RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS"

Transkripsi

1 Suprapto, dkk. ISSN RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS Suprapto, Djoko SP., Djasiman Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BAl'AN ABSTRAK RANCANGAN DAN KONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON UNTUK MESIN BERKAS ELEKTRON INDUSTRI LATEKS. Telah dilakukan perancangan dan konstruksi sumber elektron untuk mesin berkas elektron industri lateks. Perancangan berdasarkan pada kebutuhan arus dan profil berkas elektron saat masuk tabung akselerator. Dari rancangan dilanjutkan dengan pembuatan komponen-komponen sumber elektron, pengkonstruksian dan pengujian. Hasil rancangan adalah sumber elektron menggunakan elektrode Pierce dengan sudut elektrode pemfokus 67,5 () dan dengan katode dari tungsten. Untuk menghasilkan arus berkas elektron 50 ma, suhu operasi katode sekitar 2200 K dan suhu operasi ini masih jauh dibawah titik leleh yaitu 2700 K pada kevakuman I. ur6 Torr. Hasil konstruksi dan pengujian didapatkan arus berkas elektron maksimum sebesar 40 ma pada arus filamen 17 A, tegangan katode-anode 4 kv dan tegangan pemercepat 17 kv. Dengan hasil ini diharapkan sumber elektron hasil rancangbangun dapat digunakan pada mesin berkas elektron di industri khususnya industri lateks. Kata kunci : Sumber elektron, Mesin berkas elektron, Akselerator. ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION OF ELECTRON GUN FOR ELECTRON BEAM MACHINE DEDICATED TO INDUSTRY OF LATEX. Design and construction of electron gun for electron beam machine has been done. The electron beam machine will be applied in industry of latex. The design is based on requirement of the electron beam current and profile at the entrance of accelerating tube. The design i,i'followed by manufacturing the components and constructing the electron gun as well as measuring the output electron beam current. The electron gun design is using Pierce electrode model where the focusing electrode has inclining angle of 67.5 ()and the cathode is made from /lingsten. To obtained 50 ma electron beam current, the cathode operating temperature is approximately 2200 K. This is much lower than the melting point (2700 K at I. /0-6 Torr). From the construction and the measurement yield show that the maximum beam current is 40 ma at the filament current of 17 A, the cathode-anode voltage of 4 kv and accelerating voltage of 17 kv. It is showed that the electron gun is expectedly can be used for electron beam machine, which will be applied in industry of latex. Key words: Electron gun, Electron beam machine, Accelerator. PENDAHULUAN Mesin(Mesin pemercepat Berkas elektron Elektron) sering adalahdisebut satu MBE jenis teknologi baru yang telah dikembangkan dalam dua dekade yang ]alu sebagai sumber radiasi pada proses iradiasi suatu produk industri. Pemanfaatan MBE dalam bidang industri telah berkembang pesat di negara-negara maju, terutama dalam proses pengeringan pelapisan (curing of coatings) permukaan suatu bahan, proses pembentukan ikatan silang pada plastik, karet dan bahan isolasi kabel, proses pra vulkanisasi karet, sterilisasi peralatan medis, pcngawetan bahan makanan, modifikasi tekstil dan graft polymerization,! 1.2.3,4) Apabila dibandingkan dengan proses termal konvensional ataupun proses kimia, maka proses iradiasi elektron mempunyai beberapa keunggulan antara lain: menghasilkan kualitas produk yang lebih tinggi, tidak menimbulkan polusi pada lingkungan, hemat cnergi, reaksi-reaksi terjadi pada suhu kamar, proses yang terjadi mudah dikontrol, biaya operasi lebih rendah untuk produksi masal. Khusus pemanfaatan MBE untuk proses pra vulkanisasi, ikatan silang merupakan reaksi yang paling dominan yang terjadi selama proses iradiasi elektron. Sifat-sifat fisika dari karet alam akan berubah dengan terbentuknya ikatan silang, sebagai contoh bertambahnya ketahanan terhadap bahan pelarut (solvent), meningkatkan kekuatan regangan dan kekerasan, berkurangnya tingkat kemuluran dan tahan terhadap panas (deformasi termal)y,4,5j PlJstek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006

2 356 ISSN Suprapto, dkk. Berdasarkan uraian tersebut di atas, perlu segera dikembangkan penguasaan teknologi MBE khususnya untuk industri lateks yang digunakan untuk pra vulkanisasi. Mesin berkas elektron energi rendah yang digunakan di industri mempunyai rentang energi antara 150 ke V sid. 500 ke V dengan arus berkas elektron antara 30 ma sid. 300 ma.[6] Komponen utama MBE diantaranya adalah sumber elektron yang berfungsi untuk menghasilkan berkas elektron. Berkas elektron selanjutnya dipercepat di dalam tabung akselerator dan dimayarkan di dalam corong pemayar serta dikeluarkan melalui jendela (widow) untuk ditembakkan pada target (bahan yang diiradiasi). Oi PT APB telah dilakukan rancang bangun sumber elektron denr,an kapasitas arus berkas elektron sampai 15 ma. 7] Sumber elektron ini belum dapat digunakan untuk MBE skala industri karena besar arus berkas elektron yang dihasilkan bel urn memenuhi kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan arus berkas elektron yang diperlukan, maka terlebih dahulu dilakukan rancangan (disain) sumber elektron yang dapat menghasilkan arus berkas elektron diatas 30 ma. Oalam makalah ini dibahas rancangan dan konstruksi sumber elektron untuk mesin berkas elektron industri lateks, arus berkas elektron yang dihasilkan antara 0 sid. 50 ma. Hasil rancangan dan konstruksi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sumber elektron untuk mesin berkas elektron industri lateks khususnya untuk proses pra vulkanisasi lateks karet alam. TEORI Rapat Arus Elektron Sumber elektron tipe tennionik adalah sumber elektron di mana elektron dihasilkan melalui proses emisi atau pancaran tennionik pad a filamen panas karena dialiri arus listrik. Elektron-elektron yang dipancarkan terse but kemudian dipercepat dengan medan elektrostatik dan dibentuk menjadi berkas elektron. Rapat arus jenuh emisi elektron (Ncm2) sebagai fungsi suhu pemanasan besarnya mengikuti persamaan Richardson-Oushmann sebagai berikut:[8] suhu pemanasan filamen (katode). Agar elektron terse but dapat dikeluarkan dari ruang sumber elektron maka diperlukan medan listrik untuk mengekstraksi dan membentuk elektron hasil emisi dari filamen (katode) menjadi berkas elektron. Jika medan listrik tersebut tidak cukup besar maka akan terjadi penumpukan elektron di depan katode sehingga terjadi awan elektron yang membentuk muatan ruang dan membatasi emisi elektron dari katode. Oalam keadaan demikian rapat arus emisi elektron disebut sebagai rapat arus emisi yang terbatasi oleh muatan ruang. Besar rapat arus ini (j" dalam A/cm2) mengikuti hukum Child-Langmuir sebagai berikut:[8] V'/2 a dengan Va adalah tegangan anode (V), Zka jarak katode-anode untuk susunan paralel (em) dan X tetapan Child (X = (4;0 ) he 1m), untuk elektron X = 2,334 X 10,6AmperNoIt312. Je = XZT ka (2) Emisi elektron oleh katode tergantung pada luas pennukaan emisi, mode pemanasan, dan konstruksi mekaniknya (bentuk kawat, spiral atau keping). Penentuan Elektrode Pemhentuk Berka. Oi dalam MBE diharapkan berkas elektron yang keluar dari sumber elektron tidak menyebar sehingga semua berkas elektron dapat dilewatkan melalui tabung akselerator. Untuk mendapatkan agar berkas elektron tidak menyebar diperlukan susunan elektrode pembentuk berkas yang sesuai. Susunan elektrode pembentuk berkas elektron yang ban yak digunakan untuk menghasilkan berkas elektron yang lurus atau hampir tidak menyebar adalah susunan elektrode Pierce yang terdiri dari katode, elektrode pemfokus dan anode.[9.io) Susunan elektrode Pierce untuk mendapatkan aliran elektron yang lurus hampir sejajar sumbu berkas mempunyai elektrode pemfokus dengan sudut 67,5 terhadap sumbu berkas. (1) dengan A adalah konstanta Richardson (A/cm2 K2), rp fungsi kerja (ev), k tetapan Boltzmann (ev/k) dan T suhu pemanasan (K). Nilai A tergantung pada jenis bahan filamen (katode). Persamaan (I) merupakan persamaan yang menyatakan hubungan emisi elektron di dalam ruang sumber elektron dan Penentuan Tegangan Ekstraksi Pada sumber elektron, tegangan ekstraksi adalah tegangan yang diberikan di antara katode (elektrode pemfokus)-anode. Untuk elektrode pemfokus dengan sudut 67,5 agar didapatkan lintasan berkas elektron yang hampir lurus sejajar sumbu berkas (sumbu x) dan kerapatan arus elektron Prosiding PPI - PDlPTN 2006

3 Suprapto, dkk. ISSN yang diekstraksi keluar dari sumber elektron (JJ seragam dalam arah sumbu x serta dengan mengabaikan efek magnetik, maka tegangan ekstraksi ditentukan berdasarkan persamaan diferensial berikut:[ 10] dengan G" adalah konstanta diejektrik (F/m), '7 perbandingan muatan dengan massa elektron (elm) dan V tegangan yang diberikan pada terminal katode (elektrode pemfokus)-anode (V). Penyelesaian persamaan diferensial untuk menentukan besar tegangan elektrode pemfokus-anode (persamaan 3) dengan mengandaikan bahwa daerah di luar aliran elektron (y > 0) merupakan daerah bebas muatan yang berbatasan dengan bidang sejajar yaitu daerah aliran elektron (y < 0). Jika persamaan tersebut diselesaikan menggunakan fungsi analisis x + jy dan syarat batas pad a daerah bebas muatan diandaikan dalam bentuk bidang serta dengan mengintegralkan, maka didapatkan:[loj (3) elektron hingga mencapai ~ 50 ma. Dari perhitungan tersebut didapatkan rapat arus jenuh elektron yang selanjutnya digunakan untuk menentukan luas permukaan katode yang mengemisikan elektron, yaitu dengan membagi arus berkas elektron yang harus dihasilkan dengan rapat arus jenuh elektron. Geometri ejektrode pemfokus ditentukan berdasarkan susunan elektrode Pierce dengan pertimbangan bahwa diameter dalam elektrode pemfokus harus cukup untuk menempatkan katode. Penentuan flange sumber elektron disesuaikan dengan flange tabung akselerator untuk memudahkan pemasangannya. Geometri perisai radiasi termal ditentukan berdasarkan persamaan (7) untuk meminimalkan laju perpindahan panas radiasi sehingga kenaikan suhu tabung akselerator dapat diminimalkan untuk mencegah terjadinya keretakan. Dari hash rancangan tersebut dilanjutkan pembuatan komponen-komponennya dan konstruksi lengkap dengan sistem pengujiannya. Konstruksi sumber elektron lengkap dengan sistem pengujiannya ditunjukkan pada Gambar 2. dan V = I(x) = A xm (4) Data romberejektmn~ Arns btd<u diperlujian 7 Profilbtd<u (5) Persamaan (4) dan (5) dapat digunakan untuk menghitung besamya potensial yang harus dipasang pada elektrode Pierce dengan sudut elektrode pemfokus 67,5 agar didapatkan lintasan berkas elektron yang mendekati lurus sejajar sumbu berkas. TAT A KERJA Rtlllcallgall dall KOllstruksi Rancangan dan konstruksi sumber elektron meliputi: pemilihan bahan dan perhitungan katode, penentuan geometri dan pembuatan komponenkomponen serta pengkonstruksian dan pengujian sumber elektron. Penentuan geometri komponenkomponen sumber elektron berkaitan dengan catu daya (tegangan dan arus listrik) untuk mencatu sumber elektron tersebut. Adapun langkah-langkah rancangan, konstruksi dan pengujiannya ditunjukkan pada diagram alir (Gambar I). Untuk menentukan geometri katode dilakukan perhitungan dengan persamaan (I) agar dapat menghasilkan arus berkas Rm.<anpn pamm rnmbt.wdron J!Utiptdi: B<lI!JJl<kllDdo B<lI!JJl< d.ktrodo pomfukus B<lI!JJl< "",do TmWntl C&!Ildql!IaIgt <1m romah rumbor.lektron Pembuatan komponen-jamlponen sesu.ai de~an basil ranc~an dan konstrujcsi Ie~ap de~an sistern pe~jianrty4 Pe~jian <tw.u surnber elejctron rneliputi kw<1kurnan dan.uus berhs elejctdn yang dilwilkan Gambar 1. Diagram alir rancangan dan konstruksi sumber elektron.,

4 358 ISSN Suprapto, dkk. b. Konstruksi sumber elektron pada tabung akscicrator Keterangan I. Sumber Elektron 3. Penyangga 5. Dudukan 7. T-Piece 9. Roda 2. Tabung Akselerator 4. T-Piece 6. Pompa Difusi 8. Kerangka Pengujian a. Konstruksi pengujian sumber elektron Gambar 2. Konstruksi sumber elektron dan sistem pengujiannya. HASIL DAN PEMBAHASAN Oalam konstruksi mesin berkas elektron, berkas elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron langsung dipercepat di dalam tabung akselerator sehingga sumber elektron dipasang langsung pada tabung akselerator. Karena itu rancangan flange dudukan elektrode pemfokus yang sekaligus sebagai flange sumber elektron hams sesuai dengan flange tabung akselerator untuk memudahkan pemasangan. Tabung akselerator yang digunakan adalah buatan NEC - USA jenis 2 JA 004] 50 (NEC Flange). Flange pada tabung akselerator ini sesuai dengan flange untuk standar vakum ON 160 CF sehingga flange sumber elektron dirancang dengan standar flange ON 160 CF dan disesuaikan dengan flange tabung akselerator Gambar 2b. trode ge ai radiasi pemfokus termal Tabel1. Spesifikasi teknis sumber elektron hasil rancangan. Katode Bentuk ON 160kerueut spiral, silinder, CF, tebal20 bahan (corong), bahanmm, kawat stainless bahan tungsten stainless steel, berdiameter steel, sudut luar 0, ,5 mm, mm0, panjang diameter dan diameter 20 luar em dan 40 lubang mm, diameter 62 diameter mmspiral lubang (lilitan) mm mm Prosiding PPI PDIPTN 2006

5 Suprapto, dkk. ISSN Rancangan sumber elektron dengan elektrode Pierce sangat penting untuk mendapatkan susunan elektrode yang tegar (rigid) dan pemasangan catu daya baik catu daya filamen (katode) maupun catu daya anode. Yang dimaksud susunan elektrode yang tegar adalah apabila sumber elektron tersebut dioperasikan atau dipasang pada mesin berkas clektron tidak tcrjadi perubahan bentuk baik pad a elektrode maupun katode akibat pengaruh panas dari katode. Apabila susunan elektrode tidak tegar dan terjadi perubahan bentuk atau posisi, maka menyebabkan lintasan berkas elektron yang dihasilkan tidak sejajar dengan sumbu dan pemfokusannya tidak tepat sebagai masukan pada sistem pemercepat (tabung akselerator). Oi samping itu, untuk mencegah terjadinya loncatan listrik (discharge) maka bentuk katode, anode dan elektrode pemfokus dihindarkan dari bentuk ujungltepi yang runcing dan harus dibuat dalam bentuk bulat. Hal ini disebabkan karena ujung-ujung yang runcing mengakibatkan timbulnya medan listrik yang besar dan apabila isolasi di antara katode, anode dan elektrode pemfokus tidak tahan terhadap medan listrik yang terpasang akan terjadi loncatan listrik (discharge). Ada tiga komponen penting yaitu katode, elektrode pemfokus dan perisai radiasi termal. Katode berfungsi untuk mengemisikan (memancarkan) elektron, elektron yang diemisikan katode selanjutnya difokuskan dan didorong keluar dari sumber elektron oleh elektrode pemfokus. Agar dapat mengemisikan elektron, katode harus dipanaskan dengan dialiri arus listrik sehingga mempunyai suhu yang cukup yaitu di daerah suhu operasi katode. Karena suhu katode ini, maka elektrode pemfokus menjadi panas yang disebabkan adanya radiasi panas dari katode. Selanjutnya panas ini akan diradiasikan ke dinding tabung akselerator sehingga menyebabkan kenaikan suhu dinding tersebut. Kenaikan suhu dinding tabung akselerator dapat menyebabkan kerusakan yaitu keretakaan pad a sambungan antara elektrode tabung akselerator dengan dinding isolator. Untuk meminimalkan radiasi panas yang terjadi dipasang perisai radiasi termal untuk memantulkan kembali panas dari elektrode pemfokus, sehingga jumlah panas yang ditransmisikan ke tabung akselerator dan menyebabkan kenaikan suhu sangat rendah. Rancangan perisai radiasi termal ini didasarkan persamaan (7) dengan geometri menyesuaikan geometri katode dan tabung akselerator. Bahan perisai radiasi termal dipilih dari stainless steel karena mempunyai kemampuan memancarkan kembali panas yang datang cukup besar sehingga panas yang ditransmisi-kan rendah. Jika panas yang ditransmisikan rendah, maka laju perpindahan panas dari katode ke rumah sumber elektron atau dinding tabung akselerator rendah dan tidak memberikan kenaikkan suhu yang berarti. Perhitungan Katode Oalam rancangan sumber elektron ini digunakan bahan katode dari tungsten (W). Untuk memprediksi suhu operasi dengan menghitung emisi elektron dari katode (emitor) sebagai fungsi suhu. Suhu operasi sangat berkaitan dengan sifat-sifat bahan pada saat dioperasikan. Satu diantara sifat yang paling penting berkaitan dengan suhu operasi katode adalah titik leleh (melting point). Oalam pengoperasian sumber elektron, suhu katode tidak boleh lebih tinggi dari pada titik leleh bahan katode. Hasil perhitungan untuk memprediksi suhu operasi katode dengan menggunakan persamaan (1 ) ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3a menunjukkan hasil perhitungan hubungan antara rapat arus jenuh emisi elektron oleh katode sebagai fungsi suhu, sedangkan Gambar 3b menunjukkan besamya emisi arus elektron yang dihasilkan sebagai fungsi suhu. Berdasarkan persamaan (1) menunjukkan bahwa arus jenuh emisi elektron ditentukan oleh suhu katode. Makin tinggi suhu katode, makin besar arusemisi elektron... /' "' /'.-/ V 100 u u' / :..:. < :< 0 ~<\) / 1000 '0.., c 2./ /' 10 I I Suhu katode (K) Suhu katode (K) (a) (b) Gambar 3. Kurva emisi elektron sebagai fungsi suhu katode. a. Rapat arus jenuh emisi elektron sebagai fungsi suhu dan b. Emisi arus elektron sebagai fungsi suhu.

6 -360 ISSN Hal ini berkaitan dengan energi yang diberikan pada elektron untuk rnelepaskan dari ikatannya. Makin tinggi suhu katode, berarti makin besar energi yang diberikan kepada elektron sehingga elektron tersebut makin mudah melepaskan diri dari permukaan katode dan akibatnya makin banyak elektron yang diemisikan. Akibat makin banyak elektron yang diemisikan, maka rapat emisi elektron makin besar. Arus emisi elektron merupakan perkalian antara rapat emisi elektron dengan luas permukaan katode: Jadi arus jenuh ernisi elektron akan makin besar jika rapat emisi elektron makin besar akibat dari makin tingginya suhu katode. Suhu operasi katode dibatasi oleh titik leleh dari bahan katode. Titik leleh bahan katode ini ditentukan pada kondisi operasi yaitu pada kondisi vakum yang cukup tinggi. Kevakuman untuk mesin berkas elektron pad a umumnya berkisar di antara 10' 2 Pa sid Pa (10-4 mbar sid. 10-6mbar) atau lebih tinggj,[8] Makin tinggi tingkat kevakumannya, makin baik untuk kondisi operasi mesin berkas elektron. Karena pad a tingkat kevakuman yang makin tinggi gangguan pad a Iintasan berkas elektron dan efek sputtering yang terjadi lebih keci!. Tingkat kevakuman sumber elektron sarna dengan tingkat kevakuman mesin berkas elektron, maka titik leleh katode ditentukan pada tingkat kevakuman ini. Titik leleh katode dari bahan tungsten adalah K untuk kevakuman I. 10-4Torr dan K untuk kevakuman I Torr (I Torr sarna dp.ngan 1,33 mbar).(ii] Berdasarkan perhitungan untuk memperkirakan suhu operasi katode didapatkan bahwa suhu katode sebesar K untuk emisi arus elektron 55,98 ma dan K untuk emisi arus elektron 171,73 ma (Gambar 3b). Jadi dengan suhu operasi ini, katode dari bahan tungsten untuk sumber elektron dengan arus berkas sampai dengan 50 ma diharapkan dapat berfungsi dengan baik. Hal ini disebabkan karena suhu operasi untuk menghasilkan emisi arus elektron yang diperlukan masih jauh di bawah titik leleh pad a kondisi tingkat kevakuman saat mesin berkas elektron beroperasi yaitu (10-4 sid. 10.6) mbar. Hasil pengujian awal sumber elektron ini ditunjukkan pada Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6. Pada Gambar 4 ditunjukkan hubungan arus elektron sebagai fungsi tegangan katode-anode untuk 3 variasi arus filamen. Berdasarkan pengujian terse but didapatkan bahwa arus berkas elektron 9,5 ma untuk arus filarnen 15 A, arus berkas elektron 22,5 ma untuk arus filamen 16 A dan arus berkas elektron 27 ma untuk arus filamen 17 A. Penambahan arus filamen menyebabkan kenaikan suhu filamen (katode) sehingga meningkatkan emisi elektron dari permukaan katode. Hal ini sesuai dengan persamaan (1) yaitu dengan bertambahnya Suprapto, dkk. suhu katode makin besar emisi elektron yang dihasilkan per satuan luas permukaan. Besar arus berkas elektron yang dihasilkan oleh sumber elektron, disamping dipengaruhi oleh arus filamen juga dipengaruhi oleh tegangan elektrode pemfokus-anode atau tegangan katodeanode sesuai dengan persamaan (2) dan persamaan (4). Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa walaupun arus filamen dinaikkan sampai 17 A sehingga suhu katode sekitar 2160 K, j ika tegangan katode-anode belum dinaikkan maka belum terbentuk arus berkas elektron atau arus berkas elektron belum terukur. Hal ini disebabkan pada kondisi tegangan katode-anode nol belum terjadi ekstraksi berkas elektron dari permukaan katode sehingga belum ada elektron yang keluar dari sumber elektron. Pad a kondisi ini elektron yang diemisikan oleh katode membentuk awan elektron di sekitar permukaan katode dan membentuk muatan ruang. Dengan demikian emisi elektron oleh katode dibatasi oleh muatan ruang dari awan elektron di sekitar permukaan katode. Jika tegangan katodeanode dinaikkan maka akan terjadi ekstraksi elektron dan terbentuk berkas elektron keluar dari sumber elektron. Karena elektron di sekitar katode terekstraksi, maka awan elektron di sekitar katode berkurang dan terjadi emisi elektron sesuai dengan jumlah elektron yang terekstraksi. Jika tegangan katode-anode dinaikkan sampai pada batas tertentu maka semua elektron yang diemisikan oleh katode akan terekstraksi dan dibentuk menjadi berkas elektron yang dikeluarkan dari sumber elektron melalui celah anode. Pada kondisi ini emisi elektron terjadi secara maksimum sesuai dengan kondisi SUhll operasi katode tersebut dan tidak terbentuk awan elektron di sekitar katode yang membatasi emisi elektron. Berdasarkan perhitungan dengan persamaan (4) dan persamaan (5), untuk mengekstraksi berkas elektron ini didapatkan tegangan katode-anode sebesar 1,9 kv untuk arus berkas elektron 9,5 ma dan 3,38 kv untuk arus berkas elektron 22,5 ma serta 3,87 kv untuk arus berkas elektron 27,5 ma. Hasil perhitungan tegangan katode-anode lebih kecil dibandingkan dengan tegangan katode-anode terpasang dalam pengujian, hal ini dimungkinkan karena arus berkas elektron yang terekstraksi sesungguhnya lebih besar dari pada yang terllkllr. Perbedaan arus berkas yang terekstraksi dengan arlls berkas yang terukur disebabkan karena adanya kehilangan arus berkas elektron yang bertumbllkan dengan atom-atom gas di sepanjang lintasannya dan karena adanya berkas elektron yang menyebar hingga menumbuk dinding tabung hanyut (drift tube). Prosldlng PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan.- BATAN

7 Suprapto, dkk. ISSN ~ E 20 Ifilamen15A -o-ifilamen 16A -0-1 filamen17a 5 - o o 2 3 V katode-anode (kv) 4 5 Garnbar 4. Hubungan arus berkas elektron sebagai fungsi tegangan katode-anode untuk variasi arus filarnen. Pada Gambar 5 dan Gambar 6 ditunjukkan hasil pengujian sumber elektron yang dikombinasikan dengan tegangan pemercepat yaitu untuk mengetahui pengaruh tegangan pemercepat terhadap bcsar arus bcrkas elektron yang dihasilkan. Pada Gambar 5 ditunjukkan hash pengujian hubungan arlls berkas elektron sebagai fungsi tegangan pemercepat untuk variasi arus filamen pada tegangan katode-anode 2 kv. HasH pengujian tersebut mel1unjukkan bahwa pengaruh tegangan pemercepat cukup signifikan terbukti dengan naiknya tegangan pemercepat diikuti dengan kenaikan arus berkas elektron. Besar kenaikan arus berkas elektron adalah dari 5,5 ma menjadi 11,5 ma untuk arus filamen 15 A, dari 12 ma menjadi 24 ma untuk arus filamen 16 A dan dari 2\ ma menjadi 30 ma untuk arus filamen 17 A. Kenaikan arus berkas ini disebabkan karena pengaruh tegangan pemercepat terhadap efek pemfokusan pada daerah masuknya berkas elektron ke tabung akselerator yaitu antara anode sumber elektron dan elektrode pertama tabung akselerator _On' ~ 25 E ';; 20 o ~ 15 Q) Q) D O 5 10 V pemercepat (kv) Garnbar 5. Hubungan arus berkas elektron sebagai fungsi tegangan pernercepat untuk variasi arus filarnen pada tegangan katode-anode 2 kv. Pustek Akselerato'r dan Proses Bahan - BATAN

8 362 ISSN Suprapto, dkk c: 25 e ~ 20 Q) Q) Vk-a=2 kv. -Vk-a=3 kv Vk-a=4kV : :::::::: : :::::::::.::.::.::.: ::..::::. :::::.::::.:.::..1.::..::: ~.. : _-..:: ::~.:.: ~ :: :.... ~ _u_rj _ J" """' --"" ~ ~ h _ o I filamen (A) Garnbar 6. Hubungan arus berkas elektron sebagai fungsi arus filarnen untuk berbagaitegangan katode-anode pada tegangan pernercepat 17 kv. Akibat efek pernfokusan ini harnpir sernua berkas elektron yang terekstraksi sarnpai pada target sehingga dapat rneningkatkan arus berkas elektron yang dihasilkan. Pada Garnbar 6 ditunjukkan hasil pengujian hubungan arus berkas elektron sebagai fungsi arus filarnen untuk variasi tegangan katode-anode pad a tegangan pernercepat 17 kv. Dari pengujian didapatkan bahwa pada arus filamen 17 A dihasilkan arus berkas elektron 30 rna untuk tegangan katode-anode 2 kv, 35 ma untuk tegangan katode-anode 3 kv dan 40 rna untuk tegangan katode-anode 4 kv. Setiap perubahan baik arus filamen maupun tegangan kat odeanode rnempengaruhi arus berkas elektron yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena rnakin besar arus filarnen rnakin tinggi suhu katode sehingga jurnlah elektron yang diemisikan rnakin banyak sesuai dengan persarnaan (1) dan rnenyebabkan arus berkas elektron yang dihasilkan rnakin besar. Untuk tegangan katode-anode rnernpengaruhi kernarnpuan rnengekstraksi elektron yaitu rnakin besar tegangan katode-anode rnakin ban yak jurnlah elektron yang dapat diekstraksi sesuai dengan persamaan (2) dan persarnaan (3), karena jurnlah elektron yang dapat diekstraktsi makin banyak rnaka arus berkas elektron yangdihasilkan rnakin besar. Hasil tersebut jika dihubungkan antara pengujian variasi arus filarnen dan tegangan katode-anode pad a tegangan pernercepat 17 kv (Gambar 6) dengan perhitungan ernisi elektron berdasarkan persamaan (1) didapatkan bahwa pada arus filarnen 15 A, katode dapat mengemisikan elektron hingga rnenghasilkan arus berkas elektron 15 rna pada suhu operasi sekitar 2100 K. Untuk arus filamen 16 A, katode rnengernisikan elektron hingga rnenghasilkan arus berkas elektron 27,5 ma pada 5uhu operasi sekitar 2130 K dan untuk arus filamen 17 A, katode mengemisikan elektron hingga rnenghasilkan arus berkas elektron 40 ma pada suhu operasi sekitar 2160 K. Jadi baik dari hasil perhitungan maupun pengujian ada beberapa faktor yang rnernpengaruhi kinerja operasi sumber elektron. Faktor-faktor ini adalah arus filamen rnernpengaruhi suhu katode sehingga menentukan jumlah elektron yang diernisikan, tegangan katodeanode mempengaruhi kemarnpuan rnengekstraksi berkas elektron dan tegangan pernercepat memberikan efek pemfokusan pada daerah antara anode dan elektrode pertarna tabung akselerator. KESIMPULAN Dari hasil rancangan dan konstruksi dapat disimpulkan bahwa surnber elektron menggunakan elektrode Pierce dengan sudut elektrode pemfokus 67,5. Untuk rnenghasilkan arus berkas elektron 50 ma, suhu operasi katode sekitar 2200 K dan suhu operasi ini masih jauh dibawah titik leleh yaitu 2700 K pada kevakurnan I Torr. Hasil konstruksi. dan pengujian didapatkan arus berkas elektron maksirnurn sebesar 40 ma pada arus filamen 17 A, tegangan katode-anode 4 kv dan tegangan pemercepat 17 kv. Dengan hasil ini

9 Suprapto, tlkk. ISSN diharapkan dapat digunakan pada rnesin berkas elektron industri lateks khususnya untuk pra vulkanisasi lateks karet alam, karena arus berkas elektron yang dihasilkan sudah memenuhi rentang arus berkas elektron untuk mesin berkas elektron di industri. DAFT AR PUST AKA I. QIZHANG, Z., Electron Accelerators Manufactured in China, UNDP/IAEA/RCA Regional Training Course on EB Irradiation Technology, Shanghai Applied Radiation Institute, Shanghai University of Science and Technology, Shanghai, China, SUZUKI, M., Recent Advances in High Energy Electron Beam Machine, Nissin-High Voltage Co., Ltd., Proceedings of the Workshops on the Utilization of Electron Beams, JAERI-M, , YAMAMOTO, S., Crosslinking of Wire and Cables with Electron Beam, Proceedings of the Workshops on the Utilization of Electron Beams, JAERI-M, , MAKUUCHI, K., Electron Beam Processing of Rubbers, Proceedings of the Workshops on the Utilization of Electron Beams, JAERI-M, , MERI SUHARINI, Vulkanisasi Lateks Karet Alam Secara Batch Dengan Iradiasi Berkas Elektron, PPI Aplikasi Radiasi, P3TIR BATAN, SCHRAF, W., WIESZCZYCKA, W., Particle Accelerators for Industrial Processing, Warsaw University of Technology, Warsaw, Poland, SUPRAPTO, DJOKO SP DAN DJASIMAN, Peningkatan Kinerja Sumber Elektron Termionik dengan Elektrode Pierce Untuk MBE PTAPB-BATAN, Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya, Puslitbang Teknologi Maju, BATAN, Yogyakarta, SCHILLER, S., et. al., Electron Beam Technology, John Wiley & Sons Inc., New York, FORRESTER, et. al., Large Ion Beams, Fundamentals of Generation and Propagation, John Wiley & Sons Inc., New York, PIERCE, J.R., Theory and Design of Electron Beams, D. Van Nostrand Company. Inc, New York, ] ]. ROTH, A., Vacuum Technology, North Holland Publishing Company, New York, TANYAJAWAB Utaja - Bagaimana menghitung luasan filamen yang memancarkan elektron. Suprapto - Luasan jilamen (katode) yang memancarkan elektron dihitung dengan persamaan (I) dan kebuluhan emisi arus elektron yang diperlukan. Luasan yang memancarkan elektron adalah luasan kulil jilamen (katode). Saefurrochman - Berapa prosentase elektron yang mencapai target (%)? Apa terdapat toleransi? - Apa terjadi muatan ruang? Dan dibagian apa saja? Suprapto - Prosentase elektron yang mencapai pada largel belum dihilung. Perhilungan ini melipuli : kerugianlkehilangan elektron sepanjang linlasan yaitu lintasan ruang vakum (dari sumber eleklron sampai jendela), kehilangan eleklron pada jendela serta pada celah udara anlara jendela dan largel. - Terjadi muatan ruang disepanjang linlasan berkas elektron.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA

UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA UJI FUNGSI SISTEM PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV/20 MA Rany Saptaaji, Sukaryono, Suhartono dan Sumaryadi, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281 ABSTRAK UJI FUNGSI

Lebih terperinci

MODIFIKASI SUMBER ELEKTRON DAN SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA

MODIFIKASI SUMBER ELEKTRON DAN SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN ABSTRAK BERKAS ELEKTRON PADA TABUNG PEMERCEPAT MBE DI PSTA. Telah dilakukan modifikasi sumber elektron dan

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TRANSFORMATOR 7,2 V/200 A SEBAGAI CATU DAYA FILAMEN TABUNG TRIODA ITK 15-2 PADA GENERATOR COCKCROFT WALTON MBE LATEKS 300keV/20 ma

RANCANG BANGUN TRANSFORMATOR 7,2 V/200 A SEBAGAI CATU DAYA FILAMEN TABUNG TRIODA ITK 15-2 PADA GENERATOR COCKCROFT WALTON MBE LATEKS 300keV/20 ma RANCANG BANGUN TRANSFORMATOR 7,2 V/200 A SEBAGAI CATU DAYA FILAMEN TABUNG TRIODA ITK 15-2 PADA GENERATOR COCKCROFT WALTON MBE LATEKS 300keV/20 ma Untung Margono dan Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma

REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 500 key/to ma Suprapto, dkk. ISSN 16 31 93 REKONSTRUKSI SUMBER ELEKTRON TERMIONIK DENGAN ELEKTRODE PIERCE UNTUK MBE 5 key/to ma Suprapto, Djoko SP., Djasiman Pusat Pene/itian don Pengembangan Tekn%gi Maju. Batan ABSTRAK

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA MENGGUNAKAN TABUNG PEMERCEPAT NEC UNTUK MBE-LATEKS 300KV/20 MA

SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA MENGGUNAKAN TABUNG PEMERCEPAT NEC UNTUK MBE-LATEKS 300KV/20 MA Sumber Elektron Tiga Elektroda Menggunakan Tabung Pemercepan NEC untuk MBE-LATEKS 300kV/20 ma (Darsono, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id SUMBER ELEKTRON TIGA ELEKTRODA

Lebih terperinci

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI

PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, dkk. ISSN 0216-3128 1 PENGUKURAN DISTRIBUSI MEDAN MAGNET SISTEM OPTIK MBE PADA TAHAP PRA-KONSTRUKSI Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto, Sukaryono, Rani Saptaaji Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK

PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK PENGARUH SUSUNAN KA TODA-ANODA TERHADAP ARUS ELEKTRON SUMBER ELEKTRON TIPE TERMIONIK Djoko S. Pudjorahardjo, Suprapto P3TM-BATAN, Kotak Pas 1008, Yogyakarta 55010 ABSTRAK PENGARUH SUSUNAN KATODA-ANODA

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM EKSTRAKSI BERKAS ELEKTRON

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM EKSTRAKSI BERKAS ELEKTRON 146 ISSN 0216-3128 Bambang Siswanto, dkk KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM EKSTRAKSI BERKAS ELEKTRON Bambang Siswanto, Ihwanul Aziz, Anjar A. H., Lely Susita RM. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN

Lebih terperinci

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Sutadi, Saefurrochman, Suprapto Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PROSIDING SEMINAR PENGUJIAN A W AL INSTALASI SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV /20 MA UNTUK INDUSTRI LATEKS Sukidi, Suhartono, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Abstrak PENGUJIAN

Lebih terperinci

PENGUKURAN BENTUK PROFIL BERKAS ELEKTRON DARI SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR TABUNG TV BEKAS

PENGUKURAN BENTUK PROFIL BERKAS ELEKTRON DARI SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR TABUNG TV BEKAS Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN, Jalan Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb. Yogyakarta 55281 e-mail: b_darsono@batan.go.id ABSTRAK SUMBER ELEKTRON TIPE PIERCE MENGGUNAKAN SENSOR. Telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan

Lebih terperinci

SIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS

SIMULASI PENGARUH DAYA TERDISIPASI TERHADAP SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS Emy Mulyani, Suprapto, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan, BATAN ABSTRAK SISTEM PENDINGIN PADA BEJANA TEKAN MBE LATEKS. Simulasi pengaruh daya

Lebih terperinci

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail : skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi

Lebih terperinci

OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV

OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV Darsono, dkk. ISSN 0216-3128 7 OPTIMASI UJI KINERJA OPERASI PROTOTIP LITBANG MBE-PSTA PADA 200 KEV Darsono, Suprapto, Rany Saptaaji, Elin Nuraini Bidang Fisika Partikel, PSTA_BATAN e-mail:b_darsono@batan.go.id

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS

IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS IDENTIFIKASI ARUS BERKAS ELEKTRON PADA PRA KOMISIONING MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) LATEKS Sukaryono, Rany Saptaaji, Suhartono, Heri Sudarmanto -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON

PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON Sutadi, Rany Saptaaji, Suhartono dan Sukaryono, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7 ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP

Lebih terperinci

PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK

PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK Pad a pengukuran kandungan suatu unsur dalam suatu bahan dengan spektrometer massa bahan diionisasi

Lebih terperinci

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma

DESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma DESAIN SISTEM PENDINGIN TRANSFORMATOR FREKUENSI TINGGI PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev/20 ma Mukhammad Cholil, Suprapto, Suyamto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma

OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma OPTIMASI KINERJA OPERASI SISTEM PEMAYAR MBE LATEKS 300 kev/20 ma Darsono, Suhartono, Elin Nuraini, dan Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl.Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PERANGKAT VAKUM MBE 300 kev/20 ma

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM INSTRUMENTASI DAN KENDALI PERANGKAT VAKUM MBE 300 kev/20 ma Eko Priyono, Taxwim Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK DAN KENDALI PERANGKAT VAKUM MBE 300 kev/20 ma. Telah dilakukan konstruksi dan uji fungsi sistem instrumentasi

Lebih terperinci

DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON

DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON Suprapto, Sudjatmoko, Setyo Atmodjo, Sukaryono dan Sukidi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Batan ABSTRAK DESAIN DAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 21 November 2015 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS

PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS PROSIDING SEMINAR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS Sutadi, Suhartono, Toni Rahardjo, Sukidi ABSTRAKS PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : rany@batan.go.id

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

PERALATAN GELOMBANG MIKRO

PERALATAN GELOMBANG MIKRO 5 6 PERALATAN GELOMBANG MIKRO dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA. 4.1.1

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER

Lebih terperinci

PEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS. Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN

PEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS. Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong,20 Nopember 2007 PEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN

Lebih terperinci

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA)

RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN PROGRAM SP4 Tahun anggaran 004 RANCANG-BANGUN PIRANTI IDENTIFIKASI RADIASI ELEKTROMAGNETIK (KASUS DI SEKITAR BERKAS SINAR KATODA) Oleh: Agus Purwanto Slamet MT Sumarna

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051

SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta

Lebih terperinci

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si. DETEKTOR RADIASI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Alat deteksi sinar radioaktif atau sistem pencacah radiasi dinamakan detektor radiasi. Prinsip: Mengubah radiasi menjadi

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 20 Februari 2017 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 20 Februari 2017 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 20 Feb 2017 1 / 28 Materi Definisi gaya Lorentz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Fisika Kuantum - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0799 Version: 2012-09 halaman 1 01. Daya radiasi benda hitam pada suhu T 1 besarnya 4 kali daya radiasi pada suhu To, maka T 1

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

2 A (C) - (D) - (E) -

2 A (C) - (D) - (E) - 01. Gaya F sebesar 12 N bekerja pada sebuah benda yang masanya m 1 menyebabkan percepatan sebesar 8 ms -2. Jika F bekerja pada benda yang bermassa m 2 maka percepatannya adalah 2m/s -2. Jika F bekerja

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI Dalam bab ini membahas tentang segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan penelitian seperti: tempat serta waktu dilakukannya penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016

Magnetostatika. Agus Suroso. Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung. 23,24 Februari 2016 Magnetostatika Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung 23,24 Februari 2016 Agus Suroso (FTETI-ITB) Magnetostatika 23,24 Feb 2016 1 / 28 Materi Definisi gaya

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK 1.1 DASAR TEORI Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian peralatan listrik yang memiliki kapasitansi besar seperti

Lebih terperinci

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom

TEORI ATOM. Awal Perkembangan Teori Atom TEORI ATOM Awal Perkembangan Teori Atom Teori atom pada masa peradaban Yunani Demokritus, Epicurus, Strato, Carus Materi tersusun dari partikel yang sangat kecil yang tidak dapat dibagi lagi Partikel

Lebih terperinci

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN

ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN ANALISIS UMUR LAMPU PIJAR TERHADAP PENGARUH POSISI PEMASANGAN Ahmad Rizal Sultan 1) Abstrak : Secara umum, tiap jenis lampu listrik memiliki umur sendiri. Namun karena berbagai faktor umur rata-rata belum

Lebih terperinci

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma dengan alat

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA Aminus Salam. Budi Santoso, Saefurrachman, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : aminussalam@yahoo.com ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar jawaban dan lembar kerja. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk di lembar Jawaban. Lembar kerja dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK

PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK Bambang L, Subroto, Sukija, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID SUMBER ELEKTRON KATODA PLASMA

PERHITUNGAN PARAMETER SISTEM EKSTRAKSI PADA GRID SUMBER ELEKTRON KATODA PLASMA Volume 15, Oktober 013 ISSN 1411-1349 PADA GRID SUMER ELEKTRON KATODA PLASMA Pusat Teknologi Akselerator dan Proses ahan, ATAN Jl. abarsari Kotak Pos 1601 ykbb, Yogyakarta bambangsis@batan.go.id ASTRAK

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES

TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Micro-machining merupakan bagian dari perkembangan industri dunia yang berfokus pada penggunaan fenomena, produk, maupun komponen berukuran kecil dengan struktur

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR 30 ISSN 016-318 Lely Susita RM., dkk UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR Lely Susita R.M., Sudjatmoko, Bambang Siswanto, Agus Purwadi, Ihwanul Aziz

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dielektrik Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada.bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Pada

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan KONSTRVKS PENGGERAK CATV DAYA TEGANGAN PEMERCEP AT MESN MPLANTOR ON PT APB Sumaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia

Purna Septiaji Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 55183, Indonesia ANALISA PERHITUNGAN MRR, OVERCUT, DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DAN ALUMINIUM 00 DENGAN PENGARUH VARIASI TEGANGAN DAN GAP PADA PROSES ELECTRO-CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TERISOLASI

Lebih terperinci

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell

Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell 1 Ika Wahyuni, 2 Ahmad Barkati Rojul, 3 Erlin Nasocha, 4 Nindia Fauzia Rosyi, 5 Nurul Khusnia, 6 Oktaviana Retna Ningsih Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan Yogyakarta, 28 Agustus 2008 PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKA T NUKLIR PEMBUATAN FLANGE PERANTARA PADA WINDOWMBE 300 ke V/20 ma UNTUK INDUSTRI LATEKS, Setyo Atmojo, Tony Rahardjo, Suhartono Puslitbang Teknologi Maju - BATAN Yogyakarta

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC

Lebih terperinci

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator

Semikonduktor. Sifat. (ohm.m) Tembaga 1,7 x 10-8 Konduktor Silikon pd 300 o K 2,3 x 10 3 Semikonduktor Gelas 7,0 x 10 6 Isolator Semikonduktor Definisi I: Bahan yang memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara konduktor dan isolator yakni sebesar 10 6 s.d. 10 4 ohm.m Perbandingan hambatan jenis konduktor, semikonduktor, dan isolator:

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh. 1. Pendahuluan Sinar X adalah jenis gelombang elektromagnetik. Sinar x ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tanggal 8 November 1895, ia menemukan secara tidak sengaja sebuah gambar asing dari generator

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1 KODE: L - 4 JUDUL PERCOBAAN : ARUS DAN TEGANGAN PADA LAMPU FILAMEN TUNGSTEN DI SUSUN OLEH: TIFFANY RAHMA NOVESTIANA 24040110110024 LABORATORIUM FISIKA DASAR FAKULTAS

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN Pengelasan adalah suatu proses dimana bahan dengan jenis sama digabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yang dihasilkan dari pemakaian

Lebih terperinci