PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)
|
|
- Hartono Hadi Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015
2 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat)
3 Konfigurasi Umum Jarlokat Dimana : 1.Sentral Telepon 2.Kabel Primer 3.Rumah Kabel 4.Kabel Sekunder 5. Kotak Pembagi 6. Kabel / Saluran Penanggal 7. Teminal Batas 8. Kabel Rumah 9. Daerah Catuan Langsung 10. MDF 11. Terminal Pelanggan.
4 Peningkatan Kemampuan Akses JARLOKAT JARLOKAT Murni operasionalnya tidak menggunakan tambahan perangkat aktif. JARLOKAT Tidak Murni operasionalnya menggunkan tambahan teknologi/perangkat lain untuk meningkatkan performasinya, Misal : Penggandaan Saluran Digital (Pair Gain), HDSL, ADSL, VDSL
5 Daerah Catuan Jarlokat
6 Jaringan Catu Langsung Pelanggan mendapat catuan dari DP yang terhubung langsung dengan MDF, tanpa melalui RK
7 Pemakaian Jaringan Catu Langsung Kota besar dekat sentral Kota kecil yang jumlah pelanggan sedikit Daerah dengan Demand terpusat Daerah dengan pelanggan VIP
8 Keuntungan Pemakaian Jaringan Catu Langsung Biaya rendah Administrasi kabel lebih sederhana Titik rawan gangguan kecil
9 Kerugian Pemakaian Jaringan Catu Langsung Tidak fleksibel Sulit melokalisir gangguan karena kabel primer yang digunakan terlalu panjang sehingga kesulitan untuk menentukan letak kerusakan dengan tepat Perhitungan demand harus tepat
10 Jaringan Catu Tidak Langsung Saluran para pelanggan dicatu dari KP terdekat, yang dihubungkan terlebih dahulu dengan Rumah Kabel (RK), yang akan diteruskan ke RPU(MDF).
11 Topologi Catu Tdk Langsung
12 Penerapan Jaringan Catu Tidak Langsung Saluran di kota-kota yang jumlah pelanggannya besar Daerah yang lokasinya jauh dari sentral Daerah yang pelanggannya menyebar
13 Keuntungan Jaringan Catu Tidak Langsung Lebih Fleksibel Mudah dalam melokalisir gangguan karena dapat diurut dari RK ke RK
14 Kerugian Jaringan Catu Tidak Langsung Dari segi ekonomi tidak menguntungkan (karena membutuhkan RK yang banyak sehingga biayanya menjadi lebih mahal) Sumber gangguan lebih banyak Kadangkala kesulitan dalam mencari lokasi RK
15 Jaringan Catu Kombinasi Jaringan ini merupakan kombinasi dari kedua jenis jaringan, yaitu jaringan catu langsung dan jaringan tidak catu langsung
16 Topologi Catu Kombinasi
17 Fungsi Elemen & Aksesories
18 Rak Pembagi Utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF) RPU merupakan perangkat yang ada di sentral yang berfungsi sebagai tempat penyambungan kabel primer dengan kabel yang keluar dari sentral.
19 Rak Pembagi Utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF)
20 Peralatan yang ada di RPU Pothead (Terminasi Sambung) Terminal Blok Vertikal Terminal Blok Horizontal
21 Pothead (Terminasi Sambung) Merupakan terminasi sambung antar kabel dari luar (kabel primer) yang keluar dari bawah tanah dengan beberapa kabel berkapasitas lebih kecil (entry cable),kabel kabel berkapasitas kecil ini nantinya nantinya diterminasikan pada terminal blok vertical yang ada pada RPU
22 Terminal Blok Terminal blok vertikal : Merupakan tempat diterminasikannya kabel primer, yang dipasang pada RPU ke arah pelanggan.
23 Terminal blok horizontal : Merupakan terminal tempat terminasi kabel yang datang dari sentral.
24 Terminal Blok Terminal blok vertikal : Merupakan tempat diterminasikannya kabel primer, yang dipasang pada RPU ke arah luar. Terminal blok horizontal : Merupakan terminal tempat terminasi kabel yang datang dari sentral.
25
26
27 Rumah Kabel Tempat penyambungan kabel primer dengan kabel sekunder. Tempat peralihan kabel besar menjadi beberapa bagian kabel kecil. Tempat dilaksanakannya pengetesan guna melokalisasi gangguan. Tempat pelaksanaan penjamperan antara terminal blok di sisi primer dengan terminal blok di sisi sekunder Mempermudah fleksibilitas rentangan kabel yang ada di lapangan.
28 Gambar Rumah Kabel
29 Gambar Rumah Kabel
30 Distribution Point Tempat penyambungan kabel sekunder dan kabel penanggal. Tempat pengetesan guna melokalisasi gangguan jaringan.
31 Pembagian Distribution Point Kotak Pembagi Atas Tanah Kotak Pembagi Bawah Tanah
32 DP Atas Tanah Disebut juga Titik Pembagi Atas Tanah (TPAT), DP ini dipasang pada tiang telepon. Pada umumnya mempunyai kapasitas 10 pasang untuk yang kecil dan 20 pasang kabel untuk yang besar.
33 Contoh DP Atas Tanah DP kapasitas 10 (10 pasang) DP kapasitas 20 (20 pasang)
34 Contoh DP Atas Tanah
35 DP Bawah Tanah Disebut juga Titik Pembagi Bawah Tanah (TPBT). Pada umumnya dipasang pada lubang kecil di dinding yang sering disebut pit hand hole.
36 Gambar DP Bawah Tanah
37 Terminal Blok Merupakan tempat persambungan kabel penanggal dengan kabel yang dipasang di dalam rumah pelanggan (indoor cable). Terminal blok ini biasanya dipasang diluar dinding rumah para pelanggan
38 Rowset (Papan Sambung Pesawat Telepon) Merupakan terminal atau titik persambungan terakhir sebelum sampai pada pesawat telepon. Ini terletak dekat dekat pesawat telepon, dan malah menyatu dengan pesawat telepon itu sendiri
39 Perangkat Jarlokat MDF - Main Distribution Frame Merupakan titik terminasi awal keluarnya kabel primer menuju RK RK - Rumah Kabel Merupakan titik terminasi antara kabel primer dan sekunder
40 Perangkat Jarlokat pada Penanggal DP - Distribution Point Titik Pembagi, terminasi antara kabel sekunder dan kabel udara (Drop Wire) Rowset titik persambungan terakhir sebelum sampai pada pesawat telepon
41 Kondisi Riil
42 Material Kabel
43 Jenis dan Materil Kabel Tembaga DIBAGI BERDASAR : Menurut cara pemasangan/ instalasinya Bila ditinjau dari isolasi konduktor pada kabel
44 JENIS KABEL BERDASARKAN PEMASANGANNYA Kabel Tanah Tanam Langsung (KTTL) Kabel Duct Kabel Udara Kabel Rumah (Indoor Cable)
45 Kabel Tanah Tanam Langsung Susunan Lapisan KTTL Keterangan : Urat-urat kabel 2 Isolasi berwarna 3 Pita pelilit kode warna 4 Pembungkus inti kabel 5 Lapisan alumunium foil 6 Kulit dalam P E hitam 7 Armouring baja 8 Kulit luar P E hitam
46 Kode pengenal KTTL T = KTTL jenis standar dengan penghantar tembaga (Cu) E = Isolasi Polyethene Ebk = Isolasi Polyethene Busa Kulit (Foam Skin) J = Petrojelly (Pem) = Pelindung elektris (Lapisan Aluminium) dan Mekanis (Pita Baja) E = Selubung Polyethene
47 Kode pengenal KTTL (cont.) Contoh : KTTL STEL K 007 atau SII T EJ (Pem) E200 x 2 x 0,6 Menyatakan KTTL berkapasitas 200 pair dengan penghantar tembaga berdiameter 0.6 mm, berisolasi polyethene, berisi petrojelly, memakai pelindung elektris pita aluminium, berperisai pita baja dan berselubung polyethene.
48
49 Kabel Udara Susunan Lapisan Kabel Udara Keterangan : 1. Urat urat kabel 2 Isolasi bewarna 3 Pita pelilit kode warna 4 Pembungkus inti kabel 5 Lapisan alumunium foil 6 Kulit Kabel 7 Bearer (penggantung) 8 Kawat CU (untuk arde)
50 Jenis Kabel Udara Terdiri dari jenis : Separate Bearer Aerial Cable Integral Bearer Aerial Cable (Kabel udara berpenguatan sendiri) Penggantung melingkar urat/inti kabel Penggantung terpisah dengan urat kabel
51 Separate Bearer Aerial Cable Merupakan kabel udara yang kawat penggantungnya (bearer) terpisah atau tanpa kawat penggantung. Kawat Penggantung Kabel Udara Kawat Ikat
52 Integrated Bearer Aerial Cable Merupakan kabel udara dengan kawat penggantung (bearer) menjadi satu konstruksi dengan kabel udara. Terdiri dari : Penggantung melingkar urat/inti kabel Kulit Kabel Urat Kabel Bearer (Penggantung)
53 Integrated Bearer Aerial Cable (lanjutan) Penggantung terpisah dengan urat kabel Kawat Penggantung Kabel Udara Bearer (Penggantung) Kulit Kabel Urat Kabel
54 Kode Pengenal Kabel Udara U = Kabel udara jenis standar dengan penghantar tembaga (Cu) E = Isolasi Polyethene S = Penguatan sendiri (Self Supporting) (Pe)= Pelindung elektris (Lapisan Aluminium) E = Selubung Polyethene
55 Kode Pengenal Kabel Udara (lanjutan) Contoh : Stel K 001 atau SII U E (Pe) E S 60 x 2 x 0,6 Menyatakan kabel udara berkapasitas 60 pair dengan penghantar tembaga berdiameter 0,6 mm, berisolasi polyethene, memakai pelindung elektris pita aluminium, berselubung polyethene dan berpenguatan sendiri.
56 Fungsi Setiap Lapisan Kabel Urat kabel dengan Isolasi Polyethelene Sebagai penghantar yang menyambungkan terminal dengan sentral. Isolasi Polyethelene (PE) atau Poly Vinyl Chloride (PVC) berwarna Sebagai pembungkus dan isolator antar penghantar Kode warna dalam perhitungan urat kabel
57 Fungsi Setiap Lapisan kabel (lanjutan) Pita pelilit/pengikat kode warna Untuk mempermudah perhitungan urat kabel dan mengikat kabel agar kompak Pembungkus inti kabel Untuk membalut inti kabel supaya bulat, padat Sebagai bantalan antara urat kabel dan lapisan alumunium Sebagai pencegah lelehnya isolasi penghantar pada saat pembuatan kulit kabel
58 Fungsi Setiap Lapisan kabel (lanjutan) Alumunium Foil Sebagai pelindung elektris terhadap induksi tegangan asing dari luar Kulit dalam (PE hitam) Sebagai pelindung kemungkinan massuknya air Sebagai bantalan antara lapisan armouring dengan lapisan alumunium
59 Bahan Lapisan Kabel Urat kabel dengan Isolasi Polyethelene Terbuat dari bahan tembaga lunak hasil proses annealing dan memenuhi persyaratan berikut : Merata kualitasnya Berupa kawat padas bulat, mengkilap, dan bersih Bebas dari segala macam cacat Harga tahanan urat kabel harus sesuai dengan diameternya Isolasi Terbuat dari bahan komponen Polythene, foam skin, atau Poly Vinyl Chloride (PVC) plastik sejenis
60 Bahan Lapisan Kabel (lanjutan) Pita pelilit/pengikat kode warna Terbuat dari bahan komponen Polythene Pembungkus inti kabel Dipergunakan pita non higroscopis yang terbuat dari bahan polyproliline atau sejenisnya (plastik transparan) Dipasang secara longitudinal atau dibelitkan secara helikal
61 Bahan Lapisan Kabel (lanjutan) AlumuniumFoil Terbuat dari pita alumunium setebal 0,2 mm berlapis polythelene Dipasang secara longitudinal di atas pita pembungkus inti kabel Kulit/selubung kabel (PE hitam) Terbuat dari bahan komponen polythelene Armouring baja Terbuat dari pita baja atau kawat baja yang digalvanisasikan Terdiri dari 2 lapis pita baja dengan tebal nominal 0,3mm Untuk kabel dengan diameter < 15mm dapat dipergunakan kawat baja
62 Bahan Lapisan Kabel (lanjutan) Bearer (penghubung) Terbuat dari pilihan kawat baja galvanist yang mempunyai kuat tarik tinggi Kapasitas 10 pair sampai dengan 50 pair Jumlah kawat baja penggantung =7 buah dengan diameter 1,2 mm dan mempunyai daya tahan beban sebesar Newton. Kapasitas 60 pair sampai dengan 120 pair Jumlah kawat baja penggantung =7 buah dengan diameter 2 mm atau 19 buah dengan diameter 1,2 mm dan mempunyai daya tahan beban sebesar Newton.
63 Pengemasan Ukuran panjang standar,yaitu : 500 m untuk kabel berkapasitas di atas 60 pair m untuk kabel berkapasitas 60 pair ke bawah. Kabel digulung erat-erat dalam drum (haspel) yang kuat dan kemudian haspel harus ditutp rapat dengn papan kayu. Diameter inti haspel tidak boleh kurang dari lima belas kali diameter luar kabel. Ujung dalam dari gulungan kabel boleh dikeluarkan melalui lubang di tengah-tengah dinding haspel, diikat erat dan dilindungi dengan pelat baja untuk mencegah kerusakan pada saat pengukuran. Ujung luar dari gulungan kabel tetap tersimpan pada dinding dalam dari haspel, kedua ujung ini digunakan untuk tujuan pengukuran maupun pengujian kabel.
64 Pengemasan (lanjutan) Ujung-Ujung kabel harus ditutup dengan penutup ujung (sealing cap) yang terbuat dari bahan plastik (heat-shrinkabel) Data- Data yang harus tercetak jelas pada kedua dinding haspel, yaitu : Tanda pengenal produsen Jenis kabel, kapasitas kabel maupun diameter penghantar. Panjang kabel dalam meter. Nomor drum. Berat kotor dalam kilogram. Nomor spesifikasi. Arah panah menunjukkan arah putaran haspel. Tanda akhir gulungan haspel.
65 Teknik Membaca Kapasitas Urat Kabel
66 Susunan Urat kabel Menggunakan sistem Quad, Beberapa quad membentuk sub unit dan Beberapa sub unit membentuk unit Pembentukan kabel Setiap penghantar/ urat kabel dibungkus dengan isolasi pvc berwarna. Setiap dua penghantar dipilin membentuk satu pasangan (pair). Setiap empat penghantar (2 pair) dipilin bersama-sama membentuk satu empatan (quad) yang simetris.
67 Setiap lima quad dipilin membentuk satuan dasar 10 pair/pasang (unit/sub unit) yang diikat dengan pita berwarna. Setiap lima sub unit membentuk satuan dasar (unit) 50 pair/pasang yang diikat dengan pita berwarna. Setiap sepuluh sub unit membentuk satuan dasar (unit) 100 pair/pasang yang diikat dengan pita berwarna.
68 Satuan Dasar 1 Pair 1 Quad Satuan dasar 10" Satuan dasar 50" Satuan dasar 100"
69 Kategori Kabel Kategori 1 : Kapasitas pair pair 30 pair 40 pair 50 pair pair 80 pair 100 pair 120 pair
70 Kategori 2 : Kapasitas pair pair 200 pair 250 pair 300 pair
71 Kategori 3 : Kapasitas pair pair 500 pair 600 pair 800 pair pair 1200 pair 1400 pair pair 1800 pair 2000 pair pair 2400 pair 2400 pair
72 Warna isolasi urat kabel Nomor Quad Pasangan / pair ganjil Pasangan / pair genap Urat a Urat b Urat a Urat b 1 Putih Biru Merah Hitam 2 Putih Orange Merah Hitam 3 Putih Hijau Merah Hitam 4 Putih Coklat Merah Hitam 5 Putih Abu-abu Merah Hitam
73 Warna pita pelilit : Unit/ sub unit awal pada setiap lapisan ditandai dengan pita pelilit warna merah. Bila ini hanya 1 unit, maka warna pita pelilitnya adalah putih. Unit/ sub unit berikutnya ditandai dengan pita pelilit warna putih dan kuning secara bergantian.
74 Kepala dan Ekor Kabel : Kepala kabel adalah ujung kabel dimana urutan warna pengikat unit/ sub unit berlawanan arah dengan putaran jarum jam (kiri). Ekor kabel adalah ujung kabel dimana urutan warna pengikat unit/ sub unit searah dengan putaran jarum jam (kanan). Arah urutan isolasi BOHCA menunjukkan arah urutan warna pita pengikat unit/ sub unit.
75 Letak kepala atau ekor kabel Ujung yang terdapat pada lingkaran luar dari haspel adalah kepala kabel. Ujung yang terdapat pada lingkaran dalam dari haspel adalah ekor kabel Penggunaannya Pada kabel primer Kepala kabel diterminasikan di Rangka Pembagi Utama (RPU) Ekor kabel diterminasikan di Rumah Kabel (RK) Pada kabel sekunder Kepala kabel diterminasikan di Rumah Kabel (RK) Ekor kabel diterminasikan di Kotak Pembagi (KP) Pada penyambungan kabel Penyambungan dilakukan antara ekor dan kepala kabel
Training Center ISSUED - 4/17/2004
ISSUED - 4/17/2004 1 Tujuan Peserta dapat memahami jenis spesifikasi kabel tembaga dan asesoris yang digunakan di TELKOM, sehingga diperoleh keseragaman dalam pelaksanaan prosedur instalasi dan spesifikasi
Lebih terperinci5
BAB II TEORI PERFORMANSI JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA Jaringan lokal akses tembaga (JARLOKAT) yaitu jaringan yang menggunakan kabel tembaga sebagai media transmisinya. Jaringan kabel adalah jaringan yang
Lebih terperinciPowered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -
Powered By http:/ TeUinSuska2009.Wordpress.com Upload By - Vj Afive - Jaringan Akses Jaringan akses merupakan sub sistem jaringan telekomunikasi yg menghubungkan pelanggan (UN-User Node) dengan Service
Lebih terperinciTraining Center ISSUED - 4/17/2004 1
ISSUED - 4/17/2004 1 Terminasi Terminasi kabel tembaga merupakan bagian penting dari sistem jaringan telekomunikasi. Terminasi dilakukan ditempat-tempat seperti : RPU / MDF RK KP / DP KTB (Kotak Terminal
Lebih terperinciPERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK)
PERTEMUAN 8 (MEDIA TRANSMISI FISIK) POKOK BAHASAN Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik Jaringan fisik berdasarkan cara pemasangan Jaringan fisik berdasarkan fungsi penggunaan TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Lebih terperinciDasarJaringan Komunikasi
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya DasarJaringan Komunikasi Modul 5: Media Transmisi Fisik Prima Kristalina PENS (Maret 2015) POKOK BAHASAN 1. Jaringan fisik berdasarkan bentuk fisik 2. Jaringan fisik
Lebih terperinciJARINGAN AKSES TELEPON
JARINGAN AKSES TELEPON Jaringan Akses adalah jaringan yang menghubungkan pelanggan dengan sentral telepon. Jaringan akses sering juga disebut sebagai Outside Plan (OSP), beberapa istilah juga sering disebut
Lebih terperinciBAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA
25 BAB III JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) PT. TELKOM INDONESIA Pada bab 2 (dua) telah dibahas tentang teknologi dan jaringan ADSL (asymmetric digital subscriber line) secara umum. Mengingat bahwa
Lebih terperinciBAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA
BAB I 1. TUJUAN Pedoman ini membahas tata cara instalasi perangkat di ruangan Rangka Pembagi Utama, seperti : Rangka Pembagi Utama (RPU), perlengkapan Cable Chamber, Blok Terminal Rangka Pembagi Utama
Lebih terperinciTraining Center ISSUED4/17/2004 1
1 Tujuan Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta memahami dan mempunyai persepsi yang sama tentang Struktur Jaringan Lokal Akses Tembaga sebagai sarana untuk mengakses berbagai jenis layanan.
Lebih terperinciPELAYANAN GANGGUAN PADA JARINGAN LOKAL AKSES KAWAT TEMBAGA M
Makalah Seminar Kerja Praktek PELAYANAN GANGGUAN PADA JARINGAN LOKAL AKSES KAWAT TEMBAGA M Lukmanul Hakim (L2F006064) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang Abstrak Pada
Lebih terperinciPENANGANAN GANGGUAN JARINGAN AKSES TEMBAGA STO BOJONG GEDE (Studi Kerja Di Telkom Bojong Gede)
PENANGANAN GANGGUAN JARINGAN AKSES TEMBAGA STO BOJONG GEDE (Studi Kerja Di Telkom Bojong Gede) Nama NPM : 42108436 Fakultas Jurusan Dosen Pembimbing : Apri Rahmadiansyah : Ilmu Komputer : Teknik Komputer
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT.
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Data Hasil Penelitian 3.1.1 Analisis Masalah Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT. Telekomunikasi, Tbk. Bagian network Divisi Acces Tangerang khususnya
Lebih terperinciSENTRAL TELEPON OTOMAT SUDIANG ( MS-8 )
Tugas Jaringan Telekomunikasi Telepon SENTRAL TELEPON OTOMAT SUDIANG ( MS-8 ) OLEH: PUTU NOPA GUNAWAN D411 10 009 MUH. REZA ADRIAN D411 10 256 FAKHRUL RISAL DJUMINGIN D411 10 267 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Lebih terperinciII. Sekilas Tentang Jaringan Lokal Akses Kawat Tembaga 2.1 Tinjauan Umum Jaringan Local
Makalah Seminar Kerja Praktek KONFIGURASI JARINGAN TELEPON DAN PENANGANAN GANGGUAN DI MDF NUR RIZKY R P (L2F607040) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Abstrak Persaingan pada
Lebih terperinci29
BAB III PARAMETER DAN PENGUKURAN JARINGAN LOKAL KABEL TEMBAGA PT TELKOM merupakan salah satu perusahaan telekomunikasi yang menyediakan berbagai macam layanan. Di antara sekian banyak layanan yang di miliki
Lebih terperinciBAB III KABEL BAWAH TANAH
BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.
Lebih terperinciBAB II TEORI PENDUKUNG
BAB II TEORI PENDUKUNG 2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) 2.1.1 Instalasi Kabel Tembaga Ditinjau dari jenis menurut instalasinya, kabel Tembaga dapat dibagi menjadi tiga macam yakni : Kabel Tanah
Lebih terperinciTembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS
Jaringan Lokal Akses Tembaga(Jarlokat) Oleh: Mike Yuliana PENS-ITS TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Memahami konfigurasi jaringan kabel telepon Memahami tentang rumah hkbl kabel Memahami tentang kotak DP
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Jaringan Lokal Akses Tembaga Secara umum yang dimaksud dengan jaringan lokal pada sistem telekomunikasi adalah suatu bentuk jaringan akses (transmisi) yang secara
Lebih terperinciTraining Center Tujuan
1 Tujuan Peserta memahami karakteristik elektris kabel tembaga guna memberikan solusi dalam menentukan jenis layanan yang dibutuhkan 2 Topik JENIS PENGUKURAN METODE PENGUKURAN PARAMETER ELEKTRIS 3 JENIS
Lebih terperinciBAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini
BAB II JARINGAN PSTN 2.1 Umum Jaringan VoIP pada dasarnya pengembangan dari jaringan telepon konvensional atau yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini menghubungkan
Lebih terperinciPENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978
BIDANG DISTRIBUSI No. SPLN No. JUDUL 1 SPLN 1 : 1995 TEGANGAN-TEGANGAN STANDAR 2 SPLN 3 :1978 PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978 PEDOMAN PENERAPAN SISTEM DISTRIBUSI
Lebih terperinciKOMPONEN INSTALASI LISTRIK
KOMPONEN INSTALASI LISTRIK HASBULLAH, S.PD, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2009 KOMPONEN INSTALASI LISTRIK Komponen instalasi listrik merupakan perlengkapan yang paling pokok dalam suatu rangkaian instalasi
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)
PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Perencanaan Jarlokat
Lebih terperinciBAB IV RUMAH KABEL Kapasitas RK ditentukan oleh jumlah pasangan Kabel Primer dan Sekunder maksimum yang dapat diterminasikan di RK tersebut.
BAB IV 1. TUJUAN Pedoman ini menguraikan cara Pemasangan dan Penempatan Rumah Kabel beserta Instalasi Blok Terminalnya pada Kabel Tanah Tanam Langsung dan Kabel Duct, dengan tujuan supaya pelaksanaan pekerjaan
Lebih terperinci1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan kerja praktek di PT Telkom. Keyword / kata kunci : Jarlokat, MDF, ADSL
Makalah Seminar Kerja Praktek UNIT MDF (MAIN DISTRIBUTION FRAME) dan TEKNOLOGI ADSL (ASYMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE) Ruhi Agatha T. (L2F006079) ruhi.elektro@gmail.com Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciArsitektur Jaringan Secara Umum Jaringan Telekomunikasi terdiri dari :
Arsitektur Jaringan Secara Umum Jaringan Telekomunikasi terdiri dari : User Terminal / CPE(perangkat penghubung antara user dengan Jaringan), terdiri dari Terminal Equipment dan Communication Equipment
Lebih terperinciBAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN
BAB IV ANALISA JARINGAN AKSES TEMBAGA UNTUK IMPLEMENTASI ADSL DI KANCATEL PAMANUKAN 4.1 PERHITUNGAN DATA HASIL PENGUKURAN Kabel tembaga yang tergelar di Kancatel Pamanukan menggunakan Polyethelene (PE)
Lebih terperinciBAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK
BAB II JARINGAN AKSES TEMBAGA DAN SERAT OPTIK 2.1 Umum Jaringan lokal akses tembaga kapasitasnya sangat terbatas untuk memberikan layanan multimedia, karena kabel tembaga memiliki keterbatasan bandwidth
Lebih terperinciPENGANTAR TELEKOMUNIKASI
PUBLIC SWITCHED TELEPHONE NETWORK PENGANTAR TELEKOMUNIKASI SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T PUBLIC SWITCHED TELEPHONE NETWORK PSTN adalah singkatan dari Public Switched Telephone Network atau yang
Lebih terperinciBAB III KABEL BAWAH TANAH
BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum
BAB II TEORI DASAR 2.1 Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON
DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON Suherman 1) 1) Staf Pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik USU Abstrak Jaringan akses kabel merupakan teknologi lama yang digunakan untuk
Lebih terperinciDESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON
DESAIN DAN IMPLEMENTASI JARINGAN AKSES KABEL TELEPON Suherman 1) 1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik USU Abstrak Cable network is an anchient technology that connect public telephone
Lebih terperinciUNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE
UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK Pedoman Umum 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning
Lebih terperinciPEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK
PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK 1. Yang dimaksud dengan instalasi tenaga listrik ialah : Instalasi dari pusat pembangkit sampai rumah-rumah konsumen. 2. Tujuan komisioning suatu
Lebih terperinciJenis-Jenis Elektroda Pentanahan. Oleh Maryono
Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Oleh Maryono Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan Elektroda Batang (Rod) Elektroda Pita Elektroda Pelat Elektroda Batang (Rod) ialah elektroda dari pipa atau besi baja profil
Lebih terperinciTabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus
BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen
Lebih terperinciPRINSIP KERJA ALAT UKUR
PRINSIP KERJA ALAT UKUR PRINSIP KERJA kwh dan kvarh meter : sistem induksi kw / kva max meter Volt meter Amper meter : sistem elektrodinamis : sistem elektro magnit, kumparan putar, besi putar : sistem
Lebih terperinciDEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PEDOMAN TEKNIS PENGETESAN HASIL PEMASANGAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type
39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Adapun hasil studi yang dikaji oleh penulis dari pemasangan gardu portal type GARPOL/GP6 di lokasi HOTEL AMARIS Jl. Cimanuk No. 14 Bandung, meliputi : 4.1.1 Tiang
Lebih terperinciEndi Dwi Kristianto
Fiber Optik Atas Tanah (Part 3) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciINJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint
FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan INJ 24 x Three Core Heatshrinkable Cable Joint Karakteristik dan Aplikasi Produk : TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR ISOLASI KABEL JENIS KONDUKTOR JUMLAH
Lebih terperinciMETODE SAMPLING DALAM PENGUKURAN VALIDITAS DATA NUMERIK JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT)
Makalah Seminar Kerja Praktek Di PT. TELKOM Kandatel Semarang METODE SAMPLING DALAM PENGUKURAN VALIDITAS DATA NUMERIK JARINGAN LOKAL AKSES TEMBAGA (JARLOKAT) Wahyu Edy Seputra ( L2F005585 ) Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinciJARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio
JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur Umum : Elemen Jaringan Akses Tembaga : (1) Sentral Telepon (2) Kabel Primer (3) Rumah Kabel (4) Kabel Sekunder
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi
Lebih terperinciKETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciBAB III METODE & DATA PENELITIAN
BAB III METODE & DATA PENELITIAN 3.1 Distribusi Jaringan Tegangan Rendah Pada dasarnya memilih kontruksi jaringan diharapkan memiliki harga yang efisien dan handal. Distribusi jaringan tegangan rendah
Lebih terperinciFaculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015
PENGENALAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Modul : 10 Jaringan Akses PSTN Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015 JARINGAN AKSES PSTN JARINGAN AKSES Akses Tembaga Akses Optik Akses Radio AKSES TEMBAGA Struktur
Lebih terperinciBAB III DATA DAN HASIL PENGUKURAN
BAB III DATA DAN HASIL PENGUKUN 3.1 SEKILAS TENTANG KANCATEL PAMANUKAN 3.1.1 Letak Daerah Dan Wilayah Kantor Cabang Telekomunikasi (KANCATEL) Pamanukan terletak di daerah pantai utara Kabupaten Subang,
Lebih terperinciSukiswo Jartel, Sukiswo 1
JARINGAN AKSES OPTIK Sukiswo sukiswok@yahoo.com Jartel, Sukiswo 1 JARINGAN AKSES PSTN Jartel, Sukiswo 2 Outline Akses Tembaga Akses Optik Jartel, Sukiswo 3 JARINGAN AKSES TEMBAGA Sukiswo sukiswok@yahoo.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Lokal Akses Tembaga (Jarlokat) Sebagai salah satu operator layanan telekomunikasi, PT Telkom menerapkan beberapa konfigurasi jaringan lokal akses, yaitu jaringan
Lebih terperinciPENGANTAR PENGKABELAN (WIRING)
PENGANTAR PENGKABELAN (WIRING) Pengertian Kabel adalah media transmisi yang berguna dalam penyaluran data dalam proses pembuatan jaringan. Pengkabelan atau wiring adalah proses penyusunan jaringan dengan
Lebih terperinciFASTINDO Connecting Power
FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 931 ELASTIC SLIP-ON SINGLE CORE TERMINATION ELTI - 1C - ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 1C - ND (Gambar Outdoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat dan dinamis dari hari ke hari semakin memicu terjadinya banyak perubahan yang merangsang terjadinya
Lebih terperinciBAB II PROFIL PT. KARYA KABEL TALIARTA
BAB II PROFIL PT. KARYA KABEL TALIARTA 2.1 Latar Belakang Berdirinya PT. Karya Kabel Taliarta PT. Karya Kabel Taliarta mengawali produksi kabel mobil (Auto Wire) dan kabel NYZ..Twin Round di Indonesia
Lebih terperinciPengelompokan Sistem Tenaga Listrik
SISTEM DISTRIBUSI Sistem Distribusi Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
Lebih terperinciALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya
ALAT UKUR BESARAN LISTRIK Jenis dan Prinsip Kerjanya Alat ukur besaran listrik : Galvanometer Ampermeter arus searah Voltmeter arus searah ohmmeter Galvanometer Prinsip kerja PMMC (Permanent magnet moving
Lebih terperinciROTARY DIPOLE untuk Band 80m Oleh YC0PE Ridwan Lesmana
Hal 1 dari 8 halaman ROTARY DIPOLE untuk Band 80m Oleh YC0PE Ridwan Lesmana Pada LEMLOKTA Edisi-04 yang lalu, Penulis sudah menguraikan secara detail bagaimana mengatasi masalah mendirikan antenna untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Sistem distribusi listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi listrik bertujuan menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik atau pembangkit
Lebih terperinciJOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK
JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan
Lebih terperinciBAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI
83 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI A. Pendahuluan Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran
Lebih terperinciBAB III PARAMETER ELEKTRIS JARLOKAT
BAB III PARAMETER ELEKTRIS JARLOKAT Teknologi ADSL telah digunakan oleh PT. Telkom sebagai salah satu produk unggulan dalam penyediaan akses internet kecepatan tinggi dan menjadi alternatif dari metode
Lebih terperinciJenis Bahan Konduktor
Jenis Bahan Konduktor Bahan bahan yang dipakai untuk konduktor harus memenuhi persyaratan persyaratan sebagai berikut: 1. Konduktifitasnya cukup baik. 2. Kekuatan mekanisnya (kekuatan tarik) cukup tinggi.
Lebih terperinciFASTINDO Connecting Power
FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 936 HEATSHRINK THREE CORE TERMINATION APLIKASI PRODUK TEGANGAN LISTRIK UKURAN KONDUKTOR JENIS ISOLASI KABEL MATERIAL KONDUKTOR APLIKASI Untuk 6 s/d
Lebih terperinciJARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Pengertian dan fungsi distribusi tenaga listrik : Pembagian /pengiriman/pendistribusian/pengiriman energi listrik dari instalasi penyediaan (pemasok) ke instalasi pemanfaatan
Lebih terperinciMACAM - MACAM KABEL JARINGAN
MACAM - MACAM KABEL JARINGAN Muhammad Arba Adandi arba@raharja.info Abstrak Kabel jaringan adalah kabel yang menghubungkan antara komputer dengan komputer, dari server ke switch/hub dll.kabel jaringan
Lebih terperinciBAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH
BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH 216 217 Pekerjaan instalasi listrik yang telah selesai dikerjakan dan akan dioperasikan, tidak serta merta langsung boleh dioperasikan.
Lebih terperinciBAB II MOTOR ARUS SEARAH
BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik
Lebih terperinciBAB V KABEL ATAS TANAH
1. TUJUAN BAB V Pedoman ini membahas tata cara pemasangan Kabel Atas Tanah (Kabel Udara) dengan tujuan untuk dipedomani agar diperoleh keseragaman, baik cara pemasangan maupun peralatan yang dipergunakan,
Lebih terperinciRambu evakuasi tsunami
Standar Nasional Indonesia Rambu evakuasi tsunami ICS 13.200 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen
Lebih terperinciJurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN:
PERANCANGAN KABEL TELEPON UDARA UK.100 x 2 x 0.6 mm di PT. SUCACO Tbk. DENGAN MENENTUKAN DIAMETER ISOLASI SESUAI STEL K - 001-2003. Versi 2.1 Yohanes Bayu Kristanto 1, Mudrik alaydrus 2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciPERTEMUAN 8 (RUMAH KABEL) POKOK BAHASAN
PERTEMUAN 8 (RUMAH KABEL) POKOK BAHASAN Definisi rumah kabel Komponen rumah kabel Penamaan box-box rumah kabel Teknologi rumah kabel TUJUAN DAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Menjelaskan fungsi dari rumah kabel
Lebih terperinciBAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA
BAB III PROSES PRODUKSI KABEL PADA MESIN EKSTRUDER 15 JA Dalam membuat atau memproduksi kabel listrik memerlukan suatu langkah langkah yang menggunakan alat alat / mesin mesin untuk mendukung, adapun urutan
Lebih terperinciPembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET
Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciFASTINDO Connecting Power
FASTINDO Connecting Power Instruksi Pemasangan IND - 932 ELASTIC SLIP-ON THREE CORE TERMINATION ELTI - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) ELTO - 3C ND (Gambar Indoor 24 kv) Karakteristik dan Aplikasi Produk :
Lebih terperinciBahan Listrik. Bahan penghantar padat
Bahan Listrik Bahan penghantar padat Definisi Penghantar Penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam ataupun non logam yang dapat mengalirkan arus listrik dari satu titik ke titik lain. Penghantar
Lebih terperinciPembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET
Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN
Lebih terperinciSHORTY DIPOLE Oleh YC0PE Ridwan Lesmana
Hal 1 dari 8 halaman SHORTY DIPOLE Oleh YC0PE Ridwan Lesmana Bagi Rekan-rekan amatir radio yang tinggal dikota atau kompleks perumahan yang padat, tentu ada yang mengalami masalah sulit untuk mendirikan
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciPERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO
PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO RAGUM berfungsi untuk menjepit benda kerja secara kuat dan benar, artinya penjepitan oleh ragum tidak boleh merusak benda kerja Untuk menghasilkan penjepitan yang kuat maka
Lebih terperinciPERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3)
PERANCANGAN JARINGAN AKSES KABEL (DTG3E3) Disusun Oleh : Hafidudin,ST.,MT. (HFD) Rohmat Tulloh, ST.,MT (RMT) Prodi D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom 2015 Perencanaan Jarlokaf
Lebih terperinciNo Kode :../Profesional/ / /2018
No Kode :../Profesional/ / /2018 MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1 MEMASANG SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH Penulis: 1. Drs. Hambali, M.Kes 2.Rahmat Hidayat, M.PdT PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi
Lebih terperinciMATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK
MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK 117 Berdasarkan kondisinya : 1. Mentah, merupakan bahan dasar yang masih perlu diolah untuk dijadikan bahan setengah jadi atau bahan jadi (siap pakai).
Lebih terperinciSPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.
MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)
Lebih terperinciALAT GAMBAR PERTEMUAN II
ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)
Lebih terperinciKOMUNIKASI DUA KOMPUTER
KOMUNIKASI DUA KOMPUTER Komunikasi data merupakan suatu pengetahuan dasar yang melandasi teori tentang konsep sistem jaringan. 1. Komunikasi dua komputer Bentuk jaringan komputer yang paling sederhana
Lebih terperinciDefinisi. Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta
Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta http://maryonoam.wordpress.com Definisi Motor adalah suatu alat yang mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (putaran) Generator adalah suatu alat yang mengubah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Bab ini membahas mengenai perancangan alat yang meliputi, blok diagram, diagram pembuatan alat, Wiring rangkaian alat, dan juga tahapan pembatan alat. 3.1 Perancangan
Lebih terperinciTUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK
TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman
Lebih terperinciBOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO)
BOOTCAMP SERTIFIKASI TEKNISI INSTALASI FIBER OPTIK (TIFO) Page 1 Daftar isi : MODUL JUDUL MODUL KODE UNIT Modul-1 Menerapkan Prosedur K3 TIK.FO01.005.01 Modul-2 Menerapkan Pengetahuan Istilah Fiber Optik
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di
24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di
Lebih terperinciBAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK
BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK 2.1 KONSEP VDSL2 NGN akan mempunyai layanan konten yang bervariasi dan mengandalkan transmisi Bit Rate yang tinggi dalam prakteknya. Semua layanan akan berbasis data
Lebih terperinciEndi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com
Fiber Optik Atas Tanah (Part 4) Endi Dwi Kristianto endidwikristianto@engineer.com http://endidwikristianto.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi
Lebih terperinciULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :
ULANGAN MID SEMESTER GENAP Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika Kelas : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : Soal : Utama PETUNJUK UMUM. 1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum kamu mengerjakan soal. 2.
Lebih terperinciKabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum
Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii
Lebih terperinci