Studi Perbandingan Struktur Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Monopole Dengan Ketinggian 40m yang Paling Effisien

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Perbandingan Struktur Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Monopole Dengan Ketinggian 40m yang Paling Effisien"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) Studi Perbandingan Struktur Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Monopole Dengan Ketinggian 40m yang Paling Effisien Sony Arjanggi 1), Endah Wahyuni 2), Soewardojo 2) 1) Mahasiswa Teknik Sipil, 2) Dosen Pengajar Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya endah@ce.its.ac.id Abstrak Ada berbagai macam tipe tower BTS (Base Transmission Tower). Tipe tower BTS tersebut antara lain tipe SST (Self Supporting Tower) dan monopole. Tower tipe SST biasanya digunakan untuk ketinggian menengah hingga tinggi, sedangkan tower tipe monopole biasanya digunakan untuk ketinggian rendah. Dalam studi kali ini akan diambil ketinggian 40m yang mewakili rentang ketinggian rendah hingga menengah. Digunakan 2 kriteria pembanding, yaitu bobot struktur atas dan biaya pelaksanaan pembangunan tower. Kriteria bobot didapat langsung dari output program bantu analisis yaitu MSTower v 6.02, sedangkan kriteria biaya pelaksanaan pembangunan didapat dari survey wawancara dengan kontraktor pelaksana. Hasil dari studi perbandingan ini menunjukkan tower SST kaki 3 sebagai tipe tower yang paling efisien digunakan untuk ketinggian 40m. Hal ini disebabkan oleh 2 faktor. Pertama bobot struktur atas tower SST kaki 3 adalah yang paling ringan dibanding SST kaki 4 dan monopole, Prosentase perbandingannya adalah SST kaki 4 lebih berat 25% dan Monopole lebih berat 95% dibanding SST kaki 3. Faktor kedua biaya pelaksanaan pembangunan tower SST kaki 3 adalah yang paling murah dibanding SST kaki 4 dan monopole, Prosentase perbandingannya adalah SST kaki 4 lebih mahal 24% dan Monopole lebih mahal 101% dibanding SST kaki 3. Kata kunci Monopole, MSTower, Tower BTS, Tower rangka Baja, SST. T I. PENDAHULUAN OWER BTS (Base Transmission Station) adalah suatu struktur tower baja yang menjulang ke udara dikarenakan fungsinya untuk menempatkan antenna pada ketinggian tertentu yang dianggap cukup. Ada berbagai macam tipe tower BTS diantarnya tipe monopole, SST (Self Supporting Tower), dan guyed mast. Untuk tower BTS dengan ketinggian rendah biasanya menggunakan tipe monopole dan guyed mast, sedangkan untuk ketinggian menengah dan tinggi menggunakan tipe SST. Tidak ada angka ketinggian yang pasti untuk mengkategorikan tipe tower berdasarkan ketinggiannya. Apabila perencana ingin mendesain tower pada ketinggian 40m, ketiga tipe tower diatas bisa digunakan sebagai desainnya. Pada studi kali ini akan dibandingkan 3 tower dengan tipe yang berbeda, yaitu tipe monopole, SST kaki 3, dan SST kaki 4 dengan ketinggian 40m dan selanjutnya akan dicari tipe tower mana yang paling efisien. Tentu saja untuk mengetahui tipe tower mana yang lebih efisien digunakan pada ketinggian 40m, kita perlu membandingkan antar tipe satu sama lain dengan kriteria tertentu. Kriteria yang akan dibandingkan disini adalah bobot struktur atas dari masing-masing tipe tower dan biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pembangunan tower. Dengan dilaksanakannya studi ini diharapkan dapat berguna untuk operator seluler, konsultan dan kontraktor pembangunan tower untuk menentukan tipe tower mana yang paling efisien digunakan untuk ketinggi 40m. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi TowerBTS dan Penggolongannya Tower BTS (Base Transmission Station) adalah struktur tower yang berguna untuk menopang seperangkat alat telekomunikasi wireless sebagai sarana penghubung antara alat penguna dengan jaringan atau penghubung antar jaringan. Tower BTS jika digolongkan dari material pembuatnya bisa digolongkan menjadi 2, yaitu tower BTS baja dan beton. Tower BTS jika digolongkan dari penempatan ketinggiannya bisa digolongkan menjadi 2, yaitu yang diletakkan diatas tanah (greenfield tower) dan yang diletakkan di atas atap gedung (rooftop tower). Penggolongan tower BTS menurut sumargo, dkk digolongkan menjadi tiga jenis yaitu: Self-Supporting Tower (SST), Guyed Tower dan Monopole[7]. Yang akan dibandingkan pada studi kali ini adalah tipe Self-Supporting Tower kaki 4, kaki 3 dan monopole tapered-pole yang ditunjukkan pada gambar 1 dan gambar 2 secara berurutan. (a) (b) Gambar 1. Tipe tower, (a)sst kaki 3 dan (b)sst kaki 4

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) A. Diagram Alir Metodologi III. METODOLOGI Gambar 2. Tipe tower monopole B. Penamaan Elemen-elemen struktur tower Elemen-elemn pada struktur tower memiliki nama yang berbeda-beda tergantung dari fungsi dan posisi penempatannya. Berikut ini akan dijabarkan masing-masing nama elemen pada struktur tower. (a) (b) (c) Gambar 3. Penamaan elemen-elemen pada struktur tower. (a)front view, (b)plan view, dan (c)hip view. B. Catatan Pengerjaan Untuk mempermudah proses analisa, akan digunakan program bantu anlisa struktur. Untuk analisa struktur sekunder dan struktur tambahan seperti tangga dan bordes akan menggunakan program bantu SAP 2000 v14, sedangkan untuk analisa struktur utama tower akan menggunakan program bantu MSTower v Setelah melakukan analisa struktur tower, tahap selanjutnya adalah mengontrol desain struktur hasil permodelan MSTower v 6.02 dengan peraturan ASD yang diacu dalam peraturan EIA-222-F yaitu AISC ASD. Seluruh perhitungan kapasitas member pada EIA mengacu pada AISC ASD, yang membedakan hanya ketika perhitungan angka kelangsingan untuk batang tekan, faktor reduksi luasan efektif untuk batang tarik dan faktor amplifikasi kapasitas profil. Proses perbandingan pada diagram alir diatas adalah proses dimana masing-masing konfigurasi sistem bracing

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) dibandingkan satu sama lain untuk mencari wakil perbandigan final SST kaki 4 dan SST kaki 3. Setelah didapatkan 3 tower final yang terdiri dari SST kaki4, SST kaki 3 dan monopole. Langkah selanjutnya adalah perbandingan 3 tipe tower tersebut dilihat dari segi bobot struktur atas dan biaya pelaksanaan. Dari ketiga tipe tersebut akan dicari 1 yang paling efisien dan menjadi pemenang dalam perbandingan tipe tower untuk ketinggian 40m. C. Data Perencanaan Studi perbandingan ini menggunakan data-data sebagi berikut: Lokasi studi : Surabaya Tinggi tower rencana : 40m Spesifikasi material Mutu baja untuk profil : BJ 37 Mutu baja untuk kelengkapan tower : BJ 37 Ukuran profil minimum Untuk profil siku min siku L 40x40x4 Untuk profil pipa min pipa 1 CHS Spesifikasi antenna Tower direncanakan akan digunakan untuk dua operator seluler, sehingga minimum beban antena yang digunakan : 2 set antenna sector gsm, dimensi 2,06 x 0,17 x 0,6m standard rural 2 buah antena microwave (MW) dish shielded, diameter 0,3m 2 buah antenna microwave (MW) dish shielded diameter 0,6m D. Beban-beban yang Diterima Struktur Tower Pembebanan pada studi ini mengacu pada peraturan TIA/EIA-222-F standard, dimana beban-beban yang bekerja pada tower terdiri dari: Beban mati terdiri dari berat sendiri struktur, berat antena, berat cable tray, berat feeder, berat bordes, dan tangga. Beban angin yang digunakan dalam TIA/EIA-222-F adalah basic wind speed fastest mile pada ketinggian 10m dari atas tanah mengacu pada periode ulang 50 tahun. Besar beban angin menurut EIA poin minimum sebesar 50 mph (22,4 m/dt). Beban hidup yang harus ditumpu oleh fasilitas panjat pada struktur tower seperti tangga dan bordes menurut EIA-222-F poin 13.2 adalah 250pound 120 kg terpusat. Besar beban hidup ini pula yang akan digunakan untuk membebani batang horizontal. E. Pembebanan dan Kombinasinya Untuk kombinasi pembebanan, menurut TIA/EIA-222-F poin menyebutkan: Combo 1= DL + WL Namun dalam kenyataannya ada beban manusia dalam struktur tower, beban manusia terjadi ketika tower dalam masa pembuatan dan perawatan tower. Beban manusia ini berpindah-pindah dari profil horizontal ke profil horizontal yang lain. Pada saat proses pembuatan dan pemasangan diusahakan sedang tidak terjadi angin ribut dikarenakan faktor keamanan, oleh karena itu kombinasi yang disebabkan oleh beban manusia tidak akan menerima beban angin: Combo 2= DL + LL Keterangan: DL adalah beban mati struktur dan beban mati tambahan LL adalah beban hidup pekerja dalam pembuatan dan perawatan tower WL adalah beban angin rencana struktur pada 8 arah mata angin (0 o, 45 o, 90 o, 135 o, 180 o, 225 o, 270 o, 315 o ) IV. HASIL STUDI A. Perencanaan Konfigurasi Tower Ada 3 variasi konfigurasi untuk tipe SST kaki 4 dan 3 variasi konfigurasi untuk tipe SST kaki 3. Masing-masing variasi memiliki jumlah panel dan tinggi panel yang berbeda-beda. Yang membedakan dari variasi konfigurasi kaki 3 dan kaki 4 adalah jumlah kakinya. Tipe monopole memiliki keterbatasan dalam konfigurasinya. Oleh karena itu dalam studi kali ini tidak ada variasi konfiguras untuk tipe monopole. Dalam mendesain struktur rangka, penulis melakukan pembatasan sistem bracing berdasarkan tinggi panel. Pembatasannya diantaranya: Tinggi panel 3,5m menggunakan sistem bracing X tanpa redundant (XH1) Tinggi panel 4m 4,5m menggunakan sistem bracing X dengan redundant (XH3) Tinggi panel 5m menggunakan sistem bracing K dengan redundant (K2) Untuk panel paling bawah diharuskan menggunakan sistem bracing K karna faktor ergonomi. Dengan panel K tinggi bebas pada panel paling bawah menjadi besar. Berikut ini dasar pendesainan untuk konfigurasi sistem bracing tower: Konfigurasi 1 (K*.1) didesain dengan konsep tinggi perpanel menengah dan jumlah panel menengah. Konfigurasi 2 (K*.2) didesain dengan konsep tinggi perpanel tinggi dengan jumlah panel sedikit (renggang). Konfigurasi 3 (K*.3) didesain dengan konsep tinggi perpanel rendah dengan jmlah panel banyak (rapat). Konfigurasi tinggi tipe monopole didesain dengan konsep mengurasi sedikit mungkin pemotongan profil yang digunakan. Panjang profil dipasaran dapat diperoleh dengan dimensi paling panjang 6 m, oleh karena itu konfigurasi tingginya adalah 6 x 6m + 1 x 4 m = 40 m.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) B. Hasil Desain yang Telah Dikontrol Tabel 1 Hasil perbandingan konfigurasi SST kaki 4 yang sudah dikontrol Config Sket Gambar Sway( ) Twist( ) Displc <0.2 Tabel 3 Hasil perbandingan konfigurasi SST kaki 3 yang sudah dikontrol Config Sket Gambar Sway( ) Twist( ) Displc <0.2 K K K K K K Dari tabel 1 diketahui tower konfigurasi K4.1 memiliki bobot yang paling ringan dengan bobot 4077,80 kg. Oleh karena itu tower konfigurasi K4.1 yang akan digunakan sebagai wakil struktur tower tipe SST kaki 4 Tabel 2 Bobot struktur atas tower monopole No Gambar Sway( ) <1 Twist( Displc ) <1 < Dari tabel 2 diketahui bobot struktur atas tower monopole adalah 6377,2 kg. Tower konfigurasi ini yang akan digunakan sebagai wakil struktur tower tipe monopole. Dari tabel 3 diketahui tower konfigurasi K3.3 memiliki bobot yang paling ringan dengan bobot 3266,83 kg. Oleh karena itu tower konfigurasi K3.3 yang akan digunakan sebagai wakil struktur tower tipe SST kaki 3 Tabel 4 Analisis perbandingan bobot struktur atas Prosentase Tipe Tower perbandingan SST kaki SST kaki Monopole Dari tabel 4 didapatkan bahwa tipe struktur SST kaki 3 memiliki bobot struktur atas yang paling ringan. Apabila dibandingkan dengan tipe struktur lainnya: SST kaki 4 25% lebih berat dari SST kaki 3 Monopole 95% lebih berat dari SST kaki 3 C. Analisa Pelaksanaan Pembangunan Tower Sumber data untuk biaya pelaksanaan pembangunan didapat dari survey wawancara dengan sebuah perusahaan kontraktor pelaksana pembangunan tower yang berlokasi di Sidoarjo. pelaksanaan dalam pembangunan struktur tower dipengaruhi oleh 4 aspek. Pertama durasi pelaksanaan pembangunan. Kedua jumlah pekerja saat pelaksanaan

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) pembangunan. Ketiga biaya pada saat erection. Keempat biaya mobilitas material. Untuk durasi dan jumlah pekerja, nilainya disamakan dengan proyek pembangunan tower sejenis. Sedangkan biaya erection dan mobilitas material didapat dari price list perusahaan kontraktor pelaksana. Tabel 5 Analisis biaya akibat durasi pelaksanaan dan jumlah pekerja Tipe Tower Durasi (hari) Jumlah pekerja Harga per pekerja SST kaki ,000 1,440,000 SST kaki ,000 1,440,000 Monopole ,000 2,160,000 Analisis biaya erection dihitung dengan harga satuan per kg dari struktur atas. ini dipengaruhi oleh tingkat kesukaran pelaksanaan pembangunan dan sewa alat bantu saat pelaksanaan pembangunan. erection untuk tower SST adalah Rp 1.700/kg. erection untuk tower monopole adalah Rp 2.000/kg. Analisis biaya mobilitas material dihitung dengan harga satuan per kg dari struktur atas. ini salah satunya dipengaruhi dari tingkat kesukaran mobilitas material dan mobilitas alat bantu yang digunakan. mobilitas untuk tower SST adalah Rp 1.000/kg. mobilitas untuk tower monopole adalah Rp 1.500/kg. Total biaya pelaksanaan didapat dari penjumlahan biaya dari keempat aspek untuk masing-masing tipe tower. Tabel 6 menjelaskan analisis perhitungan total biaya pelaksanaan. Tabel 6 Analisis total biaya pelaksanaan tower. Tipe Tower Total berat durasi & pekerja erection mobilisasi SST kaki ,440,000 6,932,260 4,077,800 12,450,060 SST kaki ,440,000 5,553,560 3,266,800 10,260,360 Monopole ,160,000 12,754,400 9,565,800 24,480,200 Dua kriteria yang digunakan untuk perbandinga tiga tipe tower adalah biaya struktur atas dan biaya pelaksanaan pembangunan tower. Harga satuan untuk profil baja struktural menurut survey wawancara di kontraktor pelaksana diasumsi Rp /kg. Harga tersebut sudah termasuk proses galvanisasi profil untuk mencegah proses perkaratan. Tabel 7 menjelaskan perbandingan total ketiga tipe tower. Tabel 7 Analisis perbandingan tiga tipe tower. Struktur Atas Tipe Tower Pelaksanaan Prosentase perbandingan SST kaki ,226,020 12,450,060 97,676, SST kaki ,276,120 10,260,360 78,536, Monopole ,283,480 24,480, ,763, Dari tabel 7 didapatkan bahwa total biaya tipe struktur SST kaki 3 adalah yang paling murah. Apabila dibandingkan dengan tipe struktur lainnya: SST kaki 4 24% lebih mahal dari SST kaki 3 Monopole 101% lebih mahal dari SST kaki 3 V. KESIMPULAN Struktur tower yang paling efisien digunakan pada ketinggian 40m adalah struktur tower SST kaki 3, hal ini dikarenakan oleh 2 hal diantarnya: 1. Struktur SST kaki 3 memiliki berat struktur atas yang paling ringan, hal ini dikarenakan jumlah face dan leg yang digunakan lebih sedikit dibandingkan SST kaki 4 dan profilnya lebih ringan dibanding monopole. Prosentase perbandingannya adalah SST kaki 4 lebih berat 25% dan Monopole lebih berat 95% dibanding SST kaki pelaksanaan pembanguna tower SST kaki 3 paling murah dikarenakan volume pekerjaan yang paling kecil, durasi pengerjaan yang singkat dibanding monopole, tidak perlunya menggunakan alat berat mobile crane ketika pelaksanaan, dan mobilitas material yang mudah ke lokasi pembangunan. Prosentase perbandingannya adalah SST kaki 4 lebih mahal 24% dan Monopole lebih mahal 101% dibanding SST kaki 3. VI. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing tugas akhir ini atas bimbingan, bantuan moril, dan ide yang diberikan dosen pembimbing untuk penyelasaian tugas akhir ini. Terima kasih juga karena dosen pembimbing telah memberikan izin untuk disidangkannya karya tulis ini. VII. DAFTAR PUSTAKA [1] AISC committee Specification for Structural Steel Building, ANSI/AISC USA : AISC. [2] AISC committee AISC Design Example v14. USA: AISC. [3] Arjanggi, Sony. Studi Perbandingan Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3, dan Monopole dengan Ketinggian 40m yang Paling Efisien (Tugas Akhir). Surabaya : ITS. [4] Engineering Department of EIA Structural Standards for Steel Antenna Towers and Antenna Supporting Structures (TIA/EIA-222-F). USA: EIA. [5] Engineering System (EEC) limited MStower V6 User s Manual. England : Engineering System (EEC) limited. [6] Gunawan, Rudy dan Morisco Tabel Profil Konstruksi Baja. Yogyakarta : Kanisius. [7] Sumargo, dkk. Analisa Respon Struktur Menara Pemancar Tipe Monopole 120 M Akibat Beban Angin Rencana dengan Periode Ulang 10 Tahunan di Stasiun Badan Meteorologi dan Geofisika Semarang. Paper publication.

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SST KAKI 4, SST KAKI 3, DAN MONOPOLE DENGAN KETINGGIAN 40 M YANG PALING EFISIEN

STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SST KAKI 4, SST KAKI 3, DAN MONOPOLE DENGAN KETINGGIAN 40 M YANG PALING EFISIEN STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SST KAKI 4, SST KAKI 3, DAN MONOPOLE DENGAN KETINGGIAN 40 M YANG PALING EFISIEN Oleh: Sony Arjanggi 3107 100 037 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST, MSc, Ph.D.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KONSEP PEMODELAN PENAMBAHAN TINGGI MENARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KONSEP PEMODELAN PENAMBAHAN TINGGI MENARA BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KONSEP PEMODELAN PENAMBAHAN TINGGI MENARA Gambar 3.1KonsepPemodelanPenambahanTinggidariketinggian 45 m menjadi 48 m 3-1 3.2 BAGAN ALIR METODOLOGI Mulai DesainStandar Data

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225

Lebih terperinci

Judul: Masca Indra Triana

Judul: Masca Indra Triana Masca Indra Triana 3106 100 039 Judul: Studi Perbandingan Performa Tower SST Kaki Tiga dengan Tower SST Kaki Empat Sebagai Pilihan dalam Perencanaan Tower Bersama Latar Belakang Semakin menjamurnya tower-tower

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Tower yang tinggi sering dipakai di dunia untuk sistem komunikasi serta viewing

BAB II LANDASAN TEORI. Tower yang tinggi sering dipakai di dunia untuk sistem komunikasi serta viewing BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tower Pemancar Tower merupakan salah satu infrastruktur yang umumnya digunakan dalam sistem komunikasi, transmisi tenaga listrik, jaringan distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standart yang dipakai dalam analisa struktur bangunan lattice tower BTS

BAB I PENDAHULUAN. Standart yang dipakai dalam analisa struktur bangunan lattice tower BTS BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tower adalah struktur bangunan yang menggunakan baja sebagai bahan material konstruksi. Tower telekomunikasi adalah menara pemancar signal yang merupakan perangkat

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Andy Kurniawan Budiono, I Gusti Putu Raka Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

PERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN

PERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN TUGAS AKHIR PS 1380 PERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN FRILIANTON BENY SAPUTRO 3107 100 520 Dosen Pembimbing Ir. Isdarmanu, MSc Ir. R Soewardojo, MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA

PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 04 JULI 2011

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menara Telekomunikasi (Tower) Dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Klasifikasi Tower Berdasarkan Letak Berdirinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menara Telekomunikasi (Tower) Dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Klasifikasi Tower Berdasarkan Letak Berdirinya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menara Telekomunikasi (Tower) Menara Telekomunikasi (Tower) Dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Klasifikasi Tower Berdasarkan Letak Berdirinya Jika melihat berdasarkan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PERFORMA TOWER SST KAKI TIGA DENGAN TOWER SST KAKI EMPAT SEBAGAI PILIHAN DALAM PERENCANAAN TOWER BERSAMA

STUDI PERBANDINGAN PERFORMA TOWER SST KAKI TIGA DENGAN TOWER SST KAKI EMPAT SEBAGAI PILIHAN DALAM PERENCANAAN TOWER BERSAMA TUGAS AKHIR - RC 091380 STUDI PERBANDINGAN PERFORMA TOWER SST KAKI TIGA DENGAN TOWER SST KAKI EMPAT SEBAGAI PILIHAN DALAM PERENCANAAN TOWER BERSAMA MASCA INDRA TRIANA NRP 3106 100 039 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

ANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL RE VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO ABSTRAK

ANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL RE VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO ABSTRAK ANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL RE VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO ABSTRAK Meningkatnya kebutuhan terhadap teknologi komunikasi yang murah dan mudah, memaksa penyedia layanan telepon seluler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Umum Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menempatkan

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP STRUKTUR ROOF TOP TOWER TELEPON SELULER

PENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP STRUKTUR ROOF TOP TOWER TELEPON SELULER Mahmud Kori E. dan Triono Subagio, Pengaruh Beban Angin terhadap Struktur Roof Top. 69 PENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP STRUKTUR ROOF TOP TOWER TELEPON SELULER Mahmud Kori Effendi dan Triono Subagio Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS PERKUATAN TOWER SITE GREENFIELD JENIS SELF SUPPORT TOWER (SST) TUGAS AKHIR

ANALISIS PERKUATAN TOWER SITE GREENFIELD JENIS SELF SUPPORT TOWER (SST) TUGAS AKHIR ANALISIS PERKUATAN TOWER SITE GREENFIELD JENIS SELF SUPPORT TOWER (SST) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station) Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, dan dapat berupa pipa panjang

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBANGUNAN BTS DAN PERENCANAAN ZONA PERSEBARAN BTS BERSAMA DI KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS PEMBANGUNAN BTS DAN PERENCANAAN ZONA PERSEBARAN BTS BERSAMA DI KABUPATEN SAMPANG EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259 Desember 2015, Vol. 8 No. 2, hal. 217-234 ANALISIS PEMBANGUNAN BTS DAN PERENCANAAN ZONA PERSEBARAN BTS BERSAMA DI KABUPATEN SAMPANG M. Hasan

Lebih terperinci

DESAIN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION KAKI 4 DENGAN TINGGI 42 M MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK

DESAIN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION KAKI 4 DENGAN TINGGI 42 M MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK DESAIN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION KAKI 4 DENGAN TINGGI 42 M MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK TOWER BASE TRANSCEIVER STATION DESIGN OF 4 FEET WITH HEIGHT 42 M USING SOFTWARE Laporan ini disusun untuk memenuhi

Lebih terperinci

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung Jefri Adi Gunawan, Data Iranata,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI Tedy Ferdian 1, Yosafat Aji Pranata 2, Ronald Simatupang 3 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2, 3 Dosen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Konstruksi Baja 1. Sejarah perkembangan Secara historis, keberadaan menara telekomunikasi sudah ada di Amerika Utara sejak akhir abad ke-19 yang dibangun oleh

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Jenis Tower BTS Pada tower BTS atau biasa disebut menara pemancar sinyal bisa dibagi ke beberapa jenis. Ini diklasifikasikan dari bentuk material maupun bentuk menara itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN. 1. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN. 1. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN 4.1 Desain Menara 4.1.1 Peraturan Perencanaan Menara Didalam analisa struktur tower pemodelan mengacu pada peraturan Perencanaan struktur baja dan konstruksi tower,

Lebih terperinci

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI

INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI INOVASI DALAM SISTEM PENAHAN BEBAN GRAVITASI UNTUK GEDUNG SUPER-TINGGI Jessica Nathalie Handoko Davy Sukamta ABSTRAK Kesuksesan pengembangan sebuah gedung super-tinggi sangat ditentukan oleh kecepatan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 ANALISA PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN BEKISTING METODE SEMI SISTEM BERDASARKAN STRATEGI ROTASI PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ( STUDI KASUS:

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) C-41 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-41 Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari

Lebih terperinci

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai.

Kata Kunci : halfslab, plat komposit bondek, metode plat lantai. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan Apartement De Papilio Tamansari Surabaya Rininta Fastaria dan Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN PERKUATAN TOWER SST 45 M + 3 M AKIBAT PENAMBAHAN TINGGI DAN BEBAN

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN PERKUATAN TOWER SST 45 M + 3 M AKIBAT PENAMBAHAN TINGGI DAN BEBAN TUGAS AKHIR PERHITUNGAN PERKUATAN TOWER SST 45 M + 3 M AKIBAT PENAMBAHAN TINGGI DAN BEBAN Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : Nama : Indah Septiani NIM

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-60

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) D-60 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-60 Analisa Perbandingan Biaya dan Waktu Bangunan Konstruksi Baja Menggunakan Sistem Pre-Engineering Building dan Sistem pada

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat

Analisa Perbandingan Penggunaan Bekisting Semi Konvensional Dengan Bekisting Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Analisa Perbandingan Penggunaan Semi Konvensional Dengan Sistem Table Form Pada Konstruksi Gedung Bertingkat Yevi Novi Dwi Saraswati, Retno Indryani Jurusan

Lebih terperinci

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit C588 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit Yhona Yuliana, Data Iranata, dan Endah Wahyuni Departemen Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Analisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan Metode Elemen Hingga

Analisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan Metode Elemen Hingga Analisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan Metode Elemen Hingga Erinofiardi, Hendra Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Jl. W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu Telepon (0736)

Lebih terperinci

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas)

Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Analisis Kekuatan Struktur Konstruksi Tower untuk Catwalk dan Chain Conveyor pada Silo (Studi Kasus di PT. Srikaya Putra Mas) Nur Azizah 1*, Muhamad Ari 2, Ruddianto 3 1 Program Studi Teknik Desain dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain (http://www.satriakurnia.com/telecomunication.php). Dalam

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain (http://www.satriakurnia.com/telecomunication.php). Dalam BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Telekomunikasi 3.1.1 Pengertian Telekomunikasi Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat lain (http://www.satriakurnia.com/telecomunication.php).

Lebih terperinci

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA

INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA INSPEKSI FABRIKASI DAN EREKSI PADA KONSTRUKSI BAJA PROYEK GEDUNG P1-P2 UK PETRA SURABAYA Alfio Julianto Berdikari 1, Andrean Budhi Hartanto 2, Andi 3 ABSTRAK : Konstruksi baja merupakan hal yang sangat

Lebih terperinci

SITE PROFIL. Existing TOWER Mitratel Wotgaleh RT.07, Ds.Ngragosari, Kec. Sumberlawang Kode Pos Kab. Sragen. Foto Site Front View.

SITE PROFIL. Existing TOWER Mitratel Wotgaleh RT.07, Ds.Ngragosari, Kec. Sumberlawang Kode Pos Kab. Sragen. Foto Site Front View. SITE PROFIL (11 Mei 2016) SITE NAME : NGARGOSARI Site ID OWNER M00-JT-68166 Latitude 07.06367 S Tipe Site GREENFIELD Longitude 110.43672 E Tipe Tower SST Tinggi Tower 62 M Altitude -- m Existing TOWER

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI

STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 STUDI PERBANDINGAN PELAT KONVENTIONAL, RIBSLAB DAN FLATSLAB BERDASARKAN BIAYA KONSTRUKSI Denny Ervianto, Retno Indryani, Endah Wahyuni Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada pekerjaan konstruksi, atap merupakan salah satu elemen penting pada bangunan gedung dan perumahan. Sebab atap pada bangunan berfungsi sebagi penutup seluruh atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan. Pekerjaan suatu konstruksi proyek dituntut untuk lebih berkualitas selain dari segi kekuatan yang mutlak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik

BAB III METODOLOGI. LAPORAN TUGAS AKHIR III 1 Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran Badan Pusat Statistik BAB III METODOLOGI III.1. Persiapan Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) F-306 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) F-306 Studi Eksperimen Pengaruh Tekanan dan Waktu Sandblasting Terhadap Kekasaran Permukaan, Biaya, dan Kebersihan pada Pelat Baja

Lebih terperinci

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda Kharisma Riesya Dirgantara, Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD.

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger

Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (212) 1-6 1 Analisis Perbandingan Efektifitas Struktur Gedung dengan Menggunakan Shearwall dan kombinasi antara Shearwall-Outrigger Yachub Syahriar, M. Faishal Mukarrom,

Lebih terperinci

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta

Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence Jakarta JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-114 Optimasi Tata Letak Fasilitas Menggunakan Metode Multi Objective Function pada Pembangunan Proyek Apartemen Nine Residence

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN

ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN ANALISIS BIAYA STRUKTUR BAJA YANG DIFABRIKASI DI PABRIK DAN DI LAPANGAN Dina Oktorina NRP : 0321084 Pembimbing : Yohanes L. D. Adianto, Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Bangunan Bangunan yang terletak di Kampung Blimbing Bengkong ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai rumah toko pada atap bangunan terpasang mini tower 3 kaki dengan

Lebih terperinci

EVALUASI BIAYA MENARA KOMUNIKASI

EVALUASI BIAYA MENARA KOMUNIKASI EVALUASI BIAYA MENARA KOMUNIKASI Detty Kartika Sari NRP : 0321081 Pembimbing : Yohanes L.D.Adianto. Ir., MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan alat berat jenis Tower Crane pada proyek-proyek besar seperti pembangunan gedung bertingkat tinggi (high rise building) atau proyek pembangunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM

PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM PERENCANAAN FIXED TRIPOD STEEL STRUCTURE JACKET PADA LINGKUNGAN MONSOON EKSTRIM Edwin Dwi Chandra, Mudji Irmawan dan Murdjito Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN APARTEMEN DEPAPILIO TAMANSARI Feby Kartika Sari dan Retno Indryani Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply

Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply 1 Perbandingan Produktivitas Static Tower Crane dan Mobile Crane dengan Modifikasi Posisi Titik Supply Arief Hadi Pranata, Tri Joko Wahyu Adi, Yusroniya Eka Putri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak

Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-19 Modifikasi Perencanaan Gedung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja Jakarta Dengan Metode Pracetak Trie Sony Kusumowibowo dan

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BPS PROVINSI JAWA TENGAH MENGUNAKAN BETON PRACETAK (Design of Structure of BPS Building Central Java Province using Precast Concrete) Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil dituntut untuk menjadi lebih berkualitas disegala aspek selain aspek kekuatan yang mutlak harus dipenuhi seperti

Lebih terperinci

ANALISA DAN DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

ANALISA DAN DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI ANALISA DAN DESAIN PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI TEDY FERDIAN NRP: 032161 Pembimbing : Dr. YOSAFAT AJI PRANATA, S.T., M.T. Pembimbing Pendamping : Ronald Simatupang. ST., M.T ABSTRAK

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK SIPIL USU

JURNAL TEKNIK SIPIL USU JURNAL TEKNIK SIPIL USU Kajian Kekuatan Dan Stabilitas Struktur Bangunan Menara Tungku Pembakaran Batu Bara Dengan Memperhitungkan Pengaruh Gempa, Angin Dan Temperatur Tinggi Hendry Tanadi 1 dan Torang

Lebih terperinci

KOMPARASI PERENCANAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA MENGACU PADA TIA/EIA-222-F DAN TIA/EIA-222-G

KOMPARASI PERENCANAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA MENGACU PADA TIA/EIA-222-F DAN TIA/EIA-222-G KOMPARASI PERENCANAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA MENGACU PADA TIA/EIA--F DAN TIA/EIA--G Oleh : Fisca Igustiany Instutisi : Politeknik Negeri Bandung Alamat Institusi : Jalan Gegerkalong Hilir,

Lebih terperinci

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO

ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO ANALISA PERBANDINGAN ASPEK DESAIN STRUKTUR DAN BIAYA PADA KOMPLEKS PERGUDANGAN DI SIDOARJO Julistyana Tistogondo, Hardi Antariksa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Narotama, Surabaya Julistyana.tistogondo@narotama.ac.id

Lebih terperinci

Kata kunci : metode bekisting table form

Kata kunci : metode bekisting table form 1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,

Lebih terperinci

menggunakan ketebalan 300 mm.

menggunakan ketebalan 300 mm. 1 PERENCANAAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUMAH SUSUN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM FLAT SLAB DAN DINDING GESER Auramauliddia, Bambang Piscesa ST MT,Aman Subekti Ir MS Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Tenik Sipil

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR Sesuai dengan persetujuan dari ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, melalui surat No.1245/TA/FTS/UKM/II/2011 tanggal 7 Februari

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN

Lebih terperinci

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya

Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Optimasi (Equal) Site Layout Menggunakan Multi Objectives Function Pada Proyek The Samator Surabaya Akhmad Alkhabib, Trijoko

Lebih terperinci

ALAT BANTU DESAIN INTERAKTIF ELEMEN STRUKTUR BAJA

ALAT BANTU DESAIN INTERAKTIF ELEMEN STRUKTUR BAJA ALAT BANTU DESAIN INTERAKTIF ELEMEN STRUKTUR BAJA Dicky Fredy Widjaja 1, Alex Jayanata 2, Effendy Tanojo 3, Pamuda Pudjisuryadi 4 ABSTRAK : Material baja semakin sering digunakan dalam dunia konstruksi

Lebih terperinci

DAFTRA ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN Hal. 4

DAFTRA ISI KATA PENGANTAR. BAB I PENDAHULUAN Hal. 4 DAFTRA ISI KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN Hal. 4 BAB II MEMULAI MSTOWER Hal. 6 2.1 Layout MSTower Hal. 6 2.2 Mengenal Member Hal. 7 2.3 Mengenal Library Hal. 8 BAB III MEMBUAT TOWER DATA (TD) FILE Hal.

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN PUNCAK PERMAI DENGAN MENGGUNAKAN BALOK BETON PRATEKAN PADA LANTAI 15 SEBAGAI RUANG PERTEMUAN Reza Murby Hermawan dan Endah Wahyuni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pembangunan di bidang-bidang lain, seperti gedung pusat olahraga

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pembangunan di bidang-bidang lain, seperti gedung pusat olahraga BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di era modern sekarang ini, pembangunan dan perkembangan teknologi maju dengan pesat seiring dengan kemajuan di bidang ekonomi dan industri terutama di wilayah perkotaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemenuhan pendukung kebutuhan komunikasi saat ini salah satunya tower jaringan telekomunikasi, memiliki peran sangat penting dengan memperluas cakupan jaringan sinyal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN

BAB III METODOLOGI PERANGANGAN BAB III METODOLOGI PERANGANGAN 3.1 Diagram Alir MULAI Data dan informasi struktur Studi Literatur Buku dan peraturan-peraturan yang berlaku Preliminari Desain Pembebanan 1. Beban mati 2. Beban hidup 3.

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN

MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN MODIFIKASIN PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN THE PAKUBUWONO HOUSE DENGAN BALOK PRATEKAN Muhammad Naufal, Endah Wahyuni, ST., MSc., PhD, IR. Soewardojo, M.Sc. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) 1-6 1 PERENCANAAN ULANG GEDUNG PERKULIAHAN POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA (PENS) DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRACETAK Whisnu Dwi Wiranata, I Gusti Putu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas BAB V PEMBAHASAN 5.1 Umum Pada gedung bertingkat perlakuan stmktur akibat beban menyebabkan terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas pekerjaan dilapangan, perencana

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGA;EK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam

Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Alternatif Perencanaan Gedung 3 Lantai pada Tanah Lunak dengan dan Tanpa Pondasi Dalam Fitria Wahyuni, Indrasurya B.Mochtar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMBANGUNAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN DAN LAB. TERPADU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (FISIP) UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA (Planning Laboratory

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era maju dan berkembang seperti sekarang ini hampir semua. dari perenovasian dan mendirikan bangunan-bangunan yang baru antara

BAB I PENDAHULUAN. Pada era maju dan berkembang seperti sekarang ini hampir semua. dari perenovasian dan mendirikan bangunan-bangunan yang baru antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era maju dan berkembang seperti sekarang ini hampir semua kalangan membutuhkan pembangunan yang lebih baik, terutama yang mengarah pada bidang structural.banyak

Lebih terperinci

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK

PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK 1 PERENCANAAN MENARA SAINS FMIPA ITS DENGAN METODE PRACETAK Agung Aji Binton Nababan, I Gusti Putu Raka, dan Isdarmanu Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak terkecuali pada bangunan rumah tinggal sederhana. Balok merupakan bagian struktur yang fungsinya

Lebih terperinci

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG

STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG STUDI PENERAPAN METODE REKAYASA NILAI PADA PERENCANAAN BANGUNAN GEDUNG Disusun oleh : WEALTHY GIVEOFESA NRP : 9721025 NIRM : 41077011970261 Pembimbing : SONNY S. SONDARI, Ir. MT UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada setiap struktur terdapat suatu komponen struktur yang memiliki tugas menahan beban aksial tekan vertikal yang disebut kolom. Beban aksial tekan vertikal yang

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI 6 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian Secara Umum Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian analisis komparasi antara SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01

Lebih terperinci

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Metode-metode yang dipakai dalam menyusun laporan Tugas Akhir terdiri dari metode pengumpulan data, metode analisis dan perhitungan, metode penyajian laporan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen

Lebih terperinci

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN

Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN Disusun Oleh : ZAINUL ARIFIN 3107100619 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Gedung RSUD Kepanjen Malang berlokasi di Jalan Panggung No. 1 Kepanjen, dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO MAHASISWA : WAHYU PRATOMO WIBOWO NRP. 3108 100 643 DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI BAB III METODE PENELITIAN SKRIPSI KAJIAN PERBANDINGAN RUMAH TINGGAL SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN BEKISTING BAJA TERHADAP METODE KONVENSIONAL DARI SISI METODE KONSTRUKSI DAN KEKUATAN STRUKTUR IRENE MAULINA

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. struktur baja yang digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring kemajuan pada bidang konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan struktur yang efisien, kuat atau aman dan murah. Salah satunya adalah penggunaan struktur baja

Lebih terperinci

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS

ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS ANALISA KETERLAMBATAN PROYEK MENGGUNAKAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA) (STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI TAHAP II UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG) NASKAH PUBLIKASI Untuk

Lebih terperinci

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya

Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Analisa Risiko Pelaksanaan Proyek Apartemen Puncak Kertajaya Surabaya Bagus Prasetyo Budi dan I Putu Artama Wiguna Jurusan Teknik Sipil, FTSP, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini penggunaan penampang baja ringan pada konstruksi bangunan gedung baik sebagai batang-batang utama maupun elemen-elemen pendukung berkembang dengan pesat

Lebih terperinci