). Pengertian Piutang Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau dalam satu siklus kegiatan perusahaan (Mulyadi, 2001:87). Peranan dan Arti Penting Piutang Piutang (receivables) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu : Kas Barang Piutang Kas Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa elemen piutang mempunyai tingkat likuiditas yang tidak selikuid elemen kas, karena untuk menjadikan piutang dalam bentuk uang tunai memerlukan waktu yang tergantung dari syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dan kelancaran pengembaliannya. Oleh 770

3 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) karena itu semakin besar nilai elemen piutang semakin besar pula resiko yang timbul. Disamping itu dana yang tertanam didalamnya semakin besar sehingga kebutuhan dana dalam perputaran modal kerja menjadi besar pula. Pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit untuk dapat mempertahankan langganan-langgganan yang sudah ada sekarang dan untuk menarik langganan-langganan baru. Dari penjualan kredit akan menimbulkan penagihan atau piutang kepada langganan yang sangat erat hubungannya dengan persyaratan-persyaratan kredit yang diberikan. Karena piutang merupakan salah satu investasi dari aktiva lancar, maka piutang dianggap memiliki waktu perputaran yang cepat dari satu tahun sehingga aktiva ini mudah dicairkan menjadi uang kas. Perputaran Piutang Usaha Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang usaha tergantung pada panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat keadaan kredit. Semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti semakin kecil tingkat perputaran piutang usaa dalam satu periode dan sebaliknya. Menurut Riyanto dan Bramasto Ari (2008:215), perputaran piutang adalah rasio yang memperlih atkan lamanya waktu untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata rata piutang. Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan erat dengan volume penjualan kredit. Posisi piutang dapat dihitung dengan menggunakan rasio perputaran piutang. Perputaran piutang usaha merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam perputaran modal. Rasio perputaran piutang diartikan dengan berapa kali suatu perusahaan dalam setahun mampu membalikkan atau menerima kembali kas dari piutangnya. Faktor-faktor yang Mengakibatkan Piutang Tidak Tertagih (Kredit Macet) Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena lebih menarik pembeli, sehingga volume penjualan meningkat dan menaikkan pendapatan perusahaan. Dipihak lain penjualan secara kredit sering kali mendatangkan kerugian yaitu apabila si debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya. Piutang tak tertagih timbul karena adanya resiko piutang yang tidak dapat dibayar oleh debitur. Menurut Abdul Halim (2002:45-47), kredit macet atau piutang tak tertagih dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1. Faktor Internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak kreditur. 2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari pihak debitur. Pengendalian Piutang Dalam pengendalian piutang dibutuhkan suatu usaha untuk mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik dari jumlah atau kuantitasnya, waktu, maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan 771

4 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi masalah piutang perusahaan. Berdasarkan peraturan direksi pedoman pengendalian piutang usaha dimiliki oleh PT. Pelabuhan Indonesia IV (Pers ero) Cabang Samarinda sebagai berikut : a) Menekan/memperkecil saldo piutang usaha untuk meningkatkan arus masuk kas (cash in flow) perusahaan. b) Mewujudkan pengendalian administrasi piutang dan penata usahaan piutang usaha perusahaan. c) Meningkatkan koordinasi antar seluruh unit kerja perseroan dalam upaya menekan saldo piutang. d) Membangun hubungan kerja sama yang erat dengan pengguna jasa agar tertib dan lancar dalam mlaksanakan pelunasan tagihan jasa kepelabuhan. Risiko Kerugian Piutang Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan mengandung risiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini risiko yang dapat dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Risiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut risiko kerugian piutang. Menurut S.Munawir berpendapat bahwa semakin besar day s receivable suatu perusahaan semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan jika perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang ( allowance for bad debt) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar ( overstated). Risiko kerugian piutang terdiri dari beberapa diantaranya : a) Risiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (piutang) Risiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat ternyadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan. b) Risiko tidak dibayarnya sebagai piutang Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian jika jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit. c) Risiko keterlambatan pelunasan piutang Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan. Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman. d) Risiko tertanamnya modal dan piutang Risiko ini terjadi karena adanya tingkat peputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan modal kerja yang tertanam dalam piutang semakin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif. Dalam piutang, risiko kerugian akibat piutang yang tidak dapat 772

5 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) diterima pembayarannya selalu ada. Ada dua metode penyisihan piutang yaitu : 1. Metode penghapusan langsung Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet beban penghapusan piutang dan kredit perkiraan piutang dagang. 2. Metode penyisihan/cadangan Pada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat ditera pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet beban piutang dan kredit pada perkiraan penyisihan piutang. Ketentuan Umum Kegiatan Pelabuhan Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan : 1) Pelabuhan laut yang diusahakan adalah pelabuhan laut yang diselenggarakan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV; 2) Direksi adalah Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II, III dan IV; 3) Kapal adalah semua alat pengangkut di permukaan air baik bermotor maupun tidak bermotor; 4) Kapal Niaga adalah Kapal yang digunakan untuk mengangkut barang, penumpang dan hewan yang berkunjung ke pelabuhan untuk kepentingan niaga termasuk kapal Pemerintah/ABRI yang mengangkut barang, penumpang dan hewan untuk kepentingan niaga; 5) Kapal bukan niaga adalah kapal yang selama berkunjung di pelabuhan tidak menurunkan atau menaikkan penampung maupun membongkar atau memuat barang atau hewan, kecuali dalam keadaan darurat dan tidak mempunyai maksud lain kecuali untuk mengambil air, bahan makanan, alat, bahan bakar serta keperluan lain yang dipergunakan dalam melanjutkan perjalanannya, menambah anak buah kapal, mendapat pertolongan dokter, pertolongan dalam kebakaran, pembasmian tikus, menerima perintah serta menyerahkan atau mengambil barang-barang pos; 6) Kapal angkutan laut luar negeri adalah kapal yang melakukan kegiatan angkutan laut ke atau dari Luar Negeri yang dilakukan dengan menggunakan semua jenis kapal, kecuali kapal motor berukuran sampai dengan 35 GRT isi kotor atau perahu layar/kapal layar motor berukuran sampai dengan 300 GRT isi kotor; 7) Kapal liner angkutan laut luar negeri adalah kapal angkutan laut negeri yang melakukan kunjungan kepelabuhan-pelabuhan di Indonesia dan pelabuhan-pelabuhan di luar negeri atau sebaliknya dengan trayek tetap dan teratur; 8) Kapal tramper angkutan laut luar negeri adalah kapal angkutan laut luar negeri yang melakukan kunjungan kepelabuhan-pelabuhan di Indonesia dari 773

6 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: pelabuhan-pelabuhan di luar negeri atau sebaliknya dengan trayek tidak tetap dan tidak teratur; 9) Pemanduan adalah kegiatan pandu dalam membantu Nakhoda agar olah gerak kapal dapat dilaksanakan dengan selamat, tertib dan lancar; 10) Penundaan kapal adalah pekerjaan mendorong, menarik atau menggandeng kapal yang berolah gerak, untuk bertambat ke atau untuk melepas dari dermaga, jembatan, pelampung, dolphin dan kapal lainnya dengan mempergunakan kapal tunda. Metode Penelitian a) Periode penagihan rata-rata Menurut Lukas Setia Atmaja (1999:33) Periode penagihan rata-rata mengukur perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahap yaitu : 1. Penjualan tahunan dibagi dengan 360 untuk menentukan penjualan harian. 2. Total piutang dibagi dengan penjualan rata-rata harian untuk memperoleh jumlah hari dimana penjualan terikat pada piutang. Jadi bisa disimpulkan bahwa rumus dari periode penagihan piutang adalah sebagai berikut : Periode penagihan piutang = Piutang Penjualan tahunan/360 Sumber Lukas Setia Atmaja (1999:33) Jumlah hari yang diperoleh dari tahap kedua ini merupakan periode penagihan rata-rata karena merupakan lamanya waktu rata-rata bagi perusahaan harus menunggu menerima pembayaran setelah terjadinya penjualan. b) Perputaran Piutang (Receivable turn over RTO) Piutang sebagai unsur modal kerja dalam kondisi berputar, yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Perputaran piutang dapat disajikan dengan perhitungan sebagai berikut: Rata-rata Piutang = Piutang awal tahun + Piutang akhir tahun 2 Sumber Sutrisno (2003,64) Rumus untuk menghitung perputaran piutang Perputaran Piutang = Sumber Sutrisno (2003,64) Penjualan Kredit Rata-rata piutang =... Kali 774

7 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) c) Umur rata-rata piutang (Average collection period ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan, maka berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil, dan sebaliknya. Maka berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang ditetapkan perusahaan. Menghitung Average collection period ACP 360 Rata-rata Piutang = Sumber Sutrisno (2003,64) Perputaran Piutang (RTO) Hasil Penelitian a) Periode Penagihan Rata-rata Periode penagihan rata-rata mengukur perputaran piutang yang dihitung dalam dua tahap yaitu : 1. Penjualan tahunan dibagi dengan 360 untuk menentukan penjualan harian. 2. Total piutang dibagi dengan penjualan rata-rata harian untuk memperoleh jumlah hari dimana penjualan terikat pada piutang. Adapun hasil dari perhitungan periode penagihan rata-rata adalah : Hasil Perhitungan Periode Penagihan Piutang periode Periode Penagiha Tahun Piutang Penjualan tahunan Rata-rata ,03 hari ,73 hari ,68 hari ,79 hari ,40 hari Sumber : Data diolah, 2015 Dari perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa setiap tahunnya periode penagihan piutang rata rata 12,73-21,03 hari. Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa tahun 2009 periode penagihan piutang adalah 21,03 hari. Hal ini dianggap kurang baik karena periode penagihan piutang perusahaan pada tahun ini melebihi dari yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu 8 hari. Sedangkan pada tahun 2010 periode penagihan piutang adalah 12,73 hari. Hal ini cukup baik dari tahun sebelumnya dan pada tahun ini periode penagihan piutang yang paling cepat dari tahun-tahun yang lain. Hal ini terjadi karna penjualan pada tahun 2010 meninngkat dan menyebabkan laba perusahaan juga meningkat. Laba meningkat pada tahun 2010 terjadi karena adanya kegiatan pemanduan dan penundaan kapal asing/dolar di muara jawa dan berau. Pada umumnya pelayanan kapal-kapal yang akan masuk dan keluar di perairan pelabuhan dilayani oleh kapal pandu dan kapal 775

8 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: tunda. Kapal pandu digunakan untuk memandu kapal dan kapal tunda untuk menuntun kapal-kapal yang akan masuk dan keluar maupun berpindah tempat. Pelayanan penundaan dengan kapal tunda ini hanya diwajibkan bagi kapal yang berukuran 70 Meter s/d 150 Meter keatas. Berbagai type dan ukuran kapal yang akan keluar masuk memerlukan pemanduan dengan kapal tunda dengan jumlah dan type/ukuran yang berbeda-beda. Pelayanan pemanduan dan penundaan terhadap kapal-kapal yang akan keluar masuk maupun pindah tempat di perairan pelabuhan merupakan bagian dari usaha jasa kepelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia IV Cabang Samarinda. Pada tahun 2011 periode penagihan piutang adalah 18,40 hari. Pada tahun ini lebih selisih 6 hari dari tahun sebelumnya ini dikarenakan pada tahun ini penjualan perusahaan menurun cukup drastis sedangkan piutang perusahaan stabil sama seperti tahun sebelumnya. Pada tahun ini penjualan turun signifikan dari tahun sebelumnya disebabkan karena kegiatan petikemas sudah ditiadakan dan di pindahkan ke palaran, dengan tidak adanya lagi kegiatan petikemas di pelabuhan membuat pendapatan perusahaan menurun secara signifikan, perusahaan tidak lagi mendapatkan keuntungan atau pendapatan dari kegiatan petikemas. Pada tahun 2012 periode penagihan piutang adalah 16,79 hari. Pada tahun ini periode penagihan rata-rata lebih cepat 2 hari dibandingkan tahun sebelumnya. Periode Penagihan rata-rata pada tahun ini lebih cepat dikarenakan pada tahun ini para pelanggan membayar hutangnya cukup tepat waktu. Pada tahun 2013 periode penagihan piutang adalah 18,40 hari. Pada tahun ini periode penagihan piutang lebih lama satu hari dibanding tahun sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan piutang perusahaan mengalami kenaikan yang cukup banyak dibanding tahun sebelumnya. Dilihat dari hasil keseluruhan diatas dapat disimpulkan bahwa periode penagihan rata-rata piutang perusahaan masih belum memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan. b) Perputaran Piutang Piutang sebagai unsur modal kerja dalam keadaan berputar,yaitu dari kas, proses komoditi, penjualan, piutang, kembali ke kas. Makin cepat perputaran piutang makin baik kondisi keuangan perusahaan. Adapun hasil perhitungan perputaran piutang perusahaan adalah sebagai berikut : Hasil Perhitungan Perputaran Piutang Usaha Perusahaan Periode Tahun Piutang Awal Piutang Akhir Sumber: Data Diolah, 2015 Penjualan Kredit Rata-rata Piutang Perputa ran Piutang , , , , ,45 776

9 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kinerja perputaran piutang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada peningkatan perputaran piutang yang terjadi pada tahun 2009 mengalami perputaran piutang sebesar 14,20 kali. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan perputaran piutang yaitu 27,48 kali atau naik sebesar 13,28 dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena penjualan perusahaan pada tahun ini mengalami kenaikan yang cukup drastis. Penyebab kenaikan penjualan pada tahun ini adalah karena adanya kegiatan pemanduan dan penundaan kapal asing/dolar di muara jawa dan berau. Penjualan naik pada tahun ini membuat perusahaan memperoleh keuntungan yang cukup besar sehingga keuangan perusahaan dapat membaik dan berputar dengan lancar. Pada umumnya pelayanan kapal-kapal yang akan masuk dan keluar di perairan pelabuhan dilayani oleh kapal pandu dan kapal tunda. Kapal pandu digunakan untuk memandu kapal dan kapal tunda untuk menuntun kapal-kapal yang akan masuk dan keluar maupun berpindah tempat. Pelayanan penundaan dengan kapal tunda ini hanya diwajibkan bagi kapal yang berukuran 70 Meter s/d 150 Meter keatas. Berbagai type dan ukuran kapal yang akan keluar masuk memerlukan pemanduan dengan kapal tunda dengan jumlah dan type/ukuran yang berbeda-beda. Pelayanan pemanduan dan penundaan terhadap kapal-kapal yang akan keluar masuk maupun pindah tempat di perairan pelabuhan merupakan bagian dari usaha jasa kepelabuhan PT. Pelabuhan Indonesia IV Cabang Samarinda. Pada tahun berikutnya, yaitu 2011 mengalami penurunan RTO sebesar 18,27 atau turun sebesar 9,21. Pada tahun ini terjadi penurunan cukup drastis dari tahun sebelumnya dikarenakan pada tahun ini penjualan perusahaan menurun signifikan hal ini disebabkan karena kegiatan petikemas di pelabuhan sudah ditiadakan. Kegiatan petikemas pada tahun ini sudah dipindahkan ke palaran. Kegiatan petikemas cukup besar penghasilannya bagi perusahaan. Penjualan turun pada tahun ini menyebabkan perusahaan mengalami pendapatan yang sedikit dari tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan tidak dapat menggunakan uang lebih untuk kegiatan perusahaan ini hal ini dapat merugikan perusahaan bila terus terjadi. Kegiatan petikemas merupakan kegiatan Pelayanan terminal petikemas meliputi penyewaan gudang penumpukan petikemas, lapangan, penyewaan petikemas. Penggunaan petikemas bertujuan untuk wadah penyimpanan barang yang dapat menampung atau menyimpan barang di dalamnya yang diinginkan untuk dapat dikirimkan dalam jarak jauh (dengan menggunakan alat transport) dengan maksud agar barang yang ada di dalamnya aman dalam perjalannya mulai dari si pengirim sampai kepada si penerima. Pada tahun 2012 kembali mengalami kenaikan menjadi 27,38 kali atau naik sebesar 9,11. Hal ini terjadi karena pada tahun ini sedikit sekali pelanggan yang mendapat kesalahan nota kegiatan sehingga para pelanggan dengan cepat bisa membayar hutangnya. Pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 24,45 kali atau turun hingga 2,93. Kinerja RTO perusahaan mencapai titik tertinggi yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2012 sebesar 27 kali dan sebaliknya RTO yang terendah pada tahun 2009 sebesar 14,20. Pada tahun 2009, kinerja RTO perusahaan mencapai titik terendah dalam lima tahun terakhir. Kinerja RTO pada tahun 2009 sebesar 777

10 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: ,20 kali. Hal ini disebabkan karena tingkat penjualan yang sangat rendah yaitu sebesar Rp , dan pada tahun ini tidak ada kegiatan pemanduan dan penundaan kapal asing sehingga menyebabkan pendapatan perusahaan sedikit di banding tahun-tahun yang lain yang diikuti oleh rata-rata piutang yang tinggi yaitu sebesar Rp ,- sehingga mengakibatkan tingkat RTO perusahaan sangat rendah. Pada tahun 2010, kinerja RTO meningkat menjadi lebih baik dari tahun 2009 yaitu 27,48 kali atau meningkat 13,28 kali. Hal ini disebabkan karena pendapatan perusahaan meningkat yaitu dari Rp ,- pada tahun 2010 menjadi Rp ,- dan juga terjadi penurunan rata-rata piutang Rp ,- pada tahun 2009 menjadi Rp ,- ini membuktikan bahwa perusahaan berusaha untuk memperbaiki kinerja piutangnya dengan cara meningkatkan penjualan kreditnya dan mengurangi dengan seminimal mungkin jumlah piutang tertunggaknya, karena pada dasarnya semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan, maka semakin baik pengelolaan piutangnya, dan juga jika tingkat perputaran piutangnya tinggi berarti semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang. c) Umur Rata-rata Piutang (Average collection period ACP) Rasio ini berfungsi untuk mengetahui rata-rata hari yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang dan mengubahnya menjadi kas. Hasil yang ditetapkan dari perhitungan ini akan dihubungkan dengan jumlah hari yang ditetapkan sebagai standar kredit jika lebih kecil atau sama dengan, maka berarti pengendalian piutang dapat dikatakan berhasil, dan sebaliknya. Maka berarti beberapa pelanggan kredit melakukan penunggakan atau melanggar standar kredit yang ditetapkan perusahaan. Adapun hasil perhitungan umur rata-rata piutang adalah sebagai berikut : Hasil Perhitungan Umur Rata-rata Piutang Usaha Perusahaan Periode Tahun Hari dalam Perputaran Umur Rata-rata satutahun piutang Piutang ,20 Kali 25,53 Hari ,48 Kali 13,09 Hari ,27 Kali 20,70 Hari ,38 Kali 13,14 Hari ,45 Kali 14,72 Hari Sumber : Data diolah, 2015 Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel diatas, perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang usahanya sesuai dengan standar dan batas waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Karena perusahaan menetapkan batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa. Tingkat Average collection period (ACP) perusahaan sangat dipengaruhi oleh tingkat Receivable Turn Over (RTO) tahun bersangkutan. Semakin besar tingkat RTO perusahaan, maka semakin baik pula 778

11 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) nilai ACPnya. Tingkat Average Collection period (ACP) perusahaan yang terbaik pada tahun 2010 dan 2012, yaitu sebesar 13 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat tinggi. Pada tahun ini perputaran piutang menjadi kas cukup baik hal ini disebabkan karena sebagian pelanggan dapat membayar hutangnya tepat waktu dan kerjasama dari para manajemen untuk melakukan tagihan pada pelanggan berjalan dengan baik. Sedangkan tingkat ACP perusahaan yang terendah adalah pada tahun 2009, dimana tingkat ACPnya mencapai 26 hari, dimana tingkat perputaran piutangnya pun sangat rendah yaitu 14,20 kali. Pada tahun ini para pelanggan yang berhutang pada perusahan cukup sulit untuk ditagih hutangnya oleh perusahaan sehingga pada tahun ini ACP perusahaan mencapai 26 hari lebih lama dari pada tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena pada tahun ini banyak sekali terjadi kesalahan nota. Komplainan dari pelanggan tentang nota kegiatan yang salah ini lah yang menyebabkan pelanggan lambat membayar hutangnya sehingga perputaran piutang yang terjadi pun lama. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 2011, tingkat ACPnya menurun menjadi 20 hari. Ini menunjukkan kinerja piutang usahanya sudah lebih baik dari tahun Perhitungan rasio ini dimaksudkan untuk menilai efisiensi dari upaya pengumpulan piutang perusahaan. Apabila umur rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu yang telah ditetapkan perusahaan, berarti perusahaan dinyatakan kurang efisien dalam pengumpulan piutang. Kurang efisien dalan mengelola piutang menyebabkan keuangan perusahaan juga mengalami kondisi yang kurang baik. Apabila hal ini terus terjadi perusahaan akan mengalami kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan agar para pelanggan dapat membayar hutangnya tepat waktu. Salah satu caranya adalah Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Dengan melakukan cara tersebut semua pelanggan dapat mengetahui sanksi yang mereka dapat apabila mereka lambat membayar hutang mereka dengan begitu para pelanggan mungkin akan dapat membayar hutangnya tepat waktu. Penutup PT. Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda dalam mengelola piutang belum optimal untuk mengurangi jumlah piutang tak tertagih sehingga kondisi piutang perusahaan masih belum baik. Rasio Perputaran Piutang (RTO) pada tahun sangat meningkat yaitu sebesar 27,48 kali, sedangkan nilai RTO yang terendah yaitu pada tahun 2009 sebesar 14,20 kali. Peningkatan RTO di tahun 2010 yang mencapai nilai tertinggi disebabkan tingginya tingkat kepedulian dan kerja sama dari manajemen Umur rata-rata pengumpulan piutang (Average Collection period-acp) lebih besar dari standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh perusahaan, terutama nilai pada tahun 2009 dimana, nilai Average Collection Periodnya mencapai 26 hari. Ini berarti perusahaan belum efektif dalam mengelola piutang 779

12 ejournal Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: usahanya, sebab standar pengumpulan piutang yang diterapkan oleh perusahaan adalah batas pelunasan atau tanggal jatuh tempo selambat-lambatnya 8 (delapan) hari kalender sejak nota tagihan diterima oleh pengguna jasa. Hendaknya piutang dikendalikan dan dikelola dengan sebaik mungkin oleh bagian administrasi atau penatausahaan piutang agar tingkat perputaran piutang menjadi lebih baik dan sebaiknya mengurangi jumlah piutang yang tertunggak untuk mencegah timbulnya risiko kerugian piutang. Sebelum diterbitkan surat pengantar nota tagihan sebaiknya pihak pengguna jasa diberitahukan terlebih dahulu mengenai sanksi dan denda yang dikenakan apabila terjadi keterlambatan pembayaran nota tagihan sesuai dengan tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Sebaliknya perusahaan membentuk tim khusus pengumpulan piutang atau penagihan piutang untuk mempercepat proses pelunasan piutang agar tingkat perputaran piutang dari tahun ke tahun semakin meningkat sehingga modal yang diinvestasikan dalam piutang tidak terlalu besar. Daftar Pustaka Adisaputra, Gunawan, Anggaran Perusahaan (Cetakan Kedua). BPFE ; Yogyakarta. Baridwan, Zaki, Intermedite Akuntansi, BPFE ; Yogyakarta Bramasto, Ari Analisis Perputaran Aktiva Tetap Dan Perputaran Piutang Kaitannya Terhadap Return On Assets Pada Pt. Pos Indonesia (Persero) Bandung (Tidak Diterbitkan). Majalah Ilmiah Unikom Vol.9, No. 2 Darminto, Dwi Prastowo, Analisa Laporan Keuangan Edisi Ketiga, Ardi. Yogyakarta Este, Ralph, Kamus Akuntansi Erlangga Edisi Kedua, Jakarta. Eugene F. Brigham dan Joel F.Houston Manajemen Keuangan Buku ke-1. Jakarta: Eralangga Gitusudarmono, Indriyo dan Basri H, Manajemen Keuangan Edisi Empat. BPFE ; Yogyakarta Halim, Abdul, Akuntansi Sektor Publik Keuangan Daerah, Edisi Pertama, Salemba Empat ; Jakarta Husnan, Suad, Pembelanjaan Perusahaan, Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi Empat). Liberty ; Yogyakarta Manajemen Keuangan teori dan Penerapannya. BPFE; Yogyakarta IAI, Standar Akuntansi Keuangan Per Satu Oktober Jakarta ; Salemba Empat Jusup, Al Haryono, Dasar-dasar Akuntansi Edisi Keenam, STIE YKPN; Yogyakarta Kuswadi, Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi orang awam. Jakarta ; PT. Elex Media Komputindo. Martono dan Agus Harjito, Manajemen Keuangan (Cetakan Ketujuh). EKONISIA ; Yogyakarta. 780

13 Analisis Kondisi Piutang Usaha PT Pelindo IV Cabang Samarinda (Sri Mulyati) Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Cetakan Kelima). Liberty ; Yogyakarta. Mulyadi, Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat. Niswonger, Warren, Reeve, Fess, Prinsip-Prinsip Akuntansi Edisi Sembilan Belas. Jakarta; Erlangga Riyanto, Bambang, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta ; Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Samsul, M.,1993. Sistem Akuntansi, Pendekatan Manajerial. Liberty ; Yogyakarta. Soemarso, SR, Akuntansi Suatu Pengantar Edisi Sembilan, Rineka cipta. Jakarta Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan. Ekonisia: Yogyakarta Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada ; Jakarta. Warren, Reeve, Fees, Pengantar Akuntansi I Edisi Dua Puluh Satu. Jakarta; Salemba Empat Weygandt, Keiso Akuntansi Intermediate Edisi Sepuluh. Jakarta; Erlangga Sumber Online piutang/ahmad sanusi n piutang 781

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU Dewi Anggraini Nardi Jurusan Akuntansi SekolahTinggi Ilmu Ekonomi Musi Rawas Email : dewi.anggraini485@gmail.com

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Martono & Harjito Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Martono & Harjito. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Cetakan Kelima. Ekonisia. Jakarta. Alexandri, Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisinis. Edisi Kedua. Penerbit Alfabeta. IKAPI: Bandung.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR THERESIA IMACULATA, Elfreda A Lau, Rina Masyithoh 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Piutang Karena berbentuk penjualan kredit maka ada resiko yang tidak tertagih atau gagal bayar, maka dari itu perlu yang namanya manajemen piutang. Manajemen piutang

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 236 ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE 2010 2012 Oleh: Ni Putu Jurusan Akuntansi Program Diploma III, FEB Undiksha Jurusan Akuntansi Program Diploma III,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan untuk mendukung penyusunan Laporan Kerja Praktek. Landasan teori yang akan dibahas ini meliputi permasalahan- permasalahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang Istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas pada saat penjualan dilakukan,

Lebih terperinci

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang :

MENTERI PERHUBUNGAN. Menimbang : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1994 TENTANG TARIF JASA KEPELABUHAN UNTUK KAPAL ANGKUTAN LAUT LUAR DI PELABUHAN LAUT YANG DIUSAHAKAN MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang : Mengingat : a.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR PENGELOLAAN PIUTANG USAHA PADA PT PELABUHAN INDONESIA III (PERSERO) CABANG TANJUNG TEMBAGA PROBOLINGGO RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG PADA KOPERASI WANITA SEKAR ARUM TULUNGAGUNG TAHUN ANGGARAN 2011-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN Sunarji Harahap STIE Professional Manajemen College Indonesia ABSTRAK Peranan piutang, khususnya piutang usaha

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP PROFITABILITAS PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang dagang, jasa maupun manufaktur memiliki tujuan yang sama

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah.

ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA. Enryco Vermy Irwansyah. ANALISIS TINGKAT EFISIENSI PENGUMPULAN PIUTANG PADA CV HESTA ABADI JAYA DI SAMARINDA Enryco Vermy (Vermyenryco@ymail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Irwansyah Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Menurut PSAK 55 (2015) Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentutakan dan tidak memepunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Piutang Usaha 2.1.1. Pengertian dan Klassifikasi Piutang Penjualan kredit merupakan strategi yang digunakan perusahaan untuk mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara

Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten Penajam Paser Utara ejournal Administrasi Bisnis, 2016, 4 (3) : 657-669 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 Analisis Tingkat Perputaran Piutang Dagang Pada PT Simpatik Dana Mandiri Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Pengertian Piutang Menurut Niswonger dkk. (1999): istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, perusahaan,

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA. Endah Septiana Michael Hadjaat 1 ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN AKTIVITAS PADA PT KERSA GUNUNG WASADA SAMARINDA Endah Septiana (ameiqueen@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Michael Hadjaat Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin meningkat. Semakin pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU 1 ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PIUTANG PT SUZUKI FINANCE INDONESIA (SFI) PEKANBARU Lidia Fitriani 1, Sumarno 2, Gani Haryana 3 Email :dyanice@yahoo.co.id, sumarno@yahoo.com, gani_haryana@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA ANALISIS LIKUIDITAS PADA PT.PELAYARAN DUTA LINTAS SAMUDERA DI SAMARINDA Winda Dwiastuti Wijaya 10.11.1001.3408.033 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda winda.wijaya92@gmail.com ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG

BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG BAB 7 MANAJEMEN PIUTANG A. Pendahuluan merupakan tagihan perusahaan kepada pihak lain yang timbul dari adanya transaksi penjualan perusahaan secara kredit. Manajemen piutang terutama menyangkut masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupun kota besar. Faktor yang membuat kota itu berkembang diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. kecil maupun kota besar. Faktor yang membuat kota itu berkembang diantaranya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota berkembang seiring dengan berjalannya waktu, baik di kota kecil maupun kota besar. Faktor yang membuat kota itu berkembang diantaranya pertumbuhan

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG DAGANG (PSAK NO.09) PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KEBAYORAN PHARMA SAMARINDA Yeyen Herlina Wati 1, LCA. Robin Jonatha 2, Imam Nazarudin Latif 3 Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus

Lebih terperinci

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA

EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA EVALUASI TAKSIRAN KERUGIAN PIUTANG DAGANG PADA PT. GUNUNG MAS SAMARINDA Oleh : MAHFUT SYAIFUDIN,LCA ROBIN JONATHAN,RINA MASITOH NPM : 09.11.1001.3408.068 FAKULTAS EKONOMI / AKUNTANSI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan melakukan kegiatan operasional untuk memperoleh laba yang maksimum disamping itu juga untuk mencapai tujuantujuan perusahaan yang lainnya.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI

ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI ANALISIS KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT UNTUK MENILAI EFISIENSI PIUTANG PADA ADIRA FINANCE CABANG KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum istilah piutang timbul karena adanya kebijakan penjualan kredit di dalam perusahaan. Penjualan kredit ini tidak segera menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era perdagangan bebas saat ini dengan semakin pesatnya perkembangan dunia usaha yang didukung oleh kemajuan teknologi di berbagai bidang mengakibatkan persaingan.

Lebih terperinci

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK)

ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) ANALISIS PIUTANG TAK TERTAGIH DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PR. ALFI PUTRA TRENGGALEK) Achmad Naruli Dosen Jurusan Akuntansi Fak. Ekonomi UNISKA Kediri ABSTRAK Setip

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ANUGERAH JASA AUTOMOTIVE DI MAKASSAR Oleh : Nova Chandra Email : novachandra59@yahoo.com Pembimbing I : Faridah Email : faridah_ku@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh:

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN ( ) Oleh: ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PELAYANAN AIR PUTIH SAMARINDA TAHUN (015-016) Oleh: Musdalifa, Robin Jonathan, Ida Rachmawati FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK

PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK PENGARUH STRATEGI PENGEMBALIAN PINJAMAN TERHADAP RENTABILITAS PT. BPR RESTUDHANA CITRA SEJAHTERA ROGOJAMPI BANYUWANGI RAHAYUNINGSIH ABSTRAK Masyarakat pada umumnya dan pengusahabaik kecil, menengah dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 22 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA FITRIANI SARAGIH Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara email : f_saragih31@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen merupakan rangkaian berbagai aktivitas yang saling berkaitan dan saling mengorganisir kemampuan individu dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI

ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI ANALISIS KEBIJAKAN PIUTANG DALAM USAHA MENINGKATKAN RENTABILITAS LAPORAN KEUANGAN PT.TEGEL BINA KARYA DI KEDIRI Arta Ulva Rohmatul Laily, Mamak M Balafif, Ali Rasyidi Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan permasalahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PT. MUSTIKA RATU TBK DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2015 Oleh : *) Wella Sandria, S.E., M.Sc. **) Dosen Tetap STIE Muhammadiyah Jambi Abstrak Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam

Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Analisis Collection Period Dalam Upaya Penurunan Piutang Tunggakan Listrik Pelanggan Pada PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam Ely Kartikaningdyah, Eka Faradila Shinta Politeknik Batam Parkway Street,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah mempengaruhi semua bidang kehidupan. Hal ini menuntut dunia usaha untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM PASER UTARA

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM PASER UTARA ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2013, 1 (..):. ISSN 0000-0000, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.org Copyright 2013 ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA CV. MAROS JAYA DI PENAJAM

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa :

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Karakter, Capacity serta Capital yang dimiliki oleh pelanggan PT. Nusantara Surya Sakti Kupang cukup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Piutang 2.1.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG PADA PT PERDANA GAPURAPRIMA PERIODE 2012-2014 Diana Tambunan, S.E.,M.M. Email : diana.dtb@bsi.ac.id Shinta Noviana Emsil : shintanoviana114@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA. Muhammad Yasmani

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA. Muhammad Yasmani ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG DAGANG DAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA CV SURYA JAYA DI SAMARINDA Muhammad Yasmani (Muhammad.Yasmani@yahoo.co.id) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Anisa Kusumawardani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh dengan semakin cepat, hal ini merupakan suatu dampak yaitu yang ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN SARI PUTRA MANDIRI DI BLORA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

PENGANGGARAN PIUTANG

PENGANGGARAN PIUTANG PENGANGGARAN PIUTANG Pengertian Dan Manfaat Anggaran Piutang Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor ( pemberi pinjaman) kepada debitor (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit maupun luas akan bertujuan untuk mencapai kemakmuran. Bertolak dari hal itu, dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang a. Pengertian Piutang Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT ADI SARANA ARMADA TBK. Melany Sumari

ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT ADI SARANA ARMADA TBK. Melany Sumari ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA DAN RETURN ON INVESTMENT PADA PT ADI SARANA ARMADA TBK Melany Sumari Titin Ruliana Rina Masyithoh Haryadi Falkutas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRACT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN ANALISIS EFEKTIVITAS PENGELOLAAN MODAL KERJA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN (Studi pada PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk yang terdaftar di BEI) Boby Widjaja Darminto Zahroh Z.A. Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN *( Ratna Handayati Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan Jl. Veteran No.53A Lamongan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002)

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO) TBK (Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN Nomor :KEP- 100/MBU/2002) ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2016, 4 (1): 103-115 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA PT INDOFARMA (PERSERO)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit. Sebagian besar perusahaan menjual

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada dasarnya perkembangan jumlah penduduk mengakibatkan bertambahnya jumlah kebutuhan masyarakat, diantara kebutuhan masyarakat tersebut, kebutuhan yang paling pokok

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Bambang Riyanto. (2004). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Cetakan Kedelapan. BPFE: Yogyakarta. Bramasto, A. Analisis Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Piutang Kaitannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA) Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. modal kerja di KPRI Kota Semarang. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Fitria 2007 melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui ada tidaknya hubungan antara efisiensi modal kerja dengan rentabilitas KPRI di Semarang,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.16 No.3 Tahun 2016 ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PDAM TIRTA MAYANG KOTA JAMBI PERIODE 2011-2015 Arna Suryani 1 Abstract The purpose of this study is as follows. Knowing enough working capital at PDAM Tirta Mayang Jambi

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar

Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar Jurnal Aplikasi Manajemen, Ekonomi dan Bisnis Vol. 1, No.2, April 2017 ISSN 2541-1438; E-ISSN 2550-0783 Published by STIM Lasharan Jaya Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. BS. Polymer Makassar St. Salmah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kas 1. Pengertian Kas Menurut Martono dan Harjito (2002 : 116) Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang memiliki sifat paling lancar (paling likuid) dan paling mudah

Lebih terperinci

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ejournal Ilmu Administrasi Bisnis, 2015, 3 (2): 519-530 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas. kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu bank untuk periode waktu 7 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian dan Tujuan Penyusunan Anggaran Kas Pengertian anggaran yang dikemukakan para ahli pada dasarnya sama yaitu merupakan suatu rencana yang menyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN STUDI PADA PT. JAINDO METAL INDUSTRIES ABSTRAK

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN STUDI PADA PT. JAINDO METAL INDUSTRIES ABSTRAK PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN STUDI PADA PT. JAINDO METAL INDUSTRIES Saefi Komariyah, Ani Solihat Bina Sarana Informatika ani.ani@bsi.ac.id ABSTRAK PT. Jaindo Metal Industries

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN 2004-2006 ABSTRAK I MADE MURJANA STIE AMM. Mataram Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional membutuhkan

Lebih terperinci