BAB II PEMAHAMAN TERHADAP DOJO INTERNASIONAL KARATE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PEMAHAMAN TERHADAP DOJO INTERNASIONAL KARATE"

Transkripsi

1 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP DOJO INTERNASIONAL KARATE Pada bab ini akan diuraikan kajian mengenai teori yang bersangkutan dengan pemahaman mengenai perancangan Dojo Karate Internasional di Denpasar. Pada bab ini juga akan disertakan dengan studi banding pada lokasi yang memiliki kesamaan fungsi dengan judul karya ilmiah ini. 2.1 Tinjauan Karate Definisi Karate Sensei Gichin Funakoshi yang merupakan pendiri aliran Shotokan karate, menjelaskan makna kata Kara pada Karate mengarah kepada sifat kejujuran, rendah hati dari seseorang. Walaupun demikian sifat kesatria tetap tertanam dalam kerendahan hatinya, demi keadilan berani maju sekalipun berjuta lawan tengah menunggu. Demikianlah makna yang terkandung dalam Karate. Karena itulah seseorang yang belajar karate tidak hanya memperhatikan sisi teknik dan fisik, melainkan juga memperhatikan sisi mental yang sama Dojo Karate Internasional di Denpasar 8

2 pentingnya. Seiring usia yang terus bertambah, kondisi fisik akan terus menurun. Namun kondisi mental seorang Karateka yang diperoleh lewat latihan yang lama akan membentuk kesempurnaan karakter. Akhiran kata Do pada Karate-Do memiliki makna jalan atau arah. (Sulistyo, 2013) Gambar 2.1 Gichin Funakoshi, Pendiri Aliran Shotokan Sumber: Nkai.Ub.Ac.Id, Diakses Pada 5 Maret 2015 Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote yang berarti seperti Tangan China. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya. (Wikipedia,5 maret 2015) Sejarah Karate Menurut catatan japan karate association (2010), Buku berjudul kaokiji yang merupakan salah satu buku tertua di Jepang, abad ke-8 yang berarti "catatan hal-hal kuno", berisi tentang tata cara berperang dan secara khusus berbicara mengenai kemampuan prajurit berpedang.tapi kita bisa melihat dan melewati catatan awal pada buku tersebut karena karate datang jauh setelah era tersebut berlangsung di tanah Jepang. Ilmu bela diri ini berkembang secara terpisah bila di bandingkan dengan seni bela diri memanah, berpedang, gulat dan ilmu bela diri kuno Jepang lainnnya. Dengan diagram sejarah perkembangannya dapat di lihat pada gambar 2.1. Dojo Karate Internasional di Denpasar 9

3 Gambar 2.2. Alur Sejarah Terbentuknya Bela Diri Karate Sumber: Diakses Pada 5 Maret 2015 Sementara itu, orang orang di Ryuku, Okinawa kepulauan Jepang Selatan, telah mempraktikan seni mempertahankan diri tanpa senjata hanya bersenjatakan tangan dan kaki saja. Teknik ini konon diperkenalkan dan disebarkan oleh para pedagang yang melakukan perdagangan ke Cina selatan. Teknik ini hanya membutuhkan tinju dengan tangan kosong, siku, kaki dan lutut. Hal tersebut sebelumnya biasa di sebut sebagai tangan-cina dan tangan-okinawa. Gerakan gerakan tersebut disusun dalam berbagai perguruan oleh para sensei / guru yang dipraktekkan selama hidupnya. Penyempurnaan teknik serta memahami ilmu ini sebagian besar melalui jalur keluarga yang ketat. Perkembangan yang paling signifikan dalam sejarah Karate di zaman modern adalah pada saat kedatangan Funakoshi Gichin menuju Okinawa di daratan Jepang pada awal abad lalu di tahun 1922 tepatnya. Funakoshi menggabungkan keterampilan dengan filosofi Budo untuk membuat Karate-do (aliran tangan kosong). Dia menunjukkan seni secara luas kepada masyarakat umum. Dengan dukungan dari Pemerintah, ia mendirikan Karate sebagai subjek kurikuler dalam sistem Universitas Pendidikan. Sebagai hasil dari upaya hidupnya, Funakoshi kemudian dikenal sebagai Bapak Karate Jepang. kondisi saat itu adalah saat yang sempurna untuk Dojo Karate Internasional di Denpasar 10

4 memperluas aliran karate yang ia kenalkan di masyarakat. Orang-orang pasca feodal Jepang mengambil ajaran ini dan di gunakan dalam metode pelatihan keras dan menambah dimensi kemiliteran baru. Seiring waktu, mahasiswa inti Funakoshi memperkenalkan ide-ide mereka sendiri. Beberapa tetap setia kepada ajaran Funakoshi dan lain-lain mengembangkan teknik-teknik baru, filosofi dan cara yang berbeda dari mengajar. Ini adalah awal dari berkembangnya keberagaman teknik karate. Pada bulan Mei 1948, Japan Karate Association (Nihon Karate Kyokai) didirikan. Kurang dari 10 tahun pada bulan Oktober tahun 1957, murid dari Guru Funakoshi yang bernama Masatoshi Nakayama Sensei, mengadakan turnamen pertama Karate-do di Tokyo. Ini menguji aturan baru persaingan dan meletakkan dasar untuk pengembangan Karate sebagai olahraga. japan karate association juga mendirikan instruktur untuk seni bela diri karate. Pembuatan program pengiriman pelatih pelatih muda karate yang di lakukan oleh banyak kelompok karate di Jepang menuju beberapa benua pada tahun 1960-an sudah menandakan adanya ekspansi menuju luar jepang. Pada tahun 1970, dibentuk organisasi karate yang berfungsi sebagai pemersatu seni beladiri karate yang diberi nama World Union Of Karate-Do. Namunpada tahun 1990 nama organisas tersebut di rubah menjadi World Karate Federation. Sedangkan di Indonesia sendiri karate bukanlah dibawa oleh orang jepang, melainkan di awa dan disebarkan oleh bebrapa orang mahasiswa yang datang dari jepang setelah usai menuntut ilmu. Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan dojo pertama di Jakarta pada tahun 1963 serta mendirikan wadah pemersatu karateka di Indonesia yang di bernama Persatuan Olah Raga Karate Indonesa (PORKI). (lihat gambar 2.2) Dojo Karate Internasional di Denpasar 11

5 Beberapa tahun kemudian berdatangan mantan mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping mantan mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi ( Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967). Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar (PB). telah dipimpin oleh tujuh orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama tiga kali perubahan masa periodisasi yaitu ; periode lima tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun ) periodisasi tiga tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun ) dan periodisasi empat tahun. (PBFORKI,2010) Falsafah Karate Menurut PBFORKI (2010), disebutkan bahwa di dalam falsafah karate, terdapat pengelompokan konsep seni bela diri yang di bedakan menjadi 2 jenis yaitu; rakka dan mizu no kokoro. Definisi kedua konsep bela diri karate yang di sebutkan adalah sebagai berikut: Gambar 2.3 Logo Forki Sumber: Yang Di Akses Pada 5 Maret 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar 12

6 a. Rakka (Bunga Yang Berguguran) Merupakan konsep bela diri atau pertahanan di dalam Karate setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si pengamal Karate boleh menggunakan teknik menangkis atas. Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela diri. B. Mizu No Kokoro (Minda Itu Seperti Air) Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur. Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam 4 besar JKF adalah SHOTOKAN, GOJU-RYU, SHITO-RYU, WADO-RYU, KYOKUSHIN (bukan termasuk 4 besar) Ajaran Dalam Seni Bela Diri Karate Menurut Sulistyo (2013), guru besar karate yang bernamana Gichin funakoshi mendefinisikan dua puluh ajaran karate (juga disebut niju kun). Dua puluh ajaran karate yang di definisikan olehnya ini bertujuan untuk membentuk dasar serta filosofi karate aliran Shotokan. Penekanannya anatar lain pada kerendahan hati, rasa hormat, kasih sayang, dan kesabaran yang harus di patuhi oleh para karateka untuk membentuk kesempurnaan karakter. Adapun kedua puluh ilmu yang di definisikan tersebut adalah: Dojo Karate Internasional di Denpasar 13

7 a. Karate bukan hanya tempat latihan b. Karate dimulai dan di akhiri dengan membungkuk c. Dalam karate, tidak pernah serangan pertama d. Karate harus mengikuti jalan keadilan e. Harus mengenali diri sendiri sebelum mengenali orang lain f. Perkembangan spiritual sangat penting, keterampilan teknis hanyalah alat untuk mencapai tujuan g. Anda harus melepaskan pikiran anda h. Kemalangan keluar dari kemalasan i. Karate adalah latihan seumur hidup j. Masukkan karate dalam segala sesuatu yang anda lakukan k. Karate itu seperti air panas,jika tidak di latih secara berkala akan menjadi dingin l. Jangan berfikir menang, berfikir bahwa tidak harus kehilangan m. Kemenangan tergantung pada kemampuan anda untuk memberitahu titik rawan dari titik tak terkalahkan n. Bergerak menurut lawanmu o. Pertimbangkan tngan dan kaku lawan seperti pedang tajam p. Saat meninggalkan rumah, berfikirlah bahwa jutaan lawan sedang menunggu q. Posisi siap untuk pemula dan posisi alam untuk siswa lanjutan r. Kata adalah satu hal, terlibat dalam pertarungan sungguhan adalah hal lain. s. Jangan lupa Kekuatan dan kelemahan kekuasaan, Ekspansi dan kontraksi seluruh tubuh, Lambat dan kecepatan teknik Dojo Karate Internasional di Denpasar 14

8 2.1.5 Pola Latihan Karate secara umum, pola pelatihan seni beladiri karate tidak jauh berbeda dengan pola latihan seni beladiri tradisional jepang lainnya. Berikut pola latihan karate secara umum yang dapat di lihat pada gambar 2.3. Diagram 2.4 Pola Latihan Karate Secara Umum Sumber: Analisa,2015 a. Doa Sebelum Latihan Merupakan proses doa bersama para peserta latihan dalam satu ruangan dengan menggunakan posisi doa bersimpuh di lantai ruang latihan dengan pola berbaris sejajar untuk para peserta latihan dan guru atau sensei duduk bersimpuh di depan barisan sebagai pemimpin doadan mengucapkan sumpah karate. (lihat gambar 2.4 dan 2.5) m Gambar 2.5 Posisi Bersimpuh Karateka Saat Berdoa Sumber: Yang Di Akses Pada 11 Maret 2015 Gambar 2.6 Pola Barisan Doa Bersama Karateka Sumber: Analisa,2015 b. Pemanasan Merupakan proses peregangan otot dan persendian peserta didik karate sebelum dimulainya kegiatan latihan utama. Kegiatan pemanasan ini Dojo Karate Internasional di Denpasar 15

9 memiliki tujuan untuk mencegah cidera otot para peserta didik serta melatih kekuatan dan kelenturan persendian para peserta didik. Pada kegiatan ini biasanya memerlukan ruang dengan area yang cukup luas. Pemanasan yang biasa diterapkan dalam pelatihan karate yaitu Pemanasan untuk kepala (peregangan sendi leher), Pemanasan utuk lengan (peregangan sendi, push up), Pemanasan untuk badan kaki (peregangan sendi, jumping jack). ( peregangan sendi, sit up, plank), Pemanasan untuk split, squad), Pemanasan keseluruhan tubuh (lari, c. Latihan Dasar / kihon Gambar 2.7 Posisi Dasar Kuda Kuda Karate Sumber: Dojo104.Blogspot.Com Yang Di Akses Pada 11 Maret 2015 mencakup teknik seperti kuda-kuda, pukulan, tendangan, blok/ tangkisan dan serangan balasan yang membentuk dasar Karate. Praktek dan penguasaan teknik dasar atau kihon sangat penting untuk semua pelatihan lanjutan. Praktek pelatihan dasar yang baik dapat menghasilkan peserta didik Dojo Karate Internasional di Denpasar 16

10 yang memiliki konsentrasi,disiplin serta mengembangkan fokus yang baik dalam seni bela diri. d. Latihan Kata Kata adalah sebuah kata dalam bahasa Jepang yang menggambarkan pola koreografer rinci gerakan yang dimaksudkan untuk mensimulasikan membela diri melawan banyak lawan imajiner. Kata dalam karate sendiri merupakan perpaduan gerakan yang di kombinasikan sehingga membentuk rangkaian gerakan yang memiliki estetika serta nilai seni karena memadukan antara kekuatan, kecepatan serta kesabaran karateka. Oleh sebab itu, maka pelatihan kata juga sering di identikka sebagai latihan meditasi semi dalam pelatihan karate. setiap kali sebuah kemajuan Karateka ke peringkat berikutnya kata yang baru dipelajari. Namun, selalu ada lebih banyak yang dapat dipelajari dari awal kata dan bahkan peringkat tertinggi Karateka akan terus berlatih kata awal. e. Latihan Kumite Kumite berarti perkelahian, dan ini adalah bagian dari karate di mana Anda melatih melawan musuh, dengan menggunakan teknik belajar dari kihon dan kata. Kumite dipraktekkan dalam beberapa format, tergantung pada peringkat dari karateka itu sendiri. Adapun beberapa jenis kumite yang ada dalam karate yaitu Sanbon Kumite (Tiga langkah Perkelahian), Ippon Kumite (Salah satu langkah Perkelahian), Jyu-Ippon Kumite (Perkelahian Setengah Bebas), Jiyu Kumite (Perkelahian bebas) f. Pelemasan Merupakan proses dimana otot diregangkan dan diberikan pelemasan seusai latihan yang menggunakan aktivitas fisik yang berat agar tidak terjadi cidera otot yang di akibatkan seusai pelatihan. Proses ini dapat di lakukan dengan cara stretching pada bagian bagian otot yang dirasa perlu peregangan / stretching seperti pada otot leher, otot lengan, otot pinggul dan otot kaki. Sehingga ruang yang dibutuhkan per prang dalam sesi pemanasan adalah seperti yang terdapat pada gambar 2.6. Dojo Karate Internasional di Denpasar 17

11 Gambar 2.8. ruang yang di butuhkan saat sesi pemanasan Sumber : Neuvert,2000 g. Doa Setelah Latihan Gambar 2.9. Proses Doa Setelah Latihan Pada Bela Diri Karate Sumber: Yang Di Akses Pada 12 Maret Merupakan proses doa bersama yang dilakukan para murid pelatihan karate serta para sensei. Pada proses ini memiliki pola yang sama dengan doa pada awal pelatihan yang prosesnya diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh sensei serta pengucapan sumpah karate bersama. (lihat gambar 2.7.) Dojo Karate Internasional di Denpasar 18

12 2.1.6 Teknik Dasar Bela Diri Karate Dalam ilmu bela diri karate terdapat beberapa teknik dasar dalam pelatihan bela diri ini. Pertama ada teknik kuda kuda atau yang di sebut dengan nama dachi, kedua adalah teknik pukulan yang disebut dengan nama tsuki, ketiga adalah teknik tangkisan yang disebut dengan nama uke dan keempat merupakan teknik tendangan yang di sebut dengan nama geri. Adapun pemaparan mengenai teknik dasar yang telah di sebutkan tadi sebagai berikut: a. Teknik Kuda Kuda (Dachi) Teknik kuda kuda dalam karate merupakan posisi kunci dalam mempertahankan posisi diri pada saat berhadapan dengan lawan. Dalam karate sendiri, ada beberapa teknik dasar dalam posisi sikap kuda kuda saat menghadapi lawan. Adapun teknik dasar kuta kuda yang disebutkan membutuhkan ruang gerak minimal seperti pada yang ditampilkan pada gambar 2.8. Gambar luas ruang yang diperlukan saat posisi kuda kuda Sumber : analisa, 2015 b. Teknik Pukulan (Tsuki) Teknik dasar selanjutnya merupakan teknik dasar pukulan. Ada beberapa jenis teknik dasar pukulan yang terdapat pada aliran bela diri karate, mulai dari pukuran lurus mengarah ke hulu atin pukulan ke atas yang mengarah ke kepala dan yang lainnya sesuai dengan tahap pemnelajaran yang dijalani. Secara umum, teknik pukulan karate memerlukan ruang gerak yang tidak terlalu luas. Berikut ruang gerak teknik pululan karate yang ditampilkan pada gambar 2.9. Dojo Karate Internasional di Denpasar 19

13 Gambar ruang yang dibutuhkan pada teknik pukulan karate Sumber : analisa, 2015 c. Teknik Dasar Tangkisan (Uke) Merupan teknik dasar dalam seni bela diri karate yang mempelajari mengenai dasar dasar gerakan untuk mengantisipasi dan menangkis seragan yang diluncurkan oleh lawan. Ada beberapa teknik tangkisan yang terdapat pada ilmu beladiri karate. Secara umum, ruang gerak yang dibutuhkan saat melakukan teknik ini adalah seperti yang terdapat pada gamber Gambar ruang yang dibutuhkan pada teknik tangkisan karate Sumber : analisa, 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar 20

14 d. Teknik Dasar Tendangan (Geri) Pada teknik dasar tendangan dalam ilmu bela diri karate, terdapat 3 jenis tendangan secara umum yaitu tendangan bawah, tendangan tengah dan tendangan atas. Secara garis besar, ruang gerak yang dibutuhkan pada proses pelaksanaan teknik ini adalah seperti yang terdapat pada gambar Gambar ruang yang dibutuhkan pada teknik tangkisan karate Sumber : analisa, Alat Berlatih Seni Bela Diri Karate 1. Punching Pad Merupakan alat bantu dalam berlatih serangan jenis pukulan dengan bentuk sarung tangan pelindung yang digunakan pada tangan kiri dan kanan pelatih. 2. Samsak Dalam kamus besar bahasa Indonesia, samsak berarti karung berisi pasir, namun dalam dunia olah raga, samsak merupakan alat bantu latihan penyerangan yang digunakan dengan cara di pukul atau di tending. 3. Striking Shield Merupakan alat bantu pelatihan bela diri yang di gunakan dalam berlatih teknik tendangan Dojo Karate Internasional di Denpasar 21

15 2.2 Tinjauan Dojo Internasional Definisi Dojo Dojo dalam bahasa Jepang secara harfiah memiliki makna tempat jalan. bangunan dojo awalnya di pergunakan sebagai tempat untuk mengajarkan ajaran Buddha. Ruang dojo juga identik dengan tempat untuk belajar meditasi serta mencari pencerahan lewat ketenangan pikiran. Dahulu, dojo memang merupakan bangunan tambahan yang di gunakan untuk pemujaan pada kuil kuil. Masuknya konsep dari budaya barat, dojo berubah konsep dan fungsi sebagai tempat latihan seni bela diri, sehingga setiap fasilitas pelatihan ilmu bela diri jepang dapat di sebut dengan sebutan dojo. Ditinjau dari balok pembangun huruf kanji untuk kata do ( 道 ) terdiri dari; ashi (telapak kaki), menunjukkan makna langkah maju, dan kubi (leher, kepala; hidung dan tanduk) mewakili untuk diri sendiri, (kamus lain; menyebutkan kata do terdiri dari radikal telapak kaki dan ketel atau kawah untuk menggodok tampak ber-uap yang menunjukkan semangat, penggemblengan). Sehingga do menurut makna tersebut dapat diartikan memajukan moral semangat diri, identik dengan character building. Huruf kanji 場 (dapat dibaca jo atau ba), mempunyai arti tempat, dengan arti sebuah tempat spesifik untuk melakukan kegiatan tertentu. Huruf tersebut dibangun dari simbol tanah, yang secara realita menunjukkan tempat, simbol matahari dan cakrawala, menunjukkan sumber kekuatan dan garis pandang serta take (tiang bambu, dengan bendera, pataka, atau panji-panji) untuk memanggil bahwa disitu terdapat keramaian atau kegiatan orang berkumpul. Sehingga pengertian dojo dalam arti yang lebih luas tidak dapat dipandang sebagai tempat olah-raga saja. Dalam seni beladiri tradisional jepang, dojo cenderung di perlakukan secara khusus dan cenderung di sakralkan. Penggunaan alas kaki secara umum tidak di perkenankan di dalam dojo. Terdapat satu alas kaki khusus yang boleh di gunakan dalam dojo yang di sebut dengan tabi, yang berupa kaus kaki/ sandal tradisional dari jepang. Dalam dojo gaya tradisional selalu dilakukan ritual pembersihan dojo atau dalam istilah jepang di sebut dengan dojo soji, pada Dojo Karate Internasional di Denpasar 22

16 awal dan/atau akhir setiap sesi pelatihan atau kegiatan. Selain untuk manfaat higienis, jelas pembersihan secara reguler juga berfungsi untuk memperkuat fakta bahwa dojo yang seharusnya didukung dan dikelola oleh murid atau siswa, bukan staf pengelola dojo itu sendiri. Sikap ini telah menjadi hilang dalam dojo modern, dojo komersial yang didirikan dan dijalankan oleh sekelompok kecil orang atau instruktur. Bahkan, sering dijumpai dalam sekolah tradisional, jarang/tidak pernah menggunakan dojo untuk pelatihan sama sekali, tetapi hanya untuk acara-acara yang lebih simbolis atau formal. Pelatihan atau acara yang sebenarnya dilakukan biasanya di luar ruangan atau di daerah yang kurang formal. Secara umum, dojo dapat di kategorikan menjadi 3 jenis dojo. Adapun jenis dojo yang di maksud antara lain: a. Dojo Tradisional Banyak dojo tradisional mengikuti pola yang ditentukan dengan shomen ( depan ) dan menggunakan beberapa pintu masuk, serta hirarki tempat yang didasarkan pada peringkat murid dan guru (instruktur) ditata dengan tepat. Biasanya murid/siswa akan masuk dari sudut kiri bawah dojo (dalam referensi shomen) dengan instruktur di sudut kanan atas. Shomen biasanya berisi kamidana, yakni tempat untuk melakukan meditasi ( mokuso) serta untuk menempatkan barang keperluan pemujaan Shinto, hata (banner), kanban (kartu) dan artefak lainnya. Istilah kamiza ini, sering dikacaukan oleh praktisi seni bela diri dengan kamidana. Banyak artefak lainnya mungkin ditampilkan di seluruh dojo, seperti kanban yang mencirikan sekolah (kai) dengan style atau strategi tertentu, dan barang-barang seperti gendang taiko atau senjata yoroi. Pada dojo seringkali ditemukan nama-dojo dan kun-dojo (sumpah, doktrin atau aturan dojo ) yang ditampilkan secara mencolok pada sisi shomen. Adakalanya dojo menyediakan tempat khusus bagi tamu atau pengunjung, tetapi penempatan tergantung pada peringkat dan asal mereka. Senjata dan peralatan pelatihan lain yang biasanya akan ditempatkan di dinding belakang. Dojo Karate Internasional di Denpasar 23

17 b. Dojo Honbu Dojo gaya Hombu, lebih mencirikan gaya dari seni bela diri atau kelompok beladiri tertentu, dilengkapi dengan markas administrasi.\ c. Dojo Gaya Barat Dojo gaya Barat lebih tepat disebut tempat latihan fisik, seni bela-diri lebih terlihat dari sisi sport, tidak ada keseimbangan antara yin dan yang. Model budaya dojo diadopsi oleh praktisi dengan mengambil model paling kontemporer, yaitu dojo dengan arsitektur berbentuk gym. Dalam realita; sebuah dojo modern, dojo komersial adalah tempat latihan olah raga beladiri tertentu atau multifungsi (olah raga beladiri, senam aerobik, latihan kebugaran, dsb.) yang didirikan dan dijalankan oleh sekelompok kecil orang atau instruktur Definisi Internasional Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (2012), kata internasional memiliki makna berhubungan dengan banyak Negara. Sehingga dojo internasional memiliki definisi sebagai sarana pelatihan seni bela diri tradisional jepang yang dapat menunjang kebutuhan civitas civitas yang berasal dari berbagai Negara dalam ruang lingkup pelatihan seni bela diri tradisional jepang. Definisi internasional dalam perancangan fasilitas ini memiliki arti bahwa fasilitas ini akan memiliki hubungan kegiatan dengan dojo dojo yang berada di luar negeri. Dalam konteks ini, hubungan kegiatan yang akan di laksanakan adalah gasuku (ujian kenaikan tingkatan sabuk dalam karate) dan pelatihan bersama dengan atlit internasional Persyaratan Gedung Olah Raga Berdasarkan peraturan yang di tetapkan oleh Dinas pekerjaan umum (2015), Terdapat beberapa persyaratan serta standar dalam membangun fasilitas / gedung olah raga di Indonesia. Salah satunya yang di keluarkan oleh dinas pekerjaan umum dengan aturan mendirikan gedung olah raga sebagai berikut: Dojo Karate Internasional di Denpasar 24

18 a. Fasilitas Penunjang Fasilitas penunjang harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut: Lokasi ruang ganti harus dapat langsung menuju lapangan melalui koridor yang berada dibawah tempat duduk penonton. Toilet pria harus dilengkapi minimal 2 buah bak cuci tangan, 4 buah peturasan dan 2 buah kakus Ruang bilas pria dilengkapi minimal 9 buah shower Ruang ganti pakaian pria dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk Toilet wanita harus dilengkapi minimal 4 buah kakus dan 4 buah bak cuci tangan yang dilengkapi cermin Ruang bilas wanita harus dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah Ruang ganti pakaian wanita dilengkapi tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit minimal 20 box dan dilengkapi bangku panjang minimal 20 tempat duduk. b. Ruang pijat direncanakan minimal 12 m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah cuci tangan dan 1 buah kakus c. Lokasi ruang P3K harus berada dekat dengan ruang ganti atau ruang bilas dan direncanakan minimal 1 unit yang dapat melayani penonton dengan luas minimal 15 m2. Kelengkapannya minimal 1 buah tempat tidur untuk pemeriksaan, 1 buah tempat tidur untuk perawatan dan 1 buah kakus yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang untuk kegiatan pemeriksaan dopping d. Ruang pemanasan direncanakan minimal 300 m2 untuk type a e. Ruang latihan beban direncanakan mempunyai luas yang disesuaikan dengan alat latihan yang digunakan minimal 150 m2 f. Toilet penonton direncanakan untuk dengan perbandingan penonton wanita dan pria adala 1:4 yang penempatannya dipisahkan. Fasilitas yang dibutuhkan minimal dilengkapi dengan: Dojo Karate Internasional di Denpasar 25

19 Jumlah akus jongkok untuk pria dibutuhkan 1 bush kakus untuk 200 penonton pria dan untukwanita 1 buah kakus jonkok untuk 100 penonton wanita Jumlah bak cuci tangan yang dilengkapicermin, dibutuhkan minimal 1 buah untuk 200 penonton pria dan 1 buah untuk 100 penonton wanita. Jumlah peturasan yang dibutuhkan minimal 1 buah untuk 100 penonton pria. g. Kantor pengelolaan lapangan tipe A dan B direncanakan sebagai berikut : Dapat menampung minimal 10 orang, maximal 15 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orang. dilengkapi ruang untuk petugas keamanan, petugas kebakaran dan polisi yang masing-masing membutuhkan luas minimal 15 m2. h. Gudang direncanakan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain: Tipe A, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 120 m2 dan 20 m2untuk gudang alat kebersihan; Tipe B, gudang alat olahraga yang dibutuhkan minimal 50 m2 dan 20 m2untuk gudang alat kebersihan Tipe C, gudang alat olahraga yang dibutuhkan 20m2 dan 9 m2 untuk gudang dan alat kebersihan i. Ruang panel direncanakan harus diletakan dengan ruang staf teknik j. Ruang mesin direncanakan dengan luas ruang yang sesuai kapasitas mesin yang dibutuhkan dan lokasi mesin tidak menimbulkan bunyi bising yang mengganggu ruang arena dan penonton k. Ruang kantin direncanakan sesuai kapasitas l. Ada perencanaan Ruang pos keamanan m. Tiket box direncanakan sesuai kapasitas penonton n. Ruang pers direncanakan untuk tipe A, B dan C sebagai berikut: Harus disediakan kabin untuk awak TV dan Film harus disediakan ruang telepon dan telex Toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 bak cuci tangan Dojo Karate Internasional di Denpasar 26

20 o. Ruang VIP direncanakan untuk tipe tempat wawancara khusus atau menerima tamu khusus p. Tempat parkir direncanakan sebagai berikut : Jarak maksimal dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk gedung olahraga 1500m 1 ruang parkir mobil dibutuhkan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk q. Toilet penyandang cacat direncanakan dengan fasilitas yang dibutuhkan minimal, sebagai berikut : 1 unit yang terdiri dari 1 buah kakus, 1 buah peturasan, 1 buah bak cuci untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah bak cuci tangan untuk wanita Toilet untuk pria harus dipisahkan dari toilet untuk wanita Toilet harus dilengkapi dengan pegangan untuk melakukan perpindahan dari kursi roda ke kakus duduk yang diletakan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80 cm r. Jalur sirkulasi untuk penyandang cacat harus memenuhiketentuan, sebagai berikut : Tanjakan harus mempunyai kemiringan 8%, panjangnya maksimal 10m Pada ujung tanjakan harus disediakan bagian datar minimal 180 cm Selasar harus cukup lebar untuk kursi roda melakukan putaran s. Lantai Lantai harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Lantai harus stabil, kuat dan kaku, serta tidak mengalami perubahan bentuk atau lendut, selama dipakai Lantai harus mampu menerima beban kejut dan beban gravitasi minimal 400kg/m2 Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis Bila lantai menggunakan konstruksi kaku, permukaan lantai harus ditutup dengan lapisan elastis Permukaan lantai harus rata tanpa ada celah sambungan Permukaan lantai harus tidak mudah aus Permukaan lantai harus dapat memberikan pantulan bola yang merata Dojo Karate Internasional di Denpasar 27

21 2.3 Studi Proyek Sejenis Dojo Aora Di Kuta, Bali Merupakan sebuah dojo yang dibangun pada Jalan Nakula, lantai 2 gedung kawan mini market, Kuta Bali. Lokasinya sendiri berjarak kurang lebih 8,5km dari pusat kota Denpasar dengan waktu tempuh dalam perjalanan sekitar menit dengan kondisi jalan yang lancar. (lihat gambar 2.11.) Gambar Peta Lokasi Gedung Dojo Aora Bali. Sumber: Maps,Google.Com Yang di Akses Pada 21 Maret 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar 28

22 Sarana pelatihan karate pada gedung ini merupakan salah satu dari tiga fungsi utama yang terdapat di sini yaitu mini market pada lantai pertama, dojo pelatihan seni bela diri pada lantai ke dua dan fitness center pada lantaike tiga. Secara keseluruhan, ketiga fungsi tersebut menjadi satu kesatuan dalam satu bangunan serta memiliki keterkaitan fungsi serta sirkulasi pada masing masing fungsi tersebut ) (lihat gambar Bangunan tempat di tempatkannya dojo aora ini merupakan bangunan masa tunggal yang memiliki 3 latai, pada masing masing lantai memiliki fungsi yang berbeda yaitu lantai satu terdapat fungsi mini market, pada lantai ke dua terdapat fungsi fasilitas pelatihan ilmu bela diri atau dojo dan pada lantai ke tiga terdapat fungsi fitness center. Berikut di tampilkan denah bangunan dojo aora secara keseluruhan pada lantai 1,2,dan 3 yang di tampilkan pada gambar yang di dapatkan dengan cara observasi langsung di lapangan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 3 maret 2015, didapat informasi ruang yang di aplikasikan di dalam bangunan dojo aora dalam menunjang proses berjalannya pelatihan seni bela diri karate. Berikut ruang serta fasilitas yang di aplikasikan pada dojo aora yang akan dijelaskan terperinci pada tabel 2.1. Gambar Denah Gedung Dojo Aora Secara Keseluruhan Sumber :Analisa, 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar 29

23 Tabel 2.1. Ruang dan Fasilitas Pada Dojo Aora No Nama ruang dan fasilitas gambar situasi 1 Ruang Latihan Keterangan Ruang latihan berbentuk persegi panjang dengan ukuran berkisar 20x40 meter,dengan kapasitas berkisar 60 orang perserta bela diri. Pada bagian lantai di lapisi matras khusus setebal 2cm, untuk mengurangi getaran karena hentakan serta anti slip. Fasilitas pelengkap terdiri dari protector kolom-dinding, cermin dan 12 samsak. Bukaan dibuat lebar serta penggunaan pencahayaan alami yang maksimal. 2 Ruang Tunggu Dan Sport Shop Digunakan sebagai ruang tunggu keluarga peserta latihan Ruang tunggu di gabungkan dengan sport shop yang menjual alat alat Dojo Karate Internasional di Denpasar 30

24 yang berkaitan dengan pelatihan bela diri. Fasilitas yang di sediakan antara lain sofa tunggu, meja dan rak sepatu. 3 Ruang Terapy Digunakan sebagai ruang perawatan peserta latihan yang cidera Ditempatkan bersebelahan dengan ruang latihan dengan matras latihan sebagai batas ruang. Memiliki fasilitas sebuah bed untuk 1 orang dan kursi. 4 Ruang Ruang sirkulasi Sirkulasi memiliki lebar 1,5 meter dengan lantai di lapisi parket kayu. Jalur sirkulasi di letakkan pada pinggir area latihan agar tidak mengganggu proses latihan. Dojo Karate Internasional di Denpasar 31

25 5 Ruang Bertanding 6 Toilet Dan Ruang Ganti Merupakan area untuk berlatih sparing petarung. mengadopsi untuk Arena sarana pertandingan MMA dengan bentuk segi 8 pada arena pertandingan. Fasilitas yang di sediakan pada toilet sama dengan toilet pada umumnya Pada ruang ganti disediakan loker pakaian, bangku, ruang ganti dan hanger baju. Ruang di buat tidak terlalu tertutup dengan warna ruang yang sedikit gelap. Sumber : observasi,2015 a. Permasalahan I. Tampilan bangunan yang di gunakan kurang mencerminkan sebuah fasilitas pelatihan seni bela diri tradisional jepang. Kesan yang di dapat pada dojo ini berkesan seperti tempat pelatihan bela diri modern. II. Fasilitas yang di sediakan pada dojo ini terbilang kurang bila dilihat dari peserta latihan merupakan orang orang yang bersasal dari luar negeri. III. Sisitim pengkondisian udara yang terlau mengutamakan penghawaan alami yang menyebabkan ruangan terasa pengap pada waktu tertentu. b. Kelebihan I. Penempatan dojo yang berlokasi pada area yang stategis dan sangat mudah untuk di temukan. Dojo Karate Internasional di Denpasar 32

26 II. III. Staf dan pengajar pada dojo ini dapat melayani keperluan peserta didik dari dalam maupun luar negeri. Bangunan dojo menyatu dengan fungsi fitness center dan mini market sehingga dapat lebih melengkapi kebutuhan dan aktivitas peserta pelatihan bela diri Dojo Starawies Di Stara Wies, Polandia Merupakan sebuah fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang berlokasi di Stara Wies, Polandia. Merupakan bangunan hasil kerjasama antara federasi karate tradisional di Polandia dan yayasan pengembang karate tradisional. Fasilitas ini dirancang dan dibangun sesuai dengan prinsip prinsip arsitektur Jepang di atas landscape Polandia yang indah. Fasilitas ini adalah salah satu fasilitas pelatihan olah raga tradisional terbesar yang ada di dunia. Fasilitas ini menawarkan kesempatan pelatihan professional maupun secara non professional untuk para tamu yang datang secara individual dengan site plan bangunan yang dapat dilihat pada gambar Gambar Site Plan Dojo Strarawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 Luas total wilayah fasilitas ini mencapai 60 hektar yang terletak di tengah landscape wilayah Przedborski Park yang di kelilingi oleh hutan yang sejuk. Fasilitas pelatihan bela diri ini terdiri lebih dari 20 masa bangunan yang siap untuk di gunakan. Beberapa fasilitas yang di tonjolkan antara lain rumah Dojo Karate Internasional di Denpasar 33

27 jepang, taman jepang, sport hall dan danau buatan. Berikut fasilitas yang terdapat pada dojo Starawies yang akan di jelaskan sebagai berikut: a. Japanese House Pada fasilitas ini di sediakan cottage bergaya rumah tradisional jepang dengan standar yang tinggi. Memiliki gaya aritektur yang benar benar mebgikuti prinsip arsitektur tradisional jepang pada fasad maupun fungsinya Dimana pada masing masing unit telah di lengkap dengan kamar tidur, ruang teras, dapur serta kamar mandi pribadi. (lihat gambar 2.17.) Keterangan gambar: 1. = kamar tidur 2. = ruang tamu 3. = area dapur 4. = kamar mandi 5. = perapian 6. = ruang cuci Gambar Denah Japanese House Cottage Pada Dojo Starawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 Dojo Karate Internasional di Denpasar 34

28 b. Conference Hall Digunakan sebagai ruang pertemuan dengan desain menggunakan prinsip bangunan tradisional jepang. Pada fasilitas pelatihan ini terdapat 2 buah conference hall dengan ukuran yang berbeda yaitu besar: 50m x 14m, tinggi 3.80m untuk conference hall besar Dan besar 13m x 13m, tinggi 3.80m untuk conference hall kecil. (lihat gambar 2.18.) Gambar Conference Hall Dojo Starawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 c. Sport Hall Merupakan bangunan dengan luas 2000m2 yang terdiri dari tiga ruang utama yang di lengkapi dengan perlantaian khusus untuk pelatihan seni bela diri tradisional jepang, cermin latihan, samsak, dan peralatan untuk menunjang pelatihan lainnya. Pada bangunan ini juga terdapat ruang ganti dengan tiga kamar yag berisi kamar mandi air panas, lemari berfentilasi dan Jacuzzi. Berikut ukuran ruang hall utama pada sport hall dojo starawies; hall 1 berbentuk L berukuran: 50m x 30m x 14m, tinggi 3.80m; hall 2 berukuran 13m x 13m, tinggi 3,8m; hall 3 dilengkapi dengan tikar judo, dengan ukuran ruang : 13m x 13m, tinggi 3,80m. (lihat gambar 2.19.) Dojo Karate Internasional di Denpasar 35

29 Keterangan gambar: 1. = ruang latihan utama 2. = ruang latihan 3. = gym 4. = ruang ganti 5. = ruang pelatih 6. = ruang treatment 7. =jacuzy 8. = teras Gambar 2.19.Denah Sport Hall Dojo Starawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 d. Spa And Tea Room Tea room merupakan bangunan yang du rancang menyerupai kamar danterletak di pinggiran kolam, dilengkapi dengan perepian, teras, toilet dan dapur. Bangunan ini dapat menampung kelompok kecil antara orang. Sedangkan untuk ruang spa dapat menampung hingga 12 orang per ruangan dengan fasilitas tiap ruang spa di lengkapi dengan kursi santai serta meja. Terdapat 2 jenis kamar spa dengan ukuran yang berbeda yaitu, kamar 1 dengan ukuran: 8,8m x 5m, tinggi 2.70m; dan kamar 2 dengan ukuran 6,5m x 5m, tinggi 2.70m. (lihat gambar 2.20.) Dojo Karate Internasional di Denpasar 36

30 e. Kantin Gambar Spa Dan Tea Room Pada Dojo Starawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 Kantin pada dojo stara wies di gunakan sebagai ruang penerimaan tamu. Fasilitas yang terdapat di dalamnya antara lain meja tradisional jepang, teras, serta dapur yang memiliki standar yang sangat baik. Kapasitas kantin dapat menampung kurang lebih 120 orang sekaligus. Ukuran pada kantin dojo ini adalah 16m x 10m dengan baian tradisional jepang berukuran 7m x 5m. (lihat gambar 2.21.) Gambar Kantin Pada Dojo Starawies Sumber: Yang Di Akses Pada 21 Maret 2015 a. Permasalahan I. Kurangnya fasilitas fasilitas dalam pelatihan out door b. Kelebihan I. Penampilan serta konsep bangunan sangat mencerminkan bangunan serta fasilitas pelatihan seni beladiri tradisional dari jepang. II. Fasilitas pada bangunan di rancang memiliki integrasi terhadap aktifitas aktifitas yang terjadi pada pusat pelatihan bela diri ini. III. Lokasi penempatan fasilitas ini terletak pada site yang cukup jauh dari keramaian sehingga proses pelatihan dapat berjalan lebih focus. Dojo Karate Internasional di Denpasar 37

31 2.4. Spesifikasi Umum Dojo Internasional Karate Pengertian Dojo internasional karate merupakan fasilitas pelatihan seni bela diri tradisional jepang yang di buat untuk mewadahi aktifitas pelatihan seni bela diri karate dengan ruang lingkup peserta latihan berasal dari atlit dalam maupun luar negeri serta menyediakan pelatihan bagi pemula yang ingin memulai pelatihan bela diri karate dari awal Fungsi Adapun fungsi dari dojo internasional karate ini antara lain: 1. Sebagai fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang menonjolkan konsep tradisional jepang. 2. Sebagai fasilitas yang mewadahi atlit karate baik dari dalam daerah maupun luar daerah denpasar bahkan bali secara umum. 3. Menfasilitasi segala bentuk pelatihan seni bela diri karate dari tingkat awal maupun tingkat professional tujuan Menyediakan fasilitas pelatihan seni bela diri karate yang dapat menampung dan merangkul atlit atlit baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri dengan fasilias, sarana dan perasarana yang dapat menunjang segala kebutuhan aktivitas pelatihan seni bela diri karate, sehingga di dapatkan hasil pelatihan yang optimal dari masing masing peserta didik fasilitas Dalam menunjang proses pelatihan seni bela diri pada dojo ini, maka di perlukan fasilitas fasilitas yang terkait dengan pola kegiatan pelatihan seni bela diri karate itu sendiri. Adapun fasilitas yang di maksud adalah: 1. Fasilitas Utama Merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan utama yang berlangsung dalam bangunan, antara lain: Dojo Karate Internasional di Denpasar 38

32 a. Ruang pelatihan yang terdiri dari: ruang pelatihan prapemula, ruang pelatihan pemula dan ruang pelatihan senior b. Ruang pelatihan fisik c. Ruang meditasi d. Ruang pelatih e. Ruang peralatan latihan f. toliet g. Ruang loker h. Ruang mandi atlit i. Ruang ganti pakaian 2. Fasilitas Pendukung Merupakan fasilitas yang berfungsi untuk mendukung kegiatan utama dalam bangunan, antara lain: a. Restaurant b. Spa c. Ruang menginap atlit d. Ruang minum teh e. Ruang terapi f. Ruang medis 3. Fasilitas Penunjang Merupakan fasilitas penunjang dalam meningkatkan kualitas ruang yang lainnya antara lain: a. Resepsionis b. Toilet umum c. Loby 4. Fasilitas Service Merupakan fasilitas yang dapat mendukung proses operasional gedung, antara lain: a. Ruang ME b. Ruang janitor c. Storage d. Parkir Dojo Karate Internasional di Denpasar 39

33 e. Pos keamanan 5. Fasilitas Pengelola Merupakan fasilitas yang menunjang kegiatan pengelolaan gedung, antara lain: a. Ruang kepala pengelola b. Ruang staf administrasi dan operasional c. Ruang arsip d. Ruang rapat / conference hall e. Toilet staf Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan yang terjadi di dalam dojo ini dapat di kelompokan secara umum menjadi 2 kelompok kegiatan, yaitu kegiatan yang terjadi pada pengunjung dojo dan kegiatan yang terjadi pada staf dojo, berikut di jabarkan secara umum kegiatan tersebut melalui gambar Gambar pola kegiatan dalam gedung dojo rancangan Sasaran Fasilitas Gedung lain: adapun sasaran fasilitas dojo internasional karate yang dimaksud antara Dojo Karate Internasional di Denpasar 40

34 1. Berdasarkan atlit yang akan melakukan pelatihan a. Tingkat Prapemula yaitu peserta yang baru mengikuti pelatihan dan memegang sabuk putih b. Tingkat Pemula yaitu peserta yang sudah memegang sabuk kuning c. Tingkat junior yaitu peserta yang memegang sabuk hijau dan biru d. Tingkat senior yaitu peserta yang sudah memegang sabuk coklat dan hitam 2. Dilakukannya aktivitas pelatihan bersama antara atlit karate dari dalam maupun luar daerah 3. Pengadaan kenaikan tingkat pada tingkat daerah, provinsi maupun internasional System Pengolaan System pengolaan yang di terapkan pada dojo internasional karate ini menerapkan system pengolaan yang menyediakan fasilitas pelatihan bela diri karate baik dari tingkat paling rendah hingga tingkat senior sehingga memungkinkan setiap orang dapat bergabung dan menjalani pelatihan dalam fasilitas ini. pengelolaan gedung akan di lakukan dengan cara operasional dan maintenance yang di sesuaikan dengan kebutuhan atlit karate sehingga dapat di peroleh hasil pelatihan yang optimal pada setiap peserta didik. Dojo Karate Internasional di Denpasar 41

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK II.1 Umum Nama Proyek Tema Sifat Proyek Pemilik Proyek Pemilik Dana Lokasi Luas Lahan : BANDUNG BADMINTON CENTER : Form Follow Function : Fiktif : Pemerintah : Pemerintah : Jalan

Lebih terperinci

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya:

Do menjadi konsep yang lazim, setidaknya sejak kelahiran pelajar dari Okinawa, Teijinsoku pada tahun 1663, seperti yang dia tulis di puisinya: SEJARAH KARATE Menurut legenda, evolusi karate dimulai lebih dari ribuan tahun yang lalu, kemungkinan pada awal abad ke-5 SM ketika Bodhidharma tiba di kuil Shaolin, China dari Indiadan mengajarkan Zen

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Bab 5 Ringkasan Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi. Walaupun Jepang merupakan negara yang maju tetapi masyarakatnya tetap berpegang teguh pada tradisi budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah menggunakan istilah karate dalam huruf kanji Jepang. Dalam pertemuan bersama para master di

Lebih terperinci

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB IV BELA DIRI 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pencak Silat Olahraga bela diri pencak silat merupakan salah satu alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922 (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun 1929 banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aikido Training Center di Yogyakarta 1. Tabel 1.1. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan di DIY Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Aikido Training Center di Yogyakarta 1. Tabel 1.1. Jumlah Tindak Kejahatan yang Dilaporkan di DIY Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak sekali tindak kejahatan yang terjadi di masyarakat pada masa sekarang. Banyaknya aksi penipuan dan kekerasan menjadikan

Lebih terperinci

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN Putra : 1. Kata Perseorangan Putra 2. Kumite Perseorangan 60 kg Putra 3. Kumite Perseorangan + 60 kg Putra Putri : 1. Kata Perseorangan Putri 2. Kumite

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga bela diri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan bela

Lebih terperinci

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B

BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B BAB II STUDI HAKIKAT STADION TIPE B II. 1. Sejarah Sepak Bola II. 1. 1. Sepak Bola Mendunia Sepak bola merupakan salah satu olahraga yang sangat terkenal di Eropa dan Amerika. Sebuah penemuan mengungkapkan

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia. Perkembangan itu terus terjadi sejak karate diperkenalkan oleh mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan.

I. OLAH RAGA. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. I. OLAH RAGA Olahraga adalah sesuatu yang setiap individu dapat menikmatinya secara perseorangan. Pada saat yang sama, menonton orang lain berolahraga dapat juga jadi menyenangkan. Untuk mencari tahu sejauh

Lebih terperinci

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri dari timur. Pada umumnya, karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan tangkisan kaki dan tangan

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117

BAB V KEBUGARAN JASMANI. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 BAB V KEBUGARAN JASMANI Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 117 Kebugaran jasmani merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya untuk meningkatkan dan

Lebih terperinci

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda

Pada gambar ini menunjukkan perletakan area parkir untuk bus. mobil. sepeda GEDUNG OLAHRAGA DI BANTUL BAB III PENGEMBANGAN DESAIN Selama dalam proses perancangan ada beberapa perubahan yang dilakukan terutama pada bagian denah karena beberapa sebab yang kemudian diikuti dengan

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot Kebugaran jasmani harus dipenuhi oleh setiap orang. Kebugaran jasmani merupakan pendukung keberhasilan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Latihan kebugaran jasmani meliputi daya tahan, kekuatan, kelenturan,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kain khas masyarakat Indonesia. Batik ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang juga ditetapkan sebagai

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Student Housing Student housing atau asrama mahasiswa didefinisikan sebagai suatu fasilitas tempat penginapan yang ditunjukan untuk anggota suatu kelompok, umumnya

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb : BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG 4.1. Program Ruang Besaran ruang dan kapasitas di dalam dan luar GOR Basket di kampus Undip Semarang diperoleh dari studi

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

STADION AKUATIK DI SEMARANG

STADION AKUATIK DI SEMARANG BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Program ruang disini dibedakan sesuai dengan kelompok jenis kegiatan dan fungsinya, yaitu kelompok kegiatan umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga selain untuk menjadikan pelajar menjadi sehat sehingga dapat menuntut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktekan dalam Proyek PT. CITRA LAND

BAB IV ANALISA PROYEK. 4.1 Peranan Praktekan dalam Proyek PT. CITRA LAND BAB IV ANALISA PROYEK 4.1 Peranan Praktekan dalam Proyek PT. CITRA LAND Peranan Praktekan dalam mengerjakan proyek ini adalah sebagai Junior designer 2 Dimensi dan 3 Dimensi, selain itu juga membantu memberikan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep dasar perancanagan Konsep dasar perancangan Resort dengan Fasilitas Meditasi ialah untuk mendukung potensi wisata pantai di Anyer. Memaksimalkan pengolahan ruang dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kebudayaan masyarakat pada masa sekarang ini telah beralih ke arah teknologi industri yang semakin modern. Perubahan tersebut tentu membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep utama yang mendasari Rancang Ulang Stasiun Kereta Api Solobalapan sebagai bangunan multifungsi (mix use building) dengan memusatkan pada sistem dalam melayani

Lebih terperinci

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115 BAB I PENDAHULUAN Laporan perancangan ini sebagai tindak lanjut dari Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dan menjadi satu rangkaian dengan perancangan fisik Rumah sakit Islam Madinah

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia. Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi

Lebih terperinci

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa OUT Sekolah Pembelajaran Terpadu SMP-SMA 45 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk dari sebuah pendekatan dari arsitektur

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang dinamis dan penyebaran yang semakin luas dan fenomena olahraga selama puluhan tahun terakhir ini telah membawa olahraga menjadi lembaga yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Perancangan Perancangan Rumah sakit Sulianti Saroso ini menggunakan tema Arsitektur sirkulasi. Hal ini ditekankan pada : 1. Pemisahan akses dari dan ke instalasi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

Sejarah Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing Sejarah Lempar Lembing Lempar lembing merupakan suatu aktivitas yang menuntut kecekatan dan kekuatan dalam melempar. Medianya berupa lembing, yaitu sejenis tombak, tapi lebih ringan dan kecil. Awal mulanya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh

Lompat Jauh. A. Pengertian Lompat Jauh Lompat Jauh A. Pengertian Lompat Jauh Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik yang paling populer dan paling sering dilombakan dalam kompetisi kelas dunia, termasuk Olimpiade.

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia mempunyai kebutuhan yang sangat kompleks dalam kehidupannya. Pada dasarnya manusia mempunyai kelebihan dari mahkluk lain meliputi cipta, rasa dan karsa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Gambar 1. Pakaian Karate-Do (Uwagi dan Zubon) Gambar 2. Dojo sebagai tempat latihan 54 Gambar 3. Rei-Shiki (upacara penghormatan) Gambar 4. Posisi duduk Sei-Za 55 Gambar 5. Kihon pada Dachi Waza

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA 1.1.1.1 Narasi dan Ilustrasi Skematik Hasil Rancangan Hasil yang akan dicapai dalam perancangan affordable housing dan pertanian aeroponik ini adalah memecahkan

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P BAB III DATA PROYEK III.1 Data Umum Proyek Dalam melaksanakan kerja praktek, praktikan mendapat kesempatan untuk membantu beberapa proyek yang sedang dikerjakan oleh PT Trijaya Anugrah Kreasi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA

BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA BAB II DESKRIPSI PROYEK HOTEL KRIDA NUSANTARA Proyek ini merupakan proyek semi nyata yang akan dibangun oleh yayasan Krida Nusantara. proyek ini terletak pada kawasan pendidikan Krida Nusantara, dan memperuntukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan yang namanya usaha dan kerja keras yang latihannya sudah terencana dan terukur yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karate bukan merupakan kebudayaan asli dari Jepang melainkan. merupakan kebudayaan turunan dari China daratan yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Karate bukan merupakan kebudayaan asli dari Jepang melainkan. merupakan kebudayaan turunan dari China daratan yang mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karate bukan merupakan kebudayaan asli dari Jepang melainkan merupakan kebudayaan turunan dari China daratan yang mengalami peleburan dengan masyarakat Kepulauan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas

Lebih terperinci

DESKRIPSI OBJEK STUDI

DESKRIPSI OBJEK STUDI BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI 3.1 Deskripsi Objek Studi Objek yang akan penulis redesain adalah sebuah Lembaga Pemasyaratan Sukamiskin Bandung. Lembaga Pemasyarakatan yang akan dirancang adalah salah satu

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VII (Tujuh )/1 (satu) Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 x pertemuan ) A. Standar

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 4.1 Alternatif Zoning 1 ANALISA : Letak zona publik berada di dekat pintu masuk karena zona tersebut diperunttukan bagi pengunjung yang baru datang. Pada alternative zona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

Rahasia dibalik keajaiban karate

Rahasia dibalik keajaiban karate Rahasia dibalik keajaiban karate Karateka pemegang sabuk hitam sering mendemonstrasikan kekuatan dan keahlian mereka dengan cara membelah dua tumpukan batu bata keras tanpa terluka sedikit pun. Seorang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN 1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

Lebih terperinci

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan

MUSEUM GERABAH NUSANTARA Penerapan arsitektur bangunan berbahan gerabah pada bentuk bangunan BAB III ANALISIS 3.1 Pelaku, Aktivitas pengguna, kebutuhan ruang dan Besaran Ruang 3.1.1 Pelaku dan Aktivitas Pengguna Musuem Pelaku dalam museum dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengelola museum

Lebih terperinci

The Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012

The Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012 The Dharmawangsa Hotel Last Updated Saturday, 21 January 2012 The Dharmawangsa Hotel Jakarta Indonesia adalah salah satu hotel mewah dan nyaman, terletak di jantung Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kecantikan adalah: anggapan untuk suatu objek yang molek dan lainnya tampak serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) Kecantikan juga mulai menjadi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN DESAIN PREMIS Seiring berkembangnya kawasan wisata Baturaden mengharuskan kawasan tersebut harus juga meningkatkan kualitas dalam sektor penginapan. Masih minimnya penginapan berbintang seperti hotel resort

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kamus bahasa Inggris Webster mendefinisikan beladiri dalam batasan yang sangat luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat

BAB I PENDAHULUAN. merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap wanita memiliki kebutuhan untuk mempercantik diri dan untuk merilekskan pikiran dan tubuh dari kesibukan mereka sehari-hari seperti tempat salon, spa, refleksi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang tinjauan pustaka yaitu membahas tentang peneliti peneliti sebelumnya yang pernah meneliti yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci