KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWTpada akhirnya buku PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 dapat diselesaikan setelah beberapa lama berproses dalam penyusunannya. Disadari sepenuhnya bahwa penyusunan Buku Profil Kesehatan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena proses pengumpulan data belum sepenuhnya memanfaatkan sarana elektornik / tehnologi informasi. Atas selesainya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2014, kami memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Kepala Bidang dan Kepala Sub Bagian di Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan, Direktur Rumah Sakit Daerah dr.h.soemarno Sostroatmojo Tanjung Selor, dan Tim Penyusun yang telah berupaya memberikan kontribusi serta kepada semua pihak yang telah membantu memberikan data dan informasi guna penyusunan buku Profil ini. Di tahun mendatang kiranya dapat diselesaikan lebih awal dengan memuat data dan informasi dengan kualitas yang lebih baik dalam hal konsistensi datanya maupun analisanya, sehingga buku Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan tahun 2014 ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada para pembaca mengenai kondisi dan situasi kesehatan di wilayah Kabupaten Bulungan pada tahun Semoga Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2014 ini bermanfaat terutama bagi yang membutuhkan. Kritik dan saran dari para pembaca guna penyempurnaan Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan di masa datang tetap kami harapkan. Terimakasih. Tanjung Selor, 17 April 2015 Kepala Dinas Kesehatan dr. Hj. Aryani Arsyad, M.Kes Pembina Utama Muda / IVc NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii iv BAB I : PENDAHULUAN 1 A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 3 C. RUANG LINGKUP 4 BAB II : GAMBARAN UMUM 6 A. LETAK GEOGRAFIS DAN BATAS WILAYAH 4 B. KEPENDUDUKAN 11 C. KEADAAN EKONOMI 14 D. KEADAAN PENDIDIKAN 16 E. KESEHATAN LINGKUNGAN 18 BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN 25 A. ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) 25 B. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 31 C. ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 29 BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN 53 A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK 54 B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 72 C. PELAYANAN IMUNISASI 79 BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN 87 A. SARANA KESEHATAN 87 B. JUMLAH TENAGA KESEHATAN 92 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 95 BAB VI : PENUTUP 97 ii

4 DAFTAR TABEL Nama Tabel Halaman Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN KABUPATEN BULUNGAN BERDASARKAN KECAMATAN TAHUN Tabel 2 PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN KECAMATAN DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN Tabel 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2014 Tabel 4 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BULUNGAN TAHUN Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 PERSENTASE PERTUMBUHAN EKONOMI KEBUPATEN BULUNGAN TAHUN PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA PARTISIPASI KASAR DAN ANGKA PARTISIPASI MURNI MENURUT JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2013 SEPULUH BESAR PENYAKIT KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 SEPULUH BESAR PENYAKIT RAWAT INAP RSUD TANJUNG SELOR KABUPATEN BULUNGAN TAHUN iii

5 DAFTAR GAMBAR Nama gambar Halaman Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 9 Gambar 10 Gambar 11 Gambar 12 Gambar 13 PROYEKSI PIRAMIDA PENDUDUK KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH PENDUDUK 7 18 TAHUN MENURUT USIA SEKOLAH TAHUN 2013 PERSENTASE PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 PERSENTASE PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT PUSKESMAS TAHUN 2014 PERSENTASE PENCAPAIAN RUMAH SEHAT BERDASARKAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA KEMATIAN NEONATAL MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB) DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGKA KEMATIAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGKA KEMATIAN BALITA (AKABA) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA KEMATIAN IBU DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGKA HARAPAN HIDUP KABUPATEN BULUNGAN TAHUN iv

6 Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gambar 17 Gambar 18 KASUS BARU BTA+ MENURUT PUSKESMAS DAN JENIS KELAMIN DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS TB PARU DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN PROPORSI BTA POSITIF DI ANTARA SELURUH KASUS MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA NOTIFIKASI KASUS BTA+ DAN SELURUH KASUS PER PENDUDUK DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN PENEMUAN PNEUMONIA PADA BALITA BERDASARKAN PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN Gambar 19 JUMLAH KASUS BARU HIV BULUNGAN TAHUN POSITIF DI KABUPATEN 42 Gambar 20 Gambar 21 Gambar 22 Gambar 23 Gambar 24 Gambar 25 Gambar 26 Gambar 27 Gambar 28 JUMLAH KASUS BARU PENDERITA AIDS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN PROPORSI KASUS BARU AIDS MENURUT JENIS KELAMIN DIKABUPATEN BULUNGAN TAHUN GAMBAR 22. JUMLAH KEMATIAN AIDS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGKA PREVALENSI DAN ANGKA PENEMUAN KASUS BARU KUSTA (NCDR) TAHUN ANGKA KESAKITAN DEMAM BERDARAH DENGUE PER PENDUDUK TAHUN JUMLAH TERSANGKA KASUS CHIKUNGUNYA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 ANGKA KESAKITAN MALARIA (ANNUAL PARACITE INCIDENCE /API) DI KABUPATEN BULUNGAN PER PENDUDUK BERISIKO TAHUN CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K1 DAN K4 DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN PELAYANAN IBU HAMIL K4 MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN v

7 Gambar 29 Gambar 30 Gambar 31 Gambar 32 Gambar 33 Gambar 34 Gambar 35 Gambar 36 Gambar 37 Gambar 38 Gambar 39 Gambar 40 Gambar 41 Gambar 42 Gambar 43 Gambar 44 CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN PELAYANAN IBU NIFAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN PENANGANAN KOMPLIKASI MATERNAL DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN PENANGANAN NEONATAL KOMPLIKASI DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL PERTAMA (KN1) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL LENGKAP MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN KUNJUNGAN ANAK BALITA MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN SISWA SD/MI KELAS 1 YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 PERSENTASE IBU HAMIL YANG MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (FE3) DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA BALITA (6-59 BULAN) MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA (D/S) DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 GAMBAR 43 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN CAKUPAN DESA UCI/KELURAHAN UCI DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN vi

8 Gambar 45 Gambar 46 Gambar 47 Gambar 48 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT2+ PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 PERSENTASE DESA KELURAHAN SIAGA AKTIF MENURUT TINGKATAN (STRATA) TAHUN 2014 PERSENTASE POSYANDU MENURUT TINGKATAN (STRATA) DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN 2014 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DI KABUPATEN BULUNGAN TAHUN vii

9

10 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang merupakan salah satu Indikator kesejahteraan masyarakat. Dalam mencapai tujuan tersebut Kementerian Kesehatan telah menetapkan visi Masyarakat Mandiri untuk Hidup sehat dan dengan Misinya 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani; 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan; 3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan; 4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan mempunyai Visi yaitu Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau menuju Bulungan Sehat Sedangkan Misinya adalah: Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat dengan bertumpu pada potensi daerah Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan bagi seluruh masyarakat kabupaten bulungan Mendorong pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. 1

11 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Penataan dan Pengembangan SDM Kesehatan Salah satu upaya dan produk dari sistim informasi kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan yang digunakan untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian kinerja kegiatan yang dilakukan dalam satu tahun adalah PROFIL KESEHATAN. Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2014 memuat berbagai data dan informasi tentang gambaran derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumberdaya kesehatan dan pencapaian indikator pembangunan kesehatan serta mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Bulungan tahun 2014, yang disajikan dalam betuk narasi, grafik dan tabel. Akhirnya dengan pembangunan yang lebih intensif, berkesinambungan dan merata dengan ditunjang oleh informasi yang tepat dan akurat diharapkan dapat memberikan dukungan informasi dalam proses pengambilan keputusan di semua sektor khususnya sektor kesehatan. Dengan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan ini, dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam memandang dan mengevaluasi sasaran guna mendukung pencapaian Bulungan Sehat dalam rangka desentralisasi kesehatan khususnya pada tahun berjalan yang akan di gunakan untuk menyusun rencana tahun berikutnya. 2

12 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 B. T U J U A N Secara Umum, Tujuan penyusunan profil Kesehatan Kabupaten Bulungan adalah sebagai berikut : a. Diperolehnya data / informasi umum tentang kondisi kesehatan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna. b. Diperolehnya data / informasi umum tentang lingkungan Kabupaten Bulungan yang meliputi data lingkungan fisik / Biologi, perilaku kesehatan masyarakat, data demografi dan sosial ekonomi. c. Diperolehnya data / informasi status kesehatan masyarakat di Kabupaten Bulungan yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. d. Diperolehnya data / informasi tentang upaya kesehatan dan kebijakan di Kabupaten Bulungan yang meliputi, cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan serta informasi mengenai kebijakan program yang sedang berjalan saat ini di Kabupaten Bulungan. e. Diperolehnya data / informasi dari lintas sektor terkait dalam upaya mendukung peningkatan status gizi dan pengembangan status kesehatan masyarakat di Kabupaten Bulungan. f. Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sistem pencatatan dan pelaporan yang ada di puskesmas, rumah sakit maupun unit unit kesehatan lainnya di Kabupaten Bulungan. g. Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan. 3

13 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 C. RUANG LINGKUP 1. Jenis Data / Informasi Data / informasi yang dikumpulkan untuk penyusunan profil kesehatan Kabupaten Bulungan adalah : a. Data umum dan lingkungan yang meliputi data lingkungan fisik / biologi, prilaku kesehatan masyarakat, data demografi, pendidikan sosial dan ekonomi. b. Data status kesehatan yang meliputi angka kematian, angka kesakitan dan status gizi. c. Data upaya kesehatan yang meliputi kegiatan pelayanan kesehatan dan sumber daya kesehatan serta informasi mengenai kebijaksanaan program yang sedang berjalan. 2. Periode Data Data yang di kumpulkan merupakan data tahunan dalam periode tahun kalender ( Januari sampai dengan Desember ). Penyusunan profil Kesehatan Kabupaten Bulungan mengacu kepada Juknis Profil Kabupaten Tahun Profil Kesehatan Kabupaten Bulungan tahun 2011 terdiri dari 6 bab yaitu : Bab I- Pendahuluan. Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan dan sistimatika dari penyajiannya. Bab II- Gambaran Umum, Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Bulungan. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang 4

14 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan. Bab III- Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Bab IV- Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, bab ini juga mengakomodir indikator kinerja standar pelayanan minimal (SPM) bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten Bulungan. Bab V- Situasi Sumber daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan. Bab VI- Penutup. 5

15

16 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 BAB II GAMBARAN UMUM A. Letak Geografis dan Batas Wilayah Kabupaten Bulungan sebagai salah satu Kabupaten di bagian utara pulau Kalimantan mempunyai luas ,92 km 2. Kondisi Kabupaten Bulungan memiliki beberapa pulau, yang dialiri puluhan sungai besar dan kecil, serta secara topografi memiliki daratan yang berbukit-bukit, bergunung-gunung dengan tebing terjal dan kemiringan yang tajam. Adapun pulau yang terluas adalah pulau Mandul di Kecamatan Bunyu (38.737,413 ha) dan sungai yang terpanjang adalah Sungai Kayan (576 km: termasuk yang berada di wilayah Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung) sedangkan gunung yang tertinggi adalah gunung Kundas yang berada di Kecamatan Peso dengan ketinggian m. 1. Letak / Posisi : Lintang Utara : Bujur Timur : Batas-batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan : Laut Sulawesi dan Kota Tarakan : Kabupaten Berau : Kabupaten Malinau 6

17 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Luas dan Pembagian Wilayah Luas Kabupaten Bulungan ,92 Km yang terdiri dari 10 kecamatan dan 81 Kelurahan/Desa yaitu : a. Kecamatan Peso ( Luas Wilayah Km²) Terdiri dari 10 Desa yaitu : 1. Desa Long Pelban 2. Desa Long Yiin/Pelaah 3. Desa Long Buang 4. Desa Long Lian 5. Desa Muara Pangean 6. Desa Long Peso 7. Desa Long Lejuh 8. Desa Lepak Aru 9. Desa Long Lasan 10. Desa Long Bia b. Kecamatan Peso Hilir ( Luas Wilayah 1.639,71 Km²) Terdiri dari 6 Desa yaitu : 1. Desa Long Telenjau 2. Desa Naha Aya 3. Desa Long Bang 4. Desa Long Tungu 5. Desa Long Bang Hulu 6. Desa Long Lembu c. Kecamatan Tanjung Palas ( Luas Wilayah 1.755,54 Km²) Terdiri dari 9 Kelurahan/Desa yaitu : 1. Kelurahan Tanjung Palas Hulu 2. Kelurahan Tanjung Palas Tengah 3. Kelurahan Tanjung Palas Hilir 4. Kelurahan Gunung Putih/Karang Jenawi 5. Desa Karang Anyar 7

18 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Desa Teras Nawang 7. Desa Teras Baru 8. Desa Antutan 9. Desa Pejalin d. Kecamatan Tanjung Palas Barat ( Luas Wilayah 1.064,51 Km²) Terdiri dari 5 Desa yaitu : 1. Desa Long Beluah 2. Desa Long Sam 3. Desa Long Pari 4. Desa Mara Satu 5. Desa Mara Hilir e. Kecamatan Tanjung Palas Utara ( Luas Wilayah 806,34 Km²) Terdiri dari 6 Desa yaitu : 1. Desa Karang Agung 2. Desa Pimping 3. Desa panca Agung 4. Desa Ruhui Rahayu 5. Desa Ardi Mulya 6. Desa Kelubir f. Kecamatan Tanjung Palas Timur ( Luas wilayah 677,77 Km²) Terdiri dari 8 Desa yaitu : 1. Desa Tanah Kuning 5. Desa Tanjung Agung 2. Desa Mangku Padi 6. Desa Binai 3. Desa Sajau 7. Desa Pura Sajau 4. Desa Wono Mulyo 8. Desa Sajau Hilir 8

19 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 g. Kecamatan Tanjung Selor ( Luas Wilayah 1.277,81 Km²) Terdiri dari 9 Kelurahan/Desa yaitu : 1. Kelurahan Tanjung Selor Hulu 6. Desa Bumi Rahayu 2. Kelurahan Tanjung Selor Hilir 7. Desa Gunung Sari 3. Kelurahan Tanjung Selor Timur 8. Desa Apung 4. Desa Jelarai Selor 9. Desa Tengkapak 5. Desa Gunung Seriang h. Kecamatan Tanjung Palas Tengah ( Luas Wilayah 624,95 Km²) Terdiri dari 3 Desa yaitu : 1. Desa Salimbatu 2. Desa Silva Rahayu 3. Desa Tanjung Buka i. Kecamatan Sekatak ( Luas Wilayah 1.993,98 Km²) Terdiri dari 22 Desa yaitu : 1. Desa Pentian 8. Desa Klesing 2. Desa Pungit 9. Desa Ujang 3. Desa Sekatak Bengara 10. Desa Tenggiling 4. Desa Terindak 11. Desa Kelembunan 5. Desa Anjar Arif 12. Desa Bekiliu 6. Desa Kelincawan 13. Desa Paru Abang 7. Desa Keriting 14. Desa Bambang 15. Desa Ambalat 19. Desa Turung 16. Desa Kendari 20. Desa Maritam 17. Desa Bunau 21. Desa Dulau 18. Desa Sekatak Buji 22. Desa Liagu 9

20 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 j. Kecamatan Bunyu ( Luas Wilayah 198,32 Km²) Terdiri dari 3 desa yaitu : 1. Desa Bunyu Selatan 2. Desa Bunyu Barat 3. Desa Bunyu Timur Tabel 1. Luas Wilayah,Jumlah Desa/Kelurahan Kabupaten Bulungan Berdasarkan Kecamatan Tahun 2014 Kecamatan Luas Wilayah Km² % Jumlah Kelurahan/ Desa Peso 3.142,79 23,84 10 Peso Hilir 1.639,71 12,44 6 Tanjung Palas 1.755,54 13,32 9 Tanjung Palas Barat 1.064,51 8,08 5 Tanjung Palas Utara 806,34 6,12 6 Tanjung Palas Timur 677,77 5,14 8 Tanjung Selor 1.277,81 9,69 9 Tanjung Palas Tengah 624,95 4,74 3 Sekatak 1.993,98 15,13 22 Bunyu 198,32 1,50 3 Jumlah ,92 100,00 81 Sumber : BPS Kabupaten Bulungan Tahun

21 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 B. Kependudukan Masalah kependudukan di Kabupaten Bulungan pada dasarnya meliputi dua hal pokok, yaitu : komposisi yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relative tinggi dan pesebaran penduduk yang kurang merata. 1. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Jumlah penduduk Kabupaten Bulungan berdasarkan hasil proyeksi BPS Tahun 2013 berjumlah jiwa. Apabila dilihat dari perbandingan penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan rasio 115,08 %. Penyebaran penduduknya boleh dikatakan tidak merata antara satu kecamatan dengan kecamatan yang lainnya. Untuk jumlah penduduk berdasarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Proyeksi Jumlah Penduduk Berdasakan Kecamatan dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Penduduk No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah 1 Peso Peso Hilir Tanjung Palas Tanjung Palas Barat Tanjung Palas Utara Tanjung Palas Timur Tanjung Selor Tanjung Palas Tengah Sekatak Bunyu Jumlah Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan Tahun

22 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Berdasarkan tabel. 2 diatas menunjukkan bahwa proyeksi jumlah penduduk pada Tahun 2014 sebesar jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebesar dan jumlah penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin 115. Angka ini berarti bahwa terdapat 115 laki-laki di antara 100 perempuan. Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat di gambarkan dalam bentuk piramida penduduk. Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk BPS Kabupaten Bulungan Tahun Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kanan menunjukkan jumlah penduduk perempuan. Gambar 1 Proyeksi Piramida Penduduk Kabupaten Bulungan Tahun Perempuan Laki-Laki 8000,0 6000,0 4000,0 2000,0 0,0 2000,0 4000,0 6000,0 8000,0 Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Kabupaten Bulungan termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun). Badan piramida ini membesar, ini 12

23 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur tahun dan tahun, baik laki-laki maupun perempuan. Rincian jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur di Kabupaten Bulungan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel lampiran 2. Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan untuk mengetahui produktifitas penduduk adalah Angka Beban Tanggungan atau Dependency Ratio. Angka beban tanggungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur dibawah 15 tahun dan umur 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang termasuk umur produktif (umur tahun). Secara kasar perbandingan angka beban tanggungan menunjukkan dinamika beban tanggungan umur produktif terhadap umur nonproduktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan, semakin tinggi pula jumlah penduduk nonproduktif yang ditanggung oleh penduduk umur produktif. Komposisi penduduk Kabupaten Bulungan menurut kelompok umur yang ditunjukkan oleh tabel 3, menunjukkkan bahwa penduduk yang berusia 0 14 tahun sebesar 33,10% yang berusia tahun sebesar 63,97% dan yang berusia > 65 tahun sebesar 2,93%. Dengan demikian maka Angka Beban Tanggungan penduduk Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 51,97%. Hal ini berarti bahwa 100 orang Kabupaten Bulungan yang masih produktif akan menanggung 51 orang yang belum/sudah tidak produktif lagi. Apabila dibandingkan antar jenis kelamin, maka angka beban tanggungan perempuan lebih besar jika dibandingkan dengan angka beban tanggungan laki-laki, yaitu 58,69% untuk perempuan dan 54,31% untuk lakilaki. 13

24 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Tabel.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Tahun 2014 NO Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah % thn , thn , Tahun ke atas ,93 Jumlah Angka Beban Tanggungan (%) 54,31 58,69 51,97 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2014 C. Keadaan Ekonomi Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Berdasarkan data dari BPS, Nilai Produk Domestik Bruto (PDRB) yang baru dengan tahun dasar Penentuan tahun dasar 2000 sebagai tahun dasar baru juga didasarkan pada pengamatan bahwa perekonomian pada tahun 2000 pada skala regional cukup normal dan memadai. Menurut hasil perhitungan PDRB Kabupaten Bulungan, terlihat bahwa perekonomian Kabupaten Bulungan pada tahun 2013 sangat didominasi oleh sektor-sektor ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam (SDA), terutama dari sektor pertambangan dan pertanian. Jumlah seluruh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi (PDRB) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2013 adalah sebesar 3.230,576 milyar rupiah. 14

25 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Dari total PDRB Bulungan tersebut, sekitar 33,72 persennya berasal dari nilai tambah sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor ekonomi berikutnya yang memberikan kontribusi perekonomian Bulungan adalah sektor Pertanian (26,84 persen); sektor jasa (19,43 persen); sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (13,34 persen); Sedangkan sektor-sektor lainnya hanya memberikan kontribusi di bawah 5 persen. Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bulungan selama waktu 2000 sampai 2013 sebesar 4,52 persen. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 5,26 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 ini mengalami perlambatan. Hal ini terjadi karena sektor yang paling dominan dalam menyokong PDRB yaitu sektor pertambangan juga mengalami perlambatan pertumbuhan produksi. Adapun perkembangan produk regional perkapita tahun sebagai barikut: Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bulungan Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Atas Dasar harga Konstan Tahun Dengan Migas (Rp) Tanpa Migas (Rp) Dengan Migas (Rp) Tanpa Migas (Rp) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,68 Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten Bulungan Tahun

26 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Tabel 5. Persentase Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bulungan Tahun Tahun Dengan Migas Tanpa Migas ,66 5, ,63 5, ,06 6, ,39 9, ,26 5,53 Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2014 D. Pendidikan Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Di Kabupaten Bulungan penduduk yang melek huruf tahun 2013 sebesar 75,60% dan persentase penduduk yang tidak/belum Pernah Sekolah/ Belum Tamat SD sebesar 24,40%. Tabel 6. Persentase Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kabupaten Bulungan Tahun Jenjang Pendidikan Tidak/Belum Pernah Sekolah/Belum Tamat SD 22,21 24,40 SD 29,20 27,20 SLTP 22,13 20,04 SLTA 19,12 18,64 Perguruan Tinggi 7,34 9,72 Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten Bulungan Tahun

27 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Partisipasi sekolah penduduk pada semua kelompok usia sekolah menggambarkan aktivitas pendidikan. Indikator ini mengukur proporsi anak yang bersekolah pada suatu kelompok sekolah jenjang tertentu. APS memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah, tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang dijalani. Pada tahun 2013 angka partisipasi sekolah untuk jenjang sekolah untuk jenjang usia SD, SLTP, dan SLTA masing-masing sebesar 100 persen, 95,46 persen dan 62,95 persen. APS pada tahun 2013 untuk jenjang SD yang mengalami kemajuan dari tahun-tahun sebelumnya. Keadaaan ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kabupaten Bulungan telah cukup baik. Partisipasi penduduk usia sekolah dapat menggambarkan tingkat ketersediaan kualitas sumber daya manusia dan aktivitas pendidikan di satu daerah. Gambaran mengenai angka partisifasi sekolah pada tiap jenjang pendidikan di Kabupaten Bulungan adalah bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan semakin rendah angka partisifasi kasarnya. Gambar 2. Angka Partisipasi Sekolah Penduduk 7 18 Tahun menurut Usia Sekolah Tahun ; 62,95% 07-12; 100% 13-15; 95,46% Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten Bulungan Tahun

28 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 APM selalu lebih rendah dibandingkan APK karena pembilangnya lebih kecil sementara penyebutnya sama. APM membatasi usia murid sesuai dengan usia sekolah pada tiap jenjang pendidikan sehingga angkanya lebih kecil. APM merupakan indikator yang menunjukkan proporsi penduduk yang bersekolah pada jenjang pendidikan dan berusia sesuai dengan usia sekolah jenjang pendidikannya, sedangkan APK memberikan gambaran secara umum tentang banyaknya anak yang menerima pendidikan pada jenjang tertentu. Tabel 7. Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Tahun APK APM Jenjang Pendidikan Laki-Laki Perempuan L + P Laki-Laki Perempuan L+P SD 114,87 111,26 113,32 98,64 93,76 93,76 SLTP 82,59 91,18 86,09 74,15 69,98 69,98 SLTA 68,90 65,01 66,87 64,31 50,78 50,78 Sumber : Badan Pusat statistik Kabupaten Bulungan Tahun 2014 E. Keadaan Kesehatan Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Menurut Himpunan Lingkungan Indonesia (HAKLI) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. 18

29 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang harus diatasi bersama. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator seperti sarana air bersih, sarana dan akses terhadap sanitasi dasar, rumah sehat. 1. Sarana Air Bersih yang digunakan Salah satu tujuan pembangunan prasarana penyediaan air baku untuk memastikan komitmen pemerintah terhadap Millenium Development Goals (MGDs) yaitu memastikan kelestarian lingkungan hidup dengan menurunkan target hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga Foto : Bidang Pengelolaan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Dokumentasi : Kegiatan Pembinaan Depot Air Minum di Desa Sekatak Buji Kecamatan Sekatak Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Penyelenggara air minum dapat berasal dari badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat, dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air 19

30 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 minum. Syarat-syarat kualitas air minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010, diantaranya adalah sebagai berikut : Parameter mikrobiologi E coli dan total bakteri kolifrom, kadarmaksimum yang diperbolehkan 0 jumlah per 100 ml sampel, Syarat fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna, Syarat Kimia : Kadar besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks 500 mg/l), ph 6,5-8,5. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Bulungan tahun 2014 dapat diketahui penyelenggara air minum tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Selor sebanyak 37 unit di ikuti Puskesmas Tanjung palas Utara sebanyak 18 unit sedangkan yang terendah diwilayah kerja puskesmas Puskesmas Long Bia dan Puskesmas Antutan masing-masing 2 unit diikuti Puskesmas Long Bang yang sama sekali tidak memiliki penyelenggara air minum. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel lampiran Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar Dalam rangka memperkuat pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan, Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mengembangkan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Didalamnya terdapat sarana dan akses sanitasi dasar meliputi 5 Pilar STBM, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Rumah tangga dan Makanan sehat (PAM-RT), Pengelolaan Limbah Rumah Tangga dan Pengelolaan Sampah. 20

31 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Sanitasi dasar merupakan bagian terpenting dalam mencapai program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), dimana salah satu pilar STBM memerlukan Akses Air berkualitas dan Akses sanitasi layak (jamban sehat). Akses terhadap air bersih dan sanitasi merupakan salah satu fondasi inti dari masyarakat yang sehat. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. buruknya kondisi sanitasi akan berdampak negatif dibanyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya penyakit. Gambar 3. Persentase Penduduk Yang Memiliki Akses Air Berkualitas (Layak) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun ,89 97, , , Puskesmas , Long Bia Long Bang Bunyu Tanjung Palas Tanjung Selor Long Beluah Salimbatu Tanah Kuning Bumi Rahayu Sekatak Antutan Tg. Palas Utara Sumber : PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2015 Persentase penduduk gambar 3 yang memiliki akses air pada berkualitas pada tahun 2014 sebesar 74,22%. Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah puskesmas Long Bia sebesar 99,89%, diikuti puskesmas Long Bang sebesar 97,29% dan puskesmas Bunyu sebesar 92,55%, Sedangkan puskesmas dengan 21

32 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 capaian terendah adalah puskesmas Tanjung Palas Utara sebesar 16,41%, diikuti Puskesmas Antutan sebesar 31,41%, dan puskesmas Sekatak sebesar 32,39%. Jamban merupakan sanitasi dasar penting yang dapat berisiko menimbulkan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat luas, yang harus dimiliki setiap masyarakat. Untuk memperoleh sanitasi dasar tersebut diperlukan akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) X X Dokumentasi : Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan Verifikasi Jamban Sehat di Tanjung Palas Utara Foto : Bidang Pengelolaan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Berdasarkan capaian penduduk dengan akses sanitasi layak (jamban sehat) tahun 2014 sebesar 46,6%. Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah puskesmas Long Bia sebesar 88,28%, diikuti Puskesmas Tanjung Palas sebesar 86,92%, diikuti puskesmas Antutan sebesar 83,44%, dan puskesmas Long Beluah sebesar 83,20%, sedangkan puskesmas dengan capaian terendah adalah puskesmas Tanjung Selor sebesar 8,69%, diikuti puskesmas Sekatak 17,76%, puskesmas Tanjung Palas utara sebesar 26,80% dan puskesmas Bumi Rahayu sebesar 27,73%. Capaian tersebut dapat dilihat pada gambar 4. 22

33 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 4. Persentase Penduduk dengan akses sanitasi Layak (Jamban sehat) menurut Puskesmas Tahun ,28 86,92 83,44 83,20 81,83 77,01 73,16 72,08 Puskesmas 27,73 26,80 17,76 8,69 Long Bia Tanjung Palas Antutan Long Beluah Bunyu Long Bang Tanah Kuning Salimbatu Bumi Rahayu Tg. Palas Utara Sekatak Tanjung Selor Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun Rumah Sehat Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 162 dan 163 mengamanatkan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pada pasal 163 ayat 2 mengamanatkan bahwa lingkungan sehat antara lain mencakup lingkungan pemukiman. Untuk menjalankan amanat dari pasal tersebut, maka untuk penyelenggaraan penyehatan berpermukiman difokuskan pada peningkatan rumah sehat. Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi kriteria minimal : akses air minum, akses jamban sehat, lantai, ventilasi, dan pencahayaan (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang pedoman Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah). 23

34 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 5. Persentase Pencapaian Rumah Sehat Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun Long Bia Tanjung Selor Long Bang Salimbatu Long Beluah Tanjung Palas Tanah Kuning Tg. Palas Utara Bunyu Bumi Rahayu Antutan Sekatak 95,45 91,48 81,35 78,39 70,14 69,90 69,30 68,43 62,04 58,24 51,57 50,92 Sumber : PMK Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Tahun 2015 Pencapaian rumah sehat di Kabupaten Bulungan tahun 2014 sebesar 75,57%, sedikit kurang dari target Renstra yang di tetapkan sebesar 76%. Pada gambar 5, pencapaian tertinggi rumah sehat terdapat di puskesmas Long Bia sebesar 95,45%, puskesmas Tanjung Selor sebesar 91,48% dan puskesmas Long Bang sebesar 81,35%. Sedangkan untuk capaian terendah rumah sehat terdapat di puskesmas Sekatak sebesar 50,9%, Puskesmas puskesmas Antutan sebesar 51,57% dan Bumi Rahayu sebesar 58,24%. 24

35

36 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan. Indikator-indikator tersebut pada umumnya tercermin dalam kondisi morbiditas, mortalitas, dan status gizi. Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Bulungan dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), Indeks Pembangunan Manusia termasuk Angka Harapan Hidup, dan Angka Morbiditas beberapa penyakit balita dan dewasa. Derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktorfaktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana kesehatan, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya. Berikut uraian dari situasi pembangunan kesehatan yang dicapai melalui indikator-indikator kesehatan yang ada : A. MORTALITAS Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Angka kematian yang disajikan pada bab ini yaitu Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI). 25

37 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Angka Kematian Neonatal (AKN) Angka Kematian neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada satu tahun yang sama. Berdasarkan laporan program kesehatan Ibu dan Anak pada tahun 2014 sebesar 13 per kelahiran hidup. Kematian neonatal menyumbang lebih dari setengahnya kematian bayi (78%), sedangkan jika dibandingkan dengan angka kematian balita, kematian neonatal menyumbangkan 69,5%. Gambar 6. Angka Kematian Neonatal Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun Long Bang Long Beluah Tg. Palas Utara Salimbatu , , Puskesmas 5, Bunyu Tanjung Palas Long Bia Tanjung Selor Tanah Kuning Sekatak Antutan Bumi Rahayu Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 Pada gambar 6 diatas menunjukkan Puskesmas dengan Angka kematian neonatus tertinggi terdapat pada Puskesmas Long Bang sebesar 37,7 per 1000 Kelahiran Hidup dan Puskesmas Long Beluah sebesar 27 per 1000 Kelahiran Hidup, sedangkan Puskesmas Antutan dan Puskesmas Bumi Rahayu tidak ada kejadian kasus kematian. 26

38 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Angka Kematian Bayi (AKB) Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat keberhasilan program KIA-KB, serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka Kematian Bayi (AKB) dari tahun masih di bawah target renstra. Angka Kematian Bayi pada Tahun 2014 per 1000 Kelahiran Hidup sebesar 41 kasus (17 per kelahiran hidup). Dibawah ini gambar AKB di Kabupaten Bulungan dari tahun Gambar 7. Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bulungan Tahun ,7 16, Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Tahun

39 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 8. Angka Kematian Bayi Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun ,70 31,58 27,00 23,72 21,90 15,52 15,46 13,50 12,30 8, Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Tahun 2015 Gambar diatas terlihat Angka Kematian Bayi tertinggi terdapat di Puskesmas Long Bang (37,70%), Tanjung Palas Utara (31,58%), diikuti Puskesmas Long Beluah (27%). Sedangkan puskesmas Antutan dan puskesmas Bumi Rahayu tidak terdapat kasus kematian bayi. 3. Angka Kematian Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (AKABA) menunjukkan jumlah kematian balita usia di bawah 5 tahun untuk setiap kelahiran hidup pada waktu tertentu. AKABA juga meliputi AKB, karena seringkali AKABA dikacaukan dengan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) usia 1-4 tahun. Millennium Development Goals (MDGs) menargetkan bahwa AKABA pada tahun 2015 harus mencapai maksimal 32 per kelahiran hidup. Angka Kematian balita (AKABA) di Kabupaten Bulungan dari Tahun dapat terlihat pada gambar 9. 28

40 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 9. Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Bulungan Tahun ; 19 / 1000 Kelahiran Hidup 2011; 20,7 / 1000 Kelahiran Hidup 2013; 15 / 1000 Kelahiran Hidup 2012; 16,9 / 1000 Kelahiran Hidup Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Tahun 2015 Di Kabupaten Bulungan, AKABA pada tahun 2014 sebesar 19 per Kelahiran Hidup. Bila melihat dari jenis kelamin, AKABA laki-laki sebesar 25 per Kelahiran Hidup lebih tinggi dari AKABA perempuan sebesar 13 per Kelahiran Hidup. jika dibandingkan dengan target Renstra Kab.Bulungan Tahun 2014 sebesar 34 per kelahiran hidup, AKABA Kabupaten Bulungan tahun 2014 sudah melampaui target. Berikut gambar AKABA di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 berdasarkan puskesmas. Gambar 10. Angka Kematian Balita (AKABA) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Antutan Bumi Rahayu Sekatak Long Bia Tanjung Palas Tanah Kuning Tanjung Selor BULUNGAN Long Beluah Tg. Palas Utara Bunyu Salimbatu Long Bang 0 Target Restra 2014 = 34 per Kelahiran Hidup Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Tahun

41 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Berdasarkan gambar 10 Puskesmas dengan dengan Angka Kematian Balita terendah terdapat pada Puskesmas Bumi Rahayu (8,47%), dan sekatak (8,97%) masing-masing 1 kasus kematian dan puskesmas Antutan 0 kasus. Sedangkan Puskesmas dengan Jumlah Kematian Balita tertinggi adalah Puskesmas Long Bang (37,7%), dan Puskesmas Salimbatu (36,5%) diikuti Puskesmas Bunyu (31,60%). Untuk data yang lebih terinci terdapat pada Lampiran Tabel Angka Kematian Ibu (AKI) Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per kelahiran hidup AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. Angka kematian Ibu di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 sangat tinggi melebihi dari target renstra. Angka Kematian Ibu per kelahiran hidup sebesar 291 sedangkan target adalah 118. Meningkatnya jumlah kasus kematian ibu sebagian besar disebabkan penyakit degenerative. Dibawah ini gambar AKI di Kabupaten Bulungan dari tahun

42 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 11. Angka Kematian Ibu Di Kabupaten Bulungan Tahun ,1 173,8 85, Sumber : Bidang kesmas Tahun 2015 B. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara yang direpresentasikan tiga dimensi pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan ; panjang umur dan menjalani hidup sehat yang diukur dari angka harapan hidup waktu lahir, indeks pendidikan; diukur dari tingkat kemampuan baca tulis seseorang dan rata-rata lama sekolah, serta indeks daya beli; memiliki standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran riil per kapita. Berikut ini disajikan capaian IPM tahun Gambar 12. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Bulungan Tahun ,31% ,54% ,03% 31

43 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di kategorikan menjadi 3, yaitu IPM tinggi (IPM > 80), IPM sedang (IPM 50-79,99), dan IPM rendah (IPM <50). Berdasarkan kategori tersebut keadaan IPM di Kabupaten Bulungan dalam 3 tahun terakhir masih tetap berada pada kategori sedang. Angka Harapan Hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan pada khusunya. Selain itu, AHH juga menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia (IPM). AHH yaitu rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani seseorang sejak orang tersebut lahir. Angka Harapan Hidup di Kabupaten Bulungan 73,11 tahun pada tahun 2011 menjadi 73,32 tahun pada tahun Berikut ini disajikan Angka Harapan Hidup dalam 3 tahun terakhir. Gambar 13. Angka Harapan Hidup Kabupaten Bulungan Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun

44 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 C. MORBIDITAS Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat. Adapun catatan tentang angka kesakitan yang ada di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 dapat dilihat pada uraian berikut : Tabel 8. Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Bulungan Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT JUMLAH % 1 Nasofaringitis Akut (common cold) ,02 2 Hipertensi Esensial ,66 3 Infeksi Saluran Pernafasan Bagian atas akut ,69 4 Febris tanpa sebab yang jelas ,47 5 Dyspepsia ,04 6 Myalgia ,39 7 Gastritis, unspecified ,19 8 Diare and gastroenteritis non spesifik ,86 9 Influenza, virus not identified ,43 10 Dermatitis kontak alergika, unspecified cause ,24 Jumlah Sumber : Sub. Bagian Perencanaan dan Keuangan Dinas Kesehatan Tahun 2015 Berdasarkan tabel 8 diatas menunjukkan bahwa data Sepuluh Besar Penyakit Kabupaten Bulungan tahun 2014 dengan 3 penyakit tertinggi adalah Penyakit Nasofaringitis Akut (Common cold) sebesar kasus (30,02%), diikuti 33

45 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 penyakit Hipertensi Esensial sebesar kasus (10,36%) dan Infeksi Saluran Pernafasan Bagian atas akut sebesar kasus (8,96%). Sedangkan tiga penyakit terendah pada Diare and gastroenteritis non spesifik sebesar kasus (6,88%) dan Influenza, virus not identified sebesar kasus (6,60%) dan Dermatitis kontak alergika, unspecified cause sebesar kasus (5,39%) Tabel. 9 Sepuluh Besar Penyakit Rawat Inap RSUD Tanjung Selor Kabupaten Bulungan Tahun 2014 NO NAMA PENYAKIT JUMLAH 1 Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu Demam Tifoid dan Paratifoid Hipertensi esensial (primer) Penyakit Infeksi dan Parasit Kongeniotal Penyakit Sistem Kemih Lainnya Bronkitis Akut dan Bronkiolitis Akut Dispepsia Gagal Jantung Gastritis dan Duodenitis Demam Dengue 126 Sumber : Laporan RSUD Tanjung Selor Tahun 2015 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa data pasien rawat inap di RSD Tanjung Selor tahun 2014 diperoleh gambaran/pola sepuluh besar penyakit Rawat Inap terbanyak dimana rangking teratas (terbanyak) adalah penyakit Diare & gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu sebanyak 395 kasus, kemudian 34

46 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Demam Tifoid dan Paratifoid sebesar 362 kasus, dan rangking 3 adalah hipertensi esensial (primer) sebesar 357 kasus. Untuk melengkapi gambaran pola penyakit di Kabupaten Bulungan, berikut ini disajikan gambaran Morbiditas yang didasarkan data dari seluruh Puskesmas yang ada dal\am wilayah Kabupaten Bulungan, antara lain : 1. PENYAKIT MENULAR a. Tuberculosis Paru Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MGDs. Beban penyakit yang disebabkan oleh tuberkulosis dapat diukur dengan insiden (didefinisikan sebagai jumlah kasus baru dan kasus kambuh tuberkulosis yang muncul (didefinisikan sebagai jumlah kasus tuberkulosis pada suatu titik waktu tertentu) dan mortalitas/kematian (didefinisikan sebagai jumlah kematian akibat tuberkulosis dalam jangka waktu tertentu). i. Kasus Baru dan Prevalensi BTA Positif Jumlah kasu baru BTA (+) yang ditemukan pada tahun 2014 sebanyak 80 kasus. Jumlah tersebut lebih rendah bila dibandingkan penemuan kasus baru BTA (+) pada tahun 2013, yaitu sebesar 109 kasus. Menurut jenis kelamin, kasus BTA (+) pada laki-laki 1,5 kali dibandingkan kasus BTA (+) pada perempuan, atau sebesar 58,8% kasus BTA+ yang 35

47 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 41,3% kasus berjenis kelamin perempuan. Hampir seluruh kasus di 12 puskesmas Kabupaten Bulungan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Disparitas terjadi paling tinggi antara laki-laki dan perempuan terjadi diwilayah kerja Puskesmas Bunyu, kasus pada laki-laki 4/1 dari kasus perempuan, yaitu 80% penderita laki-laki dan 20% merupakan penderita perempuan. Untuk data yang lebih terinci terdapat pada Lampiran Tabel 7. Gambar 14. Kasus Baru BTA+ Menurut Puskesmas Dan Jenis Kelamin Di Kabupaten Bulungan Tahun Laki-laki Perempuan Long Bia Long Bang Tanjung Palas Antutan Long Beluah Tg. Palas Utara Tanah Kuning Tanjung Selor Bumi Rahayu Salimbatu Sekatak Bunyu Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 ii. Proporsi Pasien Baru BTA Positif Proporsi pasien baru BTA positif diantara semua kasus adalah persentase pasien baru BTA positif diantara semua penderita tersangka TB yang tercatat. Indikator ini menggambarkan prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien tersangka TB paru. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari target renstra 65%. Proporsi pasien baru BTA positif dibawah 65% dapat menunjukkan mutu diagnosis yang rendah dan kurang 36

48 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular (pasien BTA Positif) atau dapat juga karena cakupan penemuan suspek yang masih rendah. Gambar 15. Proporsi BTA Positif Di Antara Seluruh Kasus TB Paru Di Kabupaten Bulungan Tahun Proporsi Pasien TB BTA + Target Renstra 65 % Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Pada gambar 15 terlihat bahwa pada tahun 2012 dan 2013 proporsi pasien baru BTA positif diantara seluruh kasus sudah melebih target bahkan di tahun 2013 pencapaiannya jauh melampaui target. Namun ditahun 2014 terjadi penurunan yang sangat signifikan (jauh dibawah target sebesar 65%). Hal itu mengindikasikan masih kurangnya prioritas menemukan kasus BTA positif. Namun menurut puskesmas, terdapat beberapa puskesmas yang telah mencapai target seperti yang terlihat pada gambar

49 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 16. Proporsi BTA Positif Di Antara Seluruh Kasus Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun Long Beluah Long Bia Tanjung Palas Long Bang BULUNGAN Bunyu Bumi Rahayu Tg. Palas Utara Antutan Sekatak Tanah Kuning Salimbatu 33,33 33,33 37,50 40,00 47,34 50,00 62,50 66,67 85,71 100,00 112,50 Target Restra 2014 = 65 % 150, Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 iii. Angka Notifikasi Kasus atau Case Notificasion Rate (CNR) Angka Notifikasi kasus adalah yang menunjukkan jumlah pasien baru yang ditemukan dan tercatat diantara penduduk disuatu wilayah tertentu. Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan penemuan kasus dari tahun ke tahun di Kabupaten Bulungan. Angka ini berguna untuk menunjukkan kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya penemuan pasien. 38

50 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 17. Angka Notifikasi Kasus BTA+ Dan Seluruh Kasus Per Penduduk Di Kabupaten Bulungan Tahun Kasus TB BTA + Semua Kasus TB Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Gambar 17 menunjukkan Angka Notifikasi kasus TB paru BTA positif dari tahun 2012 dan 2013 mengalami peningkatan namun pada tahun 2014 menurun menjadi 66 per penduduk. Sedangkan Angka Notifikasi seluruh kasus BTA positif pada tahun 2012 sebesar 97 namun pada tahun 2013 menurun menjadi 95 dan tahun 2014 kembali meningkat menjadi 140 per penduduk. b. Pneumonia Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia dapat juga terjadi akibat kecelakaan karena menghirup cairan atau bahan kimia. 39

51 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 ISPA, khususnya pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Data cakupan penemuan pneumonia balita pada tahun 2014 disajikan pada gambar berikut ini. Gambar 18. Cakupan Penemuan Pneumonia Pada Balita Berdasarkan Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Salimbatu 0,00 Tanah Kuning 0,00 Antutan 0,00 Long Bang 0,00 Long Bia 0,00 Long Beluah Tanjung Selor Bunyu 1,04 2,89 3,27 Target Renstra sebesar 60 % Sekatak 3,27 Tanjung Palas 5,51 Bumi Rahayu 7,97 Tg. Palas Utara 25, Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Berdasarkan gambar 18 menunjukkan bahwa belum ada satu pun puskesmas yang mencapai target program penemuan pneumonia pada balita. Puskesmas dengan cakupan penemuan pneumonia pada balita tertinggi pada puskesmas Tanjung Palas Utara sebesar 25,7%, puskesmas Bumi Rahayu 40

52 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 sebesar 7,97% dan puskesmas Tanjung Palas sebesar 5,51%. Sedangkan puskesmas Long Bia, Long Bang, Antutan, Tanah Kuning dan Salimbatu cakupan penemuan pneumonia pada balita masing-masing 0%. c. HIV & AIDS HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, pendeita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu pada pelayanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Foto : Bidang Pengelolaan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Dokumentasi : Kegiatan Pelatihan VCT Bagi Petugas Puskesmas dan RS i. Jumlah kasus HIV positif dan AIDS Perkembangan kasus HIV positif sejak 2012 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada Gambar berikut ini. 41

53 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 19. Jumlah Kasus Baru HIV Positif Di Kabupaten Bulungan Tahun Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Gambar berikut menampilkan kasus baru penderita AIDS yang terjadi dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Gambar 20. Jumlah Kasus Baru Penderita AIDS Di Kabupaten Bulungan Tahun Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Menurut jenis kelamin, persentase kasus baru AIDS pada kelompok perempuan lebih besar dibandingkan persentase pada kelompok laki-laki yaitu 88,89% berbanding 11,11% seperti pada gambar 21 dibawah ini. 42

54 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 21. Proporsi Kasus Baru AIDS Menurut Jenis Kelamin Dikabupaten Bulungan Tahun ,5 88, ,5 11,11 Perempuan Laki Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 ii. Angka kematian akibat AIDS Angka kematian (Case Fatality Rate) akibat AIDS pada tahun Gambar 22. Jumlah Kematian AIDS Di Kabupaten Bulungan Tahun Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Tahun

55 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 d. Diare Kasus penemuan diare untuk semua umur dan yang ditangani pada tahun 2014 sebanyak kasus. Jumlah penemuan ini telah melampaui dari target penemuan, yaitu 218 % dari estimasi jumlah kasus yang telah diperkirakan. Estimasi penemuan kasus adalah 10% dari jumlah perkiraan kasus secara total di masyarakat. Meningkatnya angka penemuan ini menunjukkan bahwa mulai ada kesadaran masyarakat untuk segera berobat ke pelayanan kesehatan jika mengalamai diare, selain hal tersebut peranan kader kesehatan juga lebih optimal dalam menyampaikan pentingnya pengendalian diare secara dini. Insiden rate kejadian diare untuk semua golongan umur pada tahun 2014 sebesar 46,6/1.000 penduduk, angka ini masih terkendali karena target angka kesakitan diare nasional adalah maksimal 214/1.000 penduduk. Untuk mengetahui jumlah kasus diare Tahun 2014 secara rinci berdasarkan puskesmas dapat dilihat pada tabel lampiran 13. e. Kusta Tahun 2000 mempunyai arti penting bagi program pengendalian kusta, dimana pada tahun tersebut dunia dan khususnya negara Indonesia berhasil mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per penduduk. Dengan demikian, sejak tahun 2000 di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Diagnosis dini dan pengobatan dengan menggunakan MDT (Multi Drug Therapy) merupakan kunci utama 44

56 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 dalam keberhasilan mengeliminasi kusta sebagai masalah kesehatan masyarakat. Target penemuan kasus baru kusta per penduduk adalah (CDR 5). Pada tahun 2014, telah ditemukan 8 kasus baru kusta (CDR/ =6,63). Tahun 2013 angka penemuan lebih rendah yaitu 1,7/ penduduk. Terjadi kenaikan penemuan kasus kusta pada tahun 2014, kasus yang ditemukan ini sebagian besar merupakan pendatang dari luar Kabupaten Bulungan. Gambar 23. Angka Prevalensi Dan Angka Penemuan Kasus Baru Kusta (NCDR) Tahun Angka penemuan kasus baru kusta Angka prevalensi kusta 6,63 0,89 1,3 1,71 0,3 0,2 0,2 0, Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Tahun PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) a. AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut) AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan 45

57 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 pemeriksaan laboratorium bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan menetapkan Non Polio AFP Rate minimal 2/ populasi anak usia <15 tahun. Pada tahun 2014 telah ditemukan 1 kasus lumpuh layuh di Bunyu (AFP Rate=2,51). b. Campak Penyakit campak disebabkan oleh virus campak, golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia pra sekolah dan usia SD.. Pada tahun 2014 telah ditemukan 49 kasus tersangka campak campak yang terjadi di 7 kecamatan dari 10 total kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan. Kasus tersangka campak yang ditemukan di Desa Bunyu Barat dan Desa Long Getawan Peso Hilir setelah diperiksa sampel serumnya menunjukkan hasil yang positif mengandung virus campak. Kedua tempat tersebut dinyatakan KLB Campak karena kasusnya terjadi mengelompok dan telah ditemukan minimal 2 sampel positif virus campak. 3. PENYAKIT YANG BERSUMBER BINATANG a. Demam berdarah dengue (DBD) Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti dan atau Aedes albopictus dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang dampaknya dapat menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena penularannya yang cepat dan dapat menimpa siapa saja dengan perjalanan penyakit yang cepat sehingga dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat. 46

58 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Foto : Bidang Pengelolaan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Dokumentasi Fogging di Desa Kelubir Kecamatan Tanjung Palas Utara Saat ini kasus DBD selalu ditemukan tiap tahun dan menjadikan Bulungan sebagai kabupaten yang endemis penularan DBD. Penyebarannya DBD juga sudah semakin luas dan semua kecamatan di Kabupaten Bulungan sudah pernah terjangkit virus dengue ini. Distribusi Angka Kesakitan DBD yang ditemukan pada dari tahun dapat dilihat pada gambar 24 berikut ini Gambar 24. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue Per Penduduk Tahun ,3 66, ,1 34, Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan Tahun

59 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Tahun 2014 jumlah kasus DBD yang ditemukan sebanyak 80 kasus (Insiden Rate=66,3/ penduduk) dengan angka kematian (CFR=2,2%). Angka ini masih lebih tinggi dari target nasional dimana angka kejadian DBD diharapkan 51/ penduduk dengan angka kematian <1%. Untuk rincian penderita DBD berdasarkan Kecamatan dan Puskesmas lihat tabel lampiran 21. b. Chikungunya Chikungunya atau yang disebut juga demam chik merupakan penyakit lain yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus selain demam berdarah. Gejala utama adalah demam mendadak, ruam/bercak-bercak kemerahan di kulit dan nyeri pada persendian. Penyakit ini sangat cepat penyebarannya dan sering menimbulkan kejadian luar biasa karena peningkatan jumlah kasus yang signifikan. Pada tahun 2014 telah dilaporkan sebanyak 341 kasus tersangka chikungunya yang tersebar di 7 wilayah puskesmas. Hasil pemeriksaan sampel serum kasus di Desa Binai Kecamatan Tanjung Palas Timur menunjukkan sampel yang positif mengandung virus chik, sedangkan sampel serum yang diambil pada kejadian kasus chikungunya di Kelurahan Tanjung Selor Timur Kecamatan Tanjung Selor menunjukkan hasil yang negative. Distribusi kasus chikungunya yang ditemukan pada Tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 25 berikut ini : 48

60 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 25. Jumlah Tersangka Kasus Chikungunya Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Salimbatu Bumi Rahayu Long Beluah Long Bang Long Bia Antutan Bunyu Tanjung Selor Tanah Kuning Tanjung Palas Sekatak Tg. Palas Utara Jumlah Kasus Chikungunya Jumlah Kasus Chikungunya Sumber : Bidang PMK Dinas Kesehatan kab. Bulungan Tahun 2015 c. Malaria Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam darah merah manusia ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina, dapat menyerang semua orang baik laki-laki ataupun perempuan pada semua golongan umur dari bayi, anak-anak dan orang dewasa. Ditjen PP&PL Kementerian Kesehatan telah menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah di Indonesia menjadi 4 strata yaitu : 1. Endemis Tinggi bila API>5 per penduduk 2. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1-5 per penduduk 49

61 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Endemis Rendah bila API 0-1 per penduduk 4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan malaria (Daerah Pembebasan Malaria) atau API = 0. Saat ini Bulungan telah masuk dalam kategori daerah penularan rendah (Low Cases Incidence) dimana angka kesakitan malaria telah terjadi penurunan yang signifikan selama periode 4 tahun terakhir. Tahun 2010 angka kesakitan malaria Kabupaten Bulungan adalah 1,9/1.000 penduduk sedangkan tahun 2013 menurun menjadi 0,9/1.000 penduduk. Tahun 2014 menurun menjadi 0,37/1.000 penduduk. Capaian ini telah memenuhi target nasional untuk angka kesakitan malaria yaitu 1/1.000 penduduk pada tahun Trend penurunan angka API Kabupaten Bulungan dapat dilihat pada Gambar berikut ini : Untuk tahun 2014 angka API (Annual Parasite Incidence) Kabupaten Bulungan adalah 0,9/1.000 penduduk. Angka API tahun 2012, 2013 dan 2014 masuk dalam kategori Endemis Rendah, walaupun di tahun 2014 terjadi peningkatan kasus. Sedangkan untuk tahun 2011 masuk dalam kategori Endemis Sedang. Sementara target renstra tahun 2014 <2 per penduduk, dengan demikian cakupan API di Kabupaten Bulungan tahun 2014 telah mencapai target renstra. Penurunan API dapat dilihat pada gambar berikut ini.. 50

62 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 26. Angka Kesakitan Malaria (Annual Paracite Incidence /API) Di Kabupaten Bulungan Per Penduduk Berisiko Tahun API MCI : 1-5 HCI : > ,9 1,73 1,1 0,4 0, Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Informasi lengkap mengenai kasus malaria, jenis tes sediaan darah, dan angka kesakitan per wilayah kerja puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran tabel 22. d. Rabies Salah satu prioritas pengendalian penyakit bersumber binatang adalah pengendalian penyakit Rabies. Rabies merupakan penyakit zoonosis yang sangat mengerikan dan berefek klinis mematikan disebabkan oleh virus neurotropik, Lyssavirus genus Rhabdovirus. Hewan terserang rabies ditandai dengan 3 bentuk gejala klinik, tenang, galak, dan tidak tipikal. Perkembangan kasus gigitan tersangka rabies (GHPR) cenderung naik dan tetap mengikuti pola alamiah secara periodik yang mengalami peningkatan setiap 4-5 tahun. 51

63 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Jumlah kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GPHR) sebesar 41 kasus. Jumlah spesimen pada hewan yang diperiksa sebanyak 1 spesimen, kasus positif rabies pada hewan sebesar 1 kasus. Anjung sebagai hewan utama penular rabies terdapat di seluruh wilayah Bulungan terutama di pedalaman dengan populasi yang cukup tinggi. Kasus gigitan selalu ditemukan setiap tahun dan kasus lyssa ditemukan terakhir tahun Tahun 2014 jumlah kasus gigitan yang dilaporkan sebanyak 41 kasus dan 23 kasus diantaranya (56%) telah diberikan vaksin anti rabies. Kasus terbanyak ditemukan di Kecamatan Tanjung Selor dan Tanjung Palas. 52

64

65 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Secara Umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dimasyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dan bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan. Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditunjuk terhadap perorangan. Berikut ini diuraikan upaya kesehatan yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir, khususnya untuk tahun

66 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 A. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan secara tepat dan cepat diharapkan dapat mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Pada uraian berikut dijelaskan jenis pelayanan kesehatan dasar yang selenggarakan di UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa upaya kesehatan ibu ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu. Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang tersebut meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitatif. Upaya pemeliharaan kesehatan bayi dan anak berkualitas serta untuk mempersiapkan generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan Angka Kematian Bayi dan Anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Angka kematian merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Angka kematian berhubungan dengan ibu dan anak dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatus (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Dibandingkan dengan Negara-negara Asean lainnya, AKI,AKB, dan AKABA di Indonesia termasuk tinggi. Menurut data survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI sebesar 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup, AKN 19 per kelahiran hidup, dan AKABA 44 per kelhiran hidup. Dalam upaya pencapaian MDGs dan tujuan pembangunan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan 54

67 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 angka kematian ibu menjadi 102 per kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan angka kematian ibu diperlukan upaya-upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran dan nifas. 1. PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan, dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan minggu). Standar waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko, pencegahan dan penaganan dini komplikasi kehamilan. Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas 10T, yaitu : 1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2) Pemeriksaan Tekanan darah 3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) 4) Pemeriksaan Tinggi fundus uteri (puncak rahim) 5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) 6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan. 7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan 8) Test laboratorium (rutin dan khusus) 9) Tatalaksana kasus 10) Temu wicara (bimbingan konseling), termasuk juga Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. 55

68 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan sasaran ibu hamil disatu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Gambaran kecenderungan Cakupan K1 dan Cakupan K4 dari tahun Gambar 27. Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 Dan K4 Di Kabupaten Bulungan Tahun ,8 84,6 96, ,8 93,4 106,6 92,1 K1 40 K Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 Pada Gambar 27 diatas adanya kecenderungan capaian yang tidak stabil, dimana capaian K1 pada tahun 2011 telah mencapai 98,8% tahun 2012 menurun 56

69 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 menjadi 96,9%, tahun 2013 kembali meningkat menjadi 106,8% dan tahun 2014 menurun kembali menjadi 106,6% walaupun penurunannya tidak terlalu besar hanya 0,2%. Dan untuk capaian K4 pada tahun 2011 sebesar 84,6% tahun 2012 menurun menjadi 82%, tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 93,4%, dan tahun 2014 kembali menurun sebesar 92,1%. Data cakupan K4 menurut distribusi puskesmas tertinggi pada puskesmas Bumi Rahayu sebesar 137,8%, diikuti oleh puskesmas Tanah Kuning sebesar 105,4 puskesmas Tanjung Palas Utara sebesar 100%. Sedangkan puskesmas dengan capaian terendah adalah puskesmas Long Beluah sebesar 56,35%, diikuti puskesmas Antutan sebesar 69,8%, dan Salimbatu sebesar 69,8%. Dalam 2 tahun terakhir puskesmas Antutan, Long Beluah dan Salimbatu masuk dalam daftar pencapaian K4 terendah bahkan pencapaiannya di tahun 2014 semakin menurun. Hasil Cakupan pelayanan ibu hamil K4 di Kabupaten Bulungan tahun 2014 dapat dilihat dari tabel lampiran 29 dan Gambar 26. Gambar 28.Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K4 Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Sumber : Bidang Kesmas Tahun

70 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Berdasarkan dari Gambar 28, dari 12 puskesmas terdapat 6 puskesmas yang telah mencapai target renstra 2014 dan yang belum mencapai target sebanyak 6 puskesmas. Hal ini jika dipersentasikan hanya 50% saja puskesmas yang sudah mencapai target. Lebih Jelasnya dapat dilihat pada Lampiran PELAYANAN KESEHATAN IBU BERSALIN Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I samapai dengan kala IV persalinan. Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN). Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan Pemerintah dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. Persentase persalinan yang ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan PN) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 mencapai 99,4%. Angka ini telah berhasil memenuhi target Renstra Kabupaten Bulungan tahun 2014 sebesar 90%. Capaian indikator ini dalam 3 tahun terakhir menunjukkan kecenderungan peningkatan, yaitu dari 80,8% pada tahun 2011 menjadi 99,4% pada tahun Hasil cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di kabupaten bulungan tahun dapat dilihat pada Gambar

71 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 29. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Bulungan Tahun Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan telah berhasil memenuhi target Renstra tahun 2014, namun demikian masih terdapat kesenjangan antar puskesmas. Terdapat 7 puskesmas (58,3%) dengan capaian telah melebihi target Renstra 2014 sebesar 90%. Sedangkan 5 puskesmas lainnya memiliki capaian dibawah target Renstra Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan lebih rinci terdapat pada tabel lampiran PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan distribusi waktu : 1. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 3 hari; 2. Kunjungan nifas ke-2 (KF2) dilakukan dalam waktu hari 59

72 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 ke-4 sampai dengan hari ke-28 setelah persalinan; dan 3. Kunjungan nifas ke-3 (KF3) dilakukan dalam waktu hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 setelah persalinan. Pelayanan kunjungan nifas didefinisikan sebagai kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam gedung fasilitas kesehatan (termasuk bidan di desa/polindes/poskesdes) dan kunjungan rumah. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Bulungan dari tahun ke tahun terjadi pencapaian yang sangat baik. Cakupan pelayanan ibu nifas tahun 2014 sebesar 97,3% telah melampaui target Renstra 2014 sebesar 90%. Informasi lebih rinci terkait pelayanan ibu nifas menurut puskesmas terdapat pada tabel lampiran 29. Gambar 30. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Di Kabupaten Bulungan Tahun ,3% ,5% ,5% Target Renstra sebesar 90% Sumber : Bidang Kesmas Tahun PENANGANAN KOMPLIKASI MATERNAL Komplikasi maternal adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat mengancam jiwa ibu atau janin, yang tidak disebabkan oleh trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi maternal adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi maternal 60

73 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 untuk mendapatkan perlindungan/pencegahan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencegahan dan penanganan komplikasi maternal adalah cakupan penaganan komplikasi maternal (Cakupan PK). Indikator ini mengukur kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi. Capaian indikator penanganan komplikasi maternal dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 disajikan pada gambar 31. Gambar 31. Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal Di Kabupaten Bulungan Tahun , ,4 63,3 76, Sumber : Bidang Kesmas Tahun PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL Neonatal komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian, seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat lahir <2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan kongenital maupun 61

74 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 yang termasuk klasifikasi kuning pada pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Yang dimaksud dengan penaganan Neonatal komplikasi adalah neonatal sakit dan atau neonatal dengan kelainan yang mendapatkan pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan atau perawat) baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar operasional pelayanan lainnya. Pada Gambar 32 berikut ini trend cakupan penanganan neonatal komplikasi tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 di Kabupaten Bulungan. Gambar 32. Cakupan Penanganan Neonatal Komplikasi Di Kabupaten Bulungan Tahun ,3 80 Target Renstra , Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Berdasarkan gambar 32 menunjukkan cakupan penanganan komplikasi neonatal dari tahun 2012 hingga tahun 2014 semakin meningkat. Cakupan penanganan komplikasi neonatal tahun 2014 sebesar 91,3%, cakupan ini telah mencapai target Renstra 2014 sebesar 75%. Informasi cakupan penanganan komplikasi neonatal secara rinci terdapat pada tabel lampiran

75 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN KUNJUNGAN NEONATAL Bayi baru lahir yang lebih dikenal dengan neonatal merupakan salah satu kelompok yang paling rentan terhadap gangguan kesehatan. Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru lahir. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (riskesdas) tahun 2007, diketahui bahwa sebagian besar kematian neonatal (78,5%) terjadi pada minggu pertama kehidupan (0-7 hari). Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi pada minggu pertama ini, maka setiap bayi baru lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan agar penyakit dan tanda bahaya dapat dideteksi sedini mungkin sehingga intervensi dapat segera dilakukan untuk mengendalikan risiko kematian. Terkait hal tersebut, pada tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatal, dari 2 kali yaitu satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8-28 hari, menjadi 3 kali yaitu dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8 28 hari. Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat ini adalah pada umur 6 48 jam, umur 3 7 hari dan umur 8 28 hari. Indikator ini mengukur kemampuan KIA dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal yang komprehensif. Pelayanan kesehatan neonatal sesuai standar adalah pelayanan kesehatan neonatal saat lahir dan pelayanan kesehatan saat kunjungan neonatal sebanyak 3 kali. Pelayanan yang diberikan saat kunjungan neonatal adalah pemeriksaan sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) dan konseling perawatan bayi 63

76 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 baru lahir termasuk ASI ekslusif dan perawatan tali pusat. Pada kunjungan neonatal pertama (KN1), bayi baru lahir mendapatkan vitamin K1 injeksi dan imunisasi hepatitis BO bila belum diberikan pada saat lahir. Cakupan indikator kunjungan neonatal pertama di 12 puskesmas dapat dilihat pada Gambar 33. Gambar 33. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama (KN1) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Tanjung Selor Tanjung Palas Long Bang Long Bia Bumi Rahayu Bunyu Antutan Long Beluah Salimbatu Sekatak Tanah Kuning Tg. Palas Utara Target Renstra sebesar 88% 8 7,6 83,7 100,0 100,0 100,0 100,0 99,2 98,4 98,0 97,3 97,1 89, Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Tahun 2015 Gambar 33. menunjukkan bahwa cakupan KN1 tahun 2014 telah memenuhi target Renstra 2014 yaitu 96,2% dari target 88%. Dengan demikian, terdapat 10 puskesmas (83,3%) telah memenuhi target renstra. Pada gambar 33 diketahui bahwa puskesmas dengan capaian tertinggi adalah puskesmas puskesmas Tanjung Selor, puskesmas Tanjung Palas, puskesmas Long Bang, dan puskesmas Long Bia dan masing-masing 100%. Sedangkan capaian terendah adalah Tanjung palas Utara sebesar 83,7%, dan puskesmas Tanah Kuning sebesar 87,6%. Selain KN1, indikator yang menggambarkan pelayanan kesehatan bagi neonatal adalah KN lengkap yang mengharuskan agar setiap bayi lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sedikitnya 3 kali. Capaian KN 64

77 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 lengkap di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 90,9%. Capaian ini telah memenuhi target Renstra pada tahun 2014 sebesar 88%. Terdapat 6 puskesmas telah memenuhi target Renstra dan 6 puskesmas yang belum mencapai target yaitu puskesmas Antutan, puskesmas Long Beluah, puskesmas Tanjung Palas Utara, puskesmas Sekatak Buji, puskesmas Bumi Rahayu dan puskesmas Tanah Kuning. Gambaran cakupan kunjungan KN lengkap menurut puskesmas di Kabupaten Bulungan terdapat pada Gambar 34 sebagai berikut. Gambar 34. Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Tg. Palas Utara Antutan Bumi Rahayu Sekatak Long Beluah Tanah Kuning Target Renstra Long Bia Bunyu Salimbatu Long Bang Tanjung Palas Tanjung Selor Target Restra Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 Pada gambar 34 terlihat bahwa capaian tertinggi terdapat pada puskesmas Tanjung Selor sebesar 98,58%, diikuti Puskesmas Tanjung Palas sebesar 98,19% dan puskesmas Long Bang 98,11%, sedangkan capaian terendah terdapat pada puskesmas Tanjung Palas Utara 72,11%, diikuti puskesmas Antutan sebesar 73,47% dan Puskesmas Bumi Rahayu sebesar 76,27%. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat di tabel lampiran

78 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI Bayi juga merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap gangguan kesehatan maupun serangan penyakit. Oleh karena itu dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11 bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan, dan perawat) minimal 4 kali. Program ini terdiri dari pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Ekslusif, MP ASI dan lain-lain. Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat menggambarkan upaya pemerintah dalam meningkatkan akses bayi untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi. Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2014 mencapai 98,5% yang berhasil memenuhi target Renstra Dinas Kesehatan Kabuaten Bulungan tahun 2014 sebesar 90%. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 dan tahun 2012 yaitu masing-masing sebesar 96,1% dan 89%. Gambaran capaian indikator di masing- masing puskesmas menunjukkan bahwa sebagian besar puskesmas telah memenuhi target Renstra tahun 2014 seperti disajikan pada gambar berikut ini. 66

79 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 35. Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Tanah Kuning Long Beluah Antutan Bunyu Long Bang Tanjung Palas Tanjung Selor Tg. Palas Utara Long Bia Salimbatu Bumi Rahayu Sekatak 155,15 123,42 110,20 100,00 100,00 98,64 98,58 95,79 Target Renstra 2014 = 75 % 90,12 79,56 Pelayanan Kesehatan Bayi 76,27 60, Sumber : Bidang Kesmas Tahun 2015 Pada Gambar 35 diatas dapat dilihat bahwa terdapat 9 puskemas (75%) dengan capaian melebihi 90%. Dan 3 puskesmas yang tidak mencapai target yaitu puskesmas Sekatak Buji sebesar 60,99%, puskesmas Bumi Rahayu sebesar 76,27% dan puskesmas Salimbatu sebesar 79,56%. 8. PELAYANAN KESEHATAN PADA BALITA Salah satu indikator yang ditetapkan pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan terkait dengan upaya kesehatan anak adalah pelayanan kesehatan pada anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12 sampai dengan 59 bulan. Pelayanan kesehatan pada 67

80 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup anak balita dengan melakukan beberapa kegiatan antara lain ; 1. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan dan stimulasi tumbuh kembang pada anak dengan menggunakan instrumen Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh kembang (SDIDTK) 2. Pembinaan posyandu, pembinaan anak prasekolah termasuk pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan konseling keluarga pada kelas ibu balita dengan memanfaatkan Buku KIA 3. Perawatan anak balita dengan pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan gizi seimbang, dan vitamin A. Foto : Bidang Kesmas (TFC) Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan Dokumentasi Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan di TFC Kecamatan Tanjung Selor Capaian indikator ini pada tahun 2014 sebesar 68,1% mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2013 sebesar 63,9% dan tahun 2012 sebesar 61,3. Indikator ini juga masih jauh dibawah target Renstra pada tahun 2014 yang sebesar 85%. Capaian indikator menurut puskesmas juga menunjukkan bahwa 11 dari 12 68

81 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 puskesmas yang memiliki capaian dibawah 85%. Hanya puskesmas Tanah Kuning yang memiliki capaian diatas target, seperti yang terdapat pada gambar berikut. Gambar 36. Cakupan Kunjungan Anak Balita Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun ,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 116,27 80,36 73,6 72,7 70,4 Target Renstra Tahun 2014 sebesar 85% 69,18 65,27 57, ,02 Jumlah Cakupan kunjungan di Puskesmas 46,72 24,7 Tanah Kuning Tanjung Palas Bumi Rahayu Long Bia Tanjung Selor Long Beluah Sekatak Bunyu Long Bang Tg. Palas Utara Antutan Salimbatu Sumber :Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Tahun PELAYANAN KESEHATAN PADA SISWA SD DAN SETINGKAT Salah satu upaya kesehatan anak adalah intervensi pada anak usia sekolah. Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas 1 juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian Kesehatan. Melalui kegiatan penjaringan kesehatan diharapakan bisa mengatasi permasalahan kesehatan pada anak usia sekolah yaitu pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun, karies gigi, kecacingan dan masalah gizi. Kegiatan penjaringan kesehatan ini terdiri dari : 1. Pemeriksaan kebersihan perorangan (rambut, kulit dan kuku) 2. Pemeriksaan status melalui pengukuran antropometri 3. Pemeriksaan ketajaman indera (penglihatan dan pendengaran) 69

82 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut 5. Pengukuran kebugaran jasmani 6. Deteksi dini masalah emosional. Foto : Bidang Pengelolaan Masalah Kesehatan Dinas Kesehatan Kab.Bulungan Dokumentasi Penjaringan Kesehatan anak sekolah di Desa Salimbatu Kecamatan Tanjung Palas Tengah Melalui penjaringan kesehatan diharapkan siswa SD/sederajat kelas 1 yang memiliki masalah kesehatan mendapatkan penanganan sedini mungkin. Penjaringan kesehatan dinilai dengan menghitung persentase jumlah murid SD/sederajat kelas 1 yang mendapat pelayanan kesehatan terhadap seluruh siswa SD/MI kelas 1 yang menjadi sasaran penjaringan. Cakupan siswa SD atau sederajat kelas 1 yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) pada tahun 2014 di Kabupaten Bulungan sebesar 86,4%. Cakupan ini belum mencapai target Renstra tahun 2014 sebesar 95%. Cakupan siswa SD/sederajat yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) pada siswa kelas 1 SD tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini. 70

83 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 37.Cakupan Siswa SD/MI Kelas 1 Yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Sekatak Tanah Kuning Tanjung Palas Tg. Palas Utara Tanjung Selor Long Beluah Salimbatu Antutan Bumi Rahayu Long Bia Bunyu Long Bang 73,99 79,72 79,79 84,25 87,22 89,73 91,44 92, ,26 97,95 100, Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2015 Gambar 37 menunjukkan bahwa hanya 4 puskesmas yang telah mencapai target Renstra 2014 yaitu puskesmas Long Bang, Bunyu dan Long Bia dan Bumi Rahayu. Puskesmas dengan pencapaian tertinggi adalah puskesmas Long Bang sebesar 100%, diikuti puskesmas Bunyu sebesar 97,95%, puskesmas Long Bia sebesar 96,23%, dan puskesmas bumi rahayu sebesar 95%. Sedangkan capaian terendah terdapat pada puskesmas Sekatak sebesar 73,99%, diikuti puskesmas Tanah Kuning sebesar 79,7%, dan puskesmas Tanjung Palas sebesar 79,79%. 10. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB) Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan dalam rangka mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program KB adalah Pasangan 71

84 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Usia Subur (PUS) yang lebih dititiberatkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia tahun. Keberhasilan program KB dapat diukur dengan melihat cakupan KB aktif dan KB baru. Cakupan KB aktif menggambarkan proporsi pasangan usia subur (PUS) yang sedang menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS yang ada, sedangkan cakupan KB baru adalah jumlah PUS yang baru menggunakan alat/metode kontrasepsi terhadap jumlah PUS. Terkait cakupan KB baru dan KB Aktif dapat dilihat pada tabel lampiran 36. B. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Permasalahan gizi masyarakat merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang menyita perhatian sektor kesehatan. Status gizi juga merupakan salah satu penentu kondisi derajat kesehatan masyarakat. Pemerintah melalui kementerian kesehatan melakukan upaya perbaikan gizi masyarakat dalam rangka merespon permasalahan gizi yang sering ditemukan seperti anemia gizi besi, kekurangan vitamin A, dan gangguan akibat kekurangan yodium. 1. Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil (FE) Salah satu permasalahan gizi masyarakat adalah anemia gizi, yaitu suatu kondisi ketika kadar Haemoglobin (Hb) dalam darah tergolong rendah. Rendahnya kadar Hb ini terjadi karena kekurangan asupan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan komponen Hb terutama zat besi (Fe). Dalam rangka penanggulangan permasalahan anemia gizi besi, telah dilakukan program pemberian tablet Fe. Pemberian tablet besi ini diintegrasikan dengan pelayanan kunjungan ibu hamil (antenatal care). 72

85 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Cakupan pemberian tablet Fe di Kabupaten Bulungan pada Tahun 2014 sebesar 91,31%. Persentase ini mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 91,20%. Puskesmas dengan cakupan tertinggi adalah puskesmas Bumi Rahayu, Puskesmas Tanah Kuning dan puskesmas Tanjung Palas Utara dengan pencapaian maksimal masing-masing 100%. Sedangkan puskesmas dengan pencapaian terendah adalah puskesmas Long Beluah sebesar 56,35%, diikuti puskesmas Antutan sebesar 69,23% dan puskesmas Salimbatu sebesar 69,75%. Cakupan pemberian tablet besi pada tahun 2014 di 12 puskesmas disajikan pada gambar berikut ini. Gambar 38. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat 90 Tablet Tambah Darah (Fe3) Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Sumber Long :Bidang Beluah Kesehatan Masyarakat Dinas 56,35 Kesehatan Kab.Bulungan Tahun 2014 Antutan 69,23 Salimbatu 69,75 Long Bang 70,67 Long Bia 82,80 Sekatak 88,00 Tanjung Palas 91,98 Tanjung Selor 95,18 Bunyu 95,83 Tg. Palas Utara 100,00 Tanah Kuning 105,38 Bumi Rahayu 137, Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Efektivitas upaya pemberian tablet besi juga sangat bergantung pada seberapa besar kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi yang diberikan. Cakupan pemberian tablet besi yang tinggi bisa tidak berdampak pada penurunan anemia besi jika kepatuhan ibu hamil dalam menelan tablet besi masih rendah. 73

86 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Program pemberian tablet besi sangat terkait dengan pelayanan kesehatan pada ibu hamil (K1-K4) karena diberikan pada saat ibu hamil melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Pemberian tablet besi juga menjadi salah satu syarat terpenuhinya kunjungan ibu hamil K4. Namun demikian, capaian kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2014 sebesar 92,1%, yaitu lebih besar dibandingkan dengan capaian pemberian tablet besi pada ibu hamil sebesar 91,31%. Secara ideal, seharusnya capaian dua indikator tersebut sama atau tidak jauh berbeda. Oleh karena itu diperlukan perbaikan pada sistem pencatatan dan pelaporan serta koordinasi antar pengelola program terkait. Data dan informasi lebih rinci menurut puskesmas mengenai pemberian tablet besi pada ibu hamil di tahun 2014 terdapat pada tabel lampiran Pemberian Kapsul Vitamin A Tujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Kapsul Vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti-bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka kematian yaitu sekitar 30%-54%, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak. Pemberian kapsul vitamin A dilakukan terhadap bayi (6-11 bulan) dengan dosis SI, anak balita (12-59 bulan) dengan dosis SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A SI, sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup melalui ASI. Pemberian Kapsul Vitamin A diberikan secara serentak setiap bulan Februari dan Agustus pada balita usia 6-59 bulan. 74

87 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di kabupaten Bulungan tahun 2014 mencapai 64,78%, dengan target sebesar 83%. Berdasarkan laporan tersebut hanya puskesmas Bumi Rahayu yang cakupannya sudah mencapai target. Dengan demikian masih diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan cakupan tersebut, antara lain melalui: peningkatan integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A. Sebaran cakupan pemberian vitamin A pada balita tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 39. Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita (6-59 Bulan) Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Bumi Rahayu Salimbatu Bunyu Tg. Palas Utara Long Beluah Antutan Tanjung Selor Long Bia Tanjung Palas Tanah Kuning Sekatak Long Bang Target Restra 2014 = 83 % Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun 2015 Berdasarkan gambar 39 menunjukkan bahwa puskesmas dengan pencapaian tertinggi adalah puskesmas Bumi Rahayu sebesar 88,27%, diikuti puskesmas Salimbatu sebesar 81,24%, dan puskesmas Bunyu sebesar 78,58%. Sedangkan puskesmas dengan pencapaian terendah adalah puskesmas Long Bang sebesar 28,20%, diikuti puskesmas Sekatak sebesar 48,66%, dan puskesmas Tanah Kuning sebesar 51,67%. Untuk lebih lengkapnya lihat tabel

88 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai dengan umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya. Persentase pemberian ASI ekslusif pada bayi 0-6 bulan di Kabupten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 68,2%. Persentase pemberian ASI ekslusif tertinggi terdapat pada puskesmas Bunyu sebesar 80,3%, diikuti puskesmas Long Bia sebesar 74,1% dan puskesmas Salimbatu sebesar 73,5%, sedangkan puskesmas dengan capaian terendah adalah puskesmas Tanjung Palas Utara sebesar 50,9%, diikuti puskesmas Long Beluah sebesar 61,4% dan puskesmas Long Bang sebesar 63,2%. Gambaran pemberian ASI ekslusif menurut puskesmas disajikan pada gambar berikut : Gambar 40 Cakupan Asi Eksklusif Pada Bayi 0-6 Bulan Menurut Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun 2014 Tg. Palas Utara Long Beluah Long Bang Sekatak Tanjung Selor Antutan Bumi Rahayu Tanah Kuning Tanjung Palas Salimbatu Long Bia Bunyu Target Renstra 75% 50,9 61,4 63,2 66,5 67,2 67,8 70,3 70,4 71,3 73,5 74,1 80, Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun

89 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Permasalahan terkait pencapaian cakupan ASI Ekslusif antara lain : a. Pemasaran susu formula masih gencar dilakukan untuk bayi 0-6 bulan yang tidak ada masalah medis. b. Masih banyaknya perusahaan yang mempekerjakan perempuan tidak memberi kesempatan bagi ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan untuk melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif. Hal ini terbukti dengan belum tersedianya ruang laktasi dan perangkat pendukungnya. c. Masih banyak tenaga kesehatan ditingkat layanan yang belum peduli atau belum berpihak pada pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif, yaitu masih mendorong untuk memberi susu formula pada bayi 0-6 bulan. d. Pemasaran susu formula masih banyak yang ditujukan pada bayi yang tidak punya masalah kesehatan. e. Masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI f. Belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi, dan kampanye terkait pemberian ASI. Upaya yang dilakukan dalam memecahkan masalah tersebut yaitu : a. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan b. Sosialisasi dan kampanye ASI Eksklusif c. KIE melalui media cetak dan elektronik d. Pelaksanaan revitalisasi RS dan sarana pelayanan kesehatan sayang bayi. e. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam meningkatkan, melindungi, dan mendukung pemberian ASI. Data dan informasi mengenai pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2014 terdapat pada tabel lampiran

90 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN Cakupan Penimbangan Balita Di Posyandu (D/S) Kegiatan penimbangan balita di posyandu (D/S) menjadi salah satu indikator yang ditetapkan pada Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan tahun Indikator ini berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Dengan cakupan D/S yang tinggi, diharapkan semakin tinggi pula cakupan vitamin A, cakupan imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang. Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 46,1%. Cakupan ini lebih rendah dibandingkan tahun 2013 sebesar 54,1%. Capaian pada tahun 2014 jauh dibawah target Renstra sebesar 80%. Pada tingkat puskesmas tidak ada puskesmas yang mencapai target Renstra 80% seperti yang ditampilkan pada gambar berikut. Gambar 41. Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Di Kabupaten Bulungan Tahun , Jumlah Cakupan kunjungan di Puskesmas Bumi Rahayu Long Bia Tg. Palas Utara Bunyu Long Beluah Antutan Tanah Kuning Tanjung Palas Tanjung Selor Salimbatu Long Bang Sekatak Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat Tahun

91 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Pada gambar di atas diketahui bahwa puskesmas yang memiliki capaian tertinggi adalah puskesmas Bumi Rahayu sebesar 77,9%, diikuti puskesmas Long Bia sebesar 76,7% dan puskesmas Tanjung Palas Utara sebesar 62,3%. Sedangkan puskesmas dengan cakupan terendah adalah puskesmas Sekatak sebesar 22,3%, diikuti puskesmas Long Bang sebesar 32,6% dan puskesmas Salimbatu sebesar 38,2%. C. PELAYANAN IMUNISASI Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk terhadap pernyakit tertentu. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain : Difteri, Tetanus, Hepatitis B, radang selaput otak, radang paru-paru, pertusis dan polio. Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/ bakteri/ protozoa/ jamur, masuk ke dalam tubuh. Setiap mahluk hidup yang masuk ke dalam tubuh manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali antibodi berinteraksi dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum mengenali antigen. Pada interaksi antibodi-antigen yang ke-2 dan seterusnya, sisitem kekebalan tubuh sudah memiliki memori untuk mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat. Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi alamiah. Program imunisasi melalui pemberian vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan melumpuhkan antigen dilemahkan yang berasal dari vaksin. 79

92 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Program imunisasi diberikan kepada populasi yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, anak usia sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. 1. Imunisasi Dasar Pada Bayi Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi, setiap bayi wajib mendapatkan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) yang terdiri dari : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis polio, 1 dosis hepatitis B, dan 1 dosis campak. Dari kelima imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut, campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih yang dibuktikan dengan komitmen Indonesia pada lingkup ASEAN dan SEARO untuk mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 90%. Hal ini terkait dengan realita bahwa campak adalah penyebab utama kematian pada balita. Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam penurunan angka kematian balita. Cakupan imunisasi campak di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 96%. Capaian tersebut telah memenuhi target WHO sebesar 90%. Pada tingkat puskesmas, terdapat 8 puskesmas yang telah berhasil mencapai target 90% seperti yang disajikan pada Gambar 42 berikut. Gambar 42. Persentase Cakupan Imunisasi Campak Di Kabupaten Bulungan Tahun ,2 135,8 120, ,2 104,5 101,6 101,6 97, ,4 77,8 77,4 73, Tanah Kuning Long Bang Long Beluah Antutan Tanjung Palas Bunyu Tg. Palas Utara Bumi Rahayu Tanjung Selor Long Bia Salimbatu Sekatak Sumber : Bidang PMK Tahun

93 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Pada Gambar 42 di atas dapat diketahui bahwa puskesmas Tanah Kuning memiliki capaian tertinggi sebesar 141,2% diikuti oleh puskesmas Long Bang sebesar 135,8% dan puskesmas Long Beluah sebesar 120,7%. Sedangkan puskesmas dengan pencapaian terendah adalah puskesmas Sekatak sebesar 73,5% diikuti puskesmas Salimbatu sebesar 77,4% dan puskesmas Long Bia sebesar 77,8%. Program imunisasi pada bayi mengharapkan agar setiap bayi mendapatkan Foto : Kegiatan Imunisasi di salah satu Puskesmas di Kabupaten Bulungan kelima jenis imunisasi dasar lengkap. Keberhasilan seorang bayi dalam mendapatkan 5 jenis imunisasi dasar lengkap. Capaian indikator ini di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 96,5%. Rincian persentase cakupan imunisasi dasar lengkap pada Gambar 43 berikut. 81

94 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 43 Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Di Kabupaten Bulungan Tahun Tanah Kuning Long Bang Long Beluah Antuta n Tanjun g Palas Bunyu Tg. Palas Utara Long Bia Bumi Rahayu Tanjun g Selor Salimb atu Sekata k Persen Sumber : Bidang PMK Tahun 2015 Berdasarkan distribusi puskesmas pada Gambar 43, capaian imunisasi dasar lengkap tertinggi pada tahun 2014 terdapat pada puskesmas Tanah Kuning sebesar 140,21%, diikuti puskesmas Long Bang sebesar 133,9% dan puskesmas Long Beluah sebesar 120,7%, sedangkan puskesmas dengan pencapaian terendah adalah puskesmas Sekatak sebesar 73,5%, diikuti puskesmas Salimbatu sebesar 77,4% dan puskesmas Tanjung Selor sebesar 83,4%. Indikator lain yang diukur menilai keberhasilan pelaksanaan imunisasi adalah Universal Child Immunization atau yang biasa disingkat UCI. UCI adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana > 80% dari jumlah bayi (0-11bulan) yang ada didesa/kelurahan tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Target UCI pada Renstra tahun 2014 sebesar 95%. Pada tahun 2014 terdapat 10 puskesmas yang memiliki persentase desa UCI melebihi target 95% seperti yang nampak pada gambar berikut ini. 82

95 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 44 Cakupan Desa UCI/Kelurahan UCI Di Kabupaten Bulungan Tahun Cakupan Desa UCI/Kelurahan UCI di Kab. Bulungan Sekatak Long Bia Long Bang Tanjung Palas Antutan Long Beluah Tg. Palas Utara Tanah Kuning Tanjung Selor Bumi Rahayu Salimbatu Bunyu Sumber : Bidang PMK DinasKesehatan Tahun 2015 Pada Gambar 44 dapat diketahui bahwa puskesmas Bunyu, Salimbatu, Bumi Rahayu, Tanjung Selor, Tanah Kuning, Tanjung Palas Utara, Long Beluah, Antutan, Tanjung Palas, dan Long Bang memiliki capaian tertinggi sebesar 100%, sedangkan puskesmas dengan capaian terendah adalah puskesmas Sekatak sebesar 77,3% dan puskesmas puskesmas Long Bia sebesar 90%. Imunisasi dasar pada bayi seharusnya diberikan pada anak sesuai dengan umurnya. Pada kondisi ini, diharapkan sistem kekebalan tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun demikian, pada kondisi tertentu beberapa bayi tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan Drop Out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi, namun tidak mendapatkan imunisasi campak, disebut Drop Out Rate DPT/HB1- Campak. Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih penurunan cakupan imunisasi campakterhadap cakupan imunisasi DPT/HB1. DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak pada tahun 2014 sebesar 2,53%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 1,8%. DO Rate DPT/HB1-83

96 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 campak diharapkan agar tidak melebihi 5%. Batas minimum tersebut telah berhasil dipenuhi pada tahun 2014 sebesar 2,53%. Data dan informasi lebih rinci mengenai DO Rate cakupan imunisasi pada tahun 2014 DPT/HB-1 campak terdapat pada tabel lampiran Imunisasi Pada Ibu Hamil Ibu hamil juga merupakan populasi yang rentan terhadap infeksi penyakit menular, oleh karena itu program imunisasi juga ditujukan bagi kelompok ini. Salah satu penyakit menular yang dapat berakibat fatal dan berkontribusi terhadap kematian ibu dan kematian anak adalah Tetanus Maternal dan Neonatal. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen terhadap program Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (Maternal and Neonatal Tetanus Elimination atau MNTE). Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan status eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal jika terdapat kurang dari satu kasus tetanus per kelahiran hidup di setiap kabupaten. Kegiatan Konseling Ibu Hamil di salah satu Puskesmas Foto : Salah satu kegiatan puskesmas di wilayah Kabupaten Bulungan 84

97 Tanah Kuning Bumi Rahayu Long Bia Tg. Palas Utara Sekatak Tanjung Palas Antutan Long Beluah Long Bang Tanjung Selor Salimbatu Bunyu PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah : a. Pertolongan persalinan yang aman dan bersih; b. Cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan c. Penyelenggaraan surveilans Tetanus Neonatorum. Cakupan imunisasi TT2+ (ibu hamil yang telah mendapat imunisasi TT minimal 2 dosis) pada ibu hamil di Kabupaten Bulungan pada tahun 2014 sebesar 44,2%. Gambaran cakupan imunisasi TT2+ untuk ibu hamil menurut puskesmas disajikan pada gambar 45. Gambar 45 Persentase Cakupan Imunisasi TT2+ Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Bulungan Tahun , ,24 58,06 51,81 42,00 41,77 38,46 34,92 33,33 30,99 17,90 0 Sumber : Bidang PMK DinasKesehatan Tahun 2015 Pada gambar 45 dapat diketahui bahwa pada tahun 2014, puskesmas dengan cakupan imunisasi tertinggi adalah puskesmas Tanah Kuning sebesar 161,8%, diikuti puskesmas Bumi Rahayu sebesar 90,2% dan puskesmas Long Bia 85

98 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 sebesar 58,06%, sedangkan puskesmas dengan pencapaian terendah terdapat pada puskesmas Bunyu, diikuti puskesmas Salimbatu sebesar 17,9% dan puskesmas Tanjung Selor sebesar 30,99%. TT2+ dapat dilihat pada lampiran

99 PUSKESMAS LONG BELUAH

100 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Salah satu faktor pendukung dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu sumber daya kesehatan, yang diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada bab sumber daya kesehatan menyajikan gambaran keadaan sarana kesehatan. A. SARANA KESEHATAN 1. Pusat Kesehatan Masyarakat ( PUSKESMAS) Puskesmas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehaatan RI Nomor 128 Tahun 2004 tentang kebijakan Dasar Puskesmas, merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas memiliki fungsi sebagai: 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah kecamatan, atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan dan setiap kecamatan harus ada minimal satu unit Puskesmas. Dasar pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja puskesmas antara lain faktor luas wilayah, kondisi geografis, dan kepadatan penduduk. Jumlah puskesmas di Kabupaten Bulungan tahun 2014 sebanyak 12 puskesmas yang terdiri dari 8 unit puskesmas perawatan yaitu puskesmas Bumi Rahayu, puskesmas Tanjung Palas, puskesmas Tanjung Palas Utara, puskesmas Sekatak Buji, Puskesmas Bunyu, puskesmas Long Bia, puskesmas Long Beluah 87

101 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 dan puskesmas Tanah Kuning. Dan 4 unit puskesmas non perawatan yaitu puskesmas Tanjung Selor, puskesmas Salimbatu, puskesmas Long Bang dan puskesmas Antutan. Untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap Puskesmas, salah satu indikator yang digunakan yaitu rasio puskesmas per penduduk. Rasio puskesmas per penduduk pada tahun 2014 sebesar 9,95 puskesmas. 2. Rumah Sakit Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya promotif dan preventif, didalamnya juga terdapat pembangunan kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit (RS) merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang utamanya menyelenggarakan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kabupaten Bulungan memiliki 1 unit Rumah Sakit Umum Tipe C sebagai tempat rujukan bagi puskesmas. 1) Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat esensial merupakan salan satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat disamping tenaga pengelola yang terlatih. 88

102 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Salah satu kebijakan pelaksanaan dalam Program Obat dan Perbekalan Kesehatan adalah pengendalian obat dan perbekalan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Kabupaten Bulungan belum memiliki sarana produksi sediaan obat dan alat kesehatan, hanya memiliki sarana distribusi obat yaitu Gudang Farmasi Kabupaten (GFK) 1 unit, apotik sebanyak 14 unit. 2) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam mewujudkan masyarakat sehat, diperlukan kesadaran setiap anggota masyarakat akan pentingnya perilaku sehat, berkeinginan, serta berdaya untuk hidup sehat. Masyarakat bersinergi membangun kondisi lingkungan yang kondusif untuk hidup sehat. Langkah tersebut tercermin dalam pengembangan sarana Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) di desa dan kelurahan, seperti adanya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). UKBM yang ada di desa dan kelurahan menjadi ciri khas bahwa desa dan kelurahan tersebut telah menjadi Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. Dinyatakan demikian karena penduduk di desa dan kelurahan tersebut dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM serta melaksanakan survailans berbasis masyarakat (pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 89

103 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 Gambar 46 Persentase Desa Kelurahan Siaga Aktif Menurut Tingkatan (Strata) Tahun 2014 Tanjung Palas Long Bia Tanah Kuning Salimbatu Bumi Rahayu Tanjung Selor Tg. Palas Utara Long Bang Sekatak Target Renstra Bunyu Long Beluah Antutan Target Restra 2014 = 70 % Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatahatan Kab. Bulungan Tahun 2015 Pada tahun 2014 terdapat 54 desa/keluarahan siaga aktif dari 81 desa dan kelurahan di Kabupaten Bulungan, atau sebesar 66,67. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 sebesar 37,66%. Pada tahun 2014 Terdapat 3 puskesmas yang seluruh desanya telah menjadi desa siaga aktif yaitu puskesmas Bunyu, puskesmas Tanah Kuning dan Puskesmas Antutan dengan pencapaian masingmasing 100% (pencapaian telah melebihi target Renstra 2014 sebesar 70%). Sedangkan 9 puskesmas yang persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif belum mencapai target Renstra adalah puskesmas Long Bia, Long Bang, Tanjung Palas, Long Beluah, Tanjung Palas Utara, Tanah Kuning, Tanjung Selor, Bumi Rahayu, Salimbatu, dan Sekatak. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan 90

104 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat terutama ibu, bayi dan anak balita dalam menjalankan fungsinya. Posyandu diharapkan melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare. Gambar 47 Persentase Posyandu Menurut Tingkatan (Strata) Di Kabupaten Bulungan Tahun ,68 34, , ,83 0 Pratama Madya Purnama Mandiri Sumber : Bidang Kesmas Dinas Kesehatan Tahun 2015 Posyandu diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, imunisasi, gizi serta pencegahan dan penanggulangan diare. Pada tahun 2014 terdapat 173 posyandu di seluruh wilayah Kabupaten Bulungan yang terdiri dari 9,83% posyandu pratama, 34,68% posyandu madya, 34,68% posyandu purnama dan 20,81% posyandu mandiri. Rasio posyandu terhadap 100 balita sebesar 1,25 posyandu. Rincian posyandu berdasarkan status dapat dilihat pada tabel lampiran 70. Untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, diperlukan peran serta kader sebagai penggerak masyarakat. Jumlah kader di Kabupaten Bulungan yang telah dilatih sampai tahun 2014 adalah 91

105 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN orang. Data jumlah UKBM menurut puskesmas pada tahun 2014 terdapat pada tabel lampiran 71. B. TENAGA KESEHATAN Amanat Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal 21 menyebutkan bahwa Pemerintah mengatur perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional dijelaskan bahwa untuk melaksanakan upaya kesehatan dalam rangka pembangunan kesehatan diperlukan sumber daya manusia kesehatan termasuk diantaranya kelompok tenaga kesehatan, yang terdiri dari tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga keperawatan dan kebidanan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keteknisian medis, dan tenaga kesehatan lainnya. Untuk mendapatkan gambaran mengenai jumlah, jenis, dan kualitas, serta penyebaran tenaga kesehatan di seluruh wilayah Kabupaten Bulungan. Pengumpulan data tenaga kesehatan tidak terbatas pada tenaga kesehatan yang berstatus PNS tetapi juga termasuk yang berstatus PTT/ TKD. 1. JUMLAH TENAGA KESEHATAN Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut pendataan dari Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Bulungan dan bagian kepegawaian RSD. H.Soemarno Sostroatmojo Tanjung Selor tercatat tahun 2014 jumlah SDM yang tercatat sebanyak 1101 orang yang terdiri atas 953 tenaga kesehatan dan 92

106 Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Perawat Gigi Tenaga Kefarmasia n Kesehatan Masyarakat Kesling Gizi Teknisi Medis PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri atas 73 tenaga medis, 230 bidan, 499 perawat, 41 tenaga farmasi, 17 tenaga gizi, 25 tenaga kesehatan masyarakat, 15 tenaga sanitasi, dan 53 teknisi medis. a. Tenaga Kesehatan di Puskesmas Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya manusia yang dimiliki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Pada tahun 2014, terdapat 685 orang yang bertugas di Puskesmas dengan rincian 645 tenaga kesehatan dan 40 tenaga non kesehatan. Rincian tenaga kesehatan di Puskesmas dapat dilihat pada gambar 48 berikut. Gambar 48. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Di Kabupaten Bulungan Tahun Sumber: Sub.Bagian Umum& Kepegawaian Dinkes Kab. Bulungan Tahun

107 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BULUNGAN 2014 b. Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Sumber daya manusia yang bertugas di rumah sakit tahun 2014 berjumlah 418 dengan rincian 308 tenaga kesehatan dan 110 tenaga non kesehatan. Dari jumlah seluruh tenaga kesehatan, tenaga dokter spesialis yang bertugas di rumah sakit sebanyak 12 orang, dengan rasio 9,95 per penduduk; dokter umum sebanyak 19 orang, dengan rasio 15,75 per penduduk; 2. TENAGA KESEHATAN DENGAN STATUS PEGAWAI TIDAK TETAP Pemenuhan tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan terutama puskesmas dan jaringannya di daerah kategori biasa, terisolir, terpencil dan sangat terpencil disisi melalui pengangkatan Pegawai Tidak Tetap (PTT) dan Tenaga Kontrak Daerah (TKD). Foto : Sub.Bagian Umum& Kepegawaian Dinas Kes ehatan Kab. Bulungan Tahun 2015 Dokumentasi Kegiatan Pembekalan PTT Lingkungan Dinas Kesehatan Kontribusi pemenuhan tenaga kesehatan dengan status PTT dan TKD terdiri dari, dokter umum, dokter gigi, apoteker, administrator kesehatan, perawat, bidan, sanitarian, nutrisionis dan teknisi medis cukup besar pengaruhnya dalam 94

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2002 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2002 T E N T A N G PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2002 T E N T A N G PEMBENTUKAN KECAMATAN TANJUNG PALAS BARAT, TANJUNG PALAS UTARA, TANJUNG PALAS TIMUR, TANJUNG SELOR, TANJUNG PALAS TENGAH, SESAYAP HILIR,

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi baik untuk jajaran manajemen kesehatan maupun untuk masyarakat umum perlu disediakan suatu paket data/informasi kesehatan yang ringkas

Lebih terperinci

PA Tanjung Selor Rabu, 20 Juli 2011

PA Tanjung Selor Rabu, 20 Juli 2011 PA Tanjung Selor Rabu, 20 Juli 2011 A. Peta Wilayah Hukum (Peta Wilayah Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung) (Peta Wilayah Kabupaten Malinau ) B. Dasar Hukum Pembentukan Pengadilan Agama Tanjung

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017-2019 Lampiran 2 No Sasaran Strategis 1 Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan

yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelyaanan kesehatan BAB I PENDAHULUAN Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas tahun 211-215 adalah Kepulauan Anambas Sehat, sedangkan untuk mencapai visi tersebut diperlukan misi Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

KABUPATEN TANAH LAUT

KABUPATEN TANAH LAUT KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2014 dapat diselesaikan dengan baik. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH

CAPAIAN MDGs. provinsi KALIMANTAN TENGAH CAPAIAN MDGs provinsi KALIMANTAN TENGAH BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Palangka Raya, 16 Desember 2015 CAPAIAN INDIKATOR MDGS 2 JUMLAH INDIKATOR 23% 20% 1 Menanggulangi kemiskinan dan Kelaparan 2 Mencapai

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau 1 1. Pendahuluan Pembangunan kesehatan bertujuan untuk: meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011 PRIORITAS 3 Tema Prioritas Penanggung Jawab Bekerjasama dengan PROGRAM AKSI BIDANG KESEHATAN Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN UTARA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2014 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 55 P U L O S A R O K S I N G K I L KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program- PETA KESEHATAN INDONESIA TAHUN 0 PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

KABUPATEN TANAH LAUT

KABUPATEN TANAH LAUT v KABUPATEN TANAH LAUT KATA PENGANTAR P uji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tanah Laut Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN TREND JAWA TIMUR TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2000 2011 Jl. A. Yani 118 Surabaya HTTP://dinkes.jatimprov.go.id Email : info@dinkesjatim.go.id DINAS Tahun KESEHATAN 2012 PROVINSI

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH

RENCANA AKSI KINERJA DAERAH (RAD) DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Target ,10 per 1000 KH Sasaran No. Strategis 1. Mengembangkan dan meningkatkan kemitraan dengan masyarakat, lintas sektor, institusi swasta, organisasi profesi dan dunia usaha dalam rangka sinergisme, koordinasi diantara pelaku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun

Series Data Umum Kota Semarang Data Umum Kota Semarang Tahun Data Umum Kota Semarang Tahun 2007-2010 I. Data Geografis a. Letak Geografis Kota Semarang Kota Semarang merupakan kota strategis yang beradadi tengah-tengah Pulau Jawa yang terletak antara garis 6 0 50

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN IV.1. IV.2. VISI Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai salah satu dari penyelenggara pembangunan kesehatan mempunyai visi: Masyarakat Jawa

Lebih terperinci

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Pembangunan Kesehatan di Kabupaten Malinau diarahkan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi Kalimantan Timur dan berbatasan langsung dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia. Kabupaten Malinau

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018

PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018 PROGRAM PRIORITAS DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAHAKAM ULU TAHUN 2018 DISAMPAIKAN DALAM FORUM SKPD KABUPATEN TAHUN 2018 MEMBANGUN MAHAKAM ULU UNTUK SEMUA SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen Kesehatan Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat dengan Misinya Membuat Rakyat Sehat diperlukan

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP 27 November 2014 KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Kabupaten Tabanan Tahun 2016 i

Profil Kesehatan Kabupaten Tabanan Tahun 2016 i COVER i KATA PENGANTAR Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa /Tuhan Yang Maha Esa, ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dari rangkaian penyajian data dan informasi. Profil Kesehatan

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan Dr. Hefrizal Handra Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang 2014 Deklarasi MDGs merupakan tantangan bagi negara miskin dan negara berkembang untuk mempraktekkan good governance dan komitmen penghapusan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANGGAI PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI DINAS KESEHATAN JLN. JEND. AHMAD YANI NO. 2D TELP. (0461) 211906 LUWUK SULAWESI TENGAH KEPUTUSAN KEPALA DINAS

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI PROFIL KESEHATAN KABUPATEN ACEH SINGKIL SIE DATA & INFORMASI 2015 D I N A S K E S E H A T A N K A B U P A T E N A C E H S I N G K I L J L. B A H A R I N O. 5 5 P U L O S A R O K S I N G K I L SAMBUTAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2007 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB IV P E N U T U P

BAB IV P E N U T U P BAB IV P E N U T U P 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat. Pada misi V yaitu Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat telah didukung dengan 8 sasaran sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA HASIL KEGIATAN PUSKESMAS BALARAJA I.Upaya Promosi Kesehatan A. Penyuluhan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat 1. Rumah Tangga : Rumah di Periksa : 1050 Target : 75 % x 1050 = 788 2. Institusi Pendidikan sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Instansi : DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMENEP Visi Misi : : MASYARAKAT KABUPATEN SUMENEP SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci