Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS) Tahun 2014

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS) Tahun 2014"

Transkripsi

1 S K P S 2014 BUKU PEDOMAN PENCACAHAN Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS) Tahun 2014 Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha Direktorat Neraca Pengeluaran Badan Pusat Statistik, Republik Indonesia

2 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup dan Cakupan Jadwal Kegiatan... 5 II. METODOLOGI SURVEI Jumlah Responden Pemilihan Sampel Teknik Pencacahan Petugas Lapangan Penanggung Jawab Pengiriman Dokumen Pengolahan Data SKPS... 9 III. KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN (KUESIONER) 11 S K P S 2014 i

3 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN System of National Accounts (SNA) 2008 yang diterbitkan oleh United Nations (PBB) menyebutkan bahwa unit institusi domestik (residen) sebagai pelaku aktivitas ekonomi dikelompokkan menjadi lima institusi (sektor) yaitu sektor Korporasi Nonfinansial, sektor Korporasi Finansial, sektor Pemerintahan Umum, sektor Lembaga Nonprofit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dan sektor Rumah Tangga. Salah satu sektor domestik yakni sektor Korporasi Nonfinansial mencakup Korporasi Swasta Nonfinansial dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) Nonfinansial. Jika dilihat lebih rinci, korporasi nonfinansial swasta dibedakan menjadi korporasi nonfinansial swasta berbadan hukum (seperti PT, PT Terbuka, Yayasan, Koperasi) dan korporasi nonfinansial swasta tidak berbadan hukum (CV, Firma, UD, PD, dan lain-lain). Di Indonesia, dari sisi investasi nonfinansial, kegiatan sektor korporasi nonfinansial swasta merupakan bagian terbesar dan memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. Gambaran terperinci mengenai pentingnya peranan korporasi swasta nonfinansial tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Sebagai penopang pembangunan ekonomi yang berdampak pada tumbuhnya perekonomian, perkembangan investasi di Indonesia menunjukkan keadaan yang menggembirakan. Selama periode tahun total investasi di Indonesia mengalami kenaikan sebesar persen, yakni dari Rp. 163,52 triliun pada tahun 1996 menjadi Rp triliun pada tahun Investasi tersebut dilakukan oleh pemerintah, perusahaan pemerintah nonfinansial (BUMN/D), korporasi swasta nonfinansial (bisnis), rumah tangga dan lembaga keuangan (korporasi finansial) yang masing-masing memiliki peran pada tahun 1996 sebesar 17,72 persen; 6,58 persen; 66,19 persen; 8,89 persen dan 0,61 persen. Korporasi nonfinansial tetap memegang peranan terbesar sebagai pelaku investasi nasional pada tahun 2012 dibandingkan keempat institusi lainnya, yakni sebesar Rp ,12 triliun atau 69,87 persen dari total investasi. Sedangkan investasi yang dilakukan keempat institusi lainnya, yakni pemerintah sebesar Rp. 275,23 triliun (9,45 persen); BUMN sebesar Rp. 292,72 triliun (10,05 persen); S K P S

4 Rumah tangga sebesar Rp. 291,50 triliun (10,01 persen) dan lembaga keuangan sebesar Rp. 17,79 triliun (0,62 persen). Berdasarkan uraian di atas yang menunjukan sangat pentingnya peranan korporasi swasta nonfinansial dalam menopang pertumbuhan ekonomi, perlu disusun suatu laporan perusahaan swasta nonfinansial yang akan sangat bermanfaat bagi banyak pihak baik pemerintah, pengusaha maupun pihak lain yang peduli terhadap perkembangan dunia bisnis Indonesia pada tahun 2012 dan Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah yang salah satu fungsinya adalah penyedia data ekonomi makro, telah melakukan upaya kompilasi data statistik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui Survei Khusus Perusahaan Swasta Nonfinansial (SKPS). Supaya kesinambungan proses pemantauan dan pengumpulan data terjaga, BPS melalui Subdirektorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha akan melaksanakan kembali SKPS pada tahun 2014, yang mencakup data laporan keuangan perusahaan swasta nonfinansial tahun 2012 dan S K P S 2014

5 Tabel 1. Perkembangan Investasi Nonfinansial di Indonesia Tahun Tahun Pemerintah BUMN Bisnis Investasi Nonfinansial (Triliun Rp) Rumah Tangga Keuangan Total (17.72) (6.58) (66.19) (8.89) (0.61) (100.00) (17.21) (9.77) (63.10) (8.31) (1.61) (100.00) (21.49) (11.18) (49.98) (15.41) (1.93) (100.00) (33.17) (5.31) (43.34) (17.09) (1.09) (100.00) (15.69) (16.48) (57.74) (8.18) (1.91) (100.00) (14.44) (23.39) (51.61) (9.17) (1.38) (100.00) (15.90) (30.48) (37.80) (15.03) (0.79) (100.00) (16.02) (16.03) (61.60) (4.59) (1.76) (100.00) (13.84) (26.73) (45.38) (13.46) (0.59) (100.00) (12.21) (9.54) (72.93) (4.52) (0.80) (100.00) (13.41) (9.20) (73.14) (3.70) (0.55) (100.00) (13.58) (7.67) (67.42) (12.36) (0.61) (100.00) (12.02) (7.59) (67.42) (12.36) (0.61) (100.00) (10.920) (6.350) (69.660) (12.390) (0.690) (100.00) (8.06) (1.35) (79.43) (10.44) (0.72) (100.00) (9.04) (5.36) (76.20) (9.33) (0.08) (100.00) (9.45) (10.05) (69.87) (10.01) (0.62) (100.00) Sumber : Neraca Arus Dana, berbagai tahun Keterangan : Angka di dalam tanda kurung merupakan persentase terhadap total investasi S K P S

6 1.2. Tujuan SKPS 2014 bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai: 1. Karakteristik korporasi/perusahaan swasta nonfinansial, antara lain tentang jenis usaha, struktur permodalan, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. 2. Hasil transaksi usaha korporasi/perusahaan swasta nonfinansial melalui laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari Neraca Akhir Tahun (Balance Sheet) dan Laporan Laba/Rugi (Income Statement), sehingga dapat diketahui struktur aktiva (aset/harta/kekayaan), struktur pasiva (kewajiban dan modal), output, input (biaya) dan sebagainya. Data yang diperoleh dari informasi-informasi di atas akan digunakan untuk menyusun : a. Struktur neraca-neraca pokok korporasi/perusahaan swasta nonfinansial baik secara agregat maupun dirinci menurut lapangan usaha. b. Struktur Neraca Arus Dana (NAD) sektor swasta nonfinansial yang akan dikonsolidasikan ke dalam sistem NAD Indonesia. c. Analisis deskriptif mengenai karakteristik usaha, struktur aktiva, struktur pasiva, output dan struktur biaya perusahaan sampel Ruang Lingkup dan Cakupan SKPS 2014 dilaksanakan di tiga belas provinsi terpilih, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan. Adapun sasaran SKPS 2014 ini adalah korporasi swasta nonfinansial berbadan hukum dan tidak berbadan hukum. Sedangkan lapangan usaha yang dicakup meliputi: a. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan b. Pertambangan dan Penggalian c. Industri Pengolahan d. Listrik, Gas dan Air Bersih e. Bangunan f. Perdagangan, Hotel dan Restoran g. Pengangkutan dan Komunikasi h. Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan 4 S K P S 2014

7 i. Jasa-jasa Swasta, mencakup Jasa Sosial dan Kemasyarakatan (termasuk pendidikan dan kesehatan) serta Jasa Hiburan dan Rekreasi Cakupan survei ini utamanya ditujukan untuk korporasi swasta nonfinansial induk atau tunggal, yang memiliki jumlah aset/harta cukup besar dan mempunyai laporan keuangan berupa Neraca Akhir Tahun dan Laporan Laba/Rugi yang diterbitkan secara berkala dan teratur Jadwal Kegiatan a. Persiapan dan Perencanaan 1. Penyusunan Metodologi, Pedoman Pencacahan & Daftar Isian 2. Penggandaan Pedoman Pencacahan dan Daftar Isian 3. Pelatihan Instruktur 4. Pelatihan Pencacah Daerah.. 5. Pengiriman Dokumen ke Daerah.. b. Pelaksanaan 1. Pengambilan Sampel.. 2. Pencacahan 3. Pemeriksaan dan Pengawasan Pengiriman Dokumen ke Pusat.... c. Pengolahan 1. Penyusunan Program Komputer 2. Pengolahan Pra Komputer.. 3. Pengolahan Komputer... d. Analisa dan Penyajian 1. Tabulasi.. 2. Analisa dan Penulisan Laporan Penggandaan dan Diseminasi Laporan..... Januari Februari 2014 Februari 2014 Februari 2014 Februari Maret 2014 Februari Maret 2014 Maret 2014 April Agustus 2014 Mei September 2014 Juni September 2014 Mei Juni 2014 Juni Oktober 2014 Juni Oktober 2014 Oktober - November 2014 Oktober - November 2014 Desember 2014 S K P S

8 6 S K P S 2014

9 Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Persewaan Bangunan & Jasa Perusahaan Jasa-jasa Swasta Koperasi Jumlah II. METODOLOGI SURVEI 2.1. Jumlah Responden Tabel 2. Daftar Alokasi Sampel SKPS Tahun 2014 Menurut Provinsi Dan Lapangan Usaha Lapangan Usaha Non-Koperasi Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Sumatera Utara Riau Sumatera Selatan Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Selatan Jumlah Pemilihan Sampel Jumlah sampel SKPS 2014 sebanyak 1225 responden dan tersebar di tiga belas provinsi terpilih. Alokasi sampel menurut lapangan usaha dilakukan secara proporsional berdasarkan struktur ekonomi di masing-masing provinsi terpilih. Dengan pemilihan sampel sedemikian rupa diharapkan data yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi perekonomian secara nasional. Alokasi sampel per provinsi ditunjukkan oleh tabel 2 di atas. S K P S

10 Hasil SKPS tahun 2014 akan disajikan menurut lapangan usaha, sehingga diharapkan target sampel menurut lapangan usaha yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat tercapai. Apabila penentuan sampel menurut lapangan usaha seperti yang tertera pada tabel di atas tidak dapat dipenuhi, maka dapat dialokasikan ke sektor nonfinansial swasta lainnya dengan tetap memperhatikan keterwakilan setiap lapangan usaha Teknik Pencacahan Pencacahan dilakukan dengan cara kunjungan. Petugas dari BPS Provinsi mendatangi setiap korporasi/perusahaan swasta nonfinansial yang terpilih sesuai sampel. Daftar isian yang mencakup keterangan umum perusahaan harus diisi petugas pada saat wawancara. Untuk jenis data seperti Neraca Akhir Tahun dan Laporan Laba/Rugi, petugas diharuskan meminta atau mengkopi laporan keuangan perusahaan tersebut Petugas Lapangan Pencacahan SKPS 2014 akan dilakukan oleh staf yang ditugaskan oleh BPS Provinsi terpilih. Jika tidak ada staf BPS dapat ditugaskan KSK atau mitra kerja dan dibekali dengan surat tugas. Petugas pengawas SKPS 2014 adalah tenaga teknis BPS provinsi yang berpengalaman mengawasi berbagai aktivitas survei BPS utamanya Kepala Seksi Neraca Konsumsi Penanggung Jawab Penanggung jawab di tingkat pusat adalah Sub Direktorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran BPS RI. Sedangkan penanggung jawab daerah adalah Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik di bawah koordinasi Kepala BPS Provinsi Pengiriman Dokumen Hasil pencacahan SKPS 2014 yang sudah selesai diperiksa, dikirim ke BPS RI c.q. Sub Direktorat Neraca Pemerintah dan Badan Usaha, Direktorat Neraca Pengeluaran. Diharapkan SKPS 2014 dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal dan BPS Provinsi dapat mengatur pengiriman dokumen secara bertahap. 8 S K P S 2014

11 2.7. Pengolahan Data SKPS Pengolahan data untuk Survei SKPS dilakukan di BPS RI dengan petugas pengolah Subdit Neraca Pemerintah dan Badan Usaha. Jika provinsi ingin mengolah Survei SKPS di provinsi dapat dilakukan dengan mandiri, tetapi tetap mengirimkan dokumen dan softcopy hasil pengolahan Survei SKPS sesuai jadwal. S K P S

12 10 S K P S 2014

13 III. KONSEP DEFINISI DAN CARA PENGISIAN DAFTAR ISIAN (KUESIONER) Untuk memudahkan pengisian daftar isian (kuesioner) SKPS 2014 yang terdiri dari enam blok, berikut ini diberikan pedoman pengisiannya. Untuk memperlancar pengecekan dan pemeriksaan tulislah daftar isian ini dengan huruf kapital. BLOK I. PENGENALAN TEMPAT Rincian 1 s/d 5: Isikan nama provinsi, kabupaten/kota, nama perusahaan, alamat lengkap perusahaan dan nomor telepon/ /fax pada tempat yang tersedia. BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Tujuan blok ini adalah untuk mengetahui keterangan umum/karakteristik usaha perusahaan swasta nonfinansial sampel. Rincian 1: Tahun Mulai Beroperasi Secara Komersial Isikan tahun pertama kali perusahaan melakukan operasi kegiatan usaha secara komersial, pada tempat yang tersedia. Rincian 2: Struktur Modal (%) Isikan persentase besarnya modal perusahaan tahun Tulis sesuai status permodalannya apakah modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional atau lainnya, pada tempat yang tersedia. Jumlah struktur modal sama dengan 100%. Modal pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya, adalah besarnya modal atau saham perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah, swasta asing, swasta nasional dan lainnya. Rincian 3: Bentuk Badan Usaha Lingkari salah satu bentuk badan usaha yang tersedia sesuai dengan bentuk badan usaha perusahaan. Bentuk Badan Usaha adalah status yang dimiliki oleh suatu kegiatan ekonomi berdasarkan akte pendiriannya yang dikeluarkan oleh notaris, berupa akte notaris atau berdasarkan suatu keputusan dari pejabat instansi yang berwenang. Bentuk badan usaha tersebut adalah sebagai berikut: S K P S

14 1. Perseroan Terbatas (PT) adalah bentuk badan hukum perusahaan yang didirikan dengan modal yang terbagi dalam saham-saham, dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas pada nilai nominal saham yang dimiliki. Dalam menjalankan kegiatannya pemegang saham ikut serta berperan sesuai dengan besar-kecilnya jumlah saham yang dimiliki, atau berdasarkan perjanjian antar pemegang saham. Bentuk badan hukum ini disahkan oleh notaris. 2. PT Terbuka adalah perseroan terbatas yang menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal (go public). 3. Koperasi adalah perusahaan yang beranggotakan orangseorang atau badan hukum koperasi yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. Bentuk badan hukum koperasi ini dikeluarkan dan disahkan oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. 4. CV/Firma adalah bentuk badan usaha perusahaan perorangan yang modalnya dimiliki oleh beberapa orang dan digunakan untuk menjalankan usaha bersama dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Bentuk badan usaha ini disahkan oleh notaris. 5. Lainnya adalah bentuk badan usaha yang belum termasuk kategori di atas seperti yayasan dan sebagainya. Rincian 4: Lapangan Usaha Dari Kegiatan Utama Lingkari salah satu jenis lapangan usaha yang tersedia sesuai dengan kegiatan utama perusahaan, yaitu bergerak di lapangan usaha/kegiatan Pertanian, Pertambangan & Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik Gas dan Air Bersih, Bangunan, Perdagangan Hotel & Restoran, Pengangkutan & Komunikasi, Persewaan Bangunan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa Swasta sesuai dengan konsep PDRB. Apabila satu perusahaan mempunyai dua kegiatan atau lebih, tentukanlah kegiatan utama perusahaan tersebut sesuai dengan pendapatan usaha yang paling besar nilainya. 12 S K P S 2014

15 Rincian 5: Produk (barang/jasa) Utama Isikan jenis produk perusahaan yang paling tinggi nilainya. Rincian 6: Pendapatan Usaha Isikan pendapatan usaha perusahaan tahun 2012 dan 2013 dalam jutaan rupiah. Pendapatan Usaha adalah penjumlahan dari pendapatan utama dan pendapatan lainnya dari perusahaan. Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi. Jika nilainya ternyata sama, maka yang diperhitungkan adalah volume fisik dan waktu pengerjaan. Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk sekunder yang dihasilkan selain produk utama. Produk Sekunder terdiri dari produk ikutan dan produk sampingan. a. Produk Ikutan adalah barang dan jasa yang dihasilkan bersama dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal. b. Produk Sampingan adalah barang dan jasa yang dihasilkan sejalan dengan produk utama tapi dengan menggunakan teknologi yang berbeda. Rincian 7: Total Harta (Aktiva) Isikan total harta perusahaan tahun 2012 dan 2013 dalam jutaan rupiah. Isian ini direkap dari Total Harta Neraca Akhir Tahun (NAT) Blok III. Total Harta adalah penjumlahan dari seluruh harta perusahaan, yaitu harta lancar dan harta tidak lancar. Harta adalah seluruh harta perusahaan baik berwujud maupun tidak berwujud yang mempunyai nilai uang, dan memberikan manfaat bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki perusahaan dan mempunyai nilai uang. Harta Lancar adalah bagian harta yang dimiliki perusahaan berupa uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah: S K P S

16 kas, piutang, persediaan, surat-surat berharga yang dapat diperjualbelikan, biaya-biaya dibayar dimuka dan harta lainnya. Harta Tidak Lancar terdiri dari harta tetap berwujud, harta tetap tak berwujud dan harta lain-lain. - Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata dan berumur lebih dari satu tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud adalah untuk operasi perusahaan jangka panjang, seperti: tanah, bangunan dan gedung, investasi kantor, kendaraan, mesin dan peralatan pabrik dan sebagainya. - Harta Tetap Tak Berwujud adalah harta yang tidak memiliki substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari satu tahun, seperti: hak paten, goodwill, franchise, lisensi dan lainnya. Rincian 8: Jumlah Tenaga Kerja (orang) Isikan jumlah tenaga kerja perusahaan tahun 2012 dan Jumlah Tenaga Kerja adalah banyaknya tenaga kerja tetap dan tidak tetap yang biasanya bekerja setiap harinya di perusahaan ini. BLOK III. NERACA AKHIR TAHUN (NAT) PERUSAHAAN A. HARTA (AKTIVA) adalah seluruh kepemilikan perusahaan baik berwujud maupun tak berwujud yang mempunyai nilai uang dan memberikan manfaat bagi pemiliknya di masa mendatang. Secara umum dapat dikatakan bahwa harta adalah kekayaan (sumber daya) yang dimiliki oleh perusahaan dan mempunyai nilai uang. Harta terdiri dari Harta lancar dan Harta tidak lancar (Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud dan Harta Lain-Lain). A.1 HARTA LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan berupa uang tunai dan harta lain yang dapat ditukarkan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. Termasuk disini adalah: Kas, Investasi Jangka Pendek, Piutang Jangka Pendek, Wesel Tagih, Persediaan, Biaya Dibayar di Muka, Cadangan Piutang Tak Tertagih dan Harta Lancar lainnya. 14 S K P S 2014

17 1. Kas adalah uang yang ada yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk perusahaan yang relatif besar biasanya kas dipisahkan menjadi kas di perusahaan (cash on hands) dan kas di bank (cash in bank).( ). 1.1 Kas di Perusahaan (cash on hands) adalah uang tunai yang disimpan di kas perusahaan baik dalam bentuk rupiah ataupun mata uang asing (yang telah dikonversikan setara rupiah). 1.2 Kas di Bank (cash in bank) adalah uang tunai yang merupakan saldo rekening giro yang disimpan di bank dalam bentuk rupiah ataupun mata uang asing. 2. Investasi Jangka Pendek adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk deposito berjangka, saham, surat-surat berharga, emas, valuta asing dan lain-lain guna memperoleh pendapatan tambahan secara periodik atau keuntungan atas penjualan kembali harta tersebut. Harta ini dikuasai untuk sementara waktu (kurang dari 1 tahun). Investasi Jangka Pendek terdiri dari Deposito Berjangka, Surat-surat Berharga dan Investasi Jangka Pendek Lainnya (2.1 s/d 2.3). 2.1 Deposito adalah simpanan yang menghasilkan bunga dengan batas waktu tertentu dan dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan atas nama pemilik deposito tersebut. 2.2 Saham adalah saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. 2.3 Investasi Jangka Pendek Lainnya adalah penanaman modal (dalam rupiah atau mata uang asing) yang dilakukan oleh perusahaan di luar deposito dan obligasi (2.3). 3. Piutang Jangka Pendek adalah hak atau tagihan perusahaan kepada perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh tempo (kurang dari 1 tahun). Piutang jangka pendek terdiri dari Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi, Piutang Ragu-Ragu dan Piutang Jangka Pendek Lainnya. S K P S

18 4. Wesel Tagih adalah janji tertulis tanpa syarat pihak lain pada perusahaan untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu. Wesel ini dapat diperjualbelikan. 5. Persediaan adalah yang dimiliki perusahaan yang siap untuk dijual. Persediaan ini meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang dalam perjalanan dan barang hasil produksi yang siap untuk dijual. Serta dikurangi dengan persediaan barang usang ( ) 6. Biaya Dibayar Dimuka adalah biaya-biaya yang belum merupakan kewajiban perusahaan untuk membayar pada periode tersebut. Namun perusahaan sudah membayarnya terlebih dahulu. Biaya dibayar dimuka terdiri dari Biaya Bunga, Premi Asuransi, Sewa, Pajak dan Biaya Lainnya. 7. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu adalah perkiraan penilaian atas piutang yang timbul karena piutang debitor yang diragukan pelunasannya. Perkiraan ini merupakan pengurangan aset (contra assets) atas perkiraan piutang ragu-ragu. 8. Harta Lancar Lainnya adalah aktiva lancar selain yang telah disebutkan. A.2 HARTA TIDAK LANCAR adalah bagian harta yang dimiliki oleh perusahaan yang jangka waktu pemakaiannya lama. Termasuk disini adalah Investasi Jangka Panjang, Harta Tetap Berwujud, Harta Tetap Tak Berwujud, dan Harta Lain-Lain. (A.2.9 s/d A.2.19) 9. Deposito Berjangka: konsep idem R tetapi jangka waktu lebih dari satu tahun. 10. Investasi Jangka Panjang adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham, obligasi, atau surat berharga lainnya dengan tujuan untuk digunakan dalam waktu lebih dari satu tahun. ( ) Investasi Dalam Bentuk Saham adalah penanaman modal yang dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk saham-saham yang dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan, 16 S K P S 2014

19 misalnya untuk ikut serta menjadi pemilik perusahaan yang mengeluarkan saham-saham tersebut Investasi Dalam Bentuk Obligasi adalah penanaman modal yang dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi yang dikeluarkan perusahaan lain. Penanaman modal ini ditujukan misalnya, agar perusahaan mendapat laba yang teratur di masa mendatang Investasi Jangka Panjang Lainnya penanaman modal yang dilakukan perusahaan dalam bentuk surat berharga selain saham & obligasi, misalnya reksadana. 11. Piutang Tidak Lancar adalah hak atau tagihan perusahaan kepada perusahaan lain yang akan dimintakan pembayarannya jika sudah jatuh tempo (lebih dari satu tahun). Piutang jangka panjang terdiri dari Piutang Usaha, Piutang Pegawai, Piutang dari Perusahaan Afiliasi, Piutang dan Piutang Jangka Panjang Lainnya. 12. Harta Tetap Berwujud adalah harta yang memiliki substansi nyata dan berumur lebih dari 1 tahun. Tujuan pemilikan harta tetap berwujud adalah untuk operasi perusahaan dalam jangka panjang. Harta tetap berwujud ini terdiri dari tanah, bangunan, perlengkapan kantor, mesin & peralatan pabrik, kendaraan, sumur kilang minyak/tambang, tanaman menghasilkan dan harta tetap berwujud lainnya (12.1 s/d 12.8) Tanah adalah harta tetap yang umurnya tak terbatas seperti tanah untuk bangunan perusahaan, tanah pertanian dan lainnya. Tanah dinilai berdasarkan nilai perolehan. Untuk harta ini tidak dikenakan penyusutan (non depreciable) Bangunan dan Perlengkapan Kantor adalah harta tetap berupa bangunan dan perlengkapan kantor, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis jika habis pengggunaannya. Kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan Mesin dan Peralatan Pabrik adalah harta tetap berupa mesin dan peralatan pabrik, yang umurnya terbatas dan dapat diganti S K P S

20 dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok aktiva ini dikenakan penyusutan (depreciable). Aktiva ini dinilai atas harga perolehan Kendaraan adalah harta tetap berupa kendaraan, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan Sumur Kilang Minyak/Tambang adalah harta tetap berupa sumur kilang minyak/tambang, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan penyusutan (depreciable). Harta ini dinilai atas harga perolehan Tanaman Menghasilkan/Belum Menghasilkan adalah harta tetap berupa tanaman yang dapat menghasilkan, yang umurnya terbatas dan dapat diganti dengan harta sejenis apabila habis penggunaannya. Untuk kelompok harta ini dikenakan deplesi. Harta ini dinilai atas harga perolehan Harta Tetap Berwujud Lainnya adalah harta tetap berwujud selain kategori harta tetap berwujud yang telah disebutkan. 13. Akumulasi Penyusutan adalah total penyusutan atas harta tetap berwujud yang dinilai dengan metode tertentu. Akumulasi penyusutan merupakan contra assets dari nilai perolehan harta tetap berwujud untuk mendapatkan nilai buku harta tersebut pada periode tertentu. 14. Akumulasi Deplesi adalah total penyusutan yang diakui dan dicatat atas berkurangnya nilai perolehan dari sumber-sumber alam yang dieksploitasi seperti hutan, tanah tambang dan lain-lain. 15. Nilai Buku Harta Tetap Berwujud adalah total harta tetap berwujud dikurangi dengan penyusutan dan deplesi. ( ) 16. Harta Tetap Tidak Berwujud adalah suatu harta yang tidak memiliki substansi nyata yang nilainya timbul karena hak-hak yang diperoleh dari kepemilikan harta tersebut dan dapat digunakan lebih dari 1 18 S K P S 2014

21 tahun. Harta tetap tak berwujud terdiri dari hak paten, biaya praoperasi (riset dan pengembangan) serta instalasi program (set up) Hak Paten adalah hak ekslusif yang diberikan pemerintah kepada pencipta barang dan jasa untuk memproduksi dan memasarkan suatu barang dan jasa tertentu disertai perlindungan hukum dari pemalsuan dan peniruan. Hak Paten terdiri dari Goodwill, Franchise, Lisensi dan Trade Mark. Goodwill adalah suatu kelebihan yang dimiliki oleh suatu perusahaan dibanding perusahaan lain. (seperti: letak perusahaan yang strategis, manajemen perusahaan yang baik, produk unggul yang sudah dikenal masyarakat, dan lainnya). Franchise adalah hak kelola pendistribusian barang atau jasa kepada masyarakat konsumen yang dijual kepada pihak lain dengan standarisasi mutu, misalnya pengelolaan Kentucky Fried Chicken. Lisensi adalah izin khusus dari pribadi atau perusahaan kepada pribadi atau perusahaan lain, misalnya hak menerbitkan, hak memperdagangkan barang dan jasa dan lainlain. Trade Mark adalah hak menggunakan suatu tanda pengenal atau simbol dari suatu barang yang diusahakan dan disahkan oleh pemerintah serta dilindungi terhadap kemungkinan ditiru atau dipalsukan Biaya Praoperasi adalah biaya-biaya yang terjadi sebelum dimulainya kegiatan usaha komersial perusahaan. Yang termasuk ke dalam kelompok biaya ini, antara lain: biaya riset dan pengembangan, dan biaya ditangguhkan lainnya. Biaya praoperasi dikapitalisasi dan diamortisasi dalam jangka waktu dan metode tertentu. Biaya Riset dan Pengembangan adalah biaya yang dikeluarkan untuk riset, percobaan, analisa, penyajian serta berbagai kegiatan yang bertujuan meningkatkan segala aspek operasi perusahaan. S K P S

22 Biaya Ditangguhkan adalah pengeluaran yang belum merupakan biaya dalam tahun buku yang sedang berjalan, tetapi masih tercatat sebagai harta. 17. Akumulasi Amortisasi adalah total penyusutan atas harta tetap tak berwujud sesuai nilai perolehan. Akumulasi ini merupakan contra assets dari nilai perolehan harta tersebut pada periode tertentu. 18. Nilai Buku Harta Tetap Tidak Berwujud adalah nilai harta tetap tidak berwujud dikurangi dengan nilai amortisasi. 19. Harta Tidak lancar Lainnya adalah harta lain-lain yang tidak digolongkan ke dalam kelompok harta perusahaan yang telah disebutkan sebelumnya. Harta lain-lain terdiri dari Pinjaman Karyawan, Hak Sewa Jangka Panjang, Uang Jaminan dan Lainnya (17.1 s/d 17.4) Pinjaman Karyawan adalah perusahaan meminjamkan sejumlah hartanya kepada karyawannya, sehingga menjadi bagian harta bagi perusahaan tersebut Hak Sewa Jangka Panjang adalah hak sewa atas penggunaan tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin atau barang bergerak lainnya untuk suatu periode jangka panjang Uang Jaminan adalah perusahaan mempercayakan atau menyimpankan sejumlah uang kepada pihak lain untuk keamanan uang tersebut Lainnya adalah harta jangka panjang selain kategori harta lain-lain yang telah disebutkan (misalnya: aktiva pajak tangguhan). B. KEWAJIBAN DAN MODAL terdiri dari Kewajiban dan Modal. (B1 + B2). B.1 KEWAJIBAN adalah kewajiban atau hutang perusahaan untuk melunasi suatu jumlah hutang atau melaksanakan suatu kewajiban kepada pihak lain jika telah jatuh tempo. Kewajiban terdiri dari Kewajiban Lancar (jangka pendek) dan Kewajiban Jangka Panjang (B B.1.2). 20 S K P S 2014

23 B.1.1 Kewajiban Lancar adalah hutang jangka pendek yang diperkirakan harus dilunasi kurang dari 1 tahun. Kewajiban Lancar terdiri dari bermacammacam hutang dan Kewajiban Lancar Lainnya (1 s/d 7). 1. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari 1 tahun. 2. Hutang Bank/Kredit Modal Kerja adalah pinjaman untuk modal kerja perusahaan (baik dalam rupiah atau valuta asing) yang diperoleh dari bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut, biasanya mempunyai jangka waktu kurang dari 1 tahun. 3. Hutang Pajak adalah beban yang dikenakan atas penghasilan, kekayaan, transaksi/sumber-sumber lainnya dari perusahaan untuk dibayarkan kepada pemerintah. 4. Hutang yang Masih Harus Dibayar adalah hutang yang masih harus dibayarkan perusahaan kepada pihak lain untuk kepentingan perusahaan. Hutang-hutang ini terdiri dari hutang sewa dan hutang bunga. 5. Uang Muka dari Langganan adalah sejumlah uang dari pihak lain (pemesan) yang dititipkan kepada perusahaan. Dalam hal ini perusahaan melakukan penyelesaian order dari pihak lain tersebut dengan memperhitungkan termin yang diajukan. 6. Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Kurang dari 1 Tahun adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun) namun pembayaran pinjaman tersebut harus dilakukan secara berangsur sesuai dengan tanggal pembayaran (dalam satu tahun). 7. Kewajiban Lancar Lainnya adalah selain kategori kewajiban lancar yang telah disebutkan. B.1.2 Kewajiban Jangka Panjang adalah kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain yang jangka waktu pelunasannya lebih dari satu tahun (8 s/d 12). S K P S

24 8. Hutang Usaha adalah hutang perusahaan (berupa rupiah atau valuta asing) kepada pihak lain karena perusahaan membeli barang atau jasa secara kredit yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. 9. Hutang Bank/Kredit Investasi adalah pinjaman yang diperoleh pihak perusahaan dari bank berdasarkan permohonan perusahaan tersebut. Pinjaman bank dalam kategori ini biasanya mempunyai jangka lebih dari satu tahun dan digunakan untuk kredit investasi perusahaan. Rincian ini terdiri dari nilai hutang jangka panjang setelah dikurangi pokok cicilan hutang yang sudah dibayar atau jatuh tempo dalam waktu satu tahun pada periode yang sama. 10. Hutang Sewa Guna Usaha adalah beban sewa atas penggunaan tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan dan kendaraan yang dikuasai dan digunakan berdasarkan kontrak dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. 11. Hutang Pajak Tangguhan adalah konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak kewajiban. 12. Setoran Jaminan adalah uang jaminan yang diterima dari pihak lain oleh perusahaan dengan ketentuan sesuai perjanjian yang telah disepakati kegunaannya untuk menjamin keamanan/kelancaran transaksi dari barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. 13. Kewajiban Jangka Panjang Lainnya adalah selain kategori kewajiban jangka panjang yang telah disebutkan sebelumnya. B.2 MODAL adalah sumber dana peusahaan baik yang berasal dari pemilik maupun kreditor. Sumber dana ini digunakan untuk membeli harta-harta yang digunakan dalam operasi perusahaan. Dengan demikian baik pemilik maupun kreditor berhak atas kekayaan perusahaan. 14. Modal Saham Ditempatkan dan Disetor adalah sebagian dari modal dasar yang telah ditentukan kepemilikannya di dalam akta 22 S K P S 2014

25 pendirian atau perubahannya sebagai pemegang saham dan telah disetorkan oleh para pemegang sahamnya tersebut. 15. Tambahan Modal Disetor merupakan tambahan penyertaan modal yang diterima oleh perusahaan. 16. Saldo Laba/Rugi yang Ditahan mencakup Saldo Laba/Rugi yang dicadangkan dan yang belum dicadangkan Saldo Laba/Rugi yang Dicadangkan adalah sebagian atau keseluruhan laba/rugi yang tidak dibagikan kepada pemilik (stockholders) maupun pemegang (shareholders) saham perusahaan dalam bentuk dividen. Jumlah laba/rugi dicadangkan ini digunakan oleh perusahaan untuk memperbesar modal dan pengembangan usaha Saldo Laba/Rugi yang Belum Dicadangkan adalah saldo laba/rugi neto yang belum ditentukan penggunaannya. 17. Modal Lain-lain yaitu modal yang tidak tercakup dalam item sebelumnya. BLOK IV. LAPORAN LABA/RUGI PERUSAHAAN 1. Pendapatan Utama merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk utama dengan kriteria nilai yang paling tinggi atau volume fisik maupun waktu pengerjaannya yang paling besar. 2. Pendapatan Lainnya merupakan pendapatan dari hasil penjualan produk sekunder (produk ikutan + produk sampingan) yang dihasilkan selain produk utama. Produk Ikutan adalah barang & jasa yang dihasilkan bersama dengan produk utama atas penggunaan teknologi tunggal. Produk Sampingan adalah barang & jasa yang dihasilkan sejalan dengan produk utama tapi menggunakan teknologi yang berbeda. 3. Pendapatan Usaha merupakan penjumlahan pendapatan utama dan pendapatan lainnya (1+2). 4. Biaya Pokok Penjualan (cost of goods sold/cost of sales) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dan mempersiapkan barang sampai siap dijual yaitu penjumlahan biaya pokok produksi, S K P S

26 persediaan awal barang jadi dan pembelian barang jadi dikurangi dengan persediaan akhir barang jadi dan pemakaian sendiri. ( ). 4.1 Biaya Pokok Produksi adalah penjumlahan biaya produksi, dan persediaan awal barang dalam proses dikurangi dengan persediaan akhir barang dalam proses (4.1.a b c). 4.1.a Biaya Produksi bagi perusahaan yang bergerak di lapangan usaha industri pengolahan adalah penjumlahan Pemakaian Bahan Baku dan Penolong, Upah dan Gaji Tenaga Kerja Produksi dan Biaya Pabrikasi (Overhead Cost) (4.1.a.1 s/d 4.1.a.3). Biaya Pabrikasi terdiri dari biaya-biaya produksi langsung, seperti penyusutan alat-alat produksi, biaya listrik dan air untuk produksi, biaya pemeliharaan alat-alat produksi dan biaya produksi lainnya (4.1.a.3.1 s/d 4.1.a.3.4). Bagi perusahaan yang bergerak di lapangan usaha perdagangan, biaya produksi ini meliputi harga beli barang dagangan ditambah biaya lain seperti biaya transportasi dan penyimpanan. 4.1.b Persediaan Awal Barang dalam Proses adalah jumlah barang dalam proses yang ada di perusahaan pada awal periode pencatatan. 4.1.c Persediaan Akhir Barang dalam Proses adalah jumlah barang dalam proses yang ada di perusahaan pada akhir periode pencatatan. 4.2 Persediaan Awal Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan pada awal periode pencatatan. 4.3 Pembelian Barang Jadi adalah jumlah pembelian barang jadi dari pihak lain oleh perusahaan pada periode pencatatan. 4.4 Persediaan Akhir Barang Jadi adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan pada akhir periode pencatatan. 4.5 Pemakaian Sendiri adalah jumlah barang jadi yang ada di perusahaan yang digunakan untuk konsumsi perusahaan itu sendiri. 5. Laba/Rugi Bruto Usaha merupakan pengurangan pendapatan usaha dengan biaya pokok penjualan (3-4). 24 S K P S 2014

27 6. Biaya Administrasi dan Penjualan merupakan penjumlahan biaya administrasi umum dan biaya penjualan (6.1 s/d 6.15). Biaya Administrasi dan Umum adalah biaya yang bersifat umum dalam perusahaan, misalnya upah dan gaji tenaga kerja tak langsung, biaya listrik, air & telepon, pemeliharaan, asuransi, iuran, sumbangan dan lain-lain. Biaya Penjualan adalah semua biaya yang terjadi dalam hubungan dengan menjual dan memasarkan barang dan jasa seperti biaya promosi dan iklan, VAT (PPN) dan pajak penjualan (PPn) serta diskon dan lain-lain. 7. Laba/Rugi Neto Usaha merupakan pengurangan Laba/Rugi Bruto Usaha dengan Biaya Usaha (5-6). 8. Selisih Pendapatan dengan Biaya di Luar Usaha adalah pendapatan di luar usaha dikurangi dengan biaya di luar usaha ( ). 8.1 Pendapatan di Luar Usaha adalah pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan. Termasuk dalam kelompok pendapatan ini antara lain: jasa giro, laba selisih kurs, keuntungan penjualan harta, pendapatan sewa dan lain-lain (8.1.a s/d 8.1.j). 8.2 Biaya di Luar Usaha adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan kegiatan utama perusahaan (8.2.a s/d 8.2.g). 9. Laba (Rugi) Sebelum Pajak yaitu penjumlahan Laba/Rugi neto usaha & selisih pendapatan dan biaya di luar usaha (7+8). 10. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh perusahaan. 11. Laba/Rugi Setelah Pajak merupakan pengurangan Laba/Rugi Sebelum Pajak dengan Pajak Penghasilan (9-10). 12. Pembayaran Dividen adalah bagian laba yang diterima oleh pemilik/pemegang saham perusahaan. Bagian ini berasal dari keuntungan yang diperoleh perusahaan selama menjalankan kegiatannya dalam satu periode. 13. Cadangan adalah bagian laba yang digunakan sebagai cadangan perusahaan. 14. Tambahan Modal adalah bagian laba yang digunakan sebagai tambahan modal perusahaan. S K P S

28 15. Saldo Laba/Rugi Tahun Lalu bagian laba/rugi tahun lalu yang belum digunakan oleh perusahaan. 16. Laba Ditahan adalah Laba/Rugi bersih dikurangi pembayaran dividen ditambah sisa Laba/Rugi tahun lalu ( ). BLOK V. CATATAN Tuliskan hal-hal yang penting yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan. BLOK VI. KETERANGAN PETUGAS DAN RESPONDEN Tujuan blok ini adalah selain untuk mengetahui siapa yang bertanggung jawab dalam pengisian daftar isian (kuesioner) ini dan kapan dilakukan pencacahan serta pemeriksaan, juga untuk melihat keabsahan pencacahan. Isikan nama, tanggal pencacahan/pemeriksaan/pengawasan serta tanda tangan pencacah dan pemeriksa/pengawas. Responden juga diminta untuk membubuhkan tanda tangan dan cap perusahaan (jika ada) pada tempat yang tersedia. 26 S K P S 2014

29 Diagram Alur Pelaksanaan dan Tujuan SKPS Sampel Perusahaan S K P S Sampel Propinsi Perusahaan (Korporasi) Swasta B erbadan Hukum No n Koperasi Perusahaan (Korporasi) Swasta B erbadan Hukum Ko perasi Neraca Akhir Tahun Laporan Laba/ Rugi Neraca Akhir Tahun Laporan Laba/ Rugi Neraca Arus Dana Sektor Swasta N on Finansial dan Ko perasi Neraca Pokok Ko rpo rasi Swasta No n Finansia l dan Ko perasi Laporan Akhir S K P S

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang System of National Accounts (SNA) 2008 yang diterbitkan oleh United Nations (PBB) menyebutkan bahwa unit institusi domestik (residen) sebagai pelaku aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013 R A H A S I A SKPS 2013 SURVEI KHUSUS PERUSAHAAN SWASTA NON-FINANSIAL TAHUN 2013 I. Survei ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang: 1. Karakteristik korporasi/perusahaan swasta non finansial,

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

BAB II AKUN DAN KODE AKUN

BAB II AKUN DAN KODE AKUN 7 BAB II AKUN DAN KODE AKUN 2.A. Pengertian Akun/Perkiraan. 2.B. Akun. 2.C. Laporan Keuangan dan unsur-unsurnya. A. PENGERTIAN AKUN/ PERKIRAAN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi

Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi Kompetensi Dasar 5.2 Menafsirkan persamaan akuntansi 1. Pengertian dan klasifikasi akun (rekening). Akun merupakan suatu formulir yang digunakan untuk mencatat pengaruh perubahan nilai (penambahan atau

Lebih terperinci

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Jenis Arus dana Pembangunan Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Neraca Arus Dana (NAD) adalah sistem data finansial yang secara lengkap menggambarkan penggunaan tabungan dan sumber dana lainnya untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f, NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d, NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Koperasi Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY

ASSETS = LIABILITIES + EQUITY PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI (ACCOUNTING EQUATION ) Bentuk Persamaan Dasar Akuntansi Setiap perusahaan pasti memiliki harta (aktiva/asset), yang terdiri dari harta bergerak dan tidak bergerak, harta berwujud

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$)

DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL TAHUN PAJAK 2 0 NPWP : NAMA WAJIB PAJAK : BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) 2 0 DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1B KELOMPOK / JENIS HARTA BULAN / TAHUN PEROLEHAN HARGA PEROLEHAN (US$) NILAI SISA BUKU FISKAL AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI KOMERSIAL METODE HARTA BERWUJUD

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pembiayaan dan

Lebih terperinci

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya

Deposito Berjangka. Cadangan Piutang Ragu-ragu. Piutang Lain-lain - Penjualan Aktiva Tetap. Piutang Lain-lain - Lainnya Kelompok 2 (29C): 1. Agatha Nike Primarini Widhi M 2. Fitria Melynsyah Yusuf 3. Intanika Wahyu Hidayati 4. Lestari Suci Karyani Tugas Sistem Informasi Akuntansi Contoh Coding pada PT. Industri Krupuk Renyah

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN 8A-1 PERUSAHAAN INDUSTRI LAMPIRAN KHUSUS 8A-1 MANUFAKTUR 1. KAS DAN SETARA KAS 1. HUTANG USAHA PIHAK KETIGA 2. INVESTASI SEMENTARA 2. 3. PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA 3. HUTANG BUNGA PIUTANG USAHA PIHAK YANG

Lebih terperinci

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI

ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI P.T. PEMBANGUNAN JAYA ANCOL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2004 DAN 2003 AKTIVA 2004 2003 (Disajikan Rental' - Catatan 38) AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 161.020.965.269 41.211.323.789

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 REPUBLIK INDONESIA SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 KUESIONER KHUSUS PERUSAHAAN PEMBIAYAAN Tujuan: Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai peranan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI A. Penggolongan Akun / Perkiraan Pengertian Akun / rekening (account) adalah tempat untuk mencatat perubahan setiap laporan yang setiap saat dapat menunjukkan saldo pos tersebut.

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil

ekonomi Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN a. Akun Riil ekonomi KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 04 Sesi PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI A. AKUN Persamaan akuntansi merupakan hal yang paling mendasar dari struktur akuntansi karena pencatatan transaksi hingga berbentuk

Lebih terperinci

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN

MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN MODUL 3 DASAR DASAR PROSEDUR PEMBUKUAN Tujuan pembelajaran. Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mampu untuk: 1. Menyebutkan nama nama rekening yang sering dipergunakan dan hal hal yang dicatat dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1 PT. Matahari Putra Prima Tbk dan Entitas Anak Laporan Arus Kas Konsolidasian Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2011,2012,2013 (Disajikan dalam jutaan rupiah Indonesia) 2011

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 REPUBLIK INDONESIA SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 KUESIONER KHUSUS PERUSAHAAN DANA PENSIUN PEMBERI KERJA Tujuan: Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA)

BALANCE SHEET. (laporan Posisi Keuangan NERACA) BALANCE SHEET (laporan Posisi Keuangan NERACA) Laporan Keuangan yang menyajikan ASET, KEWAJIBAN DAN MODAL. Aktiva/Aset : Sumber2 eokonomi yang duharapkan memberi manfaat di masa mendatang yang cukup pasti,

Lebih terperinci

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007

P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

L2

L2 L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,23 119.658.017.889 126.580.527.261 Deposito berjangka 2a,4 2.424.600.790 2.904.735.723 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013

SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 REPUBLIK INDONESIA SURVEI KHUSUS DANA PENSIUN DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN (SKDPP) TAHUN 2013 KUESIONER KHUSUS PERUSAHAAN DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN Tujuan: Survei ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan atas laporan keuangan PT Sari Husada Tbk dengan menggunakan analisis rasio, analisis horizontal dan vertikal. Analisis horizontal dan vertikal

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

LAMPIRAN KHUSUS SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN DAFTAR PENYUSUTAN DAN AMORTISASI FISKAL 1A BULAN / HARGA NILAI SISA BUKU FISKAL METODE PENYUSUTAN / AMORTISASI KELOMPOK / JENIS HARTA TAHUN PEROLEHAN AWAL TAHUN PENYUSUTAN / AMORTISASI FISKAL TAHUN INI

Lebih terperinci

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

PT BANK MUTIARA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain) LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 A S E T Catatan 31 Maret 2012 31 Desember 2011 Kas 3.c, 3.e, 3.f, 4, 44 198,875 140,997 Giro pada Bank Indonesia 3.c, 3.e, 3.g,5, 44 949,568

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR YAYASAN PERGURUAN ISLAM REPUBLIK INDONESIA SMK PIRI 3 YOGYAKARTA KELOMPOK BISNIS DAN MANAJEMEN Proram Keahlian : Akuntansi, Administrasi Perkantoran dan Multimedia Alamat : Jl. MT Haryono 23, Pugeran,

Lebih terperinci

Contoh laporan keuangan koperasi

Contoh laporan keuangan koperasi Contoh laporan keuangan koperasi Koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya atas dasar prinsip koperasi dan kaidah ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu, dengan skripsi yang disusun oleh Sari (2007) pada PG Kebon Agung Malang. Kesimpulan yang didapat dari penelitian

Lebih terperinci

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2 I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 94 TAHUN 2010 TENTANG PENGHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DAN PELUNASAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Semester II 2015 Semester I 2015 Surat Berharga Negara 20.056.075.000 5.058.305.000 Tabungan 4.684.964.144 5.714.635.010 Deposito on call 0 0 Deposito

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa pembangunan nasional Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA Pengertian Tujuan Fungsi Pencatatan Jurnal Penyesuain Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun)

Lebih terperinci

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang E1 2 Penjualan PL1 96,000,000 PPN Keluaran M2 9,600,000 Piutang dagang E1

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka

Lebih terperinci

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan

PT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN

BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN BAB IX. AKUNTANSI PENGERTIAN Akuntansi adalah pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi bisnis, serta penginterprestasian informasi yang telah disusun. Banyak perusahaan menggunakan catatan-catatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 27. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN III.1 Sejarah Perusahaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. ( Perusahaan ) didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo,

Lebih terperinci

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran III PENJELASAN SETIAP PERKIRAAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN I. NERACA Neraca adalah laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada saat tertentu dan terdiri dari kekayaan (aktiva) yang

Lebih terperinci

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya Beberapa istilah anggaran kas Anggaran Kas disebut juga sebagai: o Anggaran Perubahan Kas o Anggaran Penggunaaan

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasanya dunia usaha karena akutansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelenggarakannya dan pihak

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Desember 2012 dan 2011, serta 1 Januari 2011/31 Desember 2010 serta 1 Januari 2010/31 Dese 2009 1 Januari 2011 / Catatan 2012 2011 *) 31 Desember 2010 *) ASET

Lebih terperinci

PT ASTRA GRAPHIA Tbk

PT ASTRA GRAPHIA Tbk N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu

Lebih terperinci

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Kriteria Aset Tetap 2.1.1 Pengertian Aset Tetap Setiap perusahaan apapun jenis usahanya pasti memiliki kekayaan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010 LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci