ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh:"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK Oleh: AGNES LISDIANI NPM : Tlpn : agnes_lisdiani@yahoo.com Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt Reksadana menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menjadi investor namun minim kemampuan dalam mengelola investasi. Dalam memilih reksadana, calon investor harus mengetahui kinerja reksadana yang dipilih agar investasinya prospektif. Untuk itu diperlukan pengukuran terhadap kinerja reksadana. Dalam menentukan baik atau tidak baiknya kinerja reksadana, diperlukan suatu pembanding atau benchmark. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai kinerja reksadana saham periode dengan menggunakan model Sharpe, Treynor, dan Jensen. Reksadana saham yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah reksadana saham yang terdaftar di BAPEPAM pada periode Berdasarkan kriteria yang ada diperoleh sampel penelitian sebanyak 37 reksadana saham. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji beda one sample t-test. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja saham menggunakan model Sharpe dan Jensen serta tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dibandingkan dengan kinerja pasar dengan model Treynor. Kata kunci: Kinerja Reksadana saham, kinerja pasar, Sharpe, Treynor, Jensen.

2 STOCK MUTUAL FUND PERFORMANCE ANALYSIS IN PERIODS ABSTRACT By AGNES LISDIANI NPM : Tlpn : agnes_lisdiani@yahoo.com Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt Pembimbing II : Retno Yuni Nur S, S.E., M.Sc., Akt Mutual fund become solution for the people who want to be investor but not capable to make the investment. To make choice for mutul funds, its necessary for the investor to find out about mutual funds performance which choosen so that the investment can be prospective. For those reason, its needed performance measurement for mutual fund. To decide whether good or not the mutual fund performance, its needed a benchmark. The purpose of this research is to give empirical evidence about mutul fund performance periods by using sharpe, Treynor and Jensen models. The sample for this research are mutual funds listed in BAPEPAM in periodes. Based on criteria, obtained 37 samples of stock mutual funds. The result showed that there was significally difference between stock mutual funds performance and market performance by using Sharpe and Jensen models. Furthermore, the result also showed that there was not significally difference between mutual funds performance and market share performance by using Treynor Model Key words: Stock Mutual fund performance, market performance, Sharpe, Treynor, Jensen.

3 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat masyarakat mudah mengakses informasi mengenai pasar modal. Meningkatnya jumlah kelas menengah yang memiliki pendapatan lebih juga membuat banyak bermunculan investor baru. Hal ini berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Namun minimnya kemampuan mengelola investasi menjadi kendala bagi calon investor yang ingin berinvestasi di pasar modal. Reksadana menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin menjadi investor namun minim kemampuan dalam mengelola investasi. Pengelolaan invetasi reksadana dilakukan oleh manajer investasi sedangkan administrasi investasi dilakukan oleh bank kustodian. Dengan berinvestasi pada reksadana, investor terbebas dari pekerjaan menganalisa, memonitor serta pekerjaan administrasi lainnya. Reksadana sendiri muncul karena umumnya pemodal merasa kesulitan untuk melakukan investasi sendiri pada surat surat berharga lain seperti saham dan obligasi. Kesulitannya dapat berupa perlunya waktu, tenaga dan informasi untuk melakukan berbagai analisa dan memonitor kondisi pasar secara terus menerus dan juga dana relatif besar untuk dapat melakukan investasi pada surat-surat berharga (Pratomo, 2007). Adanya reksadana memberikan banyak manfaat khususnya bagi masyarakat pemodal. Investasi di pasar modal menjadi lebih mudah dengan adanya pilihan investasi pada reksadana. Modal yang dibutuhkan untuk berinvestasi relatif kecil. Reksadana juga bermanfaat bagi emiten, pemerintah maupun perusahaan yang memerlukan dana investasi melalui penerbitan surat berharga. Dalam memilih reksadana, calon investor harus mengetahui kinerja reksadana yang dipilih agar investasinya prospektif. Untuk itu diperlukan pengukuran terhadap kinerja reksadana. Dalam menentukan baik atau tidak baiknya kinerja reksadana, diperlukan suatu pembanding atau benchmark. Untuk reksadana saham, benchmark yang relevan digunakan adalah Indeks Harga Saham Gabungan. IHSG digunakan sebagai benchmark karena memiliki jenis

4 portofolio yang sama dengan reksadana saham yang menginvestasikan 80 % asetnya untuk berinvestasi pada saham. Kinerja reksadana saham dikatan baik jika return reksadana saham lebih tinggi dibandingkan return IHSG. Dalam melakukan pengukuran kinerja reksadana, terdapat dua metode yang bisa dilakukan yaitu dengan mempertimbangkan return serta dengan menggunakan return dan risiko secara bersama-sama atau disebut dengan composite measure (Fabozzi, 2000). Pengukuran dengan mempertimbangkan return serta resiko dapat dilakukan dengan berapa model yang menghasilkan suatu indeks kinerja. Indeks kinerja menyajikan suatu metode pembandingan dana dengan sifat dan return yang berbeda. Pengukuran kinerja dengan mempertimbangkan risiko dan return yang populer dan juga digunakan dalam penelitian ini adalah model Sharpe, Treynor, dan Jensen. Metode Sharpe dan Treynor didasarkan pada risk premium yaitu selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko. Sedangkan metode Jensen pengukurannya didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan menggunakan data setiap periode dari waktu ke waktu. Ketiga model memiliki resiko yang berbeda-beda. Oleh Karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsistensi ketiga model sehingga diperoleh metode pengukuran yang akurat dalam menentukan keputusan melakukan investasi pada reksadana. Beberapa penelitian sebelumnya tentang pengukuran kinerja reksadana menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Mondigliani (1999) memperoleh hasil penelitian bahwa jika reksa dikelola oleh manajer investasi secara profesional akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja pasar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Risk Adjusted Performance. Penelitian yang dilakukan oleh Jauharry Arifin (2011) terhadap reksadana saham di Indonesia juga menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Mondigliani. Reka dana saham periode yang diteliti menunjukkan kinerja yanng tidak lebih buruk dibandingkan kinerja IHSG.Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Malkiel (1994) yang memperoleh hasil bahwa kinerja

5 reksadana saham tidak secara meyakinkan mengungguli kinerja portofolio acuan atau benchmarknya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk menguji kembali penelitian ini dengan judul Analisis Kinerja Reksadana Saham Periode Rumusan Masalah 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode Sharpe? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode Treynor? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja saham di BEI dengan menggunakan metode Jensen? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang ditentukan oleh penulis agar penelitian memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas adalah penulis hanya akan meneliti tentang reksadana saham dan mengukur kinerja berdasarkan nilai aset bersih menggunakan model Sharpe, Treynor, dan Jensen. 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai perbandingan antara kinerja reksadana saham dibandingkan kinerja saham pada periode Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

6 1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan penambah wawasan, pengetahuan, dan referensi penulisan karya ilmiah mengenai kinerja reksadana saham 2. Bagi investor dan calon investor, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan investasi reksadana dan sebagai referensi untuk melakukan pemilaian terhadap kinerja reksadananya. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan untuk referensi ilmiah bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sejenis maupun penelitian yang lebih luas. 2. LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 8 tentang Pasar Modal, reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Sedangkan menurut kamus keuangan, reksadana diidentifikasikan sebagai portofolio aset keuangan yang terdivesifikasi, dicatatkan sebagai perusahaan investasi yang terbuka, yang menjual saham kepada masyarakat dengan harga penawaran dan penarikannya pada harga nilai aset bersihnya. Menurut Reily dan Brown (2000:1207), reksadana adalah lembaga yang menghimpun uang dari pemegang unit dan kemudian menginvestasikannya pada berbagai surat berharga, seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya. Reksadana dibentuk oleh manajer investasi dan bank kustodian melalui akta kontrak investasi kolektif (KIK) yang dibuat notaris. Manajer investasi akan berperan sebagai pengelola dana investasi yang terkumpuldari sekian banyak investor untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek, sepertit/d, SBI, obligasi, dan saham. Sementara, bank kustodian akan berperan dalam penyimpanan dana atau portofolio milik investor serta melakukan penyelesaian transaksi dan administrasi reksadana. Reksadana merupakan sarana investasi bagi investor untuk dapat berinvestasi ke berbagai instrumen investasi yang tersedia di pasar. Melalui reksadana, investor

7 sudah tidak perlu repot mengelola portofolio investasinya sendiri. 2.2 Return Reksadana Salah satu hal yang menjadi pertimbangan penting dalam melakukan investasi adalah return. Investasi berkaitan dengan pengujian bagaimana pasar modal menetapkan harga sekuritas dengan mempelajari bagaimana investor individu memilih diantara berbagai macam aset keuangan berdasarkan tingkat kesukaannya pada risiko dan return. Apabila investasi diartikan sebagai pemilikan suatu aset maka tingkat pengembalian disebut rate of return. Untuk mengetahui rate of return, hal yang perlu diketahui adalah nilai awal investasi modal dan proceeds atau pendapatan dari investasi bersih dari nilai awal investasi. Perubahan dalam nila investasi apabila positif disebut capital gain, apabila negatif disebut capital loss atas investasi yang terdiri dari aliran kas ditambah dengan setiap perubahan dalam nilai investasi (Gumanti, 2011). Menurut Van Horne (1992) apabila investor menginvestasikan dana yang dimilikinya ke dalam suatu saham pada periode tertentu, maka investor akan memperoleh pengembalian atau return yang terdiri dari dua jenis yaitu (Ambarwati, 2007): 1. Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari investasi, berupa cash flow (income) yang diterima secara periodik, biasamya dinamakan deviden. 2. Capital Gain adalah return yang diperoleh investor dari perubahan harga saham-saham yang dimiliki. Apabila perubahan harga tersebut positif atau harga jual lebih tinggi dari harga beli maka disebut capital gain. Sedangkan apabila harga jual lebih rendah dibandingkan harga beli disebut capital loss. Dengan berinvestasi melalui reksadana, para investor tentu juga harus mempertimbangkan tingkat return yang diperoleh. Return reksadana merupakan return harian perunit penyertaan masing-masinmg reksadana saham dimana akan dihitung dengan rumus sebagai berikut:

8 yang dalam hal ini, R p,t : Return harian reksadana saham pada hari t NAV t : Nilai aset bersih pada hari t NAV t-1 : Nilai aset bersih pada hari t Risiko Reksadana Risiko diartikan sebagai kemungkinan mengalami kerugian yang biasanya diukur dalam bentuk kemungkinan(probability) bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran sangat baik atau sangat buruk (Gumanti, 2011). Dalam investasi oleh Prof Dr.Ir. Soemarno,M.S. risiko didefinisikan sebagai Suatu kondisi yang timbul karena ketidak pastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi disebut risiko. Hal-hal yang perlu diketahui para investor tentang beberapa risiko investasi yang dimiliki reksadana (Ambarwati, 2007) antara lain: 1. Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan (UP) 2. Risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik 3. Risiko likuiditas reksadana terbuka 4. Risiko wanprestasi 5. Risiko berkaitan dengan peraturan 2.4 IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau Composite Stock Prize indeks pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April sebagai indikator pergerakan saham yang tercatat di bursa efek baik saham biasa maupun saham preferen. Hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus 1982 dengan nilai 100, sedangkan jumlah saham yang tercatat pada waktu itu adalah sebanyak 13 saham. IHSG biasa digunakan sebagai proksi dalam pengukuran risiko pasar dalam model analisis harga pasar. IHSG mencerminkan perubahan harga pasar haria seluruh saham yang tercatat di Bursa saham Indonesia. Untuk menghitung Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

9 atau 2.5 Bentuk Reksadana Berdasarkan strutur lembaga, reksadana dibedakan menjadi reksadana berbentuk perusahaan dan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif. Untuk reksadana berbentuk perusahaan di Indonesia masih dibedakan lagi menjadi reksa dana tertutup (close-end funds) dan reksadana terbuka (open-end funds). Sedangkan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif hanya terdiri dari atas reksadana terbuka saja (open-end funds) saja. Di dalam reksadana tertutup pengelola dalam hal ini perusahaan reksadana juga melakukan emisi saham dan hasil emisi tersebut kemudian digunakan untuk membeli saham, obligasi, ataupun sekuritas lainnya. Investor yang membeli sahamperusahaan reksadana ini depat memperjualbelikan saham tersebut di pasar sekunder dengan harga sesuai dengan permintaan dan penawaran saat transaksi, sehingga dapat terjadi harga saham reksadana tertutup tidak sama dengan nilai aset bersih atau net asset value. Perbedaan lain antara reksadana berbentuk perusahaan dengan reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif adalah investor tidak akan mendapatkan saham atas reksadana yang mereka beli melainkan unit penyertaan dan reksadana tersebuttidak diperjualbelikan di pasar sekunder. Sedangkan untuk reksadana berbentukperusahaan, investor akan memperoleh saham yang dapat diperjualbelikan di pasar sekunder. 2.6 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Sharpe Untuk mengetahui apakah reksadana yang dimiliki memberikan keuntungan sesuai yang diharapkan maka perlu dilakukan analisis kinerja dengan menggunakan indeks kerja. Salah satu indeks kerja yang banyak digunakan ialah dengan metode Sharpe. Metode ini menghitung ukuran kinerja yang disesuaikan dengan risiko yang menggunakan acuan Capital Market Line. Metode Sharpe mengukur imbal hasil dibanding risiko total portofolio, dimana risiko total adalah deviasi standar imbal hasil portofolio itu.

10 Pengukuran dengan metode Sharpe dihitung berdasarkan premium atas risiko (risk premium) yang merupakan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset). Dalam penelitian ini, investasi tanpa risiko diasumsikan merupakan tingkat bunga rata-rata dari Sertifikat Bank Indonesia. Pengukuran Sharpe dirumuskan sebagai ratio risk premium terhadap standar deviasinya (Ambarwati, 2007): yang dalam hal ini, S RD : Nilai ratio Sharpe Kinerja RD : rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu Kinerja RD : rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu σ : Standart deviasi reksadana untuk sub periode tertentu Rumus untuk menghitung standar deviasi yaitu : : Standart deviasi : return ke i : rata-rata return : probabilitas ke i Dengan membagi risk premium dengan standar deviasi, Sharpe mengukur risk premium yang dihasilkan per unit risiko yang diambil. Investasi pada SBI tidak mengandung risiko, dengan kinerja investasi tertentu. Investasi pada reksadana mengandung risiko, sehingga diharapkan memberikan hasil investasi lebih besar daripada kinerja investasi bebas risiko. Semakin tinggi nilai ratio Sharpe makin baik kinerja reksadana (Ambarwati, 2007). 2.7 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Treynor Seperti halnya Metode Sharpe, pengukuran dengan Metode Treynor juga didasarkan atas risk premium. Namun dalam metode Treynor digunakan pembagi beta (β) yang merupakan risiko fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Pengukuran dengan metode Treynor diformulasikan sebagai berikut (Ambarwati, 2007) :

11 yang dalam hal ini, : nilai rasio Treynor : rata-rata kinerja reksadana sub periode tertentu : rata-rata kinerja investasi bebas risiko sub periode tertentu : slope persamaan garis hasil regresi linear Pengukuran kinerja dengan model Sharpe dan Treynor bersifat komplementer, karena memberikan informasi yang berbeda. Portofolio reksadana yang tidak terdiversifikasi akan mendapat peringkat yang tinggi untuk Treynor namun peringkatnya lebih rendah untuk pengukuran Sharpe. Perbedaan peringkat pada kedua pengukuran menunjukkan perbedaan baik buruknya diversifikasi portofolio tersebut relatif terhadap portofolio sejenis (Ambarwati, 2007) 2.8 Analisis Kinerja Reksadana Menggunakan Model Jensen Model pengukuran kinerja Jensen bertujuan untuk mengukur perbedaan premi risiko portofolio (portofolio risk premium) pada tingkat beta portofolio tertentu yang dirumuskan sebagai berikut: Dimana : : Alpha Indeks model Jensen : Return portofolio : Return pasar : Risk Free : Beta portofolio Premi risiko portofolio merupakan tingkat kelebihan return portofolio dibandingkan tingkat suku bunga bebas risiko, sedangkan premi risiko pasar merupakan tingkat kelebihan return pasar dibandingkan tingkat suku bunga bebas risiko, sedangkan beta merupakan risiko sistematis CML (Reilly dan Brown, 2000). Alat ukur model Jensen adalah α yang merupakan selisih dari premi risiko

12 portofolio (portofolio risk premium) dari premi risiko pasar (market risk premium) pada tingkat beta portofolio tertentu. Kinerja resadana saham yang baik ditunjukkan dengan nilai α yang lebih besar dari nol, sedangkan kinerja portofolio yang buruk ditunjukkan dengan nilai α yang lebih kecil dari nol. 2.9 Model Penelitian dan Pengembangan Hipotesis Model Penelitian Model penelitian digambarkan sebagai berikut Model Sharpe Kinerja Reksadana Saham Model Treynor Model Jensen Sumber: Diolah untuk penelitian ini Pengembangan Hipotesis Untuk dapat mengetahui kinerja suatu reksadana maka dapat dilakukan dengan membandingkan kinerja portofolio reksadana dengan kinerja portofolio acuan (bencmark). Dalam penelitian ini digunakan reksadana saham yang terdaftar di BAPEPAM-LK. Portofolio acuan reksadana saham adalah portofolio saham yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia yang kinerjanya dapat dilihat melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Metode pengukuran kinerja portofolio yang cukup banyak dikenal dan juga digunakan pada penelitian ini adalah metode Sharpe, Treynor dan Jensen.

13 Beberapa penelitian terdahulu banyak menggunakan ketiga model ini untuk mengukur kinerja reksadana. Ketiga model ini memiliki jenis risiko yang berbedabeda. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membandingkan konsistensi hasil pengukuran antara ketiga model sehingga investor dapat menentukan model yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengukur kinerja reksadana saham. Malkiel (2006) melakukan penelitian terhadap kinerja reksadana asing dari tahun 1971 hingga 1991 dengan hasil penelitian return reksadana tidak secara meyakinkan mengungguli portofolio acuannya. Sedangkan Mondigliani (1999) memperoleh hasil penelitian bahwa jika reksa dikelola oleh manajer investasi secara profesional akan menghasilkan kinerja yang lebih baik dibandingkan kinerja pasar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Risk Adjusted Performance. Berdasarkan penelitianpenelitian sebelumnya pada penjelasan di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: H 1 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Sharpe H 2 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Treynor H 3 : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG) di BEI dengan metode Jensen. 3. METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data yang digunakan dalam penelitian ialah nilai aset bersih (NAB) bulanan dari reksadana saham yang diperoleh dari website Bapepam yaitu periode Data tentang perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diperoleh dari website yahoo.finance.com selama periode

14 pengamatan Data tingkat suku bunga bulanan Sertifikat Bank Indonesia periode yang diperoleh dari website Bank Indonesia yaitu Populasi dan Sampel Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan metode purposive random sampling yaitu pengambilan sampel atas dasar kriteria tertentu. Jadi, peneliti tidak mengambil semua produk reksadana sebagai objek penulisan tetapi hanya yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sampel yang diambil merupakan reksadana yang ditawarkan pada periode 2008 sampai dengan 2011 dan masih aktif hingga saat ini. 2. Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksadana yang aktif selama tahun 2008 sampai dengan 2011 dan memiliki nilai aset bersih (NAB) yang dipublikasikan di website Bapepam. 3. Data nilai aset bersih (NAB) reksadana yang akan diambil sebagai sampel penulisan ini adalah data bulanan untuk tahun yang bersangkutan. Berdasarkan kriteria diatas, maka diperoleh 37 sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini 3.3 Definisi Operasional Variabel 1. Kinerja Reksadana Saham Kinerja reksadana saham merupakan nilai dari kinerja reksadana saham pada periode tertentu yang diperoleh dengan menghitung return reksadana saham. Return ini berasal dari dividen, capital gain, dan peningkatan harga. Return reksadana saham diperoleh dari selisih antara NAB pada periode tertentu dengan NAB pada periode sebelumnya, dibagi dengan NAB pada periode sebelumnya (Ambarwati, 2007). 2. Kinerja Pasar Kinerja pasar merupakan nilai dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode tertentu yang diperoleh dengan menghitung selisih antara Indeks Harga Saham Gabungan akhir dengan Indeks Harga Saham Gabungan awal, kemudian hasilnya dibagi dengan nilai awal Indeks Harga Saham Gabungan (Ambarwati, 2007).

15 3. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Sharpe Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Sharpe merupakan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko, selanjutnya hasil yang diperoleh dibagi dengan standar deviasi (Gumanti, 2011) 4. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Treynor Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Treynor merupakan selisih antara rata-rata kinerja yang dihasilkan oleh reksadana dengan rata-rata kinerja investasi yang bebas risiko (risk free asset) selanjuntnya hasilnya dibagi dengan beta (Gumanti, 2011). 5. Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Jansen Kinerja Reksadana Saham dengan Metode Jansen merupakan selisih antara premi risiko reksadana saham dengan premi risiko pasar (Gumanti, 2011) 3.4. Teknik Analisis Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain : 1. Menganalisis perbedaan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG). Perbedaan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar (IHSG) dapat diperoleh dengan menghitung return reksadana saham kemudian membandingkannya dengan return pasar (IHSG). Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menganalisis perbedaan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar dengan menggunakan ketiga metode yaitu Sharpe, Treynor, dan Jansen. Kesimpulan hasil analisis penelitian ini diarahkan pada nilai (P-value). Bila nilai p lebih besar dari batas toleransi 5% berarti hasil analisis menerima hipotesis null. Tetapi bila nilai p lebih kecil dari batas toleransi 5% berarti hasil penelitian menolak hipotesis null. 2. Analisis Statistik Uji Beda Dua Rata-rata

16 Analisis perbandingan rata-rata digunakan untuk membandingkan ratarata sampel independen ataupun sampel berpasangan dengan menghitung t-student dan menampilkan probabilitas dua arah selisih dua rata-rata. Pada bagian ini dilakukan pengujian terhadap reksadana saham dengan return pasar dengan menggunakan program Microsoft Excel dipadukan dengan program SPSS yang menggunakan metode One sample t-test. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengevaluasi suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda sacara nyata dengan ratarata sebuah sample. Selanjutnya juga dilakukan uji One Way ANOVA (Kruskall-Wallis) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara pengukuran kinerja reksadana saham dengan ketiga model yaitu Sharpe, Treynor, dan Jensen. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian 4.1 Statistik Deskriptif Analisis deskriptif meliputi nilai minimun, maksimum, rata-rata dan deviasi standar ( standard deviation) yang menggunakan statistik deskriptif. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menjelaskan nilai rata-rata (mean) dan deviasi standar perbandingan antara variabel-variabel independen pada variabel dependen. Statistik deskriptif dari masing-masing variabel tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Return Reksadana Return Pasar Return Risk Free Rate Valid N (listwise) 36

17 Pada tabel 4, rata-rata return reksadana saham dari 37 sampel penelitian dari tahun adalah sebesar dengan standar deviasi Nilai minimum return reksadana saham adalah dan nilai maksimum sebesar Return pasar yang merupakan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga dijadikan tolak ukur pengukuran kinerja reksadana saham memiliki nilai ratarata sebesar dengan nilai minum dan nilai maksimum sebesar serta standar deviasi sebesar Return risk free rate yang merupakan investasi bebas resiko yang dalam penelitian ini menggunakan suku bungan bulanan Bank Indonesia menunjukkan rata-rata sebesar dengan nilai minimum 0.005, nilai maksimum sebesar dengan standar deviasi Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kinerja saham dengan kinerja pasar (IHSG) melalui metode Sharpe, Treynor, dan Jensen untuk menjawab hipotesis yang diajukan antara lain: 1. Analisis perbandingan kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar dengan model Sharpe, Treynor, dan Jensen 2. Pengujian Hipotesis Analisis Kinerja Reksadana saham dengan Kinerja Pasar Dalam menentukan kinerja reksadana saham dilakukam dengan menggunakan data NAB bulanan masing-masing reksadana saham untuk menghitung return reksadana saham. Setelah diperoleh rata-rata return reksadana saham selajutnya dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan model Sharpe, Treynor dan Jensen. Pengukuran kinerja tersebut ditunjukkan pada tabel di bawah ini Tabel 4. 2 Statistik Deskriptif Analisis Kinerja Reksadana Saham

18 De scriptive Statis tics Sharpe Treynor Jensen Valid N (listw ise) N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengukuran kinerja reksadana saham secara individual yang dilakukan dengan menggunakan model Sharpe diperoleh rata-rata kinerja Sharpe sebesar 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Kinerja reksadana dengan model Sharpe memiliki kinerja positif yang menunjukkan bahwa reksadana memiliki kinerja di atas tingkat suku bunga bebas risiko (risk free). Reksadana Panin Dana Maksima merupakan reksadana saham yang memiliki kinerja dengan model Sharpe tertinggi yaitu sebesar 0,5511. Reksadana Millenium Equity dengan indeks kinerja 0,1088 adalah reksadana saham dengan kinerja terburuk menurut model Sharpe. Pengukuran kinerja reksadana saham dengan model Treynor menunjukkan ratarata sebesar 0, dengan standar deviasi sebesar 0, Hasil pengukuran kinerja dengan model Treynor ini juga menunjukkan rata-rata kinerja yang positif. Kinerja tertinggi diperoleh reksadana First State Indoequity Sectoral Fund dengan indeks Treynor sebesar 0,6577. Reksadana Reksadana Millenium Equity juga merupakan reksadana dengan indeks Treynor yang terendah yaitu sebesar 0,0098. Sementara itu, pengukuran kinerja reksadana dengan model Jensen menunjukkan rata-rata kinerja yang negatif yaitu sebesar -0, dengan standar deviasi 0, Reksadana Batavia Dana Saham Agro merupakan reksadana yang memiliki indeks Treynor terkecil yaitu sebesar -0,015. Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan model Treynor, reksadana Batavia Dana Saham Agro adalah reksadana dengan kinerja terburuk. Sementara itu reksadana First State Indoequity Sectoral Fund memiliki indeks terbesar yaitu 0,0234 hal ini menunjukkan bahwa

19 dengan model Treynor reksadana First State Indoequity Sectoral Fund merupakan reksadana dengan kinerja terbaik Pengujian Hipotesis Uji ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja pasar menggunakan model Sharpe. Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan kinerja pasar (IHSG), digunakan One Sample T-Test yaitu uji beda untuk mengevaluasi suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda secara nyata dengan ratarata sebuah sampel. Langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mencari indeks kinerja model Sharpe, Treynor, dan Jensen Hasil perhitungan indeks kinerja model Sharpe, Treynor, dan Jensen dapat dilihat pada Lampiran. 2. Menentukan nilai pembanding yaitu nilai indeks pasar (IHSG) dilakukan dengan menghitung nilai indeks sesuai rumus yang ditentukan. Dari hasil perhitungan, nilai indeks kinerja IHSG yang diperoleh adalah sebagai berikut Tabel 4.3 Indeks Kinerja IHSG Jenis Model Indeks Kinerja Sharpe 0, Treynor 0, Jensen 0 Sumber : Data yang diolah (Perhitungan ada pada lampiran)

20 3. Uji analisis dengan One Sample T-test 1. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan menggunakan Model Pengukuran Kinerja Sharpe Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan menggunakan model kinerja Treynor hipotesisnya adalah H 0 1 H a 2 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Sharpe. : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Sharpe. Pengambilan keputusan : a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel H 0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel H 0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel T tabel (0,05; 36) = 2,028 b. Berdasarkan nilai probabilitas H 0 diterima jika P value > 0,05 H 0 ditolak jika P value < 0,05 Tabel 4.4 Hasil One sample t-test untuk Model Sharpe Test Value = T df Sig. (2- tailed) Mean Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sharpe

21 Berdasarkan tabel diatas, analisis kinerja reksadana saham dibandingkan dengan kinerja IHSG menunjukkan nilai t hitung sebesar -5,548 sedangkan t tabelmya sebesar 2,028. Dengan demikian H 0 1 ditolak. Dari hasil perhitungan diperoleh P value sebesar 0,000. Karena nilai P value lebih kecil dari 0,005 maka H 0 1 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja paar berdasarkan model Sharpe. Perhitungan dengan Model Sharpe menunjukkan bahwa kinerja IHSG masih lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja reksadana saham pada periode Kondisi ini menunjukkan bahwa para Manajer Investasi belum optimal dalam mengelola portofolionya. Hal ini dapat menimbulkan implikasi bagi investor untuk memilih berinvestasi pada saham dibandingkan dengan reksadana saham karena kinerja reksadana saham tidak mampu mengungguli kinerja pasar. 2. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan menggunakan Model Pengukuran Kinerja Treynor Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan menggunakan model kinerja Treynor, maka hipotesisnya adalah H 0 2 H a 2 :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Treynor. : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham IHSG dengan menggunakan model Treynor. Pengambilan keputusan : a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel H 0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel H 0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel T tabel (0,05; 36) = 2,028

22 b. Berdasarkan nilai probabilitas H 0 diterima jika P value > 0,05 H 0 ditolak jika P value < 0,05 Tabel 4.5 Hasil One sample t-test untuk Model Treynor Test Value = T df Sig. (2- tailed) Mean Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Treyno r Berdasarkan tabel perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 0,831 yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai t tabel yaitu sebesar 2,028. Dengan demikian H 0 2 diterima. Nilai P value sebesar 0,412 lebih besar daripada 0,05 maka H 0 2 diterima. Berdasarkan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG berdasarkan model Treynor. Hal ini menunjukkan kinerja IHSG tidak berbeda jauh dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. 3. Analisis Perbedaan Antara Kinerja Reksadana dengan IHSG dengan menggunakan Model Pengukuran Kinerja Jensen Untuk mengetahui perbedaan kinerja reksadana dengan IHSG dengan menggunakan model kinerja Treynor, maka hipotesisnya adalah H 0 3 H a 3 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen. : Ada perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen.

23 Pengambilan keputusan : a. Berdasarkan perbandingan t hitung dengan t Tabel H 0 diterima jika -t tabel t hitung t tabel H 0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel T tabel (0,05; 36) = 2,028 b. Berdasarkan nilai probabilitas H 0 diterima jika P value > 0,05 H 0 ditolak jika P value < 0,05 Tabel 4.6 Hasil One sample t-test untuk Model Jensen Test Value = 0 T df Sig. (2- tailed) Mean Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Jensen Berdasarkan tabel diatas nilai t hitung untuk model Jensen adalah sebesar -2,281 sedangkan nilai t tabel adalah 2,028. Dengan demikian H 0 3 ditolak. Sedangkan berdasarkan P value diperoleh hasil 0,029 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H 0 3 ditolak. Dengan analisis kinerja reksadana saham berdasarkan model Jensen dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG pada periode Serupa dengan Model Sharpe, hasil analisis kinerja reksadana saham berdasarkan model Jensen juga menunjukkan bahwa kinerja IHSG masih lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. Hal ini menunjukkan bahwa Manajer investasi tidak melakukan portofolio investasi secara maksimal. 4.3 Pembahasan

24 Berdasarkan analisis kinerja reksadana saham dengan menggunakan model Sharpe diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Ratarata kinerja IHSG lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kinerja reksadana saham. Hal ini menunjukkan berinvestasi pada saham lebih menguntungkan karena memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan berinvestasi pada reksadana saham. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ambarwati yang menunjukkan bahwa analisis kinerja reksadana saham berdasarkan model Sharpe tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan kinerja saham. Hal ini disebabkan rentang periode penelitian yang berbeda sehinggan reksadana saham juga memiliki return yang berbeda. Berdasarkan perhitungan dengan Model Treynor diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG. Rata- rata kinerja menunjukkan bahwa reksadana saham memiliki rata-rata kinerja yang lebih rendah dibandingkan reksadana saham. Sedangkan menurut Model Jensen, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG. Jika dilihat dari rata-rata perhitungan, kinerja IHSG memiliki rata-rata kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja reksadana saham. Hal ini dapat disebabkan karena Mnajer Investasi tidak melakukan portofolio investasi reksadana saham secara optimal sehingga kinerja reksadana saham tidak lebih baik dari kinerja pasar. 5. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja reksadana saham periode dibandingkan dengan kinerja IHSG. Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada BAB IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

25 1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode dengan menggunakan model Sharpe. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata kinerja IHSG lebih tinggi dibandingkan rata-rata kinerja reksadana saham.hasil perhitungan menunjukkan bahwa kinerja portofolio manajer investasi dalam mengelola portofolio reksadana saham belum maksimal karena belum mampu menyaingi kinerja pasar. 2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dan kinerja IHSG dengan menggunakan model Treynor. Hasil analisis ini berbeda dengan hasil analisis dengan menggunakan model Sharpe. Hal ini disebabkan karena analisis kinerja dengan model Treynor menggunakan beta sedangkan model Sharpe menggunakan deviasi standar. Menurut perhitungan dengan model Treynor kinerja manajer investasi dalam mengelola portofolio reksadana saham sudah maksimal. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksadana saham dengan kinerja IHSG dengan menggunakan model Jensen. Hasil analisis ini sama dengan hasil analisis dengan menggunakan model Sharpe namun berbeda dengan hasil analisis dengan menggunakan model Jensen. Dari hasil perhitungan secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa analisis kinerja reksadana saham tidak lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis ketiga model. Dua model yaitu Sharpe dan Jensen menunjukkan hasil bahwa kinerja reksadana saham tidak lebih baik dari kinerja pasar. Sedangkan hanya satu model yaitu Jensen yang menunjukkan hasil bahwa kinerja reksadana saham mampu menyaingi kinerja pasar. 5.2 Keterbatasan Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu sebagai berikut: 1. Data nilai aset bersih (NAB) yang digunakan untuk menghitung return reksadana saham adalah data bulanan sedangkan untuk memperoleh hasil analisis yang lebih akurat dapat digunakan data NAB harian.

26 2. Model kinerja portofolio yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga model yaitu Sharpe, Treynor dan Jensen. Sedangkan untuk mengukur kinerja portofolio masih terdapat banyak model lain. 3. Periode penelitian terbatas hanya tiga tahun 5.3 Saran Berdasarkan simpulan dan keterbatasan di atas, maka penulis dapat memberikan Saran yang perlu diperhatikan untuk peneliti selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1. Bagi penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian dengan menggunakan data NAB harian sehingga dapat memperoleh hasil analisis yang lebih akurat. 2. Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian dengan menggunakan model pengukuran kinerja portofolio yang lain. Hal ini mengingat masih terdapat banyak model pengukuran kinerja portofolio yang lain. 5.4 Implikasi 1. Bagi investor perlu dilakukan pengkajian yang lebih khusus untuk melakukan investasi pada reksadana saham. Hal ini disebabkan berdasarkan analisis diperoleh kesimpulan bahwa kinerja reskadana saham belum mampu mengungguli kinerja pasar. 2. Bagi Manajer Investasi, perlu dilakukan pertimbangan kembali mengenai komposisi portofolio saham yang dapat menghasilkan return yang lebih memadai. DAFTAR PUSTAKA Ambarwati Analisis Perbandingan Kinerja reksda dana saham dengan kinerja reksa dana pasar (IHSG) melalui pendekatan Sharpe dan Treynor periode Tesis. MM Undip. Arifin, Jauhary Evaluating the Performance of Indonesian Equity Funds. Jurnal Akuntabilitas. Vol. 10 No. 2, Maret 2011 Mutual Bapepam Panduan Reksa Dana. Jakarta: Badan Pengawas Pasar Modal

27 Fabozzi, F. J Manajemen Investasi, Buku Dua, Edisi Pertama, Jakarta : Salemba Empat Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gumanti, Ary Tatang Manajemen Investasi, Konsep, Teori, dan Aplikasi, Jakarta: Mitra Wacana Media Jogiyanto H.M Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Universitas Gajah Mada. Mondiglani, Franco& Leah Mondiglani Risk Adjusted Performance. The Journal of Portfolio Management, Vol 23, no Nurcahya, Ginting Prasetya E. dan Bandi Reksa Dana di Indonesia: Analisis Kebijakan Alokasi Aset, Pemilihan Saham, dan Tingkat Risiko. Simposium Nasional Akuntansi XIII. September 2010 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti Pengantar Pasar Modal. Semarang: Rineka Cipta. Pratomo, E. P. dan Ubaidillah N Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern, Edisi Revisi, Cetakan Kedua, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Pratomo, P. Eko Berwisata ke Dunia Reksa Dana, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Reilly, Frank K. dan Brown, Keith C Investment Analysis and Portofolio Management, The Dryden Press, Harcourt College Publishers, Dryden- USA. Suharyadi, Purwanto, SK Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat. Supranto Statistik Pasar Modal Keuangan dan Perbankan. Jakarta: Rineka Cipta LAMPIRAN 1 Reksa Dana Saham yang Menjadi Sample Penelitian No Nama Reksa Dana Saham No Nama Reksa Dana Saham 1 Panin Dana Prima 20 Reksa Dana Makinta Mantap 2 Panin Dana Maksima 21 Irst State Indoequity Value Select

28 Fund 3 Reksadana Axa Citra Dinamis 22 First State Indoequity Sectoral Fund 4 Reksadana Aaa Blue Chip Value Fund 23 Fs Indoequity Dividend Yield Fund 6 7 Reksadana Bnp Paribas Solaris 24 Reksa Dana Jisawi Saham Reksadana Bnp Paribas Infrastruktur Plus 25 Reksadana Lautandhana Equity 8 Bnp Paribas Ekuitas 26 Reksa Dana Mega Dana Saham 9 10 Reksa Dana Dana Ekuitas Prima 27 Reksa Dana Millenium Equity Reksadana Dana Ekuitas Andalan 28 Reksa Dana Mnc Dana Ekuitas 11 Bahana Dana Prima 29 Mandiri Investa Ugm 12 Batavia Dana Saham 30 Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif 13 Batavia Dana Saham Optimal 31 Manulife Saham Andalan 14 Batavia Dana Saham Agro 32 Manulife Dana Saham 15 Cimb-Principal Equity Aggressive 33 Phinisi Dana Saham 16 Rencana Cerdas 34 Reksa Dana Nisp Indeks Saham Progresif 17 Grow-2-Prosper 35 Pratama Saham 18 Dana Reksa Mawar 36 Reksadana Dana Pratama Ekuitas 19 Reksa Dana Makinta Growth Fund 37 Reksa Dana Schroder Dana Istimewa LAMPIRAN 2

29 Hasil Uji Hipotesis One-Sample Statistics Std. Error N Mean Std. Deviation Mean Sharpe One-Sample Test Test Value = % Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper Sharpe One-Sample Statistics Treynor N Mean Std. Deviation Std. Error Mean One-Sample Test Treynor Test Value = t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper One-Sample Statistics Std. Error N Mean Std. Deviation Mean Jensen One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper Jensen

30

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR Cana Paranita Moch. Dzulkirom, AR. Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto APRIL 2012, VOLUME 13 NOMOR 1 Rofiqah Wahdah Joko Hartanto Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11 Kayu Tangi Banjarmasin Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi Email: dha_two@yahoo.co.id Musaroh, M.Si, Email: musaroh@uny.ac.id

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada reksadana saham di Indonesia periode 2008-2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang ditawarkan baik itu investasi pada aset-aset finansial (financial asset) atau investasi pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja suatu organisasi sangat perlu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang bagus atau tidaknya kinerja suatu organisasi. Kinerja merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK,

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN Oleh : Dedi Setia Ardi

ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN Oleh : Dedi Setia Ardi ANALISIS KINERJA REKSADANA PENDAPATAN TETAP DAN REKSADANA CAMPURAN PADA MANAJER INVESTASI TERBAIK TAHUN 2012-2014 Oleh : Dedi Setia Ardi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund

BAB I PENDAHULUAN. Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seorang investor individual ataupun investor institusi, manajer investasi (fund manager), memilih berbagai jenis investasi yang ada ke dalam portfolionya dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dan Kinerja Reksa Dana Terproteksi

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dan Kinerja Reksa Dana Terproteksi Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dan Kinerja Reksa Dana Terproteksi Juwita (Juwitakosim92@gmail.com) Trisnadi Wijaya (trisnadi@stie-mdp.ac.id) Jurusan Manajemen STIE MDP Abstrak : Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya perkembangan pasar modal saat ini telah memasuki fase yang sedikit berbeda. Banyaknya pilihan dan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA 10 JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 10, NO. 1, JUNI 2011 : 10-18 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA Sabar Warsini*,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Untuk melakukan penelitian dan analisa kinerja saham-saham yang masuk dalam kategori LQ45 terhadap teori CAPM, penulis menggunakan data-data historis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang-

II. LANDASAN TEORI. authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan, 2003). Menurut Undang- 9 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pasar Modal Indonesia Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan

Lebih terperinci

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO

EVALUASI KINERJA PORTFOLIO MATERI 14 EVALUASI KINERJA PORTFOLIO Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/27 Bab ini membahas tahapan penting dalam proses investasi, yaitu tahap evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahap ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sekilas PT SAMUEL SEKURITAS INDONESIA Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) adalah perusahaan jasa investasi. SSI memiliki beberapa divisi yang menyediakan jasa-jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16.

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO. MATERI 15 dan 16. TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 15 dan 16 KERANGKA PIKIR UNTUK EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO Evaluasi Kinerja portofolio akan terkait dua isu utama : 1. Mengevaluasi apakah return portofolio yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack This research aims to analyze how the performance between Conventional

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Manajer investasi bertanggung jawab dalam pengelolaan investasi yaitu melakukan analisis pemilihan jenis investasi, membuat keputusan investasi, dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak

PENDAHULUAN. Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung artinya adalah investor dapat memilih langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat menjadi penggerak perekonomian nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi

Lebih terperinci