BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan kegiatan ekonomi. Melalui proses produksi dihasilkan berbagai macam barang yang diperlukan dan dibutuhkan oleh manusia. Tingkat produksi juga dapat dijadikan sebagai standar acuan tingkat kesejahteraan suatu negara. Berikut berbagai pengertian mengenai produksi (Anonim. Pengertian Dan Definisi Produksi Mei 2012) : 1. Pengertian produksi secara sempit Produksi adalah pembuatan atau kegiatan manusia untuk membuat suatu barang atau mengubah suatu barang menjadi barang lain. 2. Pengertian produksi secara luas Produksi merupakan segala perbuatan atau kegiatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung yang ditujukan untuk mempertambah atau mempertinggi nilai dan guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. 9

2 10 3. Pengertian produksi secara umum Produksi merupakan semua perbuatan atau kegiatan yang tidak hanya mencakup pembuatan barang saja tetapi juga menciptakan jasa pelayanan. 4. Pengertian produksi secara ekonomi Produksi mengacu pada kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan atau utilitas suatu barang atau jasa. 5. Pengertian produksi menurut Drs. Bambang Prishardoyo, M.si, 2005 Produksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menghasilkan barang atau meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa. 6. Pengertian produksi menurut Imamul Arifin Produksi merupakan hasil akhir dari proses kegiatan produksi atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa input dari faktor produksi. 2.2 Pengertian Sistem Produksi Pengertian sistem produksi secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu gabungan dari komponen komponen yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan (Anonim. Sistem Produksi. Mei 2012).

3 11 Sistem produksi secara umum terdiri dari komponen sebagai berikut : 1. Produsen Produsen adalah pembuat produk dan konsumen adalah pengguna produk. Tugas sebagai produsen adalah melakukan market information ( informasi pasar ) yang akan menjadi sumber informasi perusahaan untuk menganalisa dan menciptakan produk yang akan dibutuhkan perusahaan. 2. Customer sales and forecast Perusahaan akan melakukan suatu aktivitas berupa peramalan yang bertujuan untuk memperkirakan besarnya permintaan konsumen terhadap produk yang nantinya akan dijual kepada konsumen. 3. Design engineering Dalam sebuah perancangan, produk akan dibuat dengan kesesuaian atau spesifikasi produk yang menarik dengan pengembangan yang optimal dan kualitas yang terjamin sehingga menghasilkan produk dengan reliabilitas produk, kemampuan pelayanan, ketangguhan serta kesesuaian manfaat produk dengan kebutuhan konsumen. 4. Research and development Research terhadap sebuah produk yang akan diproduksi adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas produk. Pada tahap ini meliputi perancangan, pengujian, dan perancangan kembali untuk menentukan produk baru. Penggunaan material yang tepat juga mempengaruhi kualitas produk. Suatu produk dikatakan berkualitas jika memiliki spesifikasi dan mutu yang standar.

4 12 5. Production Planning Control ( PPC ) PPC bertanggung jawab atas aliran material dari proses produksi mulai dari bahan mentah sampai produk jadi bahkan sampai produk diterima ke tangan konsumen. 6. Inventory control Merupakan unsur yang penting di dalam operasional perusahaan dan secara terus menerus diperoleh, diubah, dan nantinya akan dijual lagi. Biaya inventory harus dapat ditekan seminimal mungkin karena biaya ini menghabiskan 40% - 50% dari biaya produksi. 7. Purchasing and procurement Pembelian terhadap bahan baku dan mesin harus disesuaikan terhadap permintaan produk. Dalam hal ini dibuat daftar permintaan bahan baku dan mesin sehingga biaya tetap terkontrol. 8. Sistem manufaktur Sistem yang melakukan konversi bahan mentah menjadi barang jadi sesuai dengan desain produk didasarkan pada keinginan konsumen sehingga terjadi penambahan nilai yang lebih tinggi dengan bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi. 9. Quality Control ( QC ) Tanggung jawab QC adalah untuk memastikan apakah hubungan komponen dalam hal mutu dapat terjamin untuk mempertahankan kualitas dari produk yang dihasilkan agar sesuai dengan spesifikasi dan standar mutu yang ditetapkan.

5 Distribusi Distribusi adalah penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Penyaluran dapat dilakukan setelah produksi atau inspeksi kualitas selesai. Biaya biaya distribusi seperti biaya gudang, transportasi, dll harus dapat diminimalisir dengan hubungannya dengan keuntungan perusahaan. 2.3 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan isu permasalahan utama yang tidak dapat dilepaskan dari dunia industri di era globalisasi. Kualitas merupakan komponen penting dalam menciptakan bisnis yang berkesinambungan ( sustainable business ) bagi sebuah perusahaan dengan cara menjaga kepercayaan dari konsumen akan produk berupa barang dan jasa, dengan cara memberikan pelayanan berupa barang dan jasa yang memiliki kualitas yang baik. Kualitas yang terjamin dari sebuah produk juga memegang peranan penting untuk menciptakan gap yang positif terhadap produk dari kompetitor lainnya. Dengan menjaga performance kualitas dari suatu produk barang dan jasa maka tingkat loyalitas konsumen dapat terpelihara bahkan dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen dan secara tidak langsung menciptakan image brand yang baik terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan. Pengertian dari kualitas tidak dapat dijabarkan secara spesifik karena kualitas dapat dilihat dari berbagai aspek sudut pandang dimana salah satunya dilihat dari aspek sudut pandang waktu. Dilihat dari sudut pandang waktu, pengertian kualitas dapat dibagi dua yaitu klasik dan modern.

6 14 Tabel 2.1 Perbedaan Pengertian Kualitas Berdasar Aspek Waktu Pandangan Klasik Kualitas adalah isu teknis Koordinasi perbaikan kualitas dilakukan oleh QC manajer Kualitas berfokus pada satu fungsi departemen, departemen produksi Produktifitas dan kualitas merupakan hal yang bertentangan Pandangan Modern Kualitas adalah isu bisnis Koordinasi perbaikan kualitas dilakukan oleh manajemen puncak Kualitas berfokus pada semua fungsi departemen dalam organisasi Produktifitas dan kualitas merupakan hal yang sejalan. Seiring dengan perbaikan kualitas maka produktifitas juga meningkat Kualitas didefinisikan sebagai konformasi sesuai standar atau spesifikasi Kualitas didefinisikan sebagai persyaratan untuk memuaskan konsumen dan membandingkan dengan produk kompetitor atau produk terbaik di pasar. Kualitas diukur berdasar ukuran kualitas internal Kualitas dicapai berdasar inspeksi secara intensif pada produk Cacat atau defect diizinkan apabila produk telah memenuhi standar kualitas minimum Kualitas berfokus pada evaluasi produk Tanggung jawab kualitas berada di tangan operator unit Short term relationship with supplier Kualitas diukur berdasar perbaikan secara terus menerus dengan mengikuti keinginan kualitas konsumen Kualitas dicapai berdasar desain produk dan teknik pengendalian yang efektif serta memberi kepuasan selama masa pakai produk Cacat atau defect dicegah sejak awal lewat teknik pengendalian yang efektif Kualitas merupakan bagian dari setiap fungsi dalam setiap tahap siklus produk Manajemen bertanggung jawab atas masalah kualitas Long term relationship with supplier

7 15 Melihat dari pendekatan definisi mengenai kualitas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ruang lingkup kualitas tidak hanya terbatas pada kualitas sebuah produk manufaktur tertentu saja, namun dalam hal ini ruang lingkup kualitas lebih ke arah pada kualitas pada proses seperti faktor manusia, mesin, dan material yang dilakukan bahkan peran manajemen juga berpengaruh terhadap kualitas. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kualitas : 1. Faktor manusia, material, mesin ( men, material, machine ). 2. Kondisi manufaktur. 3. Riset dan penelitian pasar mengenai permintaan konsumen ( demand of purchase ). 4. Investasi dana. 5. Kebijakan manajemen mengenai level kualitas. 6. Metode yang digunakan dalam produksi dan desain produk. 7. Pengemasan dan transportasi. 8. Servis sehabis penjualan ( after sales service ). Kontrol terhadap kualitas dapat didefinisikan sebagai teknik manajemen industri untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Objektif dari kontrol terhadap kualitas adalah : 1. Mengambil keputusan apakah standar kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan konsumen. 2. Mengidentifikasi variasi selama proses manufaktur.

8 16 3. Memastikan dan mencegah hasil produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas sampai ke tangan konsumen Delapan Dimensi Kualitas Produk Delapan dimensi produk dapat didefinisikan sebagai kerangka kerja untuk memikirkan elemen dasar dari kualitas produk.setiap dimensi tersebut memiliki kandungan sendiri dan berbeda satu sama lain, sebuah produk dapat berada lebih tinggi di tingkat dimensi kualitas tertentu dibanding dimensi kualitas lain. ( Edwar, 2010:1 ) 1. Performance Performa berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan pembelian. 2. Features Fitur adalah aspek performansi yang bertujuan menambah fungsi dasar dari produk. 3. Realibility Berkaitan dengan kemungkinan atau probability suatu produk berhasil dalam menjalankan fungsinya dalam waktu dan kondisi tertentu. 4. Conformance Berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah disepakati bersama dengan konsumen. Conformance merefleksikan kesesuaian antara karakteristik desain produk dengan standar kualitas yang diterapkan.

9 17 5. Durability Umur ekonomis suatu produk yang dapat berupa masa pakai barang. 6. Serviceability Karakteristik yang berhubungan dengan kecepatan, akurasi, kompetensi untuk memberikan pelayanan dalam perbaikan. 7. Aesthetics Karakteristik yang bersifat subyektif tentang nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi individual. 8. Fit and finish Bersifat subyektif karena berkaitan dengan perasaan konsumen mengenai keberadaan produk sebagai produk berkualitas. 2.4 Six Sigma Sigma ( σ ) merupakan istilah yang digunakan untuk mendefinisikan mengenai standar deviasi. Dalam dunia industri manufaktur dan bisnis, nilai sigma merupakan matriks yang mengindikasikan sebaik apakah ( how well ) sebuah proses berlangsung. Semakin tinggi nilai sigma yang diperoleh ( 2 σ, 3 σ, 4 σ, dst) maka semakin baik pula proses tersebut berlangsung. Sigma digunakan untuk mengukur kapabilitas proses yang bertujuan untuk menghasilkan hasil kerja yang bebas dari cacat atau defect ( defect-free-work ). Defect dalam bentuk apapun dari sebuah hasil produksi memiliki pengaruh yang besar terhadap kepuasan dari konsumen. Nilai sigma mengindikasikan seberapa sering defect terjadi dalam sebuah proses. Semakin tinggi nilai sigma yang diperoleh mengindikasikan bahwa semakin sedikit kesempatan proses untuk menghasilkan defect. Nilai sigma yang

10 18 meningkat berhubungan erat dengan perbaikan kualitas seperti biaya produksi menurun, cycle time menurun, dan kepuasan konsumen meningkat. Konsep dari six sigma adalah menurunkan variasi sehingga nilai sigma dari sebuah proses dapat disesuaikan ± 6 kali dalam batas toleransi yang sama Konsep Six Sigma Konsep six sigma sebagai suatu strategi bisnis dapat diartikan sebagai: 1. Six sigma adalah suatu pengukuran statistik Memberikan informasi mengenai seberapa bagus produk dan jasa serta proses di dalamnya. Six sigma membantu dalam penentuan langkah dan arah dalam guna kepuasan customer secara total. 2. Six sigma merupakan suatu improvement tool Six sigma merupakan suatu tool yang lengkap yang dapat dipergunakan dan diaplikasikan pada desain, manufaktur, sales dan service. 3. Six sigma adalah suatu strategi bisnis Six sigma membantu dalam meraih keuntungan dalam suatu persaingan. Dengan memperbaiki level sigma ( σ ) pada proses dapat diartikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan akan lebih baik dan biaya yang tidak perlu dapat berkurang sehingga hasilnya berpengaruh pada tingkat kepuasan konsumen.

11 19 4. Six sigma adalah sebuah filosofi Six sigma merupakan suatu metode untuk bekerja lebih pintar bukan bekerja lebih keras. Six sigma menjadikan kesalahan semakin berkurang dan berpengaruh pada pengurangan pekerjaan yang dilakukan Karakteristik Dan Keunggulan Six Sigma Terdapat perbedaan mendasar karakteristik kualitas antara six sigma dengan karakteristik kualitas tradisional yang menjadikan six sigma sebagai problem solving tool yang banyak diaplikasikan dalam sebuah organisasi. Tabel 2.2 Karakteristik Kualitas Six Sigma Dan Tradisional Issue Pendekatan Tradisional Pendekatan Six Sigma Index % ( Defect rate ) σ ( Sigma ) Data Target Data discrete Kepuasan terhadap proses manufaktur Data discrete dan continuous Kepuasan konsumen Range Spec outlier Variation improvement Metode Experience and job Experience, job, dan statistical ability Action Bottom - Up Top - Down Aplikasi Proses manufaktur Desain, Manufaktur, Sales, SVC Six sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk pemecahan masalah. Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.

12 20 Six sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada proses dan pencegahan cacat ( defect ). Pencegahan cacat dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses dengan menggunakan teknik statistik yang dikenal secara umum. Keuntungan dari penerapan six sigma berbeda untuk tiap perusahaan yang mengaplikasikannya tergantung pada jenis usaha yang dijalankan. Secara umum penerapan six sigma membawa perbaikan pada hal-hal berikut : 1. Pengurangan biaya 2. Perbaikan produktifitas 3. Pertumbuhan pangsa pasar 4. Retensi pelanggan 5. Pengurangan waktu siklus 6. Pengurangan cacat 7. Pengembangan produk atau jasa Keunggulan dari penerapan six sigma dalam perusahaan dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Common goal yang diutamakan adalah inovasi di segala aspek bisnis. 2. Reduksi claim dan rework karena six sigma mengendalikan dan mengkontrol faktor faktor yang penting dalam sebuah proses. 3. Six sigma merupakan solusi yang mudah dalam permasalahan yang sulit karena six sigma memiliki aplikasi statistik dalam tiap aspek bisnis.

13 21 4. Six sigma dapat diaplikasikan kedalam software statistik sehingga statistik tidak lagi menjadi hal yang sulit namun menjadi hal yang mudah. 5. Analisa data dalam six sigma diperoleh melalui penelitian yang mendorong stigma membuat hal yang tidak nyata menjadi nyata. 6. Six sigma mendefinisikan keputusan berdasarkan data dan tidak berdasarkan ide yang salah dan praduga Bahasa Six Sigma Six sigma sebagai problem solving tool digunakan sebagai standar umum yang dilakukan oleh perusahaan besar memiliki bahasa umum yang bertujuan sebagai satu cara dan satu bahasa untuk melakukan six sigma. 1. CTQ ( Critical To Quality ) Pernyataan konsumen merupakan CTQ suatu produk, service dan proses. Pada umumnya CTQ berasal dari konsumen, namun terkadang dapat berasal dari resiko, ekonomi, dan peraturan misalnya : spesifikasi part dan waktu perbaikan. Alat atau tool yang digunakan untuk menganalisa CTQ adalah : Survey konsumen Interview Peta kebutuhan konsumen QFD ( Quality Function Deployment ) Quick market intelligence

14 22 Logic tree Diagram Pareto s Pengertian umum dari kontrol CTQ adalah pemilihan faktor yang terpenting bagi konsumen. 2. DPU ( Defect Per Unit ) DPU merupakan perhitungan untuk menentukan jumlah defect per unit dalam sebuah proses. DPU = Defect / Unit 3. DPO ( Defect Per Opportunity ) Jumlah defect disesuaikan dengan kesempatan defect per unit. Pengembangan dari konsep DPU ditambah dengan variabel opportunity. DPO = Defect / ( Unit * Opportunity ) 4. DPMO ( Defect Per Million Opportunity ) Mengubah DPO dalam sejuta unit karena dalam Six Sigma menggunakan PPM ( Part Per Million ). DPMO = DPO * Tabel 2.3 Hubungan Sigma Dan DPMO Sigma Level Part Per Million 6 3,4 defect per million defect per million defect per million defect per million defect per million

15 defect per million 5. Nilai Z Z merupakan standar terhadap nilai normal untuk variasi distribusi normal statistik. sehingga memudahkan dalam analisa Z adalah nilai perbandingan nilai perbedaan antara X ( USL atau LSL ) dan target dibagi dengan standar deviasi ( σ ). Dalam sebuah proses jika standar deviasi menunjukkan 6 yaitu antara spesifikasi ( USL dan LS L ), hal tersebut disebut 6 σ level 1 s Z = X -T s T Gambar 2.1 Konsep Dari Nilai Z

16 24 6. Indeks Process Capability Kapabilitas proses dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan proses yang merefleksikan derajat keseragaman dalam memproduksi suatu produk. Sebuah proses akan stabil jika derajat pengukuran sesuai dengan limit. Perhitungan Cp dan Cpk dapat digunakan untuk mengetahui pergeseran mean dan melihat sebaik apakah tingkat variasinya. Perhitungan Cpk didasarkan berdasarkan pergeseran mean. Nilai K adalah perbedaan target ( T ) dari mean. m T -6s -3s 1s +3s +6s process variation design tolerance Gambar 2.2 Konsep Dari Indeks Process Capability Indeks process capability dapat diperhitungkan dengan rumus: Cp = ( design tolerance / process variation ) Cpk = Cp ( 1 K ) K = T μ / { ( Upper Limit Lower Limit ) / 2 }

17 25 7. RTY ( Rolled Throughput Yield ) Merupakan definisi dari rasio kemungkinan output yang dihasilkan dari seluruh proses. Perhitungan RTY dapat dirumuskan sebagai berikut: RTY = accept ratio process accept ratio process n 2.5 DMAIC ( Define Measure Analyze Improve Control ) DMAIC merupakan metodologi yang digunakan dalam penyelesaian masalah atau dalam melakukan suatu proyek continuous improvement. Metode DMAIC dapat diaplikasikan di divisi teknikal terutama factory dan di sepanjang value chain. Karena tingkat keefektifannya maka metode ini dapat dipakai untuk menyelesaikan masalah dari tingkat yang sederhana hingga tingkat kesulitan yang tinggi. Metode DMAIC menyediakan pendekatan yang sederhana dan terstruktur dengan 5 tahap penyelesaian masalah : 1. Define Tahap define merupakan tahap pertama dari proses DMAIC, tahap ini bertujuan untuk menyatukan pendapat dari tim dan sponsor mengenai proyek yang akan dilakukan, baik itu ruang lingkup, tujuan, biaya, dan target dari proyek yang akan dilakukan. Pada tahap define ada 2 hal yang perlu dilakukan dan menjadi perhatian khusus yaitu: Mendefinisikan proses inti perusahan. Proses inti adalah suatu rantai tugas, biasanya mencakup berbagai departemen atau fungsi yang mengirimkan nilai (produk, jasa, dukungan, informasi) kepada para pelanggan eksternal. Dalam hal pemilihan tema six sigma pertama-tama yang dilakukan adalah

18 mempertimbangkan dan menjelaskan tujuan dari suatu proses inti akan dievaluasi. (Peter S. Pende, 2000) 26 Mendefinisikan kebutuhan spesifik pelanggan. Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi pemain paling penting didalam semua proses, yakni pelanggan, pelanggan bisa internal maupun eksternal adalah tugas black belt dan tim untuk menentukan dengan baik apa yang diinginkan pelanggan eksternal. Pekerjaan ini membuat suara pelanggan (voice to customer VOC) menjadi hal yang menantang. Dalam hal mendefinisikan kebutuhan spesifik dari pelanggan adalah memahami dan membedakan diantara dua kategori persayaratan kritis, yaitu persyaratan output dan persyaratan pelayanan. (Peter S. Pende, 2000). Persyaratan output berkaitan dengan karakteristik dan atau features dari produk akhir (barang/jasa) yang diserahkan kepada pelanggan pada akhir dari suatu proses. Dalam hal ini dapat saja berbagai macam persyaratan output, tetapi pada dasarnya semua itu berkaitan dengan daya guna ( usability) dan efektivitas dari produk akhir itu di mata pelanggan. (Vincent Gaspersz, 2002 : 64) Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam Define dapat dijabarkan seperti berikut: Tabel 2.4 Tahapan Define Proses Objektif Tool Scope and prroblem 5W1H Mendefinisikan masalah definition Is & Is Not

19 27 Target definition Financial impact evaluation Team definition Skill matrix Time planning Identifikasi KPI Evaluasi data dari segi waktu, tempat, dll Mendefinisikan target yang hendak dicapai Evaluasi losses dari segi finansial Mendefinisikan keuntungan yang didapat dari proyek Membentuk tim yang terdiri dari berbagai departemen Petakan kemampuan seluruh anggota di awal proyek Mendefinisikan kegiatan yang akan dilakukan dan batas waktu Time Series Plot Financial Sheet Team Charter Skill Matrix Time Plan 2. Measure Tahap measure bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpulkan data mengenai kecepatan proses, kualitas dan biaya yang akan digunakan untuk mengetahui penyebab yang sebenarnya. Pada tahap measure, dilakukan pengukuran dan identifikasi terhadap CTQ ( Critical To Quality ), kapabilitas produk dan kapabilitas proses produksi. Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam measure dapat dijabarkan sebagai berikut: Identify group criteria Tabel 2.5 Tahapan Measure Proses Objektif Tool Identifikasi bagaimana mengelompokkan data ( waktu, tempat, gejala ) Stratification

20 28 Check data accuration Memastikan data konsisten, faktual dan lengkap Identifikasi dan menggunakan data sebagai dasar Data Collection Form Data analyze Process map Problem statement Membuat grafik dari data Membuat grafik dari KPI proyek Membuat peta dari proses Mendefinisikan masalah secara spesifik Pareto s Chart Time Series Plot Flow Chart Focused Problem Statement 3. Analyse Tahap Analyse bertujuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, memverifikasikan akar masalah menggunakan data dan fakta. Analyse merupakan langkah operasional ketiga dalam program peningkatan kualitas. Pada tahap ini, tiga hal yang perlu dilakukan yaitu: Menentukan stabilitas dan kemampuan proses. Proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan terusmenerus, yang dimulai dari sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk (barang dan/atau jasa), pengembangan produk, proses produksi, sampai kepada distribusi kepada pelanggan. Berdasarkan informasi sebagai umpan balik yang dikumpulkan dari pengguna produk itu dapat dikembangkan ide untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki produk lama beserta proses produksinya. Dalam menentukan apakah suatu proses berada dalam

21 29 kondisi stabil dan mampu, maka akan dibutuhkan alat-alat statistika sebagai alat analisis. Prosedur lengkap penggunaan alat-alat statistik untuk pengembangan industri menuju stabil dan mampu (stability dan capability). Menentukan target kinerja dari karakteristik kualitas kunci. Setelah melakukan analisis kapabilitas maka langkah selanjutnya adalah menetapkan target-target kinerja dari setiap karakteristik kualitas kunci untuk ditingkatkan. Konseptual penetapan target kinerja dalam program pendekatan kualitas six sigma merupakan hal yang sangat penting, oleh karena itu harus mengikuti prinsip dari SMART (Specific-Measurable-Achievable-Result oriented-time bound) yaitu : o Specific, target kinerja berkaitan langsung dengan peningkatan kinerja dari setiap karakteristik kualitas kunci yang berkaitan langsung dengan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi kepuasan pelanggan. o Measurable, target kinerja harus dapat diukur dengan menggunakan indikator pengukuran yang tepat, guna mengevaluasi keberhasilan, peninjauan ulang, dan tindakan perbaikan di waktu mendatang. o Achievable, target kinerja peningkatan kualitas harus dapat dicapai melalui usaha yang menantang. o Result-oriented, target kinerja dari peningkatan kualitas harus berfokus pada hasil-hasil berupa peningkatan kinerja karakteristik kualitas kunci.

22 30 o Time-bound, target kinerja harus menetapkan batas waktu pencapaian target karakteristik kualitas kunci dan target tersebut harus tercapai pada batas waktu yang telah ditetapkan. Mengidentifikasi sumber dan akar penyebab masalah kualitas. Dalam program peningkatan kualitas six sigma membutuhkan identifikasi masalah secara tepat, menemukan sumber dan akar penyebab dari masalah kualitas tersebut, dan mengajukan solusi masalah yang efektif dan efisien. (Vincent Gaspersz, 2002 : ). Secara garis besar tahapan yang dilakukan dalam Analyse dapat dijabarkan sebagai berikut : Tabel 2.6 Tahapan Analyse Proses Objektif Tool Identifikasi dan eliminasi Restore basic machine kemungkinan condition penyebab terjadinya Just Do It masalah List possible causes for all focused problem Buat daftar kemungkinan penyebab masalah Brainstorming Group possible causes for focused problem Kelompokkan kemungkinan penyebab masalah Cause Effect Diagram Detect the root causes for each focused problem Temukan akar penyebab masalah 5 whys Verification of the root causes Verifikasi akar penyebab permasalahan dengan menggunakan data dan fakta di lapangan Go & See in Gemba

23 31 4. Improve Tujuan utama dari tahap improve adalah membuat, menguji, dan mengimplementasikan solusi yang dapat menyelesaikan akar permasalahan dan menggunakan data untuk mengevaluasi solusi yang sudah terimplementasi. Tahapan dalam langkah improve : Tabel 2.7 Tahapan Improve Proses Objektif Tool Identify solution to the root causes Prioritise the action Build the action plan Identifikasi rencana perbaikan untuk tiap akar masalah Prioritaskan rencana perbaikan berdasar efek dan usaha yang dibutuhkan untuk implementasi Definisikan apa yang harus dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab serta dateline Brainstorming Prioritasion Process Impact Effort Matrix Action Plan ( 5W2H ) Execute the action plan Was the target achieved? Implementasi dan verifikasi dari rencana perbaikan Verifikasi efektifitas solusi dengan data Action Plan ( 5W2H ) Update Status Before After: Time Series Plot Pareto s Chart 5. Control Tujuan dari tahap control adalah untuk melengkapi semua kerja proyek dan menyampaikan hasil proses perbaikan kepada up management dan memastikan bahwa setiap orang bekerja telah dilatih untuk melakukan prosedur perbaikan yang baru. Sebagai bagian dari six sigma adalah penting untuk memastikan perlunya pengawasan bahwa hasil yang diinginkan dalam proses pencapaian.

24 Setelah melalui tahap improve, hasil harus diterapkan dalam jangka waktu tertentu untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan. Hasil dari peningkatan kualitas didokumentasikan, distandarisasikan, dipraktekan, didistribusikan, dan dijadikan pedoman kerja standar pada unit tersebut. Tahapan dari langkah control dapat dijabarkan sebagai berikut : Standardize change Tabel 2.8 Tahapan Control Proses Objektif Tool Buat atau update standar yang telah ada 32 SOP, WI, OPL Mistake Proof Checklist Communicate the new standarts Identifikasi pelatihan yang dibutuhkan untuk orang yang berhubungan Memberi pengetahuan baru lewat pelatihan Training Project Story Board Evaluate the benefit Put a control plan in place Update the skill matrix Melakukan review kembali terhadap aspek finansial Implementasi tindakan preventif untuk menghindari kejadian sama berulang Update skill matrix anggota team Update Financial Sheet Update Skill Matrix Share learning and replication Pembelajaran lanjut untuk melihat apakah bisa diaplikasikan di line lainnya SWOT Analysis

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici Topik Khusus ~ Pengantar Six Sigma ~ ekop2003@yahoo.com Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Participative

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah yang digunakan untuk penelitian penurunan hasil Fabric Width Utilization adalah dengan menggunakan metode Penyelesaian Masalah Six Sigma,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 34 BAB III SIX SIGMA 3.1 Sejarah Six Sigma Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun 1980-an oleh seorang engineer bernama Bill Smith. Hal ini dilatarbelakangi oleh hilangnya

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI 4.1 Tahap Perancangan Sistem Terintegrasi Setelah dilakukan brainstorming dan studi pustaka, maka langkah selanjutnya adalah membuat sistem terintegrasi dari metode

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control. ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin signifikan, membuat banyak bermunculan industri-industri baru yang sejenis dengan industri yang sudah ada sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian di bawah ini: Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada diagram alir penelitian Mulai Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan yang dilalui, mulai dari identifikasi masalah sampai pada tahap penyelesaian masalah dalam penyelesaian tugas akhir. Metodologi bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian start Studi Pendahuluan - Survey ke Perusahaan Konsultasi Identifikasi Masalah Tinjauan Pustaka - Literatur - Jurnal - Buku - Website - dll Tujuan

Lebih terperinci

PRINCIPLES OF SIX SIGMA for Improvement Bussiness & Management

PRINCIPLES OF SIX SIGMA for Improvement Bussiness & Management PRINCIPLES OF SIX SIGMA for Improvement Bussiness & Management Seminar Improvement Management for Better Quality Performance UPN Jakarta, 1 Juni 2016 Fino Wahyudi A., S.T., M.T. Six Sigma Green Belt SEJARAH

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan kriteria optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi kualitas produksi pipa pada perusahaan ini yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure, Analyze,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Six Sigma 2.1.1. Pengertian Six Sigma Six sigma terdiri dari dua kata yaitu Six yang berarti enam dan sigma yang berarti sebuah simbol atau lambang standar deviasi yang lebih

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)

BAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK Jaminan Kualitas Proyek Merupakan semua aktifitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kebijakan kualitas, tujuan dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Pertemuan 10 Manajemen Kualitas Tujuan Memahami manfaat manajemen kualitas. Memahami proses dalam manajemen kualitas. Mengenal alat yang yang dapat digunakan untuk melakukan manajemen kualitas. SE 3773

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Konsep Kunci 2.1.1.1 Definisi Kualitas Kualitas adalah sebuah ukuran relatif dari kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri atas kualitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Start Penelitian Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Tujuan Penelitian Pengumpulan Data : -Data Data Pengolahan Data

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI 5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 39 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan gambaran dari langkahlangkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Melalui pembuatan flowchart penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kualitas Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas atau mutu adalah karakteristik dari suatu produk atau jasa yang ditentukan oleh pemakai atau customer dan diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Permasalahan yang timbul dalam perusahaan merupakan indikasi bahwa terdapat penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada, sehingga menghasilkan kinerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI 4.1 Rencana Implementasi Rencana implementasi ditetapkan dari solusi bisnis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Rencana implementasi yang akan dilakukan dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan 3.1.1. Studi Lapangan Pada tahap awal ini yang dilakukan adalah pengamatan langsung terhadap perusahaan dan juga untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kepabrikan, gudang, distributor, sampai ketangan konsumen. Keuntungan SCM

BAB II LANDASAN TEORI. kepabrikan, gudang, distributor, sampai ketangan konsumen. Keuntungan SCM BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Supply Chain Management Definisi Supply Chain Management: Mata rantai rantai dimana dari berbagai pemasok, kemudian masuk kepabrikan, gudang, distributor, sampai ketangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Produksi Kegiatan utama yang bersangkutan dengan manajemen produksi adalah proses produksi. Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara yang tepat. Kemudian, penelitian merupakan kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Langkah langkah

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI... ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha, Bandung adalah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan Parts Manufacturing. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah Dies mesin tablet untuk pharmaceutical

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Metode ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia automotive di Indonesia menunjukkan perkembangan yang signifikan. Menurut harian Bisnis Indonesia pada 29 Maret 2012, peningkatan penjualan kendaraan

Lebih terperinci

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d. Langkah Tindakan Persamaan Hasil 1 Proses apa yang ingin diketahui? Produk kacang garing 2 Berapa jumlah Standart inventory (safety stock )?

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Pengetian Kualitas Banyak sekali definisi tentang kualitas yang ada saat ini, bahkan definisi tentang perkembangan seiring kemajuan teknologi, tetapi ada beberapa pendekatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian untuk pemecahan masalah dimana setiap pembahasan diuraikan dalam bentuk tahapan terstruktur. Tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO

PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO PENINGKATAN KUALITAS SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT. ECCO INDONESIA SIDOARJO SKRIPSI Disusun oleh : SABRINA DWI C 0632010035 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y Moses L. Singgih dan Renanda Email: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri FTI, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Collection Shoes merupakan perusahaan sepatu yang sudah berdiri cukup lama. Dalam penelitian saat ini pengamatan dilakukan pada produksi sepatu pantofel. Masalah utama dari bagian produksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 33 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Secara umum, metodologi penelitan diartika sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Yang dimaksud sebagai cara ilmiah

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian PT. Abdi Juang Investama bergerak di bidang pembuatan Trolly Shopping Cart berdiri pada tahun 2014. PT Abdi Juang Investama ini sudah mengembangkan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri elektronik membuat para pabrikan menjadi semakin kreatif dan inovatif. Tidak hanya

Lebih terperinci

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT

MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT MODUL 12 - TOTAL QUALITY MANAGEMENT DALAM JIT Quality adalah salah satu issue dominan bagi banyak perusahaan, di samping waktu pengembangan produk yang cepat, fleksibilitas memenuhi permintaan customized

Lebih terperinci

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK ANALISIS KAPABILITAS PROSES PRODUK KAWAT MENGGUNAKAN PENDEKATAN DEFINE, MEASURE, ANALYZE, IMPROVE, CONTROL DENGAN METODE TAGUCHI DI PT. UNIVERSAL METAL WORK SIDOARJO Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan landasan agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur, dan terarah. Metodologi penelitian merupakan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Metodologi Peneitian Flowchart penelitian menggambarkan metodologi atau langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah pada perusahaan. Berikut Flowchart penelitian pada gambar

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 6: Improvement Planning & Improvement Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Quality Function Deployment 2. Improvement Tools 6.1 Quality Function Deployment

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dengan baik dibutuhkan suatu metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA

PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA PENDEKATAN METODE LEAN SIX SIGMA UNTUK MENGANALISIS PROSES PRODUKSI PADA PT. DULMISON INDONESIA Titi Jayati 0800775012 ABSTRAK Operational excellent didasari oleh banyak perusahaan sebagai salah satu cara

Lebih terperinci

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011) 1 MODUL 5 SIX SIGMA 2 A. Tujuan Praktikum 1. Praktikan dapat memahami konsepsi tentang Six Sigma 2. Praktikan dapat memahami Six Sigma sebagai salah satu metode dalam perbaikan kualitas yang dramatis.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ditetapkan. Gasper (2008:1) mendefiniskan kualitas sering kali diartikan

BAB II LANDASAN TEORI. ditetapkan. Gasper (2008:1) mendefiniskan kualitas sering kali diartikan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Kualitas 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai totalitas karakteristik suatu produk yang menunjang kemapuan produk itu untuk memuaskan kebutuhan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Pengendalian Kualitas Kualitas dapat diartikan dengan berbagai macam pendapat, kebanyakan orang mempunyai pengertian kualitas sebagai bagaimana sebuah proses dapat menghasilkan

Lebih terperinci