BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebanyak tiga siklus, di mana setiap siklus dilakukan sebanyak 3 kali tindakan dan
|
|
- Farida Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Penelitian Pada bagian ini akan mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan sebanyak tiga siklus, di mana setiap siklus dilakukan sebanyak 3 kali tindakan dan 1 kali evaluasi/tes hasil belajar siswa. Deskripsi hasil penelitian ini terfokus pada hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa (kebugaran jasmani pada segi kecepatan dan kelincahan) mulai dari kegiatan observasi awal hingga pada tindakan siklus III. Berikut uraiannya Observasi Awal observasi kegiatan pembelajaran Proses pembelajaran kebugaran jasmani, khususnya kecepatan dan kelincahan berdasarkan hasil observasi awal ditemui banyak kekurangan. Salah satu aspek yang dianggap kurang efektif dalam pembelajaran ialah pendekatan yang digunakan guru dalam pembelajaran. Akibat dari pendekatan pembelajaran yang digunakan kurang tepat adalah siswa kesulitan dalam mengikuti alur kegiatan belajar, sehingga siswa kurang termotivasi belajar dan menjadi bosan. Pada akhirnya siswa memiliki tingkat kebugaran jasmani yang rendah khususnya pada segi kecepatan dan kelincahan Tingkat Kebugarana Jasmani pada Komponen Kecatapan dan Kelincahan Sebagai akibat dari tidak efektifnya pendekatan pembelajaran yang digunakan guru, tingkat kebugaran (komponen kecepatan dan kelincahan) siswa 25
2 2 rendah. Hal ini terbukti setelah diberikan tes awal kepada siswa. nya menunjukkan data sebagai berikut. Pada hasil tes kecepatan, hanya 5 siswa atau 21,74% yang dinyatakan tuntas dan 18 siswa atau 78,26% dinyatakan tidak tuntas; sedangkan skor rata-rata secara klasikal sebesar 2,87 tergolong cukup. Kemudian, pada hasil tes kelincahan, tak seorangpun siswa yang mencapai ketuntasan atau 100% tidak tuntas, sedangkan skor rata-rata klasikal sebesar 2,39 tergolong kurang. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel berikut. No Tabel 4. Ketuntasan Kecepatan dan Kelincahan Siswa pada Observasi Awal Aspek yang dinilai Tuntas Tdk. Tuntas Jlh. Siswa % Jlh. Siswa % 1 Kecepatan 5 21,74% 18 78,26% 2 Kelincahan 0 0% % Kedua hasil tes di atas jika digabungkan keduanya, maka diperoleh hasil sebagai berikut. Dari 23 siswa yang dites, hanya terdapat 6 siswa atau sebesar 26,09% yang termasuk pada klasifikasi baik dengan rata-rata skor 3,58; sedangkan siswa lainnya yakni 10 siswa atau 43,48% pada klasifikasi cukup dengan rata-rata skor 2,60 dan 7 siswa atau 30,43% pada klasifikasi kurang dengan rata-rata skor 1,86. Dengan demikian, ketuntasan indikator kinerja adalah 26,09% dinyatakan tuntas dan 73,91% dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan skor rata-rata secara klasikal yang merupakan perpaduan hasil dari rata-rata skor kecepatan dan rata-rata skor kelincahan adalah 2,63 tergolong klasifikasi cukup. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel halaman berikut.
3 3 No Tabel 5. Klasifikasi Akhir Kebugaran Jasmani Siswa (Gabungan Komponen Kecepatan dan Kelincahan) pada Observasi Awal Klasifikasi Jumlah Siswa Skor rata-rata % Skor ratarata klasikal Ket. 1 Sangat Baik 2 Baik 6 3,58 26,09 Tuntas 3 Cukup 10 2,60 43,48 2,63 Tdk. Tuntas 4 Kurang 7 1,86 29,09 Tdk. Tuntas 5 S. Kurang Jumlah Refkesi Melihat kondisi pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam hal ini tingkat kebugaran jasmani khusus pada aspek kecepatan dan kelincahan, maka dalam refleksi disimpulkan bahwa pengaruh utama terjadinya hal tersebut di atas ialah pendekatan pembelajaran. Dengan berdasar pada refleksi, ditetapkan pendekatan bermain sebagai solusi untuk menanggulangi rendahnya tingkat kebugaran jasmani siswa Siklus I observasi kegiatan pembelajaran Pembelajaran kebugaran jasmani melalui pendekatan bermain dilaksanakan dalam tiga kali tindakan. Setiap proses tindakan dilakukan observasi. Pada kegiatan observasi pembelajaran, ada dua kelompok kegiatan yang akan diamati dalam proses pembelajaran kebugaran jasmani melalui pendekatan bermain. Pertama, yakni terkait dengan kegiatan guru dan kedua, yakni terkait dengan aktivitas belajar siswa. Berikut hasil obseervasi yang diperoleh pada siklus I untuk tindakan pertama, kedua, dan ketiga.
4 4 Ada 16 (enam belas) indikator yang akan diamati terkait kegiatan guru dalam pembelajaran. Berdasarkan klasifikasi akhir untuk tindakan pertama, terdapat 8 indikator atau sebesar 50% yang tergolong baik, 6 indikator atau sebesar 37,5% tergolong cukup, dan 2 indikator lainnya atau sebesar 12,5% tergolong kurang. Sedangkan klasifikasi akhir kegiatan guru pada tindakan kedua, telah terdapat 11 indikator atau sebesar 68,75% yang tergolong baik dan 5 indikator lainnya atau sebesar 31,25% tergolong cukup. Sementara pada tindakan ketiga, terlihat pada klasifikasi sangat baik ada 1 indikator atau 6,25%, klasifikasi baik ada 12 indikator atau sebesar 75%, dan klasifikasi cukup sebanyak 3 indikator atau sebesar 18,75%. Selengkapnya dapat dilihat tabel pada halaman berikut. Klasifikasi Tabel 6. Klasifikasi Akhir Observasi Kegiatan Guru pada Siklus I Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindakan Ke-3 Jlh. Capaian Indikator Pengamatan Jlh. Capaian Indikator Pengamatan Jlh. Capaian Indikator Pengamatan S. Baik ,25 Baik 8 50, , ,00 Cukup 6 37, , ,75 Kurang 2 12, S. Kurang Jumlah Sedangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran terdapat 11 (sebelas) indikator yang diamati. klasifikasi akhir menunjukkan sebagai berikut. Tindakan pertama: 4 indikator atau sebesar 36,36% tergolong baik, 5 indikator atau sebesar 45,46% tergolong cukup dan 2 indikator lainnya atau sebesar 18,18% tergolong cukup. Kemudian pada tindakan kedua, 9 indikator atau
5 5 sebesar 81,82% tergolong baik dan 2 indikator atau sebesar 8,18% tergolong cukup. Dan tindakan ketiga sama dengan klasifikasi pada tindakan kedua di atas. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel berikut. Klasifikasi Tabel 7. Klasifikasi Akhir Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindakan Ke-3 Jlh. Capaian Indikator Pengamatan Jlh. Capaian Indikator Pengamatan Jlh. Capaian Indikator Pengamatan Sangat baik Baik 4 36, , ,82 Cukup 5 45, , ,18 Kurang 2 18, S. Kurang Jumlah Kebugaran Jasmani Siswa untuk Komponen Kecepatan dan Kelincahan pada Siklus I Untuk mengetahui perkembangan tingkat kebugaran jasmani siswa khusus pada segi kecepatan dan kelincahan dilakukan pengukuran atau penilaian. akhir adalah rata-rata hasil kecepatan dan kelincahan yang diambil pada pertemuan kedua. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut diperoleh ketuntasan masing-masing komponen sebagai berikut. Pada komponen kecepatan diperoleh ketuntasan: 10 siswa atau 43,48% dinyatakan tuntas dan 13 siswa atau 56,52%; sedangkan skor rata-rata klasikal mencapai 3,61 tergolong baik. Kemudian pada komponen kelincahan, terdapat 7 siswa 30,43% dinyatakan tuntas dan 16 siswa atau 69,57% tindak tuntas; sedangkan skor rata-rata klasikal mencapai 3,04 tergolong cukup. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.
6 6 No Tabel 8. Ketuntasan Kecepatan dan Kelincahan Siswa pada Siklus I Aspek yang dinilai Tuntas Tdk. Tuntas Jlh. Siswa % Jlh. Siswa % 1 Kecepatan 10 43,48% 13 56,52% 2 Kelincahan 7 30,43% 16 69,57% Jika digabungkan hasil tes kedua komponen di atas, maka diperoleh klasifikasi akhir sebagai berikut: Pada klasifikasi sangat baik telah dicapai 2 siswa atau sebesar 8,70% dengan rata-rata skor 4,5. Pada klasifikasi baik dicapai 12 siswa atau sebesar 52,17% dengan rata-rata skor 3,58. Pada klasifikasi cukup dicapai 8 siswa atau sebesar 34,78% dengan rata-rata skor 2,81. Dan pada klasifikasi kurang sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,35% dengan skor 2. Sedangkan rata-rata klasikal sebesar 3,33 tergolong pada klasifikasi cukup. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi ketuntasan indikator kinerja, maka yang mencapai kriteria tuntas adalah 14 siswa atau sebesar 60,87% dan yang tidak tuntas 9 siswa atau sebesar 39,13%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9. Klasifikasi Akhir Kebugaran Jasmani Siswa (Gabungan Komponen Kecepatan dan Kelincahan) untuk Siklus I Jumlah Skor Skor ratarata klasikal Ket. No Klasifikasi % Siswa rata-rata 1 Sangat Baik 2 4,5 8,70 Tuntas 2 Baik 12 3,58 52,17 Tuntas 3 Cukup 8 2,60 43,48 3,33 Tdk. Tuntas 4 Kurang 1 2,00 4,35 Tdk. Tuntas 5 S. Kurang Jumlah
7 Refleksi Refleksi dilakukan mengacu pada hasil observasi kegiatan pembelajaran dan tingkat kebugaran jasmani siswa pada segi kecepatan dan kelincahan. Dari refleksi ditemukan beberapa kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran baik pada tindakan pertama maupun kedua, namun pada tindakan ketiga terjadi perkembangan pemaksanaannya sehingga pada saat tindakan ini hanya terdapat beberapa kelemahan saja. Kelemahan-kelemahan tersebut tidak hanya terjadi pada guru itu sendiri melainkah juga pada siswa. Kelemahan pada sisi kegiatan guru dalam pembelajaran adalah: (1) cara menyampaikan tujuan pembelajaran; (2) pengontrolan pelaksanaan kompetisi kelompok; dan (3) cara memberi umpan balik. Sedangkan kelemahan pada sisi aktivitas belajar siswa antara lain: (1) motivasi belajar selama pembelajaran berlangsung; dan (2) kegiatan bertanya kepada guru ketika mendapat kesulitan dalam melaksanakan aktivitas belajar. Memperhatikan beberapa kelemahan di atas, maka perlu dilakukan tindakan pada siklus berikutnya, yakni siklus II dengan melaksanakan pembelajaran yang lebih optimal dan memperbaiki pelaksanaan keempat indikator kegiatan guru di atas agar kelemahan pada dua indikator terkait aktivitas belajar siswa turut berkembang dengan baik. Adapun upaya perbaikan pada indikator dimaksud adalah sebagai berikut. 1) Pada kegiatan awal pembelajaran, guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran dengan bahasa yang komunikatif, artinya bahasa yang gampang dipahami siswa, sehingga siswa merasa bahwa pembelajaran yang mereka
8 8 lakukan benar-benar bermanfaat untuk mereka, dengan demikian motivasi belajar akan meningkat; 2) Guru akan lebih mengoptimalkan pengontrolan aktivitas belajar siswa dalam kelompok agar kompetisi dapat berjalan dengan baik; 3) Umpan balik (feed back) akan dilakukan lebih sering, baik umpan balik bentuk verbal maupun non verbal. Hal ini akan menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi siswa; dan Siklus II observasi kegiatan pembelajaran Observasi yang dilakukan pada siklus II ini sama halnya dengan observasi yang dilakukan pada siklus I, yakni observasi tentang kegiatan guru dan aktivitas siswa pada setiap tindakan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan klasifikasi akhir untuk tindakan pertama siklus II terkait kegiatan guru dalam pembelajaran, dari 16 indikator yang diamati, terdapat 15 indikator atau sebesar 93,75% yang tergolong baik, dan 1 indikator atau sebesar 6,25% tergolong cukup ; kemudian pada tindakan kedua, telah tercapai 7 indikator atau sebesar 43,75% yang tergolong sangat baik dan 9 indikator lainnya atau sebesar 65,25% tergolong baik. Sedangkan pada tindakan ketiga berkembang menjadi 9 indikator atau sebesar 65,25% yang tergolong sangat baik dan 7 indikator lainnya atau sebesar 43,75% tergolong baik. Selengkapnya dapat diperhatikan tabel pada halaman berikut.
9 9 Klasifikasi Tabel 10. Klasifikasi Akhir Observasi Kegiatan Guru pada Siklus II Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindaan Ke-3 Sangat baik , ,25 Baik 15 93, , ,75 Cukup 1 06, Kurang S. Kurang Jumlah Sedangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II, hasil klasifikasi akhir menunjukkan sebagai berikut. Pada tindakan pertama: telah tercapai 3 indikator atau sebesar 27,27% tergolong sangat baik dan 8 indikator atau sebesar 72,73% tergolong baik ; kemudian pada tindakan kedua: klasifikasi sangat baik menjadi 6 indikator atau sebesar 54,55% dan 5 indikator atau sebesar 45,45% tergolong baik. Pada tindakan ketiga: klasifikasi sangat baik menjadi 8 indikator atau sebesar 72,73% dan 3 indikator atau sebesar 27,27% tergolong baik. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel berikut Klasifikasi Tabel 11. Klasifikasi Akhir Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindakan Ke-3 Sangat baik 3 27, , ,73 Baik 8 72, , ,27 Cukup Kurang S. Kurang Jumlah
10 Kebugaran Jasmani Siswa untuk Komponen Kecepatan dan Kelincahan pada Siklus II Berdasarkan pengukuran mengenai kecepatan dan kelincahan siswa diperoleh hasil masing-masing komponen sebagai berikut. Pada hasil tes komponen kecepatan diperoleh ketuntasan, yakni: 17 siswa atau 73,91% dinyatakan tuntas dan 6 siswa atau 26,09% tidak tuntas; sedangkan skor rata-rata klasikal meningkat menjadi 4,04 tergolong baik. Kemudian pada hasil tes komponen kelincahan diperoleh ketuntasan, yakni: 13 siswa atau 56,52% dinyatakan tuntas dan 10 siswa atau 43,48% dinyatakan tidak tuntas; sedangkan skor rata-rata klasikal meningkat menjadi 3,30. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tebel berikut. Tabel 12. Ketuntasan Kecepatan dan Kelincahan Siswa pada Siklus II No Aspek yang dinilai Tuntas Tdk. Tuntas Jlh. Siswa % Jlh. Siswa % 1 Kecepatan 17 73,91% 6 26,09% 2 Kelincahan 13 56,52% 10 43,48% Selanjutnya, jika dihubungkan hasil tes kedua komponen di atas diperoleh klasifikasi akhir sebagai berikut: Pada klasifikasi sangat baik telah dicapai 6 siswa atau sebesar 26,09% dengan rata-rata skor 4,58. Pada klasifikasi baik dicapai 10 siswa atau sebesar 43,48% dengan rata-rata skor 3,85. Pada klasifikasi cukup dicapai 6 siswa atau sebesar 26,09% dengan rata-rata skor 2,75 dan pada klasifikasi kurang sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,34% dengan skor 2. Sedangkan rata-rata klasikal sebesar 3,67 tergolong pada klasifikasi baik. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi ketuntasan indikator kinerja, maka yang
11 11 mencapai kriteria tuntas pada siklus II ini adalah menjadi 16 siswa atau sebesar 69,57% dan yang tidak tuntas 7 siswa atau sebesar 30,43%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel halaman berikut. Tabel 13. Klasifikasi Akhir Kebugaran Jasmani Siswa (Gabungan Komponen Kecepatan dan Kelincahan) untuk Siklus II No Klasifikasi Jumlah Skor Skor ratarata klasikal Ket. % Siswa rata-rata 1 Sangat Baik 6 4,58 26,09 Tuntas 2 Baik 10 3,85 43,48 3,67 Tuntas 3 Cukup 6 2,75 26,09 Tdk. Tuntas 4 Kurang 1 2,00 04,34 Tdk. Tuntas 5 S. Kurang Jumlah Refleksi Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II baik menyangkut kegiatan guru maupun aktivitas siswa terlihat adanya peningkatan secara positif. Beberapa indikator yang diperbaiki setelah pelaksanaan pembelajaran siklus I menjadi lebih baik pada siklus II. Keseluruhan indikator telah terlaksana sebagaimana mestinya. Tetapi, jika melihat hasil yang dicapai siswa mengenai tingkat kebugaran jasmani pada komponen kecepatan dan kelincahan pada siklus II ini, walaupun terjadi peningkatan persentase yang mencapai kriteria ketuntasan minimal, namun belum memenuhi indikator kinerja. Atas pertimbangan ini maka peneliti masih akan melanjutkan tindakan selanjutnya yaitu siklus III dengan mempertahankan proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada siklus II dan dengan harapan tingkat kebugaran jasmani siswa pada komponen kecepatan dan kelincahan dapat meningkat hingga terpenuhi indikator kinerja.
12 Siklus III observasi kegiatan pembelajaran Pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus III sesuai hasil observasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan pada setiap tindakan. Kondisi ini merupakan buah dari upaya perbaikan atas kekurangan-kekurangan yang terjadi pad siklus sebelumnya. Berdasarkan hasil pemantauan, dapat diklasifikasi sebagai berikut. Berdasarkan klasifikasi akhir hasil observasi kegiatan guru pada siklus III untuk tindakan pertama dan kedua masing-masing memiliki peersentase sama pada setiap klasifikasi, yakni 13 indikator atau sebesar 81,25% tergolong klasifikasi sangat baik dan 3 indikator lainnya atau sebesar 8,75% tergolong baik. Sedangkan pada tindakan ketiga justeru lebih baik pelaksanaannya daripada pelaksanaan tindakan pertama dan kedua pada siklus III ini, yakni tampak 14 indikator atau 87,5% termasuk pada klasifikasi sangat baik dan 2 indikator lainnya atau 12,5% termasuk klasifikasi baik. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Klasifikasi Tabel 14. Klasifikasi Akhir Observasi Kegiatan Guru pada Siklus III Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindakan Ke-3 Sangat baik 13 81, , ,5 Baik 3 8,75 3 8, ,5 Cukup Kurang S. Kurang Jumlah
13 13 Sedangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus III ini, hasil klasifikasi akhir menunjukkan: Tindakan pertama telah tercapai 8 indikator atau 72,73% tergolong sangat baik dan 3 indikator atau 27,27% tergolong baik ; kemudian pada tindakan kedua: klasifikasi sangat baik menjadi 10 indikator atau 90,91% dan 1 indikator atau sebesar 9,09% tergolong baik, sedangkan tindakan ketiga: klasifikasi sangat baik menjadi 9 indikator atau 81,82% dan 2 indikator atau 18,18% tergolong baik. Selengkapnya dapat dilihat pada sajian tabel halaman berikut. Klasifikasi Tabel 15. Klasifikasi Akhir Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Siklus III Tindakan Ke-1 Tindakan Ke-2 Tindakan Ke-3 Sangat baik 8 72, , ,82 Baik 3 27,27 1 8, ,18 Cukup Kurang S. Kurang Kebugaran Jasmani Siswa untuk Segi Kecepatan dan Kelincahan pada Siklus III Berdasarkan hasil pengukuran kecepatan dan kelincahan siswa pada siklus III ini dapat dijelaskan persentase ketuntasan masing-masing komponen sebagai berikut. Pada hasil tes komponen kecepatan diperoleh persentase ketuntasan, yakni: 21 siswa atau 91,30% dinyatakan tuntas dan 2 siswa atau 8,70% dinyatakan tidak tuntas; sedangkan skor rata-rata klasikal menjadi 4,39 tergolong baik. Kemudian pada hasil komponen kelincahan, yakni 20 siswa atau 86,96% dinyatakan tuntas dan 3 siswa atau 13,04% dinyatakan tidak tuntas; sedangkan
14 14 skor rata-rata klasikal meningkat menjadi 3,96 tergolong baik. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut. No Tabel 16. Ketuntasan Kecepatan dan Kelincahan Siswa pada Siklus III Aspek yang dinilai Tuntas Tdk. Tuntas Jlh. Siswa % Jlh. Siswa % 1 Kecepatan 21 91,30% 2 08,70% 2 Kelincahan 20 86,96% 3 13,04% Jika digabungkan hasil kedua komponen di atas, dapat diperoleh klasifikasi akhir sebagai berikut: Pada klasifikasi sangat baik telah dicapai 13 siswa atau 56,52% dengan rata-rata skor 4,58. Pada klasifikasi baik dicapai 7 siswa atau 30,44% dengan rata-rata skor 4,00. Pada klasifikasi cukup dicapai 3 siswa atau 13,04% dengan rata-rata skor 2,88. Sedangkan rata-rata klasikal 4,17 tergolong klasifikasi baik. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi ketuntasan indikator kinerja, maka yang mencapai kriteria tuntas mencapai 20 siswa atau 86,96% dan tidak tuntas 3 siswa atau 13,04%. No Tabel 17. Klasifikasi Akhir Kebugaran Jasmani Siswa (Gabungan Komponen Kecepatan dan Kelincahan) untuk Siklus III Klasifikasi Jumlah Siswa Skor rata-rata % Skor ratarata klasikal Ket. 1 Sangat Baik 13 4,58 56,52 Tuntas 2 Baik 7 4,00 30,44 4,04 Tuntas 3 Cukup 3 2,88 13,04 Tdk. Tuntas 4 Kurang 5 S. Kurang Jumlah %
15 Refleksi Mengingat hasil observasi kegiatan pembelajaran yang terlaksana secara optimal pada setiap tindakan dan kebugaran jasmani siswa yang telah mencapai indikator kinerja pada siklus III, maka pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhenti. 4.2 Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini berlangsung dalam tiga siklus di MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango pada siswa kelas VII B. Setiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan atau tindakan pembelajaran sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Adapun prosedurnya ialah perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Tetapi pada pertemuan pertama dalam siklus, evaluasi hasil belajar dalam hal ini tingkat kebugaran jasmani siswa pada komponen kecepatan dan kelincahan belum dilakukan. Jadi, untuk efisiensi, maka dalam pembahasan ini penulis hanya akan memfokuskan pada deskripsi hasil observasi kegiatan pembelajaran, hasil belajar siswa, dan refleksi. Berikut uraiannya. observasi awal terkait dengan tingkat kebugaran jasmani khusus komponen kecepatan dan kelincahan pada siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango terlihat adanya kondisi yang belum baik. Kesimpulan ini didasarkan pada gabungan skor rata-rata hasil tes kecepatan dan skor rata-rata hasil tes kelincahan. analisis data menunjukkan bahwa dari 23 siswa yang dites, hanya terdapat 6 siswa atau sebesar 26,09% yang termasuk pada klasifikasi baik dengan rata-rata skor 3,58; sedangkan siswa lainnya yakni 10
16 16 siswa atau 43,48% pada klasifikasi cukup dengan rata-rata skor 2,60 dan 7 siswa atau 30,43% pada klasifikasi kurang dengan rata-rata skor 1,86. Dengan demikian, ketercapaian indikator kinerja adalah 6 siswa atau 26,09% dinyatakan tuntas dan 17 siswa atau 73,91% dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan skor rata-rata secara klasikal yang merupakan rata-rata dari rata-rata skor kecepatan dan rata-rata skor kelincahan adalah 2,63 tergolong klasifikasi cukup. Di sisi lain, pelaksanaan pembelajaran belum mencerminkan pembelajaran yang merangsang aktivitas siswa secara optimal. Hal ini ditunjukkan dengan suatu kondisi proses pembelajaran yang masih bersifat konvensional. Artinya, pembelajaran tersebut belum terpusat pada siswa melainkan terpusat pada guru. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru belum dapat memberikan rangsangan positif terhadap aktivitas jasmani siswa dalam suatu proses belajar mengajar. Dengan memperhatikan kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, penulis melaksanakan penelitian dengam mencoba menerapkan pendekatan bermain guna meningkatkan kebugaran jasmani khsus pada komponen kecepatan dan kelincahan siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango. Pendekatan ini lebih berorientasi pada pembelajaran yang melibatkan permainan-permainan menyenangkan yang dapat merangsang motivasi dan aktivitas belajar siswa sehingga mampu menciptakan suatu kondisi kebugarana jasmani siswa yang lebih baik.
17 17 Ketika pendekatan bermain diterapkan dalam pembelajaran siklus I, tingkat kebugaran jasmani khusus komponen kecepatan dan kelincahan menujukkan adanya peningkatan dari sebelumnya. tes akhir jika ditinjau dari sisi ketercapaian standar ketuntasan minimal, terlihat 14 siswa atau sebesar 60,87% dengan skor rata-rata 4,04 yang dinyatakam tuntas, dan 9 siswa atau sebesar 39,13% dengan skor rata-rata 2,41 dinyatakan tidak tuntas; sedangkan rata-rata klasikal sebesar 3,33 tergolong pada klasifikasi cukup. siklus I di atas jika dihubungkan dengan hasil observasi awal dapat dijelaskan perkembangan pencapaian kriteria ketuntasannya sebagai berikut: terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dari observasi awal ke siklus I sebanyak 8 siswa atau sebesar 34,78%; sedangkan rata-rata skor secara klasikal meningkat sebesar 0,7. Selengkapnya perkembangan jumlah siswa atau persentase ketuntasan dari observasi awal ke siklus I dapat dilihat pada sajian diagram berikut Obs. Awal Siklus I Jlh. Siswa Persentase Skor rata-rata klasikal Gambar 1. Diagram Peningkatan Jumlah Siswa, Persentase, dan Skor Rata-rata Klasikal Ketuntasan Belajar Siswa untuk Observasi Awal dan Siklus I
18 18 Jika ditinjau dari rumusan indikator kinerja, hasil yang diperoleh pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja. Hal ini dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang belum secara optimal dilaksanakan. Terlihat beberapa indikator yang belum terlaksana dengan lebih efektif dalam pembelajaran, baik berupa kegiatan guru maupun aktivitas belajar siswa. Berdasarkan refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru mitra, maka diputuskan untuk melanjutkan penelitian pada siklus II. Selanjutnya pada hasil siklus II terkait tingkat kebugaran jasmani siswa diklasfikasi sebagai berikut: Pada klasifikasi sangat baik telah dicapai 6 siswa atau sebesar 26,09% dengan rata-rata skor 4,58. Pada klasifikasi baik dicapai 10 siswa atau sebesar 43,48% dengan rata-rata skor 3,85. Pada klasifikasi cukup dicapai 6 siswa atau sebesar 26,09% dengan rata-rata skor 2,75 dan pada klasifikasi kurang sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,34% dengan skor 2. Sedangkan rata-rata klasikal sebesar 3,67 tergolong pada klasifikasi baik. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi ketuntasan indikator kinerja, maka yang mencapai kriteria tuntas pada siklus II ini adalah menjadi 16 siswa atau sebesar 69,57% dan yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau sebesar 30,43%. tersebut di atas jika dihubungkan dengan hasil yang dicapai pada siklus I dapat dijelaskan peningkatannya sebagai berikut: terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dari siklus I ke siklus II sebanyak 2 orang atau sebesar 8,70%; sedangkan skor rata-rata secara klasikal meningkat sebesar 0,34. Selengkapnya dapat dilihat pada diagram halaman berikut.
19 Siklus I Siklus II Jlh. Siswa Persentase Skor rata-rata klasikal Gambar 2. Diagram Peningkatan Jumlah Siswa, Persentase, dan Skor Rata-rata Klasikal Ketuntasan Belajar Siswa untuk Siklus I dan II yang dicapai pada siklus II ini rupanya belum juga mencapai kriteria dalam indikator kinerja. Walaupun proses pembelajaran sudah terlihat lebih baik, namun tingkat kebugaran jasmani siswa pada komponen kecepatan dan kelincahan belum mencapai target yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti mengambil keputusan untuk melanjutkan tindakan pembelajaran pada siklus III. Pada siklus III, tingkat kebugaran jasmani khusus komponen kecepatan dan kelincahan siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone dapat diklasifikasi sebegai berikut: Pada klasifikasi sangat baik telah dicapai 13 siswa atau sebesar 56,52% dengan rata-rata skor 4,58. Pada klasifikasi baik dicapai 7 siswa atau sebesar 30,44% dengan rata-rata skor 4,00. Pada klasifikasi cukup dicapai 3 siswa atau sebesar 13,04% dengan rata-rata skor 2,88. Sedangkan ratarata klasikal sebesar 4,17 tergolong pada klasifikasi baik. Dengan demikian, jika ditinjau dari segi ketuntasan indikator kinerja, maka yang mencapai kriteria tuntas pada siklus III ini mencapai 20 siswa atau sebesar 86,96% dan tidak tuntas 3 siswa atau sebesar 13,04%.
20 20 siklus III ini jika dihubungkan dengan hasil yang dicapai pada siklus II dapat dijelaskan peningkatan ketuntasannya sebagai berikut: telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan dari siklus II ke siklus III sebanyak 4 orang atau sebesar 17,39%; sedangkan skor rata-rata secara klasikal meningkat sebesar 0,50. Selanjutnya dapat dilihat pada diagram berikut ini Siklus II Siklus III Jlh. Siswa Persentase Skor rata-rata klasikal Gambar 3. Diagram Peningkatan Jumlah Siswa, Persentase, dan Skor Rata-rata Klasikal Ketuntasan Belajar Siswa untuk Siklus II dan III Berdasarkan uraian peningkatan-peningkatan tingkat kebugaran jasmani khusus komponen kecepatan dan kelincahan siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango pada setiap siklus, maka dapat dijelaskan pula peningkatan-peningkatannya dari observasi awal ke siklus I, dari observasi awal ke siklus II, dan dari observasi awal ke siklus III, yakni sebagai berikut. Terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dari observasi awal ke siklus I sebanyak 8 siswa atau sebesar 34,78% dengan peningkatan rata-rata skor secara klasikal sebesar 0,7. Selanjutnya, terjadi pula peningkatan sebesar jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dari observasi awal ke siklus II sebesar 10 siswa atau sebesar 43,48% dengan
21 21 peningkatan skor-rata-rata secara klasikal sebesar 1,04. Terakhir, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan dari observasi awal ke siklus III sebanyak 14 siswa atau sebesar 60,87 dengan peningkatan skor ratarata secara klasikal sebesar 1,54. Lebih jelas dapat dilihat pada sajian tabel berikut. Tabel 18. Peningkatan Jumlah Siswa atau Persentase Ketuntasan dari Observasi Awal ke setiap Siklus Jlh. Siswa Obs. Awal Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan Peningkatan Peningkatan 23 6 siswa (26,09%) 14 siswa (60,87%) 8 siswa (34,78%) 16 siswa (69,57%) 10 siswa (43,48%) 20 siswa (86,96%) 14 siswa (60,87%) Keterangan: Peningkatan = Siklus Observasi Awal Di samping tingkat kebugaran siswa yang mengalami peningkatan, proses pembelajaran pun turut berkembang dengan lebih efektif pada setiap siklus terutama pada setiap tindakan siklus III. Pada siklus I terlihat masih ada beberapa indikator yang belum menjukkan pelaksanaannya secara baik. Tetapi dengan segala perbaikan, maka pada siklus II mengalami perkembangan yag signifikan. Demikian juga pada pelaksanaan pembelajaran di siklus III. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan di atas, jelaslah bahwa dengan pendekatan bermain akan dapat meningkatkan tingkat atau derajat kebugaran jasmani siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango khususnya pada komponen kecepatan dan kelincahan. Dengan demikian, maka hipotesis yang berbunyi Jika guru menggunakan pendekatan bermain dalam pembelajaran, maka tingkat kebugaran jasmani khusus komponen
22 22 kecepatan dan kelincahan pada siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango akan meningkat diterima. Dan indikator kinerja yang berbunyi Jika kebugaran jasmani siswa kelas VII B MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango meningkat dari 26,09% menjadi 85% ke atas yang tergolong baik, maka penelitian ini dinyatakan selesai, terpenuhi.
23 23
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MTs. Nurul Bahri Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil observasi dan analisis serta refleksi dari kegiatan penelitian. Adapun hasil
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 48 Hulonthalangi sebanyak dua siklus. Tiap siklus diselenggarakan sesuai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diselenggarakan berdasarkan prosedur dengan mengharapkan adanya perubahan
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas yang telah berlangsung dalam dua siklus diselenggarakan berdasarkan prosedur dengan mengharapkan adanya perubahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini ditujukan terutama terhadap efektifitas penggunaan media kartu kata dalam pembelajaran bahasa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini telah berlangsung dalam dua siklus
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan mengelompokkan bangun ruang sederhana melalui pendekatan kontekstual
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Bolaang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 1 Bolaang Uki dengan jumlah siswa 20 orang. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah berlangsung dalam dua siklus, tindakan dilaksanakan berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII.c SMP Negeri 1 Kabila
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VII.c SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah siswa 29 orang dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. April sampai bulan Juni tahun pelajaran 2011/2012. SDN 5 Suwawa Tengah
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian. 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Suwawa Tengah Kecamatan Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
32 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti sebanyak dua siklus, yang selanjutnya akan disampaikan hasil perbaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Kegiatan penelitan tindakan kelas ini dilakukan pada SMP Negeri 2 Bolang Itang Timur di kelas VIII A dengan jumlah siswa 3 orang yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. November-Desember 2012 pada siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan Kabila
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan selama 4 minggu dalam bulan November-Desember 2012 pada siswa kelas V SDN 8 Kabila Kecamatan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola dengan melalui strategi kelompok.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Hasil Tindakan Siklus I 4.1.1.1. Tahap Persiapan Pada tahap ini hal-hal yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : Menyampaikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan observasi, perkenalan, dan wawancara kepada guru kelas III MI. Wawancara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Tsanawiyah Muhammadiyah Kabila Kabupaten Bone Bolango. Adapun siswa yang menjadi subjek penelitian adalah
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Fahmiati SMP Negeri 33 Makassar Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar IPA Terpadu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu dari
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Suwawa Timur Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa. Penelitian ini dilaksanakan
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pada bagian ini diuraikan tentang hasil penelitian mengenai data-data yang diperoleh dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK).
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7 Kota Gorontalo, untuk mata pelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Kartini
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada anak kelompok B di TK Kartini Kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas yang menyajikan materi pemahaman konsep nilai tempat pada siswa II SDN 1 Moluo Kecamatan Kwandang Kabupaten
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING Ria Zuniati, Bambang Priyo Darminto, Mita Hapsari Jannah Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan pokok bahasan suhu dan kalor
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini ditetapkan pokok bahasan suhu dan kalor yang diajarkan kepada 19 orang siswa kelas XI IPS Tridarma Kota Gorontalo.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini menyajikan materi kegiatan pokok ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV DESKRIPSI PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Di SMK N 1 Suwawa Kec. Suwawa Kab. Bone bolango, yang menjadi penelitian adalah kelas XI TKJ C yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari hasil tes dan nontes, baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil kedua tes tersebut terangkum
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
18 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ketiga bulan Maret, dengan alokasi waktu dalam penelitian ini yaitu 3 x 35 menit (2 x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Secara ringkas pelaksanaan tindakan kelas ini di kelas V SDN 2 Biau Kecamatan Biau Kabupaten Gorontalo utara. Pada semester genap tahun
Lebih terperinciAprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII-A MTs MIFTAHUL ULUM BATOK, MADIUN Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian di laksanakan di SMK 1 Suwawa, kec. Suwawa, Kab. Bone Bolango. Penelitian ini merupakan suatu penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Awal Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran Aqidah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Tahapan Persiapan Kegiatan persiapan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 25
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kartini Desa Modelomo Kabila Kabupaten Bone
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN BELAJAR MENGGIRING BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS XI SMA SATRIA DHARMA PERBAUNGAN TAHUN AJARAN
UPAYA PENINGKATAN BELAJAR MENGGIRING BOLA BASKET MELALUI PENERAPAN VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS XI SMA SATRIA DHARMA PERBAUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ANDI NUR ABADY S.Pd, M.Pd andi.nurabady@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 4 Bulango Utara
1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V SDN 4 Bulango Utara Kecamatan Bulango Utara Kabupat5en Bone Bolango
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo.
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan karakteristik subjek penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 7 Bilato Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIII semester genap tahun pelajaran 201/2015 pada MTs. Raudhatusshibyan Martapura Barat.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan
Lebih terperinciTrisnawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN 2354-614X Peningkatan Kemampuan Siswa Mendengarkan Cerita Melalui Metode Diskusi Kelompok di Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah DDI Siapo Kecamatan Baolan Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten
30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan pada SMP Negeri 1 Mootilango Kabupaten Gorontalo tepatnya pada kelas VII 1 yang jumlahnya 32 siswa yang
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Kondisi Prasiklus Prasiklus dilaksanakan pada minggu 1 dan 2 bulan September 2012 dengan dibantu oleh teman sejawat sebagai pengamat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemampuan bertanya menjadi hal yang penting bagi siswa, karena bertanya berperan untuk menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu murid terkait dengan materi yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK
PENINGKATAN KUALITAS PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN KIMIA SEKOLAH I MELALUI PENERAPAN JURNAL AKADEMIK Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB Email : elvinawati_chemist@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Awal Sebelum melakukan tindakan pada siklus I, peneliti melakukan observasi awal di kelas IX MTs Ma arif NU 1 Karanglewas Kabupaten Banyumas. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan suatu materi pelajaran yang sangat penting di Sekolah. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang membelajarkan siswa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian A. Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-A SMP Negeri 1 Suwawa Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran matematika
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Hasil dokumentasi peneliti pada tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada mata pelajaran matematika di MI AN-NUR
Lebih terperinciPenggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala
Penggunaan Alat Peraga Konkrit Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No. 3 Ogoamas I Kecamatan Sojol Utara Kabupaten Donggala Feni, Minarni Rama Jura, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena dianggap
42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 8 Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih sebagai lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Siswa yang dikenai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian 3.1.1 Latar penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SDN 2 Tapa Kecamatan Tapa Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam dan lingkungan di kelas IV SDN 3 Tapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 3 Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum penelitian dilakukan, dalam kegiatan pembelajaran IPS di Kelas 4 guru masih menggunakan metode pembelajaran tradisional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VII B MTs Miftahul Huda yang beralamat di Jleper, Mijen Demak. 2. Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Tanjungsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, seseorang akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Pada tahapan ini peneliti mengambil data hasil belajar pada materi sebelumnya. Peneliti mengambil data hasil belajar secara murni. Artinya
Lebih terperinciPENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)
PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS) Oleh: Aneng Sih Samitri, Mujiyem Sapti, Nila Kurniasih Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Kabila Kabupaten Bone Bolango pada pelajaran
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang
1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang menjadi penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani, (2007: 1.3) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yag dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus pada minggu ke-2 dan ke-3 bulan Oktober 2012 mata pelajaran IPA tentang tumbuhan hijau dengan hasil belajar yang sangat mengecewakan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah Penelitian Tindakan (action research)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI AP 5 SMK Negeri I Gorontalo dengan jumlah siswa 34 orang dan I orang guru mitra.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini adalah sebagai
39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di Kelas II SDN 3 Bulawa Kabupaten Bone Bolango. Adapun tujuan didirikan sekolah ini
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki
III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 6 SMA Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Ajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 44 orang terdiri dari 22 siswa lakilaki dan
Lebih terperinciPenerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu
Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 1 Binangga Kecamatan Marawola Palu Andi Mamas, Amran Rede, dan Fatmah Dhafir Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Fokusnya adalah pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan Model-Eliciting Activities
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan dengan memanfaatkan model pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian di uraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian di uraikan dalam tahapan yang berupa siklus siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar dikelas. Dalam penelitian ini pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek dari tindakan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berlangsung dalam dua siklus. Siklus II dilaksanakan karena hasil belajar siswa pada siklus I sebagai efek
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah
1 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 8 Tilong KabilaKabupaten Bone Bolango
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Pakem Siswa Kelas V SDN 21 Ampana Selvi T. Usman, Amran Rede, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
101 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, mengenai aplikasi metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Materi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sulit dan abstrak menjadi aktivitas yang membosankan bagi sebagian siswa. Hal ini dapat dilihat dari situasi kelas
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas V SDN 05 Biau Sumanti N. Laindjong, Lestari M.P. Alibasyah, dan Ritman Ishak Paudi Mahasiswa Program Guru
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian
1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas
Lebih terperinciPenggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol
Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Pada Mata Pelajaran PKn di SDN 05 Lakea Kabupaten Buol Fatmawati, Dewi Septiwiharti, dan Nurvita Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Lebih terperinciFrekuensi Persentase Rata-rata Selang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil penelitian tindakan kelas selama dua siklus terbagi dalam beberapa tahap, diantaranya adalah : (i) Kondisi awal sebelum pelaksanaan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DALAM PEMBELAJARAN KOMPETENSI SISTEM PENGISIAN DI KELAS XI A SMK TEXMACO PEMALANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Dody Bactiar Email:
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Tanya Jawab Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No. 4 Siboang Kamelia, Arif Firmansyah, dan Andi Imrah Dewi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas
Lebih terperinciBAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. di kelas VII yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari 5 orang siswa laki-laki dan
29 BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Satap Mootilango khususnya pada materi Wujud Zat dan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN
PENGGUNAAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES FOTOSINTESIS PADA TUMBUHAN Idam Ragil Widianto Atmojo Universitas Sebelas Maret e-mail:idamragil@fkip.uns.ac.id Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4. 1.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal 4.1.1.1 Kondisi Proses Pembelajaran Kondisi pembelajaran yang terpusat pada guru terjadi pada pembelajaran matematika di
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Seting dan Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas XI IPA MA Al-Huda Temanggung pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011, yaitu bulan Februari
Lebih terperinci