teka mulai terbentuk mengitari lapis sel-sel granulosa pada tahap akhir folikel sekunder (Dellmann dan Brown 1992).
|
|
- Sonny Santoso
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBAHASAN Organ reproduksi betina terdiri atas organ reproduksi primer yaitu ovarium dan organ reproduksi sekunder yaitu tuba uterina, uterus (kornua, korpus, dan serviks), dan vagina. Ovarium memiliki dua fungsi yaitu fungsi eksokrin dan endokrin. Sebagai organ eksokrin, ovarium memproduksi sel telur (ovum, ova, oosit) dan sebagai organ endokrin menghasilkan hormon reproduksi, terutama estrogen dan progesteron. Ukuran ovarium musang luak relatif sama dengan ukuran ovarium anjing dan kucing. Ovarium musang luak berbentuk oval memanjang dan berukuran kecil. Perbedaan bentuk dan ukuran ovarium dapat disebabkan oleh perkembangan siklus reproduksi pada masing-masing individu (Hafez dan Hafez 2000; Pineda dan Dooley 2003; Samuelson 2007). Bentuk ovarium sangat bervariasi menurut spesies, umur, dan tahapan dari siklus estrus (Dellmann dan Eurell 1998). Pada karnivora, ovarium berukuran kecil berbentuk oval memanjang di kedua sisi dan agak rata. Pineda dan Dooley (2003) mengatakan bahwa, bentuk ovarium pada hewan yang menghasilkan banyak keturunan dalam sekali kebuntingan seperti anjing, kucing, dan babi, memiliki beberapa folikel dan korpus luteum sehingga bentuk yang dihasilkan mirip dengan buah anggur dengan berbagai variasi ukuran. Ovarium difiksir oleh penggantung yang disebut mesovarium. Mesovarium merupakan jaringan ikat yang bertaut pada hilus ovarium dan merupakan pintu masuk pembuluh darah untuk ovarium (Hafez dan Hafez 2000). Pewarnaan Masson s Trichrome pada ovarium musang luak menunjukkan bahwa jaringan ikat mesovarium masuk ke dalam medula ovarium. Hal ini sesuai dengan Samuelson (2007) yaitu bagian hilus diteruskan ke medula ovarium sehingga pada bagian medula banyak terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan jaringan saraf. Perbedaan berat ovarium pada individu hewan dapat disebabkan oleh perbedaan umur, bangsa, paritas (berapa kali melahirkan), tingkatan makanan, dan siklus reproduksi (Hafez dan Hafez 2000). Ketika folikel tersebut tumbuh dan menjadi matang, berat ovarium akan meningkat. Panjang ovarium dextra dan
2 26 sinistra berturut-turut sebesar 0,79±0,23 cm dan 0,77±0,26 cm, lebih pendek dibandingkan dengan ovarium anjing dan kucing yaitu sebesar 2 cm dan 0,8-0,9 cm (Constantinescu 2007). Ovarium dextra dan sinistra keduanya berkembang. Musang luak dapat beranak 2-3 kali sepanjang tahun, meskipun ada catatan bahwa anak musang luak lebih sering ditemukan pada bulan Oktober sampai Desember (Weigl 2005). Ovarium terdiri atas bagian korteks dan medula. Lapisan korteks ovarium atau disebut juga zona parenkimatosa merupakan tempat perkembangan folikel dan korpus luteum serta dilapisi oleh epitel permukaan berbentuk kubus sebaris. Stroma korteks berupa jaringan ikat longgar. Kelenjar interstitial juga dapat ditemukan dalam ovarium musang luak. Pada ovarium anjing dan kucing, stroma korteks mengandung sederetan sel kelenjar interstitial berbentuk polihedral (Dellmann dan Brown 1992; Schatten dan Rosenfeld 2007). Sel-sel kelenjar interstitial dapat dibedakan dari sel-sel stroma ovarium dengan bentuknya yang mirip kincir dan terbenam dalam jalinan serabut retikular (Dellmann dan Brown 1992). Folikel dalam ovarium terdiri atas folikel primordial, primer, sekunder, dan tersier. Folikel primordial terdapat dalam jumlah banyak dan berada di bawah tunika albuginea. Tunika albuginea merupakan jaringan ikat yang melapisi ovarium dan tampak berwarna biru-hijau dengan pewarnaan Masson s Trichrome. Menurut Dellmann dan Brown (1992), tebal tunika albuginea dapat menipis dan bahkan menghilang karena terdesak oleh perkembangan folikel ovarium serta korpus luteum selama aktivitas ovarium meningkat. Folikel primordial sudah ada sejak hewan lahir dan terdapat dalam jumlah banyak. Setiap folikel primordial mengandung oosit primer yang dikelilingi oleh epitel pipih selapis. Secara berkala, folikel primordial akan berkembang menjadi folikel primer, sekunder, dan tersier. Epitel pipih selapis pada folikel primordial berganti menjadi kubus sebaris pada folikel primer. Oosit pada folikel primer juga mengalami pembesaran. Folikel primer kemudian berubah menjadi folikel sekunder setelah terbentuknya sel granulosa dan zona pelusida (Samuelson 2007). Pada folikel sekunder terbentuk zona pelusida yang mengitari plasma oosit, rongga kecil berisi cairan yang terbentuk diantara sel-sel granulosa, dan sel-sel
3 27 teka mulai terbentuk mengitari lapis sel-sel granulosa pada tahap akhir folikel sekunder (Dellmann dan Brown 1992). Pada folikel tersier terdapat suatu rongga sentral antrum folikuli yang berisi cairan (likuor folikuli). Ooosit primer berada di satu sisi dan dikelilingi oleh selsel granulosa yang terakumulasi (kumulus ooforus), serta terbentuknya korona radiata. Menurut Dellmann dan Brown (1992), sel-sel yang membentuk korona radiata berperan memberi nutrisi bagi oosit, dan sel-sel granulosa membentuk lapisan folikel parietal, disebut stratum granulosum yang menopang membran basal. Sel teka telah berdiferensiasi menjadi sel teka interna dan sel teka eksterna. Sel teka interna merupakan jaringan ikat dengan banyak vaskularisasi dan berada lebih dalam dibandingkan dengan teka eksterna yaitu jaringan ikat fibrosa yang terletak lebih luar sebagai penunjang (Samuelson 2007). Folikel tersier atau disebut juga folikel de Graaf yang mensekresikan hormon estrogen, yaitu diproduksi oleh sel-sel teka interna dan sel-sel granulosa. Estrogen berfungsi untuk mempertahankan sistem saluran reproduksi, sifat-sifat reproduksi sekunder, tingkah laku reproduksi, dan stimulasi kelenjar mammae pada betina. Saat folikel mencapai ukuran penuh, folikel tersebut ruptur agar ovarium dapat terlepas. Proses ini disebut dengan ovulasi dan terjadi ketika hewan sudah dewasa kelamin. Ovum atau sel telur turun menuju tuba uterina. Sisa folikel de Graaf yang telah mengalami ovulasi akan berkembang menjadi korpus hemoragikum, korpus rubrum, korpus luteum, dan korpus albikan. Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron. Progesteron berfungsi untuk mempersiapkan kondisi saluran reproduksi untuk menerima fertilisasi, menyebabkan pembesaran kelenjar mammae, dan menghambat sekresi Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) dari hipotalamus yang menghambat keluarnya Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan mencegah perkembangan folikel (Aspinall dan O Reilly 2007). Jika terjadi fertilisasi dan kebuntingan, maka korpus luteum akan tetap dipertahankan dan terus berfungsi untuk memelihara kebuntingan. Apabila hewan tidak bunting, saat masa estrus berakhir korpus luteum akan mengalami regresi menjadi korpus albikan (Contantinescu 2007). Folikel atresia ditandai dengan adanya membarana glasial. Tanda-tanda untuk atresia pada dinding folikel adalah inti menjadi piknotik dan terjadi
4 28 kromatolisis (Dellmann dan Brown 1992). Membran glasial (selaput kaca) merupakan membran basal lapis granulosa yang melipat, menebal, dan mengalami proses hialinisasi selama terjadi atresia (Dellmann dan Eurell 1998; Samuelson 2007). Tuba uterina berfungsi untuk menangkap ovum yang diovulasikan, menyediakan lingkungan yang baik untuk ovum dan sel sperma, kapasitasi sperma, serta menjadi tempat fertilisasi (Aspinall dan O Reilly 2007; Dellmann dan Brown 1992). Tuba uterina merupakan saluran dan mempunyai beberapa lekukan yang merupakan batas antara ketiga bagian tuba uterina yaitu infundibulum, ampulla, dan isthmus. Hal ini dipertegas dengan pengamatan secara mikroanatomi. Utero-tubal junction atau perbatasan antara isthmus dan uterus berfungsi untuk mencegah pergerakan bakteri dari uterus ke tuba uterina dan rongga peritoneum, namun membolehkan semen yang diejakulasikan ke dalam tuba uterina, serta menggerakkan embrio melalui perbatasan ini menuju uterus pada waktu yang tepat (Pineda dan Dooley 2003). Panjang tuba uterina musang luak yaitu 3,82±1,49 cm untuk bagian dextra dan 3,85±1,43 cm untuk bagian sinistra. Ukuran tuba uterina musang luak tersebut lebih pendek dari tuba uterina anjing dan kucing. Tuba uterina anjing dan kucing berturut-turut yaitu 4 7 cm dan 3 5 cm (Pineda dan Dooley 2003), 6-10 cm dan 4-6 cm (Constantinescu 2007). Saluran ini memiliki fungsi mengumpulkan sel telur saat dilepaskan dari folikel de Graaf, menggerakkan sel telur menuju kornua uterus, menyediakan lingkungan yang baik untuk sel telur maupun sperma, dan sebagai saluran tempat terjadinya fertilisasi (Samuelson 2007). Tuba uterina terdiri atas membran mukosa yang membentuk lipatan primer, sekunder, dan tersier (Hafez dan Hafez 2000). Infundibulum berbentuk seperti corong tipis dan memiliki jumbai-jumbai yang disebut fimbria yang berfungsi membantu menangkap sel telur. Fimbria akan bergabung menjadi struktur tubular tunggal pada bagian akhir infundibulum, sebelum akhirnya bergabung menjadi ampulla (Samuelson 2007). Lapis mukosa tuba uterina dilapisi epitel silindris sebaris tanpa silia. Lipatan mukosa tuba uterina akan menjadi semakin tinggi ketika mendekati ovarium. Lipatan mukosa-submukosa pada daerah infundibulum
5 29 lebih tinggi dibandingkan dengan di daerah ampulla dan isthmus. Lapis muskularis pada isthmus lebih tebal dibandingkan dengan ampulla dan infundibulum. Pergerakkan ovum maupun spermatozoa digantikan oleh kontraksi otot polos yang terdapat dalam tuba uterina pada lapis muskularis serta dibantu oleh hormon-hormon yang berasal dari ovarium. Lapis muskularis tersebut akan semakin tebal jika mendekati perbatasan dengan uterus yaitu utero-tubal junction (Aughey dan Frye 2001). Ampulla merupakan tempat terjadinya fertilisasi, yaitu di sepertiga bagian tuba uterina. Daerah ampulla dan isthmus musang luak memiliki lipatan mukosasubmukosa yang lebih rendah dibandingkan dengan daerah infundibulum. Isthmus merupakan tuba uterina yang berbatasan dengan kornua uterus. Susunan mikroanatomi tuba uterina secara umum yaitu terdiri atas lumen, lapisan mukosa, submukosa, muskularis mukosa, dan serosa. Lapisan muskularis mukosa berupa lapisan otot polos dan lapisan serosa berupa jaringan ikat yang mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Menurut Kimura et al. (2004), isthmus memiliki lapisan muskularis yang lebih tebal dan lapis mukosa yang lebih tipis dibandingkan dengan ampulla. Jika terjadi fertilisasi, sel telur yang telah dibuahi akan menjadi zigot dan mengalami proses pembelahan (cleavage). Proses konseptus, implantasi, dan perkembangan fetus terjadi di dalam uterus. Akers dan Denbow (2008) menyebutkan bahwa terdapat tiga tipe uterus yaitu tipe dupleks, bikornua, dan simpleks. Musang luak memiliki tipe uterus bikornua yaitu sama dengan karnivora lainnya seperti anjing dan kucing. Tipe bikornua terdiri atas dua kornua uterus, satu korpus uterus, dan satu serviks uterus (Pineda dan Dooley 2003). Uterus berfungsi untuk menyediakan tempat untuk perkembangan fetus. Uterus juga berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang optimal agar embrio dapat bertahan dan mengondisikan embrio agar dapat menerima nutrisi, hal ini dilaksanakan oleh plasenta (Aspinall dan O Reilly 2007). Moghe (1956) mengatakan bahwa Indian palm civet memiliki jenis plasenta zonaria serupa dengan anjing dan kucing. Uterus difiksir oleh jaringan penggantung di kedua sisi lateral yang disebut mesometrium. Kornua uterus musang luak berjalan ke arah craniolateral. Kornua uterus dextra dan sinistra memiliki panjang berturut-turut 3,04±0,22 cm dan 3,27±0,60
6 30 cm. Kornua uterus berukuran lebih pendek jika dibandingkan dengan kornua uterus anjing dan kucing. Kornua uterus anjing dan kucing yaitu sebesar cm dan 6 10 cm (Pineda dan Dooley 2003), serta cm dan 9-11 cm (Constantinescu 2007). Korpus uterus berukuran lebih pendek dibandingkan dengan kornua uterus. Ukuran korpus uterus yaitu 2,32±0,12 cm. Percabangan korpus uterus menjadi kornua uterus disebut dengan bifurcatio uteri. Perbatasan korpus uterus dengan serviks uterus tidak dapat dilihat secara makroanatomi. Struktur mikroanatomi kornua dan korpus uterus musang luak secara umum sama, yaitu terdiri atas lumen, mukosa-submukosa (endometrium), lapis muskularis mukosa (miometrium), dan lapis serosa (perimetrium). Lumen uterus dilapisi oleh sel epitel silindris sebaris dan terdapat banyak kelenjar uterus. Kelenjar uterus disebut juga kelenjar endometrial karena terletak dalam lapis endometrium. Kelenjar uterus musang luak berbentuk simple tubular gland. Lapis mukosa uterus anjing memiliki kelenjar uterus yang panjang dan kripta tubular yang pendek, sedangkan kucing memiliki bentuk radial atau spiral longitudinal (Getty 1975). Kelenjar uterus merupakan kelenjar eksokrin (Aughey dan Frye 2001). Lapis muskularis terdiri atas lapis otot polos sirkuler dan longitudinal dan perimetrium terdiri atas jaringan ikat longgar, pembuluh darah, dan jaringan saraf (Dellmann dan Brown 1992). Serviks uterus merupakan penghubung antara korpus uterus dan vagina. Fungsi utama serviks yaitu sebagai penutup lumen uterus, sehingga mencegah masuknya mikroba dari vagina dan organ reproduksi eksternal. Serviks secara normal berkonstriksi dan berdilatasi hanya untuk membolehkan semen saat estrus atau fetus lewat ketika partus (Aspinall dan O Reilly 2007; Colville dan Bassert 2002). Panjang serviks uterus lebih pendek dibandingkan dengan panjang vagina, yaitu sebesar 0,97±0,44 cm. Hal ini sama dengan serviks uterus pada anjing dan kucing. Serviks uterus anjing dan kucing memiliki ukuran yang lebih pendek dibandingkan dengan vaginanya (Pineda dan Dooley 2003). Serviks uterus musang luak memiliki lumen yang sempit. Mukosa serviks dilapisi oleh sel epitel silindris sebaris bersilia dan juga terdapat sel penghasil mukus. Sel penghasil mukus meningkat saat estrus dan dikeluarkan lewat vagina (Dellmann dan Eurell 1998). Lamina propria serviks uterus musang luak berupa
7 31 jaringan ikat. Lapis muskularis terdiri atas lapis dalam sirkuler dan lapis luar yang longitudinal. Serabut elastik terdapat pada lapis otot sirkuler. Otot dan serabut elastik berperan untuk memulihkan kembali bentuk serviks setelah partus (Dellmann dan Brown 1992). Lapis serosa serviks tersusun atas jaringan ikat longgar. Vagina terletak di rongga pelvis, yang dibatasi oleh serviks di bagian anterior, rektum di bagian dorsal, vesika urinaria serta urethra di bagian ventral dan orificium urethralis externum di posterior (Getty 1975). Orificium urethralis externum merupakan titik bertemunya traktus reproduksi dengan urethra. Panjang vagina memiliki rata-rata sebesar 1,27±0,44 cm. Ukuran vagina lebih pendek dibandingkan dengan vagina anjing yaitu 5-10 cm (Pineda dan Dooley 2003) dan kucing yaitu 2-3 cm (Constantinescu 2007). Lapis mukosa vagina musang luak tersusun atas epitel pipih banyak lapis dan terdapat lapis keratin. Samuelson (2007) mengatakan bahwa saat anjing betina memasuki masa estrus, epitel yang melapisi mukosa vagina adalah epitel pipih banyak lapis yang terkeratinisasi. Lapis submukosa atau lamina propria terdiri atas jaringan ikat. Lapis muskularis juga terdapat dalam vagina musang luak yang terdiri atas otot polos. Lapis adventisia terdiri atas jaringan ikat longgar, serta terdapat pembuluh darah dan saraf (Dellmann dan Eurell 1998). Vestibula diawali dari orificium urethralis externum sampai vulva. Vestibula merupakan saluran yang menghubungkan vagina dan vulva. Panjang vestibula yaitu 0,71±0,22 cm, ukuran tersebut lebih pendek dibandingkan dengan vestibula anjing yaitu 5-6 cm (Constantinescu 2007) dan 2-5 cm (Pineda dan Dooley 2003), namun serupa dengan panjang vestibula kucing yaitu 0,5-1,5 cm (Pineda dan Dooley 2003). Struktur mikroanatomi vestibula pada umumnya sama dengan vagina. Vestibula tersusun atas lapisan mukosa, lapisan submukosa yaitu lamina propria, juga terdapat lapis muskularis dan lapisan serosa. Epitel yang menyusun mukosanya adalah epitel pipih banyak lapis. Menurut Samuelson (2007), konstruksi vestibula mirip dengan vagina bagian caudal, namun vestibula memiliki folikel getah bening subepitel terutama di daerah klitoris. Vulva merupakan organ reproduksi eksternal yang terdiri atas labia dan klitoris. komisura dorsal musang luak berbentuk agak lancip dan terdapat rambut
8 32 yang lebat, sedangkan komisura ventralnya membulat. Labia yang berkembang pada karnivora adalah labia minor dan hanya primata yang memiliki labia mayor yang sesungguhnya (Getty 1975). Menurut Constantinescu (2007), setiap hewan memiliki bentuk, ukuran, dan ketebalan labia yang berbeda-beda. Klitoris musang luak tidak tampak secara makroanatomi namun terlihat adanya fossa klitoris. Hal ini sesuai dengan Getty (1975), bahwa klitoris pada hewan karnivora dewasa akan tertahan perkembangan embrionalnya. Klitoris tersusun atas jaringan erektil dan dilapisi oleh epitel pipih banyak lapis, serta terdapat banyak ujung saraf sensoris (Senger 2005).
TINJAUAN PUSTAKA Musang Luak ( Paradoxurus hermaphroditus 1 Klasifikasi dan Distribusi
TINJAUAN PUSTAKA Musang Luak (Paradoxurus hermaphroditus) 1 Klasifikasi dan Distribusi Genus Paradoxurus diklasifikasikan ke dalam empat spesies menurut Schreiber et al. 1989 dalam International Union
Lebih terperinciMORFOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA MUSANG LUAK (Paradoxurus hermaphroditus) FITRIA APRILIANI
MORFOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA MUSANG LUAK (Paradoxurus hermaphroditus) FITRIA APRILIANI FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Trenggiling 1. Klasifikasi dan Persebaran
4 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling 1. Klasifikasi dan Persebaran Trenggiling merupakan salah satu mamalia yang dilindungi. Lekagul dan McNeely (1977) menyebutkan bahwa terdapat 7 spesies trenggiling yang tersebar
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7)
SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh Setyo Utomo (Kuliah ke 7) TIU : 1 Memahami bentuk anatomis dan histologis alat reproduksi betina. TIK : 1 Memahami secara anatomis dan histologis ovarium sebagai kelkenjar
Lebih terperinciyang dihasilkan oleh sel ini adalah untuk menyediakan nutrisi pendukung bagi sel telur ketika melakukan pergerakan pada tuba uterina.
40 PEMBAHASAN Organ reproduksi betina terdiri dari sepasang gonad, yaitu ovarium, organ reproduksi internal yang terdiri dari tuba uterina, uterus, dan vagina, serta organ reproduksi eksternal yang terdiri
Lebih terperinciSISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA. Oleh: Kustono Diah Tri Widayati
SISTEM ALAT REPRODUKSI HEWAN BETINA Oleh: Kustono Diah Tri Widayati Alat reproduksi betina terletak pada cavum pelvis (rongga pinggul). Cavum pelvis dibentuk oleh tulangtulang sacrum, vertebra coccygea
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P.
SISTEM REPRODUKSI TERNAK BETINA Oleh : Ir. Setyo Utomo,M.P. TIU : 1 Memahami bentuk anatomis dan histologis alat reproduksi betina. TIK : 1 Memahami secara anatomis dan histologis ovarium sebagai kelkenjar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (dengan cara pembelahan sel secara besar-besaran) menjadi embrio.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Seorang wanita disebut hamil jika sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma. Hasil pembuahan akan menghasilkan zigot, yang lalu berkembang (dengan cara pembelahan sel
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat...
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Tujuan... 3 Manfaat... 3 TINJAUAN PUSTAKA Trenggiling... 4 1. Klasifikasi dan Persebaran... 4
Lebih terperinciSISTEM GENITAL BETINA. HISTOLOGI VETERINER drh. Herlina Pratiwi
SISTEM GENITAL BETINA HISTOLOGI VETERINER drh. Herlina Pratiwi SISTEM REPRODUKSI BETINA - OVARIUM - SALURAN KELAMIN Tuba Fallopii / oviduct Uterus = kornua, korpus, servik Vagina Vulva ALAT PENGGANTUNG
Lebih terperinciOOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Titta Novianti
OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS Titta Novianti OOGENESIS Pembelahan meiosis yang terjadi pada sel telur Oogenesis terjadi dalam dua tahapan pembelahan : yaitu mitosis meiosis I dan meiosis II Mitosis : diferensaiasi
Lebih terperinciAnatomi/organ reproduksi wanita
Anatomi/organ reproduksi wanita Genitalia luar Genitalia dalam Anatomi payudara Kelainan organ reproduksi wanita Fisiologi alat reproduksi wanita Hubungan ovarium dan gonadotropin hormon Sekresi hormon
Lebih terperinciMORFOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA TRENGGILING JAWA
MORFOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA TRENGGILING JAWA (Manis javanica) DENGAN TINJAUAN KHUSUS PADA KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FOLIKEL DAN DISTRIBUSI KARBOHIDRAT PADA OVARIUM AIDELL FITRI RACHMAWATI FAKULTAS
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Domba Ovarium Oogenesis dan Folikulogenesis
3 TINJAUAN PUSTAKA Domba Domba merupakan salah satu sumber protein yang semakin digemari oleh penduduk Indonesia. Fenomena ini semakin terlihat dengan bertambahnya warung-warung sate di pinggiran jalan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun
Lebih terperinciORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS. drh. Herlina Pratiwi, M.Si
ORGAN GENITAL EKSTERNAL DAN INTERNAL PADA HEWAN BETINA DAN PROSES OOGENESIS drh. Herlina Pratiwi, M.Si FEMALE GENITAL ORGANS Terdiri dari: 1. Sepasang ovarium 2. Tuba fallopii (tuba uterina) 3. Uterus
Lebih terperinciAlat Reproduksi Ternak
Alat Reproduksi Ternak A. Alat Reproduksi Jantan 2 buah testis 1 pasang sel kelamin Rete testis Vas efferent Epididimis Vas defferens Uretra Kelenjar reproduksi Vesikula seminalis Prostata Bulbouretralis
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLatihan Soal 2.1 1. Perhatikan gambar berikut! Bagian yang disebut dengan oviduct ditunjukkan oleh huruf... A B C D Bagian yang ditunjukkan oleh gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu hingga sekarang banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan sebagai bahan untuk makanan maupun untuk pengobatan tradisional.
Lebih terperinciSistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ;
Fisiologi Reproduksi & Hormonal Wanita Sistem hormon wanita, seperti pada pria, terdiri dari tiga hirarki hormon, sebagai berikut ; 1. Hormon yang dikeluarkan hipothalamus, Hormon pelepas- gonadotropin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole. Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Persilangan Simmental dan Peranakan Ongole Sapi hasil persilangan antara sapi peranakan Ongole (PO) dan sapi Simmental dengan nama SIMPO. Sapi SIMPO merupakan hasil
Lebih terperinciSISTIM REPRODUKSI WANITA
HISTOLOGI SISTIM REPRODUKSI WANITA ERYATI DARWIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS 1 GENITAL WANITA ORGANA GENITALIA INTERNA OVARIUM TRACTUS GENITALIS TUBA UTERINA FALLOPII UTERUS VAGINA ORGANA GENITALIA
Lebih terperinciOLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed
OLeh : Titta Novianti, S.Si. M.Biomed Sel akan membelah diri Tujuan pembelahan sel : organisme multiseluler : untuk tumbuh, berkembang dan memperbaiki sel-sel yang rusak organisme uniseluler (misal : bakteri,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. pemotongan hewan (TPH) adalah domba betina umur produktif, sedangkan untuk
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan ternak yang dapat menyediakan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat Indonesia selain dari sapi, kerbau dan unggas. Oleh karena itu populasi dan kualitasnya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1 Data nilai fisiologis tikus putih (Rattus sp.)
TINJAUAN PUSTAKA Biologi Tikus Putih (Rattus sp.) Tikus putih atau rat (Rattus sp.) sering digunakan sebagai hewan percobaan atau hewan laboratorium karena telah diketahui sifat-sifatnya dan mudah dipelihara
Lebih terperinciGambar 1 Peta distribusi musang luak di Indonesia = alami = Introduksi (Modifikasi dari IUCN 2011).
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Distribusi Musang Menurut Schreiber et al. (1989), terdapat empat spesies musang dari genus Paradoxurus, yaitu: 1. Paradoxurus zeylonensis, menyebar terbatas di Sri Lanka.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. jika ditinjau dari program swasembada daging sapi dengan target tahun 2009 dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging dan merupakan komoditas peternakan yang sangat potensial. Dalam perkembangannya, populasi sapi potong belum mampu
Lebih terperinciKAJIAN KEPUSTAKAAN. susu untuk peternak di Eropa bagian Tenggara dan Asia Barat (Ensminger, 2002). : Artiodactyla
8 II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Domba Lokal Domba merupakan hewan ternak yang pertama kali di domestikasi. Bukti arkeologi menyatakan bahwa 7000 tahun sebelum masehi domestik domba dan kambing telah menjadi
Lebih terperinci1. Perbedaan siklus manusia dan primata dan hormon yang bekerja pada siklus menstruasi.
Nama : Hernawati NIM : 09027 Saya mengkritisi makalah kelompok 9 No 5 tentang siklus menstruasi. Menurut saya makalah mereka sudah cukup baik dan ketikannya juga sudah cukup rapih. Saya di sini akan sedikit
Lebih terperinciSiklus menstruasi. Nama : Kristina vearni oni samin. Nim: Semester 1 Angkatan 12
Nama : Kristina vearni oni samin Nim: 09031 Semester 1 Angkatan 12 Saya mengkritisi tugas biologi reproduksi kelompok 7 tentang siklus menstruasi yang dikerjakan oleh saudari Nela Soraja gusti. Tugas mereka
Lebih terperinciHUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD. Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D.
HUBUNGAN HIPOTALAMUS-HIPOFISE- GONAD Oleh: Ir. Diah Tri Widayati, MP, Ph.D Ir. Kustono, M.Sc., Ph.D. Mekanisme umpan balik pelepasan hormon reproduksi pada hewan betina Rangsangan luar Cahaya, stress,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
30 4.1 Luas Ovarium BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak minyak jintan hitam terhadap organ reproduksi betina diawali dengan pengamatan patologi anatomi (PA) dari ovarium dan uterus. Pengamatan
Lebih terperinciF I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.
F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Sasaran Pembelajaran Mahasiswa dapat menjelaskan sistem reproduksi dan laktasi Materi Kontrol gonad dan perkembangan
Lebih terperinciAnatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang
Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus
Lebih terperinciFunction of the reproductive system is to produce off-springs.
Function of the reproductive system is to produce off-springs. The Gonad produce gamets (sperms or ova) and sex hormones. All other reproductive organs are accessory organs Anatomi Sistem Reproduksi Pria
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan kambing lokal Indonesia. Kambing jenis ini banyak diternakkan di pesisir pantai utara (Prawirodigdo et al., 2004). Kambing Jawarandu
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran),
SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA Oleh : Setyo Utomo Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran), demikian halnya pada burung atau unggas. Sistem tersebut
Lebih terperinciBAB I SISTIM REPRODUKSI HE WAN BETINA A. PENDAHULUAN
BAB I SISTIM REPRODUKSI HE WAN BETINA A. PENDAHULUAN Sub pokok bahasan kuliah sistim reproduksi hewan betina ini meliputi pengertian sistim reproduksi pada berbagai hewan betina mulai dari susunan anatomi,
Lebih terperinciHUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH
HUBUNGAN HORMON REPRODUKSI DENGAN PROSES GAMETOGENESIS MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Teknologi Informasi dalam Kebidanan yang dibina oleh Bapak Nuruddin Santoso, ST., MT Oleh Devina Nindi Aulia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kancil Klasifikasi
TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kancil Klasifikasi Kancil termasuk ke dalam ordo Artiodactyla, famili Tragulidae dan genus Tragulus. Famili Tragulidae terdiri dari dua genus yaitu genus Tragulus yang terdiri
Lebih terperinciTentir Praktikum Terintegrasi 1. Modul Reproduksi 2010
Tentir Praktikum Terintegrasi 1 Modul Reproduksi 2010 BIOLOGI Hapus vagina Tahap tahap siklus estrus atau menstruasi dapat diketahui melalui analisis hapus vagina Perubahan yang terjadi berhubungan erat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jadi kontrasepsi ialah berbagai cara untuk mencegah persatuan antar telur dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Kontrasepsi Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti melawan atau mencegah dan konsepsi yang berarti pertemuan antara ovum dan spermatozoa.
Lebih terperinciBAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN
BAB IV SISTEMA REPRODUKSI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan sistema reproduksi yang dibahas kali ini meliputi sistema reproduksi hewan jantan dan betina, juga beberapa hormon yang mempengaruhi sistem tersebut.
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A.
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aplikasi bioteknologi reproduksi di bidang peternakan merupakan suatu terobosan untuk memacu pengembangan usaha peternakan. Sapi merupakan salah satu jenis ternak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan timbulnya sifat-sifat kelamin sekunder, mempertahankan sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Estrogen merupakan hormon steroid yang dihasilkan oleh sel granulosa dan sel teka dari folikel de Graaf pada ovarium (Hardjopranjoto, 1995). Estrogen berkaitan dengan
Lebih terperinciJaringan Tubuh. 1. Jaringan Epitel. 2. Jaringan Otot. 3. Jaringan ikat/penghubung. 4. Jaringan Saraf
Jaringan Tubuh 1. Jaringan Epitel 2. Jaringan Otot 3. Jaringan ikat/penghubung 4. Jaringan Saraf Jaringan Epitel Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang menutup permukaan saluran pencernaan, saluran pada
Lebih terperinciSDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT
MEMBERIKAN TEKANAN THDP SDA & LH PERTUMBUHAN PENDUDUK YG SEMAKIN CEPAT KBUTUHAN AKAN PROTEIN HWNI MENINGKAT PENDAHULUAN - LAHAN SEMAKIN SEMPIT - PENCEMARAN PERAIRAN SDP. YG MENDPT TEKANAN CUKUP BERAT UTK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selatan. Sapi pesisir dapat beradaptasi dengan baik terhadap pakan berkualitas
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi pesisir merupakan salah satu bangsa sapi lokal yang banyak di pelihara petani-peternak di Sumatera Barat, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan. Sapi pesisir dapat
Lebih terperinciSisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria.
Sisten reproduksi pria dan wanita A.Sistem reproduksi pria meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam
Lebih terperinci... Tugas Milik kelompok 8...
... Tugas Milik kelompok 8... 6. Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uterus 2.1.1. Anatomi dan Histologi Uterus Uterus berbentuk seperti buah pir dan berdinding tebal. Yang terdiri dari fundus uteri, korpus uteri, cavum uteri. Ukuran dari fundus
Lebih terperincidrh. Herlina Pratiwi
drh. Herlina Pratiwi Fase Folikuler: Oosit primer => folikel primer => foliker sedunder => folikel tertier => folikel degraaf => ovulasi => folikel haemoraghicum Fase Luteal: corpus luteum => corpus spurium
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Gambaran mikroskopik folikel ovarium tikus putih betina ((Rattus norvegicus, L) dengan perbesaran 4x10 menggunakan teknik pewarnaan Hematoxilin-eosin
Lebih terperinci- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - sbl2reproduksi
- - SISTEM REPRODUKSI MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl2reproduksi Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana
Lebih terperinciGENITALIA EKSTERNA GENITALIA INTERNA
GENITALIA EKSTERNA..... GENITALIA INTERNA..... Proses Konsepsi Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, diliputi korona radiata mengandung persediaan nutrisi Pada ovum dijumpai inti dalam bentuk metafase
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menstruasi A. Pengertian Menstruasi Menstruasi merupakan keadaan fisiologis, yaitu peristiwa keluarnya darah, lendir ataupun sisa-sisa sel secara berkala. Sisa sel tersebut
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diambil berdasarkan gambar histologik folikel ovarium tikus putih (Rattus
A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian mengenai pengruh pemberian ekstrak kacang merah (Phaseolus vulgaris, L.) terhadap perkembangan folikel ovarium tikus putih diambil
Lebih terperinciPergerakan makanan dalam esofagus menuju lambung disebabkan oleh adanya gerakan peristaltik akibat kontraksi dua lapisan otot pada tunika muskularis
29 PEMBAHASAN Esofagus musang luak pada awalnya berjalan di sebelah dorsal trakhea, kemudian di pertengahan daerah leher (pars cervical) berbelok ke sisi kiri trakhea. Selanjutnya, di daerah thoraks (pars
Lebih terperinciTubulus Rektus Rete Testis Vas Eferens
HISTOLOGI REPRODUKSI PRIA A. TESTIS Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu hormonal dan reproduksi. Testis dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat yang disebut tunika albuginea.
Lebih terperinciHEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2013
BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2013 HEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN endrika_w@ yahoo.com endrikawidyastuti.wordpress.com
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan spesies bendera (flag species)
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan spesies bendera (flag species) bagi Provinsi Nusa Tenggara Barat, bahkan telah menjadi lambang bagi provinsi
Lebih terperinciHEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2015
HEWAN (STRUKTUR,FUNGSI DAN MANFAATNYA) ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP BIOLOGY UNIVERSITY OF BRAWIJAYA 2015 ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN endrika_w@ yahoo.com endrikawidyastuti.wordpress.com
Lebih terperinciPERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN
PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN 1. Perubahan Fungsi Perubahan Hormonal Perubahan Mekanikal Pembesaran uterus yang menyebabkan tekanan organ, payudara menyebabkan perubahan postur dan posisi tubuh 2. Perubahan
Lebih terperinciPENGARUH SUPEROVULASI PADA LAJU OVULASI, SEKRESI ESTRADIOL DAN PROGESTERON, SERTA PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UTERUS DAN KELENJAR SUSU TIKUS PUTIH (Rattus Sp.) SELAMA SIKLUS ESTRUS TESIS OLEH : HERNAWATI
Lebih terperincidr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG
dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG 1 Fisiologi Kehamilan 2 Fertilisasi Pembuahan terjadi umumnya di ampula tuba. Ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi, atau bila tidak akan segera mati dalam 24 jam.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sistem Reproduksi Sapi Betina Superovulasi
TINJAUAN PUSTAKA Sistem Reproduksi Sapi Betina Sistem reproduksi sapi betina lebih kompleks daripada sapi jantan, dimana terdiri dari beberapa organ yang memiliki peran dan fungsi masing-masing. Ovarium
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit
40 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Oosit Pada Stadia Folikel Primer Pengaruh pencekokan ekstrak rimpang rumput teki terhadap diameter oosit pada stadia folikel primer dapat dilihat pada gambar 10.
Lebih terperinciKelenjar berkembang dari permukaan epitel dengan cara tumbuh ke dalam jaringan ikat di bawahnya (kelenjar eksokrin)
JARINGAN EPITEL Jaringan epitel tersusun oleh sel-sel bersisi dan bersudut banyak (poligonal) Memiliki sedikit atau tanpa substansi interseluler Dapat berupa membran ataupun kelenjar Membran dibentuk oleh
Lebih terperinciSexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour
Sexual behaviour Parturient behaviour Nursing & maternal behaviour Rangsangan seksual libido Berkembang saat pubertas dan setelah dewasa berlangsung terus selama hidup Tergantung pada hormon testosteron
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Manusia mempunyai dua ovarium yang berfungsi memproduksi sel telur dan mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur (oogenesis). Pada
Lebih terperinciPSKH, Kamis/13 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. DIAGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA KEBUNTINGAN
PSKH, Kamis/13 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. DIAGNOSA DAN DIFERENSIAL DIAGNOSA KEBUNTINGAN Sasaran pembelajaran Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa akan dapat menjelaskan: Teknik
Lebih terperinciJURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13
JURNAL BIOLOGI, Vol. 2 No. 2, Tahun 2013, Halaman 1-13 SISTEM REPRODUKSI MANUSIA SUMIATI (E1A012053) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Mataram Jln. Majapahit NO. 62 Mataram, Telp/Fax: (0370)631166
Lebih terperinciJaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan
Jaringan adalah struktur yang dibentuk oleh kumpulan sel yang mempunyai sifat-sifat morfologi dan fungsi yang sama. Jaringan Dasar pada hewan vertebrata ada 4,yaitu: 1. Jaringan epitel 2. Jaringan ikat
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Epitel yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : K
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN EPITEL) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciPUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33
PUBERTAS DAN ESTRUS 32 Pubertas 32 Estrus 32 Waktu kawin 33 HORMON KEBUNTINGAN DAN KELAHIRAN 33 Peranan hormon dalam proses kebuntingan 33 Kelahiran 34 MASALAH-MASALAH REPRODUKSI 35 FERTILITAS 35 Faktor
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Siklus Menstruasi Remaja Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang utuh dari hipotalamus-hipofise-ovarium. Struktur alat reproduksi, status nutrisi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Tujuan. Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tiap fase siklus estrus pada mencit betina.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan
Lebih terperinciALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU
ALAT GENITALIA Departemen Anatomi FK USU Embriologi Kelenjar kelamin tidak memperlihatkan ciri-ciri ii ii bentuk maupun hingga minggu ke-7 kehamilan Pada manusia sel-sel benih primodial nampak pada tahap
Lebih terperinciPS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.
PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN DASAR SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Struktur dan fungsi umum jaringan epitel 2. Klasifikasi jaringan epitel (epitel penutup dan epitel
Lebih terperinciBAB I ORGANISASI ORGAN
BAB I ORGANISASI ORGAN Dalam bab ini akan dibahas struktur histologis dan fungsi dari parenkima dan stroma, organisasi organ tubuler, organisasi organ padat dan membran sebagai organ simplek. Semua organ
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Rumput teki (Cyprus rotundus L.) merupakan jenis tanaman yang telah
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Rumput Teki (Cyperus rotundus L) 1. Klasifikasi Tanaman Rumput Teki (Cyperus rotundus L.) Rumput teki (Cyprus rotundus L.) merupakan jenis tanaman yang telah banyak digunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Menstruasi 2.1.1. Definisi Menstruasi Menstruasi adalah suatu keadaan fisiologis atau normal, merupakan peristiwa pengeluaran darah, lendir dan sisa-sisa sel secara berkala
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pubertas 2.1.1. Definisi Pubertas Pubertas adalah masa dimana ciri-ciri seks sekunder mulai berkembang dan tercapainya kemampuan untuk bereproduksi. Antara usia 10 sampai
Lebih terperinciBAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN
BAB II SINKRONISASI ALAMI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan kuliah sinkronisasi alami ini meliputi pengertian hormon reproduksi mulai dari definisi, jenis, macam, sumber, cara kerja, fungsi dan pengaruhnya
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI
LAPORAN PRAKTIKUM EMBRIOLOGI Oleh: Connie AstyPakpahan Ines GustiPebri MardhiahAbdian Ahmad Ihsan WantiDessi Dana Yunda Zahra AinunNaim AlfitraAbdiGuna Kabetty T Hutasoit Siti Prawitasari Br Maikel Tio
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA
PENGARUH HORMON SEKSUAL TERHADAP WANITA Oleh : Rini Indryawati. SPsi UNIVERSITAS GUNADARMA November 2007 ABSTRAK Hormon adalah getah yang dihasilkan oleh suatu kelenjar dan langsung diedarkan oleh darah.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kinerja Induk Parameter yang diukur untuk melihat pengaruh pemberian fitoestrogen ekstrak tempe terhadap kinerja induk adalah lama kebuntingan, dan tingkat produksi anak
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan lekosit tikus putih (Rattus norvegicus) betina adalah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya, L.) terhadap jumlah kelenjar endometrium, jumlah eritrosit dan lekosit tikus putih (Rattus
Lebih terperinciPROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.
HAND OUT PROSES KONSEPSI DAN PERTUMBUHAN JANIN Oleh: DR.. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Spermatogenesis Sperma diproduksi di spermatogonia (sel epidermis tubulus seminiferus testis. Hormon yang
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2 1. Pasangan antara bagian alat reproduksi laki-laki dan fungsinya berikut ini benar, kecuali... Skrotumberfungsi sebagai pembungkus
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
VAGINAL SMEAR Oleh : Nama : Nur Amalah NIM : B1J011135 Rombongan : IV Kelompok : 2 Asisten : Andri Prajaka Santo LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciSISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA
SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA Niken Andalasari Sistem Reproduksi Reproduksiberasaldarikatare yang berartikembalidanproduction yang berarti membuat atau menghasilkan Reproduksi mempunyai arti suatu proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Simmental, antara lain warna bulu penutup badan bervariasi mulai dari putih
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Induk Sapi SimPO Sapi Simmental Peranakan Ongole (SimPO) merupakan hasil persilangan antara sapi Simmental dengan sapi Peranakan Ongole (PO). Karakteristik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengamati preparat uterus di mikroskopdengan menghitung seluruh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengaruh pemberian ekstrak daun kenari terhadap jumlah kelenjar endometrium Pengamatan jumlah kelenjar endometrium dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciSistem Reproduksi Pria meliputi: A. Organ-organ Reproduksi Pria B. Spermatogenesis, dan C. Hormon pada pria Organ Reproduksi Dalam Testis Saluran Pengeluaran Epididimis Vas Deferens Saluran Ejakulasi Urethra
Lebih terperinciSTRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2
STRUKTUR DAN FUNGSI HAYATI HEWAN 2 Koordinasi dan Pengendalian Sistem saraf dan Otak Sistem endokrin Tingkah laku Kontinuitas Kehidupan Sistem reproduksi 1 KOORDINASI: Sistem Saraf dan Hormon Hewan untuk
Lebih terperinciGestational period lasts for 280 days, from the beginning of the last menstrual cycle until delivery. Conceptus (fertilization result) undergoes
Gestational period lasts for 280 days, from the beginning of the last menstrual cycle until delivery. Conceptus (fertilization result) undergoes pre-embryonic development for two weeks, followed by embryonic
Lebih terperinciProses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh
Proses-proses reproduksi berlangsung di bawah pengaturan NEURO-ENDOKRIN melalui mekanisme HORMONAL. HORMON : Substansi kimia yang disintesa oleh kelenjar endokrin dan disekresikan ke dalam aliran darah
Lebih terperinciF I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi. 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc.
F I S I O L O G I Reproduksi dan Laktasi 10 & 17 Februari 2014 Drh. Fika Yuliza Purba, M.Sc. Kebuntingan dan Kelahiran Kebuntingan Fertilisasi: Proses bersatunya/fusi antara sel kelamin betina (oosit)
Lebih terperinci