Assalamualaikum... Welcome to my blog... Do not forget to give comment. Always Good Morning. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk
|
|
- Suharto Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Tri Hariyana SELAMAT DATANG 歡迎 Assalamualaikum... Welcome to my blog... Do not forget to give comment. Always Good Morning Selasa, 28 Juni 2011 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk A. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN COMMON SIZE PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA COMMON SIZE 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan dalam Persen) AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan setara kas 10,78 15,27 Investasi jangka pendek 1,57 0,76 Piutang Usaha bersih Pihak ke tiga 5,27 6,80 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,43 0,38 Bukan Usaha Pihak ke tiga 1,02 0,49 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,24 0,28 Persediaan Bersih 15,30 14,04 Uang muka dan jaminan 0,67 0,80 Pajak dibayar di muka 1,16 0,54 Beban tanaman ditangguhkan 0,15 0,09 Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya 0,23 0,25 Jumlah aktiva lancar 36,87 39,75 Aktiva Tidak Lancar Tagihan pajak penghasilan 0,20 0,16 Piutang plasma - bersih 1,01 0,79 Aktiva pajak tangguhan - bersih 0,57 0,56 Penyertaan jangka panjang dan uang muka untuk pembelian investasi 0,41 0,06
2 Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan setelah dikurangi akumulasi amortisasi 9,13 11,12 Tanaman belum menghasilkan 4,02 5,04 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 24,21 27,49 Beban ditangguhkan - bersih 1,42 1,60 Goodwill - bersih 11,32 10,35 Aktiva tidak berwujud - bersih 6,56 0,00 Aktiva tidak lancar lainnya 4,22 3,03 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 63,13 60,25 Jumlah Aktiva 100,00 100,00 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang bank jangka pendek dan cerukan 19,28 19,30 Hutang trust receipts 5,43 4,05 Hutang Usaha Pihak ketiga 6,1861 5,93 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,16 0,23 Bukan usaha Pihak ketiga 1,15 1,700 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 0,52 0,41 Beban masih harus dibayar 2,78 4,00 Hutang pajak 1,51 1,67 Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi - bersih 2,46 4,12 Hutang bank 1,53 1,91 Hutang sewa 0,02 0,02 Jumlah Kewajiban Lancar 41,07 43,38 Kewajiban Tidak Lancar Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank 13,14 2,31 Hutang obligasi - bersih 5,02 9,96 Hutang sewa 0,02 0,02 Jumlah pinjaman jangka panjang 18,18 12,31 Kewajiban pajak tangguhan - bersih 4,76 5,11
3 Estimasi kewajiban imbalan kerja 2,47 2,45 Kewajiban tidak lancar lainnya 0,25 0,00 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 25,68 19,86 Goodwill - bersih 0,01 0,01 Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan 11,77 12,58 EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar saham 2,21 3,17 Modal ditempatkan dan disetor penuh Agio saham 3,78 3,97 Selisih nilai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali -2,93-3,54 Laba yang belum terealisasi atas investasi efek - bersih 0,46 0,51 Selisih perubahan ekuitas anak Perusahaan 3,97 5,42 Selisih kurs atas penjabaran laporan keuangan 0,49 0,09 Modal proforma 0,00 0,21 Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya ,18 Belum ditentukan penggunaannya ,64 Modal saham yang diperoleh kembali 0,00-2,49 Jumlah Ekuitas Bersih 21,46 24,20 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 100,00 100,00 Secara umum, proporsi aktiva PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak berubah secara signifikan. Hanya ada beberapa pos yang mengalami perubahan. Untuk pos utama aset lancar dan aset tidak lancar mengalami perubahan proporsi sekitar 3%. Untuk pos aktiva lancar proporsinya turun sebesar kenaikan proporsi aktiva tidak lancar. Di dalam pos aktiva lancar sendiri proporsi kas mengalami penurunan sekitar 4,5% dan ada kenaikan proporsi dalam investasi jangka pendek sebesar 0,8%, serta akun piutang dan persediaan juga proporsinya naik. Bisa dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2008 sedang melakukan investasi sekuritas tambahan, membeli kembali inventori dan tingkat perputaran kas pada debitor yang agak macet karena kita ketahui bahwa tahun 2008 merupakan tahun terburuk dalam dasawarsa terakhir karena dunia pada saat itu sedang mengalami krisis global. Meskipun tidak terlalu berpengaruh secara signifikan terhadap industri konsumsi di Indonesia karena memang Indonesia pertumbuhan ekonomi diukur dari segi konsumsi, maka imbasnya bagi perusahaan manufaktur seperti PT Indofood ini tidak terlalu besar. Untuk aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sebesar proporsi penurunan aktila lancar. Kenaikan terbesar dari pos aktiva
4 tidak lancar adalah dari aktiva tidak berwujud. Aktiva ini mengalami kenaikan sekitar 6% dari posisi semula 0%. Seperti yang sudah dinyatakan sebelumnya bahwa penurunan aktiva lancar juga sebagian dialihkan oleh perusahaan untuk memperluas investasi. Hal ini dibuktikan dengan naiknya nilai uang muka investasi secara cukup signifikan. Perubahan yang paling signifikan adalah naiknya proporsi aktiva tidak berwujud sebesar 6% dari proporsi total aktiva. Aktiva tidak berwujud ini terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh Indolakto, yang timbul sehubungan dengan transaksi akuisisi. Merek-merek tersebut diantaranya adalah Indomilk, Cap Enaak, Tiga Sapi, Crima, Kreme dan Indoeskrim. Pengakuan aset tidak berwujud ini sesuai dengan harga perolehan dan nilainya diamortisasi setiap tahun. Piutang plasma dan tagihan pajak mengalami kenaikan namun dalam proporsi yang kecil. Untuk beberapa pos mengalami penurunan karena memang nilainya diamortisasi atau didepresiasi, misalnya untuk pos tanaman yang menghasilkan dan aktiva tetap termasuk peralatan, mesin, gedung, dll. Untuk pos pasiva, kondisi dari hutang lancar mengalami penurunan sekitar 2% sedangkan untuk pos utang jangka panjang proporsinya naik secara cukup tajam, yaitu 6%. Sedangkan untuk modal berkurang proporsinya sekitar 3%. Untuk utang lancer, beberapa pos mengalami kenaikan seperti utang trust, utang pada pihak ke tiga untuk mendanai hal-hal di luar operasi perusahaan dan perusahaan pun mencari kreditur yang benar-benar bisa dipercayai dan telah menjadi mitra dengan perusahaan. Utang yang mengalami penurunan antara lain utang obligasi karena memang setiap tahun perusahaan harus membayar cicilan bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo. Begitu juga dengan utang bank dan utang pajak yang harus segera dilunasi karena tempo pembayarannya telah jatuh. Utang-utang accrual pun proporsinya berkurang karena setiap tahun juga perusahaan harus membayar biaya-biaya operasional dan biaya-biaya lainnya. Di sisi lain, utang jangka panjang malah bertambah secara signifikan proporsinya antara lain utang bank yang naik sekitar 8,8%. Perusahaan mungkin menilai bahwa utang bank yang tersisa pada tahun 2007 adalah hampir nol, maka mungkin biasanya bank menawari kredit lagi atau mungkin hal ini pertimbangan dari manajer pula untuk lebih memilih kredit di bank dan segera melunasi obligasi-obligasi jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Nilai dari hak minoritas perusahaan otomatis turun karena pada tahun 2008 perusahaan telah melakukan
5 buyback atas sebagian sahamnya dan mungkin juga karena pelaku sentimen dari pasar yang khawatir mengenai krisis global sehingga mereka para pemilik saham minoritas pada akhirnya banyak yang melepas sahamya. Perusahaan terlalu berani dalam keadaan krisis global lebih mendanai dengan utang. Tapi, mungkin juga hal ini dipengaruhi oleh turunnya harga saham. Namun, turunnya harga saham indofood tidaklah sevolatil industri yang lain. Modal perusahaan juga secara umum mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari modal disetor proporsinya mengalami penurunan meskipun saham treasury sudah dijual lagi kepada publik, namun dapat diketahui dari agio saham yang mengalami penurunan bisa mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami disagio. Jika tidak, maka memang proporsi kenaikannya sangat tidak sebanding dengan proporsi kenaikan utang jangka panjang. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI COMMON SIZE Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2007 (Disajikan dalam Persen) Penjualan Bersih 100,00 100,00 Beban Pokok Penjualan 76,86 76,21 Laba Kotor 23,13 23,78 Beban Usaha Penjualan 7,06 8,39 Umum dan administrasi 4,87 5,05 Jumlah Beban Usaha 11,94 13,45 Laba Usaha 11,18 10,32 Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga 0,43 0,56 Beban bunga dan pendanaan lainnya -2,98-2,55 Laba/(rugi) kurs - bersih -1,83 0,04 Lain-lain - bersih -0,10-1,06 Beban Lain-lain - Bersih -4,48-2,99 Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak 6,70 7,32 Penghasilan Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun berjalan -3,04-3,15 Tangguhan 0,97 0,67 Beban Pajak Penghasilan - Bersih -2,06-2,48 Laba Sebelum Hak Minoritas Atas Laba Bersih Anak Perusahaan dan Penyesuaian Proforma 4,63 4,85
6 Hak Minoritas Atas -2,01-0,14 Laba Bersih Anak Perusahaan - Bersih Penyesuaian Proforma 0,05 0,06 Laba Bersih 2,66 3,52 Harga pokok penjualan untuk periode 2008 mengalami kenaikan proporsi sekitar 0,65%. Hal ini mengindikasikan adanya harga-harga/inflasi yang cukup signifikan untuk harga-harga bahan baku dan beban produksi sehingga pada tahun 2008 proporsi laba kotor mengalami penurunan. Selain itu, hal ini juga disebabkan kenaikan jumlah produksi. Hal ini bisa dilihat dari kenaikan jumlah persediaanyang dimiliki perusahaan dan pos persediaan akhir yang dimiliki. Namun, untuk tahun 2008 beban administrasi dan penjualan menurun secara proporsi meskipun secara jumlah meningkat. Pos-pos biaya menurun seperti iklan mengindikasikan belanja iklan untuk perusahaan memang menurun. Biaya yang naik seperti biaya gaji, upah karyawan. Biaya untuk barang rusak juga mengalami kenaikan. Hal ini mengindikasikan kualitas bahan baku atau tingkat kualitas distribusi mengalami penurunan. Telekomunikasi dan bahan bakar juga mengalami kenaikan karena memang perusahaan pada saat itu sedang mengalami kenaikan penjualan dan sisi permintaan tentunya juga naik sehingga hal ini wajar menimbulkan kenaikan pada sejumlah pos-pos biaya. Namun pada akhirnya kenaikan ini tidak sebesar proporsi terhadap penjualan pada tahun 2007 sehingga proporsi laba usaha mengalami kenaikan sekitar 0,86%. Pos yang paling memengaruhi laba sebelum pajak adalah kerugian selisih kurs karena kita tahu bahwa rupiah pada tahun 2008 mengalami koreksi yang signifikan dan nilainya terus melemah sampai awal tahun 2009 nilainya berangsur membaik menuju level Rp 9000-an per dolar. Kerugian atas selisih kurs mengubah 1,79% proporsi beban. Beban bunga dan lainnya juga mengalami kenaikan. Selain karena perusahaan menambah utang jangka panjang, juga perusahaan sedang mengalami kenaikan penjualan sehingga laba sebelu pajak proporsinya jauh lebih kecil daripada laba tahun 2007 (mengalami penurunan sebesar 0,62%). Untuk pos beban pajak mengalami penurunan proporsi terhadap penjualan meskipun jumlahnya naik. Proporsi pajak penghasilan misalnya naik pada pos tangguhan karena perusahaan masih menangguhkan biaya dan gaji atau karena memang perusahaan menunggu sampai jatuh tempo masa SPT badan. Sedangkan untuk beban gaji proporsinya mengalami penurunan meskipun memang beban upah
7 dan gaji mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Laba sebelum hak minoritas juga mengalami penurunan proporsinya 0,25% dibandingkan dengan tahun Hak minoritas atas aktiva proporsinya naik secara signifikan karena memang pada tahun 2008 perusahaan kembali menjual saham treasury nya ke publik sehingga konsekuensinya adalah kepemilikannya semakin menyebar dan tentu saja pemilik minoritas berhak atas hak-hak atas aktiva. Hal inilah yang pada akhirnya menurunkan proporsi laba bersih perusahaan pada tahun 2008 dengan tahun 2007 adalah sekitar 0,9% meskipun secara esensi nilainya naik. B. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KOMPARATIF 31 Desember 2008 dan 2007 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA Perubahan Dalam% Dalam rupiah Aktiva Lancar Kas dan setara kas ,88 ( ) Investasi jangka pendek , Piutang Usaha bersih Pihak ke tiga , Pihak yang mempunyai hubungan istimewa , Bukan Usaha Pihak ke tiga , Pihak yang mempunyai , hubungan istimewa Persediaan Bersih , Uang muka dan jaminan , Pajak dibayar di muka , Beban tanaman ditangguhkan , Biaya dibayar di muka dan aktiva lancar lainnya , Jumlah aktiva lancar , Aktiva Tidak Lancar Tagihan pajak penghasilan ,
8 Piutang plasma - bersih , Aktiva pajak tangguhan - bersih , Penyertaan jangka panjang dan , uang muka untuk pembelian investasi Tanaman perkebunan Tanaman menghasilkan setelah , dikurangi akumulasi amortisasi Tanaman belum menghasilkan , Aset tetap - setelah dikurangi , akumulasi penyusutan Beban ditangguhkan - bersih , Goodwill - bersih , Aktiva tidak berwujud - bersih Aktiva tidak lancar lainnya , Jumlah Aktiva Tidak Lancar , Jumlah Aktiva , KEWAJIBAN DAN Perubahan EKUITAS Dalam% Dalam Rp Kewajiban Lancar Hutang bank jangka pendek , dan cerukan Hutang trust receipts , Hutang Usaha Pihak ketiga , Pihak yang mempunyai , hubungan istimewa Bukan usaha Pihak ketiga , Pihak yang mempunyai , hubungan istimewa Beban masih harus dibayar , Hutang pajak , Pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang obligasi - bersih , Hutang bank Hutang sewa , Jumlah Kewajiban Lancar , Kewajiban Tidak Lancar Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank ,
9 Hutang obligasi - bersih , Hutang sewa , Jumlah pinjaman jangka , panjang Kewajiban pajak tangguhan , bersih Estimasi kewajiban imbalan , kerja Kewajiban tidak lancar lainnya Jumlah Kewajiban Tidak , Lancar Goodwill - bersih , Hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan , Perubahan EKUITAS Persen% DalamRp Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar , saham Modal ditempatkan dan disetor penuh Agio saham , Selisih nilai transaksi ( ) ( ) 10, restrukturisasi antara entitas sepengendali Laba yang belum terealisasi , atas investasi efek - bersih Selisih perubahan ekuitas anak , Perusahaan Selisih kurs atas penjabaran , laporan keuangan Modal proforma , Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan , penggunaannya Modal saham yang diperoleh 0 ( ) -100, kembali Jumlah Ekuitas Bersih , JUMLAH KEWAJIBAN DAN ,
10 EKUITAS PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2008, 2007 (Disajikan Dalam Jutaan Rupiah) Dalam% Perubahan Dalam Rp Penjualan Bersih , Beban Pokok Penjualan , Laba Kotor , Beban Usaha Penjualan , Umum Dan Administrasi , Jumlah Beban Usaha , Laba Usaha , Penghasilan/(Beban) Lain-Lain Penghasilan bunga , Beban bunga dan pendanaan ( ) ( ) 62, lainnya Laba/(rugi) kurs - bersih ( ) ,50 ( ) Lain-lain - bersih (39.476) ( ) -86,67 ( ) Beban Lain-lain - Bersih ( ) ( ) 108, Laba Sebelum Manfaat (Beban) , Pajak Penghasilan Manfaat/(Beban) Pajak Penghasilan Tahun berjalan ( ) ( ) 34, Tangguhan , Beban Pajak Penghasilan - ( ) ( ) 16, Bersih Laba Sebelum Hak Minoritas , Atas Laba Bersih Anak Perusahaan Dan Penyesuaian Proforma Hak Minoritas Atas Laba Bersih ( ) ( ) 102, Anak Perusahaan - Bersih Penyesuaian Proforma , Laba Bersih ,
11 Kas perusahaan pada tahun 2008 mengalami penurunan sekitar 5,88% dibandingkan dengan tahun Untuk investasi nilainya naik hampir 175%. Memang perusahaan pada saat itu sedang melakukan banyak pembelian pada sekuritas-sekuritas jangka pendek yang return nya bisa dihasilkan pada tempo yang telah ditentukan perusahaan. Untuk pos piutang nilainya juga mengalami kenaikan secara signifikan pada semua pos baik piutang usaha atau bukan usaha mengindikasikan bahwa tingkat penagihan piutang semakin menurun atau tingkat kemampuan debtor menurun untuk membayar utang terhadap perusahaan. Nilai persediaan akhir bersih perusahaan juga mengalami kenaikan. Kenaikan paling signifikan terjadi pada pos pajak dibayar di muka dan beban yang ditangguhkan. Namun, secara umum, kenaikan pos aktiva lancar adalah sekitar 23,61%. Aktiva tidak lancar juga nilainya mengalami kenaikan sekitar 39,65% dari tahun Kenaikan terbesar ada di aset tidak berwujud karena memang perusahaan pada waktu itu sedang gencargencar melakukan akuisisi untuk merek-merek tertentu, seperti susu cap enaak, indoeskrim, dll. Piutang plasma juga nilainya mengalami kenaikan secara signifikan karena memang perusahaan pada waktu itu sedang melakukan peningkatan pada sektor plasma, sedangkan biaya masih ditanggung oleh anak perusahaan, dan masih menunggu pencairan dana dari bank. Aset tetap juga nilainya mengalami kenaikan karena perusahaan juga sedang melakukan penambahan terhadap aktiva tetap, mungkin disebabkan karena keadaan mesin atau gedung yang nilai efisiensi telah menurun atau sekedar strategi peningkatan produksi. Aktiva tidal lancar lainnya juga mengalami kenaikan sekitar 85%. Kenaikan ini terkait dengan sewa atas ruang perkantoran yang digunakan untuk jangka panjang dan nilainya diakui sebagai aktiva tidak lancar lainnya. Sewa semacam ini tergolong capital lease. Total aktiva secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar 33%. Jumlah kewajiban perusahaan mengalami kenaikan baik lancar maupun tidak lancar. Kewajiban lancar naik 26,17% dan tidak lancar naik 72%. Utang bank jangka pendek naik 33,14% disebabkan karena perusahaan dalam jangka pendek harus memenuhi berbagai operasi perusahaan. Selain itu, perusahaan juga mengadakan perjanjian utang dengan pihak pihak yang dipercaya lainnya dan nilainya meningkat 78,61%. Paling tidak, ada sebagian utang usaha yang telah dilunasi diindikasikan ada penurunan dari beberapa pos utang meskipun penurunannya tidak terlalu signifikan.. Utang-utang ini digunakan perusahaan sebagian besar juga untuk aktivitas investasi jangka pendek dan operasi. Selain itu juga untuk melunasi utang jangka
12 panjang yang telah jatuh tempo seperti utang obligasi. Utang tidak lancar naik sebesar 72,29%. Utang ini didominasi oleh utang bank yang membengkak sampai 700%. Utang ini juga disebabkan agar pendanaan perusahaan untuk meningkatkan operasi maupun investasi tidak terganggu karena menurunnya nilai pasar saham. Utang bank ini juga dalam rangka mendukung program plasma perusahaan. Utang bank ini mayoritas didapatkan dari anak perusahaan Bank BCA dan utang luar negeri dalam bentuk US$. Utang-utang jangka panjang ini dilakukan karena memang perusahaan sudah ada perjanjian peminjaman dengan SIMP dengan kriteria ekuitas harus diturunkan dan penggenjotan modal adalah dari sisi utang. Oleh karena itu, proporsi modal secara umum menurun dibandingkan dengan tahun 2007 meskipun total ekuitas naik karena memang perusahaan melakukan penjualan kembali saham treasurinya. Perusahaan mendapatkan banyak keuntungan diindikasikan dengan nilai agio yang meningkat serta keuntungan yang belum terealisasi. Harga saham pada waktu itu bisa disimpulkan sedang naik. Modal proforma juga mengalami penurunan karena pada saatnya modal itu digunakan. Penjualan mengalami kenaikan 39,27% dan diikuti dengan naiknya HPP sebesar 40%. Hal ini mengindikasikan bahwa harga-harga bahan baku sedang mengalami kenaikan dan berbagai macam faktor lainnya. Sehingga kenaikan penjualan ini bukan menjadi tolak ukur kenaikan penjualan namun kenaikan penjualan ini sebagai dampak dari inflasi dan meningkatnya HPP. Namun demikian, laba kotor masih naik sebesar 35%. Secara umum, beban usaha juga meningkat sebesar 23%. Namun, peningkatan beban ini masih di bawah laba kotor sehingga laba usaha naik 50% dari tahun Penghasilan atau beban lain-lain inilah yang menyebabkan EBT turun karena memang penyebab utamanya adalah kerugian selisih mata uang asing. Perlu diketahui bahwa utang perusahaan juga dalam bentuk dolar. Oleh karena itu, dalam pelunasannya sepanjang krisis global 2008 mungkin saja mengalami kerugian yang luar biasa. EBT hanya naik 27,35%. Pajak penghasilan juga bertambah karena memang banyak kenaikan di sisi yang berhubungan dengan pajak, misalnya gaji dan upah. Laba bersih hanya naik 5% akibat adanya hak pemegang saham minoritas akibat adanya penjualan kembali saham treasuri. Namun, secara umum, kondisi operasi perusahaan masih dalam keadaan cukup baik karena masih ada kenaikan pada laba bersih.
13 Rasio Likuiditas Aktiva lancar Kewajiban lancar C. ANALISIS RASIO 1. Rasio Lancar = Kas dan setara kas + surat berharga + piutang usaha Kewajiban lancer 2. Rasio Cepat ( quick ratio) = Piutang rata-rata Penjualan/ Periode penagihan ( collection period) = Persediaan rata-rata HPP/ Jumlah hari untuk menjual persediaan ( days to sell inventory) = Struktur Modal dan Solvabilitas 1. Total utang terhadap ekuitas ( total debt to equity) = Total Kewajiban Ekuitas PemegangSaham Saham
14 Kewajiban jangka panjang Ekuitas Pemegang Saham 2. Utang jangka panjang terhadap ekuitas ( long term debt to equity) = Laba sebelum pajak dan beban bunga Beban bunga 3. Kelipatan Bunga dihasilkan ( time interest earned) = Total Utang Total aktiva 4. Rasio Total Utang ( leverage) = 3. Tingkat Pengembalian atas Investasi 1. Tingkat pengembalian atas aktiva (Return on asset-roa) = Laba bersih + beban bunga (1- tarif pajak) Ekuitas Pemegang Saham
15 2. Tingkat Pengembalian atas ekuitas biasa (return on common equity) = Laba bersih Rata-rata ekuitas pemegang saham Laba Bersih Rata rata ekuitas 3. Tingkat pengembalian atas ekuitas (return on equity) = 4. Kinerja Operasi (Operating Performance) Laba Kotor Penjualan Margin laba kotor (gross Profit margin)= Laba Operasi Penjualan
16 Margin Laba Operasi (operating profit margin) = Laba sebelum pajak penghasilan Penjualan Margin laba sebelum pajak (pretax profit margin) = Laba Bersih Penjualan Margin Laba Bersih (net profit margin) = 5. Pemanfaatan Aktiva Penjualan Rata-rata kas dan setara kas 1. Perputaran Kas (cash turnover) = Penjualan Rata-rata piutang usaha 2. Perputaran Piutang Usaha (account receivable turnover) = Penjualan Rata-rata persediaan 3. Penjualan Terhadap Persediaan (sales to inventory) =
17 Laba Kotor Penjualan 4. Perputaran modal kerja (working capital turnover) = Penjualan Rata-rata total aktiva 5. Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) = Ukuran Pasar Harga pasar per lembar saham Laba per saham 1. Rasio harga terhadap laba (price to earning ratio) = 2. Laba per saham Harga pasar per lembar saham Imbal Hasil Laba (earning yield) = Harga per lembar saham Nilai buku per lembar saham
18 3. Harga terhadap nilai buku (price to book) = PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN ANALISIS RASIO Tahun 2007 dan 2008 No Jenis Rasio Tahun 2007 Tahun 2008 Perhitungan Hasil Perhitungan Hasil 1 Rasio Lancar , ,89 2 Rasio Cepat , ,44 3 Periode penagihan , ,5 23,16 hari piutang / /360 20,39hari Jumlah hari untuk , ,5 60,64 hari 4 menjual persediaan / /360 61,77 hari Total Utang terhadap , ,11 Ekuitas Utang jangka panjang terhadap ekuitas , ,19 7 Kelipatan Bunga ,05 dihasilkan ,75 Tingkat ,043 8 Pengembalian ,029 atas Aktiva Tahun 2007 Tahun 2008 No Jenis Rasio Perhitungan Hasil Perhitungan Hasil 9 Margin Laba Kotor , ,23 10 Margin Laba , ,11
19 Operasi Margin laba sebelum pajak , , Margin Laba Bersih 0, , Perputaran Kas , ,5 8,81 14 Perputaran piutang , ,65 usaha , ,5 15 Penjualan terhadap , persediaan , ,5 7,58 16 Perputaran Modal Tidak ada Kerja (535) ( ,5) Tidak ada 17 Perputaran Aktiva ,81 Tetap 2, , Perputaran Total ,21 Aktiva ,12 19 Rasio Harga , terhadap Laba ,38 20 Imbal Hasil Laba 115 0, , Harga Terhadap ,75 nilai buku ,25 22 Return On Equity , , ,13 23 Rasio Total Utang , ,67 Rasio lancar perusahaan dalam dua tahun terakhir menunjukkan kondisi yang tidak likuid. Hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang lancar dengan kewajiban lancar adalah tidak memenuhi syarat. Apalagi rasio ini turun dari 0,92 menjadi 0,89 pada tahun 2008 sehingga kita dapat menyimpulkan bahwa kenaikan pada utang lancar dan
20 kondisi aktiva lancar juga naik namun kenaikan pada penyebut akan lebih cenderung mengurangi secara signifikan nilai rasio lancar ini. Begitu juga dengan rasio cepat perusahaan yang mengalami penurunan yang signifikan dari 0,54 menjadi 0,44 pada tahun Rasio cepat 0,5 menunjukkan bahwa kondisi perusahaan dalam memenuhi utang lancar benar-benar jauh di bawah kondisi cukup, yaitu kondisi normal ketika rasio cepat adalah 1. Kondisi ini juga diperparah dengan penurunan jumlah kas yang dimiliki perusahaan. Periode penagihan piutang secara umum turun dari 23 hari menjadi 20 hari. Hal ini cukup mengisyaratkan perkembangan yang bagus karena akan lebih meningkatkan kinerja dan operasi perusahaan. Namun jumlah hari untuk menjual persediaan malah bertambah 1 hari dari 60 hari menjadi 61 hari. Hal ini akan berdampak pada kinerja penjualan serta dapat menghambat proses produksi karena perusahaan harus mempertimbangkan rasio ini untuk mengestimasi barang yang harus diproduksi terutama dalam segi kuantitas agar produksi perusahaan sejalan dengan permintaan. Total utang terhadap ekuitas dari tahun 2007 ke tahun 2008 adalah naik menjadi 3,61. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar modal perusahaan sebagian besar didanai dari utang dan jumlah utang adalah 3 kali lipat lebih banyak daripada total ekuitas. Jadi perusahaan juga sangat berisiko untuk membayar beban bunga dan pokok pinjaman apalagi ketika perusahaan mempunyai kreditor lebih dari 1. Kecuali ketika memang keadaan perusahaan memungkinkan untuk menambah utang maka hal ini tidak akan menjadi masalah. Apalagi proporsi utang jangka panjang juga sudah melebihi proporsi ekuitas dengan rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas yang sudah mencapai 1,19. Dalam keadaan krisis global, hal ini akan sangat berbahaya bagi perusahaan selain terancam masalah kurs juga terancam operasi macet dan gulung tikar karena banyak pokok pinjaman dan bunga yang mungkin jatuh tempo dan nilai kas sendiri pun turun. Rasio solvabilitas menunjukkan bahwa perusahaan sebagian besar pendanaannya berasal dari utang. Memang sebenarnya kebijakan perusahaan untuk meningkatkan utang adalah untuk memenuhi SIMP, tapi dalam hal ini sebaiknya perusahaan tetap menjaga rasio solvabilitas agar perusahaan dalam hal ini akan tetap mampu untuk melunasi jangka panjangnya. Apalagi dengan turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan. Ini menandakan pula bahwa perusahaan dengan menambah utang jangka panjang malah akan semakin membebani kondisi
21 perusahaan. Dengan turunnya rasio kelipatan bunga dihasilkan, hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar bunga yang setiap periode tertentu harus dibayar adalah menurun. Pembayaran bunga juga menggunakan kas, bukan menggunakan laba. Apalagi kas perusahaan mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun ROA turun dari 4,3% menjadi 2,9%. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan atas aktiva untuk mencapai tujuan perusahaan turun. Sepertinya perusahaan telah menambah dalam jumlah yang signifikan total aset, termasuk aset tidak lancar. Namun hal ini malah menurunkan kinerja perusahaan atas penambahan aset tersebut. Margin laba secara umum mengalami penurunan kecuali laba kotor yang meningkat 1%. Hal ini mengindikasikan bahwa kemungkinan pemegang saham untuk menerima dividen adalah menurun, dan secara umum akan berimbas kepada sentimen pasar saham yang akan menilai kinerja perusahaan menurun dan bisa berdampak terhadap harga saham perusahaan. Rasio perputaran piutang 15 kali sedangkan perputaran kas hanya 8 kali. Hal ini mengindikasikan ketidakseimbangan antara piutang dengan penerimaan kas sampai menjadi kas kembali. Dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini banyak piutang yang masih belum bisa ditagih dan setiap kali ada transaksi yang berhubungan dengan penambahan piutang sebanyak 2 kali, transaksi atas penerimaan kas baru bisa dilakukan 1 kali. Hal ini akan mengganggu sekali tentunya untuk operasi perusahaan dan memenuhi kebutuhan lain akan kas. Perusahaan mengambil keputusan utang mungkin juga disebabkan oleh kondisi seperti ini, kekurangan kas karena perputaran dari kas menjadi kas adalah sangat lama dan hanya setengah dari perputaran piutang. Rasio penjualan terhadap persediaan 7 kali mengindikasikan bahwa perusahaan harus membeli bahan baku persediaan tujuh kali dalam satu periode. Rasio ini turun 0,23 mengindikasikan bahwa perusahaan mengurangi intensitasnya untuk membeli persediaan. Perputaran modal kerja adalah nol karena tidak adanya modal kerja disebabkan total aktiva lancar kuran dari utang lancar. Hal ini mengindikasikan bahwa segala aset lancar yang dimiliki perusahaan hanya bisa didedikasikan untuk membayar utang jangka pendeknya, itu pun masih belum mencukupi karena perusahaan dalam keadaan illiquid. Perputaran aktiva tetap dibandingkan dengan tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 0,2. Hal ini mengindikasikan bahwa kegunaan aktiva tetap mengalami penurunan Mungkin hal ini disebabkan kenaikan aktiva tetap sebagai penyebut meskipun kenaikan terhadap penjualan perusahaan.
22 Hal ini terjadi juga pada perputaran total aktiva. Idealnya, naiknya total aktiva diikuti juga oleh naiknya penjualan dalam rasio yang berbeda sehingga dapat meningkatkan rasio perputaran aktiva. Rasio 2 menunjukkan bahwa total aktiva tidal lancar yang digunakan dalam penjualan adalah baru 2 kali. Sedangkan untuk penggunaan aktiva secara keseluruhan adalah baru 1 kali lebih, itupun nilai rasionya menurun. Rasio harga terhadap laba menunjukkan tingkat apresiasi investor terhadap kondisi perusahaan. Nilai itu turun cukup signifikan 3 poin dari tahun Selain karena turunnya harga saham, juga sekali lagi disebabkan oleh krisis global. Sedangkan imbal laba terhadap saham adalah mengalami kenaikan dari 45% menjadi 52%. Ini berarti terkandung pesan bahwa setiap lembar saham yang dimiliki investor, akan mendapatkan pengembalian sebesar 45% dan nilai ini naik pada 2008 menjadi 52%. Oleh karena itu, masih banyak para investor yang masih tertarik untuk membeli saham perusahaan dan terbukti perusahaan menjual saham dan mendapat keuntungan dari penjualan tresury. Harga terhadap nilai buku adalah 25 pada tahun 2007 dan menurun 23 pada tahun Nilai ini mencerminkan bahwa harga pasar saham adalah 25 kali harga nominalnya. Sekiranya perusahaan mau melakukan stocksplit untuk bisa lebih meningkatkan kinerja sahamnya, tidak akan menjadi masalah. Namun pada tahu 2008, nilai ini turun 2 poin. ROE juga turun 3% yang berarti bahwa kontribusi modal ekuitas terhadap laba adalah turun 3%. D. ANALISIS ARUS KAS (Data dalam jutaan) Arus kas dari aktivitas operasi Arus Kas dari aktivitas investasi ( ) ( ) Arus kas dari aktivitas pendanaan
23 Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas ( ) ( sumber = laporan arus kas perusahaan) Secara umum, arus kas turun secara signifikan dari kenaikan pada tahun 2007 namun sebaliknya pada tahun 2008 mengalami penurunan Aktivitas operasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan karena selain perusahaan menerima kas dari pelanggan, pembayaran kepada pemasok pun harus dilakukan oleh perusahaan. Selain itu, pembayaran kas untuk beban usaha juga mengalami kenaikan. Dari sisi pendanaan dan investasi menjadikan penurunan arus kas untuk tahun Dari segi investasi jelas sekali perusahaan sedang gencar-gencarnya menambah aktivitas pembelian aktiva termasuk akuisisi, penyewaan kantor, proyek plasma dsb sehingga nilainya mengalami peningkatan dari juta menjadi juta pada tahun Begitu juga dari aktivitas pendanaan. Nilainya mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan juga untuk membayar utang cerukan, pembayaran obligasi jatuh tempo. Untuk kas masuk utang obligasi nilainya pada tahun 2008 adalah nol rupiah karena perusahaan pada tahun 2008 tidak melakukan penerbitan obligasi. Untuk penerimaan kas dari penerbitan saham anak perusahaan juga nilainya menjadi nol karena tahun 2008 anak perusahaan juga tidak menerbitkan saham lagi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara penerimaan kas, perusahaan ii sedang mengalami penurunan kinerja karena pendapatan yang diterima dari setiap macam aktivitas tidak diimbangi oleh pengeluaran kas dari setiap aktivitas juga. Diposkan oleh Tri Coorporation di 03:37 Kirimkan Ini lewat BlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Reaksi: 0 komentar: Poskan Komentar Link ke posting ini Buat sebuah Link Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom) Visitors
24
BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap neraca dan laporan laba-rugi PT Astra Otoparts Tbk dari tahun 2002 hingga tahun 2004 dengan menggunakan metode analisis horizontal
Lebih terperinciCatatan 31 Maret Maret 2010
NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang
Lebih terperinciAnalisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun
Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia
Lebih terperinciPT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Ekshibit A NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) A S E T ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c,2p,3,25 1,349,564,406,813 1,205,030,845,882 Investasi jangka
Lebih terperinciBab 2: Analisis Laporan Keuangan
Bab 2: Analisis Laporan Keuangan Pentingnya analisis laporan keuangan dan pihak pihak yang berkepentingan. Macam laporan keuangan. Analisis rasio keuangan. Keterbatasan analisis laporan keuangan. Pentingnya
Lebih terperinciPT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA
Lebih terperinci30 Juni 31 Desember
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa
BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.
Lebih terperinciJUMLAH ASET LANCAR
LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750
Lebih terperinciLampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014.
L A M P I R A N 41 Lampiran 1. Rasio Market PT. Indoritel Makmur Internasional Tbk dan PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tahun 2013 dan 2014. 2013 MARKET RATIO PER 31,09 31,56 DY 2% 3% PBV 1,58 6,52 2014
Lebih terperinciRASIO LAPORAN KEUANGAN
RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciLampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
Lampiran 1. Neraca Konsolidasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk L1 ASET PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 DESEMBER 2008, 2009, DAN 2010 Periode Analisis Horizontal
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab 4 yaitu penilaian kinerja keuangan PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk yang akan dibandingkan dengan rata-rata
Lebih terperinciLihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di
Lebih terperinciPT Argo Pantes Tbk dan Anak Perusahaan Neraca Konsolidasi Per tanggal 31 Desember 2007, 2006, dan
L1 AKTIVA Aktiva Lancar : Kas dan setara kas Piutang usaha setelah dikurangi penyisihan piutang raguragu sebesar Rp 2.293.762 (2005), Rp 5.920.887 (2006), Rp 3.627.125 (2007) Piutang lainlain Persediaan
Lebih terperinciAlat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K
Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN DEPRESIASI
LAPORAN KEUANGAN www.mercubuana.ac.id DEPRESIASI PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada periode tertentu yang berguna untuk evaluasi dan perencanaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
Lebih terperinciPT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,
NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 121.433.163.880 119.658.017.889 Deposito berjangka 5 2.135.930.652 2.424.600.790 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.
LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :
BAB IV Analisis dan Pembahasan Berdasarkan laporan keuangan PT. Astra Internasional pada tahun 2011 dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut : 1. Rasio Likuiditas Rasio ini menunjukkan kemampuan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan
Lebih terperinciNeraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk.
L1 Neraca Konsolidasi PT. GUDANG GARAM, Tbk. Periode Analisis Horisontal Analisis Vertikal 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas
Lebih terperinci1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900
NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125
Lebih terperinciAKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,
NERACA KONSOLIDASIAN (UNAUDITED) AKTIVA Catatan 2008 2007 AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4,43 10.942.829 10.828.433 Penyertaan sementara 2c,2f,43 182.685 188.139 Piutang usaha 2c,2g,5,36,43 Pihak
Lebih terperinciJUMLAH AKTIVA
NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi
Lebih terperinciP.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007
P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2008 DAN 2007 P.T. SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN DAFTAR ISI Halaman
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu
50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu
Lebih terperinciPT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,2c,3,27 103.317.329.165 92.942.187.030 Deposito berjangka 2a,4 1.971.891.997 2.643.566.861 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Lebih terperinciPT ASTRA GRAPHIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN. Catatan 2009*) Kas dan setara kas 2d,
NERACA KONSOLIDASIAN AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2d,4 70.490.918.058 100.111.129.147 Deposito berjangka 5 2.062.615.652 2.179.143.834 Piutang usaha 2e (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Rasio Keuangan Rasio yang menggambarkan suatu hubungan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa
Lebih terperinciPT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)
NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah
Lebih terperinciLAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA AKTIVA LANCAR
LAPORAN KEUANGAN PT ULTRAJAYA MILK TBK AKTIVA 2008 2009 2010 2011 2012 AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas 162,869,889,775.00 214,879,968,612.00 383,120,307,358.00 242,776,108,938.00 535,889,526,748.00 Investasi
Lebih terperinciJumlah Aktiva Lancar
1. Neraca AKTIVA PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2004, 2005 dan 2006 (Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Data per Saham ) 2004 2005 2006 AKTIVA LANCAR
Lebih terperinci1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR
Lebih terperinciMEMBACA LAPORAN KEUANGAN
MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciL2
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10 L11 L12 L13 L14 L15 L16 L17 L18 L19 Tabel 4.1 PT KALBE FARMA, Tbk LAPORAN PERUBAHAN MODAL KERJA TAHUN 2006-2007 Dalam Rupiah (Rp) 31 Desember Perubahan Modal Kerja 2006 2007
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian
58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
Lebih terperinciBab 3 Analisis Rasio Keuangan
M a n a j e m e n K e u a n g a n & P r a k 27 Bab 3 Analisis Rasio Keuangan Mahasiswa memahami mengenai jenis laporan keuangan dan mengerti tentang rasio keuangan yang dapat digunakan sebagai kebijaksanaan
Lebih terperinciHasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode
Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode tertentu. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk
LAMPIRAN 1. Ikhtisar Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tabel 1.1 Neraca Konsolidasi PT. Holcim Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan (Disajikan dalam Jutaan Rupiah) AKTIVA ASET LANCAR Kas dan Setara
Lebih terperinci30 September 31 Desember Catatan
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 September 2012 dan 31 Desember 2011 30 September 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2e, 4, 30, 33 59998597270 63710521871 Investasi 2c, 5, 30, 33 2068611000
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciFinancial Performance (2)
Financial Performance (2) Modul ke: Liquidiity Ratio Solvability Ratio Activity Ratio Profitability Ratio Market Ratio Fakultas Pascasarjana Dr. Sawarni Hasibuan Program Studi Magister Teknik Industri
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Mayora Tbk maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil kinerja Likuiditas dilihat dari rasio
Lebih terperinciAnalisa Laporan keuangan
Laporan keuangan Analisa Laporan keuangan Minggu ke -2 By : Bambang Wahyudi Wicaksono Laporan keuangan diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan suatu perusahaan,
Lebih terperinciANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN 2008-2012 NAMA : DEWI KUSUMASTUTI KELAS : 3EB15 NPM : 21210905 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Analisis laporan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus
Lebih terperinciANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK PERIODE TAHUN 2008-2012 Disusun Oleh: RIANTO PURBA Dosen Pembimbing: Sulastri, SE., MM. Latar Belakang Masalah 1. Untuk
Lebih terperinciBab 9 Teori Rasio Keuangan
D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan
Lebih terperinciMODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas
Lebih terperinciPT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)
PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi
Lebih terperinciAde Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Ade Heryana ANALISA LAPORAN KEUANGAN RASIO KEUANGAN Ratio Keuangan: perhitungan matematika yang bergunauntuk: Mengevaluasi performa perusahaan Memonitor performa perusahaan selama periode tertentu (mingguan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro Lestari Tbk. yang selanjutnya dibandingkan dengan PT. PP London Sumatra Tbk. dengan menggunakan
Lebih terperinciANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Didukung Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower II Lantai 1, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190 Telp
Lebih terperinciPT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)
NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,
Lebih terperinciLampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS. A. Inventory Turnover Periode Tahun (Dalam Jutaan Rupiah) 2007 DESCRIPTION TMS SIK TMS SIK
Lampiran 1 DATA ANALISIS RASIO AKTIVITAS A. Inventory Turnover Periode Tahun Harga Pokok Penjualan 3.722.189 1.437.527 4.289.118 1.451.990 Persediaan Rata-rata 208.299 123.812 199.601 111.474 Inventory
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,
Lebih terperinciPERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.
PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM. TEKNIK ANALISIS RATIO MERUPAKAN TEKNIK ANALISIS YANG MENGGAMBARKAN HUBUNGAN MATEMATIKAL ANTARA SUATU JUMLAH TERTENTU DENGAN JUMLAH YANG LAIN
Lebih terperinciPT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 ASET Catatan 30 Juni 2011 31 Desember 2010 Kas dan Setara Kas 2.d, 2.e.,2.n, 3, 29 887.194.955 758.054.399 Investasi Saham 2.c,
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Dalam dunia bisnis, tingginya tingkat persaingan membuat setiap perusahaan akan senantiasa meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan. Oleh karena itu, setiap perusahaan akan selalu berusaha memperoleh
Lebih terperinciAnalisis Penggunaan Rasio Keuangan (BAB 1) Astried P. ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN A. ANALISIS KEUANGAN (FINANCIAL ANALYSISI) Analisis Keuangan adalah seni untuk mengubah data dari laporan keuangan ke informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan.
Lebih terperinciTIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY
TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN 3 2011 REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY Araffy Meidi Rizky 13409001 Manajemen Rekayasa Industri 2012 ABSTRAK Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Analisis rasio laporan keuangan pada perusahaan industri rokok telah dilaksanakan secara efektif, hal ini terlihat dari perusahaan industri rokok dalam menganalisis
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN 4.1 Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan untuk menilai kerja dan posisi keuangan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi
Lebih terperinciNAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI :
NAMA PERUSAHAAN : ALAMAT : KODE POS : TELPON : PERIODE AKUNTANSI : TANGGAL : 2 BULAN : 1 TAHUN : 2008 SINTENREMEN.COM PERUSAHA DAFTAR AKUN Per : 02 Januari 2008 NO AKUN NAMA AKUN SALDO AWAL 1111 Kas di
Lebih terperinciBAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk
30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS
BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap laporan keuangan, maka dapat diketahui secara jelas mengenai gambaran kondisi perusahaan dan langkahlangkah apa saja yang
Lebih terperinciManajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS
Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan
Lebih terperinciANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.
ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK. Nama : Annisa Damayanti Puspitasari NPM : 21213127 Kelas : 3EB03 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Disini penulis akan menyimpulkan hasil kinerja PT Telkom Tbk dan PT Indosat Tbk yang keduanya merupakan perusahaan yang terdaftar di BEJ setelah dianalisis dengan
Lebih terperinciManajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan
Lebih terperinciPT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga
PT BENTOEL INTER LAPORAN POSISI KE 200 KETERANGAN 2009 ASSET ASSET LANCAR kas dan setara kas 84,310,801,719 piutang usaha pihak ketiga 174,309,061,823 pihak relasi piutang lain - lain pihak hubungan istimewa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir,
Lebih terperinciPT ASTRA GRAPHIA Tbk
N E R A C A Tidak AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2a,3,23 126.580.527.261 136.152.760.743 Deposito berjangka 2a,4 2.904.735.723 1.467.734.629 Piutang usaha (setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
Lebih terperinci