BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Pasar dan Industri Analisis pasar dan industri ini mencakup keadaan secara umum mengenai industri kreatif dan yang lebih spesifik yaitu sektor permainan interaktif di Indonesia Industri Kreatif Indonesia Menurut John Howkins (2007), industri kreatif didefinisikan sebagai the creation of value as a result of idea, dimana industri kreatif atau dengan nama lain ekonomi kreatif mulai berkembang sejak awal tahun Industri ini merupakan salah satu bagian dari sektor industrial yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, dan bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreativitas individu dan bakat yang mempunyai potensi kekayaan serta penciptaan peluang pekerjaan. Saat ini Departemen Perdagangan RI mencatat industri kreatif yang terdiri atas 15 (lima belas) jenis, yaitu: a. Periklanan, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan yang meliputi proses kreasi, produksi, dan distribusi dari iklan yang dihasilkan. 14

2 15 b. Arsitektur, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (penataan kota, landscape architecture, urban design) sampai dengan level mikro (arsitektur taman, desain interior). c. Pasar barang seni, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, maupun internet. d. Kerajinan, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berasal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produk. e. Desain, kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran, serta produksi kemasan dan jasa pengepakan. f. Fesyen, kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya. g. Video, film dan fotografi, kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film.

3 16 h. Permainan interaktif, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. i. Musik, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi komposisi, pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara. j. Seni pertunjukan, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten, produksi pertunjukan, desain, pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan. k. Penerbitan dan percetakan, kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten, penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencarian berita. l. Layanan komputer dan piranti lunak, kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, dan analisis sistem lainnya. m. Televisi dan radio, kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi, dan pengemasan acara televisi, penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay siaran radio dan televisi. n. Riset dan pengembangan, kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan

4 17 produk dan kreasi produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, seni, serta jasa konsultasi bisnis dan manajemen. o. Kuliner, kegiatan kreatif yang muncul baru-baru ini didukung dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran atas pola makan dan minum yang memenuhi syarat-syarat tertentu seperti kesehatan, cita rasa, estetika, dan sebagainya. Kegiatan industri kreatif ini merupakan kegiatan ekonomi yang mencakup industri dengan kreativitas sumber daya manusia sebagai aset utamanya untuk menciptakan nilai tambah ekonomi (Faisal, 2012). Tercermin pada bagan di bawah ini, jumlah usaha, pertumbuhan, dan kontribusi jumlah usaha masing-masing subsektor industri kreatif Indonesia pada tahun 2013, dan dapat dilihat bahwa industri yang mendominasi adalah kuliner dan fesyen, diikuti dengan subsektor lainnya (Parekraf, 2014).

5 18 Gambar 2.1 Jumlah Usaha, Pertumbuhan, dan Kontribusi Jumlah Usaha Subsektor Industri Kreatif Indonesia Tahun 2013 Dengan demikian, maka perkembangan dan pertumbuhan industri kreatif di Indonesia secara kolektif perlu diintegrasikan ke dalam sistem perekonomian Indonesia secara utuh, sehingga Indonesia memiliki ketahanan dan kestabilan ekonomi dan budaya. Tak hanya berkontribusi terhadap perekonomian nasional, industri kreatif juga berperan dalam penguatan identitas bangsa, mengembangkan kreativitas yang mendorong inovasi, dan membawa dampak sosial positif, termasuk peningkatan kualitas hidup, pemerataan kesejahteraan, dan peningkatan toleransi sosial.

6 Industri Kreatif Permainan Interaktif Salah satu sektor yang sangat menarik dan akan lebih ditelusuri lebih dalam dalam proyek bisnis ini adalah sektor permainan interaktif yang merupakan salah satu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Permainan interaktif merupakan sebuah cyberdrama yang mempunyai plot, karakter, dan semesta dengan menggunakan paham naratologi (penceritaan). Pemain dapat berganti peran menjadi orang lain dan berinteraksi di luar dunianya. Berdasarkan pemahaman yang ada, permainan interaktif dapat didefinisikan sebagai suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objectives) dan aturan (rules). Berdasarkan pemahaman di atas maka kata kunci dari subsektor permainan interaktif ini adalah antara lain: a. Media, merupakan medium penyajian karya permainan interaktif, bisa berupa elektronik, fisik, kartu, meja, dan lain-lain. b. Aktivitas, merupakan suatu kegiatan tertentu yang memiliki tujuan, dalam permainan interaktif biasanya mencapai kesenangan.

7 20 c. Tujuan (objectives), merupakan target yang harus diselesaikan oleh pemain terhadap sebuah permainan, bisa berupa score, level, maupun penyelesaian terhadap plot cerita. d. Peraturan (rules), merupakan suatu mekanisme yang mengatur pemain untuk mencapai tujuan dalam sebuah permainan interaktif. Gambar 2.2 Ruang Lingkup Permainan Interaktif dalam Pengembangan Industri Kreatif Indonesia Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI

8 21 Dapat dilihat di atas, bahwa permainan interaktif dapat dibagi kedalam 3 kategori, berdasarkan: 1. Platform (medium) Arcade games, adalah permainan yang biasanya dimainkan pada mesin atau tempat khusus yang didesain untuk jenis permainan tertentu. Pemain dapat menggunakan peralatan tertentu yang disediakan untuk dapat lebih menikmati permainan. PC games, adalah permainan yang dimainkan menggunakan komputer pribadi. Console games, adalah permainan yang dimainkan menggunakan konsol tertentu, seperti Playstation, XBOX, dan Nintendo Wii. Handheld games, adalah permainan yang dimainkan pada konsol khusus yang dapat dibawa kemana-mana, seperti Nintendo DS dan Sony PSP. Card and board games, adalah permainan yang memanfaatkan kartu sebagai media bermain, sedangkan permainan papan adalah permainan yang membutuhkan suatu papan yang terbagi dalam area-area tertentu dan terdapat sejumlah alat main yang dapat digerakan.

9 22 Mobile games, adalah permainan yang dapat dimainkan atau khusus dimainkan di telepon seluler atau PDA. 2. Genre (jenis) Real time strategy (RTS), adalah jenis permainan dengan ciri khas berupa permainan perang yang setiap pemainnya memiliki suatu identitas. Dalam RTS, tema permainan dapat berupa sejarah, fantasi, atau fiksi ilmiah. First person shooter (FPS), adalah jenis permainan tembakmenembak dengan tampilan pada layar pemain merupakan sudut pandang tokoh karakter yang dimainkan. Permainan ini dapat melibatkan banyak orang dengan misi melumpuhkan penjahat. Role playing game (RPG), adalah jenis permainan yang para pemainnya memainkan peran tokoh khayalan dan berkolaborasi untuk merajut sebuah cerita. Dalam sebuah permainan RPG, tidak ada menang atau kalah. Simulation, permainan interaktif jenis ini dapat dikelompokan sebagai berikut: - Life simulation games, adalah permainan simulasi kehidupan yang meliputi kehidupan individu sebagai tokoh karakter dalam permainan.

10 23 - Construction and management simulation games, adalah permainan berupa simulasi pembangunan sebuah kota. - Vehicle simulation, adalah permainan yang meliputi simulasi pengoperasian beberapa kendaraan. - Manager simulation, adalah permainan berupa simulasi menjadi seorang manajer dalam sebuah klub sepakbola. Action game, adalah jenis permainan yang berkaitan dengan tantangan fisik, seperti ketangkasan dan reflek dari pemain. Adventure game, adalah jenis permainan yang menggunakan tokoh karakter fisik yang bertugas memecahkan sebuah misteri atau kasus, memburu harta karun, maupun menyelamatkan tokoh karakter buatan. Banyak dari permainan interaktif ini diangkat dari sebuah novel populer maupun film. Action-adventure game, adalah jenis permainan petualangan yang dikombinasikan dengan aksi bertarung, menghadapi rintangan, maupun memecahkan teka-teki. Racing, adalah permainan yang bernuansakan balap kendaraan. Dalam permainan ini kendaraan yang dimainkan bisa dikendalikan oleh satu atau beberapa orang pemain. Sport, adalah jenis permainan interaktif bertemakan olahraga.

11 24 3. Tujuan Educational, adalah jenis permainan yang ditujukan untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep keilmuan. Exercise, adalah jenis permainan yang memfasilitasi pemainnya melakukan latihan fisik yang umumnya memanfaatkan pendekatan gamifikasi untuk menilai suatu pencapaian dari latihan fisik yang dilakukan oleh pemainnya. Advertising, adalah jenis permainan yang ditujukan sebagai media promosi oleh suatu perusahaan sehingga menarik perhatian pasar terhadap sebuah produk yang dijual. Serious game, merupakan jenis permainan yang diciptakan untuk memberikan pengajaran atau melakukan pelatihan terhadap pemainnya. Casual game, merupakan produk yang tujuannya untuk mengisi waktu dengan permainan yang sangat sederhana dan bisa dilakukan sewaktu-waktu tanpa membutuhkan keahlian dan komitmen khusus. Art medium, adalah jenis permainan interaktif yang berusaha menyajikan keindahan dan tema seni tertentu. Pada umumnya, cara penyajiannya adalah dengan melakukan modifikasi terhadap karya yang sudah ada.

12 25 Meskipun banyak kategori yang tersedia, keberadaan bentukbentuk usaha dalam sektor permainan interaktif masih sangat terbatas dan minim, tetapi terus berkembang dengan dipengaruhi oleh perkembangan budaya masyarakat Indonesia Isu Industri Kreatif Permainan Interaktif Sektor permainan interaktif merupakan sektor yang sangat jarang ditemui, tetapi memiliki unsur edukasi yang besar sehingga sangat menarik untuk dikembangkan dan dijalankan karena pintu untuk memasuki industri terutama dalam sektor ini masih terbuka sangat lebar. Akan tetapi, dalam pengembangan subsektor permainan interaktif ini terdapat beberapa isu yang menjadi permasalahan, antara lain (Parekraf, 2014): Ketersediaan sumber daya manusia kreatif yang profesional dan kompetitif Dari segi pendidikan, terdapat ketidaksesuaian kurikulum pendidikan yang tersedia dengan kebutuhan dunia industri permainan interaktif. Sedangkan dari segi ketenagakerjaan, masih banyak SDM yang belum termotivasi dan terinspirasi untuk masuk kedalam industri permainan interaktif. Ketersediaan sumber daya pendukung yang berkualitas, beragam, dan kompetitif

13 26 Budaya Indonesia masih belum berusaha untuk membangun, mendukung, dan menanamkan karakter industri permainan kreatif pada budaya Indonesia. Industri yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam Masih belum banyaknya contoh keberhasilan pelaku industri permainan interaktif, daya saing yang rendah, dan masih fokus kepada servis daripada produk. Ketersediaan pembiayaan yang sesuai, mudah diakses, dan kompetitif Permasalahan ini muncul karena skala pembiayaan khusus untuk pengembangan permainan interaktif tergolong kecil. Perluasan pasar bagi karya kreatif Permasalahan dalam hal ini adalah rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk lokal, memberikan penilaian bahwa permainan interaktif berdampak negatif, dan belum terdapat saluran distribusi yang baik di wilayah lokal. Ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan kompetitif Permasalahan dalam hal ini berupa masih minimnya akses internet di Indonesia yang tergolong rendah dibandingkan negara maju lainnya, serta adanya billing platform dimana terjadi

14 27 persaingan tidak sehat dengan cara menghalangi produk permainan interaktif untuk masuk ke dalam pasar Indonesia. Kelembagaan dan iklim usaha yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif Permasalahannya antara lain adalah bahwa masih tidak adanya perbedaan perlakuan terhadap pelaku industri lokal dan asing, serta belum adanya koordinasi memadai untuk pelaku didalam industri permainan interaktif. Menggunakan tujuh indikator penilaian berupa sumber daya kreatif, sumber daya pendukung, industri, pembiayaan, pemasaran, infrastruktur dan teknologi, serta kelembagaan, didapat bahwa skor daya saing permainan interaktif adalah 3,8 (Parekraf, 2014). Gambar 2.3 Daya Saing Subsektor Permainan Interaktif Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2014

15 28 Gambar diatas menjelaskan bahwa SDM permainan interaktif belum dapat bersaing dengan industri lain yang sudah matang. Tidak banyak potensi yang berasal dari perguruan tinggi berminat di bidang permainan interaktif. Sumber daya manusia kreatif yang sudah ada pun mengalami hambatan, bahwa belum diimbangi dengan kualitas sebagai suplai industri permainan interaktif, serta rendahnya minat SDM kreatif yang berkualitas untuk masuk ke industri permainan interaktif lokal. 2.2 Metode Penelitian Berikut adalah metode-metode penelitian yang akan digunakan dalam merancang perencanaan bisnis model ini External Assessment Tujuan dari dilakukannya analisa PESTEL (external assessment) ini adalah membentuk sebuah kerangka analisa untuk menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah dan perencanaan ide bisnis yang akan dijalankan, dengan hasil sebuah peluang dan ancaman yang akan dihadapi pebisnis baru (David, 2014). Faktorfaktor yang termasuk dalam analisa PESTEL ini adalah: Ekonomi Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembelian dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis

16 29 yang akan dijalankan, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, dan tingkat inflasi. Sosial, kultur, demografi, dan lingkungan natural Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada, seperti tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial dan kerja, serta kesejahteraan sosial. Politik, pemerintah, dan hukum Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana akan dilakukannya suatu bisnis. Teknologi Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis, seperti pengembangan teknologi dan automatisasi Porter s Five Forces Untuk menganalisis keberadaan, kelebihan, dan kekurangan dari industri kreatif khususnya permainan interaktif di Indonesia, Porter s Five Forces merupakan pendekatan terbaik. Dibagi menjadi

17 30 5 (lima) kategori, analisa Porter s Five Forces dapat dicerminkan dalam bagan dibawah ini (Porter, 1979): Gambar 2.4 Porter s Five Forces Sumber: Porter, Persaingan antar perusahaan sejenis Bagian ini membantu dalam menganalisa banyaknya jumlah pesaing yang sudah ada saat ini dan juga kesamaan atau perbedaan produk yang ditawarkan oleh pesaing. Hal ini menjadi sorotan utama, karena jika faktor ini sangat dominan, maka besar kemungkinan bagi pemasok dan pembeli untuk memilih. 2. Kemungkinan masuknya pesaing baru Analisa dimana melihat kemudahan atau kesulitan serta kemampuan dari para pebisnis baru yang akan masuk dalam industri, dengan faktor yang mempengaruhi antara lain brand

18 31 equity, hambatan masuk ke pasar, paten, skill atau core competence, economic of scope, dan cost advantage. 3. Pengembangan produk substitusi Bagian ini menganalisa produk (barang atau jasa) yang berpotensi sebagai produk pengganti, dengan dipengaruhi beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan pelanggan untuk melakukan substitusi, dan diferensiasi produk. 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok Analisa kekuatan pemasok untuk mempengaruhi industri dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jumlah pemasok, switching cost ke pemasok lainnya, ketersediaan dan hubungan antara pebisnis dan pemasok. 5. Kekuatan tawar-menawar pembeli Analisa mengenai kekuatan pelanggan untuk mempengaruhi industri sehingga dapat menekan harga hingga jumlah kuantitas produk atau kemampuan jasa yang ditawarkan oleh pebisnis, faktor yang mempengaruhi seperti jumlah calon pelanggan, switching cost pelanggan, sensitivitas harga, dan tingkat diferensiasi.

19 TOWS Matrix Analisa menggunakan TOWS matrix merupakan salah satu teknik untuk dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, kesempatan atau oportunitas yang dapat dimanfaatkan, serta hambatan yang akan kita hadapi dalam menjalankan suatu bisnis. Analisa TOWS matrix ini terbagi menjadi dua faktor, yaitu: 1. Faktor internal Strengths, merupakan faktor internal yang menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pebisnis dibandingkan dengan pebisnis lain yang sejenis. Weaknesses, merupakan faktor internal yang menjelaskan kelemahan atau kekurangan yang dimiliki oleh pebisnis dibandingkan dengan pebisnis lain yang sejenis. 2. Faktor eksternal Opportunities, merupakan faktor eksternal yang menjelaskan kesempatan atau oportunitas yang ada di lingkungan pebisnis yang dapat dimanfaatkan oleh pebisnis untuk berkembang. Threats, merupakan faktor eksternal dimana terdapat hambatan yang ada di lingkungan pebisnis yang dapat menghambat keberlangsungan proses bisnis.

20 Costumer Insight Customer insight adalah sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui dan lebih memahami keinginan masyarakat saat ini, berdasarkan perilaku, pengalaman, keyakinan, dan kebutuhan sesuai dengan permasalahan saat ini. Untuk mengimplementasikan pendekatan tersebut dalam pembuatan bisnis model ini, maka digunakan metode penyebaran kuisioner Innovation Inovasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu configuration berwarana biru yang berfokus pada bagian paling dalam dari sebuah perusahaan dan juga mengenai bisnis sistem mereka, offering berwarna oranye yang berfokus pada inti dari produk atau jasa dari sebuah perusahaan, dan experience berwarna merah yang berfokus pada cara perusahaan untuk menghadapi dan berinteraksi dengan para konsumennya (Keeley, 2014).

21 34 Gambar Tipe Inovasi Sumber: Berikut di bawah ini merupakan penjelasan mengenai 10 tipe inovasi menurut Keeley (2014): 1. Profit model Jenis inovasi ini memberikan suatu perusahaan pembaharuan dalam usaha dan cara-cara perusahaan dalam mengubah sumber daya mereka menjadi pendapatan atau uang tunai. 2. Network Jenis inovasi ini menyediakan cara bagi suatu perusahaan untuk mengambil keuntungan dari perusahaan lain berupa proses, teknologi, saluran, serta komponen bisnis lainnya. Inovasi ini memberikan kesempatan bagi suatu perusahaan untuk dapat memanfaatkan kekuatan mereka sendiri sambil berkolaborasi dan memanfaatkan kemampuan serta aset milik perusahaan lain.

22 35 3. Structure Inovasi ini difokuskan pada upaya perusahaan dalam mengorganisasikan dan membina aset perusahaan dengan cara yang unik untuk menciptakan sebuah nilai tambah yang baik bagi perusahaan. Inovasi ini dapat dilakukan di seluruh sistem manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih produktif dan untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga dapat menjadi lebih unggul dari pesaing. 4. Process Inovasi proses melibatkan aktifitas dan operasional yang dibutuhkan untuk menghasilkan penawaran utama suatu perusahaan. Inovasi proses membutuhkan perubahan dramatis yang memungkinkan perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan memimpin pasar. Perusahaan dapat menggunakan pendekatan hak paten untuk mengklaim kepemilikan mereka akan suatu inovasi proses dan menghasilkan keuntungan selama bertahun-tahun. 5. Product performance Sebuah produk dapat dikatakan sebagai produk inovatif apabila produk tersebut adalah sama sekali baru, telah di update, atau muncul nilai tambah baru yang dapat menambah inti nilai produk tersebut. Inovasi produk yang baik adalah inovasi yang dapat

23 36 memberikan keunggulan kompetitif untuk jangka panjang perusahaan. 6. Product system Inovasi ini berakar pada sebuah proses yang menghubungkan suatu produk dan jasa untuk menciptakan sebuah sistem yang kuat. Inovasi sistem produk dapat membantu perusahaan untuk membangun suatu ekosistem yang dapat memenangkan kepuasan pelanggan dan menciptakan perbedaan dengan kompetitor. 7. Service Inovasi servis dapat meningkatkan utilitas, kinerja, dan nilai-nilai suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Inovasi ini membuat produk yang ditawarkan menjadi lebih mudah untuk dicoba, digunakan, dan dinikmati. Apabila dilakukan dengan baik, maka inovasi ini dapat mengangkat nilai suatu produk menjadi lebih menarik dan membuat pelanggan datang kembali. 8. Channel Jenis inovasi ini mencakup seluruh cara yang dapat menghubungkan penawaran yang diberikan oleh perusahaan dengan pelanggan. Tujuan dari inovasi ini adalah untuk memastikan bahwa pelanggan dapat membeli apa yang mereka inginkan, kapan, dan bagaimana mereka menginginkannya,

24 37 dengan mengeluarkan biaya yang minimum dan mendapatkan kepuasan yang maksimal. 9. Brand Inovasi merek dapat membantu untuk memastikan bahwa pelanggan lebih mengenali, mengingat, dan memilih produk yang ditawarkan oleh perusahaan daripada penawaran yang diberikan oleh kompetitor. Inovasi ini dapat dicapai dengan menerapkan strategi berkesinambungan melalui cara perusahaan berkomunikasi, beriklan, dan berinteraksi yang menghubungkan mereka dengan para pelanggan. Inovasi merek juga dapat memberikan makna, maksud, dan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan perusahaan. 10. Customer engagement Jenis inovasi ini adalah tentang memahami aspirasi mendalam yang diinginkan pelanggan dan menggunakan wawasan tersebut untuk mengembangkan hubungan yang lebih bermakna antara perusahaan dengan pelanggan Business Model Canvas Menurut Osterwalder dan Yves (2010), model bisnis merupakan sebuah gambaran atau deskripsi dari sebuah organisasi dalam melakukan sebuah kreasi, implementasi, dan menangkap nilai yang

25 38 ada. Model bisnis ini dirangkai dalam sebuah 9 building blocks sebagai berikut: 1. Customer segment Gambar 2.6 Nine Building Blocks Sumber: Osterwalder dan Yves, 2010 Bagian ini menjelaskan macam kategori masyarakat dari kumpulan target pasar yang menjadi sasaran bagi sebuah organisasi untuk memberikan pelayanannya berupa barang dan jasa yang sesuai. Adapun beberapa klasifikasi customer segment yaitu: Mass market, tipe customer segment ini tidak terfokus pada suatu kumpulan atau kelompok tertentu, pasar yang dituju adalah pasar secara keseluruhan. Tipe model bisnis yang

26 39 diberikan biasanya berupa kebutuhan-kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh kelompok secara keseluruhan. Niche market, tipe ini terfokus pada suatu kumpulan atau kelompok tertentu secara spesifik. Tipe model bisnis yang biasanya sering ditemui dalam bentuk B2B (business to business). Segmented, pada tipe ini pasar dibagi menjadi beberapa segmen yang terbagi sesuai dengan kebutuhan. Tipe model bisnis yang sering ditemui biasanya berupa bisnis spesialis. Diversified, tipe ini merupakan tipe yang sudah dikembangkan lebih luas dalam hal segmen pasar maupun kebutuhan. Multi-sided platform (multi-sided market), tipe ini merupakan tipe yang mengkombinasikan dua atau lebih segmen pasar yang ada dan menghasilkan sebuah sistem model bisnis yang baru. Dalam memulai suatu bisnis baru, haruslah menentukan segmen pasar mana yang menjadi target pilihan dan sesuai dengan apa yang tersedia dan dapat diberikan secara maksimal oleh calon pebisnis.

27 40 2. Value proposition Value proposition adalah sebuah bentuk barang atau jasa yang memiliki nilai untuk kelompok segmen pasar. Hal ini merupakan salah satu faktor penentu pasar untuk beralih dari produk satu ke yang lainnya, dengan membandingkan mana yang lebih memberikan manfaat atau nilai lebih. Berikut ini adalah unsur dari nilai lebih atau nilai tambah, yaitu: Newness, sebuah unsur nilai tambah baru yang merupakan tambahan dari nilai yang sebelumnya telah diberikan. Performance, sebuah unsur nilai tambah berupa peningkatan dalam segi performa suatu barang atau jasa. Customization, sebuah unsur nilai tambah yang menggabungkan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan pasar secara spesifik. Getting the job done, sebuah unsur nilai tambah dalam bentuk pelayanan kepada pelanggan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan mereka. Design, sebuah unsur nilai tambah yang ditanamkan dalam sebuah desain. Brand / status, sebuah unsur nilai tambah yang tertanam dalam sebuah merek atau nama dari suatu barang atau jasa.

28 41 Price, sebuah unsur nilai tambah berupa tingkat harga yang dibebankan kepada pelanggan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan. Cost reduction, sebuah unsur nilai tambah dimana pebisnis memperhatikan pelanggan dalam hal biaya. Risk reduction, sebuah unsur nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan sebagai bentuk pengurangan resiko. Accessibility, sebuah unsur nilai tambah dimana dapat memberikan kemudahan bagi pelanggan dalam mengakses barang dan jasa yang diberikan. Convenience / usability, sebuah unsur nilai tambah dimana barang atau jasa yang disediakan nyaman dan mudah untuk digunakan oleh pelanggan. 3. Customer relationship Bagian ini merupakan deskripsi atau penjabaran mengenai cara sebuah perusahaan maupun pebisnis dalam melakukan usahanya untuk tetap membangun hubungan yang baik dengan pelanggan sebagai bentuk hubungan baik antara pebisnis dan pelanggan. Hal yang mendorong para pebisnis untuk mempertahankan hubungan ini adalah customer acquisition, customer retention, dan boosting sales (upselling). Ada beberapa cara dalam membangun customer relationship, yaitu:

29 42 Personal assistance, dimana pelanggan dapat dengan langsung berbicara dan berinteraksi dengan pegawai representatif dalam hal melayani proses pembelian barang atau jasa. Dedicated personal assistance, dimana pelanggan akan dilayani secara langsung oleh seorang pegawai representatif selama hubungan terjalin antara pelanggan dengan pebisnis. Self-service, dimana pebisnis tidak melakukan kontak langsung dengan pelanggan, tetapi dengan menyediakan segala macam kebutuhan pelanggan untuk dapat melayani dan tetap mempertahankan hubungan antara pebisnis dan pelanggan. Automated service, bentuk hubungan yang merupakan perpaduan pelayanan self-service dengan proses yang terautomatisasi. Communities, saat ini banyak pebisnis yang mengutilisasikan keberadaan komunitas sebagai salah satu bentuk hubungan antara pebisnis dan pelanggan. Co-creation, hal ini diimplementasikan dalam bentuk ulasan atau evaluasi dari pelanggan kepada pebisnis atas pelayanan yang diberikan selama ini (feedback).

30 43 4. Channels Merupakan upaya suatu perusahaan atau pebisnis untuk mengkomunikasikan value proposition yang ada dan mencapai segmen pasar yang dituju. Channels memiliki lima fase yang dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.7 Five Channel Phases Sumber: Osterwalder dan Yves, 2010 Ada pun beberapa fungsi dari upaya saluran ini adalah: Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap barang atau jasa yang disediakan oleh pebisnis. Sebagai alat bantu bagi pelanggan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan (value proposition) yang diberikan. Memberikan keleluasaan kepada pelanggan untuk memilih barang atau jasa yang sesuai dengan yang mereka inginkan. Sebagai saluran pengantar value proposition dari pebisnis kepada pelanggan. Sebagai layanan servis kepada pelanggan setelah proses pembelian.

31 44 5. Revenue stream Hal ini merupakan bentuk pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Bagian ini merupakan dasar atau modal berjalannya suatu bisnis. Terdapat dua tipe pendapatan dalam suatu model bisnis, yaitu: Pendapatan atas transaksi penjualan barang atau jasa dengan pelanggan secara langsung. Pendapatan atas transaksi yang dijalankan dengan pelanggan secara berkala atas penjualan barang atau jasa. 6. Key resources Bagian ini merupakan unsur yang sangat penting di dalam memulai suatu bisnis yang mendeskripsikan kumpulan aset (tetap maupun tidak tetap) yang menunjang proses bisnis. Kumpulan aset ini membantu pebisnis dalam hal merangkai value proposition, mencapai target pasar, mempertahankan hubungan dengan pelanggan, dan menghasilkan pendapatan. Kumpulan aset ini terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu: Physical, kategori ini terdiri dari aset berupa fasilitas-fasilitas penunjang produksi, gedung, kendaraan, mesin, sistem, dan sistem distribusi. Intellectual, kategori ini terdiri dari merek, hak paten, partnerships, dan database customer dimana semua

32 45 komponen tersebut sangat penting dalam membangun bisnis model yang kuat. Human, dalam suatu kelompok usaha dibutuhkan man-power yang merupakan salah satu unsur penting di dalam proses berjalannya suatu bisnis. Financial, salah satu unsur terpenting dalam menjalankan sebuah bisnis adalah adanya sumber dana yang dibutuhkan untuk proses berjalannya bisnis tersebut. 7. Key activities Aktifitas inti untuk menjalankan suatu bisnis adalah unsur terpenting yang harus dijalankan dengan sangat baik. Seperti key resources, unsur ini merupakan unsur pembentuk value proposition, mempertahankan customer relationship, menhasilkan pendapatan, dan mencapai target pasar. Aktifitas inti dapat dibagi menjadi beberapa kategori: Production, aktifitas ini melingkupi kegiatan mendesain, menciptakan, dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu sesuai dengan permintaan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai dalam perusahaan manufaktur. Problem solving, aktifitas ini melibatkan seorang pebisnis untuk membantu mencari solusi atau memecahkan masalah pelanggan. Kegiatan ini biasanya dapat dijumpai berupa

33 46 penyedia jasa konsultasi, rumah sakit, dan organisasi jasa lainnya. Platform / network, aktifitas yang didominasi oleh terbentuknya suatu jaringan sebagai penunjang aktifitas bisnis. 8. Key partnership Merupakan sebuah unsur koneksi antara pemasok dan rekan bisnis yang memberikan konstribusi terhadap proses bisnis. Adapun beberapa tipe key partnership, antara lain: Alliance, strategi aliansi dengan non-kompetitor. Coopetition, strategi kerjasama dengan kompetitor. Joint venture, untuk pengembangan bisnis baru. Buyer-supplier relationship, untuk menjamin kepercayaan terhadap pemasok. 9. Cost structure Merupakan unsur biaya secara keseluruhan dalam menjalankan suatu bisnis. Biaya yang dimaksud adalah biaya yang terjadi atas kegiatan operasi suatu bisnis Blue Ocean and Red Ocean Strategy Suatu analisa bisnis berangkat dari sebuah kondisi pasar yang telah terbentuk seiring berjalannya proses perekonomian di suatu tempat.

34 47 Kondisi pasar ini dapat ditelusuri dengan dua analisa strategi untuk dapat memasuki pasar dengan strategi yang tepat, yaitu (HBR, 2004): Blue ocean strategy Pada kondisi blue ocean, industri yang akan dimasuki masih merupakan industri awam, pasar yang masih belum diketahui, dan kompetisi yang tergolong nihil. Dalam kondisi seperti ini, tingkat permintaan langsung terbentuk tanpa adanya persaingan yang terjadi. Terdapat potensi besar dalam mengembangkan kesempatan bisnis dalam kondisi ini dan dapat dikategorikan sebagai seorang pioneer atau first mover. Red ocean strategy Sedangkan pada kondisi red ocean, industri yang akan dimasuki sudah terbentuk, keadaan pasar yang sudah jelas, serta kompetisi yang sangat ketat. Untuk memasuki pasar ini, pebisnis harus memiliki strategi baru yang didukung dengan inovasi serta nilai tambah yang dapat bersaing dengan kompetitor yang sudah ada di pasar tersebut.

35 48 Gambar 2.8 Karakteristik Blue Ocean dan Red Ocean Strategy Sumber : Harvard Business Review, Perilaku Konsumen Menurut Kottler (2013), perilaku konsumen diartikan sebagai seluruh individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Dalam pemahaman teori, sikap atau perilaku konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan mempengaruhi tindakan konsumen terhadap produk tersebut. Sebagai pebisnis, perilaku konsumen merupakan hal yang harus diketahui dengan tujuan untuk dapat menentukan strategi yang tepat untuk menarik konsumen. Terdapat 4 (empat) faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu: 1. Faktor budaya Budaya merupakan serangkaian nilai, persepsi, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan

36 49 instansi penting lainnya, dimana terdapat sekelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa. 2. Faktor sosial Terdiri dari seluruh kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang, seperti keluarga atau seseorang yang memiliki peran atau status penting dalam suatu kelompok. 3. Faktor pribadi Terdiri dari umur dan tata siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri dari masingmasing individu. 4. Faktor psikologis Faktor psikologis dipengaruhi oleh empat faktor yaitu motivasi (kebutuhan yang mendorong seseorang untuk mencari kepuasan atas kebutuhan), persepsi (proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran), pembelajaran (meliputi perubahan perilaku seseorang karena pengalaman), dan keyakinan (pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu). Perkembangan zaman yang semakin pesat dan meningkatnya taraf hidup masyarakat telah mempengaruhi banyak hal terutama

37 50 faktor pribadi yang mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk memenuhi kebutuhannya Strategi Pemasaran Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses menjelaskan, menciptakan, mengantisipasi, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan berupa produk atau jasa (David, 2014). Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam mengimplementasikan pemasaran dalam sebuah bisnis, antara lain: 1. Marketing mix Salah satu strategi pemasaran yang sering didengar adalah strategi marketing mix yang terdiri dari 4P yaitu product, price, place, dan promotion. Hingga pada tahun 1960-an, E. Jerome McCarthy memperkenalkan pengembangan dari 4P menjadi 7P dengan penambahan people, physical evidence, dan process. Produk (Product) Produk merupakan elemen penting dimana sebuah produk yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Harga (Price) Harga merupakan sebuah nilai ekonomis yang diberikan oleh konsumen untuk memperoleh barang atau jasa, dimana harga

38 51 merupakan faktor penting bagi konsumen untuk mengambil keputusan dalam bertransaksi. Saluran Distribusi (Place) Saluran distribusi terdiri dari sekumpulan lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. Distribusi ini berkaitan dengan kemudahan memperoleh produk di pasar dan tersedia dengan mudah saat konsumen mencarinya. Promosi (Promotion) Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari produsen kepada konsumen atau pihak lain melalui periklanan dengan menggunakan komunikasi persuasif kepada konsumen. Orang (People) Orang yang dimaksud dalam hal ini adalah semua orang yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan penyedia jasa atau penjual produk dalam proses bisnis. Bentuk fisik (Physical evidence) Hal ini merupakan keadaan atau kondisi yang di dalamnya termasuk suasana dan karakteristik lingkungan fisik yang

39 52 tampak, dapat berupa situasi dalam segi dekorasi, ruangan, suara, aroma, cahaya, dan tata ruang. Proses (Process) Sebuah kegiatan yang menunjukan proses pelayanan yang diberikan kepada konsumen selama melakukan pembelian barang atau jasa. 2. Segmenting, Targeting, dan Positioning Segmenting Segmen pasar adalah sekelompok orang atau sekelompok organisasi yang memiliki kesamaan karakteristik sehingga memiliki kebutuhan produk dan jasa yang sama. Menurut Kottler, segmentasi pasar membagi sebuah pasar ke dalam kelompok-kelompok yang khas berdasarkan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang terpisah. Tujuan dilakukannya segmentasi pasar ini adalah untuk mengelompokkan konsumen yang memiliki karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang sama, sehingga mereka akan ditawari produk dengan harga, metode distribusi, dan metode promosi yang berbeda dari segmen pasar satu dengan yang lainnya.

40 53 Targeting Strategi selanjutnya adalah menentukan target pasar yang tepat bagi produk atau jasa yang ditawarkan. Menurut Kottler, targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif yang terbagi menjadi 3 (tiga) kriteria yang harus dipenuhi dalam mengevaluasi segmen pasar yang akan dijadikan target: - Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi perusahaan. - Didasarkan pada keunggulan kompetitif perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk mengukur apakah perusahaan tersebut memiliki kekuatan untuk mendominasi segmen pasar yang dipilih. - Didasarkan pada situasi persaingannya yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik segmen pasar. Positioning Positioning adalah strategi dalam memutuskan posisi produk atau jasa yang ditawarkan di pasar didasari penjelasan kepada konsumen tentang keunggulan dan keunikan produk atau jasa yang ditawarkan dibandingkan dengan kompetitor. Positioning terdiri dari tiga langkah, yaitu:

41 54 - Menentukan unsur utama bagi pasar sasaran. - Merancang fitur yang paling efektif dalam mengkomunikasikan produk atau jasa, seperti merek, slogan, penampilan, atau fitur produk. - Mengkoordinasikan komponen bauran pemasaran untuk menyampaikan pesan yang konsisten Perencanaan Keuangan Dalam menjalankan sebuah bisnis, hal yang harus diperhatikan adalah dari sisi perencanaan keuangannya, dimana sisi keuangan tersebut dapat menjadi gambaran keuangan secara akurat. Gambaran keuangan tersebut dapat disajikan dalam bentuk laporan keuangan, seperti (Keown, 2014): Income Statement Merupakan sebuah bentuk laporan keuangan yang menyajikan posisi pendapatan dan pengeluaran dari sebuah bisnis berjalan yang menggambarkan posisi untung atau rugi pada suatu periode waktu tertentu. Balance Sheet Merupakan sebuah bentuk laporan keuangan yang menyajikan posisi besaran aset, kewajiban, dan modal pada suatu periode waktu tertentu.

42 55 Free Cash Flow Merupakan sebuah bentuk laporan keuangan yang menyajikan arus kas masuk dan keluar suatu bisnis berjalan dalam suatu periode tertentu. Tidak hanya dalam bentuk laporan keuangan sebagai gambaran pergerakan keuangan sebuah bisnis yang berjalan, adapula analisa keuangan yang perlu dilakukan seperti: Net Present Value Merupakan analisa keuangan yang menggambarkan selisih nilai investasi sekarang dengan nilai proyeksi penghasilan yang diharapkan di masa yang akan datang. Projek investasi dapat dikatakan layak jika nilai NPV dari suatu bisnis bernilai positif, dan jika nilai NPV negatif maka projek investasi dapat dikatakan tidak layak. NPV dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.9 Rumus Perhitungan Net Present Value Sumber : Keown, 2014 Payback Period (PP) Merupakan perhitungan yang mengindikasikan waktu dimana sebesar investasi yang dikeluarkan dapat kembali dengan jumlah

43 56 sebesar yang diterima. Perhitungan PP dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.10 Rumus Perhitungan Payback Period Sumber: Keown, 2014 Discounted Cash Flow Merupakan analisa yang menggunakan proyeksi free cash flow (FCF) dan metode WACC (weighted average cost of capital) untuk menghasilkan nilai present value, dimana digunakan untuk mengevaluasi potensi investasi yang dapat dilakukan. Perhitungan DCF dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.11 Rumus Perhitungan Discounted Cash Flow Sumber: Keown, 2014

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Pertemuan 12: Industri kreatif Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, SE., MA. Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS

BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS BISNIS MODEL PERMAINAN INTERAKTIF THE SHERLOCK WAYS Raymond R. Mulyadi, Virtue Ngaharjo, Janice, dan Agustian B. Prasetya Laporan Teknis Jakarta, 04/05/2015 Disetujui, Dr. Agustian Budi Prasetya, MPA ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan Industri Kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan Industri Kreatif BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu ide bisnis sering kali tercipta dari hasil pengamatan berbagai industri dan perusahaan yang disatukan menjadi suatu inovasi untuk menjawab permintaan pasar yang

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda

Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda Pentingnya Penerapan Teori Marketing 7P dalam Usaha Anda 7P Dalam Bauran Pemasaran, Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam rencana pengembangan industri kreatif Indonesia tahun 2025 yang dirumuskan oleh Departemen Perdagangan RI dijelaskan adanya evaluasi ekonomi kreatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA

APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA APPLE SERVICE CENTER DI SURABAYA Budi Hartono Magister Manajemen budzciamik@hotmail.com Abstrak irepair merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa yaitu jasa service produk Apple. Dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian semakin cepat seiring dengan munculnya potensi ekonomi baru yang mampu menopang kehidupan perekonomian masyarakat dunia. Pada awalnya

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori 2.1 Services Marketing Marketing (pemasaran) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Manajemen pemasaran (marketing management) sebagai seni dan ilmu memilih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG 1 BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN PENUNJANG PARIWISATA BERBASIS EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya.

BAB VI KESIMPULAN. photography, wedding, bahkan ATPM yang ingin launching mobil. terbaru, kegiatan komunitas mobil dan sebagainya. 206 BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 6.1.1. General Summary The Cars Restaurant (TCR) merupakan restoran yang tidak hanya menjual makanan dan minuman, namun konsep yang kami tawarkan yaitu desain restoran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1. Metodologi penelitian. Business Canvassing. Ruang Lingkup Bisnis. Produk dan Layanan STP. Business Feasibility BAB III METODOLOGI 3.1 METODE PERENCANAAN BISNIS Untuk merencanakan konsep pengembangan model bisnis dari developer rumah container ini, kami menggunakan berbagai macam perencanaan dan sistem untuk menjaga

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak menyajikan peluang bisnis sekaligus tantangan bisnis bagi perusahaan-perusahaan. Dengan banyaknya tantangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. dari sudut pandang ruang dan waktu. Persaingan yang ketat inipun tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang memasuki tahun 2010 (APEC) dan tahun-tahun selanjutnya didunia ini masing-masing negara seperti tidak mempunyai batas lagi, ditinjau dari sudut pandang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan

Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Pengembangan Ekonomi Kreatif dan Pemberdayaan Pemuda Indonesia Ahmad Buchori Kepala Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan Bogor, 29 Desember 2015 1 Agenda 1. Potensi dan Tantangan Kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi

BAB 2 DASAR TEORI Business Model Canvas. Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Business Model Canvas Bisnis model dideskripsikan sebagai alasan bagaimana sebuah organisasi menciptakan, memberikan, dan menangkap sebuah nilai (Osterwalder & Pigneur, 2010). Pemahaman

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA

PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA PENGEMBANGAN BISNIS BABAL AKI DENGAN SISTEM INFORMASI DAN PERLUASAN JARINGAN TUGAS AKHIR DESYANA 1121001047 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2016 HALAMAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ekonomi kreatif yang digerakkan oleh industri kreatif, didefinisikan sebagai industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan

Lebih terperinci

BMC Summary and Simple Example for E2

BMC Summary and Simple Example for E2 BMC Summary and Simple Example for E2 BMC adalah hasil penelitian doktoral yang dibagikan bagi para start-up baik dalam bentuk buku maupun website TOOLS TO CREATE AND ANALYZE BUSINESS MODELS Why BMC

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi

5 BAB V KESIMPULAN. HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi 5 BAB V KESIMPULAN HandyPro adalah sebuah bisnis yang menawarkan pelayanan jasa untuk mengatasi masalah pada tempat tinggal. Melalui visi HandyPro yaitu menjadi perusahaan yang memberikan kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Analisis Pasar dan Industri II.1.1. SWOT Analysis Ialah salah satu alat analisis untuk mengevaluasi kondisi internal dan eksternal berdasarkan kekuatan (strengths), kelemahan

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Analisis Keuangan Metode analisis keuangan yang digunakan dalam pengukuran pngembalian investasi bisnis SPBG adalah sebagai berikut : a. Sensitivity Analysis Pada perhitungan

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK

PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Modul ke: PERENCANAAN PEMASARAN Fakultas TEKNIK Nanang Ruhyat Program Studi Teknik Mesin www.mercubuana.ac.id PERENCANAAN PEMASARAN Oleh: Dr. Asikum Wirataatmadja, SE, MM,. Ak Konsep Pemasaran Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia persaingan bisnis yang global memaksa para pelaku bisnis berpikir untuk memilih dan menerapkan strategi, agar produk mereka diterima di pasar. Dunia industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan posisi dalam persaingan bisnis dengan tujuan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha semakin ketat dan kompleks. Dengan semakin ketat dan kompleksnya persaingan, maka banyak perusahaan yang berlomba untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian BRI Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai Lembaga Keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya. Hal ini yang menjadi salah satu daya tarik wisata di Indonesia. Salah satu daerah di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam. mengembangkan produk dan servisnya. Bank diharapkan dapat merespons BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia saat ini sedang menghadapi tekanantekanan baik internal maupun eksternal untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan produk dan servisnya.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagian dari kuesioner yang dilakukan masih mengadaptasi STP dari perusahaan perusahaan yang memakai metoda product-centric. Orientasi tersebut kemudian diarahkan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. STRATEGI PEMASARAN a. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditunjukkan untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Segala interaksi yang terjadi merupakan hasil dari komunikasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016

MANAJEMEN PEMASARAN UMKM. Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I Juni 2016 MANAJEMEN PEMASARAN UMKM Program Teras Usaha Mahasiswa Pelatihan Wirausaha Tahap I 17-18 Juni 2016 Pemasaran Produk merupakan perwujudan ide dari seorang pengusaha Dalam beberapa kasus, produk itu dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Model Canvas Sebuah model bisnis diciptakan untuk mendeskripsikan bagaimana sebuah organisasi atau perusahaan membuat (create), memberikan (deliver) dan menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. HM. Sampoerna,Tbk. di masa yang akan datang akan tetap fokus pada bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu Dji Sam Soe dan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN BAB II LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Marketing Marketing atau pemasaran diartikan sebagai proses eksplorasi terhadap kebutuhan pelanggan melalui beragam pendekatan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Makalah Strategi Bisnis Ritel

Makalah Strategi Bisnis Ritel Makalah Strategi Bisnis Ritel Disusun Oleh : Nama : Vina Loren Kelas : XI PM 1 No. Absen : 33 SMKN 9 Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis Retail merupakan keseluruhan aktivitas bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis distribution store atau distro di beberapa kota besar di Indonesia terus membaik. Di Jakarta, misalnya, bisnis penjualan fashion dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Industri kendaraan bermotor merupakan industri yang sangat cepat perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi negara merupakan suatu hal yang sangat penting karena setiap negara menginginkan proses perubahan perekonomian yang lebih baik untuk dicapai sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN

PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN PANDUAN PEMBUATAN BUSINESS PLAN Business Plan adalah dokumen yang berisi narasi mengenai hal yang ingin dicapai sebuah perusahaan dan cara mencapainya. Secara umum, terdapat

Lebih terperinci