OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN"

Transkripsi

1 OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN LAPORAN SEMESTER Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Semester V Program Diploma III Program Studi Mesin Otomotif Disusun Oleh : ANAS FUADZI NPM POLITEKNIK DHARMA PATRIA KEBUMEN 2014

2 LEMBAR PENGESAHAN Judul : OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN Penulis / NPM : ANAS FUADZI / Program : Diploma III Program Studi : Mesin Otomotif Lulus Ujian : 29 April 2014 Ketua Program Studi, Pembimbing, Bambang Wijayanto, S.T. NUPN : Bambang Wijayanto, S.T. NUPN : Mengetahui dan Disahkan Oleh Direktur Politeknik Dharma Patria Kebumen, DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M. NIDN :

3 LEMBAR PERSETUJUAN Judul : OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN Penulis / NPM : ANAS FUADZI / Program : Diploma III Program Studi : Mesin Otomotif Diterima dan Disetujui Dipertahankan Dalam Ujian Sidang Pembimbing, Pembimbing Lapangan, Bambang Wijayanto, S.T. Suparmono NUPN : NIP

4 LEMBAR TIM PENGUJI Judul : OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN Penulis / NPM : ANAS FUADZI / Program : Diploma III Program Studi : Mesin Otomotif Telah Dinyatakan Lulus Dalam Ujian Sidang Pada Tanggal 29 April 2014 di Kebumen Ketua Merangkap Anggota, Sri Wahyuningsih, S.E., M.Si. NIDN : Anggota, Heri Supriyanto, S.T.

5 PERNYATAAN PENULIS Judul Laporan Semester : OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN Dengan ini Saya menyatakan bahwa : 1. Laporan Semester ini saya adalah asli dan belum pernah diajukan di Politeknik Dharma Patria Kebumen sebelumnya atau Perguruan Tinggi yang lain. 2. Laporan Semester ini merupakan hasil penelitian di UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Kebumen. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan, maka saya bersedia menerima sanksi Akademik sesuai dengan aturan yang ada di Politeknik Dharma Patria Kebumen. Kebumen, 11 Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan, Materai 6000 ANAS FUADZI NPM

6 MOTO Tuhan tidak akan memberi cobaan kepada seseorang melampaui kemampuan yang dimilikinya. Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang, jika orang itu tak berusaha untuk merubahnya sendiri. Jangan selalu mengeluh apa yang kurang dari diri kita, karena dibalik kekurangan itu tersimpan hal-hal yang mungkin tak dimiliki orang lain dan disitulah letak kelebihan kita. Jika kita tidak memiliki apa yang kita sayangi, maka sayangilah apa yang telah kita miliki.

7 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, karunia dan ridho-nya kepada penulis, sehingga Laporan Semester ini dapat diselesaikan tanpa ada halangan yang berarti. Penulis sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penulisan laporan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Semester dalam rangka persyaratan kelulusan Ujian Semester V Program Diploma III Program Studi Mesin Otomotif di Politeknik Dharma Patria Kebumen. Atas tersusunnya Laporan Semester ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. DR. H. K. Prihartono AH., Drs., S.Sos., M.M., selaku Direktur Politeknik Dharma Patria Kebumen. 2. Bambang Wijayanto, S.T., selaku Kepala Prodi Mesin Otomotif di Politeknik Dharma Patria Kebumen dan juga selaku pembimbing Laporan Semester ini. 3. Suparmono selaku instruktur penyelia kejuruan otomotif di UPT BLK Kebumen yang telah membimbing penulis dalam kegiatan PKL dan penulisan Laporan Semester. 4. Ayahanda Misbah dan Ibunda Mariyem yang selalu mendidik dan mendoakanku. 5. Ahmad Saifuddin, Agus Setiawan, Rofik Anwar, Anwar Habibi, Muslihun, Indra dan teman-teman seperjuanganku di Politeknik Dharma Patria Kebumen. Penulis juga menyadari bahwa Laporan Semester ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan laporan ini. Kebumen, 11 Januari 2014 Penulis i

8 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR TIM PENGUJI PERNYATAAN PENULIS MOTO KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pokok permasalahan Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Manfaat Penelitian Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Sistem Penulisan Penelitian... 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gambaran Umum UPTD BLK Kebumen Visi dan Misi UPTD BLK Kebumen Struktur Organisasi UPTD BLK Kebumen Motor Starter Tipe Konvensioanal... 9 BAB III OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG 4K 3.1. Overhoul Motor Starter Tipe Konvensional Pada Toyota Kijang 4K i ii iv vi ii

9 3.2. Perawatan Motor Starter Tipe Konvensional Pada Toyota Kijang 4K BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP iii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Motor Starter Konvensional Gambar 2.2. Kontruksi Motor Starter Konvensional Gambar 2.3. Yoke dan Pole Core Gambar 2.4. Field Coil Gambar 2.5. Hubungan Seri Antara Kumparan Medan dengan Armature Gambar 2.6. Motor dengan Kumparan Medan Jenis Shunt (Paralel) Gambar 2.7. Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Campuran Gambar 2.8. Motor Jenis Magnet Permanen Gambar 2.9. Armature Gambar Brush dan Brush Holder Gambar Komutator Gambar Drive Lever Gambar Starter Clutch Tipe Roller Gambar Starter Clutch Tipe Plat Banyak Gambar Cara Kerja Starter Cluth Tipe Sprag Gambar Solenoid (Magnetic Switch) Gambar Kumpalan Pull In Coil yang Dialiri Arus Gambar Plat Kontak Nempel dan Arus Mengalir dari Terminal 30 ke C. 30 Gambar Saat Kunci Kontak Terbuka Gambar Kerja Sistem Starter Saat Kunci Kontak Posisi Start (ST) Gambar Kerja Sistem Starter Saat Gigi Pinion Terhubung ke Ring Gear 35 Gambar Kerja Sistem Starter Saat Kunci Kontak Kembali ke Posisi ON 37 Gambar 3.1. Melepas Kabel Kumparan Gambar 3.2. Melepas Baut Utama Motor Starter Gambar 3.3. Melepas Solenoid dari Motor Starter Gambar 3.4. Melepas Sekrup dari Ujung Rumah Belakang Gambar 3.5. Melepas Plat Pengunci Gambar 3.6. Melepas Tutup Belakang Motor Starter Gambar 3.7. Melepas Sikat dan Pemegang Sikat iv

11 Gambar 3.8. Melepas Yoke Gambar 3.9. Mengeluarkan Armature Gambar Melepas Baut Tuas Penggerak Gambar Melepas Kopling Starter Gambar Melepas Pegas Pengembali Gambar Memeriksa Ujung Poros Armature Gambar Membuka Tutup Bos Gambar Menghaluskan Bos Gambar Memeriksa Tutup Bos Gambar Memeriksa Komutator Gambar Memeriksa Kedalaman Segmen Mika Gambar Memperbaiki Kedalaman Mika Gambar Memeriksa Komutator Gambar Membersihkan Ujung Bos Gambar Pengukuran Kelonjongan Komutator Gambar Mengukur Lingkar Luar Komutator Gambar Memeriksa Komutator Gambar Memeriksa Hubungan Antar Segmen Gambar Memeriksa Koil Medan Gambar Memeriksa Hubungan Antara Koil Medan Frame Medan Gambar Mengukur Panjang Sikat Gambar Memeriksa Isolasi Pemegang Sikat (-) dan (+) Gambar Memeriksa Tuas Penggerak Gambar Memeriksa Kopling Gigi Ulir Starter Gambar Memeriksa Gigi dan Alur Roda Gigi Gambar Memutar Pinion Searah Jarum Jam Gambar Memeriksa Plunyer Gambar Memeriksa Hubungan Antara Terminal 50 dan Terminal C Gambar Memeriksa hubungan Antara Terminal 50 dengan Body Switch 56 v

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Pengajuan Judul dan Dosen Pembimbing Lampiran 2. Catatan Konsultasi Bimbingan Lampiran 3. Lembar Persetujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL) vi

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mesin otomotif, baik mesin diesel maupun mesin bensin tidak dapat berputar dengan sendirinya, melainkan memerlukan tenaga yang dapat menghidupkan mesin untuk pertama kali. Salah satu tenaga yang dibutuhkan untuk menghidupkan mesin adalah tenaga dengan sistem motor starter yang dapat mengubah energi listrik dari baterai menjadi energi mekanik untuk memutar poros engkol dengan putaran dan momen yang cukup akan menghidupkan mesin. Jenis mesin ada dua, yaitu mesin bensin dan mesin diesel. Mesin bensin memiliki volume silinder yang besar dan menghasilkan tekanan kompresi yang tinggi, sedangkan mesin diesel juga memiliki volume silinder yang lebih besar dibandingkan dengan mesin bensin dan harus mampu menghasilkan tekanan kompresi yang tinggi, sehingga didapatkan momen yang besar untuk gerak awal memutar poros engkol. Pada mesin otomotif, sistem starter merupakan salah satu pelengkap pada unit mesin yang sistem kerjanya menggunakan prinsip elektromagnet dimana kekuatan yang dihasilkan tergantung dari : kuatnya medan magnet, besar arus yang masuk penghantar, dan tahanan listrik yang dibutuhkan. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, banyak tipe motor starter yang saat ini digunakan diantaranya adalah tipe konvensional, tipe reduksi, dan tipe planetary. Penggunaan motor pada unit mesin sangat 1

14 2 tergantung sekali dari mekanisme poros engkol dan kompresi yang dihasilkan. Untuk mesin diesel pada umumnya menggunakan motor starter tipe reduksi dengan alasan mampu menghasilkan momen yang besar dengan ukuran dan berat yang sama bila dibandingkan dengan tipe konvensional, di samping itu pada tipe reduksi arus yang masuk ke dalam penghantar relatif lebih kecil dibandingkan dengan tipe konvensional. Sama seperti komponen mobil pada umumnya, motor starter ini juga dapat mengalami gangguan dan kerusakan. Untuk dapat melihat penyebab gangguan dan kerusakan yang terjadi pada motor starter, maka dapat dilakukan overhoul atau pembongkaran, pemeriksaan, serta pengetesan pada motor starter. Untuk melakukan pemeriksaan dan pengetesan harus melakukan langkah-langkah secara urut agar kerusakan atau gangguan pada motor starter tidak semakin parah. Hal inilah yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat apalagi yang tidak terlalu mengetahui mengenai mesin mobil. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti termotivasi untuk untuk melakukan penelitian yang berjudul OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K DI UPTD BALAI LATIHAN KERJA KABUPATEN KEBUMEN.

15 Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat diambil beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, diantaranya adalah : a. Komponen pada motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K. b. Cara membongkar dan memasang motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K. c. Cara merawat motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K Pertanyaan Penelitian Pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian ini merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang hendak dibahas yaitu : a. Apa saja komponen yang terdapat pada motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K? b. Bagaimana langkah-langkah serta cara membongkar dan memasang motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K? c. Bagaimana cara perawatan motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K? 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang, pokok permasalahan serta pertanyaan penelitian tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

16 4 a) Menjelaskan serta menguraikan mengenai komponen motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K. b) Menjelaskan serta menguraikan langkah-langkah untuk membongkar serta memasang motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K. c) Menjelaskan cara perawatan motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K Manfaat Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan serta tujuan penelitian yang telah diuraikan, maka manfaat dari penelitian ini adalah : a. Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai komponen, prinsip kerja, cara membongkar dan memasang serta cara perawatan motor starter, khususnya motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K. b. Manfaat Praktis 1) Peneliti Untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam bidang otomotif, khususnya mengenai motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K.

17 5 2) Civitas Akademika Dapat bermanfaat sebagai acuan bagi civitas akademika dalam bidang otomotif khususnya mengenai motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K. 3) Lembaga Yang Diteliti Untuk menambah informasi serta pengetahuan dalam bidang otomotif khususnya mengenai motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K. 4) Masyarakat Untuk menambah pengetahuan serta informasi dalam bidang otomotif khususnya mengenai motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Dalam bidang otomotif, banyak sekali permasalahan yang dapat dibahas akan tetapi dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas mengenai komponen, prinsip kerja, cara membongkar dan memasang motor starter, serta cara merawat motor starter tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K.

18 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode-metode penelitian yaitu : a. Metode Wawancara Yaitu dengan cara peneliti bertanya langsung kepada informan atau sumber informasi mengenai masalah-masalah yang dibahas dalam penelitian ini. b. Metode Observasi Yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung terhadap objek penelitian yang akan dibahas dalam penelitian yaitu mengenai motor stater tipe konvensional pada mobil Toyota Kijang 4K. c. Metode Studi Kepustakaan Yaitu metode yang dilakukan dengan cara mengumpulkan bahanbahan bacaan dari sumber yang dapat dipercaya kebenarannya Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan Praktek Kerja Lapangan yaitu tanggal 16 Oktober 2013 hingga 22 November Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan selama 25 hari.

19 Tempat Penelitian Penelitian yang bersamaan dengan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di UPTD Unit BLK Disnakertransos Kabupaten Kebumen Sistematika Penulisan penelitian Adapun sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian serta sistematika penulisan laporan penelitian. BAB II LANDASAN TEORI Berisi tentang gambaran umum UPTD BLK Kebumen, visi dan misi UPTD BLK Kebumen, struktur organisasi UPTD BLK Kebumen, serta mengenai motor starter konvensional. BAB III OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER TIPE KONVENSIONAL PADA TOYOTA KIJANG 4K Berisi tentang overhoul dan perawatan motor starter tipe konvensional pada toyota kijang 4K BAB IV PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan Saran

20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gambaran Umum UPTD BLK Kebumen Dalam penyusunan Laporan Semester ini peneliti menggunakan sumber data yang diperoleh pada saat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan di Balai Latihan kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Sosial Kabupaten Kebumen. UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Kebumen adalah sebuah lembaga pelatihan milik Pemerintah Kabupaten Kebumen. Sebagai leading sector pelatihan keterampilan kerja, UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) diharapkan mampu memfasilitasi dan menjawab tantangan dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh pasar kerja. UPTD Balai Latihan Kerja Kebumen didukung oleh 7 (tujuh) kejuruan yang ada yaitu sebagai berikut : a. Otomotif b. Teknologi Mekanik c. Listrik d. Bangunan e. Pertanian f. Tata Niaga g. Handycraft (kerajinan tangan) 2.2. Visi dan Misi UPTD BLK Kebumen a. Visi BLK Kabupaten Kebumen : Terciptanya lulusan UPTD-BLK Kebumen yang kompeten, berdisiplin dan memiliki etos kerja yang tinggi sehingga mampu bersaing di pasar kerja maupun berwirausaha. 8

21 9 b. Misi BLK Kabupaten kebumen: 1) Meningkatkan kualitas lulusan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. 2) Peningkatan kompetensi instruktur dan tenaga kepelatihan sesuai bidang kejuruan 3) Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelatihan kerja Struktur Organisasi UPTD BLK Kebumen Ka. UPTD Unit BLK Ka. Sub Bag. TU Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Struktural Bagan 2.1. Struktur Organisasi BLK Kabupaten Kebumen Sumber : UPTD BLK Kebumen 2.4. Motor Starter Konvensional Definisi Motor Starter Hadi Sholikhin (2006: 54) mengemukakan mengenai motor starter, yakni sebagai berikut : motor starter merupakan bagian dari kelistrikan mobil yang berfungsi merubah energi listrik dari baterai menjadi energi mekanik berupa gerak putar untuk memutar poros engkol sebagai pemicu

22 10 gerak awal guna memperoleh putaran minimum dalam usaha pembakaran. Tim Fakultas Teknik UNY (2004: 8) mengemukakan bahwa sistem starter merupakan bagian dari sistem kendaraan untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motor starter merupakan bagian dari kelistrikan mobil yang berfungsi merubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk memberikan putaran awal bagi engine agar dapat menjalankan siklus kerjanya Fungsi Motor Starter Daryanto (2010: 372) mengemukakan mengenai fungsi dari motor starter, yakni : motor starter berfungsi untuk memutarkan mesin atau menghidupkan mesin pada pertama kalinya, jika tombol starter ditekan maka motor starter berputar karena adanya arus listrik dari baterai dan gigi pinion yang terdapat pada motor sarter akan menggerakkan roda penerus dari mesin utama, maka jika roda penerus telah berputar akan mengakibatkan busi menyalakan apinya dan bensin dari karburator akan mengalir karena dengan berputarnya roda poros berarti distributor akan berfungsi pula (arus dari baterai akan mengalir karenanya). Boentarto (1995: 66) mengemukakan bahwa motor starter berfungsi untuk mengubah tenaga listrik dari baterai menjadi tenaga putar. Hadi Sholikhin (2006: 5) mengemukakan bahwa fungsi dari motor starter adalah dapat memutar mesin secukupnya untuk memperoleh putaran minimum dalam usaha memenuhi pembakaran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi dari motor starter adalah untuk menghidupkan mesin pada

23 11 pertama kalinya dengan cara mengubah tenaga listrik menjadi tenaga putar Komponen-Komponen Motor Starter Tipe Konvensional Motor starter mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam kendaraan karena fungsi motor starter yaitu sebagai penggerak awal melalui fly wheel sewaktu mesin akan dihidupkan. Gerakan tersebut diperoleh dari perubahan energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar. Untuk menghidupkan mesin untuk pertama kali, dibutuhkan tenaga yang besar. Motor starter dirancang untuk dapat mengasilkan tenaga yang besar sehingga dapat memutarkan mesin. Gambar 2.1. Motor Starter Konvensional Sumber : ottologi.blogspot.com

24 12 Gambar 2.2. Konstruksi Motor Starter Konvensional Sumber : otomotrip.com a. Yoke dan Pole Core Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core berfungsi sebagai penopang field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Gambar 2.3. Yoke dan Pole Core Sumber : kedairastavara.wordpress.com Field coil dipasang pada setiap kutub (pole) dengan menggunakan lempeng tembaga dengan diisolasi satu dengan yang

25 13 lainnya serta terhadap core yang dihubungkan secara seri dengan gulungan armature melalui brush. Pada umumnya setiap motor starter mempunyai empat buah pole core yang diikat pada yoke core (body starter) dengan sekrup. b. Field Coil Pada starter biasanya digunakan empat field coil yang berarti mempunyai empat core. Field coil berfungsi untuk menghasilkan medan magnet yang diperlukan untuk memutarkan armature. Arus listrik yang yang mengalir ke kumparan medan berasal dari terminal C solenoid. Field coil adalah kumparan yang dililitkan pada inti kutub yang terbuat dari besi untuk menghasilkan medan magnet (terbentuk kutub utara dan kutub selatan) pada saat arus besar mengalirinya. Inti kutub terpasang pada rumah motor starter (yoke). Inti kutub dan rumah starter berfungsi juga untuk meningkatkan dan mengkonsentrasikan medan magnet yang dihasilkan kumparan medan. Kumparan medan terbuat dari kawat tembaga persegi dengan luas penampang yang cukup besar.

26 14 Gambar 2.4. Field Coil Sumber : ottologi.blogspot.com Ujung kumparan medan terhubung dengan terminal C pada solenoid dan ujung-ujung lainnya dihubungkan dengan sikat. Ada 2 macam tipe magnet yang digunakan pada motor starter yaitu kumparan medan dengan elektromagnetik dan magnet permanen. Ada beberapa jenis hubungan antara kumparan medan dan armature yang digunakan untuk motor arus searah (DC) yaitu jenis gulungan seri, jenis gulungan shunt (paralel), tipe gulungan compound atau campuran, dan sekarang sudah ada gulungan yang menggunakan magnet permanen. Berikut penjelasan tentang jenisjenis hubungan kumparan medan dan armature yang dipakai pada motor starter.

27 15 1) Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Seri Gambar 2.5. Hubungan Seri Antara Kumparan Medan dengan Armature Sumber : ottologi.blogspot.com Saat motor starter bekerja arus mengalir melalui kumparan medan kemudian ke kumparan armature dan ke massa melalui sikat. Ciri khas jenis ini adalah dapat memberikan daya putar yang besar namun tidak membuat arus yang berlebihan pada beban tinggi karena kecepatan putarannya dapat diatur secara otomatis sesuai dengan besar bebannya. Namun demikian tanpa beban kecepatan putarannya akan sangat tinggi sehingga motornya harus ditangani dengan benar agar tidak rusak. Karena itulah jenis motor ini banyak digunakan untuk motor starter. Karakteristik motor ini adalah sebagai berikut. Besarnya gaya putar pada motor adalah sesuai dengan besar arus armature dan kekuatan medan magnet. Kekuatan medan magnet ditentukan oleh arus kumparan medan dan arus armature.

28 16 2) Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Shunt Gambar 2.6. Motor dengan Kumparan Medan Jenis Shunt Sumber : Kumparan armature dan kumparan medan pada tipe ini dihubungan secara paralel. Sumber tegangan diberikan kemasingmasing kumparan dan masing-masing kumparan mempunyai massa sendiri. Kecepatan putaran motor jenis ini dapat di dengan mudah dengan mengatur arus yang mengalir ke kumparan medan. Gulungan jenis ini dapat digunakan pada motor dengan putaran yang tetap dan putarannya tidak akan berubah meskipun bebannya beragam. Akselerasi dan deselerasi kecepatan motor nya bisa divariasi tergantung dari arus kumparan medan. motor jenis ini digunakan untuk window washer, cooling fan, power window dan sebagainya. Kecepatan putaran motor berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan kekuatan medan magnet. Karena itulah ketika sumber power nya adalah baterai, maka tegangannnya akan stabil dan medan magnet tidak berubah, sebagai akibatnya ketika

29 17 arus armature naik, maka tegangannya akan sedikit turun namun kecepatan putarannya hampir tetap konstan. 3) Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Campuran Gambar 2.7. Motor dengan Kumparan Medan Jenis Gulungan Campuran (Compound) Sumber : Motor starter tipe ini kumparan armature dan satu kumparan medan dihubungkan secara seri dan dihubungkan juga kekumparan medan lainnya secara paralel. Arah kutub pada kedua kumparan medan ini adalah sama. Tipe ini adalah gabungan dari karakteristik tipe seri dan tipe paralel. Pada saat motor starter melakukan start, motor ini mempunyai gaya putar yang besar seperti yang dimiliki oleh tipe kumparan seri. Setelah di start, motor ini akan berputar secara tetap seperti yang telah dimiliki oleh kumparan shunt. Jadi motor jenis ini strukturnya lebih rumit dibandingkan dengan jenis seri, motor jenis ini biasanya digunakan untuk jenis wiper.

30 18 4) Motor Jenis Magnet Permanen Gambar 2.8. Motor Jenis Magnet Permanen Sumber : Beberapa magnet permanen dibuat dari campuran boron, neodinium, dan besi yang dipasang pda rumah motor starter. Penggunaan magnet permanen dapat menghasilkan rangkaian kumparan medan magnet dan mengurangi berat motor starter sampai dengan 50%. Ciri utama motor jenis ini adalah ringan dan mempunyai daya magnet yang kuat. Kumparan medan dan inti kutub sudah tidak ada lagi. Kebutuhan arus listrik hanya digunakan untuk kumparan armature. Apabila arah arus dibalik maka arah putaran motor starter juga berubah. Hal ini karena arah kutub magnet permanen tidak berubah. Namun arah kutub armature dan elektromagnetik dapat diubah sesuai dengan arah arus. Tipe motor ini juga digunakan untuk windshield wiper motor, servo motor untuk mengontrol kecepatan idle ECU engine, motor step, pompa bahan bakar dan sebagainya.

31 19 c. Armature Gambar 2.9. Armature Sumber : Armature terdiri dari beberapa bagian yaitu poros armature, kumparan, inti armature dan komutator. Plat besi yang tipis digabung menjadi satu bentuk inti armature. Armature berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik dalam bentuk gerak putar. Kumparan dililitkan pada inti armature dan dihubungkan dengan inti komutator. Setiap segmen komutator diisolasi dari segmen-segmen yang berada didekatnya. Sebuah poros baja dipasangkan pada lubang tengah inti armature. Komutator terpasang pada poros tersebut dengan diberi isolasi. Kedua ujung poros ditopang oleh bantalan dan dapat berputar dengan bebas didalam yoke. Shaft pada armature terbuat dari baja khusus agar tidak mudah patah, bengkok atau berubah akibat adanya gaya yang besar. Poros armature mempunyai ulir atau spline dimana pinion bisa meluncur.

32 20 Pada daerah luar armature ada slot isolator untuk kumparan armature dengan tujuan agar inti besinya tidak overheating. Inti besi pada armature akan memperkuat medan magnet yang di hasilkan oleh kumparan armature. Besar kecilnya kumparan armature akan mempengaruhi besar kecilnya arus yang mengalir ke kumparan armature. Besar kecilnya arus akan mempengaruhi kuat medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan armature sehingga akan mempengaruhi besar kecilnya gaya putar yang dihasilkan. Kumparan armature dialiri arus yang besar sehingga terbuat dari konduktor persegi yang digulung. Kumparan disisipkan kedalam slot yang sudah diisolasi dimana satu ujung kumparan disolder ke satu segmen komutator dan satu ujung lainnya ke satu segmen komutator lain. Karena itulah gaya putar yang dihasilkan dari masing-masing kumparan pada saat arus nya mengalir akan menyebabkan armature berputar. Bentuk inti besinya ditunjukkan pada gambar dibawah umumnya dua kumparan disisipkan kedalam satu slot. Bahan untuk membungkus kumparan armature adalah kertas mika, fiber, atau plastik.

33 21 d. Brush dan Brush Holder Gambar Brush dan Brush Holder Sumber : ottologi.blogspot.com Empat buah sikat biasanya dipasang pada motor starter, dua untuk sikat positif dan dua lagi untuk sikat negatif. Sikat atau brush sendiri berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan kekumparan armature (pada motor dengan gulungan tipe seri) melalui komutator dan menyalurkan arus dari kumparan armature melalui komutator ke massa. Dua sikat ditopang oleh pemegang sikat berisolasi (disebut dengan sikat positif), dan dua sikat lainnya ditopang oleh pemegang sikat yang terhubung dengan massa dan disebut sikat negatif. Sikat terbuat dari karbon, karbon graphit (electrical graphitic carbon) atau karbon graphit logam yang mempunyai kemampuan pelumasan dan kemampuan mengalirkan arus listrik yang baik. Motor starter dialiri arus yang besar dan beroperasi dengan jangka waktu yang pendek, maka bahan Metallic graphitic carbon untuk tegangan rendah dan arus listrik besar biasanya dipakai oleh

34 22 motor starter. Sikat Metallic graphitic carbon terbuat dari bubuk tembaga dan graphite yang mempunyai rasio tembaga sekitar 50-90%, sehingga tingkat tahananya rendah. Agar sikat dapat mengalirkan arus ke kumparan armature melalui komutator, sikat harus kontak dengan komutator. Kontak antara sikat dengan komutator dijamin oleh pegas sikat yang dapat menjaga sikat selalu menempel dengan komutator meskipun ada gerakan naik-turun akibat komutator yang kurang rata atau faktor lainnya. e. Komutator Komutator berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan melalui sikat positif ke kumparan armature dan dari kumparan armature ke sikat negatif. Bentuk komutator yang terbuat dari plat tembaga yang disusun dalam bentuk melingkar dengan isolator (mika) diantara plat-plat tersebut. Gambar Komutator Sumber : ottologi.blogspot.com Kumparan armature disolder pada plat komutator. Dengan cara tersebut maka arus dapat mengalir dari sikat dalam satu arah

35 23 kekumparan armature. Bagian dalam komutator lebih tipis dari bagian luarnya. Untuk mencegah agar tidak mudah lepas, maka komutator dipasangkan dengan mika berbentuk V atau ring penjepit berbentuk V. Masing-masing plat potongan komutator dibungkus dengan mika yang ketebalannya sekitar 1 mm dan diameternya mm lebih kecil dari diameter luar komutator. Selama berputar komutator selalu berhubungan dengan sikat yang dialiri arus yang besar diantara sikat dan komutator. Karena itulah temperaturnya lebih tinggi sehingga mudah aus. f. Drive Lever Gambar Drive Lever Sumber : ottologi.blogspot.com Tuas penggerak berfungsi untuk mendorong gigi pinion agar bisa berkaitan dengan gigi roda penerus (fly wheel) pada saat motor starter dioperasikan. Bagian atas dari tuas penggerak ini dikaitkan dengan plunyer pada solenoid dan bagian bawahnya berhubungan

36 24 dengan hub pada kopling starter (overrunning clutch). Gerak mendorong tuas tersebut berasal dari kaitan tuas plunyer (stud bolt) pada solenoid. g. Overrunning Clutch atau Starter Clutch Starter clutch berfungsi untuk memindahkan momen puntir dari armature shaft ke fly whell sehingga dapat berputar dan akan melepaskan dengan sendirinya bila putaran fly whell lebih besar dari gear pinion. Ketika mesin dihidupkan pinion pada motor starter dan fly wheel (ring gear) satu sama lainnya saling berkaitan dengan fly wheel, maka sekarang fly wheel dapat memutarkan motor starter. Karena roda gigi pada fly wheel jumlahnya jauh lebih banyak maka putaran gigi pinion pada motor starter menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat merusak motor starter terutama pada bagian armature, bantalan (bearing), komutator dan sikat (brush). Untuk mencegah kerusakan tersebut, maka dipasang kopling starter yang bisa berputar dengan arah satu saja. Artinya pada saat motor starter berputar gaya putar poros motor starter dapat disalurkan ke fly wheel sehingga poros engkol dapat berputar, tetapi saat mesin sudah hidup, mesin tidak dapat memutarkan motor starter, kopling starter akan membebaskan putaran dari fly wheel ke motor starter. Ada tiga jenis overrunning starter atau starter clutch yaitu :

37 25 1) Tipe Roller Gambar Starter Clutch Tipe Roller Sumber : ottologi.blogspot.com Apabila motor starter bekerja, poros armature akan memutarkan rumah kopling searah jarum jam. Pegas pada kopling starter akan mendorong plunyer dan roller bergerak ke kiri berlawanan dengan gerakan putar rumah kopling. Akibatnya, roller akan terjepit di daerah yang sempit antar lubang roller pada rumah kopling dan inner race. Karena roller terjepit, maka inner race akan terkunci dan ikut berputar bersama-sama dengan rumah kopling. Karena inner race menjadi satu kesatuan dengan gigi pinion, maka gigi pinion akan berputar berputar dan menggerakkan fly wheel. Jika mesin sudah hidup dan gigi pinion masih berhubungan dengan fly wheel, maka sekarang fly wheel akan memutarkan gigi pinion dan inner race. Gerakan putar inner race ini menyebabkan roller terdorong dan bergerak ke arah kanan sehingga berada pada daerah lubang roller yang longgar.

38 26 Hal ini menyebabkan roller dapat berputar dengan bebas (roller tidak terjepit) sehingga rumah kopling tidak ikut berputar, dengan demikian kopling akan membebaskan/memutuskan putaran mesin ke motor starter. 2) Starter Clutch Tipe Plat Bnyak Gambar Starter Clutch Tipe Plat Banyak Sumber : ottologi.blogspot.com Spline dibentuk sesuai dengan poros armature untuk menyesuaikan bentuk spline yang ada di sisi dalam advance sleeve dan dapat bergerak meluncur. Plat kopling penggerak digabungkan ke groove (ulir) pada advance sleeve. Cara kerja kopling tipe plat banyak adalah sebagai berikut: pinion motor starter didorong ke fly wheel oleh tuas pemindah (shift lever). Dalam keadaan ini jika pinion tertahan, maka putaran poros armature disalurkan ke advance sleeve sehingga advance sleeve terdorong ke arah pinion melalui spline. Gaya dorong ini diteruskan dari adavance sleeve ke pegas penggerak (driving

39 27 spring) melalui plat kopling sehingga plat penggerak tertekan. hal ini akan menghasilkan tekanan pada permukaan kedua kopling dan menyalurkan gaya putar hasil gesekan pada keduanya. Setelah mesin hidup, gaya putar pada pinion akan lebih cepat dari poros armature, sehingga advance sleeve akan berputar dengan arah yang berlawanan dengan pinion dan kedua plat kopling terbebas sehingga gaya putar mesin tidak akan tersalurkan ke poros armature. 3) Starter Clutch Tipe Sprag Gambar Cara Kerja Starter Clutch Tipe Sprag Sumber : ottologi.blogspot.com Kopling tipe ini di gunakan untuk mesin-mesin berat, cara kerjanya adalah sebagai berikut: outer race digerakkan oleh poros armature motor starter. Ketika mesin dihidupkan, outer race dan inner race akan menyatu karena gerakan outer race akan menyebabkan sprag terjepit diantara inner dan outer race. Hal ini menyebabkan inner race berputar secara bersamaan dengan outer

40 28 race. Saat mesin hidup dan fly wheel menggerakkan pinion, inner race akan berputar lebih cepat dibanding outer race, sehingga sprag akan terdorong oleh inner race dan menyebabkan sprag tidak terjepit diantara inner dan outer race. Akibatnya inner dan outer race akan saling terbebas dan putaran mesin tidak dapat diteruskan ke motor starter. h. Solenoid (Magnetic Switch) Gambar Solenoid (Magnetic Switch) Sumber : ottologi.blogspot.com Solenoid disebut juga dengan magnetic switch. Pada solenoid terdapat 3 buah terminal, yaitu terminal 30, terminal 50 dan terminal C. Terminal 50 adalah terminal yang dihubungkan dengan ST (starter) pada kunci kontak. Terminal 30 adalah terminal yang langsung di hubungkan dengan positif baterai dengan menggunakan kabel yang cukup besar agar arus yang besar dapat mengalir saat di- start. Pada model yang lain solenoid kadang mempunyai 4 buah

41 29 terminal yaitu terminal 30, 50, C dan B. Terminal B biasanya dipasangkan dengan terminal B pada koil pengapian yang mempunyai terminal B. Di dalam solenoid terdapat dua buah kumparan yang disebut hold in coil dan pull in coil. 1) Kumparan Penarik (Pull In Coil) Gambar Kumparan Pull In Coil dan Hold In Coil yang Dialiri Arus Sumber : ottologi.blogspot.com Kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan terminal C, bila kunci kontak dalam keadaan tertutup, arus mengalir dari terminal 50 ke kumparan pull in coil kemudian ke terminal C lalu ke massa (melalui kumparan pada motor starter). Pada saat yang sama arus juga mengalir dari terminal 50 ke kumparan hold in coil kemudian ke massa. Akibatnya akan terjadi medan magnet pada pull in coil dan hold in coil sehingga plunyer tertarik. Tertariknya plunyer terutama di akibatkan oleh medan magnet yang di hasilkan oleh pull in coil. Plunyer dapat tertarik pada saat

42 30 pull in coil di aliri arus, karena posisi plunyer tidak simetris atau tidak ditengah kumparan sehingga saat terjadi medan magnet pada pull in coil, plunyer akan tertarik dan bergerak (ke kanan) sehingga plat kontak menempel menghubungkan terminal utama (30) dan terminal penghubung (C). Gambar Plat Kontak Nempel dan Arus Mengalir Dari Terminal 30 ke C Sumber : ottologi.blogspot.com Dengan kejadian ini, maka terminal 30 dan terminal C akan terhubung secara langsung melalui plat kontak. Pada sisi sebelah kiri plunyer dihubungkan dengan tuas penggerak (drive lever) yang ikut tertarik oleh plunyer saat pull in coil bekerja untuk mendorong gigi pinion bergerak maju berkaitan dengan roda gigi penerus (fly wheel).

43 31 2) Kumparan Penahan (Hold In Coil) Kumparan ini menghubungkan terminal 50 dan bodi solenoid. Fungsinya adalah untuk menahan plunyer sehingga plat kontak tetap dapat menempel dengan terminal utama dan terminal penghubung (menghubungkan terminal 30 dan terminal C). Hold in coil diperlukan karena pada saat plat kontak terhubung dengan terminal 30 dan terminal C, maka tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50 dan terminal 30. Hal ini menyebabkan arus tidak mengalir dari terminal 50 ke pull in coil dan kemagnetan pada pull in coil menjadi hilang. Untuk mempertahankan posisi plat kontak tetap menempel maka hold in coil berperan dengan tetap menghasilkan medan magnet sehingga arus yang besar tetap dapat mengalir ke motor starter lewat plat kontak (motor starter tetap berputar). Gambar Saat Kunci Kontak Terbuka Sumber : ottologi.blogspot.com

44 32 Apabila kunci kontak dibuka (mesin sudah hidup), maka tidak ada arus yang mengalir ke terminal 50, pada saat ini plat kontak masih menempel dan menghubungkan terminal 30 dan terminal C. Arus mengalir dari terminal C ke kumparan pull in coil, lalu ke kumparan hold in coil, kemudian ke massa. Arah aliran arus pada ke dua kumparan tersebut berlawanan sehingga menghasilkan medan magnet yang saling berlawanan, hal ini menyebabkan terjadinya demagnetisasi atau saling menetralkan medan magnet sehingga plunyer akan kembali keposisi asalnya karena terdorong oleh pegas pengembali Cara Kerja Motor Starter Tipe Konvensional Kerja sistem starter ini dibagi menjadi tiga keadaan, yaitu saat kunci kontak pada posisi start (ST), saat gigi pinion berhubungan dengan gigi pada roda penerus (fly wheel), dan saat kunci kontak kembali pada posisi ON atau IG, Berikut akan dijelaskan cara kerja sistem starter pada tiap posisi :

45 33 a. Saat Kunci Kontak Pada Posisi Start (ST) Gambar Kerja Sistem Starter Saat Kunci Kontak Posisi Start (ST) Sumber : ottologi.blogspot.com Kunci kontak (ignition switch) yang diputar pada posisi start menyebabkan terjadinya aliran arus kekumparan penarik (pull-in coil) dan kekumparan penahan (hold-in coil) yang secara bersamaan berikut adalah aliran arus ke masing-masing kumparan tersebut : 1) Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak terminal 50 pada solenoid kumparan pull-in coil terminal C kumparan medan (field coil) sikat positif kumparan armature sikat negatif massa terbentuk medan magnet pada kumparan pull-in coil. 2) Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak terminal 50 pada solenoid kumparan hold-in coil massa terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in coil.

46 34 Aliran arus pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak plunyer di dalam solenoid yang tidak simetris atau tidak berada ditengah kumparan menyebabkan plunyer tertarik dan bergerak ke kanan melawan tekanan pegas pengembali (return spring). Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan medan dan ke kumparan armature, maka medan magnet yang terbentuk pada kumparan medan dan armature lemah sehingga motor starter berputar lambat. Pada saat plunyer tertarik, tuas penggerak (drive lever) yang terpasang pada ujung plunyer juga akan tertarik ke arah kanan. Bagian tengah tuas penggerak terdapat baut yang berfungsi sebagai engsel sehingga tuas penggerak bagian bawah yang berkaitan dengan kopling starter (stater clutch) bergerak ke kiri mendorng gigi pinion agar berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi plunyer tertarik (plat kontak belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini membantu gigi pinion agar mudah masuk atau berkaitan dengan ring gear.

47 35 b. Saat Gigi Pinion Berhubungan dengan Ring Gear Gambar Kerja Sistem Starter Saat Gigi Pinion Berhubungan dengan Ring Gear Sumber : ottologi.blogspot.com Plunyer bergerak ke kanan pada saat kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan medan magnet. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada bagian ujung kanan plunyer menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga pada terminal 30 dan terminal C terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati kedua terminal tersebut. Pada keadaan ini tegangan di terminal 50 sama dengan tegangan di terminal 30 dan terminal C. Karena tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50, maka tidak ada arus yang megalir ke kumparan pull-in coil dan kemagnetan di kumparan

48 36 tersebut hilang. Secara rinci aliran arus dalam keadaan ini dijelaskan sebagai berikut. 1) Arus dari baterai mengalir ke teminal 50 kumparan hold-in coil massa terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in coil. 2) Arus yang besar dari baterai mengalir ke terminal 30 plat kontak terminal C kumparan medan sikat positif komutator kumparan armature sikat negatif massa terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armature sehingga motor starter berputar. Aliran arus yang besar pada kumparan medan dan kumparan armature menyebabkan terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga motor starter berputar cepat dan mengahasilkan tenaga kembali yang besar untuk memutarkan mesin. Medan magnet pada kumparan pull-in coil dalam kondisi ini tidak terbentuk karena arus tidak mengalir ke kumparan tersebut. Selama motor starter berputar plat kontak harus ada dalam kondisi menempel dengan terminal utama pada solenoid. Oleh sebab itu pada kondisi ini kumparan hold-in coil tetap dialiri arus listrik sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan plunyer dan plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun kumparan pada pull-in coil kemagnetannya hilang, plunyer masih dalam kondisi tertahan.

49 37 c. Saat Kunci Kontak Kembali Ke Posisi ON (IG) Gambar Kerja Sistem Starter Saat Kunci Kontak Kembali ke Posisi ON (IG) Sumber: ottologi.blogspot.com Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan posisinya kembali keposisi ON atau IG. Namun demikian sasaat kunci kontak dilepas, plat kontak masih dalam kondisi menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak akan mendapatkan arus listrik dari baterai. Aliran arus listrik pada kondisi ini dijelaskan sebagai berikut : 1) Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 plat kontak terminal C kumparan medan sikat positif komutator kumparan armature sikat negatif massa masih terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armature, motor starter masih berputar.

50 38 2) Arus dari baterai ke terminal 30 plat kontak terminal C kumparan pull-in coil kumparan hold-in coil massa kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan medan magnet, namun arahnya berlawanan. Seperti dijelaskan pada aliran pertama, motor starter masih dialiri arus yang besar sehingga pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus seperti yang dijelaskan pada aliran kedua, terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil. Dari penjelasan dari gambar tentang solenoid tampak bahwa arus dari terminal C ke kumparan pada pull-in coil dan kumparan hold-in coil arahnya berlawanan sehingga medan magnet yang dihasilkan juga akan berlawanan arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tesebut. Akibatnya, tidak ada kekuatan medan magnet yang dapat menahan plunyer sehingga plunyer akan bergerak kekiri dan kembali pada posisi semula sehingga plat kontak terlepas dari terminal 30 dan terminal C. Arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter berhenti berputar.

51 39 BAB III OVERHOUL DAN PERAWATAN MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG 4K 3.1. Overhoul Motor Starter Konvensional Bahan dan Alat yang Digunakan Dalam Proses Overhoul Motor Starter Tipe Konvensional a. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam pembongkaran serta perawatan motor starter tipe konvensional pada Toyota Kijang 4K adalah motor starter itu sendiri. b. Alat 1) Kunci Ring dan Kunci Pas 5) Dial Test Indicator 2) Obeng Plus (+) dan Minus (-) 6) Amplas 3) Multimeter/AVO Meter 7) Tang lancip 4) Jangka Sorong Langkah-Langkah Overhoul Motor Starter Tipe Konvensional Pada Toyota Kijang 4K a. Lepas kabel kumparan medan yang terpasang pada terminal C solenoid dengan menggunakan kunci ring 12. Kemudian lepas mur yang ada pada solenoid. 39

52 40 Gambar 3.1. Melepas Kabel Kumparan Medan Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 b. Lepas baut utama motor starter dengan menggunakan kunci 8 ring / pas yang sudah disediakan sebelumnya. Gambar 3.2. Melepas Baut Utama Motor Starter Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 c. Lepas solenoid dari motor starter dengan cara menggoyanggoyangkan solenoid agar mudah terlepas. Gambar 3.3. Melepas Solenoid dari Motor Starter Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

53 41 d. Lepas sekrup dari ujung rumah belakang dengan menggunakan obeng. Gambar 3.4. Melepas Sekrup dari Ujung Rumah Belakang Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 e. Lepas plat pengunci, pegas dan karet yang ada di dalam tutup bos. Gambar 3.5. Melepas Plat Pengunci Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 f. Lepas tutup belakang motor starter Gambar 3.6. Melepas Tutup Belakang Motor Starter Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

54 42 g. Lepas sikat dan pemegang sikat. h. Lepaskan yoke Gambar 3.7. Melepas Sikat dan Pemegang Sikat Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 Gambar 3.8. Melepas Yoke Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 i. Keluarkan armature dari rumah motor starter dengan cara membuka tuas penggerak dari rumah penggerak pinion terlebih dahulu. Gambar 3.9. Mengeluarkan Armature Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

55 43 j. Lepaskan baut tuas penggerak Gambar Melepas Baut Tuas Penggerak Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 k. Lepaskan kopling starter beserta roda gigi pinion dari ujung rumah penggerak Gambar Melepas Kopling Starter Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 l. Lepas pegas pengembali dari solenoid Gambar Melepas pegas pengembali Sumber: Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

56 44 m. Untuk memasang kembali motor starter lakukanlah seperti langkah di atas dengan cara terbalik (urutan terakhir terlebih dahulu) Perawatan Motor Starter Tipe Konvensional Pada Toyota Kijang 4K Perawatan pada motor starter dilakukan agar motor starter selalu dalam kondisi baik dan mencegah dari kerusakan dan juga untuk deteksi dini apabila terjadi kerusakan pada motor starter. Perawatan dapat dilakukan dengan cara memeriksa komponen komponen yang ada pada motor starter. Pemeriksaan pada komponen komponen pada motor starter memiliki urutan atau langkah-langkah sebagai berikut: Pemeriksaan Armature a. Periksa ujung poros armature, bos rumah penggerak dan bos ujung kemungkinan aus atau cacat. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan atau keausan yang terjadi pada armature. Gambar Memeriksa Ujung Poros Armature Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

57 45 b. Mengganti bos dengan cara membuka tutup bos kemudian keluarkan bos. Cocokkan lubang bos dengan alur rumah lalu pasang bos yang baru. Gambar Membuka Tutup Bos Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 c. Haluskan bos untuk mendapat celah spesifikasi. Gambar Menghaluskan Bos Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 d. Bersihkan lubang dan pasang tutup bos yang baru. Pembersihan ini bertujuan agar tidak ada kotoran yang menempel pada bos sehingga bos selalu dalam keadaan baik. Gambar Memeriksa Tutup Bos Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

58 Pemeriksaan Komutator a. Gosok dengan amplas jika terdapat permukaan yang kotor dan terbakar. Hal ini dilakukan agar komutator selalu berada dalam kondisi baik dan dapat segera diperbaiki apabila terjadi kerusakan pada komutator. Gambar Memeriksa Komutator Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 b. Ukur kedalaman segmen mika dengan standar 0,4 0,8 dan limit 0,2. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kedalaman segmen pada mika. Jika kedalaman mika kurang dari limit maka mika harus diganti. Gambar Memeriksa Kedalaman Segmen Mika Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

59 47 c. Jika kedalaman mika di bawah limit maka perbaiki dengan menggunakan mata gergaji besi. Gambar Memperbaiki Kedalaman Mika Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 d. Haluskan pinggirnya dengan mata gergaji. Penghalusan ini dilakukan supaya sisi atau pinggir dari armature mempunyai permukaan yang rata dan halus. Gambar Memeriksa Komutator Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

60 48 e. Gunakan amplas #400 untuk membuang serpihan. Pembuangan serpihan ini bertujuan supaya kondisi komutator selalu dalam keadaan baik dan juga bersih dari serpihan-serpihan yang dapat mengganggu kerja komutator. Gambar Membersihkan Komutator Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013 f. Perbaiki kelonjongan (run out) menggunakan dial test indicator dengan standar 0,02 mm limit 0.05 mm. Perbaikan ini dilakukan agar kelonjongan pada armature tidak kurang dari limit dan selalu pada kondisi standar yang telah ditetapkan. Gambar Pengukuran Kelonjongan Armature Sumber : Hasil Praktek Kerja Lapangan 2013

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan

Gambar 7.1. Sistem starter pada kendaraan BAB 7 SISTEM STARTER (STARTING SYSTEM) 7.1. Pendahuluan Saat mesin dalam keadaan mati, tidak ada tenaga yang dihasilkannya. Karena itu mesin tidak dapat memutarkan dirinya sediri pada saat akan dihidupkan.

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja

BAB III ANALISIS MASALAH. 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova. yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih bekerja BAB III ANALISIS MASALAH 3.1 Cara Kerja Sisten Starter Pada Kijang Innova Setelah melakukan pengamatan di pada objek cara kerja sistem starter yang diamati pada Toyota Kijang Innova Engine 1 TR-FE masih

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE. Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM STATER TOYOTA KIJANG INOVA 1TR-FE Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk mencapai Gelar Ahli Madya Disusun oleh : Nama : Agus Wakit Hasim NIM : 5211312001

Lebih terperinci

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997

MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 MEMPERBAIKI GANGGUAN MOTOR STARTER ELEKTRIK SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND 100 CC TAHUN 1997 Ari Meicipto 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM STARTER PADA TOYOTA KIJANG INNOVA ENGINE 1 TR-FE Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Progam Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM)

BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) BAB III SISTEM PENGHIDUP MULA (STARTING SISTEM) a. Fungsi Starting sistem yang dilengkapkan pada kendaraan bermotor berfungsi untuk memutarkan motor sebelum terjadi proses pembakaran gas campuran udara

Lebih terperinci

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K

MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K MEKANISME DAN TROUBLESHOOTING SERTA PENGUJIAN ARUS MOTOR STARTER PADA TOYOTA KIJANG SERI 5K TUGAS AKHIR Disusun Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Oleh : Nama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, karunia dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir, yang

Lebih terperinci

Kelas pada Sistem Starter

Kelas pada Sistem Starter SMK NEGERI 2 CILACAP MEKANIK OTOMOTIF SEMESTER JOB I. LISTRIK OTOMOTIF Nama Perawatan Dan Perbaikan Kelas pada Tgl Praktek Sistem Starter Tgl Periksa TUJUAN 1. Siswa dapat mengetahui rangkaian sistem starter.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter

PENDAHULUAN. Information Book Perbaikan Sistem Starter PENDAHULUAN Modul ini di desain dari 3 buah buku yaitu buku informasi, buku kerja dan buku penilaian. Ketiga buku ini saling terkait dan menjadi referensi dalam pelatihan. 1. Buku informasi adalah salah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. iii. Jakarta, Januari Direktur Pembinaan SMK. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

Kata Pengantar. iii. Jakarta, Januari Direktur Pembinaan SMK. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA P i PENULIS: ii Kata Pengantar Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai peserta didik

Lebih terperinci

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE

SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE SISTEM STARTER KONVENSIONAL PADA MITSUBISHI LANCER 4G-13 SOHC 12 VALVE Proyek Akhir Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Diploma Tiga guna meraih gelar Ahli Madya Teknik Mesin Disusun Oleh : Moh. Misbakhudin

Lebih terperinci

SISTEM STATER ELEKTRIK

SISTEM STATER ELEKTRIK SISTEM STATER ELEKTRIK Fungsi dan Jenis Sistem Stater System stater berfungsi sebagai penggerak mula agar mesin bias bekerja. Ada beberapa jenis stater, diantarannya : a. Stater mekanik Adalah stater yang

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC

ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC ANALISIS SISTEM STARTER PADA MESIN HONDA GRAND CIVIC PROYEK AKHIR Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Oleh Andhika Yudhiarto 5250304541 TEKNIK MESIN D3

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup. BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K 3.1 Pengertian Kelistrikan mesin ialah sistem kelistrikan otomatisasi dipergunakan untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap

Lebih terperinci

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus

Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun Suprihadi Agus Proses Memperbaiki Gangguan Motor Starter pada Sepeda Motor Honda Astrea Grand Tahun 1997 Suprihadi Agus Teknik Mesin D3. Politeknik Harapan Bersama Tegal. ABSTRAK Suatu mesin tidak dapat hidup dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat

Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat Petunjuk : Berilah Tanda Silang (X) pada salah satu jawaban yang paling tepat 1. Menurut gambar di bawah ini jaket air (water jacket) ditunjukkan oleh 1 5 7 2 8 9 6 3 4 a. No. 1 b. No. 2 c. No. 3 d. No.

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K

ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K ANALISIS SISTEM KERJA MOTOR STARTER TIPE PLANETARY PADA MESIN TOYOTA KIJANG SERI 5K PROYEK AKHIR Disusun Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma Tiga Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Teknik Mesin Oleh Zaenal

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis. MESIN LISTRIK 1. PENDAHULUAN Motor listrik merupakan sebuah mesin yang berfungsi untuk merubah energi listrik menjadi energi mekanik atau tenaga gerak, di mana tenaga gerak itu berupa putaran dari pada

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri B. Tujuan Praktek Industri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri B. Tujuan Praktek Industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Industri Perkembangan teknologi yang semakin canggih khususnya dibidang otomotif, diharapkan adanya sumber daya manusia yang mampu menjalankan dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

ANALISIS DAN TROUBLE SHOOTING KERJA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI PADA MITSUBISHI L300 DIESEL

ANALISIS DAN TROUBLE SHOOTING KERJA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI PADA MITSUBISHI L300 DIESEL PROYEK AKHIR ANALISIS DAN TROUBLE SHOOTING KERJA MOTOR STARTER TIPE REDUKSI PADA MITSUBISHI L300 DIESEL Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Diploma III Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Oleh: Nama :

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN

BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN BAHAN PELATIHAN NASIONAL OTOMOTIF PERBAIKAN KENDARAAN RINGAN ELECTRICAL MOTOR D.C. 50 003 1 BUKU INFORMASI Buku Informasi 0/19 Daftar Isi Halaman Bagian - 1 2 Pendahuluan 2 Definisi Pelatih, Peserta Pelatihan

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. listrik dinamis. Listrik dinamis dapat dibagi lagi menjadi arus searah (DC)

BAB II LANDASAN TEORI. listrik dinamis. Listrik dinamis dapat dibagi lagi menjadi arus searah (DC) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Listrik Di dalam kelistrikan ada dua tipe listrik yaitu: Listrik statis dan listrik dinamis. Listrik dinamis dapat dibagi lagi menjadi arus searah (DC) dan arus bolak-balik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik KARAKTERISTIK MOTOR UNIVERSAL DAN MOTOR COMPOUND Tatas Ardhy Prihanto (21060110120039) Tatas_ap@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

PENGERING RAMBUT. Gambar 1. Pengering Rambut

PENGERING RAMBUT. Gambar 1. Pengering Rambut PENGERING RAMBUT I. Tujuan Praktek : Dapat memahami cara kerja dari pengering rambut Dapat mengatasi permasalahan seputar pengering rambut Dapat merawat pengering rambut dengan baik II. Dasar Teori Hair

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

Prosedur Pengetesan Injektor

Prosedur Pengetesan Injektor Prosedur Servis, Pengetesan dan Perbaikan Injektor Diesel Menentukan Kerusakan Injektor Sesuai penjelasan dalam buku yang ditulis oleh May and Crouse, sebuah kesalahan pada injektor akan dapat di identifikasikan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam

BAB III ANALISIS KASUS. Table 3.1 Gangguan Pada Sistem Windshield Wiper. Gangguan Kemungkinan kerusakan Cara perbaikan. 2. Kontak logam ke logam BAB III ANALISIS KASUS A. Temuan Masalah Bab ini mengemukakan tentang gangguan dan perbaikan tentang windshield wiper dimulai dari pembongkaran, pemeriksaan, penggantian dan pemasangan. Table 3.1 Gangguan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi

BAB II DASAR TEORI. mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum (1,2,4) Secara sederhana motor arus searah dapat didefenisikan sebagai suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik pada arus searah (DC) menjadi energi gerak atau energi

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG MOTOR STARTER

MELEPAS DAN MEMASANG MOTOR STARTER KODE MODUL ABMR.060-01-1A SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ALAT BERAT MELEPAS DAN MEMASANG MOTOR STARTER BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH BAGAN DARI MESIN LISTRIK Konversi energi Trafo Listrik Listrik Medan magnet Generator Motor mekanik BAGIAN-BAGIAN MESIN ARUS SEARAH Bagian-bagian penting pada suatu mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC)

MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) BAB IX MESIN LISTRIK ARUS SEARAH (DC) Tujuan Pembelajaran : - Memahami tentang Mesin listrik ( Generator dan Motor) DC - Mengetahui prinsip kerja dan kontruksi Mesin listrik DC a. GENERATOR ARUS SEARAH

Lebih terperinci

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN

SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN SISTEM PENGISIAN SIRKUIT SISTEM PENGISIAN PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN Periksa komponen-komponen system berikut: 1. Penyimpangan (defleksi) tali kipas: Defleksi tali kipas: 7 11 mm dengan gaya tekan 10 kg.

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan M O T O R D C Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut Ac Shunt Motor. Motor

Lebih terperinci

UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN

UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN PCPT UNIT FINAL DRIVE (GARDAN) KL.XII MO/JOB 01 TEKNIK KENDARAAN RINGAN TEAM GURU TKR I. Tujuan Pembelajaran Setelah selesai praktik peserta didik dapat : 1. Mengetahui komponen-komponen unit final drive

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile : GENERATOR DC HASBULLAH, MT, 2009 ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. ELECTRICAL POWER SYSTEM Email : hasbullahmsee@yahoo.com has_basri@telkom.net Mobile : 081383893175 Definisi Generator DC Sebuah perangkat mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kopling Kopling adalah satu bagian yang mutlak di perlukan pada kendaraan di mana penggerak utamanya di peroleh dari hasil pembakaran di dalam silinder mesin. Sumber :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.2 TUJUAN RUMUSAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga. di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun siswanya agar

Lebih terperinci

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada.

SISTIM PENGAPIAN. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin di dalam ruang bakar pada. SISTIM PENGAPIAN Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam silinder harus untuk menghasilkan tenaga. Jadi sistim pengapian berfungsi untuk campuran udara dan bensin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Identifikasi Sistem Kopling dan Transmisi Manual Pada Kijang Innova BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa refrensi yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: 1. Tugas akhir yang ditulis oleh Muhammad

Lebih terperinci

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum

MAGNET. Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum MAGNET Benda yang dapat menarik besi disebut MAGNET. Macam-macam bentuk magnet, antara lain : magnet batang, magnet ladam, magnet jarum MAGNET Magnet dapat diperoleh dengan cara buatan. Jika baja di gosok

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak

TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN Abstrak TROUBLE SHOOTING PADA SISTEM PENGAPIAN CDI - AC SEPEDA MOTOR HONDA ASTREA GRAND TAHUN 1997 Indra Joko Sumarjo 1, Agus Suprihadi 2, Muh. Nuryasin 3 DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram

Lebih terperinci

PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI. Oleh :

PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI. Oleh : PENERAPAN ALAT PERAGA PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI PEMERIKSAAN DAN TROUBLESHOOTING MOTOR STARTER TIPE PLANETARI SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN DIFFERENTIAL PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA TIPE G Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma 3 untuk Menyandang Sebutan Ahli Madya Oleh : Dwi

Lebih terperinci

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP

MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP MELEPAS DAN MEMASANG PROPELLER SHAFT, AS RODA DAN GARDAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN PRAKTIK AKHIR SEMESTER GENAP diajukan untuk memenuhi nilai akhir semester dua disusun oleh : Arman Syah. S XI

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

STUDI KASUS SISTIM STARTER ANALISA BEBAN TORSI MOTOR STARTER

STUDI KASUS SISTIM STARTER ANALISA BEBAN TORSI MOTOR STARTER Laporan Tugas Akhir STUDI KASUS SISTIM STARTER ANALISA BEBAN TORSI MOTOR STARTER Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun oleh : Nama : TRI HARYONO Nim : 4130411-096

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum MOTOR ARUS SEARAH Motor arus searah (DC) adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Konstruksi motor arus

Lebih terperinci

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN

Oleh: Nuryanto K BAB I PENDAHULUAN Pengaruh penggantian koil pengapian sepeda motor dengan koil mobil dan variasi putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar pada sepeda motor Honda Supra x tahun 2002 Oleh: Nuryanto K. 2599038 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator ALTENATOR Gambar 1. Altenator 1. Fungsi Alatenator Altenator Berfungsi sebagai pengubah energi mekanis berupa putaran dari mesin menjadi tenaga listrik. Energi putar di hubungkan melalui V-belt/Vribbed

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Observasi terhadap sistem kerja CVT, dan troubeshooting serta mencari referensi dari beberapa sumber yang berkaitan dengan judul yang di

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii)

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) BAB 2. MESIN DC Meskipun persentase yang jauh lebih besar dari mesin listrik dalam pelayanan adalah mesin AC, namun mesin DC sangat penting bagi industri. Keuntungan utama dari mesin DC, khususnya DC Motor,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI

1 BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Transmisi Fungsi transmisi adalah untuk meneruskan putaran dari mesin ke arah putaran roda penggerak, dan untuk mengatur kecepatan putaran dan momen yang dihasilkan sesuai

Lebih terperinci

Teknik Kelistrikan Kendaraan Ringan

Teknik Kelistrikan Kendaraan Ringan TI 2.1. Halaman Francesis Penulis : Amirono Editor Materi : Rinson Editor Bahasa : Ilustrasi Sampul : Desain & Ilustrasi Buku : PPPPTK BOE MALANG Hak Cipta 2013, Kementerian Pendidikan & Kebudayaan MILIK

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005

TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 TUGAS AKHIR TROUBLESHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM POWER WINDOW PADA MOBIL KIJANG INNOVA TIPE G ITR-FE 2005 Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III untuk Menyandang Sebutan Ahli

Lebih terperinci

KONSTRUKSI GENERATOR DC

KONSTRUKSI GENERATOR DC KONSTRUKSI GENERATOR DC Disusun oleh : HENDRIL SATRIYAN PURNAMA 1300022054 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2015 I. DEFINISI GENERATOR DC Generator

Lebih terperinci

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

!#$%&$'()*& LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA 1. Arismunandar, Wiranto. (1973). Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung : ITB. 2. Darsono. (2001). Pekerjaan Las Dasar. Surakarta : Aria Offset. 3. G. Pahl dan W. Beitz. (1984). Engineering

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER

LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER LEMBAR KERJA SISWA TUNE UP MESIN 4 Tak 4 SILINDER Petunjuk Lembar Kerja Siswa Ikuti prosedur Tune Up seperti pada video yang anda saksikan Tayangan dan petunjuk di video adalah terbatas, tetapi prosedur

Lebih terperinci

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Definisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta http://maryonoam.wordpress.com Definisi Motor adalah suatu alat yang mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (putaran) Generator adalah suatu alat yang mengubah

Lebih terperinci

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T.

Fakultas Teknik UNY. Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER. Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. KODE MODUL SPD. OTO 225-03 Fakultas Teknik UNY Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif SISTEM STARTER Penyusun : Beni Setya Nugraha, S.Pd.T. Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4) Jurusan

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 : Kondisi motor baik

Gambar 3.1 : Kondisi motor baik Pada bab ini, kita mempelajari bagaimana cara membongkar kumparan pada Motor listrik khususnya kumparan pada motor induksi satu phasa maupun tiga phasa. Sebelum melakukan pembongkaran pada motor, hendaknya

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci