BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Kalimantan merupakan pulau di Indonesia yang banyak menyimpan sumber daya alam diantaranya sumberdaya batubara. Cekungan Barito merupakan salah satu cekungan Tersier di Indonesia yang mempunyai potensi sumberdaya batubara. Potensi endapan batubara dan gas metan batubara dapat dijumpai dalam Formasi Tanjung, Montalat dan Warukin. Ketebalan batubara dalam Formasi Tanjung dan Formasi Montalat berkisar antara 50 sampai 200 cm. Sedangkan perlapisan batubara dalam Formasi Warukin sangat bervariasi mulai dari beberapa meter sampai dengan puluhan meter (Heryanto, 2010). Industri pertambangan batubara merupakan salah satu kegiatan usaha yang mempunyai resiko sangat tinggi (high risk). Resiko-resiko tersebut di antaranya resiko ekonomi, resiko keteknikan dan resiko politik. Salah satu untuk mengurangi resiko dalam industri pertambangan yaitu dengan cara rancangan teknik pencarian (eksplorasi) sumberdaya endapan batubara yang baik dan benar. Strategi eksplorasi yang efektif dan efisien dengan pemilihan pentahapan serta metode yang tepat, maka endapan batubara dapat ditemukan dalam waktu yang singkat dengan biaya rendah. Mengkaji/mengevaluasi kembali mengenai keadaan geologi endapan batubara di daerah penelitian sangat penting dilakukan untuk meminimalkan resiko ekonomi yang akan ditimbulkan dari kegiatan pertambangan. Mempelajari 1

2 hubungan antara variabel geologi berupa lapisan pembawa batubara (coal bearing strata), struktur geologi dan geomorfologi bentuk lahan dapat memberikan gambaran tentang karakteristik dan potensi endapan batubara di daerah Kabupaten Barito Timur. Data mengenai lapisan pembawa batubara (coal bearing strata), struktur geologi dan geomorfologi bentuk lahan dapat diolah/analisis menggunakan Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi yang bereferensi geografis (Aronof, 1989). Pengolahan data menggunakan Sistem Informasi Geografis dan data penginderaan jauh sangat penting dilakukan untuk mengetahui keberadaan potensi endapan batubara di daerah penelitian. Teknologi penginderaan jauh saat ini telah berkembang sangat pesat baik dalam teknologi perolehan data, tingkat ketelitian maupun teknik pengolahan citra secara digital. Citra satelit Landsat merupakan salah satu citra satelit sumber daya alam yang telah banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pemetaan dan analisis geologi. Dalam upaya perencanaan strategi eksplorasi yang efektif, efisien dan keekonomian maka dibutuhkan metode yang tepat. Salah satunya dalam penelitian ini, peneliti ingin menggunakan Sistem Informasi Geografis dan Penginderaan Jauh dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk mengevaluasi keberadaan potensi sumber daya batubara yang berada di daerah Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. 2

3 I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, beberapa permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu : 1. Bagaimana cara meminimalkan resiko keekonomian yang akan ditimbulkan dalam industri pertambangan. 2. Bagaimana asosiasi antara variabel geologi terhadap deposit endapan batubara di daerah Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimanatan. 3. Bagaimana cara memetakan dan menganalisis area potensi endapan batubara dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) di daerah Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimanatan Tengah. I.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu ; 1. Skala yang yang digunakan 1: pada hasil akhir peta potensi endapan batubara dan daerah penelitian di batasi pada wilayah administratif Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah 2. Hanya menginterpretasi endapan batubara berdasarkan data geologi dan data penginderaan jauh yang kemudian dikonfirmasi dengan data titik deposit dan data pengamatan/survey lapangan. 3. Pemetaan dan evaluasi potensi endapan batubara berdasarkan analisis spasial dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). 3

4 I.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk lebih memahami tentang analisis spasial dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam penentuan pemetaan potensi endapan batubara. Selain itu, penulisan ini juga bermaksud untuk memenuhi salah satu syarat menempuh kurikulum dan mendapatkan gelar Strata- 2 (S2)Master of Engineering Pada Minat Studi Magister Geologi Pertambangam di Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang dituangkan dalam bentuk Tesis. Sedangkan tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu : 1. Mengetahui parameter/faktor geologi yang dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis spasial. 2. Mengetahui area bukaan tambang sebagai indikasi keberadaan potensi endapan batubara di daerah penelitian. 3. Mengetahui daerah yang memiliki potensi deposit endapan batubara. I.5 Manfaat Penelitian a. Dalam bidang Ilmu Geologi : memberikan manfaat keilmuwan tentang cara menganalisis/mengevaluasi potensi endapan batubara berdasarkan sistem informasi geografis menggunakan metode analisis spasial dengan Analytical Hierarchy Process (AHP). 4

5 b. Dalam bidang industri/pemerintahan : Dapat memberikan informasi dan bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan pada penelitian dan pengembangan daerah potensi endapan batubara selanjutnya. Dapat menjadikan rekomendasi terhadap para investor tambang dalam mengambil lokasi dan area wilayah yang prospek endapan batubara di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. I.6 Lokasi Penelitian Lokasi daerah penelitian secara administratif berada di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah yang mempunyai batas wilayah sebagai berikut : Sebelas Utara : Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelah Timur : Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Sebelah Barat : Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sebelah Selatan : Kabupaten Barito Selatan, dan Kab. Tabalong & Kab. Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Sedangkan secara geografis berada pada 114 o BT 115 o BT dan 01 o LS 02 o LS (Gambar 1.1). 5

6 Gambar I.1 Lokasi daerah penelitian. I.7 Peneliti Terdahulu Cekungan Barito sangat menarik untuk diteliti terutama yang berkaitan dengan sumberdaya batubara. penelitian termasuk ke dalam Cekungan Barito yang secara fisiografi juga merupakan bagian dari cekungan di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Berikut adalah beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan penelitian di Cekungan Barito dan, antara lain dapat dilihat pada Tabel I.1 : 6

7 Tabel I.1 Peneliti terdahulu yang pernah melakukan penelitian NO Nama Penulis Tahun Metode Lokasi Hasil 1 Van Bammelen 1949 Pemetaan 2 Heryanto dan Sanyoto Soetrisno dkk Satyana dan Silitonga 5 Kusnama Heryanto Heryanto Wijaya, K.G 2012 Pemetaan geologi regional Pemetaan geologi regional 1994 Pemetaan Pemetaan singkapan batubara & korelasi facies Maceral analisis untuk mengetahui lingkungan pengendapan berdasarkan diagram TPI-GI Penampang terukur dan analisis petrografi batubara Analisa break even stripping ratio berdasarkan perhitungan sumberdaya batubara metode polygon Pulau Kalimantan Amuntai dan Buntok dan Kalimantan Selatan Sampit dan Binuang dan Kualakurun, Purukcahu dan Binuang Tamiang Layang Kab. Barito Timur Peta Fisiografi, stratigrafi dan struktur geologi. Peta geologi regional skala 1: daerah Amuntai & Peta geologi regional skala 1: daerah Buntok & Tectonic Reversal in East Barito Basin, South Kalimantan Batubara Formasi Warukin Karakteristik & lingkungan pengendapan batubara Formasi Tanjung Proses sedimentasi endapan Tersier di dalam Cekungan Barito Design pit tambang batubara di daerah Tamiang Layang Kab. Barito Timur 7