Pemodelan Penentuan Tingkat Produksi Optimum pada Tambang Terbuka Batubara
|
|
- Yuliana Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pemodelan Penentuan Tingkat Produksi Optimum pada Tambang Terbuka Batubara 1) Arya Pradipta 1 & Wahyu Sasongko 1 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Jl. Grafika No.2 Bulaksumur, Yogyakarta, 55281, Telp ; wahyu_sasongko@yahoo.com Abstract This modelling is the result of research about developing analysis of Sabour s (2003) mathematic model using marginal analysis concept to determine optimum production rate. The case study is located at East Barito District, Central Kalimantan Province. This model is developed by adding some relevant parameters to find mathematical model of optimum production rate. The solution model is produced by integrating result of development of Sabour s mathematical model with the cash flow model for coal open pit mining. The values of production rates is determined by literating and obtaining 4,563 ton/day. That condition will produce maximum NPV, which is USD 1,760,746,878. The solution model resulted is relevant to apply in case study area. The considerations are: the input data are the same, the value of IRR is higher than discount rate (56,58%) and also the value of NPV from solution model is higher than the value of NPV from company projection (USD 1,760,746,878: USD 1,050,031,850) Keywords: Marginal Analysis; Production rate; Cash flow; Coal; NPV 1. Pendahuluan Penerimaan tambang secara sederhananya diperoleh dari besarnya cadangan batubara yang dieksploitasi (terjual) dikalikan dengan harga jual batubara, dimana harga jual batubara tersebut dipengaruhi oleh parameter kualitas batubara. Menurut Blaschke (1998), secara empiris kualitas batubara yang dipakai dalam penentuan harga jual batubara adalah nilai kalori, kandungan abu, dan kandungan total sulfur. Semakin tinggi kualitas batubara, maka akan semakin tinggi pula harga jual batubara tersebut, begitu pula sebaliknya. Biaya yang dikeluarkan dalam industri pertambangan umumnya dibagi menjadi 2, yakni biaya investasi yang dikeluarkan pada awal kegiatan tambang dan biaya operasional. Pada analisis konvensional Hoteling (1931), investasi diasumsikan linier terhadap ukuran kapasitas produksi. Campbell (1981) menulis mengenai keterkaitan antara investasi dan biaya produksi, yang tidak linier terhadap perubahan ukuran kaasitas produksi. Cairns (2001), mengasumsikan bahwa model biaya investasi memiliki fungsi konkaf (cembung) terhadap berubahnya ukuran kapasitas produksi. Biaya operasional sendiri terdiri dari biaya penambangan serta biaya pengolahan. Cairns (2001) menyebutkan pula bahwa biaya ekstraksi memiliki fungsi konfek (cekung) terhadap perubahan ukuran kapasitas produksi. Khusus untuk industri pertambangan batubara, ada 269
2 biaya lain yang dimasukkan, yakni biaya pengupasan meterial penutup (overburden). Biaya ini dapat diklasifikasikan sebagai bagian dari biaya penambangan. Sabour (2003) membangun model untuk menentukan ukuran tambang (ukuran kapasitas produksi) dengan menggunakan analisis marjinal pada tambang emas. Penggunaan analisis marjinal oleh para ahli ekonomi dalam usahanya untuk meningkatkan pendapatan yang diperoleh perusahaan merupakan hal yang biasa dilakukan dewasa ini. Melalui metode analisis marjinal, titik/posisi jarak (range) terbesar antara penerimaan dengan pengeluaran akan dapat ditentukan, dimana saat itulah nilai keuntungan paling besar diperoleh. 2. Metode penelitian Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan studi literatur untuk menentukan permasalahan dan eksplorasi model acuan. Adapun model yang diacu dalam penelitian ini bersumber dari Sabour (2003). Meskipun model ini dibangun untuk dapat diaplikasikan pada tambang mineral bijih, namun Sabour (2003) juga menambahkan bahwa model ini juga relevan untuk diterapkan pada industri-industri tambang lainnya dengan menambahkan atau merubah variabel yang sudah ada. Sehingga di tahap kedua adalah pengembangan model, yaitu penambahan parameter yang terdapat pada sistem penambangan batubara dan data sekunder yang berasal dari InfoMine. Tahap ketiga adalah penentuan solusi model, yaitu dengan penggunaan metode analisis marjinal untuk menentukan kapasitas produksi optimum batubara. 3. Pemodelan dan pembahasan Dalam industri pertambangan, biaya pengeluaran tambang pada dasarnya terbagi menjadi 2, yakni biaya investasi tambang yang dikeluarkan di awal waktu dan biaya operasional tambang yang dikeluarkan selama masa umur tambang. Pernyataan tersebut dapat diekspresikan melalui persamaan di bawah ini (Sabour, 2003): P = GAR (AOC + CC) (1) Dimana GAR adalah pendapatan kotor tambang tahunan, AOC merupakan biaya operasional tambang tahunan dan CC adalah biaya investasi tambang. Besarnya GAR dapat dirumuskan sebagai berikut: GAR = P r x N x p x g r x R (2) Dimana: P r N p g r R : Kapasitas produksi : Jumlah hari kerja/tahun : Harga mineral bijih tambang/ batubara : Kualitas mineral bijih rata-rata : Recoveri mineral bijih/ batubara Dengan menambahkan variabel-variabel yang terdapat pada batubara, maka notasi p (harga minral bijih tambang) di atas akan merepresentasikan harga jual batubara. Di dalam 270
3 industri batubara, harga jual batubara sangat dipengaruhi oleh kualitas batubara, dan diekspresikan melalui persamaan di bawah ini: C = C B x QI (3) Dimana: C C B QI : Harga jual batubara sebenarnya : Harga jual batubara acuan (berdasarkan referensi) : Indikator kualitas batubara Nilai QI sendiri dirumuskan sebagai berikut: QI = 1 Q B Q R A R A B S R S B (4) Dimana: QI : Indikator kualitas batubara Q B : Nilai kalori batubara acauan (berdasarkan referensi) (kj/kg) Q R : Nilai kalori pada batubara sebenarnya (kj/kg) A B : Kandungan abu batubara acuan (berdasarkan referensi) (%) A R : Kadungan abu pada batubara sebenarnya (%) S B : Kandungan sulfur batubara acuan (berdasarkan referensi) (%) S R : Kandungan sulfur pada batubara sebenarnya (%) Q B, A B, dan S B berdasarkan referensi yang ada dapat ditentukan masing-masing sebesar 6667 Kcal/kg, 14% dan 1%. Notasi p dan g r pada persamaan (2) dan notasi C B serta QI pada persamaan (3) merujuk pada subtansi yang sama, yakni harga jual komoditas tambang serta kualitas batubara, sehingga persamaan (2) dapat diubah menjadi: GAR = P r x N x C B x QI (5) Biaya total pengeluaran tambang sendiri terdiri dari dua aspek, yakni biaya investasi (CC) yang dikeluarkan pada awal umur tambang dan biaya operasional tahunan (AOC) yang dikeluarkan ketika aktivitas tambang sudah berjalan. Besarnya biaya investasi (CC) sendiri dapat diekspresikan melalui persamaan di bawah ini (Sabour, 2003): CC = A m x P r B m + A p x P r B p (6) Bagian sisi kiri mencerminkan investasi yang dibutuhkan untuk melakukan penambangan, sedangkan bagian sisi kanan mencerminkan investasi yang diperlukan untuk menyiapkan infrastruktur pengolahan mineral/bahan tambang. Nilai A m, B m, A p dan B p merupakan konstanta. Nilai ini ditentukan oleh metode eksploitasi serta pengolahan tambang yang diterapkan. 271
4 Adapun untuk biaya operasional tahunan (AOC), dapat dirumuskan sebagai berikut (Sabour, 2003): AOC = N x C m x P r 1 D m + N x C p x P r 1 D p (7) Notasi C m, D m, C p dan D p pada persamaan di atas (Pers. 7) merupakan konstanta yang dipengaruhi oleh metode tambang dan pengolahan yang dipakai. Bagian sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan biaya penambangan yang diperlukan. Sedangkan bilah sisi kanan mencerminkan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan pengolahan pada mineral/barang tambang yang berhasil diekstraksi. Pada bahasan ini nilai biaya investasi (CC) serta biaya operasional (AOC) akan dicari berdasarkan data yang bersumber dari InfoMine, 2009 dalam Shafiee, Data tersebut berasal dari tambang terbuka batubara mengenai biaya investasi, biaya operasional, serta tingkat produksi batubara. Persamaan matematika untuk mendapatkan nilai CC dan biaya operasional (AOC) akan ditentukan berdasarkan data sekunder tersebut. Biaya investasi dan operasional pada tabel tersebut sudah meliputi biaya penambangan serta biaya pengolahan yang diperlukan (Tabel 1). Stripping ratio optimum pada daerah yang dijadikan studi kasus ditetapkan sebesar 5,6 : 1. Tabel 1. Besarnya biaya investasi dan operasional pada stripping ratio optimum pada tingkat produksi batubara bervariasi Nisbah pengupasan (stripping ratio) 5.6: Biaya Operasional Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Investasi Kapasitas produksi Biaya Operasional batubara perhari Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Investasi Biaya Operasional Biaya Investasi Perlu diketahui, besarnya biaya investasi pada Tabel 1 di atas direpresentasikan dalam satuan juta dollar. Sedangkan biaya operasional direpresentasikan dengan satuan dollar/ton. Model biaya investasi atau Capital Cost (CC) didapatkan dengan membuat grafik hubungan antara tingkat produksi dengan biaya investasi yang harus dikeluarkan seperti yang terlihat pada grafik di bawah: 272
5 Gambar 1. Grafik hubungan biaya investasi terhadap tingkat produksi batubara Dari grafik tersebut, biaya investasi yang diperlukan untuk kondisi stripping ratio optimum dalam studi kasus lapangan adalah: CC = 129,881 x P r (8) Model biaya operasi per unitnya atau Unit Operating Cost (UOC) didapatkan dengan membuat grafik hubungan antara tingkat produksi dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini: Gambar 2. Grafik hubungan biaya operasional terhadap tingkat produksi batubara 273
6 Dari grafik di atas, model persamaan untuk menentukan nilai UOC dapat juga ditentukan yaitu: UOC = x P r 0.17 (9) Adapun biaya operasional tambang tahunan dapat diekspresikan sebagai berikut: AOC = N x x P r (10) Jika ditambahkan parameter umur tambang, tingkat suku bunga tiap tahunnya, kenaikan rata-rata harga komoditas tambang (batubara) per tahun serta kenaikan rata-rata biaya operasional tambang akibat inflasi, maka persamaan (5) dan (10) berturut-turut ditulis sebagai berikut: T PVGAR = GAR e (µ-g p) T dt 0 (11) T PV AOC = N x x P 0.83 r e (µ g c )t dt 0 (12) Notasi g p dan g c pada kedua persamaan di atas merupakan kenaikan biaya operasional tiap tahunnya karena faktor inflasi. Dengan mensubsitusikan α = μ g c atau δ = μ g p dan T = R e NP r ke persamaan tersebut, maka akan dihasilkan berturut-turut persamaan sebagai berikut: PVGAR = P r x N x C B x QI α (13) α x Re (1 e N x Pr ) PVAOC = N δ x Re x 1 e N x Pr x x P 0.83 δ r (14) Persamaan PVGAR, CC serta PVAOC di atas selanjutnya akan dimasukkan ke dalam model aliran kas tambang terbuka batubara yang mana hubungan ketiganya dapat diekspresikan melalui persamaan di bawah: NPV = (1 y) (1 z)pvgar PVAOC + yd CC (15) Dimana, y merupakan besaran prosentase pajak badan dan z merupakan besaran iuran produksi pada tambang batubara. Jika dijabarkan, dengan mensubtitusi Pers. 8, Pers. 13 dan Pers. 14 ke dalam Pers 15, maka akan didapat persamaan baru sebagai berikut: 274
7 NPV = (1 y) (1 z) P r x N x C B x QI α α x Re (1 e N x Pr ) N δ x Re x 1 e N x Pr x x P 0.83 δ r + yd 129,881 x Pr0.763 (16) NPV akan berada dalam kondisi optimum jika memenuhi syarat sebagai berikut: NPV P r = 0 (17) Sehingga dengan demikian persamaan (16) akan menjadi: P r N x C (1 y) (1 z) B x QI α α x Re x 1 e N x Pr 1 + e α x Re N x Pr Nδ x x Pr 0.17 x ,881 x Pr =0 (18) e δ x ReN x Pr0.83+δ x ReN x Pr x Solusi Pers. 18 dilakukan dengan cara iterasi, didapat nilai kapsitas produksi optimum sebesar 4563 ton/hari. Kapasitas produksi optimum tersebut akan menghasilkan NPV yang paling tinggi di antara beberapa skenario tingkat produksi harian lainnya, yaitu sebesar USD 1,760,746,878, yang lebih besar dari perencanaan perusahaan yang didapat keuntungan sebesar USD 1,050,031,850. Pada dasarnya input data yang dimasukkan pada metode yang dijalankan oleh peneliti 95% sama dengan input data pada metode yang dijalankan oleh perusahaan. Perbedaannya dalam penentilitian ini optimum dalam penentuan besaran investasi dan biaya operasinal, yaitu pada tingkat produksi yang optimum (efisien). Perbedaan lainya adalah pada biaya pengupasan overburden, dimana pada metode yang dijalankan oleh penulis mengisyaratkan bahwa nilainya tetap, sedangkan pada perusahaan tidak. Pada setiap tahun biaya pengupasan overburden pada desain yang dilakukan perusahaan tersebut berubah.. Berdasarkan perhitungan nilai IRR pada cadangan batubara yang diberikan dan kapasitas produksi optimum, yaitu sebesar 56.58%, sedangkan nilai IRR pada skenario perusahaan, yaitu sebesar 84%. Karena nilai IRR nya lebih besar dibandingkan suku bunga yang ditetapkan sebesar 10%, maka dalam konteks penelitian ini, penggunaan metode dan hasil yang di dapat dalam peneltian ini relevan untuk diterapkan dan secara implisit menerapkan kaidah konservasi sumberdaya batubara. 275
8 4. Kesimpulan Model Sabour (2003) dapat dikembangkan dengan menambahkan serta merubah parameter yang relevan pada sistem penambangan batubara seperti kualitas dan harga jual batubara acuan, biaya investasi acuan, dan biaya operasional acuan, untuk selanjutnya dipakai guna menentukan kapasitas produksi optimum dengan membangun model dan menentukan solusi model dengan menggunakan analisis marginal. Besarnya kapasitas produksi harian optimum batubara dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti besaran investasi, biaya operasional, harga jual batubara (kualitas batubara), royalti (coal sharing), pajak perusahaan, jumlah hari kerja, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, dan tentunya jumlah cadangan batubara tertambang. Solusi model yang dihasilkan dalam penelitian ini cukup relevan untuk dapat diterapkan, karena pertimbangan, karena nilai IRR yang didapatkan serta NPV penelitian ini yang bernilai lebih besar dibandingkan dengan proyeksi keuangan yang telah direncanakan oleh perusahaan. Daftar Pustaka Blaschke, W Problems of Lignite Prices with Regard to Pricing Foundation of Coal for Power Engineering, Proceedings of The Session of The Minning Committe of The Polish Academy of Science, Krakow Belchatow. Info Mine, Mining Cost Service Indexes: Surface & Underground Mining & Milling Operations (online). Available from: Sabour, S.A.A., Mine Size Optimization Using Marginal Analysis, Resource Policy, 28, Shafiee, S., Nehring, M., & Topal, E., Estimating Average Total Cost of Open Pit Coal Mines in Australia, Australian Mining Technology Conference. Wijaya, K.G., Analisis Break Even Stripping Ratio dan Desain Pit Tambang Batubara PT. X, Tesis, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (tidak dipublikasikan). 276
BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi. Perkembangan dan peningkatan teknologi cukup besar, baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Milagro Indonesia Mining adalah salah satu perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan batubara dengan skala menengah - besar. Lokasi penelitian secara administratif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan oleh suatu perusahaan, karena untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pertambangan memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu dimulai dari tahapan eksplorasi, kajian kelayakan, pengembangan dan perencanaan tambang, penambangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan merupakan salah satu industri yang membutuhkan investasi besar, teknologi yang memadai serta beresiko tinggi terutama pada tahap eksplorasi. Untuk
Lebih terperinciKAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA
KAJIAN NILAI INSENTIF UNTUK PENGUSAHAAN BATUBARA MUTU RENDAH DI INDONESIA ROCHMAN SAEFUDIN Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jalan Jenderal Sudirman No 623 Bandung 40211,
Lebih terperinciBAB V HASIL ANALISA. dan keekonomian. Analisis ini dilakukan untuk 10 (sepuluh) tahun. batubara merupakan faktor lain yang juga menunjang.
BAB V HASIL ANALISA 5.1 ANALISIS FINANSIAL Untuk melihat prospek cadangan batubara PT. XYZ, selain dilakukan tinjauan dari segi teknis, dilakukan juga kajian berdasarkan aspek keuangan dan keekonomian.
Lebih terperinciANALISIS INVESTASI PROYEK PELAKSANAAN DI KONSESI PENAMBANGAN BATUBARA
ANALISIS INVESTASI PROYEK PELAKSANAAN DI KONSESI PENAMBANGAN BATUBARA Surono Diharjo 1) dan Christiono Utomo 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Evaluasi Sensitivitas Harga Batubara terhadap Pemilihan Stripping RatioEkonomis Serta Biaya Penambangan Batubara di PTPutra Hulu Lematang,Kabupaten Lahat,
Lebih terperinciPERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur) Dadang Aryanda*, Muhammad Ramli*, H. Djamaluddin* *)
Lebih terperinciPenentuan Pit Limit Penambangan Batubara Dengan Metode Lerchs-Grossmann Menggunakan 3DMine Software
KURVATEK Vol.1. No. 2, November 2016, pp. 67-72 ISSN: 2477-7870 67 Penentuan Pit Limit Penambangan Batubara Dengan Metode Lerchs-Grossmann Menggunakan 3DMine Software Hidayatullah Sidiq 1,a, Idra Pusvito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu.
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Ekonomis Menggunakan Analisis Sensitivitas pada Tambang Batubara di PT Fosil Energi Nusantara, Desa Muara Emil dan Pagar Dewa, Kecamatan Tanjung Agung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memliki sumber daya alam yang berlimpah. Didalamnya terkandung kekayaan migas dan non-migas. Sumberdaya non-migas sendiri
Lebih terperinciOleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan terhadap kelayakan investasi PT. ABC maka dapat disimpulkan : 1. Berdasarkan instrument-instrument kelayakan investasi menunjukkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang
Lebih terperinciANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)
ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Nikel laterit adalah produk residual pelapukan kimia pada batuan ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik
Lebih terperinciIV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL
32 IV. ANALISA FAKTOR KELAYAKAN FINANSIAL 4.1. Identifikasi Indikator Kelayakan Finansial Pada umumnya ada enam indikator yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian kelayakan finansial dari
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan merupakan kumpulan atau kelompok rumah yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klasifikasi Sumberdaya Dan Cadangan Batubara Badan Standarisasi Nasional (BSN) telah menetapkan pembakuan mengenai Klasifikasi Sumberdaya Mineral dan Cadangan SNI No. 13-6011-1999.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Ekonomis Rencana Penambangan Sirtu di Blok Cilopang PT. Banyu Alam Artha,Desa Rancabango, Kecamatan Tarrogong Kaler, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Analisis Investasi Tambang Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan endapan bahan galian yang meliputi
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN PERUMAHAN BERLIAN KUOK SEJAHTERA Hendra Taufik 1 dan Ria Larici 2 1,2 Program Studi S1 Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu
Lebih terperinciAnalisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda
Reka racana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Agustus 2014 Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda GLEN WEMPI WAHYUDI 1, DWI PRASETYANTO 2, EMMA AKMALAH
Lebih terperinciPERHITUNGAN NILAI EKONOMI SUMBER DAYA NIKEL DI WILAYAH PT XYZ MINING
PERHITUNGAN NILAI EKONOMI SUMBER DAYA NIKEL DI WILAYAH PT XYZ MINING TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan di Institut Teknologi Bandung oleh
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN
BAB IV ANALISIS DAN PENILAIAN IV.1 Prinsip Perhitungan Keekonomian Migas Pada prinsipnya perhitungan keekonomian eksplorasi serta produksi sumber daya minyak dan gas (migas) tergantung pada: - Profil produksi
Lebih terperinciRingkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan
Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Juni 1 IKHTISAR Kondisi Industri Batubara masih terus berada dibawah tekanan sebagai dampak melemahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Investasi di bidang pertambangan memerlukan jumlah dana yang sangat besar. Agar investasi yang akan dikeluarkan tersebut menguntungkan, maka komoditas endapan bahan
Lebih terperinciBAB IX EVALUASI FINANSIAL
BAB IX EVALUASI FINANSIAL 9.1. PENDAHULUAN 1) Tujuan dari suatu usaha bisnis dalam ekonomi pasar bebas adalah memberikan pengembalian finansial (financial return) kepada para pemilk usaha, konsisten dengan
Lebih terperinciALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL
ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Studi literatur merupakan merupakan tahapan penyusunan landasan teori yang mendukung penelitian yang dilakukan serta penelitian dari pihak lain yang
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG SKRIPSI
STUDI KELAYAKAN INVESTASI PROYEK PEMBANGUNAN TOWER 5 KARAWACI, TANGERANG Feasibility Study Investement of Tower 5 Construction Project at Karawaci, Tangerang SKRIPSI Disusun sebagai Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciKOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai
KOMPONEN PENENTU HARGA JUAL TENAGA LISTRIK DARI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP BATUBARA SKALA KECIL (PLTU B-SK) Hasan Maksum dan Abdul Rivai Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan,
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. 2. Tiap peluang memberikan hasil yang berbeda. 3. Tiap peluang memberikan resiko yang berbeda.
BAB III TEORI DASAR 3.1 Analisis Investasi Tambang Investasi merupakan penukaran sejumlah dana dengan kemungkinan perolehan 100 % (karena telah dikuasai) dengan jumlah dana yang lebih besar, tetapi kemungkinan
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Ekonomi dengan Metode Analisis Sensitivitas untuk Harga Bijih Emas DMP dan di Unit Geomin PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Daerah Lemonga, KecamatanTaliwang,
Lebih terperinciPENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR
PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR Abstrak Oleh : James Wilson Siahaan Prodi Teknik Pertambangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data
3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Tempat penelitian dan pengambilan data dilakukan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Blanakan, Kabupaten Subang. 3.2 Alat
Lebih terperinciAnalisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik
Paper Analisis Pembiayaan Proyek Hulu Migas dengan pendekatan Probabilistik Nuzulul Haq - Principal - A Publication of http:/explorerealoptions.com LOGO Overview (1) Perbankan nasional masih belum banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki sumber pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi. Pengusahaan kekayaan alam ini secara konstitusional didasarkan
Lebih terperinciRingkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan
Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Maret 2013 1 IKHTISAR Industri batubara terus berada dibawah tekanan sebagai dampak melemahnya
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Perhitungan Biaya Investasi. Biaya Peralatan Medis = Rp Biaya Desain dan Pra-Operasi = Rp
LAMPIRAN 87 Lampiran 1. Contoh Perhitungan Biaya Investasi Dari Tabel 4.1 diperoleh : Pada Tahun 2002 Biaya Peralatan Medis = Rp. 4.478.560.000 Biaya Pembangunan = Rp. 31.135.000.000 Biaya Desain dan Pra-Operasi
Lebih terperinciMETODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada
METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB vi vii ix xi xiii I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang.... 1 1.2 Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan perhitungan yang mendasari analisis dan pembahasan untuk dapat mengetahui kinerja perusahaan PT United Tractors Tbk, yang diukur dengan menggunakan
Lebih terperinciASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.
ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran
Lebih terperinciDAFTAR ISI Asumsi-asumsi... 11
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR BAGAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang banyak menyimpan sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan salah satu cekungan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI
Lebih terperinciDEFINISI RUMUS - APLIKASI NISBAH KUPAS COG BECOG - ICOG
DEFINISI RUMUS - APLIKASI NISBAH KUPAS COG BECOG - ICOG CUTOFF GRADE, CUT-OFF GRADE (KADAR BATAS) STRIPPING RATIO (NISBAH KUPAS) KADAR EKIVALEN BREAK EVEN CUTOFF GRADE (BECOG) INTERNAL CUTOFF GRADE (ICOG)
Lebih terperinciAnalisa resiko dalam penganggaran modal
Analisa resiko dalam penganggaran modal Risiko proyek Ada yang 3 jenis resiko suatu proyek yang dapat diukur (lukas setia atmaja, 2011) : risiko yang berdiri sendiri (Stand-alone risk) : risiko suatu proyek
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Bogor merupakan salah satu kota wisata yang perlu mengembangkan wisata lainnya, salah satunya adalah wisata Batik. Batik merupakan warisan Indonesia
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Kajian Ekonomi Penambangan Andesit dengan Menggunakan Grafik Perbandingan NPV, IRR, BEP dan PBP Dalam 7 Analisis Sensitivitas di PT. Bara Hisyami Resouces
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: town house, pasar, teknis, NPV, BCR, IRR, PBP
ABSTRAK Town house merupakan salah satu investasi yang diminati dengan membidik pasar wisatawan asing yang berkunjung ke Bali. Town house adalah kompleks perumahan dengan unit terbatas disertai fasilitas
Lebih terperinciANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA
ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pada bab ini menguraikan tentang pelaksanaan penelitian telah dilakukan berupa pengumpulan dan pengolahan data. Data yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
Lebih terperinciINTISARI. Kata-kata Kunci: Investasi, Studi Kelayakan, Penganggaran Modal, Analisis Sensitifitas. Universitas Kristen Maranatha
INTISARI Pada studi kasus ini, saya ingin mengidentifikasikan kelayakan investasi PT Satu Hati di Purwokerto. Perusahaan ini ingin membeli lima unit tangki minyak tanah untuk mendukung operasional pemasarannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Penentuan dan Pemilihan Pit Potensial Penentuan dan pemilihan pit potensial merupakan langkah awal dalam melakukan evaluasi cadangan batubara. Penentuan pit potensial ini diperlukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciRingkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan
Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal 3 213 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan September 213 1 IKHTISAR Kondisi industri batubara global hingga kuartal 3 213 (3Q13)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Dengan
Lebih terperinciMETODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR)
METODE ACCOUNTING RATE OF RETURN (ARR) ARR dapat dihitung dengan dua cara : 1. ARR atas dasar Initial Invesment NI ARR = ----------- x 100 % Io dimana : NI = Net Income (keuntungan netto rata-rata tahunan)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.
II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014. Tempat Pengambilan sampel harga pokok produksi kopi luwak dilakukan di usaha agroindustri
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN NECIS LAUNDRY
STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA NECIS LAUNDRY LATAR BELAKANG Saat ini perubahan ekonomi mempengaruhi gerak laju kegiatan kegiatan perekonomian yang berlangsung. Persaingan yang ketat, perkembangan ilmu
Lebih terperinciANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR
ANALISIS FINANSIAL PADA PROYEK ROYAL GARDEN RESIDENCE NUSA DUA TUGAS AKHIR Oleh: Candra Santosa 1119151001 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 PERNYATAAN Yang bertanda tangan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga
Lebih terperinciDAN ANALISIS TEKNO EKONOMI
4 BAB DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4 PERHITUNGAN PERHITUNGAN DAN ANALISIS TEKNO EKONOMI 4.1 Analisis Perbandingan Investasi Softswitch terhadap Circuit Switch Untuk membandingkan antara Investasi dengan
Lebih terperinciworth, disingkat EUAW), atau jumlah ekivalent kapital
Evaluasi biaya kapital/modal pada awal periode, atau jumlah nilai sekarang (Present Worth disingkat PW) atau nilai bersih pada awal periode (net present value disingkat NVP), atau nilai pada awal periode
Lebih terperinciProsiding Teknik Pertambangan ISSN:
Prosiding Teknik Pertambangan ISSN: 2460-6499 Perancangan (Design) Pit Ef Pada Penambangan Batubara di PT Milagro Indonesia Mining Desa Sungai Merdeka, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dan tipe data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sehingga penelitian ini bersifat deskriptif
Lebih terperinciABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The aim of this research is to explore the feasibility of potato plantation project. From the finance point of view, Capital Budgeting Method will be suitable to be used as a measurement for the
Lebih terperinciANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG. Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin ABSTRACT
ANALISA KELAYAKAN BISNIS PT. SUCOFINDO UNIT PELAYANAN DONDANG Sahdiannor, LCA. Robin Jonathan, Suyatin Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia. ABSTRACT SAHDIANNOR,
Lebih terperinciPENGARUH KESTABILAN LERENG TERHADAP CADANGAN ENDAPAN BAUKSIT
PENGARUH KESTABILAN LERENG TERHADAP CADANGAN ENDAPAN BAUKSIT Oleh Eddy Winarno; Wawong Dwi Ratminah Program Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta Abstrak Optimalisasi Keberhasilanan Penambangan Terbuka
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku
III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang
Lebih terperinciAspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa
Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi
Lebih terperinciEVALUASI EKONOMI MINERAL
Bahan Kuliah Ekonomi Mineral EVALUASI EKONOMI MINERAL DOSEN : Meinarni Thamrin PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNHAS 2010 @Mey 1 SUMMARY : Ekonomi mineral mencakup bermacam-macam kegiatan Aspek
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian mencakup wilayah kawasan hutan dimana akan dilakukan kegiatan penambangan batu kapur dan lempung oleh PT Tambang Semen Sukabumi (PT
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan
Lebih terperinciBab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)
M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan menggunakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data secara langsung.
Lebih terperinciBAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB III DATA DAN PENGOLAHAN DATA Penentuan pit optimal dalam simulasi perencanaan tambang Bab 3 berikut akan dibantu software NPV Scheduler dan datamine studio dengan tujuan akhir yaitu mendapatkan suatu
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B
BAB IV KAJIAN KEEKONOMIAN GAS METANA-B Sebelum dilakukan perhitungan keekonomian dari pengusahaan Gas Metana- B sesuai dengan prosedur penelitian yang telah diuraikan pada Bab III, kita harus melakukan
Lebih terperinci