BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR. PT. Combiphar (Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation)
|
|
- Bambang Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR 2.1 Sejarah PT. Combiphar PT. Combiphar (Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation) didirikan pada tahun 1971 di Jalan Sukabumi No. 61 Bandung. Pada tanggal 27 Juni 1981, divisi produksi PT. Combiphar berpindah lokasi ke Jl. Raya Simpang No. 383 Padalarang dan diresmikan oleh Direktur Jenderal POM Depkes RI, sedangkan kantor pusatnya tetap di Jl. Sukabumi 61 Bandung. Pada tahun 1985 perusahaan dijual ke GEMALA Group (PT. Kirana Guna Jaya) dan pada tahun 1987 kantor pusat PT. Combiphar pindah ke Jl. Pulolentut Kav. II/E-4 Jakarta Timur. Sejak 8 April 1998 kantor pusat PT. Combiphar menetap di Jl. Tanah Abang II/9 Jakarta Pusat dan selanjutnya pindah ke Graha Atrium lantai Jl. Senen Raya 135 Jakarta sejak pertengahan tahun Suatu perubahan signifikan terjadi pada dekade kedua. Perubahan tersebut mencakup penataan ulang standar operating procedures dan fasilitas produksi. Perubahan ini membawa PT. Combiphar tercatat sebagai salah satu perusahaan Farmasi Nasional yang mendapat penghargaan sertifikat CPOB pada tahun PT. Combiphar selalu melakukan penyesuaian dengan CPOB dan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, pada tahun 1996 dilakukan renovasi terhadap gedung produksi dan didirikannya gedung produksi Sefalosporin yang terpisah dari gedung produksi lainnya. Kemudian pada tahun 1997 dibangun gedung induk produksi lensa mata dari Rohto yang merupakan kerjasama antara PT. Combiphar dengan PT. Rohto dari Jepang yang berakhir pada tahun Dengan berakhirnya kerjasama tersebut, maka gedung Rohto akhirnya digunakan
2 oleh PT. Combiphar untuk departemen Product Development (Prodev) dan Quality Assurance (QA). Kemudian pada tahun yang sama di lakukan kerjasama dengan Sanofi-Syntelabo Perancis dan dibangunlah fasilitas PT. Sanofi-Syntelabo Combiphar (SSC) di lingkungan pabrik PT. Combiphar. Pada tahun 2002 juga dibangun fasilitas gedung khusus untuk produk OBH (Obat Batuk Hitam) yang dilatar belakangi oleh adanya permintaan pasar yang sangat tinggi terhadap produk OBH Combi dan terbatasnya kapasitas untuk sarana produksi. Kemudian pada tahun 2003 PT. Combiphar telah meng-upgrade fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Pada bulan Maret 2006, PT. Sanofi-Syntelabo Combiphar (SSC) beralih nama menjadi PT. Pharma Health Care (PHC). Kemudian pada tanggal 5 Mei 2008 dilakukan peresmian laboratorium baru Product and Development PT. Combiphar untuk menggantikan laboratorium yang lama. Pada tanggal 9 Oktober 2006, PT. Combiphar diperiksa oleh konsultan ISO yaitu AIMS. Perusahaan ini kemudian di audit oleh SGS, yaitu badan yang berwenang memberikan sertifikat ISO. Berdasarkan hasil audit, PT. Combiphar dinyatakan berhak mendapatkan sertifikat ISO 9001: VISI DAN MISI Visi yang dimiliki oleh PT Combiphar adalah menjadi salah satu industri farmasi yang terkemuka dan disegani di Indonesia. Dalam menjalankan usahanya, PT Combiphar memiliki misi yaitu ikut berkontribusi pada perbaikan kualitas hidup.
3 2.3 LOKASI, SARANA DAN PRASARANA FISIK Lokasi PT. Combiphar Divisi pabrik berada di Jalan Raya Simpang No. 383 Padalarang, Bandung, Jawa Barat, divisi ini bertanggung jawab atas semua proses produksi produk Combiphar. Kantor pusat (Head Office) dan divisi pemasaran PT. Combiphar terletak di Graha Atrium Senen lantai 14-16, Jakarta Pusat. Kantor pusat ini mengatur kegiatan perusahaan yang meliputi Keuangan, Pemasaran, Bussiness Development, Human Resources Development (HRD), dan lain-lain. Distribusi produk-produk PT. Combiphar dilakukan oleh PT. Anugrah Pharmindo Lestari (APL) dan PT. Parit Padang Sarana dan Prasarana Fisik Bangunan Utama PT. Combiphar terdiri dari 6 gedung yaitu: a. Gedung Utama (Gedung Produksi Utama) Gedung utama ini terdiri beberapa bagian, yaitu: i. Kantor ii. Gudang iii. Ruang produksi yang terbagi menjadi daerah abu-abu (grey area) dan daerah hitam (black area) b. Gedung bagian QA dan Product Development. Gedung ini terdiri dari 3 lantai, yaitu: i. Lantai Dasar, digunakan untuk laboratorium pengembangan produk yang terdiri dari ruang formulasi dan ruang pengembangan metode analisis.
4 ii. Lantai 1, laboratorium quality control terdiri dari ruang pengujian, ruang instrumen, ruang mikrobiologi, ruang administrasi dan staf laboratorium pengawasan mutu. iii. Lantai 2, digunakan untuk ruang administrasi product development, ruang packaging development and registration document, ruang kepala bagian, ruang pertemuan, dan perpustakaan. c. Gedung Pharma Health Care (PHC) dan gudang d. Gedung Produksi OBH dan gudang e. Gedung Produksi Sefalosporin f. Gedung bagian tehnik dan pemeliharaan, kantin, mushola, mess karyawan dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) Sarana Penunjang Pabrik Combiphar memiliki beberapa sarana penunjang untuk mendukung dan memperlancar aktivitas produksi. Adapun sarana penunjang tersebut adalah bengkel teknik (mechanical workshop), city electricity, generator diesel (genset), dua unit boiler, dua unit Air Compressor, pompa air, pengolahan air dengan sistem Reverse Osmosis, sistem Heating Ventilating Air Conditioning (HVAC) pada gedung utama dan gedung sediaan cair (liquid), dua unit fire hydrant pump yaitu diesel engine dan electric motor, Waste Water Treatment Plant (WWTP), Penangkal Petir, Sistem telekomunikasi (telepon, Faximile, ), dan System application Programe (SAP). 2.4 PENERAPAN CPOB DI PT. COMBIPHAR Sertifikat CPOB pertama di PT. Combiphar diperoleh pada tahun Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar ketentuan dalam CPOB telah
5 dipenuhi oleh PT. Combiphar. Kendatipun demikian, continuous improvement perlu senantiasa diperhatikan dan dilaksanakan, mengingat persaingan antar industri farmasi semakin ketat. Selain berusaha untuk meningkatkan pelaksanaan CPOB, saat ini PT. Combiphar tengah berusaha untuk mendapatkan sertifikasi dari Pharmaceutical Inspection Cooperation Scheme (PIC/S), sertifikasi ini sangat penting terutama pada era globalisasi sekarang ini, karena dengan diperolehnya sertifikat tersebut, PT. Combiphar mendapat pengakuan secara internasional terhadap kualitas produk yang dihasilkan Manajemen Mutu PT. Combiphar telah berusaha menjalankan sistem manajemen mutu sebagaimana dipersyaratkan dalam CPOB. Secara struktural, PT. Combiphar memiliki bagian QA dan QC yang didukung dengan sarana prasarana yang memadai, personil yang terlatih, proses dan prosedur yang memenuhi persyaratan. Bagian QA dan QC ini bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem manajemen mutu di PT. Combiphar yang berpedoman pada CPOB. PT. Combiphar juga telah melakukan pengkajian mutu produk secara berkala melalui Annual Product Review (APR). APR ini merupakan tanggung jawab unit QAS yang dalam pelaksanaannya melibatkan seluruh bagian dalam divisi pabrik yang terkait dengan mutu produk, terutama bagian produksi dan product development (prodev). Melalui APR, PT. Combiphar melakukan pengkajian terhadap seluruh produk yang telah dihasilkan dan dievaluasi secara menyeluruh untuk menentukan apakah perlu dilakukan tindakan perbaikan atau pencegahan terkait dengan proses pembuatan obat.
6 2.4.2 Personalia Personil kunci pada PT. Combiphar yaitu kepala bagian produksi, kepala bagian pengawasan mutu dan kepala bagian pemastian mutu yang merupakan Apoteker yang telah terkualifikasi dan berpengalaman sehingga memungkinkan untuk melaksanakan tugas secara profesional. PT. Combiphar juga memberikan pelatihan (training) secara berkala bagi para personilnya. Training yang diberikan oleh PT. Combiphar terdiri dari training Good Manufacturing Practice (GMP) dan training non-gmp, yang dapat dilakukan di dalam atau di luar PT. Combiphar. Training GMP merupakan tanggung jawab bagian QAO unit GMP compliance dan biasanya dilaksanakan satu tahun sekali. Training non GMP menjadi tanggung jawab dari masingmasing bagian. Setelah pelatihan diberikan, biasanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut atas seluruh kegiatan pelatihan yang telah dilakukan dan didokumentasikan dalam catatan pelatihan. Selain memperhatikan peningkatan kualitas personil, PT. Combiphar juga memperhatikan kesehatan dan kesejahteraan personil dengan menyediakan fasilitas klinik kesehatan dan pembagian obat gratis bagi personil, serta General Check Up setiap satu tahun sekali, menawarkan asuransi serta rekreasi bersama Bangunan dan Fasilitas Bangunan divisi pabrik PT. Combiphar dibuat sesuai dengan ketentuan dalam CPOB sehingga dapat mencegah terjadinya kontaminasi silang yang dapat menurunkan mutu produk yang dihasilkan. Gedung sefalosporin terletak terpisah dari bangunan produksi lainnya, begitu juga dengan gudang penyimpanan bahan pengemas, bahan baku serta produk jadi yang letaknya terpisah. Sedangkan
7 bahan-bahan yang mudah terbakar disimpan dalam gudang khusus yang letaknya tepisah jauh dari kegiatan produksi. Untuk pengendalian serangga, hewan pengerat dan hewan lain, PT. Combiphar bekerja sama dengan pihak kontraktor Pest and Rodent Control. Dalam hal ini, pengecekan dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali. Tata letak ruang produksi di PT. Combiphar dibuat sesuai dengan urutan tahap proses produksi. Hal ini bertujuan agar alur kerja menjadi lebih teratur dan memungkinkan pengawasan yang efektif. Meskipun demikian, gedung produksi belum seluruhnya menerapkan sistem in line. Dalam hal ini hanya gedung PHC dan OBH yang telah menerapkan sistem in line, mulai dari gudang bahan baku, ruang produksi, hingga gudang produk jadi. Untuk mengatur perbedaan tekanan udara, temperatur, dan kelembapan ruangan, PT. Combiphar menggunakan sistem HVAC, sedangkan untuk mengatur jumlah partikel dalam ruangan digunakan HEPA filter. Bagian yang bertanggung jawab pada pengontrolan dan perawatan utility adalah bagian teknik. Area penyimpanan (gudang) dirancang sesuai dengan persyaratan yang tercantum CPOB. Gudang tersebut memiliki kapasitas yang memadai dan penerangan yang cukup, serta selalu terjaga tetap bersih dan kering. Daerah penyimpanan dibedakan berdasarkan tipe material (bahan baku, bahan pengemas, produk jadi), status barang (quarantine, release, rejected), dan suhu penyimpanan (2-8 0 C, dibawah 25 0 C, di bawah 30 0 C), dengan penataan berdasarkan kode yang terprogram dalam System Application Program (SAP). Sistem ini dapat memisahkan barang secara efektif sehingga memudahkan petugas dalam mencari barang yang diinginkan. Untuk area penyimpanan bahan berbahaya dipisahkan
8 dengan area penyimpanan barang lain. Bahan narkotik, psikotropik dan bahan prekursor disimpan dalam tempat terkunci sehingga terjamin keamanannya. Pada gudang bahan baku, terdapat pula ruang grey area yang digunakan untuk melakukan sampling terhadap bahan baku yang datang. Laboratorium QA/QC telah memenuhi persyaratan CPOB. Letak laboratorium QA/QC terpisah dari area produksi dan didesain sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Untuk fasilitas lain seperti kantin dan bengkel perbaikan (teknik) juga berada terpisah dari area produksi dan laboratorium QA/QC. Ruang ganti pakaian letaknya telah terpisah dengan area produksi namun masih langsung berhubungan Peralatan Secara garis besar, peralatan yang ada telah didesain dan dikonstruksikan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan CPOB. Seluruh peralatan yang digunakan harus terkalibrasi dan terkualifikasi, meliputi kualifikasi Instalasi (IQ), kualifikasi operasional (OQ), dan kualifikasi kinerja (PQ) serta terdokumentasi. Kualifikasi IQ dan OQ dilakukan satu kali saat instalasi pertama dan dilakukan rekualifikasi apabila terjadi modifikasi peralatan atau perubahan lokasi peralatan. Sedangkan untuk PQ dilakukan sesudah OQ pada instalasi pertama kali dan di rekualifikasi setiap 3 tahun sekali (untuk peralatan yang tidak kritis) dan 1 tahun sekali (untuk peralatan kritis). Untuk proses kalibrasi dilakukan internal dan eksternal secara berkala sesuai dengan jadwal kalibrasi yang dibuat setiap tahun, sedangkan proses pembersihan dilakukan secara berkala sesuai dengan prosedur tetapnya. Adapun metode yang digunakan untuk membersihkan alat, sebelumnya harus tervalidasi terlebih dahulu.
9 Penempatan peralatan terutama di bagian produksi, dalam satu ruangan produksi hanya terdapat peralatan yang berhubungan dengan aktivitas di ruangan tersebut. Setiap peralatan juga telah memiliki identitas yang jelas yang menunjukkan nomor aset dan nomor urut lokasi ruangan dimana alat tersebut ditempatkan. Nomor identitas alat tersebut akan memudahkan penelusuran jika terjadi suatu penyimpangan/masalah dalam proses produksi serta diperlukan pula dalam studi proses validasi Sanitasi dan Higiene PT. Combiphar telah berusaha menerapkan sanitasi dan higiene pada setiap aspek, meliputi personil, bangunan, peralatan, bahan awal hingga bahan pengemasnya sehingga menjamin kebersihan dan menjaga agar produk yang dihasilkan terbebas dari kontaminasi dan pencemaran. PT. Combiphar juga mencanangkan program higiene yaitu 5R (ringkas, rapi, resik, rawat, rajin) yang diperiksa secara berkala. Selain itu, setiap personil yang bekerja di ruang produksi diwajibkan mencuci tangan dengan desinfektan dan menggunakan pakaian khusus yang dilengkapi dengan penutup kepala, masker dan sepatu khusus. Personil yang akan melakukan proses pengolahan produk juga diwajibkan menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak langsung dengan produk yang dibuat. Khusus untuk personil yang akan masuk ataupun keluar dari ruang sefalosporin diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu agar tidak terjadi resiko kontaminasi silang dan bahaya medis. Untuk menjamin kebersihan ruangan produksi disediakan ruang penyangga yang berfungsi sebagai pembatas antara grey area dan black area. Dalam hal ini ruang penyangga alur barang dan personil terpisah. Untuk
10 memudahkan pengawasan, warna pakaian yang digunakan tiap kelas berbeda. Prosedur higiene ini tidak hanya berlaku bagi personil produksi saja, tapi juga berlaku bagi semua orang yang hendak memasuki ruang produksi Produksi Bahan awal yang digunakan untuk produksi adalah bahan awal yang telah memenuhi spesifikasi dari pengujian oleh QC. Penyimpanan bahan awal tersebut disesuaikan dengan kondisi dan sifat bahan seperti penyimpanan pada suhu kamar, sejuk dan dingin. Proses perencanaan kegiatan produksi dan bahan yang diperlukan dalam proses produksi dilakukan oleh bagian Supply chain. Selanjutnya diadakan perencanaan proses produksi yang melibatkan berbagai pihak pada divisi pabrik. Prosedur pengolahan batch dievaluasi secara rutin. Selain dokumen induk, ditetapkan prosedur kerja baku seperti tercantum dalam prosedur pengolahan induk dan prosedur pengemasan induk bagi masing-masing kegiatan produksi untuk menjamin kelancaran kerja serta keseragaman mutu produk yang dihasilkan. Bagian produksi juga dilengkapi dengan laboratorium pemeriksaan untuk keperluan pemantauan selama proses (In Process Control/IPC). Laboratorium tersebut dilengkapi peralatan untuk keperluan IPC. Sebelum proses pengemasan, ruang pengemasan diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada produk lain, bahan pengemas lain, dokumen pengemasan lain dan peralatan lain dalam jalur pengemasan. Antara jalur pengemasan yang satu dengan yang lain diberi sekat untuk menghindari tercampurnya produk.
11 2.4.7 Pengawasan Mutu Di PT. Combiphar, bagian yang bertanggung jawab terhadap pengawasan mutu adalah QC. Divisi QC bertanggung jawab terhadap pengawasan mutu, mulai dari bahan awal, produk antara, maupun produk jadi termasuk didalamnya pemeriksaan mikrobiologi dan in process control yang akan menentukan status masing-masing barang. Seluruh personil yang bekerja di laboratorium tersebut telah terkualifikasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Dengan demikian diharapkan agar setiap personil dapat mendukung pelaksanaan pengawasan mutu. Seluruh personil diwajibkan memakai pakaian pelindung dan alat pengaman seperti masker, kacamata, sarung tangan sesuai kebutuhan Inspeksi Diri dan Audit Mutu Di PT. Combiphar terdapat empat level audit. Program audit dilaksanakan secara berkala dan rutin oleh tim inspeksi diri. Bagian yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut adalah unit GMP compliance. Tim inspeksi diri dan audit mutu dapat berasal dari internal perusahaan, pihak eksternal, maupun pihak prinsipal yang melakukan toll manufacturing di PT. Combiphar. Semua prosedur, catatan dan laporan inspeksi diri dan audit mutu didokumentasikan dan disimpan oleh unit GMP compliance. Laporan inspeksi diri ini selanjutnya dilaporkan kepada manajer QAO, untuk dievaluasi dan ditetapkan tindakan perbaikan yang diperlukan (Corrective Action Plan Action/CAPA).
12 2.4.9 Penanganan Keluhan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk Kembalian Berdasarkan jenisnya, PT. Combiphar membagi keluhan yang masuk dalam tiga kategori yaitu technical, medical, dan marketing. Penarikan Kembali Obat Jadi (PKOJ) merupakan penarikan kembali satu atau beberapa bets atau seluruh obat jadi tertentu dari semua mata rantai distribusi. PKOJ dilakukan apabila ditemukan adanya produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu atas dasar pertimbangan adanya efek samping yang dapat bepengaruh terhadap kesehatan. Penanganan produk kembalian didasarkan pada Returned Goods Policy yang telah disepakati Dokumentasi Dokumen-dokumen yang terdapat di PT. Combiphar antara lain prosedur mutu, spesifikasi dan prosedur pemeriksaan bahan baku (SPPBB), spesifikasi dan prosedur pemeriksaan bahan pengemas (SPPBP), spesifikasi dan prosedur pemeriksaan produk jadi (SPPPJ), batch record, protokol dan laporan kualifikasi dan validasi, instruksi kerja (kalibrasi, pemakaian, pembersihan), dokumen registrasi. Untuk meningkatkan efisiensi kerja perusahaan, PT. Combiphar telah menerapkan teknologi informasi menggunakan program komputerisasi disebut SAP (System Application Program). Program SAP dapat mengakomodasi inventory control hingga distribusi penjualan. Keuntungannya adalah kegiatan menjadi lebih terorganisasi dan terkontrol karena sistem ini on line di semua unit kegiatan di PT. Combiphar.
13 Pembuatan dan Analisis berdasarkan Kontrak Selain melaksanakan kegiatan produksi internal, PT. Combiphar juga melakukan external manufacturing/toll manufacturing. Toll manufacturing yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu toll out dan toll in. Toll out dilakukan oleh PT. Combiphar ke lembaga atau perusahaan industri farmasi lain. Toll out dilakukan apabila fasilitas di PT. Combiphar tidak mencukupi untuk proses produksi atau fasilitas tidak tersedia. Toll in dilakukan oleh pihak prinsipal ke PT. Combiphar. Hingga saat ini, toll in yang ada di PT. Combiphar dibagi menjadi 2 yakni formulasi dan repack. Untuk toll in formulasi, seluruh proses produksi dilakukan oleh PT. Combiphar. Untuk toll in repack, PT. Combiphar hanya melakukan analisa berdasarkan Certificate of analysis (CoA) dari prinsipal Kualifikasi dan Validasi Setiap tahun bagian tim validasi PT. Combiphar yang terdiri dari bagian QA, Prodev, produksi, dan teknik menyusun Rencana Induk validasi (RIV). RIV ini mencakup informasi tentang fasilitas, peralatan, atau proses yang akan divalidasi, format dokumen berupa format protokol, laporan validasi, dan jadwal perencanaan pelaksanaan validasi, acuan dokumen yang digunakan dan struktur organisasi yang melaksanakan kegiatan validasi tersebut. Validasi yang dilakukan oleh PT. Combiphar adalah validasi mesin dan peralatan (kualifikasi), validasi metode analisis, validasi proses produksi, dan validasi pembersihan.
BAB II PT. COMBIPHAR. PT. Combiphar (Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation)
BAB II PT. COMBIPHAR 2.1 SEJARAH PT. COMBIPHAR PT. Combiphar (Combined Imperial Pharmaceutical Incorporation) didirikan tahun 1971 di Jalan Sukabumi No. 61 Bandung di bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR. PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jl. Sukabumi no. 61,
BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR 2.1 Sejarah Perkembangan PT. Combiphar PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jl. Sukabumi no. 61, Bandung di bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo, Apt. Berawal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR. bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo, Apt. Berawal dari industri rumah
BAB II TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR 2.1 Sejarah Perkembangan PT. Combiphar PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jl. Sukabumi 61 Bandung, di bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo, Apt. Berawal dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jalan Sukabumi No. 61
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah Perkembangan PT. Combiphar PT. Combiphar didirikan pada tahun 1971 di Jalan Sukabumi No. 61 Bandung, di bawah pengelolaan Drs. Handoko Prayogo, Apt. Pada
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO.383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE 16 JANUARI 2012-10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciCPOB. (Cara Pembuatan Obat yang Baik)
CPOB { (Cara Pembuatan Obat yang Baik) CPOB (Cara Pembuatan Obat Yang Baik) 2006 atau GMP (Good Manufacturing Practices) 2006 adalah suatu pedoman pembuatan obat berdasarkan berbagai ketentuan dalam CPOB
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2009
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE 04-28 AGUSTUS 2009 Disusun Oleh: FANNY FERLIANY SIMANJUNTAK, S.Farm. 083202117 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. COMBIPHAR. Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2009
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE 04-28 AGUSTUS 2009 Disusun Oleh: Nina Octaviana, S.Farm 083202134 PROGRAM PENDIDIKAN
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO.383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE 16 JANUARI 2012-10 FEBRUARI 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. COMBIPHAR. Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2009
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, BANDUNG PERIODE 04-28 AGUSTUS 2009 Disusun Oleh: Mala Febriani S. Farm. 083202139 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciTugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu
Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, JAWA BARAT (2 APRIL 30 APRIL 2012)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, JAWA BARAT (2 APRIL 30 APRIL 2012) PERIODE XXXVIII DISUSUN OLEH: GRACESYA FLORENSYA TENY, S. Farm. NPM: 2448711218
Lebih terperinciPERIODE XLV. Disusun Oleh: CLAUDIA ALVINA, S. Farm. NPM
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN PANDAAN-PASURUAN (07 SEPTEMBER 2015 13 OKTOBER 2015) PERIODE XLV Disusun Oleh: CLAUDIA ALVINA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.245 /Menkes/VI/1990, industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG (31 AGUSTUS 9 OKTOBER 2015)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG (31 AGUSTUS 9 OKTOBER 2015) PERIODE XLV OLEH: RUS DWI CAHYANI, S. Farm. NPM: 2448715138 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG 383 PADALARANG BANDUNG PERIODE 07 MARET 01 APRIL 2011
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG 383 PADALARANG BANDUNG PERIODE 07 MARET 01 APRIL 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER RANGGA PRADANA,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG (31 AGUSTUS 9 OKTOBER 2015)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG (31 AGUSTUS 9 OKTOBER 2015) PERIODE XLV OLEH: CINDY HERIYANTI. H, S. Farm. (NPM: 2448715105) PROGRAM STUDI PROFESI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN PANDAAN-PASURUAN (18 APRIL 2016 27 MEI 2016) PERIODE XLVI DISUSUN OLEH: DANIEL ADIARTHA S.Farm.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JALAN SOEKARNO-HATTA NO. 789 BANDUNG 03 APRIL 26 MEI 2017
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JALAN SOEKARNO-HATTA NO. 789 BANDUNG 03 APRIL 26 MEI 2017 PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH : HELMY ANDRIANTO WIDJAYA, S.Farm. NPM. 2448716033 PROGRAM
Lebih terperinciQuality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt.
Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) Mata Kuliah : Rancangan Produk Industri (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B.,S.Farm., M.Farm., Apt. Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO HATTA 789 BANDUNG 31 AGUSTUS OKTOBER 2015
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO HATTA 789 BANDUNG 31 AGUSTUS 2015 09 OKTOBER 2015 PERIODE XLV DISUSUN OLEH: YUVITA ROSARY DEVA, S. Farm NPM. 2448715154 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 245/Menkes/SK/V/1990, yang dimaksud dengan industri farmasi adalah industri
Lebih terperinciB. Tujuan Tujuan Qualiy Assurance adalah untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
PEMASTIAN MUTU (QUALITY ASSURANCE/QA) A. Pendahuluan Industri farmasi bertujuan untuk menghasilkan obat yang harus memenuhi persyaratan khasiat (efficacy), keamanan (safety) dan mutu (quality). Berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG CARA PRODUKSI KOSMETIKA YANG BAIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa langkah utama untuk menjamin keamanan kosmetika adalah penerapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI. 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN
BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Keterlibatan Dalam Produksi Praktek Kerja Profesi Apoteker di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciTugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu
Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Departemen QA merupakan departemen yang bertanggung jawab antara lain : a) Audit internal QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SANBE FARMA UNIT 2 JALAN LEUWIGAJAH NO. 162 CIMAHI BANDUNG 3 APRIL MEI 2017
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SANBE FARMA UNIT 2 JALAN LEUWIGAJAH NO. 162 CIMAHI BANDUNG 3 APRIL 2017 31 MEI 2017 PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: GRACIA GRISELDA, S.Farm NPM. 2448716031 PROGRAM
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG BANDUNG PERIODE 07 MARET 01 APRIL 2011 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MOCHAMAD
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. SANBE FARMA UNIT II CIMAHI
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. SANBE FARMA UNIT II CIMAHI Disusun Oleh : Syabrina Naulita Pane, S.Farm. NIM 093202066 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciPERIODE XLVIII. DISUSUN OLEH: DIA AMBARSARI, S.Farm
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN PANDAAN-PASURUAN (10 APRIL 2017 12 MEI 2017) PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: DIA AMBARSARI, S.Farm.
Lebih terperinciIndustri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciPENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000
PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN MUTU (SMM) ISO 9001 : 2000 MANAJEMEN UMUM Manajemen umum adalah manajemen puncak yang terdiri dari direksi dan wakil manajemen/quality Management Representative (QMR). Direksi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Bintang Toedjoe didirikan pada tanggal 29 April 1946 bertempat di Garut, Jawa Barat oleh seorang sinshe yang bernama Tan Jun Sie.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI. 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin dari menteri
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki
Lebih terperinciPERSONALIA
PERSONALIA 1. Persyaratan Umum Jumlah dan Pengetahuan: Memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sesuai dengan tugasnya. Mempunyai sikap dan kesadaran yang tinggi untuk melaksanakan Cara Pembuatan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN PANDAAN-PASURUAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN PANDAAN-PASURUAN (08 AGUSTUS 2016 16 SEPTEMBER 2016) PERIODE XLVII DISUSUN OLEH: NINA KURNIANTI
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG 4 APRIL 27 MEI 2016
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MEPROFARM JL. SOEKARNO-HATTA 789 BANDUNG 4 APRIL 27 MEI 2016 PERIODE XLVI OLEH: WILI MAWARTI NPM: 2448715248 PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB II PERANAN, FUNGSI, DAN TUGAS APOTEKER DI INDUSTRI FARMASI SERTA TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR
BAB II PERANAN, FUNGSI, DAN TUGAS APOTEKER DI INDUSTRI FARMASI SERTA TINJAUAN UMUM PT. COMBIPHAR 2.1. Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri yang meliputi industri obat jadi dan industri bahan
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG PERIODE MARET 2012
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JL. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG PERIODE MARET 2012 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER MUTIA ANGGRIANI, S.Farm 1106047215
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA PLANT MEDAN DISUSUN OLEH : ERNITA, S. Farm 093202016 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Lebih terperinciPERIODE XLVII. DISUSUN OLEH: YUHANA.SR., S. Farm. NPM
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES JALAN ANGSANA RAYA BLOK A3 No. 1 DELTA SILICON 1 KAWASAN INDUSTRI LIPPO CIKARANG BEKASI 1 AGUSTUS 2016 27 SEPTEMBER 2016 PERIODE
Lebih terperinciKATA PENGANTAR QUALITY CONTROL
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum, wr, wb, Segala Puji senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT beserta junjungan kita Nabi Besar Muhammad Rasulullah S.A.W yang telah melimpahkan rahmat, berkah, dan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tirta Sibayakindo PT. Tirta Sibayakindo adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI DI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PLANT MEDAN DISUSUN OLEH : SRI ROMAITO HASIBUAN, S.Farm 093202065 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. AVENTIS PHARMA JAKARTA Disusun Oleh : Handi Hendra, S. Farm. NIM 103202016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciViddy A R. II Selasa, 5 September 2017
INDUSTRI No. Tanggal Topik/Pokok Bahasan Substansi materi Dosen I Selasa, 29 Agustus 2017 Pendahuluan -Ruang lingkup industri farmasi -Pemenuhan CPOB -Jenis-jenis industri farmasi -Ciri-ciri industri farmasi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, JAWA BARAT 01 SEPTEMBER 23 OKTOBER 2015 PERIODE XLV
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR Jl. RAYA SIMPANG NO. 383 PADALARANG, JAWA BARAT 01 SEPTEMBER 23 OKTOBER 2015 PERIODE XLV DISUSUN OLEH: LIDYA ANDYTA SYAWAL, S. Farm NPM. 2448715126
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur Organisasi
Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. Kimia Farma (Persero) Tbk Plant Medan Disusun Oleh : Astrie Rezky, S. Farm. 093202004 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 Lembar
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN (10 APRIL MEI 2017)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA Tbk. JL. RAYA PANDAAN KM. 48 PANDAAN (10 APRIL 2017 12 MEI 2017) PERIODE XLVIII DISUSUN OLEH: REYNANDA VIOLINA AGUS DAMAYANTI., S.Farm.
Lebih terperinciTUGAS FARMASI INDUSTRI ELIMINASI DAN VALIDASI 12 ASPEK CPOB
TUGAS FARMASI INDUSTRI ELIMINASI DAN VALIDASI 12 ASPEK CPOB Nama : SITTI MUNAWARAH NIM : 3351161343 Kelas : D PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI CIMAHI-JAWA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. INTERBAT JL. HR. MOCHAMAD MANGUNDIPROJO NO. 1 BUDURAN-SIDOARJO (31 AGUSTUS 23 OKTOBER 2015)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. INTERBAT JL. HR. MOCHAMAD MANGUNDIPROJO NO. 1 BUDURAN-SIDOARJO (31 AGUSTUS 23 OKTOBER 2015) PERIODE XLV DISUSUN OLEH : RIZKA MUHITA PUTRIE, S.Farm 2448715137
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SURYA DERMATO MEDICA LABORATORIES JL. RUNGKUT INDUSTRI III/31 SURABAYA (1 AGUSTUS 31 AGUSTUS 2016)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SURYA DERMATO MEDICA LABORATORIES JL. RUNGKUT INDUSTRI III/31 SURABAYA (1 AGUSTUS 31 AGUSTUS 2016) PERIODE XLVII DISUSUN OLEH: ASMAUL FAUZIAH, S. Farm. 2448715307
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA) mengalami perkembangan pesat. PT. Prafa didirikan pada tahun 1960 oleh Tjipto
BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA) 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Prafa merupakan salah satu perusahaan farmasi Indonesia yang mengalami perkembangan pesat. PT. Prafa didirikan
Lebih terperinciPenggunaan terbesar herbal. Fitofarmaka. supplement. kosmetik
Penggunaan terbesar herbal Fitofarmaka supplement kosmetik Pasar herbal Pasar dunia 10 M USD Nilai export indonesia 100 Triliun Kualitas Produksi herbal GAP GMP GDP GAP ON FARM Iklim Tanah Ketinggian bibit
Lebih terperinciDOKUMENTASI
DOKUMENTASI PENDAHULUAN Dokumentasi adalah suatu bukti yang dapat dipercaya pada penerapan/pemenuhan CPOTB. Mutu yang direncanakan adalah satu-satunya solusi untuk mengatasi keluhan yang terkait dengan
Lebih terperinciPERIODE XLVIII. DISUSUN OLEH : RIA DEVI ANITA PRIMANINGTYAS, S.Farm. NPM
LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. HEXPHARM JAYA LABORATORIES JALAN ANGSANA RAYA BLOK A3 NO. 1 DELTA SILICON 1 KAWASAN INDUSTRI LIPPO CIKARANG BEKASI (3 APRIL 2017 31 MEI 2017) PERIODE XLVIII
Lebih terperinci5.1.1 Kesimpulan Tugas Khusus Pengawasan Mutu - Kualitas air dan menjaga air dari kontaminasi mikrobiologi merupakan bagian penting untuk memastikan
BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada tanggal 03 April 2017 sampai 19 Mei 2017 di PT. OTTO Pharmaceutical Industries
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JALAN RAYA SIMPANG 383 PADALARANG 40553, JAWA BARAT (02 MEI JUNI 2017)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. COMBIPHAR JALAN RAYA SIMPANG 383 PADALARANG 40553, JAWA BARAT (02 MEI 2017 23 JUNI 2017) PERIODE XLVIII Disusun Oleh: DESY FATMAWATI, S. Farm. 2448716019 PROGRAM
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SYDNA FARMA JL. RC. VETERAN NO. 89 BINTARO, JAKARTA SELATAN PERIODE 1 APRIL 3 JUNI 2013 LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER KARTIKA
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. MERCK SHARP DOHME PHARMA, Tbk. JALAN RAYA PANDAAN KM 48 PANDAAN-JAWA TIMUR (07 SEPTEMBER 13 OKTOBER 2015) PERIODE XLV DISUSUN OLEH: NOVENIA AMANDA CHAUWITO,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Era perdagangan bebas dan globalisasi saat ini telah memaksa industri di Indonesia untuk terus meningkatkan daya saingnya menghadapi kompetisi yang ketat dari produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk menunjang kesehatannya. Semua orang rela mengeluarkan uangnya untuk mendapatkan kesehatan, bahkan
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN. Berdasarkan data dari PT. Sanbe Farma, Tinjauan Umum Perusahaan adalah sebagai berikut :
11 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan Berdasarkan data dari PT. Sanbe Farma, Tinjauan Umum Perusahaan adalah sebagai berikut : 3.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Sanbe Farma secara resmi
Lebih terperinciAspek-aspek CPOB. Manajemen Mutu Personalia Bangunan dan Fasilitas Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi
Personalia Aspek-aspek CPOB Manajemen Mutu Personalia Bangunan dan Fasilitas Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi Pengawasan mutu Inspeksi diri dan audit mutu Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan
Lebih terperinciREGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB
REGULASI PENGELOLAAN DISTRIBUSI OBAT DAN URGENCY SERTIFIKASI CDOB Disampaikan oleh: Direktur Pengawasan Distribusi Produk Terapetik & PKRT Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) IKATAN APOTEKER INDONESIA Tangerang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. COMBIPHAR PADALARANG - JAWA BARAT Disusun Oleh : Jon Frikson Lumban Gaol, S.Farm NIM 103202088 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,
49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 2.1 Sejarah Perusahaan Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI PT. MUTIFA MEDAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. MUTIFA MEDAN Disusun Oleh : Miss Naimah Abdunroni, S. Farm. 083202053 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 Lembar Pengesahan LAPORAN
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI JL. PULOGADUNG NO 6 JAKARTA (3 OKTOBER - 25 NOVEMBER 2011)
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT. SOHO INDUSTRI PHARMASI JL. PULOGADUNG NO 6 JAKARTA (3 OKTOBER - 25 NOVEMBER 2011) PERIODE XXXVII OLEH: NEHRU WIBOWO, S. Farm. NPM: 2448711103 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI PT ASTRAZENECA INDONESIA CIKARANG SITE JALAN TEKNO RAYA BLOK B1A B1B, CIKARANG, BEKASI JAWA BARAT PERIODE 6 JANUARI 21 FEBRUARI 2014 LAPORAN
Lebih terperinciPEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
7 2013, No.122 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.1.33.12.12.8195 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN PEDOMAN CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK PENDAHULUAN PRINSIP
Lebih terperinciPEDOMAN PENYIAPAN DOKUMEN INDUK INDUSTRI FARMASI DAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL PENDAHULUAN
7 2012, No.294 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.04.1.33.02.12.0883 TAHUN 2012 TENTANG DOKUMEN INDUK INDUSTRI FARMASI DAN INDUSTRI OBAT TRADISIONAL PEDOMAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi dilakukan dengan menggunakan mesin sebagai pengganti tenaga manusia. Dimana dengan menggunakan mesin
Lebih terperinci(BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus Sejak berdirinya hingga sekarang ini PT. Kimia Farma (Persero) Tbk.
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan
Lebih terperinci