PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE"

Transkripsi

1 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAJENE

2 PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta ala, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga buku "Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013" ini dapat diterbitkan. Buku profil kesehatan ini adalah salah satu bentuk penyajian data dan informasi yang dapat memberikan gambaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Majene dan sekaligus bahan evaluasi pencapaian program dari target yang telah ditetapkan dalam indikator kinerja standar pelayanan minimal bidang kesehatan maupun indicator Millenium Development Goals (MDG s). Menyadari keterbatasan data dan kesederhanaan sistem informasi yang dimiliki, tentu saja profil ini masih banyak kekurangannya dan masih perlu terus ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak, khususnya dalam upaya mendapatkan dan menyajikan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Profil Kesehatan Kabupaten Majene ini dapat diselesaikan atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun dari luar Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, olehnya itu pada kesempatan ini kami tak lupa juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan profil ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan kekuatan dan petunjuknya kepada kita semua. Amin. Majene, Juni 2014 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, dr. Hj. EVAWATY, M.Kes Pangkat : Pembina Utama Muda Nip ii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

3 DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN UMUM... 3 A. Keadaan Geografi... 3 B. Keadaan Penduduk... 5 C. Keadaan Ekonomi... 6 D. Keadaan Sosial... 8 E. Keadaan Perilaku Masyarakat BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Angka Kematian B. Angka Kesakitan C. Status Gizi Masyarakat BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang C. Perbaikan Gizi Masyarakat D. Upaya Pemberdayaan Masyarakat E. KEADAAN LINGKUNGAN BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan B. Tenaga Kesehatan C. Pembiayaan Kesehatan BAB VI KESIMPULAN A. Situasi Derajat Kesehatan B. Situasi Upaya Kesehatan C. Sumberdaya Kesehatan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

4 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 Statistik Geografi dan Iklim Kabupaten Majene... 3 Tabel 2 Statistik Pemerintahan Kabupaten Majene... 4 Tabel 3 Jumlah Desa/Kelurahan dan Dusun/Lingkungan Menurut Kecamatan Kabupaten Majene Tahun Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Majene Tahun Tabel 5 Statistik Pendapatan Regional Kabupaten Majene... 7 Tabel 6 Jumlah Sarana Rumah Ibadah berdasarkan Kecamatan Kabupaten Majene Tahun Tabel 7 Statistik Pendidikan Kabupaten Majene... 9 Tabel 8 Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Majene Tabel 9 Distribusi Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Layak Kabupaten Majene Tahun Tabel 10 Distribusi Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun Tabel 11 Jumlah Pustu dan Poskesdes Kabupaten Majene Tahun iv Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

5 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Indikator Kependudukan & Piramida Penduduk Kabupaten Majene Tahun Gambar 2 Pertumbuhan Riil Sektor Pertanian Kabupaten Majene... 7 Gambar 3 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Majene Tahun Gambar 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Majene Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Menurut Puskesmas di Kabupaten Majene Tahun Jumlah dan Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 8 Jumlah dan Angka Kematian Bayi per Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 9 Jumlah dan Angka Kematian Anak Balita per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 10 Jumlah dan Angka Kematian Anak Balita per Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 11 Jumlah dan Angka Kematian Balita per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 12 Jumlah dan Angka Kematian Balita per Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun v Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

6 Gambar 13 Jumlah dan Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 14 Jumlah dan Angka Kematian Ibu per Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun Gambar 15 Jumlah dan Angka Kematian Kasar Kabupaten Majene Tahun Gambar 16 Jumlah dan Angka Kematian Kasar Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar Besar Penyebab Kematian Kabupaten Majene Tahun Gambar 18 Jumlah Kasus Baru BTA (+) di wilayah Kabupaten Majene Tahun Gambar 19 Jumlah Penderita BTA (+) diobati, Persentase Kesembuhan dan Success Rate Kabupaten Majene Tahun Gambar 20 Jumlah Penderita HIV, AIDS, Syphilis dan Jumlah Kematian AIDS Kabupaten Majene Tahun Gambar 21 Jumlah Donor Darah Diskrining terhadap HIV di UTD RSUD Kabupaten Majene Tahun Gambar 22 Jumlah Kasus Baru, NCDR dan Prevalensi Kusta Kabupaten Majene Tahun Gambar 23 Distribusi Penemuan Kasus AFP Non Polio di Kabupaten Majene Tahun Gambar 24 Distribusi Penderita DBD (+) berdasarkan Puskesmas di Kabupaten Majene Tahun Gambar 25 Distribusi Kasus DBD dan Insidens Rate per Penduduk Kabupaten Majene Tahun Gambar 26 Distribusi Kasus Malaria Positif Kabupaten Majene Tahun vi Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

7 Gambar 27 Distribusi Kasus Malaria Positif berdasarkan Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 28 Distribusi Jumlah Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Kabupaten Majene Tahun Gambar 29 Jumlah Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular Kabupaten Majene Tahun Gambar 30 Distribusi Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 31 Jumlah Kelahiran Hidup dan Bayi BBLR Kabupaten Majene Tahun Gambar 32 Jumlah Kelahiran Hidup dan Bayi BBLR Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 33 Jumlah Balita Gizi Kurang per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 34 Jumlah Kasus Gizi Buruk Balita Kabupaten Majene Tahun Gambar 35 Jumlah Kasus Gizi Buruk Balita per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 36 Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Majene Tahun Gambar 37 Cakupan K1 Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 38 Cakupan K4 Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 39 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Majene Tahun Gambar 40 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 41 Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun vii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

8 Gambar 42 Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Majene Tahun Gambar 43 Cakupan Pelayanan Nifas per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 44 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri Kabupaten Majene Tahun Gambar 45 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 46 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Kabupaten Majene Tahun Gambar 47 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 48 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Majene Tahun Gambar 49 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten Majene Tahun Gambar 51 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 52 Cakupan Peserta KB Baru Kabupaten Majene Tahun Gambar 53 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Majene Tahun Gambar 54 Cakupan Peserta KB Baru menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 55 Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Majene Tahun Gambar 56 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Majene Tahun viii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

9 Gambar 57 Cakupan Peserta KB Aktif per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 58 Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat Kabupaten Majene Tahun Gambar 59 Cakupan Penjaringan Siswa SD dan Setingkat per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 60 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Kabupaten Majene Tahun Gambar 61 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 62 Capaian Imunisasi Bayi Rutin per Antigen Kabupaten Majene Tahun Gambar 63 Tren Capaian UCI Desa/Kelurahan Kabupaten Majene Tahun Gambar 64 Distribusi Capaian UCI Desa/Kelurahan menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 65 Distribusi Capaian Imunisasi TT2+ menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 66 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 67 Jumlah Kunjungan Rumah menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 68 Jumlah Penyebaran Informasi menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 69 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Kabupaten Majene Tahun Gambar 70 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ix Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

10 Gambar 71 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Kabupaten Majene Tahun Gambar 72 Cakupan Kunjungan Rawat Inap per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 73 Capaian GDR dan NDR Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Tahun Gambar 74 Capaian BOR, LOS dan TOI Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Tahun Gambar 75 Jumlah distribusi obat dalam Rupiah per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 76 Jumlah Pemakaian Antibiotik per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 77 Persentase Penggunaan Obat Generik per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 78 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Kabupaten Majene Tahun Gambar 79 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 80 Pemberian Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil Kabupaten Majene Tahun Gambar 81 Pemberian Tablet Besi (Fe) Pada Ibu Hamil per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 82 Cakupan Pemberian Vit.A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas Kabupaten Majene Tahun Gambar 83 Cakupan Pemberian Vit.A pada Bayi, Balita dan Ibu Nifas per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 84 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif Kabupaten Majene Tahun x Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

11 Gambar 85 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 86 Persentase Rumah Tangga ber PHBS Kabupaten Majene Tahun Gambar 87 Persentase Rumah Tangga ber PHBS per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 88 Cakupan Desa Siaga Aktif Kabupaten Majene Tahun Gambar 89 Cakupan Desa Siaga Aktif per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 90 Distribusi Jumlah Poskesdes per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 91 Persentase Posyandu Menurut Strata Kabupaten Majene Tahun Gambar 92 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Kabupaten Majene Tahun Gambar 93 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas Kabupaten Majene Tahun Gambar 94 Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas Kabupaten Majene Tahun Gambar 95 Jumlah dan Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun Gambar 96 Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Yang Layak Kabupaten Majene Tahun Gambar 97 Persentase Desa Melaksanakan STBM dan Desa Stop BABS/SBS Kabupaten Majene Tahun Gambar 98 Persentase Tempat tempat Umum Sarana Pendidikan Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun xi Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

12 Gambar 99 Persentase Tempat tempat Umum Sarana Kesehatan dan Hotel Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun Gambar 100 Persentase Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 101 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat Kesehatan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 102 Persentase TPM Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan Diuji Petik per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Gambar 103 Persentase Alokasi Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Dana Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Tahun xii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

13 DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas yang Melek Huruf, Ijazah Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, dan Puskesmas Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB Pada ANak dan Case Notofication Rate (CNR) per Penduduk Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas xiii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

14 Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0 14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 16 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 18 Jumlah Kasus AFP Non Polio Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Lanjutan Tabel 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 22 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 24 Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 25 Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 27 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis KLB Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24 Jam xiv Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

15 Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 33 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 39 Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 42 Cakupan Imunisasi DPT, HB, dan Campak Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 43 Cakupan Imunisasi BCG dan Polio Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas xv Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

16 Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 45 Jumlah Anak 0 23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 53 Jumlah Kegiatan Promosi Kesehatan Tabel 54 Cakupan Jaminan Kesehatan Pra Bayar Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin Tabel 55 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan Tabel 56 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Tabel 57 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Tabel 58 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (BER_PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas xvi Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

17 Tabel 59 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 60 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 61 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Tabel 62 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas Tabel 63 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Tabel 64 Persentase Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Tabel 66 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Tabel 67 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Tabel 68 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Tabel 69 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (GADAR) Level I Tabel 70 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, dan Puskesmas Tabel 71 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan Tabel 72 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Tabel 73 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Tabel 74 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan Tabel 75 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan Tabel 76 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan xvii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

18 Tabel 77 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Tabel 78 Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan Tabel 79 Jumlah Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis Di Fasilitas Kesehatan Tabel 80 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan Tabel 81 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan Tabel 82 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota xviii Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

19 BAB I PENDAHULUAN q Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilakukan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator yang meliputi, indikator angka harapan hidup, angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat. Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan evaluasi pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan adalah Profil Kesehatan. Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 merupakan suatu gambaran kondisi dan situasi hasil pembangunan kesehatan di Kabupaten Majene yang diterbitkan setiap tahunnya. Profil ini menyajikan berbagai data dan informasi tentang hasil pelaksanaan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2013 dan digunakan sebagai alat ukur pencapaian target dalam pembangunan kesehatan. Profil Kesehatan ini juga merupakan produk dari Sistem Informasi Kesehatan yang dalam penyusunannya melaui proses pengumpulan data, pengolahan dan analisa data. Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel serta grafik yang menunjukkan perbandingan data antar waktu dan antar wilayah Kecamatan atau Puskesmas di Kabupaten Majene. Sehingga untuk kelancaran proses Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Majene sebagai sistem informasi kesehatan yang terintegrasi dimasa mendatang, maka strategi pertama adalah penguatan kebijakan dan perencanaan di bidang sistem informasi kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten Majene sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menangani masalah kesehatan, dituntut untuk mampu memberikan gambaran situasi kesehatan dan teknis intervensi program di bidang kesehatan, yang salah satunya tersaji melalui profil kesehatan. Oleh sebab itu, tujuan penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 ini adalah sebagai suatu dokumen pembangunan kesehatan yang disajikan dalam bentuk narasi, tabel dan gambar yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian/pelaksanaan program kesehatan, mengetahui kinerja pengelola program, sebagai bahan evaluasi dalam rangka penguatan perencanaan dan kebijakan program di Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene dan Puskesmas serta jaringannya untuk masa yang akan datang. Sistimatika penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kabupaten/Kota yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tahun 2013 yang merupakan modifikasi dari Petunjuk Teknis Profil Kesehatan Kabupaten/Kota (edisi data terpilah) Tahun Selain tetap menyajikan data data kesehatan yang terpilah 1 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

20 menurut jenis kelamin, di Petunjuk Teknis ini juga diperbaharui beberapa indikator yang berkembang dibidang kesehatan termasuk defenisi operasional indikatorindikator kesehatan. Adapun sistimatika penyusunan Profil kesehatan terdiri dari 6 (enam) bab, sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 serta sistimatika penyajiannya. Bab II Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Majene. Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku dan lingkungan. Bab III Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab IV Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Majene selama Tahun Bab V Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab VI Kesimpulan Bab ini berisi dengan sajian tentang hal hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten Majene tahun Selain keberhasilankeberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada tahun 2013 khususnya di Kabupaten Majene. Lampiran Berisi tabel resume pencapaian program kesehatan Kabupaten Majene serta 82 tabel data kesehatan dan yang terkait kesehatan responsive gender. 2 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

21 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Majene yang beribukota di Kecamatan Banggae terletak antara Lintang Selatan dan antara Bujur Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Mamuju di sebelah utara dan Kabupaten Polewali Mandar sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat masing masing Teluk Mandar dan Selat Makassar. Luas wilayah Kabupaten Majene tercatat 947,84 km2 atau sekitar 5,18% dari total luas Sulawesi Barat. Secara topologi Kabupaten Majene merupakan daerah pegunungan sehingga memiliki banyak aliran sungai baik kecil maupun besar. Tercatat ada sekitar 86 sungai yang mengaliri wilayah Kabupaten Majene dan tersebar di semua kecamatan. Sungai Malunda merupakan salah satu sungai yang ada di Kabupaten Majene yang memiliki aliran sungai terpanjang. Sedangkan Kecamatan Ulumanda tercatat sebagai kecamatan yang paling banyak aliran sungainya. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Majene, rata rata suhu udara di Majene sepanjang tahun 2012 sekitar 27,58 0 C. Curah hujan di Kabupaten Majene pada tahun 2012 sekitar mm. Curah hujan ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang sebesar mm. Sedangkan jumlah hari hujan sepanjang tahun 2012 adalah 175 hari dengan besaran kelembaban udara sekitar 79,17%. Berikut gambaran statistik geografi dan iklim di Kabupaten Majene selama tiga tahun terakhir. Tabel 1 Statistik Geografi dan Iklim Kabupaten Majene Uraian Satuan Luas km 2 947,84 947,84 947,84 947,84 Suhu Udara 0 C 27,68 27,56 27,68 27,58 Hari Hujan hari Curah Hujan mm Kelembaban Udara % 79,02 81,64 78,92 79,17 Jumlah Sungai Jumlah Gunung Sumber: Majene Dalam Angka, , Badan Pusat Statistik Kab. Majene 3 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

22 Secara administratif, jumlah Desa/Kelurahan di Majene mengalami penambahan lebih dari 100% setelah pemekaran di akhir tahun 2010 Berdasarkan Perda Bupati Majene No.7 Tahun 2010 dan No.8 Tahun 2010, tanggal 6 Desember 2010 tentang Pemekaran Desa/Kelurahan, Kabupaten Majene terdiri dari 8 kecamatan, 82 desa/kelurahan dan 361 SLS (Satuan Lingkungan Setempat) yang terbagi dalam 257 dusun dan 104 lingkungan. Tabel 2 Statistik Pemerintahan Kabupaten Majene Uraian Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Lingkungan Sumber: Majene Dalam Angka, , Badan Pusat Statistik Kab. Majene Sedangkan jumlah Desa/Kelurahan dan Dusun/Lingkungan menurut kecamatan tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Jumlah Desa/Kelurahan dan Dusun/Lingkungan Menurut Kecamatan Kabupaten Majene Tahun 2013 Kecamatan Desa Kelurahan Dusun Lingkungan Banggae Banggae Timur Pamboang Sendana Tammerodo Sendana 7 34 Tubo Sendana 7 25 Malunda Ulumanda 8 40 Jumlah Sumber: Majene Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kab. Majene 4 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

23 B. KEADAAN PENDUDUK Penduduk Kabupaten Majene dari tahun ke tahun terus bertambah, dimana laju pertumbuhan penduduk Majene sebesar 1,97% per tahun. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Majene tahun 2011 sebanyak jiwa. Sedangkan berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Majene sebesar jiwa. Jumlah Penduduk terbesar tercatat ada di Kecamatan Banggae yaitu sebanyak jiwa dan terkecil berada di Kecamatan Tubo Sendana yaitu sebesar jiwa. Kepadatan penduduk di Kabupaten Majene pada tahun 2011 tercatat 1162 jiwa/km 2 dan meningkat menjadi 167 jiwa/km 2 pada tahun Pada tahun 2012 sex ratio penduduk Kabupaten Majene sekitar 94,89%. Artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 94 atau 95 orang laki laki. Dilihat dari angka sex rasionya menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Majene lebih banyak penduduk perempuan daripada laki laki. Jika dikelompokan berdasarkan umur, penduduk Kabupaten Majene didominasi oleh penduduk usia muda. Persentase terbesar dipegang oleh penduduk berusia 5 9 tahun yaitu sebesar 12,20%, berikutnya penduduk usia 0 4 tahun yang sebesar 11,88%, dan penduduk usia tahun yang sekitar 11,83%. Sedangkan penduduk yang berusia di atas 70 tahun memiliki persentase yang kecil yaitu sekitar 2,85%. Hal ini menunjukkan bahwa angka produktivitas kelahiran penduduk Kabupaten Majene masih tinggi. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1 Indikator Kependudukan & Piramida Penduduk Kabupaten Majene Tahun 2012 Sumber: Majene Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kab. Majene 5 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

24 Seperti pada tahun tahun sebelumnya, telah dibuat sebuah kesepakatan internal Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene beserta jaringannya tentang jumlah penduduk yang digunakan dalam menentukan jumlah sasaran program pembangunan kesehatan. Untuk tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Majene yang disepakati adalah hasil proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene yaitu jiwa dengan rincian berdasarkan Kecamatan dan Jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Kabupaten Majene Tahun 2013 No. Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah 1 Banggae Banggae Timur Pamboang Sendana Tammerodo Tubo Sendana Ulumanda Malunda Kabupaten Sumber: Data Profil Kesehatan tahun 2013, Kab. Majene Jumlah rumah tangga di Kabupaten Majene tahun 2013 adalah sebanyak RT. Dengan jumlah rumah tangga terbanyak pada Kecamatan Banggae yaitu sebanyak RT, dan terkecil pada Kecamatan Ulumanda yaitu sebanyak RT. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 162,34. Tingkat kepadatan penduduk terbesar pada Kecamatan Banggae sebesar 1511,53 dan terkecil pada Kecamatan Ulumanda sebesar 18,46. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran profil tabel 1. C. KEADAAN EKONOMI Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu dan dalam dalam satu kurun waktu tertentu (satu tahun). Selama periode perekonomian Kabupaten Majene terus mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai PDRB atas dasar harga berlaku yang terus bertambah. Pada tahun 2010 nilai PDRB Kabupaten Majene sebesar Rp , tahun 2011 meningkat menjadi Rp , dan di tahun 2012 berkembang menjadi Rp , atau mengalami peningkatan sebesar 25% dari tahun Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

25 PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Majene juga mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan sering digunakan sebagai indikator pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2010 perekonomian Kabupaten Majene tumbuh sebesar 9,88%, sedangkan pada tahun 2012 mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi dibanding sebelumnya dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 7,04%. Hal ini terjadi karena sektor pertanian mengalami perlambatan pertumbuhan pada tahun Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian Kabupaten Majene. Pada tahun 2012 sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 3,69% mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 6,03%. Pendapatan perkapita Kabupaten Majene masih dibawah pendapatan perkapita rata rata Propinsi Sulawesi Barat. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut ini. Tabel 5 Statistik Pendapatan Regional Kabupaten Majene Uraian PDRB Atas dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah) Kontribusi Sektor Pertanian (%) 50,56 50,00 48,87 Pertumbuhan Ekonomi (%) 9,88 7,52 7,04 PDRB Perkapita (Rupiah) Sumber: Statistik Daerah Kab. Majene 2013, Badan Pusat Statistik Kab. Majene Gambar 2 Pertumbuhan Riil Sektor Pertanian Kabupaten Majene Sumber: Statistik Daerah Kab. Majene 2013, BPS Kab. Majene 7 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

26 D. KEADAAN SOSIAL 1. Agama Perkembangan pembangunan dibidang spiritual dapat dilihat dari besarnya jumlah sarana rumah ibadah menurut agama. Berdasarkan data BPS jumlah tempat ibadah hingga tahun 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6 Jumlah Sarana Rumah Ibadah berdasarkan Kecamatan Kabupaten Majene Tahun 2013 Kecamatan Masjid Langgar Mushollah Gereja Banggae Banggae Timur Pamboang 41 3 Sendana 42 8 Tammerodo Tubo Sendana 22 Ulumanda 31 4 Malunda 43 Sumber: Majene Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Kab. Majene 2. Pendidikan Pembangunan bidang Pendidikan dalam rangka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) suatu daerah akan menentukan karakter dari pembangunan ekonomi dan sosial, karena manusia adalah pelaku aktif dari seluruh kegiatan tersebut. Dari tahun ketahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicanangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal yang sangat berkaitan erat. Pendidikan merupakan sarana yang digunakan oleh seorang individu agar nantinya mendapat pemahaman terkait kesadaran kesehatan. Kebanyakan orang menilai apabila seseorang itu mendapat proses pendidikan yang baik dan mendapat pengetahuan kesehatan yang cukup maka ia juga akan mempunyai tingkat kesadaran kesehatan yang baik pula. Dengan begitu maka diharapkan pada nantinya orang tersebut akan menerapkan pola hidup sehat dalam hidupnya dan bisa menularkannya ke orang orang di sekitarnya. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mengembangkan daya cipta, rasa dan karsa yang dimilikinya. Hal tersebut didukung dengan adanya program pemerintah wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun mulai usia 7 15 tahun. 8 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

27 Tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana pendidikan yg tersedia. Hingga akhir tahun 2012 tercatat 195 unit Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 56 unit Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan 34 unit Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA). Jumlah guru SD/MI pada tahun 2012 sebanyak orang, guru SMP/MTs sebanyak orang, dan guru SMA/SMK/MA sebanyak 912 orang. Sedangkan untuk jumlah murid SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA masing masing sebanyak , dan orang. Lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Statistik Pendidikan Kabupaten Majene Jumlah Sekolah Jumlah Guru Jumlah Murid Tingkatan Sekolah Thn Thn Thn Thn Thn Thn SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Sumber: Statistik Daerah Kab. Majene 2013, Badan Pusat Statistik Kab. Majene Untuk tahun 2013, jumlah penduduk yang berusia 10 tahun ke atas sebanyak jiwa dengan rincian laki laki dan perempuan. Dari jumlah tersebut hanya ada jiwa penduduk yang melek huruf. Angka melek huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang bisa membaca dan menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari hari. Angka melek huruf mencerminkan potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah. AMH Kabupaten Majene pada tahun 2013 sebesar 82,83%, dengan rincian 82,56% laki laki dan 83,06% perempuan. Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan dapat menunjukkan pencapaian pembangunan pendidikan di suatu daerah. Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. Distribusi penduduk berusia 10 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut : 9 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

28 Gambar 3 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Kabupaten Majene Tahun 2013 UNIVERSITAS/D.IV; 0,22% AKADEMI/D.III; 7,03% SMA/SMK/MA; 16,57% TDK PUNYA IJAZAH SD; 44,24% SMP/MTs; 16,17% SD/MI; 33,24% Sumber : Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Majene 3. Pembangunan Manusia Penghitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu angka harapan hidup, tingkat pendidikan, dan kemampuan daya beli. Capaian IPM dapat digolongkan menjadi 4 kategori yaitu kategori tinggi (IPM > 80), kategori menengah atas (66 80), kategori menengah bawah (50 66), dan kategori rendah (IPM < 50). Jika dilihat dari data yang ada IPM Kabupaten Majene dari tahun termasuk dalam kategori menengah atas, dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Majene Sumber : Statistik Daerah Majene Tahun 2013, BPS Kabupaten Majene 10 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

29 IPM Kabupaten Majene dari tahun selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 IPM Kabupaten Majene sebesar 71,34 dan pada tahun 2011 angka ini meningkat menjadi 71,69 dan tahun 2012 menjadi 72,41% IPM Kabupaten Majene merupakan yang tertinggi di Provinsi Sulawesi Barat serta peringkat 240 secara Nasional. Angka harapan hidup (AHH) adalah perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang selama hidup (secara rata rata). Indikator ini sering digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk dibidang kesehatan. Pencapaian angka harapan hidup Kabupaten Majene pada tahun 2009 sebesar 65,06 tahun meningkat menjadi 65,38 tahun pada tahun 2010 dan pada tahun 2012 mencapai 66,02 tahun. Rata rata lama sekolah di Kabupaten Majene setiap tahunnya juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 angka rata rata lama sekolah sebesar 8,50. Artinya rata rata masyarakat Kabupaten Majene mengenyam pendidikan sampai Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas 8 atau 9. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel berikut ini. Tabel 8 Komponen Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Majene Uraian Angka Harapan Hidup 65,06 65,38 65,70 66,02 (Tahun) Angka melek Huruf 94,71 94,72 94,75 94,77 (%) Rata rata Lama Sekolah 8,18 8,40 8,44 8,50 (Tahun) Pengeluaran Perkapita (Rupiah) Sumber: Statistik Daerah Majene Tahun 2013, BPS Kab. Majene 4. Kesehatan Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan Genetik, lingkungan menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologis yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air bersih, presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM). 11 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

30 a. Rumah Sehat Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013, capaian rumah sehat total kabupaten sebesar 62,80% dengan capaian tertinggi di Kecamatan Banggae Timur khususnya daerah yang masuk wilayah kerja Puskesmas lembang sebesar 76,56%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang lain keberadaan wilayah Kecamatan Banggae Timur dalam kota Kabupaten Majene sehingga dengan demikian memiliki sarana PDAM dan TPS/TPA yang dikelola dan terorganisir dengan baik oleh pihak terkait. Sementara capaian rumah sehat yang terendah pada Kecamatan Malunda (sebesar 31,88%) diakibatkan oleh pihak petugas itu sendiri dalam pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan tidak secara keseluruhan dikarenakan kondisi wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang dapat menyebabkan mobilisasi petugas ke wilayah tersebut terhambat atau kurang dapat dimaksimalkan. Rincian rumah sehat menurut Kecamatan dan Kabupaten dapat dilihat lampiran tabel 59 dan pada gambar berikut. Gambar 5 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun ,0 75,0 75,6 73,5 75,8 76,6 71,7 70,2 71,2 62,8 50,0 43,3 31,9 36,8 32,8 25,0 0,0 Sumber: Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Majene b. Sarana Air Bersih Berdasarkan Juknis Profil terbaru Tahun 2013, Indikator untuk program kesehatan lingkungan mengalami beberapa perubahan dan penambahan. Untuk indikator penduduk yang memiliki akses air minum dipilah menjadi dua jenis yaitu air jaringan perpipaan termasuk didalamnya air PDAM/BPSPAM dan air bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur gali terlindung, sumur gali pompa, sumur bor pompa, terminal air, mata air terlindung, dan penampungan air hujan. 12 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

31 Untuk jaringan perpipaan, persentase penduduk memiliki akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Totoli sebesar 59,4% dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Malunda sebesar 11,7%. Selain itu terdapat beberapa wilayah yang tidak memiliki akses air perpipaan antara lain wilayah Puskesmas Sendana II Kecamatan Tubo, Puskesmas Tammerodo Kecamatan Tammerodo, Puskesmas Ulumanda dan Salutambung yang merupakan daerah Kecamatan Ulumanda. Sedangkan untuk air bukan jaringan perpipaan persentase penduduk akses air minum yang memenuhi syarat tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Banggae II sebesar 84,82% dan terendah di wilayah Puskesmas Tammerodo sebesar 72,04% dan persentase total kabupaten sebesar 78,87%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 60 dan tabel berikut. Tabel 9 Distribusi Penduduk dengan Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Layak Kabupaten Majene Tahun 2013 Nama Puskesmas Perpipaan Bukan Perpipaan Jumlah % Jumlah % Banggae I , ,61 Totoli , ,51 Banggae II , ,82 Lembang , ,14 Pamboang 975 4, ,44 Sendana I , ,62 Sendana II ,60 Tammerodo ,04 Malunda , ,11 Ulumanda Salutambung Jumlah ,87 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene c. Sarana Sanitasi Dasar Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Majene tahun 2013, distribusi penduduk dengan akses sanitasi yang layak khususnya jamban sehat di Kabupaten Majene total sebesar 68,47% dengan persentase tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Banggae II (88,94%) dan terendah terdapat di wilayah Puskesmas Ulumanda (46,14%). Jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Majene sebanyak 82 Desa/Kelurahan. Dari total tersebut sebanyak 73 Desa/Kel yang telah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau sekitar 89,02% dimana 4 diantaranya termasuk Desa Stop BABS atau sekitar 4,88%. 13 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

32 d. Tempat Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan Tempat Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977). Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten Majene tahun 2013, TTU yang mendapatkan pemantauan antara lain Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel. Persentase capaian TTU yang memenuhi syarat kesehatan total kabupaten sebesar 76,92% dengan rincian dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10 Distribusi Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 Sarana Sarana Nama Pendidikan Kesehatan Hotel Puskesmas SD SLTP SLTA PKM RS BIN TANG Non BINTANG Banggae I % 1 100% 0 0% 2 100% 0 0% 0 0% 2 100% Totoli % 3 100% 2 100% 1 100% 1 100% 0 0% 0 0% Banggae II 18 94,74% 6 75% 3 50% 0 0% 0 0% 0 0% 1 100% Lembang 8 61,54% 4 66,67% 5 71,43% 1 100% 0 0% 0 0% 4 100% Pamboang 16 42,11% 1 11,11% 1 20% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Sendana I % 8 100% 4 100% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Sendana II 9 100% 3 100% 2 100% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Tammerodo % 6 100% 2 100% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Malunda 7 31,82% 6 100% 4 100% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Ulumanda 10 66,67% 2 100% 0 0% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Salutambung 5 100% 1 100% 0 0% 1 100% 0 0% 0 0% 0 0% Jumlah ,38% 41 77,36% 23 71,88% % 0 0% 0 0% 7 100% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 14 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

33 Khusus tempat pengelolaan makanan (TPM) pada tahun 2013 di Kabupaten Majene sebanyak 361 TPM yang terdiri dari Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum (DAM) serta Makanan Jajanan. Total TPM yang memenuhi syarat Hygiene Sanitasi yaitu sebanyak 223 TPM atau sekitar 61,77% dan yang tidak memenuhi syarat Hygiene Sanitasi sebanyak 138 TPM atau 38,23%. Adapun 138 TPM yang tidak memenuhi syarat Hygiene Sanitasi tersebut dilakukan pembinaan secara intensif dan dilakukan uji petik. Total TPM yg diuji petik sebanyak 66 TPM atau sekitar 29,60%. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 66. E. KEADAAN PERILAKU MASYARAKAT Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakan dan perkataan seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain ataupun orang yang melakukannya. Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat. PHBS tatanan rumah tangga memiliki 10 indikator yaitu Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, antara lain: Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Bayi diberi ASI eksklusif Balita ditimbang setiap bulan Menggunakan air bersih Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Menggunakan jamban sehat Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Makan sayur dan buah setiap hari Melakukan aktivitas fisik setiap hari Tidak merokok di dalam rumah Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator. Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Majene tahun 2013, diketahui persentase rumah tangga ber PHBS di Kabupaten Majene pada tahun 2013 adalah 70,56% mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah Rumah tangga yang terdata sebanyak rumah, dan jumlah rumah yang dipantau ber PHBS sebanyak Puskesmas dengan persentase rumah tangga ber PHBS 15 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

34 tertinggi adalah Puskesmas Pamboang (95,55%) dan terendah adalah Puskesmas Ulumanda (25,29%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 6 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun ,00 95,55 91,32 83,54 80,00 60,00 78,14 73,57 71,50 70,56 63,14 61,74 56,52 50,71 40,00 20,00 25,29 0,00 Pam Lem Tot B II B I Mal KAB Tam Se I Sal Se II Ulu Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 16 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

35 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat digunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status Gizi dan Morbiditas (Kesakitan). Pada bagian ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Majene digambarkan melalui Angka Mortalitas terdiri atas Angka kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKBA), Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Kasar (CDR), Angka Morbiditas; angka kesakitan beberapa penyakit serta status giai pada balita. A. ANGKA KEMATIAN Mortalitas dapat dijelaskan sebagai kejadian kematian pada suatu masyarakat dari waktu ke waktu dan tempat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar, kondisi/ tingkat permasalahan kesehatan, kondisi lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dari program pembangunan kesehatan lainnya. 1. Angka Kematian Bayi Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibedakan faktor endogen dan eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal) adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan, umumnya disebabkan oleh faktor bawaan. Sedangkan kematian eksogen (kematian post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan sampai satu tahun, umumnya disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per kelahiran hidup (KH). AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Angka kematian bayi yang dilaporkan di Kabupaten Majene Tahun 2013 adalah 15,13 (54 kematian). Ini berarti dalam tiap 1000 kelahiran hidup terdapat 15 kematian bayi mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 sebanyak 13,90 (50 kematian). Perkembangan kematian bayi di Kabupaten Majene Tahun 2009 sampai dengan 2013 disajikan pada gambar berikut ini. 17 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

36 80 Gambar 7 Jumlah dan angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup Di Kabupaten Majene Tahun Jumlah Kematian Bayi AKB ,90 21,90 12,40 13,90 15, Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Grafik diatas menunjukkan kecenderungan peningkatan Angka Kematian Bayi pada lima tahun terakhir. Meskipun meningkat angka kematian bayidi Kabupaten Majene sudah dibawah target MDG s untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 ditargetkan sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.jumlah kematian bayi menurut puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 8 Jumlah & angka Kematian Bayi Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun ,68 28,30 29, ,80 12,63 7,78 10,18 5,93 13,45 17,54 11, Jumlah Kematian Bayi AKB Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 18 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

37 Kasus kematian bayi terjadi di semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Majene dengan kematian tertinggi yaitu di Puskesmas Malunda dengan angka kematian bayi 29,72(12 kematian) dan Puskesmas Sendana I dengan angka kematian bayi 22,68 (11 kematian). Kematian bayi yang ada di kabupaten Majene Tahun 2013 sebanyak 54 kematian terbanyak pada usia neonatus (0 28 hari) dengan jumlah kematian neonatal 42 (77,78% dari jumlah kematian bayi). Adapun penyebab dari Kematian neonatal adalah BBLR (59,5%),Cacat Bawaan (21,4 %), Asfiksia (11,9%), Infeksi (2,4%), Jantung (2,4%),dan Hidrocevalus (2,4%).Untuk menurunkan angka kematian bayi ini telah dilakukan intervensi yang tepat, guna meningkatkan pemantauan dan penurunan kasus kematian tersebut. Diharapkan dengan lebih terpantaunya kasus kematian, maka dapat di ketahui permasalahan kesehatan ibu dan anak yang ada di masyarakat. 2. Angka Kematian Anak Balita Angka kematian balita disini dikhususkan untuk Anak Balita (AKABA) umur 1 5 tahun adalah Angka Kematian Anak Balita per kelahiran hidup. AKABA ini juga dapat memberikan gambaran status kelangsungan hidup di suatu wilayah. AKABA di Kabupaten Majene 5 tahun terakhir dapat kita lihat pada gambar berikut. 20 Gambar 9 Jumlah dan Angka Kematian Anak Balita Per Kelahiran hidup Di Kabupaten Majene Tahun , ,4 2,7 2,24 1, Jumlah Kematian Anak Balita AKABA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Tahun 2013 di Kabupaten Majene Angka Kematian anak balita sebesar 8 kasus kematian (2,24 per kelahiran hidup). Jika dibandingkan tahun 2012 angka kematian anak balita sebesar 4 kasus kematian (1,1 per kelahiran hidup) terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tapi meskipun meningkat 19 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

38 angka kematian anak balita di Kabupaten Majene masih berada dibawah batasan Capaian Indikator MDGs Angka Kematian Anak balita diharapkan berada dibawah 32 per 1000 kelahiran hidup. Kasus kematian anak balita terjadi di empat Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaaten Majene yaitu Puskesmas Banggae I 2 kematian (4,9 per 1000 kelahiran hidup), Puskesmas Banggae II 1 kematian (3,89 per 1000 kelahiran hidup), Puskesmas Pamboang 3 kematian (5,93 per 1000 kelahiran hidup) dan Puskesmas Tammerodo 2 kematian (8,97 per 1000 kelahiran hidup). Lebh jelasnya Jumlah dan angka kematian anak balita menurut Puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 10 Jumlah & angka Kematian Anak Balita Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun ,97 8 5, , , Jumlah Kematian Anak Balita AKABA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 3. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per kelahiran hidup. AKBa merepresentasikan risiko terjadinya kematian pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Angka Kematian Balita yang dilaporkan di Kabupaten Majene pada Tahun 2013 adalah 17,37 per kelahiran hidup atau 62 kasus kematian. Berdasarkan data kasus kematian Balita di Kabupaten Majene Tahun 2013 sebanyak 62 anak dari kelahiran hidup (laporan Puskesmas), sehingga diperoleh Angka Kematian Balita (AKBa) Kabupaten Majene sebesar 17,37 per 20 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

39 1.000 KH. Jika dibandingkan dengan tahun 2011 terjadi peningkatan.yakni 15,0 per KH. Jika dibandingkan dengan target MDGs yang menetapkan bahwa AKBa tahun 2015 sebesar 32 per KH, maka AKBa Kabupaten Majene telah dibawah target. Gambar 11 Jumlah dan Angka Kematian Balita Per Kelahiran hidup Di Kabupaten Majene Tahun ,10 24, ,10 15,00 17,37 Jumlah Kematian Balita AKBA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Jumlah dan angka kematian Balita terbanyak terjadi di Puskesmas Malunda sebesar 12 kasus kematian (29,27 per kelahiran hidup) dan Puskesmas Sendana I sebesar 11 kasus kematian (23,68 per kelahiran hidup). Untuk lebih jelasnya jumlah dan angka kematian balita menurut Puskesmas dapat dilihat pada gambar di bawah. Gambar 12 Jumlah & angka Kematian Balita Per 1000 Kelahiran Hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun ,71 12,63 11,67 10,18 11,86 22,68 28,30 22,42 29,27 17, ,49 Jumlah Kematian Balita AKBA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 21 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

40 Berbagai faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB & AKBA, di antaranya pemerataan pelayanan kesehatan berikut fasilitasnya. Hal itu disebabkan AKB & AKBA sangat sensitive terhadap perbaikan pelayanan kesehatan. Selain itu, perbaikan kondisi ekonomi yang tercermin dengan pendapatan masyarakat yang meningkat juga dapat berkontribusi melalui perbaikan gizi yang berdampak positif pada daya tahan bayi terhadap infeksi penyakit. 4. Angka Kematian Ibu Kematian maternal adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamlan yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau penanganannya, tetapi bukan karena sebab sebab lain seperti kecelakaan dan terjatuh dengan acuan pertimbangan adalah jumlah kematian maternal per kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan, eklampsia atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, infeksi, dan abortus yang tidak aman. Selain itu ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu yaitu tiga terlambat dan empat terlalu. Tiga terlambat adalah keterlambatan keluarga mengambil keputusan kontak dengan tenaga kesehatan, keterlambatan memperoleh pelayanan kesehatan, serta terlambat merujuk. Sedangkan empat terlalu adalah terlalu muda/tua usia ibu untuk memutuskan untuk hamil, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak antara kehamilan/persalinan satu dengan berikutnya. Kematian Ibu juga menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan Gambar 13 Jumlah dan Angka Kematian Ibu Per Kelahiran hidup Di Kabupaten Majene Tahun ,6 181,8 249,6 252, Jumlah Kematian Ibu AKI Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 22 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

41 Berdasarkan Laporan Puskesmas angka kematian ibu di kabupaten Majene tiga tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 dimana angka kematian ibu di Kabupaten Majene berada pada angka 249,6/ kelahiran hidup atau 9 kasus kematian, sangat meningkat dari 181,8/ kelahiran hidup atau 6 kasus kematian pada tahun Sedangkan pada tahun 2013 angka kematian ibu di Kabupaten Majene sebesar 252,1/ kelahiran hidup atau 9 kasus kematian. Dari segi jumlah kematian ibu di Kabupaten Majene tahun 2013 tetap, tapi angka kematian meningkat sekitar 3%. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Majene pada tahun 2013 masih sangat tinggi. Target MDGs di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah 102/ kelahiran hidup. Untuk Kabupaten Majene masih berada di atas target MDGs. Untuk mencapai target MDGs Kabupaten Majene harus menurunkan kematian ibu dengan maksimal 3 kasus kematian dalam satu tahun. Sebanyak 8 kasus merupakan kematian ibu pada waktu persalinan sebanyak 5 kasus dan masa nifas 1 kasus. Untuk kematian ibu berdasarkan kelompok umur ada 8 kasus kematian pada umur 35 Tahun dan 1 kasus kematian pada umur 20 Tahun. Ini menunjukkan bahwa kejadian kematian Ibu terjadi pada usia resiko tinggi. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu pada Tahun 2013 adalah Perdarahan sebanyak 44,4 % (4 kasus), Infeksi sebesar 22,2 % (2 kasus), dan 22,2 % akibat Hipertensi dalam kehamilan (2 kasus), sedangkan sisanya 11,1 % ( 1 kasus) disebabkan karena penyebab tidak langsung yaitu asma. Gambar 14 Jumlah & Angka Kematian Ibu Per Kelahiran hidup Menurut Puskesmas Di Kabupaten Majene Tahun ,51 877, ,7 197,63 206, Jumlah Kematian Ibu AKI Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 23 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

42 Penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Majene terjadi pada beberapa wilayah kerja Puskesmas, dengan jumlah kasus terbanyak dilaporkan terjadi di wilayah kerja Puskesmas Malunda sebanyak 5 kasus kematian, Puskesmas Pamboang, Puskesmas Sendana I, Puskesmas Sendana II dan Puskesmas Malunda dengan masing masing 1 kasus. Berdasarkan Laporan Puskesmas Malunda penyebab kematian ibu yang ada di wilayah kerjanya pertama Perdarahan sebanyak 2 kasus, Infeksi sebanyak 2 kasus dan Hipertensi dalam kehamilan sebanyak 1 kasus. Pada Puskesmas Pamboang kematian ibu disebabkan perdarahan karena kurangnya kemampuan petugas dalam mendeteksi tanda tanda resiko pada ibu hamil. Pada Puskesmas Sendana I kematian ibu disebabkan perdarahan, pasien menolak untuk dirujuk dengan riwayat persalinan > 5, plasenta tidak bisa keluar pada akhirnya dirujuk tapi pasien meninggal dalam perjalanan ke RSUD Majene. Di Puskesmas Sendana II kematian ibu disebabkan hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan pada Puskesmas Ulumanda kematian ibu disebabkan karena adanya penyakit penyerta yaitu asma. Kasus kematian ibu di Kabupaten Majene tahun 2013 masih sangat tinggi dan mayoritas disebabkan karena persalinan yang tidak atau terlambat ditangani oleh petugas kesehatan dan kurangnya kemampuan petugas kesehatan dalam mendeteksi tanda tanda resiko pada ibu hamil. Petugas kesehatan di Kabupaten Majene harus meningkatkan kemampuan memotivasi masyarakat agar mereka menyadari pemeriksaan kehamilan difasilitas kesehatan sejak awal kehamilan sampai persalinan dan diharapkan petugas kesehatan juga meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi tanda tanda resiko pada ibu hamil serta cepat dan tanggap dalam memberikan penanganan terhadap pasien sehingga terwujud masyarakat sehat yang mandiri. Kematian ibu merupakan indikator penting untuk melihat derajat kesehatan di suatu wilayah. Kegunaan mengetahui kematian ibu adalah untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama pelayanan kehamilan dan membuat kehamilan yang aman bebas risiko tinggi (making pregnancy safer), peningkatan jumlah kehamilan yang dibantu oleh tenaga kesehatan, penyiapan sistem rujukan dalam penanganan komplikasi kehamilan, penyiapan keluarga dan suami siaga dalam menyongsong kelahiran, yang semuanya bertujuan untuk mengurangi Angka Kematian Ibu dan meningkatkan derajat reproduksi. Penanganan kasus kematian ibu dan bayi memang tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari jajaran kesehatan saja, karena banyak faktor yang berperan dalam terjadinya kematian ibu dan bayi seperti tingkat ekonomi dan pendidikan ibu yang masih rendah, sarana transportasi yang buruk dan lain sebagainya, yang mau tidak mau penanganannya harus melibatkan lintas sektor. Sebagai leading sector dalam upaya penurunan AKI dan AKB, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene 24 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

43 akan terus mengevaluasi upaya pelayanan kesehatan masyarakat yang telah dilakukannya selama ini, agar dapat dilakukan perbaikan untuk masa yang akan datang dan lebih mampu menjamin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Majene. 5. Angka Kematian Kasar Angka Kematian Kasar (AKK) atau dikenal pula dengan sebutan Crude Death Rate (CDR) adalah banyaknya kematian per 1000 penduduk dalam satu tahun di wilayah tertentu. Angka kematian kasar merupakan rasio kematian selama satu tahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, angka ini merupakan bentuk angka kematian yang paling kasar dibandingkan dengan angka kematian untuk seluruh penduduk tanpa membedakan karakteristik penduduk yang bersangkutan misalnya jenis kelamin. Angka Kematian Kasar adalah indikator sederhana yang tidak memperhitungkan pengaruh umur penduduk. Tetapi jika tidak ada indikator kematian yang lain angka ini berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari Angka kelahiran Kasar akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan penduduk alamiah Gambar 15 Jumlah dan Angka Kematian Kasar Kabupaten Majene Tahun , , , , Jumlah Kematian CDR Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Jumlah kematian di Kabupaten Majene pada 3 tahun terakhir mengalami peningkatan. pada tahun 2012 sebanyak 440 kasus kematian (2,91 per penduduk) menngkat dibanding tahun 2011 sebanyak 305 kasus kematian (2,01 per penduduk). Pada tahun 2013 jumlah kematian sebanyak 516 kasus kematian (3,35 per penduduk) meningkat dibanding tahun sebelumnya. 25 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

44 Gambar 16 Jumlah dan Angka Kematian Kasar Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun , , ,8 34 1, , ,07 5, ,71 3,18 10, , Jumlah Kematian CDR Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Berdasarkan grafik di atas angka kematian kasar tertinggi pada Puskesmas Salutambung (10,56 per penduduk) dan terendah pada Puskesmas Totoli (1,73 per penduduk). Adanya peningkatan kasus kematian di Kabupaten Majene menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan petugas dalam pelaporan kematian. B. ANGKA KESAKITAN Data penyebab kematian di masyarakat secara akurat belum dapat diperoleh, akan tetapi melalui pencatatan dan pelaporan rutin dari Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Majene melalui pelaporan LB2 dapat diperoleh gambaran pola penyebab kematian di Kabupaten Majene, meskipun belum seluruh Puskesmas menyampaikan laporannya secara akurat. Gambar Besar Penyebab Kematian Kabupaten Majene Tahun Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 26 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

45 Penyebab kematian di Kabupaten Majene masih didominasi oleh p tidak menular. gejala tersebut dapat menunjukkan bahwa penyakit degeneratif menjadi ancaman yang harus diwaspadai, terutama dalam melaksanakan program promotif tehadap perilaku hidup sehat agar masyarakat dapat mengurangi faktor resiko untuk penyakit degeneratif. Beberapa upaya telah dilakukan dalam pemantauan dan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular, diantaranya dengan melaksanakan skrining di pelayanan dasar dan peningkatan penyuluhan dan cakupan PHBS di masyarakat. 1. TB Paru Tahun 2013 di Kabupaten Majene ditemukan 287 kasus baru BTA (+) dengan rincian 165 penderita laki laki dan 122 penderita perempuan. Sedangkan jumlah seluruh kasus TB yaitu sebesar 300 kasus dengan rincian 170 penderita laki laki dan 130 penderita perempuan, 3 diantaranya merupakan kasus TB anak usia 0 14 tahun. Salah satu indikator yang digunakan dalam upaya pengendalian TB adalah Case Notificatio Rate (CNR) atau Angka Notifikasi Kasus, yaitu angka yang menunjukkan jumlah pasien TB (semua tipe) yang ditemukan dan tercatat diantara penduduk pada satu periode di suatu wilayah tertentu. CNR kasus baru BTA (+) per penduduk di Kabupaten Majene untuk tahun 2013 sebesar 186,52 dan untuk seluruh kasus TB (semua tipe) sebesar 194,97. Jumlah penderita TB Paru yang ditemukan tahun 2013 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 ditemukan sebanyak 342 kasus. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 7 dan pada gambar berikut ini. 400 Gambar 18 Jumlah Kasus Baru BTA (+) di wilayah Kabupaten Majene Tahun , , Jml kasus BTA (+) CNR per pddk Thn 2011 Thn 2012 Thn Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Meskipun terdapat penurunan penemuan kasus baru BTA (+) pada tahun 2013, tetapi masih terdapat banyak sekali kasus TB BTA (+) di daerah Kabupaten 27 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

46 Majene dan masih akan terus mengalami peningkatan. Oleh sebab itu dengan metode penemuan kasus secara aktif oleh petugas di lapangan diharapkan dapat memutuskan mata rantai penularan TB Paru khususnya pada usia anak anak. Untuk tahun 2013, kasus baru BTA (+) terbanyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Pamboang sebanyak 44 kasus, sedangkan kasus terendah ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Salutambung dengan 4 kasus. Sejak diaktifkannya penemuan kasus melalui pencatatan RSUD Kabupaten Majene sebagai kegiatan lintas sektor untuk menjaring kemungkinan adanya peningkatan kasus TB Paru, tahun 2013 ditemukan 48 kasus BTA (+) di RSUD Kabupaten Majene. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 7. Dalam mengukur keberhasilan program TB Paru digunakan juga indikator persentase sembuh (Cure Rate), persentase pengobatan lengkap (complete rate) dan angka keberhasilan pengobatan (success rate). Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 9 dan pada gambar berikut ini. Gambar 19 Jumlah Penderita BTA (+) diobati, Persentase Kesembuhan dan Success Rate Kabupaten Majene Tahun , ,4 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 84, ,33 89,9 89,37 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 BTA (+) diobati Success Rate % Kesembuhan Pada gambar nampak jelas terjadi penurunan jumlah kasus yang dikuti juga dengan penurunan keberhasilan pengobatan penderita TB Paru BTA (+). Hal tersebut antara lain disebabkan karena terdapat beberapa pasien yang berpindah pengobatan ke daerah lain, dimana petugas di daerah baru tersebut tidak melakukan follow up terhadap pasien. Sehingga tidak ada feedback tentang kondisi akhir pasien apakah dinyatakan telah sembuh atau masih dalam proses Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

47 pengobatan. Selain itu terdapat beberapa petugas dilapangan yang tidak melaksanakan follow up hasil akhir pengobatan dengan baik. Tercatat pula sebanyak 11 jumlah kasus kematian selama pengobatan penderita TB Paru dengan rincian 4 kasus kematian laki laki dan 7 kasus kematian. Sehingga didapatkan angka kematian selama pengobatan sebesar 7.15 per penduduk. 2. Pneumonia Penemuan dan penanganan kasus pneumonia pada balita di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 45,45%, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 sebesar 60,7%. Puskesmas Sendana I dengan kasus terbanyak yaitu 153 kasus (73,56%) dan Puskesmas Ulumanda dengan 1 kasus (1,89%). Telah diketahui bahwa masih adanya peningkatan kasus pneumonia pada balita banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak sehat, status gizi balita yang kurang baik dikarenakan makanan yang dikonsumsi kurang mengandung cukup gizi seimbang, serta daya tahan tubuh Balita yang menurun akibat status gizinya yang kurang atau bahkan buruk. Meskipun begitu, metode pencatatan dan pelaporan yang selama ini dianggap sebagai salah satu faktor inkonsistensi hasil cakupan juga telah dilakukan perbaikan. Selain itu dalam hal penegakan diagnosa agar tetap mengacu pada tata laksana yang telah ditetapkan program. Jumlah penenuan dan penanganan kasus pneumonia balita lebih detailnya dapat dilihat pada lampiran tabel HIV/AIDS dan IMS Perkembangan penyakit HIV AIDS terus menunjukkan peningkatan yang signifikan, meskipun berbagai upaya pencegahan dan penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentra sentra pembangunan ekonomi, meningkatnya penyimpangan perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan Narkotika dan obatobat terlarang lainnya melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV AIDS. Jumlah penderita HIV AIDS dapat digambarkan sebagai Fenomena Gunung Es yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya, tidak terkecuali di Propinsi Sulawesi Barat. Khusus di Kabupaten Majene adanya kasus dan jumlah penderita HIV AIDS yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti, berdasarkan laporan Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Majene pada tahun 2013 telah ditemukan penderita HIV sebanyak 4 kasus (1 kasus laki laki dan 3 kasus perempuan), dan penderita AIDS sebanyak 3 kasus (1 kasus laki laki dan 3 kasus perempuan) dan meninggal. Sedangkan untuk kasus syphilis tidak ditemukan kasus. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa terdapat sebagian kelompok yang rentan bahkan telah 29 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

48 tertular virus HIV tersebut. Berikut gambaran distribusi penderita HIV, AIDS, Syphilis dan Jumlah Kematian AIDSberdasarkan kelompok umur pada tahun Gambar 20 Disteribusi Penderita HIV, AIDS, Syphilis dan Jumlah Kematian AIDS Kabupaten Majene Tahun thn thn thn HIV Syphilis AIDS Jml Kematian AIDS Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Skrining terhadap donor darah di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak 1000 sampel. Berdasarkan Laporan dari Unit Transfusi Darah RSUD Kabupaten Majene, dari total 1000 sampel darah yang diskrining tidak satupun yang ditemukan positif virus HIV, lebih jelas dapat dilihat pada lampiran tabel 12 dan pada gambar berikut. Gambar 21 Jumlah Donor Darah Diskrining terhadap HIV di UTD RSUD Kabupaten Majene Tahun Jml Donor Jml Diskrining (+) HIV 0 0 Laki laki Perempuan Sumber: UTD RSUD Kab. Majene 30 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

49 4. Diare Tidak berbeda jauh dengan permasalahan yang ditemukan pada kasus pneumonia balita, penemuan kasus diare di Kabupaten Majene pun cenderung selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahunnya dan selalu berada di atas angka 100%. Petugas program terkait telah melakukan upaya upaya perbaikan dari tahun ke tahunnya agar masalah masalah yang ada tidak terulang lagi pada tahun tahun berikutnya. Untuk tahun 2013, kasus diare yang terlaporkan sebesar kasus (238,98%), menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar kasus (159,8%). Meski kasus diare yang terlaporkan mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya tetapi angka tersebut tetap masih terbilang tinggi dari perhitungan jumlah perkiraan kasus. Berdasarkan angka kesakitan diare (214) jumlah perkiraan kasus untuk tahun 2013 sebanyak kasus, sedangkan jumlah kasus yang ditemukan dan diobati sebanyak kasus dan secara otomatis persentase capaian yang diperoleh akan melebihi angka 200%. 5. Kusta Menurut WHO, Kusta termasuk penyakit primitif yang seharusnya sudah tidak ditemukan lagi pada masyarakat di negara negara maju dan berkembang seperti Indonesia. Namun kenyataannya, masih saja banyak ditemukan penderita kusta tidak terkecuali pada anak anak. Kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak, dan mata. Penemuan kasus baru penderita kusta di Kabupaten Majene pada tahun 2013 sebanyak 44 kasus dengan rincian kusta tipe PB 12 kasus dan kusta tipe MB 32 kasus, dimana NCDR/New Case Detection Rate sebesar 28,6 per penduduk. Dari total 44 kasus kusta terdapat 6 kasus penderita kusta anak usia 0 14 tahun atau sekitar 13,64%. Hal ini menunjukkan upaya penemuan kasus kusta secara dini berjalan dengan sangat baik, dalam rangka memutus rantai penularan penyakit kusta. Untuk kasus cacat tingkat 2 akibat kusta hingga tahun 2013 belum terlaporkan adanya kasus, sehingga angka cacat tingkat 2 per penduduk nihil. Berikut gambaran perkembangan jumlah penderita kusta baru selama tiga tahun terakhir. 31 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

50 Gambar 22 Jumlah Kasus Baru, NCDR dan Prevalensi Kusta Kabupaten Majene Tahun , ,1 50,96 3,2 4 2,4 Thn 2013 Thn 2012 Thn Kasus Baru Kusta N C D R Prevalensi Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Adapun hasil pengobatan penyakit kusta tipe MB yang dievaluasi adalah penemuan tahun 2011, dari 34 penderita dinyatakan sembuh (RFT) sebanyak 28 orang atau sekitar 82,35%. Sedangkan hasil pengobatan kusta tipe PB yang dievaluasi adalah penemuan tahun 2012, dari 29 penderita diobati dinyatakan sembuh (RFT) sebanyak 25 orang atau mencapai 86,21%. Informasi yang terkait penyakit kusta secara lengkap dapat dilihat pada lampiran tabel 14, 15, 16, dan tabel Kasus PD3I PD3I adalah penyakit penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi meliputi Polio, Campak, Difteri, Pertusis dan Tetanus Neonatorum. Saat ini Indonesia menjalankan program global dalam upaya menekan angka ksakitan dan kematian akibat kasus PD3I yang dikenal dengan istilah Eradikasi Polio untuk Kasus Polio, Reduksi Campak untuk Kasus Campak dan Eliminasi Tetanus Neonatorum untuk Kasus TN (Tetanus Neonatorum). a. Polio dan Kasus AFP Kasus AFP adalah semua anak yang berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flaccid (layuh), terjadi secara akut (mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa/kecelakaan. Yang dimaksud dengan kelumpuhan flaccid adalah kelumpuhan yang bersifat lunglai, lemas atau layuh bukan kaku dan terjadi penurunan tonus otot. Sedangkan yang dimaksud dengan kelumpuhan secara akut adalah perkembangan kelumpuhan yang berlangsung 32 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

51 cepat (rapid progressive) antara 1 14 hari sejak terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan maksimal. Untuk tahun 2013 ditemukan 2 kasus AFP masing masing 1 kasus di wilayah kerja Puskesmas Banggae I dan 1 kasus Luar wilayah dari Kecamatan Tinambung Kabupaten Polman, lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran tabel 18. Dengan adanya 2 kasus AFP tersebut menunjukkan AFP Rate Non Polio di Kabupaten Majene tahun 2013 yaitu sebesar 3,52 per penduduk usia dibawah 15 tahun sebesar jiwa. Berikut gambaran perkembangan penemuan kasus AFP di Kabupaten Majene selama tiga tahun terakhir. 5 4 Gambar 23 Distribusi Penemuan Kasus AFP Non Polio di Kabupaten Majene Tahun ,6 7, ,5 2 1, Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Jml Kasus AFP Rate b. Campak, Difteri dan Tetanus Neonatorum Untuk kasus Campak, Difteri dan Tetanus Neonatorum pada tahun 2013 tidak terdapat laporan adanya penemuan penderita terhadap kasus tersebut. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 19 dan tabel 20. c. Pertusis Pertusis yang dikenal juga dengan sebutan Batuk Rejan atau batuk 100 hari adalah batuk yang disebabkan oleh infeksi bakteri pada saluran pernafasan. Penyakit ini menyebabkan suara pernafasan yang melengking mengganggu, selain itu pertusis sangat menular terutama pada anak di bawah usia 4 tahun. Selama periode tahun 2013 tidak ditemukan kasus pertusis di Kabupaten Majene, dimana pada tahun sebelumnya tahun 2012 hanya ditemukan 1 kasus yang berada di wilayah kerja Puskesmas Banggae II dan tahun 2011 sebanyak Demam Berdarah Dengue/DBD Sejak terjadinya peningkatan kasus pada akhir tahun 2012 jumlah penderita DBD terus menerus bertambah hingga awal tahun Tercatat sebanyak Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

52 kasus DBD dengan kasus terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Lembang (20 kasus) dan Puskesmas Sendana II (18 kasus), serta kasus terendah di wilayah kerja Puskesmas Salutambung dengan 1 kasus. Terdapat pula 2 puskesmas yaitu Puskesmas Ulumanda dan Puskesmas Malunda yang tidak melaporkan adanya kasus DBD di wilayah mereka. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 24 Distribusi Penderita DBD (+) berdasarkan Puskesmas di Kabupaten Majene Tahun B.I TOT B.II LEM PAM SE.I SE.II TAM MAL ULM SAL Jml Kasus (+) Jml Kematian Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari gambar di atas menunjukkan kasus terbanyak yang berada di wilayah Puskesmas Lembang dan Puskesmas Sendana II dan terdapat 1 kasus kematian sehingga nilai CFR sebesar 1,16%. Penemuan kasus yang meningkat ini tidak terfokus pada satu wilayah melainkan menyebar ke semua wilayah kerja Puskesmas meskipun terdapat 2 puskesmas yang nihil laporan DBD. Peningkatan kasus ini juga telah ditetapkan tidak termasuk dalam kategori Wabah/KLB. Sejak tahun 2012, program penanggulangan penyakit DBD mengaplikasikan pendeteksian dini kasus DBD dengan cara menggunakan RDT atau Rapid Diagnostic Test DBD. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi kasus DBD sedini mungkin sehingga mampu memutus rantai penularan secara langsung dan mencegah terjadinya shock untuk menghindari kematian pada penderita. Hal ini terbukti sangat efektif dengan banyaknya kasus yang ditemukan lebih dini dan segera mendapatkan penanganan dari petugas terkait di wilayah kerja masingmasing Puskesmas. Berikut gambaran kejadian DBD di Kabupaten Majene selama lima tahun terakhir. 34 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

53 Gambar 25 Distribusi Kasus DBD dan Insidens Rate per Penduduk Kabupaten Majene Tahun , ,1 12,1 86 3,3 0, Thn 2009 Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn Jml Kasus DBD (+) IR Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 8. Malaria Penyakit malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang tiba tiba muncul kembali, dan malaria merupakan penyakit menular yang ditularkan melalui nyamuk Anopheles. Sesuai tujuan global MDG s goal 6 : Tahun 2015 kasus malaria menurun 50 %. Program penanggulangan malaria harus lebih selektif. Dilihat dari iklim dan letak geografis wilayah endemis malaria di Kabupaten Majene yang berpotensi sebagai daerah penyebaran penyakit malaria, terutama daerah pegunungan dan pesisir pantai, sehingga penyakit malaria ini lebih banyak sering terjadi di daerah pedesaan dan jarang terjadi di perkotaan. Sejak terjadinya KLB Malaria di wilayah kerja Puskesmas Tammerodo dan Ulumanda pada tahun 2012 kasus malaria cenderung mengalami penurunan tetapi masih terbilang banyak. Tahun 2013 ditemukan sebanyak 111 kasus positif malaria yang tersebar di 11 wilayah kerja Puskesmas se kabupaten Majene. Gambaran jumlah kasus malaria positif beberapa tahun terakhir di Kabupaten Majene dapat dilihat pada gambar berikut: 35 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

54 200 Gambar 26 Distribusi Kasus Malaria Positif Kabupaten Majene Tahun Thn 2010 Thn 2011 Thn 2012 Thn 2013 Jml Kasus Malaria (+) Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar 27 Distribusi Kasus Malaria Positif Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Majene Tahun PKM B.I 0 PKM TOT 12 PKM B.II PKM LEM PKM PAM PKM SE.I PKM SE.II 7 PKM TAM PKM MAL 8 PKM ULM PKM SAL 7 RSUD Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Untuk Tahun 2013 kasus malaria positif terbanyak di wilayah Puskesmas Malunda dan Puskesmas Salutambung. Terdapat pula 7 kasus positif yang ditemukan dirawat di RSUD Majene. Berdasarkan kajian epidemiologi kasuskasus malaria yang ditemukan seluruhnya merupakan kasus impor, dimana penderita adalah pendatang dari daerah lain khususnya kabupaten kabupaten yang dekat dengan kabupaten Majene seperti Mamuju dan Mamuju Utara. Dan tidak selamanya menetap di Kabupaten Majene meskipun mereka adalah penduduk asli. Adapun jumlah kasus klinis malaria yang diperiksa sediaan darah (mikroskop + RDT) pada tahun 2013 sebanyak dengan jumlah kasus positif sebanyak 111 penderita terdiri dari 100 laki laki dan 11 perempuan. Dengan API sebesar 36 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

55 0,72 maka tahun 2013 Kabupaten Majene termasuk daerah hijau dan sedang dipersiapkan untuk program eliminasi malaria tahun Tahun 2013 tidak ditemukan kasus kematian akibat malaria sehingga CFR Malaria tahun 2013 sebesar 0%. Berbeda dengan tahun 2012 dimana terdapat 1 kasus kematian akibat malaria di wilayah kerja Puskesmas Sendana II. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel Chikungunya Chikungunya adalah penyakit yang juga disebabkan oleh infeksi virus Chik yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penyakit ini kerap dijumpai terutama di daerah tropis/subtropis dan sering menimbulkan epidemi.chikungunya adalah penyakit infeksi akut yang ditandai dengan gejala utama demam, ruam/bercak bercak kemerahan di kulit dan nyeri persendian. Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya penyakit ini antara lain rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan, dan semakin meningkatnya arus mobilisasi penduduk. Jika pada tahun 2012 di Kabupaten Majene terlaporkan jumlah penderita demam Chikungunya sebanyak 191 orang yang terdiri dari 100 orang laki laki dan 91 orang perempuan, untuk tahun 2013 tidak ada laporan tentang jumlah penderita demam Chikungunya di wilayah Kabupaten Majene. 10. Filariasis Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening) dan menular melalui gigitan segala jenis nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga biasanya menyebabkan pembengkakan pada lengan dan organ genital. Berdasarkan laporan Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Majene hingga akhir tahun 2013 belum ditemukan adanya kasus filariasis pada masyarakat. Tetapi program tetap aktif melakukan sosialisasi dan bimbingan kepada petugas kesehatan dan juga masyarakat agar dapat menjaring adanya kemungkinan penderita Filariasis di daerah masing masing. 11. Penyakit Tidak Menular Selain penyakit menular saat ini penyakit tidak menular merupakan penyakit yang sangat meresahkan bagi masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang meman rentan terpapar. Penyakit tidak menular saat ini merupakan penyebab kematian tertinggi diantaranya seperti jantung, stroke, hypertensi, kanker, 37 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

56 diabetes melitus dan penyakit tidak menular lainnya yang jika tidak ditangani sedini mungkin dapat menyebabkan peningkatan jumlah kematian signifikan. Pada Juknis Penyusunan Profil tahun 2013 terdapat beberapa penambahan indikator termasuk diantaranya tentang pelayanan pengukuran tekanan darah, pemeriksaan obesitas, pemeriksaan IVA+, dan pemeriksaan CBE. Hal ini bertujuan untuk memantau faktor faktor risiko yang sangat mempengaruhi penyakitpenyakit tidak menular. Untuk pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan obesitas penduduk yang menjadi sasaran adalah penduduk dengan kelompok umur di atas 15 tahun yaitu jiwa. Berdasarkan laporan jumlah total penduduk yang diperiksa tekanan darahnya selama tahun 2013 sebanyak orang (2,33%) dengan rincian 998 laki laki (2,17%) dan perempuan (2,47%). Sedangkan untuk pemeriksaan obesitas diperiksa sebanyak orang dengan rincian 766 laki laki dan perempuan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 24 dan tabel 25. Khusus untuk pemeriksaan IVA dan pemeriksaan CBE, jumlah penduduk yang menjadi sasaran pada tahun 2013 adalah kelompok perempuan di rentang usia tahun sebanyak orang. Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) adalah pemeriksaan dengan cara mengamati dengan menggunakan spekulum, melihat leher Rahim yang telah dipulas dengan asam asetat atau asam cuka (3 5%). Pada lesi prakanker akan menampilkan warna bercak putih yang disebut acetowhite epithelium. Deteksi dini yang dimaksud dapat di Puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Tahun 2013 tidak terdapat pemeriksaan IVA di Puskesmas. Sedangkan pemeriksaan CBE (Clinical Breast Examination) adalah pemeriksaan payudara secara manual oleh tenaga kesehatan terlatih. Deteksi dini yang dimaksud dapat dilakukan di Puskesmas dan jaringannya, di dalam maupun di luar gedung. Tahun 2013 pemeriksaan CBE hanya ada di Puskesmas Banggae I (4 orang) dan Puskesmas Lembang (1 orang) serta pemeriksaan di RSUD Majene (4 orang). Total yang diperiksa CBE adalah sebanyak 9 orang atau sekitar 0,05%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 26. Situasi penyakit tidak menular di Indonesia saat ini begitu memprihatinkan, dimana penyebab kejadian kematian terbesar disebabkan oleh penyakit tidak menular. Di Kabupaten Majene untuk tahun 2013 kasus kasus penyakit tidak menular seperti Hipertensi, Jantung, Diabetes Mellitus, Asma dan penyakit lainnya cenderung terus meningkat. Berikut gambaran jumlah penderita penyakit tidak menular di Kabupaten Majene selama tahun Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

57 Gambar 28 Distribusi Jumlah Kasus Baru Penyakit Tidak Menular Kabupaten Majene Tahun Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Hypertensi merupakan kasus penyakit tidak menular terbanyak yang ada di Kabupaten Majene sebanyak kasus, lebih sedikit dibandingkan kasus pada tahun 2012 sebanyak kasus. Disamping Hypertensi, kasus DM dan ASMA juga sangat tinggi yaitu asma 888 kasus dan DM 554 kasus. Selain itu, berdasarkan laporan terdapat pula jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular dengan total kematian sebanyak 122 kematian, kematian tertinggi diakibatkan hipertensi sebanyak 30 kematian dan jumlah kematian terendah diakibatkan Ca. Cerviks dan Gagal Ginjal masingmasing 2 kasus kematian. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 29 Jumlah Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular Kabupaten Majene Tahun Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 39 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

58 12. Rabies Rabies adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing, kera, monyet dan hewan peliharan lainnya yang didalam tubuhnya mengandung virus rabies. Selain menular lewat gigitan hewan penular rabies (HPR), virus ini juga ditularkan oleh hewan menyusui lainnya seperti sapi, kerbau, kambing atau kuda yang telah digigit dan tertular oleh HPR. Tahun 2013 di Kabupaten Majene dilaporkan kasus gigitan HPR sebanyak 39 kasus dan 27 kasus gigitan berisiko rabies. Tidak semua kasus gigitan HPR yang ada langsung diberi VAR (Vaksin Anti Rabies), dikarenakan program P2 Rabies Dinas Kesehatan Kabupaten Majene sangat menyeleksi dan mempertimbangkan mana kasus gigitan yang harus segera di VAR dan mana yang tidak perlu. Tahun 2013 hanya terdapat 13 kasus gigitan yang diberi VAR/SAR dari total gigitan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 30 Distribusi Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun B.I TOT B.II LEM PAM SE.I SE.II TAM MAL ULM KAB 39 Jml Gigitan Gigitan Berisiko di VAR di VAR Gigitan Berisiko Jml Gigitan Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari Gambar nampak bahwa daerah terbanyak kasus gigitan HPR tahun 2013 yaitu di wilayah kerja Puskesmas Pamboang sebanyak 11 kasus dan terdapat 2 Puskesmas yang tidak memiliki laporan kasus gigitan HPR yaitu Puskesmas Sendana I dan Puskesmas Tammerodo. Tidak semua gigitan HPR diberi VAR/SAR. Selain yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa alasan sehingga penderita gigitan HPR tidak diberi VAR antara lain dengan melihat tingkat keparahan luka gigitan jika hanya berupa luka lecet biasa maka tidak diberi VAR/SAR melainkan hanya dicuci luka gigitannya saja. 40 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

59 C. STATUS GIZI MASYARAKAT Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas. Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan seorang anak merupakan masa kritis karena mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu terjadinya gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan gizi di masa selanjutnya terpenuhi. Status gizi dapat diukur melalui beberapa indikator antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan status gizi balita. 1. BBLR Berat Badan Lahir Rendah (< gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR Premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR Intrauterine Growth Retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Kasus BBLR dengan IUGR umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk atau menderita sakit yang memperberat kehamilan. Di Kabupaten Majene Tahun 2013 dari bayi lahir hidup terdapat 286 bayi BBLR atau cakupan bayi BBLR tahun 2013 sebesar 9,2%. Jumlah kelahiran hidup dan bayi BBLR di kabupaten Majene selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan. Jumlah kelahiran hidup dan bayi BBLR di Kabupaten Majene mulai tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat pada grafik berikut. Gambar 31 Jumlah Kelahiran Hidup dan Bayi BBLR Kabupaten Majene Tahun % BBLR Jumlah BBLR Lahir Hidup Lahir Hidup Jumlah BBLR 3,9 4,7 4,9 6,1 9,2 % BBLR Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 41 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

60 Cakupan bayi BBLR tertinggi pada tahun 2013 pada Puskesmas Totoli sebesar 10,82 atau dari 475 bayi lahir hidup terdapat 49 bayi BBLR dan cakupan bayi BBLR terendah pada Puskesmas Ulumanda sebesar 0,88 atau dari 114 bayi lahir hidup terdapat 1 bayi BBLR.Jumlah kelahiran hidup dan bayi BBLR menurut Puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 32 Jumlah Kelahiran Hidup dan Bayi BBLR Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 500,00 400,00 300,00 200,00 100,00 0, Lahir Hidup Jumlah BBLR 9,58 10,32 8,17 7,89 9,09 6,19 6,60 8,97 6,59 0,88 9,20 % BBLR % BBLR Jumlah BBLR Lahir Hidup Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Adanya peningkatan cakupan BBLR di Kabupaten Majene Tahun 2013 dipengaruhi oleh belum semua tenaga bidan telah mengikuti pelatihan ANC (Ante Natal Care) Standar sehingga dalam melakukan pemeriksaan ANC kadang tidak mengikuti standar yang telah ditetapkan, belum adanya intervensi Penanggulangan Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) sehingga potensi Bumil melahirkan bayi BBLR sangat besar,status gizi ibu hamil atau adanya penyakit pada ibu yang memperberat kehamilannya serta kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dan perawatan kesehatan selama masa hamil. Untuk menekan angka BBLR diperlukan penanganan terpadu lintas program dan lintas sektor karena timbulnya masalah penyakit dan status gizi berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. 2. Gizi Kurang Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U). 42 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

61 Tahun 2013 di kabupaten Majene dari balita yang ditimbang terdapat 283 balita gizi kurang atau persentase balita gizi kurang sebesar 2,38%. Jumlah balita gizi kurang sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2012 terdapat 969 balita gizi kurang atau sekitar 8,9% dan telah melampaui target nasional untuk persentase gizi kurang 15% di tahun Puskesmas dengan persentase gizi kurang tertinggi yaitu pada Puskesmas Ulumanda 6,23% dan Puskesmas dengan persentase gizi kurang terendah pada Puskesmas Lembang sebesar 0,86%.Kondisi ini seharusnya menjadi catatan tersendiri terutama bagi pemegang program baik di Puskesmas maupun ditingkat Kabupaten untuk melakukan upaya penanganan dan pencegahan, agar jumlah balita gizi kurang tidak bertambah, apalagi sampai jatuh ke tingkat gizi buruk dan perlu upaya pelaksanaan kegiatan yang mengedepankan upaya promotif dan preventif. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang diberikan baik PMT Penyuluhan atau PMT Pemulihan secara optimal terutama pada balita maskin dan perlu ditingkatkan, baik oleh petugas kesehatan puskesmas dan kader kesehatan melalui kegiatan posyandu secara rutin setiap bulan. Jumlah balita gizi kurang per puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 33 Jumlah Balita Gizi Kurang Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,23 4,62 4,09 4,03 2,51 2,08 1,63 1,89 1,20 0,86 0, ,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 Gizi Kurang % Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 3. Gizi Buruk Kasus Balita Gizi Buruk adalah Balita dengan status gizi berdasarkan indeks berat badan (BB) menurut panjang badan (BB/PB) atau berat badan (BB) menurut tinggi badan (BB/TB) dengan Z score < 3 SD (sangat kurus) dan/atau terdapat 43 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

62 tanda tanda klinis gizi buruk lainnya (marasmus, kwashiorkor, dan marasmuskwasiorkor). Kekurangan gizi terutama pada anak anak balita dapat menyebabkan meningkatnya risiko kematian, terganggunya pertumbuhan fisik dan perkembangan mental serta kecerdasan. Dalam beberapa hal dampak kekurangan gizi bersifat permanen yang tidak dapat diperbaiki walaupun pada usia berikutnya kebutuhan gizinya terpenuhi. Kekurangan gizi biasanya terjadi secara tersembunyi dan sering terluputkan dari penglihatan atau pengamatan biasa. Jumlah Balita Gizi buruk di Kabupaten Majene Tahun 2013 adalah 37 balita dari balita yang ada. Bila dibandingkan dengan jumlah kasus gizi buruk tahun 2012 sebesar 46 balita jumlahnya menurun. Jumlah Kasus Gizi Buruk di Kabupaten Majene Tahun 2010 sampai 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 100 Gambar 34 Jumlah Kasus Gizi Buruk Balita Kabupaten Majene Tahun Jumlah Gizi Buruk Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Kasus gizi buruk balita tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Banggae I sebanyak 10 kasus (3 laki laki, 7 Perempuan) dan Puskesmas Sendana I sebanyak 10 kasus (5 laki laki, 5 perempuan). Kasus gizi buruk terendah di wilayah kerja Puskesmas Banggae II sebanyak 1 Kasus (1 Laki laki) serta Puskesmas Sendana II dan Puskesmas Salutambung tidak ada kasus gizi buruk. Jumlah kasus Gizi Buruk Balita Perpuskesmas di kabupaten Majene Tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. 44 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

63 Gambar 35 Jumlah Kasus Gizi Buruk Balita per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Jumlah Gizi Buruk Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Penanggulangan kasus gizi buruk balita di kabupaten Majene pada tahun 2013 dilakukan penangan terhadap penderita gizi buruk dengan melibatkan lontas sektor, yang memerlukan perawatan dilakukan perawatan pada Puskesmas perawatan dan jika memerlukan penanganan khusus karena penyakit penyerta dirujuk ke RSUD Majene. 45 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

64 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Untuk tujuan pembangunan kesehatan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, berbagai upaya pelayanan kesehatan diberikan kepada masyarakat. Di Kabupaten Majene telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan seperti yang tergambar dalam uraian di bawah ini: A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Bayi a. Pelayanan Antenatal Pelayanan kesehatan antenatal merupakan suatu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seorang ibu selama masa kehamilan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional seperti dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat. Program antenatal tersebut menitik beratkan pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal tersebut dapat dilihat pada cakupan pelayanan kunjungan K1 dan K4. K1 merupakan akses ibu hamil melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan dalam mendapatkan pelayanan antenatal. Kunjungan K4 adalah ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan antenatal sesuai dengan standar dan paling sedikit empat kali yaitu satu kali pada trisemester pertama, satu kali pada trisemester kedua dan dua kali pada trisemester ketiga. Pelayanan antenatal sesuai standar meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan taboratorium rutin dan khusus, serta intervensi umum dan khusus (sesuai risiko yang ditemukan dalam pemeriksaan). Dalam penerapannya terdiri atas : (1)Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, (2) ukur tekanan darah, (3) nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas), (4) ukur tinggi fundus uteri, (5) tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ), (6) skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, (7) pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, (8) test laboratorium (rutin dan khusus), (9) tatalaksana kasus, temu wicara (konseling), (10) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan. 46 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

65 Cakupan Kunjungan K1 di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 107,52% menurun dari tahun 2012 sebesar 108,8%. Angka ini telah berada diatas target Kabupaten yaitu 99,9%. Sedangkan cakupan K4 di kabupaten Majene Tahun 2013 sebesar 86,44% menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 89,9%.Cakupan K4 tahun 2014 belum mencapai target Kabupaten sebesar 90% dan target SPM sebesar 95%. Adanya kesenjangan antara cakupan K1 dan K4 bisa diartikan karena masih banyak ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal tidak meneruskan hingga kunjungan ke 4 pada triwulan ke 3 sehingga kehamilannya lepas dari pemantauan petugas kesehatan sehingga kehamilannya lepas dari pemantauan petugas kesehatan. Kondisi tersebut bisa mengakibatkan kematian pada ibu melahirkan dan bayi yang dikandungnya. Hal ini terlihat pada peningkatan angka kematian ibu dan angka kematian bayi pada tahun Faktor lain yang menyebabkan adanya kesenjangan antara K1 dan K4 yaitu adanya kunjungan K1 yang bukan K1 murni yaitu masih adanya ibu hamil yang pertama kali memeriksakan kehamilannya setelah usia kehamilan diatas tiga bulan (trimester pertama) sehingga K4 nya tidak akan tercatat dan tingkat mobilisasi masyarakat dari satu daerah ke daerah lain cukup tinggi sehingga banyak ibu hamil yang sebelumnya melakukan pemeriksaan K1 di Kabupaten Majene tetapi melakukan pemeriksaan lanjutan dan persalinan di wilayah lain begitupun sebaliknya. Untuk meningkatkan cakupan kunjungan ibu hamil dan meminimalkan kesenjangan antara K1 dan K4 maka perlu dilakukan Kegiatan kegiatan yaitu meningkatkan penyuluhan ke masyarakat serta melakukan komunikasi dan edukasi yang intensif kepada ibu hamil dan keluarganya agar memeriksakan kehamilannya sesuai standar, meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan antenatal care standar,pendataan ibu hamil, Peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan, Penggunaan buku KIA pada setiap pemeriksaan kehamilan,koordinasi dengan sarana pelayanan kesehatan swasta (seperti dokter praktek, BPS dll) dalam hal pencatatn dan pelaporan, serta Koordinasi dengan pemerintah daerah agar dibuatkan suatu aturan yang mengatur kewajiban setiap keluarga untuk melakukan pemeriksaan terhadap seluruh keluarganya utamanya kesehatan ibu dan anak. Cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Majene Tahun 2009 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 47 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

66 ,1 Gambar 36 Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Majene Tahun ,9 108,8 107, ,4 80,4 84,9 89,9 86,44 K1 K Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Cakupan kunjungan K1 ibu hamil di puskesmas tahun 2013 sudah mencapai target Kunjungan K1 99,9% bahkan melampaui angka 100% kecuali pada Puskesmas Ulumanda dengan cakupan sebesar 96,12%, sangat menurun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya sebesar 113,5%. Adanya penurunan cakupan K1 di Puskesmas Ulumanda disebabkan faktor geografis dan kurangnya tenaga kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Ulumanda. Cakupan kunjungan ibu hamil K1 menurut puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 37 Cakupan K1 Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 120,00 100,00 80,00 108,80 102,94 100,00 102,75 108,19 103,98 116,83 107,66 120,57 96,12 124,00 60,00 40,00 20,00 0,00 K1 Target K1 99,9% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 48 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

67 Cakupan kunjungan K4 ibu hamil di puskesmas tahun 2013 tertinggi terdapat di Puskesmas Salutambung sebesar 100%.Cakupan kunjungan K4 ibu hamil terendah dan sangat jauh dari target K4 kabupaten tahun 2013 sebesar 90% yaitu Puskemas Malunda 65,31%, Puskesmas Totoli 72,12% dan Puskesmas Ulumanda 76,74%. Ini menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil di Puskesmas Malunda, Puskesmas totoli dan Puskesmas ulumanda yang tidak memeriksakan kehamilannya secara lengkap. Cakupan Kunjungan K1 di puskesmas malunda, Puskesmas Totoli dan Puskesmas Ulumanda sangat menurun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Rendahnya cakupan K4 di Puskesmas Malunda, Puskesma Totoli dan Puskesmas Ulumanda disebabkan tingkat mobilisasi penduduk diwilayah tersebut cukup tinggi banyak warga masyarakat yang bekerja diluar daerah dan faktor yang lain adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara lengkap, pencatatan yang kurang akurat dari petugas kesehatan yang ada/kurang koordinasi dengan sarana pelayanan swasta(seperti BPS dll) karena banyak ibu hamil yang lebih memilih memeriksaan kehamilannya kesarana pelayanan swasta dibanding kesarana pelayanan pemerintah ini juga menggambarkan kemampuan petugas yang ada belum maksimal. Penurunan cakupan K4 di Puskesmas Malunda diikuti dengan peningkatan kematian bayi, kematian ibu dan jumlah bayi bblr. Penurunan cakupan K4 di Puskesmas Totoli menyebabkan peningkatan bayi BBLR tertinggi dari semua Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Majene dan tingginya kematian bayi. Begitu pula dengan Puskesmas Ulumanda penurunan cakupan K4 diikuti dengan adanya kematian ibu, kematian bayi dan bayi BBLR. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 menurut puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 38 Cakupan K4 Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 92,10 72,12 95,13 97,94 92,59 89,64 89,11 89,27 65,31 76,74 100,00 K4 Target Kab 85% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 49 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

68 Diharapkan dengan kualitas ANC yang baik akan dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, dan mencegah kejadian komplikasi. b. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang profesional (dengan kompetensi kebidanan) dimulai dari lahirnya bayi, pemotongan tali pusat sampai keluarnya placenta. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Kabupaten Majene Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 cenderung naik turun. Cakupan persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan pada Tahun 2013 dilaporkan mencapai 94,63 % sudah diatas target SPM 90% tapi ada penurunan cakupan dibandingkan tahun sebelumnya. Berikut disajikan gambar peta dan grafik kecenderungan Cakupan Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Majene Tahun Gambar 39 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Kabupaten Majene Tahun ,53 87,5 85,6 97,3 94,63 Linakes Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Adanya penurunan cakupan pertolongan persalinan di Kabupaten Majene tahun 2013 disebabkan oleh masih ada ibu hamil yang melakukan persalinan di luar wilayah Kabupaten Majene sehingga tidak tercatat dan masih banyak masyarakat yang melakukan persalinan dengan pendampingan dukun baik di kota maupun di wilayah pedesaan. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada Puskesmas di Kabupaten Majene rata rata telah mencapai target SPM hanya Puskesmas Ulumanda 66,67% dan Puskesmas Totoli 81,14% yang tidak mencapai. Pada Puskesmas 50 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

69 Totoli meskipun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan masih dibawah target SPM tapi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sudah meningkat. Pada Puskesmas Ulumanda dengan cakupan terendah di Kabupaten Majene dan menurun sekitar 16,03% dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya disebabkan kurangnya tenaga kesehatan yang ada, banyaknya wilayah yang sulit dijangkau transportasi serta kepercayaan masyarakat terhadap dukun masih tinggi Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 disajikan dalam gambar berikut. 120,00 Gambar 40 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 60,00 30,00 94,80 81,14 97,25 91,85 101,23 100,84 111,40 90,36 94,49 66,67 118,31 0,00 % Linakes Target Linakes 90% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional) dan persalinan yang tidak dilakukan disarana pelayanan kesehatan. Di Kabupaten Majene cakupan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan tahun 2013 sebesar 94,11% dari jumlah persalinan. 51 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

70 Gambar 41 Cakupan Persalinan di Fasilitas Kesehatan Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 92,77 94,59 96,77 97,65 98,38 94,42 98,67 87,58 92,84 98,81 94,11 74,39 Persalinan di Faskes Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Pesan kunci MPS yaitu persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih (APN, Afi ksia dan sejenisnya), keadaan ini belum sepenuhnya dapat dilakukan di Kalimantan Tengah, karena itu dilakukan kemitraan antara bidan dan dukun di mana dukun tidak lagi melayani persalinan tetapi sebagai pendamping bidan dalam melayani persalinan, sehingga dengan kondisi tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Untuk perbaikan kualitas pelayanan, maka tenaga kesehatan yang saat ini mayoritas oleh bidan, perlu diantasipasi dengan menambah jumlah bidan atau memberikan pelatihan kepada tenaga kesehatan lainnya agar dapat memberikan pelayanan kesehatan terbaik khususnya di daerah pedesaan. c. Pelayanan Ibu Nifas Pelayanan kepada ibu nifas sesuai standar sedikitnya 3 kali, kunjungan nifas ke 1 pada 6 jam setelah persalinan s.d 3 hari; kunjungan nifas ke 2 hari ke 4 s/d hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan nifas ke 3 hari ke 29 s/d hari ke 42 setelah persalinan termasuk pemberian Vitamin A IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam) serta persiapan dan/atau pemasangan KB pasca persalinan. Dalam masa nifas, ibu diharuskan memperoleh pelayanan kesehatan yang meliputi pemeriksaan kondisi umum, pemeriksaan kondisi payudara dan puting, pemeriksaan dinding perut, perineum, kandung kemih dan rectum, secret yang keluar serta organ kandungan. Perawatan nifas yang tepat akan memperkecil resiko kelainan atau bahkan kematian pada ibu nifas. Cakupan kunjungan ibu nifas dilaporkan pada tahun 2013 sebesar 100,73 % menurun dibanding tahun 2012 (101,8%) tapi telah mencapai target SPM 52 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

71 sebesar 90%. Target kunjungan ibu nifas 95 %. Berikut disajikan gambar cakupan kunjungan ibu nifas tahun 2011 sd tahun Gambar 42 Cakupan Pelayanan Nifas Kabupaten Majene Tahun ,0 96,4 101,8 100, ,7 Pelayanan Nifas Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Cakupan pelayanan nifas di Puskesmas semuanya telah mencapai target SPM tahun 2015 dengan cakupan terttinggi pada Puskesmas Salutambung sebesar 116,90% dan cakupan terendah pada Puskesmas Banggae II sebesar 91,37%. Berikut disajikan gambar Cakupan pelayanan ibu nifas per puskesmas tahun Gambar 43 Cakupan Pelayanan Nifas per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 60,00 93,62 104,17 91,37 99,76 102,04 100,84 111,40 93,57 107,27 96,75 116,90 30,00 0,00 Pelayanan Nifas Target 90% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 53 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

72 d. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal 1) Penanganan Komplikasi Obstetri Dalam pelayanan antenatal khususnya oleh bidan di Puskesmas, sekitar 20% diantara ibu hamil yang ditemui, tergolong dalam kasus resiko tinggi yang memerlukan pelayanan kesehatan rujukan. Resiko tinggi atau komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Yang termasuk golongan ibu hamil resiko tinggi antara lain berat badan kurang, kurus, anemia, tinggi badan <145 cm, usia ibu hamil <20 tahun dan >35 tahun serta pernah melahirkan anak >4. Sedangkan yang termasuk dalam kasus komplikasi kebidanan antara lain Hb <8 g %, tekanan darah tinggi (sistole >140 mmhg, diastole >90 mmhg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis dan persalinan prematur. Untuk menemukan ibu hamil yang beresiko tinggi tersebut, dibedakan antara deteksi dini resiko tinggi oleh masyarakat dan deteksi dini resiko tinggi oleh tenaga kesehatan. Cakupan deteksi dini risti oleh masyarakat dapat digunakan untuk memantau kemampuan dan peran serta masyarakat, sedangkan cakupan deteksi dini risti oleh tenaga kesehatan dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA. Cakupan penanganan komplikasi obstetri di Kabupaten Majene Tahun 2013, dari sasaran ibu hamil perkiraan sasaran 745 ibu hamil resiko tinggi. Dari sasaran tersebut, jumlah ibu hamil resiko tinggi yang ditemukan tahun 2013 sebanyak 709 ibu hamil resti atau 95,19% dari target sasaran.pada tiga tahun terakhir cakupan penanganan komplikasi obstetri di Kabupaten Majene mengalami peningkatan dan telah mencapai target SPM tahun 2015 sebesar 80%. Cakupan penanganan komplikasi obstetri di kabupaten Majene lima tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. 54 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

73 100,0 80,0 60,0 40,0 Gambar 44 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri Kabupaten Majene Tahun ,0 100,0 64,1 81,6 95,2 Penanganan Komp. Obstetri 20,0 0, Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Kasus komplikasi kebidanan tertinggi di Kabupaten Majene terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sendana II, Puskesmas Salutambung dan Puskesmas Banggae II. Di Puskesmas Sendana II cakupan komplikasi obstetri sebesar 163,37% dimana terdapat 66 kasus yang melampaui perkiraan kasus 40 kasus. Di Puskesmas Salutambung cakupan komplikasi obstetri sebesar 160,0% dengan jumlah kasus 24 melampaui jumlah perkiraan yang hanya 15 kasus sedangkan di Puskesmas Banggae II cakupan komplikasi obstetri sebesar 114,23% dengan jumlah kasus 61 dibandingkan dengan perkiraan kasus sebesar 53 Sedangkan cakupan komplikasi obstetri terendah pada Puskesmas Tammerodo sebesar 40,23% dengan jumlah kasus 21 dari jumlah perkiraan 52 kasus. Rinciannya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 45 Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 150,00 120,00 90,00 60,00 30,00 0,00 109,48 90,15 114,23 97,25 95,52 78,69 163,37 40,23 88,52 69,77 160,00 Penanganan Komp. Obstetri Target 80% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 55 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

74 2) Penanganan Komplikasi Neonatal Komplikasi neonatal yaitu Neonatal dengan penyakit dan kelainan yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. Dalam pelayanan neonatus, sekitar 15% diantara neonatus yang dilayani petugas kesehatan di Puskesmas dan jaringannya tergolong dalam kasus risti/komplikasi yang memerlukan penanganan lebih lanjut. Pada tahun 2013 jumlah neonatal risti yang ditangani sebesar 378 kasus atau 74,4 % dari total perkiraan 508 neonatal, meningkat dari tahun 2012 jumlah neonatal risti yang ditangani sebesar 312 neonatal (57,7%) dari total perkiraan 541 neonatal komplikasi. Cakupan penanganan komplikasi neonatus tahun 2013 belum mencapai target SPM yaitu 80% dan dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 46 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Kabupaten Majene Tahun ,8 45,2 57,7 74, Pelayanan Komp.Neonatal Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Cakupan penanganan komplikasi neonatal di puskesmas pada tahun 2013 rata rata telah mencapai target SPM. Puskesmas yang belum mencapai target SPM yaitu Puskesmas Sendana I (78,69%), Puskesmas Ulumanda (69,77%) dan Puskesmas Tammerodo (40,23%) dengan capaian terendah. Rendahnya cakupan penanganan komplikasi neonatal di Puskesmas Tammerodo disebabkan karena kurangnya pemahaman petugas tentang defenisi operasioanal petugas tentang komplikasi neonatal sehingga diperlukan upaya upaya untuk meningkatkan pemahaman petugas kesehatan. Cakupan penanganan komplikasi neonatal menurut puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 56 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

75 Gambar 47 Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 150,00 120,00 90,00 60,00 30,00 0,00 109,48 90,15 114,23 97,25 95,52 78,69 163,37 40,23 88,52 69,77 160,00 Penanganan Komp. Obstetri Target 80% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene e. Kunjungan Neonatal Neonatus adalah bayi yang berusia kurang dari 1 bulan (0 28 hari). Pada masa tersebut bayi sangat rawan terkena resiko gangguan kesehatan, sehingga untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan kesehatan pada bayi perlu dilakukan kunjungan neonatus (KN).KN Lengkap yaitu Pelayanan kunjungan neonatal lengkap, minimal 3 kali yaitu 1 kali pada usia 6 48 jam, 1 kali pada 3 7 hari, dan 1 kali pada 8 28 hari. Pelayanan Kesehatan Neonatal dasar dilakukan secara komprehensif dengan melakukan pemeriksaan dan perawatan Bayi baru Lahir dan pemeriksaan menggunakan pendekatan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) untuk memastikan bayi dalam keadaan sehat, yang meliputi: 1) Pemeriksaan dan Perawatan Bayi Baru Lahir yaitu Perawatan Tali pusat,melaksanakan ASI Eksklusif, Memastikan bayi telah diberi Injeksi Vitamin K1, Memastikan bayi telah diberi Salep Mata Antibiotik, Pemberian Imunisasi Hepatitis B usia 0 7 hari; 2) Pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM yaitu Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare, berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI, Pemberian Imunisasi Hepatitis B usia 0 7 hari bila belum diberikan pada waktu perawatan bayi baru lahir, Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI eksklusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan Buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal kabupaten Majene tahun 2013 untuk KN 1 sebesar 105,05% dan untuk KN 3 kali (KN Lengkap) sebesar 103,4% di mana 57 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

76 cakupan KN Lengkap tahun 2013 meningkat jika dibandingkan cakupan tahun 2012 dan telah mencapat target KN lengkap yaitu 90%. Cakupan kunjungan neonatal (KN lengkap)di Kabupaten Majene Tahun 2009 sd 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 48 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Kabupaten Majene Tahun ,4 98,5 98,2 96, KN Lengkap Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Cakupan tertinggi untuk KN Lengkap adalah Puskesmas Salutambung (119,12%) sedangkan cakupan terendah adalah Puskesmas Tammerodo (88,19%). Secara umum cakupan kunjungan neonatal lengkap di Puskesmas telah mencapat target.cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 49 Cakupan Kunjungan Neonatal (KN Lengkap) Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 97,27 107,83 105,35 97,48 108,15 105,48 111,41 88,19 106,84 94,02 119,12 KN Lengkap Target 90% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 58 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

77 Resiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupannya sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan tersebut selama 24 jam setelah kelahirannya. Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus terhadap pelayanan kesehatan dasar dan untuk mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus. Untuk meningkatkan cakupan KN lengkap dibutuhkan peran aktif tenaga kesehatan untuk melaksanakan kunjungan neonatus ke rumah warga masyarakat yang mempunyai bayi. f. Pelayanan Kesehatan Bayi Perkembangan pertumbuhan bayi setiap saat harus dipantau, dalam pelaksanaan pemantauan kesehatan bayi tersebut dilakukan di pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan ibu ibu yang mempunyai bayi dapat membawa bayinya ke pusat pelayanan tersebut untuk memonitoring perkembangan dan pertumbuhan bayi tersebut. Pelayanan keshatan bayi adalah Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29 hari 2 bulan, 1 kali pada umur 3 5 bulan, 1 kali pada umur 6 8 bulan, dan 1 kali pada umur 9 11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1 3, Polio 1 4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A IU pada bayi umur 6 11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Data yang dimiliki di Kabupaten Majene menyebutkan pada tahun 2013 terdapat sasaran bayi. Dari jumlah tersebut, yang melakukan kunjungan sebanyak bayi atau 107,6 % sudah melampaui target standar pelayanan minimal yaitu 90%. Cakupan kunjungan bayi selama lima tahun terakhir di Kabupaten Majene dsajikan pada gambar berikut. Gambar 50 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Kabupaten Majene Tahun ,5 101,8 107,6 58, Pelayanan Kesehatan Bayi Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 59 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

78 Dari gambar di atas tampak bahwa pencapaian kunjungan bayi selama tiga tahun terakhir menunjukkan kecenderungan meningkat secara signifikan. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Puskesmas Tahun 2013 telah mencapai target SPM kecuali Puskesmas Ulumanda dengan pencapaian sebesar 64,10. Rendahnya cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas Uumanda dipengaruhi oleh faktor wilayah kerja yang sulit dijangkau dan kurangnya tenaga kesehatan yang ada. Cakupan pelayanan kesehatan bayi per puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 disajikan pada gambar berikut. Gambar 51 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 120,00 98,51 100,46 94,24 104,28 115,02 118,42 126,09 105,49 116,32 133,82 80,00 64,10 40,00 0,00 Pel. Kesehatan Bayi Target 90% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Untuk meningkatkan kunjungan bayi diperlukan peran serta masyarakat dan kader sehingga bagi ibu ibu yang memiliki bayi secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan ke sarana kesehatan baik sarana kesehatan pemerintah maupun swasta. Untuk meningkatkan peran serta masyarakat diperlukan kerjasama lintas sektoral seperti BPM Des, PKK dan lintas sektor terkait. Selain itu untuk meningkatkan kunjungan bayi perlu mengaktifkan kembali pokjanal posyandu, desa siaga, penyuluhan serta inovasi kegiatan di posyandu. 2. Pelayanan KB Dalam Undang Undang RI Nomor 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, disebutkan bahwa 60 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

79 Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita untuk melahirkan cukup tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita antara tahun, oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangka kelahiran, wanita usia subur dan pasangannya (PUS) diprioritaskan untuk ikut program KB. Pelayanan KB berkualitas adalah pelayanan KB sesuai standar dengan menghormati hak individu dalam merencanakan kehamilan sehingga diharapkan dapat berkontribusi dalam menurunkan angka kematian Ibu dan menurunkan tingkat fertilitas (kesuburan) bagi pasangan yang telah cukup memiliki anak (2 anak cukup) serta meningkatkan fertilitas bagi pasangan yang ingin mempunyai anak. Ada dua indikator yang digunakan untuk melihat pelayanan KB dimasyarakat yaitu capaian peserta KB Baru dan peserta KB Aktif a. Peserta KB Baru Peserta KB Baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan laporan puskesmas pada tahun 2013 sebesar sedangkan yang menjadi peserta KB baru sebesar orang (19,9 %) terjadi peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Adapun jenis kontrasepsi yang terbanyak digunakan oleh peserta KB baru yaitu suntik sebanyak 2662 orang atau 51,43 dan kontrasepsi yang paling sedikit digunakan yaitu MOP hanya 1 orang atau 0,02%.Cakupan peserta KB Baru di Kabupaten Majene Tahun 2009 sd 2013 serta proporsi peserta KB Baru menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 52 Cakupan Peserta KB Baru Kabupaten Majene Tahun ,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 21,9 20,7 19,9 3,7 1, KB Baru 61 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

80 Gambar 53 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Majene Tahun ,08 0,02 0,52 0,00 0,00 2,09 IUD 37,31 7,55 51,43 MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAINNYA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Puskesmas dengan cakupan peserta KB baru tertinggi pada puskesmas Salutambung sebesar 178 orang atau 33,52% dari 531 PUS dan Puskesmas dengan cakupan peserta KB baru terendah pada Puskesmas Totoli sebesar 266 orang atau 7,94% dari sasaran PUS.Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 54 Cakupan Peserta KB Baru Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 30,00 25,00 20,00 15,00 10,00 5,00 0,00 23,52 7,94 17,48 15,99 33,27 9,55 31,00 32,58 14,08 24,44 33,52 KB Baru Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 62 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

81 b. Peserta KB Aktif Peserta Aktif KB adalah Pasangan usia subur yang sedang menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi. Dari Pasangan Usia Subur di kabupaten Majene tahun 2013 dilaporkan Peserta KB Aktif dilaporkan sebanyak 48,3 % PUS, dengan metode kontrasepsi terbanyak dilaporkan menggunakan metode Suntik sebanyak 6926 atau 55,06 % atau dan tidak ada yang metode kontrasepsi MOP. Cakupan peserta KB Aktif di Kabupaten Majene Tahun 2009 sd 2013 serta proporsi peserta KB Aktif menurut jenis kontrasepsi di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 55 Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Majene Tahun ,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 60,3 48,3 36,4 25,8 5, KB Aktif 0,00 Gambar 56 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi Kabupaten Majene Tahun ,00 0,67 0,00 0,71 2,13 7,08 IUD MOP MOW 55,06 34,35 IM PLAN KON DOM SUNTIK PIL OBAT VAGINA LAIN NYA Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 63 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

82 Dari data diatas menunjukkan bahwa selama tahun 2013, pemakaian kontrasepsi pil dan suntik merupakan yang tertinggi karena sifatnya yang praktis dan juga cepat dalam mendapatkan pelayanannya. Apabila dibandingkan dengan data tahun 2012, kontrasepsi suntik dan pil juga masih menduduki peringkat teratas, sedangkan kontrasepsi pria merupakan yang paling sedikit digunakan yaitu kondom dan MOP. Hal ini disebabkan banyak suami masih menganggap bahwa istri saja yang mempunyai kewajiban untuk menggunakan kontrasepsi sebagai upaya pengaturan kelahiran. Oleh karena itu pentingnya dilaksanakan kegiatan penyuluhan bagi masyarakat terutama pasangan usia subur keberhasilan KB ditunjang oleh kerjasama antara suami dan istri. Berdasarkan laporan Puskesmas di Kabupaten Majene Cakupan Peserta KB Aktif tertinggi pada wilayah kerja Puskesmas Salutambung sebesar 80,71,% dan cakupan peserta KB aktif terendah berada di wilayah kerja Puskesmas Totoli sebesar 19,67%. Rincian Cakupan peserta KB Aktif Per Puskesmas di Kabupate Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 57 Cakupan Peserta KB Aktif Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 49,20 19,67 57,78 32,40 57,01 38,79 54,27 40,93 80,17 71,67 80,41 10,00 0,00 KB Aktif Target 70% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 3. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan setingkat Pelayanan kesehatan (penjaringan) siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan 64 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

83 terlatih (guru dan dokter kecil) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah tenaga medis, tenaga keperawatan atau petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru yang dimaksud adalah Guru kelas atau guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang UKS/UKGS dan dokter kecil yang dimaksud adalah Kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil. Kegiatan penjaringan antara lain pengukuran tinggi badan, berat badan pemeriksaan ketajaman mata, ketajaman pendengaran, kesehatan gigi,kelainan mental emosional dan kebugaran jasmani. Kegiatan pelayanan kesehatan (penjaringan)siswa SD dan setingkat dilaksanakan satu kali setahun oleh setiap Puskesmas pada awal tahun ajaran baru.kegiatan itu bertujuan untuk mengetahui status kesehatan anak agar anak yang sakit dapat diberikan intervensi sedini mungkin sehingga menjadi sembuh dan tidak menular pada anak yang sehat. Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat di Kabupaten Majene empat tahun terakhir mengalami peningkatan. Capaian Tahun 2013 sebesar 100%. Semua siswa SD dan setingkat kelas 1 di kabupaten Majene sebanyak orang dari 198 buah SD dan setingkat telah mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat di Kabupaten Majene empat Tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut ,7 Gambar 58 Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat Kabupaten Majene Tahun ,1 91,2 100 Cak. Penjaringan Siswa SD Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Target SPM untuk kegiatan penjaringan siswa SD dan setingkat yaitu 100%.Di kabupaten Majene tahun 2013 semua puskesmas telah mencapai 100%. Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat per puskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 65 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

84 Gambar 59 Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun 2013 Cak. Penjaringan Siswa SD Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 4. Pelayanan KesehatanPra Usila dan Usia Lanjut Usia Lanjut adalah penduduk dengan usia 60 tahun ke atas. Penduduk usia lanjut perlu diberi perhatian karena biasanya pada usia lanjut akan timbul banyak keluhan/masalah kesehatan karena turunnya fungsi organ tubuh, oleh karena itu baik pelayanan maupun fasilitas kesehatan juga harus memperhatikan kebutuhan usia lanjut. Pelayanan usia lanjut ini meliputi kegiatan upaya upaya antara lain: (1)Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat,(2) Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan, (3) Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut, (4) Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Pada tahun 2013 jumlah sasaran penduduk Usia Lanjut di Kabupaten Majene adalah orang, di mana jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah penduduk laki laki. Dari jumlah tersebut yang mendapat pelayanan kesehatan tahun 2013 masih rendah sebesar 66,2%. Dibandingkan pada tahun 2012 (78,1%) pun ada penurunan. Cakupan pelayanan kesehatan usila di Kabupaten Majene Tahun 2010 sd tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 66 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

85 ,7 Gambar 60 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Kabupaten Majene Tahun ,1 78,1 66, Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Capaian pelayanan pra usia lanjut dan usia lanjut di Puskesmas dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Puskesmas dengan capaian tertinggi adalah Puskesmas Ulumanda 129,4% dan Puskesmas dengan capaian terendah adalah Puskesmas Banggae I sebesar 10,6%. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Per Puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 61 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,0 129,4 120,0 100,0 80,0 60,0 40,0 20,0 10,6 76,6 55,0 88,8 85,2 68,0 67,7 87,1 38,6 44,0 Cak. Pelayanan Kesehatan Usila Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 67 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

86 Masih rendahnya cakupan pelayanan kesehatan untuk warga berusia lanjut, kemungkinan karena masih belum berfungsinya posyandu lansia secara optimal padahal dengan adanya posyandu lansia diharapkan pelayanan kesehatan akan lebih mudah dijangkau oleh para lansia. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan lansia ini perlu kerjasama yang baik antara puskesmas, tokoh masyarakat, kader Posyandu dan lintas terkait. Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut sangat penting baik sebagai pemberi pejayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat. 5. Pelayanan Imunisasi Pelayanan imunisasi yang dilaksanakan antara lain meliputi imunisasi rutin pada anak dan imunisasi pada ibu hamil. Pelayanan imunisasi pada anak dalam hal ini bayi umur 0 9 bulan mencakup vaksinasi BCG (1 kali), DPT (3 kali), Polio (4 kali), Hepatitis B (3 kali), dan Campak (1 kali) yang dilakukan melalui pelayanan rutin baik itu di Puskesmas, Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambar 62 Capaian Imunisasi Bayi Rutin per Antigen Kabupaten Majene Tahun 2013 Capaian Imunisasi Target ,17 107,61 104,38 107,61 108,96 BCG DPT HB1 DPT HB3 POLIO4 CAMPAK Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari gambar 62 terlihat bahwa capaian imunisasi bayi rutin di Kabupaten Majene tahun 2013 secara umum telah memenuhi target dan melampaui angka 100%. Lain halnya dengan indikator imunisasi dasar lengkap, tahun 2013 hanya mencapai 96,10%, lengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 43 dan gambar berikut. 68 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

87 Gambar 63 Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 80,00 60,00 123,53 40,00 86,60 94,70 86,01 104,53 106,87 117,54 96,20 97,47 83,68 96,10 20,00 0,00 21,37 B.I TOT B.II LEM PAM SE.I SE.II TAM MAL ULU SAL KAB Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 puskesmas yang melampaui 100% imunisasi dasar lengkap yaitu puskesmas Lembang, Pamboang, Sendana I dan Puskesmas Salutambung. Dan terendah adalah Puskesmas Ulumanda sebesar 21,37%, sebagaimana diketahui sulitnya medan di wilayah Puskesmas Ulumanda yang berada di daerah pegunungan menyebabkan petugas sulit menjangkau secara rutin sasaran untuk mencapai imunisasi dasar lengkap. Disamping banyaknya faktor faktor lain yang mempengaruhi seperti manajemen penyimpanan vaksin dan lain lain. Keberhasilan program imunisasi pada bayi juga dapat dilihat dari pencapaian Universal Child Immunization (UCI) Desa/Kelurahan. Selama beberapa tahun terakhir, tren capaian UCI di Kabupaten Majene lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 63 Tren Capaian UCI Desa/Kelurahan Kabupaten Majene Tahun ,9 82,9 70 % UCI Desa/Kel THN 2010 THN 2011 THN 2012 THN 2013 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 69 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

88 Dari gambar di atas menunjukkan bahwa untuk capaian tahun 2012 dan 2013 stagnan tidak mengalami perubahan dan tidak memenuhi target yang ditentukan. Berdasarkan laporan yang masuk pada tahun 2013 terdapat beberapa Puskesmas yang sangat rendah dalam pencapaian UCI Desa/Kelurahan nya dan ada Puskesmas tidak memiliki Desa UCI. Berikut gambaran capaian UCI Desa/Kelurahan berdasarkan Puskesmas di wilayah Kabupaten Majene ,0 100,0 Gambar 64 Distribusi Capaian UCI Desa/Kel Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,0 50,0 100,0 100, B.I TOT B.II LEM PAM SE.I SE.II TAM MAL ULU SAL KAB 71,4 85,7 83,3 JML DESA/KEL JML UCI % UCI 0,0 66,7 82,9 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Terlihat pada gambar di atas ada 4 Puskesmas yang telah mencapai UCI 100% yaitu Puskesmas Banggae I, Puskesmas Banggae II, Pamboang dan Sendana I. dan satu satunya Puskesmas yang tidak memiliki desa UCI adalah Puskesmas Ulumanda, dimana wilayah kerjanya seluruhnya merupakan daerah pegunungan yang sulit dijangkau. Pada tahun 2011 Puskesmas Ulumanda adalah puskesmas dengan Capaian UCI terendah, dan kembali terulang di tahun 2013 ini. Diperlukan strategi khusus dan intensif agar masalah Imunisasi di Ulumanda dapat diatasi. Pelayanan Imunisasi lainnya yaitu Imunisasi pada ibu hamil yaitu berupa imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Imunisasi TT ini bertujuan untuk mencegah terjadinyatetanus pada ibu hamil yang disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium Tetani. Tetanus ini juga bisa menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum) pada saat persalinan dan perawatan tali pusat yang merupakan salah satu penyebab kematian pada bayi. Masih banyak calon ibu di masyarakat terutama di daerah terpencil berada dalam kondisi yang bisa disebut masih jauh dari kondisi steril pada saat persalinan. 70 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

89 Hal inilah yang bisa menimbulkan resiko ibu maupun bayinya terkena tetanus yang akhirnya menimbulkan kematian. Di Kabupaten Majene tahun 2013 cakupan imunisasi pada ibu hamil (TT2+) sebesar 85,37% lebih meningkat dibanding tahun 2012 yang hanya sebesar 68,6%. Selain itu terdapat beberapa puskesmas yang telah melampau capaian 100% antara lain Puskesmas Banggae I, Pamboang dan Sendana II, Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 30 dan pada gambar berikut. Gambar 65 Distribusi Capaian Imunisasi TT2+ Menurut Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 80,00 60,00 40,00 20,00 110,61 74,42 98,13 83,30 101,95 84,66 109,90 88,12 53,59 30,23 60,00 85,37 B. I TOT. B. II LEM. PAM. SE. I SE. II TAM MAL ULU SAL KAB Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 6. Pelayanan Penyakit Menular dan Penanggulangan KLB/Wabah Pada akhir tahun 2012 tepatnya bulan Nopember sampai dengan Desember ditemukan Kasus DBD sebanyak 5 orang. Kondisi peningkatan kasus ini ternyata terus menerus terjadi hingga tahun Tercatat berdasarkan laporan sebanyak 86 kasus positif DBD selama tahun Sebanyak 36 kasus laki laki (IR 23,4%) dan 50 kasus DBD perempuan (IR 32,5%) dan 1 orang diantaranya meninggal dunia. Peningkatan kasus ini terjadi secara menyebar di seluruh wilayah, maksudnya tidak terfokus di satu wilayah dan tidak terjadi secara sporadik. Banyaknya kasus yang ditemukan juga karena penggunan RDT DBD yang bertujuan untuk mendeteksi DBD secara dini dan cepat. Seluruh petugas DBD di masing masing Puskesmas telah dilatih dan dibekali dengan RDT DBD, jika sewaktu waktu terdapat pasien yang dicurigai mengarah ke DBD maka dilakukan test dengan menggunakan RDT tersebut dan ditangani sesuai tatalaksana yang tepat. 71 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

90 7. Promosi Kesehatan Promosi kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Kegiatan promosi kesehatan mencakup diantaranya Penyuluhan kesehatan, kunjungan rumah dan penyebarluasan informasi. Kegiatan Penyuluhan adalah kegiatan intervensi sosial melalui proses belajar bersama yang partisipatif dengan melibatkan penggunaan komunikasi informasi pada perseorangan atau kelompok untuk membantu masyarakat sadar, mengerti, dan bisa melakukan perubahan perilaku dalam bidang kesehatan. Kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak kegiatan. Puskesmas dengan kegiatan penyuluhan kesehatan tertinggi yaitu Puskesmas Banggae I sebanyak kegiatan dan Puskesmas dengan kegiatan penyuluhan kesehatan terendah yaitu Puskesmas Malunda sebanyak 60 kegiatan Kunjungan Rumah adalah aktifitastenaga kesehatan/kader melakukan kunjungan ke rumah untuk mengumpulkan data, mendeteksi kondisi individu/ rumah tangga, memberi informasi yang lebih efektif, atau membantu menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi. Kunjungan rumah yang dilaksanakan di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak kegiatan. Puskesmas dengan kegiatan kunjungan rumah tertinggi yaitu Puskesmas Sendana I sebanyak 1393 kegiatan sedangkan puskesmas dengan kegiatan kunjungan rumah terendah yaitu Puskesmas Salutambung sebanyak 598 kegiatan. Penyebaran Informasi adalah kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan sesuai dengan kebutuhan kepada individu, kelompok dan masyarakat luas melalui media (cetak, elektronik, sosial atau tradisional). Pada tahun 2013 di kabupaten Majene Kegiatan penyebaran informasi yang dilaksanakan sebanyak kegiatan. Puskesmas dengan kegiatan penyebaran informasi tertinggi pada Puskesmas Pamboang sebanyak 253 kegiatandan Puskesmas dengan kegiatan penyebaran informasi terendah pada Puskesmas Ulumanda sebanyak 24 kegiatan. Jumlah kegiatan promosi kesehatan di Kabupaten Majene tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. 72 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

91 Gambar 66 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun B. I TOT. B. II LEM. PAM. SE. I SE. II TAM MAL ULU SAL Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar 67 Jumlah Kunjungan Rumah per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun B. I TOT. B. II LEM. PAM. SE. I SE. II TAM MAL ULU SAL Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 500 Gambar 68 Jumlah Penyebaran Informasi per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun B. I TOT. B. II LEM. PAM. SE. I SE. II TAM MAL ULU SAL Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 73 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

92 B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 1. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah upaya pembiayaan kesehatan baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu. Penduduk Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak jiwa. Penduduk yang mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar terdiri dari Jamkesmas jiwa (42,11%), Askes PNS jiwa (10,10%) dan Jamkesda jiwa (6,13%). Total penduduk yang mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra bayar , artinya hanya 58,34 % penduduk yang mempunyai jaminan kesehatan Pra bayar. Rendahnya kepesertaan jaminan kesehatan pra bayar tersebut disebabkan diantaranya adalah kurangnya sosialisasi pada masyarakat sehingga kurang memahami keuntungan apabila menggunakan sistem pra bayar tersebut, padahal kepesertaan akan jaminan kesehatan prabayar merupakan salah satu indikator penting untuk kemandirian masyarakat di bidang kesehatan. 2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (dan Hampir Miskin) Kesehatan adalah salah satu hak mendasar bagi masyarakat. Hak ini menjadi salah satu kewajiban pemerintah kepada warganya terutama bagi masyarakat miskin. Tujuan pelaksanaan program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin adalah meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan ini meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap di puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Berdasarkan laporan puskesmas masyarakat miskin pada tahun 2013 yang mendapat Jamkesmas dan Jamkesda berjumlah jiwa. Yang mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan sebesar kunjungan atau 81,6%, dan yang mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan di Saranan Kesehatan starata 2 sebesar kunjungan atau 10,7%. 3. Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Kunjungan Rawat Jalan adalah Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan. Cakupan rawat jalan yaitu cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan Kunjungan Rawat jalan dan rawat inap bertujuan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan oleh masyarakat. 74 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

93 Cakupan rawat jalan di Kabupaten majene tahun 2013 sebesar 144,1% ( kunjungan). Dalam empat tahun terakhir cakupan rawat jalan berada pada angka lebih dari 100% sedangkan cakupan yang diharapkan untuk kunjungan rawat jalan yaitu 15% dan kunjungan rawat inap 1,5%. Cakupan kunjungan rawat jalan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Salutambung sebesar 305,2% (9533 kunjungan) dan terendah pada Puskesmas Ulumanda sebesar 77,2% (9.533 kunjungan). Cakupan kunjungan rawat jalan di Kabupaten Majene lima tahun terakhir dan per puskesmas tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 69 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Kabupaten Majene Tahun Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 200,0 150,0 100,0 134,4 142,0 193,7 144,1 50,0 0,0 23, Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar 70 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun , ,3 168,4 163,5 158,6 161,9 147, , , Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 75 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

94 Tingginya angka cakupan tersebut menggambarkan bahwa kegiatan pencatatan dan pelaporan di sarana pelayanan kesehatan masih belum akurat, pemahaman petugas tentang defenisi operasional kunjungan baru dan kunjungan lama yang belum benar. Pencatatan kunjungan baru seharusnya seorang yang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan dalam satu tahun dihitung satu kali meskipun ia datang berkali kali dalam satu tahun. Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap di sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Cakupan rawat inap di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 6,6% ( kunjungan). Dari 11 Puskesmas yang ada di Kabupaten Majene tahun 2013 terdapat 6 (enam) puskesmas perawatan.cakupan kunjungan rawat inap tertinggi pada Puskesmas Sendana II sebesar 7,0% (587 kunjungan) dan cakupan kunjungan rawat inap terendah pada Puskesmas Ulumanda sebesar 0,7% (39 kunjungan). Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 71 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Kabupaten Majene Tahun ,0 6,0 6,1 6,6 5,0 4,0 3,0 3,9 3,3 3,8 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2,0 1,0 0, Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 76 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

95 1.000 Gambar 72 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,0 8, ,9 6, ,7 3,2 4, ,0 0,7 2, , PAMBOANG SENDANA I SENDANA II TAMMERODO MALUNDA ULUMANDA 2,0 Jumlah Kunjungan Rawat inap Cakupan Kunjungan Rawat Inap Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 4. Indikator Pelayanan di Rumah Sakit Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efesiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain BOR (Bed Occupancy Rate), LOS (Length of Stay), TOI (Turn of Interval), GDR(Gross Death Rate), NDR (Net Death Rate). Uraian lengkapnya sebagai berikut: a. GDR adalah persentase pasien keluar yang meninggal. Nilai GDR diperoleh dari angka kematian seluruhnya untuk setiap 1000 penderita keluar. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45/1000 penderita keluar. Nilai GDR di RSUD Kabupaten Majene tahun 2013 mengalami peningkatan dari 45,3 % menjadi 50,1%. b. NDR adalah persentase pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan, nilai ini menggambarkan mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang ditolerir adalah 25/1000 penderita keluar. Untuk tahun 2013, nilai NDR RSUD Kabupaten Majene jugamengalami peningkatan dari 18,9 menjadi 22,0. 77 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

96 80,0 60,0 40,0 Gambar 73 Capaian GDR dan NDR Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Tahun ,5 64,2 40,9 57,7 45,3 50,1 20,0 0,0 22,0 17,8 18,9 15, GDR NDR Sumber: Data Rekam Medik RSUD Kab. Majene GDR adalah angka kematian umum untuk setiap penderita keluar. Semakin rendah nilai GDR, berarti mutu pelayanan Rumah Sakit makin baik. Angka GDR baiknya tidak boleh di atas 45/1000 penderita keluar, gambar di atas menunjukkan nilai GDR di RSUD Kabupaten Majene masih melampaui angka yang yang disarankan yaitu 45/1000 penderita keluar. Sedangkan untuk nilai NDR, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya tahun 2012 dengan nilai 18,9 menjadi 22,0 pada tahun NDR digunakan untuk menilai mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang mempengaruhi kondisi meninggalnya pasien. Sedangkan jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa perawatan maka dianggap ada faktor keterlambatan pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab utama meninggalnya pasien. c. BOR menggambarkan tentang tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur di rumah sakit. Nilai parameter ideal BOR adalah 60 85%. Untuk tahun 2013 persentase BOR RSUD Kabupaten Majene mengalami peningkatan dari tahun 2012 yaitu 62,2% menjadi 82,4%. d. LOS merupakan rata rata lama hari perawatan seorang pasien, nilai ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu pelayanan. Nilai ideal dari LOS adalah 6 9 hari. Nilai LOS RSUD Kabupaten Majene untuk tahun 2013 juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 5,0 menjadi 3,9. e. TOI menggambarkan tingkat efisiensi dari penggunaan tempat tidur, nilai ideal dari TOI adalah 1 3 hari. Berbeda dengan nilai BOR dan LOS, nilai TOI 78 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

97 RSUD Kabupaten Majene tahun 2013 juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 3,0 menjadi 1,1. Persentase BOR, nilai LOS dan TOI di RSUD Kabupaten Majene selama 5 tahun terakhir lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. 100,0 Gambar 74 Capaian BOR, LOS dan TOI Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majene Tahun ,0 84,2 80,0 82,4 72,7 70,3 60,0 62,2 40,0 5,4 5,0 4,8 5,3 3,9 20,0 3,0 1,8 2,3 1,0 1,1 0, Sumber: Data Rekam Medik RSUD Kab. Majene 16,0 12,0 8,0 4,0 0,0 BOR LOS TOI Gambar di atas menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir nilai BOR RSUD Kabupaten Majene berada pada nilai ideal dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan, yang menunjukkan baiknya tingkat pemanfaatan fasilitas khususnya tempat tidur di rumah sakit. Sedangkan untuk nilai LOS belum mencapai nilai ideal yang ditetapkan. TOI adalah rata rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1 3 hari. Dari gambar di atas menunjukkan nilai TOI di RSUD Kabupaten Majene selama 5 tahun terakhir termasuk baik dan berada pada nilai ideal yang ditetapkan. Untuk lebih lengkapnya tentang nilai BOR, LOS, TOI, GDR dan NDR RSUD Kabupaten Majene tahun 2012 dapat dilihat pada lampiran tabel 56 dan tabel Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

98 5. Layanan Kefarmasian Ketersediaan obat sesuai kebutuhan adalah ketersediaan obat pelayanan kesehatan dasar di unit pengelola obat dan perbekalan kesehatan. Target ideal untuk ketersediaan obat adalah 100% yaitu 12 bulan. Ketersediaan obat indikator Kabupaten Majene hampir semua sudah sesuai target terdapat beberapa item yang tidak ada data ketersediaan karena jenis obat tersebut tidak digunakan lagi atau tidak diresepkan dan untuk obat Anti Tuberkulosis, OAT Kat 3 dan OAT Kat Sisipan ketersediaan dijamin oleh pemerintah Ketersediaan obat sesuai kebutuhan. Lebih jelasnya data ketersediaan obat menurut jenis obat Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel 67. Distribusi obat di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar Rp Puskemas dengan distribusi obat tertinggi yaitu Puskesmas Pamboang sebesar Rp dan Puskesmas dengan distribusi obat terendah yaitu Puskesmas Salutambung sebesar Rp Apabila dibandingkan dengan Puskesmas Banggae I dengan jumlah kunjungan rawat jalan hampir sama distribusi obat di Puskesmas Pamboang sangat tinggi. Jumlah Distribusi obat per puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 75 Jumlah Distribusi Obat Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun 2013 Salutambung Ulumanda Malunda Tammerodo Sendana II Sendana I Pamboang lembang Banggae II Totoli Banggae I Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Jumlah Distribusi Obat Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Antibiotik merupakan salah satu obat dewa dalam pengobatan pasien, karena dapat membunuh bakteri bakteri penyebab timbulnya penyakit. Namun penggunaan antibiotik yang kurang cermat dapat menyebabkan berbagai dampak negatif mungkin saja belum dirasakan secara langsung saat ini namun dampak kemasa depan yang akan datang sangat besar. Efek samping yang paling umum 80 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

99 dari penggunaan antibiotik adalah munculnya rasa mual, muntah dan sakit perut. Pada kejadian tertentu orang bisa memiliki reaksi alergi pada antibiotik tertentu. Penggunaan antibitik secara terus menerus dapat menyebabkan penghancuran bakteri baik dalam usus, yang pada gilirannya akan menghasilkan pertumbuhan bakteri jahat dan apabila dikomsumsi sekaligus dengan obat lain bisa menghambat efektivitas obat lainnya. Oleh karena itu Pemakaian antibiotik hanya bisa diresepkan oleh dokter. Pemakaian antibiotik di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar tablet. Pemakaian antibiotik tertinggi pada Puskesmas Pamboang sebesar tablet sedangkan pemakaian antibiotik terendah pada Puskesmas Salutambung sebesar tablet. Jumlah pemakaian antibiotik di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 76 Jumlah Pemakaian Antibiotik Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Jumlah Pemakaian Antibiotik Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh semua perusahaan tanpa harus membayar royalti. Ada dua jenia obat generik yaitu obat generik bermerk dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan sama dengan merek kandungan zat aktifnya. Harga obat generik lebih murah karena obat generik tidak terkena pajak, tidak menanggung biaya promosi, tidak menanggung biaya distribusi (ditanggung oleh pemerintah) dan disubsidi bahkan ada beberapa yang dijual rugi. Mutu obat generik tidak berbeda dengan obat paten karena bahan bakunya sama. Obat generik kemasannya dibuat biasa karena yang terpenting bisa melindungi produk didalamnya. Namun yang bermerk dagang kemasannya dibuat lebih menarik dengan berbagai warna. Kemasan itulah yang membuat obat bermerk lebih mahal. 81 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

100 Di Kabupaten Majene tahun 2013 Persentase penggunaan obat generik di puskesmas tertinggi pada Puskemas Ulumanda sebesar 241,24% dan persentase penggunaan obat generik terendah pada Puskesmas Sendana I sebesar 49,97%. Persentase penggunaan obat generik perpuskesmas di Kabupaten Majene Tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 77 Persentase Penggunaan Obat Generik Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00 93,31 93,98 81,57 56,34 78,60 49,97 71,55 90,64 70,50 241,24 97,04 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Persentase Pemakaian Obat generik 1. Pemantauan Pertumbuhan Bayi dan Balita Pemantauan pertumbuhan bayi balita merupakan alat untuk mengetahui status gizi bayi dan Balita. Peran serta masyarakat turut memberikan andil dalam pencapaian indikator ini. Perkembangan keadaan gizi masyarakat dapat dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan program perbaikan gizi masyarakat yang dapat dilihat dari hasil penimbangan balita secara rutin setiap bulan baik yang dilakukan diposyandu maupun disarana kesehatan lainnya. Pada tahun 2013, jumlah balita yang ditimbang (D) sebanyak dari jumlah balita (S) yang ada atau sekitar 77,2%. (D/S). Jika dibandingkan dengan Tahun 2012 yang cakupan D/S sebesar 72,1% dapat terlihat mengalami peningkatan namun belum mencapai target yaitu 80%.Untuk mencapai target keterlibatan lintas program maupun lintas sektor yang diharapkan dapat mendukung dalam hal penggerakan masyarakat untuk mau melakukan pemantauan pertumbuhan bagi balitanya. Karena tanpa keterlibatan lintas program maupun lintas sektor kemampuan tenaga kesehatan khususnya Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas untuk menggerakkan masyarakat sangat terbatas. Cakupan penimbangan balita (D/S) di Kabupaten Majene empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. 82 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

101 ,2 Gambar 78 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Kabupaten Majene Tahun ,8 72,1 77, Cakupan Penimbangan Balita Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Tingkat partisipasi masyarakat untuk mau melakukan penimbangan guna memantau pertumbuhan anak balitanya dapat dilihat pada cakupan indikator D/S. Cakupan indikator D/S juga sangat terkait dengan tingkat capaian pelayanan balita lainnya misalnya cakupan imunisasi, cakupan vitamin A dan prevalensi gizi kurang maupun gizi buruk. Cakupan penimbangan balita (D/S) tertinggi adalah Puskesmas Malunda sebesar 90,92% dari balita yang ada dan yang terendah adalah Puskesmas Totoli sebesar 53,73%. Cakupan Penimbangan Balita D/S Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun 2012 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 79 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 83,33 83,75 86,64 90,92 79,86 82,42 81,17 79,49 63,90 63,58 53,73 Cakupan Penimbangan Balita (D/S) Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 83 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

102 2. Pemberian Tablet Besi Pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, selain pemeriksaaan kehamilan juga disertai dengan pemberian tablet Fe. Fe adalah suplemen zat besi untuk memenuhi kebutuhan akan diri dan janin yang ada dalam kandungannya dan mencegah terjadinya anemia besi pada ibu hamil yang pemberiannya ada 2 jenis, yaitu Fe1 dan Fe3. Pemberian Fe1 adalah ibu hamil yang mendapat 30 tablet selama periode kehamilan dan pemberian Fe3 adalah ibu hamil yang mendapat 90 tablet selama periode kehamilan. Tablet Fe dikenal juga dengan sebutan Tablet Tambah Darah (TTD). Pemberian Tablet Fe pada Ibu Hamil Kabupaten Majene Tahun 2010 s/d 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 80 Pemberian tablet besi (Fe) Pada Ibu Hamil Kabupaten Majene Tahun ,0 100,0 80,0 100,0 100,0 80,9 85,0 111,0 91,8 107,5 86,4 60,0 Fe1 Fe3 40,0 20,0 0, Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Pada tahun 2013, cakupan pemberian Fe1 sebesar 107,5% dan Fe3 sebesar 85,4%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terlihat mengalami penurunan. Cakupan Fe1 tahun 2013 sebesar 107,5% menunjukkan jumlah bumil yang mendapatkan TTD lebih banyak dari jumlah sasaran bumil yang ditetapkan. Jika dianalisa lebih lanjut terdapat kesenjangan antara cakupan Fe1 dan Fe3, hal ini berkorelasi positif dengan cakupan K1 dan K4 dimana jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya sesuai standar (112) jumlahnya sedikit karena sebagian ibu hamil baru memeriksakan pertama kali kehamilannya pada usia kehamilan diatas trimester I sehingga pemberian TTD 90 tablet dalam setiap kehamilan tidak terpenuhi. Pemberian tablet besi (Fe) pada ibu hamil per puskesmas di Kabupaten Majene tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 84 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

103 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 Gambar 81 Pemberian tablet besi (Fe) Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,80 102,94 100,00 102,75 108,19 116,83 120,57 124,00 103,98 107,66 96,12 92,10 72,12 95,13 97,94 92,59 89,64 89,11 89,27 65,31 76,74 100,00 Fe1 Fe3 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari gambar di atas menunjukkan semua Puskesmas memiliki kesenjangan antara Fe1 dan Fe3 yang terbesar adalah Puskesmas Malunda dan Puskemas Banggae II. Hal ini mungkin disebabkan karena belum optimalnya koordinasi lintas program terkait atau pencatatan dan pelaporan cakupan Fe ibu hamil belum terlaporkan dengan baik. 3. Pemberian Vitamin A Kekurangan vitamin A masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Keadaan kadar serum vitamin A yang rendah ternyata berhubungan dengan menurunnya daya tahan tubuh sehingga berdampak pada meningkatnya angka kesakitan dan angka kematian balita. Upaya pencegahan dan penanggulangan Kurang Vitamin A dilakukan melalui suplementasi kapsul vitamin A dosis tinggi untuk sasaran prioritas Bayi (umur 6 11), anak balita (umur 1 4 tahun), dan ibu nifas. Tujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A (KVA) pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti bukti lain menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka kematian yaitu sekitar 30% 54%, maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan pertumbuhan anak. Cakupan pemberian Vit A pada bayi, balita dan ibu nifas Kabupaten Majene Tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 85 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

104 Gambar 82 Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi, Balita Dan Ibu Nifas Kabupaten Majene Tahun ,5 100,0 103,8 101,41 89,7 84,6 90,5 87,55 97,9 66,9 91,46 55, Bayi Balita Bufas Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Pada Tahun 2013 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sebesar 101,4%, Balita sebesar 87,55% dan pada bayi sebesar 91,46% mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun Hal ini dapat dicapai melalui penguatan kegiatan sweeping satu bulan setelah bulan pemberian (Februari & Agustus) bagi bayi dan anak balita yang tidak sempat mendapatkan suplementasi vitamin A pada bulan pemberian tersebut. Berdasarkan laporan Puskesmas tahun 2013, data cakupan pemberian Vitamin A bagi bayi yang tertinggi pada Puskesmas Sendana I sebesar 112,28%, bagi balita tertinggi pada Puskesmas Malunda sebesar 98,61% dan bagi ibu nifas tertinggi juga pada Puskesmas Salutambung sebesar 123,94%. Capaian tersebut memberikan arti bahwa jumlah sasaran yang diberikan vitamin A secara rill lebih banyak dari jumlah sasaran yang ditetapkan. Cakupan pemberian Vit A pada bayi, balita dan ibu nifas per puskesmas di kabupaten majene tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 83 Cakupan Pemberian Vit A Pada Bayi, Balita Dan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00 96,93 105,26 101,96 95,20 103,89 101,25 112,95 90,36 104,76 93,50 123,94 69,42 74,84 92,48 91,29 91,78 95,57 97,13 91,56 98,61 90,06 65,28 58,56 79,72 92,59 104,03 100,86 112,28 100,00 84,39 102,11 44,44 102,94 Bayi Balita Bufas Linear (Balita) Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 86 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

105 4. Pemberian Asi Ekslusif dan MP ASI ASI (Air Susu Ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6 (enam) bulan tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral berdasarkan recall 24 jam dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Pelaporan pemberian ASI dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan Persentase bayi 0 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dihitung dengan mengakumulasi pembilang (bayi 0 6 bulan yang mendapat ASI ekslusif) dan penyebut (jumlah bayi 0 6 bulan yang tercatat dalam register pencatatan pemberian ASI) berdasarkan laporan bulan Februari dan Agustus. Pada tahun 2013 cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Majene sebesar 55,1% mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya dan masih dibawah target yaitu 75%. Cakupan pemberian ASI Ekslusif di Kabupaten Majene empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 84 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Kabupaten Majene Tahun ,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0 62,0 63,4 55,1 27, Cakupan ASI Ekslusif Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Berdasarkan Puskesmas Cakupan ASI Eksklusif tahun 2013 tertinggi pada Puskesmas Pamboang sebesar 93,86% dan terendah pada Puskesmas Sendana I sebesar 27,75%. Salah satu penyebab menurunnya Cakupan ASI ekslusif yaitu kurangnya pemahaman petugas tentang defenisi operasional ASI ekslusif, apabila bayi minum obat dianggap tidak ASI ekslusif. Cakupan ASI Eksklusif per puskesmas tahun 2013 dapat dilihat pada gambar berikut. 87 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

106 Gambar 85 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 45,11 44,06 41,52 54,40 93,86 27,75 48,37 67,20 54,84 70,69 71,21 Cakupan ASI Ekslusif Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Ada beberapa hal yang menghambat pemberian ASI Ekslusif diantaranya adalah : rendahnya pengetahuan ibu dan keluarga lainnya mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula. Untuk itu tingkat pencapaian dalam program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam mencari upaya upaya terobosan serta tindakan nyata yang harus dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. D. UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1. Rumah Tangga Ber PHBS Perilaku merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentukan derajat kesehatan karena faktor lain yaitu lingkungan, kualitas pelayanan kesehatan dan genetika kesemuanya masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Banyak penyakit yang muncul disebabkan karena perilaku yang tidak sehat. Untuk itu, upaya promosi kesehatan harus terus dilakukan agar masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat yang harus dimulai dari unit terkecil masyarakat yaitu rumah tangga. PHBS di rumah tangga diartikan sebagai upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan perilaku hidup 88 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

107 bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pencapaian PHBS di rumah tangga dapat diukur dengan 10 indikator yaitu : 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 2. Memberi ASI ekslusif 3. Menimbang balita setiap bulan 4. Menggunakan air bersih 5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 6. Menggunakan jamban sehat 7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu 8. Makan buah dan sayur setiap hari 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 10. Tidak merokok di dalam rumah. Di Kabupaten Majene tahun 2013 dilakukan pemantauan terhadap rumah tangga atau sekitar 32,25% dari jumlah rumah tangga yang ada diperoleh persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat sebesar 70,56% atau rumah tangga. Terdapat peningkatan apabila dibandingkan tahun 2012 sebesar 61,84% dan telah mencapai target pencapaian rumah tangga ber PHBS pada tahun 2014 sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMN yaitu sebesar 70%. Persentase rumah tangga ber PHBS di kabupaten Majene tahun 2009 s/d 2013 lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 86 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Kabupaten Majene Tahun ,56 61,84 54,92 53,27 43, Rumah Tangga Ber PHBS Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 89 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

108 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 Gambar 87 Persentase Rumah Tangga Ber PHBS Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,57 83,54 91,32 95,55 78,14 61,74 63,14 71,50 50,71 25,29 56,52 Rumah Tangga Ber PHBS Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari data diatas menggambarkan persentase rumah tangga ber PHBS tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Pamboang (95,55%) dan persentase terendah terdapat di wilayah kerja Puskesmas Ulumanda (25,29%). Dari 11 Puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Majene ada lima puskesmas yaitu Puskesmas Sendana I, Puskesmas Sendana II, Puskesmas Tammerodo, Puskesmas Ulumanda dan Puskesmas Salutambung. Untuk lebih meningkatkan jumlah rumah tangga ber PHBS perlu dilaksanakan pembinaan PHBS yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan promosi kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktikkan PHBS, melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menaggulangi masalahmasalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kerjasama lintas sektor. 2. Pengembangan UKBM Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk di dalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan masyarakat. UKBM di antaranya terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) di Desa Siaga dan Tanaman Obat Keluarga (Toga). a. Desa Siaga Desa dan kelurahan siaga aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan dasar dan 90 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

109 mengembangkan UKBM yang dapat melaksanakan surveilance berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Cakupan desa siaga aktif di Kabupaten Majene empat tahun tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 88 Cakupan Desa Siaga Aktif Kabupaten Majene Tahun ,5 43,9 59, , Cakupan Desa Siaga Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak 82.Cakupan Desa siaga aktif di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 59,8% atau 49 Desa/Kelurahan, meningkat dibandingkan tahun 2011 (43,9%) atau 24 Desa/Kelurahan. Meskipun cakupan desa/kelurahan siaga aktif telah meningkat namun desa siaga aktif di Kabupaten Majene tahun 2013 masih banyak berada pada strata pratama sebesar 47,56% atau 39 desa/kelurahan. Desa/kelurahan siaga madya sebesar 2,44% atau 2 desa/kelurahan, Desa/kelurahan siaga purnama sebesar 9,76% atau 8 desa/kelurahan dan belum ada desa/kelurahan siaga mandiri. Masih diperlukan peningkatan kerjasama lintas sektor sehingga strata desa siaga dapat ditingkat sampai ke strata mandiri. 91 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

110 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 Gambar 89 Cakupan Desa Siaga Aktif Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00100,00 100,00100,00 80,00 43,75 0,00 28,57 58,33 0,00 66,67 Cakupan Desa Siaga Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Dari gambar diatas menunjukkan Cakupan desa siaga aktif disetiap wilayah kerja puskesmas yang ada di Kabupaten Majene ada 4 Puskesmas yang semua Desa/Kelurahan yang ada diwilayah kerjanya belum ada yang masuk kategori desa siaga/siaga aktif yaitu Puskesmas Banggae I, Puskesmas Totoli, Puskesmas Lembang dan Puskesmas Pamboang dan ada 2 Puskemas yang desa/kelurahannya belum ada yang desa siaga aktif yaitu Puskesmas Sendana II dan Puskesmas Ulumanda. Meskipun Cakupan desa siaga tahun 2013 telah mengalami peningkatan tapi belum mencapai target standar pelayanan minimal yaitu 80%. b. Poskesdes Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidang dan minimal 2 orang kader.. Hal lain dari poskesdes desa adalah sebagai sarana kesehatan yang merupakan pertemuan antara upaya masyarakat desa dan dukungan pemerintah. Adapun ruang lingkup poskesdes adalah meliputi upaya kesehatan yang menyeluruh mencakup upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya. Kegiatan Poskesdes utamanya adalah pengamatan dan kewaspadaan dini baik itu memantau penyakit, gizi, perilaku beresiko, lingkungan dan masalah kesehatan lainnya termasuk penanganan kegawatdaruratan kesehatan, kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar di desa. 92 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

111 Juga yang merupakan kegiatan pemgembangan yaitu promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dan lain lain. Jumlah poskesdes yang ada di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak 65 unit. Penyebaran poskesdes yang ada di wilayah kerja Kabupaten Majene tahun 2013 disesuaikan dengan banyaknya desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dan banyaknya wilayah kerja yang sulit dijangkau.puskesmas Pamboang memiliki jumlah Poskesdes paling banyak yaitu 16 unit. Distribusi jumlah Poskesdes per puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 90 Distribusi Jumlah Poskesdes Per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun Distribusi Jumlah Poskesdes Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene c. Posyandu Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan balita. ada 5 program prioritas yang ada di Posyandu meliputi KB, KIA, Gizi, Imunisasi dan penanggulangan diare dan ISPA. Untuk menilai tingkat Perkembangannya Posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata yaitu (1) Posyandu Pratama adalah posyandu yang Kegiatan bulanan belum rutin, Jumlah kader sangat terbatas kurang dari 5 orang,(2) Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan Kegiatan lebih 8 kali/tahun, Rata rata jumlah kader 5 orang/lebih Cakupan kegiatan utama kurang dari 50%,(3) Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah dapat 93 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

112 melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata rata jumlah kader sebanyak lima orang atau cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu.(4) Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% KK diwilayah kerja Posyandu. Jumlah Posyandu di Kabupaten Majene pada tahun 2013 sebanyak 285 unit mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan jumlah Posyandu tahun 2012 sebanyak 273 unit. Persentase posyandu menurut strata dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 91 Persentase Posyandu Menurut Strata Kabupaten Majene Tahun ,51 41, , ,21 Pratama Madya Purnama Mandiri Jumlah % Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Berdasarkan laporan Puskesmas pada tahun 2013 Posyandu yang mencapai Strata Pratama sejumlah 31 unit(10,88%), Strata Madya sejumlah 124 unit (43,51%), Strata Purnama 118 unit (41,40%) dan Strata mandiri 12 unit (4,21%). Persentase posyandu aktif di Kabupaten majene tahun 2013 sejumlah 130 unit (45,61%)terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibanding tahun 2012 peresentase posyandu aktif sebanyak 70 unit (25,6%).Rasio posyandu terhadap jumlah balita yang ada sebesar 1,5 per 100 balita. Posyandu yang stratanya masih pratama dan madya sebanyak 155 (54,38%) masih tinggi. Ini 94 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

113 disebabkan pembinaan posyandu dan kader dari petugas dan lintas sektor belum optimal dan terpadu,masih kurangnya kemampuan dan keterampilan kader dalam pengelolaan posyandu, masih banyak posyandu belum memiliki tempat permanen dan belum memadainya bantuan transport kader. Posyandu akan mencapai strata posyandu mandiri sangat tergantung kepada kemampuan, keterampilan yang diiringi rasa memiliki serta tanggung jawab kader PKK, LPM sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemakai dari pendukung Posyandu. E. KEADAAN LINGKUNGAN 1. Rumah Sehat Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013, capaian rumah sehat total kabupaten sebesar 62,80% dengan capaian tertinggi di Kecamatan Banggae Timur khususnya daerah yang masuk wilayah kerja Puskesmas lembang sebesar 76,56%. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dibandingkan dengan wilayah kecamatan yang lain keberadaan wilayah Kecamatan Banggae Timur dalam kota Kabupaten Majene sehingga dengan demikian memiliki sarana PDAM dan TPS/TPA yang dikelola dan terorganisir dengan baik oleh pihak terkait. Sementara capaian rumah sehat yang terendah pada Kecamatan Malunda (sebesar 31,88%) diakibatkan oleh pihak petugas itu sendiri dalam pembinaan, pemeriksaan dan pengawasan tidak secara keseluruhan dikarenakan kondisi wilayahnya merupakan daerah pegunungan yang dapat menyebabkan mobilisasi petugas ke wilayah tersebut terhambat atau kurang dapat dimaksimalkan. Rincian rumah sehat menurut Kecamatan dan Kabupaten dapat dilihat lampiran tabel 59 dan pada gambar berikut. Gambar 92 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan di Kabupaten Majene Tahun ,0 75,0 75,6 73,5 75,8 76,6 71,7 70,2 71,2 62,8 50,0 43,3 31,9 36,8 32,8 25,0 0,0 Sumber: Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kab. Majene 95 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

114 2. Penyediaan Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Menurut laporan MDG s tahun 2007 terdapat beberapa kendala yang menyebabkan masih tingginya jumlah orang yang belum terlayani fasilitas air bersih dan sanitasi dasar. Di antaranya adalah cakupan pembangunan yang sangat besar, sebaran penduduk yang tak merata dan beragamnya wilayah Indonesia, keterbatasan sumber pendanaan. Pemerintah selama ini belum menempatkan perbaikan fasilitas sanitasi sebagai prioritas dalam pembangunan. Faktor lain yang juga menjadi kendala adalah kualitas dan kuantitas sumber air baku itu sendiri terus menurun akibat perubahan tata guna lahan (termasuk hutan) yang mengganggu sistem siklus air. Selain itu, meningkatnya kepadatan dan jumlah penduduk di perkotaan akibat urbanisasi. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit diare dan kecacingan. Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 sedangkan kecacingan dapat mengakibatkan produktifitas kerja dan dapat menurunkan kecerdasan anak sekolah, disamping itu masih tingginya penyakit yang dibawa vektor seperti DBD, Malaria, Pes, dan Filariasis. Berdasarkan Juknis Profil terbaru Tahun 2013, Indikator untuk program kesehatan lingkungan mengalami beberapa perubahan dan penambahan. Untuk indikator penduduk yang memiliki akses air minum dipilah menjadi dua jenis yaitu air jaringan perpipaan termasuk didalamnya air PDAM/BPSPAM dan air bukan jaringan perpipaan yang meliputi sumur gali terlindung, sumur gali pompa, sumur bor pompa, terminal air, mata air terlindung, dan penampungan air hujan. Sedangkan untuk air bukan jaringan perpipaan persentase penduduk akses air minum yang memenuhi syarat tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Banggae II sebesar 84,82% dan terendah di wilayah Puskesmas Tammerodo sebesar 72,04% dan persentase total kabupaten sebesar 78,87%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 60 dan gambar berikut. 96 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

115 Gambar 93 Persentase Penduduk dgn Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 81,61 79,51 84,82 80,14 78,44 72,62 81,60 72,04 80,11 81,20 80,31 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar 94 Persentase Penduduk dgn Akses Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas Kabupaten Majene Tahun ,5 59,4 25,6 47,5 4,6 20, ,7 0 0 Jaringan Perpipaan Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Untuk jaringan perpipaan, persentase penduduk memiliki akses air minum yang memenuhi syarat kesehatan tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Totoli sebesar 59,4% dan terendah di wilayah kerja Puskesmas Malunda sebesar 11,7%. Selain itu terdapat beberapa wilayah yang tidak memiliki akses air perpipaan antara lain wilayah Puskesmas Sendana II Kecamatan Tubo, Puskesmas Tammerodo Kecamatan Tammerodo, Puskesmas Ulumanda dan Salutambung yang merupakan daerah Kecamatan Ulumanda. 97 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

116 Keterjangkauan penduduk terhadap akses air berkelanjutan jaringan perpipaan masih tetap berfokus pada daerah perkotaan, sedangkan air bukan jaringan perpipaan terjadi sebaliknya lebih banyak pada daerah pedesaan. Tetapi tidak menutup kemungkinan penduduk perkotaan banyak yang mengakses air bukan jaringan perpipaan, hal ini disebabkan sistem perpipaan di Kabupaten Majene masih belum maksimal, contohnya saja jika musim penghujan datang, air yang berasal dari perpipaan (PDAM) menjadi sangat tidak layak untuk digunakan dalam aktifitas sehari hari. Terutama untuk kebutuhan air minum masyarakat sehari hari. masyarakat saat ini sudah sangat perduli dengan kondisi kesehatan mereka melalui jenis air yang mereka konsumsi. walaupun di beberapa daerah terpencil masih terdapat yang belum memasak air minum mereka sebelum dikonsumsi. Masyarakat daerah perkotaan khususnya lebih cenderung mengkonsumsi air kemasan dalam galon misalnya yang saat ini mudah didapatkan. Berikut gambaran jumlah dan persentase sarana air minum memenuhi syarat kesehatan yang ada di Kabupaten Majene. Gambar 95 Jumlah Dan Persentase Sarana Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten majene Tahun ,23 74,59 77, ,23 91,30 98, Jumlah % Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Pada tahun 2013 di Kabupaten Majene terdata sebanyak 5 unit penyelenggara air minum yang berada di 5 Lokasi yaitu di wilayah Puskesmas Totoli Kecamatan Banggae, wilayah Puskesmas Banggae II Kecamatan Banggae Timur, wilayah Puskesmas Pamboang Kecamatan Pamboang, wilayah Puskesmas Sendana I kecamatan Sendana dan wilayah Puskesmas Malunda Kecamatan Malunda. Dan setelah dilakukan pemeriksaan seluruhnya memenuhi syarat kesehatan. 98 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

117 Penyelenggara air minum yang dimaksud adalah Badan usaha milik negara (BUMN) atau badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan/atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum, tidak termasuk air kemasan, depot air minum isi ulang, penjual air keliling, dan pengelola tangki air. 3. Sanitasi Layak Berdasarkan data profil kesehatan Kabupaten Majene tahun 2013, distribusi penduduk dengan akses sanitasi yang layak khususnya jamban sehat di Kabupaten Majene total sebesar 68,47% dengan persentase tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Banggae II (88,94%) dan terendah terdapat di wilayah Puskesmas Ulumanda (46,14%). Lebih jelas dapat dilihat pada lampiran tabel 62 dan gambar berikut. Gambar 96 Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi Yang Layak Kabupaten Majene Tahun ,00 80,73 84,99 88,94 82,81 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 54,90 62,15 76,00 53,91 48,60 46,14 49,33 Akses Sanitasi Yg Layak Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Akses terhadap sanitasi yang layak yang dimaksud adalah akses jamban sehat. Dalam hal ini dikelompokkan dalam 4 jenis sarana jamban yaitu Komunal, Leher Angsa, Plensengan dan Cemplung. Karena plensengan dan Cemplung nihil maka kita hanya akan membahas jenis komunal dan Leher Angsa. Jumlah jamban Komunal di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak 133 dan yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 123 dimana jumlah penduduk pengguna sebanyak jiwa dengan persentase sebesar 91,1%. Sedangkan jumlah sarana jamban leher angsa lebih banyak, mencapai unit dan yang memenuhi syarat kesehatan hanya unit. Jumlah penduduk pengguna sebanyak jiwa dengan persentase sebesar 90,6%. 99 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

118 Melihat akses jamban sehat di kabupaten Majene yang masih sangat rendah (68,47%) diharapkan agar ke depan lebih bisa ditingkatkan dan alangkah lebih baiknya jika mencapai angka 100%. Salah satu upaya yang diselenggarakan untuk mendukung akses jamban sehat ini adalah dengan mengembangkan desa STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan Desa Stop BABS (ODF). STBM adalah sebuah kegiatan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5 pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun, mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar, mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Majene sebanyak 82 Desa/Kelurahan. Dari total tersebut sebanyak 73 Desa/Kel yang telah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau sekitar 89,02% dimana 4 diantaranya termasuk Desa Stop BABS atau sekitar 4,88%. Lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 97 Persentase Desa Melaksanakan STBM dan Stop BABS/SBS Kabupaten Majene Tahun Melaksananakan STBM Stop BABS Stop BABS Melaksananakan STBM Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 4. Tempat Umum Sehat Tempat Tempat Umum (TTU) adalah suatu tempat dimana umum (semua orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul mengadakan kegiatan baik secara insidentil maupun terus menerus, (Suparlan 1977). Berdasarkan laporan Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan kabupaten Majene tahun 100 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

119 2013, TTU yang mendapatkan pemantauan antara lain Sarana Pendidikan, Sarana Kesehatan dan Hotel. Persentase capaian TTU yang memenuhi syarat kesehatan total kabupaten sebesar 76,92% dengan rincian dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 98 Persentase Tempat tempat Umum Sarana Pendidikan Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 SLTA; 71,88% SD; 75,38% SLTP; 77,36% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Sarana Pendidikan yang dipantau disini adalah SD, SLTP dan SLTA. Jumlah total SD yang ada dan dipantau sebanyak 195 dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 147 atau 75,38%. Untuk SLTP jumlah yang ada dan dipantau sebanyak 53 dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 41 atau sekitar 77,36%. Sedangkan untuk SLTA total yang ada dan dipantau sebanyak 32 dan memenuhi syarat kesehatan sebanyak 23 atau sekitar 71,88%. Adapun tempat tempat umum berupa sarana kesehatan yang dipantau adalah 11 Puskesmas dan 1 unit RSU dan 100% memenuhi syarat kesehatan. Sama halnya dengan hotel yang ada dan dipantau sebanyak 7 dan 100% juga memenuhi syarat kesehatan yang ditetapkan. Berikut gambarannya. Gambar 99 Persentase Tempat tempat Umum Sarana Kesehatan dan Hotel Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 HOTEL; 100,00% PKM; 100,00% RSU; 100,00% Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 101 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

120 Gambar 100 Persentase Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 100,00 100,00 82,35 70,97 35,85 100,00 100,00 100,00 54,55 72,22 100,00 76,92 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar 100 di atas adalah persentase total Tempat tempat Umum berdasarkan wilayah puskesmas yang memenuhi syarat kesehatan. Secara umum Kabupaten persentase masih terbilang rendah yaitu 76,92% namun telah ada beberapa Puskesmas yang mencapai capaian 100% yaitu Puskesmas Banggae I, Totoli, Sendana I, Sendana II, Tammerodo dan Puskesmas Salutambung. Capaian terendah di wilayah Puskesmas Pamboang sebesar 35,85%. 5. Tempat Pengelolaan Makanan Sehat Tempat pengelolaan makanan (TPM) pada tahun 2013 di Kabupaten Majene sebanyak 361 TPM yang terdiri dari Jasa Boga, Rumah Makan/Restoran, Depot Air Minum (DAM) serta Makanan Jajanan. Total TPM yang memenuhi syarat Hygiene Sanitasi yaitu sebanyak 223 TPM atau sekitar 61,77% dan yang tidak memenuhi syarat Hygiene Sanitasi sebanyak 138 TPM atau 38,23%. Adapun 138 TPM yang tidak memenuhi syarat Hygiene Sanitasi tersebut dilakukan pembinaan secara intensif dan dilakukan uji petik. Total TPM yg diuji petik sebanyak 66 TPM atau sekitar 29,60%. Dari laporan tiap Puskesmas, hanya Puskesmas Totoli dan Puskesmas Sendana yang mencapai 100% terhadap tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan yang terendah capaiannya adalah Puskesmas Salutambung dengan persentase sebesar 23,08%. Selain itu adalah Puskesmas Ulumanda yang memiliki capaian 0% karena tidak memiliki laporan tentang tempat pengelolaan makanan. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 65 dan tabel 66 dan gambar berikut. 102 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

121 Gambar 101 Persentase Tempat tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 80,65 100,00 39,29 58,82 32,35 58,70 100,00 76,60 57,14 0,00 23,08 61,77 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene Gambar di atas menjelaskan tentang tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat, hanya 61,77% atau 223 TPM. Jadi terdapat 138 TPM yang tidak memenuhi syarat 138 TPM ini kemudian dilakukan pembinaan yang selanjutnya dilakukan uji petik, total yang berhasil diuji petik hanya 66 TPM atau sekitar 29,60%, berikut rinciannya per Puskesmas. Gambar 102 Persentase TPM Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan diuji Petik per Puskesmas Kabupaten Majene Tahun ,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 52,00 33,33 72,73 100,00 72,73 3,70 2,38 11,11 50,00 0,00 33,33 29,60 Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 103 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

122 BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, sumber daya kesehatan perlu ditingkatkan dan didayagunakan, sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Sumber Daya Kesehatan terbagi atas 3 kelompok yaitu Sarana Kesehatan, Tenaga Kesehatan serta Pembiayaan kesehatan..sumber daya kesehatan meliputi pula penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/kedokteran, serta data dan informasi yang makin penting peranannya. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian cakupan program kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya kesehatan yang mencukupi sesuai kebutuhan. A. SARANA KESEHATAN Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas pelayanan yang baik. 1. Puskesmas Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten Majene yang berperan sebagai umit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan motivasi serta kebijakan pemerintah daerah setempat.puskesmas memiliki fungsi antara lain sebagai a) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; b) pusat pemberdayaan masyarakat; c) pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer; dan d) pusat pelayanan kesehatan perorangan primer. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan sampai ditingkat Kecamatan. Sampai dengan Tahun 2013, jumlah Puskesmas di Kabupaten Majene berjumlah 11 unit yang terdiri dari 6 Puskesmas perawatan(puskesmas Pamboang, Puskesmas Sendana I, Puskesmas Sendana II, Puskesmas Tammerodo, Puskesmas Malunda, Puskesmas Ulumanda) dan 5 Puskesmas non perawatan (Puskesmas Banggae I, Puskesmas Totoli, Puskesmas Banggae II, Puskesmas Lembang, Puskesmas Salutambung) yang tersebar di 8 Kecamatan. Rasio Puskesmas terhadap penduduk sebesar 7,15 per penduduk, artinya setiap penduduk dilayani oleh 7 Puskesmas atau 1 Puskesmas melayani penduduk. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa jumlah Puskesmas di Kabupaten Majene sudah memenuhi dari target nasional (1 Puskesmas rata rata melayani penduduk). Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Jumlah 104 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

123 puskesmas pembantu di tahun 2013 sebanyak 34 unit dengan kondisi baik 23 unit, rusak ringan 7 unit, rusak berat 3 unit dan rusak total 1 unit. Jumlah Poskesdes pada tahun 2013 sebanyak 65 unit. Distribusi sarana pendukung Puskesmas secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11 Jumlah pustu dan Poskesdes Kabupaten Majene Tahun 2013 NO PUSKESMAS JML PUSTU JML POSKESDS 1 BANGGAE I TOTOLI BANGGAE II LEMBANG PAMBOANG SENDANA I SENDANA II TAMMERODO MALUNDA ULUMANDA SALUTAMBUNG 0 3 JUMLAH Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 2. Rumah Sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bergerak dalam upaya kuratif dan rehabilitatif serta merupakan sarana pelayanan rujukan dari Puskesmas. Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2013 Kabupaten Majene tetap memiliki 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah milik pemerintah setempat dengan klasifikasi Tipe C, yang merupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan pada masyarakat selain Puskesmas yang bergerak dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit juga berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan khususnya di Kabupaten Majene, bahkan seringkali memberikan pelayanan kesehatan rujukan dari Kabupaten terdekat lainnya. 3. Sarana Farmasi Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana kesehatan adalah tersedianya sarana farmasi. Sampai Tahun 2013 di Kabupaten Majene terdapat 9 apotek, 8 toko obat dan 1 UPTD Gudang Farmasi Kabupaten. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

124 B. TENAGA KESEHATAN Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, maka tenaga kesehatan terbagi atas 7 (tujuh) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan tenaga keteknisian medis Jumlah seluruh tenaga kesehatan yang ada di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene sampai dengan akhir tahun 2013 adalah 564 orang yang terdiri dari tenaga dokter (spesialis, umum, gigi), bidan, perawat dan perawat gigi, tenaga kefarmasian, gizi, kesehatan masyarakat, sanitasi, teknisi medis, dan fisioterapis. Khusus tenaga kesehatan yang ada di puskesmas sebanyak 412 orang. 1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis Jumlah dokter spesialis di Kabupaten Majene hingga akhir tahun 2013 hanya 3 orang yang terdiri dari spesialis anak, Spesialis Kandungan dan spesialis bedah. Sedangkan dokter umum sebanyak 13 orang dengan rasio sebesar 8,45 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio dokter umum menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003 yaitu 40 per penduduk, maka Kabupaten Majene masih sangat kekurangan tenaga dokter umum untuk melayani kesehatan masyarakat, terutama pelayanan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Sama halnya dengan kebutuhan tambahan dokter spesialis yang jumlahnya masih sangat kurang di Kabupaten Majene. Jumlah dokter gigi 11 orang dengan rasio 7,15 per penduduk. Sedangkan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003 adalah 11 per penduduk, sehingga dapat berarti di Kabupaten Majene juga masih kekurangan tenaga dokter gigi. Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, dokter umum yang bertugas di puskesmas 8 orang, belum memenuhi kebutuhan tenaga dokter umum belum merata dikarenakan ada 3 Puskesmas yang tidak memiliki dokter umum. Dokter umum yang ada di puskesmas yang tersebut adalah kepala puskesmas/pejabat struktural. Jumlah dokter gigi yang bertugas di puskesmas pada tahun 2013 sebanyak 8 orang. Sama halnya dengan distribusi tenaga dokter umum, tenaga dokter gigi pun tidak terdistribusi dengan baik bahkan terkesan ketenagaan dokter gigi terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Terdapat 4 puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi dan ada 1 puskesmas yang memiliki 2 orang dokter gigi.jumlah tenaga medis di fasilitas kesehatan tahun 2013Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

125 2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan Jumlah bidan pada tahun 2013 sebanyak 175 orang dengan rasio 221,95 per penduduk,telah melampaui jumlah rasio bidan yang diharapkan mencapai 100 per penduduk. Jumlah perawat yang ada pada tahun 2013 sebanyak 206 orang dengan rasio 133,88 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003, rasio perawat diharapkan 117 per penduduk, berarti tenaga perawat di Kabupaten Majene sudah telah melampaui bahkan di atas target. Jumlah tenaga bidan yang tersebar di seluruh puskesmas pada tahun 2013 sebanyak 158 orang, jumlah tenaga perawat sebanyak 145 orang dan perawat gigi 11 orang. Meskipun tenaga bidan dan perawat terbilang telah mencukupi namun distribusi di tiap puskesmas sangat tidak merata. Ada puskesmas yang memiliki tenaga berlebih dan ada pula yang sangat kekurangan terutama di daerah yang terpencil. Jumlah tenaga keperawatan di fasilitas kesehatan tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian Tenaga Kefarmasian sebanyak 18 orang dengan rasio 11,7 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003, rasio tenaga kefarmasian diharapkan 10 per penduduk, berarti tenaga kefarmasian di Kabupaten Majene sudah mencukupi bahkan di atas target. Tenaga Kefarmasian terdiri dari tenaga teknis kefarmasian (sarjana farmasi,analis farmasi dan asisten apoteker) sebanyak 10 orang dan apoteker sebanyak 8 orang. Jumlah tenaga kefarmasian di puskesmas tahun 2013 (terdiri dari apoteker, sarjana farmasi dan asisten apoteker) di seluruh puskesmas sebanyak 13 orang, tetapi ada 2 puskesmas yang tidak memiliki tenaga kefarmasian yaitu Puskesmas Sendana II dan Puskesmas Salutambung. Distribusi tenaga kefarmasian di puskesmas lebih banyak berada di daerah Ibukota Kabupaten.Ada 4 puskesmas yang memiliki 2 tenaga kefarmasian. Distribusi tenaga kefarmasian di tiap Puskesmas lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi Tenaga Gizi pada tahun 2013 sebanyak 12 orang dengan rasio 7,8 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003, rasio tenaga gizi diharapkan 22 per penduduk, maka dapat dikatakan bahwa Kabupaten Majene masih sangat kekurangan tenaga gizi. Dimana diharapkan dengan adanya tenaga gizi yang mencukupi dan melaksanakan tugasnya secara professional dapat meningkatkan status gizi masyarakat yang lebih baik lagi, khususnya dalam penanganan masalah gizi buruk pada masyarakat. Jumlah Tenaga Gizi yang bertugas di puskesmas hanya 10 orang. Terdapat 2 puskesmas tidak memiliki seorang tenaga gizi yaitu puskesmas Tammerodo dan Puskesmas Ulumanda. Sedangkan ada 1 puskesmas yang memiliki dua tenaga 107 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

126 Distribusi tenaga gizi di tiap Puskesmas lebih rinci dapat dilihat pada lampiran tabel Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Tenaga Kesehatan Masyarakat sebanyak 14 orang dengan rasio 9,1 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003, rasio tenaga kesehatan masyarakat diharapkan 40 per penduduk, maka Kabupaten Majene juga masih sangat kekurangan tenaga kesehatan masyarakat. Secara khusus, tenaga kesehatan masyarakat terdiri dari beberapa tenaga fungsional diantaranya administrasi kesehatan, epidemiolog, gizi, sanitarian dan promosi kesehatan masyarakat. Tenaga Sanitasi sebanyak 13 orang dengan rasio 8,4 per penduduk. Bila dibandingkan dengan rasio menurut Kepmenkes 1202 tahun 2003, rasio tenaga sanitasi diharapkan 40 per penduduk, berarti tenaga sanitasi masih kurang. Berdasarkan disiplin ilmunya, tenaga sanitasi diharapkan dapat bekerja secara profesional dalam upaya perbaikan kualitas lingkungan. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat yang ada puskesmas untuk tahun 2013 sebanyak 9 orang. Terdapat 4 Puskesmas yang tidak memiliki tenaga kesehatan masyarakat yaitu Puskesmas Banggae II, Puskesmas Sendana I, Puskesmas Tammerodo dan Puskesmas Ulumanda sedangkan ada puskesmas yang memiliki 2 tenaga kesehatan masyarakat. Jumlah Tenaga Sanitasi yang bertugas di puskesmas adalah sebanyak 13 orang, tetapi tidak semua Puskesmas memiliki tenaga sanitasi disebabkan distribusi tenaga yang kurang efektif. Terbukti bahwa terdapat 2 Puskesmas yang sama sekali tidak memiliki tenaga sanitasi dan terdapat pula Puskesmas yang memiliki tenaga sanitasi yang berlebih. Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan tenaga kesehatan lingkungan Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis Tenaga Teknisi Medis pada tahun 2013 sebanyak 18 orang dengan rasio 11,70 per penduduk. Sedangkan tenaga Fisioterapis yang ada hingga akhir tahun 2013 hanya sebanyak 7 orang dengan rasio 4,55 per penduduk. Khusus untuk tenaga teknisi medis dan fisioterapis di Kabupaten Majene hingga akhir tahun 2013 masih termasuk minim. Teknisi medis yang ada di puskesmas sebanyak 6 terdiri dari tenaga analis laboratorium sebanyak 4 orang dan teknisi gigi sebanyak 2 orang, berarti masih banyak Puskesmas yang tidak memiliki tenaga analis laboratorium dan teknisi gigi. Sedangkan untuk tenaga fisioterapis yang tercatat sebanyak 5 orang. Terdapat 7 puskesmas yang tidak memiliki tenaga fisoterapis sedangkan ada 1 puskesmas yang memiliki 2 tenaga fisioterapis. 108 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

127 C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pada tahun 2009 pemerintah telah mengeluarkan UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang dalam salah satu pasal untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan, dimana seluruh Kabupaten/kota dan Provinsi harus mengalokasikan 10% anggaran untuk kesehatan dari Total APBD I/II diluar biaya gaji. Pembiayaan program dan kegiatan kesehatan di Kabupaten Majene diperoleh dari berbagai sumber diantaranya dana APBD Kabupaten dan APBN yang meliputi Dana Alokasi Khusus (DAK), Jamkesmas/Jampersal, Tugas Pembantuan (TP) dan Pinjaman/Hibah luar negeri (PHLN). Persentase anggaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Majene Tahun 2013 terbesar berasal dari APBD Kabupaten Majene sebesar 62,21% senilai Rp , dengan anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp ,08. Persentase anggaran di bidang kesehatan dari total APBD Kabupaten Majene sebesar 5,06%. Ini berarti di Kabupaten Majene belum emmenuhi amanat undang undang No.36 tahun Persentase Alokasi anggaran pembangunan kesehatan menurut sumber dana lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 103 Persentase Alokasi Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Dana Lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Majene Tahun , , ,41 APBD Kab APBN PHLN Sumber: Data Profil Kesehatan Tahun 2013 Kab. Majene 109 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

128 BAB VI KESIMPULAN Berikut uraian beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahun 2013 antara lain: A. Situasi Derajat Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah dapat dilihat dari besarnya angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat tersebut. Angka kematian yang paling sering dijadikan indikator antara lain angka kematian bayi/akb, angka kematian anak balita dan balita/akaba dan AKBA serta angka kematian ibu/aki. Adapun angka kesakitan yang dilihat adalah tingginya kejadian penyakit khususnya penyakit menular dalam masyarakat seperti TB/Kusta, Malaria, DBD, Diare, ISPA dan sebagainya. Sedangkan status gizi masyarakat yang dijadikan indikator dalam hal ini antara lain banyaknya kasus Gizi Kurang dan Gizi Kurang yang ditemukan dalam masyarakat khususnya pada anak balita. Tahun 2013 khususnya di Kabupaten Majene Angka Kematian Bayi/AKB, Angka Kematian Anak Balita dan Balita/AKABA dan AKBA, serta Angka Kematian Ibu/AKI masih terbilang tinggi, dan bahkan cenderung mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah kematian bayi pada tahun 2013 sebanyak 54 kematian (15,13/1.000 kelahiran hidup). Jumlah kematian ibu juga meningkat hingga tahun 2012 tetap sebanyak 9 kematian (252,10/ kelahiran hidup). Angka ini sangatlah tinggi dimana Puskesmas Malunda menyumbangkan jumlah kematian terbanyak yaitu 5 kasus dimana penyebabnya antara lain karena pendarahan dan adanya penyakit penyerta pada ibu hamil yang tidak terdeteksi secara dini akibat ketidakteraturan dalam melakukan pemeriksaan kehamilan. Selain itu masih ada pula yang disebabkan karena keterlambatan kontak dengan petugas kesehatan terkait. Dari segi kejadian penyakit yang tersebar di wilayah kerja Kabupaten Majene, terdapat beberapa penyakit yang sangat menonjol dalam hal penemuan kasus dan peningkatan kejadiannya antara lain penyakit TB, Kusta, peningkatan jumlah kasus malaria, peningkatan jumlah pebnderita DBD dan penyakit Diare dan ISPA yang dari tahun ke tahun tetap merupakan penyakit yang terbanyak penderitanya. Untuk kasus TB dan Kusta, meskipun terjadi penurunan jumlah penemuan kasus baru dari tahun sebelumnya tetap saja jumlah kasus tersebut masih terbilang tinggi di Kabupaten Majene, dimana diharapkan tidak ada lagi kasus baru sehingga penularan penyakit khususnya pada anak anak tidak terjadi lagi. Untuk penyakit malaria, pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 111 kasus yang man 100% merupakan kasus impor dari daerah lain. Sedangkan untuk kasus Demam Berdarah Dengue atau DBD juga terjadi peningkatan kasus yang 110 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

129 kemungkinan juga mengindikasikan ke arah Kejadian Luar Biasa/KLB. Tahun 2013 tercatat sebanyak 86 kasus DBD (IR: 55,89/ penduduk) di Kabupaten Majene dengan kasus meninggal sebanyak 1 orang (CFR: 1,16%) Baik itu malaria maupun DBD keduanya merupakan penyakit yang bisa berujung kematian jika tidak tertangani dengan cepat dan tepat. Selain angka kematian dan angka kesakitan, derajat kesehatan suatu masyarakat dilihat pula melalui status gizi masyarakatnya. Tahun 2013 di Kabupaten Majene, kasus bayi lahir dengan BBLR meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dari 6,1% menjadi 8,01 dari total kelahiran hidup dimana kasus tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas Pamboang. Hal ini disebabkan antara lain karena belum semua tenaga Bidan telah mengikuti Pelatihan ANC Standar sehingga dalam melakukan Pemeriksaan ANC terkadang tidak mengikuti standar yang telah ditetapkan. Selain itu, juga disebabkan oleh belum adanya intervensi Penanggulangan Bumil KEK (Kurang Energi Kronis) sehingga potensi Bumil melahirkan bayi BBLR sangat besar. Selain ibu hamil yang anemia, kelahiran prematur juga dapat menjadi penyebab lahirnya bayi dengan berat badan rendah. Sedangkan faktor dari masyarakat adalah kurangnya pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat akan pentingnya pemeriksaaan kehamilan dan perawatan kesehatan selama masa kehamilan. Untuk kasus balita Gizi kurang pada tahun 2013, di Kabupaten Majene ditemukan 283 balita dengan status bawah garis merah atau sekitar 2,38% dari balita yang ditimbang, dimana terjaring pula jumlah balita gizi buruk sebanyak 37 balita (Kasus Gizi Buruk ditentukan dengan menggunakan Indeks Antropometri Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan dinyatakan kasus ketika berada dibawah 3 SD) dan seluruhnya mendapatkan perawatan kasus gizi buruk sesuai standar 100%. B. Situasi Upaya Kesehatan Upaya upaya kesehatan yang dilakukan antara lain meliputi upaya pelayanan kesehatan dasar, layanan kesehatan rujukan dan penunjang, upaya perbaikan gizi masyarakat, pemberdayaan masyarakat dan pengendalian kesehatan lingkungan masyarakat. Berikut ringkasan uraian upaya kesehatan di Kabupaten Majene selama Tahun Cakupan pelayanan K1 telah melampaui angka 100% sedangkan K4 86,44%. Untuk cakupan K4 terdapat 2 Puskesmas yang pencapaiannya sangat rendah dan tidak mencapat target Kabupaten (85%) yaitu Puskesmas Totoli 72,12 % dan Puskesmas Ulumanda 76,74%. Hal ini menunjukkan masih ada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Totoli dan Puskesmas Malunda tidak melaksanakan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. Selain itu tingkat mobilisasi penduduk di wilayah tersebut cukup tinggi banyak warga masyarakat yang bekerja diluar daerah dan faktor yang lain adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara 111 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

130 lengkap, pencatatan yang kurang akurat dari petugas kesehatan yang ada/kurang koordinasi dengan sarana pelayanan swasta (seperti BPS dll) karena banyak ibu hamil yang lebih memilih memeriksaan kehamilannya ke sarana pelayanan swasta dibanding ke sarana pelayanan pemerintah ini juga menggambarkan kemampuan petugas yang ada belum maksimal. 2. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 94,63%. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2012 telah melampaui target kabupaten sebesar 88% di tahun 2013 dan telah melampaui target standar pelayanan minimal (SPM) tahun 2015 sebesar 90%. Dimana cakupan terendah berada di wilayah kerja puskesmas Ulumanda dan Puskesmas Totoli. 3. Cakupan persalinan yang dilakukan di fasilitas kesehatan yang ada tertinggi di Puskesmas Salutambung 98,81% dan terendah pada Puskesmas Pamboang 87,58%. Untuk meningkatkan persalinan di fasilitas pada tahun 2013 upaya yang dilakukan diantaranya meningkatkan kegiatan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di sarana pelayanan kesehatan terdekat, menjalin hubungan kemitraan antara bidan dan dukun serta kerja sama dengan kader kesehatan serta kerjasama dengan pihak pemerintah setempat agar dibuatkan aturan yang mewajibkan setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan 4. Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3) telah melampaui angka 100% dimana cakupan tertinggi pada wilayah kerja Puskesmas Sendana II 112,95% sedangkan yang terendah pada wilayah kerja Puskesmas Tammerodo 90,36%. 5. Persentase komplikasi kebidanan ditangani di kabupaten Majene tahun 2013 mengalami peningkatan 95,19% dan telah mencapai target standar pelayanan minimal tahun % 6. Tahun 2013 cakupan penanganan komplikasi neonatal di Kabupaten Majene sebesear 74,41% Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar. 7. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN Lengkap) di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 103,37%. Mengalami peningkatan dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. 8. Cakupan kunjungan bayi di Kabupaten Majene tahun 2012 adalah sebesar 107, 59% mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya dan telah melampaui target standar pelayanan minimal yaitu 90%. 9. Jumlah peserta KB baru atau 19,85% dari jumlah PUS yang ada dan paling banyak menggunakan alat kontrasepsi suntik (51,43%) dan paling sedikit menggunakan alat kontrasepsi MOP (0,02%). Sedangkan jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Majene tahun 2013 sebanyak atau 48,25% dari jumlah PUS. 112 Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

131 10. Kegiatan penjaringan siswa SD tahun 2013 telah mencapai angka 100% dengan total SD yang mendapatkan pelayanan sebesar 198 unit 11. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 66,2% mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 12. Untuk tahun 2013, capaian UCI Desa di Kabupaten Majene tidak bergerak dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 82,9% yang berarti tidak memenuhi target. Terdapat 4 Puskesmas yang telah mencapai angka 100% yaitu Puskesmas Banggae I, Tottoli, Pamboang, dan Puskesmas Sendana I. Sedangkan Puskesmas Ulumanda sama sekali tidak memiliki desa UCI satupun. 13. Cakupan rawat jalan di Kabupaten majene tahun 2013 sebesar 144,11% ( kunjungan). Tingginya angka cakupan tersebut menggambarkan bahwa pencatatan dan pelaporan di sarana pelayanan kesehatan masih belum akurat, pemahaman tentang defenisi operasional yang belum benar. Namun angka ini mengalami penurunan disbanding tahun sebelumnya 14. Pada tahun 2013, jumlah balita yang ditimbang (D) sebanyak dari jumlah balita (S) yang ada atau sekitar 77,16%. (D/S). Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat terlihat mengalami peningkatan. 15. Pada tahun 2013, cakupan pemberian Fe1 sebesar 107,52% dan Fe3 sebesar 86,44%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terlihat mengalami peningkatan. Cakupan Fe1 menunjukkan jumlah bumil yang mendapatkan TTD lebih banyak dari jumlah sasaran bumil yang ditetapkan. 16. Pada Tahun 2013 cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita dan balita tersebut masing masing sebesar 91,46%, 86,44% dan 87,55% mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun Hal ini dapat dicapai melalui penguatan kegiatan sweeping satu bulan setelah bulan pemberian (Februari & Agustus) bagi bayi dan anak balita yang tidak sempat mendapatkan suplementasi vitamin A pada bulan pemberian tersebut. 17. Pada tahun 2013 cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten Majene sebesar 55,05% mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 63,4% 18. Pada tahun 2013 dilakukan pemantauan terhadap rumah tangga atau sekitar 32,25% dari jumlah rumah tangga yang ada diperoleh persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat sebesar 70,56%. terdapat peningkatan dan telah mencapai indikator dan target pencapaian rumah tangga ber PHBS pada tahun 2014 sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMN yaitu sebesar 70%. 19. Cakupan Desa siaga aktif di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 59,76% atau 49 Desa/Kelurahan, terus menerus mengalami peningkatan selama beberapa tahun terakhir 20. Penyebaran poskesdes yang ada di wilayah kerja Kabupaten Majene tahun 2013 disesuaikan dengan banyaknya desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dan banyaknya wilayah kerja yang sulit dijangkau. Terdapat Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

132 Poskesdes yang tersebar di 82 Desa/Kelurahan, Posbindu sebanyak 17 unit, Sedangkan jumlah Posyandu sebanyak 285 unit dimana tiap tahun bertambah jumlahnya 21. Capaian akses terhadap air minum yang layak terbagi 2 jenis yaitu jaringan perpipaan dan bukan perpipaan. Untuk bukan jaringan perpipaan capaian kabupaten sebesar 78,87% sedangkan untuk jaringan perpipaan sebesar 24,24% 22. Dari segi akses penduduk terhadap sanitasi yang layak khususnya jamban sehat di Kabupaten Majene tahun 2013 sebesar 68,47%. Terdapat 73 Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM dan terdapat 4 Desa/Kel Stop BABS/SBS C. Sumberdaya Kesehatan Sumberdaya kesehatan meliputi jumlah sarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan dan besarnya pembiayaan kesehatan. Tahun 2012 di Kabupaten Majene terdapat 11 Unit Puskesmas yg tersebar di 8 Kecamatan dan memilik jaringan seperti Puskesmas Pembantu atau yang disingkat dengan Pustu, Polindes serta Poskesdes yang berperan besar membantu menjangkau pelayanan kesehatan khususnya didaerah daerah terpencil. Hingga akhir tahun 2013 terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum milik pemerintah Daerah Kabupaten Majene yang bertugas sebagai pusat layanan kesehatan selain Puskesmas dan melayani kesehatan rujukan dan berbagai kejadian kegawatdaruratan. Selain itu terdapat Apotek sebanyak 9 unit dan Toko Obat 8 unit yang telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Majene yang tersebar di Kabupaten Majene yang dapat memenuhi dan melayani kebutuhan kefarmasian masyarakat. Dari segi jumlah tenaga kesehatan, secara umum tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Majene hingga akhir tahun 2013 telah mencukupi. Hanya saja yang menjadi kendala adalah bahwa distribusi tenaga kesehatan antara wilayah satu dengan wilayah yang lainnya sangat tidak merata. Pada kenyataannya tenaga kesehatan lebih banyak berkonsentrasi di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan utamanya pada daerah daerah yang sangat terpencil. Bahkan berdasarkan Laporan terdapat beberapa Puskesmas yang sangat kekurangan tenaga kesehatan, baik itu tenaga medis maupun non medis. Untuk pembiayaan kesehatan, persentase anggaran pembangunan kesehatan di Kabupaten Majene Tahun 2013 terbesar berasal dari APBD Kabupaten Majene sebesar 62,21% senilai Rp , (5,06% dari total APBD Kabupaten Majene) dengan anggaran kesehatan per kapita sebesar Rp , Profil Kesehatan Kabupaten Majene Tahum 2013

133 DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene; Majene Dalam Angka 2013, BPS Kabupaten Majene, Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene; Majene Dalam Angka 2012, BPS Kabupaten Majene, Badan Pusat Statistik Kabupaten Majene; Statistik Daerah Kabupaten Majene, Statistical of Majene Regency, BPS Kabupaten Majene, Depkes RI; Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Depkes RI; Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Depkes RI; Profil Kesehatan Indonesia 2010, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Profil Kesehatan Kabupaten Majene 2008, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Profil Kesehatan Kabupaten Majene 2009, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Profil Kesehatan Kabupaten Majene 2010, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Profil Kesehatan Kabupaten Majene 2011, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Profil Kesehatan Kabupaten Majene 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, Majene, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene; Laporan Hasil Kegiatan Program Lingkup Dinas Kesehatan Kab. Majene Tahun 2012, Dinas Kesehatan Kabupaten Majene, 2012.

134

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 DAFTAR ISI hal. KATA SAMBUTAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iv v x BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3 A. KEADAAN PENDUDUK 3 B. KEADAAN EKONOMI 8 C. INDEKS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rakhmatnya sehingga buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2015 Jl. R.A. Kartini No. 7 Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Tlp/Fax : 0422-21060 email : dinkes.majene@gmail.com Website : dinkes.majenekab.go.id KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas Kecamatan Matraman Tahun 2017 selesai disusun. Laporan Tahunan dan Profil

Lebih terperinci

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber. Pelindung/ Penasehat : Dr. dr. H. Rachmat Latief, SpPD., M.Kes., FINASIM drg.hj. Susilih Ekowati, M.Si Pengarah : Hj. Asmah, SKM., M.Kes Penyusun : Mohamad Nur, SKM Syahrir, S.Kom Agusyanti, SKM Nurmiyati

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MAJENE TAHUN 2016 Jl. R.A. Kartini No. 7 Kabupaten Majene, Sulawesi Barat Tlp/Fax : 0422-21060 email : dinkes.majene@gmail.com Website : dinkes.majenekab.go.id KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG - ii - DAFTAR ISI Judul Halaman Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii Daftar Gambar... iv Daftar Tabel... v BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II GAMBARAN

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO A. GAMBARAN UMUM L P L + P Satuan 1 Luas Wilayah 37.116,5 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5.918 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 22.666.168 21.882.263 44.548.431 Jiwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2016 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1762,4 km2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 desa 270+ kel 10 = 280 3 JUMLAH PENDUDUK 1 341700 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 2388161 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 167 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 151 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1260565 1223412 2483977 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 1083136 1048577 2131713 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 4037,6 ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 15 3 JUMLAH PENDUDUK 1 558178 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 327536 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016 DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Piere Tendean No. 24 Semarang Telp. 024-3511351 (Pswt.313) Fax. 024-3517463 Website : www.dinkesjatengprov.go.id

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NO KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN WILAYAH

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1118KM2 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 367 3 JUMLAH PENDUDUK 1 576,544 561,855 1,138,399 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 469,818 464,301 934,119.0 5 PENDUDUK 10 TAHUN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 1.753,27 KM 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 309 3 JUMLAH PENDUDUK 1 2,244,772 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 KABUPATEN CIREBON NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM - 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 381/ 5 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK... I II VII VIII X BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BANDUNG A. GEOGRAFI... 4 B. KEPENDUDUKAN / DEMOGRAFI...

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 972 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 192 3 JUMLAH PENDUDUK 1 852,799 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 682,447 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 343 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN TERTINGGI SMP+ 6 JUMLAH BAYI

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 8,5 Ha 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 68 3 JUMLAH PENDUDUK 50,884 493,947,004,83 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 407,97 382,66 790,533 5 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS DENGAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 299,019 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 417 desa/17 kel 3 JUMLAH PENDUDUK 1 5,077,210 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 17,650 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 20,994 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 DESA=309 KEL=8-3 JUMLAH PENDUDUK 1 869,767 819,995 1,689,232 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 673,079 551,261 1,224,340 5 PENDUDUK

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 203 K0TA TASIKMALAYA NO INDIKATOR TABEL A. GAMBARAN UMUM LUAS WILAYAH 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 3 JUMLAH PENDUDUK 4 PENDUDUK 0 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 0

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 305,519 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 442 3 JUMLAH PENDUDUK 1 1,277,610 1,247,873 2,525,483 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Taufik dan Hidayah - NYA, sehingga buku Profil Kesehatan Tahun dapat disusun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun merupakan gambaran pencapaian

Lebih terperinci

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat menyelesaikan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2014 ini dengan baik. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan

Lebih terperinci

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013 A. GAMBARAN UMUM 1 LUAS WILAYAH 1 belum mendapat data dari BPS 2 JUMLAH DESA/KELURAHAN 1 Kabupaten 3 JUMLAH PENDUDUK 1 4 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MELEK HURUF 4 5 PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS DENGAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE JUMLAH KELAHIRAN KABUPATEN KOTA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. L P L + P Satuan Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 315 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 59 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 86,900 88,800

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47 2 KESEHATAN AWAL TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,24 95 95 95 95 95 95 95 Dinas Kesehatan Jumlah Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 8,972 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1557 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 5,932,601

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 9 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 113.883 115.084

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 37,117 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 5891 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG i KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0 RESUME PROFIL KESEHATAN 0 TAHUN 0 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 148,640 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 1034 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang. B. Sistematika

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, DESA/KELURAHAN, PENDUDUK, RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA LUAS RATA-RATA KEPADATAN KABUPATEN/KOTA WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK DESA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberi rahmat dan hidayah Nya sehingga dapat tersusunnya Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015. Profil

Lebih terperinci

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Masyarakat No PROGRAM SI AWAL PENGGU NG WAB 1 Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Cakupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung system manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118.41 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 RESUME PROFIL INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 71.681 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 6113 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 6.648.190 6.678.117

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 695 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 104 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 421.900 424.831

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 181 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 68 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 80.041 90.463

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 3.538 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 135 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 128.162

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 738 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SERANG Menimbang : DENGAN

Lebih terperinci

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014 TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 118 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 42 Desa/Kel

Lebih terperinci

PROFIL DINAS KESEHATAN

PROFIL DINAS KESEHATAN PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2012 DINAS KESEHATAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KATA PENGANTAR Alhamdulillahirrabbil alamiin. Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 214 Mewujudkan Derajat Kesehatan Masyarakat KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 -1- BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii - KATA PENGANTAR Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas serta pemanfaatan guna mendukung sistem manajemen di Dinas Kesehatan, maka penyajian informasi kesehatan yang akurat, tepat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LOMBOK BARAT TAHUN 2015 NO INDIKATOR

Lebih terperinci

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor DATA/INFORMASI KESEHATAN KABUPATEN LAMONGAN Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 2012 Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2012 Penanggung jawab : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Pelaksana : Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi Tim Penyusun : - Seksi Data

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 586.021

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 PROFIL KESEHATAN KOTA JAKARTA BARAT TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

Lebih terperinci

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK Assalammu alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan berkat dan karunianya maka buku Profil Dinas Kesehatan Kota Depok

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013 PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN Jl. M. Natsir Simpang Ampek telp/fax (0753) 7464101 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur dan syukur kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-nya, telah

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Penulisan Sumber Data... 3 DAFTAR ISI SAMBUTAN BUPATI POLEWALI MANDAR....... i DAFTAR ISI............ iii DAFTAR TABEL............ vi DAFTAR GRAFIK............ ix DAFTAR GAMBAR............ xiii DAFTAR SINGKATAN............ xiv PETA

Lebih terperinci

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 214 GAMBARAN UMUM Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan dan merupakan pintu gerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI No SASARAN STRATEGIS No 1 Meningkatnya pelayanan kesehatan 1 Penurunan Angka 17 pada ibu, neonatus, bayi, balita

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 kk KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas rahmat, hidayah dan inayah-nya sehingga Buku Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku

Lebih terperinci

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN 2012-2016 P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R KATA PENGANTAR KEPALA DINAS KESEHATAN Assalamu alaikum Wr.Wb. Segala Puji Syukur kita panjatkan Kehadirat

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015 NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 200 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 63 Desa/Kel Tabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-program kesehatan di Indonesia. Pada edisi ini selain

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol. KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan nayah-nya atas tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka Tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka merupakan salah

Lebih terperinci

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si PENYUSUN : ROSMERI PALEBA, S.Si., Apt SAID KUDO, SKM., MPH YONGKI ANU, SST DEBBY JUALITA LEAUA JAMES MAKANONENG PENGUMPUL DATA : JOHANA AIPIPIDELI, SKM Hj.

Lebih terperinci

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2012 RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1.281 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 460 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 581.947

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA Dl JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a. bahwa sesuai

Lebih terperinci

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH

UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI DINAS KESEHATAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2010 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGAH DINAS KESEHATAN UPT SURVEILANS, DATA DAN INFORMASI Jalan Undata No. 3 Palu - Telp.+62-451-421070-457796 http://dinkes.sulteng.go.id

Lebih terperinci

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun

3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 3.2 Pencapaian Millenium Development Goals Berdasarkan Data Sektor Tingkat di Mandar 2007-2009 Indikator 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 6 7 8 9 20 Tujuan Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan Menurunkan Proporsi

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis. Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Petunjuk Teknis. Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI 2013 KATA PENGANTAR Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan pemantauan dan

Lebih terperinci

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP

Malang, 2013 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. SUPRANOTO, M.Kes. Pembina Tingkat I NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2012. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PROVINSI BANTEN 2012-2017 DATA CAPAIAN Persentase Balita Ditimbang Berat 1 2 1 PROGRAM BINA GIZI DAN Badannya

Lebih terperinci

Juknis Operasional SPM

Juknis Operasional SPM DIREKTORAT JENDERAL OTONOMI DAERAH KEMENTERIAN DALAM NEGERI Juknis Operasional SPM 1. KESEHATAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI KABUPATEN : Jawa Timur : Tulungagung KEMENTERIAN KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. 4.1 Kesimpulan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari Analisa Data Secara Integratif Untuk Menghasilkan Database Kecamatan dan Atlas adalah sebagai berikut: 1. Gambaran umum sejauh mana pencapain dari 7

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat-nya Buku Profil Kesehatan Kabupaten Grobogan Tahun 2015 dapat diterbitkan.

Lebih terperinci

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Tebing Tinggi 011-016 3 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS KESEHATAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 35 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 862 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Palu, Juli 2015

KATA PENGANTAR. Palu, Juli 2015 KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kita semua diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan Buku Profil

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI JL. PANDANARAN 156 BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-nya,

Lebih terperinci

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP

Malang, 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA MALANG, Dr. dr. Asih Tri Rachmi Nuswantari, MM Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Dinas Kesehatan Kota Malang dapat menyelesaikan penyusunan Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2013. Profil Kesehatan ini disusun untuk

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) UNIT KERJA : DINAS KESEHATAN A. Tugas Pokok : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Lebih terperinci

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta 2014 Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta KATA PENGANTAR Profil Kesehatan merupakan data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi Kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012 PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan upaya kesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih mengutamakan pendekatan promosi, pemeliharaan, peningkatan

Lebih terperinci