ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada tiga produk reksa dana saham, yaitu Rencana Cerdas, Si Dana Saham, dan Trim Kapital. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa tidak ada satupun produk reksa dana saham yang mampu outperform selama tiga tahun beruturut-turut. Hal ini disebabkan oleh perubahan average return yang dihasilkan oleh masing-masing produk reksa dana. Dalam pemeringkatan reksa dana, Trim Kapital menempati posisi pertama pada tahun 2006 dan 2007, sementara pada tahun 2008 ditempati oleh Si Dana Saham. Kata Kunci : Reksa Dana Saham, metode Sharpe, Treynor, dan Jensen PENDAHULUAN Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, Indonesia memerlukan dukungan dana yang cukup besar. Dukungan dana ini sangat potensial diperoleh dari kegiatan investasi lewat peran pasar modal sebagai sumber pendanaan pembangunan jangka panjang yang stabil. Kemajuan pasar modal di suatu negara ditandai dengan besarnya kapitalisasi pasar, likuiditas pasar, perlindungan terhadap investor dan mekanisme pasar yang berjalan teratur. Semakin meningkatnya instrumen yang diperdagangkan di bursa dan semakin meningkatnya likuiditas pasar maka para investor internasional akan tertarik untuk masuk ke dalam pasar modal Indonesia. Selain itu, pasar modal yang maju akan menghambat larinya dana investor dalam negeri ke pasar luar negeri. Pasar modal Indonesia telah mencatat perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini terbukti dari makin meningkatnya jumlah investasi yang tercatat di dalam

2 pasar modal. Bagi dunia usaha, pasar modal memberikan alternatif pembiayaan yang menarik melalui kemungkinan penggalangan dana. Di sisi lain, bagi para pemilik dana, pasar modal memberikan berbagai pilihan investasi mulai dari yang relatif tinggi resikonya sampai pada pilihan beresiko rendah. Alternatif yang semula terbatas pada saham dan obligasi saja, kini semakin beragam. Salah satu instrumen yang akhir-akhir ini populer di Indonesia adalah reksa dana. Dalam waktu singkat, jumlah reksa dana yang ditawarkan kepada para pemodal telah menunjukkan banyak perubahan. Sifat instrumennya yang tidak terlalu rumit, membuat reksa dana cepat populer. Dibandingkan dengan pilihan untuk berinvestasi langsung dalam bentuk saham reksa dana lebih sederhana sifatnya dan dibandingkan dengan bunga deposito yang sekarang kurang diminati karena bunganya tidak lagi mengundang orang untuk berinvestasi di bank. Dengan kata lain reksa dana adalah wadah sekaligus wahana investasi bagi masyarakat yang ingin berinvestasi pada instrumen investasi. Namun dalam setiap investasi selalu ada resiko yang perlu diketahui terlebih dahulu sebelum memiliki suatu produk investasi. Karena tidak ada sesuatu yang pasti di dunia ini kecuali ketidakpastian itu sendiri

3 TINJAUAN PUSTAKA Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi pada aset-aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain. Sedangkan investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya. (Abdul Halim, 2005, 4) Reksa Dana Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan untuk melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu, reksa dana juga diharapkan dapat meningkatkan para pemodal lokal yang berinvestasi di pasar modal.

4 Undang-Undang No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. (Adler Haymans Manurung, 2008, 2) Menurut Watari Kiyoshi (1998), Mutual fund is a company that invest in a diversified portfolio of securities. Portofolio investasi dari reksa dana dapat terdiri dari berbagai macam instrumen surat berharga seperti saham, obligasi, instrumen pasar uang, atau campuran dari instrumen-instrumen di atas. Watari Kiyoshi (1998) menganggap reksa dana sebagai the Greatest Investment Ever Invented. Bagi banyak pengamat investasi, ide untuk mengumpulkan sumber daya keuangan (dana) yang dimiliki oleh individu-individu di bawah arahan Manajer Investasi profesional yang selanjutnya melakukan diversifikasi secara luas sehingga ujung-ujungnya akan sangat menguntungkan individu-individu bersangkutan, dianggap sebagai salah satu ide paling fenomenal di abad kedua puluh satu ini. Karakteristik Reksa Dana Menurut Adler HM (2008, 2), definisi yang diuraikan sebelumnya secara jelas disebutkan bahwa Reksa Dana mempunyai beberapa karakteristik. Yaitu pertama, kumpulan dan dana pemilik, dimana pemilik Reksa dana adalah berbagai pihak yang menginvestasikan atau memasukan dananya ke Reksa Dana dengan berbagai variasi.

5 Artinya, investor dari Reksa Dana dapat perorangan dan lembaga dimana pihak tersebut melakukan investasi ke Reksa Dana sesuai dengan tujuan investor tersebut. Kedua, diinvestasikan kepada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrumen investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek yang dikenal dengan Repurchase Agreement (REPO), Commercial Paper (CP) / Promissory Notes (PN); surat utang jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN); Obligasi dan Obligasi Konversi; dan efek saham maupun ke efek yang beresiko tinggi seperti opsi, future dan sebagainya. Manajer investasi melakukan investasi pada berbagai instrument tersebut mempunyai besaran yang berbeda-beda sesuai dengan perhitungan manajer investasi untuk mencapai tingkat pengembalian yang diharapkan. Ketiga, Reksa dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi dapat diperhatikan dari dua sisi yaitu sebagai lembaga dan sebagai perorangan. Sebagai lembaga harus mempunyai izin perusahaan untuk mengelola dana, dimana izin tersebut diperoleh dari Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) bagi perusahaan yang bergerak dan berusaha di Indonesia. Keempat, Reksa Dana merupakan instumen investasi jangka menengah dan panjang. Jangka menengah dan panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut, karena umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrumen investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes, Obligasi dan saham. Dengan

6 konsep karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai saingan dari deposito produk perbankan tersebut. Reksa Dana dianggap produk komplemen dari produk yang ditawarkan perbankan. Kelima, Reksa Dana merupakan produk investasi yang beresiko. Berisikonya reksa dana karena oleh instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana tersebut, dan pengelola Reksa Dana (manajer investasi) yang bersangkutan. Beresikonya Reksa Dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah setiap waktu. Bila reksa dana berisikan obligasi maka kebijakan pemerintah Bank Indonesia menaikkan tingkat bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan. Manajer investasi juga bisa membuat reksa dana beresiko dengan tindakan disengaja atau tidak disengaja. Jenis-jenis Reksa Dana Memahami jenis reksa dana yang tersedia, sangat perlu untuk mengetahui mengenai instrumen dimana reksa dana melakukan investasi, karakteristik potensi keuntungan serta resiko yang akan terjadi. Setidaknya ada empat jenis reksa dana dalam peraturan BAPEPAM. 1. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funitd) Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat hutang. Efek yang bersifat hutang umumnya memberikan penghasilan

7 yang bersifat bunga (bagi hasil), seperti deposito, obligasi yang bersifat syariah, SBI, dan instrumen lainnya. 2. Reksa Dana Campuran (Disretionary Funitd/Mixed Funitd) Reksa dana campuran adalah reksa dana yang melakukan investasinya dalam bentuk efek hutang maupun ekuitas dengan porsi alokasi yang lebih fleksibel. Artinya, melihat sisi fleksibilitasnya baik dalam pemilihan jenis investasi (saham, obligasi, deposito atau efek lainnya) serta komposisi alokasinya, reksa dana campuran dapat berorientasi pada saham, obligasi atau pasar uang. 3. Reksa Dana Pasar Uang Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang investasinya 100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang adalah efek-efek yang berjangka kurang dari satu tahun. Pada umumnya, instrumen atau efek yang termasuk dalam kategori ini adalah meliputi deposito, SBI, obligasi serta efek hutang lainnya dengan jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa dana pasar uang memiliki tingkat resiko paling rendah, tetapi keuntungan yang didapat juga sangat terbatas. 4. Reksa Dana Saham Reksa dana saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek yang bersifat ekuitas (saham). Efek saham pada umumnya memberikan saham hasil yang lumayan tinggi, berupa capital gain melalui pertumbuhan harga-harga saham dan deviden. Reksa dana saham biasanya dinikmati oleh investor yang mengerti

8 potensi investasi pada saham untuk jangka panjang, sehingga dana yang digunakan untuk investasi merupakan dana yang jangka panjang. Jenis-jenis Reksa Dana No Jenis Alokasi Investasi dari seluruh reksa dana yang terkumpul Potensi hasil dan resiko investasi Jangka waktu yang disarankan 1 Pendapatan Min 80% efek hutang Sedang Menengah 1-3 Tetap tahun 2 Campuran Kombinasi efek hutang & Sedang / tinggi Menengah / efek saham panjang 3 Pasar Uang 100% efek pasar uang Rendah Pendek < 1 tahun 4 Saham Min 80% efek saham Tinggi Panjang > 3 tahun Sumber : Berwisata ke Dunia Reksa Dana (Eko P. Pratomo;2004) Reksa Dana Saham Reksa Dana Saham (RDS) adalah Reksa Dana yang melakukan investasi sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat ekuitas (saham). (Eko Priyo Pratomo, 2005, 72) Berbeda dengan efek pendapatan tetap seperti deposito dan obligasi, dimana investor lebih berorientasi pada pendapatan bunga, efek saham umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi berupa capital gain melalui pertumbuhan

9 harga-harga saham. Selain hasil dari capital gain, efek saham juga memberikan hasil lain berupa deviden. Jenis-jenis Reksa Dana Saham (RDS) Reksa Dana Saham (RDS) dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu, (Adler Haymans Manurung, 2008, 17) 1. Berdasarkan kapitalisasi pasar saham yang bersangkutan a. RDS berkapitalisasi besar Memiliki kapitalisasi pasar di atas Rp 1 triliun. b. RDS berkapitalisasi medium Memiliki kapitalisasi pasar diantara Rp 100 miliar Rp 1 triliun. c. RDS berkapitalisasi kecil Memiliki kapitalisasi pasar kurang dari Rp 100 miliar. 2. Berdasarkan sektor industri dari bisnis saham yang bersangkutan, sehingga RDSnya disebut RDS sektor Adapun sektor industri yang telah terdaftar di BEJ yaitu sektor pertanian, perkebunan, industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi, properti/real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan, jasa dan investasi. 3. Berdasarkan regionalisasi investasi Adapun RDS ini seperti international equity fund, domestic equity fund, dan campuran saham domestik dan internasional.

10 METODE PENELITIAN Objek Penelitian Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode purposive random sampling yaitu pengambilan sampel yang menyesuaikan diri dengan kriteria tertentu. Jadi, penulis tidak mengambil semua produk reksa dana sebagai objek penulisan tetapi hanya yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Sampel yang diambil merupakan reksa dana yang ditawarkan pada periode 2006 sampai dengan 2008 dan masih aktif hingga saat ini. 2. Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang aktif selama tahun 2006 sampai dengan 2008 dan memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang dipublikasikan di media cetak. 3. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana yang akan diambil sebagai sampel penulisan ini adalah data bulanan untuk tahun yang bersangkutan. Dari syarat tersebut diperoleh sebanyak 3 sampel produk reksa dana yang memenuhi kriteria tersebut: Sampel Reksa Dana Saham No Produk Reksa Dana Saham Perusahaan Manajer Investasi 1 Rencana Cerdas PT. Ciptadana Aset Manajemen 2 Si Dana Saham PT. Batavia Prosperindo Aset Manajemen 3 Trim Kapital PT. Trimegah Securities

11 Metode Pengumpulan Data Metode perhitungan evaluasi kinerja reksa dana saham yang digunakan adalah metode Sharpe, Treynor, dan Jensen. 1. Data NAB per unit penyertaan bulanan dari 3 reksa dana saham yang akan digunakan sebagai sampel dalam penulisan. Data NAB per unit penyertaan dari periode bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga ada 108 data yang selanjutnya akan diolah sebagai bahan penulisan. Sumber data NAB per unit penyertaan bulanan 3 reksa dana saham tersebut diperoleh di 2. Data IHSG bulanan di BEI yang selajutnya akan digunakan sebagai benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga terdapat 36 data. Data IHSG tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI. 3. Data LQ45 bulanan di BEI yang selajutnya juga akan digunakan sebagai benchmark dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode yang sama yaitu bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2008, sehingga terdapat 36 data. Data LQ45 tersebut diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di BEI. 4. Data tingkat suku bunga SBI periode 1 bulan, yang akan digunakan sebagai Risk Free dalam penulisan ini. Data tersebut diambil dari periode

12 bulan Januari 2006 sampai dengan Desember Data tersebut diperoleh dari internet dengan situs yang merupakan situs BI. Analisis Data Dalam menganalisis data mentah tersebut penulis menggunakan beberapa rumus sehingga data tersebut nantinya dapat dimasukan dalam perhitungan selanjutnya, antara lain: 1. Rumus tingkat pengambilan reksa dana (return reksa dana) Nilai ini diperoleh dari angka NAB per unit penyertaan untuk masing-masing reksa dana saham yang diteliti, dengan rumus (Eko P. Pratomo 2005) : Kinerja Rd = NAK - NAW NAW Dimana, Kinerja Rd NAK NAW = Rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan ini = Nilai Aktiva Bersih /unit akhir bulan sebelumnya 2. Mencari resiko investasi reksa dana dengan menggunakan rumus standar deviasi (Suharyadi, Purwanto SK, 2008, 103): _ S = ( X X ) ² n 1

13 Dimana, S = standard deviasi sampel = simbol dari operasi penjumlahan X = nilai data yang berada dalam sampel X n = rata-rata hitung sampel = jumlah total data X = X n X = rata-rata hitung sampel = simbol dari operasi penjumlahan X = nilai data yang berada dalam sampel n = jumlah total data X = jumlah dari keseluruhan nilai X (data) dari sampel 3. Rumus tingkat pengembalian pasar Rp1 = IHSGt - IHSGt-1 IHSGt-1

14 Rp2 = LQ45t - LQ45t-1 LQ45t-1 Dimana, Rp1 IHSGt IHSGt-1 Rp2 LQ45t LQ45t-1 = Kinerja pasar (IHSG) pada sub peride tertentu = Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sekarang =Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan sebelumnya = Kinerja pasar (LQ45) pada sub peride tertentu = LQ45 bulan sekarang = LQ45 bulan sebelumnya 4. Perhitungan Kinerja Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen a. Indeks Sharpe Dalam penggunaan metode Sharpe, kinerja reksa dana dihitung tanpa memperhatikan pasarnya dan hanya didasarkan pada penyimpangan dari portofolio reksa dana tersebut. Langkah pengerjaan indeks Sharpe adalah sebagai berikut: 1. Menghitung terlebih dahulu return dari portofolio reksa dana yang diperoleh dengan cara menselisihkan antara NAB per unit penyertaan

15 tahun sekarang dengan NAB per unit penyertaan tahun sebelumnya (rumus kinerja Rd) 2. Masing-masing portofolio reksa dana tersebut, langkah berikutnya adalah mencari standar deviasi untuk masing-masing reksa dana tersebut dengan program excel. Data berikutnya yang juga dibutuhkan dalam perhitungan ini adalah data risk free (Rf) yang diperoleh dari tingkat suku bunga BI. 3. Langkah terakhir adalah memasukkan data-data tersebut ke dalam rumus sebagai berikut : S RD = Kinerja Rd - Kinerja Rf Dimana, S RD Kinerja Rd Kinerja Rf σ = Nilai Ratio Sharpe = rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas resiko sub- periode tertentu σ = Standar deviasi reksa dana untuk sub-periode tertentu Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks Sharpe untuk masing-masing reksa dana. b. Indeks Treynor

16 Dalam penggunaan metode Treynor, kinerja reksa dana dihitung dengan memperhatikan fluktuasi pasarnya. Langkah pengerjaan indeks Treynor adalah sebagai berikut: 1. Menghitung return portofolio reksa dana untuk masing-masing reksa dana yang pengerjaannya sama seperti dalam indeks Sharpe. 2. Melakukan regresi sedehana untuk mencari beta (β) yang merupakan fluktuasi relatif terhadap risiko pasar. Dalam mencari beta digunakan program SPSS Langkah terakhir adalah memasukan data tersebut kedalam rumus sebagai berikut: T RD = Kinerja RD - Kinerja Rf β Dimana, T RD Kinerja Rd Kinerja Rf = Nilai ratio Treynor = rata-rata kinerja reksa dana sub-periode tertentu = rata-rata kinerja investasi bebas resiko sub- periode tertentu β = Slope persamaan garis hasil regresi linier

17 Dengan bantuan program excel, penulis dapat memperoleh nilai indeks Treynor untuk masing-masing reksa dana. c. Indeks Jensen Pengukuran metode ini untuk menilai kinerja Manajer Investasi apakah mampu memberikan kinerja diatas kinerja pasar sesuai risiko yang dimilikinya. Langkah pengerjaan indeks Jensen adalah sebagai berikut: Langkah pengerjaannya sama seperti Treynor, tetapi untuk mengukur indeks Jensen dilakukan penyelisihan antara return portofolio (reksa dana) terhadap return bebas risiko (SBI) lalu dikurangi dengan hasil dari beta yang dikalikan dengan selisih antara return pasar (IHSG dan LQ45) terhadap return bebas resiko (SBI). (Kinerja RD - Kinerja RF ) = Alfa + β x (Kinerja RP - Kinerja RF ) atau Alfa = (Kinerja RD - Kinerja RF ) - β x (Kinerja RP - Kinerja RF ) Dimana, Alfa = nilai perpotongan Jensen

18 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2006 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2006 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45). Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2006 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Treynor Jensen (Alpha) Sharpe IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) 0,0387 0,0539 0,5344 0,0288 0,0000 Market2 (LQ45) 0,0384 0,0560 0,5090 0,0285 0,0000 Rencana Cerdas 0,0401 0,0539 0,5604 0,0310 0, Si Dana Saham 0,0373 0,0564 0,4863 0,0317 0, Trim Kapital 0,0486 0,0523 0,7396 0,0425 0, Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian berdasarkan Average Return Dari tabel 4.1 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0387 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,0401, 0,0373, dan 0,0486. Dengan demikian dari

19 ketiga produk reksa dana tersebut hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform) dari IHSG, sedangkan Si Dana Saham kinerjanya tidak lebih baik dari IHSG (underperform). Sementara itu, untuk tingkat pengembalian (return) LQ45, diperoleh angka sebesar 0,0384. Dengan demikian hanya Rencana Cerdas dan Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform) dibandingkan dengan LQ45. Average Return Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital 0 Produk Reksa Dana Gambar 4.1 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun Penilaian Berdasarkan Metode Sharpe Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar 0,5344, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,5604,

20 0,4863, dan 0,7396. Dengan demikian hanya Si Dana Saham saja yang kinerjanya tidak lebih baik (underperform) dari IHSG, hal ini disebabkan karena rendahnya return dan tingginya standar deviasi yang dihasilkan oleh Si Dana Saham pada periode tersebut. Sama halnya dengan menggunakan tolak ukur (benchmark) LQ45, kinerja Si Dana Saham tidak mampu outperform terhadap kinerja pasar tersebut. Sharpe Manajer investasi Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.2 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Sharpe pada tahun Penilaian berdasarkan metode Treynor Beta yang diperoleh dengan menggunakan tolak ukur IHSG menghasilkan indeks Treynor 0,0288 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga reksa dana masing-

21 masing sebesar 0,0310, 0,0317, dan 0,0425. Dengan demikian kinerja semua produk reksa dana pada tahun 2006 lebih baik (outperform) dibandingkan dengan kinerja IHSG. Hal ini disebabkan oleh tingginya average return yang dihasilkan oleh masing-masing produk reksa dana. Sama halnya jika menggunakan LQ45 sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana mampu outperform pada tahun ini. Treynor IHSG LQ Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.3 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Treynor pada tahun Penilaian berdasarkan metode Jensen Berdasarkan tabel di atas, dengan menggunakan IHSG sebagai pembandingnya, semua produk reksa dana memperoleh nilai positif. Begitu juga jika menggunakan LQ45, semua produk Reksa Dana memperoleh nilai positif. Hal ini

22 menunjukkan bahwa kinerja reksa dana lebih baik (outperform) dibandingkan dengan IHSG dan LQ45. Jensen Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.4 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Jensen Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan Metode Jensen baik menggunakan IHSG maupun LQ45 sebagai pembandingnya. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2007 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2007 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).

23 Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2007 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Sharpe Treynor Jensen (Alpha) IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) 0,0369 0,0547 0,5429 0,0297 0,0000 Market2 (LQ45) 0,0376 0,0635 0,4789 0,0304 0,0000 Rencana Cerdas 0,0350 0,0603 0,4606 0,0264 0, Si Dana Saham 0,0355 0,0611 0,4630 0,0258 0, Trim Kapital 0,0466 0,0735 0,5358 0,0301 0, Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian kinerja berdasarkan Average Return Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar 0,0369 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar 0,0350, 0,0355, dan 0,0466. Dengan demikian dari ketiga produk reksa dana tersebut hanya Trim Kapital yang kinerjanya lebih baik (outperform) dari IHSG. Begitu juga jika dibandingkan dengan LQ45 yang memperoleh return sebesar 0,0376, hanya Trim Kapital produk reksa dana yang mampu menandingi kinerja LQ45.

24 Average Return Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital 0 Produk Reksa Dana Gambar 4.5 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Trim Kapital merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas masing-masing berada pada posisi dua dan tiga. Penilaian berdasarkan metode Sharpe Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar 0,5429 dan 0,4789 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar 0,4606, 0,4630 dan 0,5358. Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini semua reksadana kinerjanya tidak lebih baik (underperfom) dari IHSG. Sedangkan jika dibandingkan dengan LQ45, hanya Trim Kapital saja yang kinerjanya lebih baik (outperform).

25 Sharpe Produk Reksa Dana Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Gambar 4.6 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Pada tahun ini produk reksa dana Trim Kapital menempati peringkat teratas diikuti oleh Si Dana Saham dan Rencana Cerdas. Penilaian berdasarkan metode Treynor Dari tabel 4.2 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor untuk IHSG dengan sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing 0,0264, 0,0258, dan 0,0301. Dengan demikian hanya reksa dana Trim Kapital yang kinerjanya lebih baik dari kinerja IHSG yang memperoleh angka sebesar 0,0297. Hal ini dipengaruhi oleh average return reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang lebih rendah dibandingkan IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai tolak ukurnya, semua produk reksa dana mampu outperform karena masing-masing

26 produk reksa dana memperoleh indeks Treynor sebesar 0,0311,0,0308, dan 0,0356 sedangkan LQ45 hanya 0,0304. Treynor Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.7 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Pada tahun 2007 berdasarkan metode Treynor, produk reksa dana Trim Kapital menempati peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Si Dana Saham. Penilaian berdasarkan metode Jensen Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini hanya produk reksa dana Trim Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG. Kedua produk reksa dana lainnya yaitu Rencana Cerdas dan Si Dana Saham memperoleh angka negatif yang disebabkan oleh perolehan average return reksa dana yang lebih rendah dari IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 sebagai tolak ukurnya, semua produk reksadana memperoleh nilai yang positif. Meskipun average return Rencana Cerdas dan Si Dana Saham lebih kecil dibanding LQ45, namun reksa dana tersebut mampu menghasilkan nilai yang positif karena memiliki beta yang kecil.

27 Jensen Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.8 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen Grafik di atas menunjukkan bahwa reksa dana Trim Kapital yang menempati posisi pertama baik dengan tolak ukur IHSG maupun LQ45. Peringkat kedua dan ketiga ditempati oleh Rencana Cerdas dan Si Dana Saham. Penilaian Kinerja Reksa Dana Saham periode 2008 Berikut dibawah ini adalah Tabel hasil perhitungan Average Return (Rd), Standard Deviasi (σ), Indeks Sharpe, Indeks Treynor, dan Indeks Jensen pada periode 2008 yang membandingkan reksa dana saham dengan pasar (IHSG dan LQ45).

28 Hasil Perhitungan Kinerja Reksa Dana Periode 2008 Reksa Dana Saham Average Return Standard deviasi Sharpe Treynor Jensen (Alpha) IHSG LQ45 IHSG LQ45 Market1 (IHSG) ,0585 0,0000 Market2 (LQ45) ,0640 0,0000 Rencana Cerdas ,0492-0, Si Dana Saham ,0483-0, Trim Kapital -0,0595 0,1297-0,5240-0,0569-0, Sumber : Hasil Pengolahan Data Penilaian kinerja berdasarkan Average Return Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2008 terjadi penurunan harga saham yang cukup signifikan, hal ini disebabkan oleh krisis global yang melanda Indonesia pada tahun tersebut. Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat tingkat pengembalian (return) yang dihasilkan oleh pasar sebesar -0,0510 untuk IHSG, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masing-masing sebesar -0,0459, -0,0406, - 0,0595. Walaupun memperoleh average return yang negatif, namun reksa dan Rencana Cerdas dan Si Dana Saham lebih baik dibandingkan IHSG. Begitu juga jika dibandingkan dengan LQ45 yang memperoleh average return sebesar -0,0565, hanya reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu outperform.

29 Average Return Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital Produk Reksa Dana Gambar 4.9 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan average return Grafik di atas menunjukkan bahwa Si Dana Saham merupakan produk reksa dana saham yang kinerjanya paling baik berdasarkan average return pada tahun Penilaian berdasarkan metode Sharpe Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Sharpe untuk IHSG sebesar - 0,5475 dan -0,5318 untuk LQ45, sedangkan untuk ketiga produk reksadana masingmasing sebesar -0,4461, -0,4334, dan -0,5240. Walaupun memperoleh hasil yang negatif, namun kinerja ketiga reksa dana tersebut lebih baik dibandingkan dengan IHSG maupun LQ45.

30 Sharpe Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Rencana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital -0.6 Produk Reksa Dana Gambar 4.10 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Sharpe Pada tahun 2008 semua reksa dana mengalami outperform, walaupun dengan indeks Sharpe yang negatif. Reksa dana Si Dana Saham menempati peringkat pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Penilaian berdasarkan metode Treynor Dari tabel 4.3 di atas, dapat kita lihat indeks Treynor dengan IHSG sebagai pembandingnya, ketiga produk reksa dana memperoleh angka masing-masing, - 0,0492, -0,0483, -0,0569, sedangkan IHSG sendiri -0,0585. Dengan demikian seluruh produk reksa dana mampu outperform terhadap kinerja IHSG. Sedangkan jika menggunakan LQ45 yang memperoleh indeks Treynor sebesar sebagai tolak ukurnya, hanya reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham yang mampu outperform karena memperoleh indeks Treynor masing-masing sebesar -0,0553 dan -

31 0,0541. Sedangkan Trim Kapital mengalami underperform karena hanya memperoleh indeks Treynor sebesar -0,0644. Treynor Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.11 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Treynor Pada tahun 2008 berdasarkan metode Treynor, baik menggunakan IHSG maupun LQ45 sebagai tolak ukurnya, produk reksa dana Si Dana Saham menempati peringkat teratas, diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Penilaian berdasarkan metode Jensen Walaupun memperoleh average return yang negatif, tetapi pada penilaian dengan metode Jensen, secara keseluruhan produk reksa dana memperoleh hasil yang positif. Hal ini disebabkan oleh perolehan average return yang lebih baik dibanding IHSG dan LQ45, kecuali reksa dana Trim Kapital. Walaupun average return reksa dana Trim Kapital lebih kecil dibanding IHSG dan LQ45, namun Trim Kapital memiliki beta yang besar sehingga dapat memperoleh indeks Jensen yang positif terhadap IHSG. Indeks positif ini menunjukan kinerja reksa dana yang lebih baik dari kinerja pasar.

32 Jensen Market1 (IHSG) Market2 (LQ45) Recana Cerdas Si Dana Saham Trim Kapital IHSG LQ45 Gambar 4.12 Pemeringkatan reksa dana saham berdasarkan Metode Jensen Pada tahun 2008 berdasarkan metode Jensen, reksa dana Si Dana Saham menduduki peringkat pertama diikuti oleh Rencana Cerdas dan Trim Kapital. Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Reksa Dana Saham Reksa dana terus dicari investor untuk mengganti investasi dari instrumen lain karena tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus diturunkan Bank Indonesia sampai level di bawah 10 persen. Reksa dana memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari deposito, tetapi semakin tinggi tingkat pengembaliannya semakin tinggi pula resikonya. Pada dasarnya reksa dana merupakan kumpulan dana yang diinvestasikan kepada portofolio efek dan dikelola oleh manajer investasi. Berdasarkan konsep tersebut ada beberapa aspek yang menyebabkan reksa dana beresiko. Aspek-aspek tersebut yaitu : 1. Dana yang diperoleh dari masyarakat diinvestasikan kepada portofolio efek

33 Portofolio efek yaitu kumpulan efek yang memberikan hasil kepada pemiliknya. Saham mempunyai jangka waktu yang paling panjang dari semua instrumen investasi yang ada dan resiko paling tinggi. Harga saham sangat fluktuatif tergantung prospek perusahaan yang dikenal dengan fundamental perusahaan dan juga penawaran (supply) dan permintaan (demand) saham tersebut. Harga yang sangat fluktuatif ini juga menyatakan bahwa saham sangat beresiko dan tingkat pengembaliannya tidak dapat ditentukan. 2. Portofolio efek tersebut sangat bervariasi sehingga masing-masing instrumen mempunyai tingkat pengembalian yang berbeda-beda. Tingkat pengembalian dari instrumen investasi dari portofolio efek tersebut dapat berubah-rubah setiap waktu dan mengakibatkan tidak dapat ditentukan tingkat pengembalian dari portofolio secara keseluruhan. Akibatnya, manajer investasi tidak dapat menentukan atau menjamin tingkat pengembalian portofolionya. Bila tingkat pengembalian tersebut tidak dapat ditentukan maka tidak ada kewajiban si manajer investasi untuk menentukan angka tertentu sebagai tingkat pengembalian portofolionya. 3. Arus kas yang berubah-ubah Arus kas yang dimaksud dalam kasus reksa dana ini, yaitu selisih dana yang masuk dan keluar. Dana yang masuk adalah investor yang membeli reksa dana, sedangkan dana yang keluar yaitu investor yang menjual reksa dana yang bersangkutan. Perubahan arus kas akan mempengaruhi portofolio dan

34 juga mempengaruhi resiko dan sekaligus mempengaruhi tingkat pengembalian dan tingkat pengembalian tersebut tidak pasti. Investor di reksa dana tidak mempunyai ikatan untuk jangka waktu investasi, misalkan satu minggu, satu bulan dan sebagainya, walaupun reksa dana dianggap instrumen investasi berjangka waktu menengah dan jangka panjang. 4. Keahlian manajer investasi Keahlian manajer investasi mengelola portofolio juga merupakan salah satu timbulnya resiko dari portofolio dan juga kepastian tingkat pengembalian. Manajer investasi diketahui mempunyai alokasi aset (asset allocation), kemampuan pemilihan instrumen investasi (stock selection) dan kemampuan menilai waktu jual beli di pasar (market timing). Ketiga ketiga keahlian ini sangat menentukan tingkat pengembalian portofolio yang dikelola oleh manajer investasi. Bila keahlian ini tidak maksimal dipergunakan maka resiko portofolio akan terjadi dan tingkat pengembalian juga semakin tidak pasti sehingga tidak ada kegunaannya untuk memastikan tingkat pengembalian reksa dana. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap reksa dana Rencana Cerdas, Si Dana Saham, dan Trim Kapital maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja reksa dana saham periode

35 Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan average return, semua produk reksa dana saham memperoleh return yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa produk reksa dana tersebut mampu memberikan keuntungan untuk para pemilik reksa dana. Selain itu produk reksa dana tersebut mampu menghasilkan total return sebesar 50% selama satu tahun. Dengan return sebesar itu berarti return yang dihasilkan produk reksa dana lebih besar dari return deposito di bank yang hanya sekitar 7% setahun. Sedangkan pada tahun 2008 semua produk reksa dana memperoleh hasil yang negatif. Hal ini menunjukkan bahwa reksa dana tersebut mengalami kerugian sehingga tidak mampu memberikan keuntungan bagi para pemilik reksa dana. Hal ini disebabkan oleh turunnya harga-harga saham pada tahun 2008 yang dipengaruhi oleh krisis global. 2. Penilaian kinerja reksa dana saham yang paling baik tahun Pada tahun 2006 dan 2007 berdasarkan indeks Sharpe, Treynor, dan Jensen, produk reksa dana Trim Kapital merupakan reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang dianalisis. Hal ini tidak lepas dari tingginya return yang dihasilkan oleh reksa dana tersebut pada tahun 2006 dan Berbeda dengan dua tahun sebelumnya, pada tahun 2008 reksa dana Si Dana Saham menjadi reksa dana yang terbaik diantara tiga reksa dana yang dianalisis.

36 3. Penilaian kinerja reksa dana saham yang mampu outperform terhadap indeks pasarnya (IHSG dan LQ45) tahun Pada tahun 2006 berdasarkan metode Sharpe, reksa dana yang mampu outperform hanya Trim Kapital dan Rencana Cerdas, sedangkan Si Dana Saham mengalami underperform. Kemudian berdasarkan metode Treynor dan Jensen semua produk reksa dana mampu outperform terhadap indeks pasarnya yakni IHSG dan LQ45. Untuk tahun 2007 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen, hanya reksa dana Trim Kapital saja yang mampu outperform terhadap IHSG dan LQ45. Sedangkan Si Dana Saham dan Rencana Cerdas hanya mampu outperform terhadap LQ45. Pada tahun 2008 berdasarkan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen, walaupun menghasilkan return yang negatif, reksa dana Rencana Cerdas dan Si Dana Saham mampu outperform terhadap IHSG dan LQ45. Hal ini disebabkan oleh average return reksa dana tersebut yang lebih baik ketimbang IHSG dan LQ45. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat. Jensen., Michael C. (1965). The performance of Mutual Funds in the Periode of Journal of Finance.

37 Kiyoshi, Watari. (1998). A Guide to Understanding Mutual Funds, Washington: ICI.. (1998). Mutual Fund The Greatest Investment Ever Invested, Mutual Fund Magazine.. (1998). Risk and Rewards Potential for Typers of Funds, Investment Company Institute.. (1997). How to Get the most Bank From Your Buck, Mutual Fund Magazine. Manurung, Adler Haymans Reksa Dana Investasiku. Jakarta : Penerbit Buku Kompas. Mariani, Ani Analisis Kinerja Reksa Dana Syariah Dengan Metode Sharpe, Treynor, Dan Jensen. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Universitas Gunadarma, Depok. Pratomo, Eko Priyo Berwisata ke Dunia Reksa Dana. Jakarta : Gramedia Media Utama. Pratomo, Eko Priyo., Ubaidillah Nugraha Reksa Dana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern. Jakarta : Gramedia Media Utama.

38 Siahaan, Hinsa Penilaian Kinerja Investasi Dengan Menggunakan Sharpe s Performance Index, dan Treynor s Performance Index. Jakarta : Departemen Keuangan. Suharyadi., Purwanto SK Statistika Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta : Salemba Empat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dukungan dana / modal yang cukup besar untuk menumbuhkan perekonomiannya. Dukungan dana / modal ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

Campuran di Indonesia Periode JURNAL

Campuran di Indonesia Periode JURNAL Analisis Perbandingan Antara Kinerja Reksadana Saham, Pendapatan Tetap dan Campuran di Indonesia Periode 2012-2014 JURNAL Ditulis oleh : Nama : Gisti Anggiar Septiyani Nomor Mahasiswa : 12311509 Jurusan

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. sumber pembiayaan bagi perusahaan dan alternatif investasi bagi para. (Pratomo dan Ubaidillah Nugraha, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu pilar ekonomi di Indonesia yang dapat menjadi penggerak perekonomian nasional melalui peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya perkembangan pasar modal saat ini telah memasuki fase yang sedikit berbeda. Banyaknya pilihan dan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini banyak orang berpikir untuk investasi. Banyak juga orang mengatakan investasi tanpa jelas dan mengerti apa itu investasi dan apa contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang

Investasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini,

I. PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil ini, masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana yang dimiliki agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian 1.1.1 PT. Trimegah Asset Management PT. Trimegah Asset Management merupakan anak perusahaan dari PT. Trimegah Securities Tbk, salah satu perusahaan sekuritas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian dunia maka tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen investasi memungkinkan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi.

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi seperti zaman sekarang, perkembangan ekonomi semakin kompleks sehingga memunculkan beragam alternatif dalam berinvestasi. Investasi adalah suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di berbagai bidang yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan

Lebih terperinci

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom

Rikas Dwi Cahyo¹. ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2010 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA PORTOFOLIO OPTIMAL YANG DIBENTUK OLEH SINGLE INDEX MODEL DAN ROYS CRITERION (STUDI KASUS SAHAM- SAHAM LQ45 PERIODE FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB II DESKRIPSI IHSG BAB II DESKRIPSI IHSG 2.1 Sejarah Singkat IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 1 April 1983 sebagai indikator pergerakan harga saham yang tercatat di bursa. Hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Jika di masa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. akibat inflasi di masa depan. Dari semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan utama seseorang melakukan investasi adalah adanya kebutuhan yang direncanakan di masa depan yang ingin dipenuhi dari hasil investasi. Investasi juga

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara ekonomi terkuat di dunia menjadi tujuan lahan investasi yang diminati oleh masyarakat di dalam negeri maupun luar negeri.

Lebih terperinci

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, pasar modal merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berinvestasi. Hal ini didukung oleh rendahnya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto APRIL 2012, VOLUME 13 NOMOR 1 Rofiqah Wahdah Joko Hartanto Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11 Kayu Tangi Banjarmasin Abstract:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegitan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu aset (asset) selama periode tertentu dengan harapan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR Cana Paranita Moch. Dzulkirom, AR. Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. dan investasi adalah hal yang paling mendominasi setiap pengeluaran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan perekonomian di dunia dewasa ini menuntut masyarakat agar cermat dalam membelanjakan uangnya. Dalam hal ini masyarakat cenderung membelanjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana (investee) dengan pihak yang kelebihan dana (investor). Investee akan menjual

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Reksadana Definisi Reksadana menurut UU Pasar Modal No.8/1995 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Manajemen (2008 : 8) adalah sebagai berikut : dalam bukunya Audit Manajemen (2005 : 120) adalah :

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Manajemen (2008 : 8) adalah sebagai berikut : dalam bukunya Audit Manajemen (2005 : 120) adalah : BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Keuangan Pengertian Manajemen menurut T. Hani Hamdoko dalam bukunya Manajemen (2008 : 8) adalah sebagai berikut : Proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor

I. PENDAHULUAN. Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana adalah wadah pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini masyarakat semakin sadar akan kebutuhan untuk berinvestasi. Hal ini dapat terlihat dari berbagai ragam sarana investasi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Definisi Indeks LQ45 Pasar modal di Indonesia masih tergolong pasar modal yang transaksinya tipis (thin market), yaitu pasar modal yang sebagian

Lebih terperinci

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan

Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan. suatu Negara membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Pasar modal merupakan BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu pilar perekonomian, yang menggambarkan perekonomian suatu negara, perlu dibangun dan dikembangkan. Pembangunan suatu Negara membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini membuktikan semakin berkembangnya dunia investasi yang kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin pesat. Semakin banyak masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia Perbandingan imbal..., Muhariandi Rachmatullah, FISIP UI, 2008 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dunia harus bekerja untuk mendapatkan suatu penghasilan bagi dirinya. Dengan bekerja, setiap individu akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

Lebih terperinci