BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka semakin ketat pula persaingan usaha yang terjadi terutama di industri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. ini, maka semakin ketat pula persaingan usaha yang terjadi terutama di industri"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini, maka semakin ketat pula persaingan usaha yang terjadi terutama di industri manufaktur. Sehingga para pelaku industri harus terus melakukan perbaikkanperbaikkan pada setiap bidang yang mendukung keberhasilan kegiatan suatu perusahaan. Terutama pada perkembangan industri kabel, dimana semakin dibutuhkannya kabel sebagai penunjang aktivitas manusia, sehingga permintaan kabel terus meningkat setiap tahunnya, dan membuat persaingan di industri kabel menjadi lebih sulit. PT. Sucaco tbk merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur kabel. Produk kabel yang dihasilkan sangat beragam jenisnya, yaitu, kabel bertegangan rendah, kabel bertegangan menengah, kabel bertegangan tinggi, kabel telepon, dan kabel fiber optik. Dimana dari setiap jenis kabel tersebut dibedakan kembali berdasarkan besar ukuran diameter kabel, campuran pemakaian bahan baku, dan penggunaan fungsi dari kabel tersebut. Dengan jenis produk yang sangat banyak, sehingga dibutuhkan bahan baku yang berbeda-beda pula, baik itu dari jenisnya dan jumlah yang akan digunakan. Untuk itu diperlukan kebijakkan yang tepat dalam mengelola persediaan kebutuhan bahan baku, dalam hasil wawancara yang dilakukan dengan supervisor pada bagian

2 2 produksi untuk jenis kabel tegangan rendah, diketahui bahwa selama ini perusahaan memesan bahan baku masih menggunakan cara yang sederhana, dimana besarnya ukuran lot pemesanan dama dengan jumlah permintaan dari bahan baku tersebut. Seperti yang kita ketahui pada umumnya, metode atau pola pemesanan yang digunakan sekarang ini akan menimbulkan biaya yang cukup besar, sehingga diperlukan tindakkan evaluasi terhadap metode tersebut dengan menggunkan metode wagner within. Dimana metode ini memiliki perhitungan ukuran lot dengan prosedur optimasi program linear yang bersifat matematis. Sehingga dalam hal ini dapat diperoleh hasil yang lebih baik dari sebelumnya. 1.2 Identifikasi dan Perumusahan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada PT. Sucaco tbk, dapat diketahui bahwa perusahaan mengalami beberapa permasalahan yang berhubungan dengan proses pengadaan bahan baku. Untuk memperjelas permasalahan tersebut, maka digunakan perumusan permasalahan berupa pertanyaan sebagai berikut: Berapakah jumlah besarnya ukuran lot pemesanan yang harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan? Bagaimanakah menentukan pola pemesanan bahan baku yang sesuai dengan permintaan? Berapakah biaya-biaya yang diperlukan dalam proses pemesanan bahan baku hingga digunakan?

3 3 1.3 Ruang Lingkup Untuk menunjang penelitian pada PT SUCACO tbk supaya dapat lebih terfokuskan, maka perlu ditentukan ruang lingkup dari objek yang akan digunakan sebagai berikut: Produk yang dijadikan bahan penelitian adalah kabel berjenis tegangan rendah, yang selalu mengalami pemesanan dari Juni 2007 sampai Mei Diasumsikan bahwa proses pengiriman bahan baku berjalan dengan lancar, dan tidak mengalami kerusakan selama pegiriman. Diasumsikan proses produksi berjalan dengan lancar tanpa mengalami gangguan fatal yang dapat menghentikan jalannya produksi, seperti kerusakan mesin, pemadaman listrik, dan kejadian yang diluar perkiraan. Produk yang dijadikan penelitian adalah NYA, NYY, dan NYFGBY. 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian ini adalah: Mengetahui ukuran lot pemesanan bahan baku yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan. Mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memesan bahan baku sehingga dapat meminimasi biaya. Mengetahui jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memesan bahan baku.

4 4 Manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian adalah: o Hasil dari penelitian dapat memberikan masukkan kepada perusahaan dalam pemesanan bahan baku, sehingga dapat mengurangi biaya-biaya yang ada. o Hasil dari penelitian dapat memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. 1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1`Sejarah Singkat Perusahaan Didirikan pada tanggal 9 November 1970 di Jakarta dengan nama PT. SUPREME CABLE MANUFACTURING CORPORATION (PT. SUCACO). Perseroan menjalankan usahanya dalam rangka Undang-Undang No.6 tahun Undang-Undang No. 12 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri. Dengan kantor pusatnya pada saat ini terletak pada Jalan Kebon Sirih No. 71 Jakarta Pusat, sedangkan pabrik terletak di Desa Semanan Jl. Daan Mogot Km. 16 Cengkareng Jakarta Barat. Menekuni bisnis kabel selama lebih dari 30 tahun, PT. SUPREME CABEL MANUFACTURING COORPORATION Tbk atau yang lebih dikenal dengan PT. SUCACO Tbk telah tumbuh secara mantap umtuk menjadi salah satu produsen kabel terbesar dan terkemuka di Indonesia, dengan total penjualan mencapai Rp 1 triliyun per tahun serta reputasi internasional untuk mutu dan keandalan. Pada tahun permulaan setelah berdirinya, produksi yang dihasilkan perusahaan ini terdiri dari kabel-kabel listrik tegangan rendah dan formika. Kemudian

5 5 sejalan dengan kemampuan dan pengalaman perusahaan asing terkemuka seperti antara lain dengan : 1. The Furukawa Electric Company Ltd. Japan 2. Sumitomo Electric Industries Ltd. Japan 3. I.E.S.C. New York USA Maka lambat laun mampu diproduksi sendiri kabel telepon (sejak tahun 1975), kabel listrik sampai dengan 15 KV (tahun 1976), kabel Enamelled (tahun 1977), kabel konduktor aluminium (tahun 1976), dan pada tahun 1981 Perusahaan telah mampu produksi kabel listrik tegangan menengah dan tinggi dengan 77 KV. Hasil karya tersebut semata-mata dikerjakan langsung oleh tenaga Indonesia (tidak terdapat tenaga asing dalam PT. SUCACO sampai saat ini). Hasil produksi dari PT. SUCACO Tbk ini memenuhi berbagai standar nasional maupun internasional, seperti SNI, SPLN, SII, STEL-K, IEC, ICEA/NEMA, JIS, BS, AS, REA, dll., atau disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Adapun bidang usaha yang dilakukan yaitu memproduksi : 1. Electrical Power Cables (kabel listrik), yaitu : Bare Conductors Overhead Conductors PVC Low Voltage Cables Industrial Cables XLPE Low Voltage Cables XLPE Medium Voltage Cables (up to 35 kv)

6 6 XLPE High Voltage Cables (up to 150 kv) 2. Telecomunications Cables (kabel telekomunikasi), yaitu : Aerial Cable Drop Wire Burial Cables PCM Cable Duct Cables (with Solid or Foam Skin Insulation/Jelly Field or Air Core) Direct Buried Cables (with Solid or Foam Skin Insulation) 3. Enameled Wires (kawat enamel), yaitu : Polyvinyl Formal Copper Wire (PVF) Polyester imide Copper Wire (EIW) Polyester Copper Wire (PEW) Polyurethane Copper Wire (UEW) Polyester Nylon Copper Wire (PEW-N) Polyester Amide Imide Copper Wire (PEW-AI) Selain menjadi salah satu pemain utama di pasar domestik, PT. SUCACO Tbk juga mengekspor produk ke pasar mancanegara, antara lain Australia, Selandia Baru, Brazil, Singapura, Hongkong, Thailand, Philipina, Vietnam, Nepal, Sri Lanka, Bangladesh, Iran, Kepulauan Solomon, Madagaskar, dan Uni Emirat Arab.

7 Proses Produksi Secara Umum Berikut merupakan proses produksi yang dilakukan untuk menhasilkan kabel adalah: 1) Proses drawing Merupakan proses penarikan kawat alumunium dengan menggunakan beberapa dies dari ukuran diameter supply sampai diameter kawat yang diinginkan, yang nantinya untuk membuat penghantar berbentuk bulat. 2) Proses annealing Merupakan proses pemanasan kawat conductor yang dihasilkan dari proses drawing dengan tujuan untuk meghasilkan kawat yang mempunyai kelunakan tertentu. 3) Proses stranding Merupakan proses pemilinan kawat Al/Cu untuk membuat conductor dengan jumlah tertentu (7 kawat atau lebih) dipilin bersama-sama dalam bentuk bulat (round), bulat padat (compact) dengan arah atau langkah pilin, diameter conductor dan lay pict tertentu. 4) Proses insulating Merupakan proses pemberian lapisan isolasi melalui tiga proses ekstursi sekaligus, yaitu Inner Semi Conductor, Insulation, Outer Semi Conductor.

8 8 5) Proses sheating Merupakan proses pemberian lapisan/selubung dalam, tengah atau luar yang dilakukan secara ekstrusi sehingga menutupi celah-celah/lapisan sebelumnya dengan menggunakan bahan sejenis plastic PVC dan PE. 6) Proses armouring Merupakan proses pemberian lapisan pelindung dari kerusakan mekanis yang dilakukan secara helical sedemikian rupa, sehingga menutupi celah-celah bagian dalam. Material yang dipakai adalah Steel Tape. 7) Proses screening Merupakan proses pemberian lapisan pelindung dari gangguan elektris yang dilakukan secara helical sedemikian rupa, sehingga menutupi celah-celah bagian dalam. Pada proses ini memakai: Cooper Tape, Walter Blocking Tape, Binder Tape/Pita Warna. 8) Proses Insulating Silane Merupakan proses pembungkusan conductor dengan menggunakan campuran Material LDPE, Catalyst, VTMOS, BHT, DCP dalam perbandingan tertentu dengan cara diekstrusi bersama-sama sedemikian rupe sehingga menutupi celah-celah conductor. 9) Proses Metalic Sheating Merupakan proses pemberian lapisan pelindung dari kerusakan mekanis yang dilakukan secara ekstrusi sedemikian rupa, sehingga menutupi lapisan sebelumnya dengan menggunakan bahan dari Lead Alloy (timah).

9 9 10) Proses Cabling Merupakan proses cabling yaitu proses pemilinan conductor berjumlah 2 inti atau lebih yang dipilin secara bersama-sama menjadi satu dengan arah dan jarak pilin tertentu. 11) Proses Corrugating Merupakan proses pemberian lapisan pelindung mekanis yang dilakukan sedemikian rupa berbentuk pipa gelombang sehingga menutupi lapisan sebelumnya dengan bahan metal (tembaga, aluminium, stainless, baja). 12) Proses Rewinding Merupakan proses rewinding yaitu proses membagi /menggulung kawat (Al/Cu) dari supply yang ada digulung sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, dengan tujuan agar kawat yang dihasilkan dapat diproses lanjut Pemakaian Bahan Baku Dan Arti Kode Bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tembaga, dan terdapat juga bahan baku penolong sebagai campuran untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Karena produk yang dihasilkan sangat banyak jenisnya, maka perusahaan menggunakan kode-kode untuk membedakan produk-produknya, adapun kode yang dimaksud: N : Kabel jenis standar, dengan tembaga sebagai penghantar NA : Kabel jenis standar dengan aluminium sebagai penghantar

10 10 Y : Isolasi PVC (polyvinychoride) 2X : Isolasi XLPE (Cross-linked polyethylene) 2Y : Isolasi PE (Polyethylene) R : Kawat baja bulat (round) F : Kawat baja pipih (flat) GB : Spiral pita baja B : Pita baja NFA : Kabel dipilin jenis standar, dengan alumunium sebagai penghantar T : Penggantung dari kawat baja SE : Lapisan pita tembaga pada masing-masing urat (core) SE : Lapisan pita tembaga C : Penghantar tembaga konsentris CE : Penghantar tembaga konsentris pada bagian luar masing-masing A : Kawat isolasi Y : Selubung PVC 2Y : Selubung PE re : Penghantar padat bulat (single wire) se : Penghantar padat bentuk sektor sm : Pengahantar padat dipilin bentuk sektor cm : Penghantar dipadatkan berkawat banyak sehingga menjadi compact -I : Kabel dengan sistem pengenal warna core dengan warna hijau -O : Kabel dengan sistem pengenal warna core tanpa hijau kuning

11 11 M : Isolasi PVC AAAC : Penghantar alumunium paduan sebagai penghantar S : Selubung XLPE K : Selubung lead (timah) Struktur Oganisasi Prusahaan PT SUCACO merupakan perusahaan kabel yang cukup besar, untuk menjaga kelancaran aktivitas perusahaan dan mendukung berjalannya roda perusahaan, maka diperlukan struktur organisasi. Struktur organisasi ini juga dimaksudkan agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengambilan keputusan dan memperjelas tugas dan tanggung jawab serta wewenang setiap orang dalam perusahaan. Perusahaan menggunakan struktur organasasi fungsional, dimana setiap departemen yang ada memiliki tanggung jawabnya masing-masing, sehingga tugas yang dikerjakan menjadi jelas. Berikut adalah gambar struktur organisasi yang berlaku saat ini.

12 Gambar 1.1 Struktur Organisasi 12

13 13 Adapun tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing jabatan adalah: President Director Menyusun kebijakan dan peraturan perusahaan Melakukan pengawasan kepada Vice President Director dan Director preusan Bertugas memimpin dan bertanggung jawab terhadap kegiatan yang dilaksanakan atas nama perusahaan di dalam ataupun diluar preusan Mengelola kegiatan operasi perusahaan. Vice President Director Melakukan pengawasan kepada Director perusahaan Mengkoordinasi tugas para Director. Corporate Secretary Mengelola dan menyimpan dokumen-dokumen perusahaan Menyiapkan dokumen atau persyaratan administrasi perusahaan. Sales dan Marketing Director Menyusun rencana kerja departemen Sales dan Marketing Memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi jalannya kegiatan Sales dan Marketing Menganalisa bersama General Manager tentang perkembangan Sales dan Marketing serta menentukan strategi perusahaan berdasarkan situasi dan kondisi pasar.

14 14 Power Cable Manufacturing Director Menyusun rencana kerja untuk produksi power cable Memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi jalannya kegiatan produksi power cable Berperan sebagai representator dan membantu Direksi utama untuk menginspirasikan kepemimpinan dan keteladanan dalam mengimplementasikan program atau kebijakan Direksi Utama atau perusahaa Merumuskan kebijakan direktorat Melaksanakan review dan evaluasi terhadap sasaran departemen Menetapkan kebijakan, mengendalikan, dan memimpin Plant Manager atau G.M bagian-bagian atau fungsi terkait dalam program-program pengendalian, perbaiakan dalam hal efisiensi dan peningkatan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dari mesin-mesin dan peralatan produksi Dibantu oleh Plant Manager atau G.M untuk memonitoring dan menetapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan dan meminimalisasi biaya produksi Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kapasitas atau kapabilitas produksi dan tingkat kapabilitas mutu dengan berlandaskan kebijakan perusahaan. Small Cable dan Telephone Cable Manufacturing Director Menyusun rencana kerja untuk produksi small cable dan telephone cable

15 15 Memimpin,mengawasi, dan mengkoordinasi jalannya kegiatan produksi small cable dan telephone cable Berperan sebagai representator dan membantu Direksi Utama untuk menginspirasikan kepemimpinan dan keteladanan dalam mengimplementasikan program atau kebijakan Direksi Utama atau perusahaan Merumuskan kebijakan direktorat Melaksanakan review dan evaluasi terhadap sasaran departemen Menetapkan kebijakan, mengendalikan, dan memimpin Plant Manager atau G.M bagian-bagian atau fungsi terkait dalam program-program pengendalian, perbaiakan dalam hal efisiensi dan peningkatan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dari mesin-mesin dan peralatan produksi Dibantu oleh Plant Manager atau G.M untuk memonitoring dan menetapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan dan meminimalisasi biaya produksi Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kapasitas atau kapabilitas produksi dan tingkat kapabilitas mutu dengan berlandaskan kebijakan perusahaan. Enamelled Wire Director Menyusun rencana kerja untuk produksi enamelled wire manufacturing Memimpin,mengawasi, dan mengkoordinasi jalannya kegiatan produksi enamelled wire manufacturing

16 16 Berperan sebagai representator dan membantu Direksi Utama untuk menginspirasikan kepemimpinan dan keteladanan dalam mengimplementasikan program atau kebijakan Direksi Utama atau perusahaan Merumuskan kebijakan direktorat Melaksanakan review dan evaluasi terhadap sasaran departemen Menetapkan kebijakan, mengendalikan, dan memimpin Plant Manager atau G.M bagian-bagian atau fungsi terkait dalam program-program pengendalian, perbaiakan dalam hal efisiensi dan peningkatan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dari mesin-mesin dan peralatan produksi Dibantu oleh Plant Manager atau G.M untuk memonitoring dan menetapkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan dan meminimalisasi biaya produksi Melaksanakan upaya-upaya peningkatan kapasitas atau kapabilitas produksi dan tingkat kapabilitas mutu dengan berlandaskan kebijakan perusahaan. Finance dan Accounting Director Mengendalikan seluruh aktivitas yang berkaitan dengan keuangan perusahaan Bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan pengolahan data akuntansi dan memeriksa kebenaran bukti-bukti transakasi Melaporkan aktivitas keuangan dalam laporan keuangan

17 17 HRD dan Supporting Director Memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasi semua karyawan Menyusun rencana pelatihan seperti pelatihan keselamatan kerja untuk karyawan. Manager Menetapkan, menyetujui rencana pembebanan mesin beserta tanggal penyerahan produk jadi Melakukan monitoring dan evaluasi umum atas kesiapan kebutuhan itemitem untuk terlaksananya order produksi, seperti : kesiapan bahan baku, mesin, operator dan tools Memimpin pengevaluasian atas pencapaian hasil proses produksi secara periodik dan memberikan arahan atau strategi pada bawahannya untuk memastikan penyelesaian tahap order berikutnya Melakukan koordinasi, analisa dan evaluasi atas data kinerja mutu produk hasil proses Melakukan koordinasi untuk terlaksananya perbaikan Melaksanakan evaluasi dan analisa atas kinerja waste Melakukan tindakan dan melaksanakan perbaikan atas kinerja waste produksi dimensi dan perbaikan bahan Memastikan bahwa semua investaris perusahaan yang digunakan pada semua unit kerja yang ada di departemennya terdaftar dengan baik dan jelas penanggung jawabnya

18 18 Menilai dan mengevaluasi atas aktivitas penyediaan fasilitas serta pemeliharaan keselamatan dan kebersihan lingkungan kerja dengan menerapkan 5-R Melakukan pemantauan atas pengaruh proses produksi terhadap keamanan dan kenyamanan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Tahap awal dalam perencaan produksi ini dapat dilakukan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut. Tahap awal dalam perencaan produksi ini dapat dilakukan dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Perkembangan industri sekarang ini semakin pesat sehingga menimbulkan persaingan yang semakin ketat khususnya di antara para produsen barang sejenis. Persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kiat-kiat khusus agar dapat bertahan di tengah arus globalisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kiat-kiat khusus agar dapat bertahan di tengah arus globalisasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini dunia industri dan jasa harus mempunyai kiat-kiat khusus agar dapat bertahan di tengah arus globalisasi. Belum lagi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang pesat, industri-industri terus berusaha. meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan teknologi yang pesat, industri-industri terus berusaha. meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkannya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era persaingan industri yang semakin global disertai perkembangan teknologi yang pesat, industri-industri terus berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Daftar Riwayat Hidup. Kartu Mata Kuliah. Surat Keterangan Survey Tugas Akhir

LAMPIRAN A. Daftar Riwayat Hidup. Kartu Mata Kuliah. Surat Keterangan Survey Tugas Akhir 111 LAMPIRAN A Daftar Riwayat Hidup Kartu Mata Kuliah Surat Keterangan Survey Tugas Akhir SURAT KETERANGAN SURVEY TUGAS AKHIR 114 115 LAMPIRAN B Faktor Batas Kendali Peta Variabel FAKTOR BATAS KENDALI

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. KARYA KABEL TALIARTA

BAB II PROFIL PT. KARYA KABEL TALIARTA BAB II PROFIL PT. KARYA KABEL TALIARTA 2.1 Latar Belakang Berdirinya PT. Karya Kabel Taliarta PT. Karya Kabel Taliarta mengawali produksi kabel mobil (Auto Wire) dan kabel NYZ..Twin Round di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA

BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA Dalam membuat atau memproduksi kabel listrik memerlukan suatu langkah langkah yang menggunakan alat alat / mesin mesin untuk mendukung, adapun urutan

Lebih terperinci

Perencanaan Proses Produksi. : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya

Perencanaan Proses Produksi. : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya Layout EM 150 71 72 Perencanaan Proses Keterangan gambar : : ruang lingkup departemen PPC : kegiatan yang menjadi bagian proses didepannya 73 Arti Kode Pengenal untuk Kabel Listrik Kode Huruf N NA NFA

Lebih terperinci

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi kepuasan dan memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman dewasa ini menuntut berkembangnya perindustrian pula. Perkembangan dunia industri dewasa ini menuntut banyak perusahaan untuk memberikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan dinamis dari hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang terjadinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia dipenuhi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia dipenuhi dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia dipenuhi dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dalam dunia industri juga terasa semakin meningkat

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi, tingkat persaingan yang terjadi di dunia industri mengalami peningkatan. Hal ini berarti tingkat persaingan tidak hanya terjadi antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kita merupakan salah satu negara industri yang masih berkembang. Perkembangan industri di Indonesia dari tahun ke tahun berkembang dengan pesat, seiring

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004

Training Center ISSUED - 4/17/2004 ISSUED - 4/17/2004 1 Tujuan Peserta dapat memahami jenis spesifikasi kabel tembaga dan asesoris yang digunakan di TELKOM, sehingga diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan prosedur instalasi dan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di PT. Furin Jaya Co. LTD. Perusahaan ini bergerak dalam bidang manufaktur yang memproduksi semua tipe kabel baik

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2017 PT KMI Wire and Cable Tbk 1 Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2017 877 Ekuitas Per

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAAN 4.1 Profil Perusahaan Perseroan didirikan tanggal 9 November 1970 di Jakarta dengan nama PT. SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE (PT SUCACO Tbk) berdasarkan akte Notaris

Lebih terperinci

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu unsur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu unsur penting penggerak ekonomi bangsa. Hal tersebut nampak pada banyaknya namanama pemain baru

Lebih terperinci

Jenis Bahan Konduktor

Jenis Bahan Konduktor Jenis Bahan Konduktor Bahan bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.

Lebih terperinci

PT KMI Wire and Cable Tbk

PT KMI Wire and Cable Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUN 2018 PT KMI Wire and Cable Tbk Perusahaan Berdiri Tahun 1972 Sebagai PMA Jerman Luas Pabrik 10 ha Perusahaan Terbuka 8 Juni 1992 Jumlah Karyawan Per 31 Maret 2018 895 Ekuitas Per 31

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Pelanggan Listrik di Indonesia. Sumber: website PT. PLN (2013) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, listrik di Indonesia dikelola oleh PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara. Sumber pembangkit tenaga listrik yang diusahakan oleh PT. PLN (Persero) sampai sekarang

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: PERANCANGAN KABEL TELEPON UDARA UK.100 x 2 x 0.6 mm di PT. SUCACO Tbk. DENGAN MENENTUKAN DIAMETER ISOLASI SESUAI STEL K - 001-2003. Versi 2.1 Yohanes Bayu Kristanto 1, Mudrik alaydrus 2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi

Lebih terperinci

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH

Lebih terperinci

INJ - 24 x 1 Single Core Heatshrinkable Cable Joint

INJ - 24 x 1 Single Core Heatshrinkable Cable Joint FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ - 24 x 1 Single Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : INSTALASI ISOLASI KABEL TEGANGAN LISTRIK JUMLAH INTI UKURAN KONDUKTOR

Lebih terperinci

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia

Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia Public Expose 2013 Jakarta, 27 Juni 2013 1 PEMEGANG SAHAM Jumlah Persentase Nama Pemegang Saham Saham Kepemilikan Pengendali : Javas Premier Venture Capital Limited, Malaysia 1.991.145.000 49,7% Non Pengendali

Lebih terperinci

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Jaringan Lokal

Lebih terperinci

Makalah Seminar Kerja Praktek

Makalah Seminar Kerja Praktek Makalah Seminar Kerja Praktek PENGUJIAN KABEL TANAH 3 INTI BERISOLASI XLPE DAN BERSELUBUNG PVC DENGAN TEGANGAN PENGENAL 12/20 (24) KV MENGGUNAKAN SPLN 43-5-4 : 1995 DAN 39-1 : 1981 DI QUALITY CONTROL LOW

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1503, 2014 KEMENPERIN. SNI. Baja. Pemberlakuan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84/M-IND/PER/10/2014 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN TEMBUS KABEL INSTALASI LISTRIK

ANALISIS TEGANGAN TEMBUS KABEL INSTALASI LISTRIK ISSN 1412 3762 http://jurnal.upi.edu/electrans ELECTRANS, VOL.13, NO.1, MARET 2014, 89-98 ANALISIS TEGANGAN TEMBUS KABEL INSTALASI LISTRIK Zikra Rufina, I Wayan Ratnata, Hasbullah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI 83 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran

Lebih terperinci

5

5 BAB II TEORI PERFORMANSI JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 931 ELASTIC SLIP-ON SINGLE CORE TERMINATION ELTI - 1C - ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 1C - ND (Gambar Outdoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT

MATERIAL TEKNIK. 2 SKS Ruang B2.3 Jam Dedi Nurcipto, MT MATERIAL TEKNIK 2 SKS Ruang B2.3 Jam 8.40-11.10 Dedi Nurcipto, MT dedinurcipto@dsn.dinus.ac.id Perbedaan struktur logam dan non logam Perbedaan yang sangat mendasar antara bahan logamdibanding dengan bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik dikatakan sebagai kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 932 ELASTIC SLIP-ON THREE CORE TERMINATION ELTI - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk :

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015

Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 11 Agustus 2015 Paparan Publik Tahunan Jakarta, 11 Agustus 2015 KAPASITAS PRODUKSI 2015 Produk Peleburan Metric Ton/Tahun Kawat Tembaga 15,000 MT Kawat Aluminium 12,000 MT Produk Kabel Kabel Listrik Tembaga 26,000 MT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia yang semakin pesat, mendorong setiap perusahaan mengembangkan kemampuan bersaingnya dalam berbagai hal. Perusahaan yang berhasil

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah PT. Ewindo yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah PT. Ewindo yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah PT. Ewindo yang beralamat di Jl. Cimuncang No.68 Bandung. Adapun penjelasan mengenai objek penelitian

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK)

PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) POKOK BAHASAN Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik Jaringan fisik berdasarkan cara pemasangan Jaringan fisik berdasarkan fungsi penggunaan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah permintaan kabel listrik di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 kenaikan permintaan kabel di Indonesia meningkat sebesar

Lebih terperinci

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015 PENJUALAN TAHUN 2014 Pada tahun 2014 Perusahaan membukukan penjualan sebesar Rp. 2.384 milyar, turun sebesar 7% dari penjualan

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016

Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Paparan Publik Tahun 2016 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk Jakarta, 10 Agustus 2016 Profil Perusahaan 1. PT KMI Wire and Cable Tbk didirikan tahun 1972 2. Kantor dan pabrik terletak di atas tanah seluas ± 10

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT Kabelindo Murni, Tbk bergerak dalam bidang industri pembuatan kabel listrik, kabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT Kabelindo Murni, Tbk bergerak dalam bidang industri pembuatan kabel listrik, kabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM 1. Sejarah PT Kabelindo Murni, Tbk PT Kabelindo Murni, Tbk bergerak dalam bidang industri pembuatan kabel listrik, kabel telepon serta yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 34 BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Perkembangan Perusahaan 3.1.1 Latar Belakang PT.TEMBAGA MULIA SEMANAN Tbk, didirikan pada taggal 3 Februari 1977. Sesuai dengan Undang-Undang Penanaman Modal asing

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103/PMK.011/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103/PMK.011/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PEMBUATAN KABEL

Lebih terperinci

BAB 4 HAS IL DAN PEMBAHAS AN. pengumpulan data-data baik Soft Information (perkiraan maupun pendapat dari staf QC)

BAB 4 HAS IL DAN PEMBAHAS AN. pengumpulan data-data baik Soft Information (perkiraan maupun pendapat dari staf QC) BAB 4 HAS IL DAN PEMBAHAS AN 4.1. Pengumpulan Data Selama melakukan studi kasus ke PT. Kabelindo Murni Tbk, dilakukan pengumpulan data-data baik Soft Information (perkiraan maupun pendapat dari staf QC)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai perusahaan kabel nasional terkemuka, PT Kabel XYZ Tbk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai perusahaan kabel nasional terkemuka, PT Kabel XYZ Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai perusahaan kabel nasional terkemuka, PT Kabel XYZ Tbk memasok hasil produksinya untuk memenuhi kebutuhan dalam maupun luar negeri. Perusahaan ini merupakan

Lebih terperinci

DasarJaringan Komunikasi

DasarJaringan Komunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya DasarJaringan Komunikasi Modul 5: Media Transmisi Fisik Prima Kristalina PENS (Maret 2015) POKOK BAHASAN 1. Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik 2. Jaringan fisik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PT. Dwi Naga Sakti Abadi yang beralamat di jalan Daan Mogot Km.19 No.36, Jurumudi-Batuceper

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Narogong Km 16, Cileungsi - Bogor.

BAB III METODE PENELITIAN. terletak di Jalan Raya Narogong Km 16, Cileungsi - Bogor. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Objek Penelitian Yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Voksel Electric Tbk yang terletak di Jalan Raya Narogong Km 16, Cileungsi - Bogor. 3.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan Kabel Terbesar Di Dunia Pada Tahun Nama Perusahaan. Nexans Perancis $7.3 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kabel merupakan salah satu industri yang berperan penting dalam pembangunan infrastruktur listrik di suatu negara. Salah satu perusahaan kabel tertua di dunia

Lebih terperinci

Endi Dwi Kristianto

Endi Dwi Kristianto Fiber Optik Atas Tanah (Part 3) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengendalian Proyek Suatu kegiatan pengawasan/monitoring suatu Proyek supaya proyek bisa berjalan dengan lancar dan mendapatkan mutu yang baik, penggunaan biaya dan

Lebih terperinci

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI

INSTALASI CAHAYA. HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI INSTALASI CAHAYA HASBULLAH, S.Pd. MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI JENIS INSTALASI LISTRIK Menurut Arus listrik yang dialirkan 1. Instalasi Arus Searah (DC) 2. Instalasi Arus Bolak-Balik (AC) Menurut Pemakaian

Lebih terperinci

FASTINDO Connecting Power

FASTINDO Connecting Power FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 936 HEATSHRINK THREE CORE TERMINATION APLIKASI PRODUK TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR JENIS ISOLASI KABEL MATERIAL KONDUKTOR APLIKASI Untuk 6 s/d

Lebih terperinci

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1

Training Center ISSUED - 4/17/2004 1 ISSUED - 4/17/2004 1 Terminasi Terminasi kabel tembaga merupakan bagian penting dari sistem jaringan telekomunikasi. Terminasi dilakukan ditempat-tempat seperti : RPU / MDF RK KP / DP KTB (Kotak Terminal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Identifikasi Partial Discharge (PD) pada isolasi kabel input motor dengan tegangan dan frekuensi tinggi menjadi suatu metode diagnosa yang sangat penting dalam dunia

Lebih terperinci

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV Fariz Dwi Pratomo NRP 2209105044 Dosen Pembimbing IG Ngurah Satriyadi Hernanda, ST, MT Dr.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan yang sangat tinggi antara pelaku industri dalam meraih pasar yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bebas ini, banyak sekali industri yang memiliki hasil produksi yang sama antara satu dengan yang lainnya. Hal ini menimbulkan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. PENDAHULUAN Energi listrik pada umumnya dibangkitkan oleh pusat pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari tempat para pelanggan listrik. Untuk menyalurkan tanaga listik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Proses Penyaluran Tenaga Listrik Gambar 2.1. Proses Tenaga Listrik Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkitan yang menggunakan energi potensi mekanik (air, uap, gas, panas

Lebih terperinci

ANALISA PENGUJIAN SIFAT MEKANIK OPTICAL PHASA CONDUCTOR BUATAN UNTUK KONDISI IKLIM TROPIS INDONESIA ABSTRAK

ANALISA PENGUJIAN SIFAT MEKANIK OPTICAL PHASA CONDUCTOR BUATAN UNTUK KONDISI IKLIM TROPIS INDONESIA ABSTRAK ANALISA PENGUJIAN SIFAT MEKANIK OPTICAL PHASA CONDUCTOR BUATAN UNTUK KONDISI IKLIM TROPIS INDONESIA Syamsudin Rahardjo*, Solechan**, Rubijanto JP*** *Laboratorium Proses Produksi Teknik Mesin-Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dalam dunia industri semakin kompetitif. Menuntut perusahaan untuk mampu menyusun sebuah strategi yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

2011, No Daya Saing lndustri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2011; c. bahwa dalam rangka pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah atas imp

2011, No Daya Saing lndustri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2011; c. bahwa dalam rangka pemberian Bea Masuk Ditanggung Pemerintah atas imp BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.421, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Bea Masuk Ditanggung Pemerintah. Impor. Barang dan Bahan.Kabel Serat Optik. Tahun Anggaran 2011. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP PENGHANTAR LISTRIK NFA2X 2x10mm rm 0.6/1kV SKRIPSI RUDY TRIANDI 0706199874 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK DESEMBER 2010 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. Public Expose 23 Mei 2017

PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. Public Expose 23 Mei 2017 PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk Public Expose 23 Mei 2017 Tentang Perseroan 9 November 1970 : Perseroan didirikan 2 Oktober 1972 : Perseroan memulai produksi komersial dengan memproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Flowchart Pengambilan Data Winding Cu-Cu Winding Cu-Cu Bagian Elektrik Bagian Elektrik Kumparan Kumparan Inti Besi Inti Besi Bagian Mekanik Bagian Mekanik Selesai

Lebih terperinci

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).

Lebih terperinci

Surat Permintaan Harga (SPH) / Request For Quotation (RFQ)

Surat Permintaan Harga (SPH) / Request For Quotation (RFQ) Harga Gross Price 0000000001 12000984 CABLE, POWER, ELECTRICAL: MGCG 2X1.5 MM M 1.000 2X1.5 MM2; 0.6/1 KV; STRANDED TINNED COPPER POLYCHLOROPRENE RUBBER OUTER SHEATED FOR SHIP WIRING; SPECIFICATION;DIN

Lebih terperinci

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016

PUBLIC EXPOSE. PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk. 31 Mei 2016 PUBLIC EXPOSE PT SUPREME CABLE MANUFACTURING & COMMERCE Tbk 31 Mei 2016 TENTANG PERSEROAN 9 November 1970 : Perseroan didirikan 2 Oktober 1972 : Perseroan memulai produksi komersial dengan memproduksi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Super Steel Indah adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri baja yang didirikan pada tahun 1973 dimana perusahaan ini

Lebih terperinci

PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK

PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK PERHITUNGAN TERMIS DAN KEMAMPUAN HANTAR ARUS KABEL BAWAH TANAH 20 KV PADA PT.PLN (PERSERO) AREA PONTIANAK Ahmad Mohajir Lutfhi Program Studi Teknik Elektro Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008

Protection on Electrical Power System. Hasbullah Bandung, Juni 2008 Protection on Electrical Power System Hasbullah Bandung, Juni 2008 Latar Belakang Saluran tenaga listrik merupakan bagian sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan Gangguan yang terjadi dapat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE 32 BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN DATA WAREHOUSE 3.1 Metode Analisis dan Perancangan Ada beberapa metode analisis yang digunakan untuk membangun suatu data warehouse. Metode analisis yang dapat diterapkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia kaya akan sumber daya alamnya yang melimpah, banyak perusahaan lokal maupun perusahaan asing masuk ke indonesia untuk bersaing demi menjadi perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam perhitungan dapat terlihat bahwa terdapat beberapa produk dari bahan baku yang mengalami ketidaktepatan dalam proses pengadaannya, sehingga memerlukan biaya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Lokasi Perusahaan Dalam menyusun skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X (Group) merupakan kantor pusat yang bertempat di Jl. Ks.Tubun

Lebih terperinci

ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING

ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING Ruwah Joto, Analisis Efisiensi Penyaluran Kabel Laut, Hal 13-26 ANALISIS EFFISIENSI PENYALURAN KABEL LAUT 150 kv GILIMANUK 3 dan 4 YANG MENGHUBUNGKAN INTERKONEKSI JAWA-BALI DENGAN METODE ROCK DUMPING Ruwah

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB. II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Sejak didirikan pada tahun 1977 di wilayah kota Jakarta,

BAB. II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Sejak didirikan pada tahun 1977 di wilayah kota Jakarta, BAB. II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Sejak didirikan pada tahun 1977 di wilayah kota Jakarta, Moto perusahaan adalah PT.TMS Tbk berarti Kualitas, PT.TMS Tbk means Quality dan sasaran utama adalah

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK

PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK PERENCANAAN SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK Hendra Rudianto (5113131020) Pryo Utomo (5113131035) Sapridahani Harahap (5113131037) Taruna Iswara (5113131038) Teddy Firmansyah (5113131040) Oleh : Kelompok

Lebih terperinci

Finest Cables For Your World Federal Kabel Company Profile. Finest Cables For Your World

Finest Cables For Your World Federal Kabel Company Profile. Finest Cables For Your World Finest Cables For Your World Federal Kabel Company Profile Finest Cables For Your World 3 Perkenalan Selamat Datang Dengan semangat tagline kami Finest Cables for Your World (Kabel Terbaik untuk Dunia

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Dasar Mekanisme Perpindahan Energi Panas Pada dasarnya terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi, konveksi,

Lebih terperinci

ANALISIS VOLUME PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINT (STUDI KASUS PADA PRODUKSI KABEL)

ANALISIS VOLUME PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINT (STUDI KASUS PADA PRODUKSI KABEL) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS VOLUME PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE THEORY OF CONSTRAINT (STUDI KASUS PADA PRODUKSI KABEL) PRODUCTION VOLUME ANALYSIS USING THEORY OF CONSTRAINT (CASE STUDY ON PRODUCTION

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha industri dewasa ini dan masa mendatang diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa

Lebih terperinci