JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN"

Transkripsi

1 Vol. 9 No. 2, Juni 2014 ISSN JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA Anneke Wangkar PENGARUH FAKTOR PENGETAHUAN BISNIS, APLIKASI KEMAJUAN SISTEM, USER SUPPORT, PROGRAMMING, DAN PERENCANAAN SISTEM TERHADAP PENENTUAN PENGEMBANGAN KUALITAS PROFESIONAL DI BIDANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Claudia W.M. Korompis KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK DASAR PEMBAYAR DIVIDEN Winston Pontoh PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Inriawati Parauba PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN, DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD PEMERINTAH KOTA MANADO Irene Fransisca Ponamon PENGARUH ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI, INVESTASI DAN PENDANAAN, TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA I Gede Suwetja PERAN KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Novi S. Budiarso JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

2 Vol.9,No.2,Juni 2014 ISSN GOING CONCERN JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN Pelindung Penanggung Jawab Pemimpin Redaksi Redaksi Pelaksana Dewan Redaksi Administrasi & Sirkulasi Alamat Redaksi Rektor Universitas Sam Ratulangi Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT Prof. DR. David. P.E. Saerang,SE,M.Com(Hons) Harijanto Sabijono,SE,MSi,Ak Lidia Mawikere,SE,MSi,Ak Hendrik Manossoh,SE,MSi,Ak Imelda Najoan,SE,MSi,Ak DR. Grace Nangoy,SE,MSAc,Ak,CPA Sifrid S. Pangemanan,SE,MSA DR. Jullie J. Sondakh,SE,MSi,Ak,CPA DR.Ventje Ilat,SE,MSi DR. Herman Karamoy,SE,MSi,Ak DR. Jenny Morasa,SE,MSi,Ak DR. Agus T. Poputra,SE,MM,MA,Ak Victorina Tirayoh,SE,MM,Ak Linda Lambey,SE,MBA,MA,Ak Margaretha Bolang,SE,MA,Ak Peter Kapojos,SE,MSi,Ak DR. Jantje Tinangon,SE,MM,Ak DR. Lintje Kalangi,SE,ME,Ak Winston Pontoh,SE,MM,Ak Christian Datu,SE,MSA,Ak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado Jl. Kampus Bahu Manado, Sulawesi Utara Telp. (0431) , Fax. (0431) Jurnal Riset Akuntansi Going Concern diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado, dimaksudkan sebagai media pertukaran informasi, penelitian dan karya ilmiah antara pengajar, alumni, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Jurnal ini terbit empat kali setahun yaitu bulan Maret, Juni, September, Desember. Redaksi menerima naskah yang belum pernah diterbitkan oleh media dan tinjauan atas buku-buku akuntansi terbitan dalam dan luar negeri yang baru serta catatan/komentar atas artikel yang dimuat dalam jurnal ini. Surat menyurat mengenai naskah yang akan diterbitkan langganan, keagenan, dan lainnya dapat dialamatkan langsung ke alamat redaksi atau melalui goingconcern2013@yahoo.com Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT i

3 Vol.9,No.2,Juni 2014 GOING CONCERN JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN DAFTAR ISI ISSN ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA Anneke Wangkar PENGARUH FAKTOR PENGETAHUAN BISNIS, APLIKASI KEMAJUAN SISTEM, USER SUPPORT, PROGRAMMING, DAN PERENCANAAN SISTEM TERHADAP PENENTUAN PENGEMBANGAN KUALITAS PROFESIONAL DI BIDANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Claudia W.M. Korompis KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK DASAR PEMBAYAR DIVIDEN Winston Pontoh PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Inriawati Parauba PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN, DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD PEMERINTAH KOTA MANADO Irene Fransisca Ponamon PENGARUH ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI, INVESTASI DAN PENDANAAN, TERHADAP EXPECTED RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA I Gede Suwetja PERAN KEPEMILIKAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN Novi S. Budiarso Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FEB UNSRAT ii

4 ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA Anneke Wangkar ( annekewangkar@yahoo.com) ABSTRACT Entering the era of information and free trade, the company requires a certain superiority in the face of competition nationally and internationally. For every company that strives to provide the best service facilities for customers via the accuracy, precision and effectiveness information. These things must be supported by the development of information technology at the moment. Therefore, the information technology department to evaluate the results of implementing the system using a Maturity Model of COBIT (Control Objectives for Information and related Technology). Maturity Model is a way to measure how well the progress of the company's IT management processes. These measurements by using scales or limits (0 to 5) as a practical example in determining the levels of IT management capabilities at every level of ability. From the company level can be compared with the target company and references COBIT Maturity Model and reality on the ground. Keywords : Kepatuhan, prosedur, Maturity Model, COBIT, Standar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era informasi dan perdagangan bebas ini, perusahaan memerlukan satu keunggulan tertentu guna menghadapi persaingan secara nasional dan internasional. Untuk itu setiap perusahaan berusaha untuk memberikan fasilitas pelayanan yang terbaik bagi pelanggan melalui keakuratan, ketepatan dan keefektifan informasi. Hal-hal tersebut haruslah ditunjang dengan perkembangan teknologi informasi pada saat ini. Oleh karenanya perusahaan dapat mengantisipasi sistem yang digunakan untuk perusahaannya dengan membuat kriteria dan daftar kebutuhan perusahaan. Melalui kriteria dan daftar kebutuhan tersebut, perusahaan dapat menginvestasikannya di bidang teknologi informasi. Namun demikian, investasi teknologi informasi ini membutuhkan biaya dan resiko yang tinggi namun dapat memberikan keuntungan dan keunggulan yang sesuai dengan kriteria dan kebutuhan perusahaan. Investasi ini diwujudkan dalam bentuk komputer dengan jaringan komputer (perangkat keras), software (perangkat lunak) dan sumber daya manusia dimana perkembangannya sangat cepat dan pesat. Disamping itu perlu adanya pelatihan bagi sumber daya manusia dalam pengguna teknologi informasi tersebut, guna mengantisipasi pelaksanaan sistem teknologi informasi. Oleh karenanya, departemen teknologi informasi dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan sistem tersebut dengan menggunakan survey. Survey ini digunakan untuk menganalisa penggunaan sistem teknologi informasi, apakah telah sejalan dengan keinginan manajemen ataukah perlu adanya beberapa perubahan strategi. 1

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Sistem Teknologi Informasi telah memberikan satu keuntungan yang spesifik bagi perusahaan 2. Apakah Sistem Teknologi Informasi telah sejalan dengan strategi yang diinginkan oleh perusahaan? 3. Variabel apa saja yang mempengaruhi? Apakah variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang positif atau sebaliknya? 2. LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat dan ditambah dengan era dunia memasuki pasar bebas. Karenanya, setiap perusahaan berusaha untuk mengantisipasi perubahan melalui satu keunggulan. Adapun alasannya sebagai berikut: a. Ketepatan Waktu Ketepatan waktu diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan dan merupakan salah satu indikator keunggulan dalam persaingan. Untuk itu diperlukan restrukturisasi proses kerja dan reorganisasi perusahaan supaya mendapatkan kecepatan dalam memenuhi ketepatan waktu. b. Harga murah. Harga murah merupakan indikator keunggulan persaingan selain ketepatan waktu. Untuk memenuhinya, perusahaan berusaha untuk memangkas unsur biaya pembelian infrastuktur sistem informasi pada perusahaan. c. Kualitas produk tinggi dan pelayanan. Perusahaan diharapkan memberikan kualitas produk tinggi dan memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan serta dilaksanakan secepat mungkin. d. Perubahan bisnis secara global. Dengan adanya jaringan dunia, internet dan intranet maka pelanggan tidak tergantung dengan tempat dan jarak pelanggan itu sendiri. e. Perubahan kebijakan. Perubahan kebijakan ini terjadi karena adanya kemajuan pada teknologi informasi dimana pegawai dapat melakukan pekerjaan selain di kantor. Contohnya di rumah dan kendaraan (mobil dan pesawat). Demikian juga dengan pelanggan, mereka dapat mengetahui produk yang dihasilkan melalui internet ataupun intranet. Hal ini menyebabkan kebijakan perusahaan berubah, sehingga pelanggan atau pegawai dapat saling berkomunikasi secara virtual tanpa harus saling bertemu atau bertatap muka. 2.2 IT Alignment Apakah Kesesuaian IT itu? Alignment diartikan sebagai kesesuaian sehingga IT Alignment adalah kesesuaian perencanaan IT secara keseluruhan baik kepemimpinan, struktur organisasi, peralatan hardware dan software dengan tujuan perusahaan. Kesesuaian dibutuhkan pada saat (a) pengambilan keputusan yang penting seperti akuisisi, kerjasama, dan outsourcing, (b) penentuan pemasok atau suatu produk atau mengakuisisi suatu perusahaan, (c) pemeriksaan produktifitas suatu fungsi dan infrastruktur dari 2

6 pemasok atau pengakuisisian perusahaan, (d) kebutuhan atas informasi mengenai kemampuan, kultur dan pelaksanaan operasional, (e) mengetahui hal-hal penting seperti kapabilitas, resiko, pengetahuan mengenai proses dan informasi tentang pelanggan, (f) menuntut untuk memperoleh jasa yang memuaskan dan dengan agresif menuntut proses yang baik dan tanggung jawab. Semuanya digunakan untuk memperoleh kapabilitas dari perusahaan lain untuk memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan perusahaan, saat ini maupun dimasa yang akan datang. Didalam Laporan dari Komite atas Aspek Finansial dari Kesesuaian Perusahaan (Cadbury Report, 2002) membicarakan tentang kesesuaian sebagai pemikiran umumnya. Walaupun tujuan dari laporan tersebut adalah merupakan tujuan laporan keuangan dan audit, hal tersebut menyinggung pada konsep kesesuaian yang lebih luas. Dan mendefinisikan pelaksanaan kesesuaian sebagai pedoman dalam menjaga hubungan antara pimpinan perusahaan dan seluruh karyawannya, pemilik dan para pimpinan perusahaan dengan memberikan suatu gambaran melalui struktur sbb: 1. Adanya tujuan perusahaan yang jelas 2. Adanya metoda guna menerapkan tujuan yang harus ditentukan 3. Adanya pedoman pelaksanaan kesesuaian Kesesuaian IT merupakan tanggung jawab dari dewan direktur dan para pimpinan eksekutif. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kesesuaian perusahaan dan termasuk didalamnya kepemimpinan dan struktur organisasi dan suatu proses yang dapat memberikan kepastian bahwa IT dapat menopang dan memperluas strategi dan tujuan perusahaan. Tujuan kesesuaian IT adalah untuk membantu secara langsung, dan menjamin bahwa pelaksanaan IT telah memenuhi tujuan sebagai berikut: 1. Agar IT dapat sejalan dengan perusahaan dan menjamin perolehan keuntungan bagi perusahaan 2. Agar IT dapat memungkinkan perusahaan memperoleh kesempatan untuk mengeklorasi dan memaksimalkan keuntungan 3. Agar sumber-sumber IT dapat digunakan secara bertanggung jawab 4. Agar resiko-resiko IT yang ditimbulkan dapat diatasi dengan baik Contoh dari kesesuaian IT adalah pimpinan group akan melaporkan dan menerima perintah dari para menejer, dimana para menejer melaporkan kepada para pimpinan dan para pimpinan melaporkan kepada para direktur. Laporan tersebut membahas tentang tujuan, pencapaian tujuan, tidak pencapaian tujuan dan rekomendasi. Proses kesesuaian dimulai dengan menentukan tujuan IT pada perusahaan, dengan memberikan panduan awal. Selanjutnya masuk kepada hal berikutnya yaitu pelaksanaan yang dapat diukur dan dibandingkan dengan tujuan, hasil dalam penjelasan kembali mengenai aktifitas yang diperlukan dan perubahan tujuan apabila diperlukan. Apabila pada awalnya tujuan perusahaan adalah merupakan tanggung jawab para direktur dan pelaksanaannya diukur berdasarkan manajemen yang berlaku, dapat diyakini bahwa mereka harus membuat suatu konsep sehingga tujuan yang ada dapat dicapai dan mengukur pelaksanaan tujuan dengan tepat. 3

7 Tujuan IT Panduan Perbandingan Aktivitas IT Tujuan IT Gambar 2.1 Model Kesesuaian IT Sebagai tanggapan atas perintah yang diterima, fungsi IT haruslah terfokus pada perealisasian keuntungan dengan cara peningkatan secara otomatis dan membuat perusahaan semakin efektif, dengan melalui pengurangan biaya dan menciptakan keseluruhan perusahaan menjadi semakin efisien, dan dalam mengatasi resiko (keamanan, kepercayaan dan pemenuhan) Mengapa Kesesuaian IT Penting? Penggunaan IT akan menjadi penggerak perekonomian yang penting diabad ke 21. IT telah menjadi salah satu persyaratan penting bagi kesuksesan perusahaan, dengan memberikan keuntungan yang kompetitif dan menawarkan cara peningkatan produktifitas hal ini akan menjadi sangat penting dimasa yang akan datang. Pengaruh keberhasilan IT mentransformasi perusahaan dan menciptakan keunggulan atas suatu produk dan jasa telah menjadi suatu kemampuan yang umum bagi perusahaan. IT merupakan hal yang mendasar bagi perusahaan guna menggali kemampuan hubungan konsumen dan manajemen, kenaikan transaksi secara global dan dematerialisasi, dan merupakan kunci guna mengingat dan menambah pengetahuan usaha. Mengingat IT merupakan hal yang penting dalam membantu dan memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan, kesesuaian IT yang effektif akan benar-benar memberikan keuntungan perusahaan, seperti reputasi, kepercayaan, produk yang unggul, ketepatan waktu pemasaran dan mengurangi pengeluaran, kesemuanya ini dapat meningkatkan keuntungan bagi para pemilik modal. Ketika IT menjadi hal yang penting guna menyangga perusahaan dimana mungkin juga bukan merupakan sesuatu yang mewah dan digunakan untuk menjamin pelaksanaan usaha, adalah sama pentingnya guna pembangunan dan menginovasikan suatu usaha. Dengan fokus komersial yang ketat dapat merupakan tantangan masa depan namun demikian haruslah berhatihati karena IT juga membawa resiko. Jelaslah bahwa pada saat ini pelaksanaan usaha secara global, terikat dengan waktu, sistem dan jaringan yang ada merupakan beban pengeluaran yang besar yang harus ditanggung oleh perusahaan. Dalam beberapa industri, IT merupakan solusi yang kompetitif guna membedakan dan memberikan keuntungan kompetitif ketika perusahaan lainnya masih berputar pada masalah bagaimana dapat bertahan bukan hanya karena faktor 4

8 keberuntungan. Kebutuhan dan resiko tersebut menjadikan beban bagi manajemen guna memaksimalkan IT secara lebih efektif dan transparan. Oleh karenanya perlu ada tinjauan kembali tentang seberapa penting IT bagi perusahaan dan seberapa banyak kontribusi IT dalam pengambilan keputusan strategi perusahaan. Para pemimpin cenderung hanya sering melihat pada strategi usaha dan resiko yang ditimbulkan, dimana mungkin tidak menghasilkan keuntungan, namun demikian pada kenyataannya hal itu mencakup investasi yang besar dan resiko yang besar pula Siapakah Yang Harus Memperhatikan? Kesesuaian IT menjadi tanggung jawab para pimpinan dan pemegang saham. Tanggung jawab itu dirumuskan menjadi sebuah panduan para pimpinan sebagai sistem kesesuaian internal. Hal ini dibuat karena sering terjadi perbedaan pada tingkatan tertentu dalam perusahaan. Melalui laporan tersebut para pemimpin mengetahui bahwa terdapat atau telah terjadi proses yang efektif dan tepat atau tidak terjadinya proses secara efektif. Disamping digunakan untuk memantau resiko dan meyakinkan bahwa sistem kesesuaian internal yang ada dilakukan secara efektif atau tidak berjalan secara efektif dalam mengurangi resiko pada tingkatan tertentu. Dari penjelasan diatas, kesesuaian IT dilaksanakan secara intensif dilaksanakan para pimpinan dan manajemen eksekutif. Namun demikian, mengingat kompleksitas dan spesialisasi, tingkatan ini harus sejalan dengan tingkat kekuatan dari tingkat terendah dalam perusahaan guna memberikan informasi yang dibutuhkan dalam pembuatan keputusan dan mengevaluasi aktifitas yang dilakukan. Guna memperoleh kesesuaian IT yang efektif dalam perusahaan, tingkatan yang terendah harus mengaplikasikan beberapa prinsip dalam menentukan tujuan, memberikan dan menentukan tujuan, dan menyiapkan dan mengevaluasi pelaksanaannya. Sebagai hasilnya, pengalaman yang baik dalam kesesuaian IT dibutuhkan untuk diaplikasikan didalam perusahaan Apa Yang Dapat Mereka Lakukan? Tanggung jawab kesesuaian IT dari sisi pimpinan dalam hal panduan kesesuaian perusahaan. Panduan ini secara baik mencakup kesesuaian perusahaan yang memfokuskan pada hak-hak, peraturan, dan pelaporan yang tepat bagi para pemegang saham, lampiran dan transparansi serta tanggung jawab para pimpinan. Laporan tersebut kemudian disebut dengan panduan kesesuaian guna menjamin adanya panduan strategis bagi perusahaan yang mudah dipahami, untuk pemantauan manajemen yang efektif oleh para pemimpin, dan bagi para pemimpin agar dapat dipertanggung jawabkan kepada perusahaan dan para pemegang saham. Salah satu tangung jawab para pemimpin, adalah meninjau dan membantu pembuatan strategi perusahaan, menentukan dan memantau perkembangan dari pelaksanaan tujuan oleh manajemen, dan meyakinkan integritas sistem perusahaan. Terpisah dari kenyataan bahwa kesesuaian IT ditujukan sebagaimana agenda strategis para pemimpin, pengamanan haruslah efektif, transparan and bertanggung jawab. Untuk itu para pimpinan harus terbuka atas tanggung jawabnya maupun manajemennya, dan harus memiliki sistem yang ditempatkan guna pelaksanaan tanggung jawab tersebut yang secara menyeluruh berhubungan dengan kesesuaian IT dan digunakan dalam setiap aktivitas perusahaan, manajemen teknologi sehubungan dengan resiko usaha dan pembuktian atas keuntungan yang diberikan melalui penggunaan IT dalam perusahaan. 5

9 2.2.5 Kebutuhan Kesesuaian Dalam Teknologi Informasi Dalam beberapa tahun terakhir, pada kenyataannya terdapat peningkatan kebutuhan atas referensi yang dapat memberikan gambaran mengenai keamanan dan kesesuaian dalam sistem IT. Suatu perusahaan yang berhasil membutuhkan suatu penghargaan dan pengertian dasar mengenai resiko dan penekanan sistem IT pada segala tingkatan dalam penentuan guna mencapai arah yang lebih efisien dan terkontrol. Pimpinan harus dapat memutuskan alasan investasi untuk pengamanan dan kesesuaian dalam sistem IT dan bagaimana menyeimbangkan resiko dan kesesuaian investasi dalam situasi IT yang seringkali tidak dapat diduga. Sedangkan sistem informasi dalam rangka kesesuaian dan pengamanan membantu mengatasi resiko-resiko yang tidak dapat dihindarkan. Selain itu, pada tingkat tertentu, resiko tidak dapat diprediksi. Pada akhirnya, pimpinan harus menentukan tingkat resiko tertentu yang diterima apalagi berdasarkan biaya sehingga pimpinan harus mengambil keputusan yang sulit tersebut. Oleh karena itu pimpinan membutuhkan suatu gambaran yang jelas tentang pengamanan dan kesesuaian IT guna menjadi pembanding antara sistem yang ada saat ini dengan sistem IT yang direncanakan. Sebagai bukti, terdapat peningkatan jumlah pengguna jasa IT, melalui penilaian dan pemeriksaan baik secara internal maupun melalui pihak ketiga, yang dapat mempengaruhi kesesuaian dan pengamanan yang telah ada. Namun demikian, pada saat ini dalam implementasi kesesuaian sistem informasi yang baik masih terdapat kerancuan antara perusahaan swasta, non government dan pemerintah. Untuk pelaksanaan hal tersebut, manajemen harus dapat mengidentifikasikan hal-hal yang paling penting yang harus diprioritaskan dalam pelaksanaan, mengukur kemajuan dalam pencapaian tujuan dan menggolongkan seberapa baik proses IT yang dijalankan. Selain itu hal ini juga membutuhkan kemampuan untuk menilai tingkat kemandirian perusahaan melalui pembandingan dengan sesama industri yang berhasil dengan standar internasional. Untuk menunjang kebutuhan manajemen tersebut, Cobit telah mengidentifikasikan beberapa faktorfaktor keberhasilan yang kritikal, indikator dalam pencapaian tujuan, indikator dalam pelaksanaan dan penggabungan model yang telah sukses dalam penerapan sistem IT. 2.3 Cobit (Control Objectives for Information and related Technology) Dewasa ini terdapat dua macam pengkualifikasian yang berbeda atas metode kesesuaian, yaitu: pengkualifikasian menggunakan metode kesesuaian bisnis dan metode kesesuaian yang lebih terfokus pada IT (IT Governance Institute, 2001). Cobit bertujuan untuk menjembatani perbedaan yang masih terdapat pada kedua metode tersebut. Namun demikian, Cobit berusaha tetap berada pada posisi manajemen yang komprehensif dan dioperasikan untuk tingkat yang lebih tinggi daripada standar sistem informasi manajemen. Oleh karena itu, Cobit merupakan metode untuk kesesuaian IT. Dasar pemikiran konsep Cobit adalah kesesuaian melalui pendekatan dengan memperhatikan sistem informasi yang dibutuhkan guna menunjang tujuan usaha atau kebutuhan dan melalui sistem informasi yang merupakan hasil aplikasi penggabungan dari IT yang berhubungan dengan sumber informasi yang dibutuhkan untuk mengatur proses IT. 2.4 Model Maturity Manajemen pada suatu perusahaan dan organisasi publik sering dimintakan untuk memecahkan masalah bisnis sehubungan dengan hal-hal yang menjadi penyebab terjadi 6

10 pengeluaran dalan kesesuaian struktur informasi. Walaupun sebagian orang beranggapan bahwa hal tersebut tidaklah penting namun haruslah dipertimbangkan atau dipertanyakan, seperti Seberapa jauh implementasi sistem IT, apakah pengeluaran sebanding dengan keuntungan yang didapatkan? Untuk membantu manjawab pertanyaan diatas, dapat dibantu dengan pertanyaan lainnya, contohnya (IT Governance Institute, 2001) Standar apakah yang digunakan internasional dan bagaimana mengimplementasiannya? atau Apakah yang dilakukan organisasi lain dan bagaimana cara kita melakukan penelitian sehubungan dengan hal yang dilakukan perusahaan lainnya? Pertanyaan tersebut merupakan beberapa contoh pertanyaan yang sering ditanyakan kepada manajemen. Manajemen akan sulit memberikan jawaban yang tepat jikalau tidak mempunyai pengalaman ataupun data-data. Pengalaman atau data-data tersebut didapatkan dari evaluasi yang dilakukan perusahaan. Sehubungan dengan pernyataan diatas, manajemen IT diharapkan secara berkala mengevaluasi proses struktur informasi perusahaan yang ada. Untuk itu dapat mempergunakan Cobit dalam hal evaluasi dan kesesuaian serta dibutuhkan beberapa hal: 1. Suatu ukuran yang relatif mengenai dimana letak organisasi. 2. Cara efisien yang diambil untuk kesesuaian. 3. Alat untuk mengukur kemajuan pencapaian tujuan organisasi Cobit mempunyai 34 proses dari 4 proses utama yang dapat digunakan dalam kesesuaian IT. Pendekatan atas model guna kesesuaian IT dapat meliputi pembuatan metode penilaian sehingga organisasi dapat menentukan tingkatannya. Dari penentuan tingkatan tersebut, perusahaan dapat secara membuat target baru yang ingin dicapai serta sejalan dengan harapan dan tujuan perusahaan. Pendekatan Cobit ini adalah panduan umum yang menjadikan tujuan manajemen IT dengan penerapan praktis dan mudah dipahami. Maturity Model adalah cara untuk mengukur seberapa baiknya kemajuan dari proses manajemen IT pada perusahaan. Pengukuran ini dengan menggunakan skala atau batasan (0 s.d. 5) sebagai contoh praktis dalam menentukan tingkatan kemampuan manajemen IT pada setiap tingkat kemampuan. Dari tingkatan perusahaan tersebut dibandingkan dengan target perusahaan dan referensi Maturity Model Cobit serta kenyataan di lapangan. Maturity Model yang dibuat dengan kualitatif model akan menghasilkan masukan sebagai berikut: 1. Mengerti dan memperhatikan resiko dan masalah kesesuaian. 2. Pelatihan dan pengkomunikasian yang diterapkan atas masalah yang ada. 3. Teknik dan otomatisasi guna membuat proses lebih efektif dan efisien. 4. Tingkat pemenuhan atas kebijakan internal, perundang-undangan dan peraturan. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan penjelasan tentang keseluruhan kegiatan penelitian dan masalah yang akan dipecahkan serta variable-variabel apa yang bisa memecahkan masalah tersebut. Kerangka pikir dalam penelitian analisis dan pengukuran IT Aligment adalah sebagai berikut : 7

11 Masalah Data Variabel penelitian Uji Kriteria Maturity Kesimpulan Gambar 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Pada gambar 3.1 di atas dapat dijelaskan bahwa masalah dalam hal ini analisis dan pengukuran teknologi informasi dapat dipecahkan atau diberikan solusi dengan memakai model penelitian kualitatiff sehingga menggunakan uji criteria maturity untuk mengolah data. Penelitian ini di mulai bulan Januari 2014 sampai Juni 2014 di PT. William Makmur Perkasa Manado.Penelitian di mulai dengan pembuatan kuesioner, testing kuesioner, pengumpulan data, analisa data dan pembuatan report dari hasil penelitian. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT William Makmur Perkasa yang bergerak pada bidang rental alat berat. Perusahaan rental alat berat ini memiliki jumlah karyawan seluruhnya sebanyak 68 orang (per Juni 2014). Untuk mendukung penelitian ini, survey dilakukan pada bulan Pebruari 2014 dengan cara menyebarkan kuesioner serta mengambil sampel pada tingkat level manajemen. Sebelum kuesioner ini dibagikan, para responden telah diberitahukan mengenai maksud diadakannya penelitian ini. Identitas dari semua responden dirahasiakan dan dijamin kerahasiaannya agar responden lebih obyektif dalam menjawab semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner yang dibagikan. Sampel yang diambil dari responden manajemen level menengah dan atas, yaitu Supervisor, Manager dan General Manager. Responden ini diberikan kuesioner pemeriksaan awal (pre-audit). Selanjutnya dibandingkan dengan pemeriksaan di lapangan (pada status sistem pada saat ini). 3.3 Variabel Penelitian Varibel penelitian sebagai berikut: 1. Perencanaan dan Pengorganisasian adalah penentuan tentang strategi dan perencanaan, serta kontribusi IT guna pemenuhan sasaran obyektif. Selanjutnya, 8

12 realisasi dari strategi membutuhkan perencanaan, komunikasi, dan pengelolaan untuk keperluan perspektif yang berbeda. Pada akhirnya, suatu pengorganisasian dan teknologi informasi yang tepat haruslah ditentukan dengan cermat. 2. Pengalihan dan Implementasi adalah penentuan strategi, pemecahan masalah atau solusi, pengembangan, pengimplemetasian dan pengintegrasian IT didalam suatu proses bisnis. Selain itu, bagian perubahan dan pemeliharaan dari sistem yang berjalan merupakan bagian pengalihan dari implementasi ini sehingga perubahan dan pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan sistem dan proses usaha. 3. Distribusi dan Penunjang menintikberatkan pada pelaksanaan pendistribusian jasa yang meliputi aspek keamanan operasi secara tradisional sampai dengan pelatihan dan secara berkesinambungan harus dapat menunjang proses baru yang dibentuk atau dibangun. Pada bagian ini termasuk pula bagian prosesing data beserta pemantauan atau kontrol dari aplikasi data tersebut. 4. Pemantauan adalah pengamatan atas keseluruhan proses IT secara berkala untuk mempertahankan kualitas dan proforma sesuai standar pemantauan. Pemantauan ini ditujukan bagi manajemen sebagai serana kesesuaian organisasi yang independen baik secara internal maupun eksternal atau melalui sumber-sumber informasi lainnya. Dari keempat variabel tersebut diatas hanya variabel pertama tentang Perencanaan dan Pengorganisasian yang dipilih untuk diteliti pada PT. William Makmur Perkasa tersebut. Hal ini dikarenakan variabel pertama berkenaan dengan dokumentasi dan tidak memakan waktu dalam penelitian dan penulisan jurnal ini serta sesuai dengan saran dari PT William Makmur Perkasa. Perencanaan dan Pengorganisasian 1. Penentuan Perencanaan Strategis IT bertujuan untuk memberikan keseimbangan yang optimal dalam memenuhi tuntutan dalam perolehan IT dan bisnis IT, demikian pula dalam kesinambungannya kedepan 2. Penentuan Arsitektur Informasi bertujuan untuk memenuhi arsitektur informasi dalam mengoptimalkan sistem informasi perusahaan. 3. Pemilihan Arah Perkembangan Teknologi bertujuan untuk mendapatkan kesempatan dalam memperoleh keuntungan dan memungkinkan penggabungan teknologi guna pelaksanaan strategi bisnis. 4. Penentuan Hubungan dan Struktur Organisasi IT bertujuan untuk menentukan sistem IT yang tepat. 5. Pengelolaan Investasi IT bertujuan untuk menjamin bahwa rencana pembiayaan dan operasional budget yang dibuat akan memperoleh persetujuan. 6. Pengkomunikasian Tujuan dan Sasaran Manajemen bertujuan untuk menjamin bahwa pemakai dapat mengerti dan mengetahui tujuan dan sasaran manajemen. 7. Pengelolaan Sumber Daya Manusia bertujuan untuk memperoleh kemampuan dalam mengelola tenaga kerja yang kompeten dan memiliki motivasi guna memaksimalkan kontribusi karyawan dalam proses IT. 8. Kepastian Kebutuhan sesuai dengan Permintaan Eksternal bertujuan untuk memenuhi kewajiban perundang-undangan, peraturan dan kewajiban kontrak lainnya. 9. Perkiraan Resiko bertujuan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan melalui pencapaian tujuan IT dan memberikan respon bagaimana 9

13 mengurangi kompleksitas dan meningkatkan pencapaian tujuan serta mengidentifikasikan faktor keputusan yang penting. 10. Pengelolaan Proyek-proyek bertujuan untuk penentuan skala prioritas dalam pengiriman data yang tepat waktu dan sesuai dengan anggaran. 11. Pengelolaan Kualitas bertujuan untuk memenuhi permintaan IT. 3.4 Kriteria Kriteria penilaian didasarkan pada analisis Maturity Model COBIT guna manajemen IT dapat mengukur kematangan dalam pengelolaan dan efisiensi IT pada saat ini. Maturity Model ini memberikan 3 masukan, yaitu: 1. memberikan masukan pengukuran keberadaan IT pada saat ini. 2. memberikan masukan arah efisiensi yang diperlukan 3. sebagai alat pembanding antara keberadaan IT pada saat ini dengan tujuan dan harapan perusahaan. Uji Kriteria Maturity ( UkM ) Proses pengujian ini menggunakan UkM ini menggunakan skala Likert, 0 5, sebagai berikut: 0 Tidak Ada/Non-Existent, berarti proses manajemen belum diaplikasikan sama sekali. 1 Permulaan/Initial, berarti proses masih bersifat sementara dan belum diproses. 2 Pengulangan/Repetable, berarti proses mengikuti pola yang standar. 3 Penentuan/Defined, berarti proses terdokumentasi dan dapat didiskusikan. 4 Pengelolaan/Managed, berarti proses dapat termonitor dan diukur. 5 Optimaliasasi/Optimised, berarti pengalaman terbaik yang digunakan dan secara otomatis. Dari uji kriteria diatas, peneliti dapat memberikan masukan tingkatan manajemen IT pada saat ini lalu dibandingkan dengan referensi Cobit dan kenyataan di lapangan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data Profil Responden Responden terdiri 6 responden dengan klasifikasi responden manajemen level menengah dan atas, yaitu Supervisor, Manager dan General Manager (lihat Tabel 4.1). Ke-6 responden ini adalah pengambilan keputusan di departemen yang ada di PT Willem Makmur Perkasa tentang kinerja perusahaan sehingga dapat dikatakan bahwa ke-6 responden mewakili PT William Makmur secara keseluruhan. 10

14 Tabel 4.1 Tabel Profil Responden Jumlah % Usia < , ,33 > ,33 Jenis Kelamin Pria 3 50 Wanita 3 50 Pendidikan SMA Diploma 2 33,33 Sarjana 3 50 S2 1 16,67 Lainnya Pekerjaan Director/ Manager 4 66,66 Deputi Manager 1 16,67 Supervisor 1 16,67 Lama Bekerja < 3 thn 1 16,66 3 s.d. < 6 thn 6 s.d. < 9 thn 9 s.d. < 12 thn s.d. < 15 thn 1 16,67 15 s.d. < 18 thn 1 16, Data Keseluruhan Data keseluruhan ini ada data tentang level marutity pada Perusahaan PT William Makmur Perkasa setelah diadakan analisa dan perhitungan dengan menggunakan cara perhitungan COBIT. Sebagai contoh, Penentuan Perencaan Strategi IT, level maturitynya adalah 3,585, berarti bahwa pengambilan keputusan untuk perencanaan strategis IT dilakukan oleh top manajemen, perencanaan diperbaharui oleh manajemen IT sesuai dengan perubahan teknologi yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan serta memperhitungkan faktor resiko, diharapkan perusahaan menetapkan prosedur baku untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, pemonitoran pelaksanaan, operasional dan dokumentasi rencana strategis IT secara berkala. Prosedur baku adalah prosedur yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku dan sebaiknya manajemen IT membuat atau mengikuti pelatihan tentang perencanaan strategis IT (lihat Tabel 4.4). 11

15 Tabel 4.2 Data Keseluruhan No PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN MATURITY LEVEL 1 Penentuan Perencanaan Strategis IT 3,585 2 Penentuan Arsitektur Informasi 3,833 3 Pemilihan Arah Perkembangan Teknologi 3,857 4 Penentuan Hubungan dan Struktur Organisasi IT 4,000 5 Pengelolaan Investasi IT 3,500 6 Pengkomunikasian Tujuan dan Sasaran Manajemen 3,267 7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3,465 8 Kepastian Kebutuhan sesuai dengan Permintaan Eksternal 2,947 9 Perkiraan Resiko 3, Pengelolaan Proyek-proyek 3, Pengelolaan Kualitas 3,488 Rata-rata 3,548 Dari hasil data diatas, rata-rata maturity model PT William Makmur Perkasa adalah 3,548. Angka ini menunjukkan bahwa standar PT William Makmur Perkasa lebih baik dari standar internasional, yaitu dan kesesuaian dengan tujuan perusahaan sudah mendekati yang diharapkan. 4.2 Pembahasan IT Maturity Model Non- Existent Initial Repeatable Defined Managed Optimized Legend for symbols used Legend for rankings used Current status of the organization International Standard Organization s strategy for improvement 0 - Management processes are not applied at all 1 - Processes are ad hoc and disorganized 2 - Processes follow a regular pattern 3- processes are documented and communicated 4 - Processes are monitored and measured 5 - Best practices are followed and automated - where the organization wants to be Gambar 4.1 Maturity Model PT William Makmur Perkasa Dari hasil data primer diatas, rata-rata maturity model PT William Makmur Perkasa adalah 3,548. Angka ini menunjukkan bahwa standar perusahaan lebih baik dari standar 12

16 internasional, yaitu dan kesesuaian dengan tujuan perusahaan sudah mendekati yang diharapkan Analisis IT Maturity Model Tabel 4.3 dibawah ini menggambarkan bahwa Analisa Perbandingan antara keadaan saat ini dengan target PT William Makmur Perkasa dalam beberapa tahun mendatang. Analisa ini memperjelas tentang kesesuian antara perencanaan dan pengorganisasi IT dengan tujuan perusahaan, sebagai contoh Penentuan Perencanaan Strategis IT (tingkat maturity saat ini adalah 3,585) dan target yang ingin dicapai adalah 5,000, bahwa penentuan perencanaan strategis IT merupakan satu bagian yang tak terpisahkan dengan perencanaan strategis IT secara keseluruhan baik perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, dan tidak seperti pernyataan tentang kriteria 0, COBIT, bahwa perencanaan strategis IT tidak dilaksanakan dimana manajemen tidak sadar akan kebutuhan perencanaan strategis IT guna mencapai tujuan perusahaan. Disamping itu pula, departemen IT telah menjalankan misinya sebagai pemberi pemecahan masalah tentang sistem informasi dan memberikan pelayanan kepada pelanggan, yaitu konsulan, pengacara, paralegal dan pengguna komputer lainnya. Tabel 4.3. Tingkat maturity-saat ini dan target No Perencanaan dan Pengorganisasian Tingkat Maturity Saat Ini Target 1 Penentuan Perencanaan Strategis IT 3,585 5,000 2 Penentuan Arsitektur Informasi 3,833 5,000 3 Pemilihan Arah Perkembangan Teknologi 3,857 4,000 4 Penentuan Hubungan dan Struktur Organisasi IT 4,000 5,000 5 Pengelolaan Investasi IT 3,500 4,000 6 Pengkomunikasian Tujuan dan Sasaran Manajemen 3,267 4,000 7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 3,465 4,000 8 Kepastian Kebutuhan sesuai dengan Permintaan Eksternal 2,947 4,000 9 Perkiraan Resiko 3,714 5, Pengelolaan Proyek-proyek 3,370 4, Pengelolaan Kualitas 3,488 4,000 Rata-rata 3,548 4,364 Tabel 4.4. Strategi PT. William Makmur Perkasa No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini Target-Rekomendasi Cobit 1 Penentuan Data Primer : *Pengoptimalisasian Perecanaan perencanaan strategis strategi IT * PT WMP menyadari IT adalah suatu pentingnya pendokumentasian perencanaan strategi IT proses yang berjalan baik untuk jangka secara panjang maupun berkesimnambungan Strategi *Pengambilan keputusan untuk perencanaan strategis IT dilakukan oleh top manajemen. 13

17 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini jangka pendek tetapi proses pengambilan keputusan tidak terstruktur. * Perencanaan pembaharuan rencana strategi IT dibuat atas permintaan pihak manajemen. Hal ini disebabkan oleh tidak ada aksi pro-aktif guna mengalisis IT dan perkembangan bisnis *Perusahaan memiliki prosedur untuk memonitor pelaksanaan dan operasional rencana strategis IT secara berkala *Sosialisasi dilakukan keseluruhan karyawan *Perbandingan dilakukan di dalam group yang sejenis maupun antar operator lainnya. Data sekunder dari kuesioner dan wawancara : *Manajemen IT bertanggung jawab pada perencanaan strategis IT *Perencanaan strategi IT dinyatakan beresiko sangat tinggi dan sangat penting. Target-Rekomendasi Cobit dengan mempertimbangkan tujuan usaha dan keuntungan PT WMP yang memuaskan melalui investasi di bidang IT. *Resiko dan keuntungan tambahan yang dapat dipertimbangkan secara berkesinambungan diperbaharui dalam proses perencanaan strategis IT. *Terdapat fungsi strategis perencanaan IT yang tergabung dalam fungsi perencanaan usaha. *Perencanaan IT jangka panjang yang realistis dibuat dan secara berkesinambungan diperberharui untuk merefleksikan perubahan teknologi dan usaha sehubungan dengan kemajuankemajuan yang ada. *Perencanaan IT jangka pendek termasuk target/jangka waktu dan kemudahan pengiriman yang secara berkala dimonitor dan diperbaharui sesuai Strategi *Perencanaan diperbaharui oleh manajemen IT sesuai dengan perubahan teknologi yang disesuaikan dengan tujuan perusahaan serta memperhitungkan factor resiko. *PT WMP menetapkan prosedur baku untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, pemonitoran pelaksanaan, operasional dan dokumentasi rencana strategis IT secara berkala. Prosedur baku adalah prosedur yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku. *Sebaiknya manajemen IT membuat atau mengikuti pelatihan tentang perencanaan strategi IT. 14

18 No Perencanaan & Pengorganisasian 2 Penentuan Arsitektur informasi Saat ini *Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan masih dianggap kurang. *Hasil dari Evaluasi dan dokumnentasi yang dilaksanakan manajemen IT dianggap sedang. Data Primer : *PT WMP memilik arsitektur system IT. *PT WMP mememiliki prosedur pembuatan arsitektur system IT yang standard an terdokumentasi. *PT WMP sudah menerapkan system otomatisasi yang belum seluruhnya terintegrasi di perusahaan. *Karyawan IT memiliki keahlian/kemampuan tersebut dimiliki dengan cara belajar sendiri (pelatihan informal). *Model arsitektur IT PT WMP terus akan dikembangkan sesuai kondisi PT WMP. Data sekunder : *Manajemen IT Target-Rekomendasi Cobit dengan perubahan yang timbul. *Perbandingan antara mudah dimengerti dan normal industry yang terpercaya adalah proses penentuan yang baik dan terintegrasi dengan strategi proses formulasi. *Pengoptimalisasian arsitektur informasi secara berkesinambungan memperkuat semua tingkatan dan keuntungannya untuk usaha dapat ditekankan. *Tenaga IT memiliki kemampuan dan pengalaman yang cukup untuk membangun dan menjaga kesehatan dan arsitektur informasi yang responsive yang dapat merefleksikan setiap permintaan usaha. *Informasi yang tersedia melalui arsitektur informasi diterapkan secara berkesinambungan dan signifikan. Penerapan yang signifikan menghasilkan pengalaman terbaik dalam pembuatan dan perawatan arsitektur Strategi *Perusahaan menetapkan prosedur baku untuk perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, pemonitoran pelaksanaan, operasional dan dokumentasi rencana strategis IT secara berkala. Prosedur baku adalah prosedur yang sesuai dengan standar internasional yang berlaku. *Prosedur baku tersebut digunakan untuk mengevaluasian arsitektur system IT secara berkala. *Disamping itu, perusahaan memberikan pelatihan formal kepada karyawan IT guna peng optimalisasian 15

19 No Perencanaan & Pengorganisasian 3 Pemilihan arah perkembangan teknologi Saat ini bertanggung jawab pada perencanaan arsiktur informasi. *Perencanaan arsitektur informasi dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan arsitektur informasi dianggap sedang mendekati baik. *Evaluasi dari arsitektur kurang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. Data Primer : *PT. WMP belum memiliki program pelatihan untuk melakukan riset IT. *PT. WMP memiliki rencana perkembangan teknologi yang terdokumentasi yang sejalan dengan strategi PT. WMP walaupun belum konsisten. *PT. WMP memantau perkembangan teknologi dan melakukan perbandingan terhadap industry sejenis. *Arah perkembangan teknologi PT. WMP belum didasari oleh perkembangan industry dan standar international, tapi lebih Target-Rekomendasi Cobit informasi termasuk proses perkembangan secara berkala. *Strategi pembaharuan informasi melalui bank data dan sumber data telah ditentukan. Arsiktur informasi secara berkala mengalami kemajuan dengan mempertimbangkan informasi non tradisional dalam proses, organisasi dan system. *Manajemen dan pengukuran tenaga IT yang memiliki pengalaman dan kemampuan yang dibutuhkan untuk pembangunan perencanaan teknologi infrastruktur. *Terdapat pelatihan formal dan special untuk riset teknologi. Dampak potensial dari perubahan dan penggabungan teknologi diperhitungkan dan terdokumentasi. *Pimpinan dapat mengidentifikasikan deviasi dari rencana dan pengantisipasian masalah. *Tanggung jawab atas Strategi arsitektur informasi dan bukan melalui pelatihan informal seperti yang telah dilakukan. *Sesuai dengan pembahasan point 1 PT. WMP menetapkan prosedur baku. *Prosedur baku tersebut digunakan untuk mengevaluasi dan menganalisa perkembangan teknologi secara berkala sehingga in konsistensi tidak ter jadi lagi. *PT. WMP melaksanakan program pelatihan formal untuk meningkatkan kualitas karyawan IT. 16

20 No Perencanaan & Pengorganisasian 4 Penentuan hubungan dan struktur organisasi IT Saat ini dilandasi kebutuhan PT.WMP *Karyawan IT memiliki kemampuan untuk mengembangkan rencana infrastruktur IT. Data sekunder dari kuessioner dan wawancara : *Manajemen IT bertanggung jawab pada perencanaan arah perkembangan teknologi. *Perencanaan arah perkembangan teknologi dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam merencanakan arah perkembangan teknologi dianggap sedang mendekati baik. *Evaluasi dari arsitektur kurang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. Data Primer : *Diskripsi pekerjaan departemen IT sudah dibakukan. *Fungsi departemen IT sudah berjalan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang telah ditetapka PT. WMP *Struktur departemen Target-Rekomendasi Cobit pembuatan dan perawatan dari perencanaan teknologi infrastruktur telah ditentukan. *Proses yang sulit dan responsive terhadap perubahan. Pengalaman internal terbaik telah digabungkan ke dalam proses. *Strategi HRD sejalan dengan arah teknologi guna menyakinkan bahwa tenaga-tenaga IT yang ada dapat mengatasi perubahanperubahan IT. *Perencanaan migrasi untuk pengenalan teknologi baru telah dilaksanakan. *Outsourcing dan kerjasama telah dilakukan untuk dapat mengakses kemampuan dan pengalaman yang cukup. *Pengoptimalisasian struktur organisasi IT secara tepat lebih merefleksikan pada kebutuhan usaha dengan memberikan pelayanan yang sejalan dengan proses strategi usaha dari pada dengan teknologi yang terisolasi. *Struktur organisasi lebih fleksibel dan Strategi *PT. WMP melaksanakan kesesuaian dan pengevaluasian pelaksanaan organisasi dan tanggung jawab. *Sesuai dengan pembahasan point 1, PT. WMP menetapkan prosedur baku. 17

21 No Perencanaan & Pengorganisasian 5 Pengelolaan Investasi IT Saat ini IT bersifat fleksible dan mudah beradaptasi sesuai dengan kebutuhan PT. WMP. Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada hubungan dan struktur organisasi IT. *Hubungan dan struktur organisasi IT dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam hubungan dan struktur organisasi IT dianggap sedang mendekati baik. *Evaluasi dari hubungan dan struktur organisasi sedang dan dokumentasi sudah dilaksanakan. Data primer : *Manajemen investasi IT sangat penting bagi PT. WMP *PT. WMP belum memeliki prosedur pembuatan anggaran. Target-Rekomendasi Cobit mudah beradaptasi. Terdapat pengertian formal atas hubungan antara penggunaan dan pihak ke tiga. *Pengalaman PT WMP telah dilakukan. Proses pengembangan dan manajemen struktur organisasi adalah sulit diikuti dan terencana dengan baik. Pengetahuan teknis secara umum baik internal dan eksternal telah dilaksanakan. *Terdapat penggunaan teknologi yang luas untuk membantu kesesuaian pelaksanaan organisasi dan tanggung jawab. *Pengaruh teknologi IT untuk membantu organisasi yang kompleks, terdistribusi secara geografi dan organisasi virtual.proses kemajuan berkala telah diterapkan. *Manajemen pemengang tanggung jawab dan perhitungan untuk pemilihan investasi dan pendanaan ditugaskan pada orang tertentu. *Jenis pendanaan telah diidentifikasikan dan Strategi *Sesuai dengan pembahasan point 1 PT. WMP menetapkan prosedur baku. *Prosedur baku pembuatan;, pengelolaan dan pendanaan 18

22 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini *Penyusunan anggaran berada pada wewenang manajer IT. *Dalam penentuan investasi IT sudah mempertimbangkan tren teknologi ke depan dan menganalisa alternative pembiayaan. Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan investasi IT. *Pengelolaaan investasi IT dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola investasi IT dianggap sedang. Target-Rekomendasi Cobit dipecahkan. Tenaga IT memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup untuk membangun perencanaan pendanaan IT dan merekomendasikan investasi IT yang sesuai. *Analisa biaya secara formal disajikan mencakup biaya secara langsung maupun tidak langsung atas operasi yang ada demikian pula dengan investasi yang direncanakan dengan menggunakan konsep kepemilikan dari total pembiayaan. *Suatu proses standardisasi dan proaktif untuk pendanaan telah dilaksanakan. Strategi perencanaan investasi 6 Pengkomunikasian Tujuaan dan sasaran Manajemen *Evaluasi dari pengelolaan investasi IT sedang dan dokumentasi masih kurang. Data primer : *Pengembangan komunikasi dan proses yang terkait dilaksanakan secara *Perubahan pengembangan dan biaya operasi dari perangkat keras dan perangkat lunak ke system integrasi dan sumber daya IT dikenal dalam perencanaan investasi. *Pimpinan menerima tanggung jawab untuk kebijaksanaan kesesuaian komunikasi internal dan telah mendelegasikan *Pimpinsn bertanggung jawab atas kebijaksanaan kesesuaian komunikasi 19

23 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini informal dan in konsisten. *Pengertian tentang kebutuhan keefektifan pengendalian informasi dimengerti secara implicit oleh manajemen dengan dokumentasi inkonsistensi dan dilakukan secara informa l *PT. WMP memiliki arah dan tujuan yang menjadi standar. *PT. WMP memiliki prosedur untuk memastikan keamanan IT dan memiliki program untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya keamanan IT. *PT. WMP melakukan pengecekan ulang dan pembaharuan arah dan tujuan PT. WMP. Target-Rekomendasi Cobit tanggug jawab dan mengalokasikan tenaga secukupnya guna menjaga suasana yang sejalan dengan perubahan-perubahan signifikan. *Suasana kesesuaian informasi yang positif dan proaktif termasuk kualitas komitmen dan perhatian atas keamanan IT, telah dilaksanakan. *Suatu kebijaksanaan prosedur dan standar yang lengkap telah dibuat, dipelihara dan dikomunikasikan dan merupakan pengalaman internal yang terbaik. Suatu panduan untuk tingkat tertentu dan diikuti daftar kebutuhan telah dibuat. Strategi internal. *PT.WMP melaksanakan kebijaksanaan, prosedur dan standar baku dibuat dikelola, dikomunikasikan dan didokumentasikan berikut panduan untuk tingkat tertentu dan diikuti daftar kebutuhan. *Sosialisasi arah dan tujuan PT. WMP belum seluruhnya disosialisasikan keseluruh karyawan. Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada pengkomunikasi 20

24 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini an tujuan dan sasaran manajemen. Target-Rekomendasi Cobit Strategi *Pengelolaan pengkomunikasian tujuan dan sasaran manajemen di nyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam mensosialisasikan tujuan dan sasaran manajemen dianggap sedang. *Evaluasi kurang dan dokumentasi sedang. 7 Pengelolaan sumber daya manusia Data primer : *Manajemen SDM merupakan sesuatu yang penting bagi PT WMP walaupun pengertian tentang kualifikasi sumber daya manusia untuk IT departemen terkadang masih kabur. *PT WMP memiliki rencana SDM. *Ada petugas yang bertanggung jawab dalam menyusun rencana SDM tersebut. Rencana SDM sejalan dengan strategi PT. WMP *PT. WMP melakukan *Tanggung jawab untuk membangun dan memelihara rencana sumber daya IT telah dibuat ditugaskan kepada orang tertentu dengan pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk membuat dan memelihara rencana tersebut. *Proses telah resposif terhadap perubahan. *Organisasi memiliki pengukuran standar yang memungkinkan menentukan deviasi rencana dengan penekanan pada pertumbuhan dan perputaran tenaga IT. *Adanya tanggung jawab untuk memilih, membangun dan memelihara rencana sumber daya IT dengan standard dan prosedur tertentu. *PT. WMP mempunyai standar kualifikasi dan kinerja sumber daya manusia. *PT. WMP melaksanakan skala kompensasi secara periodic. 21

25 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini analisa system kompensasi pada karyawan departemen IT. *PT WMP melakukan program rotasi bagi sebagian karyawan IT. Target-Rekomendasi Cobit *Analisa skala kompensasi dilakukan secara periodic guna menyakinkan bahwa gaji yang diberikan kompetitif dengan organisasi IT yang lain. Strategi *PT WMP memberikan insentif bagi karyawan IT yang berprestasi. *Sumber daya IT proaktif dalam menentukan kemajuan karir. Data sekunder : *Manajemen IT pada pengelolaan sumber daya manusia dianggap sedang. *Pengelolaan SDM dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola SDM dianggap sedang. 8 Kepastian kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal *Evaluasi dari pengelolaan SDM baik dan dokumentasi masih kurang. Data primer : *Bagi PT. WMP pemenuhan persyaratan eksternal adalah penting. *Ada fungsi sentral yang mengkoordinasikan *Terdapat pengertian atas masalah dan pengalaman dari permintaan eksternal dan kebutuhan untuk menyakinkan hal-hal pada setiap tingkat. *Terdapat rencana pelatihan formal yang *PT. WMP melakukan pelatihan formal dan pengevaluasian permintaan eksternal dan perubahan yang terjadi. 22

26 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini keseluruh an PT. WMP jika terdapat perubahan peraturan. *Seluruh karyawan akan sadar / tahu, jika ada perubahan peraturan dari luar yang meliputi PT. WMP *Aada prosedur untuk merespon perubahan peraturan dari luar, dan melakukan evaluasi dan monitoring terhadap prosedur tersebut. *Jika ada perubahan peraturan, PT. WMP melaksanakan pelatihan tetapi tidak untuk semua karyawan. Data sekunder : Target-Rekomendasi Cobit pasti bahwa semua karyawan memberikan perhatian sesuai kewajiban-kewajiban mereka. *Tanggung jawab yang jelas dan proses kepemilikan dapat dimengerti. Proses tersebut meliputi pengevaluasian suasana guna mengidentifikasikan eksternal dan perubahan yang terjadi *Terdapat mekanisasi untuk menempatkan kesesuaian non compliance dengan permintaan eksternal, kekuatan pengalaman internal dan implementasi pelaksanaan yang benar. Strategi *Standardisasi pelatihan dan evaluasi. *Manajemen IT pada kepastian kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal dianggap sedang. *Kebutuhan sesuai dengan permintaan eksternal dinyatakan beresiko tinggi dan tidak begitu penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam kebutuhan sesuai dengan permintaan *Masalah non compliance dianalisis guna mengetahui akar penyebab dengan cara yang wajar dengan tujuan untuk mengidentifikasian solusi yang tepat. *Standar nisasi pengalaman internal terbaik adalah dilakukan untuk kebutuhan yang spesifik seperti peraturan yang berlaku 23

27 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini eksternal dianggap sedang. Target-Rekomendasi Cobit dan recurring service contracts. Strategi *Evaluasi dan dokumentasi masih kurang. 9 Perkiraan resiko Data primer : *Perkiraan resiko pentig bagi PT. WMP. *Perkiraan resiko dilakukan disemua proses bisniks PT. WMP walaupun perkiraan resiko tersebut terkadang dilakukan hanya pada proyek-proyek penting saja. *PT. WMP memiliki prosedur perkiraan resiko yang distandardisasi dan didokumentasikan. *Pelaksana perkiraan resiko ada ditingkat top manajemen *Memiliki database manajemen resiko. Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada perkiraan resiko sangat tinggi. *Perkiraan resiko dinyatakan sangat tinggi dan tidak begitu *Pengujian resiko telah dibuat guna menentukan dimana struktur dan proses organisasi yang luas dibangun, diikuti secara berkala dan terencana dengan baik. *Rersiko brainstorming dan analisa akar penyebab menyertakan orangorang berpengalaman telah dilaksanakan melalui seluruh organisasi, Menangkap, menganalisa dan melaporkan data resiko manajemen dilakukan secara otomatis. *Panduan dibuat dari pimpinan pada daerah dan organisasi ikut serta dalam group guna pertukaran pengalaman. *Resiko manajemen terintegrasi dengan baik dalam semua bisnis dan operasi IT, diterima dan tergabung dalam pengguna jasa IT. *Perkiraan dan pengujian resiko dilakukan pada setiap proses bisnis PT. WMP secara berkala dan terencana dengan baik. *PT. WMP melaksanakan prosedur baku perkiraan resiko dan terdokumentasi dimana panduan prosedur tersebut dibuat pimpinan PT. WMP. *Resiko disosialisasi kan kepada seluruh manajemen. 24

28 No Perencanaan & Pengorganisasian penting. Saat ini Target-Rekomendasi Cobit Strategi *Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola sumber daya manusia dianggap sedang. 10 Pengelolaan proyek-proyek *Evaluasi dan dokumentasi baik. Data primer : *PT WMP menyadari pentingngnya manajemen proyek IT *PT WMP sudah memiliki prosedur manajemen proyek IT yang standar. *Top manajemen dan seluruh karyawan tidak selalu mendukung dan memback up setiap proyek IT. *Setiap proyek IT memiliki jadwal anggaran dan alat penilaian kinerja. *Struktur organisasi proyek sudah tetap. *Tujuan proyek IT sudah sejalan dengan tujuan PT. WMP *Tidak semua anggota tim proyek sudah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan proyek IT. *Pimpinan membutuhkan pengukuran formal dan standard an pelatihan pembelajara untuk mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian proyek. *Manajemen proyek mengukur dan mengevaluasi organisasi dan tidak hanya dalam IT. Kemajuan proses manajemen proyek terformulasikan dan dikomunikasikan *Pelatihan anggota proyek di segala aspek. *Resiko manajemen dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen proyek. Stakeholder secara aktif berpartisipasi dalam proyek atau memimpin mereka. *Jangka waktu proyek dan criteria untuk mengevaluasi *PT WMP memiliki pengukuran standar untuk manajemen (termasuk keuntungan dan kerugian proyek) beserta standar evaluasi atas pelaksanaan proyek, sebagai contoh jangka waktu proyek dan criteria untuk mengevaluasi kesuksesan proyek. *Proyek dikomunikasikan pada tingkat manajemen guna menyamakan persepsi dan dukungan atas proyek tersebut. *PT WMP memberikan pelatihan formal bagi anggota tim proyek. 25

29 No Perencanaan & Pengorganisasian 11 Pengelolaan kualitas Saat ini Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan proyek. *Pengelolaan proyek dinyatakan beresiko sangat tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola proyek di anggap sedang. *Evaluasi kurang dan dokumentasi sedang. Data primer : *PT WMP melakukan perencanaan dan monitoring terhadap pelaksanaan manajemen kualitas. *PT WMP melakukan survey untuk mengukur tingkat kepuasan pengguna terhadap kualitas IT. *Pelatihan kualitas dilakukan keseluruh karyawan. *Perusahaan belum sepenuhnya memiliki standar kualitas. *PT WMP melakukan review / evaluasi Target-Rekomendasi Cobit kesuksesan setiap jangka waktu telah dilakukan. *Keuntungan dan resiko di ukur dan dikelola terlebih dahulu, selama dan setelah penyelesaian proyek, pimpinan telah membuat program fungsi manajemen dalam IT. *Proyek ditentukan, staff dan dikelola lebih ditunjukan kemajuan cita-cita PT WMP dari pada hal-hal spesifik mengenai IT. *Organisasi secara berkala dan konsisten mengukur kualitas, jasa produk dan proyek;. Kualitas tersebut ditunjukan dalam segala proses, termasuk proses sehubungan dengan pihak ketiga. *Dasar standarnisasi pengetahuan dibuat untuk metric kualitas. Survey atas kualitas kepuasan merupakan proses yang berjalan dan menuntun kepada analisa akar permasalahan. *Metoda analisa biaya dan keuntungan digunakan untuk Strategi *PT WMP memiliki standar perencanaan, monitoring dan mengevaluasi manajemen kualitas secara berkala. *PT WMP memerlukan studi banding dengan perusahaan sejenis. 26

30 No Perencanaan & Pengorganisasian Saat ini terhadap kualitas. *PT WMP tidak selalu melakukan perbandingan terhadap industry dan competitor. Target-Rekomendasi Cobit mengukur kualitas inisiatif. Terdapat kemajuan pada tanggung jawab dan perhitungan proses bisnis organisasi dan proses IT. Strategi *Kualitas jasa, produk dan proses penting bagi perusahaa. Data sekunder : *Manajemen IT bertanggung jawab pada pengelolaan kualitas. *Perbandingan antara norma industry dan competitor / persaiangan terjadi peningkatan. *Pengelolaan kualitas dinyatakan beresiko tinggi dan penting. *Kemampuan dari manajemen IT dalam mengelola investasi IT dianggap sedang. *Evaluasi dan dokumentasi sedang. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan 1. PT. William Makmur Perkasa (PT. WMP) menyadari pentingnya kesesuaian perencanaan strategis IT, baik jangka pendek dan jangka panjang dengan tujuan PT. WMP. 2. Kesesuaian misi dan tujuan PT. WMP telah dilaksanakan biarpun perlu adanya beberapa koreksi, seperti cara pandang para perencanaan strategis it, penggunaan prosedur standar sesuai dengan standar internasional, pendokumentasian, prosedur pelaksanaan, pelaksanaan operasional prosedur pembuatan arsitektur sistem, prosedur pengembangan software, prosedur sumber daya manusia, diskripsi pekerjaan (job description), prosedur pembuatan anggaran, prosedur resiko manajemen, pelatihan, evaluasi dan prosedur kualitas, sehingga target level maturity yang diharapkan dapat tercapai. 27

31 5.2.Saran Kesesuaian yang telah dilaksanakan tersebut sebaiknya di evaluasi secara berkala melalui pengawasan internal atau pengawasan eksternal (independent audit) untuk mengawasi departemen it secara keseluruhan dan penerapan pengawasan internal ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan cobit salah satu metoda kesesuaian it. DAFTAR PUSTAKA Cadbury Report, 2002, Report of the Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Control Objectives, Informaton System Audit and Control Foundation IT Governance Institute, United States of America. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Implementation Tools, Informaton System Audit and Control Foundation IT Governance Institute, United States of America. Cobit Steering Committee and IT Governance Institute, 2000, Management Guidelines, Informaton System Audit and Control Foundation IT Governance Institute, United States of America. Indrajit, Richardus Eko, 2001, Pengantar Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. IT Governance Institute, 2001, Board Briefing on IT Governance, Informaton System Audit and Control Foundation IT Governance Institute, United States of America. IT Governance Institute, Vol. 3, 2003, The Cobit Maturity Model In A Vendor Evaluation Case, Informaton System Audit and Control Foundation IT Governance Institute, Available: Neuman, W. Lawrence, 2000, Social Research Methods, Allyn and Bacon, United States of America. Organisation for Economic Co-operation and Development, 1998, Principles of Corporate Governance. Riduwan, 2002, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta Bandung, Bandung. Setiawan, Hari Purnomo, Zulkieflimansyah., 1996, Manajemen Strategi: Sebuah Konsep Pengantar, Lembaga Penerbitan Fakultas Universitas Indonesia; Jakarta. Umar, Husien, 2001, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 28

32 PENGARUH FAKTOR PENGETAHUAN BISNIS, APLIKASI KEMAJUAN SISTEM, USER SUPPORT, PROGRAMMING, DAN PERENCANAAN SISTEM TERHADAP PENENTUAN PENGEMBANGAN KUALITAS PROFESIONAL DI BIDANG SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI KOTA MANADO Claudia W.M. Korompis ( wanda_korompis@yahoo.co.id) ABSTRACT After the development of technology, in which the information system is planned on the basis of the computer, the computer becomes a dominant role. Developers sistempun not an accountant, but rather a group of computer programmers who study accounting and then construct a system with the help of the workers in the company's accounting. College as a container in the form of competent personnel who are experts in the accounting information system, should undertake the development of the material accounting information system that can accommodate the need for accounting processes in a dynamic situation at this time. This study aims to determine whether the Business Knowledge, Application Advancement System, User Support, Programming, and Planning System affect the determination of the quality of professional development in the field of accounting information systems contracting company in the city of Manado. The analysis method used is multiple linear regression. The results showed that the variables of business knowledge, Application Advancement System, User Support, Programming, Planning System but less significant effect on the determination of the quality of professional development on the Accounting Information System contractor in the city of Manado. Keywords : Sistem, Informasi, Akuntansi, Kualitas, Kontraktor. 29

33 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Saat ini hampir disetiap sektor ekonomi diperlukan pegawai/tenaga sistem informasi akuntansi. Keadaan ini secara tidak langsung memaksa sistem informasi akuntansi melakukan pembenahan dan evaluasi untuk menghadapi permintaan yang besar dalam membentuk para profesional SIA yang berkualitas. Perguruan tinggi sebagai wadah yang berkompeten dalam membentuk tenaga yang ahli dibidang sistem informasi akuntansi, harus melakukan pengembangan materi sistem informasi akuntansi yang dapat mengakomodasi kebutuhan akan proses akuntansi dalam situasi dinamis saat ini. Mahasiswa jurusan akuntansi diharapkan tidak hanya mengetahui proses akuntansi secara manual tetapi lebih kepada pengetahuan dan keahlian sistem informasi akuntansi yang berbasis teknologi dalam menghadapi permintaan dunia kerja pada profesional yang berkualitas. Posisi akuntan sangat vital dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terutama sistem informasi akuntansi yang mulanya berbasis manual. Pada saat itu, peran akuntan dapat dikatakan sebagai penguasa proyek. Mulai proses perencanaan sistem, perekayasaan, uji coba sampai dengan pemeliharaan sistem, akuntan selalu terlibat secara dominan. Namun, setelah perkembangan teknologi, dimana sistem informasi direncanakan dengan basis komputer, peran komputer menjadi dominan. Pengembang sistempun bukanlah seorang akuntan, melainkan sekelompok programmer komputer yang mempelajari akuntansi dan kemudian menyusun sistem dengan bantuan para pekerja akuntansi di perusahaan. Perubahan lingkungan bisnis dan informasi, seperti yang telah digambarkan di atas, mendorong akuntan untuk mempunyai wawasan/pandangan baru terhadap profesi mereka. Satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah peran penyedia laporan keuangan tradisional menjadi desainer, manager dan auditor tentang sistem database. Penting bagi mahasiswa untuk mampu menyikapi perubahan lingkungan dan pemintaan-permintaan baru yang dihadapi oleh profesi akuntan. Mahasiswa dipacu untuk mampu berpikir dan bertindak kritis serta kreatif menghadapi perubahan. Menyikapi perubahan kebutuhan pasar tenaga kerja akan kompetensi sarjana akuntansi, maka diperlukan suatu kajian untuk mengetahui sejauh mana muatan materi sistem informasi akuntansi (SIA) yang dapat membantu lulusan untuk memiliki keahlian di bidang sistem informasi. Lee et al (2000) menyarankan bahwa dalam pengembangan materi kuliah Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baru harus ditambahkan pembelajaran mengenai hubungan sistem informasi akuntansi dengan lingkungan organisasi bisnis untuk menyiapkan lulusan yang lebih baik dalam menghadapi pekerjaan sistem analis. Begitu banyaknya proyek pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta, membuat perusahaan kontraktor menjadi perusahaan yang berkembang maju saat ini. Perusahaan kontraktor harus dibekali pedoman metode pelaksanaan dan petunjuk operasi. Pengendalian pembiayaan konstruksi merupakan salah satu tanggung jawab yang terpenting dalam tugas manajemen konstruksi. Untuk menjaga pembiayaan dan keuangan proyek tetap lancar. Dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang berbasis teknologi, yang dapat menunjang kemajuan pekerjaan dan pelaporan. Jika peneliti dapat mengukur berapa besar pengaruh faktor pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, user support, programming, dan perencanaan sistem, maka tentunya akan menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan pembelajaran mata kuliah sistem informasi akuntansi. 30

34 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti adalah untuk mengetahui apakah Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem berpengaruh terhadap penentuan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. TINJAUAN PUSTAKA Sistem Romney dan Steinbart (2004 : 2) menyatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Bodnar dan Hopwood (2003 : 2) menyatakan bahwa sistem informasi mengarah pada penggunaan teknologi komputer didalam organisasi, untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Mulyadi (2001 : 1) menyatakan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi Burch yang dikutip oleh Kristanto (2003 : 6) mengungkapkan bahwa informasi adalah Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam penggunaan keputusan. Definisi informasi menurut Davis yang dikutip oleh Kristanto (2003 : 8) adalah Data yang diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami didalam keputusan sekarang maupun masa depan. Informasi yang baik adalah informasi yang memberikan nilai tambah (added value) bagi pemakainya. Pemakai menggunakan informasi untuk perencanaan, koordinasi, evaluasi dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu informasi harus mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Dapat mengurangi ketidakpastian 2. Dapat memberikan gambaran tentang peluang-peluang 3. Dapat mengevaluasi hasil Informasi dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber intern dan ekstern perusahaan baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan. Informasi dari dalam perusahaan pada umumnya berbentuk laporan-laporan tertulis yang berisi kegiatan intern perusahaan, sedangkan informasi dari luar perusahaan berupa kejadian-kejadian di luar perusahaan yang memberikan dampak pada perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Akuntansi Fess et al (2002 : 6), menyatakan bahwa accounting can be defined us an information system that providers reports to stakeholders about the economic activities and condition of a business. Definisi diatas dapat diartikan, akuntansi adalah sistem informansi yang menyediakan laporan kepada para pemilik-pemilik perusahaan tentang aktivitas ekonomi dan kondisi usaha. Horngren et al (2002 : 5), menyatakan bahwa accounting is the information system that measures business activities, processes that information into reports, and communicates the result to decision makers. Definisi diatas dapat diartikan, akuntansi adalah sistem informasi 31

35 yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut dalam bentuk laporanlaporan dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan. Baridwan (2004 : 1), mengungkapkan bahwa akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan. Fess et al (2002 : 6), menyatakan bahwa Accounting is an information system that provides report to stakeholders about the economic activities and condition of a business, atau dengan kata lain, akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. Simamora (2000 : 4), mengungkapkan bahwa Akuntansi (Accounting) adalah proses pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan. Sistem Informasi Akuntansi Accounting information system (AIS) is a set of two or more interrelated components that interact to achieve a goal (Romney dan Steinbart, 2003 : 2). Definisi diatas memberikan suatu keterkaitan antara teknologi informasi, akuntansi dan bahkan pengguna (user). Hal ini merujuk pada penciptaan suatu perencanaan sistem aplikasi bisnis dengan akses serta keamanan dalam menunjang sektor ekonomi dengan proses review yang lebih mendalam dan kompeten dalam menyikapi perubahan lingkungan basis manual ke komputerisasi. Bodnar dan Hopwood (2000 : 3) menyatakan yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi adalah sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Simamora (2000 : 176) menjelaskan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan himpunan sumber daya, seperti orang-orang dan perlengkapan yang untuk mentransformasikan data keuangan dan data lainnya kedalam informasi dan informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan dalam menentukan berbagai kebijakan organisasi. Jadi sistem informasi akuntansi adalah pengelolaan data menjadi informasi yang dilakukan oleh sumber daya manusia dan sumber daya teknologi (komputer) dalam menghasilkan informasi keuangan sehingga memudahkan para manajemen menentukan berbagai kebijakan dalam pengambilan beragam keputusan. Faktor-Faktor yang Dibutuhkan Profesional Sistem Informasi Akuntansi Lee et al (2000), menyatakan bahwa faktor-faktor yang dibutuhkan untuk para profesional SIA, antara lain: 1. Pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi (SIA). Perubahan sistem informasi akuntansi yang cepat di lapangan dewasa ini menyebabkan program pendidikan harus terus dievaluasi dan direvisi. Hal ini dimaksudkan untuk membuat proses yang lebih teratur dan dapat menciptakan program yang lebih baik dan akurat yang merefleksikan permintaan pasar, karena itu diperlukan pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi (SIA). 2. Kemampuan sistem informasi akuntansi. 32

36 Pengetahuan sistem informasi akuntansi berhubungan dengan seluruh organisasi dan pengetahuan bisnis yang digunakan sebagai pondasi untuk meningkatkan kemampuan pertumbuhan sistem informasi akuntansi dalam dunia kerja yang menuntut kebutuhan akan profesional sistem informasi Akuntansi (SIA) yang berpendidikan tinggi. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Muatan Materi Mata Kuliah SIA Lee et al (2000) mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan muatan materi mata kuliah yang terkait dengan sistem informasi akuntansi (SIA) dalam usaha menciptakan profesional SIA yang berpendidikan tinggi dan berkualitas sebagai berikut: 1. Fungsi pengetahuan bisnis, meliputi: kemampuan untuk mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, kemampuan memahami lingkungan bisnis, pengetahuan industri spesifik, kemampuan untuk kolaborasi kerja dalam lingkungan tim proyek, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan, kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan peranan penting proyek-proyek dan kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan teknik menulis manual, dokumentasi dan hasil-hasilnya. 2. Aplikasi kemajuan sistem, meliputi: ECommerce, sistem pendukung keputusan (DSS/Decision Suport System), sistem pakar (ES/Expert Systems), pengetahuan sistem informasi manjemen (SIM), sistem informasi eksekutif (EIS). 3. User support (pemakai pendukung), meliputi: End-user computing support, informasi pusat, pelatihan dan pengetahuan, telekomunikasi/networks, kemampuan untuk bekerja lebih dekat dengan para pemakai dan pemelihara positif atau dengan pelanggan yang baik. 4. Programming, meliputi: pengembangan aplikasi perangkat lunak atau software dan penyeleksian, model database dan pengembangan, pemrograman/case tools. 5. Perencanaan Sistem, meliputi: akusisi hardware (evaluasi dan seleksi), analisis sistem, perencanaan sistem informasi manajemen dan evaluasi, informasi akses dan keamanan. Penelitian Terdahulu Penelitian dari Almilia dan Pratiwi (2006) yang berjudul : Faktor Penentu untuk Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi, dalam penelitiannya menunjukan bahwa : Pertama, fungsi Pengetahuan Bisnis dibentuk oleh variabel memahami lingkungan bisnis, mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, dan pengetahuan bisnis. Kedua, aplikasi kemajuan sistem dibentuk oleh variabel programming, e-commerce, end-user computing support dan informasi perencanaan sistem manajemen. Ketiga, pemakai pendukung dibentuk oleh variabel sistem pakar, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan, pengetahuan industri spesifik dan pemakai pendukung. Keempat, programming dibentuk oleh variabel telekomunikasi/networks, CASE tools dan perencanaan sistem. Kelima, perencanaan sistem dibentuk oleh variabel pelatihan/pengetahuan, informasi akses dan keamanan dan kemampuan untuk bekerja lebih dekat kepada para pemakai dan pemeliharaan hubungan baik dengan pelanggan. Faktor-faktor tersebut mampu berpengaruh dan diperlukan dalam 33

37 pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Penelitian dari Almilia dan Pratiwi (2006) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu berfokus pada pengaruh pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, user support, programming, perencanaan sistem yang berpengaruh terhadap pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada Objek penelitian, yaitu pada penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan kontraktor di Manado yang menggunakan sistem informasi basis akuntansi didalam organisasi kerja perusahaan, sedangkan dalam Penelitian dari Almilia dan Pratiwi (2006) menggunakan pekerja Sistem Informasi (SI) untuk perusahaan provider yang menyediakan jasa bagi klien (end-user) pada lima belas perusahaan provider yang ada di Surabaya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif atau statistik deduktif adalah statistik dimana tingkat pekerjaannya mencakup cara-cara pengumpulan, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan dan menganalisis data angka agar dapat memberikan gambaran yang teratur, ringkas dan jelas mengenai keadaan, peristiwa, atau gejala tertentu sehingga dapat ditarik pengertian atau makna tertentu (Wirawan, 2001 : 3). Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan kontraktor yang ada di kota Manado. Dalam menentukan sampel penelitian digunakan teknik judgement sampling yaitu teknik sampling dengan menggunakan pertimbangan atau batasan tertentu. Sampel yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria kriteria tersebut adalah : 1. Perusahaan-perusahaan kontraktor yang termasuk dalam kategori gred 6 sesuai dengan Peraturan LPJK No. 11 tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. 2. Perusahan-perusahaan kontraktor yang telah menjalankan kegiatan usahanya lebih dari satu tahun. 3. Perusahaan kontraktor yang mempekerjakan Tenaga Kerja Sistem Informasi berbasis Akuntansi didalam perusahaan tersebut. 4. Telah mendaftarkan perusahaannya di LPJKD Manado. Selanjutnya dari jumlah populasi 348 kemudian diambil sampel sebanyak 24 orang responden yang akan dibagikan di 24 perusahaan kontraktor di kota Manado yang menjadi objek dalam penelitian ini dan masing masing perusahaan akan diberikan 1 kuisioner. Metode Analisis 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik 3. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 4. Regresi Linear Berganda Y = a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + β 6 X 6 + β 7 X 7 + e 5. Uji F dan Uji t 34

38 Adapun secara keseluruhan analisis data ini menggunakan bantuan komputer dengan Software Program SPSS Version 12.0 For Windows tanpa menggunakan perhitungan manual (sistem komputerisasi). Hipotesis H 1 : Faktor Pengetahuan Bisnis berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 2 : Faktor Aplikasi Kemajuan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 3 : Faktor User Support berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 4 : Faktor Programming berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado H 5 : Faktor Perencanaan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. H 6 : Faktor Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem berpengaruh signifikan dalam menentukan pengembangan kualitas profesional di bidang sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perusahaan kontraktor terdapat karakteristik khusus yang membedakannya dengan perusahaan industri lainnya, sehingga memerlukan perlakuan akuntansi lain yaitu : 1. Kemungkinan diperlukan waktu lebih dari satu periode akuntansi untuk menyelesaikan suatu proyek 2. Pembebanan biaya subkontraktor, biaya bunga dan biaya peralatan sebagai unsurunsur harga pokok produksi konstruksi. Total perusahaan kontraktor yang ada di Manado menurut laporan LPJKD yang masuk dalam daftar registrasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi kota manado maret 2007 sebanyak 348 perusahaan. Peneliti kemudian mengambil sampel sebanyak 24 perusahaan yang terdapat pada gred 6 sesuai dengan Peraturan LPJK No. 11 tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Selain pertanyaan tertutup, peneliti memberikan pertanyaan umum yang dijadikan acuan untuk memperkuat hipotesis akhir adalah tentang kemampuan mendasar yang sangat dibutuhkan seorang tenaga SIA yang kompeten. Hasilnya 18 orang (75%) mempunyai persepsi bahwa kemampuan dalam akuntansi sangat nyata pentingnya dalam menciptakan profesional SIA yang hebat. Sistem pencatatan akuntansi (laporan keuangan) dinilai lebih mendasar dalam menciptakan lulusan SIA yang dapat bersaing dalam abad digital. Sedangkan 6 orang (25%) lebih meyakini bahwa aplikasi sistem komputer dan teknologi yang modern lebih menjamin/berbanding lurus dengan modernisasi yang terjadi dalam proyek-proyek lapangan sehingga sangat dibutuhkan profesional SIA yang menguasai program-program yang up to date dan berkompeten dalam sistem akuntansi yang terkomputerisasi. 35

39 Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas Partial Regression Plot Partial Regression Plot 6 4 Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi 6 4 Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Pengetahuan Bisnis Gambar 1. Grafik Scatterplot Pengetahuan Bisnis (X 1 ) Sistem (X 2 ) terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Y) (Y) Partial Regression Plot Aplikasi Kemajuan Sistem Gambar 2. Grafik Scatterplot Aplikasi Kemajuan terhadap Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi User Support Gambar 3. Grafik Scatterplot User Support (X3) terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Y) (Y) Programming Gambar 4. Grafik Scatterplot Programming (X4) terhadap Sistem Informasi Akuntansi Partial Regression Plot 4 Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Perencanaan Sistem Gambar 5. Grafik Scatterplot Perencanaan Sistem (X5) terhadap Sistem Informasi Akuntansi (Y) Uji Multikolinearitas Tabel 1. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance Tolerance 1 (Constant) Pengetahuan Bisnis,757,757 Aplikasi Kemajuan Sistem,751,751 User Support,611,611 Programming,980,980 36

40 Expected Cum Prob Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Sistem Informasi Akuntansi Observed Cum Prob Gambar 6. Uji Normalitas Koefisien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 2. Koefisien Korelasi (R) Pearson Correlation Sistem Informasi Akuntansi Sistem Informasi Akuntansi Pengetahuan Bisnis Aplikasi Kemajuan Sistem User Support Programming Perencanaan Sistem 1,000,353,283,487,340,254 Pengetahuan Bisnis,353 1,000,300,476 -,066,053 Aplikasi Kemajuan Sistem,283,300 1,000,477,080,015 User Support,487,476,477 1,000,031,223 Programming,340 -,066,080,031 1,000,067 Perencanaan Sistem,254,053,015,223,067 1,000 Sig. (1-tailed) Sistem Informasi Akuntansi.,045,090,008,052,115 Pengetahuan Bisnis,045.,077,009,381,404 Aplikasi Kemajuan Sistem,090,077.,009,355,472 User Support,008,009,009.,442,148 Programming,052,381,355,442.,379 Perencanaan Sistem,115,404,472,148,

41 Pada tabel diatas terlihat bahwa koefisien korelasi linear yang dihasilkan antara variabelvariabel X dan variabel Y bersifat positif walaupun hubungannya tidak begitu kuat sebab koefisien korelasinya < 0,5. Tabel 3. Koefisien Determinasi R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Model R Change Statistics R Square F Sig. F Change Change df1 df2 Change 1,625(a),391,222 2,160,391 2, ,087 1,422 Tabel 3 menunjukkan nilai R square yang diperoleh adalah sebesar 0,222 atau 22,2 %. Angka 22,2% mengartikan bahwa pengembangan sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado dipengaruhi oleh pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, User Support, Programming, perencanaan sistem sebesar 22,2%, sedangkan sisanya sebesar 77,8 % dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini seperti faktor keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem, kemampuan teknik personal dalam sistem informasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan Sistem Informasi, program pelatihan dan pendidikan pemakai, lokasi Departemen Sistem Informasi, Keberadaan Dewan pengarah sistem informasi (Jen : 2002). Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4. Regresi Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,908 7,492 Pengetahuan Bisnis,241,258,198 Aplikasi Kemajuan Sistem,045,259,037 User Support,397,282,331 Programming,397,224,330 Perencanaan Sistem,199,257,147 Hasil perhitungan untuk analisa kuantitatif berdasarkan metode Regresi Linear Berganda diperoleh persamaan sebagai berikut : Y = 5, ,241X 1 + 0,045X 2 + 0,397X 3 + 0,397X 4 + 0,199X 5 Uji F Tabel 5. Anova Sum of Model Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 53, ,798 2,314,087(a) Residual 84, ,667 Total 138, Dari tabel Anova didapat nilai F Hitung = 2,314. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95% atau taraf nyata 5% serta derajat kebebasan dari df1 = 5 dan df2 = 18 didapat nilai F tabel 2,77. Jadi, nilai Fhitung < Ftabel, sehingga H 6 ditolak. 38

42 Uji t Tabel 6. Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 (Constant) 5,908 7,492,789,441-9,832 21,647 Pengetahuan Bisnis,241,258,198,937,361 -,300,782 Aplikasi Kemajuan Sistem,045,259,037,174,864 -,499,589 User Support,397,282,331 1,409,176 -,195,990 Programming,397,224,330 1,775,093 -,073,866 Perencanaan Sistem,199,257,147,774,449 -,341,738 Diketahui hasil uji t untuk variabel Pengetahuan bisnis (X 1 ). Nilai t hitung variabel X1 adalah 0,937. Dengan tingkat kepercayaan 5 % pada derajat kebebasan (N-2) = 24 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga H 1 ditolak. Hal ini berarti variabel Pengetahuan Bisnis (X 1 ) kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Aplikasi Kemajuan Sistem (X 2 ). Nilai t hitung variabel X2 adalah 0,174. Dengan tingkat kepercayaan 5 % pada derajat kebebasan (N-2) = 24 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga H 2 ditolak. Hal ini berarti variabel Aplikasi Kemajuan Sistem (X 2 ) kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel User Support (X 3 ). Nilai t hitung variabel X3 adalah 1,409. Dengan tingkat kepercayaan 5 % pada derajat kebebasan (N-2) = 24 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga H 3 ditolak. Hal ini berarti variabel User Support (X 3 ) kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Programming (X 4 ). Nilai t hitung variabel X4 adalah 1,775. Dengan tingkat kepercayaan 5 % pada derajat kebebasan (N-2) = 24 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga H 4 ditolak, Hal ini berarti variabel Programming (X 4 ) kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Hasil uji t untuk variabel Perencanaan Sistem (X 5 ). Nilai t hitung variabel X5 adalah 0,774. Dengan tingkat kepercayaan 5 % pada derajat kebebasan (N-2) = 24 2 = 22, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,074. Dengan demikian nilai thitung < ttabel, sehingga H 5 ditolak. Hal ini berarti variabel Perencanaan Sistem (X 5 ) kurang signifikan pengaruhnya terhadap pengembangan kualitas profesional pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. 1. Pengaruh Pengetahuan Bisnis terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Pengetahuan Bisnis berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Pengetahuan Bisnis yang meliputi kemampuan untuk mengartikan masalah bisnis dan menghasilkan solusi teknologi yang tepat, kemampuan memahami lingkungan bisnis, pengetahuan industri spesifik, kemampuan untuk kolaborasi kerja dalam lingkungan tim proyek, kemampuan untuk menghasilkan dan menyampaikan keefektifan informasi dan presentasi yang meyakinkan, 39

43 kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan peranan penting proyek-proyek dan kemampuan untuk merencanakan, mengorganisasikan dan teknik menulis manual, dokumentasi dan hasil-hasilnya mempengaruhi pengembangan kualitas profesional SIA tetapi tidak signifikan. 2. Pengaruh Aplikasi Kemajuan Sistem terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Aplikasi Kemajuan Sistem berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Aplikasi kemajuan sistem yang meliputi ECommerce, sistem pendukung keputusan (DSS/Decision Suport System), sistem pakar (ES/Expert Systems), pengetahuan sistem informasi manjemen (SIM), sistem informasi eksekutif (EIS) mempengaruhi pengembangan kualitas profesional SIA tetapi tidak signifikan. 3. Pengaruh User Support terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa User Support berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. User support (pemakai pendukung) yang meliputi End-user computing support, informasi pusat, pelatihan dan pengetahuan, telekomunikasi/networks, kemampuan untuk bekerja lebih dekat dengan para pemakai dan pemelihara positif atau dengan pelanggan yang baik mempengaruhi pengembangan kualitas profesional SIA tetapi tidak signifikan. 4. Pengaruh Programming terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Programming berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Programming yang meliputi pengembangan aplikasi perangkat lunak atau software dan penyeleksian, model database dan pengembangan, pemrograman/case tools mempengaruhi pengembangan kualitas profesional SIA tetapi tidak signifikan. 5. Pengaruh Perencanaan Sistem terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Perencanaan Sistem berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional di bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Perencanaan Sistem yang meliputi akusisi hardware (evaluasi dan seleksi), analisis sistem, perencanaan sistem informasi manajemen dan evaluasi, informasi akses dan keamanan mempengaruhi pengembangan kualitas profesional SIA tetapi tidak signifikan. 6. Pengaruh Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada Perusahaan Kontraktor di Kota Manado. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwa Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem secara bersama-sama (simultan) berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Penentuan Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di Kota Manado. Oleh 40

44 karena itu faktor Pengetahuan Bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, dan Perencanaan Sistem dapat berpengaruh dalam menciptakan lulusan yang berkualitas sesuai dengan permintaan dunia kerja akan profesional SIA yang berpendidikan tinggi dan berkualitas. PENUTUP Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pengetahuan bisnis, Aplikasi Kemajuan Sistem, User Support, Programming, Perencanaan Sistem berpengaruh tetapi kurang signifikan terhadap penentuan pengembangan kualitas Profesional Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota Manado. Saran Saran dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor pengetahuan bisnis, aplikasi kemajuan sistem, user support, programming dan perencanaan sistem berpengaruh kurang signifikan terhadap sistem informasi akuntansi pada perusahaan kontraktor di kota manado. Namun demikian faktor-faktor tersebut harus tetap diperhatikan dalam pengembangan kualitas profesional Sistem Informasi Akuntansi pada perusahaan-perusahaan yang ada di Kota Manado. 2. Bagi pihak perusahaan kontraktor pada umumnya diharapkan untuk dapat lebih membenahi sistem informasi akuntansi dalam perusahaan mengingat begitu ketatnya persaingan dalam abad digital. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada pengembangan Sistem Informasi Akuntansi agar dapat menganalisis faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica., Pratiwi, Mutia Anugrah Faktor Penentu untuk Pengembangan Kualitas Profesional di Bidang Sistem Informasi Akuntansi. Jurnal Ekonomi Akuntansi. STIE Perbanas. Surabaya. Baridwan, Zaki Intermediate Accounting. Edisi ke 7. BPFE. Yogyakarta. Bodnar, George. H., Hopwood, William S Accounting Information System. Buku Satu. PT. Indeks. Jakarta. Bodnar, George. H., Hopwood, William S Accounting Information System. Edisi Indonesia. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta. Fess., Warren., Reeve Accounting. 20 th Edition. South Western a Division of Thomson. USA. Hongren., Harrison., Bamber Accounting. 5 th Edition. Prentice Hall Inc. New Jersey. Kristanto, Andri Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer. Buku 1. Edisi I. BPFE. Yogyakarta. Lee, D. M. S., Trauth., Farwell Critical Skills And Knowledge Requirements Of IS Professionals: A Joint Accademic/Industry Investigation. MISQuarterly. USA. 41

45 Mulyadi Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Cetakan Ketiga. Salemba Empat. Jakarta. Romney, Marshall B., Steinbart, Paul John Accounting Information System. Ninth Edition. Pearson Education International. New Jersey. Romney, Marshall B., Steinbart, Paul John Accounting Information System. Buku Satu. Salemba Empat. Jakarta. Simamora, Henry Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis. Jilid Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Wirawan, Nata Statistik 1 : Statistik Deskriptif. Kerakas Emas. Denpasar. 42

46 KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK DASAR PEMBAYAR DIVIDEN Winston Pontoh ( winston_pontoh@yahoo.com) Abstract Financial factors is still the basic consideration for most companies to decide their dividend policy. Generally, dividend policy is a reflection of successful financial performance by companies in terms to perform profitability, investment opportunities, and size, related to basic financial factors which are assets, liabilities, and equities. The objective of this study is to give the empirical evidence about the relationship of basic financial factors with dividend policy. The study taking 373 listed companies in Indonesia Stock Exchange in period of 2010 till 2012, and using multinomial logistic regression for hypothesis testing. This study is find that, expect fixed assets, total assets, total liabilities, retained earnings, revenue and net earnings have significant effect to dividend policy, while fixed assets has not significant effect to dividend policy. Keywords : aset tetap, total aset, total liabilitas, laba ditahan, pendapatan, laba bersih 1. Pendahuluan Kebijakan dividen masih menjadi isu hangat dalam kajian-kajian ilmiah yang disebabkan karena adanya berbagai pertimbangan mendasar dari pemegang saham dan pihak internal korporat yang melandasi keputusan pembayaran dividen tersebut. Dividen dipandang sebagai sebuah simbol kesejahteraan bagi para pemegang saham (Asquith dan Mullins, 1986), sebaliknya bagi pihak internal korporat, dividen juga dipandang sebuah sumber pembiayaan yang baru (Bernheim, 1991), sehingga pembayaran dividen dipandang sebagai pengeluaran kas yang dapat mengurangi peluang terjadinya investasi yang akan menimbulkan keuntungan di kemudian hari (Barnea, Haugen, dan Senbet, 1981). Dasar dari sebuah keputusan atas pembayaran dividen seringkali melihat kualitas dari korporat itu sendiri (Bernheim, 1991). Sehingga secara umum, keputusan untuk membayar dividen adalah merupakan sebuah refleksi keberhasilan kinerja keuangan dari korporat tersebut, yaitu profitabilitas, peluang investasi dan ukuran perusahaan (Fama dan French, 2001) yang erat terkait dengan faktor-faktor keuangan dasar, yaitu aset, liabilitas dan ekuitas (Baker dan Wurgler, 2004). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor keuangan dasar yang merupakan karakteristik-karakteristik dasar sebuah korporat dalam mengambil keputusan untuk membayar dividen. Beberapa faktor-faktor keuangan dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini terkait dengan kebijakan dividen sebuah korporat adalah aset tetap, total aset, total liabilitas, saldo laba (laba ditahan), tingkat pendapatan, dan laba bersih. 2. Tinjauan Pustaka Perubahan dividen dari sebuah perusahaan yang memiliki tingkat investasi yang baik dan batasan likuiditas yang baik pula akan memberikan sebuah informasi yang lebih baik kepada investor tentang kemungkinan perubahan tingkat investasi dimasa depan yang berarti akan akan memberikan prospek pertumbuhan laba yang lebih baik pula di masa yang akan datang. Perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam perusahaan yang terus meningkatkan dividen pada umumnya memiliki tingkat investasi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak membayar dividen atau tidak mengalami perubahan nilai di dalam pembayaran dividennya. Sebaliknya, perusahaan yang mengalami penurunan nilai dividen, pada umumnya akan menurunkan nilai aset tetapnya pada tahun pertama setelah adanya pengumuman atas pembayaran dividen. Hal ini menunjukkan bahwa, perusahaan 43

47 yang mengalami penurunan nilai dividen, mengalami penurunan laba bersih sehingga tidak memiliki jumlah uang tunai yang cukup untuk melanjutkan peningkatan investasi mereka. Bahkan, perusahaan-perusahaan ini cenderung untuk menjual aset tetap mereka yang tidak efisien lagi untuk mendukung kecukupan atas uang tunai yang dibutuhkan. Akan tetapi, hal ini akan mengalami perubahan, pada saat target laba bersih tahun kedua dan ketiga mereka tercapai yang memiliki dampak normalnya kembali aktivitas investasi mereka (Kato, Loewenstein, dan Tsay, 2002). Hasil penelitian dari Holt (2003), menemukan bahwa hubungan antara investasi sebuah perusahaan dengan kebijakan dividennya adalah secara terbalik dan dikontrol oleh kendala keuangan perusahaan itu sendiri. Pendapat serupa diajukan oleh Strebulaev dan Yang (2013), yang menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang membayarkan dividennya dengan nilai yang lebih tinggi adalah ciri khas sebuah perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi, memiliki beban pajak yang lebih tinggi, menerbitkan modal saham yang lebih sedikit, dan memiliki tingkat keseimbangan uang tunai yang lebih tinggi, serta didukung oleh ukuran perusahaan itu sendiri. Voutsinas dan Werner (2011) berpendapat bahwa, perusahaan yang memiliki aset tetap berwujud yang cukup dibandingkan dengan aset tetap tak berwujud akan memiliki informasi asimetris yang lebih sedikit, karena nilai aset tetap yang dimilikinya akan dapat menangkal masalah kebangkrutan. Hal ini didukung dengan bukti empiris yang ditemukan bahwa adanya peningkatan aset tetap akan memberikan pengaruh atas penentuan struktur modal baik berupa kebijakan utang maupun kebijakan penerbitan modal saham, walaupun hasil temuan menunjukkan bahwa kebijakan untuk menerbitkan modal saham adalah lebih kuat. Selain itu, apabila sebuah perusahaan memiliki aset tetap yang tinggi, maka ketergantungan perusahaan tersebut pada pembiayaan eksternal akan berkurang. Koch dan Shenoy (1999) berpendapat bahwa, dividen dan kebijakan struktur modal akan saling berinteraksi untuk menyediakan informasi prediktif yang signifikan tentang arus kas masa depan. Fama dan Babiak (1968), serta, Agrawal dan Jayaraman (1994), menyatakan bahwa kebijakan utang erat kaitannya dengan kebijakan dividen, terlebih jika dikaitkan dengan masalah keagenan. Delen, Kuzey, dan Uyar (2013) berpendapat bahwa, sebuah perusahaan akan memperoleh kesuksesan dengan menghasilkan pendapatan lewat pemanfaatan asetnya, pengumpulan piutangnya, dan penjualan persediaannya hingga mencapai profitabilitas yang ingin dicapai. Pendapat ini didukung oleh Amidu (2007), yang menemukan bahwa adanya hubungan positif antara tingkat pengembalian aset dengan kebijakan dividen yang disertai dengan pertumbuhan pendapatan penjualan. Selain itu, ditemukan bahwa, perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar akan menghasilkan tingkat pengembalian aset yang lebih sedikit sehingga menciptakan hubungan negatif antara tingkat pengembalian aset dengan kebijakan dividen dan kebijakan utang. Hal yang serupa juga ditemukan sebelumnya oleh Nissim dan Ziv (2001), dimana dividen mempunyai hubungan yang erat dengan laba bersih. Hasil pendukung yang sama disampaikan oleh Lie (2005), dimana adanya perubahan pada laba bersih akan mengakibatkan peningkatan atau penurunan pembayaran dividen. 3. Hipotesis dan Model Adapun hipotesis dalam penelitian ini disusun sebagai berikut : Ha 1 : Aset tetap berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha 2 : Total aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha 3 : Total liabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha 4 : Laba ditahan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha 5 : Pendapatan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Ha 6 : Laba bersih berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. 44

48 Sedangkan model persamaan dalam penelitian ini disusun sebagai berikut : Dividen Dummy = α + βlnat + βlnta + βlntl + βlnld + βlnpend + βlnlb 4. Metode Penelitian 4.1.Data Data dalam penelitian ini mengambil 373 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012, sehingga data observasi dalam penelitian ini secara keseluruhan adalah berjumlah 1,119 data observasi. 4.2.Variabel dan Pengukuran Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah pembayar dividen yang diukur dengan dummy yang memiliki klasifikasi sebagai berikut : 1. Perusahaan yang tidak membayar dividend selama 3 (tiga) tahun atau K0. 2. Perusahaan yang membayar dividen hanya 1 (satu) tahun atau K1. 3. Perusahaan yang membayar dividen hanya 2 (dua) tahun atau K2. 4. Perusahaan yang membayar dividen secara penuh selama 3 (tiga) tahun atau K3. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah aset tetap, total aset, total liabilitas, saldo laba (laba ditahan), tingkat pendapatan, dan laba bersih, dimana variabel-variabel ini diukur dengan nilai rupiah yang dinormalisasi dengan logaritma natural. 4.3.Metode Analisis Dalam penelitian ini, metode analisis yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis adalah dengan menggunakan uji regresi logistik multinomial, dimana dalam alat uji ini, akan didukung oleh uji kelayakan model (model fitting criteria), uji kelayakan data atas model (goodness of fit), determinasi model (pseudo R-square), efek setiap variabel independen (likelihood ratio tests), dan estimasi koefisien atas persamaaan yang dihasilkan (parameter estimates). 5. Hasil Analisis dan Pembahasan 5.1.Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis, statistik deskriptif tentang jumlah data observasi berdasarkan klasifikasi perusahaan pembayar dividen untuk setiap sektor yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Observasi Sector Kode Pembayar Dividen Total Observasi Agriculture Mining Basic Industry & Chemicals Miscellaneous Industry Consumer Goods Industry Property, Real Estate, and Building Construction Infrastructure, Utilities, and Transportation Finance Trade, Service, Investment Total ,119 45

49 Selanjutnya, berdasarkan hasil analisis, statistik deskriptif juga menyajikan nilai tengah (mean value) setiap faktor-faktor keuangan dasar untuk setiap perusahaan pembayar dividen dalam rentang periode tahun 2010 sampai dengan 2012, seperti yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Nilai Tengah Faktor-Faktor Keuangan setiap Pembayar Dividen (dalam Rupiah) Faktor K0 K1 K2 K3 Aset Tetap 956, ,092, ,582, ,234, Total Aset 5,724, ,764, ,573, ,264, Total Liabilitas 4,376, ,914, ,092, ,645, Laba Ditahan -174, , , ,041, Pendapatan 1,402, ,724, ,774, ,284, Laba Bersih 20, , , ,486, Pembahasan Berdasarkan hasil analisis, nilai Chi Square dari model final adalah dengan tingkat signifikansi berada di bawah 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa model final yang dihasilkan adalah fit (lihat Tabel 3). Tabel 3. Model Fitting Information Model Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests -2 Log Likelihood Chi-Square df Sig. Intercept Only Final Selain itu, nilai Chi Square dari deviance menunjukkan signifikansi yang berada diatas 5%, sehingga hal ini membuktikan bahwa data penelitian adalah fit dengan model akhir (lihat Tabel 4). Tabel 4. Goodness-of-Fit Chi-Square df Sig. Pearson Deviance Nilai pseudo R-Square (lihat Tabel 5) menunjukkan bahwa kontribusi variabel independen untuk menjelaskan model final dari variabel dependen adalah sebesar 34.7% (Cox and Snell), 38% (Nagelkerke), dan 17.4% (McFadden). Tabel 5. Pseudo R-Square Cox and Snell Nagelkerke McFadden Kontribusi variabel independen ini didukung oleh hasil pengujian likelihood ratio (lihat Tabel 6), yang menunjukkan bahwa, kecuali nilai total aset (lnta), variabel independen lainnya memiliki kontribusi untuk menjelaskan model final, dengan tingkat signifikansi berada di bawah 5%. 46

50 Tabel 6. Likelihood Ratio Tests Effect Model Fitting Criteria Likelihood Ratio Tests -2 Log Likelihood of Reduced Model Chi-Square df Sig. Intercept LnAT LnTA LnTL LnLD LnPend LnLB Berdasarkan hasil regresi logistik multinomial, maka beberapa model persamaan yang diperoleh berdasarkan Tabel 7 adalah sebagai berikut : Div 0/3 = AT 0.060TA TL 0.047LD 0.846Pend 0.565LB... (1) Div 0/2 = AT TA TL LD Pend 0.327LB... (2) Div 0/1 = AT TA TL LD Pend 0.148LB... (3) Div 1/3 = AT TA TL 0.343LD 0.414Pend 0.417LB... (4) Div 1/2 = AT TA TL LD Pend 0.178LB... (5) Div 2/3 = AT TA TL 0.466LD Pend 0.239LB... (6) Tabel 7. Parameter Estimates B Std. Error Wald df Sig. Exp(B) K0*** Intercept AT TA TL LD Pend LB K0** Intercept AT TA TL LD Pend LB K0* Intercept AT TA TL LD Pend LB

51 Tabel 7. Parameter Estimates (lanjutan) B Std. Error Wald df Sig. Exp(B) K1*** Intercept AT TA TL LD Pend LB K1** Intercept AT TA TL LD Pend LB K2*** Intercept AT TA TL LD Pend LB *Referensi Pembanding : K1. **Referensi Pembanding : K2. ***Referensi Pembanding : K3. Aset Tetap (AT). Model 1 menunjukkan bahwa aset tetap signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.177) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika aset tetap mengalami peningkatan (β=0.163). Model 2 menunjukkan bahwa aset tetap tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.136) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika aset tetap mengalami peningkatan (β=0.128). Model 3 menunjukkan bahwa aset tetap tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.143) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika aset tetap mengalami peningkatan (β=0.134). Model 4 menunjukkan bahwa aset tetap tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.036) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika aset tetap mengalami peningkatan (β=0.035). Model 5 menunjukkan bahwa aset tetap tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.029) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika aset tetap mengalami peningkatan (β=0.029). Model 6 menunjukkan bahwa aset tetap tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.994) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika aset tetap mengalami penurunan (β=-0.006). 48

52 Total Aset (TA). Model 1 menunjukkan bahwa bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.941) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total aset mengalami penurunan (β=-0.060). Model 2 menunjukkan bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.041) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total aset mengalami peningkatan (β=0.040). Model 3 menunjukkan bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.800) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total aset mengalami penurunan (β=-0.223). Model 4 menunjukkan bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.904) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika total aset mengalami penurunan (β=-0.101). Model 5 menunjukkan bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.177) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika total aset mengalami peningkatan (β=0.163). Model 6 menunjukkan bahwa total aset tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.301) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika total aset mengalami peningkatan (β=0.263). Total Liabilitas (TL). Model 1 menunjukkan bahwa total liabilitas signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.735) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total liabilitas mengalami peningkatan (β=0.551). Model 2 menunjukkan bahwa total liabilitas signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.466) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total liabilitas mengalami peningkatan (β=0.383). Model 3 menunjukkan bahwa total liabilitas signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.470) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika total liabilitas mengalami peningkatan (β=0.385). Model 4 menunjukkan bahwa total liabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.183) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika total liabilitas mengalami peningkatan (β=0.168). Model 5 menunjukkan bahwa total liabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.180) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika total liabilitas mengalami peningkatan (β=0.165). Model 6 menunjukkan bahwa total liabilitas tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.997) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika total liabilitas mengalami penurunan (β=-0.003). 49

53 Laba Ditahan (LD). Model 1 menunjukkan bahwa laba ditahan tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.954) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba ditahan mengalami penurunan (β=-0.047). Model 2 menunjukkan bahwa laba ditahan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.709) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba ditahan mengalami penurunan (β=-0.343). Model 3 menunjukkan bahwa laba ditahan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.628) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba ditahan mengalami penurunan (β=-0.466). Model 4 menunjukkan bahwa laba ditahan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.345) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika laba ditahan mengalami peningkatan (β=0.297). Model 5 menunjukkan bahwa laba ditahan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.520) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika laba ditahan mengalami peningkatan (β=0.419). Model 6 menunjukkan bahwa laba ditahan tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.130) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika laba ditahan mengalami peningkatan (β=0.122). Pendapatan (Pend). Model 1 menunjukkan bahwa pendapatan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.429) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika pendapatan mengalami penurunan (β=-0.846). Model 2 menunjukkan bahwa pendapatan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.661) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika pendapatan mengalami penurunan (β=-0.414). Model 3 menunjukkan bahwa pendapatan tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih tinggi (p=1.125) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika pendapatan mengalami peningkatan (β=0.118). Model 4 menunjukkan bahwa pendapatan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.649) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika pendapatan mengalami penurunan (β=-0.432). Model 5 menunjukkan bahwa pendapatan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.381) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika pendapatan mengalami penurunan (β=-0.964). Model 6 menunjukkan bahwa pendapatan signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.587) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika pendapatan mengalami penurunan (β=-0.532). 50

54 Laba Bersih (LB). Model 1 menunjukkan bahwa laba bersih signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.568) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.565). Model 2 menunjukkan bahwa laba bersih signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.659) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.417). Model 3 menunjukkan bahwa laba bersih signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.788) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K3, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.239). Model 4 menunjukkan bahwa laba bersih tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.862) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.148). Model 5 menunjukkan bahwa laba bersih signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K0 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.721) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.327). Model 6 menunjukkan bahwa laba bersih tidak signifikan berpengaruh terhadap pembayaran dividen, dimana perusahaan yang membayar dividen dengan kode K1 memiliki probabilitas yang lebih rendah (p=0.837) untuk membayar dividen dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen dengan kode K2, ketika laba bersih mengalami penurunan (β=-0.178). Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa aset tetap dan total aset sebuah perusahaan dapat berpengaruh signifikan dan juga dapat tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen sebuah perusahaan tergantung pada sebuah kondisi tertentu, dalam arti bahwa peningkatan sebuah aset baik dari segi aset tetap maupun secara keseluruhan dapat mengakibatkan peningkatan maupun penurunan pembayaran dividen yang diputuskan. Hasil penelitian ini dapat mendukung pendapat dari Kato, Loewenstein, dan Tsay (2002), Holt (2003), serta Delen, Kuzey, dan Uyar (2013). Hal yang sama juga berlaku untuk faktor utang (liabilitas), dimana utang dapat mempengaruhi atau tidak secara signifikan terhadap kebijakan dividen tergantung kondisi keuangan sebuah perusahaan seperti pendapat dari Voutsinas dan Werner (2011), Koch dan Shenoy (1999), Fama dan Babiak (1968), serta Agrawal dan Jayaraman (1994). Faktor lainnya seperti pendapatan, laba ditahan dan laba bersih, akan berperilaku yang sama dalam berkontribusi untuk menentukan kebijakan dividen sesuai dengan pendapat dari Strebulaev dan Yang (2013), Delen, Kuzey, dan Uyar (2013), Amidu (2007), Lie (2005), serta Nissim dan Ziv (2001). 6. Kesimpulan Apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan K3, maka kebijakan dividen dari perusahaan-perusahaan K0 akan banyak dipengaruhi oleh aset tetap, total utang, pendapatan dan laba bersih. Sedangkan apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan K2, maka kebijakan dividen dari perusahaan-perusahaan K0 akan banyak dipengaruhi oleh laba ditahan, pendapatan dan laba bersih. Dan apabila dibandingkan dengan perusahaanperusahaan K1, maka kebijakan dividen perusahaan-perusahaan K0 akan banyak dipengaruhi oleh laba ditahan dan pendapatan. Apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan K3, maka kebijakan dividen dari perusahaan-perusahaan K1 akan banyak dipengaruhi oleh utang, laba ditahan, pendapatan 51

55 dan laba bersih. Sedangkan apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan K2, maka kebijakan dividen dari perusahaan-perusahaan K1 akan banyak dipengaruhi oleh pendapatan. Sedangkan untuk K2, apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan K3, maka kebijakan dividen akan banyak dipengaruhi oleh utang, laba ditahan, dan laba bersih. 7. Daftar Pustaka Agrawal, A. dan Jayaraman, N. (1994). The Dividend Policies of All Equity Firms : A Direct Test of the Free Cash Flow Theory. Managerial and Decision Economics, 15, Amidu, M. (2007). How does dividend policy affect performance of the firm on Ghana Stock Exchange? Investment Management and Financial Innovations, 4(2), Asquith, P. dan Mullins, D. W., Jr. (1986). Signalling with Dividends, Stock Repurchases, and Equity Issues. Financial Management, 15(3), Baker, M. dan Wurgler, J. (2004). Appearing and disappearing dividends : The link to catering incentives. Journal of Financial Economics, 73, Barnea, A., Haugen, R. A., dan Senbet, L. W. (1981). Market Imperfections, Agency Problems, and Capital Structure: A Review. Financial Management, 10(3), Bernheim, B. D. (1991). Tax Policy and the Dividend Puzzle. The RAND Journal of Economics, 22(4), Delen, D., Kuzey, C., dan Uyar, A. (2013). Measuring firm performance using financial ratios: A decision tree approach. Expert Systems with Applications, 40(10), Fama, E. F. dan Babiak, H. (1968). Dividend Policy : An Empirical Analysis. Journal of the American Statistical Association, 63(324), Fama, E. F. dan French, K. R. (2001). Disappearing dividends: changing firm characteristics or lower propensity to pay? Journal of Financial Economics, 60, Holt, R. W. P. (2003). Investment and dividends under irreversibility and financial constraints. Journal of Economic Dynamics & Control, 27, Koch, P. D. dan Shenoy, C. (1999). The Information Content of Dividend and Capital Structure Policies. Financial Management, 28(4), Lie, E. (2005). Operating performance following dividend decreases and omissions. Journal of Corporate Finance, 12, Kato, H. K., Loewenstein, U., dan Tsay, W. (2002). Dividend policy, cash flow, and investment in Japan. Pacific-Basin Finance Journal, 10, Nissim, D. dan Ziv, A. (2001). Dividend Changes and Future Profitability. The Journal of Finance, 56(6), Strebulaev, I. A., dan Yang, B. (2013). The mystery of zero-leverage firms. Journal of Financial Economics, 109, Voutsinas, K., dan Werner, R.A. (2011). Credit supply and corporate capital structure: Evidence from Japan. International Review of Financial Analysis, 20(5),

56 PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN PERILAKU BELAJAR TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Inriawati Parauba ( zlaracroft@yahoo.co.id) ABSTRACT Globalization is definitely demanding of the human resources that have the skills in every fields of works so that they can be compete in the business world. In order to deal with this globalization, it needs the skills that absolutely to be reached by continuous study process, which one of them is the accounting skill that s very needed in the economy nowadays. In order to face this competition, education world especially accounting demanded to produce the high quality output or the graduates and ready to compete in the jobs world. This research aimed to prove the influence of intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, and study behavior towards understanding of accounting of the student of Economic and Business Faculty, Sam Ratulangi University. The analysis method is linier double regression. The result gives the conclusion that is the intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, and the study behavior simultaneously have influence towards understanding of accounting of the students of Economic and Bussines Faculty, Sam Ratulangi University, while partially, intelligence quotient, emotional quotient, spiritual quotient, and study behavior significantly have not the influence towards understanding of accounting of the student of Economic and Bussines Faculty, Sam Ratulangi University Manado. Key Words: The understanding of Accounting Students, Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient, and the Study Behaviour. PENDAHULUAN Latar Belakang Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam reformasi ekonomi, yaitu terkait dengan usaha bagaimana untuk menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global. Dalam kaitannya tersebut, setidaknya ada dua hal penting mengenai kondisi SDM Indonesia, yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja, serta tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih relatif rendah. Masalah daya saing dalam pasar dunia yang semakin terbuka merupakan tantangan yang berat. Tanpa dibekali dengan kemampuan kompetitif yang tinggi mustahil suatu negara mampu bersaing dan menembus pasar internasional. Pada era reformasi saat ini alokasi SDM belum mampu mengoreksi kecenderungan konsentrasi ekonomi yang telah tercipta sejak pemerintahan masa lalu.sementara dilain pihak Indonesia masih kekurangan berbagai keahlian untuk mengisi kebutuhan global. Oleh sebab itu perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional pada umumnya dan meningkatkan prestasi akademik atau keahlian dalam berbagai bidang ilmu seperti keahlian di bidang ilmu akuntansi. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan tinggi akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang 53

57 akuntan profesional yang memiliki pengetahuan dibidang Akuntansi Keuangan, Akuntansi Manajemen, Sistem Informasi Akuntansi, Auditing, dan Akuntansi Sektor Publik, serta ilmuilmu pengetahuan yang relevan dengan bidang akuntansi. Kecerdasan intelektual (IQ) memegang peranan penting dalam dunia pendidikan apalagi paradigma pendidikan memfokuskan pada kerangka berpikir cognitive holistic, dimana proses dan pelaksanaan pendidikan lebih mengutamakan pada perkembangan intelektual dan pemikiran rasional. Di sisi lain juga, yang perlu dipertimbangkan adalah adanya kecerdasan spiritual atau yang dikenal dengan Spiritual Quotient (SQ). Kurangnya kecerdasan spiritual seseorang akan berakibat pada kurang termotivasinya seorang mahasiwa untuk belajar, dan sulit untuk berkonsentrasi, sehingga mahasiswa akan sulit untuk memahami suatu matakuliah. Kecerdasan intelektual memegang peranan penting bagi mahasiswa dalam memahami akuntansi, namun hal ini tidak akan berjalan dengan baik bila tidak diimbangi dengan kemampuan untuk mengelola emosi (EQ) sendiri ketika dihadapkan pada permasalahan, mahasiswa yang bersangkutan akan cepat frustasi. Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa angkatan tahun 2009 jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi yang ada di Manado. Alasan pemilihan jurusan akuntansi angkatan tahun 2009 dalam penelitian ini adalah karena dianggap sudah menerima manfaat dari proses pembelajaran akuntansi, dan juga karena pada saat dilakukan penelitian yaitu pada tahun 2013 sebagian besar sementara dalam proses penyelesaian studi. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan intelektual terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa 2. Untuk menganalisis pengaruh kecerdasan emosional terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa 3. Untuk menganalisis kecerdasan pengaruh kecerdasan spiritual terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. 4. Untuk menganalisis pengaruh perilkau belajar terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. TINJAUAN PUSTAKA Akuntansi Perilaku Ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi: 1 Mempelajari pengaruh antara perilaku manusia terhadap konstruksi, bangunan, dan penggunaan sistem informasi yang diterapkan dalam perusahaan dan organisasi, yang berarti bagaimana sikap dan gaya kepemimpinan manajemen mempengaruhi sifat pengendalian akuntansi dan desain organisasi; apakah desain sistem pengendalian akuntansi bisa diterapkan secara universal atau tidak. 2 Mempelajari pengaruh sistem informasi akuntansi terhadap perilaku manusia, yang berarti bagaimana sistem akuntansi mempengaruhi kinerja, motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja dan kerja sama. Metode untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dan strategi untuk mengubahnya, yang berarti bagaimana sistem akuntansi dapat dipergunakan untuk mempengaruhi perilaku, dan bagaimana mengatasi resistensi itu. Disini muncul istilah freezing (membekukan) dan unfreezing (mencairkan). Contohnya perubahan sistem. Perubahan sistem bukanlah sesuatu yang mudah, tetapi perlu upaya untuk sampai pada aplikasi sistem itu sendiri karena bisa jadi ada resistensi di situ. (Suartana, 2010:1-3). 54

58 Kecerdasan Intelektual Bhinet dan Theodore dalam Effendi dan Praja (2012) mendefinisikan intelegensi sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga aspek, yaitu: 1. Direction; kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang harus dipecahkan, 2. Adaptation; kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel di dalam menghadapi masalah, dan criticsm; kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri. Adapun ahli yang lain yaitu Thorndike dalam Effendi dan Praja (2012) mengemukakan bahwa intelegensi adalah kemampuan individu untuk memberikan respon yang tepat (baik) terhadap stimulus yang diterimanya. Kecerdasan Emosional Komponen kecerdasan emosional menurut Goleman, terdapat tujuh elemen yang membentuk kecerdasan emosional seseorang, dalam David dan Richard (2007) yang dikutip oleh Napitulu (2009), yaitu sebagai berikut. 1. Kesadaran diri; yaitu kesadaran terhadap perasaan sendiri dan kemampuan untuk mengenali dan mengelola perasaan itu. 2. Elastisitas emotional; yaitu kemampuan untuk berkinerja secara baik dan konsisten di berbagai situasi dan tekanan. 3. Motivasi; yaitu dorongan dan energi yang ada untuk mencapai hasil, meyeimbangkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan mengupayakan cita-cita walaupun menghadapi aneka tantangan dan penolakan. 4. Sensitivitas antar pribadi; yaitu kemampuan untuk merasakan kebutuhan dan perasaan orang lain dan untuk menggunakan kemampuan itu secara efektif dalam berinteraksi, dan dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi mereka. 5. Pengaruh; yaitukemampuan untuk membujuk orang lain agar dapat mengubah sudut pandang mereka terhadap suatu masalah, persoalan, atau keputusan. 6. Tanggap; yaitukemampuan untuk menggunakan wawasan dan interaksi untuk sampai pada, dan menerapkan keputusan saat dihadapkan dengan informasi yang ambigu atau tidak lengkap. 7. Tanggungjawab dan integritas; yaitu kemampuan untuk menunjukkan komitmen terhadap suatu tindakan saat menghadapi tantangan, dan untuk bertindak secara konsisten dan sesuai dengan persyaratan etika yang dipahami. Kecerdasan Spiritual Berikut ini adalah beberapa pendapat tentang kecerdasan spiritual menurut para ahli dalam Zohar dan Marshall (2001) dan Agustian (2001) yang dikutip oleh Rachmi (2010) yaitu sebagai berikut. 1. Sinetar (2000) Sinetar (2000) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai pikiran yang mendapat inspirasi, dorongan, efektivitas yang terinspirasi, dan penghayatan ketuhanan yang semua manusia menjadi bagian di dalamnya. 2. Khalil A. Khavari (2000) Khavari (2000) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai dimensi non-material atau jiwa manusia.lebih lanjut dijelaskan oleh Khavari (2000), kecerdasan spiritual sebagai 55

59 intan yang belum terasah dan dimiliki oleh setiap insan.manusia harus mengenali seperti adanya lalu menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekad yang besar, menggunakannya menuju kearifan, dan untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. 3. Zohar dan Marshall (2001) Zohar dan Marshall (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia yang sumber terdalamnya adalah inti alam semesta sendiri, yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan persoalan. 4. Ary Ginanjar Agustian (2001) Agustian (2001) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku dan kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia yang seutuhnya dan memiliki pola pemikiran yang integralistik, serta berprinsip hanya karena Allah. Perilaku Belajar Mahmud dalam Subini et al. (2012) mendefinisikan belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang yang terjadi karena pengalaman. Belajar adalah melakukan sesuatu yang dilakukan sebelum ia belajar atau bila kelakuannya berubah sehingga lain caranya menghadapi sesuatu situasi daripada sebelum itu, dikemukakan oleh Hilgard dalam Subini et al. (2012). Ahmadi (1993) yang dikutip oleh Hanifah dan Abdullah (2001) lebih jauh mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri manusia, sehingga apabila setelah belajar maka dapat dikatakan bahwa dalam dirinya telah berlangsung proses belajar. Subini et al. (2012) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar, yaitu sebagai berikut. 1. Faktor internal; yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang melakukan belajar. Faktor intenal meliputi faktor fisiologis dan psikologis. Faktor fisiologis meliputi kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan faktor psikologis meliputi inteligensi, bakat minat, kematangan, motif, kelelahan, dan perhatian. 2. Faktor eksternal; adalah faktor yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan disekitar anak, yang meliputi antara lain yaitu sebagai berikut. a. Faktor keluarga; dimana dalam lingkungan keluarga kecerdasan dipengaruhi oleh cara mendidik anak, hubungan antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah; yang mempengaruhi kesulitan belajar antara lain adalah guru atau dosen, metode mengajar, fasilitas, kurikulum sekolah, hubungan guru atau dosen dengan anak, relasi antar anak, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu, standar pelajaran, kebijakan penilaian, keadaan gedung, dan tugas rumah. c. Faktor masyarakat; yang mempengaruhi hasil belajar antara lain adalah kegiatan anak dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk kehidupan dalam masyarakat. Tingkat Pemahaman Akuntansi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, paham memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Ini berarti bahwa orang yang memiliki pemahaman akuntansi adalah orang yang pandai dan mengerti benar akuntansi. Dalam hal ini, pemahaman akuntansi akan diukur dengan menggunakan nilai matakuliah akuntansi yaitu Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, Akuntansi Menengah 1, Akuntansi Menengah 2, Akuntansi Keuangan Lanjutan 1, Akuntansi 56

60 Keuangan Lanjutan 2, Auditing 1, Auditing 2, dan Teori Akuntansi. Matakuliah tersebut merupakan matakuliah yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang menggambarkan akuntansi secara umum. Penelitian Terdahulu Dwijayanti (2009) mencoba meneliti tentang pengaruh kecerdasan emosionl, kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan kecerdasan sosial terhadap pemahaman akuntansi.metode yang digunakan dalam pegambilan data adalah metode convenience sampling, dengan kriteria mahasiswa program strata satu (S1) yang sedang menyusun skripsi karena dianggap telah menerima manfaat dari pengajaran akuntansi.hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan sosial berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, sedangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Napitupulu (2009) menguji pengaruh kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman pelajaran akuntansi. Data diperoleh dengan metode survei dengan menyebarkan kuisioner kepada siswa-siswa kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan Bisnis dan Manajemen untuk jurusan Akuntansi. Hasil analisis menunjukkan bahwa data sudah terdistribusi dengan normal, tidak terjadi multikolinearitas, bebas dari heteroskedastisitas, dan tidak terjadi autokorelasi.dari hasil analisis diketahui bahwa secara simultan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, sedangkan secara parsial hanya kecerdasan intelektual yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal (causal effect). Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh fakta dan fenomena serta mencari keterangan secara aktual yaitu penelitian yang bersifat menjelaskan mengenai pengaruh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar terhadap pemahaman akuntansi bagi mahasiswa jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi semester 8 dengan jumlah 274 mahasiswa. Dalam penelitian ini, yang menjadi sampel yang akan diteliti adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang berada di semester 8 ketika penulisan ini sedang dilakukan, yaitu mahasiswa angkatan Adapun yang menjadi pertimbangan dari peneliti sebagai dasar pengambilan sampel adalah para mahasiswa dianggap telah menerima manfaat dari pembelajaran akuntansi. Penentuan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan Dalil Batas Memusat (Central Limit Theorem), yang menyatakan bahwa distribusi rata-rata sampel dapat didekati dengan distribusi probabilitas normal untuk ukuran sampel yang besar (Supranto, 2001). Jumlah sampel yang besar maksudnya n 120. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang dapat digunakan sejumlah 70 sampel, dan jumlah ini mendekati distribusi normal. 57

61 Instrumen Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan instrumen penelitian kuesioner. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dari tesis ini adalah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado yang berlokasi di Manado. Sedangkan untuk waktu penelitian, diperkirakan untuk penyelesaian penelitian ini akan memerlukan waktu sekitar 1 bulan dengan bantuan dan arahan dari dosen pembimbing. Prosedur Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, peneliti menyebarkan kuisioner kepada mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.Selain menggunakan kuisioner penulis juga mengumpulkan data-data yang relevan untuk penelitian ini.perolehan informasi lain relevan dalam penelitian ini diperoleh dengan cara yaitu dengan membaca dan mempelajari sumber-sumber tertulis yang terkait dengan penelitian ini, baik berupa buku-buku, laporan hasil penelitian, tulisan ilmiah, jurnal, dokumen yang diperoleh dari tempat penelitian yang berkaitan dengan topik dan objek penelitian. Cara Pengolahan dan Analisis Data Metode Analisis Data Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Untuk pengolahan data pada penelitian ini menggunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20. Berdasarkan hasil analisis tersebut nanti dapat diketahui variabel independen yang mana yang berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah metode analisis kombinasi, yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Y = α+ β 1 x 1 + β 2 x 2 + β 3 x 3 + β 4 x 4 + ε Adapun pengujian asumsi klasik yang dilakukan untuk menguji kelayakan persamaan yang digunakan dalam menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalahuji kualitas data, uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitasdan uji autokorelasi, seperti dikutip oleh Sarjono dan Julianita (2011:53). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.Berdirinya Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNSRAT tidak terlepas dari sejarah Universitas Sam Ratulangi, yang bermula dari dua Perguruan Tinggi.Pertama adalah Universitas Pinaesaan, didirikan di Tondano pada tanggal 1 Oktober Kedua adalah Universitas Permesta yang menyusul didirikan di Manado pada tanggal 23 September Pada tanggal 1 Agustus 1958, sesuai Surat Keputusan Penguasa Perang Daerah Sulawesi Utara Tengah No. 3/PENG/PMK/VII/ 1958 tertanggal 23 Juli 1958, maka keduanya dijadikan satu perguruan tinggi dengan nama Perguruan Tinggi Manado disingkat PTM dengan 4 fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum, Fakultas Sastra, dan Fakultas Tatapraja. 58

62 Pada bulan Oktober Tahun 1958 Perguruan Tinggi Manado (PTM) diganti nama menjadi Universitas Sulawesi Utara Tengah disingkat UNSUT. Pada tahun 1960 singkatan nama UNSUT diubah menjadi UNISUT, yang kemudian pada tahun 1961 disahkan sebagai Universitas Negeri melalui Keputusan Menteri PTIP No. 22 Thn tanggal 4 Juli 1961, dengan nama Program Ekstensi. Pembukaan Program Ekstensi/Non Reguler didasarkan pada SK Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi DEPDIKBUD No.413/Dikti Kep/1996, tanggal 6 Agustus Era persaingan yang semakin ketat pada akhir abad 20 dan akan berlanjut di abad 21, dunia bisnis dan organisasi pemerintahan membutuhkan pemimpin dan manajer yang profesional agar bertahan dan unggul. Menyadari hal ini, Fakultas Ekonomi Unsrat membuka program pendidikan Strata Dua jalur profesi. Program pendidikan strata dua dimaksud adalah : 1). Program Magister Manajemen, dengan gelar MM, berdiri tahun 2000 berdasarkan SK. Dirjen Dikti Nomor 88/DIKTI/KEP/2000 tanggal 14 April ). Program Magister Ekonomi Pembangunan, dengan gelar MEP, berdiri tahun 2003 berdasarkan SK. Dirjen Dikti Nomor : 918/D/T/2003 dari Magister Akuntansi Keuangan Daaerah yang akan dimulai pada tahun ajaran 2007/2008. Pada tahun 2008, Fakultas Ekonomi Unsrat tetap menjadi Fakultas yang eksis bagi masyarakat Sulawesi Utara pada khususnya dan Indonesia dengan kualitas kinerja yang patut dibanggakan. Keberhasilan ini dapat dibuktikan dengan diraihnya Akreditas Nasional Perguruan Tinggi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), dimana Program Studi Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi secara bersamaan mendapatkan Nilai Akreditasi A. Seiring keberhasilan tersebut, terdapat beberapa dosen yang diangkat menjadi tenaga Asesor pada BAN- PT tersebut. Keberhasilan yang diraih ini belum menjadi titik balik bagi Fakultas Ekonomi Unsrat.Peningkatan kualitas pendidikan terus dipacu oleh seluruh civitas akademika melalui peningkatan kualitas pengajaran dengan menampilkan kurikulum-kurikulum berbasis kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja serta peningkatan kualitas pendidikan bagi tenaga pengajar dan administrasi.pada tahun ini terdapat beberapa dosen jenjang pendidikan S2 yang melanjutkan studi ke jenjang S3 baik diluar negeri dan didalam negeri.juga terdapat beberapa dosen jenjang S1 yang melanjutkan studi ke jenjang S2 di dalam maupun diluar negeri. Hasil Penelitian Deskripsi Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuisioner langsung kepada objek penelitian. Peneliti mengantarkan langsung kuisioner kepada responden untuk mengantisipasi terjadinya respond rate yang rendah pada saat pengembalian kuisioner. Sebanyak 100 kuisioner yang disebarkan, terkumpul sebanyak 90 kuisioner, hal ini disebabkan karena pada saat dikumpul, beberapa kuisioner tidak dikembalikan oleh responden.jumlah sebanyak 90 kuisioner yang terkumpul, 20 kuisioner tidak dapat digunakan karena tidak diisi dengan lengkap, sehingga kuisioner yang dapat diolah sebanyak 70 kuisioner. 59

63 Tabel 1. Rata-rata Tingkat Pemahaman Akuntansi Mahasiswa Item Variabel Y Total Rata-rata Interpretasi Pengantar Akuntansi 4835,1 69, Baik Akuntansi Keuangan Menengah ,5 69, Baik Akuntansi Keuangan Menengah ,0 68, Baik Akuntansi Keuangan Lanjutan ,3 73, Baik Akuntansi Keuangan Lanjutan ,3 72, Baik Pemeriksaan Akuntansi ,0 72, Baik Pemeriksaan Akuntansi ,0 72, Baik Teori Akuntansi 5418,0 77,4 Sangat Baik Dari tabel di atas, secara rata-rata kemampuan mahasiswa terhadap pemahaman akuntansi sudah baik. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Tabel 2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kecerdasan Intelektual (X 1 ) (X 2 ) (X 3 ) (X 4 ) Corrected Item-Total Correlation P1 0,411 0, ,500 Corrected Item-Total Correlation P2 0,554 0, ,623 Corrected Item-Total Correlation P3 0,455 0, ,572 Corrected Item-Total Correlation P4 0,622 0, ,372 Corrected Item-Total Correlation P5 0,699 0, ,508 Corrected Item-Total Correlation P6 0,573 0, ,669 Corrected Item-Total Correlation P7 0,531 0, ,679 Corrected Item-Total Correlation P8 0,606 0, ,637 Corrected Item-Total Correlation P9 0,514 0, ,583 Corrected Item-Total Correlation P10 0,597 0,311 Corrected Item-Total Correlation P11 0,593 0,527 Corrected Item-Total Correlation P12 0,538 0,651 Corrected Item-Total Correlation P13 0,555 0,692 Corrected Item-Total Correlation P14 0,575 Corrected Item-Total Correlation P15 0,533 Corrected Item-Total Correlation P16 0,400 Cronbach s Alpha 0,750 0, ,749 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan angka di atas 0,30 dan uji reliabilitas menunjukkan angka diatas 0,60 sehingga kuisioner tersebut valid dan reliabel. Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Gambar 1. Uji Normalitas 60

64 Uji Heteroskedastisitas Gambar 2. Uji Heteroskedastisitas Uji Multikoleniaritas Tabel 3. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) Kecerdasan Intelektual 0,457 2,187 Kecerdasan Emosional 0,574 1,743 Kecerdasan Spiritual 0,427 2,340 Perilaku Belajar 0,675 1,481 Output coefficients model dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas karena VIF < 10 dan tolerance > 0,1. Analisis Regresi Linear Berganda Tabel 4. Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients B Std. Error 1 (Constant) 62,910 5,236 Kecerdasan Intelektual 5,372 1,801 Kecerdasan Emosional -1,602 1,197 Kecerdasan Spiritual -0,850 1,718 Perilaku Belajar -0,358 1,387 Sumber: Hasil Olah Data SPSS, 2014 Hasil tersebut bila dimasukkan ke dalam persamaan regresi menjadi : Y = 62,910+ 5,372x 1-1,602 x 2-0,850 x 3-0,358 x 4 + e Hasil regresi ini menunjukkan pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu pemahaman akuntansi. Nilai konstan sebesar 62,910 menunjukkan bahwa jika variabel kecerdasan intelektual (x 1 ), kecerdasan emosional (x 2 ), kecerdasan spiritual(x 3 ), dan perilaku belajar (x 4 ) dianggap konstan atau sama dengan nol (0) maka pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado(Y) adalah sebesar 62,910 satuan score. 61

65 Koefisien regresi x 1 sebesar 5,372 mengartikan bahwa jika faktor kecerdasan intelektual (x 1 ) meningkat sebesar 1 satuan score dari kondisi sebelumnya maka pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado(Y) akan meningkat sebesar 5,372 satuan score dari kondisi sebelumnya dengan asumsi variabel lain (X 2,X 3,X 4 ) yang diteliti tetap. Koefisien regresi x 2 sebesar -1,602 mengartikan bahwa jika faktor kecerdasan emosional (x 2 ) meningkat sebesar 1 satuan score dari kondisi sebelumnya maka pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado(Y) akan berkurang sebesar -1,602 satuan score dari kondisi sebelumnya dengan asumsi variabel lain (X 1,X 3,X 4 ) yang diteliti tetap. Maksudnya adalah pemahaman akuntansi disini dilakukan dengan dengan penyelesaian kasus-kasus akuntansi. Penyelesaian dari kasus inilah yang dijadikan acuan kemampuan intelegensi mahasiswa. Kalau penyelesaian suatu kasus hanya mengandalkan emosi, atau hal-hal yang merupakan indikator kecerdasan emosional, maka tidak dapat terselesaikan, yang artinya bahwa mahasiswa mau tidak mau harus menyelesaikan kasus-kasus akuntansi tersebut dengan benar. Apabila mahasiswa tidak menyelesaikan kasus itu dengan benar maka mahasiswa itu tidak bisa lulus. Dalam pendidikan formal, kecerdasan emosional tidak bisa berdiri sendiri untuk mempengaruhi pemahaman mahasiswa, namun jika diterapkan untuk pendidikan informal besar kemungkinan mampu mengandalkan kecerdasan emosional secara terpisah. Contohnya adalah bermain musik, melukis, dan lain-lain, dimana pendidikan informal ini selalu mengutamakan perasaan, integritas, motivasi, dan lain-lain sesuai dengan indikator kecerdasan emosional tersebut. Koefisien regresi x 3 sebesar -0,850 mengartikan bahwa jika faktor kecerdasan spiritual (x 3 ) meningkat sebesar 1 satuan score dari kondisi sebelumnya maka pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi (Y) akan berkurang sebesar -0,850 satuan score dari kondisi sebelumnya dengan asumsi variabel lain (X 1,X 2,X 4 ) yang diteliti tetap. Kecerdasan spiritual yang diindikasikan dengan kemampuan menempatkan diri dalam lingkungan, kemampuan untuk segera mengerjakan pekerjaan atau tidak menunda pekerjaan yang menyebabkan kerugian, kemampuan untuk memotivasi diri dan lain-lain sebagainya kurang dimiliki oleh mahasiswa sehingga berpengaruh pada kemampuan mereka untuk menyesuaikan diri dalam proses pembelajaran efektif yang diharapkan bisa memahami akuntansi dengan baik. Kecerdasan spiritual akan lebih cocok diaplikasikan pada perilaku pengembangan karir dimana kecerdasan spiritual ini mempengaruhi tujuan seseorang dalam mencapai karirnya didunia kerja. Seseorang yang membawa makna spiritualitas dalam kerjanya akan merasakan hidup dan pekerjaannya lebih berarti. Hal ini mendorong dan memotivasi dirinya untuk lebih meningkatkan kinerja yang dimilikinya sehingga dalam karir ia dapat berkembang lebih maju. Koefisien regresi x 4 sebesar -0,358 mengartikan bahwa jika faktor perilaku belajar (x 4 ) meningkat sebesar 1 satuan score dari kondisi sebelumnya maka pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado (Y) akan berkurang sebesar -0,358 satuan score dari kondisi sebelumnya dengan asumsi variabel lai (X 1,X 2,X 3 ) yang diteliti tetap. Mahasiswa walaupun memiliki perilaku belajar yang diindikasikan dengan beberapa indikator seperti memusatkan perhatian kepada dosen yang memberikan materi,selalu membuat catatan atau pertanyaan, atau yang selalu pergi ke perpustakaan, dan lain sebagainya belum tentu bisa menyerap atau memahami tugas yang diberikan oleh dosen. Masing-masing mahasiswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam menerima dan mengolah informasi atau dalam hal ini ilmu yang di transfer oleh pengajar kepada mahasiswa, sehingga akan berpengaruh pada hasil akhir yang diharapkan yaitu pemahaman akuntansi yang lebih baik, yang diukur 62

66 dengan nilai. Tanpa sumbangsih yang besar dari intelegensi, maka perilaku belajar tidak akan efektif dalam membantu memahami akuntansi. Pengujian Hipotesis (Uji F) Tabel 5. Analysis of Variance (ANOVA) Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 206, ,688 2,766 0,035 b Residual 1214, ,687 Total 1421, Diketahui nilai F hitung =2,766. Angka ini lebih besar dari F tabel = 2,61 pada tingkat α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H a diterima. Hal ini berarti, kecerdasan spiritual (X 1 ), kecerdasan emosional (X 2 ), kecerdasan spiritual (X 3 ), dan perilaku belajar (X 4 ) berpengaruh signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa (Y). Tabel 6. Uji t Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. 95% Confidence Interval for B B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound (Constant) 62,910 5,236 12,015 0,000 52,453 73,367 Kecerdasan Intelektual 5,372 1,801 0,506 2,983 0,004 1,775 8,968 Kecerdasan Emosional -1,602 1,197-0,203-1,338 0,186-3,994 0,789 Kecerdasan Spiritual -0,850 1,718-0,087-0,495 0,623-4,281 2,581 Perilaku Belajar -0,358 1,387-0,036-0,258 0,797-3,128 2,412 Diketahui bahwa nilai t hitung untuk variabel kecerdasan intelektual (x 1 ) adalah 2,983 dengan tingkat kepercayaan 5% pada derajat kebebasan (N-2) = 70-2 = 68, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,000. Nilai t hitung > t tabel, dengan nilai signifikan 0,004< 0,05. Berdasarkan hasil output regresi diatas, diperoleh nilai t hitung > t tabel, dengan demikianh 0 ditolak dan H a diterima atau dengan kata lain variabel kecerdasan intelektual (x 1 ) berpengaruh signifikan dan searah/positif terhadap pemahaman akuntansi (Y). Variabel kecerdasan emosional (x 2 ), nilai t hitung = -1,338, dengan tingkat kepercayaan 5% pada derajat kebebasan (N - 2) = 70-2 = 68, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,000. Nilai t hitung < t tabel dengan nilai signifikan 0,186> 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima dan H a ditolak atau dengan kata lainvariabel kecerdasan emosional tidak berpengaruh signifikan dan tidak searah/negatif terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Variabel kecerdasan spiritual (x 3 ), nilai t hitung = -0,495, dengan tingkat kepercayaan 5% pada derajat kebebasan (N - 2) = 70-2 = 68, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,000. Nilai t hitung <t tabel dengan nilai signifikan 0,623> 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima dan H a ditolak atau dengan kata lainvariabel kecerdasan spiritual tidak berpengaruh signifikan dan tidak searah/negatif terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Variabel perilaku belajar (x 3 ), nilai t hitung = -0,258, dengan tingkat kepercayaan 5% pada derajat kebebasan (N - 2) = 70 2 =68, dapat diketahui nilai t tabel sebesar 2,000. Nilai t hitung < t tabel dengan nilai signifikan 0,797> 0,05. Hal ini berarti H 0 diterima dan H a ditolak atau dengan kata lainvariabel perilaku belajar tidak berpengaruh signifikan dan tidak searah/negatif terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. 63

67 Tabel 7. Koefisien Korelasi Pearson Correlation Pemahaman Kecerdasan Kecerdasan Kecerdasan Perilaku akuntansi Intelektual Emosional Spiritual Belajar Pemahaman akuntansi 1,000 0,317 0,005 0,141 0,045 Kecerdasan Intelektual 0,317 1,000 0,546 0,715 0,450 Kecerdasan Emosional 0,005 0,546 1,000 0,576 0,515 Kecerdasan Spiritual 0,141 0,715 0,576 1,000 0,485 Perilaku Belajar 0,045 0,450 0,515 0,485 1,000 Sig.(1-tailed) Pemahaman akuntansi. 0,004 0,484 0,123 0,355 Kecerdasan Intelektual 0,004. 0,000 0,000 0,000 Kecerdasan Emosional 0,484 0,000. 0,000 0,000 Kecerdasan Spiritual 0,123 0,000 0,000. 0,000 Perilaku Belajar 0,355 0,000 0,000 0,000. N Pemahaman akuntansi Kecerdasan Intelektual Kecerdasan Emosional Kecerdasan Spiritual Perilaku Belajar Berdasarkan hasil olah data maka diketahui bahwa variabel kecerdasan intelektual (X 1 ) mempunyai korelasi yang cukup dan positif terhadap variabel pemahaman akuntansi mahasiswa (Y).Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,317.Variabel kecerdasan emosional (X 2 ) mempunyai nilai koefisien korelasi sebesar 0,005.Hal ini berarti variabel kecerdasan emosional memiliki korelasi yang sangat lemah tapi masih positif terhadap variabel pemahaman akuntansi (Y), sedangkan untuk variabel kecerdasan spiritual (X 3 ) memiliki korelasi sangat lemah tapi masih positif terhadap variabel pemahaman akuntansi (Y).Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,141.Variabel perilaku belajar (X 4 ) juga memiliki korelasi yang sangat lemah dan positif terhadap variabel pemahaman akuntansi (Y).Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,045. Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel 8. Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 0,381 a 0,145 0,093 4,32286 Berdasarkan hasil olah data SPSS untuk model Summary, maka dapat diketahui bahwa nilai dari koefisien determinasi atau R Square adalah sebesar 0,145 atau 14,5%. Angka tersebut berarti pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi dapat dijelaskan oleh variabel kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan perilaku belajar. Sedangkan sisanya (100% - 14,5% = 85,5%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini. Pembahasan Kecerdasan intelektual berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Secara teori yang disampaikan oleh Gardner (Uno, 2010), yang menjelaskan kecerdasan atau intelegensi sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia.dengan demikian secara teori benar adanya bahwa kecerdasan intelektual ini berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. 64

68 Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Kesadaran yang besar dari mahasiswa itu sendiri untuk lebih memprioritaskan tujuan utama yaitu belajar agar bisa mendapat nilai yang bagus, dan juga peran serta dosen sangat diperlukan misalnya tidak memperbolehkan mahasiswa untuk menggunakan handphone selama perkuliahan berlangsung, atau mungkin bisa lebih kreatif dalam membawakan materi kuliah agar mahasiswa bisa menerima ilmu tersebut dengan baik. Kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Kecerdasan spiritual muncul karena adanya perdebatan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional, dimana kecerdasan spiritual ini berperan sebagai landasan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional secara efektif (Agustian,2001) dalam Trihandini (2005).Hal ini berarti bahwa kecerdasan spiritual tidak bisa berdiri sendiri untuk mempengaruhi pemahaman akuntansi, melainkan harus difungsikan bersama dengan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Perilaku belajar berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi Walaupun dari hasil penelitian dikatakan bahwa perilaku belajar secara signifikan tidak berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, pengaruhnya tetap ada walaupun tidak begitu terasa tanpa didukung oleh kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, motivasi, dan faktor lain yang tidak disebutkan dalam model penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Kecerdasan intelektual berpengaruh signifikan dan searah/positif terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Untuk bisa memahami akuntansi diperlukan peran kecerdasan intelektual, yaitu kecerdasan yang berhubungan dengan penalaran terhadap kasus-kasus akuntansi sehingga bisa memperoleh nilai yang baik, yang dijadikan sebagai tolak ukur dari pemahaman akuntansi. 2. Kecerdasan emosional tidak berpengaruh secara signifikan dan tidak searah/negative terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Hal ini bisa dimaklumi karena mahasiswa masih belum bisa memanfaatkan emosi mereka dalam mengoptimalkan potensi intektual yang sebenarnya mereka miliki. Banyak dari mahasiswa yang tidak memprioritaskan tujuan utama mereka yaitu belajar, mereka lebih senang untuk bermain game atau mengobrol ketika perkuliahan berlangsung. Adanya dosen favorit juga turut berperan dalam mempengaruhi kemauan mereka dalam memperhatikan materi dengan cermat dalam kelas. 3. Kecerdasan spiritual tidak berpengaruh secara signifikan/tidak searah terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini bisa dimaklumi karena ketika mahasiswa dihadapkan pada penderitaan atau masalah, mahasiswa dengan kecerdasan spiritual yang tinggi akan bisa memanfaatkan atau melihat penderitaan dengan positif, menjadikan hal tersebut sebagai penyemangat untuk terus terpacu dalam belajar, bukannya dijadikan sebagai kendala yang menjatuhkan semangat, sehingga mahasiswa tersebut bisa tetap focus dan memotivasi diri untuk belajar memahami akuntansi. 4. Perilaku belajar tidak berpengaruh secara signifikan/negative terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Hal ini bisa dimaklumi karena mahasiswa tidak belajar secara teratur, baik dan disiplin. Hal lain yang bisa dipahami adalah karena setiap mahasiswa 65

69 memiliki kendala tersendiri dalam menyerap materi yang diberikan sehingga berpengaruh pada hasil ujian dalam bentuk nilai yang dijadikan sebagai ukuran pemahaman akuntansi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut ini. 1. Penyelenggara program studi Akuntansi diharapkan untuk selalu melakukan penyesuaian dan pengembangan kurikulum yang sejalan dengan perkembangan ekonomi dan bisnis sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang berkualitas serta berkompeten. 2. Mahasiswa akuntansi diharapkan meningkatkan perilakubelajar yang baik dan tetap memotivasi diri untuk mau belajar dengan giat agar dapat meningkatkan pemahaman akuntansi agar ketika lulus dari perkuliahan bisa diandalkan dan siap pakai dilapangan pekerjaan dengan keahlian dibidang akuntansi. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas populasi dan jumlah sampel, sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Penelitian yang akan datang juga dapat melibatkan sampel mahasiswa angkatan yang lainnya. 4. Penambahan variabel lainnya untuk penelitian selanjutnya yang mungkin dapat mempengaruhi pemahaman akuntansi seperti motivasi, stress kuliah, atau bisa juga beberapa dari faktor internal yang mempengaruhi proses belajar itu sendiri seperti bakat dan minat, dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA Agustian, Ary Ginanjar ESQ Power. Jakarta: Penerbit Arga. Alma, Buchari. H Metode &Teknik Menyusun Tesis. Penerbit Alfabeta. Bandung Durgut, et al The Impact of Intelligence Quotient on the Achievement of Accounting Subject. International Journal dan Bussines and Social Science, Vol 4.No.13, Turkey. Dwijayanti, Arie Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Spiritual, dan Kecerdasan Sosial terhadap Pemahaman Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri, Teori Akuntansi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Napitupulu, Ilham Pengaruh Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Pelajaran Akuntansi Dengan Minat Sebagai Variabel Moderating pada SMK Bisnis dan Manajemen Kota Sibolga Kelas XII Jurusan Akuntansi, Sekolah Pascasarjana, USU, Medan. Poerwati, Tjahjaning Pengaruh Perilaku Belajar dan Motivasi terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi di Universitas STIKUBANK, Semarang. Praja, Juhaya S, dan Effendi, Usman Pengantar Psikologi. Penerbit Angkasa: Bandung. Priyatno, Dwi Mandiri Belajar SPSS.Mediakom: Yogyakarta. 66

70 Rachmi, Filia Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, dan Perilaku Belajar terhadap Pemahaman Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang. Risyo, Melandy RM, dan Nurna, Aziza, Simposium Nasional Akuntansi-IX Padang Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Sari, Yora K, 2007.Pengaruh Pengendalian Diri dan Perilaku Belajar terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Padang. Sarjono Haryadi, dan Julianita Winda SPSS vs LISREL.Penerbit Salemba Empat: Jakarta. Suartana, I Wayan.(2010). Akuntansi Keperilakuan.Penerbit ANDI, Yogyakarta. Subini, et al Psikologi Pembelajaran. Mentari Pustaka, Jakarta. Sugiyono Metode Penelitia npendidikan. Penerbit Alfabeta: Bandung. Supranto, J Statistik (Teoridan Aplikasi). Erlangga. Syukriy, A.dan Hanifah, 2000.Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Akuntansi. Media Riset Akuntansi, Auditing,dan Informasi, Vol 1, Nomor 3, Desember Trihandini, Fabiola.,2005. Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan, Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang. Uno, Hamzah B, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Bumi Aksara, Jakarta. Widagdo, Nunie Retna, Psiko diagnostik II. Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana, Jakarta. 67

71 PENGARUH PENGAWASAN INTERNAL, PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN, DAN KAPASITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD PEMERINTAH KOTA MANADO Irene Fransisca Ponamon ( ireneponamon@ymail.com) ABSTRACT The research was conducted on the basis of the results of Local Government Finance Report that the financial statements of Manado City Government has not met the criteria as requirements quality financial statements. This is evidenced by the opinion received by the Manado City Government during 2008 to 2012 as, Qualified Opinion, Adverse Opinion, Disclaimer Opinion, Adverse Opinion, and Qualified Opinion. Adverse and Disclaimer Opinions received by the city of Manado may raise questions for society about possible irregularities have occurred many budgets. This study aims to determine the influence of internal controls, an understanding of financial accounting systems, and human resources capacity to quality of government financial reporting information at SKPD in Manado city government. The results of the study were statistically conclude that internal control, understanding financial accounting, and human resource capacity jointly affect the quality of government financial reporting information at SKPD in Manado city, however partially, the human resource capacity has no effect to quality of government financial reporting information at SKPD in Manado City. Suggestions from this study is Manado City Government is expected to improve qualifications in the field of education, namely the employees who receive educational background in accounting. Keywords: Quality of Government Financial Reporting Information, Internal Audit, Understanding of Financial Accounting System, Human Resources Capacity. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masih banyaknya fenomena laporan keuangan pemerintah yang belum menyajikan data-data yang sesuai dengan peraturan dan masih banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam pelaksanaan audit laporan keuangan pemerintah membuat tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance government) meningkat. Hal itu juga yang telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menerapkan akuntabilitas publik. Harus disadari bahwa ada banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah akan digunakan oleh beberapa pihak yang berkepentingan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, informasi yang terdapat di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) harus bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai. Oleh karena itu, pemerintah daerah wajib memperhatikan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan untuk keperluan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Pihak-pihak pengguna laporan keuangan pemerintah antara lain, masyarakat, para wakil rakyat, lembaga pengawas, lembaga pemeriksa, pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, pers, investor, kreditor serta pihak-pihak lain yang berkepentingan (Mahmudi, 2010 : 2) 68

72 Dalam kenyataannya, fenomena yang terjadi saat ini masih banyak laporan keuangan yang disusun tidak berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) yang tidak memperoleh opini BPK wajar tanpa pengecualian (WTP). Opini yang diperoleh oleh Pemerintah Kota Manado dari tahun yaitu wajar dengan pengecualian (WDP), tidak wajar (TW), tidak memberikan pendapat (TMP), tidak wajar (TW), dan wajar dengan pengecualian (WDP). Opini tidak wajar dan tidak memberikan pendapat yang diterima oleh kota Manado tersebut dapat menimbulkan pertanyaan dari kalangan masyarakat mengenai kemungkinan telah terjadi banyak penyimpangan anggaran. Secara umum, beberapa faktor yang menyebabkan laporan keuangan tersebut belum memperoleh opini WTP adalah karena lemahnya pengawasan internal, penyajian yang belum sepenuhnya sesuai Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan kurang memadainya kapasitas SDM pengelola keuangan. Dari latar belakang diatas maka judul penelitian yang diteliti adalah Pengaruh pengawasan internal, pemahaman sistem akuntansi keuangan, dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD Pemerintah Kota Manado. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian, maka masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut. 1. Apakah pengawasan internal berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado? 2. Apakah pemahaman sistem akuntansi keuangan berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado? 3. Apakah kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan pertanyaan penelitian, maka tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, menganalisis dan memperoleh bukti empiris sebagai berikut. 1. Bahwa pengawasan internal berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado. 2. Bahwa pemahaman sistem akuntansi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado. 3. Bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Manado. 1.4 Manfaat Penelitian Selain itu, melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Kontribusi empiris, untuk menguji pengaruh pengawasan internal, pemahaman sistem akuntansi keuangan, dan kapasitas sumber daya manusia terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah kota Manado. 2. Memberikan masukan bagi pemerintah kota Manado yang berkaitan dengan implementasi pengawasan internal, pemahaman sistem akuntansi keuangan dan kapasitas sumber daya manusia. 3. Penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama. 69

73 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan Internal Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan (Jurnal Kementerian Dalam Negeri, 2010). 2.2 Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah sistem terpadu yang menggabungkan prosedur manual dengan proses elektronis dalam pengambilan data, pembukuan dan pelaporan semua transaksi keuangan, aset, utang dan ekuitas seluruh entitas Pemerintah Daerah. Dalam implementasi pengelola keuangan daerah diharapkan para pengelola perlu memiliki pemahaman memadai tentang sistem akuntansi keuangan daerah agar dapat menyajikan laporan keuangan yang handal. Sistem informasi akuntansi dalam sistem perencanaan dan pengendalian sektor publik mempunyai arti dan peran penting terkait pada fungsinya dalam pengukuran dan pengendalian. 2.3 Kapasitas Sumber Daya Manusia Kapasitas sumber daya manusia adalah kemampuan seseorang atau individu, suatu organisasi/kelembagaan, atau suatu sistem untuk melaksanakan fungsi-fungsi atau kewenangannya untuk mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Kemampuan sumber daya manusia menurut Robbins (2006 : 52) diartikan sebagai kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Kemampuan keseluruhan seseorang pada hakikatnya terdiri dari dua faktor, yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik. Dalam pekerjaan terkait kegiatan administrasi pada suatu organisasi, kemampuan intelektual tentu lebih dominan. Kemampuan intelektual seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan tertentu bersumber dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya. 2.4 Laporan Keuangan Mahmudi (2010 : 2) mengemukakan bahwa terkait dengan tugasnya untuk menegakkan akuntabilitas keuangan, khususnya di daerah, pemerintah daerah bertanggungjawab untuk mempublikasikan laporan keuangan kepada pemangku kepentingannya. Terdapat dua alasan mengapa pemerintah daerah perlu mempublikasikan laporan keuangan tersebut, yaitu sebagai berikut. 1. Dari sisi internal, laporan keuangan merupakan alat pengendali dan evaluasi kinerja bagi pemerintah daerah secara keseluruhan maupun unit-unit kerja didalamnya (SKPD). 2. Dari sisi eksternal, laporan keuangan pemerintah daerah merupakan bentuk pertanggungjawaban eksternal, yaitu pertanggungjawaban kepala daerah kepada masyarakat, investor, kreditor, lembaga donor, pers, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan. 2.5 Kualitas Informasi Laporan Keuangan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 menjelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Karakteristik kualitatif merupakan prasyarat normatif 70

74 yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki. Karakteristik kualitatif tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Relevan 2. Andal 3. Dapat dibandingkan 4. Dapat dipahami 2.6 Penelitian Terdahulu Susilo Prapto (2008), melakukan penelitian yang berjudul pengaruh pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap pelaporan keuangan pemerintah daerah. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik uji instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas; uji asumsi klasik meliputi uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi dan uji normalitas; pengujian hipotesis dengan regresi.hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh signifikan terhadap pelaporan keuangan pemerintah daerah. Winidyaningrum dan Rahmawati (2010) meneliti pengaruh sumber daya manusia dan informasi teknologi pemanfaatan kehandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian internal akuntansi. Hasil penelitiannya menyatakan Sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah, tetapi tidak signifikan terhadap ketepatwaktuan.pemanfaatan TI berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan dan ketepatwaktuan. Zuliarti (2012), meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia,pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah: studi pada pemerintah kabupaten kudus. Hasil penelitian menyatakan pertama, pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keterandaalan pelaporan keuangan pemerintah sedangkan kapasitas SDM tidak berpengaruh. Kedua, baik kapasitas SDM dan pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keterandaalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. 3. KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Pengawasan Internal (X1) diarahkan agar tidak terjadi penyelewengan atas tujuan yang telah ditetapkan dalam hal pembuatan laporan Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan (X2) akuntansi harus dipahami secara memadai oleh pengelola dan penyaji informasi keuangan Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemda (Y) Kapasitas Sumberdaya Manusia (X3) tenaga kerja yang berkompeten akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 71

75 3.2 Hipotesis H 1 : Pengawasan internal berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. H 2 : Pemahaman sistem akuntansi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. H 3 : Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. 4. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008 : 10) menyebutkan disain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu dengan menggunakan kuesioner sebagai alat analisis. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD yang berada di Pemerintah Kota Manado antara lain Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Badan, Kantor, dan Kecamatan dengan jumlah populasi sebanyak 46 SKPD. Penyampelan atas responden pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. (Sekaran, 2003). Kriteria yang ditetapkan peneliti antara lain sebagai berikut. 1. Pegawai Negeri Sipil di SKPD Pemerintah Kota Manado 2. Pegawai yang melaksanakan fungsi akuntansi/tata usaha keuangan pada SKPD di Pemerintah Kota Manado. 3. Pegawai yang bekerja sebagai Kepala Bagian dan staf bagian Akuntansi/Keuangan SKPD pada Pemerintah Kota Manado. Dari populasi sebanyak 46 tersebut akan diambil sejumlah sampel dengan menggunakan rumus sebagai berikut. N n = 1+Ne 2 dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = ukuran kelonggaran karena ketidakpastian yang masih ditolerir 5%-10% Menurut Slovin dikutip oleh Husein Umar (2008 : 108), besarnya sampel yang diambil adalah sebagai berikut. 46 n = (0.1) 2 n = 31,50 n = 32 SKPD 72

76 4.3 Cara Pengolahan dan Analisis Data Cara pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik 3. Analisis Regresi Linier Berganda: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e 4. Uji F dan Uji t 5. Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi 5. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics Scale Mean if Scale Variance Item Deleted if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted P1Y P2Y P3Y P4Y P5Y P6Y P7Y Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Sumber: data hasil olahan SPSS) Hasil uji validitas dan reliabilitas untuk pertanyaan 1-7 untuk variabel X 1 X 2 X 3 dan Y, mempunyai nilai korelasi di atas 0,30 dan cronbach alpha 0,803. Semua dinyatakan reliabel dan valid. 5.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Hasil Olah Data (2013) Gambar 5.1 Uji Normalitas 73

77 Berdasarkan Gambar 5.1 terlihat bahwa grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual menggambarkan penyebaran data tersebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal grafik tersebut, maka model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas. 2. Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Olah Data (2013) Gambar 5.2 Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 5.2 terlihat bahwa titik-titik grafik plot yang diperoleh, tidak membentuk suatu pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka hal ini membuktikan tidak terjadi Heteroskedastisitas. 3. Uji Multikolinearitas Tabel 5.2 Uji Multikolinearitas Model 74 Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 Pengawasan Internal Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sumber: Hasil Olah Data SPSS (2013) Berdasarkan hasil coefficients yang terdapat pada tabel 5.2 dapat dilihat pada output coefficients model, dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas jika VIF < 10dan nilai tolerance > 0, Analisis Regresi Linier Berganda Y = 8, ,324 X 1 + 0,366 X 2-0,015X 3 + Tabel 5.3 Koefisien Regresi Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) Pengawasan Internal Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Kapasitas Sumber Daya Manusia Sumber: Hasil Olah Data (2013) Nilai dari variabel Pengawasan Internal atau b 1 adalah positif (0,324). Nilai koefisien regresi b 1 ini menunjukkan bahwa variabel pengawasan internal mempunyai pengaruh

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA. Anneke Wangkar (

ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA. Anneke Wangkar ( ANALISIS DAN PENGUKURAN IT ALIGNMENT KASUS PADA PT. WILLIAM MAKMUR PERKASA Anneke Wangkar (Email : annekewangkar@yahoo.com) ABSTRACT Entering the era of information and free trade, the company requires

Lebih terperinci

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE MENGGUNAKAN COBIT ( CONTROL OBJECTIVES FOR INFORMATION AND RELATED TECHNOLOGY ) VERSI 3.0 PADA INSTITUSI PENDIDIKAN Wahyuni Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT) Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG Endah Dian Afani(endah_afani@yahoo.co.id),Reni Marlina(renny_adinta@yahoo.com) Dafid(dafid@mdp_ac.id)

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Framework Penyusunan Tata Kelola TI Bab IV Framework Penyusunan Tata Kelola TI Dalam bab ini akan dibahas tahapan-tahapan dalam penyusunan tata kelola TI Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan tata kelola

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0 Nur Aeni Hidayah 1, Zainuddin Bey Fananie 2, Mirza Hasan Siraji 3 1 Prodi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES Dafid Sistem Informasi, STMIK GI MDP Jl Rajawali No.14 Palembang dafid@stmik-mdp.net Abstrak Layanan penjualan

Lebih terperinci

Taryana Suryana. M.Kom

Taryana Suryana. M.Kom COBIT Control Objectives for Information & Related Technology Taryana Suryana. M.Kom E-mail:taryanarx@yahoo.com COBIT Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT) dapat definisikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1 Angga Pratama Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Jl. Cot Tengku Nie Reuleut Muara Batu, Aceh

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN EVALUASI SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam proses penelitian ini ditujukan untuk menilai posisi perusahaan saat ini dan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistimatis dalam waktu yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku.

Lebih terperinci

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak EVALUASI PERAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KOPERASI SWADHARMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MATURITY LEVEL PADA KERANGKA KERJA COBIT PADA DOMAIN PLAN AND ORGANISE RAHMADINI DARWAS Program Magister Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memberikan beberapa landasan teori, meliputi teori di bidang tata kelola TI, dan pengelolaan investasi TI yang digunakan dalam penelitian. 2.1 Definisi Sebelum lebih jauh,

Lebih terperinci

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20 No.154, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Evaluasi Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI. yang akan penulis evaluasi antara lain : cadang pada PT. Mercindo Autorama BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI 4.1 Rencana Kerja Evaluasi 1. Menentukan Ruang Lingkup Mengingat begitu luasnya pembahasan mengenai evaluasi sistem informasi, maka penulis membatasi ruang

Lebih terperinci

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB 3 1. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini bersifat evaluatif dengan pendekatan melihat efektifitas dan efisiensi tata kelola IT yang dilaksanakan di Perpustakaan Nasional.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI), Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi informasi (TI) dan sistem informasi (SI), penggunaan komputer dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI CHAPTER 5

DAFTAR ISI CHAPTER 5 DAFTAR ISI DAFTAR ISI 2 CHAPTER 5 ANOTHER INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : CobiT 5.1 Pengantar COBIT... 3 5.2 Kerangka COBIT 4 5.3 Menggunakan COBIT untuk Menilai Pengendalian Intern... 6 5.4 Langkah-langkah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5

ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 ANALISIS PENGUKURAN KUALITAS PELAYANAN SISTEM INFORMASI PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 5 Instianti Elyana Program Studi Akademi Sekretaris dan Manajemen, ASM BSI Jakarta Jl. Jatiwaringin Raya No.18,

Lebih terperinci

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT. INDO BISMAR) Ronggo Alit 1, Okky Dewinta 2, Mohammad Idhom 3 Email: ronggoa@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki hampir pada semua bidang kehidupan terlebih kepada dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. dan memasuki hampir pada semua bidang kehidupan terlebih kepada dunia bisnis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi informasi telah berkembang pesat dan memasuki hampir pada semua bidang kehidupan terlebih kepada dunia bisnis, kesehatan dan pendidikan.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi distribusi pada PT Prima Cipta Instrument merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA Jamroni Program S2 Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl. Ring Road Utara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Berdasarkan hasil riset dan survei yang dilakukan oleh lembagalembaga konsultasi IT ternama, ternyata banyak investasi IT yang gagal atau memberikan manfaat

Lebih terperinci

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia

Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia Bab III Kondisi Teknologi Informasi PT. Surveyor Indonesia III.1 Latar Belakang Perusahaan PT Surveyor Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan usaha patungan dengan struktur pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya

Lebih terperinci

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) Pengertian Cobit COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN Munirul Ula, Muhammad Sadli Dosen Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA) Imanuel Susanto 1, Agustinus Fritz Wijaya 2, Andeka Rocky Tanaamah 3 1,2,3 Program Studi Sistem

Lebih terperinci

PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA

PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA (Assessment of Alignment between Business Objective and Information Technology

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini menjadi teknologi yang banyak diadopsi oleh hampir seluruh organisasi dan dipercaya dapat membantu meningkatkan efisiensi proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi pada zaman sekarang telah menjadi hal mutlak bagi siapapun. Teknologi informasi menghadirkan pilihan bagi setiap orang untuk dapat terhubung

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1)

LAMPIRAN A KUESIONER. Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) L1 LAMPIRAN A KUESIONER Menetapkan Dan Mengatur Tingkatan Layanan (DS1) 1 Setiap penggunaan sistem informasi harus melaksanakan aturan yang ditetapkan perusahaan 2 Pimpinan masing-masing unit organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi 1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi informasi diaplikasikan dalam suatu organisasi akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan

PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA. Logo perusahaan PEDOMAN MUTU PT YUSA INDONESIA Logo perusahaan DISETUJUI OLEH: PRESIDEN DIREKTUR Dokumen ini terkendali ditandai dengan stempel DOKUMEN TERKENDALI. Dilarang mengubah atau menggandakan dokumen tanpa seizing

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU)

EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) EVALUASI PENERAPAN TATA KELOLA WEBMAIL DENGAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA V PEKANBARU) Idria Maita 1, Nika Fitriani 2 Program Studi S1 Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources

Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Tugas Mata Kuliah Tata Kelola IT Maturity Attribute of COBIT AI5 Process: Procure IT Resources Oleh : Ariyan Zubaidi 23509025 MAGISTER INFORMATIKA SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang 1 Bab I Pendahuluan Dalam bab I ini akan dijelaskan latar belakang yang mendasari munculnya ide pembuatan rancangan IT Governance dengan mengacu pada kerangka kerja COBIT. Disamping itu akan dibahas juga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rekomendasi audit pengembangan teknologi informasi. 4.1 Evaluasi Hasil Pengujian & Laporan Audit BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang identifikasi kendali dan memperkirakan resiko, mengumpulkan bukti, mengevaluasi temuan, sampai dengan membuat rekomendasi audit pengembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) yang berkembang sangat cepat telah memasuki hampir semua bidang kehidupan, salah satunya dalam dunia bisnis. Penerapan TI dalam dunia bisnis

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT TIKI JALUR KENCANA NUGRAHA EKA KURIR (TIKI JNE) adalah Badan Usaha Milik Swasta yang didirikan pada tahun 1980, bertanggung jawab memberikan pelayanan jasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) pada awalnya hanya dimanfaatkan untuk menyelesaikan proses-proses manual yang terjadi pada suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1. Komite Audit dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) dalam perusahaan saat ini tidak lagi dipandang hanya sebagai penyedia layanan saja, tetapi lebih jauh lagi penerapan teknologi informasi

Lebih terperinci

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur *

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur * KINETIK, Vol.1, No.2, Agustus 2016, Hal. 101-106 ISSN : 2503-2259, E-ISSN : 2503-2267 101 Analisis Sumber Daya Manusia Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka Kerja COBIT 4.1 (Studi Kasus: Unit Pelaksana

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4. PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.1 Nurul Adhayanti 1, Dina Agusten 2, Wahyu Supriatin 3 1),3)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 Damar Rivaldi Zulkarnaen 1, Rizki Wahyudi 2, dan Andik Wijanarko 3 Program Studi Sistem Informasi 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring dengan perkembangan perangkat lunak yang semakin memasyarakatkan peran komputer itu sendiri. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan sistem informasi telah melewati 3 era evolusi model yang membawa perubahan bagi keselarasan antara strategi bisnis dengan strategi SI/TI, untuk setiap organisasi

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi (TI) saat ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat membantu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan best practice

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan best practice BAB III METODE PENELITIAN Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan best practice (Sarno, 2009: 147-163), yaitu: Penentuan Ruang Lingkup Audit Sistem Informasi, Pengumpulan Bukti, Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL

BAB V HASIL RANCANGAN MODEL BAB V HASIL RANCANGAN MODEL V.1 Hasil Rancangan Model IT Governance SI Hasil rancangan model IT Governance seperti pada gambar IV.1 secara umum dapat diterapkan pada pperusahaan. Untuk lebih jelasnya lihat

Lebih terperinci

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA Pengertian Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2) 1) Kabag PM, Dosen Teknik Informatika STMIK Atma Luhur Pangkalpinang 2)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI

LAMPIRAN 1 KUESIONER. PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI L1 LAMPIRAN 1 KUESIONER Pilihan Jawaban : 1 : Tidak Setuju 2 : Kurang Setuju 3 : Setuju 4 : Sangat Setuju PO 1 : Define a strategic IT Plan Pendefinisian Perencanaan Strategi TI Maturity Level 0 : Non-existent

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/8/PBI/2003 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era modernisasi saat ini pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam mengoptimalisasikan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO

BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO BAB II DESKRIPSI PT BANK INDEX SELINDO 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan Bank Index adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) didirikan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1992, dan mulai resmi beroperasi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN BAB II TINJAUAN LOKASI PENELITIAN A. PT. MPM Finance PT. Elbatama Securindo didirikan di Jakarta sebagai perusahaan sekuritas. Pada tanggal 6 Juli 1990, perusahaan memperoleh pengesahan Menteri Kehakiman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada awal abad 21, sejak munculnya kasus Enron yang menghebohkan kalangan dunia usaha. Meskipun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan didalam dunia bisnis semakin ketat sehingga berbagai cara dilakukan oleh perusahaan agar mampu bersaing dengan para kompetitornya. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk R & D Center merupakan salah satu unit bisnis pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pengelolaan unit bisnis yang ada di PT. Telekomunikasi

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan UIR telah mengaplikasikan Software Senayan untuk mendukung pekerjaannya seperti dalam proses peminjaman dan pengembalian buku. Senayan merupakan perangkat

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna Rini Astuti Unit Sumber Dya Informasi Institut Teknologi Bandung riniastuti2001@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE Aullya Rachmawati1), Asro Nasiri2) 1,2) Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI 1 Detty Purnamasari, 2 Dessy Wulandari A.P. 1,2 Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No.100 Depok Indonesia E-mail: {detty,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang pesat menjelang abad 21 tidak hanya membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya, tetapi juga informasi yang dapat mendukung

Lebih terperinci