UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN"

Transkripsi

1 PCPT UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN TEAM GURU TKR I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Mengetahui komponen-komponen unit final drive dan fungsinya 2. Mengetahui macam-macam unit final drive 3. Membongkar dan memasang unit final drive sesuai SOP 4. Mengetahui cara kerja unit final drive II. Alat dan Bahan 1. Tool Box 2. 1 set kunci sock 3. 1 unit final drive 4. Kunci moment 5. SST penahan flange drive pinion III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja selama praktek 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja dengan alat ukur 5. Perhatikan sebelum membongkar beri tanda pada komponen tertentu sebelum melakukan pembongkaran IV. Tugas dan Evaluasi 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen utama unit final drive 3. Jelaskan urutan kerja unit final drive pada saat lurus dan membelok 4. Gambar unit final drive yang anda bongkar 5. Untuk kesimpulan kerja, unit final drive yang digunakan buat praktik termasuk jenis..? V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) 3. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 4. Keluarkan minyak pelumas pada rumah final drive

2 5. Lepaskan poros propeller pada flange 6. Lepaskan sistem rem pada rumah poros 7. Dengan menggunakan SST tool poros, lepaskan kedua poros roda kanan dan kiri 8. Lepaskan baut pemegang unit final dirive pada rumah (housing) poros 9. Lepaskan deferensial case dengan melepas baut clutch member atau rumah pengunci mur penyetel (tutup bantalan) 10. Lepaskan ring gear pada deferensial case dengan memberi tanda sebelum melepas (side gear kanan /kiri) 11. Lepaskan drive pinion gear pada deferensial carrier (housing) 12. Lepaskan pen pengunci planetari gear pada deferensial case (bak deferensial) 13. Keluarkan side gear dan pinion gear pada deferensial case 14. Gambar komponen-komponen unit final drive 15. Pasang komponen planetary gear pada deferensial case 16. Pasang ring gear pada deferensial case, perhatikan dalam mengencangkan baut pengikat harus menyilang 17. Pasang unit deferensial case pada deferensial carrier 18. Putar flange drive pinion gear dan perhatikan cara kerja unit final drive pada saat berjalan lurus 19. Putar flange drive pinion gear dan tahan salah satu side gear, kemudian perhatikan urutan kerja pada saat membelok 20. Bersihkan tempat kerja dan bahan 21. Buat laporan kerja

3 Ketebalan mm (in) 0,95 (0,0374) 1,00 (0,0394) 1,05 (0,0413) Ketebalan mm (in) 1,10 (0,0433) 1,15 (0,0453) 1,20 (0,0472) 22. Periksa bearing side gear dan drive pinion gear 23. Hitung jumlah gigi drive pinion gear dan ring gear untuk mengetahui jumlah perbandingan gigi 24. Ukur kapasitas oli jika diketahui : Perbandingan gigi 4,100 Jumlah gigi pinion 10 Jumlah gigi ring gear 41 Kapasitas Oli 1,2 liter 20. Pasang komponen unit deferensial (final drive) pada deferensial carrier 21. Pasang ring gear pada deferensial carrier dengan besanya moment pengencangan kg.cm 22. Lakukan penyetelan : a. Back lash ring gear dan drive pinion gear dengan dial indikator 0,13-0,18 mm

4 b. Ukur backlash pinion gear dan side gear limit 0,07 mm c. Ukur run out ring gear limit 0,07 stel baut pengencangan dengan moment pengencangan kg cm 23. Pasang drive pinion gear pada deferensial carrier dan ukur pre load awal dengan kunci moment (moment pengencangan Beban mula : Bantalan baru : kg-cm. (13,9-19,1 in-lb, 1,6-2,2 N- m). Bantalan Lama : 8-11 kg-cm. (6,9-9,5 in-lb, 8,0-1,1 N-m). 24. Pasang unit final drive pada rumah poros 25. Bersihkan tempat dan bahan 26. Bual laporan kerja

5 LEMBAR TUGAS

6 1. PEMERIKSAAN KUNCI KONTAK Pemeriksaan Kunci Kontak posisi ACC B Ohm c Accc Pemeriksaan Kunci Kontak posisi ON Pemeriksaan Kunci Kontak Posisi ST (STARTER) B Ohm IG B Ohm ST 2. Pengukuran Baterai - Mengukur berat jenis elektrolit pada baterai ( dengan hidrometer ) - Baterai harus terisi minimal 70 % (1,270) - Menggunakan Volt meter ukur tegangan baterai (12 14 V)

7 3. Pemeriksaan Vacum Advancer 4. Pemeriksaan Governor Advancer 5. Pemeriksaan Tahanan Kabel Tegangan Tinggi

8 6. Pemeriksaan Celah Kontak Pemutus (Breaker Point) Celah maksimum 7. Pengukuran Celah Busi Celah elektroda Celah elektroda biasanya 0,7 0,8 mm ( lihat buku manual / katalog busi )

9 8. Pemeriksaan Tahanan Kumparan Primer Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan antara terminal (+) dan terminal (-) Tahanan pada koil primer : > Dingin : 1,35 2,09Ω > Panas : 1,71 2,46 Ω Jika tahanannya tidak sesuai denggan spesisfikasi, ganti koil pengapian. 9. Pemeriksaan Tahanan Kumparan Sekunder Menggunakan Ohm meter, ukur tahanan antara terminal B dan terminal tegangan tinggi. Tahanan pada koil sekunder : > Dingin : 8,5 14,5 Ω > Panas : 10,7 17,1 Ω Jika tahanannya tidak sesuai dengan spesifikasi, gantilah koil pengapian. 10. Pemeriksaan Tahanan pada Tahanan Ballast Menggunakan Oohm meter, ukur tahanan antara terminal B dan terminal (+) Tahanan resistor : > Dingin : 0,8 1,3 Ω > Panas : 1,05 1,52 Ω Jika tahanannya tidak sesuai dengan spesifikasi, gantilah koil pengapian. Perhatian : Kata Dingin dan Panas dalam kalimat menunjukkan suhu koil itu sendiri. Dingin untuk suhu C, sedangkan Panas artinya C

10 11. Pemeriksaan Kabel dari Sumber Tegangan Dengan swit pengapian posisi ON dan menggunakan Voltmeter, hubungkan probe (+) ke terminal B dan probe (-) ke masa / bodi. Tegangan : kira-kira 12 V Dengan swit pengapian posisi START dan menggunakan Voltmeter, hubungkan probe (+) ke terminal (+) dan probe (-) ke masa / bodi. Tegangan : kira-kira 12 V Jika tegangan tidak normal, periksa swit pengapian dan rangkaian kabel. 12. Pengukuran Kapasitas Kondensor Menggunakan Ohmmeter ukurlah kapasitas kapasitor. Kapasitor / kondensor yang baik jarum akan bergerak ke kanan kemudian akan kembali ke kiri.

11 PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN JOB 2 Penyetelan Saat Pengapian dengan Timing Light dan Dwell Tester I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Menjelaskan cara menyetel saat pengapian Sistem Pengapian Konvensional 2. Menyetel celah kontak pemutus dengan Dwell Tester 3. Menyetel saat pengapian dengan lampu timing (Timing Light) 4. Memeriksa fungsi Sentrifugal Advancer saat distributor terpasang (mesin hidup) 5. Memeriksa fungsi Vacum Advancer saat distributor terpasang (mesin hidup) II. Alat dan Bahan 1. Kotak Alat 2. Lampu Timing

12 3. Dwell & Tach meter 4. Engine Stand 5. Lap (majun) III. Tugas dan Evaluasi 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen Sistem Pengapian Konvensional! 3. Jelaskan kerusakan yang terjadi pada komponen Sistem Pengapian Konvensional! 4. Lakukan penyetelan platina sampai mendapatkan sudut dwell 52 ± 2 untuk mesin 4 silinder dan timing pengapian 8 sebelum TMA untuk mesin toyota, lakukan secara berkelompok dan individu IV. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja dengan listrik tegangan tinggi V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) 3. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 4. Cara menyetel dengan Lampu Timing Pasang lampu timing dan tachometer Stel jumlah silinder Kabel busi silinder No 1 Ke masa Kabel hitam

13 Kontrol / stel putaran idle Kontrol / Stel Putaran Idle Ke minus (-) koil Kabel merah Lihat saat pengapian pada putaran idle. Tanda pengapian terletak pada puli atau roda gaya. Jika tanda kotor, bersihkan terlebih dahulu. Apabila saat pengapian tidak tepat, kendorkan sekrup pengikat distributor sampai distributor dapat digerakkan Putar distributor sampai didapatkan saat pengapian tepat, kemudian keraskan sekrup kembali. Kontrol saat pengapian kembali. Kontrol juga dengan melepas slang vakum dari distributor. Jika ada perbedaan antara saat pengapapian dengan/tanpa slang vakum, penyetelan karburator salah, atau slang vakum pada karburator disambung salah. Petunjuk Perhatikan : jika lampu timing dilengkapi dengan penyetel sudut, penyetel tersebut harus ditepatkan pada posisi off atau 0 0 Saat pengapian dalam idle biasanya sebelum TMA * Penyetelan saat pengapian biasanya harus pada putaran idle. Bila putaran idle terlalu tinggi, saat pengapian dimajukan oleh sistem advans di dalam distributor. akibatnya, penyetelan menjadi salah. Putaran idle untuk motor 4 silinder biasanya rpm, untuk motor 6 silinder rpm.

14 Pada mobil mobil buatan Jerman, Italia, kadang kadang penyetelan saat pengapian tidak pada putaran idle. Lihat cara menyetel dalam buku manual. Saat pengapian perlu dikontrol setiap km.pada distributor yang dilengkapi dengan oktan selektor ( Toyota ), penyetelan saat pengapian dapat dilakukan melalui oktan selektor, dengan memutar baut penyetel. Hal tersebut bisa dilaksanakan jika kesalahan saat pengapian hanya sedikit. A = Awal R = Lambat Baut penyetel Informasi Tambahan : Advans Vakum Ganda ( Contoh : Super Kijang )

15 Advans vakum idle memajukan saat pengapian dalam idle 5 0. Kontrol kerjanya dengan melepas/memasang slang vakum, dan perhatikan perubahan saat pengapian dengan lampu timing. Perhatikan : Jangan menukar kedua slang vakum! Sambungan advans yang lebih dekat pada distributor harus dihubungkan dengan manifold isap. 5. Pemeriksaan Celah Kontak Pemutus dengan Dwell Tester Lepas tutup distributor, rotor dan piringan tutup. Periksa celah kontak secara visual. Untuk mobil biasanya 0,4 0,5 mm. Jika celah kontak lebih besar atau lebih kecil, stel dengan fuller hingga mendapatkan celah 0,4 0, 5 mm Pasang pengetes dwell Start mesin dan lihat pada dwell tester apakah angka yang ditunjukkan sudah tepat atau belum, jika belum lakukan penyetelan kembali dengan melihat besarnya sudut dwell yang didapatkan, apabila sudut dwell yang didapatkan terlalu besar dari standarnya berarti penyetelan celah platina terlalu sempit dan sebaliknya PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/ SISTEM KELISTRIKAN JOB 1 Pemeriksaan, Pengukuran dan Pengujian pada Sistem Starter I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Mengetahui komponen-komponen dari Sistem Starter 2. Mengukur komponen-komponen Sistem Starter 3. Menjelaskan cara kerja dari Sistem Starter 4. Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada Sistem Starter II. Alat dan Bahan 1. Kotak Alat 2. Motor Starter terurai 3. Motor Starter terangkai hidup 4. Multimeter 5. Jangka Sorong

16 6. Baterai (Accu) 7. Kabel jepit 8. Lap (majun) III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV. Tugas dan Evaluasi 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen Sistem Starter 3. Jelaskan kerusakan yang terjadi pada komponen Sistem Starter V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI.Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) 3. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 4. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan dan perakitan serta pengujian seperti di bawah ini : Membongkar Starter: Lepas tutup Swit Magnet Lepas Swit magnet Lepas mur dan tutup swit magnet : Lepas mur dan lepas kabel timah dari terminal swit magnet. Kendorkan 2 mur pengikat swit magnet pada rumah starter Tariklah swit magnet, kemudian sambil mengangkat bagian depan swit magnet lepas

17 kaitan plunyer dari tuas penggerak dan lepas swit magnet Lepas tutup plunyer Lepas Field Frame dan Armature Lepas 2 baut panjang, dan tarik fileld frame keluar bersama-sama dengan armature Lepas Commutator End Frame Lepas 2 sekrup dengan ring-o dan commutator end frame. Tekanlah kabel timah ketika melepas commutator end frame. Perhatian : untuk mencegah tersangkutnya pemegang sikat pada pelindung debu, tariklah commutator end frame dengan arah miring. Lepas Pemegang Sikat Menggunakan obeng, tekanlah pegas dan lepas pemegang sikat. Lepas 4 sikat dan pemegang sikat Lepas Armature dari Field Frme Lepas 2 ring-o dari Field Frame Lepas tuas penggerak dan kopling stater bersama-sama dengan peredam kejut dari rumah starter Lepas gigi planetari

18 Lepas komponen-komponen berikut dari peredam kejut : a. Plat b. 3 gigi planetari c. washer plaat Lepas Kopling Starter Menggunakan obeng, lepas stop collar ke arah kopling starter Menggunakan obeng, ungkitlah sanp ring Lepas stop collar dan kopling starter dari poros planetari Lepas poros planetari dan gigi dalam Menggunakan tang snap ring, lepas snap ring dan washer plat Lepas poros planetari dan washer plat Memeriksa dan Memperbaiki Starter : Kumparan Armature Periksa terputusnya sirkuit pada komutator : Menggunakan Ohmmeter, periksalah bahwa antar segmen pada komutator terdapat kontinuitas Jika antar segmen tidak ada kontinuitas, gantilah armature. Periksa hubungan ke masa pada komutator : Menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa antar komutator dan armature coil core tidak terdapat kontinuitas. Jika ada kontinuitas, gantilah armature.

19 Komutator Periksa kotoran dan kebakaran pada permukaan komutator : Jika permukaannya kotor atau terbakar, perbaiki dengan ampelas (No 400) atau mesin bubut. Periksa run out komutator : Tempatkan komutator pada v-blok Menggunakan dial gauge, ukur run out. Run out max : 0,05 mm Jika run out lebih dari nilai max, perbaiki dengan mesin bubut. Periksa diameter komutator : Menggunakan jangka sorong, ukur diameter komutator. Diameter standar : 28 mm Diameter minimum : 27 mm Jika diameter komutator kurang dari nilai minimum, gantilah armature Periksa kedalaman alur : Periksa kebeersihan alur dari kotoran atau benda lain. Ratakan permukaan pada ujungnya Kedalaman standar : 0,6 mm Kedalaman min : 0,2 mm Jika kedalaman alur kurang dari nilai minimum, perbaiki dengan daun gergaji. Field Coil Periksa terptutsnya sirkuit pada field coil : Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antara kabel tiamah dan sikat. Jika tidak ada kontinuitas, gantilah field coil. Periksa hubungan ke masa pada field coil :

20 menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa tidak ada kontinuitas antara ujung field coil dan field frame. Jika terdapat kontinuitas, perbaiki atau ganti field frame. Sikat Periksa panjang sikat : Menggunakan jangka sorong, ukur panjang sikat. Panjang sikat standaar : 14,00 mm Panjang sikat minimum : 9,0 mm Jika panjangnya kurang dari nilai minimum, ganti pemegang sikat dan field coil. Pegas Sikat Periksa beban pada pegas sikat : Bacalah pull scale ketika pegs mulai terlepas dari sikat. Beban pada pegas terpasang : 8,8-17,7 N Jika tidak sesuai, ganti pegas. Pemegang Sikat Periksa sekat pada pemegang sikat : Menggunakan Ohmmeter, periksa tidak ada kontinuitas antara pemegang sikat positif (+) dan negatif (-). Jika ada kontinuitas, perbaiki dan ganti pemegang sikat. Kopling dan Roda Gigi Periksa gigi pada roda gigi : Periksa keausan atau kerusakan gigi pada planetari, gigi dalam dan kopling starter. Jika gigi rusak, gantilah roda gigi. Jika gigi pada kopling starter rusak, gantilah kopling starter.

21 Periksa juga keausan atau kerusakan gigi pada ring gear. Periksa kopling starter : Putar pinion gear pada kopling searah daengan putaran jaaaarum jam dan periksa bahwa pinion berputar bebas. Putar pinion gear pada arah kebalikannya dan periksa bahwa pinion terkunci. Jika diperlukan, ganti kopling starter. Swit Magnet Periksa Plunyer : Tekan plunyer dan bebaskan kembali. plunyer harus kembali ke posisi semula dengan cepat. Jika diperlukan, ganti seit magnet. Lakukan pengujian sirkuit pada pull-in-coil: Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antara terminal 50 dan C. Jika tidak ada kontinuitas, ganti swit magnet. Lakukan pengujian sirkuit pada hold-in-coil : Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antara terminal 50 dan bodi swit. Jika tidak ada kontinuitas ganti swit magnet. Poros Planetari dan Bearing Tengah Periksa poros planetari dan bearing tengah : Menggunakan mikrometer, ukur diameter luar poros planetari yang menyentuh bearing tengah.

22 Diameter poros standar : 14,980-15,000 mm Menggunakan caliper gauge, ukur diameter dalam pada bearing tengah. Diameter dalam : 15,008-15,050 mm Kurangkan diameter poros planetari dari diameter dalam bearing. Celah oli standar untuk bearing tengah : 0,01-0,06 mm Celah oli maksimum untuk beainr tengah : 0,2 mm Jika celahnya lebih dari nilai maksimum, ganti poros planet carrier dan bearing tengah. Menguji Kemampuan Starter : Perhatian : untuk menghindari kebakaran pada koil, lakukan pengujian ini selama 3-5 detik. Lakukan pengujian PULL-IN : Lepas kabel field coil dari terminal C Hubungkan baterai pada swit magnet sepeti pada gambar. Periksa gerakan gigi pinion kearah luaaar. Jika gigi pinion tidak bergerak, ganti swit magnet. Jika gigi pinion tidak bergerak, ganti swit magnet. Lakukan pengujian HOLD-IN :

23 Dalam keadaan baterai terhubung sepeerti diatas, dan gigi pinion keluar, lepas kabel negatif (-) dari terminal C. Periksa, gigi pinion masih tertahan diluar. Jika gigi pinion bergerak kedalam, ganti swit magnet. Periksa gerakan kembalinya gigi pinion : lepas kabel negatif (-) dari bodi swit. periksa, gigi pinion bergerak kedalam kembali. Jika gigi pinion tidak baergerak ke dalam, ganti swit magnet. Periksa celah ggi pinion : Hubungkan baterai pada swit magnet seperti pada gambar. Gerakkan gigi pinion ke arah armature dan ukur celah antara gigi pinion dan stop collar. Celah standar : 1-4 mm Lakukan pengujian kemampuan tanpa beban : Hubungkan kabel field koil pada terminal C. Pastikan kabel tidak berhubungan dengan masa. Hubungkan bateri dan ammeter pada starter seperti pada gambar.

24 Periksa, starter berputar lembut dan stabil serta gigi pinion bergerak keluar. PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/ SISTEM KELISTRIKAN JOB 2 Pemeriksaan dan Pengukuran pada Komponen Sistem Pengisian I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Mengetahui komponen-komponen dari Sistem Pengisian 2. Mengukur komponen-komponen Sistem Pengisian 3. Mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada Sistem Pengisian II. Alat dan Bahan 1. Kotak Alat 2. Regulator 6 terminal

25 3. Alternator 4. Multimeter 5. Jangka Sorong 6. Lap (majun) III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV. Tugas dan Evaluasi 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen Sistem Pengisian 3. Jelaskan kerusakan yang terjadi pada komponen Sistem Pengisian V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) 3. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 4. Identifikasilah terminal-terminal pada regulator dan alternator. 5. Lakukan pembongkaran, pengukuran, pemeriksaan dan perakitan serta pengujian seperti di bawah ini : A. ALTERNATOR Membongkar Alternator : Lepas rakitan drive end frame dan rotor dari stator : Lepas 3 sekrup panjang.

26 Menggunakan obeng, ungkitlah end frame dna lepas bersama-sama dengan rotor. Peringatan : Jangan mengungkit pada kabel kumparan. Lepas Puli dan Kipas : Jepitlah rotor pada ragum yang berlapisan lunak. Lepas mur dan komponen berikut : 1. Washer pegas 2. Spacer Collar 3. Puli 4. Kipas 5. Spacer Collar Lepas Rotor : Menggunakan pres, lepas rotor. Tipe 40 A : lepas spacer ring dan snap ring. Tipe 50 A : lepas spacer ring. Lepas Rectifier End Frame : Tipe 40 A : Lepas 4 mur, condensor, kleman kabel dan 2 sekat terminal. Lepas mur dan rear end cover dari rectifier end frame Lepas rectifier end frame dari rectifier holder. Lepas 2 washer sekat dari rectifier holder. Tipe 50 A : Lepas 4 mur, condensor dan 2 sekat terminal. Lepas rectifier end frame dari rectifier holder. Lepas washer sekat dari rectifier holder.

27 Lepas Rectifier Holder : Peganglah terminal rectifier dengan tang lancip dan lepas kabel tiamah dengan menggunakan solder. Peringatan : Lindungilah rectifier dari panas. Tipe 50 A : Lepas Rumah Conecta Meal : Menggunakan solder, lepas rumah conectal meal dari rectifieer holder. Peringatan : Lindungilah rectifier dari panas. Memeriksa dan Memperbaiki Alternator : Rotor : Periksa Terputusnya Sirkuit Rotor : Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antar slip ring. Tahanan standar : pada suhu 20 C : 3,9-4,1 Ω Jika tidak ada kontinuitas, ganti rotor. Periksa Hubungan ke Masa pada Rotor : Menggunakan Ohmmeter, periksa tidak adanya kontinuitas antara slip ring dan rotor. Jika ada kontinuitas, ganti rotor. Periksa Slip Ring : Periksa kehalusan permukaan slip ring, jika slip ring kasar atau tergores, gantilah rotor. Menggunakan jangka sorong, ukur diameter slip ring. Diameter standar : 32,3-32,5 mm Diameter minimum : 332,1 mm Jika diameternya kurang dari minimum, ganti rotor. Stator :

28 Periksa Terputusnya Sirkuit pada Stator : Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antar kabel kumparan. Perhatian : Penyambungan kabel dilakukan dengan solder. Jika tidak ada kontinuitas, ganti stator. Periksa Hubungan ke Masa pada Stator : Menggunakan Ohmmeter, periksa kontinuitas antara ujung kumparan dan stator core. Jika ada kontinuitas, ganti stator. Sikat : Periksa Panjang Bagian Sikat yang Keluar : Menggunakan skala, ukur panjang bagian sikat yang keluar. Panjang standar : 12,5 mm Panjang minimum : 5,5 mm Jika panjang bagian sikat yang keluar kurang dari minimum, gantilah sikat. Jika diperlukan, gantilah sikat : Menggunakan solder, lepas sikat dan pegas. Masukkan kabel pada sikat baru melalui pegas dan lubang di dalam brush holder, dan pasanglah pegas dan sikat pada pemegang sikat. Sambunglah kabel sikat pada pemegang sikat dengan solder. Panjang bagian sikat yang keluar sesuai dengan spesifikasi. Panjang sikat yang keluar : 12,5 mm Periksa bahwa sikat bergerak lembut. Potong kelebihan kabel. Oleskan cat sekat pada solderan. Rectifier (Rectifier Holder) :

29 Periksa Rectifier Positif : Menggunakan Ohmmeter, hubungan satu probe pada terminal positif (+) dan probe lainnya ke masing-masing rectifier. Baliklah polaritas probe pada Ohmmeter dan ulangi langkah di atas. Langkah diatas menunjukkan kontinuitas, dan pada langkah kebalikannya menunjukkan tidak ada kontinuitas. Jika kontinuitas tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rectifier holder. Periksa Rectifier Negatif : Menggunakan Ohmmeter, hubungkan satu probe pada terminal negatif (-) dan probe lainnya ke masing-masing rectifier. Baliklah polaritas probe dan ulangi langkah di atas. Langkah di atas menunjukkan kontinuitas, dan pada langkah kebalikannya menunjukkan tidak ada kontinuitas. Jika kontinuitas tidak sesuai dengan spesifikasi, ganti rectifier holder. Bearing :

30 Periksa Bearing Depan : Periksa keausan dan kekasaran bearing. Jika diperlukan, ganti bearing depan : Lepas 3 sekerup. Menggunakan SST dan pres, lepas bearing. Menggunakan SST dan pres, pasang bearing baru. Pasang 3 sekerup. Periksa Bearing Belakang : Periksa keausan dan kekasaran bearing. Jika diperlukan, ganti bearing belakang : Menggunakan SST lepas bearing. Menggunakan pres, pasang bearing baru. Merakit Alternator : Tipe 50 A : Pasang Rumah Conectameal : Menggunakan solder, sambungalah rumah conectameal dengan rectifier holder. Peringatan : Lindungilah rectifier dari panas.

31 Pasang Rectifier Holder pada Stator : Selama penyolderan, tahanlah terminal rectifier dengan tang lancip. Peringatan : Lindungilah rectifier dari panas. Pasang Rectifier End Frame pada Rectifier Holder : Tipe 40 A : Tempatkan 2 washer sekat pada kutub positif rectifier holder. Tempatkan rectifier end frame pada rectifier holder. Pasang rear end cover pada rectifier end frame. Pasang 2 sekat terminal pada kutub positif rectifier holder. Pasang mur. Momen : 4,4 Nm Pasang kleman kabel dan condensor dengan 4 mur. Momen : 4,4 Nm Periksa bahwa kabel timah tidak menyentuh rectifier end frame. Tipe 50 A : Pasang waher sekat pada kutub positif rectifier holder. Pasang rectifier end frame pada rectifier end holder. Pasang 2 sekat terminal pada kutub positif rectifier holder. Pasang condensor dengan 4 mur. Momen : 4,4 Nm Periksa kabel timah harus tidak menyentuh rectifier end frame. Pasang Rotor : Tipe 40 A : Pasang snap ring dan spacer ring pada poros rotor. Tipe 50 A : Pasang spacer ring pada poros rotor.

32 Menggunakan pres, pasanglah rotor. Pasang Kipas dan Puli : Jepitlah rotor pada ragum yang telah dilapisi bahan lunak. Pasang komponen-komponen berikut : 1. Spacer Collar 2. Kipas 3. Puli 4. Spacer Collar 5. Washer Pegas Momen : 61,3 Nm Pasang Rakitan Drive End Frame dan Rectifier End Frame : Bengkokkan kabel rectifier untuk membebaskan rotor. Masukkan kawat ke dalam lubang pada rectifier end frame dan tekanlah sikat ke dalam sepenuhnya. Pada posisi ini tahanlah sikat. Rakitlah drive end frame dan rectifier end frame dengan memasukkan rear bearing bersama poros rotor ke dalam rectifier end frame. Pasang 3 sekerup panjang. Momen : 5,9 Nm Lepas kawat dari lubang. Periksa Kelembutan Putaran Rotor : Periksa bahwa rotor berputar dengan lembut. Tipe 50 A : Berikan seal pada lobang rectifier end frame.

33 B. ALTERNATOR REGULATOR Memeriksa Alternator Regulator Lepas alternator regulator dan tutupnya. Periksa alternator regulator. Periksa keausan dan kerusakan titik kontak, jika titik kontak rusak, ganti regulator. Periksa tahanan antar terminal : Regulator Menggunakan Ohmmeter, ukur tahana antara terminal IG dan F. Posisi bebas : 0 Ω Ditarik masuk : kira-kira 11 Ω Relay Menggunakan Ohmmeter, ukur tahana antara terminal E dan L. Posisi bebas : 0 Ω Ditarik masuk : kira-kira 100 Ω Menggunakan Ohmmeter, ukur tahanan antara terminal B dan E. Posisi bebas : tak terbatas. Ditarik masuk : kira-kira 100 Ω Menggunakan Ohmmeter, ukur tahanan antara terminal B dan L. Posisi bebas : tak terbatas. Ditarik masuk : 0 Ω Menggunakan Ohmmeter, ukur tahanan antara terminal N dan E.

34 Tahanan : kira-kira 23 Ω Jika hasil pemeriksaan di atas ada yang tidak sesuai, ganti alternator regulator. Pasang Alternator Regulator dan Tutupnya. Menyetel Tegangan Alternator Regulator : Lepas alternator regulator dan tutupnya. Setel alternator Regulator. Setel Voltage Regulator : Untuk menyetel tegangan, bengkokkan dengan penyetel regulator. Tegangan penyetelan : pada 20 C : 13,8-14,8 V Setel Voltage Relay : Untuk menyetel teganan, bengkokkan lengan penyetel relay. Tegangan kerja relay : 4,0-5,8 V Pasang alternator regulator dan tutupnya.

35 PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI : PEMASANGAN, PENGUJIAN, DAN PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN DAN WIRING JOB 3 Merangkai lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa relay. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Merangkai lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa relay. 2. Mengidentifikasi gangguan / kerusakan yang terjadi pada rangkaian lampu tanda belok, lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tanpa relay. II. Alat dan Bahan 1. Kotak Alat 2. Multimeter 3. Stand penerangan 4. Baterai (Accu) 5. Kabel jepit 6. Lap (majun) III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya

36 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV.Tugas 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen Sistem Pengisian 3. Jelaskan kerusakan yang terjadi pada komponen Sistem Pengisian V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 3. Pasanglah baterai pada rangkaian. 4. Hubungkan baterai dengan kunci kontak dan saklar lampu serta saklar lampu tanda belok. Perhatian : lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tidak lewat kunci kontak. 5. Periksalah arus pada terminal, kunci kontak dan saklar lampu serta lampu tanda belok dengan multimeter.

37 6. Rangkailah seperti gambar berikut ini : Rangakaian lampu jauh dan lampu dekat tanpa relay

38 Rangkaian lampu tanda belok Keterangan : 1. Baterai 2. Kunci kontak 3. Kontak sekring 4. Flaser 5. Lampu indikator 6. Saklar lampu tanda belok 7. Lampu tanda belok kanan depan 8. Lampu tanda belok kiri depan 9. Lampu tanda belok kanan belakang 10. Lampu tanda belok kiri belakang PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI : PEMASANGAN, PENGUJIAN, DAN PERBAIKAN SISTEM PENERANGAN DAN WIRING JOB 6 Merangkai lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh dengan relay I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Merangkai lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh dengan relay. 2. Mengidentifikasi gangguan / kerusakan yang terjadi pada rangkaian lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh dengan relay.

39 II. Alat dan Bahan 1. Kotak Alat 2. Baterai (Accu) 3. Kabel jepit 4. Lap (majun) 5. Multimeter III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV. Tugas 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan gangguan / kerusakan yang terjadi pada rangkaian lampu tanda belok, lampu jauh dan lampu dekat tanpa relay V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 3. Hubungkan baterai dengan terminal pada stand. Perhatian : lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh tidak lewat kunci kontak. 4. Periksalah arus pada terminal dan pada saklar dengan multimeter.

40 5. Rangkailah lampu kota, lampu dekat dan lampu jauh dengan relay seperti rangkaian di bawah ini : PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/ SISTEM KELISTRIKAN JOB 3 Merangkai Sistem Pengisian dengan Regulator 6 Terminal I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Merangkai sistem pengisian dengan regulator 6 terminal.

41 2. Mengidentifikasi gangguan / kerusakan yang terjadi pada rangkaian sistem pengisian II. Alat dan Bahan 1. Engine stand 2. Multimeter 3. Baterai (Accu) 4. Kabel jepit 5. Lap (majun) III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV. Tugas 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan gangguan / kerusakan yang terjadi pada rangkaian sistem pengisian 3. Jelaskan cara kerja sistem pengisian pada 3 kondisi kerja. V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VII. Langkah Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan 2. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 3. Identifikasilah terminal pada regulaator dan terminal pada alternator. 4. Hubungkanlah terminal pada regulator dan alternator sesuai dengan petunjuk di bawah ini :

42 a. Cara kerja pada saat kunci kontak ON mesin mati b. Cara kerja pada saat mesin hidup, putaran idle c. Cara kerja pada saat mesin hidup, putaran tinggi

43 PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN OTOMOTIF KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SUB KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL JOB 8 Melepas dan memasang distributor dengan penyetelan saat pengapian tanpa lampu timing (dengan lampu control 12 V) I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta diklat dapat : 5. Melepas dan memasang kembali distributor pada mesin 6. Menentukan urutan pengapian 7. Menyetel saat pengapian dengan lampu control 12 V

44 8. Menyetel saat pengapian tanpa alat khusus II. Alat dan Bahan 1. Engine/mesin stand hidup 2. Kotak alat 3. Lampu control 12 V 4. Lap/majun III. Keselamatan Kerja 1. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya 2. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) selama praktik 3. Jika ragu-ragu konsultasikan dulu dengan guru pembimbing 4. Hati-hati bekerja saat praktik IV. Tugas dan Evaluasi 1. Buat laporan praktik sesuai dengan job sheet praktik dan data yang diperoleh selama praktik 2. Jelaskan fungsi masing-masing komponen pada distributor 3. Jelaskan cara penyetelan saat pengapian dengan lampu kontrol 12 V V. Media 1. Buku Praktik Toyota 2. Buku Manual yang sesuai 3. CD Interaktif 4. Wall Chart VI. Langkah Kerja 5. Persiapkan alat dan bahan 6. Kenakanlah pakaian kerja (wear park) 7. Pinjam alat dan bahan di ruang alat dan periksa kondisi alat sebelum digunakan 8. Melepas semua kabel dari distributor 9. Memutar poros engkol sehingga torak pada silinder 1 pada posisi TMAlangkah kompresi (posisi saat pengapian), atau posisi puli pada pada engine tepat pada tanda angka 1 atau tanda top pada engine dan katup silinder 1 posisi dapat distel semua (bisa digerakkan) 10. Memberi tanda pada rumah distributor sesuai dengan arah jari rotor 11. Memberi tanda pada rumah distributor dan blok motor 12. Melepas distributor dari dudukannya

45 13. Untuk memasang kembali distributor pastikan bahwa posisi puli masih tetap atau posisi torak silinder 1 pada TMA langkah kompresi (posisi top 1 atau top 4) 14. Masukkan distributor pada rumah distributor dengan mengarahkan rotor distributor pada busi silinder 3 (pada Toyota) atau pada saat distributor sudah masuk dalam rumah distributorposisi rotor tepat pada posisi kabel busi no 1 pada tutup distributor pada posisi top 1 atau tepat pada kabel busi no 4 pada tutup distributor pada posisi top Pasang lampu control 12 V dengan posisi 1 kabel dihubungkan dengan koil - dan 1 kabel lagi dihubungkan dengan massa 16. Putar motor sesuai dengan arahnya pada saat kunci kontak on, kalau sudah dekat dengan tanda pengapian 9yang terletak pada puli atau roda gaya) Toyota 8, Suzuki 5, atau sesuai dengan petunjuk manual dari merek mobil yang dikerjakan, putar pelan-pelan dan lihat lampu. Saat pengapian yang tepat adalah pada saat lampu mulai menyala, hentikan dan lihat saat pengapian pada tanda. Jika saat pengapian salah lakukan tahap-tahap berikut. 17. Tepatkan tanda pengapian, dengan memutar motor sesuai dengan arahnya. Dilarang memutar berlawanan arah, hal itu akan mengakibatkan salah penyetelan, karena ada kebebasan didalam penggerak distributor. 18. Kendorkan baut pengikat distributor, sehingga distributor dapat diputar. 19. Putar distributor searah putaran poros distributor, sampai lampu mati. Arah putaran dapat dilihat dari posisi pengikat advans vakum.

46

47

48 Halaman: 48

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Periksa komponen-komponen system berikut: 1. Penyimpangan (defleksi) tali kipas: Defleksi tali kipas: 7 11 mm dengan gaya tekan 10 kg.

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K

TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE TUNE UP MESIN TOYOTA SERI 4K dan 5K Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 74 TUNE UP MESIN BENSIN 4 LANGKAH PENGERTIAN TUNE UP Jumlah kendaraan mobil sampai

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

Kelas pada Sistem Starter

Kelas pada Sistem Starter SMK NEGERI 2 CILACAP MEKANIK OTOMOTIF SEMESTER JOB I. LISTRIK OTOMOTIF Nama Perawatan Dan Perbaikan Kelas pada Tgl Praktek Sistem Starter Tgl Periksa TUJUAN 1. Siswa dapat mengetahui rangkaian sistem starter.

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL

BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL BAB I MENGENAL SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL Fungsi sistem kemudi Sistem kemudi pada kendaraan berfungsi untuk merubah arah gerak kendaraan melalui roda. Sistem kemudi harus dapat memberikan informasi

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung UJIAN TEORI PRAKTEK ENGINE

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

ENGINE STAND SISTEM PENGISIAN MESIN BENSIN EMPAT SILINDER

ENGINE STAND SISTEM PENGISIAN MESIN BENSIN EMPAT SILINDER Momentum, Vol 2, No 1, April 2006 : 26-35 ENGINE STAND SISTEM PENGISIAN MESIN BENSIN EMPAT SILINDER A. Walujodjati *) Abstrak Pada saat ini perkembangan dunia industri semakin maju pesat, bersamaan dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter PENDAHULUAN Modul ini di desain dari 3 buah buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku ini saling terkait dan menjadi referensi dalam pelatihan. 1. Buku informasi adalah salah

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI 1. Tujuan Khusus Pembelajaran 2. Alat P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type bola bersirkulasi Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3

ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 ECS (Engine Control System) TROOT024 B3 Diagnosa Ignition Control Sistem Tujuan Umum : Peserta dapat mengidentifikasi fungsi, konstruksi, cara kerja sistem control ngine Peserta dapat mendiagnosa dan memperbaiki

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI

BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI BAB I PENDAHULUAN A. PETUNJUK UMUM REPARASI 1. Pakailah tutup tutup fender, tutup tempat duduk dan lantai agar kendaraan tetap bersih dan mencegah kerusakan. 2. Selama pembongkaran komponen komponen ditaruh

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir, yang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K PROYEK AKHIR Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh Zaenal

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LAPORAN TUNE - UP POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Disusun oleh : Nama : Deny Arif W ibowo : Saiful Rahman : Dhowi Pratomo Jurusan Prodi : Teknik Mesin : Mesin Perawatan Pagi TUNE UP MOTOR BENSIN 1. TEORI DASAR

Lebih terperinci

Engine Tune Up Engine Conventional

Engine Tune Up Engine Conventional Kualifikasi Tipe Mobil Spesifik Engine Tune Up Nama No. Reg TUK Tanggal Lembar : Peserta Engine Tune Up Engine Conventional OTO.KR-01-001.01 Pelaksanaan pemeliharaan/service komponen OTO.KR-01-009.01 Pembacaan

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K TUGAS AKHIR Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : Nama

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah

BAB III METODE PELAKSANAAN. Yamaha Mio di Laboratorium, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah BAB III METODE PELAKSANAAN 1.1 Tempat Pelaksanaan Dalam pelaksanaan serta pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan pengerjaan merangkai dan menguji sistem pengapian dan pengisian sepeda motor Yamaha

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI SISTIM STARTER DAN PENGISIAN OTO.KR

MEMPERBAIKI SISTIM STARTER DAN PENGISIAN OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMPERBAIKI SISTIM STARTER DAN PENGISIAN BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN

Lebih terperinci

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE Proyek Akhir Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma Tiga guna meraih gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun Oleh : Moh. Misbakhudin

Lebih terperinci

PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF

PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF PENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK PUTUS SEKOLAH DI KECAMATAN GEBOG KABUPATEN KUDUS MELALUI PELATIHAN OTOMOTIF Supriyono 1*, Muh.Arifin 1, Qomaruddin 2 1 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN

OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN LAPORAN SEMESTER Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Semester V Program

Lebih terperinci

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III GAMBAR DIMENSI UKURAN DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambar Dimensi dan Ukuran 3.1.1. Komponen-komponen Blok Silinder Sistem transmisi penggerak merupakan rangkaian transmisi dan tenaga mesin

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat spare. Gambar 4.1 Differential cover belakang. BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Data Awal setelah Overhoul differential Berikut adalah penampakan differential awal sebelum dilakukan pembongkaran overhoul differential dengan keadaan tutup oli berkarat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 25 BAB IV PENGUJIAN ALAT Pembuatan alat pengukur sudut derajat saat pengapian pada mobil bensin ini diharapkan nantinya bisa digunakan bagi para mekanik untuk mempermudah dalam pengecekan saat pengapian

Lebih terperinci

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM

Tune up injeksi. 14,7:1 = 14,7 bagian O2 (oksigen) berbanding 1 bagian BBM Tune up injeksi Berbagai macam cara dan usaha yang dilakukan untuk mengurangi kadar gas buang beracun yang dihasilkan oleh mesin-mesin kendaraan bermotor seperti penggunaan BBM bebas timbal, penggunaan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd.

PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. PROSEDUR PENYETELAN AWAL PADA SEPEDA MOTOR Oleh : Bambang Sulistyo, S.Pd. Pendahuluan Operasi sepeda motor yang tanpa kerusakan dan aman, dan juga umur yang panjang adalah idaman dari setiap pemilik sepeda

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS

BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS BAB IV PERAWATAN REM CAKRAM TIPE ABS 4.1. Tujuan Perawatan Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan :Teknologi Industri Jenis Keterampilan : Otomotip SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNA (RUNGGU

Lebih terperinci

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC

12/1/2012. Belitan medan. Sumber AC 1 Fasa. Sikat-sikat dihubungsingk atkan. Jangkar DC 12/1/2012 Sumber AC 1 Fasa Sikat-sikat dihubungsingk atkan Belitan medan U S Jangkar DC 1 Motor tidak dapat start, sedangkan sakelar tertutup. 1. Sekering putus 2. Bantalan aus 3. Sikat melekat pada pemegang

Lebih terperinci

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya :

TUNE-UP mobil bensin. Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya : TUNE-UP mobil bensin Cara Tune Up Mobil 1. Alat Yang Digunakan Untuk Tune Up Dalam pemeriksaan sistem tune up mobil, kita dapat mengenal beberapa alat yang harus di pergunakan, di ataranya : 1. Fuller

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN

BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN BAB 12 INSTRUMEN DAN SISTEM PERINGATAN 12.1. Pendahuluan Bab ini berisi sistem kelistrikan bodi yang berhubungan dengan suatu pengukur bagi pengemudi yang sebagian atau keseluruhannya berada pada panel

Lebih terperinci

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor NAMA : MUHAMMAD ABID ALBAR KELAS : IX E Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor Sistem pengapian pada sepeda motor berfungsi untuk mengatur proses terjadinya pembakaran campuran udara dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor. 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Troubleshooting Sistem Pengapian Dan Pengisian Sepeda Motor Yamaha Mio 4.1.1 Sistem Pengapian Yamaha Mio ( DC ) 1. Cara Kerja Sistem Pengapian Sepeda Motor Yamaha Mio Pada

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Alokasi Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan Kompetensi Keahlian Kode Soal Alokasi Waktu Tanggal Bentuk Soal Jumlah Soal Paket Soal Sekolah Menengah Kejuruan

Lebih terperinci

SISTEM STATER ELEKTRIK

SISTEM STATER ELEKTRIK SISTEM STATER ELEKTRIK Fungsi dan Jenis Sistem Stater System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bias bekerja. Ada beberapa jenis stater, diantarannya : a. Stater mekanik Adalah stater yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin Program Politeknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

PERANGKAT UJI KOMPETENSI Final drive/gardan

PERANGKAT UJI KOMPETENSI Final drive/gardan PEKAN UJI PRODUKTIF TEKNIK OTOMOTIF PERANGKAT UJI KOMPETENSI Final drive/gardan Disiapkan Oleh : Eko Winarso,S.Pd.M.M Slamet Akhmad S, M.Pd TEKNIK OTOMOTIF 2014 Lembar Kualifikasi Tipe Mobil : Peserta

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan :Teknologi Industri Jenis Keterampilan : Otomotip SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA TUNA GRAHITA

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG 30 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PERAWATAN DI PT. ASTRA DAIHATSU CILEDUG Gambar 4.1, Alur proses perawatan 31 Mulai Masukkan Mobil ke stall Diteksi sistem yang mengalami kerusakan Pembongkaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2

No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : Page 1 of 2 No. JST/OTO/321 Revisi : 00 Tgl : 07-07-07 Page 1 of 2 KOPLING PEGAS SPIRAL 2 x 50 Kompetensi : Memelihara/ servis, memperbaiki dan overhaul sistem pemindah tenaga pada kendaraan ringan Sub Kompetensi

Lebih terperinci

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL

TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL TUGAS TUNE UP MESIN GASOLINE DAN MESIN DIESEL D I S U S U N Oleh : Rezi Rizki KATA PENGANTAR Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada saya, sehingga

Lebih terperinci

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL

SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 56 PEMELIHARAAN / SERVIS SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL Kode Modul : OPKR 20 017

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2017. 2. Tempat pelaksanaan 1. Tugas

Lebih terperinci

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil.

Mobil lebih awet karena frekuensi bongkar-pasangnya relatif lebih kecil. Tune-up merupakan servis yang paling sering dilakukan dibandingkan dengan jenis servis mobil yang lain, seperti overhaul, spooring- balancing, dan kenteng magic (ketok magic). Tune-up merupakan servis

Lebih terperinci

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013

PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DI BENGKEL SLENDRO MEKANIK TAHUN 2012/2013 Disusun oleh : N a ma : MUHAMMAD DEDI S.R No. Induk : 9045 Kelas Prog.Keahlian : XII MOB : Teknik Mekanik Otomotif SMK PETRUS KANISIUS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode perancangan

Lebih terperinci