Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Determinants of the Successful of Exclusive Breast Feeding

Transkripsi

1 Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Determinants of the Successful of Exclusive Breast Feeding Bayu Kurniawan Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Pemberian ASI eksklusif secara nasional ada tahun hanya 33,6-35%. Menyusui adalah erilaku kesehatan multidimensional yang diengaruhi oleh interaksi dari faktor sosial, demografi, biologi, re/ostnatal, dan sikologi. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi faktor determinan emberian ASI eksklusif. Cross sectional retrosective study dilakukan di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Ina RS Muhammadiyah Lamongan ada Januari-Maret 213. Sebanyak 15 ibu dari anak berusia 6-24 bulan dilibatkan sebagai samel enelitian yang diambil dengan metode urosive quota samling. Kuesioner digunakan sebagai instrumen enelitian untuk mengevaluasi faktor sosiodemografik, re/ostnatal, dan sikososial terhada keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif dengan uji korelasi Searman. Hasil menunjukkan angka ASI eksklusif sebesar 35,3% dengan masa emberian terbanyak samai usia 4 bulan. Permasalahan menyusui (rs=,249, =,2) dan kunjungan ke klinik laktasi, keinginan (rs=,36, =,), keyakinan (rs=,36, =,), dan ersesi ibu tentang keuasan bayi saat menyusu (rs=,263, =,1), dukungan suami (rs=,318, =,) dan orang tua (rs=,29, =,) mendorong keberhasilan emberian ASI eksklusif. Usia tua (rs=-,196, =,16), ibu bekerja (rs=-,17, =,38), emberian susu formula di instansi elayanan kesehatan(rs=-,335, =,), MPASI dini ada bayi usia <6 bulan (rs=-,71, =,), dan emakaian emeng (acifier) (rs=-,189, =,2) menjadi faktor yang menghalangi keberhasilan emberian ASI eksklusif. Pemberian MPASI dini meruakan faktor determinan negative yang aling kuat, sedangkan keyakinan dan ersesi ibu yang kuat tentang menyusui merukan faktor determinan ositif yang aling kuat. Kata Kunci: ASI eksklusif, re/ost natal, sikososial, sosiodemografi ABSTRACT From , the number of Exclusive Breast Feeding nationally only 33,6-35%. Breastfeeding is a multidimensional health behavior influenced by some factors such as social, demograhy, biology, re/ost-natal and sychology. This research aims to identify determinant factors that influence exclusive breast feeding. Cross sectional retrosective study conducted at outatient and inatient unit of Muhammadiyah Lamongan Hosital on January-March 213. Research subjects are 15 mothers of 6-24 months children chosen with urosive quota samling method. Questionnaire used as research instrument to evaluate social-demograhy, re/ost-natal and sychosocial factors of the successful of exclusive breastfeeding then tested with searman correlation test. The result showed exclusive breastfeeding is 35,3% with the duration of 4 months. Breastfeeding roblem (rs=,249, =,2) and lactation clinic visitation, willingness (rs=,36, =,), believe (rs=,36, =,), and mother ercetion on baby's satisfaction on breastfeeding (rs=,263, =,1), husband's suort (rs=,318, =,) and arents (rs=,29, =,) encourage the successful of exclusive breastfeeding. Older age (rs=-,196, =,16), working mother (rs=-,17, =,38), formula given in the health services (rs=-,335, =,), breastfeeding comanion food (MPASI) for baby <6months (rs=-,71, =,), acifier use (rs=-,189, =,2) are becoming the restrain factors for exclusive breastfeeding. Early breastfeeding comanion is the strongest negative determinant; in the other hand, believed and strong ercetion of mother on breastfeeding is the strongest ositive determinant. Keywords: Exclusive breastfeeding, re/ostnatal, sychosocial, socio-demograhy Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol. 27, No. 4, Agustus 213; Koresondensi: Bayu Kurniawan. Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Jl. Jaksa Agung Surato No. 76 Lamongan Tel. (322) bayukurniawanmd@gmail.com 236

2 237 PENDAHULUAN Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi samai usia 6 bulan. World Health Organization (WHO) mengeluarkan rekomendasi tentang emberian ASI eksklusif (bayi hanya diberikan ASI tana cairan atau makanan lain, kecuali sulemen vitamin, mineral, dan atau obat-obatan untuk keerluan medis) samai bayi berusia 6 bulan, dan dilanjutkan emberian ASI samai dua tahun ertama kehiduannya (1). Hasil raid assesment Kementerian Kesehatan Tahun 211, menemukan banyak rumah sakit emerintah dan swasta yang menerima sonsor dan hadiah dari erusahaan susu formula, hal ini tentunya melemahkan uaya eningkatan cakuan keberhasilan ASI eksklusif di Indonesia. Keberhasilan emberian ASI eksklusif secara nasional hanya 33,6%, dan 35% menurut WHO Global Data Bank 212, sehingga eran aktif dari seluruh laisan masyarakat mutlak dierlukan untuk meningkatkan keberhasilan romosi ASI eksklusif di Indonesia (2). Data riset fasilitas kesehatan dasar 211 mengungkakan bahwa baru sekitar 4% Rumah Sakit yang melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi sebagai eneraan 1 langkah keberhasilan menyusui (2). Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan telah mengikrarkan diri sebagai rumah sakit sayang ibu dan bayi (baby friendly hosital initiative) hamir dua tahun terakhir. Hal ini meruakan bentuk tanggungjawab RS Muhammadiyah Lamongan bereran aktif mewujudkan millennium develoment goal tahun 215 (3). Menyusui adalah erilaku kesehatan multidimensional yang diengaruhi oleh interaksi dari faktor-faktor demografi, biologi, sikologi, dan sosial. Faktor-faktor ini ada yang bersifat modificable dan unmodificable. Banyak literatur yang menamilkan hubungan kausal beberaa faktor terhada keberhasilan ibu memberikan ASI ekslusif, beberaa faktor menamilkan hasil yang inkonsisten terhada keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif (4). Seringkali variasi hasil ini diengaruhi oleh faktor sosiodemografi dari enelitian yang dilaksanakan (5). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografik, re/ost natal, dan sikososial terhada keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif di RS Muhammadiyah Lamongan. METODE Penelitian ini menggunakan desain cross sectional retrosective study untuk mengetahui faktor determinan keberhasilan emberian ASI eksklusif di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan. Pengumulan data rimer dilaksanakan di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Ina RS Muhammadiyah Lamongan ada Januari-Maret 213. oulasi terjangkau adalah ibu ibu dari anak berusia 6-24 bulan yang menjadi asien rawat jalan dan atau rawat ina di RS Muhammadiyah Lamongan ada eriode Januari-Maret 213. Jumlah samel enelitian sejumlah 146 resonden. Data diuji menggunakan metode analisa bivariate korelasi Searman menggunakan software SPSS 15. for Windows dengan tingkat kemaknaan (confidence interval) sebesar 95% (6). HASIL Pengumulan data yang dilakukan selama 8 minggu (Januari-Maret 213), didaatkan 15 resonden yang memenuhi kriteria inklusi (urosive random samling). Resonden yang berhasil memberikan ASI eksklusif sejumlah 53 orang (35,3%) dan 97 orang (6%). Rata-rata resonden memberikan ASI eksklusif samai usia 4 bulan, dan emberian ASI (eksklusif atauun arsial) samai usia 6 bulan dilakukan oleh 44 orang (29,3%). Berdasarkan faktor sosiodemografik (Tabel 1), jumlah terbesar ASI eksklusif didaatkan ada kelomok usia tahun (15,3%), bertemat tinggal di desa (2%), dengan tingkat endidikan tinggi ibu diloma/sarjana ada ibu (2%), dan suami (22,%). Ibu tidak bekerja (19,3%), atau mulai kerja setelah ersalinan <6 bulan sejumlah (25,9%), dengan endaatan keluarga di atas uah minimum regional (UMR) meruakan kelomok yang banyak memberikan ASI eksklusif. Usia (r=-,196, =,16) dan status bekerja ibu (r=-,17, =,39) memunyai korelasi lemah yang signifikan dengan emberian ASI eksklusif. Semakin muda dan ibu yang bekerja meningkatkan kemungkinan keberhasilan ASI eksklusif. Tabel 1. Hubungan faktor sosiodemografi dengan keberhasilan ASI eksklusif Faktor Sosiodemografi Usia 2 25 tahun 26 3 tahun tahun > 36 tahun Temat tinggal Desa Kota Tingkat endidikan ibu Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diloma/Sarjana Tingkat endidikan suami Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Diloma/Sarjana Status ekerjaan ibu Bekerja bekerja Mula kerja setelah ersalinan Kurang dari 6 Bulan Lebih dari 6 Bulan Tingkat endaatan keluarga Di bawah UMR Di atas UMR 1 15, ,3 2 2, 22 16,6 19,3 25,9 2,4 1 4, , 3,7 24, 6, 11,8 5 Searman Resonden yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan faktor re/ost natal, jumlah terbesar didaatkan ada kelomok yang sering mendaatkan enyuluhan ASI, rimiara (18,%), tidak memilki riwayat enyulit laktasi (1%), melakukan antenatal care (ANC) ke dokter (%), riwayat ersalinan normal (%), riwayat temat ersalinan di rumah sakit (19,3%), enolong ersalinannya oleh tenaga bidan (18,%), non-bayi berat lahir rendah (BBLR) (,%), tidak melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) (2,%), rawat gabung, tidak memiliki riwayat emberian susu formula setelah ersalinan (24,%), tidak ernah rawat ina saat anak berusia -6 bulan (3,7%), tidak ernah memiliki ermasalahan menyusui (24,%), tidak memberikan makanan endaming ASI (MPASI) dini (35,3%), dan tidak,196,16,72,382,41,625,156,57,17,38,14,3,21,8

3 238 didaatkan riwayat emakaian emeng (acifier) (,7%). Pemberian MPASI sebelum usia 6 bulan meruakan faktor yang memunyai korelasi negatif kuat dan signifikan (r=-,71, <.1). Faktor re/ost natal lain yang juga memunyai korelasi negatif lemah namun signifikan adalah emberian susu formula setelah ersalinan (r=-,335, <,1), ermasalahan saat menyusui (r=,249, =,2) dan emakaian emeng (r=-,189, =,2). kelomok yang memilki keinginan kuat memberikan ASI eksklusif (35,3%), keyakinan kuat memberikan ASI eksklusif (28%), memilki ersesi baik tentang keuasaan bayi saat menyusu (3%), mendaatkan dukungan kuat dari suami (,7%), dan orang tua (28,%). Keyakinan ibu yang kuat, ersesi keuasan menyusui dan dukungan suami mauun orang tua tersebut memunyai korelasi ositif yang signifikan dengan keberhasilan ASI eksklusif. Tabel 2. Hubungan faktor re/ost natal dengan keberhasilan ASI eksklusif Tabel 3. Hubungan faktor sikososial dengan keberhasilan ASI eksklusif Faktor Pre/ost natal Penyuluhan ASI eksklusif Pernah Jarang Sering Paritas Primiara Multiara Laktasi sebelumnya Pernah ernah Antenatal Care (ANC) Dokter Bidan Cara ersalinan SC Normal Temat ersalinan Rumah Sakit Puskesmas Klinik Bersalin Rumah Pribadi 9, , ,3 16, , 4 41, ,3 22 Searman,11,181,85,299,14,88,35,671,4,958,4,63 Faktor Psikososial Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif 35,3 Keyakinan ibu terhada menyusui Keyakinan kuat Keyakinan tidak kuat Persesi ibu tentang keuasan bayi saat menyusui Tamak uas tamak uas Dukungan suami terhada emberian ASI eksklusif Dukungan kuat Dukungan tidak kuat Dukungan orang tua ibu terhada emberian ASI eksklusif Dukungan kuat Dukungan tidak kuat 28, 3,7,7 28, 5 3, ,7 18, 32, 3 Searman,36,,263,1,362,1,318,29, Penolong ersalinan Dokter Bidan Berat badan lahir bayi BBLR BBLR Inisiasi menyusu dini (IMD) Rawat gabung Pemberian susu formula di instansi elayanan kesehatan Riwayat rawat ina anak saat berusia 6 bulan Pernah ernah Permasalahan menyusui dan kunjungan ke klinik laktasi ernah Pernah dan Konsultasi Pernah tai tidak konsultasi Pemberian MPASI ada bayi usia <6 bulan Pemakaian emeng (acifier) ,,683 Resonden yang memberikan ASI eksklusif berdasarkan faktor sikososial, jumlah terbesar didaatkan ada 1, , 3,7 24, 4, 35,3 7, , ,3 26, 14, ,129,117,39,639,98,231,335,,92,262,249,2,71,,189,2 DISKUSI Faktor Sosiodemografik Faktor sosiodemografik yang memilki hubungan bermakna dengan keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif adalah usia ibu dan status ekerjaan ibu. Dua faktor ini memilki hubungan negatif dengan keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil menunjukkan semakin bertambah usia ibu meningkatkan frekuensi kegagalan emberian ASI eksklusif. Meskiun hasil ini berbeda dengan beberaa enelitian tentang ASI eksklusif di Australia (4), Kanada (7), dan Cina (8), tetai hasil di Lamongan ini memilki kesamaan dengan hasil enelitian di Nigeria (5). Ogunlesi memberikan kesimulan bahwa semakin bertambah usia ibu tidak meningkatkan kualitas emberian ASI keada bayinya(5). Pola engasuhan anak yang tradisional, diajarkan secara turun temurun dari orang tua ibu, tidak meningkatkan engetahuan ibu terhada ola emberian ASI eksklusif (5). Status ekerjaan ibu memilki hubungan negatif yang bermakna terhada keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. Hasil ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi kegagalan emberian ASI eksklusif. Hasil ini tidak berbeda dengan beberaa enelitian tentang ASI eksklusif di berbagai negara (- 1). Ibu yang bekerja akan menghadai beberaa kendala dalam memberikan ASI eksklusif keada bayinya, antara lain: alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi, beban kerja, stres, dan keyakinan ibu untuk memberikan ASI eksklusif akan terengaruh. Ibu yang bekerja memilki keyakinan yang rendah untuk daat memberikan ASI

4 239 eksklusif. Kondisi ini semakin dierburuk dengan UU No. laktasi. 13 Tahun 23 tentang Ketenagakerjaan yang berlaku di Pemberian MPASI dini akan meningkatkan kegagalan Indonesia. Pasal 82 dalam UU ini secara ekslisit memuat, emberian ASI eksklusif. Penelitian Freeman et al (14) dan Pekerja/ buruh eremuan berhak memeroleh istirahat Haiek et al (15) menunjukkan kesimulan yang sama, selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saat melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah) bulan sesudah emberian MPASI dini kontra roduktif terhada uaya melahirkan menurut erhitungan dokter kandungan atau emberian ASI eksklusif di banyak negara berkembang bidan. Hal ini jelas tidak sejalan dengan rekomendasi (16-19). Hasil di Lamongan ini juga semakin menambah World Health Organization yang mensyaratkan bukti masih banyak orang tua yang memberikan MPASI emberian ASI eksklusif selama 6 bulan. ada bayi usia <6 bulan (48%). Pemakaian emeng (acifier) tidak bisa lagi diangga hal lumrah dan seele Faktor Pre/Post Natal oleh kebanyakan orang tua. Data dari enelitian ini Dari lima belas faktor re/ostnatal yang dievaluasi dalam konsisten dengan hasil enelitian di Cina (8), Inggris (2) enelitian ini, faktor emberian susu formula selama dan Italia (11) yang menunjukkan emakain emeng erawatan ost artum di instansi elayanan kesehatan, (acifier) berhubungan dengan kegagalan emberian ASI ermasalahan menyusui dan kunjungan ke klinik laktasi, eksklusif. emberian MPASI ada bayi usia <6 bulan, dan emakaian emeng (acifier) menunjukkan hubungan yang Faktor Psikososial bermakna dengan keberhasilan ibu memberikan ASI Hasil enelitian ini menunjukkan keinginan dan keyakinan eksklusif. Sulementasi susu formula selama erawatan ibu yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif didaatkan ost artum di instansi elayanan kesehatan secara ada sebagian besar ibu yang berhasil memberikan ASI konsisten dan signifikan memilki hubungan negatif eksklusif. Keyakinan atau keercayaan diri ibu yang kuat terhada keberhasilan emberian ASI eksklusif. Hasil meruakan faktor determinan yang enting terhada enelitian di Lamongan dengan analisa bivariate (r=- keberhasilan emberian ASI eksklusif (21-22). Keyakinan,335, =,) memberikan hasil yang tidak berbeda atau keercayaan diri ibu yang kuat mendorong ibu untuk dengan enelitian Forster et al (4), Riva et al (11), Hornell memelajari hal-hal baru termasuk teknik menyusui yang et al (12), dan Semenic et al (7). Pemberian sulementasi belum dikuasai benar oleh ibu rimiara. Beberaa susu formula selama erawatan ost artum telah lama enelitian sebelumnya melaorkan ibu dengan keyakinan diketahui daat mengganggu skema emberian ASI. yang kuat, lebih sedikit memilki ermasalahan menyusui, Pemberian susu formula akan memengaruhi roduksi air ersesi yang baik tentang keuasaan bayi saat menyusu, susu ibu dan kemamuan bayi menyusu ayudara ibu dan beruaya aktif memeroleh informasi tentang laktasi (13). Pemberian susu formula di instansi elayanan (4). Social suort system termasuk dukungan dari suami kesehatan akan semakin memberikan engaruh negatif terhada ibu yang memilki ermasalahan menyusui ost dan orang tua ibu memilki engaruh yang signifikan artum dan menurunkan keyakinan ibu untuk daat terhada keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif. memberikan ASI eksklusif (7,11). Penelitian Semenic et al menunjukkan bahwa dukungan suami dan orang tua ibu adalah suort system yang Ibu yang tidak ernah memilki ermasalahan menyusui mendorong ibu menginisiasi dan memertahankan memilki eluang untuk berhasil memberikan ASI laktasi, terutama ibu-ibu baru yang akan memulai laktasi eksklusif keada bayinya. Ibu yang tidak ernah (8). mengalami ermasalahan dalam menyusui bayinya akan memiliki keyakinan kuat (breastfeeding self-efficacy) Temuan enelitian ini mendukung fakta masih rendahnya untuk memberikan ASI eksklusif. Dari data enelitian ini angka ASI eksklusif (35,3%). Pemberian MPASI dini juga daat dilihat, dari 53 orang (35,3%) yang berhasil meruakan faktor determinan kuat yang menghambat memberikan ASI eksklusif, 42 orang (79,2%) di antaranya keberhasilan ASI eksklusif. Keyakinan dan keercayaan diri tidak ernah memiliki masalah menyusui atau ernah ibu yang kuat meruakan faktor determinan enting yang memilki masalah menyusui dan berkonsultasi ke klinik mendorong keberhasilan ASI eksklusif. DAFTAR PUSTAKA 1. Habicht JP and WHO Exert Consultation. Exert Consultation on the Otimal Duration of Exclusive Breastfeeding: The Process, Recommendations, and C h a l l e n g e t h e F u t u r e. C o n c l u s i o n s a n d Recommendations. Advances in Exerimental Medicine and Biology. 24; 554: Forster DA, McLachlan HL, and Lumley J. Factors Associated With Breastfeeding at Six Months Postartum in a Grou of Australian Women. International Breastfeeding Journal. 26; 1: Ogunlesi TA. Maternal Socio-Demograhic Factors Influencing The Initiation and Exclusivity of Breastfeeding in a Nigerian Semi-Urban Setting. Maternal Child Health Journal. 21; 14(3): Harnowo PA. Hanya 33,6% Bayi di Indonesia yang D a a t A S I E k s k l u s i f. ( O n l i n e ) Suyatno. Menghitung Besar Samel Penelitian htt://health.detik.com/read/212/9/19/1324/ K e s e h a t a n M a s y a r a ka t. ( O n l i n e ) /764/hanya-336-bayi-di-indonesia-yangdaat-asi-eksklusif. htt:// 7. Semenic S, Loiselle C, and Gottlieb L. Slovin's Formula Samling Techniques. Research in Nursing & Health. 3. United Nations. United Nations: Suorting Health R e l a t e d M D G s. ( O n l i n e ) htt:// 4265&Cr=malaria&Cr1=#.UVakRezKuJ. 28; 31: Xu F, Binns C, Zheng S, Wang Y, Zhao Y, and Lee A. Determinants of Exclusive Breastfeeding Duration in

5 24 Xinjiang-China. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition. 27; 16(2): Bertini G, Perugi S, Dani C, Pezzati M, Tronchin M, and Rubaltelli FF. Maternal Education and the Incidence and Duration of Breastfeeding: A Prosective Study. Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition. 23; 37(4): Agamodi SB, Agamodi TC, and Piyaseeli UK. Breastfeeding Practices in a Public Health Field Practice Area in Sri Lanka: A Survival Analysis. International Breastfeeding Journal. 27; 2: Aghaji MN. Exclusive Breastfeeding Practices And Associated Factors In Enugu, Nigeria. West African Journal of Medicine. 22; 21(1): Cham SK and Asirvatham CV. Feeding Practices of 18. Dubois L and Girard M. Social Determinants of Infants Delivered in a District Hosital During the Initiation, Duration and Exclusivity of Breastfeeding at Imlementation of Baby Friendly Hosital Initiative. the Poulation Level; The Results of the Longitudinal Medical Journal of Malaysia. 21; 56(1): Study of Child Develoment in Quebec (ELDEQ 11. Riva E, Banderali G, Agostoni C, Silano M, Radaelli G, ). Canadian Journal of Public Health. 23; and Giovannini M. Factors Associated with Initiation 94(4): and Duration of Breastfeeding in Italy. Acta Paediatrica. 1999; 88(4): Salami LI. Factors Influencing Breastfeeding Practices i n E d o S t a t e, N i g e r i a. ( O n l i n e ) Hornell A, Hofvander Y, and Kylberg E. Solids and htt://ajfand.net/issue-xi-files/dfs/salami Formula: Association with Pattern and Duration of _168.df. Breastfeeding. Pediatrics. 21; 17(3): e Clements MS, Mitchell EA, Wright SP, Esmail A, Jones 13. World Health Organization. Evidence for the Ten Stes DR, and Ford RPK. Influences on Breastfeeding in to Successful Breastfeeding. Geneva: World Health and Develoment; Southeast England. Acta Paediatrica (1): Freeman V, van't Hof M, and Haschke F. Patterns of Milk and Food Intake in Infants from Birth to Blyth R, Creedy D, Dennis CL, Moyle W, Pratt J, and De Months: The Euro-Growth Study. Journal of Pediatric Vries S. Effect of Maternal Confidence on Gastroenterology and Nutrition. 2; 31(1): Breastfeeding Duration: An Alication of S76 S85 Breastfeeding Self-Efficacy Theory. Birth. 22; 29(4): Haiek LN, Gauthier DL, Brosseau D, and Rocheleau L. Understanding Breastfeeding Behavior: Rates and 22. Dennis CL. Theoretical Underinnings of Shifts in Patterns in Quebec. Journal of Human Breastfeeding Confidence: A Self-Efficacy Framework. Lactation. 27; 23(1): Journal of Human Lactation. 1999; 15(3):