BAB I PENDAHULUAN. pengalaman mereka (Joy dan Sherry, 2003). Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pengalaman mereka (Joy dan Sherry, 2003). Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Pengalaman merek merupakan isu penting yang cukup fenomenal di kalangan akademisi, dimana pasar saat ini telah mengalami perubahan yang substansial dimulai dari menjual dan mempromosikan produk maupun jasa sampai menarik konsumen melalui pengalaman mereka (Joy dan Sherry, 2003). Schmitt (1999) mengemukakan bahwa saat ini adalah zaman pemasaran pengalaman ( experiential marketing), dimana konsumen tidak hanya sekedar mencari produk secara fungsional saja, namun juga mencari perusahaan dan merek-merek tertentu untuk dijadikan bagian dari hidup, berhubungan dengan hidup mereka, memahami mereka, sesuai dengan kebutuhan mereka dan membuat hidup mereka lebih terpenuhi. Oleh karena itu, pemasar selalu menginginkan terjadinya pembelian berkelanjutan terhadap produk dan layanan yang ditawarkan pada konsumen, sebagai konsekuensinya pemasar harus mampu memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, dengan kata lain pemasar harus memahami perilaku konsumen (Dharmmesta,1998). Meskipun antara pengalaman merek dan loyalitas diyakini memiliki hubungan yang kuat namun isu budaya juga mempengaruhi perilaku konsumen (Yu dan Ting, 2009), namun bagaimana pola hubungan tersebut masih menjadi pertanyaan besar bagi para peneliti. Menurut Hofstede (2001, hlm. 22) bahwa dimensi budaya banyak menjelaskan perbedaan pada konsumsi dan perilaku konsumen. Hal ini didukung juga dengan penelitian menurut Lowe (2008, hlm.81), dimensi ini sebagian besar juga menjelaskan perbedaan lintas budaya dalam perilaku masyarakat di seluruh dunia. 8

2 Beberapa kajian empiris telah dilakukan dalam domain pengalaman merek dan lintas budaya di beberapa negara, akan tetapi karena studi pengalaman merek lintas budaya pada konsep ini menimbulkan banyak celah penelitian yang harus diisi oleh para akademisi. Penelitian ini diharapkan bisa menambah kekayaan literatur dalam pengalaman merek pada studi lintas budaya Indonesia dan Australia, dimana peneliti ingin menjelaskan hubungan pengalaman merek dari sudut pandang teori pembelajaran kognitif sosial. Sebagai latar belakang penelitian, bab ini akan menguraikan fenomena fenomena pengalaman merek dan sekaligus memuat rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Banyak perusahaan di seluruh dunia dengan mereknya masing-masing saling bersaing untuk menarik perhatian pelanggan, sehingga menciptakan pengalaman dengan merek yang membangkitkan sensasi, perasaan, kognisi, dan respon perilaku pun menjadi hal penting (Brakus et al., 2009). Para pemasar memberikan stimulus stimulus pemasaran melalui pengalaman yang unik dan berkesan (Zarantonello dan Schmitt, 2010). Penelitian mengenai struktur dimensi dari pengalaman merek telah dilakukan oleh Brakus et al. (2009) yang menyatakan bahwa pengalaman merek terdiri dari dimensi sensorik, afektif, perilaku dan intelektual. Berdasarkan studi literatur, pengalaman merek mempunyai pengaruh pada kepercayaan merek (Sahin et al., 2011), nilai pengalaman pelanggan (Keng et al., 2013), kepribadian merek, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan (Brakus et al., 2009; Sahin et al., 2011). Kepercayaan merek itu penting dalam membangun hubungan yang kuat antara konsumen dengan merek (Fournier, 1998). 9

3 Konsumen mengembangkan kepercayaan merek berdasarkan keyakinan positif mengenai harapan mereka terhadap perilaku organisasi dan kinerja produk (Ashley dan Leonard, 2009). Reimann et al. (2010) menyatakan bahwa ketika konsumen mulai merasa konten kebutuhan dasar mereka terpenuhi, kepuasan ini menciptakan perlunya memahami sepenuhnya apa yang mempengaruhi konsumen pada seluruh proses pembelian konsumen. Pengalaman merek mempunyai variasi dalam intensitas dan kekuatannya, konsumen dapat menghadapi pengalaman merek yang positif ataupun negatif. Pengalaman merek juga dapat berumur pendek atau bertahan lama (Brakus et al., 2009). Pengalaman merek yang bertahan lama yaitu yang melekat pada ingatan konsumen dan dapat mempengaruhi loyalitas dan kepuasan konsumen (Oliver, 1997). Salah satu elemen kunci kesuksesan strategi pemasaran adalah pembangunan produk dan stimuli promosi yang akan membangun persepsi konsumen mengenai kebutuhannya. Dua hal yang paling penting dalam stimuli yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah pemasaran dan lingkungan (Schifman dan Joseph, 2015, hlm. 344). Budaya suatu negara telah lama diidentifikasi sebagai karakteristik lingkungan yang mempengaruhi perilaku konsumen, dan banyak aspek budaya mempengaruhi kebutuhan konsumen yang berbeda (Schiffman dan Joseph, hlm. 297). Isu budaya menjadi isu penting dalam penelitian ini sebab simbol sangat erat hubungannya dengan verifikasi, dan verifikasi sangat erat kaitannya dengan kelompok referensi, sedangkan kelompok referensi merupakan bagian dari suatu budaya, dan konsumen sebagai individu yang sekaligus bagian dari suatu kelompok menggunakan merek yang bermakna simbolis untuk mempresentasikan dan mengkomunikasikan konsep dan identitas diri mereka (Hofstede, 2001, hlm. 11). 10

4 Kekuatan budaya dalam suatu masyarakat secara langsung maupun tidak langsung memberikan pesan maupun pengalaman kepada konsumen untuk menentukan pilihan produk atau jasa yang mereka inginkan (Chen et al., 2013). Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang konsumen inginkan dan konsumen pilih, yang pertama harus dilakukan pemasar yaitu memahami budaya mereka (Gillespie et al., 2008). Budaya merupakan jumlah total dari keyakinan dan nilai-nilai yang berfungsi untuk mengarahkan perilaku konsumen di negara tertentu (Lowe dan David, 1998). Hofstede (2010, hlm. 434) menjelaskan pada sistem nilai lintas budaya mengidentifikasi enam aspek budaya yang dapat berhubungan dengan kebutuhan konsumen dan power distance, individualism, masculinity, uncertainty avoidance, dan long term orientation seperti pada Tabel 1.1 sebagai berikut. Tabel 1.1 Perbandingan Skor Negara dengan Model Hofstede Indonesia Australia Power Distance Individualism Masculinity Uncertainty avoidance Long term orientation Sumber: Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa power distance di Indonesia lebih tinggi dibandingkan di Australia yaitu 78 dan 36. Untuk individualism di Indonesia memiliki skor 14 sementara untuk Australia sendiri skor yang lebih tinggi yaitu 90. Adapun masculinity untuk Indonesia dengan skor lebih tinggi dibandingkan Australia yaitu 61 dan 46. Untuk skor uncertainty avoidance di Indonesia lebih tinggi dibanding Australia yaitu 58 dan

5 Untuk dimensi terakhir model Hofstede yaitu Indonesia memiliki adanya perbedaan yang signifikan antara Indonesia dan Australia yaitu 21 dan 62. Saat ini pasar sudah mengalami perubahan yang signifikan, yang semula hanya menjual dan mempromosikan produk dan jasa, berubah menjadi menjual dan memikat pengalaman konsumen ( Brakus et al., 2009; Krishna et al., 2010; Lindstrom, 2005). Dari beberapa tahun terakhir ini mulai menjadi subjek yang menarik bagi akademisi, dimana banyak produk dan jasa akan memperoleh keunggulan pemasaran yang mengutamakan pengalaman konsumen beserta perilakunya (Hulten, 2011). Persaingan pasar yang semakin ketat menuntut para akademisi untuk memperhatikan berbagai aspek utama dalam strategi pemasaran yang bertujuan untuk memenangkan persaingan (Brakus et al., 2009). Holbrook (2000) menyatakan bahwa konsumen membuat pilihan berdasarkan faktor pengalaman yang ditawarkan produk, pengalaman merek menciptakan dan mengembangkan kepercayaan dalam hubungan antara merek dan konsumen. Sebuah kepercayaan pada merek merujuk pada harapan bahwa konsumen akan memperoleh penilaian positif ialah unsur penting dalam keberhasilan suatu hubungan (Flavian et al., 2005). Suatu merek dapat menimbulkan kepercayaan apabila merek tersebut dapat menjamin konsistensi nilai tambah yang dimilikinya yaitu integritas, kejujuran dan ketulusannya kepada konsumen melalui pengalaman yang berkesan dan berkelanjutan (Sahin et al., 2011). Pengalaman konsumen terhadap merek yang tahan lama akan melekat pada mindset konsumen dan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen (Oliver, 1997). Salah satu aspek penting tersebut adalah menciptakan loyalitas pelanggan karena adanya loyalitas dapat membantu perusahaan untuk mencapai keuntungan. Oleh 12

6 karena itu, agar dapat menentukan strateginya, pemasar sangat perlu untuk mengidentifikasi loyalitas merek untuk dapat meraih, memperluas dan mempertahankan pasar (Dharmmesta, 1999). Dalam persaingan yang sangat ketat pada industri restoran cepat saji menyebabkan beberapa perusahaan menggunakan strategi yang berorientasi pada merek. Salah satunya adalah pengalaman merek dimana pengalaman yang dirasakan konsumen akan sebuah merek membawa konsumen bertahan pada lingkaran yang kuat dalam mengkonsumsi produk disebabkan pengalaman yang dirasakan (Brakus et al., 2009). Selama lima tahun terakhir, industri makanan cepat saji yang berbasis global telah berhasil tumbuh dengan sangat signifikan. IBIS World memperkirakan bahwa industri makanaan cepat saji saat ini hingga 2020 akan terus melonjak maju. Industri pangan saat ini yang meningkat dengan pesat ditandai dengan menjamurnya berbagai restoran siap saji di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia dan Australia ( Sumber : tentang pertumbuhan makanan cepat saji di Indonesia tentang pertumbuhan makanan cepat saji di Australia. Diunduh pada tanggal 26 Februari 2016). Makanan cepat saji global menguntungkan karena ekonomi global membaik dan konsumen terus menghabiskan kemewahan kecil, seperti makan di luar (sumber: diunduh pada tanggal 26 Februari 2016). 13

7 Meningkatnya ekspansi internasional dari industri makanan cepat saji yang berbasis global akan terus menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan industri sebagai negara berkembang semakin menuntut lebih banyak pilihan makanan cepat saji diantaranya McDonalds, Pizza Hut dan KFC yang menjadi objek penelitian ini (sumber: pos, diunduh pada tanggal 26 Februari 2016). Hal ini juga didukung dengan penjelasan oleh Sahin et al. (2011) adanya pengaruh pengalaman merek, kepuasan dan kepercayaan merek pada loyalitas dalam konteks merek global. Hal ini selaras dengan kasus yang lain seperti Starbucks, Hersey s, Rolls Royce, Apple, Singapore Airlines dan Kellogs (Cleff et al., 2014; Hulten, 2011; Lindstrom, 2005). Untuk memahami celah-celah yang belum terisi pada domain pengalaman merek, penulis merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Brakus et al. (2009) yang menjelaskan pada poin-poin manakah penelitian pengalaman merek yang sudah terselesaikan dan pada poin manakah yang belum selesai dan mempunyai kebutuhan yang luar biasa untuk diteliti. Diantara celah-celah yang membutuhkan penelitian lebih lanjut adalah pada poin hubungan kepercayaan merek terhadap kepuasan dan untuk melihat apakah ada perbedaan pengalaman merek pada studi lintas budaya Indonesia dan Australia dan informasi pengalaman merek mempengaruhi loyalitas konsumen pada studi lintas budaya di Indonesia dan Australia. Berdasarkan penelusuran penulis terhadap penelitian-penelitian sebelumnya, masih sedikit sekali penelitian yang menguji pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek dan loyalitas pada studi lintas budaya khususnya dengan metode survei. Penulis bermaksud 14

8 untuk meneliti pengalaman merek studi lintas budaya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei, untuk menguji dan menggeneralisasi pengaruh pengalaman merek pada kepuasan (Yi, 2015; Lee dan Joeong, 2014; Walter et al., 2013; Sahin et al., 2011; Reiman et al., 2010), pengalaman merek dan loyalitas konsumen (Cheng, 2014; Nysveen et al., 2013; Yao et al., 2013; Kantzsperger dan Werner 2010; Brakus et al., 2009), pengalaman merek dan kepercayaan merek (Keng et al., 2011), kepercayaan merek dan kepuasan (Zhou et al., 2012), kepuasan dan loyalitas (Iglesias et al., 2011; Verhoef et al., 2009), kepercayaan merek dan loyalitas (Chuan et al., 2015; Nysveen et al., 2013; Sahin et al., 2011; Holbrook, 2001). Dalam domain pengalaman merek, belum ada penelitian yang menguji pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek pada loyalitas pada studi lintas budaya Indonesia dan Australia, berdasarkan literatur sebelumnya pengalaman merek hanya dilakukan pada satu negara saja tanpa membandingkan persamaan dan perbedaan lintas budaya, hal ini masih menjadi saran untuk penelitian di masa depan (Cleff et al., 2014; Chinomona et al., 2013; Nysveen et al., 2012; Sahin et al., 2011; Iglesias et al., 2010) Penelitian ini menguji hubungan pemasaran pengalaman merek pada loyalitas dilihat dari sudut pandang behavioral learning theories dan cognitive learning theory, yang mengungkapkan bahwa perilaku dapat terbentuk secara aktif maupun pasif. Secara aktif, perilaku terbentuk berdasarkan pengondisian atas stimuli. Sedangkan secara pasif, perilaku terbentuk melalui suatu proses pengamatan atau imitasi perilaku orang lain (Solomon, 2013, hlm. 86). Pengalaman positif (feels good experience) terhadap suatu merek yang terangkai 15

9 melalui stimuli panca indra, akan membentuk emosi, kognisi, dan pengalaman konsumen secara menyeluruh terhadap merek (Brakus et al., 2009). Sebagai hasil dari evaluasi pelanggan secara menyeluruh atas merek, pengalaman seseorang terhadap suatu merek dapat memprediksi tindakan spesifik dan reaksi psikologis pelanggan saat berinteraksi dengan merek. Saat pelanggan merasa senang dengan hubungan yang terbangun selama berinteraksi dengan merek, maka pelanggan memiliki kecenderungan untuk memberikan kepercayaan dan apresiasi terhadap merek, mengulang pengalaman yang sama, dan tidak ingin berpindah meskipun terdapat alternatif merek lainnya, sehingga komitmen dan kesetiaan pelanggan terhadap merek terbentuk (Brakus et al., 2009). Penelitian tentang pengalaman merek juga disampaikan oleh studi Iglesias et al. (2011) menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dengan menggunakan tekhnik purposive sampling yang dilakukan di Barcelona, dengan tujuan untuk melihat pengaruh pengalaman merek, komitmen afektif pada loyalitas pada produk mobil, laptop dan sepatu olahraga. Penelitian ini juga didukung dalam studi Walter et al. (2013) menggunakan survei dengan menggunakan teknik pengumpulan data convenience sampling dan self selection yang dipilih melalui kontak personal peneliti yang meliputi responden di Canada dan di Jerman. Walter et al. (2013) juga menguji hubungan empat dimensi Brakus et al. (2009) pengalaman merek, kepuasan dan loyalitas pada merek BMW. Sedangkan penelitian Chuan et al. (2015) menggunakan survei untuk menguji pengaruh pengalaman merek, kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada produk merek SME di sektor industri makanan. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman merek merupakan faktor penting untuk mempertahankan konsumen pada sektor industri makanan. 16

10 Hal ini diperkuat oleh studi dari Kantsperger dan Werner (2010) bahwa kepercayaan merek pada loyalitas konsumen pada industri makanan memiliki reliabilitas lebih tinggi dibandingkan melalui iklan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari model penelitian Sahin et al. (2011) mengenai efek pengalaman merek pada loyalitas melalui kepuasan dan kepercayaan merek pada industri automobile dan Nysveen et al. (2013) mengenai stimulus dimensi pengalaman merek yang peneliti fokuskan pada service brand. Serta bagaimana hubungan budaya dan perilaku konsumen satu sama lain, dimana kekuatan budaya yang terdapat dalam suatu masyarakat secara langsung dan tidak langsung memberikan pesan maupun pengalaman kepada konsumen untuk menentukan pilihan produk dan layanan yang mereka inginkan (Chen et al., 2013). Oleh karena itu, untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen maka pahami dulu bagaimana budaya mereka (Gillespie et al., 2007). Dengan menggunakan studi lintas budaya maka ada perbedaan budaya perilaku konsumen dan bagaimana konsumen merespon stimuli pemasaran (Lowe dan David, 1998). Untuk memperkuat argumentasi dari penelitian hubungan kausalitas antara pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek pada loyalitas studi lintas budaya, peneliti merujuk pada domain lintas budaya dimana menurut studi lintas budaya ini budaya suatu negara dengan negara lainnya mempengaruhi perbedaan pengalaman merek merek dari masingmasing negara yang berbeda (Cleff et al., 2014). Studi lintas budaya ini menunjukkan bahwa bagaimana sikap konsumen merespon stimuli pemasaran yang diberikan pasar (Lowe dan David, 1998). 17

11 Hofstede (2016) menyatakan bahwa ada enam aspek yang dapat berhubungan dengan kebutuhan konsumen yaitu power distance, individualism, masculinity, uncertainty avoidance, dan long term orientation (Sumber: diunduh pada tanggal 26 Februari 2016). Oleh karena itu, diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan mengenai pengaruh pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek terhadap loyalitas konsumen pada makanan cepat saji (Mcdonalds, Pizza Hut, KFC) studi lintas budaya Indonesia dan Australia. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dijelaskan di depan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Empiris a) Pada variabel pengalaman merek terdapat inkonsistensi pada variabel kepercayaan merek. Penelitian yang dilakukan oleh Giantari et al. (2012) mengatakan bahwa pengalaman merek berpengaruh negatif pada varibael kepercayaan merek. Sedangkan Sahin et al. (2011) menjelaskan bahwa pengalaman merek berpengaruh positif terhadap kepercayaan merek. b) Adanya inkonsistensi antara variabel kepuasan terhadap kepercayaan merek dan variabel kepercayaan merek terhadap kepuasan. Penelitian (Ka ntsperger dan Kunz, 2010; Nam et al., 2011) menjelaskan bahwa kepuasan berpengaruh positif pada kepercayaan merek. Sedangkan menurut Zhou et al. (2012) bahwa kepercayaan merek mempengaruhi kepuasan konsumen, dimana sulit untuk konsumen merasa puas sebelum konsumen percaya terhadap merek tersebut. Hal ini membuktikan bahwa bahwa kepercayaan merek merupakan faktor untuk menentukan loyalitas konsumen, 18

12 jika konsumen percaya terhadap merek, maka konsumen akan puas (Chaudhuri dan Moris, 2001). 2. Secara Metodologis a) Pada penelitian Brakus et al. (2009) dinyatakan bahwa pengalaman merek merupakan hasil stimulus yang simultan di masa lalu, oleh karena itu konsumen ingin mengulangi pengalaman positif tersebut. Suatu merek dapat menimbulkan kepercayaan apabila merek tersebut dapat menjamin konsistensi nilai tambah yang dimilikinya (Brakus et al., 2009). Namun Chaudhuri dan Hollbrook (2001) menambahkan variabel kepercayaan merek pada loyalitas merek. Karena kepercayaan membangun hubungan antara merek dengan konsumen (Morgan dan Hunt, 1994). Oleh karena itu, peneliti menambahkan variabel kepercayaan merek pada penelitian ini. b) Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap penelitian penelitian sebelumnya masih sedikit sekali penelitian yang menguji pengalaman merek pada produk global secara simultan (Chuan et al., 2015; Chinomona et al., 2013; Sahin et al., 2012; Han dan Li, 2012). Peneliti bermaksud untuk meneliti pengalaman merek pada studi lintas budaya pada makanan cepat saji (Mcdonalds, Pizza Hut, KFC) dengan menggunaka n pendekatan kuantitatif dengan metode survei, dengan tujuan untuk membandingkan hubungan pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek pada loyalitas (Hulten, 2011). 3. Secara Praktis a) Isu budaya menjadi isu yang penting dalam penelitian ini sebab simbol sangat erat hubungannya dengan verifikasi, dan verifikasi sangat erat kaitannya dengan kelompok 19

13 referensi, sedangkan kelompok referensi merupakan bagian dari suatu budaya, dan konsumen sebagai individu yang sekaligus bagian dari suatu kelompok menggunakan merek yang berrmakna simbolis untuk mempresentasikan konsep dan identitas diri mereka. Isu perbedaan budaya akan mempengaruhi pengalaman merek seseorang (Cleff et al., 2014). Oleh karena itu, peneliti melihat masih ada celah penelitian untuk meneliti pengaruh pengalaman merek dengan membandingkan dua negara dengan budaya yang berbeda. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka pertanyaan penelitiannya adalah 1. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif pada kepuasan konsumen pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 2. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif pada loyalitas konsumen pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 3. Apakah pengalaman merek berpengaruh positif pada kepercayaan merek pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 4. Apakah kepercayaan merek berpengaruh positif pada kepuasan konsumen pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 5. Apakah kepuasan pelanggan berpengaruh pada loyalitas konsumen pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 20

14 6. Apakah kepercayaan merek berpengaruh positif pada loyalitas merek pada makanan cepat saji studi lintas budaya Indonesia dan Australia? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah dan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengalaman merek, kepuasan, kepercayaan merek pada loyalitas produk makanan cepat saji. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, dan metode penelitian, serta dapat dijadikan sebagai sumber rujukan bagi penelitian lebih lanjut, khususnya berkaitan dengan masalah pengalaman merek, kepuasan pelanggan, kepercayaan merek dan loyalitas konsumen pada makanan cepat saji 2. Praktisi, diharapkan hasil dari penelitian ini bisa dijadikan dasar acuan bagi para manajer sebagai pertimbangan untuk fokus pada pengalaman merek dalam mempengaruhi kepuasan, kepercayaan merek dan loyalitas merek. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam merumuskan strategi pemasaran. 21

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai BAB I PENDAHULUAN Pemasaran sensorik (sensory marketing) didefinisikan oleh Krishna (2012) sebagai pemasaran yang melibatkan indera konsumen dan mempengaruhi persepsi, penilaian dan perilakunya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola loyalitas menjadi tantangan berat bagi pemasar. Jika pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. mengelola loyalitas menjadi tantangan berat bagi pemasar. Jika pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global, masuknya produk-produk inovatif serta kondisi pasar yang jenuh membuat tugas mengelola loyalitas menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli

BAB I PENDAHULUAN. modern tidak lagi hanya membeli produk dan jasa, sebaliknya konsumen membeli BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam berbagai industri, cara pemasaran perusahaan telah bergeser dari tradisional fitur dan manfaat menjadi penciptaan pengalaman bagi konsumen (Schmitt, 1999). Literature

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan,

BAB V PENUTUP. Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan simpulan hasil penelitian, kontribusi penelitian, keterbatasan, dan saran bagi penelitian mendatang. Simpulan dipaparkan untuk menjelaskan pemahaman perilaku konsumen secara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin pesat, persaingan yang semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi pelaku bisnis. Agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada objek tertentu, seperti merek, produk, jasa, atau toko(tjahyadi 2006). Pada umumnya merek seringkali dijadikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya industri coffee shop yang pesat saat ini membawa dampak baru kedalam gaya hidup konsumen. Makna coffee shop saat ini mengalami pergeseran, dimana mengunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan stabil, serta jumlah penduduk yang berjumlah 240juta lebih membuat Indonesia menjadi pasar yang menggiurkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan

BAB I PENDAHULUAN. eceran terus berkembang seiring dengan keinginan dan selera pelanggan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan perekonomian saat ini diikuti juga berkembanganya berbagai tempat berbelanja modern. Dalam bidang usaha perdagangan eceran (retailing)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, tidak hanya berakibat pada sektor pendidikan, namun sektor ekonomi dan budaya juga ikut terpengaruh. Sektor budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin lama semakin meningkat dewasa ini, membuat bermunculan macam-macam teknologi terbaru di kehidupan kita, terlebih lagi kita hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan berbagai menu makanan di Indonesia cukup cepat, khususnya di Surabaya. Berbagai menu makanan ditawarkan kepada masyarakat Surabaya mulai dari makanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Loyalitas Konsumen (customer loyalty) Loyalitas pelanggan sangat penting bagi perusahaan yang ingin menjaga kelangsungan hidup usahanya maupun keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dapat bertahan hidup di pasar dan memenangkan persaingan adalah perusahaan yang berorientasi pada kebutuhan dan keinginan pasar (marketdriven). Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkup kehidupan manusia pun semakin berkembang. Adapula salah satu

BAB I PENDAHULUAN. lingkup kehidupan manusia pun semakin berkembang. Adapula salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman yang semakin berkembang dan maju ini, manusia pun dipengaruhi oleh adanya tekanan dan tuntutan kehidupan yang sudah semakin modern. Disamping perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Grand Theory of Marketing Gambar. 2.1 Grand teori, Keller dan Griffin Menurut Kotler (2010), pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial dimana individu-individu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Merek (brand) merupakan sebuah nama atau simbol (seperti logo, merek dagang, desain kemasan, dan sebagainya) yang dibuat untuk membedakan satu produk dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan jika mungkin untuk selamanya. Perusahaan yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. bahkan jika mungkin untuk selamanya. Perusahaan yang mampu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Loyalitas pelanggan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan di era kompetisi bisnis yang sangat ketat ini. Pentingnya loyalitas pelanggan bagi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2. 1 EXPERIENTIAL MARKETING Experiential marketing menurut (Schmitt 1999 dalam Bagus Aji 2011) menyatakan bahwa pemasar menawarkan produk dan jasanya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini industri food and beverage semakin meningkat, pertumbuhan tersebut ada kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk perusahaan serta membedakan produk dan jasa perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk perusahaan serta membedakan produk dan jasa perusahaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merek (brand) merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran yang dapat memperkenalkan dan menawarkan produk kepada konsumen. Dengan adanya merek, konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak pesaing dengan kualitas terbaik bermunculan memperebutkan hati konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah yang berisi tentang bagaimana perusahaan khususnya merek terkenal dapat meningkatkan kepuasan konsumen, kesetiaan konsumen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan penempatan orientasi dalam pemenuhan dan kepuasan konsumen sebagai tujuan perusahaan yang utama.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Friedman (2000) mendefinisikan globalisasi sebagai integrasi yang tidak dapat dihindari terkait pasar, bangsa, negara dan teknologi,yangmemungkinkan individu, negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi sangat menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi dan berproduksi di Indonesia. Era globalisasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Menurut (Aaker, 1996: 8) mendefinisikan brand loyalty. sebagai A measure of the attachment that a costumer has a brand.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Menurut (Aaker, 1996: 8) mendefinisikan brand loyalty. sebagai A measure of the attachment that a costumer has a brand. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas merupakan sebuah nilai utama bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan manapun. Loyalitas merupakan sebuah tantangan manajemen dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Variabel Sense Experience (panca indera) memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap experiential

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing 2.1.1 Pengertian Marketing Kita dapat membedakan antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets mereka, seperti brand equity, agar dapat memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Pengambilan Keputusan Membeli Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan pasar yang semakin ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu perusahaan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA Sarjita Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dan persaingan yang semakin ketat, mendorong setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang dihasilkan. Persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan di bentuk dari suatu informasi dan pengalaman masa lalu terhadap suatu merek perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan dunia usaha berjalan sangat pesat, banyak bidang usaha yang menjanjikan untuk digeluti salah satunya adalah usaha bisnis kedai kopi. Bisnis kedai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi global saat ini telah menyebabkan persaingan dalam bisnis sebagai tantangan sehari-hari yang akan terus dihadapi. Dalam semakin ketatnya kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini melibatkan industri di bidang makanan dipicu oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa dan mulai menempatkan diri sebagai individu yang layak untuk diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi semakin tajam, baik dipasar domestik (nasional) maupun internasional. Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang semakin ketat

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang semakin ketat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru persaingan global yang semakin ketat yang disebabkan oleh globalisasi. Globalisasi didorong oleh kemajuan pesat dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. melihat konsumen sebagai manusia rasional dan emosional yang menginginkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Experiential Marketing Experiential marketing merupakan sebuah pendekatan pemasaran dengan melihat konsumen sebagai manusia rasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan kota dengan perkembangan bisnis yang pesat dan cukup signifikan. Pembangunan infrastruktur yang terkait dengan sarana dan prasarana penunjang perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di zaman yang semakin maju ini dampak perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat terasa cepat di segala aspek kehidupan. Perkembangan teknologi semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia usaha semakin ketat, dengan adanya perusahaanperusahaan baru yang muncul dan semakin inovatif. Dunia pemasaran terus berkembang dengan munculnya produk-produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan untuk restoran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan toko ritel berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan banyaknya peritel asing yang ingin mencoba memasuki pasar Indonesia, ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Brand Experience terhadap Customer Satisfaction pada Trans Studio Bandung, maka dapat disimpulkan nilai P value

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang. Perkembangan ini terutama disebakan oleh semakin berkembangnya teknologi. Perkembangan ini mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan industri smartphone di Indonesia akhir-akhir ini semakin ketat. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas, dilihat dari konsumen yang menuntut produk dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengenal konsumen dengan kebutuhan konsumsi yang cukup tinggi, perlu mempelajari perilaku konsumen sebagai bahan evaluasi perusahaan dalam meningkatkan kualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini yang semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini terlihat sejalan dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis, dimana semakin banyak pelaku usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena persaingan yang ada telah membuat para pengusaha menyadari suatu kebutuhan untuk mengeksploitasi sepenuhnya aset-aset mereka demi memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi

BAB I PENDAHULUAN. eksistensinya dalam suatu lingkungan bisnis. Pada era sekarang itu bukan lagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk dapat menyusun strategi bisnis yang tepat dalam rangka mempertahankan eksistensinya dalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan sekarang ini yang terus mengalami perubahan dan semakin ketat, semua produsen baik barang maupun jasa dituntut untuk terus menerus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan zaman saat ini menuntut manusia untuk dapat bergerak cepat dalam menjalankan segala aktivitas keseharian, menyebabkan adanya peningkatan permintaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman sekarang, kondisi persaingan antar perusahaan semakin ketat, agar tetap berkembang, perusahaan harus tetap mampu untuk bertahan hidup dan memajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Menurut American Marketing Association (Peter dan Olson, 2013:6), perilaku konsumen sebagai dinamika interaksi antara pengaruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millenium seperti sekarang perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin berkembang dengan pesat. Banyak bermunculan wirausahawan yang membuka usaha kafe dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan vitalitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dikarenakan merek yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dikarenakan merek yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Membangun merek yang kuat di pasar merupakan tujuan dari banyak organisasi dikarenakan merek yang kuat dapat memberikan sejumlah manfaat bagi perusahaan yakni berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kepuasan kepada para konsumen, Sehingga perusahaan harus lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan yang semakin tinggi akan memaksa perusahaan untuk berupaya mempertahakan, bahkan meningkatkan usaha pelayanan. Proses pelayanan yang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan jumlah penduduk dunia yang makin meningkat setiap tahunnya sangat berpengaruh terhadap permintaan kebutuhan akan makanan. Dengan adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis saat ini yang sangat cepat mendorong perusahaan untuk berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori

BAB I PENDAHULUAN. amat menjanjikan (www.marketing.co.id). Sebagai buktinya, Revlon memenangkan Top Brand Award 2013 kategori BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tren industri kosmetik berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Negara Indonesia secara umum diakui sebagai salah satu wilayah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Merek adalah aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian, masalah penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. 1.1. Latar Belakang Merek adalah aset yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Saat ini perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman sangat pesat, hal tersebut ditandai dengan semakin banyaknya jumlah cafe dan restoran yang ada,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pendahuluan Menghasilkan pelanggan yang puas saat ini tidaklah cukup. Bagi kelangsungan bisnis, menciptakan pelanggan yang loyal menjadi agenda penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu adanya konflik dalam keluarga yang dapat mempengaruhi pekerjaan karyawan ataupun pekerjaan yang dapat mempengaruhi kehidupan keluarga mereka yang lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang sangat pesat secara tidak langsung telah merubah pola hidup dan pola pikir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Perkembangan zaman yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat

BAB I PENDAHULUAN. paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah mencatat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Media informasi dewasa ini berkembang amat pesat, baik media cetak, elektronik maupun media internet. Dalam hal ini peningkatan dalam penyampaian informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menginginkan lokasi belanja yang lebih bersih tertata dan rapi. Utami

BAB I PENDAHULUAN. yang menginginkan lokasi belanja yang lebih bersih tertata dan rapi. Utami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri jika masyarakat Indonesia terutama yang tinggal di daerah perkotaan semakin dimanjakan dengan menjamurnya pertumbuhan ritel. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat. kebanyakan di antaranya menggunakan media media yang sama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat. kebanyakan di antaranya menggunakan media media yang sama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan berusaha menyusun strategi pemasaran yang dapat menjangkau pasar sasarannya dengan seefektif mungkin. Setiap strategi dilengkapi dengan alat-alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin hebat antara penyedia produk supplement belakangan ini bukan hanya disebabkan globalisasi, tetapi lebih disebabkan karena Konsumen semakin

Lebih terperinci

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt,

12 Berdasarkan konteks studi perilaku organisasional, bahwa kepercayaan mengarah pada level tertinggi pada loyalitas, yaitu komitmen (Morgan dan Hunt, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Dalam bab ini akan menjelaskan variabel penelitian. Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah reputasi merek, prediktabilitas merek, kompetensi merek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013, Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan produksi mie instan di Indonesia memperlihatkan suatu peningkatan yang positif. Secara kuantitas, produksi mie instan dari tahun ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis jasa tempat hiburan dan permainan untuk keluarga di Indonesia cukup menjanjikan, mengingat tingkat kebutuhan hiburan dan tempat rekreasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah,

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan makan merupakan kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Pada umumnya kebutuhan makan dilakukan di rumah, namun seiring pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh persaingan yang semakin ketat. Timbulnya persaingan tersebut menyebabkan kalangan dunia usaha saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya tempat-tempat makan dengan berbagai macam konsep. Sejalan dengan perkembangan ini, para pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan persaingan industri yang semakin ketat. Tahu merupakan produk makanan yang murah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak organisasi bergantung kepada service agent sebagai pilar utama dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas metode penelitian, yang meliputi objek dan subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, teknik pengumpulan data, definisi operasional

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (Brand) Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek dibubuhkan pada produk yang dijual untuk memberikan identifikasi khusus pada suatu

Lebih terperinci