GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH"

Transkripsi

1 GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : DIAN AYUNINGTYAS SURIPTO J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

2

3

4 GAMBARAN PENGETAHUAN, MASA KERJA PETUGAS DAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 Dian Ayuningtyas Suripto J Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta Abstract Pharmacy installation is an essential part in a hospital. Human resources can affect the quality of pharmacy service. Pharmacy service is required to give satisfaction to the patient. The aim of this research is to know the description pharmacy officer s of knowledge and work length towards the waiting time of the outpatient in in provincial hospital s pharmacy installation Surakarta. The research method uses observational design with description analyze. The population of this research was the whole pharmacy officers who were 10 respondents and 2835 prescriptions. The choice of the sample for the pharmacy officers were exhaustive sample who were 10 respondents and the sample for the prescription was using purposive sampling amount to 364 prescriptions. The result of this research is 50% pharmacy officer s good knowledge and 50% not good knowledge, 50% pharmacy officer s with work length 3,9 and 50% pharmacy officer s with work length > 3,9, 42,5% the waiting time 30 minutes and also 57,5% the waiting time > 30 minute. Key word : knowledge, work length, waiting time

5 Abstrak Instalasi farmasi merupakan bagian penting di sektor rumah sakit. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi kualitas pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi dituntut untuk memberikan kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan, masa kerja petugas dan waktu tunggu pasien rawat jalan di instalasi farmasi RSUD Surakarta. Metode penelitian adalah observasional dengan analisis deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas farmasi berjumlah 10 responden dan resep untuk pasien rawat jalan berjumlah 2835 resep. Pengambilan sampel untuk petugas farmasi dengan exhaustive sampling sebanyak 10 responden dan pengambilan sampel untuk pasien dengan purposive sampling sebanyak 351 resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 50% petugas farmasi berpengetahuan baik dan 50% petugas farmasi berpengetahuan kurang, 50% petugas dengan masa kerja 3,9 tahun dan 50% petugas dengan masa kerja > 3,9 tahun, 42,5% waktu tunggu 30 menit serta 57,5% waktu tunggu > 30 menit. Kata kunci : Pengetahuan, Masa Kerja, Waktu Tunggu PENDAHULUAN Rumah sakit merupakan salah satu sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan yang berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, dan pelayanan gawat darurat yang mencakup pelayanan medik dan penunjang medik, salah satu unit pelayanan yang mempunyai peranan yang sangat penting di dalamnya adalah unit kefarmasian. Instalasi farmasi merupakan bagian penting di sektor rumah sakit. Rumah sakit akan kesulitan melakukan kegiatan bila di rumah sakit tersebut tidak tersedia obat. Instalasi farmasi mempunyai pengaruh besar terhadap rumah sakit dan berbagai organisasi pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No Tahun 2004). Kualitas suatu rumah sakit khususnya di bagian instalasi farmasi dapat dilihat dari sumber daya manusia. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena kemajuan dan keberhasilan suatu manajemen rumah sakit tidak lepas dari peran dan kemampuan sumber daya manusia yang baik. Pengetahuan dan masa kerja petugas farmasi merupakan salah satu bagian dari sumber daya manusia. Pengetahuan dan masa kerja dapat mempengaruhi kecepatan pelayanan, terutama berkaitan dengan waktu tunggu pasien dalam pelayanan resep. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan kendala pasien di beberapa rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencerminkan bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan

6 pasien. Waktu tunggu pelayanan obat berdasarkan Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu waktu tunggu pelayanan obat jadi 30 menit, sedangkan waktu tunggu pelayanan obat racikan 60 menit. RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Surakarta sebagai salah satu rumah sakit umum daerah milik pemerintah yang berada di kota Surakarta yang menerima pasien rawat jalan umum, askes, jamkesmas, dan PKMS (Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Surakarta). Pelayanan kesehatan di RSUD Surakarta meliputi poliklinik umum, poliklinik mata, poliklinik gigi, poliklinik penyakit dalam, poliklinik KIA (Kesehatan Ibu Anak), poliklinik spesialis anak, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik bedah dan poliklinik gizi dengan pelayanan farmasi 24 jam yang terbagi menjadi 3 shif yaitu shif pagi mulai pukul , shif siang mulai pukul , dan shif malam mulai pukul Instalasi farmasi RSUD Surakarta mempunyai 1 apoteker, 6 teknik kefarmasian dan 3 tenaga honorer. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan tahun 2010 sebesar pasien dan jumlah pasien yang menebus obat sebesar pasien. Tahun 2011 sebesar pasien dan jumlah pasien yang menebus obat sebesar pasien. Tahun 2012 sebesar pasien dan jumlah pasien yang menebus obat sebesar pasien. Data kunjungan pasien tahun mengalami peningkatan tetapi tahun 2012 mengalami penurunan. Penurunan jumlah pasien yang berkunjung dikarenakan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan harapan pasien. Penurunan jumlah pasien menebus obat di farmasi dikarenakan stok obat kosong sehingga pasien rawat jalan harus membeli obat di apotek luar dengan mendapatkan fotocopy resep dari petugas farmasi. Hasil survei pendahuluan menyatakan bahwa pada waktu jam sibuk terdapat banyak antrian di depan instalasi farmasi yang mengakibatkan waktu tunggu pasien menjadi lama, penyerahan obat tidak sesuai dengan nomor antrian, terdapat pasien yang mengeluh tentang kecepatan pelayanan pengambilan obat, dan jarak antara nomor antrian satu dengan nomor antrian berikutnya lama. Waktu tunggu pasien rawat jalan untuk pelayanan obat jadi dengan jumlah sampel 105 resep, diperoleh hasil tertinggi 74 menit dan terendah 10 menit sehingga rata-rata waktu tunggu pasien 39 menit.

7 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan analisis deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh petugas farmasi yang berjumlah 10 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan exhaustive sampling dan resep pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yang berjumlah 2835 resep dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan dan masa kerja petugas farmasi serta stopwatch untuk pengumpulan data waktu tunggu pasien. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan mendeskripsikan hasil penilaian kuesioner dari pengetahuan, masa kerja dan hasil perhitungan waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Karakteristik Responden a. Umur Tabel 1. Deskriptif Karakteristik Petugas Farmasi Menurut Umur di RSUD Surakarta No Umur f % Mean Minimum Maximum 1 19 tahun tahun tahun tahun tahun ,5 tahun 19 tahun 37 tahun 6 32 tahun tahun tahun 1 10 Total Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat 10% petugas farmasi yang berumur 19 tahun, 28 tahun, 30 tahun, 31 tahun, 36 tahun, dan 37 tahun dengan masing-masing berjumlah 1 petugas serta terdapat 20% petugas farmasi yang berumur 25 tahun dan 32 tahun dengan masing-masing berjumlah 2 petugas. Tabel 1 menunjukkan bahwa rata-rata umur petugas farmasi adalah

8 29,5 tahun. Umur tertinggi petugas farmasi yaitu 37 tahun dan yang terendah 19 tahun. b. Jenis Kelamin Tabel 2. Deskriptif Karakteristik Petugas Farmasi Menurut Jenis Kelamin di RSUD Surakarta No Jenis Kelamin f % 1 Laki-laki Perempuan 9 90 Total Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat 10% petugas farmasi laki-laki dengan jumlah 1 petugas, dan 90% petugas farmasi perempuan dengan jumlah 9 petugas. c. Pendidikan Tabel 3. Deskriptif Karakteristik Petugas Farmasi Menurut Pendidikan di RSUD Surakarta No Pendidikan f % 1 SMF D3 Farmasi S1 Farmasi S1 Apoteker 1 10 Total Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 30% petugas farmasi berpendidikan SMF dengan jumlah 3 petugas, 30% petugas farmasi berpendidikan D3 Farmasi dengan jumlah 3 petugas, 30% petugas farmasi berpendidikan S1 Farmasi dengan jumlah 3 petugas, dan 10% petugas farmasi berpendidikan S1 Apoteker dengan jumlah 1 petugas. 2. Hasil Penelitian a. Pengetahuan petugas farmasi Tabel 4. Deskriptif Petugas Farmasi Menurut Pengetahuan di RSUD Surakarta Skor No Pengetahuan f % Mean Median Minimum Maximum 1 Baik ,3 16, Kurang 5 50 Total

9 Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat 50% petugas farmasi yang berpengetahuan baik dan kurang dengan masing-masing berjumlah 5 petugas. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh petugas farmasi adalah 16 soal dengan median 16 soal. Jumlah pertanyaan yang dijawab oleh petugas farmasi dengan benar tertinggi yaitu 19 soal dan yang terendah 13 soal. b. Masa kerja petugas farmasi Tabel 5. Deskriptif Petugas Farmasi Berdasarkan Masa Kerja di RSUD Surakarta No Masa Kerja f % Mean Minimum Maximum 1 7 Bulan Bulan Tahun Tahun ,9 0, Tahun Tahun Tahun 1 10 Total Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat 10% petugas farmasi dengan masa kerja 7 bulan, 4 tahun, 6 tahun, dan 8 tahun dengan masing-masing berjumlah 1 petugas serta terdapat 20% petugas farmasi dengan masa kerja 8 bulan, 3 tahun, dan 7 tahun dengan masing-masing berjumlah 2 petugas. Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata lama kerja petugas farmasi adalah 3,9 tahun. Lama kerja tertinggi petugas farmasi yaitu 8 tahun dan yang terendah 0,58 tahun = 7 bulan.

10 c. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan dengan Pelayanan Obat Jadi Tabel 6. Deskriptif Waktu Tunggu Perhari pada Pasien Rawat Jalan dengan Pelayanan Obat Jadi di RSUD Surakarta Hari Lama Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi f Jumlah % Mean Median Min Max 1 30 menit > 30 menit ,04 51, menit 13 40,63 42 > 30 menit 29 59,37 40, menit > 30 menit , menit > 30 menit ,77 27, menit > 30 menit , menit > 30 menit ,6 27, menit > 30 menit , menit 17 40,5 42 > 30 menit 25 59,5 43, menit > 30 menit , menit > 30 menit , Total Keseluruhan Lama Waktu Tunggu Pelayanan Obat Jadi 30 menit ,5 351 > 30 menit ,5 38, Tabel 6 menunjukkan bahwa hari ke-1 penelitian merupakan ratarata tertinggi waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yaitu 49,04 menit dan hari ke-10 penelitian merupakan rata-rata terendah waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yaitu 23,88 menit. Rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi 351 resep adalah 38,21 menit. Jumlah resep tertinggi yang diteliti adalah hari ke-1 dan hari ke-7 berjumlah 50 resep dan terendah terdapat pada hari ke-10 yaitu 17 resep. Rata-rata resep yang diteliti perhari berjumlah 35 resep dari total 351 resep. B. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Petugas Farmasi Hasil penelitian dari 10 petugas farmasi menunjukkan bahwa terdapat 50% petugas farmasi yang berpengetahuan baik dengan jumlah 5 petugas, dan 50% petugas farmasi berpengetahuan kurang dengan jumlah 5 petugas. Dari 23

11 pertanyaan yang diberikan pada petugas farmasi, rata-rata jumlah pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh petugas farmasi adalah 16 soal dengan median 16 soal. Jumlah pertanyaan yang dijawab oleh petugas farmasi dengan benar dan tertinggi yaitu 19 soal serta terendah 13 soal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanyaan yang dijawab dengan benar semua oleh 10 petugas farmasi adalah pernyataan tentang pengelolaan perbekalan farmasi yang dimulai dari pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi, berhubungan tentang tujuan pelayanan farmasi, dan tentang tujuan pencatatan dan pelaporan data mengenai jenis dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran atau penggunaan serta data mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat, pernyataan tentang penyusunan stok obat yang disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, pengaturan tata ruang gudang agar mudah dalam penyimpanan, penyusunan, pencarian dan pengawasan obat-obatan, tahap pemilihan obat, pengertian dari formularium, serta tentang tanda-tanda perubahan mutu obat. Sedangkan pernyataan tentang pengetahuan yang tidak dapat dijawab oleh semua petugas farmasi adalah pernyataan tentang tujuan penyimpanan obat yang meliputi memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga kelangsungan persediaan obat memudahkan pencarian dan pengawasan serta tentang kegiatan pengendalian mutu pelayanan farmasi yang meliputi pemantauan, penilaian, tindakan, evaluasi dan umpan balik. Tingkat pengetahuan petugas farmasi yang berbeda tersebut tidak lepas dari tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh petugas farmasi. Perbedaan pendidikan petugas farmasi mengakibatkan perbedaan pemahaman tentang segala sesuatu yang diketahui oleh petugas farmasi tentang pelayanan farmasi. Tingkat pendidikan tertinggi petugas farmasi adalah S1 apoteker dan terendah SMF (Sekolah Menengah Farmasi). Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan petugas farmasi tetapi tidak semua petugas farmasi yang berpendidikan tinggi mempunyai pengetahuan baik.

12 Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka seseorang akan semakin luas pula pengetahuannya (Notoatmodjo, 2010). Individu yang memiliki pendidikan akan mempunyai pemikiran yang maju dan akan memiliki sikap dan tingkah laku yang baik pula. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2006). Namun perlu ditekankan bahwa petugas farmasi yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal seperti mengikuti pelatihan dan seminar. Tingkat pendidikan seseorang dapat menentukan kemampuan intelektual, pemahaman, dan kemampuan berfikir kritis dan logis dalam mengolah informasi dan mengambil keputusan dalam bertindak. Tingginya tingkat pendidikan seseorang tanpa diikuti kemauan belajar, tidak menjamin seseorang untuk memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebaliknya seseorang yang mau belajar dan menambah pengetahuannya dengan informasi meskipun latar belakang pendidikan rendah dapat memiliki pengetahuan yang baik (Kurniawan, Asmika dan Sarwono (2008)). Pendidikan yang tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang pemahaman farmasi. Informasi yang diperoleh petugas farmasi berasal dari pendidikan formal maupun non formal yang dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi dan sarana komunikasi yang berbagai bentuk media massa cetak maupun elektronik seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan internet mempunyai pengaruh besar terhadap pengetahuan petugas farmasi. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat petugas farmasi untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Pengalaman juga dapat mempengaruhi pengetahuan petugas farmasi dimana semakin banyak

13 pengalaman seseorang terhadap suatu pengetahuan tertentu maka akan semakin banyak pengetahuan yang didapat. Menurut Notoatmodjo (2007) usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata usia petugas farmasi adalah 29,5 tahun. Usia tertinggi 38 tahun dan terendah 19 tahun. Berdasarkan distribusi umur, petugas farmasi tergolong masih muda. Petugas farmasi yang masih muda relatif cepat dalam melakukan pekerjaan, tetapi dalam penelitian masih terdapat 57,5% waktu tunggu pelayanan obat jadi yang melebihi standar. Hal ini karena petugas farmasi banyak perempuan dan jumlah sumber daya manusia terbatas. Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Semakin tua semakin berpengalaman dan semakin meningkat kemampuan profesionalnya. Usia lanjut umumnya lebih bertanggungjawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda (Dharma, 2004). Namun perlu diketahui bahwa petugas farmasi dengan usia muda mempunyai pengetahuan yang baik. Umur seseorang tidak dapat menggambarkan kematangan seseorang, belum tentu seseorang yang lebih tua memiliki tingkat kematangan yang tinggi dibandingkan dengan seseorang yang lebih muda. Pengalaman yang menentukan tingkat kematangan seseorang. Semakin banyak pengalaman seseorang semakin tinggi pula tingkat kematangan. Kecerdasan seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Izza, Salawati, dan Prasida (2009)). 2. Masa Kerja Petugas Farmasi Petugas farmasi terdiri dari 1 petugas laki-laki dan 9 petugas perempuan. Hasil penelitian dari 10 petugas farmasi menunjukkan bahwa terdapat 10% petugas farmasi dengan masa kerja 7 bulan, 4 tahun, 6 tahun, dan 8 tahun, masing-masing berjumlah 1 petugas serta terdapat 20% petugas farmasi dengan masa kerja 8 bulan, 3 tahun, dan 7 tahun, masing-masing berjumlah 2 petugas. Rata-rata lama kerja petugas farmasi adalah 3,9 tahun. Lama kerja tertinggi petugas farmasi yaitu 8 tahun dan yang terendah 7 bulan.

14 Masa kerja petugas farmasi di RSUD Surakarta terdapat 50% petugas dengan masa kerja 3,9 tahun dan 50% petugas dengan masa kerja > 3,9 tahun. Masa kerja dikaitkan dengan waktu mulai berkerja dengan umur pada saat ini dan berkaitan erat dengan pengalaman yang didapat selama menjalankan tugas, petugas farmasi yang yang berpengalaman dipandang lebih mampu melaksanakan tugas. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi pula produktivitasnya karena semakin berpengalaman dan mempunyai keterampilan yang baik dalam menyelesaikan tugas yang dipercayakan kepadanya (Siagian, 2008). Masa kerja petugas farmasi lama akan lebih cepat melayani pelayanan resep daripada petugas farmasi baru. Masa kerja mempengaruhi kinerja petugas farmasi, semakin lama bekerja maka semakin cepat dalam melayani pengambilan obat sehingga dapat meminimalisir waktu tunggu pasien. Faizin (2007) menyatakan bahwa asumsi yang sering berlaku dan diyakini adalah petugas kesehatan lama dipandang telah memiliki kinerja yang tinggi, sedangkan petugas kesehatan baru masih perlu dikembangkan dan dibina lagi. tetapi petugas kesehatan yang baru lebih dapat bekerja dengan menunjukkan kinerja yang baik daripada petugas kesehatan yang telah lama bekerja. 3. Waktu Tunggu Pasien Rawat Jalan dengan Pelayanan Obat Jadi Waktu tunggu pelayanan resep merupakan salah satu indikator untuk mengevaluasi mutu pelayanan. Oleh karena itu, dilakukan pengukuran waktu tunggu pelayanan resep di RSUD Surakarta untuk mengevaluasi kesesuaian mutu pelayanan dengan standar yang telah ditentukan. Waktu tunggu pelayanan resep obat jadi menurut Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 adalah tenggang waktu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan menerima obat jadi dengan waktu 30 menit. Sampel yang digunakan adalah resep pasien rawat jalan yang menerima obat jadi. Populasi dalam penelitian ini diperoleh dari jumlah rata-rata resep yang masuk setiap bulan yaitu 2835 resep. Sampel dihitung dengan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan yang masih ditolerir 5% sehingga diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 351 resep.

15 Hasil penelitian 351 resep menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi adalah 38,21 menit dengan median 35 menit. Lama waktu tunggu tertinggi rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yaitu 76 menit dan yang terendah 11 menit dengan rincian 42,5% lama waktu tunggu pasien rawat jalan 30 menit dengan pelayanan obat jadi berjumlah 149 resep, serta 57,5% lama waktu tunggu pasien rawat jalan > 30 menit dengan pelayanan obat jadi berjumlah 202 resep. Hari ke-1 penelitian merupakan rata-rata tertinggi waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yaitu 49,04 menit dan hari ke-10 penelitian merupakan rata-rata terendah waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi yaitu 23,88 menit. Rata-rata waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi 351 resep adalah 38,21 menit. Jumlah resep tertinggi yang diteliti adalah hari ke-1 dan hari ke-7 berjumlah 50 resep dan terendah terdapat pada hari ke-10 yaitu 17 resep. Rata-rata resep yang diteliti perhari berjumlah 35 resep dari total 351 resep. Hari Senin sampai Kamis sekitar pukul banyak pasien rawat jalan yang menebus obat jadi di instalasi farmasi RSUD Surakarta sehingga waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan resep obat jadi menjadi lebih lambat, tetapi sebelum pukul dan sesudah pukul waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan resep obat jadi menjadi lebih cepat. Hari Jumat dan Sabtu pasien yang menebus obat tidak sebanyak hari Senin sampai Kamis sehingga waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan resep obat jadi menjadi lebih cepat. Berdasarkan jawaban dari petugas farmasi, mereka merasa menjalankan pelayanan resep sesuai dengan standar Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 yaitu untuk pelayanan resep obat jadi 30 menit. Tetapi setelah diteliti, waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan obat jadi terdapat 57,5% pelayanan resep yang melebihi standar. Kendala pelayanan resep menurut petugas farmasi meliputi stok obat minimum, sumber daya manusia terbatas, resep tidak jelas atau tidak lengkap secara administrasi, dan proses peracikan sulit dan banyak. Sedangkan bagian yang memerlukan penambahan petugas adalah bagian penerimaan resep, bagian penyerahan resep,

16 bagian pengambilan obat, bagian peracikan, bagian gudang, dan bagian administrasi. Faktor yang menyebabkan waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan resep obat jadi menjadi melebihi standar adalah lama tidaknya petugas farmasi dalam melayani resep tergantung dari jumlah obat yang dibuat serta banyak tidaknya resep yang masuk. Semakin banyak jumlah komponen obat dalam satu resep serta semakin banyak resep yang masuk pada waktu yang hampir bersamaan maka semakin lama pula petugas farmasi dalam melayani resep obat jadi. Sebaliknya, bila jumlah resep yang masuk sedikit dan jumlah komponen obat dalam satu resep sedikit maka semakin cepat petugas farmasi dapat melayani resep obat jadi. Resep yang menumpuk menjadi faktor penentu obat lama diserahkan pada pasien rawat jalan. Penumpukan resep terjadi sekitar pukul karena pada jam tersebut banyak pasien rawat jalan yang baru saja berobat di poliklinik menyerahkan resep obat jadi pada petugas farmasi. Resep tidak lengkap secara admistrasi sehingga harus dikonfirmasi terlebih dahulu kepada dokter yang memberi resep. Ketersediaan obat, dimana stok obat di instalasi farmasi sering kosong sehingga pasien harus membeli obat di apotek luar dengan di beri fotocopy resep dari petugas farmasi. Peletakan obat-obatan juga berpengaruh terhadap waktu pelayanan terutama pada proses pengambilan obat dimana pegawai farmasi harus menjelajahi ruangan untuk mencari obat sesuai dengan resep. Tempat pelayanan resep rawat jalan dan rawat inap tidak dipisah. Faktor penyebab waktu tunggu pasien rawat jalan dengan pelayanan resep obat jadi menjadi melebihi standar dapat dikendalikan dengan cara memberikan pembinaan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat memberikan pelayanan yang baik dan tempat pelayanan resep rawat jalan dan rawat inap dipisahkan agar memudahkan pelayanan resep. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan petugas farmasi di RSUD Surakarta terdapat 50% petugas berpengetahuan baik dan 50% petugas berpengetahuan kurang. Masa kerja petugas farmasi di RSUD

17 Surakarta terdapat 50% petugas dengan masa kerja 3,9 tahun dan 50% petugas dengan masa kerja > 3,9 tahun. Waktu tunggu pasien rawat jalan 30 menit dengan pelayanan obat jadi berjumlah 149 resep (42,5% ) dan waktu tunggu pasien rawat jalan > 30 menit dengan pelayanan obat jadi berjumlah 202 resep (57,5%). 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mutu pelayanan kesehatan, tempat pelayanan resep rawat jalan dan rawat inap sebaiknya dipisahkan agar dapat meminimalisir waktu tunggu pasien sehingga dapat meningkatkan kepuasan pasien. DAFTAR PUSTAKA Dharma A Manajemen Supervisi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Faizin A Hubungan Lama Kerja dan Motivasi Diri dengan Kinerja Perawat Ruangan di RSUD Dr. Muwardi Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Izza K, Salawati T, dan Prasida DW Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Wanita terhadap Pemeriksaan Pap Smear Sebelum dan Sesudah Penyuluhan Tentang Pap Smear di Rumah Bersalin Budi Rahayu di Kelurahan Tandan Kecamatan Tembalang Kota Semarang Tahun Jurnal. Universitas Muhammadiyah Semarang. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1197/Menkes/SK/X/2004. Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008. Standar Pelayanan Minimum Rumah Sakit. Kurniawan B, Asmika dan Sarwono I Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Partisipasi pada Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Pekerja Seks Komersial. Jurnal. Universitas Brawijaya. Mubarak WH Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto. Notoatmodjo S Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Siagian Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016

WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016 39 WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP RAWAT JALAN DI DEPO FARMASI RSUD GUNUNG JATI KOTA CIREBON TAHUN 2016 WAITING TIME SERVICES OUTPATIENT PRESCRIPTION IN DEPOT PHARMACY RSUD GUNUNG JATI CIREBON IN 2016 Aida

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP DOKTER DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED CONSENT DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam hal ini memerlukan suatu variabel yang dapat digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam analisis kepuasan pasien, erat hubungannya dengan suatu kinerja, yaitu proses yang dilakukan dan hasil yang dicapai oleh suatu organisasi dalam menyediakan produk

Lebih terperinci

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang PENDAHULUAN ANALISIS WAKTU TUNGGU PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT Eva Rusdianah (Prodi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Instalasi farmasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era persaingan yang ketat, hal utama yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit adalah kepuasan pelanggan agar dapat bertahan, bersaing, mempertahankan pasar

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN PASIEN UNTUK PELAYANAN DI BAGIAN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SEMARANG

JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN PASIEN UNTUK PELAYANAN DI BAGIAN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SEMARANG JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN PASIEN UNTUK PELAYANAN DI BAGIAN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SEMARANG Muhamad Rofi i*, Sri Jarihatunningsih** ) *Staf Pengajar Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

Pipintri Margiluruswati*, L.I.Irmawati*

Pipintri Margiluruswati*, L.I.Irmawati* JURNAL MANAJEMEN KESEHATAN Yayasan RS. Dr. Soetomo, Volume 3, No. 1, Oktober 2017 : 115 126 ANALISIS KETEPATAN WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP PASIEN JKN DENGAN STANDAR PELAYAAN MINIMAL RUMAH SAKIT 2017 (Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, disebutkan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri

Lebih terperinci

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN MINAT PEMANFAATAN KEMBALI PELAYANAN POLIKLINIK DALAM PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD SURAKARTA TAHUN 2013 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN BAB VI HASIL PENELITIAN 6. 1. Analisis Univariat Hasil penelitian dari analisis univariat ini menjelaskan/mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti untuk melihat distribusi frekuensi

Lebih terperinci

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e : Kesesuaian Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Farmasi Di Instalasi The Implementation Compatability Of Pharmacy Minimum Services Standard At Pharmacy Installation Of Undata Hospital In

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016 EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016 SKRIPSI Oleh: HEVI DEKANINGTYAS K100120014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 FAKTOR PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN DI PELAYANAN KESEHATAN PHARMACEUTICAL SERVICES FACTOR in INCREASING PATIENT SATISFAC- TION in HEALTH CARE Imas Nurul Rahmawati 1, Sri Saptuti

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Standar adalah ukuran nilai tertentu yang telah ditetapkan terkait dengan sesuatu yang harus dicapai. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah suatu ketentuan jenis dan

Lebih terperinci

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA Santi Sinala *) *) Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes RI Makassar

Lebih terperinci

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN RESEP DI APOTEK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HADJI BOEDJASIN PELAIHARI Rizka Emellia 1 ; Ratih Pratiwi Sari 2 ; Anna Apriyanti 3 Pengukuran tingkat kepuasan pasien menjadi kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya pelayanan kesehatan merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013 HUBUNGAN MUTU PELAYANAN INSTALASI FARMASI DENGAN PENGAMBILAN OBAT PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SURAKARTA TAHUN 2013 Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG

*Syafrianti Yatim, ,**Dr. Teti Sutriyati, M. Si, Apt***Madania, S.Farm, M.Sc., Apt. Program Studi Si, Jurusan Farmasi, FIKK, UNG Tingkat Kepuasaan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasiaan Dengan Metode Servqual di Puskesmas Plus Salakan Kabupaten Banggai Kepulauan The patient satisfaction level against pharmacy service using services

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA BLU PROF. DR. R.D.

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA BLU PROF. DR. R.D. HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA BLU PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO Ika Nurjanah 1), Franckie R.R. Maramis 1), Sulaemana Engkeng 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR.

PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. PERBEDAAN KEPUASAN PASIEN UMUM, ASKES, DAN JAMKESMAS TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP KASUS BEDAH TULANG DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK WILAYAH KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Puspita Septie Dianita*, Elmiawati Latifah Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA

ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA ANALISIS KEPUASAN PASIEN TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS SEMPAJA SAMARINDA Mi atu Khabbah*, Rolan Rusli, Welinda Dyah Ayu, Nurul Annisa Laboratorium penelitian dan pengembangan FARMAKA

Lebih terperinci

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012

HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 HUBUNGAN WAKTU PELAYANAN REKAM MEDIS DI TPPRJ DENGAN KEPUASAN PASIEN POLIKLINIK BEDAH DI RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR MALANG TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016

EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016 EVALUASI KINERJA INSTALASI FARMASI DI RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN ATAS PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN PERIODE MEI - JULI 2016 PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

TINJAUAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TINJAUAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Firzah Dika Andria 1, Ida Sugiarti² 1,2 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya virzzaandria@gmail.com 1, sugiarti.ida@gmail.com 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971. BAB IV HASIL A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta Prof. Dr. R. Soeharso sebagai pendiri sekaligus menjadi Direktur pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

Lebih terperinci

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar

Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar Biocelebes, Desember 2010, hlm. 98-103 ISSN: 1978-6417 Vol. 4 No. 2 Studi Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan RSUD Takalar Fitriah Handayani 1) dan Diah Mutiarasari 2)

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT DI DAERAH WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT DI DAERAH WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN RESEP PASIEN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT DI DAERAH WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI Oleh : IS RAHAYU KUSUMA WATI K100070120 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru

Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru Gambaran Pengetahuan Klien tentang Swamedikasi di Apotek- Apotek Pekanbaru (The Study of Client s Knowledge about Self Medication at Dispensaries in Pekanbaru) Husnawati * ; Armon Fernando; Ayu Andriani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (UU No.40 Tahun 2004 tentang SJSN) yang menjamin 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam persaingan global saat ini, khususnya dunia kesehatan mengalami kemajuan yang pesat dalam teknologi kesehatan, menajemen dan regulasi di bidang kesehatan.

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016

LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 LAPORAN AKHIR Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sesuai Kepmenpan Nomor 25/M.PAN/2/2004 RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan 2016 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia PRAKATA Sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan kesehatan dalam sebuah rumah sakit sangat diperlukan oleh masyarakat, oleh karena itu diperlukan upaya kesehatan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007).

oleh petugas di Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak tergantikan dalam pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan primer maupun pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEGAWAI DAN MASA KERJA DENGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEGAWAI DAN MASA KERJA DENGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, STATUS PEGAWAI DAN MASA KERJA DENGAN KUNJUNGAN RAWAT JALAN DI MUHAMMADIYAH MEDICAL CENTER Noor Alis Setiyadi a, Edi Kariyadi b, RatihPramuningtyas b a Prodi Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016

EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016 EVALUASI PELAYANAN APOTEK BERDASARKAN INDIKATOR PELAYANAN PRIMA DI KOTA MAGELANG PERIODE 2016 Fitriana Yuliastuti 1, Heni Lutfiyati 2 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan standar

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) FARMASI KATEGORI LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SALATIGA

EVALUASI PELAKSANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) FARMASI KATEGORI LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD KOTA SALATIGA 20 KARTIKA-JURNAL ILMIAH FARMASI, Jun 2016, 4(1), 20-25 p-issn 2354-6565 /e-issn 2502-3438 EVALUASI PELAKSANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) FARMASI KATEGORI LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP PASIEN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan. responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan. responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62 BAB V PEMBAHASAN A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 3 diketahui lebih banyak responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62 responden

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1. Riwayat Puskesmas 3.1.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas Kecamatan Jagakarsa berdiri pada tahun 1986 yang beralamat di Jalan Moh Kahfi I No. 27A, sebelum berdiri sendiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH 47 HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH Kris Linggardini Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 2011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI EVALUASI STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK WILAYAH KOTA SALATIGA TAHUN 011 SESUAI PERUNDANGAN YANG BERLAKU NASKAH PUBLIKASI Oleh : DEWI MARYATI K 100 040 014 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK EKA FEBRIANI I32111019 NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI MENGACU PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2012

ARTIKEL PENELITIAN EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI MENGACU PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2012 ARTIKEL PENELITIAN EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI MENGACU PADA STANDAR PELAYANAN MINIMAL DI RSUD SAWAHLUNTO TAHUN 2012 Cendra Viola Listi 1, Handayani 2, Doni Saputra 3 Abstract The

Lebih terperinci

ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital.

ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital. 1 KETEPATAN JAM DISTRIBUSI DAN ASUPAN MAKAN PADA PASIEN DENGAN DIET NASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ATAMBUA TIMELINESS IN FOOD DISTRIBUTION AND FOOD INTAKE OF PATIENTS ON RICE DIET AT ATAMBUA HOSPITAL

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013 I Gusti Ngurah Agung Indra Suharta 1, I Ketut Suarjaya 2 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap jenis kegiatan untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan, guna mewujudkan derajat kesehatan optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2) BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat untuk tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berbagai macam sarana pelayanan kesehatan telah

Lebih terperinci

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu 5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan pelanggan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI Oleh : MEILINA DYAH EKAWATI K 100 050 204 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Loyalitas adalah kesediaan pelanggan untuk menggunakan suatu produk atau jasa yang sama secata berkelanjutan dalam waktu yang panjang, menggunakan jasa yang sama secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pasien dan masyarakat akan mutu Pelayanan Farmasi, mengharuskan adanya perubahan pelayanan dari paradigma lama (drug oriented) ke paradigma baru (patient oriented)

Lebih terperinci

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR

ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR ABSTRAK TATALAKSANA FARMASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN CIANJUR Yulianty Scarshera, 0610190, pembimbing I Dr. Felix Kasim, dr. M.kes dan pembimbing II Dra. Rosnaeni Apt. Pelayanan kesehatan adalah

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pelayanan jasa kesehatan di rumah sakit tak terlepas dari pelayanan di bagian farmasi yang mengatur semua kebutuhan obat dan alat kesehatan untuk rawat jalan dan

Lebih terperinci

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRACT

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 ABSTRACT ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA DI BAGIAN PENDAFTARAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE WISN DI RSI SULTAN AGUNG SEMARANG TAHUN 2015 Osela Maharani*), Maryani Setyowati**) *) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan medis semakin meningkat, sehingga masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah sakit. Perubahan

Lebih terperinci

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY Analisa Hubungan Karakteristik Pasien dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSGMP UMY Ike Primalia Alveonita

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRACT. Key word: Nurse Service, Patient Satisfaction, Service Dimension RINGKASAN HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. KANDOU KOTA MANADO RELATIONSHIP BETWEEN NURSE SERVICE WITH THE

Lebih terperinci

RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS

RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS RE- DESIGN PELAYANAN FARMASI RAWAT JALAN DENGAN METODE LEAN PROCESS LATAR BELAKANG Farmasi rawat jalan merupakan revenue RS yang besar Farmasi rawat jalan merupakan etalase departemen farmasi Pasien rawat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU Prisilia Alfreini Palit*, Franckie R.R. Maramis*, Ardiansa A.T. Tucunan* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak yang bukan hanya orang per orang, tetapi juga keluarga, kelompok, bahkan masyarakat. Salah satu diantaranya

Lebih terperinci

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015 INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015 Hiliyanti 1, Erna Prihandiwati 1, Asny Waty 2 Formularium Nasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit 2.1.1 Definisi Rumah Sakit Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur, tempat pencegahan dan penyembuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Pembangunan kesehatan pada dasarnya

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN. Menjalin hubungan kerja dengan staf Puskesmas Mengikuti aturan yang berlaku di Puskesmas. Menjalin hubungan kerja dengan Kepala

RENCANA KEGIATAN. Menjalin hubungan kerja dengan staf Puskesmas Mengikuti aturan yang berlaku di Puskesmas. Menjalin hubungan kerja dengan Kepala RENCANA KEGIATAN Nama : Nur Kholisa Mei Andriyani NIM : 22010114210112 Judul : PENILAIAN MUTU PELAYANAN RAWAT INAP DI PUSKESMAS PAKIS AJI PADA 16 DESEMBER -31 DESEMBER No Kegiatan Tugas Tujuan 1 Apel pagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan. Kondisi masyarakat yang

Lebih terperinci

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT DARI PEDANGANG BESAR FARMASI (PBF) BUMN KE APOTEK WILAYAH BANJARMASIN

ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT DARI PEDANGANG BESAR FARMASI (PBF) BUMN KE APOTEK WILAYAH BANJARMASIN ABSTRAK KUALITAS PELAYANAN DISTRIBUSI OBAT DARI PEDANGANG BESAR FARMASI (PBF) BUMN KE APOTEK WILAYAH BANJARMASIN Selvi Maulida Putri 1 ;Amaliyah Wahyuni 2 ; M.Noor Ipansyah 3 Dalam beberapa sarana kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan mengenai pendahuluan pembuatan laporan tugas akhir. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan batasan masalah penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya rumah sakit atau pihak asuransi kesehatan memiliki suatu formularium atau daftar obat, tetapi pemanfaatan formularium tersebut sebagai salah satu alat untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA Merry Tiyas Anggraini, Afiana Rohmani Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL N o Indikator Standar Dimensi Input/Proses /Output Manajeria l/klinis 1 Kepatuhan 90% Efektifitas Proses Klinis terhadap clinical pathways

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini peningkatan kualitas dan produktivitas kerja sebagai salah satu aspek kinerja yang menjadi tantangan bagi dunia bisnis dan industri tidak bisa ditunda apabila

Lebih terperinci

ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN.

ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN. ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN. Dina Adlaina 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Mubarak 3 Formularium rumah sakit yang

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemenkes RI menyatakan mutu pelayanan kesehatan merupakan segala hal yang meliputi kinerja yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Dari Farmasi Rawat Inap Pada Rumah Sakit Pusat Pertamina terdapat Instalasi Farmasi yang terdiri dari Farmasi Logistik dan Perencanaan, Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU

PHARMACY, Vol.13 No. 01 Juli 2016 ISSN SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU SISTEM PENGELOLAAN OBAT DI PUSKEMAS DI KECAMATAN RAMBAH SAMO KABUPATEN ROKAN HULU - RIAU MANAGEMENT OF MEDICINE IN PUSKESMAS RAMBAH SAMO ROKAN HULU - RIAU Husnawati, Fina Aryani, Azmi Juniati Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten Grobogan. Nama tersebut merupakan nama seorang dokter

Lebih terperinci

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN Mustika Meladiah 1 ; Harianto 2 ; Rachmawati 3 Pengelolaan obat merupakan salah satu segi manajemen rumah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

Lebih terperinci

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010

SKRIPSI. GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 SKRIPSI GAMBARAN KUNJUNGAN PASIEN RAWAT JALAN PADA 10 BESAR ANGKA KUNJUNGAN PASIEN DI POLIKLINIK RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2010 Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016 Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016 Deri Ade Pratama *), Dyah Ernawati **) *) Alumni S1

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani HUBUNGAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT DENGAN KEPUASAN PASIEN BPJS KESEHATAN DI INSTALASI RAWAT INAP KELAS III RUMAH SAKIT UMUM PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nopia Wahyuliani 215114383

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling,

BAB I PENDAHULUAN. prasarana UPT Kesmas Tegallalang I telah dilengkapi dengan Poskesdes, Pusling, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat Tegallalang I merupakan salah satu instansi pemerintah yang menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi telah mendorong perubahan di segala bidang termasuk perubahan paradigma di bidang jasa kesehatan. Kerangka acuan seminar nasional PERSI 1995 mengutip

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN KUALITAS JASA PELAYANAN TENAGA KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN PADA RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) KASIH IBU MANADO TAHUN 2017 Vania S P.Lahinda*, F. J. O. Pelealu*,

Lebih terperinci