PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS ION LOGAM TEMBAGA(II) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS ION LOGAM TEMBAGA(II) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING"

Transkripsi

1 PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS ION LOGAM TEMBAGA(II) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING THE MAKING OF ELECTRODES CARBON PASTE BENTONIT MODIFIED FOR ION METAL COPPER(II) ANALYSIS WITH CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING M. Rochman Wachid 1, Pirim Setiarso 2 Departement of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural sciences State University of Surabaya 1)2) Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp * Corresponding author, rochmanwachid3791@gmail.com, pirim_setiarso@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan komposisi elektroda dan mengetahui ph optimum yang akan digunakan dalam pengukuran kadar ion logam tembaga (II) secara cyclic voltammetry stripping. Komposisi elektroda pasta karbon yang dibuat dari paraffin : karbon : bentonit masing-masing adalah 4:1:5, 4:2:4, 4:3:3, dan 4:4:2. ph yang digunakan adalah larutan buffer sitrat dengan ph 3, 4, 5 dan 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan komposisi elektroda 4:2:4 merupakan elektroda terbaik ditunjukkan dengan regresi linier 0, Hasil pengukuran menggunakan buffer sitrat menunjukkan bahwa ph optimum pada pengukuran adalah ph 6 yang ditunjukkan dengan nilai regresi linier sebesar 0, Dari elektroda dengan komposisi terbaik dan ph optimum maka dilakukan pengukuran larutan tembaga (II) dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm yang menghasilkan puncak arus masingmasing konsentasi sebesar 1, A; 1, A; 1, A; 1, A; dan 1, A. Dari perhitungan persentase recovery data dari larutan tembaga (II) konsentrasi 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm didapatkan hasil 96,23 % yang menunjukkan bahwa elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit dapat digunakan unruk analisis logam tembaga (II) secara cyclic voltammetry stripping. Kata kunci : Pasta karbon, Bentonit, Tembaga, Cyclic voltammetry stripping. Abstract: This study aims to determine the composition ratio and determine the optimum ph electrode to be used in measuring the levels of metal ions copper (II) in cyclic voltammetry stripping. The composition of carbon paste electrodes are made of paraffin: carbon: bentonite, respectively, are 4: 1: 5, 4: 2: 4, 4: 3: 3, and 4: 4: 2. ph used was citrate buffer solution with a ph of 3, 4, 5 and 6 The results showed that the composition of the electrode 4: 2: 4 is the best electrode indicated by linear regression The measurement results show that using citrate buffer ph optimum at ph 6 measurement is indicated by the linear regression value of Of the electrode with the best composition and the optimum ph was measured solution of copper (II) with a concentration of 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm and 25 ppm which resulted in peak concentrations of each flow for 1, A; 1, A; 1, A; 1, A; and 1, A. From the calculation of the percentage recovery of data from a solution of copper (II) concentration of 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm and 96.23% obtained results which indicate that the carbon paste electrode modified bentonite can be used unruk analysis of copper (II) in cyclic voltammetry stripping. Keyword: Carbon paste, Bentonite, Copper, Cyclic voltammetry stripping B - 32

2 PENDAHULUAN Dewasa ini pencemaran air banyak terjadi dilingkungan sekitar kita. Pencemaran air itu sendiri merupakan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit bagi kehidupan makhluk hidup. Kuaitas limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam limbah. Kandungan pencemar dalam limbah terdiri dari berbagai parameter. Semakin sedikit parameter dan semakin kecil konsentrasu, menunjukkan peluang pencemar terhadap lingkungan semakin kecil [1]. Salah satu kandungan limbah yang sangat berbahaya adalah tembaga. Tembaga merupakan salah satu unsur logam yang banyak ditemukan dialam dalam bentuk logam bebas atau persenyawaan. Tembaga bersifat racun bagi makhluk hidup. Toksisitas tembaga baru akan bekerja apabila logam ini masuk kedalam tubuh organisme dalam jumlah yang besar. Kebutuhan manusia terhadap logam tembaga 30 µg setiap kilogram berat badan untuk orang dewasa, 40 µg setiap kilogram berat anak, sedangkan bayi membutuhkan 80 µg setiap kilogram berat badan [2]. Apabila tembaga melampaui jumlah yang dibutuhkan maka tembaga akan tertibun di dalam organ tubuh seperti hati, ginjal, dan otak sehingga menimbulkan kerusakan hati, sistem syaraf pusat pada otak pada wanita terjadi anerorea primer dan abostus [3]. Salah satu metode yang paling populer digunakan untuk analisis kadar logam berat adalah metode voltametri. Metode ini memiliki berbagai kelebihan dibandingkan metode lainnya diantaranya memiliki selektivitas yang baik, waktu analisis yang singkat, dan biaya operasional yang murah. Salah satu metode voltametri yang sering digunakan adalah cyclic voltammetry stripping. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk mengukur logam perunut dalam konsentrasi yang rendah Stripping Voltammetry merupakan salah satu metode yang banyak digunakan dalam analisis logam. Stripping Voltammetry memiliki dua tahapan penting dalam proses analisis, yakni deposisi atau pengumpulan spesi kimia secara elektrolitik dipermukaan elektroda sehingga terbentuk amalgam, dan pelucutan potensial elektroda sehingga terjadi pelucutan elektroda dari amalgam dipermukaan elektroda kembali ke dalam larutan. Dalam sistem voltametri terdapat tiga elektroda yang digunakan diantaranya adalah elektroda kerja, elektroda pembantu dan elektroda pembanding. Elektroda kerja yang sering digunakan dalam voltametri adalah elektroda pasta karbon, elektroda ini banyak dipilih sebagai pengganti raksa dan merupakan elektroda murah yang permukaannya dapat diperbaharui. Bentonit merupakan istilah pada lempung yang mengandung montmorillonit dalam dunia perdagangan dan termasuk kelompok dioktohedral. Bentonit banyak dimanfaatkan sebagai agen penernih (bleacing agent) dikarenakan kemampuan bentonit dalam menyerap campuran organik (pestisida), zat warna dan ion logam berat yang cukup baik [4]. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi elektroda pasta karbon dengan menggunakan bentonit untuk analsis ion logam tembaga (II) secara cyclic voltammetry stripping. Pemilihan bentonit sebagai modifier dalam pembuatan elektroda dikarenakan keberadaan bentonit yang cukup melimpah di alam, dan adanya sisi aktif (active site) yang terdapat dalam bentonit yang menyebabkan bentonit memiliki sifat absorben yang baik. bentonit mempunyai struktur kristal berlapis dan berpori yang mempunyai kemampuan mengembang (swellability) dan ruang antar lapis (interlayer) yang dapat mengikat ion-ion atau molekul terhidrat dengan ukuran tertentu dan dapat bertindak sebagai ligan pengompleks, atau dapat bertindak sebagai adsorben yang memungkinkan untuk dapat mengikat atau menjerat logam tembaga (II) yang tergolong logam berat. METODE PENELITIAN Alat Instrument voltametri, ph meter, timbangan analit, cawan crush, oven, kaca arloji, kawat Cu, badan elektroda, gelas ukur, B - 33

3 gelas kimia, spatula, penjepit buaya, labu ukur, amplas dan kain bludru. Bahan Parafin, serbuk karbon, bentonit, larutan HNO 3 65% (E. Merck), padatan Cu(NO 3 ) 2.3H 2 O (E. Merck), natrium sitrat, padatan asam sitrat, Padatan KCl (E. Merck), kabel kawat tembaga, dan Aquades. PROSEDUR PENELITIAN Tahap Pembuatan Larutan Asam nitrat 1 M dibuat dengan mengambil HNO 3 65% sebanyak 35,72 ml dan memasukkannya ke dalam labu ukur 500 ml kemudian mengencerkannya dengan akuades sampai batas. Tahap Pembuatan Larutan Standar Cu Larutan induk Cu(II) dibuat dengan melarutkan garam nitratnya (Cu(NO 3 ) 2.3H 2 O) sebanyak 0,380 gram dalam larutan asam nitrat 1 M hingga volume larutan menjadi 100 ml. Dari larutan induk 1000 ppm dijadikan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm. Tahap Aktivasi Bentonit 25 gram Bentonit didispersikan dalam 150 ml larutan asam sulfat 1,5 M. Diaduk dengan pengaduk magnit selama 6 jam. Selanjutnya didiamkan selama 24 jam. Disaring dengan penyaring vakum kemudian dicuci dengan aquades panas sampai terbebas dari ion sulfat. Kemudian bentonit teraktivasi asam kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C. Setelah kering digerus sampai halus dan diayak menggunakan ayakan ukuran 100 mesh [5]. Tahap Pembuatan larutan buffer sitrat Larutan A: 0,1 M larutan as sitrat (2,1 g dalam 100 ml) Larutan B : 0,1 M larutan Na sitrat(2,94 g C 6 H 5 O 7 Na 3. 2H 2 O dalam 100 ml) [6]. Tabel 1. Komposisi Larutan Buffer Sitrat ph Larutan A (ml) Larutan B (ml) 3 46,5 3, ,5 29,5 6 9,5 41,5 Tahap Pembuatan EPK Termodifikasi Bentonit Parafin, karbon, dan bentonit teraktivasi dengan perbandingan persentase berat masingmasing sebesar 4:1:5; 4:2:4; 4:3:3; dan 4:4:2 dalam kaca arloji. Campuran tersebut diaduk hingga homogen. Selanjutnya dimasukkan ke badan elektroda secara manual dengan spatula sambil ditekan ± 2 mm. Menancapkan kawat Cu sampai kuat dan menggosok permukaan elektroda sampai halus, rata, dan mengkilap. Tahap Pembuatan Larutan Elektrolit KCl 0,05 M Sebanyak 0,745 gram KCl dalam labu ukur 100 ml menghasilkan larutan KCl 0,1 M. Kemudian 50 ml larutan KCl 0,1 M dalam labu ukur 100 ml menghasilkan larutan KCl 0,05 M. Tahap Penentuan Komposisi EPK Bentonit Terbaik Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit (parafin : karbon : bentonit = 4:1:5; 4:2:4; 4:3:3; dan 4:4:2.) dimasukkan ke dalam sel voltametri yang berisi 20 ml larutan sampel dengan larutan KCl dengan konsentrasi kali lebih besar dari konsentrasi sampel dengan ditambahkan 5 ml larutan buffer sitrat ph 6. Kemudian dilakukan pengukuran arus pada potensial -1 V sampai 1 V. Hasil voltamogram dibandingkan untuk memperoleh komposisi elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit yang terbaik. Tahap Penentuan Kondisi ph Optimum Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit dengan variasi komposisi terbaik dimasukkan ke dalam sel voltametri yang berisi 10 ml larutan sampel dengan ditambahkan larutan KCl dengan konsentrasi kali lebih besar dari konsentrasi sampel dan dengan ditambahkan 4 ml larutan buffer sitrat dengan variasi ph 3, 4, 5, dan 6. Kemudian dilakukan pengukuran arus pada potensial -1 V sampai 1 V. Hasil voltamogram dibandingkan untuk mendapatkan kondisi ph optimum. B - 34

4 Tahap pengukuran standar Cu(II) Elektroda pasta karbon dengan komposisi terbaik dimasukkan ke dalam sel voltameri yang berisi 20 ml larutan sampel kemudian di tambah dengan 5 ml buffer sitrat ph optimum dan KCl dengan konsentrasi kali lebih besaar dari larutan sampel. Kemudian dilakukan pengukuran arus pada potensial -1 V sampai 1 V. Hasil voltamogram kemudian diuat regresi linier. PENGOLAHAN DATA Data hasil penelitian akan dianalisis secara kualitatif (reaksi yang terjadi) dan kuantitatif (jumlah bahan yang bereaksi). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dibahas meliputi, aktivasi bentonit, pembuatan EPK Bentonit, penentuaan elektroda terbaik, penentuan ph optimum dan pengukuran standar sampel tembaga (II). Aktivasi Bentonit Sebelum digunakan sebagai modifier dalam pembuatan elektroda pasta karbon, bentonit diaktivasi terlebih dahulu. Tujuan dati aktivasi ini adalah untuk meningkatkan luas permukaan bentonit dan membuang senyawasenyawa pengotor (senyawa organik) yang masih terikat pada struktur kristal bentonit. Jenis aktivasi yang digunakan adalah aktivasi dengan penambahan asam, yakni dengan menggunakan H 2 SO 4 1,5 M. Fungsi dari penambahan asam sulfat itu sendiri adalah untuk menukarkan kation Ca + atau Na + menjadi ion H +. dilanjutkan dengan pemanasan pada suhu 80 o C selama 6 jam. Selanjutnya bentonit dipisahkan dari pelarut asam dengan cara didekantasi dan disiram dengan aquades hangat sampai ph netral. Tujuan dari pencucian dengan mengunakan aquades adalah untuk melepaskan ion Al, Fe, dan Mg serta pengotor-pengotor lainnya pada kisi-kisi struktur. Setelah bentonit dikativasi, bentonit dikeringkan dalam oven pada suhu 100 o C selama 3 hari dan diayak dengan ukuran 100 mesh. Tujuan pengeringan ini untuk menghilangkan kadar air yang masih terikat dalam bentonit baik sebelum aktivasi ataupun setelah aktivasi. Selanjutnya dilakukan uji menggunakan instrument FT-IR dengan panjang gelombang cm -1. Berikut merupakan hasil spektra bentonit sebelum aktivasi dan setelah aktivasi: % T cm -1 Gambar 1. Spektra Bentonit Non-aktivasi Aktivasi Dari spektra IR bentonit non-aktivasi dan bentonit teraktivasi asam sulfat didapatkan interpretasu spektra sebagai berikut: Tabel 2. Interpretasi Spektra Bentonit Nonaktivasi dan Bentonit Teraktivas Gugus Fungsional Vibrasi Ikatan - H Montmorillonit Renggangan O H Renggangan asimetris Si O Si Montmorillonit dan vibrasi tekuk Al O Al Renggangan C H Karakteristik SiO 2 Panjang Gelombang (cm -1 ) Non-aktivasi Aktivasi 3439, ,1 1645, , , ,4 924,95 912,11 786, ,18 921,23-790,75 B - 35

5 Terlihat dari tabel diatas menunjukkan adanya perbedaan puncak gugus fungsional antara bentonit non-aktivasi dan bentonit yang telah terkativasi menggunakan asam sulfat. Hal ini terlihat jelas pada spektra bentonit nonaktivasi pada panjang gelombang 912,11 cm -1 yang merupakan gugus fungsi dari renggangan C H sedangkan pada bentonit yang telah teraktivasi tidak menunjukkan adanya puncak yang muncul pada renggang panjang gelombang cm -1 dimana pada rentang tersebut merupakan daerah renggangan yang berasal dari senyawa organik. Hal ini disebabkan karena hilangnya pengotor senyawa organik yang disebabkan oleh proses pemurnian dan pemanasan pada aktivasi bentonit. Sehingga secara fisik bentonit tersebut sudah dikatakan aktiv dan dapat digunakan sebagai modifier pada pembuatan elektroda pasta karbon untuk analisis ion logam tembaga (II). Pembuatan EPK Bentonit. Pembuatan EPK bentonit dilakukan dengan cara Pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit dilakukan dengan cara mencampurkan paraffin, karbon dan bentonit dengan perbandingan percentase berat masingmasing komposisi yang bervariasi. Semua bahan dicampur dan diaduk sampai homogen menggunakan spatula pada kaca arloji. Setelah campuran menjadi homogen, kemudian pasta elektroda dimasukkan kedalam badan elektroda secara manual menggunakan spatula sambil ditekan supaya padat dan merata. Ditunjukan pada gambar 2 Gambar 2. Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit. Selanjutnya elektroda pasta karbon yang telah termodifikasi bentonit dapat digunakan untuk analisis tembaga (II). Penentuan Komposisi EPK terbaik Dalam penentuan komposisi EPK bentonit terbaik dilakukan dengan cara larutan standar Cu(II) konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm dimasukkan ke dalam sel voltametri sebanyak 20 ml ditambah dengan buffer sitrat ph 6 dan KCl dengan konsentrasi kali lebih besar dari larutan sampel diukur dengan menggunakan teknik cyclic voltammetry stripping. Pengukuran dilakukan menggunakan EPK bentonit sebagai elektroda kerja dengan variasi komposisi variasi komposisi paraffin, karbon, dan bentonit masing-masing sebesar 4:1:5, 4:2:4, 4:3:3, dan 4:4:2. Fungsi dari penambahan KCl dengan konsentrasi kali lebih besar dari larutan sampel bertujuan untuk mengurangi gaya tarik menarik elektrostatik antara muatan elektroda dengan muatan ion-ion analit dan mempertahankan kekuatan ion [7]. Sedangkan penambahan larutan buffer dilakukan karena larutan buffer dapat mempengaruhi arus puncak dalam pengukuran [4]. Berikut ini merupakan grafik antara potensial (V) dan arus (A) dengan EPK bentonit teraktivasi dengan perbandingan variasi komposisi paraffin, karbon, dan bentonit masing-masing sebesar 4:1:5, 4:2:4, 4:3:3, dan 4:4:2. Arus (10-2 A) :1:5 4:2:4 4:3:3 4:4: Potensial (V) relatif terhadap elektroda Ag/AgCl B - 36

6 Gambar 3. Grafik EPK Bentonit Teraktivasi. Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa dengan menggunakan EPK bentonit variasi komposisi 4:2:4 menghasilkan puncak arus paling tinggi dibandingkan dengan komposisi yang lain, yakni menghasilkan puncak tertinggi sebesar A dan E 0 potensial pada daerah V relatif terhadap elektroda Ag/AgCl. Sedangkan nilai E 0 potensial larutan Cu berdasarkan teori adalah V. Perbedaan nilai potensial terjadi karena pada teori pengukuran dilakukan dengan menggunakan elektroda logam tembaga dan sampel berupa larutan logam tembaga (II) yang dalam bentuk ion bebas memiliki kecenderungan untuk meninggalkan larutan dan akan menempel pada lempengan elektoda logam(ii). Dari pengukuran larutan Cu(II) dengan konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm dan 25 ppm dengan menggunakan EPK bentonit dengan berbagai variasi komposisi didapatkan arus puncak yang ditunjukkan pada tabel 3. Tabel 3. Arus puncak pengukuran larutan Cu(II) dengan Variasi komposisi EPK Bentonit Komposisi EPK Bentonit 4:1:5 4:2:4 Larutan Cu(II) (ppm) Arus Puncak (10-2 A) 5-0, , , , , , , , , , , ,1422 4:3:3 15 0, , ,1812 4:4:2 5-0, , , , ,2417 Dari puncak arus yang dihasilkan pada masing-masing pengukuran maka dibentuk garis linier untuk mengetahui besarnya nilai linieritas masing-masing komposisi EPK bentonit. Arus (10-2 ) A Konsentrasi (ppm) 4:1:5 4:2:4 4:3:3 4:4:2 Gambar 4. Kurva EPK Bentonit Berbagai Perbandingan Elektroda pasta karbon bentonit dapat dikatakan terbaik jika EPK bentonit tersebut memiliki selektivitas dan sensitivitas yang tinggi dalam analisis logam, hal ini ditunjukkan dengan nilai linieritas (R 2 ) yang tinggi. Tabel 4. Nilai linieritas (R 2 ) pada masingmasing perbandingan EPK bentonit Komposisi EPK Nilai R 2 bentonit 4:1:5 0, :2:4 0, :3:3 0, :4: Berdasarkan tabel 4. EPK bentonit dengan komposisi perbandingan 4:2:4 mempunyai nilai R 2 sebesar 0, Hal ini menunjukkan bahwa EPK bentonit dengan komposisi perbandingan 4:2:4 merupakan EPK bentonit terbaik dengan sensitivitas yang B - 37

7 tinngi dalam analisis tembaga dengan teknik cyclic voltammetry stripping. Penentuan kondisi ph optimum Penentuan ph optimum dilakukan dengan menggunakan EPK bentonit terbaik perbandingan 4:2:4 terhadap larutan standar Cu(II) konsentrasi 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm 20 ppm dan 25 ppm. Buffer sitrat yang digunakan untuk menentukan ph optimum adalah ph 3, 4, 5 dan 6. Hasil dari pengukuran menggunakan teknik cyclic voltammetry stripping masing-masing ph dibandingkan untuk mengetahui kondisi ph optimum pengukuran. Penentuan kondisi ph optimum dilakukan dikarenakan pada kondisi ph optimum larutan akan mencapai kestabilan analit, dimana dalam keadan tersebut ion dalam larutan akan berubah menjadi molekul dan tidak dapat dianalisis menggunakan voltametri, selain itu ph optimum juga dapat mempengaruhi selektivitas dan sensitivitas dari elektroda. Berikut ini merupakan tabel arus puncak yang dihasilkan dari variasi ph dengan menggunakan larutan buffer sitrat : Tabel 5. Arus Puncak Pengukuran Larutan Standar dengan Variasi ph Konsentrasi Arus Puncak (10-3 ) A Cu (ppm) ph 3 ph 4 ph 5 ph 6 5 1,640 2,073 2,595 3, ,873 2,395 2,706 3, ,038 2,632 2,972 3, ,523 2,769 3,119 3, ,704 2,967 3,311 3,592 Dari tabel diatas, dibuat kurva untuk mengetahui nilai regresi dari masing-masing variasi ph. Arus (10-3 A) Konsentrasi (ppm) ph 3 ph 4 ph 5 ph 6 Gambar 7. Kurva EPK Bentonit 4:2:4 dengan Buffer Sitrat Dari gambar 7. dihasilkan persamaan linier dan nilai regresi yang ditunjukan pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Persamaan Linier Arus Puncak ph optimum. ph Persamaan Linier Nilai Regresi 3 y = 5, x + 0, y = 4, x + 0, y = 3, x + 0, y = 2, x , Dari tabel 6 menunjukkan bahwa pada ph 6 didapatkan nilai regresi yang paling tinggi yakni 0, Hal ini menunjukkan bahwa pada ph tersebut menghasilkan arus puncak maksimum dari pengukuran dikarenakan pada kondisi ph tersebut larutan tembaga berada dalam bentuk ion bebas dalam jumlah yang banyak, sehingga banyak ion tembaga yang menempel pada permukaan elektroda dan membentuk komplek dengan bentonit. Berdasarkan literatur kondisi ph berpengaruh terhadap pembentukan kompleks antara ion tembaga dengan bentonit. Pada kondisi ph yang tepat diharapkan semakin banyak kompleks Cu-bentonit yang terjadi pada permukaan elektroda sehingga akan B - 38

8 menghasilkan tinggi arus puncak yang optimum pada saat pengukuran. Sedangkan arus puncak yang dihasilkan pada ph 3, 4, dan 5 lebih rendah dibandingkan ph 6 dikarenakan pada ph tersebut larutan analit dalam kondisi yang terlalu asam, dengan jumlah ion H + yang lebih banyak dalam larutan analit sehingga menyebabkan lebih banyak ion H + yang terikat pada struktur bentonit dibandingkan ion Cu(II). Pengukuran larutan standar Cu(II) dengan menggunakan EPK Bentonit terbaik Pengukuran larutan standar Cu(II) dilakukan menggunakan elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit dengan komposisi terbaik perbandingan 4:2:4 pada kondisi ph optimum buffer sitrat ph 6 secara cyclic voltammetry stripping dengan larutan sampel konsentrasi 5 ppm, 10 ppm 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm. Kondisi pengukuran larutan sampel adalah meliputi Conditioning cycles meliputi : Start potential (V) : dan End potential (V) : Hydrodynamic (measurement) : Yes meliputi Cleaning potential (V) : 1.625, Cleaning time (s) : 0.000, Equilibration potential (V) : dan Equilibration time (s) : Sweep meliputi : Start potential (V) : , First vertex potential (V) : 1.000, Second vertex potential (V) : , Voltage step (V) : 0.006, Sweep rate (V/s) : 0.010, No. of sweeps : 2, dan No. of sweeps to save : 1. Dari hasil pengukuran menghasilkan puncak arus masing-masing larutan sampel sebagai berikut Tabel 7. Arus Puncak Pengukuran Larutan Standar Konsentrasi Arus Puncak (10-3 ) A Cu(II) (ppm) Dari hasil arus puncak yang didapatkan maka dibuat kurva linieritas untuk mengetahui besarnya nilai regresi linier dari pengukuran larutan sampel tembaga (II) Arus (10-3 ) A y = 4, x + 1, R² = Konsentrasi (ppm) Gambar Kurva Larutan Standar Cu(II) Berdasarkan kurva standar yang diperoleh dari pengukuran didapatkan persamaan y = 4, x + 1, dengan nilai R 2 = Dilihat dari besarnya nilai regresi linier sebesar maka dapat dikatakan bahwa penggunaan elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit baik untuk digunakan sebagai elektroda kerja dalam analisis tembaga (II) secara cyclic voltammetry stripping. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Komposisi perbandingan paraffin : karbon : bentonit dapat mempengaruhi arus puncak yang dihasilkan dari pengukuran Cu(II) menggunakan EPK bentonit. Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit dengan perbandingan komposisi paraffin : karbon : bentonit yaitu 4:2:4 menghasilkan kuat arus yang lebih baik dibandingkan komposisi lain dengan harha regresi linier sebesar 0, Kondisi optimum pada pengukuran Cu(II) menggunakan EPK bentonit dengan perbandingan terbaik adalah pada ph 6 menggunakan buffer sitrat. B - 39

9 DAFTAR PUSTAKA 1. Koestoer, R.H., dkk Dimensi Keruangan Kota, Teori dan Kasus, Universita Indonesia Press, Jakarta 2. Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. 3. Sihombing, Sabar., Perbandingan Efektivitas Arang Aktif dan Silika Gel dari Sekam Padi sebagai Adsorben Logam Cu 2+, Skripsi, Kimia FMIPA UNIMED, Medan. 4. Apriliyani. Rini, 2009, Studi Penggunaan Kurkumin sebagai Modifier Elektroda Pasta Karbon untuk Analisis Timbal (II) secara Stripping Voltammetry, Skripsi Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 5. Nurdiyaningrum, Frita Destri Pemurnian Dan Karakterisasi Biodiesel Dari Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera) dengan Menggunakan Adsorben Bentonit. Skripsi : Universitas Negeri Surabaya. Surabaya 6. Sudarmadji, Slamet. dkk Prosedur Analisa untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Jogyakarta : Liberty. 7. Umar, Rania, (2012), Anodic Stripppinh Voltammetry pada As(III) dan As(V) dengan elektroda Glassy Carbon dan Screen Printed Elektroda termodifikasi Nanopartikel emas, Skripsi yang tidak dipublikasikan. Depok: Universitas Indonesia. B - 40

UNESA Journal of Chemistry Vol.3, No.3, September 2014

UNESA Journal of Chemistry Vol.3, No.3, September 2014 PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS LOGAM TEMBAGA (II) DENGAN ION PENGGANGGU TIMBAL (II) DAN MERKURI (II) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING THE MAKING OF ELECTRODES

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MANUFACTURE OF ZEOLITE MODIFIED CARBON PASTE

Lebih terperinci

ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI

ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI ANALISIS LOGAM Fe(II) DALAM SAMPEL AIR SUNGAI X DENGAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY STANDAR ADISI ANALYSIS OF Fe(II) IN THE RIVER WATER SAMPLES X WITH

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS LOGAM TEMBAGA (II)) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS LOGAM TEMBAGA (II)) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY STRIPPING INDONESIAN CHEMISRY AND APPLICATION JOURNAL (ICAJ) ISSN : 2549-2314; Volume : 1; Number 1 2017 PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS LOGAM TEMBAGA (II)) SECARA CYCLIC VOLTAMMETRY

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT

PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT PENENTUAN KADAR FENOL PADA AIR SUNGAI SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT DETERMINATION OF PHENOL ON THE RIVER WATER BY CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY

Lebih terperinci

Kata Kunci: Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit, Kadmium (II), Ion pengganggu, Voltametri

Kata Kunci: Elektroda pasta karbon termodifikasi bentonit, Kadmium (II), Ion pengganggu, Voltametri PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS KADMIUM (II) DENGAN ION PENGGANGGU ALUMINIUM (III) DAN TEMBAGA (II) SECARA VOLTAMETRI MANUFACTURE OF BENTONITE MODIFIED CARBON PASTE

Lebih terperinci

PENENTUAN LOGAM Zn PADA TANAMAN KANGKUNG SECARA VOLTAMETRI SIKLIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT

PENENTUAN LOGAM Zn PADA TANAMAN KANGKUNG SECARA VOLTAMETRI SIKLIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT PENENTUAN LOGAM Zn PADA TANAMAN KANGKUNG SECARA VOLTAMETRI SIKLIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT MEASURING Zn METAL ON WATERSPINACH BY CYCLIC VOLTAMETRY USINGCARBON PASTE ELECTRODE

Lebih terperinci

CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR ANALYSIS

CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR ANALYSIS MODIFIKASI ELEKTRODA PASTA KARBON MENGGUNAKAN KITOSAN UNTUK ANALISIS ION Cd 2+ SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR ANALYSIS Cd 2+ ION IN CYCLIC STRIPPING

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi peralatan gelas yang umum digunakan dalam analisis. Selain itu digunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BENTONIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS

PENGGUNAAN BENTONIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS PENGGUNAAN BENTONIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS Pb 2+ PADA DAGING KUPANG PUTIH (Corbula faba Hinds) SECARA DIFERENSIAL PULSA VOLTAMETRI BENTONITE PURPOSE AS MODIFIER OF CARBON

Lebih terperinci

SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR ANALYSIS

SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR ANALYSIS MODIFIKASI ELEKTRODA PASTA KARBON MENGGUNAKAN KITOSAN UNTUK ANALISIS ION Cd + DENGAN ION PENGGANGGU Mn + DAN Ni + SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE USING CHITOSAN FOR

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY

PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY PENENTUAN KADAR Cd(II) PADA LIMBAH PABRIK MENGGUNAKAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY DETERMINATION OF Cd(II) AT WASTE OF FACTORY USING CARBON ELECTRODE PASTA

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS Cr(VI) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS Cr(VI) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS Cr(VI) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MANUFACTURE OF CHITOSAN MODIFIED CARBON PASTE ELECTRODE FOR THE ANALYSIS OF Cr(VI) IN CYCLIC

Lebih terperinci

Kata Kunci: Elektroda pasta karbon termodifikasi kitosan, Cr(VI), Fe(II), Zn(II), Voltametri

Kata Kunci: Elektroda pasta karbon termodifikasi kitosan, Cr(VI), Fe(II), Zn(II), Voltametri UNESA Journal of Chemistry Vol. 3, No. 3, September 214 PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS LOGAM Cr(VI) DENGAN ION PENGGANGGU Fe(II) DAN Zn(II) SECARA CYCLIC STRIPPING

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS Ni(II) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) SECARA VOLTAMETRI SIKLIK

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS Ni(II) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) SECARA VOLTAMETRI SIKLIK PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI BENTONIT UNTUK ANALISIS Ni(II) PADA KERANG DARAH (Anadara granosa) SECARA VOLTAMETRI SIKLIK (THE MAKING CARBON PASTE ELECTRODE MODIFIED BENTONITE FOR MEASURINGNi(II)

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon lapis tipis bismut yang dimodifikasi dengan silika dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Tahapan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengembangkan metoda analisis menggunaan elektroda pasta karbon untuk penentuan p-nitofenol Secara umum penelitian ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metoda analisis dengan menggunakan elektroda yang telah dimodifikasi dengan buah pisang dan buah alpukat untuk menentukan kadar parasetamol.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 18 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat-Alat yang Digunakan 1. Kaca arloji 2. Spatula 3. Sendok sungu 4. Gelas beker 250 ml 5. Gelas beker 100 ml 6. Labu takar 250 ml 7. Labu takar 100 ml 8. Labu takar 25

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Voltametri adalah salah satu metode elektroanalitik dimana informasi mengenai analit diperoleh dari pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang diterapkan.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS Cd (II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY

PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS Cd (II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY PENGGUNAAN ZEOLIT SEBAGAI MODIFIER ELEKTRODA PASTA KARBON UNTUK ANALISIS Cd (II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMETRY USE ZEOLITE AS MODIFIER CARBON ELECTRODE PASTA FOR ANALYSIS Cd (II) IN CYCLIC STRIPPING

Lebih terperinci

ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) SECARA SIKLIK STRIPPING VOLTAMETRI DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II)

ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) SECARA SIKLIK STRIPPING VOLTAMETRI DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI KITOSAN UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) SECARA SIKLIK STRIPPING VOLTAMETRI DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) CARBON PASTE ELECTRODE MODIFIED BY CHITOSAN FOR ANALYSIS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

TEKNIK VOLTAMETRI PELUCUTAN ANODIK UNTUK PENENTUAN KADAR LOGAM Pb, Cd, DAN Cu PADA AIR LAUT PELABUHAN BENOA

TEKNIK VOLTAMETRI PELUCUTAN ANODIK UNTUK PENENTUAN KADAR LOGAM Pb, Cd, DAN Cu PADA AIR LAUT PELABUHAN BENOA TEKNIK VOLTAMETRI PELUCUTAN ANODIK UNTUK PENENTUAN KADAR LOGAM Pb, Cd, DAN Cu PADA AIR LAUT PELABUHAN BENOA SKRIPSI Oleh : I Wayan Hermawan NIM. 1108105010 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

Kata Kunci : logam berat, voltametri pelucutan anodik gelombang persegi, kangkung air

Kata Kunci : logam berat, voltametri pelucutan anodik gelombang persegi, kangkung air ABSTRAK Analisis logam berat Pb(II), Cu(II), dan Fe(III) dilakukan dengan metode voltametri pelucutan anodik gelombang persegi (Square Wave Anodic Stripping Voltammetry). Elektroda glassy carbon digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri digunakan untuk menganalisis analit berdasarkan pengukuran arus sebagai fungsi potensial. Hubungan antara arus terhadap potensial divisualisasikan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. karakterisasi elektroda pembanding Ag/AgCl. 2) Pembuatan EPK tanpa

BAB IV METODE PENELITIAN. karakterisasi elektroda pembanding Ag/AgCl. 2) Pembuatan EPK tanpa BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini dibagi empat tahap yang meliputi: 1) Pembuatan dan karakterisasi elektroda pembanding Ag/AgCl. 2) Pembuatan EPK tanpa modifikasi dan optimasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat-Alat yang Digunakan 1. Gelas beker 100 ml 2. Pipet ukur 10 ml 3. Pipet ukur 5 ml 4. Pipet tetes 5. Gelas arloji 6. Pengaduk kaca 7. Labu takar 100 ml 8. Labu takar 250

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah pembuatan elektroda dan karakterisasi elektroda. Karakterisasi elektroda ini meliputi penentuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan januari hingga maret 2008 percobaan skala 500 mililiter di laboratorium kimia analitik Institut Teknologi Bandung. III.2

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA

MODIFIKASI ZEOLIT ALAM SEBAGAI KATALIS MELALUI PENGEMBANAN LOGAM TEMBAGA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VIII Peningkatan Profesionalisme Pendidik dan Periset Sains Kimia di Era Program Studi Pendidikan FKIP UNS Surakarta, 14 Mei 2016 MAKALAH PENDAMPING PARALEL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Agustus 2015 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon yang dimodifikasi dengan silika dan lapis tipis raksa dikarakterisasi di larutan elektrolit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya. 5 E. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (25 : 75), F. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (50 : 50), G. ampas sagu teraktivasi basa-bentonit teraktivasi asam (75 :

Lebih terperinci

Studi Awal Pemanfaatan Puncak Oksidasi dari Produk Reduksi p-nitrofenol untuk Analisis p-nitrofenol secara Voltametri. Skripsi

Studi Awal Pemanfaatan Puncak Oksidasi dari Produk Reduksi p-nitrofenol untuk Analisis p-nitrofenol secara Voltametri. Skripsi Studi Awal Pemanfaatan Puncak Oksidasi dari Produk Reduksi p-nitrofenol untuk Analisis p-nitrofenol secara Voltametri Skripsi ROKHMATURROKHMAN NIM : 10500013 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

Penggunaan Elektroda Pasta Karbon Termodifikasi Kurkumin untuk Analisis Timbal (Ii) Secara Stripping Voltammetry

Penggunaan Elektroda Pasta Karbon Termodifikasi Kurkumin untuk Analisis Timbal (Ii) Secara Stripping Voltammetry Termodifikasi Kurkumin untuk Analisis Timbal (Ii) Secara Stripping Voltammetry Sri Hastuti 1, Abu Masykur 2, Rini Apriliani 1 1 Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA, 2 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa manusia ke era baru

Lebih terperinci

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 12 OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH Imelda, Zaharasmi Kahar, Maria Simarmata, dan Djufri Mustafa Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui dua tahapan kerja untuk masing-masing zat yang digunakan, yaitu : 1. Tahap awal, yaitu preparasi ulang Elektroda Pasta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+ MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset Kimia Lingkungan, dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

Senin, 26 Maret Anita Muji Rahayu Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si

Senin, 26 Maret Anita Muji Rahayu Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si Senin, 26 Maret 2012 Anita Muji Rahayu 1408100073 Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si Sistematika Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan PENDAHULUAN Kromium Pencemaran Logam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini didahului dengan perlakuan awal bahan baku untuk mengurangi pengotor yang terkandung dalam abu batubara. Penentuan pengaruh parameter proses dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu aging pada sintesis zeolit dari abu jerami padi dan karakteristik zeolit dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3. 12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN

ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN ANALISIS KADAR LOGAM TEMBAGA(II) DI AIR LAUT KENJERAN Siti Nurul Islamiyah, Toeti Koestiari Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Email :islamiyahnurul503@gmail.com Abstrak. Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Karakterisasi Elektroda Berdasarkan penelitian sebelumnya, komposisi optimum untuk elektroda pasta karbon yaitu grafit:parafin adalah 7:3 dan komposisi ini juga yang digunakan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Kimia Anorganik Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,

Lebih terperinci

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7.

VOLTAMETRI. Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7. VOLTAMETRI Disampaikan pada Kuliah Metode Pemisahan dan Analisis Kimia Pertemuan Ke 7 siti_marwati@uny.ac.id Definisi Pengembangan metode Polarografi Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran arus sebagai

Lebih terperinci

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air Ratni Dewi 1, Fachraniah 1 1 Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Kehadiran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II) PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II) Marlinawati 1,*, Bohari Yusuf 2 dan Alimuddin 2 1 Laboratorium Analitik Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN LAMPIRAN 1 DATA PENELITIAN 1.1 BILANGAN IODIN ADSORBEN BIJI ASAM JAWA Dari modifikasi adsorben biji asam jawa yang dilakukan dengan memvariasikan rasio adsorben : asam nitrat (b/v) sebesar 1:1, 1:2, dan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasi Fisik, Kimia, dan Formulasi Tablet Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok. Waktu pelaksanaannya adalah dari bulan Februari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selulosa merupakan polisakarida yang berbentuk padatan, tidak berasa, tidak berbau dan terdiri dari 2000-4000 unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan β-1,4 glikosidik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Garis besar penelitian ini adalah pengujian potensi senyawa azo yang diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang sesuai

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 lat dan Bahan lat yang digunakan pada pembuatan karbon aktif pada penilitian ini adalah peralatan sederhana yang dibuat dari kaleng bekas dengan diameter 15,0 cm dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah senyawa zeolit dari abu sekam padi. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah karakter zeolit

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan dari penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu karakterisasi elektroda, tahap pengukuran, dan uji keakuratan analisis. Karakterisasi elektroda terdiri dari

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknik Kimia FT Unnes yang meliputi pembuatan adsorben dari Abu sekam padi (rice husk), penentuan kondisi optimum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Pentanahan Sistem pentanahan merupakan sistem pengamanan terhadap perangkatperangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI. Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si. Oleh. LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK DASAR PENENTUAN KADAR NIKEL SECARA GRAVIMETRI Pembimbing : Dra. Ari Marlina M,Si Oleh Kelompok V Indra Afiando NIM 111431014 Iryanti Triana NIM 111431015 Lita Ayu Listiani

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci