ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN.

Transkripsi

1 ABSTRAK KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN UMUM RAWAT JALAN DENGAN FORMULARIUM DI DEPO II UMUM RAWAT JALAN RSUD ULIN BANJARMASIN. Dina Adlaina 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Mubarak 3 Formularium rumah sakit yang telah disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) diharapkan akan memudahkan dokter dalam menulis resep, nainun dalam pelaksanaannya, justru menimbulkan permasalahan kebanyakkan dokter menulis resep tidak sesuai dengan formularium. Berdasarkan studi pendahuluan, temyata ditemukan 22,184% peresepan obat yang tidak sesuai dengan formularium untuk pasien umum rawat jalan di depo II umum rawat jalan RSUD XWin banjarmasin, o1eh karena itu penelitian tertarik untuk melakukan studi deskriptif tentang kesesuaian peresepan obat pasien umum rawat jalan dengan formularium di depo II umum rawatjalan RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kesesuaian peresepan obat pasien umum rawat jalan dengan formularium di depo II umum rawat jalan RSUI) Ulin Januari-April 2012.populasi dalam penelitian adalah semua semua resep yang ditulis dokter untuk pasien umum rawat jalan bulan JanuariA pril 2012 sedangkan sampelnya adalah obat-obat yang diresepkan oleh dokter untuk pasien umum rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin bulan Januari-April Penelitian dilakukan dengan metode dokumentasi R/ obat dan kuesioner dengan dokter-dokter di poliklinik RSUD Ulin Banjarmasin. Hasil penelitian diperoleh kesesuaiaan peresepan obat pasien umum rawat jalan dengan formularium di depo H umum rawat jalan RSUD Ulin Banjarmasin bulan Januari-April 2012 sebanyak 269 R/ obat dengan persentase rata-rata satu bulannya 68,95% dan diperoleh ketidaksesuaian sebanyak 121 R/ obat dengan rata-rata persentase sam bulannya 31,05% dan hasil kuesioner dari beberapa dokter yang bersedia mengisi kuesioner diduga penyebab ketidaksesuaian peresepan obat untuk pasien umum rawat jalan yaitu sikap dokter yang kurang menerapkan formularium RSUD Ulin Banjarinasin dan minimnya komunikasi antara dokter dengan manajemen rumah sakit. Kata kunci: Kesesuaian peresepan obat, Pasien umum rawat Jalan, Formularium RSUD Ulin Banjarmasin

2 4 ABSTRACT SUITABILITY OF GENERAL PATIENT PRESCRIPTIONS OUTPATIENT WITH FORMULARIES 1N DEPO II GENERAL OUTPATIENT UL1N HOSPITAL BANJARMASIN Dina Adlaina 1 ; Muhammad Arsyad 2 ; Mubarak 3 Hospital formularies which have been prepared by the Pharmacy and Therapeutics Committee (PFT) is expected to facilitate doctors in writing prescriptions, but in practice, it raises the problems in mostly doctors to write prescriptions not in accordance with the formulary. Based on preliminary studies, it was found % prescription drugs that are not in accordance with the formulary for general patients in the depo II general outpatient Ulin hospitals Banjarmasin, therefore researchers interested in conducting a descriptive study of the suitability of the general patient prescription drug formularies in outpatient depot II general Ulin hospitals Banjarmasin. This study aims to determine the suitability of the general patient prescriptions with formulary in depo 11 general outpatient Ulin hospitals Banjarmasin months from January to April The population in this study are all physician prescriptions writter for the general patient outpatient January-April 2012 while the sample are drugs prescribed by doctors to public patients in hospitals outpatient Ulin Banjarmasin months from January to April Research carried out by the method of documentation R/ drug and questionnaires with the doctors at the polyclinic Ulin hospitals Banjarmasin. The results obtained suitability prescriptions general outpatient patients with depo II formularies in general hospitals outpatient Ulin Banjarmasin January- April 2012 are 269 R/ medicines with an average percentage of 68.95% a month and gained 121 total mismatch R/ drug with average percentage of 31.05% and the questionnaires from some doctors who are willing to fill out questionnaires suspected the cause of noneonformities common prescriptions for outpatient patients is the attitude of doctors who are less apply Ulin Hospital Banjarmasin Formulary and the lack of communication between doctor and hospital management. Key words: Suitability prescription drugs, general patient outpatient, Ulin Hospital Formulary Banjarmasin

3 BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promot/,), pencegahan penyakit (preventf,), penyembuhan penyakit (kuratw, dan pemulihan kesehatan (rehabilitatt)9, yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit (Aninom, 2004 b). Rumah sakit menurut Undang-Undang No. 44 tahun 2009 merupakan mstitusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat map, rawat jalan, dan gawat darurat, serta sebagai salah satu dan sarana kesehatan yang merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Salah satu bagian dan rumah sakit adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). Instalasi farmasi rumah sakit adalah suatu departemen atau unit atau bagian di suatu rumah sakit yang berada di bawah pimpinan seorang apoteker dan dibantu oleh beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional.

4 Instalasi farmasi sebagai fasilitator berfungsi melakukan kegiatan peracikan, penyimpanan, dan penyaluran perbekalan farmasi salah satunya berupa obat-obatan. Obat merupakan salah satu unsur penting pada pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai komponen harga dalam penentuan tarif rumah sakit, oleh karena itu perlu diciptakan suatu peraturan dibidang pemakaian obat sehingga dapat diupayakan untuk memenuhi persyaratan efektif, aman, rasional, dan murah, untuk itu rumah sakit perlu mengelola obat dengan baik. Langkah awal dalam pengelolaan yang baik, saat mi telah dibentuk Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) yang salah satu tugasnya adalah membuat formularium obat di rumah sakit. Formularium Rumah Sakit (FRS) menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No IMENKES/SKJX/2004 merupakan himpunan obat yang diterima/disetujui oleh Panitia Farmasi dan Terapi (PFT) untuk digunakan di rumah sakit dan dapat direvisi pada setiap batas waktu yang ditetapkan. Diharapkan dengan tersedianya Formularium Rumah Sakit (FRS) akan memudahkan dokter dalam menulis resep, namun dalam pelaksanaannya, justru menimbulkan permasalahan kebanyakkan dokter menulis resep tidak sesuai dengan formularium. Berdasarkan studi pendahuluan, ternyata ditemukan 22,18% peresepan obat yang keluar dan formulanium untuk pasien umum rawat jalan, oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan studi deskriptif tentang kesesuaian peresepan obat pasien umum rawat jalan dengan formularium Maka dan itu pemakaian obat piroxicam padasaat lambung berisi haruslah ditaati oleh pasien untuk mengbindani hal-hal tersebut diatas. Studi epidemiologis menyatakan bahwa resiko terjadinya ulkus peptikum dan pendarahan 9,5 kali lebih tinggi path obat piroxicam danipada obat golongan OAINS lainnya (Katzung, 2002).

5 Studi pendahuluan dilakukan sebelumnya selama 1 bulan di apotek Nazhan Farma yang tenletak di Jalan Teluk Tiram Darat, Kecamatan Banjarmasin Barat path bulan April didapat 336 pasien yang membeli obat piroxicam baik yang telah lama mengkonsumsi piroxicam maupun yang akan barn mengkonsumsi piroxicam, karena banyaknya penggunaan piroxicam mi maka peneliti tertanik untuk meneliti Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Penggunaan Obat Piroxicam Di Apotek Nazhan Farma Banjarmasin..