Judul: Masca Indra Triana
|
|
- Herman Kurniawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Masca Indra Triana Judul: Studi Perbandingan Performa Tower SST Kaki Tiga dengan Tower SST Kaki Empat Sebagai Pilihan dalam Perencanaan Tower Bersama
2 Latar Belakang Semakin menjamurnya tower-tower BTS yang tinggi, yang berdampak mengurangi keindahan lingkungan dan mengganggu siaran televisi dan radio. Lahan di perkotaan yang sempit, sehingga tidak memungkinkan untuk membangun tower lebih banyak lagi. Adanya regulasi baru tentang penggunaan tower bersama, tetapi hingga saat ini masih belum ada standart baku untuk perancangannnya. Masih ada ketidakpahaman secara struktural dalam pemilihan sistem kaki untuk perencanaan tower BTS.
3 Apakah yang dimaksud dengan Tower Bersama? Tower BTS yang memungkinkan untuk dapat digunakan lebih dari dua operator selular (maksimum lima operator). omemudahkan dalam pemerataan jaringan omemudahkan dalam pengelolaan sewa lahan dan tower sehingga biaya yang ditanggung bisa ditanggung bersama antar operator omembantu mengurangi jumlah tower
4 Bagaimana cara merencanakan/mewujudkan Tower Bersama? Mendesain dan membangun tower baru Colocation/Penggunaan tower existing
5 Mengapa tower SST? SST (Self Supporting Tower) Jenis tower yang sering dipakai dalam perencanaan tower BTS. Karena jenis tower SST ini memiliki pola batang yang disusun dan disambung, sehingga didesain mampu menahan beban-beban berat seperti antena, tangga, kabel, angin dan lain-lain.
6 Jenis tower lainnya: Tower guyed Tower monopole
7 Perumusan Permasalahan Survey dan data apa saja yang diperlukan dalam perencanaan Tower SST? Dasar apa saja yang digunakan dalam perencanaan tower SST? Kriteria apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan tower Bersama? Apa saja keunggulan dan kelemahan dari sistem kaki tiga dibandingkan dengan keunggulan dan kelemahan dari sistem kaki empat?
8 Tujuan Tugas Akhir Didapatkan data yang akurat dalam perencanaan tower SST. Bisa merencanakan tower SST yang memenuhi standart berdasarkan data dan peraturan yang ada. Didapatkannya dasar, syarat dan ketentuan dalam perencanaan tower bersama. Bisa mendapatkan data secara detail dari keunggulan dan kelemahan perbandingan kedua sistem tersebut.
9 Pembatasan Masalah Jenis tower yang dikaji adalah tower SST Ketinggian yang diambil adalah tower dengan ketinggian 72 meter Lokasi tower yang dipilih adalah Greenfield (tower yang berdiri langsung diatas tanah) dan tidak menghitung masalah pondasi Beban yang bekerja hanya beban mati dan angin. Untuk beban gempa tidak berpengaruh berdasarkan hasil studi yang dilakukan Sumargo(2007) Beban angin max sebesar 120 Kph(no ice) dan operasional sebesar 84 Kph berdasarkan beban angin yang mengacu pada TIA/EIA-222-F Pada analisa struktur efek adanya baut dan las tidak diperhitungkan.
10 Manfaat Didapatkan pilihan,baik dari segi ekonomis dan struktural terhadap pemilihan sistem kaki pada tower SST yang didesain sebagai tower bersama. Masyarakat bisa mengetahui perencanaan tower SST secara struktural dan bisa memilih dengan tepat tower SST yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Dapat menambah wawasan baru dalam dunia desain struktur sipil sehingga kedepannya mampu dikembangkan lebih jauh lagi.
11 Survey dan data apa saja yang diperlukan dalam perencanaan Tower SST? Lokasi Peruntukkan/kegunaan Jenis struktur
12 Dasar apa saja yang digunakan dalam perencanaan tower SST? Struktural Jenis struktur utama dan sekunder Jenis bracing Peraturan yang mengatur tentang perencanaan tower ANSI/AISC SNI TIA/EIA-222-F-1996 Peraturan Menkominfo No:2/PER/M.KOMINFO/3/2008
13 Apa saja keunggulan dan kelemahan dari sistem kaki tiga dibandingkan dengan keunggulan dan kelemahan dari sistem kaki empat? Analisa Struktur Berat Sway/Simpangan Horizontal displacement
14 Metodologi
15 Pemilihan Desain Tower yang akan dianalisa Jenis profil dan bracing Data profil Data pembebanan (kec.angin, berat profil, berat aksesoris) Data model dan berat antena Peraturan yang dipakai
16 Penentuan dimensi dari data sampel Karena ada lebih dari satu sampel tower maka akan dianalisa per sampel untuk didapatkan hasil dari analisa. Dan setelah itu akan diambil sebuah pilihan dari hasil analisa.
17 Beban Mati Perhitungan Beban Berat tower sendiri Berat antena Berat aksesoris (tangga, bordes, dll) Beban Angin Pada saat operasional 84 Kph dan max sebesar 120 Kph berdasarkan TIA/EIA-222-F
18 Analisa dan pemodelan struktur Analisa struktur dilakukan dengan cara mengkombinasikan beban-beban yang bekerja kedalam struktur tower dengan bantuan program SACS 5.2
19 Kontrol dimensi dan struktur Pengecekan/kontrol tegangan yang terjadi pada setiap elemen rangka dilakukan menggunakan LRFD. Untuk kemampuan member menerima gaya-gaya yang terjadi seperti lentur dan tarik,perhitungan ratio interaksi ditentukan berdasarkan persamaan iteraksi aksial-momen. Pengecekan dilakukan memakai fasilitas design pada program SACS 5.2. Program akan secara otomatis menghitung besar ratio tegangan yang terjadi dan ratio tegangan yang terjadi tidak boleh lebih dari 1,0.
20 Untuk sway < 0.5 Untuk Horizontal displacement < H/200 meter. (H= tower height)
21 Analisa Perbandingan Desain Analisa Struktur Berat total Sway/Simpangan Horizontal displacement
22 Pembebanan Angin Struktur Kaki Tiga Pembebanan Terhadap Struktur Terhadap Antenna Arah Angin Normal 60º 90º Normal 60º 90º Analisa data Qz,Gh dan EPA Qz, Gh dan EPA Rumus Beban F = Qz x Gh x [(Cf x Ae)+(Ca xaa)] Fa,Fs dan Mm Input joint Input pada joint per segmen Input pada joint sesuai dengan elevasi antenna Analisa Analisa struktur menggunakan SACS 5.2 Analisa struktur menggunakan SACS 5.2 Hasil analisa Horizontal Displacement Sway Horizontal Displacement Sway EPA = Effective Projected Area
23 Pembebanan Angin Struktur Kaki Empat Pembebanan Terhadap Struktur Terhadap Antenna Arah Angin Normal 45º Normal 45º Analisa data Qz,Gh dan EPA Qz, Gh dan EPA Rumus Beban F = Qz x Gh x [(Cf x Ae)+(Ca xaa)] Fa,Fs dan Mm Input data Input pada joint per segmen Input pada joint sesuai dengan elevasi antenna Analisa Analisa struktur menggunakan SACS 5.2 Analisa struktur menggunakan SACS 5.2 Hasil analisa EPA = Effective Projected Area Horizontal Displacement Sway Horizontal Displacement Sway
24 Untuk memenuhi F (Kg) = Qz (Kg/m2) x Gh x EPA F (Kg) = Qz (Kg/m2) x Gh x [(Cf x Ae (m2) )+(Ca x Aa (m2) )] pada sistem pembebanan angin di struktur akan dilakukan analisa luas permukaan per segmen.elemen W Penentuan untuk elevasi ±0.00 ~ meter beban akan dijadikan acuan angin untuk contoh pada urutan perhitungan struktur beban angin, dan kecepatan angin normal dipakai 84 kph ( m/s). 5.5 Meter Lebar antara kaki bawah tower Lebar antara kaki tower elv Tinggi elemen yang ditinjau = m = m = 5.00 m Af = Luasan bersih untuk permukaan segmen satu sisi tower yang ditinjau ( Af) Luas Segmen Tower = lebar x panjang x jumlah Meter 1. Luas Horisontal Tower ( L70.7 ) = 0.07 x x 1 = Luas Bracing Tower ( L70.7 ) = 0.07 x x 2 = Luas Sub Bracing Tower 1( L60.6 ) = 0.06 x x 2 = Luas Sub Bracing Tower 2( L50.5 ) = 0.05 x x 2 = Luas Redudant Tower 1 ( L50.5 ) = 0.05 x x 2 = Luas Redudant Tower 2 ( L40.4 ) = 0.04 x x 2 = Luas leg pada segmen ( L ) = 0.15 x x 2 = Jumlah total (m2) = m2
25 Ag = Luas bruto untuk permukaan satu sisi tower yang ditinjau (m2) = Luas trapezium = ½ x ( lebar bawah + lebar atas ) x tinggi = ½ x ( ) x 5.00 = m2 e = rasio kepadatan = ( Af/ Ag ) = ( ) / = Cf Df = Koefisien gaya struktur = ( untuk struktur dengan cross section persegi ) = = ( 4 x ( ) ( 5.9 x ( ) ) + 4 = 3.39 = faktor arah angin untuk komponen flat pada kaki empat ( Tabel 2. TIA/ EIA-222-F) = 1 untuk arah angin normal = e (1.2max) untuk arah angin ± 45º = 1 (untuk arah angin normal) Ae = Luas proyeksi efektif pada satu sisi komponen struktural (m2) dengan kecepatan angin normal = Df x Af = ( 1 x ) = m2
26 Aa = luas proyeksi linier dari perangkat tower = jumlah luasan x tinggi penampang = 4 x 0.25 x 5 = 0.5 m2 Ca = Tergantung pada aspek rasio ( tabel 3.TIA/ EIA-222-F.Gambar 4.4) = Aspek rasio adalah perbandingan tinggi struktur dengan diameter penampang leg = Pada tabel 3 didapatkan sebesar 2 Sehingga didapatkan luasan EPA (Effective Projected Area ) adalah sebesar : EPA = [(Cf x Ae (m2) )+(Ca x Aa (m2) )] = [( 3.39 x 3.359) + ( 2 x 0.5 ) = m2
27 Dari semua variabel yang telah ditentukan maka akan didapatkan : F (Kg) = Qz (Kg/m2) x Gh x EPA ( m2 ) = 33.3 x x = Kg pada segmen W Dan hasil keseluruhan akan ditabelkan seperti berikut :
28
29
30 80 Elevasi Vs Qz (Normal) 80 Elevasi Vs Qz (45 derajat) Elevasi ( m)) Series1 Elevasi ( m) ) Series Qz ( Kg/m2 ) Qz ( Kg/m2 )
31 80 Elevasi Vs F 80 Elevasi Vs F Elevasi ( m)) derajat Normal ( 0 derajat ) Elevasi ( m)) Normal ( 0 derajat ) 60 derajat 90 derajat F ( kg) Pada struktur tower kaki empat F ( kg) Pada struktur tower kaki tiga
32 Ada dua jenis antenna yang dipakai dalam desain tower telekomunikasi: Jenis antenna sectoral Jenis antenna microwave Penentuan beban angin pada Antenna Akan digunakan antenna jenis jenis multiband/dualpol yang memiliki jangkauan frekwensi antara 750Mhz 1900Mhz dan mampu mencakup hingga 3 band. Pada pembebanan struktur antenna microwave terjadi 3 gaya terhadap struktur antenna sesuai dengan Annex C section C2 yaitu : Fa (Kg) = Qz (Kg/m2) x Gh x Ca (Kg/m2) x A (m2) Fs (Kg) = Qz (Kg/m2) x Gh x Cs (Kg/m2) x A (m2) Mm (kgm)= Qz (Kg/m2) x Gh x D (m) x A (m2) x Cs (Kg/m2)
33 Untuk antenna yang terpasang dengan arah tegak lurus dengan mounting dan dengan arah angin normal maka akan didapatkan 3 variabel koefisien arah angin dari tabel C1 C4 pada Annex C di TIA/ EIA-222-F sebesar: Sisi 1 ( arah 45 ) Sisi 2 ( arah 315 ) Sisi 3 ( arah 225 ) Ca : Ca : Ca : Cs : Cs : Cs : Cm : Cm : Cm : Fa2 Fa Fa1
34
35 Pada sistem pembebanan angin di antenna akan dilakukan analisa beban sesuai dengan peraturan yang ada. Antenna no 1 dengan elevasi + 50 meter akan dijadikan acuan untuk contoh urutan perhitungan beban angin, dan kecepatan angin normal dipakai 84 kph ( m/s).
36 Pembebanan angin pada antenna MW Struktur kaki empat Pembebanan angin pada antenna MW Struktur kaki empat Jenis antenna : with cylindrical shroud Jenis antenna : with cylindrical shroud Sudut datang angin : 0 ( normal ) Determined from table 2 (TIA/EIA-222-F) Sudut datang angin : 45 ( normal ) Determined from table 2 (TIA/EIA-222-F) Koefisien beban angin : Determined from table C3 (TIA/EIA-222-F) 2 3 Koefisien beban angin : Determined from table C3 (TIA/EIA-222-F) Sisi 1 ( arah 45 ) Sisi 2 ( arah 315 ) Sisi 3 ( arah 225 ) Sisi 1 ( arah 0 ) Sisi 2 ( arah 270 ) Sisi 3 ( arah 180 ) Ca : Ca : Ca : Ca : Ca : Ca : Cs : Cs : Cs : Cs : 0 Cs : Cs : 0 Cm : Cm : Cm : Cm : 0 Cm : Cm : Diameter penampang : 1 m Diameter penampang : 1 m Luasan penampang antenna : m2 Luasan penampang antenna : m2 sisi tinggi antenna berat A Kz Qz Gh Fa Fs Mm sisi tinggi antenna berat A Kz Qz Gh Fa Fs Mm m Kg m2 Kg/m2 faktor R Kg Kg Kgm m Kg m2 Kg/m2 faktor R Kg Kg Kgm triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg
37 Pembebanan angin pada antenna MW Struktur kaki tiga Pembebanan angin pada antenna MW Struktur kaki tiga Jenis antenna : with cylindrical shroud Jenis antenna : with cylindrical shroud Sudut datang angin : 0 ( normal ) Determined from table 2 (TIA/EIA-222-F) Sudut datang angin : 60 Determined from table 2 (TIA/EIA-222-F) Koefisien beban angin : Determined from table C3 (TIA/EIA-222-F) 1 Koefisien beban angin : Determined from table C3 (TIA/EIA-222-F) Sisi 1 ( arah -60 ) Sisi 2 ( arah 60 ) Sisi 3 ( arah 180 ) Sisi 1 ( arah 240 ) Sisi 2 ( arah 0 ) Sisi 3 ( arah 120 ) Ca : Ca : Ca : Ca : Ca : Ca : Cs : Cs : Cs : 0 3 Cs : Cs : 0 Cs : Cm : Cm : Cm : 0 Cm : Cm : 0 Cm : Diameter penampang : 1 m 2 Diameter penampang : 1 m 2 Luasan penampang antenna : m2 Luasan penampang antenna : m2 sisi tinggi antenna berat A Kz Qz Gh Fa Fs Mm sisi tinggi antenna berat A Kz Qz Gh Fa Fs Mm m Kg m2 Kg/m2 faktor R Kg Kg Kgm m Kg m2 Kg/m2 faktor R Kg Kg Kgm triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6kg triband 18.6 kg triband 18.6 kg dual band 22 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg microwave 36 kg
38 Pembebanan angin pada antenna MW Struktur kaki tiga Jenis antenna : with cylindrical shroud Sudut datang angin : 90 Determined from table 2 (TIA/EIA-222-F) Koefisien beban angin : Determined from table C3 (TIA/EIA-222-F) Sisi 1 ( arah 210 ) Sisi 2 ( arah 330 ) Sisi 3 ( arah 90 ) Ca : Ca : Ca : Cs : Cs : Cs : Cm : Cm : Cm : Diameter penampang : 1 m 2 Luasan penampang antenna : m2 sisi tinggi antenna berat A Kz Qz Gh Fa Fs Mm m Kg m2 Kg/m2 faktor R Kg Kg Kgm triband 18.6kg triband 18.6 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg triband 18.6kg triband 18.6 kg dual band 22 kg microwave 36 kg microwave 36 kg
39 Struktur tower Kaki Empat Sway Tinggi segmen = 5.0 m Displacement elv = 0.00 cm Displacement elv = cm D = Disp. elv.0.00 Disp. elv = cm H = Tinggi elv tinggi elv = 5.00 m Tan β = D/ H = /( 100 x 5.00 ) = = Horizontal Displacement Tinggi keseluruhan struktur = 72 m Standart maksimum = H/200 = 72/200 = 0.36 m = 36 cm Displacement maksimum cm < 36 cm ( OK ) = cm Dari perhitungan keseluruhan didapatkan: Sway maksimum sebesar : HASIL ANALISA SWAY DAN HORIZONTAL DISPLACEMENT < 0.5..( OK ) Tower Kaki Empat ( Wungu )
40 Struktur tower Kaki Tiga Sway Tinggi elemen = 6.0 m Displacement elv = 0.00 cm Displacement elv = cm D = Disp. elv.6.00 Disp. elv = cm H = Tinggi elv tinggi elv = 6.00 m Horizontal Displacement Tinggi keseluruhan struktur = 72 m Standart maksimum = H/200 = 72/200 = 0.36m = 36 cm Displacement maksimum= cm Tan β = D/ H = /( 100 x 6.00 ) = = cm < 36 cm ( OK ) Dari perhitungan keseluruhan didapatkan: Sway maksimum sebesar : HASIL ANALISA SWAY DAN HORIZONTAL DISPLACEMENT < 0.5..( OK ) Tower Kaki Tiga ( Jetis )
41 Perbandingan besar sway Kaki Tiga Kaki Empat Tabel sway sruktur Dengan kondisi service load : 1.0 D Dg Wo Determined from (TIA/EIA-222-F) Tower Kaki tiga dengan nilai displacement maksimum pada output combo 1001 Tabel sway sruktur Dengan kondisi service load : 1.0 D Dg Wo Determined from (TIA/EIA-222-F) Tower Kaki Empat dengan nilai displacement maksimum pada output combo 1002 Kaki tiga Kaki 3.comb 1001(kritis dan maks) Segmen Height joint Length ( H ) Displacement 1 Displacement 2 D Tg β Sway m m cm cm cm D/ H Derajat I 6 A H G 18 B F 24 1I E 30 2M D2 33 3Q D1 36 4V C4 39 5Z C3 42 6U C2 45 6L C1 48 6R B N B Q A A Kaki empat Kaki 3.comb 1001(kritis dan maks) Segmen Height joint Length ( H ) Displacement 1 Displacement 2 D Tg β Sway m m cm cm cm D/ H Derajat W 5 B V U T S 25 3Y R 30 4Y Q,P 37 6I O,N S M,L J K,J I,H X G,F 62.5 AT E,D,C C B,A 72 4U
42 Kaki Tiga Kaki Empat Tabel Sway vs Elevasi
43 Analisa berat keseluruhan tower Tower Kaki Tiga Jetis Kg Tower Kaki Tiga Oro-oro ombo kg Tower Kaki Empat Sukorame Tower Kaki Empat Darmo Tower Tower Kaki Tiga Tiga Darmo kg Tower Kaki Empat Empat Wungu kg kg kg
44 Kesimpulan Dari hasil perhitungan dan analisa pada bab bab sebelumnya, beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : 1. Dari studi yang dilakukan didapatkan beberapa data pembanding untuk mengetahui performa dari kedua jenis tower ini sebagai pilihan dalam perencanaan tower bersama. Hasil yang didapatkan adalah dari berat tower itu sendiri, pada tower Kaki Tiga didapatkan beban total sebesar ± Kg sedangkan untuk tower Kaki Empat didapatkan berkisar ± Kg sehingga bisa disimpulkan bahwa tower kaki lebih ekonomis dalam perencanaannya karena memiliki berat beban yang lebih ringan dari tower Kaki Empat. Lalu dilihat dari hasil displacement dikarenakan beban servis pada struktur, didapatkan displacement maksimum sebesar cm dan pada tower Kaki Empat didapatkan displacement maksimum sebesar 16,83 cm, syarat dari tower dengan ketinggian 72 meter adalah displacement tidak boleh melebihi dari 36 cm sehingga dapat disimpulkan bahwa tower kaki tiga lebih mampu menahan beban perangkat secara maksimal daripada tower kaki Empat. Dengan mempertimbangkan keekonomisan dari sebuah struktur dan syarat yang harus dipenuhi dari sebuah tower telekomunikasi maka tower Kaki Tiga lebih berperforma dengan baik dibandingkan dengan Tower Kaki Empat.
STUDI PERBANDINGAN PERFORMA TOWER SST KAKI TIGA DENGAN TOWER SST KAKI EMPAT SEBAGAI PILIHAN DALAM PERENCANAAN TOWER BERSAMA
TUGAS AKHIR - RC 091380 STUDI PERBANDINGAN PERFORMA TOWER SST KAKI TIGA DENGAN TOWER SST KAKI EMPAT SEBAGAI PILIHAN DALAM PERENCANAAN TOWER BERSAMA MASCA INDRA TRIANA NRP 3106 100 039 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KONSEP PEMODELAN PENAMBAHAN TINGGI MENARA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KONSEP PEMODELAN PENAMBAHAN TINGGI MENARA Gambar 3.1KonsepPemodelanPenambahanTinggidariketinggian 45 m menjadi 48 m 3-1 3.2 BAGAN ALIR METODOLOGI Mulai DesainStandar Data
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruksi Tower BTS (Base Transmission Station) Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau segitiga, dan dapat berupa pipa panjang
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN. 1. Peraturan pembebanan untuk Tower. (EIA Standard Structural
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBEBANAN 4.1 Desain Menara 4.1.1 Peraturan Perencanaan Menara Didalam analisa struktur tower pemodelan mengacu pada peraturan Perencanaan struktur baja dan konstruksi tower,
Lebih terperinciPENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP STRUKTUR ROOF TOP TOWER TELEPON SELULER
Mahmud Kori E. dan Triono Subagio, Pengaruh Beban Angin terhadap Struktur Roof Top. 69 PENGARUH BEBAN ANGIN TERHADAP STRUKTUR ROOF TOP TOWER TELEPON SELULER Mahmud Kori Effendi dan Triono Subagio Jurusan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Tower yang tinggi sering dipakai di dunia untuk sistem komunikasi serta viewing
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Tower Pemancar Tower merupakan salah satu infrastruktur yang umumnya digunakan dalam sistem komunikasi, transmisi tenaga listrik, jaringan distribusi
Lebih terperinciANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL RE VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO ABSTRAK
ANALISA STRUKTUR TOWER BTS BERDASARKAN HASIL RE VERTICALITY MENGGUNAKAN STAAD PRO ABSTRAK Meningkatnya kebutuhan terhadap teknologi komunikasi yang murah dan mudah, memaksa penyedia layanan telepon seluler
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA
PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Standart yang dipakai dalam analisa struktur bangunan lattice tower BTS
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tower adalah struktur bangunan yang menggunakan baja sebagai bahan material konstruksi. Tower telekomunikasi adalah menara pemancar signal yang merupakan perangkat
Lebih terperinciSTUDI PERBANDINGAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SST KAKI 4, SST KAKI 3, DAN MONOPOLE DENGAN KETINGGIAN 40 M YANG PALING EFISIEN
STUDI PERBANDINGAN STRUKTUR TOWER BTS TIPE SST KAKI 4, SST KAKI 3, DAN MONOPOLE DENGAN KETINGGIAN 40 M YANG PALING EFISIEN Oleh: Sony Arjanggi 3107 100 037 Dosen Pembimbing Endah Wahyuni, ST, MSc, Ph.D.
Lebih terperinciStudi Perbandingan Struktur Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Monopole Dengan Ketinggian 40m yang Paling Effisien
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Studi Perbandingan Struktur Tower BTS Tipe SST Kaki 4, SST Kaki 3 dan Monopole Dengan Ketinggian 40m yang Paling Effisien Sony Arjanggi 1), Endah Wahyuni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Tentang Konstruksi Baja 1. Sejarah perkembangan Secara historis, keberadaan menara telekomunikasi sudah ada di Amerika Utara sejak akhir abad ke-19 yang dibangun oleh
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI
PERENCANAAN STRUKTUR MENARA LISTRIK TEGANGAN TINGGI Tedy Ferdian 1, Yosafat Aji Pranata 2, Ronald Simatupang 3 1 Alumnus Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha 2, 3 Dosen
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA
PERENCANAAN STRUKTUR TOWER SST TELEKOMUNIKASI (75 M, 150 M, 225 M, 300 M) DENGAN BEBAN ANGIN RENCANA PERIODE ULANG 20 TAHUNAN BMKG SURABAYA Disampaikan di : RUANG SIDANG JURUSAN TEKNIK SIPIL 04 JULI 2011
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menara Telekomunikasi (Tower) Dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Klasifikasi Tower Berdasarkan Letak Berdirinya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menara Telekomunikasi (Tower) Menara Telekomunikasi (Tower) Dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Klasifikasi Tower Berdasarkan Letak Berdirinya Jika melihat berdasarkan
Lebih terperinciKOMPARASI PERENCANAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA MENGACU PADA TIA/EIA-222-F DAN TIA/EIA-222-G
KOMPARASI PERENCANAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA MENGACU PADA TIA/EIA--F DAN TIA/EIA--G Oleh : Fisca Igustiany Instutisi : Politeknik Negeri Bandung Alamat Institusi : Jalan Gegerkalong Hilir,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN III.. Gambaran umum Metodologi perencanaan desain struktur atas pada proyek gedung perkantoran yang kami lakukan adalah dengan mempelajari data-data yang ada seperti gambar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU
Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Jenis Tower BTS Pada tower BTS atau biasa disebut menara pemancar sinyal bisa dibagi ke beberapa jenis. Ini diklasifikasikan dari bentuk material maupun bentuk menara itu sendiri.
Lebih terperinciDESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR MENARA LATTICE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 Kw DI DESA TAMANJAYA, SUKABUMI, JAWA BARAT
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 15 No. 1 Juni 2016 : 21-32 P-ISSN 1978-2365 E-ISSN 2528-1917 DESAIN DAN ANALISIS STRUKTUR MENARA LATTICE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN 100 Kw DI DESA TAMANJAYA,
Lebih terperinciBAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB IV PERMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 4.1 Permodelan Elemen Struktur Di dalam tugas akhir ini permodelan struktur dilakukan dalam 2 model yaitu model untuk pengecekan kondisi eksisting di lapangan dan
Lebih terperinciPERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD
PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )
TUGAS AKHIR STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7 Oleh : RACHMAWATY ASRI (3109 106 044) Dosen Pembimbing: Budi Suswanto, ST. MT. Ph.D
Lebih terperinciBAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR
BAB III ESTIMASI DIMENSI ELEMEN STRUKTUR 3.. Denah Bangunan Dalam tugas akhir ini penulis merancang suatu struktur bangunan dengan denah seperti berikut : Gambar 3.. Denah bangunan 33 34 Dilihat dari bentuk
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN
JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT
TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN PETRA SQUARE APARTEMENT AND SHOPPING ARCADE SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM NON-KOMPOSIT Dosen Pembimbing : Ir. Heppy Kristijanto, MS Oleh : Fahmi Rakhman
Lebih terperinciDESAIN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION KAKI 4 DENGAN TINGGI 42 M MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK
DESAIN TOWER BASE TRANSCEIVER STATION KAKI 4 DENGAN TINGGI 42 M MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK TOWER BASE TRANSCEIVER STATION DESIGN OF 4 FEET WITH HEIGHT 42 M USING SOFTWARE Laporan ini disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik Penelitian mengenai sistem rangka bracing tipe v terbalik sudah pernah dilakukan oleh Fauzi (2015) mengenai perencanaan ulang menggunakan
Lebih terperinciBAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi
BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN 4.1 Perencanaan Awal (Preliminary Design) Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi rencana struktur, yaitu pelat, balok dan kolom agar diperoleh
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010
PRESENTASI TUGAS AKHIR oleh : PROGRAM STUDI D III TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2010 LATAR BELAKANG SMA Negeri 17 Surabaya merupakan salah
Lebih terperinci(SNI , pasal ) Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa
Rasio tulangan minimum dibatasi sebesar : (NI 2847-2002, pasal 9.12.2.2) 3.3 Perhitungan Penulangan Berdasar Hasil Analisa Dengan : (NI 2847-2002, pasal 12.5.1) Dari data analisa perencanaan yang ada,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN
Lebih terperinciPerhitungan Struktur Bab IV
Permodelan Struktur Bored pile Perhitungan bore pile dibuat dengan bantuan software SAP2000, dimensi yang diinput sesuai dengan rencana dimensi bore pile yaitu diameter 100 cm dan panjang 20 m. Beban yang
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK
SEMINAR TUGAS AKHIR JULI 2011 MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK Oleh : SETIYAWAN ADI NUGROHO 3108100520
Lebih terperinciPERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK
PERENCANAAN GEDUNG RESEARCH CENTER-ITS SURABAYA DENGAN METODE PRACETAK Jurusan Teknik Sipil - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Penulis Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )
BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang
Lebih terperinciANALISIS PERKUATAN TOWER SITE GREENFIELD JENIS SELF SUPPORT TOWER (SST) TUGAS AKHIR
ANALISIS PERKUATAN TOWER SITE GREENFIELD JENIS SELF SUPPORT TOWER (SST) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Akademis Dalam Menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Program Studi Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Konsep Desain Desain struktur harus memenuhi beberapa kriteria, diantaranya Kekuatan (strength), kemampuan layan (serviceability), ekonomis (economy) dan Kemudahan
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA
MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN KALI BAMBANG DI KAB. BLITAR KAB. MALANG MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA Mahasiswa: Farid Rozaq Laksono - 3115105056 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Djoko Irawan, Ms J U R U S A
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : KEVIN IMMANUEL
Lebih terperinciAnalisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan Metode Elemen Hingga
Analisa Defleksi Struktur Tower Transmisi Menggunakan Metode Elemen Hingga Erinofiardi, Hendra Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Jl. W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu Telepon (0736)
Lebih terperinciharus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan
BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Batang-batang struktur baik kolom maupun balok harus memiliki kekuatan, kekakuan dan ketahanan yang cukup sehingga dapat berfungsi selama umur layanan struktur tersebut.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN ANALISIS
BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Data Bangunan Bangunan yang terletak di Kampung Blimbing Bengkong ini adalah bangunan yang berfungsi sebagai rumah toko pada atap bangunan terpasang mini tower 3 kaki dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau di Jakarta Jakarta adalah ibukota negara republik Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km 2 (Anonim, 2011). Semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Lebih terperinciPERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN
TUGAS AKHIR PS 1380 PERKUATAN ANTENA TOWER TELEKOMUNIKASI (BTS) AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN FRILIANTON BENY SAPUTRO 3107 100 520 Dosen Pembimbing Ir. Isdarmanu, MSc Ir. R Soewardojo, MSc JURUSAN TEKNIK SIPIL
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON
SEMINAR TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG GRAHA AMERTA RSU Dr. SOETOMO SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA BETON Oleh : ANTON PRASTOWO 3107 100 066 Dosen Pembimbing : Ir. HEPPY KRISTIJANTO,
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR
BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR 3.1. Pemodelan Struktur Pada tugas akhir ini, struktur dimodelkan tiga dimensi sebagai portal terbuka dengan penahan gaya lateral (gempa) menggunakan 2 tipe sistem
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan
3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan tinggi berkaitan erat dengan masalah kota, Permasalahan kota yang meliputi kepadatan penduduk, lahan yang semakin sempit serta perkembangan gaya hidup dan
Lebih terperinciBAB I. Perencanaan Atap
BAB I Perencanaan Atap 1. Rencana Gording Data perencanaan atap : Penutup atap Kemiringan Rangka Tipe profil gording : Genteng metal : 40 o : Rangka Batang : Kanal C Mutu baja untuk Profil Siku L : BJ
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih ekonomis, maka minimalisasi balok IWF dapat dilakukan dengan mengurangi luas badan balok melalui
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. penjelas dalam suatu perumusan masalah. Data sekunder berupa perhitungan
BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Pengumpulan Data Data primer yang digunakan dalam penyusunan laporan yang baik berupa data objektif berdasarkan kondisi lapangan guna mendukung analisis dan sebagai penjelas
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG
HALAMAN JUDUL TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BANK MANDIRI JL. NGESREP TIMUR V / 98 SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Fakultas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 DIAGRAM ALIR ANALISA DAN DESAIN TOWER TRANSMISI LISTRIK 150 kv (SUTT) START ANALISIS. ANALISIS DAN DESAIN AWAL STRUKTUR ATAS TOWER TRANSMISI 150 kv : MODELING INPUT DATA
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI Halaman Judul i Pengesahan ii Persetujuan iii Surat Pernyataan iv Kata Pengantar v DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI xviii DAFTAR LAMPIRAN xxiii ABSTRAK xxiv ABSTRACT
Lebih terperinciModifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit
C588 Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit Yhona Yuliana, Data Iranata, dan Endah Wahyuni Departemen Teknik Sipil,
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.
PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh
Lebih terperinciStudi Geser pada Balok Beton Bertulang
Dosen Pembimbing : 1. Tavio, ST, MT, Ph.D 2. Prof.Ir. Priyo Suprobo, MS, Ph.D 3. Ir. Iman Wimbadi, MS Oleh : Nurdianto Novansyah Anwar 3107100046 Studi Geser pada Balok Beton Bertulang Pendahuluan Tinjauan
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT KEGIATAN MAHASISWA POLITEKNIK NEGERI MALANG DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Oleh : TRIA CIPTADI 3111 030 013 M. CHARIESH FAWAID 3111 030 032 Dosen
Lebih terperinciPERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN
TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan
BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan merupakan hasil dari perhitungan perencanaan struktur gedung Fakultas Teknik Informatika ITS Surabaya dengan metode SRPMM.
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS
TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata (S-1) Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Katolik
Lebih terperinciPERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3
PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA 5 LANTAI DI WILAYAH GEMPA 3 Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : FELIX BRAM SAMORA
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450
PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BERATURAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2002 DAN FEMA 450 Calvein Haryanto NRP : 0621054 Pembimbing : Yosafat Aji Pranata, S.T.,M.T. JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Kriteria dan Tujuan Perancangan Dalam dunia konstruksi, tugas dari seorang civil structure engineer adalah melakukan perhitungan struktur baik struktur baja maupun sipil
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN STRUKTUR
BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. A cp. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
DAFTAR NOTASI A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cd = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas bruto
Lebih terperinciDesain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa
Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 SKS : 3 SKS Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Pertemuan 13, 14 TIU : Mahasiswa dapat mendesain berbagai elemen struktur beton bertulang TIK
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebut harus
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Perencanaan Beban Gempa 3.1.1 Klasifikasi Situs Dalam perumusan kriteria desain seismik suatu bangunan di permukaan tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Luas Penampang Efektif Pada batang tarik sering kali dijumpai luas penampang netto tidak bisa bekerja secara efektif, hal ini terjadi karena efek
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER
MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.
Lebih terperinciJl. Banyumas Wonosobo
Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-Gorong Jl. Banyumas Wonosobo Oleh : Nasyiin Faqih, ST. MT. Engineering CIVIL Design Juli 2016 Juli 2016 Perhitungan Struktur Plat dan Pondasi Gorong-gorong
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA
ANALISIS PERBANDINGAN PERILAKU STRUKTUR JEMBATAN CABLE STAYEDTIPE FAN DAN TIPE RADIALAKIBAT BEBAN GEMPA Masrilayanti 1, Navisko Yosen 2 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Masrilayanti@ft.unand.ac.id
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
26750 2500 8375 5000 8375 2500 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Permodelan Struktur Panjang ( L ) : 61.4 m ( 201 ft ) Lebar ( B) : 26.75 m ( 88 ft ) Tinggi Bangunan ( h ) : 222 m ( 728 ft ) Kolom Balok Core
Lebih terperinciPERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH 4 LANTAI DENGAN SISTEM DAKTAIL TERBATAS Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh : MUHAMMAD NIM : D
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERENCANAAN
BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Bagan Alir Perencanaan Ulang Bagan alir (flow chart) adalah urutan proses penyelesaian masalah. MULAI Data struktur atas perencanaan awal, As Plan Drawing Penentuan beban
Lebih terperinciPENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA
PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA (Studi Literatur) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas - Tugas dan Memenuhi Syarat Dalam Menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : ADVENT HUTAGALUNG
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai
8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan
Lebih terperinciSITE PROFIL. Existing TOWER Mitratel Wotgaleh RT.07, Ds.Ngragosari, Kec. Sumberlawang Kode Pos Kab. Sragen. Foto Site Front View.
SITE PROFIL (11 Mei 2016) SITE NAME : NGARGOSARI Site ID OWNER M00-JT-68166 Latitude 07.06367 S Tipe Site GREENFIELD Longitude 110.43672 E Tipe Tower SST Tinggi Tower 62 M Altitude -- m Existing TOWER
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB 4 ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 PENDAHULUAN 4.1.1 Asumsi dan Batasan Seperti yang telah disebutkan pada bab awal tentang tujuan penelitian ini, maka terdapat beberapa asumsi yang dilakukan dalam
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON
TUGAS AKHIR RC09 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA MENGGUNAKAN STRUKTUR KOMPOSIT BAJA-BETON OLEH: RAKA STEVEN CHRISTIAN JUNIOR 3107100015 DOSEN PEMBIMBING: Ir. ISDARMANU, M.Sc
Lebih terperinciPERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG
PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR FLAT SLAB DENGAN SISTEM STRUKTUR SRPMM DAN SHEAR WALL PADA GEDUNG RSUD KEPANJEN MALANG Oleh : ANDY SETYAWAN 3107 100 610 Dosen Pembimbing : Ir. KURDIAN SUPRAPTO, MS JURUSAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PERANCANGAN
BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Diagram Alir Perancangan Mulai Pengumpulan Data Perencanaan Awal Pelat Balok Kolom Flat Slab Ramp Perhitungan beban gempa statik ekivalen Analisa Struktur Cek T dengan
Lebih terperinciPengaruh Kondisi Lapangan terhadap Perancangan Menara Komunikasi Tipe Standar SST E-60
Forum Teknik Vol. 30, No. 3 September 2006 158 Pengaruh Kondisi Lapangan terhadap Perancangan Menara Komunikasi Tipe Standar SST E-60 Sumargo*) Syamsul Basri*), Irwan**) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Analisis Penopang 3.1.1. Batas Kelangsingan Batas kelangsingan untuk batang yang direncanakan terhadap tekan dan tarik dicari dengan persamaan dari Tata Cara Perencanaan Struktur
Lebih terperinciMODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING
MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) LATAR BELAKANG Perkembangan industri konstruksi
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN START. Pengumpulan data. Analisis beban. Standar rencana tahan gempa SNI SNI
6 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Tahapan Penelitian 1. Langkah-langkah Penelitian Secara Umum Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian analisis komparasi antara SNI 03-176-00 dan SNI 03-176-01
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERHITUNGAN PERKUATAN TOWER SST 45 M + 3 M AKIBAT PENAMBAHAN TINGGI DAN BEBAN
TUGAS AKHIR PERHITUNGAN PERKUATAN TOWER SST 45 M + 3 M AKIBAT PENAMBAHAN TINGGI DAN BEBAN Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Strata 1 (S-1) Disusun oleh : Nama : Indah Septiani NIM
Lebih terperinciMODUL 3 STRUKTUR BAJA 1. Batang Tarik (Tension Member)
STRUKTUR BAJA 1 MODUL 3 S e s i 1 Batang Tarik (Tension Member) Dosen Pengasuh : Materi Pembelajaran : 1. Elemen Batang Tarik.. 2. Kekuatan Tarik Nominal Metode LRFD. Kondisi Leleh. Kondisi fraktur/putus.
Lebih terperinci4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15
3.3 Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3.1 Peraturan-Peraturan 15 3.3.2 Pembebanan ]6 3.3.3 Analisis Struktur 18 3.3.4 Perencanaan Pelat 18 3.3.5 Perencanaan Struktur Portal Beton Bertulang
Lebih terperinciPERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA
PERANCANGAN GEDUNG APARTEMEN DI JALAN LAKSAMANA ADISUCIPTO YOGYAKARTA Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta Oleh : GO, DERMAWAN
Lebih terperinciPENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL
PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL Muhammad Igbal M.D.J. Sumajouw, Reky S. Windah, Sesty E.J. Imbar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi
Lebih terperinciDAFTAR NOTASI. = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom
A cp Acv Ag An Atp Al Ao Aoh As As At Av b bo bw C Cc Cs d DAFTAR NOTASI = Luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton, mm² = Luas efektif bidang geser dalam hubungan balokkolom (mm²) = Luas
Lebih terperinciModifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak
TUGAS AKHIR RC-09 1380 Modifikasi Struktur Jetty pada Dermaga PT. Petrokimia Gresik dengan Metode Beton Pracetak Penyusun : Made Peri Suriawan 3109.100.094 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Djoko Irawan MS, 2.
Lebih terperinci