SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008
|
|
- Adi Atmadja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 2014 SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008 BADAN PUSAT STATISTIK
2
3 KATA PENGANTAR Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Tabel turunan dari PDB seperti struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi menjadi indikator indikator ekonomi yang banyak ditunggu oleh pengguna data bahkan oleh para pengambil kebijakan. Penerapan konsep dan definisi yang baku secara internasional menjadi dasar dalam upaya keterbandingan PDB Indonesia dengan PDB negara lain. BPS maupun kantor statistik negara negara lain menggunakan konsep konsep pada System of National Accounts dalam menyusun statistik nasionalnya. System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjadi panduan bagi negara negara di dunia dalam menyusun statistik nasionalnya. Saat ini, SNA 2008 merupakan seri terakhir dan didalamnya mencakup perubahan perubahan (changes) jika dibandingkan dengan SNA sebelumnya (SNA 1968 dan SNA 1993). Salah satu perubahan yang terdapat pada SNA 2008 adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama pertumbuhan alami tumbuhan/ternak/komoditi lainnya sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian. Dengan mengadopsi nilai CBR tersebut dalam penghitungan Output Kategori Pertanian akan berdampak pada besaran nilai PDB. Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA 2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga maupun perusahaan. Data yang diperoleh dari survei ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan pendukung untuk jangka panjang. Keberhasilan pengumpulan data di lapangan sangat ditentukan oleh pemahaman setiap konsep dan definisi yang terdapat di dalam buku pedoman ini. Dengan demikian, kegiatan SK-ISNA 2014 diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan rencana dan hasilnya dapat digunakan secara maksimal dalam implementasi SNA 2008 khususnya yang terkait dengan penyusunan PDB Kategori Pertanian. Jakarta, Mei 2014 Tim Penyusun i
4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii 1. Pendahuluan Latar Belakang Maksud dan Tujuan Cakupan Sampel Referensi Waktu Pelaksanaan Metodologi Organisasi Lapangan Jadwal Pelaksanaan Lapangan Kuesioner Keterangan yang Dikumpulkan Tata Cara Pengisian Kuesioner Penjelasan Konsep dan Definisi Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Penjelasan. 20 ii
5 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang System of National Accounts (SNA) merupakan kumpulan rekomendasi standar tentang cara mengukur aktivitas ekonomi. SNA menjelaskan mengenai neraca ekonomi makro yang komprehensif, konsisten, dan terintegrasi dalam konsep, definisi, dan klasifikasi yang mengacu pada pada aturan neraca yang disepakati secara internasional. Dengan berpanduan pada SNA, diharapkan setiap negara di dunia dapat menerapkannya dalam menyusun statistik neraca nasionalnya. Sehingga semua data statistik yang merupakan product line neraca nasional di masing-masing negara memiliki nilai keterbandingan yang tinggi secara internasional maupun regional. Beberapa seri SNA yang sudah diterapkan di berbagai negara adalah SNA 1947, SNA 1953, SNA 1968 dan SNA Terakhir, dalam sidang Komisi Statistik Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal Februari 2009 merekomendasikan SNA 2008 sebagai standar internasional yang baru di dalam menyusun neraca nasional. Adaptasi SNA 2008 sebagai panduan pencatatan statistik neraca nasional diharapkan mampu menjelaskan gambaran perekonomian yang berkembang signifikan secara lebih komprehensif dan up to date serta dapat dibandingkan dengan negara lain. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin menyajikan data Produk Domestik Bruto (PDB) yang merupakan salah satu aspek dari neraca nasional dan merupakan salah satu data strategis bidang ekonomi. Konsep, definisi, klasifikasi, dan metode yang digunakan dalam penyusunan PDB Indonesia saat ini masih mengadopsi SNA 1968 dan SNA Namun sejalan dengan Reformasi Birokrasi Bidang Neraca Nasional serta adanya rekomendasi United Nations Statistics Division (UNSD), penyusunan statistik neraca nasional akan didasarkan pada SNA yang baru (SNA 2008). Melalui penerapan implementasi SNA 2008, PDB Indonesia yang dihasilkan akan terjaga keterbandingan, keselarasan, dan konsistensinya dengan indikator lain maupun PDB negara-negara lain. Penerapan implementasi SNA 2008 dilakukan secara bertahap berdasarkan informasi mengenai perubahan-perubahan (changes) yang terjadi pada SNA 2008 jika dibandingkan dengan SNA 1968 dan SNA 1993 yang harus diadopsi dalam penghitungan neraca nasional. Dalam SNA 2008 terdapat 44 (empat puluh empat) revisi utama, namun tidak seluruh perubahan tersebut berdampak dalam level (besaran) PDB. Salah satu perubahan yang yang terdapat pada SNA 2008 yang berdampak pada besaran PDB adalah memasukkan Cultivated Biological Resources (CBR) terutama yang terkait dengan 1
6 pertumbuhan alami tumbuhan/ternak sebagai bagian dari Output Kategori Pertanian, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian, berbagai informasi mengenai hal-hal yang direkomendasikan SNA 2008 untuk dihitung dalam penyusunan PDB, termasuk PDB Kategori Pertanian, masih bersifat umum dan belum dilengkapi dengan uraian yang rinci mengenai tata cara implementasinya dalam proses penghitungan PDB. Demikian pula halnya dengan informasi mengenai CBR dalam SNA 2008 masih bersifat global, sehingga masih membutuhkan penjelasan atau tata cara penghitungan yang lebih rinci, agar implementasi SNA 2008 dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Survei Khusus Implementasi SNA 2008 (SK-ISNA) tahun 2014 ditujukan untuk mendapatkan informasi berkaitan dengan penghitungan CBR. Keberlangsungan SK-ISNA 2014 dibutuhkan mengingat belum tersedianya indikator yang memadai untuk menunjang penghitungan CBR tahunan. SK-ISNA 2014 dilakukan terhadap usaha pertanian subkategori tanaman hortikultura, perkebunan, dan peternakan baik yang dilakukan rumah tangga maupun perusahaan. Data yang didapat dari survei ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data yang memuat informasi jangka pendek dan dapat menjadi bahan pendukung untuk jangka panjang Maksud dan Tujuan SNA 2008 merekomendasikan untuk menggunakan pendekatan biaya dalam mengestimasi nilai CBR, baik yang diperlakukan sebagai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) maupun kegiatan yang sedang dalam proses pengerjaan (work in progress) yang diperlakukan sebagai inventory. Namun demikian tidak semua informasi mengenai rincian biaya mampu disediakan datanya oleh subject matter, baik subject matter yang berada di internal BPS, maupun di luar BPS. SK-ISNA tahun 2014 dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penghitungan CBR khususnya terkait dengan informasi biaya-biaya produksi yang dikeluarkan oleh Usaha Kategori Pertanian. Fokus dari kegiatan SK-ISNA 2014 adalah usaha pertanian pada Subkategori Tanaman Hortikultura, Perkebunan, dan Peternakan. 2
7 1.3. Cakupan Sampel Dasar klasifikasi produk atau usaha yang menjadi cakupan SK-ISNA 2014 mengikuti konsep standar BPS. Klasifikasi yang digunakan adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI yang terakhir diterbitkan adalah KBLI 2009 sesuai dengan Peraturan Kepala (Perka) BPS No. 57 Tahun Tabel 1. Cakupan Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) Menurut Komoditi Cakupan Survei Implementasi SNA No Komoditi KBLI Work-in-Progress (WIP) 1 Tomat Semangka Tebu Tembakau Pembentukan Modal tetap bruto (PMTB) 5 Jeruk Mangga Nanas Kelapa Sawit Kakao Kopi Karet Sapi Perah Ayam Petelur Tabel 2. Cakupan dan Deskripsi Survei Khusus Implementasi SNA (SK-ISNA 2014) KBLI 2009 Kegiatan Deskripsi Pertanian Tanaman Hortikultura Buah Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman hortikultura buah, seperti semangka, belewah, melon, timun suri dan sejenisnya. 3
8 01133 Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Buah Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan, juga pemanenan dan pasca panen jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman hortikultura buah yang dipakai sebagai sayuran (labu), seperti mentimun, terung, tomat, belimbing sayur dan labu sayur (siam), waluh/labu kuning, gambas/oyong dan sejenisnya Perkebunan Tebu Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman tebu Perkebunan Tembakau Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan jika menjadi satu kesatuan kegiatan tanaman tembakau. Termasuk pula pengolahan daun tembakau yang tak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan seperti pembersihan dan perajangan tembakau yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunannya Pertanian Buahbuahan Tropis Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah-buahan tropis, seperti rambutan, alpukat, durian, duku, pisang dan pisang raja, kurma, buah ara, pepaya, jambu biji, jambu air, lengkeng, nangka, nenas, mangga, manggis, sawo, belimbing, salak, sirsak dan sejenisnya Pertanian Buah Jeruk Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan penyiapan/pelaksanaan, penanaman, pembibitan, pemeliharaan, pemanenan dan pasca panen buah jeruk besar dan jeruk keprok atau jeruk siam, seperti jeruk bali, jeruk lemon dan limau, jeruk orange, jeruk keprok, jeruk tangerin, jeruk mandarin dan clementine, dan buah jeruk lainnya Perkebunan Buah Kelapa Sawit Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan buah kelapa sawit Pertanian Tanaman untuk Bahan Minuman Kelompok ini mencakup usaha pertanian mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman untuk bahan minuman, seperti tanaman kopi, teh, mate dan kakao 4
9 01291 Perkebunan Karet dan Penghasil Getah Lainnya Pembibitan dan Budidaya Sapi Perah Pembibitan dan Budidaya Ayam Ras Petelur Kelompok ini mencakup usaha perkebunan mulai dari kegiatan pengolahan lahan, penyemaian, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan tanaman karet dan tanaman penghasil getah lainnya, seperti getah perca dan kemenyan. Termasuk pengolahan hasil tanaman karet yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan perkebunan. Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan sapi perah, untuk menghasilkan ternak bibit sapi perah, mani dan mudigah dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya sapi perah untuk menghasilkan susu. Kelompok ini mencakup usaha peternakan yang menyelenggarakan pembibitan ayam ras petelur untuk menghasilkan ayam bibit dan telur tetas dan peternakan yang menyelenggarakan budidaya ayam ras untuk menghasilkan telur konsumsi dan lainnya Referensi Waktu Palaksanaan lapangan SK-ISNA 2014 dilakukan pada bulan Juli Agustus Sedangkan periode data yang dicacah adalah kondisi tahun
10 6
11 2. PELAKSANAAN 2.1. Metodologi Unit statistik dalam SK-ISNA 2014 adalah establishment dengan variabel yang diteliti adalah biaya/ongkos pemeliharaan tumbuhan/ternak. Pengalokasian sampel SK-ISNA 2014 dilakukan pada 10 provinsi berdasarkan purposive sampling atau non-probability sampling. Penentuan responden (perusahaan/usaha) yang akan disurvei melihat pada : 1. Potensi perusahaan/usaha yang berpengaruh terhadap perekonomian wilayah; 2. Memiliki skala usaha yang besar sehingga mampu mewakili populasi; 3. Data dari jenis kegiatan perusahaan/usaha belum tersedia di BPS. Sampel SK-ISNA 2014 menurut provinsi dialokasikan oleh Subdirektorat Neraca Barang, Direktorat Neraca Produksi BPS. Sedangkan alokasi sampel per kabupaten/kota dilakukan oleh Bidang Neraca Wilayah dan Analisis (Nerwilis) BPS Provinsi terpilih. Jumlah sampel per provinsi adalah 20 sampel yang akan dialokasikan menurut komoditi. Tabel 3 menunjukkan alokasi sampel menurut provinsi dan komoditi pada SK-ISNA Selain jumlah sampel dan alokasi per provinsi, metode penelitian di lapangan juga menjadi tahapan yang penting dalam mencapai tujuan dilaksanakannya SPPB Metode tersebut adalah sebagai berikut : a. Merancang kuesioner sebagai bahan perolehan informasi kuantitatif dari sumber data. b. Pengumpulan data di lapangan dengan rancangan kuesioner yang disusun sebagai panduan perolehan data aktual. c. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung dengan cara mengisi kuesioner. d. Penggantian sampel dilakukan jika responden yang dituju pindah atau tidak dapat ditemui hingga batas akhir waktu pencacahan. e. Sampel terpilih untuk tanaman semusim adalah yang memiliki tanaman yang belum dipanen pada akhir tahun 2012 dan 2013 Dalam hal penggantian sampel, hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: a. Sampel pengganti memiliki skala usaha yang relatif sama dengan sampel utama b. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/kbli yang sama dengan sampel utama 7
12 c. Sampel pengganti memiliki kategori/klasifikasi/kbli terdekat dalam satu kelompok Pertanian. d. Penggantian sampel dilakukan atas persetujuan Kepala Bidang Neraca dan Analisis Statistik e. Setiap penggantian sampel harus dicatat di dalam form Penggantian Sampel SK- ISNA 2014 (tersedia di Lampiran). Tabel 3. Alokasi Sampel Menurut Provinsi dan Komoditi SK-ISNA 2014 PROVINSI Komoditi KBLI Sumatera Barat Jambi Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Bali NTB Kalimantan Selatan Sulawesi Utara Tomat Semangka Tebu Tembakau Jeruk Mangga Nanas Kelapa Sawit Kakao Kopi Karet Sapi Perah Ayam Petelur SK-ISNA Organisasi Lapangan Organisasi Teknis 1. Direktur Neraca Produksi sebagai penanggung jawab 2. Kepala Subdirektorat Neraca Barang sebagai penanggung jawab teknis Organisasi Lapangan 1. Kepala BPS Provinsi sebagai penanggung jawab kegiatan di Provinsi 2. Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di BPS Provinsi sebagai penanggung jawab lapangan 3. Kasi Neraca Produksi di BPS Provinsi sebagai penanggung jawab harian teknis pelaksanaan, pengawasan, dan pengiriman dokumen ke BPS-RI. 8
13 4. Staf teknis BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) sebagai tenaga pencacah Petugas Lapangan Koordinator : Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di BPS Provinsi Pengawas : Kasi Neraca Produksi Petugas Pencacah : Staf BPS Provinsi/Kabupaten/Kota atau KSK 2.3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan SK-ISNA 2014 dimulai dengan persiapan kegiatan oleh DNP. Tahapan persiapan meliputi perumusan kuesioner dan pedoman, penyusunan kuesioner dan pedoman, penentuan dan alokasi sampel, pencetakan kuesioner dan buku pedoman, persiapan paket entri data, pelatihan instruktur dan pengolahan (tabulasi). Persiapan Perumusan Kuesioner dan Pedoman Penyusunan Kuesioner dan Pedoman Penentuan dan Alokasi Sampel Pencetakan Kuesioner dan Buku Pedoman Persiapan Paket Entri Data Pelatihan Instruktur Pelatihan Pengolahan Pelaksanaan Pelatihan Petugas Pelaksanaan di Lapangan Penyelesaian Entri data Pengolahan (tabulasi) Penyusunan Laporan Akhir Gambar 1. Alur Tahapan Pelaksanaan Kegiatan SPPB 2014 Setelah tahap persiapan, tahap berikutnya dilakukan oleh BPS Provinsi sebagai inti dari pelaksanaan SK-ISNA 2014 yaitu tahapan pelaksanaan. Tahapan pelaksanaan meliputi pelatihan petugas lapangan dan pelaksanaan lapangan. Tahap akhir yaitu tahap penyelesaian yang dilakukan oleh DNP. Tahapan penyelesaian meliputi entri data, pengolahan (tabulasi) dan penyusunan laporan akhir. Laporan akhir antara lain berisi rekapitulasi pemasukan dokumen, tabulasi data dan analisis hasil tabulasi data. 9
14 Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Lapangan Kegiatan SK-ISNA 2014 Kegiatan Keterangan Waktu (1) (2) (3) Penyusunan Kuesioner dan Persiapan Buku Pedoman Februari - Mei 2014 Pelatihan Petugas Juni 2014 Pelaksanaan Lapangan Juni - Agustus 2014 Pelaksanaan Pemeriksaan Hasil Pencacahan Juli Agustus 2014 Pengiriman hasil Pencacahan ke BPS-RI Agustus 2014 Data entry dan pengolahan September Oktober 2014 Penyelesaian Penyusunan Laporan November
15 3. KUESIONER 3.1. Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dirinci atas delapan blok, yaitu: BLOK I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN PETUGAS BLOK III. KETERANGAN USAHA BLOK IV BIAYA PEMELIHARAAN, terdiri dari 3 Blok, yaitu: BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA BLOK IV.B BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN BLOK IV.C BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN BLOK V. CATATAN BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN 3.2. Tata Cara Pengisian Kuesioner Blok I. Pengenalan Tempat Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas dan lokasi kegiatan usaha. Rincian 1. Tuliskan nama provinsi beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 2. Tuliskan nama kabupaten/kota beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 3. Tuliskan nama kecamatan beserta kode dengan jelas dan benar. Rincian 4. Tuliskan nama kelurahan/desa beserta kode dengan jelas dan benar. Blok II. Keterangan Petugas Tujuan blok ini adalah untuk mencatat identitas pencacah dan pemeriksa. Rincian 1. Tuliskan nama petugas pencacah dan pemeriksa dengan jelas dan lengkap. Rincian 2. Tuliskan tanggal pelaksanaan kegiatan pencacahan dan pemeriksaan dengan format yang sesuai yaitu tanggal-bulan-tahun, contoh : Rincian 3. Bubuhkan tanda tangan pencacah dan pemeriksa dengan benar. Blok III. Keterangan Usaha Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keterangan usaha secara lengkap dan jelas selama tahun 2013, termasuk status badan hukum, kegiatan utama yang dilakukan perusahaan sehingga secara unik dapat diberikan kode KBLI 5 11
16 digit, dan jenis lapangan usahanya (menurut kategori KBLI 2009). Rincian 1. Tuliskan nama perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Jika tidak memiliki nama perusahaan maka tuliskan nama pengusahanya. Contoh : Usaha Perkebunan Karet Pak Bagyo. Rincian 2. Tuliskan alamat perusahaan/usaha dengan lengkap dan jelas. Rincian 3. Tuliskan nomor telepon/fax perusahaan/usaha dengan benar. Rincian 4. Tuliskan alamat perusahaan/pengusaha dengan lengkap dan jelas. Rincian 5. Lingkari salah satu kode status badan usaha perusahaan. Status badan hukum tersebut harus sesuai dengan akte notaris yang dimiliki oleh perusahaan. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Badan Usaha yang berbadan hukum adalah badan usaha yang memiliki harta kekayaan tersendiri, terpisah dengan harta kekayaan para pemegang saham. Badan usaha yang berbadan hukum merupakan subjek hukum yang dapat dituntut atau melakukan penuntutan di muka pengadilan atas nama badan usaha. Contohnya: Persero, Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, dan Yayasan. Badan Usaha yang tidak berbadan hukum adalah badan usaha yang harta kekayaan pendirinya tidak terpisah dengan harta kekayaan badan usaha tersebut. Badan usaha yang tidak berbadan hukum tidak dapat dituntut atau melakukan kumpulan penuntutan di muka pengadilan atas nama badan usaha tersebut, kecuali atas nama pendiri dari badan usaha tersebut. Contohnya: CV, Firma, UD, dan PD. Perorangan adalah usaha yang dilakukan tanpa membentuk jenis badan usaha tertentu, misalnya usaha bordir tanpa membentuk CV atau UD. Rincian 6. Lingkari salah satu kode jaringan perusahaan ini. Perusahaan/Usaha Tunggal adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kegiatan perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan tunggal disebut juga perusahaan tanpa cabang. Kantor Cabang/Perwakilan adalah perusahaan/usaha yang merupakan cabang/perwakilan dari perusahaan induknya, yang secara administratif kegiatannya dikelola dan diawasi oleh perusahaan induk tersebut. 12
17 Rincian 7. Tuliskan kode komoditas utama perusahaan/usaha sesuai kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) digitnya. Contoh: Tebu Kode KBLI 2009: (Perkebunan Tebu) Blok IV.A. Biaya Pemeliharaan Subkategori Hortikultura Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman hortikultura semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama tahun 2013 untuk tanaman hortikultura tahunan. Rincian 1. Rincian 2. Rincian 3. Rincian 4. Rincian 4.1. Rincian 4.2. Rincian 4.3. Rincian 4.4. Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka, tomat) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012 namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun Khusus untuk tanaman hortikultura semusim (misal: semangka, tomat) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013 namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun Khusus untuk tanaman hortikultura tahunan (misal: mangga, jeruk). Tuliskan jumlah pohon/rumpun yang belum menghasilkan sesuai dengan rentang usia tanaman (misal: pohon jeruk dengan usia kurang dari 1 tahun sebanyak 50 pohon). Rincian 4.1. s.d berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman hortikultura. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua). Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk benih yang tumbuh alami dari tanaman. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk pupuk buatan sendiri. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur tumbuh tanaman Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian zat perangsang buah 13
18 Rincian 4.5. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian jaring pelindung bagian tubuh tanaman yang belum menghasilkan Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian mulsa sebagai pelindung tanah Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.A. Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.A. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran listrik misalnya untuk penyinaran dan penyiraman tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian, misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung, misalnya pajak bumi dan bangunan. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah untuk penanaman, dll. Rincian Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan. Rincian 4.19.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di kolom (4). 14
19 Rincian 4.19.b. Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll), pemupukan, dan pengendalian hama. Blok IV.B. Biaya Pemeliharaan Subkategori Perkebunan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan tanaman perkebunan semusim di awal dan akhir tahun 2013 serta biaya pemeliharaan selama tahun 2013 untuk tanaman perkebunan tahunan. Rincian 1. Rincian 2. Rincian 3. Rincian 4. Rincian 4.1. Rincian 4.2. Rincian 4.3. Rincian 4.4. Rincian 4.5. Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan tembakau) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2012 namun hingga akhir tahun 2012 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun Khusus untuk tanaman perkebunan semusim (misal: tebu dan tembakau) Tuliskan luas lahan/luas tanaman yang ditanam pada tahun 2013 namun hingga akhir tahun 2013 belum dipanen. Masa panen terjadi pada tahun Khusus untuk tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao). Tuliskan jumlah pohon/lajur yang belum menghasilkan sesuai dengan rentang usia tanaman (misal: pohon kakao dengan usia kurang dari 1 tahun sebanyak 100 pohon). Rincian 4.1. sd berisi uraian biaya pemeliharaan tanaman perkebunan. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan tanaman khusus tanaman yang belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan tanaman yang telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua). Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian benih, tidak termasuk benih yang tumbuh alami dari tanaman. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pupuk, tidak termasuk pupuk buatan sendiri. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian stimulant/zat pengatur tumbuh tanaman Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian tanaman pelindung Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pestisida 15
20 Rincian 4.6. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan khusus lahan bagi tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.B. Rincian 4.7. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa peralatan/sarana untuk pemeliharaan tanaman yang tercatat dalam rincian 1, rincian 2, atau rincian 3 Blok IV.B. Rincian 4.8. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit/pinjaman usaha untuk pengembangan atau pemeliharaan tanaman. Rincian 4.9. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan/iuran yang bersifat tetap maupun tidak tetap yang berhubungan dengan pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran premi asuransi Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya perkiraan penyusutan barang modal yang dipakai dalam kaitannya dengan pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian bahan bakar minyak untuk mesin yang berperan dalam pemeliharaan tanaman. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa pertanian, misalnya pembayaran jasa pemanenan borongan. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tak langsung, misalnya pajak bumi dan bangunan. Rincian Biaya pada rincian ini adalah biaya lain-lain, misalnya biaya pembelian air untuk penyiraman, pembelian polybag atau wadah untuk penanaman, dll. Rincian Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan. Rincian 4.16.a. Tuliskan jumlah pegawai tetap yang teribat baik laki-laki dan perempuan di kolom (2) dan tuliskan jumlah pegawai tidak tetap baik laki-laki dan perempuan di kolom (3), serta tuliskan total pegawai di kolom (4). Rincian 4.16.b Tuliskan upah yang dibayarkan kepada pegawai baik laki-laki dan perempuan terkait dengan kegiatan pengelolaan lahan, penyemaian, penanaman, pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll), pemupukan, dan pengendalian hama. 16
21 Blok IV.C. Biaya Pemeliharaan Subkategori Peternakan Blok ini digunakan untuk mendapatkan informasi biaya pemeliharaan hewan ternak selama tahun Rincian 1. Rincian 2. Rincian 3. Rincian 3.a. Rincian 3.b. Rincian 3.c. Rincian 3.d. Rincian 3.e. Rincian 3.f. Rincian 3.g. Rincian 3.h. Rincian 3.i. Rincian 3.j. Rincian 3.k. Rincian 3.l. Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga akhir tahun 2012 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada kategori umur 1 tahun Rincian ini diisi dengan jumlah hewan ternak yang belum dewasa hingga akhir tahun 2013 berdasarkan umur. Untuk sapi perah, isian mengikuti kategori umur di kolom 1. Namun untuk ayam petelur, hanya diisi pada kategori umur 1 tahun Rincian 3.a. sd 3.p. berisi uraian biaya pemeliharaan ternak. Biaya yang dikeluarkan adalah yang terkait dengan pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan. Tidak termasuk biaya pemeliharaan ternak yang telah menghasilkan atau yang sudah tidak menghasilkan (tua), Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian pakan Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vaksin. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian obat-obatan untuk pengobatan ternak Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian vitamin Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian garam untuk campuran pakan ternak Biaya pada rincian ini adalah biaya pembelian disinfektan Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa lahan untuk lokasi pemeliharaan ternak. Biaya pada rincian ini adalah biaya sewa kandang, bangunan, mesin, atau alat-alat untuk pemeliharaan ternak. Biaya pada rincian ini adalah biaya perbaikan kandang, tidak termasuk biaya pembangunan kandang baru atau perbaikan besar. Biaya pada rincian ini adalah biaya/ ongkos dan suku cadang/ bahan untuk pemeliharaan/ perbaikan kecil barang modal. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran bunga kredit terkait pinjaman untuk pengembangan pemeliharaan ternak. Biaya pada rincian ini adalah perkiraan biaya penyusutan barang modal yang digunakan. 17
22 Rincian 3.m. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran retribusi dan pungutan lain baik bersifat tetap maupun tidak tetap. Rincian 3.n. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran pajak tidak langsung seperti PBB lahan. Rincian 3.o. Biaya pada rincian ini adalah biaya pembayaran jasa peternakan, misalnya jasa pemeriksaan kesehatan ternak. Rincian 3.p. Rincian ini digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai banyaknya tenaga kerja/pegawai dan upah yang dibayarkan berdasarkan jenis kelamin dan statusnya. Blok V. Catatan Tujuan blok ini adalah untuk mencatat keterangan tambahan yang perlu disampaikan untuk memperjelas isian di daftar, ataupun mencatat kesulitan dan permasalahan yang timbul selama melakukan tugas pencacahan di lapangan, seperti adanya kejadian yang ekstrim yang dijumpai dilapangan dan sebagainya. Blok VI. Keterangan Pengesahan Blok ini digunakan untuk mencatat keterangan mengenai nama, jabatan, dan tanda tangan yang bertanggung jawab dalam pengisian kuesioner ini dari pihak perusahaan/usaha serta stempel/cap perusahaan/usaha. 18
23 4. PENJELASAN 4.1 Konsep dan Definisi Konsep dan definisi adalah hal penting dalam memahami variabel yang ingin ditangkap dan dipahami dalam suatu kegiatan. Beberapa konsep dan definisi penting dalam SK-ISNA 2014 adalah sebagai berikut : a. Perusahaan atau Usaha Industri adalah suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan menghasilkan barang atau jasa terletak pada suatu bangunan atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada seorang atau lebih yang bertangggung jawab atas usaha tersebut. b. Komoditas utama adalah komoditas yang diusahakan oleh perusahaan/usaha yang memberikan nilai produksi yang paling tinggi dibandingkan dengan komoditas-komoditas lainnya. c. Jumlah tenaga kerja adalah banyaknya pekerja/karyawan rata-rata perhari kerja baik pekerja yang dibayar maupun pekerja yang tidak dibayar. Tenaga kerja terdiri dari pekerja produksi dan pekerja lainnya. Pekerja produksi adalah pekerja yang langsung bekerja dalam proses produksi atau berhubungan dengan itu, termasuk pekerja yang langsung mengawasi proses produksi, mengoperasikan mesin, mencatat bahan baku yang digunakan dan barang yang dihasilkan. Pekerja lainnya adalah pekerja yang tidak berhubungan langsung dengan proses produksi, pekerja ini biasanya sebagai pekerja pendukung perusahaan, seperti manager (bukan produksi), kepala personalia, sekretaris, tukang ketik, penjaga malam, sopir perusahaan, dan lainnya. d. Cultivated Biological Resources (CBR) adalah sumber daya hayati yang dibudidayakan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat darinya. Sebelumnya, penghitungan output pertanian pada PDB tahun dasar 2000 hanya mencakup output panen. Sedangkan SNA 2008 menjelaskan bahwa output pertanian tidak hanya mencakup output saat panen tetapi juga mencakup semua pertumbuhan asset alami yang merupakan hasil budidaya mulai dari bibit sampai siap dipanen. e. Tanaman semusim adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa panennya kurang dari satu tahun, dan hanya dapat dipanen satu kali untuk setiap penanaman. Proses pemanenan tanaman ini biasanya dibongkar habis. 19
24 Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari komoditi ini diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. f. Tanaman tahunan adalah jenis tanaman yang usianya sejak ditanam sampai masa panen pertama kalinya lebih dari satu tahun dan dapat dipanen lebih dari satu kali. Jika dalam akhir suatu periode komoditi jenis ini belum dapat dipanen, maka output dari komoditi ini pada periode tersebut diperkirakan sebesar biaya-biaya yang dikeluarkan mulai dari bibit sampai dengan habis masa periode tersebut. Jika pada periode selanjutnya komoditi tersebut belum bisa juga untuk dipanen maka output dari komoditi ini pada periode kedua ini diperkirakan sebesar biaya perawatan yang dikeluarkan. Jika pada suatu periode komoditi tersebut sudah dapat dipanen untuk pertama kali, maka komoditi tersebut dikapitalisasi sebagai modal tetap dan pada periode tersebut dihitung nilai penyusutannya. g. Rincian biaya upah meliputi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan/usaha dalam rangka membayar upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan, dan nilai pembayaran sejenisnya kepada pekerjanya. 4.2 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Pengisian kuesioner SK-ISNA 2014 haruslah sesuai dengan tata cara yang telah dijelaskan di bab sebelumnya. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan yaitu : 1. Perhatikan pengisian KBLI Pemeriksa harus memastikan KBLI 2009 yang dicantumkan adalah 5 digit. Misalkan kode KBLI 2009 untuk usaha perkebunan karet Penggantian sampel harus atas persetujuan koordinator survei. Sampel yang akan diganti harus memerhatikan ketentuan penggantian sampel. Sampel pengganti tidak diperkenankan diluar KBLI 2009 yang telah ditentukan dalam alokasi sampel kecuali sudah ada konfirmasi sebelumnya dengan BPS-RI. 20
25 LAMPIRAN - LAMPIRAN 21
26 22
27 Lampiran 1. Kuesioner SK-ISNA
28 24
29 BLOK IV.A BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI HORTIKULTURA (lanjutan) 11. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya 12. Premi asuransi pertanian 13. Penyusutan barang modal 14. Listrik (penyinaran tanaman, penyiraman, dll) 15. Bahan bakar minyak 16. Jasa pertanian 17. Pajak tidak langsung (PBB lahan) 18. Lainnya (wadah, polybag, tali, air, dll) 19. Tenaga kerja a. Jumlah pekerja Jenis kelamin Pekerja tetap Pekerja tidak tetap (1) (2) (3) 1) Laki-laki 2) Perempuan b. Upah (Rp) Jenis kegiatan Laki-laki Perempuan (1) (2) (3) 1) Pengolahan lahan 2) Penyemaian 3) Penanaman 4) Pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll) 5) Pemupukan 6) Pengendalian hama Total pekerja (4) Total upah (4) BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN Khusus tanaman perkebunan semusim (misal: tebu, tembakau) (1) (2) 1. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun m 2 2. Luas tanaman yang belum dipanen hingga akhir tahun m 2 Khusus tanaman perkebunan tahunan (misal: karet, kakao, dll) 3. Kondisi tanaman belum menghasilkan (selama tahun 2013) Umur tanaman (1) Jumlah pohon/lajur (2) umur 1 1 < umur 2 2 < umur 3 3 < umur 4 umur > 4 25
30 4. BLOK IV.B. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PERKEBUNAN (LANJUTAN) Biaya pemeliharaan tanaman yang belum menghasilkan selama tahun 2013 baik untuk tanaman semusim maupun tanaman tahunan) (diisi Uraian Satuan Banyaknya Penggunaan Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4) 1. Benih/penyisipan 2. Pupuk 3. Stimulan/zat pengatur tumbuh 4. Tanaman pelindung 5. Pestisida batang kg kg batang Sewa lahan 7. Sewa peralatan/sarana usaha 8. Bunga kredit/pinjaman usaha 9. Retribusi dan pungutan/iuran lainnya 10. Premi asuransi pertanian 11. Penyusutan barang modal 12. Bahan bakar minyak 13. Jasa pertanian 14. Pajak tidak langsung (PBB lahan) 15. Lainnya (wadah, air, dll) 16. Tenaga kerja a. Jumlah pekerja Jenis kelamin Pekerja tetap Pekerja tidak tetap Total pekerja (1) (2) (3) (4) 1) Laki-laki 2) Perempuan b. Upah (Rp) Jenis kegiatan Laki-laki Perempuan Total upah (1) (2) (3) (4) 1) Pengolahan lahan 2) Penyemaian 3) Penanaman 4) Pemeliharaan (pemangkasan, penyiangan, dll) 5) Pemupukan 6) Pengendalian hama 26
31 BLOK IV.C. BIAYA PEMELIHARAAN SUBKATEGORI PETERNAKAN 1. Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun 2012 ayam petelur hanya isi untuk kategori umur 1) (khusus Umur ternak umur 1 (1) Jumlah ternak (ekor) (2) 1 < umur 2 2 < umur 3 3 < umur 4 umur > 4 Khusus untuk ternakyang belum menghasilkan hingga akhir tahun (khusus ayam petelur hanya isi untuk kategori umur 1) Umur ternak umur 1 (1) Jumlah ternak (ekor) (2) 1 < umur 2 2 < umur 3 3 < umur 4 umur > 4 3. Biaya pemeliharaan ternak yang belum menghasilkan selama tahun 2013 Uraian Satuan Banyaknya Penggunaan Nilai (Rp) (1) (2) (3) (4) a. Pakan ternak b. Vaksin c. Obat-Obatan d. Vitamin e. Garam f. Disinfektan kg g. Sewa lahan h. Sewa kandang, bangunan, mesin, dan alat-alat i. Perbaikan kandang j. Ongkos & suku cadang/bahan untuk pemeliharaan/perbaikan kecil barang modal k. Bunga kredit/pinjaman usaha l. Penyusutan barang modal m. Retribusi dan pungutan lain n. Pajak tidak langsung (PBB lahan) o. Jasa peternakan (kesehatan, pemacekan, dll.) p. Jumlah pekerja Jenis kelamin Pekerja tetap Pekerja tidak tetap Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp) Jumlah (Orang) Upah dan Gaji (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) 1) Laki-laki 2) Perempuan 27
32 BLOK V. C A T A T A N BLOK VI. KETERANGAN PENGESAHAN Daftar ini diisi dengan sebenarnya dan menurut keadaan yang sesungguhnya Diketahui oleh yang bertanggung jawab di perusahaan/usaha: Nama : Jabatan :.., 2014 (.) Nama, Tanda tangan dan Cap Perusahaan 28
33 Kode Kabupaten/ Kota KBLI 2009 Lama Keterangan KBLI 2009 KBLI 2009 Baru Keterangan KBLI 2009 Penjelasan Lampiran 2. Form Penggantian Sampel SK-ISNA 2014 FORM PENGGANTIAN SAMPEL SK-ISNA
SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008
RAHASIA SK-ISNA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008 Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi berkaitan dengan penghitungan Cultivated
Lebih terperinciSURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI LAPANGAN USAHA BARANG
SURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI LAPANGAN USAHA BARANG 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik dan adanya
Lebih terperinciPEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK
PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:
Lebih terperinciSurvei Khusus Implementasi SNA 2008, 2014
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Khusus Implementasi SNA 2008, 2014 ABSTRAKSI System of National Accounts 2008 (SNA 2008) adalah versi terakhir dari panduan internasional dalam mengukur statistik neraca nasional,
Lebih terperinciPEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK
PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:
Lebih terperinciSURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI SEKTOR BARANG
SURVEI KHUSUS TRIWULANAN NERACA PRODUKSI SEKTOR BARANG 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Pertumbuhan ekonomi mengindikasikan adanya perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik dan adanya keberhasilan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :...
DAFTAR-LTU RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2012 1. Provinsi................... 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *).........................................................
Lebih terperinciLEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser
Lebih terperinciSURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR
RAHASIA SKPTD 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perubahan dunia usaha sebagai
Lebih terperinciI. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
I. PENGENALAN TEMPAT 1. Nama Perusahaan/Kantor Administratur Tuliskan nama Perusahaan/Kantor Administratur perkebunan yang resmi digunakan perusahaan. Rincian 1a : Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan....
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :...
DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D)
RAHASIA INDEPTH - R&D 2015 (K1) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D) Perhatian : 1. Tujuan survei ini
Lebih terperinciPerkembangan Ekonomi Makro
Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,
Lebih terperinciSURVEI PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN BARANG
RAHASIA SPPB 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN BARANG Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran dari perusahaan/usaha
Lebih terperinciPENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-16/PJ.6/1998 Tanggal : 30 Desember 1998 PENGGOLONGAN WILAYAH, JENIS PERKEBUNAN, DAN BESARNYA STANDAR INVESTASI TANAMAN PERKEBUNAN PER-HA dalam ribuan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN
DAFTAR - LTB REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)...................
Lebih terperinciSURVEI PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN BARANG
S P P B SURVEI PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN BARANG BADAN PUSAT STATISTIK KATA PENGANTAR Implementasi System of National Account (SNA) 2008 dalam penyusunan Neraca Nasional merekomendasikan penyusunan Supply
Lebih terperinciAnalisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015
Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17
Lebih terperinciBPS PROVINSI SULAWESI SELATAN
BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 72/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN TEBU TAHUN 2014 DI PROVINSI SULAWESI SELATAN RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN
Lebih terperinciRepublik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)
RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 :... :... :... :... :...
DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 2. STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH
Lampiran 1.b. BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 71/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, DAN JERUK TAHUN 2014 PROVINSI SULAWESI SELATAN TOTAL
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun
Lebih terperinciCENGKEH DAN KELAPA TAHUN 2014
No. 72/12/72/Th. XVII, 23 Desember 214 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KAKAO, CENGKEH DAN KELAPA TAHUN 214 RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA KAKAO MENCAPAI 85,66% DARI TOTAL NILAI PRODUKSI A.
Lebih terperinciII. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN
ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.
Lebih terperinciPenyusunan Matriks PMTB Tahun 2015
RAHASIA MI-02 Hortikultura REPUBLIK INDONESIA Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang peranan penting bagi pembangunan pertanian di Indonesia. Fungsi buah-buahan sangat penting bagi
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat
Lebih terperinciA. Realisasi Keuangan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)................... 3.
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014
No. 80/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT, KARET, DAN LADA TAHUN 2014 RATA-RATA JUMLAH BIAYA USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PER HEKTAR MENCAPAI 77,57 PERSEN DARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah karena memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi jangka
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
No. 33/07/31/Th.XVI, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI DKI JAKARTA TAHUN
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014
No. 76/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI USAHA TANAMAN CABAI MERAH PER
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016
No.07/02/36/ Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 106,61 ATAU
Lebih terperinciSURVEI KHUSUS SEKTOR JASA 2015
RAHASIA SKSJ 2015 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS SEKTOR JASA 2015 Perhatian : 1.Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh rasio marjin dan mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran
Lebih terperinciSurvei Penyediaan dan Penggunaan Barang (SPPB), 2006
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penyediaan dan Penggunaan Barang (SPPB), 2006 ABSTRAKSI SPPB ini dirancang secara khusus untuk memperoleh informasi berupa output, susunan input, jumlah tenaga kerja, distribusi
Lebih terperinciSTRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014
No. 79/12/19/Th.II, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, DAN JERUK TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI USAHA TANAMAN CABAI MERAH PER SATU HEKTAR UNTUK SEKALI MUSIM TANAM
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN MARET 2016 Penghitungan Nilai
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015
No. 15/03/36/Th.IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2015 SEBESAR 105,19 ATAU
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013 DARI USAHA
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki peranan penting karena selain sebagai penghasil komoditi untuk memenuhi kebutuhan pangan, sektor pertanian juga
Lebih terperinciBLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pola kemitraan ayam broiler adalah sebagai suatu kerjasama yang sering diterapkan di pedesaan terutama di daerah yang memiliki potensi memelihara ayam broiler. Pola kemitraan
Lebih terperinciPEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2012) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK
PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2012) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan
Lebih terperinci<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak
Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R AH A S I A BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Data
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN
DAFTAR-LTT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK RAHASIA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2012 1. Provinsi. 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *)... 5.
Lebih terperinciAnalisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014
Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17
Lebih terperinciHASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013
BADAN PUSAT STATISTIK No. 06/07/8/Th. XVII, 0 Juli 204 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 203 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 203 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI
Lebih terperinciSurvei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis (Rangkaian Kegiatan ST2013), 2008
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis (Rangkaian Kegiatan ST2013), 2008 ABSTRAKSI Melalui kegiatan ini dapat diketahui jumlah luas lahan, produksi primer maupun produk
Lebih terperinciPENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017
RAHASIA MI-01 PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017 Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Kuantitas (jumlah) komoditi yang menjadi barang modal (fixed
Lebih terperinciSURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun
Lebih terperinciAnalisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013
Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.
Lebih terperinciSURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017
No.02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 100,49 ATAU
Lebih terperinciSurvei Struktur Ongkos Usaha Tani Jagung (SOUT Jagung), 2009
BADAN PUSAT STATISTIK Survei Struktur Ongkos Usaha Tani Jagung (SOUT Jagung), 2009 ABSTRAKSI Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 05/01/51/Th. IX, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2014, NTP BALI TURUN SEBESAR 2,04 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Desember
Lebih terperinciBLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)
REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN I : JANUARI - MARET VIMK13-S1 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009
REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................
Lebih terperinciREPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi
Lebih terperinciBAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA
BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.
Lebih terperinciPEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi
PEDOMAN UMUM SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS SPIK 2014 Badan Pusat Statistik-Direktorat Neraca Produksi DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.3. Ruang
Lebih terperinciSurvei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS) Tahun 2014
S K P S 2014 BUKU PEDOMAN PENCACAHAN Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS) Tahun 2014 Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan
Lebih terperinciLAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN
DAFTAR - LTP REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *) 5.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya
Lebih terperinciStatistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi
Lebih terperinciNILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012
BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)
Lebih terperinciSurvei Khusus Perubahan Tahun Dasar 2014 KATA PENGANTAR
BUKU PEDOMAN SURVEI KHUSUS PERUBAHAN TAHUN DASAR (SKPTD 2014) DIREKTORAT NERACA PRODUKSI BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Pada umumnya struktur ekonomi suatu daerah atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara
Lebih terperinciSURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS
RAHASIA SPIK 2014 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PENYUSUNAN INDIKATOR KHUSUS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Memperoleh informasi atau indikasi umum kondisi perusahaan dan bisnis
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciBLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN
RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia
Lebih terperinciPublikasi PDB Triwulanan dan Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan, 2015
BADAN PUSAT STATISTIK Publikasi PDB Triwulanan dan Pendapatan Nasional Indonesia Tahunan, 2015 ABSTRAKSI Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1. Keadaan Geografis. Kabupaten Kerinci terletak di daerah bukit barisan, dengan ketinggian 5001500 mdpl. Wilayah ini membentang
Lebih terperinciTRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)
VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH
No. 09/02/51/Th. VIII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. JANUARI 2014, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,23 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Januari
Lebih terperinciSURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)
SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,
Lebih terperinci