BAB II KONSEP DASAR. kesadaran (Tucker, S.M, 1997:496; Smeltzer, S.C & Bare, B-G, 2000:2210)
|
|
- Hendri Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Cidera kepala adalah adanya pukulan atau benturan yang mendadak pada kepala (trauma kulit kepala, tengkorak dan otak) dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Tucker, S.M, 1997:496; Smeltzer, S.C & Bare, B-G, 2000:2210) Trauma atau cidera kepala dapat menyebabkan Fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak/otak, atau kulit dengan derajat bervariasi pada luas daerah. Type trauma kepala : 1. Trauma kepala terbuka Trauma ini dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi durameter. Kerusakan otak dapat terjadi bila tulang tengkorak merusak otak. Fraktur tulang tengkorak yang dapat terjadi : 1.a. Fraktur linear di daerah temporal dimana arteri meningeal media dalam jalur tulang temporal. Sering menyebabkan perdarahan epidural. 1.b. Fraktur linear melintang garis tengah sering menyebabkan perdarahan sinus dan robeknya sinus sagitalis superior. 1.c. Fraktur di daerah basis disebabkan karena trauma dari atas/kepala bagian atas yang membentur jalan atau benda diam. 1.d. Fraktur anterior biasanya karena atau trauma di daerah temporal sedangkan posterior disebabkan oleh trauma di daerah oksipital. 2. Trauma kepala tertutup
2 Adalah cidera kepala yang disertai adanya gangguan pada komponen intrkranial. Bentuk Spesifik : 2.a. Cosmosio Cerrebi / gegar otak Merupakan bentuk trauma kapitis ringan dimana terjadi pingsan (10 menit) Gejala lain : Pusing, noda-noda di depan mata dan bingung. Comosio cerrebi tidak meninggalkan gejala sisa atau tidak menyebabkan kerusakan struktur otak. 2.b. Kontusio Cerrebi/memar otak Merupakan perdarahan kecil/ptekie pada jaringan otak akibat pecahnya pembuluh darah kapiler. Hal ini bersama-sama dengan rusaknya jaringan saraf atau otak yang akan menimbulkan Oedema jaringan otak di daerah sekitarnya. Berdasar lokasi bentuknya lesi dibedakan menjadi 2 : 2.b.1. Kaup Kontusio : lesi terjadi pada sisi/tempat benturan 2.b.2. Kontra Kaup : lesi pada area yang berlawanan. PERDARAHAN INTRA KRANIAL Perdarahan vesikuler yang utama dari trauma kepala meliputi: 1. Perdarahan epidural Adalah perdarahan yang terjadi antara tabita internal dan durameter, lokasi tersering di daerah temporal. Sumber perdarahan
3 adalah pecahnya pembuluh darah meningen dan sinus venoslis akibat fraktur cranii. 2. Perdarahan subdural Merupakan perdarahan antara durameter dan arachnoid, dibedakan menjadi 3 : 2.a. Akut : dihubungkan dengan cidera otak besar dan batang otak. Tanda dan gejala klinis : sakit kepala, perasaan kantuk, bingung, gelisah 2.b. Sub akut : biasanya berkembang 7-10 hari setelah cidera dihubungkan dengan kontusio cerrebi yang kuat. 2.c. Kronik : terjadi karena luka ringan, mulanya perdarahan kecil memasuki ruang subdural, beberapa minggu kemudian menumpuk di sekitar membrane vaskuler dan pelan-pelan meluas. 3. Perdarahan intra cerebral Merupakan penumpukan darah pada jaringan otak. B. ETYOLOGI Adanya trauma : 1. Berkecepatan rendah : jatuh dari ketinggian, dipukul 2. Berkecepatan tinggi : kecelakaan lalu lintas 3. Cedera penetrasi peluru C. TANDA DAN GEJALA
4 Gejala yang muncul pada cidera lokal tergantung pada jumlah dan distribusi cidera otak : 1. nyeri menetap/setempat : adanya fraktur. 2. perdarahan dari hidung, faring, telinga dan darah terlhat di bawah konjungtiva, fraktur dasar tengkorak. 3. laserasi/kontusio otak : adanya cairan, spinal berdarah. D. MANIFESTASI KLINIS 1. Gangguan kesadaran 2. Konfusi 3. Abnormalitas pupil 4. Awitan tiba defisit neurologik 5. Perubahan tanda vital Mungkin ada gangguan penglihatan dan pendengaran, disfungsi sensori, kejang otot, vertigo, gangguan pergerakan, kejang adanya shock hipovolemik A. PATOFISIOLOGI Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan O 2 dan glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan dalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan, Jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa. Sebagai bahan bakar metabolisme otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa 25% dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai O 2
5 75% akan terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral. Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan melalui proses metabolic anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada komosio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam. Lalu hal ini akan menyebaban asidosis metabolic. B. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Rontgen tengkorak 2. CT. scan 3. Angiografi C. PENATALAKSANAAN Individu cedera kepala diasumsikan dengan cedera medula cervicalis dari tempat kecelakaan pasien dipindahkan dengan papan dimana kepala dan leher dipertahankan sejajar. Traksi ringan harus dipertahankan pada kepala dan kolar servical. Dipasang dan dipertahankan sampai sinar X medulla servical didapatkan dan diketahui tidak ada cedera medulla spinalis cervical. Semua terapi diarahkan untuk mempertahankan homeostasis otak dan menengah, kerusakan otak skunder. Tindakan ini mencakup : stabilisasi cardiovaskuler dan fungsi pernafasan, untuk mempertahankan fungsi cerebral adekuat, hemoragi terkontrol, hipovolemi diperbaiki dari nilai AGD dipertahankan pada nilai yang diinginkan. G.1. Pedoman penatalaksanaan cedera kepala
6 a. pada semua pasien dengan cedera kepala dilakukan foto tulang belakang, servical, pastikan tulang servical C1-C7 normal. b. pada pasien dengan cedera kepala sedang dan berat. Pasang infus dengan larutan NaCl 0,9% atau RL untuk menghindari adanya oedema cerebri. Lakukan pemeriksaan laboratorium : hematokrit, trombosit, darah perifer lengkap, glukosa protombin. c. lakukan CT. scan, foto rontgen kepala, tidak diberikan jika susah, dilakukan CT. scan karena lebih sensitive untuk mendeteksi fraktur. Pasien dengan CKR/CKB harus dievaluasi adanya : Hematoma epidural Darah dalam subarachnoid dan interventrikel Kontusio dan perdarahan jaringan otak Oedema cerrebri Pergeseran garis tengah Fraktur cranium d. cedera kepala ringan Umumnya dapat dipulangkan tanpa CT. scan dengan criteria : Hasil pemerksaan neurolgis normal Foto servical jelas normal Adanya orang yang bertanggung jawab megamati pasien 24 jam cedera kepala sedang
7 Klien yang menderita konkusi otak (komosio otak) dengan GCS 15 dan CT. scan normal, tidak perlu dirawat meski terdapat nyeri kepala, mual, muntah, pusing, amnesia, resiko timbulnya lesi mata cranial lanjut yang bermakna pada pasien. cedera kepala berat Indikasi intervensi bedah saraf segera. Jika ada indikasi harus segera dikonsultasikan tindakan operasi. Penatalaksanaan CKB seharusnya dilakukan di unit rawat intensif. Meski kerusakan primer akibat akibat cedera otak akibat cedera sangat minim untuk diatasi, tapi sedikitnya untuk mengurangi kerusakan otak akibat hipoksia, hipotensi atau tekanan intracranial yang meningkat. Penilaian ulang jalan nafas Monitor TTV Penatalaksanaan cairan Nutrisi Terapi obat-obatan Temperatur suhu tubuh Pemasangan alat monitor tekanan intracranial pada pasien dengan GCS <8 e. penilain GCS Tingkat keparahan cedera kepala dapat dinilai dengan GCS (Glosgow Coma Scale) dimana kriteria yang secara kwantitatif menilai
8 respon membuka mata (E) respon motorik terbaik (M) dan respon verbal terbaik (V). Respon membuka mata (E) o Membuka mata spontan : 4 o Membuka mata dengan rangsang suara : 3 o Membuka mata dengan rangsang nyeri : 2 o Tidak ada respon : 1 Respon motorik (M) o Mengikuti perintah yang benar : 6 o Mampu melokalisir nyeri : 5 o Menarik diri dari rangsang nyeri : 4 o Fleksi abnormal/dekortikasi : 3 o Ektensi abnormal/deserebrsai : 2 o Tidak ada respon : 1 Respon verbal (V) o Oreantasi baik : 5 o Percakapan membingungkan : 4 o Kata-kata tidak tepat : 3 o Suara tidak bermakna, merintih : 2 o Tidak ada respon : 1 G.2. komplikasi Hematoma intracranial Edema cerebralprogresif
9 Herniasi otak D. PENGKAJIAN FOKUS Pengkajian fokus pola fungsional menurut Doenges, M.E (2000) antara lain : 1. Aktifitas/istirahat Merasa lemah, lelah, kaku, hilang keseimbangan, perubahan kesadaran, letargi, hemiparase, quadriplegi, ataksia cara jalan tidak bisa tegap, kehilangan tonus otot. 2. Sirkulasi Perubahan tekanan darah/hipertensi, perubahan frekwensi jantung, takikardia, diselingi bradikardi. 3. Integritas ego Perubahan tingah laku atau kepribadian (tenang dan dramatis, cemas, mudah tersinggung, delirium, agitasi, bingung, depresi, dan impulsive). 4. Eliminasi Inkontenensia kandung kemih/usus dan mengalami gangguan fungsi. 5. Makanan/cairan Mual, muntah, mengalami perubahan selera makan, gangguan menelan, air liur keluar, disfagia. 6. Neuronsensori Kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian, vertigo, sinkope, tinnitus, kehilangan pendengaran, baal pada extremitas, perubahan pada penglihatan, (diplopia, pandangan kabur dan penurunan ketajaman), perubahan
10 status mental (oreantasi, kewaspadaan, perhatian, konsentrasi, pemecahan masalah), perubahan pupil,/papiledama, wajah tidak simetri, reflek tendon tidak ada atau lemah, aprakasia, hemiparese, kejang, kehilangan sensasi. 7. Nyeri/kenyamanan Sakit kepala dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama, wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak bisa istirahat, merintih. 8. Pernafasan Perubahan pola nafas (cheines stokes/apnea diselingi oleh hiperventilasi) nafas bunyi, stridor, tersedak, ronckhi, mengi positif. 9. Keamanan Adanya trauma baru, fraktur, dislokasi, gangguan penglihatan, adanya tanda battle pada sekitar telinga, gangguan kognitif, gangguan rentang gerak, tonus otot hilang, kekuatan secara umum mengalami paralysis, demam. 10. Interaksi sosial Afasia motorik dan sensorik, bicara tanpa arti/bicara diulang-ulang, disartria. 11. Penyuluhan/pembelajaran Kajian adanya riwayat penggunaan alkohol dan obat lain, kemampuan perawatan diri, transportasi dan perubahan tata ruang atau penempatan fasilitas lain di rumah.
11 Perubahan kemampuan mencerna dan menelan Nadi jadi dalam dan cheine stokes Diplopia,padangan kabur, ketajaman penglihatan 12. Pemeriksaan diagnostik a. CT. Scan untuk menentukan hemoragi, ukuran ventrikel, pergeseran jaringan otak. b. Angiografi untuk menunjukkan kelainan sirkulasi cerebral seperti pergeseran jaringan otak akibat edema, perdarahan dan trauma. c. Sinar X untuk menentukan adanya fraktur tengkorak. d. Analisa gas darah untuk mengetahui masalah ventilasi dan oksigenasi akibat peningkatan tekanan intracranial. E. PATHWAYS KEPERAWATAN J. Trauma kepala deselerasi Trauma kepala aselerasi pengubahan posisi rotasi pada kepala Trauma reagangan dan robekan pada substansia alba dan batang otak Autoregulasi cairan cerebral terganggu Peningkatan volume darah yang berakibat peningkatan isi intra kranial Tekanan intrkanial meningkat Mk = perubahan perfusi jaringan cerebral Diorentrasi, letargi, gejala Edema otak dan herniasi otak Menekan saraf III (Oculomotorik) Penurunan kesadaran Kompresi batang otak Pupil edema/melebar
12 (TuCker, 5-M,1997 = = smeltzer, 5-C & bare, B-G ; ; long, B.C, 1995 = ; hudak & gallo, 1996 : 226; doenges, M.E ; padsantjoyo, 2003 : 21) J. FOKUS INTERVENSI 1. Perubahan perfusi jaringan periserebral berhubungan dengan edema serebral a. Tujuan : Klien mampu mempertahankan tingkat kesadaran biasa setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria perbaikan kognitif, perbaikan fungsi motorik, dan sensori, tanda vital stabil dan tidak ada tanda peningkatan intracranial (Doenges, M.E, 2000 : 273) b. Intervensi (Doenges, M.E, 2000 : ) 1. Kaji faktor : yang berhubungan dan menyebabkan peningkatan tekanan intracranial 2. Pantau status neurologis (GCS) 3. Pantau tekanan darah, nadi 4. Evaluasi keadaan pupil, ukuran, ketajaman dan kesamaan reaksi terhadap cahaya 5. Kaji perubahan penglihatan, pandangan kabur 6. Kaji reflek menelan, batuk, babinski 7. Pantau suhu dan atur suhu lingkungan 8. Pertahankan kepala/leher pada posisi terlentang atau pada posisi netral dengan gulungan handuk kecil, hindari pemakaian bantal besar
13 9. Bantu pasien membatasi/menghindari batuk, muntah, pengeluaran faeses dengan dipaksakan/hindari mengejang dengan kuat 10. Tinggikan kepala pasien derajat sesuai indikasi 11. Batasi pemberian cairan, berikan parenteral dengan alat control 12. Berikan oksigen sesuai tambahan 13. Pantau GDA 14. Berikan obat-obatan sesuai indikasi(diuretic, steroid, anti konvulsan, chlorpromazine, analgetik, sedative, antiplretik) 2. Resiko tinggi pola nafas inefektif a. Tujuan Klien mampu mempertahankan pola pernafasan normal/efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria: bebas dari diagnosis, GDA dalam batas normal (Doenges,M.E, 2000 :277). b. Intervensi (Doenges,M.E, 2000 : ). 1) Pantau frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan 2) Catat kompetensi refleks gag/menelan 3) Angkat kepala tempat tidur sesuai aturan 4) Anjurkan klien melakukan nafas dalam 5) Lakukan pengisapan lendir dengan hati-hati kurang dari 10 detik 6) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya hiperventilasi dan adanya suara tambahan (ronki, krekles, mengi) 7) Pantau analisa gas darah 8) Berikan oksigen sesuai indikasi
14 9) Lakukan fisioterapi dada 3. Perubahan persepsi sensori (penglihatan) a. Tujuan Klien dapat mempertahankan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan criteria : mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan residu, mendemonstrasikan perubahan perilaku/gaya hidup untuk mengkompensasi/defisit hasil (Doenges,M.E, 2000 : 278). b. Intervensi (Doenges,M.E, 2000 : ) 1) Pantau adanya perubahan orientasi 2) Kaji kesadaran sensorik 3) Observasi respons perilaku 4) Hilangkan suara bising/stimulus yang berlebihan sesuai kebutuhan 5) Bicara dengan suara yang lembut dan pelan gunakan kalimat yang pendek dan sederhana, pertahankan kontak mata 6) Berikan stimulasi yang bermanfaat (verbal dengan berbincang-bincang dengan pasien, taktil dengan sentuhan, pendengaran dengan tape dan radio, hindari isolasi baik secara fisik maupun psikologis 7) Beri lingkungan yang terstruktur termasuk terapi dan aktivitas 8) Gunakan penerangan pada siang dan malam hari 9) Berikan keamanan pada pasien 10) Berikan kesempatan berkomunikasi yang banyak 4. Perubahan proses pikir
15 a. Tujuan Klien mampu mempertahankan/melakukan kembali orientasi mental dan realitas biasa setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria : mengenali perubahan berpikir/berperilaku, berpartisipasi dalam aturan terapeutik/penyerapan kognitif (Doenges,M.E, 2000:280). b. Intervensi (Doenges,M.E, 2000: ). 1) Kaji tentang perhatian, kebingungan, kecemasan klien 2) Pertahankan bantuan yang diberikan oleh staf 3) Usahakan klien untuk dilatih kealam realitas dan hindari berfikir yang tidak masuk akal 4) Berikan penjelasan tentang prosedur-prosedur yang akan dilakukan 5) Kurangi stimulus yang merangsang, kritik yang negativ, argumentasi, konfrontasi 6) Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang diungkapkan oleh klien 7) Sarankan untuk melakukan relaksasi 8) Hindari meninggalkan pasien sendirian 5. Kerusakan mobilitas fisik a. Tujuan Klien dapat melakukan kembali/mempertahankan posisi fungsi optimal setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria : tidak adanya footdrop, kontraktur (Doenges,M.E, 2000:282). b. Intervensi (Doenges,M.E, 2000: )
16 1) Kaji kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada kerusakan yang terjadi 2) Letakkan klien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan 3) Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional 4) Sokong kepala dan badan, tangan dan lengan, kaki dan paha ketika pasien berada pada kursi roda 5) Intruksi klien mengikuti program latihan dan penggunaan alat mobilisasi 6) Bantu klien melakukan latihan rentang gerak 7) Berikan perawatan kulit dengan cermat, massase dengan pelembab 8) Ganti pakaian atau linen yang basah dengan yang kering 6. Resiko tinggi nutrisi urang dari kebutuhan tubuh 1). Tujuan Tidak terjadi kekurangan nutrisi dengan kriteria : BB stabil, Diare terhenti, makan yang disediakan habis (Wahidi,K.R & Aryati,Y,1993: 59). 2). Intervensi a). Kaji makan kesukaan dan tidak suka, kesulitan menelan adanya mual & muntah b). Anjurkan pasien bed rest total c). Berikan tindakan kenyamanan seperti oral hygiene
17 d). Berikan makan porsi kecil tapi sering dalam keadaan hangat sesuai diit e). Timbang BB tiap hari f). Pantau nilai albumin serum
LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciTipe trauma kepala Trauma kepala terbuka
TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN ) Disusun oleh: Endri Normawati (2520142434 / 08) AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinci- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang
3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan
Lebih terperinciPendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan
HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam
Lebih terperinciTRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C
TRAUMA KEPALA Doni Aprialdi C11050165 Lusi Sandra H C11050171 Cynthia Dyliza C11050173 PENDAHULUAN Insidensi trauma kepala di USA sekitar 180-220 kasus/100.000 populasi (600.000/tahunnya) 10 % dari kasus-kasus
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).
Lebih terperinciMODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH Topik : Bedah saraf Judul : Cedera Kepala ( 3b) Tujuan pembelajaran Kognitf II. 1. Menjelaskan anatomi kepala 2. Menjelaskan patogenesa cedera kepala 3. Menjelaskan diagnosis
Lebih terperinciSinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala
Sinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan
Lebih terperinci5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan
5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas
Lebih terperinciALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN Definisi : penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15) Riwayat : Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Mekanisme cedera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat
Lebih terperinciHead Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail
Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail Pengertian Menurut Irwana (2009), cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri
BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Hipertensi didefinisikan sebagai kenaikan secara pasti tekanan darah arteri pada angka 140/90 mmhg atau lebih. Dibedakan bahwa hipertensi sistolik mengarah pada tekanan
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4
LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Klien resume 4 Nama Mahasiswa : Uci Ramadhani Tanggal : 24 Juli 2008 NPM : 0711464809 Ruangan : IGD Nama psien Umur Diagnosa medis : An.M : 7
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN. Setiawan, S.Kp., MNS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SHOCK HYPOVOLEMIK Setiawan, S.Kp., MNS KLASIFIKASI SHOCK HYPOVOLEMIC SHOCK CARDIOGENIC SHOCK SEPTIC SHOCK NEUROGENIC SHOCK ANAPHYLACTIC SHOCK TAHAPAN SHOCK TAHAP INISIAL
Lebih terperinciHIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS
HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS I. DEFINISI Hipoglikemia adalah batas terendah kadar glukosa darah puasa (true glucose) adalah 60 mg %, dengan dasar tersebut maka penurunan kadar glukosa darah
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciEtiologi. Kecelakaan lalu lintas (sepeda motor, mobil dll ) Jatuh Kecelakaan industri Kecelakaan olah raga
HEAD INJURY Pengertian Head injury (cidera kepala) trauma otak akibat benturan kekuatan fisik eksternal, berdampak gangguan kesadaran, kemampuan kognitif dan fungsi fisik secara temporer atau permanen
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN CEDERA KEPALA RINGAN (CKR)
LAPORAN PENDAHULUAN CEDERA KEPALA RINGAN (CKR) LAPORAN PENDAHULUAN CEDERA KEPALA RINGAN OLEH: ELLA MARTHA LAUDYA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk
Lebih terperinciCIDERA KEPALA Pengertian 2. Etiologi Patofisiologi
1. Pengertian Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. Suatu gangguan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala Akibat Trauma Cedera kepala umumnya diklasifikasikan atas satu dari tiga sistem utama, yaitu: keparahan klinis, tipe patoanatomi dan mekanisme fisik.
Lebih terperinciCEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA
Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem persarafan terdiri dari otak, medulla spinalis, dan saraf perifer. Struktur ini bertanggung jawab mengendalikan dan mengordinasikan aktivitas sel tubuh melalui
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh: ADE SOFIYAN J500050044 Kepada : FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT MATERNITAS: EKLAMPSIA NIKEN ANDALASARI Pengertian Eklampsia Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia memburuk menjadi kejang (Helen varney;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. systole dan tekanan darah diastole. Niai normal dari MAP adalah berkisar
BAB II TINJAUAN TEORI A. Mean Arterial Pressure (MAP) 1. Konsep dasar MAP Mean arterial pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90
1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi
Lebih terperincicairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.
I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau ilieus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi
Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL I. DEFINISI Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
Lebih terperinciKELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS
KELOMPOK 4 ASUHAN KEPERAWATAN EMERGENCY DAN KRITIS Bunuh diri merupakan kematian yang diperbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid I. Kaplan & Berjamin J. Sadock, 1998). Bunuh diri adalah
Lebih terperinciPORTOFOLIO KASUS MEDIK
PORTOFOLIO KASUS MEDIK Oleh: dr. Sukron Nanda Firmansyah PENDAMPING: dr. Moch Jasin, M.Kes Portofolio Kasus No. ID dan Nama Peserta : dr. SukronNanda Firmansyah No. ID dan Nama Wahana: RSU Dr. H. Koesnadi
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : CEDERA KEPALA POST KRANIOTOMI HARI KE-2 DI RUANG SOFA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : WIJAYANTI
Lebih terperinciSyok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi
Syok Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh.
Lebih terperinciMONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI
MONITORING DAN ASUHAN KEPERAWATANA PASIEN POST OPERASI Oleh : Furkon Nurhakim INTERVENSI PASCA OPERASI PASE PASCA ANESTHESI Periode segera setelah anesthesi à gawat MEMPERTAHANKAN VENTILASI PULMONARI Periode
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN MANAJEMEN NYERI PADA LUKA POST OPERASI OLEH ANDITA NOVTIANA SARI FLAMINGO 1 P17420509004 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI KEPERAWATAN MAGELANG 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi terutama dalam bidang transportasi mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ASIDOSIS RESPIRATORI A. PENGAKAJIAN. 1. Teliti Riwayat Klinis Dari Perjalanan Penyakit Yang Dapat Mengakibatkan Asidosis Respiratorik. 2. Teliti Tanda Dan Gejala Klinis Yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA USILA DENGAN GANGGUAN SISTEM CARDIOVASKULER (ANGINA PECTORIS) ANGINA PECTORIS I. PENGERTIAN Angina pectoris adalah suatu sindrom klinis di mana pasien mendapat serangan sakit dada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan
Lebih terperinciPANDUAN ASESMEN PASIEN
PANDUAN ASESMEN PASIEN BAB I : PENDAHULUAN Semua pasien yang datang ke rumah sakit akan dilakukan asesmen atau pengkajian yaitu asesmen informasi (yang berisi tentang asesmen medis, riwayat sakit dahulu),
Lebih terperinciDitetapkan Tanggal Terbit
ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi
BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Obstruksi usus atau illeus adalah gangguan aliran normal isi usus sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi saluran cerna
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. cedera (Sjamsuhidajat, 1997). Trauma abdomen terbagi menjadi jenis : Trauma
1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera (Sjamsuhidajat, 1997). Trauma abdomen terbagi menjadi jenis : Trauma terhadap dinding abdomen.trauma
Lebih terperinciGangguan Neuromuskular
Bab 9 Gangguan Neuromuskular Oleh: Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC. Tujuan Pembelajaran Setelah menyelesaikan bab ini, pembaca/peserta didik diharapkan mampu: mendeskripsikan konsep palsi
Lebih terperinciMenurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis traktur meliputi:
DEFINISI Terdapat beberapa pengertian mengenai fraktur, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literature. Menurut FKUI (2000), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang,
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi tubuh, karena di dalam otak terdapat berbagai pusat kontrol seperti pengendalian fisik, intelektual,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA. OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIMENSIA OLEH: Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep, Sp. Kom PERUBAHAN PADA LANSIA Anatomi Dewasa Perubahan pada lansia Otak Saraf otonom Sistem saraf perifer Otak terletak di dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan
Lebih terperinciPENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan
PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciA. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:
A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang di akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen stroke initiative (2003),
Lebih terperinciPROSES TERJADINYA MASALAH
PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan
Lebih terperinciLAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN
LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN HUBUNGN PENGETAHUAN TENTANG TRAUMA KEPALA DENGAN PERAN PERAWAT (PELAKSANA) DALAM PENANGANAN PASIEN TRAUMA KEPALA DI UNIT GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT QADR TANGERANG
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciTARGET KOMPETENSI PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN TH. 2015/2016
NO MACAM KETRAMPILAN/ TARGET RUANG CARA MELAKUKAN JUMLAH PARAF A KEBUTUHAN PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL 1. menerima Pasien Baru a. Komunikasi 5x b. Orientasi ruangan pada pasien 5x 2. Spiritual a. Menuntun wudlu
Lebih terperinciClinical Science Session Pain
Clinical Science Session Pain Disusun oleh : Nurlina Wardhani 1301-1214-0658 William Reinaldi 1301-1214-0503 Preseptor : Arnengsih, dr., Sp.KFR BAGIAN ILMU KESEHATAN FISIK DAN REHABILITASI FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat
46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat
Lebih terperinci4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.
Oleh Ida Maryati, Sp.Mat 1 Kala I Fase laten : true labor dilatasi serviks 3 cm (20 jam pada nullipara, 14 jam pada multipara). Fase aktif : dari dilatasi serviks > 3 cm sampai 10 cm. Kala II: dari dilatasi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Trauma kapitis. Trauma kapitis merupakan trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dengan
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. memperlihatkan iregularitas mukosa. gastritis dibagi menjadi 2 macam : Penyebab terjadinya Gastritis tergantung dari typenya :
LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIK 1. DEFINISI Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung. Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yg ditemukan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. sucking. Responden yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai dengan
BAB V PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hubungan asfiksia neonatorum dengan daya reflek sucking bayi baru lahir umur 0 hari di RSUD Karanganyar menggunakan instrumen data rekam medis dan
Lebih terperinciBAB III ANALISA KASUS
BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciC. Penyimpangan Tidur Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis, narkolepsi, night terrors, mendengkur, dll
Asuhan Keperawatan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 1.2.1 Pengkajian Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan istirahat dan tidur meliputi pengkaiian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerebrovaskular accident atau yang sering di sebut dengan istilah stroke adalah gangguan peredaran darah di otak yang mengakibatkan terganggunya fungsi otak yang berkembang
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian... 39
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii MOTTO... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR LAMPIRAN... xi KATA PENGANTAR... xii PERNYATAAN...xiii
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan teori dan proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 7-9 Agustus 2014 di Ruang Prabu Kresna
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri
BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri terhadap prosedur pemasangan infus dan membandingkan antara teori yang sudah ada dengan kenyataan
Lebih terperinci: Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar
Nama : Ikhsanuddin Ahmad Hrp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Gawat Darurat Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Kegawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan virus dengue. Penyakit DBD tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang, tetapi ditularkan kepada manusia
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciKekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan
F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9
Lebih terperinciPATHWAY THALASEMIA. Mutasi DNA. Produksi rantai alfa dan beta Hb berkurang. Kelainan pada eritrosit. Pengikatan O 2 berkurang
PATHWAY THALASEMIA Penyebab primer: - Sintetis Hb A
Lebih terperinciPANDUANTRIASE RUMAH SAKIT
PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN... Definisi Triase adalah cara pemilahan penderita untuk menentukan prioritas penanganan pasien berdasarkan tingkat kegawatanya dan masalah yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Massage adalah suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. produktif (Japardi, 2004). Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian utama dikisaran usia produktif (Japardi,
Lebih terperinciDigunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain
BEBERAPA PERALATAN DI RUANG ICU 1. Termometer 2. Stethoscope Digunakan untuk mengukur suhu tubuh 3. Tensimeter Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi
Lebih terperinci