Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015"

Transkripsi

1

2 Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian

3 Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17 inci (B5) Jumlah Halaman : 90 halaman Penanggung Jawab : Dr. Suwandi, MSi Penyunting : Ir. Dewa N Cakrabawa, MM Ir. Sabarella, MSi Naskah : Metha Herwulan Ningrum Ir. Wieta B Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Pengolah Data: Tim BPS Metha Herwulan Ningrum Yani Supriati, SE Heri Dwi Martono Heruwati Design dan Layout : Rinawati, SE Heri Dwi Martono Diterbitkan oleh : Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian, 2015 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

4 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugrah dan rahmatnya telah disusun Buku Analisis PDB Sektor Pertanian tahun 2015 yang merupakan salah satu output dari sub kegiatan Laporan Pengelolaan dan Analisis Data PDB Sektor Pertanian dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Pertanian. Buku ini berisi data PDB sektor pertanian, PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB sektor perdagangan berbasis pertanian serta analisis kinerja masing-masing sektor. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Badan Pusat Statistik, Eselon I terkait lingkup Kementerian Pertanian dan seluruh anggota tim, yang telah bekerja sama dengan sangat baik dalam penyusunan Buku ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan hasil analisis PDB sektor pertanian pada kegiatan selanjutnya. Semoga Buku Analisis PDB sektor pertanian ini dapat memberikan manfaat bagi para pengambil kebijakan di sektor pertanian dan pengguna data lainnya. Jakarta, Desember 2015 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Dr. Ir. Suwandi, MSi NIP P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n i

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Cakupan Data... 3 BAB II. SUMBER DATA DAN METODOLOGI Sumber Data Metodologi... 9 BAB III. ANALISIS PDB SEKTOR PERTANIAN PDB Sektor Pertanian PDB Sektor Pertanian dari Hulu hingga Hilir PDB Sektor Pertanian (on farm/hulu) PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian BAB IV. KESIMPULAN LAMPIRAN P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i Per t a n i a n ii

6 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 PDB atas dasar harga berlaku dan kontribusinya terhadap PDB Indonesia, tahun PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan dan laju pertumbuhan, tahun PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun Peranan PDB atas dasar harga berlaku, menurut klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap penciptaan PDB Indonesia (%), tahun PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%), tahun PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, tahun Halaman Tabel 3.8 Kontribusi PDB industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun Tabel 3.9 PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun Tabel 3.10 Laju pertumbuhan PDB industri pengolahan berbasis pertanian, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i Per t a n i a n iii

7 Tabel 3.11 Tabel 3.12 PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, tahun PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i Per t a n i a n iv

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3 Gambar 3.4 Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir terhadap PDB Indonesia, tahun Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir, tahun Kontribusi sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia, tahun Kontribusi PDB sub sektor pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun Halaman Gambar 3.5 Kontribusi PDB kelompok komoditas tanaman Pangan terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Gambar 3.6 Kontribusi PDB kelompok komoditas Hortikultura terhadap PDB pertanian sempit, tahun Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas perkebunan terhadap PDB pertanian sempit, tahun Gambar 3.8 Gambar 3.9 Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan terhadap PDB pertanian sempit, tahun Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan, tahun Gambar 3.10 Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman pangan /komoditas atas dasar harga konstan 2010, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i Per t a n i a n v

9 Gambar 3.11 Laju pertumbuhan PDB kelompok hortikultura atas dasar harga konstan 2010, tahun Gambar 3.12 Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan atas dasar harga konstan 2010, tahun Gambar 3.13 Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas perternakan atas dasar harga konstan 2010, tahun Gambar 3.14 Kontribusi sektor industri pengolahan dan sektor industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun Gambar 3.15 Kontribusi kelompok sektor industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun Gambar 3.16 Laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun Gambar 3.17 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) berbasis pertanian, atas dasar harga berlaku terhadap PDB pertanian perdagangan besar dan eceran, tahun Gambar 3.18 Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE), masing-masing kelompok terhadap PDB sektor PBE berbasis pertanian, tahun Gambar 3.19 Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE), atas dasar harga konstan 2010, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i Per t a n i a n vi

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi suatu negara yang diukur dengan pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu. Produksi tersebut diukur dalam konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan oleh sektor sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). Sehingga PDB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unitunit produksi yang beroperasi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (BPS, 2001). Data PDB Indonesia telah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam periode triwulanan dan tahunan menurut lapangan usaha (termasuk sektor pertanian), yang disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDB atas dasar harga berlaku, sering disebut dengan PDB nominal yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu periode waktu menurut harga yang berlaku pada waktu tersebut. Sementara PDB atas dasar harga konstan, sering disebut dengan PDB riil merupakan PDB atas dasar harga konstan dimana faktor harganya telah dihilangkan. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 1

11 Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi dihitung dari PDB atas harga konstan. Di sektor pertanian, PDB terbagi atas sub sektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, perikanan, dan kehutanan, dimana perhitungan PDB menggunakan pendekatan produksi. Dari nilai PDB dapat diketahui perkembangan kinerja yang dicapai oleh setiap sub sektor pendukung pertanian secara menyeluruh mulai dari aktivitas pertanian dari sisi on farm sampai dengan aktivitas pasca panen (off farm). Untuk melengkapi informasi tentang kinerja masing-masing sub sektor pertanian, diperlukan juga informasi perkembangan kinerja dari beberapa komoditas atau kelompok komoditas yang merupakan unggulan sektor pertanian. Untuk itu Pusdatin bekerja sama dengan BPS berupaya untuk menyajikan data PDB sektor pertanian yang dirinci menurut sub sektor dan komoditas/kelompok komoditas, dilengkapi dengan PDB industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian. Dengan demikian diharapkan dapat diperoleh informasi yang selengkapnya tentang posisi sektor pertanian terhadap sektorsektor lainnya serta kontribusinya dalam mendukung perekonomian Indonesia Tujuan Penyusunan Buku Analisis Produk Domestik Bruto Sektor Pertanian bertujuan untuk menganalisis kinerja pembangunan sektor pertanian dari hulu sampai hilir berdasarkan data PDB. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 2

12 1.3. Cakupan Data Cakupan dalam penyusunan PDB sektor pertanian, industri pengolahan berbasis pertanian dan perdagangan berbasis pertanian mulai februari 2014 dengan tahun dasar 2010 ini berdasarkan Kode Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 5 digit tahun 2009 dengan rincian sektor sebagai berikut : Sektor Sub sektor Pertanian 1. Tanaman Pangan 2. Tanaman Hortikultura 3. Tanaman perkebunan 4. Peternakan Industri Pengolahan 1. Industri makanan, minuman 2. Industri Pengolahan tembakau 3. Industri tekstil dan pakaian jadi 4. Industri kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 5. Industri karet, barang dari karet dan plastik P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 3

13 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Sub sektor 1. Perdagangan besar dan eceran tanaman pangan 2. Perdagangan besar dan eceran tanaman Hortikultura 3. Perdagangan besar dan eceran tanaman Perkebunan 4. Perdagangan besar dan eceran peternakan dan hasil-hasilnya 5. Perdagangan besar dan eceran industri pengolahan berbasis komoditi pertanian Klasifikasi Produk Domestik Bruto Pertanian menurut Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 yang digunakan pada PDB Sektor pertanian serta diskripsi kelompok komoditi di atas secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 1. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 4

14 BAB II SUMBER DATA DAN METODOLOGI 2.1. Sumber Data Data yang digunakan untuk penyusunan PDB sektor pertanian yang lebih rinci serta PDB industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian menurut kelompok dibagi menjadi: 1. Sub Sektor Tanaman Pangan Sub sektor tanaman pangan mencakup data padi dan palawija, dengan rincian palawija meliputi komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Data produksi padi dan palawija bersumber dari BPS. Data tahun 2010 sd 2013 yang digunakan adalah data angka tetap padi dan palawija, sedangkan tahun 2014 menggunakan angka Sementara karena PDB yang dirilis oleh BPS menggunakan angka tersebut Data harga berupa harga produsen dan Indeks yang dibayar petani untuk biaya produksi kelompok tanaman pangan dari Subdirektorat Statistik Harga Perdesaan (BPS). Data indikator harga berupa Indeks Harga Produsen diperoleh dari Subdirektorat Statistik Harga Produsen (BPS). Sedangkan data struktur biaya kegiatan tanaman pangan diperoleh dari hasil Sensus Pertanian 2013 dan Survei Struktur P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 5

15 Ongkos Usaha Tani (SOUT) tahun 2014 yang dilakukan oleh Subdirektorat Statistik Tanaman Pangan (BPS). Data harga padi menggunakan harga produsen dari Sub Direktorat Statistik Harga Produsen BPS. Data harga palawija menggunakan indikator harga berdasarkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data struktur ongkos untuk padi dan palawija menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2013 dari Sub Direktorat Statistik Hortikultura, BPS 2. Sub Sektor Hortikultura Data produksi sayur-sayuran dan buah-buahan diperoleh dari Sub Direktorat Statistik Hortikultura BPS. Data tahun 2010 sd 2013 menggunakan angka tetap, sedangkan data tahun 2014 menggunakan angka sementara. Cakupan kelompok hortikultura sayuran meliputi bawang daun, bawang merah, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang panjang, cabai, tomat, terung, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, lobak, petai, melinjo, kacang merah dan kentang. Sedangkan cakupan kelompok hortikultura buah-buahan meliputi komoditas alpukat, belimbing, duku/langsat, durian, jambu biji, jambu air, jeruk, mangga, manggis, P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 6

16 nangka, nenas, pepaya, pisang, rambutan, salak, sawo, sirsak, sukun, melon dan semangka. Data Harga sayuran dan buah-buahan menggunakan indikator harga berdasarkan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun Data struktur ongkos sayuran dan buah-buahan menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2013 dari Sub Direktorat Statistik Hortikultura, BPS. 3. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Data produksi tanaman perkebunan diperoleh dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Komoditas yang tersedia produksinya meliputi: tembakau, karet, kelapa sawit, tebu, kelapa, kakao, kopi dan teh, cengkeh serta perkebunan lainnya. Data yang digunakan untuk tahun 2010 sd 2013 merupakan angka tetap, sedangkan tahun 2014 menggunakan angka sementara. Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 7

17 Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Pertanian 2013 dari Sub Direktorat Statistik Perkebunan, BPS. 4. Sub Sektor Peternakan Data peternakan diperoleh dari Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian. Jenis data yang tersedia meliputi: populasi ternak, produksi telur, produksi susu dan pemotongan daging. Data yang digunakan tahun 2010 sd 2013 merupakan angka tetap, sedangkan data tahun 2014 menggunakan angka sementara. Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data sudah tersedia sampai tahun Data struktur Ongkos masih menggunakan struktur ongkos hasil pengolahan Sensus Peternakan Nasional (SPN) tahun 2006, Sensus Pertanian 2013 dari Sub Direktorat Statistik Peternakan BPS. 5. Sektor Industri Berbasis Pertanian Data industri besar dan sedang diperoleh dari hasil survei industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS. Data yang digunakan mencakup produksi yang dihasilkan, bahan baku dan P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 8

18 penolong serta biaya-biaya lain yang dirinci menurut komoditas. Data ini tersedia untuk tahun 2010 dan 2014, serta Indeks Produksi Besar dan Sedang, BPS tahun Data industri kecil dan kerajinan rumah tangga (IKKRT) diperoleh dari hasil pengolahan Sensus Ekonomi 2006 dan indikator tenaga kerja, BPS. Data harga menggunakan indikator harga yaitu Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dari Sub Direktorat Statistik Harga Perdagangan Besar BPS. Data telah tersedia sampai tahun Data struktur ongkos menggunakan struktur ongkos hasil survei industri besar dan sedang dari Sub Direktorat Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS tahun 2010 sampai dengan tahun Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian Output sektoral barang-barang yang diperdagangkan diperoleh dari output masing-masing sektor PDB yaitu barang-barang pertanian dan industri berbasis pertanian 2.2. Metodologi Metode penghitungan yang digunakan untuk menyusun PDB setiap sektor berbeda-beda, sehingga metodologi yang akan disajikan dibagi menjadi beberapa sektor maupun subsektor. Metodologi ini digunakan untuk memperoleh PDB P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 9

19 atas dasar harga berlaku maupun PDB atas dasar harga konstan tahun PDB Sektor Pertanian PDB yang disusun dalam analisis ini meliputi Subsektor Tanaman Bahan Makanan, Subsektor Tanaman Perkebunan, dan Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya yang dirinci menurut klasifikasi yang sudah dijelaskan sebelumnya. PDB atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu nilai tambah diperoleh dari pengurangan total nilai produksi (output) dengan biaya antaranya untuk masing-masing kelompok komoditas. Atau dengan rumus dapat dijelaskan : Output b,t NTB b,t = Produksi t x Harga t = Output b,t Biaya antara b,t dimana: Output b,t NTB b,t Produksi t Harga t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun t = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun t = Kuantum produksi tahun t = Harga produksi tahun t PDB atas dasar harga konstan dihitung menggunakan metode revaluasi, yaitu output diperoleh dari perkalian antara produksi dengan harga tahun dasar. Sedangkan nilai P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 10

20 tambah dihasilkan dari output atas dasar harga konstan dikalikan dengan rasio nilai tambah tahun dasar. Atau dengan rumus dapat dijelaskan : dimana: Output k,t = Produksi t x Harga 0 NTB k,t = Output k,t x Rasio NTB 0 Output k,t NTB k,t Harga 0 Rasio NTB 0 = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga konstan tahun t = Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun t = Harga produksi tahun dasar = Rasio nilai tambah bruto terhadap output tahun dasar. Khusus Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya, penghitungan produksinya adalah selisih populasi ditambah dengan pemotongan, dengan rumus sebagai berikut: Produksi t = (Populasi t Populasi t-1 ) + Pemotongan t + (Ekspor t Impor t ) 2. PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Output Industri Besar dan Sedang, biaya antara dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil pengolahan transfer in transfer out (TITO) survei industri besar dan sedang. Data Industri besar dan sedang dihasilkan dari survei tahunan industri yang dilakukan secara sensus. Survei ini dilakukan dengan pendekatan establishment, dan P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 11

21 tabulasi akhirnya disajikan secara rinci menurut kelompok komoditi berdasarkan KBLI 5 digit. Penentuan suatu establishment masuk ke dalam KBLI 5 digit tertentu didasarkan kepada produk utamanya (main characteristic product). Produk utama adalah produk yang nilai outputnya paling besar dibandingkan dengan nilai produk-produk lainnya yang dihasilkan oleh suatu establishment. Pada kenyataannya terlihat bahwa dalam satu establishment ternyata dapat menghasilkan beberapa jenis produk disamping produk utama. Dengan kata lain digunakannya pendekatan establishment tersebut mengakibatkan bahwa seluruh jenis komoditi yang dihasilkan oleh suatu establishment akan masuk ke dalam KBLI 5 digit tertentu mengikuti produk utamannya. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan bahwa produk lainnya di luar produk utama tersebut mempunyai ciri produk yang tidak sesuai lagi dengan ciri produk utamanya. Ada kemungkinan bahwa produk lainnya tersebut memiliki Kode KBLI 5 digit yang berbeda dengan produk utamanya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diperoleh suatu gambaran bahwa penyajian hasil survei tahunan industri besar dan sedang yang dirinci menurut KBLI 5 digit belum secara murni memperlihatkan identitas dari KBLI 5 digit tertentu, karena di dalamnya masih terdapat produk- P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 12

22 produk di luar produk utama. Agar data hasil survei tahunan Industri besar dan sedang (IBS) ini dapat digunakan untuk kebutuhan penyusunan PDB Industri Pertanian perlu dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Proses pengolahan data tersebut, dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut: melalui a. Melakukan identifikasi establishment IBS yang sebagian atau seluruh barang-barang yang dihasilkan adalah barang-barang berbahan baku tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan serta peternakan. b. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari barang-barang yang dihasilkan untuk seluruh establishment yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit meskipun hasil penyandian berbeda dari KBLI yang akan disusun PDB-nya. c. Melakukan penyandian (Coding) setiap komoditi dari bahan baku dan penolong untuk seluruh establishment yang terpilih pada point 1 ke dalam KBLI 5 digit. d. Menjumlahkan nilai dari barang-barang yang dihasilkan dengan kode KBLI yang sama pada setiap establishment. e. Melakukan destinasi terhadap bahan baku dan penolong setiap komoditi sesuai dengan industri pemakai (hasil point 4). P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 13

23 f. Melakukan proses Transfer In Transfer Out (TITO) terhadap bahan baku maupun biaya lainnya sesuai dengan output yang sesuai. Output ini terdiri dari barang-barang yang dihasilkan, listrik yang dijual, jasa industri, selisih nilai stok barang setengah jadi, dan penerimaan lainnya. g. Setelah proses TITO selesai, maka dilakukan agregasi barang-barang yang dihasilkan serta bahan baku dan biaya produksi lainnya (termasuk komponen nilai tambah) sesuai dengan KBLI 5 digit Industri yang telah ditentukan. h. Memeriksa kelayakan rasio nilai tambah menurut KBLI yang telah disepakati. i. Membuat neraca produksi IBS menurut KBLI 5 digit. Setelah neraca produksi Industri Besar dan Sedang diperoleh, artinya nilai tambah untuk industri Besar dan Sedang atas dasar harga berlaku diperoleh pula. Kemudian untuk menghitung nilai tambah industri Besar dan Sedang atas dasar harga konstan 2000 diperlukan suatu deflator yaitu indeks harga perdagangan besar (IHPB). Dari Output industri besar dan sedang atas dasar harga berlaku dideflate dengan indeks harga perdagangan besar maka diperoleh output industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Kemudian output atas dasar harga konstan tersebut dikalikan rasio nilai tambah terhadap output tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 14

24 dasar diperoleh NTB industri besar dan sedang atas dasar harga konstan. Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga, dasar penghitungannya adalah output hasil pengolahan Sensus Ekonomi (SE) Output hasil SE 2006 di-deflate dengan IHPB tahun yang sama diperoleh output atas dasar harga konstan. Kemudian untuk tahun 2012 sampai 2014 digerakkan menggunakan indeks produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK). Setelah output atas dasar harga konstan masing-masing tahun diperoleh maka di-inflate dengan IHPB dihasilkan output atas dasar harga berlaku masing-masing tahun. NTB atas dasar harga berlaku dihitung dari output atas dasar berlaku kali rasio NTB tahun berjalan. Demikian juga NTB atas dasar harga konstan dihitung dari output atas dasar harga konstan kali rasio NTB tahun dasar. Nilai Tambah Bruto Sektor Industri atas dasar harga berlaku dan konstan dihasilhan dari penjumlahan nilai tambah industri besar dan sedang dan nilai tambah industri kecil dan kerajinan rumah tangga untuk masing-masing harga berlaku dan harga konstan. 3. PDB Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Berbasis Pertanian Penghitungan PDB sektor ini didasarkan pada metode commodity flow (arus barang), artinya output subsektor perdagangan didasarkan pada output sektoral atas dasar P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 15

25 harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Output sektoral dalam laporan ini adalah output tanaman pangan, output tanaman hortikultura, output tanaman perkebunan, output peternakan dan hasil-hasilnya, serta output industri pengolahan berbasis komoditi pertanian. Output sektor perdagangan adalah margin perdagangan yang dihasilkan dari selisih penjualan dan pembelian barang-barang yang didagangkan. Output subsektor perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dengan mengalikan output sektoral dengan rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan untuk masing-masing kelompok komoditi. Rasio margin perdagangan dan rasio barang yang didagangkan diturunkan dari tabel Input- Output tahun Output sektor perdagangan = Margin Perdagangan Besar + Margin Perdagangan Eceran Margin Perdagangan Besar (PB) = RMS Produsen x RMS PB x RMH PB x Output Produsen Dimana : RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat produsen RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat perdagangan besar RMH PB = Rasio Marjin Harga di tingkat Perdaganan Besar Output Produsen = Output dari produsen sektoral P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 16

26 Margin Perdagangan Eceran (PE) = RMS Produsen x RMS PB x RMS PB ke PE x RMS PE x RMH PE x Output Produsen Dimana : RMS Produsen = Rasio Marketed Surplus di tingkat produsen RMS PB = Rasio Marketed Surplus di tingkat perdagangan besar RMS PB ke PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat Perdaganan Besar yang dijual ke Pedagang Eceran RMS PE = Rasio Marketed Surplus di tingkat Perdaganan Eceran RMH PE = Rasio Marjin Harga di tingkat Perdaganan Eceran Output Produsen = Output dari produsen sektoral Nilai tambah bruto (NTB) atau PDB subsektor perdagangan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan dihitung dari perkalian antara output perdagangan dengan rasio nilai tambah terhadap output masing-masing kelompok komoditi. Output dan NTB perdagangan yang dihitung di sini hanya mencakup perdagangan besar dan eceran dalam negeri, tidak termasuk penjualan barangbarang impor, pajak penjualan, dan bea masuk barang impor. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 17

27 BAB III Analisis PDB Sektor Pertanian PDB merupakan jumlah nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara pada jangka waktu tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi (BPS, 2001). Pada tahun 2015 penghitungan PDB sudah menggunakan tahun dasar 2010 dengan kelompok lapangan usaha menjadi 17 (tujuh belas) kelompok, salah satunya adalah sektor pertanian. Sesuai dengan 4 (empat) sukses pembangunan pertanian, diantaranya meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang dapat dilihat salah satunya melalui perkembangan PDB pertanian. Pusdatin telah bekerjasama dengan BPS dalam menyusun data PDB sektor pertanian yang lebih rinci berdasarkan komoditas/ kelompok komoditas termasuk didalamnya PDB industri berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian, sehingga diharapkan persentase penciptaan nilai tambah bruto pertanian terhadap PDB Indonesia lebih mendekati realitas. Dalam penyajian data PDB menurut lapangan usaha yang secara rutin dirilis oleh BPS, salah satunya adalah PDB pertanian secara luas yang mencakup tanaman pangan. Tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan. Namum mengingat Kementerian Pertanian tidak termasuk kehutanan dan perikanan sehingga dalam penyusunan PDB sektor Pertanian yang lebih rinci ini hanya mencakup PDB menurut sub sektor P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 18

28 Tanaman Pangan, sub sektor Tanaman Hortikultura, sub sektor Tanaman Perkebunan dan sub sektor Peternakan yang dalam penyajiannya lebih diperinci per kelompok komoditas atau komoditas pertanian penyusunnya. Selain itu juga PDB dihitung dengan 2 pendekatan yaitu harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun. Harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar (tahun 2010) PDB Sektor Pertanian Perkembangan PDB Indonesia selama tahun 2010 sampai tahun 2014 terlihat terjadi peningkatan, yang diikuti pula peningkatan PDB sektor pertanian. PDB sektor pertanian luas (termasuk kehutanan dan perikanan) atas dasar harga berlaku tahun 2010 sebesar 956,1 triliun rupiah meningkat menjadi 1.410,7 triliun rupiah pada tahun 2014 (angka sangat sementara). Kondisi demikian juga terjadi di sektor pertanian sempit, yaitu tahun 2010 sebesar 754,4 triliun rupiah menjadi 1.088,9 triliun rupiah di tahun Sementara di sektor industri pengolahan yaitu tahun 2010 sebesar 1.512,8 triliun rupiah menjadi 2.215,8 triliun rupiah di tahun 2014, begitu juga di sektor perdagangan tahun 2010 sebesar 923,9 triliun rupiah menjadi 1.410,9 triliun rupiah pada tahun Kontribusi terbesar pada tahun 2014 terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar 21,02%, sementara posisi kedua diduduki oleh sektor pertanian secara luas dan sektor P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 19

29 perdagangan masing-masing sebesar 13,38%. Hal ini dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. PDB sektor pertanian atas harga berlaku dan kontribusinya terhadap PDB Indonesia, tahun Uraian PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rupiah) Kontribusi thd PDB Indonesia (%) *) 2014**) *) 2014**) a. Tanaman Pangan 253,3 271,0 305,7 332,1 344,0 3,69 3,46 3,55 3,49 3,26 b. Tanaman Hortikultura 110,4 125,3 125,1 137,4 159,5 1,61 1,60 1,45 1,44 1,51 c. Tanaman Perkebunan 268,2 303,4 323,4 358,2 397,9 3,91 3,87 3,75 3,76 3,77 d. Peternakan 108,4 117,3 130,6 148,0 167,1 1,58 1,50 1,52 1,55 1,58 e. Jasa Pertanian dan Perburuhan 14,1 15,6 17,4 19,1 20,5 0,21 0,20 0,20 0,20 0,19 Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 754,4 832,5 902,1 994, ,9 10,99 10,63 10,47 10,44 10,33 Sektor Pertanian (Secara Luas) 956, , , , ,7 13,93 13,51 13,37 13,39 13,38 Sektor Industri Pengolahan 1.512, , , , ,8 22,04 21,76 21,45 20,98 21,02 Sektor Perdagangan 923, , , , ,9 13,46 13,61 13,21 13,27 13,38 Sektor Lainnya 3.471, , , , ,4 50,57 51,11 51,96 52,36 52,22 PDB Indonesia 6.864, , , , ,7 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat berdasarkan PDB atas harga konstan 2010, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2011 sebesar 6,17%, sementara pada tahun 2012 sampai tahun 2014 laju pertumbuhan ekonomi meningkat namun melambat masingmasing sebesar 6,03%, 5,58% dan 5,02%. Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara luas tahun 2011 meningkat sebesar 3,95%, kembali meningkat pada tahun 2012 sebesar 4,59%, dan di tahun 2013 P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 20

30 sampai tahun 2014 sedikit melambat masing-masing sebesar 4,20% dan 4,18%. Sementara pertanian sempit mencakup sektor tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan serta sektor jasa pertanian dan perburuhan memiliki pertumbuhan yang fluktuatif, yaitu tahun 2011 meningkat sebesar 3,47%, kemudian tahun 2012 meningkat sebesar 4,58%, tahun 2013 meningkat sebesar 3,85% dan tahun 2014 meningkat lebih lambat menjadi sebesar 3,71%. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2011 mencapai 6,26%, kemudian pada tahun 2012 sampai tahun 2014 tumbuh melambat masing-masing menjadi 5,62%, 4,49% dan 4,63%. Demikian juga di sektor perdagangan tahun 2011 mencapai 9,66%, kemudian pada tahun 2012 sampai tahun 2014 tumbuh melambat masing-masing menjadi 5,40%, 4,71% dan 4,84%. Jika dilihat dari PDB atas dasar harga konstan tahun 2010, PDB sektor pertanian sempit (tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan Jasa pertanian dan perburuhan) tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar 754,4 triliun rupiah tahun 2010, pada tahun 2011 sebesar 780,6 triliun rupiah, tahun 2012 sebesar 816,3 triliun, tahun 2013 sebesar 847,8 triliun rupiah dan tahun 2014 meningkat hingga mampu menyumbangkan PDB Indonesia sebesar 879,2 triliun rupiah, Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 21

31 Tabel 3.2. PDB sektor pertanian atas harga konstan dan laju pertumbuhan, tahun Uraian PDB Atas harga konstan (triliun rupiah) Laju Pertumbuhan (%) *) 2014**) *) 2014**) a. Tanaman Pangan 253,3 250,8 263,1 268,3 268,9-1,00 4,90 1,97 0,24 b. Tanaman Hortikultura 110,4 120,1 117,4 118,2 123,2 8,77-2,21 0,67 4,19 c. Tanaman Perkebunan 268,2 281,5 301,0 319,5 338,2 4,94 6,95 6,15 5,83 d. Peternakan 108,4 113,6 119,2 125,3 132,1 4,80 4,97 5,08 5,44 e. Jasa Pertanian dan Perburuhan 14,1 14,6 15,5 16,5 16,9 3,83 6,07 5,91 2,58 Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) 754,4 780,6 816,3 847,8 879,2 3,47 4,58 3,85 3,71 Sektor Pertanian (Secara Luas) 956,1 993, , , ,4 3,95 4,59 4,20 4,18 Sektor Industri Pengolahan 1.512, , , , ,3 6,26 5,62 4,49 4,63 Sektor Perdagangan 923, , , , ,4 9,66 5,40 4,71 4,84 Sektor Lainnya 3.471, , , , ,0 5,81 6,77 6,65 5,46 PDB Indonesia 6.864, , , , ,1 6,17 6,03 5,58 5,02 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 3.2. PDB Sektor Pertanian Dari Hulu Hingga Hilir PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Berlaku Penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian terlihat ada perubahan, dengan penggunaan tahun dasar 2010, PDB sektor pertanian sempit atas dasar harga berlaku mencakup tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan dan peternakan dan hasil-hasilnya, serta jasa pertanian dan perburuhan hanya mencakup produk primer tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 masing-masing 754,4 triliun rupiah, 832,5 triliun rupiah, 902,1 triliun rupiah, 994,8 triliun rupiah dan 1.088,9 triliun rupiah. Setelah P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 22

32 dilakukan penyempurnaan penghitungan PDB sektor pertanian per komoditas, pada tahun 2014 PDB sektor pertanian bertambah 660,3 triliun rupiah dari sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan 394,2 triliun rupiah dari sektor perdagangan berbasis pertanian. Sehingga PDB sektor pertanian menurut cakupan Kementan menjadi 1.477,2 triliun rupiah pada tahun 2010 sementara tahun 2011 sampai tahun 2014 masing-masing menjadi 1.635,2 triliun rupiah, 1781,5 triliun rupiah, 1.942,6 triliun rupiah dan 2.143,5 triliun rupiah. Hasil penghitungan secara rinci dapat di lihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3. PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun NO. Uraian PDB Atas Harga Berlaku (Triliun Rp.) *) 2014 **) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) ,088.9 a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuhan II Sektor Industri Pengolahan (Kementan) III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) PDB Menurut Cakupan Kementan 1, , , , ,143.5 PDB Indonesia 6, , , , ,542.7 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Berdasarkan PDB atas dasar harga berlaku yang dihasilkan diatas, pada tahun 2011 PDB sektor pertanian menurut cakupan Kementerian Pertanian mampu menyumbang PDB Indonesia sebesar 20,88% yang terdiri dari sektor pertanian (on farm) sebesar 10,63%, dari sektor industri pengolahan sebesar 6,21% serta dari sektor P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 23

33 perdagangan sebesar 4,04%. Sementara pada tahun 2012 sumbangan yang tercipta untuk PDB Indonesia masing-masing sektor di lingkup Kementerian Pertanian adalah sektor pertanian sebesar 10,47%, sektor industri pengolahan sebesar 6,28% dan sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 3,93%, sehingga total PDB menurut cakupan Kementerian Pertanian mencapai 20,68%. Pada tahun 2013 sumbangan yang dihasilkan oleh Kementerian Pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia sebesar 20,40% (Tabel 3.4). Jika di perhatikan selama kurun waktu lima tahun, peranan komoditi-komoditi menurut binaan Kementerian Pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukan persentase yang bergerak cukup baik, meskipun berfluktuatif. Tabel 3.4. Peranan PDB atas dasar harga berlaku menurut klasifikasi Kementerian Pertanian terhadap penciptaan PDB Indonesia (%), tahun No. Uraian Kontribusi PDB Pertanian thd PDB Indonesia (%) *) 2014**) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuhan II Sektor Industri Pengolahan (Kementan) III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) PDB Menurut Cakupan Kementan PDB Indonesia Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 24

34 Gambar 3.1. berikut ini menunjukkan bahwa PDB Pertanian on farm memberikan kontribusi tertinggi terhadap PDB Indonesia, diikuti PDB sektor Industri pengolahan berbasis pertanian di peringkat ke dua, sementara peringkat ke tiga diduduki oleh PDB sektor perdagangan berbasis pertanian. Perdagangan Berbasis Pertanian (%) Industri Pengolahan Berbasis Pertanian *) 2014 **) Pertanian On Farm Gambar 3.1. Kontribusi PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir terhadap PDB Indonesia, tahun PDB Sektor Pertanian Hulu Hilir Atas Harga Konstan PDB sektor pertanian sempit meliputi tanaman pangan, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan jasa pertanian dan perburuhan atas dasar harga konstan 2010 pada tahun 2010 sebesar 754,4 triliun rupiah, meningkat di tahun 2011 menjadi P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 25

35 780,4 triliun rupiah, begitu juga di tahun 2012 meningkat menjadi 816,3 triliun rupiah, dan pada tahun 2013 hinga tahun 2014 mengalami peningkatan masing-masing menjadi 847,8 triliun rupiah dan 879,2 triliun rupiah. Setelah dihitung untuk PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian dan PDB perdagangan berbasis pertanian sesuai dengan cakupan Kementerian Pertanian, PDB atas dasar harga konstan 2010 yang tercipta bertambah menjadi 1.375,1 triliun rupiah pada tahun 2010, meningkat pada tahun 2011 menjadi triliun rupiah, naik kembali pada tahun 2012 menjadi 1.578,6 triliun rupiah, dan pada tahun 2013 menjadi 1.635,7 triliun rupiah dan tahun 2014 meningkat menjadi 1.724,1 triliun rupiah. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. PDB atas dasar harga konstan 2010 menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (triliun rupiah), tahun No. Uraian PDB Atas Harga Konstan (Triliun Rp.) *) 2014**) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuhan II Sektor Industri Pengolahan (Kementan) III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) PDB Menurut Cakupan Kementan 1, , , , ,724.1 PDB Indonesia 6, , , , ,568.1 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 26

36 Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektor pertanian secara sempit pada tahun 2011 mencapai 3,47%, meningkat pada tahun 2012 sebesar 4,58%, sementara pada tahun 2013 sampai tahun 2014 meningkat melambat masing-masing sebesar 3,85% dan 3,71%. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman pangan tahun 2014 sebesar 0,24%, sub sektor tanaman hortikultura sebesar 4,19%, sub sektor tanaman perkebunan mencapai 5,83%, sub sektor peternakan mencapai 5,44% dan jasa pertanian dan perburuhan sebesar 2,58% (Tabel 3.6). Tabel 3.6. Laju pertumbuhan PDB atas dasar harga konstan 2010 menurut klasifikasi Kementerian Pertanian (%), tahun No. Uraian Laju Pertumbuhan (%) *) 2014**) I Sektor Pertanian (Secara Sempit/Kementan) a. Tanaman Pangan b. Tanaman Hortikultura c. Tanaman Perkebunan d. Peternakan e. Jasa Pertanian dan Perburuhan II Sektor Industri Pengolahan (Kementan) III Sektor Perdagangan Besar dan Eceran (Kementan) PDB Menurut Cakupan Kementan PDB Indonesia Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 27

37 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir pada tahun 2014 menunjukan peningkatan PDB pertanian on farm mencapai 3,71%, sementara PDB industri pengolahan berbasis pertanian mencapai 9,25% dan PDB sektor perdagangan berbasis pertanian mencapai 3,28%. Perkembangan laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir dapat dilihat pada Gambar 3.2. ( % ) *) 2014 **) Perdagangan Berbasis Pertanian Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Pertanian Gambar 3.2. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian dari hulu hingga hilir tahun PDB Sektor Pertanian (on farm) Kontribusi PDB Sektor Pertanian on Farm Kontribusi PDB sektor pertanian (on farm) secara luas terhadap sumbangan PDB Indonesia selama tahun menunjukkan sedikit terjadi penurunan, yaitu tahun 2010 berkontribusi sebesar P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 28

38 13,93% kemudian turun menjadi 13,51% tahun 2011, turun menjadi 13,37% pada tahun 2012, naik menjadi 13,39% pada tahun 2013 dan turun menjadi 13,38%, sehingga kontribusi PDB sektor lainnya meningkat (Gambar 3.3). (%) *) 2014 **) Pertanian Sempit Pertanian Luas Sektor Lainnya Gambar 3.3. Kontribusi sektor tahun pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia, Demikian pula bila dilihat kontribusi PDB sektor pertanian sempit terhadap PDB Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 masing-masing berkontribusi sebesar 10,99% pada tahun 2010, pada tahun 2011 menjadi 10,63%, pada tahun 2012 menjadi 10,47%, dan pada tahun 2013 hingga tahun 2014 masing-masing sebesar 10,44% dan 10,33%. Secara rinci dapat di lihat pada Lampiran 2 & 3. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 29

39 (%) Tan. Pangan Tan. Hortikultura Tan. Perkebunan Peternakan Jasa Pertanian dan Perburuhan Pertanian Sempit Pertanian Luas *) **) Gambar 3.4. Kontribusi PDB sub sektor pertanian (on farm) terhadap PDB Indonesia tahun Bila dilihat pada Gambar 3.4. menunjukkan sub sektor pertanian yang memiliki kontribusi tertinggi adalah tanaman perkebunan mencapai 3,91% tahun 2010 melambat menjadi 3,87% pada tahun 2011, pada tahun 2012 melambat mencapai 3,75%, sementara pada tahun 2013 dan tahun 2014 sedikit meningkat masing-masing menjadi 3,76% dan 3,77% terhadap PDB Indonesia. Selanjutnya disusul sub sektor tanaman pangan memberikan kontribusi sebesar 3,69% pada tahun 2010, begitu juga di tahun 2011 hingga tahun 2014 masing-masing memberikan kontribusi sebesar 3,46%, 3,55%, 3,49% dan 3,26%, sub sektor hortikultura menduduki P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 30

40 peringkat ke tiga memberikan kontribusi masing-masing sebesar 1,61% (tahun 2010), 1,60 (tahun 2011), 1,45% (tahun 2012), 1,44% (tahun 2013) dan 1,51% (tahun 2014), peringkat ke empat diduduki oleh sektor peternakan dengan kontribusi sebesar 1,58% Tahun 2010 dan tahun 2014, kelima diduduki oleh sektor jasa pertanian dan perburuhan memberikan kontribusi sebesar 0,19 % pada tahun 2014 sampai dengan 0,21% tahun Jika diperhatikan selama lima tahun tersebut, peranan komoditas pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukkan persentase yang bergerak melambat (Gambar 3.4). Komoditas padi terhadap pertanian sempit pada tahun 2014 berkontribuai sebesar 22,86%, komoditas jagung memberikan kontribusi sebesar 4,80%, komoditas kedelai memberikan kontribusi sebesar 0,56% dan palawija lainnya memberikan kontribusi sebesar 3,36%. Produksi padi memberikan andil terbesar di sub sektor tanaman pangan, sehingga bila terjadi perubahan produksi atau harga akan berpengaruh besar terhadap sub sektor tanaman pangan dan pada akhirnya terhadap PDB Sektor Pertanian. Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi sub sektor tanaman pangan dapat dilihat pada Lampiran 5. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 31

41 (%) *) 2014 **) PDB Palawija Lainnya PDB Kedelai PDB jagung PDB Padi Gambar 3.5. Kontribusi PDB kelompok komoditas tanaman pangan terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Peranan masing-masing komoditas/kelompok komoditas PDB sub sektor Hortikultura terhadap PDB Indonesia tahun 2014, kelompok komoditas sayur mampu berkontribusi sebesar 6,87%, mencakup komoditas bawang merah, cabai dan sayur lainnya yang memberikan kontribusi masing-masing sebesar 0,62%, 1,38% dan 4,87%, disusul PDB kelompok komoditas buah-buahan sebesar 7,78%. Sementara kontribusi PDB sub sektor Hortikultura terhadap PDB pertanian sempit untuk komoditas sayuran dan buah-buahan memberikan kontribusi masing-masing sebesar 6,87% dan 7,78% (Gambar 3.6). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi PDB sub sektor hortikultura dapat dilihat dalam Lampiran 5. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 32

42 (%) *) 2014 **) PDB Horti Sayuran Bawang merah Cabai sayur lainnya PDB Horti Buah Gambar 3.6. Kontribusi PDB kelompok hortikultura terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Selanjutnya perananan masing-masing komoditas pada sub sektor perkebunan tahun 2014 yang mampu menyumbangkan PDB Indonesia terbesar adalah komoditas kelapa sawit, menyumbangkan sebesar 16,69% terhadap PDB Pertanian Sempit, disusul karet dan penghasil getah lainnya sebesar 4,76%, kelapa sebesar 1,44%, tebu dan tanaman pemanis lainnya sebesar 1,08% dan komoditas perkebunan lainnya sebesar 10,30% (Gambar 3.7). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi PDB sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 5. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 33

43 (%) *) 2014 **) Tembakau Karet & Penghasil Getah Lainnya Kelapa Sawit Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Kelapa Kakao Teh dan kopi Cengkeh Lainnya Gambar 3.7 Kontribusi PDB masing-masing komoditas perkebunan terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Perananan masing-masing kelompok komoditas pada sub sektor peternakan tahun 2014 yang mampu menyumbangkan PDB Pertanian sempit terbesar adalah kelompok komoditas ternak besar dan ternak kecil sebesar 6,55%, ternak unggas menyumbangkan sebesar 6,35% terhadap PDB pertanian sempit, disusul kelompok susu segar sebesar 2,44%, (Gambar 3.8). Secara lebih rinci masing-masing nilai dan kontribusi PDB sub sektor peternakan terhadap pertanian sempit dapat dilihat dalam Lampiran 5. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 34

44 (%) *) 2014 **) Susu Segar Ternak Unggas Ternak Besar & Kecil Gambar 3.8. Kontribusi PDB kelompok komoditas peternakan terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Laju Pertumbuhan PDB Sektor Pertanian on Farm Pada PDB sektor pertanian on farm, bila dilihat selama 2010 sampai 2014, laju pertumbuhan PDB sub sektor pertanian secara sempit atas dasar harga konstan 2010, menunjukkan pertumbuhan yang positif, dimana laju pertumbuhan yang cukup tajam terjadi pada tahun 2012 untuk tanaman perkebunan sebesar 6,95% dibandingkan tahun sebelumnya, pada tahun 2013 sedikit melambat menjadi 6,15%, sementara pada tahun 2014 menjadi 5,83%. Laju pertumbuhan tanaman pangan pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 1,00%, sementara pada tahun 2012 sampai tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 35

45 2014 berfluktuatif dari 4,90% pada tahun 2012 menjadi 1,97% pada tahun 2013, kembali melambat menjadi 0,24% pada tahun Laju pertumbuhan sub sektor hortikultura pada tahun 2011 mencapai 8,77%, pada tahun 2012 turun sebesar 2,21%, kembali meningkat sebesar 0,67% pada tahun 2013, meningkat lagi pada tahun 2014 sebesar 4,19%. Begitu juga dengan laju pertumbuhan sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, pada tahun 2011 mencapai 4,80%, naik menjadi 4,97% pada tahun 2012, meningkat menjadi 5,08% pada tahun 2013 dan naik kembali menjadi 5,44% pada tahun Sementara laju pertumbuhan pada sektor jasa pertanian dan perburuhan berfluktuatif, pada tahun 2011 sebesar 3,83% menjadi 2,58% pada tahun 2014 (Gambar 3.9) Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Jasa Pertanian & Perburuhan Pertanian sempit Pertanian Luas PDB Indonesia Gambar 3.9 Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 36

46 Selanjutnya bila diamati lebih jauh laju pertumbuhan masingmasing PDB komoditas/kelompok komoditas terhadap sub sektor tanaman Pangan menunjukkan fluktuatif, dimana laju pertumbuhan padi pada tahun 2011 menurun sebesar 1,07%, kembali meningkat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 masing-masing sebesar 5,02% dan 3,22%, kembali turun pada tahun 2014 sebesar 0,61%. Sementara jagung meningkat cukup tajam mencapai 9,88% pada tahun 2012, sementara pada tahun 2011 dan tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 3,73% dan 4,51%, kembali naik pada tahun 2014 sebesar 2,68%. Laju pertumbuhan komoditas kedelai terbesar terjadi pada tahun 2014 mencapai 22,44%, sementara pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 mengalami penurunan masing-masing sebesar 6,15%, 0,96%, 7,49%, begitu juga dengan kelompok palawija lainnya berfluktuatif dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 (Gambar 3.10). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada PDB sub sektor tanaman bahan makanan dapat dilihat dalam Lampiran 8. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 37

47 (%) *) 2014 **) PDB Padi PDB jagung PDB Kedelai PDB Palawija Lainnya Gambar Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman Pangan/komoditas atas harga konstan 2010, tahun Selanjutnya bila diamati lebih jauh laju pertumbuhan masingmasing PDB komoditas/kelompok komoditas terhadap sub sektor hortikultura menunjukkan fluktuatif, dimana laju pertumbuhan kelompok hortikultura sayuran pada tahun 2011 menurun sebesar 45,39%, kembali meningkat pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar 6,62%, 3,86% dan 6,34% Komoditas bawang merah meningkat cukup tajam mencapai 22,08% pada tahun 2014, cabai merah tahun 2014 meningkat sebesar 8,61%, kelompok sayur lainnya pada tahun 2014 menurun sebesar 0,41% dan kelompok buah-buahan meningkat pada tahun 2014 sebesar 3,52% (Gambar 3.11). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok/komoditas pada PDB sub sektor tanaman hortiklutura dapat dilihat dalam Lampiran 8. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 38

48 (%) *) 2014 **) PDB Horti Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya PDB Horti Buah Gambar Laju pertumbuhan PDB kelompok tanaman Hortikultura atas harga konstan 2010, tahun Sementara itu laju pertumbuhan masing-masing komoditas pada sub sektor perkebunan tahun 2011 sampai 2013 berfluktuatif, sedangkan pada tahun 2014 terjadi peningkatan, dengan peningkatan terbesar terjadi pada tanaman kelapa sawit sebesar 5,62%, sementara peningkatan terbesar pada tahun 2013 terjadi pada tanaman karet dan penghasil getah lainnya mencapai 7,48% dan pada tahun 2012 terjadi peningkatan terbesar pada komoditas cengkeh mencapai 38,26%, sementara pada tahun 2011 terbesar terjadi pada komoditas tembakau mencapai 58,11%. Sedangkan penurunan terbesar pada periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 terjadi pada komoditas cengkeh mencapai 26,57% di tahun 2011 (Gambar 3.12). P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 39

49 Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing komoditas penyusun PDB sub sektor perkebunan dapat dilihat dalam Lampiran 8. (%) (10.00) (20.00) (30.00) (40.00) *) 2014 **) Tembakau (36.95) 1.10 Karet & Penghasil Getah Lainnya (2.61) Kelapa Sawit Tebu dan Tan. Pemanis Lainnya (0.97) (1.57) 3.19 Kelapa (4.34) (0.66) Tan. Kakao (15.00) 3.97 (2.65) (1.60) Teh dan kopi (6.43) 6.05 (1.85) 0.92 Cengkeh (26.57) Perkebunan Lainnya 3.73 (7.26) Gambar Laju pertumbuhan PDB komoditas perkebunan atas harga konstan 2010, Tahun Laju pertumbuhan masing-masing PDB kelompok komoditas pada sub sektor peternakan menunjukan peningkatan. Sementara laju pertumbuhan terbesar terjadi pada susu segar tahun 2013 sebesar 96,86%. Sementara laju pertumbuhan sub sektor peternakan pada tahun 2014 ternak besar dan kecil memiliki laju pertumbuhan sebesar 13,32% dan laju pertumbuhan ternak unggas mencapai 8,63%%, sementara penurunan terjadi pada kelompok susu segar sebesar 14,17% pada tahun 2014 (Gambar 3.13). Secara lebih rinci laju pertumbuhan masing-masing kelompok komoditas pada PDB sub sektor peternakan dapat dilihat dalam Lampiran 8. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 40

50 (%) (20.00) *) 2014 **) Ternak Besar & kecil (3.47) 7.60 (17.44) Ternak Unggas Susu Segar (6.72) (14.17) Gambar Laju pertumbuhan PDB kelompok komoditas peternakan atas harga konstan, tahun PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Atas Harga Berlaku PDB sektor Industri pengolahan cakupan Kementerian Pertanian disebut sebagai PDB industri pengolahan berbasis pertanian. Industri tersebut terbagi lagi menjadi sub industri pengolahan dengan rincian seperti berikut ini : 1. Industri makanan dan minuman 2. Industri pengolahan tembakau 3. Industri tekstil dan pakaian jadi 4. Industri kimia farmasi dan obat tradisional 5. Industri karet, barang dari karet dan plastik P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 41

51 Selama periode tahun baik PDB industri pengolahan maupun PDB industri pengolahan berbasis pertanian mengalami kenaikan. Nominal PDB industri pengolahan atas dasar harga berlaku pada tahun 2010 sebesar 1.512,76 triliun rupiah meningkat menjadi 2.215,75 triliun rupiah pada tahun Hal ini juga terjadi pada industri pengolahan berbasis pertanian meningkat dari 431,63 triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 660,34 triliun rupiah pada tahun 2014 (Tabel 3.7). Tabel 3.7. PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, tahun Uraian PDB atas Harga Berlaku (Miliar Rp.) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman 360, , , , ,620 Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian 346, , , , ,262 Ind. Pengolahan Tembakau 67,249 71,735 79,340 82,203 95,509 Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian 64,674 69,221 76,153 79,007 91,870 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi 96, , , , ,758 Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional 114, , , , ,340 Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian 12,754 13,516 16,381 17,883 20,097 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 66,763 72,006 76,425 76,157 79,926 Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian 7,448 7,803 8,726 8,692 8,956 PDB Industri Pengolahan 1,512,761 1,704,251 1,848,151 1,998,694 2,215,754 PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 431, , , , ,337 PDB INDONESIA 6,864,133 7,831,726 8,615,705 9,524,737 10,542,694 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Dari Tabel 3.7 terlihat bahwa sektor industri pengolahan berbasis pertanian pada kelompok industri makanan dan minuman P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 42

52 menduduki peringkat terbesar. Peringkat kedua adalah industri pengolahan tembakau, sementara industri kimia farmasi dan obat tradisional berada pada peringkat ketiga. Peringkat berikutnya adalah industri karet, barang dari karet dan plastik dan terakhir industri karung goni dan kapuk. Kelompok industri makanan dan minuman berbasis pertanian meningkat dari 346,64 trilyun rupiah pada tahun 2010 menjadi 539,26 trilyun rupiah pada tahun Kelompok industri pengolahan tembakau berbasis pertanian meningkat dari 64,67 trilyun rupiah pada tahun 2010 menjadi 91,87 trilyun rupiah pada tahun Tabel 3.8. Kontribusi PDB industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun Uraian Kontribusi (%) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian thd totalnya 1 ) Ind. Pengolahan Tembakau Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Industri Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian thd totalnya1) Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Karung Goni dan Kapuk Ind. Karung Goni dan Kapuk thd totalnya1) Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian thd totalnya1) Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian thd totalnya1) PDB Industri Pengolahan PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB INDONESIA Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 1) Terhadap total masing-masing kelompok P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 43

53 Dari sisi persentase kontribusi menurut kelompok industrinya, dapat dilihat pada Tabel 3.8. Kontribusi tertinggi adalah kelompok industri makanan dan minuman dengan kontribusi berfluktuasi cenderung meningkat terhadap PDB Indonesia. Pada peringkat ke-2 adalah industri kimia farmasi dan obat tradisional, sementara industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki menempati peringkat ke-3. Jika dilihat industri pengolahan yang berbasis pertanian, kontribusi tertinggi adalah industri makanan dan minuman, diikuti peringkat kedua yaitu industri pengolahan tembakau. Perkembangan kontribusi sektor industri pengolahan berbasis pertanian terhadap sumbangan PDB Indonesia selama tahun sedikit berfluktuasi. Kontribusi sektor industri pengolahan berbasis pertanian pada tahun 2010 sebesar 6,29% menurun menjadi 6,21% pada tahun 2011 kembali meningkat menjadi 6,28% pada tahun Pada tahun 2014 kontribusi industri pengolahan berbasis pertanian adalah sebesar 6,26% dari total PDB Indonesia. Demikian pula industri pengolahan secara umum menunjukkan kontribusi yang berfluktuatif setiap tahunnya (Gambar 3.14). P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 44

54 (%) *) 2014**) PDB Industri Pengolahan PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Gambar 3.14 Kontribusi sektor industri pengolahan dan industri pengolahan berbasis petanian terhadap PDB Indonesia, tahun Jika dilihat dari total PDB dalam kelompoknya, kelompok industri pengolahan berbasis pertanian untuk makanan dan minuman serta pengolahan tembakau memiliki proporsi terbesar terhadap total industri kelompoknya yaitu diatas 95%. Sementara pada kelompok industri pengolahan berbasis pertanian untuk karet, barang dari karet dan plastik menunjukkan kontribusi yang cukup kecil hanya berkisar 0,08% sd. 0,11% saja (Tabel 3.8). Kontribusi PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian masih relatif landai. Sektor industri pengolahan berbasis pertanian masih memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Pengembangan sektor industri ini diharapkan meningkatkan P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 45

55 kontribusinya terhadap PDB dan pada akhirnya dapat berperan semakin kuat dalam perekonomian Indonesia. Kontribusi PDB sektor industri berbasis pertanian untuk industri makanan, minuman dan tembakau terhadap total PDB Indonesia menunjukkan peningkatan setiap tahunnya, kecuali sedikit menurun pada tahun Tahun 2010 kontribusinya sekitar 5,05% meningkat menjadi 5,10% di tahun 2012, menurun menjadi 4,94% di tahun 2013 dan kembali meningkat menjadi 5,12% di tahun Industri kimia farmasi dan obat tradisional yang berbasis pertanian berkontribusi 0,19% terhadap total PDB Indonesia dan relatif stabil. Sementara industri karung goni dan kapuk berkontribusi paling rendah terhadap total PDB Indonesia, yaitu hanya sekitar 0,002% saja (Gambar 3.15). (%) Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Industri Karung Goni dan Kapuk Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Gambar 3.15 Kontribusi kelompok industri pengolahan berbasis pertanian terhadap PDB Indonesia, tahun P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 46

56 PDB Sektor Industri Pengolahan Berbasis Pertanian Atas Harga Konstan Pertumbuhan ekonomi selama tahun mengalami kenaikan, hal ini ditunjukkan adanya kenaikan PDB Industri pengolahan yang diikuti pula oleh industri pengolahan berbasis pertanian berdasarkan harga konstan. Nilai PDB industri pengolahan atas dasar harga konstan pada tahun 2010 sebesar 1.512,76 trilyun rupiah meningkat menjadi 1.856,31 triliun rupiah pada tahun Hal ini juga terjadi pula pada industri pengolahan berbasis pertanian berdasarkan atas dasar harga konstan meningkat dari 419,40 triliun rupiah pada tahun 2010 menjadi 568,99 triliun rupiah pada tahun 2014 (Tabel 3.9). Tabel 3.9. PDB industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun Uraian PDB atas Harga Konstan (Miliar Rp.) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman 360, , , , ,091 Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian 339, , , , ,855 Ind. Pengolahan Tembakau 67,249 67,097 73,011 72,814 79,259 Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian 63,337 63,379 68,656 68,503 74,653 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi 96, , , , ,682 Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional 114, , , , ,973 Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian 10,445 10,799 12,843 13,539 13,840 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 66,763 68,153 73,307 71,946 72,777 Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian 6,099 5,924 6,720 6,615 6,585 PDB Industri Pengolahan 1,512,761 1,607,452 1,697,787 1,774,097 1,856,311 PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 419, , , , ,988 PDB INDONESIA 6,864,133 7,287,635 7,727,083 8,158,194 8,568,116 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 47

57 Berdasarkan harga konstan 2010, laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian tahun 2011 meningkat sebesar 9,2%, kemudian melambat secara signifikan pada tahun 2013 menjadi 3,48%. Pada tahun 2014 kembali meningkat 9,25% (Tabel 3.10). Tabel Laju pertumbuhan PDB industri pengolahan berbasis pertanian, tahun Uraian Laju Pertumbuhan (%) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Ind. Pengolahan Tembakau Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian PDB Industri Pengolahan PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB INDONESIA Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara Secara umum, rata-rata laju pertumbuhan kelompok industri pengolahan berbasis pertanian mengalami kenaikan pada periode , walaupun terjadi pelambatan pada tahun-tahun tertentu P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 48

58 jika dilihat setiap tahunnya. Tahun 2013 terlihat merupakan tahun dimana laju pertumbuhan setiap kelompok industri pengolahan berbasis pertanian mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan tahun lainnya. Sebaliknya tahun 2012 merupakan tahun dengan laju pertumbuhan yang cenderung paling baik untuk semua kelompok industri. Kelompok industri makanan dan minuman berbasis pertanian tahun laju pertumbuhannya meningkat yaitu 11,3% pada tahun 2010, kembali melambat menjadi 9,84% pada tahun 2011 dan menjadi 4,11% di tahun Pada tahun 2014 laju pertumbuhannya meningkat menjadi 9,67%. Pada kelompok industri pengolahan tembakau tercatat pada tahun 2013 terjadi peningkatan menjadi 0,07%, sementara tahun 2014 laju pertumbuhan kembali meningkat 8,98%. (Gambar 3.15). Industri karung goni mengalami pelambatan laju cukup dominan, dimana tahun 2012 pertumbuhannya sebesar 10,28%, pada tahun 2014 justru menurun 0,27%. Sementara industri kimia farmasi dan obat tradisional berbasis pertanian merupakan kelompok industri yang selalu mengalami laju pertumbuhan yang meningkat walaupun peningkatannya mengalami sedikit pelambatan dari tahun ke tahunnya pada periode Sebaliknya industri karet, barang dari karet dan plastik yang berbasis pertanian merupakan kelompok industri yang lebih sering mengalami laju penurunan dalam periode waktu yang sama. Secara rata-rata selama 4 tahun terakhir kelompok industri ini mengalami laju pertumbuhan paling rendah dibandingkan kelompok industri lainnya (Gambar 3.16). P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 49

59 (%) *) **) Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Industri Karung Goni dan Kapuk Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian Gambar Laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010, tahun PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian Atas Harga berlaku Pada periode tahun PDB sektor perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian secara nominal (berdasarkan harga berlaku) sebesar 291,18 triliun rupiah pada tahun 2010 dan terus meningkat menjadi triliun rupiah pada tahun Sektor tersebut mencakup perdagangan besar dan eceran komoditas pertanian (berbasis pertanian), yaitu komoditas tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 50

60 serta perdagangan komoditas hasil industri pengolahan berbasis komoditi pertanian yang masing-masing mengalami peningkatan PDB selama tahun (Tabel 3.11). Tabel PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar harga berlaku, Uraian PDB Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rp.) *) 2014 **) Perdagangan Besar dan Eceran Berbasis Pertanian PBE Tanaman Pangan PBE Hortikultura PBE Tanaman Perkebunan PBE Peternakan dan Hasil-hasilnya PBE Ind. Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian PDB Perdagangan Besar dan Eceran , ,121.4 PDB INDONESIA 6, , , , ,542.7 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : * ) Angka Sementara ** ) Angka Sangat Sementara Perkembangan perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian menunjukkan bahwa sub sektor perdagangan industri pengolahan berbasis komoditi pertanian memberikan nilai PDB terbesar, diikuti kemudian perdagangan sub sektor hortikultura, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, sub sector tanaman pangan serta sub sektor tanaman perkebunan. Pada tahun 2010, PDB Perdagangan besar dan eceran sub sektor perdagangan industri P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 51

61 pengolahan berbasis komoditi pertanian memberikan nilai sebesar 169,3 triliun rupiah dan terus meningkat menjadi 227,5 triliun rupiah pada tahun (%) PBE Tanaman Pangan PBE Hortikultura PBE Tanaman Perkebunan PBE Peternakan dan Hasil-hasilnya PBE Ind. Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian Gambar Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) berbasis pertanian terhadap PDB Perdagangan besar dan eceran, tahun Jika dilihat kontribusi terhadap PDB perdagangan besar dan eceran, sub sektor perdagangan industri pengolahan berbasis pertanian tersebut pada periode 2010 sd 2014 memberikan kontribusi masing-masing 39,25%, 36,87%, 37,21%, 37,09% dan 35,16%. Sub sektor perdagangan hortikultura memberikan kontribusi pada tahun 2010 sebesar 7,43% dan terus mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi sebesar 6,75%. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 52

62 Sementara sub sektor perdagangan peternakan dan hasilhasilnya, tanaman pangan dan tanaman perkebunan memberikan kontribusi terhadap PDB perdagangan besar dan eceran pada tahun 2010 sd 2014 hanya di bawah 4%. Bahkan pada sub sector perkebunan tahun 2014, kontribusinya sangat kecil yaitu sebesar 0,99% (Gambar 3.18) PBE Tanaman Pangan PBE Hortikultura PBE Tanaman Perkebunan PBE Peternakan dan Hasil-hasilnya PBE Ind. Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian Gambar Kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) masing-masing kelompok terhadap PDB sektor Perdagangan Besar Eceran, tahun 2014 Pada tahun 2014 kontribusi PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) terbesar pada kontribusi sektor perdagangan industri pengolahan mencapai 20,29%, peringkat kedua diduduki oleh sektor hortikultura sebesar 6,75%, selanjutnya peringkat ketiga diduduki oleh sektor perdagangan peternakan dan hasil-hasilnya mencapai 4,18%, P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 53

63 peringkat yang keempat adalah sektor perdagangan tanaman pangan sebesar 2,95% dan kontribusi terkecil di sektor perdagangan tanaman perkebunan sebesar 0,99%, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 3.20 dan Lampiran PDB Sektor Perdagangan Berbasis Pertanian Atas Harga Konstan Kinerja riil untuk sektor perdagangan besar dan eceran diketahui dari nilai PDB atas dasar konstan Secara umum kinerja sektor perdagangan besar dan eceran komoditas pertanian cukup baik, yang diindikasikan dengan peningkatan nilai PDB perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian dari 201,3 triliun rupiah pada tahun 2010 meningkat menjadi 283,0 triliun rupiah pada tahun 2014 (Tabel 3.12). Tabel PDB perdagangan berbasis pertanian atas dasar harga Konstan 2010, Tahun Uraian PDB Atas Dasar Harga Konstan (Triliun Rp.) *) 2014 **) Perdagangan Besar dan Eceran Berbasis Pertanian PBE Tanaman Pangan PBE Hortikultura PBE Tanaman Perkebunan PBE Peternakan dan Hasil-hasilnya PBE Ind. Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian PDB Perdagangan Besar dan Eceran PDB INDONESIA 6, , , , ,568.1 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : * ) Angka Sementara ** ) Angka Sangat Sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 54

64 Perkembangan kinerja riil sektor perdagangan besar dan kecil berbasis pertanian atas dasar harga konstan 2010 dari sisi nilai PDB secara jelas dapat dilihat pada Gambar (%) PBE Tanaman Pangan PBE Hortikultura PBE Tanaman Perkebunan PBE Peternakan PBE Ind. Pengolahan Gambar Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran (PBE) atas dasar harga konstan 2010, Tahun Dukungan untuk perbaikan kinerja sektor perdagangan besar dan eceran berasal dari 5 sub sektor, yaitu perdagangan besar dan eceran komoditas tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, serta hasil industri pengolahan berbasis pertanian. Dari kelima sub sektor tersebut, pertumbuhan positif tertinggi pada tahun 2014 dicapai oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran sektor Tanaman Pangan sebesar 7,86% terhadap tahun sebelumnya. Begitu juga pada tahun 2014 laju P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 55

65 pertumbuhan pada kelompok perdagangan besar dan eceran sektor tanaman hortikultura mencapai 6,08%, perdagangan besar dan eceran sektor tanaman perkebunan mencapai 6,21%, %, perdagangan besar dan eceran sektor peternakan mencapai 6,51%, perdagangan besar dan eceran sektor Industri pengolahan mencapai 5,59%, secara rinci dapat di lihat pada Gambar 3.21 serta Lampiran 16. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 56

66 BAB IV KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada BAB III diatas dapat disimpulkan bahwa : 1) Mulai tahun 2015 BPS telah mempublikasi PDB dengan tahun dasar 2010, dimana cakupan lapangan usaha (sektor ekonomi) yang disajikan terjadi perubahan dari 9 lapangan usaha pada tahun dasar 2000 menjadi 17 lapangan usaha, dengan penyajian data dimulai tahun 2010 sampai dengan sekarang. 2) Kegiatan penyusunan data PDB tahun 2015 telah dilaksanakan dengan baik dan dihasilkan data PDB sektor pertanian yang lebih rinci tahun serta memperoleh respon positif dari Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian karena dinilai mampu memberikan informasi terkait penilaian kinerja masing-masing sektor pertanian. Selama lima tahun tersebut, peranan komoditas pertanian dalam penciptaan PDB Indonesia menunjukkan persentase yang bergerak makin meningkat. 3) Penyempurnaan Pengelolaan PDB sektor pertanian (termasuk industri pengolahan dan perdagangan berbasis pertanian) dari hulu sampai hilir memberikan kontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 21,52 persen pada tahun 2011 turun menjadi 20,33 persen pada tahun Kontribusi tertinggi tahun 2014 adalah kontribusi PDB sektor pertanian sempit (on farm) sebesar 10,33 persen terhadap PDB Indonesia, disusul sektor industri pengolahan berbasis pertanian sebesar 6,26 persen dan sektor P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 57

67 perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian sebesar 3,74 persen. 4) Sementara itu rincian kontribusi PDB sektor pertanian sempit (on farm) pada tahun 2014 yang terbesar adalah tanaman pangan mencapai 3,26 persen, sub sektor hortikultura 1,51 persen, disusul sektor perkebunan 3,77 persen, sektor peternakan sebesar 1,58 persen dan sektor jasa pertanian dan perburuhan memberikan kontribusi 0,19 persen terhadap PDB Indonesia. 5) Laju pertumbuhan yang dihasilkan oleh masing-masing kelompok komoditas dalam lingkup Pertanian menghasilkan pertumbuhan positif selama tahun 2011 sampai tahun 2014, begitu juga dengan industri makanan, minuman dan tembakau, industri tekstil, barang dar kulit dan alas kaki, industri pupuk, kimia dan barang dari karet serta kelompok perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian pada periode yang sama memberikan pertumbuhan posiitiif. 6) PDB industri pengolahan berbasis pertanian pada tahun 2014 memberikan kontribusi 6,26 persen terhadap PDB Indonesia, sementara PDB industri pengolahan berbasis pertanian memberikan kontribusi 21,02 persen terhadap PDB industri Pengolahan. 7) PDB perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian pada tahun 2014 memberikan kontribusi sebesar 3,74 persen terhadap PDB Indonesia, sementara PDB perdagangan besar dan eceran berbasis pertanian memberikan kontribusi sebesar 35,16 persen terhadap PDB Perdagangan besar dan eceran Indonesia. P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 58

68 Lampiran 1. Klasifikasi Produk Domestik Bruto Pertanian menurut Kode Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009 yang digunakan pada PDB sektor Pertanian Kategori/ kode DESKRIPSI PERTANIAN TANAMAN PANGAN Pertanian Padi Pertanian Tanaman Jagung Pertanian Tanaman Gandum Pertanian Tanaman Kedelai Pertanian Tanaman Kacang Tanah Pertanian Tanaman Kacang Hijau Pertanian Tanaman Serelia lannya, Kacang-kacangan dan biji-bijain penghasil minyak lainnya Pertanian Tanaman Umbi-umbian palawija PERTANIAN TANAMAN HORTIKULTURA Pertanian Tanaman Kacang-kacangan hortikultura Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Daun Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Buah Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Umbi Pertanian Tanaman Jamur Pertanian Tanaman Hortikultura Sayuran Lainnya Perkebunan Tanaman Sayuran Tahunan Perkebunan Cabai Pertanian Tanaman Hortikultura Buah Perkebunan buah anggur Perkebunan buah-buahan tropis Perkebunan buah jeruk Perkebunan buah apel dan buah batu (pome and stone fruits) Perkebunan Buah Beri Perkebunan Tanaman Buah Semak Lainnya Pertanian Tanaman Bunga Pembibitan Tanaman Bunga Pertanian Tanaman Hias Bukan Tanaman Bunga Pengembangbiakkan Tanaman Hias Perkebunan Cemara dan Tanaman Tahunan Lainnya Perkebunan Tanaman Obat atau Biofarmaka Rimpang Perkebunan Tanaman Obat atau Biofarmaka Non Rimpang P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 59

69 Lanjutan Lampiran 1 Kategori/ kode DESKRIPSI PERTANIAN TANAMAN PERKEBUNAN Pertanian Tanaman Biji-bijian Penghasil Minyak Makan Pertanian Tanaman Biji-bijian Penghasil Bukan Minyak Makan Pertanian Tanaman Bit Gula dan Tanaman Pemanis Bukan Tebu Perkebunan Tebu Perkebunan Tembakau Pertanian Tanaman Berserat Pertanian Tanaman Rumput-rumputan da Tanaman Pakan Ternak Pembibitan Bit (Bukan Bit Gula) dan Bibit Tanaman Pakan Ternak Perkeunan Tanaman Buah Biji Kacang-kacangan Perkebunan Tanaman Buah-buahan Penghasil Minyak (OLEAGINOUS) Perkebunan Buah Kelapa Perkebunan Buah Kelapa Sawit Perkebunan Tanaman Untuk Bahan Minuman Perkebunan Lada Perkebunan Cengkeh Perkebunan Tanaman Aromatik/Penyegar Perkebunan Tanaman Rempah-rempah, aromatik/penyegar, narkotik dan obat lainnya Perkebunan Karet dan Tanaman Penghasil Getah Lainnya PETERNAKAN Pembibitan dan Budidaya Sapi Potong Pembibitan dan Budidaya Kerbau Potong Peternakan Kuda dan Sejenisnya Pembibitan dan Budidaya Domba Pembibitan dan Budidaya Kambing Potong Peternakan Babi Pembibitan dan Budidaya Ayam Ras Pedaging Pembibitan dan Budidaya Ayam Ras Petelur Pembibitan dan Budidaya Ayam Buras Pembibitan dan Budidaya Itik Pembibitan dan Budidaya Itik Manila Pembibitan dan Budidaya Burung Puyuh Pembibitan dan Budidaya Burung Merpati Pembibitan dan Budidaya Ternak Unggas Lainnya P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 60

70 Lanjutan Lampiran 1 Kategori/ kode DESKRIPSI Pembibitan dan Budidaya Burung Unta Pengusahaan Kokon/Kepompomg Ulat Sutera Pembibitan dan Budidaya Lebah Pembibitan dan Budidaya Rusa Pembibitan dan Budidaya Aneka Ternak Lainnya Pembibitan dan Budidaya Sapi Perah Pembibitan dan Budidaya Kerbau Perah Pembibitan dan Budidaya Kambing Perah Jasa Pertanian dan Perburuhan Jasa Pengolahan Lahan Jasa Pemupukan, Penamanan Bibit/Benih dan Pengendalian Jasad Pengganggu Jasa Pemanenan Jasa penyemprotan dan Penyerbukan melalui udara Jasa Penunjang Pertanian lainnya Jasa Pelayanan Kesehatan Ternak Jasa Pemacekan Ternak Jasa Penetasan Telur Jasa Penunjang Peternakan Lainnya Jasa Pasca Panen Pemilihan Bibit Tanaman untuk Pengembangbiakkan C INDUSTRI PENGOLAHAN 10 INDUSTRI MAKANAN 101 Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Bukan Unggas Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 61

71 Lanjutan Lampiran 1 KATEGORI/ KODE DESKRIPSI C INDUSTRI PENGOLAHAN 10 INDUSTRI MAKANAN 101 Industri Pengolahan dan Pengawetan Daging Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Bukan Unggas Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas 103 Industri Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayuran 1031 Industri Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayuran denganm cara diasinkan, dilumatkan, dikeringkan dan d Industri Pengasinan/Pemanisan Buah-buahan dan Sayuran Industri Pelumatan Buah-buahan dan Sayuran Industri Pengeringan Buah-buahan dan Sayuran Industri Pembekuan Buah-buahan dan Sayuran Industri Pengolahan dan Pengawetan Buah-buahan dan Sayuran dalam Kaleng Industri Pengolahan Sari Buah dan Sayuran Idustri Tempe Kedelai Industri Tahu kedelai Industri Pengolahan dan pengawetan lainnya Buah-buahan dan Sayuran 104 Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Industri Margarin Industri Minyak Goreng Bukan Minyak Kelapa dan Kelapa Sawit Industri Kopra Industri Minyak Makan Kelapa Industri Minyak Goreng Kelapa Industri Tepung dan Pelet Kelapa Industri Minyak Makan Kelapa Sawit (Crude Palm Oil) Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Industri Minyak Makan dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya 105 Industri Pengolahan Susu, Produk dari Susu dan Es Krim Industri Pengolahan Susu dan Krim Industri Pengolahan Susu Bubuk dan Susu Kental Industri Pengolahan Es Krim Industri Pengolahan Produk dari Susu Lainnya P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 62

72 Lanjutan Lampiran 1 KATEGORI/ KODE DESKRIPSI 106 Industri Penggilingan Padi-padian, Tepung dan Pati 1061 Industri Penggilingan, Pengupasan dan Pembersihan Padi-padian dan Biji-bijian (Bukan beras dan jagung) Industri Penggilingan dan Pembersihan Padi-padian dan Biji-bijian Industri Pengupasan, Pembersihan, dan Sortasi Kopi Industri Pengupasan, Pembersihan, dan Pengeringan Kakao Industri Pengupasan dan Pembersihan Biji-bijian Bukan Kopi dan Kakao Industri Pengupasan dan Pembersihan Kacang-Kacangan Industri Pengupasan dan Pembersihan Umbi-umbian (termasuk Rizoma) Industri Tepung Terigu Industri Berbagai macam Tepung dari padi-padian, biji-bijian, kacang-kacangan, umbi-umbian dan sejenisnya Industri Pati Ubi Kayu Industri berbagai macam Pati Palma Industri Glukosa dan Sejenisnya Industri Pati Lainnya Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras Industri Penggilingan dan Pembersihan Jagung Industri Tepung Beras dan Tepung Jagung Industri Pati Beras dan Jagung 107 Industri Makanan Lainnya Industri Produk Roti dan Kue Industri Gula Pasir Industri Gula Merah Industri Sirop Industri Pengolahan Gula Lainnya Bukan Sirop Industri kakao Industri Makanan dari Coklat dan Kembang Gula Industri Manisan Buah-buahan dan sayuran Kering Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya Industri Makanan dan Masakan Olahan Industri Pengolahan Kopi dan The Industri Pengolahan Herbal (Herb Infusion) Industi Kecap Industri Bumbu Masak dan Penyedap Makanan Industri Produk masak dari Kelapa Industri Kue Basah Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe, dan Tahu Industri Kerupuk, Kripik, Peyek, dan sejenisnya Industri Produk Makanan lainnya 108 Industri Makanan Hewan Industri Ransum makanan Hewan Industri Konsentrat Makanan Hewan P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 63

73 Lanjutan Lampiran 1 KATEGORI/ KODE DESKRIPSI 110 Industri Minuman Industri Minuman Keras Industri Anggur (wine) Industri Minuman Keras dari Malt dan Malt Industri Minuman ringan 120 INDUSTRI PENGOLAHAN TEMBAKAU Industri Rokok Kretek Industri Rokok Putih Industri Rokok dan Cerutu Lainnya Industri Pengeringan dan Pengolahan Tembakau Industri Bumbu Rokok serta Kelengkapan Rokok Lainnya 13 INDUSTRI TEKSTIL Industri Persiapan Serat tekstil Industri Karung Goni Industri Kapuk Industri Pengawetan Kulit Industri Penyamakan Kulit 20 INDUSTRI KIMIA DAN BARANG-BARANG DARI BAHAN KIMIA 201 Industri Bahan Kimia Industri Bahan Kimia Dasar Organik, yang Bersumber dari Hasil Pertanian Industri Bahan Kimia Dasar Organik Lainnya Industri Pupuk alam/non sintesis hara makro primer 202 Industri Barang Kimia Lainnya Industri Minyak Atsiri Industri Simplisia (Bahan Obat Tradisional Industri produk Obat Tradisional 22 INDUSTRI KARET. BARANG DARI KARET, DAN PLASTIK 221 Industri Karet dan Barang dari Karet Industri Pengasapan Karet Industri Remilling Karet Industri Karet Remah (Crumb Rubber) P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 64

74 Lanjutan Lampiran 1 KATEGORI/ KODE DESKRIPSI G PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN. REPARASI DAN PERAWATAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR 46 Perdagangan Besar Bukan Mobil dan Sepeda Motor 462 Perdaganagn Besar Hasil Pertanian dan Hewan Hidup Perdagangan Besar Padi dan Palawija Perdagangan Besar Buah yang Mengandung Minyak Perdagangan Besar Bunga dan Tumbuhan Perdagangan Besar tembakau Rajangan Perdagangan Besar Binatang Hidup Perdagangan Besar hasil pertanian dan Hewan Hidup Lainnya 463 Perdagangan Besar Makanan, Minuman dan Tembakau 4631 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman Hasil pertanian Perdagangan Besar Beras Perdagangan Besar Buah-buahan Perdagangan Besar Sayuran Perdagangan Besar Kopi, The dan Kakao Perdagangan Besar Minyak dan Lemak Nabati Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Minuman hasil Pertanian Lainnya 4632 Perdagangan Besar Bahan Makanan dan Makanan hasil Peternakan dan Perikanan Perdagangan Besar Daging Sapi dan Daging Sapi Olahan Perdagangan Besar Daging Ayam dan Daging Ayam Olahan Perdagangan Besar Daging dan Daging Olahan Lainnya Perdagangan Besar Telur dan Hasil Olahan Telur Perdagangan Besar Susu dan Produk Susu Perdagangan Besar Minyak dan lemak Hewani 4633 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman lainnya dan Tembakau Perdagangan Besar Gula, Coklat dan Kembang Gula Perdagangan Besar Produk Roti Perdagangan Besar Rokok dan Tembakau Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya 47 PERDAGANGAN ECERAN BUKAN MOBIL DAN MOTOR 4721 Perdagangan Eceran Khusus Komoditi Makanan dari Hasil Pertanain di Toko Perdagangan Eceran Padi dan Palawija Perdagangan Eceran Buah-buahan Perdagangan Eceran Sayuran Perdagangan Eceran Hasil Peternakan Perdagangan Eceran Hasil Pertanian Lainnya P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 65

75 Lanjutan Lampiran 1 KATEGORI/ KODE DESKRIPSI 4722 Perdagangan Eceran Khusus Makanan Hasil Industri di Toko Perdagangan Eceran Beras Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah dan Sejenisnya Perdagangan Eceran Kopi, Gula Pasir dan Gula Merah Perdagangan Eceran Tahu, Tempe, Tauco dan Oncom Perdagangan Eceran Daging dan Biota Air Olahan Perdagangan Eceran Makanan Lainnya Perdagangan Eceran Khusus Rokok dan Tembakau Perdagangan Eceran obat Tradisional Perdagangan Eceran Aromatik/Penyegar (minayk Atsiri) Perdagangan Eceran Hewan Ternak Perdagangan Eceran Pakan ternak/unggas/ikan Dan hewan Piaraan Perdagangan Eceran Bunga Potong/Florist Perdagangan Eceran Tanaman Hias, Bibit buah-buahan dan Tanaman Obat Perdagangan Eceran Pupuk dan Pemberantas Hama Perdagangan Eceran Perlengkapan dan Media Tanaman Hias Perdagangan Eceran Mesin Pertanian dan Perlengkapannya Perdagangan Eceran Alat-alat Pertanian 4781 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Hasil Pertanian Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Padi dan Palawija Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Buah-buahan Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Sayur-sayuran Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Hasil Peternakan Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Komoditi Hasil Pertanian Lainnya 4782 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Makanan, Minuman dan Produk Tembakau Hasil Industri Pengolahan Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Beras Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah dan Sejenisnya Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Kopi, Gula Pasir dan Gula Merah dan Sejenisnya Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Tahu, Tempe, Tauco dan Oncom Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Daging Olahan dan Biota Air Olahan Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Rokok dan Tembakau Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Pakan Ternak, Pakan Unggas dan Pakan Ikan Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Makanan Yang Tidak Dapat Diklasifikasi di Tempat Lain Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Obat Tradisonal Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Pupuk dan Pemberantas Hama Perdagangan Eceran Kaki Lima dan :Los Pasar Aromatik/Penyegar (Minyak Atsiri) Perdagangan Eceran Keliling Komoditi Makan dari Hasil Pertanian Perdagangan Eceran Keliling Komoditi Makanan, Minuman atau Tembakau Hasil Industri Pengolahan P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 66

76 Lampiran 2. PDB sektor pertanian atas dasar harga berlaku, menurut klasifikasi Kementerian Pertanian, tahun PDB Atas Harga Berlaku (Miliar Rp) Uraian PDB Tanaman Pangan 253, , , , ,952 Padi 175, , , , ,920 Jagung 40,329 41,112 48,068 48,393 52,321 Kedelai 4,654 4,755 4,878 4,639 6,123 Palawija Lainnya 32,693 28,203 24,352 36,758 36,589 PDB HORTIKULTURA 110, , , , ,521 Hortikultura Sayuran 60,213 59,846 54,449 67,735 74,818 - Bawang merah 8,016 4,040 4,325 5,236 6,734 - Cabai 15,287 10,551 12,377 13,282 15,062 - Sayur lainnya 36,910 45,255 37,747 49,216 53,023 Hortikultura Buah 50,182 65,440 70,658 69,634 84,702 PDB Perkebunan 268, , , , ,896 Perkebunan Tembakau 4,421 7,483 9,419 6,107 6,308 Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya 40,475 38,039 35,556 45,131 51,820 Perkebunan Kelapa Sawit 137, , , , ,700 Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya 9,833 10,365 11,749 11,248 11,719 Perkebunan Kelapa 12,559 13,741 14,304 14,408 15,674 Perkebunan Tanaman Kakao 1,765 1,559 1,540 1,562 1,881 Perkebunan Tanaman Teh dan kopi 7,862 8,508 8,614 8,513 9,033 Perkebunan Cengkeh 4,570 3,752 5,754 6,793 7,581 Perkebunan Lainnya 49,656 78,114 77,868 93, ,179 PDB PETERNAKAN 108, , , , ,075 Ternak Besar & Kecil 58,023 56,048 63,898 58,258 71,364 Ternak Unggas 40,773 46,435 53,313 60,019 69,177 Susu Segar 9,604 14,773 13,403 29,706 26,534 PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan perburuhan 740, , , ,635 1,068,444 PDB Jasa Pertanian dan perburuhan 14,105 15,591 17,372 19,143 20,501 PDB Pertanian Sempit 754, , , ,778 1,088,945 PDB Pertanian Luas 956,120 1,058,245 1,152,262 1,275,048 1,410,657 Sektor Lainnya 5,908,013 6,773,481 7,463,442 8,249,688 9,132,036 PDB Indonesia 6,864,133 7,831,726 8,615,705 9,524,737 10,542,694 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 67

77 Lampiran 3. Kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB Indonesia, menurut klasifikasi Kementerian Pertanian, tahun Kontribusi Thd PDB Indonesia (%) Uraian PDB Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Palawija Lainnya PDB HORTIKULTURA Hortikultura Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya Hortikultura Buah PDB Perkebunan Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perkebunan Kelapa Perkebunan Tanaman Kakao Perkebunan Tanaman Teh dan kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Lainnya PDB PETERNAKAN Ternak Besar & Kecil Ternak Unggas Susu Segar PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan perburuhan PDB Jasa Pertanian dan perburuhan PDB Pertanian Sempit PDB Pertanian Luas Sektor Lainnya PDB Indonesia Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 68

78 Lampiran 4. Kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB Pertanian Luas, tahun Kontribusi Thd PDB Pertanian Luas (%) Uraian PDB Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Palawija Lainnya PDB HORTIKULTURA Hortikultura Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya Hortikultura Buah PDB Perkebunan Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perkebunan Kelapa Perkebunan Tanaman Kakao Perkebunan Tanaman Teh dan kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Lainnya PDB PETERNAKAN Ternak Besar & Kecil Ternak Unggas Susu Segar PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan perburuhan PDB Jasa Pertanian dan perburuhan PDB Pertanian Sempit PDB Pertanian Luas Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 69

79 Lampiran 5. Kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB Pertanian Sempit, tahun Kontribusi Thd PDB Pertanian Sempit (%) Uraian PDB Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Palawija Lainnya PDB HORTIKULTURA Hortikultura Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya Hortikultura Buah PDB Perkebunan Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perkebunan Kelapa Perkebunan Tanaman Kakao Perkebunan Tanaman Teh dan kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Lainnya PDB PETERNAKAN Ternak Besar & Kecil Ternak Unggas Susu Segar PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan perburuhan PDB Jasa Pertanian dan perburuhan PDB Pertanian Sempit Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 70

80 Lampiran 6. Kontribusi PDB Kelompok Komoditas terhadap PDB Pertanian Per Sub Sektor, tahun Kontribusi Thd PDB Pertanian Sempit sub sektor (%) Uraian PDB Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Palawija Lainnya PDB HORTIKULTURA Hortikultura Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya Hortikultura Buah PDB Perkebunan Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perkebunan Kelapa Perkebunan Tanaman Kakao Perkebunan Tanaman Teh dan kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Lainnya PDB PETERNAKAN Ternak Besar & Kecil Ternak Unggas Susu Segar PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan perburuhan Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 71

81 Lampiran 7. PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan 2010, menurut klasifikasi Kementerian Pertanian, tahun No. Uraian PDB Atas Harga Berlaku (Miliar Rp) PDB Tanaman Pangan 253, , , , ,918 Padi 175, , , , ,217 Jagung 40,329 38,823 42,660 40,734 41,827 Kedelai 4,654 4,368 4,327 4,003 4,901 Palawija Lainnya 32,693 33,829 33,604 35,170 34,974 2 PDB HORTIKULTURA 110, , , , ,159 Hortikultura Sayuran 46,549 25,422 27,106 28,152 29,937 - Bawang merah 8,016 3,675 3,968 4,159 5,078 - Cabai 15,287 9,187 10,262 10,694 11,615 - Sayur lainnya 23,246 12,560 12,876 13,299 13,244 Hortikultura Buah 63,846 94,657 90,319 90,056 93,222 3 PDB Perkebunan 268, , , , ,155 Perkebunan Tembakau 4,421 6,990 8,499 5,358 5,418 Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya 40,475 44,254 44,581 47,916 46,667 Perkebunan Kelapa Sawit 137, , , , ,172 Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya 9,833 9,738 11,128 10,954 11,303 Perkebunan Kelapa 12,559 12,590 12,651 12,103 12,022 Perkebunan Tanaman Kakao 1,765 1,500 1,560 1,519 1,494 Perkebunan Tanaman Teh dan kopi 7,862 7,356 7,801 7,657 7,728 Perkebunan Cengkeh 4,570 3,356 4,640 5,096 5,137 Perkebunan Lainnya 49,656 51,509 47,767 55,512 65,214 4 PDB PETERNAKAN 108, , , , ,122 Ternak Besar & Kecil 58,023 56,011 60,266 49,753 56,380 Ternak Unggas 39,766 42,480 44,887 47,797 51,922 Susu Segar 10,611 15,113 14,097 27,752 23,819 5 PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan pe 740, , , , ,353 6 PDB Jasa Pertanian dan perburuhan 14,105 14,646 15,534 16,453 16,878 7 PDB Pertanian Sempit 754, , , , ,231 8 PDB Pertanian Luas 956, ,857 1,039,441 1,083,142 1,128,448 9 Sektor Lainnya 5,908,013 6,293,778 6,687,643 7,075,052 7,439,668 PDB Indonesia 6,864, ,287, ,727, ,158, ,568,115.6 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 72

82 Lampiran 8. Laju pertumbuhan PDB sektor pertanian atas dasar harga konstan 2010, menurut klasifikasi Kementerian Pertanian, tahun No. Uraian Laju Pertumbuhan (%) PDB Tanaman Pangan Padi Jagung Kedelai Palawija Lainnya PDB HORTIKULTURA Hortikultura Sayuran Bawang merah Cabai Sayur lainnya Hortikultura Buah PDB Perkebunan Perkebunan Tembakau Perkebunan Karet & Penghasil Getah Lainnya Perkebunan Kelapa Sawit Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perkebunan Kelapa Perkebunan Tanaman Kakao Perkebunan Tanaman Teh dan kopi Perkebunan Cengkeh Perkebunan Lainnya PDB PETERNAKAN Ternak Besar & Kecil Ternak Unggas Susu Segar PDB Pertanian Sempit tanpa jasa pertanian dan pe PDB Jasa Pertanian dan perburuhan PDB Pertanian Sempit PDB Pertanian Luas Sektor Lainnya PDB Indonesia Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 73

83 Lampiran 9. PDB sektor industri pengolahan atas harga berlaku berbasis Pertanian, tahun (Miliar Rp) Uraian *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman 360, , , , ,620 Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian 346, , , , ,262 Ind. Pengolahan Tembakau 67,249 71,735 79,340 82,203 95,509 Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian 64,674 69,221 76,153 79,007 91,870 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi 96, , , , ,758 Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional 114, , , , ,340 Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian 12,754 13,516 16,381 17,883 20,097 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 66,763 72,006 76,425 76,157 79,926 Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian 7,448 7,803 8,726 8,692 8,956 PDB Industri Pengolahan 1,512,761 1,704,251 1,848,151 1,998,694 2,215,754 PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 431, , , , ,337 PDB INDONESIA 6,864,133 7,831,726 8,615,705 9,524,737 10,542,694 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara PDB atas Harga Berlaku (Miliar Rp.) P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 74

84 Lampiran 10. Kontribusi PDB sektor industri pengolahan berbasis Pertanian, tahun (%) Uraian Kontribusi (%) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian thd totalnya 1 ) Ind. Pengolahan Tembakau Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Industri Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian thd totalnya1) Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Karung Goni dan Kapuk Ind. Karung Goni dan Kapuk thd totalnya1) Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian thd totalnya1) Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian thd totalnya1) PDB Industri Pengolahan PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB INDONESIA Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara 1) Kontribusi terhadap total masing-masing kelompok P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 75

85 Lampiran 11. PDB sektor industri pengolahan atas harga konstan (2010), berbasis Pertanian, tahun (Miliar Rp) Uraian PDB atas Harga Konstan (Miliar Rp.) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman 360, , , , ,091 Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian 339, , , , ,855 Ind. Pengolahan Tembakau 67,249 67,097 73,011 72,814 79,259 Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian 63,337 63,379 68,656 68,503 74,653 Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi 96, , , , ,682 Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional 114, , , , ,973 Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian 10,445 10,799 12,843 13,539 13,840 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 66,763 68,153 73,307 71,946 72,777 Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian 6,099 5,924 6,720 6,615 6,585 PDB Industri Pengolahan 1,512,761 1,607,452 1,697,787 1,774,097 1,856,311 PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian 419, , , , ,988 PDB INDONESIA 6,864,133 7,287,635 7,727,083 8,158,194 8,568,116 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 76

86 Lampiran 12. Laju pertumbuhan PDB sektor industri pengolahan berbasis Pertanian, tahun (%) Uraian Laju Pertumbuhan (%) *) 2014**) Ind. Makanan dan Minuman Ind. Makanan dan Minuman Berbasis Pertanian Ind. Pengolahan Tembakau Ind. Pengolahan Tembakau Berbasis Pertanian Ind. Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Karung Goni dan Kapuk Industri Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Ind. Kimia Farmasi dan Obat Tradisional Berbasis Pertanian Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Ind. Karet, Barang dari Karet dan Plastik Berbasis Pertanian PDB Industri Pengolahan PDB Industri Pengolahan Berbasis Pertanian PDB INDONESIA Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 77

87 Lampiran 13. PDB sektor perdagangan berbasis Pertanian atas dasar harga berlaku, tahun (Miliar Rp) No Uraian PDB Atas Dasar Harga Berlaku **) 2014 **) 1 Perdagangan Besar dan eceran tanaman pangan 25,136 26,347 28,314 30,640 33,098 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Padi 7,265 7,712 8,262 8,884 9,627 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Palawija 17,871 18,635 20,052 21,756 23,471 2 Perdagangan Besar dan eceran hortikultura 55,108 61,410 65,162 71,137 75,649 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Holtikultura Sayuran 19,634 19,279 20,251 22,154 24,432 Perdagangan Besar dan Eceran pertanian Holtikultura Buah-buahan 35,474 42,131 44,911 48,983 51,217 3 Perdagangan Besar dan Eceran Tanaman Perkebunan 7,563 9,226 9,714 10,500 11,051 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya 1,149 1,331 1,358 1,447 1,585 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Sawit 1,615 1,481 1,634 1,796 1,971 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa 1,645 2,360 2,424 2,638 2,691 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman 1,477 2,108 2,246 2,370 2,433 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Cengkeh Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Lainnya ,006 1,129 1,183 4 Perdagangan Besar dan Eceran Peternakan dan Hasil-hasilnya 34,104 37,290 40,399 45,024 46,880 Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Besar dan Kecil 9,481 10,324 11,070 12,279 12,911 Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Unggas 24,136 26,520 28,841 32,178 33,373 perdagangan Besar dan Eceran Susu Segar Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 78

88 Lanjutan Lampiran 13 No Uraian PDB Atas Dasar Harga Berlaku **) 2014 **) 5 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian 169, , , , ,542 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging 36,771 34,105 37,567 42,346 45,244 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan dan Pengawetan Sayuran dan Buah- 2,208 2,313 2,506 2,769 2,933 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minyak Makanan dan Minyak Lemak dari Nabati d 26,401 27,622 29,983 33,216 35,091 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Susu dan Makanan dari Susu 7,140 7,885 8,501 9,338 9,829 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Penggilingan Padi-padian dan Tepung 37,982 44,632 47,856 51,550 54,394 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Ternak 8,386 9,781 10,018 10,774 11,665 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Roti dan Sejenisnya 5,601 5,583 6,057 6,707 7,179 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Gula dan Pengolahan Gula 4,973 5,674 6,035 6,520 6,940 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Coklat dan Kembang Gula 2,138 2,518 2,691 2,926 3,069 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makaroni, Mie, Spagethi, Bihun, So'un, dan Sejen 4,588 4,657 5,071 5,638 5,977 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Lainnya 12,517 14,397 15,031 16,502 17,483 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minuman ,060 1,151 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Tembakau 16,214 17,312 18,183 19,791 21,431 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Barang Jadi Tekstil, kecuali untuk Pakaian Jadi Perdagangan Besar dan Eceran Industri Kapuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia Dasar, kecuali Pupuk 1,415 1,538 1,654 1,843 1,929 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Farmasi dan Jamu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia dan Bahan Kimia Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Karet 1,560 2,112 2,197 2,369 2,456 PDB Perdagangan Berbasis Pertanian 291, , , , ,221 PDB Perdagangan Besar dan Eceran 741, , ,818 1,001, ,121,378.9 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 79

89 Lampiran 14. Kontribusi PDB sektor perdagangan berbasis Pertanian, tahun (%) No Uraian Kontribusi )PDb Atas Dasar Harga Berlaku *) 2013 **) 2014 **) 1 Perdagangan Besar dan eceran tanaman pangan Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Padi Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Palawija Perdagangan Besar dan eceran hortikultura Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Holtikultura Sayuran Perdagangan Besar dan Eceran pertanian Holtikultura Buah-buahan Perdagangan Besar dan Eceran Tanaman Perkebunan Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Sawit Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Cengkeh Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Peternakan dan Hasil-hasilnya Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Besar dan Kecil Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Unggas perdagangan Besar dan Eceran Susu Segar Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 80

90 Lanjutan Lampiran 14 No Uraian Kontribusi )PDb Atas Dasar Harga Berlaku *) 2013 **) 2014 **) 5 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan dan Pengawetan Sayuran dan Buah Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minyak Makanan dan Minyak Lemak dari Nabati d Perdagangan Besar dan Eceran Industri Susu dan Makanan dari Susu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Penggilingan Padi-padian dan Tepung Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Ternak Perdagangan Besar dan Eceran Industri Roti dan Sejenisnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Gula dan Pengolahan Gula Perdagangan Besar dan Eceran Industri Coklat dan Kembang Gula Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makaroni, Mie, Spagethi, Bihun, So'un, dan Sejen Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minuman Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Industri Barang Jadi Tekstil, kecuali untuk Pakaian Jadi Perdagangan Besar dan Eceran Industri Kapuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia Dasar, kecuali Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Farmasi dan Jamu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia dan Bahan Kimia Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Karet PDB Perdagangan Berbasis Pertanian PDB Perdagangan Besar dan Eceran Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 81

91 Lampiran 15. PDB sektor perdagangan berbasis Pertanian atas dasar harga konstan (2010), tahun (Miliar Rp) No Uraian PDB Atas Dasar Harga Konstan **) 2014 **) 1 Perdagangan Besar dan eceran tanaman pangan 14,971 16,484 17,633 17,973 19,387 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Padi 4, ,411 5,757 5,835 6,262 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Palawija 10, ,073 11,876 12,138 13,125 2 Perdagangan Besar dan eceran hortikultura 31,935 40,703 42,722 42,911 45,518 Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Holtikultura Sayuran 10, ,265 12,890 13,152 14,215 Perdagangan Besar dan Eceran pertanian Holtikultura Buah-buahan 21, ,437 29,832 29,758 31,302 3 Perdagangan Besar dan Eceran Tanaman Perkebunan 7, ,703 9,023 9,259 9,834 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya 1, ,332 1,367 1,383 1,489 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Sawit Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa 1, ,318 2,391 2,446 2,588 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman 1, ,081 2,142 2,197 2,334 Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Cengkeh Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Lainnya ,002 1,060 1,119 1,172 4 Perdagangan Besar dan Eceran Peternakan dan Hasil-hasilnya 21, ,987 27,572 27,775 29,584 Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Besar dan Kecil 5, ,805 7,209 7,294 7,825 Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Unggas 15, ,888 20,049 20,153 21,405 perdagangan Besar dan Eceran Susu Segar Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 82

92 Lanjutan Lampiran 15 No Uraian PDB Atas Dasar Harga Konstan **) 2014 **) 5 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian 125, , , , ,632 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging 19, ,502 25,438 26,502 27,913 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan dan Pengawetan Sayuran dan Buah- 1, ,032 2,127 2,240 2,374 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minyak Makanan dan Minyak Lemak dari Nabati d 19, ,723 23,661 24,799 26,350 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Susu dan Makanan dari Susu 5, ,029 7,281 7,547 8,012 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Penggilingan Padi-padian dan Tepung 30, ,053 42,298 43,477 45,832 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Ternak 8, ,903 11,074 11,671 12,384 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Roti dan Sejenisnya 4, ,055 5,319 5,645 5,888 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Gula dan Pengolahan Gula 4, ,566 5,869 6,281 6,478 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Coklat dan Kembang Gula 1, ,827 1,893 1,946 2,061 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makaroni, Mie, Spagethi, Bihun, So'un, dan Sejen 3, ,069 4,208 4,364 4,607 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Lainnya 10, ,057 13,340 13,961 14,819 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minuman Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Tembakau 12, ,419 14,948 15,809 16,807 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Barang Jadi Tekstil, kecuali untuk Pakaian Jadi Perdagangan Besar dan Eceran Industri Kapuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia Dasar, kecuali Pupuk ,068 1,109 1,155 1,227 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Farmasi dan Jamu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia dan Bahan Kimia Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Karet 1, ,737 1,911 2,136 2,142 PDB Perdagangan Berbasis Pertanian 201, , , , ,954 PDB Perdagangan Besar dan Eceran 741, , , , ,180.3 Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 83

93 Lampiran 16. Laju pertumbuhan PDB sektor perdagangan berbasis Pertanian, tahun (%) No Uraian PDB Atas Dasar Harga Konstan *) 2013 **) 2014 **) 1 Perdagangan Besar dan eceran tanaman pangan Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Padi Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Palawija Perdagangan Besar dan eceran hortikultura Perdagangan Besar dan Eceran Pertanian Holtikultura Sayuran Perdagangan Besar dan Eceran pertanian Holtikultura Buah-buahan Perdagangan Besar dan Eceran Tanaman Perkebunan Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Karet dan Penghasil Getah lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Sawit Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tebu dan Tanaman Pemanis Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Kelapa Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Tanaman untuk Bahan Minuman Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Cengkeh Perdagangan Besar dan Eceran Perkebunan Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Peternakan dan Hasil-hasilnya Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Besar dan Kecil Perdagangan Besar dan Eceran Ternak Unggas perdagangan Besar dan Eceran Susu Segar Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 84

94 Lanjutan Lampiran 16. No Uraian PDB Atas Dasar Harga Konstan *) 2013 **) 2014 **) 5 Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Berbasis Komoditi Pertanian Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pemotongan Hewan dan Pengawetan Daging Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan dan Pengawetan Sayuran dan Buah Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minyak Makanan dan Minyak Lemak dari Nabati d Perdagangan Besar dan Eceran Industri Susu dan Makanan dari Susu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Penggilingan Padi-padian dan Tepung Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Ternak Perdagangan Besar dan Eceran Industri Roti dan Sejenisnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Gula dan Pengolahan Gula Perdagangan Besar dan Eceran Industri Coklat dan Kembang Gula Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makaroni, Mie, Spagethi, Bihun, So'un, dan Sejen Perdagangan Besar dan Eceran Industri Makanan Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Minuman Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pengolahan Tembakau Perdagangan Besar dan Eceran Industri Barang Jadi Tekstil, kecuali untuk Pakaian Jadi Perdagangan Besar dan Eceran Industri Kapuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia Dasar, kecuali Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Pupuk Perdagangan Besar dan Eceran Industri Farmasi dan Jamu Perdagangan Besar dan Eceran Industri Bahan Kimia dan Bahan Kimia Lainnya Perdagangan Besar dan Eceran Industri Karet PDB Perdagangan Berbasis Pertanian PDB Perdagangan Besar dan Eceran Sumber : BPS diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara P u s a t D a t a d a n S i s t e m I n f o r m a s i P e r t a n i a n 85

95

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014 Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2014 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17

Lebih terperinci

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013 Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013 Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2013 Ukuran Buku : 10,12 inci x 7,17

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Sri Wahyuningsih, S.Si 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Triwulan IV Tahun 2013 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Triwulan IV Tahun 2013

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan IV Tahun 2012-2013...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Tahun 2012-2013...8 Kontribusi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian, Tahun 2013-2014 Triwulan I...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia, Tahun 2013-2014 Triwulan I...8

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan II Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan II Tahun 2014...6

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2.

DAFTAR ISI. : 1. Metha Herwulan Ningrum 2. Ir. Wieta B. Komalasari, Msi 3. Ir. Rumonang Gultom 4. Rinawati, SE 5. Yani Supriyati, SE. 2. DAFTAR ISI Halaman Penjelasan Umum...1 Perkembangan PDB Indonesia dan PDB Sektor Pertanian Triwulan III Tahun 2014...5 Kontribusi Setiap Lapangan Usaha Terhadap PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2014...6

Lebih terperinci

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : **) Angka sangat sementara ***) Angka sangat sangat sementara Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian B u l e t i n ISSN : 1412-4343 PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 2, Juni 2013 Dari Redaksi Pembaca Yth., Kinerja perekonomian suatu sektor

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 3 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 4 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VI Nomor 1 Tahun 2014 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume VII Nomor 1 Tahun 2015 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL - KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan

PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan PENYUSUNAN KONTRIBUSI INDUSTRI PRIMER KEHUTANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO TAHUN 2005-2007 Dalam Rangka Analisa Data Sektor Kehutanan Kerja Sama Departemen Kehutanan dan Badan Pusat Statistik Desember

Lebih terperinci

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara. encapaian PDB sektor pertanian sempit (tanaman

Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara. encapaian PDB sektor pertanian sempit (tanaman Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian B u l e t i n ISSN : 1412-4343 PDB Sektor Pertanian Volume 12, Nomor 1, Maret 2013 Dari Redaksi Pembaca Yth., Kinerja perekonomian suatu

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 3 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 2 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc. KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan pelayanan data dan informasi, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (Pusdatin) menerbitkan Buku Saku Statistik Makro Triwulanan. Buku Saku Volume V No. 4 Tahun

Lebih terperinci

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN Volume V Nomor 4 Tahun 2013 BULETIN TRIWULANAN EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 Buletin Triwulanan EKSPOR IMPOR

Lebih terperinci

LEMBAR KATALOG Statistik Sayur-Sayuran Dan Buah-Buahan Kabupaten Penajam Paser Utara 2016 Katalog BPS : 5216.6409 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : ix + 79 Naskah : BPS Kabupaten Penajam Paser

Lebih terperinci

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun 2009-2012 PADI LADANG PADI SAWAH JAGUNG 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 LAROMPONG - - 4

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA A. Sasaran Umum Selama 5 (lima) tahun ke depan (2015 2019) Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) sasaran utama, yaitu: 1. Peningkatan ketahanan pangan, 2.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP)

Republik Indonesia. SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) RAHASIA Republik Indonesia SURVEI HARGA PEDESAAN Subsektor Tanaman Hortikultura (Metode NP) PERHATIAN 1. Tujuan pencacahan NP-2 adalah untuk mencatat/mengetahui nilai & volume produksi yang dijual petani

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 MARET 2015 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JUNI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan. Indikator

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. SEPTEMBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. JULI 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin Bulanan.

Lebih terperinci

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI)

KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN LQ DAN SURPLUS PRODUKSI) KOMODITAS HORTIKULTURA UNGGULAN DI KABUPATEN SEMARANG (PENDEKATAN DAN SURPLUS PRODUKSI) Eka Dewi Nurjayanti, Endah Subekti Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Jl. Menoreh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 MARET 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan pelayanan data dan informasi pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian menerbitkan Buku Statistik Konsumsi Pangan 2012. Buku ini berisi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc. OKTOBER 2013 KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2013 kembali menerbitkan Buletin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh :

Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : 1 Analisis keterkaitan sektor tanaman bahan makanan terhadap sektor perekonomian lain di kabupaten Sragen dengan pendekatan analisis input output Oleh : Sri Windarti H.0305039 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dengan latar belakang negara yang bersifat agraris, memiliki lahan yang terbilang luas serta didukung oleh iklim yang menguntungkan membuat sebagian besar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 OKTOBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/05/Th. XIV, 2 Mei 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,78 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 84,25 persen,

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 SEPTEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 AGUSTSU 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 JUNI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 MEI 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013 Nomor Katalog : 9302001.9416 Ukuran Buku : 14,80 cm x 21,00 cm Jumlah Halaman

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 APRIL 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 DESEMBER 2014 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Publikasi Statistik Harga Produsen Sektor Pertanian tahun 1996-2000 merupakan kelanjutan dari seri publikasi sebelumnya, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik setiap tahunnya. Mulai

Lebih terperinci

30% Pertanian 0% TAHUN

30% Pertanian 0% TAHUN PERANAN SEKTOR TERHADAP PDB TOTAL I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Julukan negara agraris yang kerap kali disematkan pada Indonesia dirasa memang benar adanya. Pertanian merupakan salah satu sumber kehidupan

Lebih terperinci

:// tp ht.id ps.g o m.b ja ti Indikator Pertanian Provinsi Jawa Timur 2016 ISBN : 2407-3164 Nomor Publikasi : 35530.1707 Katalog BPS : 5102001.35 Ukuran Buku Jumlah Halaman : 21 cm X 29,7 cm : ix halaman

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri MARET 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Maret 2017 Pertumbuhan Ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi nasional, yang diukur berdasarkan PDB harga konstan 2010, pada triwulan IV

Lebih terperinci

Badan Pusat Statistik Kota Palu i STATISTIK PERTANIAN KOTA PALU 2015/2016 Katalog : 5101006.7271 ISSN : 2502-2563 No. Publikasi : 72710.1619 Ukuran Buku : 21 x 29,7 cm Jumlah Halaman : x + 39 halaman Naskah

Lebih terperinci

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N

B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N B U P A T I T E M A N G G U N G S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya menyambut gembira atas terbitnya buku Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

No. 02/10/81/Th.IX, 2 Oktober NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU SEPTEMBER SEBESAR 101,33, NAIK 0,17 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada September adalah sebesar 101,33, atau naik sebesar

Lebih terperinci

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 DESEMBER 2013 Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc

Lebih terperinci

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013 Kementerian PPN/ Bappenas ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013 DIREKTORAT PANGAN DAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 No. 33/06/36/ Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 98,86 ATAU NAIK 0,17

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN No. 02/08/81/Th.IX, 1 Agustus 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JULI 2017 SEBESAR 100,85, NAIK 0,22 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juli 2017 adalah sebesar 100,85, atau turun

Lebih terperinci

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85

D a f t a r I s i. iii DAFTAR ISI. 2.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 2.9 Sektor Jasa-Jasa 85 D a f t a r I s i Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel DAFTAR ISI Daftar Tabel Pokok Produk Domestik Regional Bruto Kota Samarinda Tahun 2009-2011 BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Umum 1 1.2. Konsep

Lebih terperinci

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun

Tabel Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 9 2.1 Tanaman Sayuran Tabel 2.1.1 Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Sayuran Tahun 20112015 Uraian A. 1 Bawang Merah Tahun * Luas Panen (Ha) 2,00 7,00 * Produktivitas (Ku/Ha) 45,00 90,00 * Produksi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/03/Th. XVI, 1 Maret 2013 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN FEBRUARI 2013 SEBESAR 97,22 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Februari 2013 sebesar 97,22

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XIV, 1 April 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MARET 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 98,45 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 83,67 persen,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 23/04/52/Th.IX, 1 April 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MENURUT SUB SEKTOR BULAN MARET 2016 Penghitungan Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 No.02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 100,49 ATAU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu bidang produksi dan lapangan usaha yang paling tua di dunia yang pernah dan sedang dilakukan oleh masyarakat. Sektor pertanian adalah sektor

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN PENETAPAN TARGET INDIKATOR MAKRO DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019 Oleh Pantjar Simatupang Sri Hery Susilowati Supriyati Sri Hastuti

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN DESEMBER 2015 No. 03/01/35/Th.XIV, 4 Januari 2016 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Desember 2015 turun 0,41 persen. Nilai Tukar Petani

Lebih terperinci

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016 KELOMPOK DATA JENIS DATA : SUMBER DAYA ALAM : Pertanian, Kehutanan, Kelautan, Perikanan, Peternakan, Perkebunan

Lebih terperinci

PROFIL PANGAN DAN PERTANIAN

PROFIL PANGAN DAN PERTANIAN PROFIL PANGAN DAN PERTANIAN 2003-2006 Direktorat Pangan dan Pertanian Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 2006 PROFIL PANGAN DAN PERTANIAN 2003-2006

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN No. 02/06/81/Th.IX, 2 Juni 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU MEI 2017 SEBESAR 100,69 NAIK 0,26 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Mei 2017 adalah sebesar 100,69, atau naik sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 No.23/05/36/ Th.XI, 2 Mei 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2017 SEBESAR 98,69 ATAU NAIK 0,51

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri FEBRUARI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Februari 2017 Pendahuluan Pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat sebesar 5,02%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG 2008 2011 NOMOR KATALOG : 9302008.1114 UKURAN BUKU JUMLAH HALAMAN : 21,00 X 28,50 CM : 78 HALAMAN + XIII NASKAH : - SUB BAGIAN TATA USAHA - SEKSI STATISTIK SOSIAL

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015 No. 15/03/36/Th.IX, 2 Maret 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) FEBRUARI 2015 SEBESAR 105,19 ATAU

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA Oleh : Reni Kustiari Pantjar Simatupang Dewa Ketut Sadra S. Wahida Adreng Purwoto Helena

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor Alat analisis Input-Output (I-O) merupakan salah satu instrumen yang secara komprehensif dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w s. go.id PERKEMBANGAN INDEKS PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG 2011 2013 ISSN : 1978-9602 No. Publikasi : 05310.1306 Katalog BPS : 6102002 Ukuran Buku : 16 x 21 cm Jumlah

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014 MENURUT LAPANGAN USAHA Tinjauan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Semarang Tahun 2014 i ii Tinjauan Produk Domestik Regional

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 No.19/04/36/ Th.XI, 3 April 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MARET 2017 SEBESAR 98,19 ATAU NAIK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN BPS KABUPATEN GROBOGAN No. 3315.030/07/2016, 18 Juli 2016 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2016 INFLASI 0,66 PERSEN Pada Juni 2016 terjadi inflasi sebesar 0,66 persen dengan

Lebih terperinci