PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA)"

Transkripsi

1 PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

2 PERATURAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE DALAM RANGKA PEKAN OLAHRAGA PELAJAR SMA (POPSMA) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga selain untuk menjadikan pelajar menjadi sehat sehingga dapat menuntut ilmu dengan hasil yang maksimal, juga sebagai sarana untuk mengukur kemampuan psiko-motorik siswa melalui kegiatan kompetisi antar pelajar. Tingginya tingkat kompetisi pelajar baik di tingkat kotamadya/ kabupaten, provinsi, nasional maupun internasional mengharuskan adanya wadah untuk tempat mereka berkompetisi. Sarana untuk pelajar berkompetisi juga sebagai upaya untuk mencari pelajar-pelajar berprestasi untuk menggantikan seniornya di masa yang akan datang. Cabang olahraga karate yang berkembang pesat sejak awal tahun 70-an baik di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas membuat setiap perkumpulan karate (dojo) di sekolah berupaya menciptakan atlet-atlet karate (karateka) yang tangguh. Kejuaraan-kejuaraan karate yang dilaksanakan baik di tingkat kotamadya/ kabupaten, provinsi, maupun nasional diikuti ratusan bahkan ribuan atlet pelajar yang menggambarkan tingginya minat pelajar terhadap cabang olah-raga beladiri yang berasal dari Jepang tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, melalui kerjasama dengan induk organisasi olahraga karate yaitu Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (PB FORKI), Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) c.q Direktorat SMA pada tahun 2005 menyelenggarakan kompetisi karate pertama yang bertajuk Liga Karate Pelajar tingkat SMA.

3 Selanjutnya, pada Tahun 2006 yang lalu, kembali dilaksanakan kompetisi olahraga karate disertai beberapa cabang olahraga lainnya dengan nama kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Tingkat Nasional Taahun Juara I (pertama) dari kegiatan ini diikut-sertakan pada kejuaraaan dunia karate Shotokan Karate-do Internasional Federation (SKIF) di Tokyo, Jepang pada bulan Oktober 2006 serta mendapat 1 emas (Bianca Gorontalo), 1 perak (Yeni Jawa Tengah) dan 1 perunggu (Takashi Hadi Sumatera Utara). B. Dasar Dasar pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar Tingkat SMA Tahun 2007 cabang olahraga Karate adalah : 1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Propenas di bidang Olahraga dan Bidang Pendidikan jasmani. 3. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) daan Rencana Kerja dan Anggaran Kemitraan / Lembaga (RKA KL) tahun anggaran C. Tujuan Petunjuk Pelaksanaan ini disusun dengan tujuan untuk memberikan acuan kepada penyelenggara di tingkat Sekolah, Kabupaten/ Kotamadya, Provinsi maupun Nasional dalam melaksanakan pertan-dingan cabang olahraga Karate, sehingga memperoleh hasil yang mak-simal.

4 BAB III PERATURAN PERTANDINGAN A. PESERTA 1. Peserta POPSMA 2008 cabang olahraga Karate di Tingkat Provinsi merupakan atlet yang lolos pada POPSMA di Kabupaten / Kota. 2. Peserta POPSMA 2008 cabang olahraga Karate di Tingkat Nasio-nal merupakan atlet yang lolos pada POPSMA di tingkat Provinsi. 3. Satu Tim Karate POPSMA 2008 cabang olahraga Karate berjumlah 6 orang terdiri dari 3 atlet Putri dan 3 atlet Putra, yang bermain pada : a. Kata Perorangan Putri (1 orang) b. Kumite kelas 48 kg putri (1 orang) c. Kumite kelas + 48 kg putri (1 orang) d. Kata Perorangan Putra (1 orang) e. Kumite kelas 60 kg putra (1 orang) f. Kumite kelas + 60 kg putra (1 orang) g. Kumite kelas Bebas putri (1 orang) h. Kumite kelas Bebas putra (1 orang) 4. Peserta yang mengikuti kelas Bebas Putri dan Putra adalah salah satu atlet putri/putra yang bermain di nomor Kata / Kumite. B. KUMITE 1. Kelas Yang Dipertandingkan Tingkat Kabupaten / Kota, Provinsi dan Nasional 1) Kumite kelas 48 kg putri (1 emas ; 1 perak ; 2 2) Kumite kelas + 48 kg putri (1 emas ; 1 perak ; 2 3) Kumite kelas 60 kg putra (1 emas ; 1 perak ; 2 4) Kumite kelas + 60 kg putra (1 emas ; 1 perak ; 2

5 2. Area Pertandingan Kumite a. Area pertandingan harus rata dan tidak berbahaya. b. Area pertandingan harus berupa area persegi berdasarkan standar FORKI, dengan sisi-sisi sepanjang delapan meter (diukur dari luar ) dengan tambahan dua meter pada semua sisi sisi sebagai area aman, dan tempat peserta yang bertanding dan merupakan area kompetisi serta area aman. c. Garis posisi wasit adalah berjarak dua meter dari garis tengah ( titik tengah ) dengan panjang garis 0,5 meter. d. Dua garis paralel masing masing sepanjang 1 meter dibuat dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk posisi competitor ( AKA dan AO ). e. Para juri akan ditempatkan pada area aman, satu mengarah / menghadap langsung ke wasit, dan satu lagi masing masing berada dibelakang peserta dengan jarak satu meter dari garis parimeter,masing masing akan dilengkapi dengan bendera merah dan biru. f. Arbitator akan duduk di meja kecil sedikit diluar area pertandingan pada area aman, di sebelah kiri dari wasit. Dia akan dilengkapi dengan sebuah bendera merah dan sebuah pluit. g. Pengawas skor duduk di meja administrasi, antara pencatat skor dan pencatat waktu. h. Garis batas harus dibuat berjarak satu meter dari tempat beristirahat dalam area pertandingan dengan warna berbeda dari keseluruhan area pertandingan. 3. Pakaian Resmi a. Peserta dan pelatih harus mengenakan seragam resmi yang telah ditentukan. b. Peserta harus mengenakan pakaian karate berwarna putih yang tidak bercorak atau tanpa garis. c. Salah-satu peserta harus mengenakan sabuk berwarna merah dan peserta lainnya mengenakan sabuk berwarna biru. d. Baju karate peserta ketika sudah diikat dengan sabuk minimal harus menutupi pinggul dan maksimal ¾ panjang paha.

6 e. Peserta wanita mengunakan kaos putih polos didalam baju karate. f. Dewan wasit dapat menindak peserta yang melanggar tentang pakaian resmi. 4. Durasi Pertandingan a. Durasi dari pertaandingan kumite tingkat SMA adalah 2 menit baik putra maupun putri. b. Penghitungan waktu pertandingan dimulai ketika wasit memberi tanda untuk memulai ( HAJIME ) dan berhenti ketika wasit mengatakan YAME. 5. Sistem Penilaian a. Suatu teknik mendaptkan nilai, apabila teknik yang dilancarkan memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Bentuk yang baik 2. Sikap sportif 3. Ditampilkan dengan semangat yang tinggi 4. Memiliki kesadaran penuh (Zanshin) 5. Waktu yang tepat saat melancarkan serangan 6. Jarak yang benar. b. Tingkatan penilaian adalah : 1) SANBON (3 angka), diberikan apabila peserta melakukan teknik : a. Tendangan ke arah kepala (Jodan). b. Bantingan atau menyapu kaki lawan sehingga terjatuh ke matras dilanjutkn dengan teknik yang menghasilkan angka. 2) NIHON (2 angka), diberikan apabila peserta melakukan teknik : a) Tendangan ke arah badan (Cudan). b) Memukul pada bagian belakang badan (punggung), termasuk belakang kepala dan bagian belakang leher.

7 c) Kombinasi dari teknik pukulan, dimana setiap teknik yang dilakukan sesuai dengan kriteria penilaian. d) Membuat laawan tidak seimbang (goyah) lalu mem-peroleh angka dengan teknik tertentu. 2) IPPON (1 angka), diberikan apabila peserta melakukan teknik : a) Pukulan ke arah badan (Cudan) maupun kepala (Jodan). b) Pukulan dengan punggung tangan yang dilakukan dengan teknik yang benar ( Strike/Uchi ). 6. Perilaku Yang Dilarang Terdapat dua kategori yang dikelompokkan sebagai perilaku yang dilarang yaitu kategori 1 ( C1) dan kategori 2 ( C2 ), dengan rincian sebagai berikut : a. Pelanggaran Kategori 1 ( C1 ), apabila peserta melakukan : 1) Melakukan teknik serangan sehingga menghasilkan kontak yang kuat / keras. 2) Serangan ke arah lengan atau kaki, tenggorokkan, per-sendian atau pangkal paha. 3) Serangaan ke arah wajah dengan teknik serangan tangan terbuka. 4) Teknik membanting yang berbahaya dan dapat mencederai lawan. b. Pelanggaran Kategori 2 ( C 2 ), apabila peserta melakukan : 1) Berpura-pura atau melebih-lebihkan cedera yang dialami. 2) Keluar arena pertandingaan ( JOGAI ) 3) Membahayakan diri sendiri dengan tidk memperhatikan keselamatan diri dari serangan lawan.

8 4) Menghindar dari pertarungan yang mengakibatkan lawan kehilangan kesempatan untuk memperoleh nilai. 5) Merangkul, bergumul, mendorong atau menangkap lawan secara berlebihan tanpa mencoba melakukan teknik serangan. 6) Melakukan teknik serangan yang pada dasarnya tidak dapat dikontrol untuk keselamatan lawan. 7) Melakukan serangan dengan kepala, lutut dan sikut. 8) Berbicara kasar atau memanasi/menggoda lawan, tidk mematuhi perintah wasit, melakukan tindakan yang tidak pantas kea rah panel wasit, serta tindakan lain yang melanggar etika. Pelanggaran kategori 1 ( C1 ) dan kategori 2 ( C2 ) tidak berakumulasi silang. C. KATA 1. Kelas Yang Dipertandingkan a. Tingkat Kabupaten / Kotamadya sampai dengan Provinsi 1) Kata perorangan putri (1 emas ; 1 perak ; 2 2) Kata perorangan putra (1 emas ; 1 perak ; 2 b. Tingkat Nasional 1) Kata perorangan putri (1 emas ; 1 perak ; 2 2) Kata perorangan putra (1 emas ; 1 perak ; 2 3) Kata beregu putri gabungan (1 emas ; 1 perak ; 2 4) Kata beregu putra gabungan (1 emas ; 1 perak ; 2

9 Kata beregu gabungan diikuti oleh peserta kata perorangan dari beberapa provinsi yang dilatih setelah peserta berada di penampungan (penginapan) peserta POP SMA tingkat Nasional Tahun 2008 Cabang Olahraga Karate. 2. Area Pertandingan a. Area pertandingan harus datar dan bebas dari bahaya. b. Area pertandingan harus mempunyai ukuran efisien, sehingga tidak mengganggu penampilan kontestan bermain KATA. 3. Pakaian Resmi a. Peserta harus memakai pakaian resmi seperti ditentukan dalam peraturan kumite. b. Setiap peserta yang tidak mematuhi peraturan ini maka tidak akan diikutsertakan pada pelaksanaan pertandingan. 4. Pengaturan Pertandingan Kata a. Para peserta menampilkan KATA wajib (shitei) dan KATA bebas (tokui) sesuai jumlah peserta. b. Ketika menampilkan shitei KATA, tidak diperbolehkan melakukan variasi. c. Ketika menampilkan tokui KATA, peserta dapat memilih dalam daftar tokui KATA, variasi ringan diperbolehkan sepanjang diperbolehkan oleh aliran yang bersangkutan. d. Tabel skor akan menampilkan pilihan KATA dari setiap periode. e. Peserta harus menampilkan KATA yang berbeda dalam setiap putaran. Sekali KATA sudah dimainkan maka tidak boleh diulang. f. Dalam babak referchange boleh menampilkan shitei atau tokui. g. Daftar nama Shittei dan Tokui KATA terlampir.

10 5. Kriteria Untuk Keputusan a. Pertandingan KATA harus ditampilkan dengan kemampuan dan harus mendemonstrasikan satu pemahaman yang jelas terhadap prinsip tradisional yang terkandung didalamnya. Dalam menilai penampilan peserta (peroranga) atau tim juri akan melihat pada : 1) Suatu demonstrasi yang sebenarnya dari arti KATA. 2) Pemahaman dari tehnik yang digunakan (Bunkai). 3) Ketepatan waktu, ritme, kecepatan, keseimbangan dan focus kekuatan (KIME). 4) Pernafasan yang baik dan benar sebagai penolong dalam hal KIME. 5) Fokus perhatian yang benar (CHAKUGAN) dan konsentrasi. 6) Kuda-kuda yang benar (DACHI) dengan penekanan pada kaki yang benar dan telapak kaki datar pada lantai. 7) Penekanan yang baik pada perut (HARA) dan tidak ada gerak ke atas atau ke bawah dari pinggul ketika bergerak. 8) Bentuk yang benar (KIHON) dari gaya yang ditampilkan. 9) Penampilan harus juga dievaluasi dengan maksud untuk melihat hal-hal lainnya. Sebagaimana tingkat kesulitan dari kata yang ditampilkan. 10) Dalam KATA beregu sinkronisasi tanpa aba-aba eksternal adalah merupakan nilai lebih. b. Peserta yang menampilkan variasi pada shitei kata akan didiskualifikasi. c. Peserta yang berhenti pada saat kata berlangsung (shitei atau tokui) atau menampilkan kata yang berbeda dengan yang diumumkan atau yang dicatat pada table skor, akan didiskualifikasi. d. Peserta yang menampilkan kata yang tidak diizinkan atau mengulangi kata akan didiiskualifikasi. 6. Pelaksanaan Pertandingan Kata a. Saat dimulai pertandingan setiap putaran kontestan menjawab panggilan namanya kemudian peserta yang satu mengenakan sabuk merah (AKA) sedangkan peserta

11 lainnya menggunakan sabuk biru (AO) dan berbaris pada sisi luar wilayah pertandingan menghadap ke Juri Kepala (Chief Judge). b. Setelah memberi hormat kepada panel Juri, Peserta bersabuk biru (AO) mundur ke luar arena dan peserta bersabuk merah (AKA) bergerak maju ke dalam arena. Setelah memberi hormat ke arah panel Juri dan pengumuman nama kata yang akan diperagakan selanjutnya peserta bersabuk merah (AKA) memainkan kata sesuai yang telah di tentukan (didaftarkan). c. Setelah menyelesaikan tampilan kata, peserta bersabuk merah (AKA) akan menunggu di pinggir arena menunggu penampilan peserta bersabuk biru (AO). Selanjutnya, kedua peserta kata akan kembali ke sisi arena pertandingan menunggu keputusaan dari panel juri kata. d. Jika KATA yang ditampilkan tidak sesuai dengan peraturan atau terdapat beberapa penyimpangan, Juri Kepala (Chief Judge) dapat memanggil para juri untuk menginformasikan dan mem-berikan keputusan. e. Jika salah satu peserta didiskualifikasi, Juri Kepala (Chief Judge) akan membuat isyarat bendera sebagaimana isyarat TORIMASEN pada pertandingan kumite. Jakarta,.. Juni 2008 PENGURUS BESAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA Sekretaris Jenderal, Ttd DRS. H. HENDARDJI S, SH. MAYOR JENDERAL TNI

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN Putra : 1. Kata Perseorangan Putra 2. Kumite Perseorangan 60 kg Putra 3. Kumite Perseorangan + 60 kg Putra Putri : 1. Kata Perseorangan Putri 2. Kumite

Lebih terperinci

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL

PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL PEDOMAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA KARATE SISWA SEKOLAH DASAR (SD) TINGKAT NASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga selain untuk menjadikan pelajar menjadi sehat sehingga dapat menuntut

Lebih terperinci

BUKU PEDOMAN TEKNIK. (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE

BUKU PEDOMAN TEKNIK. (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE BUKU PEDOMAN TEKNIK (Technical Hand Book) CABANG OLAHRAGA KARATE 1 A. Venues Gedung Olah-Raga Ciracas Jl. Raya PKP No. 48 Rt 01/08 Kel. Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas Jakarta Timur. B. PESERTA Peserta adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN KARATE

PROPOSAL KEJUARAAN KARATE KEJUARAAN INKANAS CIMAHI-KBB CUP 2017 PENGURUS CABANG INKANAS POLRES CIMAHI I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Cabang olah raga karate di Kota Cimahi telah berkembang sedemikian pesat, khususnya INKANAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM

REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM KATA AND KUMITE COMPETITION RULES REVISION 8.0 EFFECTIVE FROM 1.1.2013. W K F V E R S I O N 8. 0 E f f e c t i v e f r o m 0 1. 1. 2 0 1 3 Page 1 RULE OF COMPETITION WKF VERSION 08.2013 DITERJEMAHKAN OLEH

Lebih terperinci

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB IV BELA DIRI 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Pencak Silat Olahraga bela diri pencak silat merupakan salah satu alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya melestarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan seni beladiri yang dikembangkan di Jepang pada tahun 1922 (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong, sedangkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012 PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2012 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas 2012

Lebih terperinci

BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU

BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU 38 BAB III PERATURAN DALAM PERTANDINGAN WUSHU A. Peraturan Pertandingan Wushu Peraturan pertandingan Wushu-Sanshou, disebut juga rules for international Wushu-Sanshou Competition, yang terdiri dari 8 (delapan)

Lebih terperinci

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya.

melalui kompetisi ataupun kejuaraan-kejuaraan baik tingkat regional, Nasional sehingga melahirkan atlit yang berprestasi Internasional tentunya. I. PENDAHULUAN Bersumber kepada kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, olahraga merupakan unsur pokok dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, guna menunjang Pembangunan Bangsa dan Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan sebuah akivitas fisik yang mana bertujuan olahraga untuk mencapai prestasi setinggi tingginya dengan semaksimal mungkin baik yang individu

Lebih terperinci

TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2016

TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2016 0 PROPOSAL TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2016 Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 21 23 Juli 2016 I. PENDAHULUAN Cabang Olahraga Karate sebagai cabang Olahraga beladiri yang banyak digemari di tanah-air begitu

Lebih terperinci

Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013

Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013 Pedoman PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat dibedakan dari jenis olahraga bela diri lainnya seperti Silat, Judo, Kung Fu, Kempo dan bela

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE ANTAR KOTA SE INDONESIA TAHUN 2011

PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE ANTAR KOTA SE INDONESIA TAHUN 2011 PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE I. PENDAHULUAN Kejuaraan Nasional Karate Antar Kota Se Indonesia Tahun 2011 di Makassar, merupakan kegiatan yang pertama kali dilaksanakan. Kegiatan ini merupakan sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang dinamis dan penyebaran yang semakin luas dan fenomena olahraga selama puluhan tahun terakhir ini telah membawa olahraga menjadi lembaga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan prestasi yang setinggi-tingginya diperlukan yang namanya usaha dan kerja keras yang latihannya sudah terencana dan terukur yang sesuai dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015

PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015 PEDOMAN PENYELENGGARAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SMA 1 KATA PENGANTAR Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani. Setiap

Lebih terperinci

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kebudayaan masyarakat pada masa sekarang ini telah beralih ke arah teknologi industri yang semakin modern. Perubahan tersebut tentu membawa perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selain sebagai olahraga beladiri Karate juga merupakan salah satu cabang olahraga prestasi. Adapun nomor yang dipertandingkan dalam olahraga Karate ada dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga beladiri, khususnya karate yang berasal dari Jepang sangat pesat perkembangannya di Indonesia hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri perkumpulan-perkumpulan

Lebih terperinci

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI Jepang dalam rangka penyelesaian studinya. Salah seorang yang berhasil menyelesaikan studinya di Jepang dan juga mendapat pendidikan karate dan sabuk hitam adalah Drs. Baud A.D. Adikusumo. Setibanya di

Lebih terperinci

KEJUARAAN KARATE TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2015

KEJUARAAN KARATE TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2015 PROPOSAL KEJUARAAN KARATE TEBING TINGGI OPEN CHAMPIONSHIP 2015 Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 26 28 November 2015 I. PENDAHULUAN Cabang Olahraga Karate sebagai cabang Olahraga beladiri yang banyak digemari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate merupakan cabang olahraga beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia. Perkembangan itu terus terjadi sejak karate diperkenalkan oleh mahasiswa-mahasiswa

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2011

PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2011 PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TAHUN 2011 Olimpiade Olahraga Siswa Nasional 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS BASKET PUTRI LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta IMSSO Liga Medika 2018 adalah mahasiswa/i

Lebih terperinci

BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 BASKET OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN 1. Putra 2. Putri II. PERSYARATAN PESERTA UNTUK MASING-MASING FAKULTAS 1. Tiap Fakultas mengirimkan 2 Tim, yaitu Tim putra dan Tim Putri. 2. Tiap tim

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI. HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI Khavisa Pranata 1 Abstrak Penelitian ini tergolong dalam metode survey dengan

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016

PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 PERATURAN LOMBA 2 3 SEPTEMBER 2016 Peraturan lomba MONASTANA JAKARTA OPEN 2016 di adopsi dari peraturan yang sudah sering digunakan pada kejuaraan di Indonesia dan FIRS (Federation Internationale de Roller

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012

PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012 PERATURAN PERTANDINGAN PEKAN OLAHRAGA ILMU KEPERAWATAN (POKERAN) REGIONAL SEMARANG SALATIGA - KENDAL PSIK-FK UNDIP 2012 1. FUTSAL PUTRA A. Peraturan Umum a. Kuota tim dalam pertandingan futsal adalah 18

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga telah menjadi salah satu kebutuhan hidup bagi manusia dalam mencapai kesehatan jasmani setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga khususnya beladiri yang cukup lama berkembang di Indonesia. Karate juga merupakan suatu cabang olahraga prestasi

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN DAERAH JAWA BARAT INSTITUT KARATE-DO NASIONAL PIALA KAPOLDA JAWA BARAT TAHUN

PROPOSAL KEJUARAAN DAERAH JAWA BARAT INSTITUT KARATE-DO NASIONAL PIALA KAPOLDA JAWA BARAT TAHUN A. PENDAHULUAN Perguruan INKANAS adalah salah satu perguruan yang berada dibawah naungan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI). Merupakan perguruan terbesar di Indonesia dan juga perguruan yang

Lebih terperinci

Universitss Indonesia Open Krate Championship 2016, Depok Jawa Barat - Indonesia

Universitss Indonesia Open Krate Championship 2016, Depok Jawa Barat - Indonesia PROPOSAL UNTUK PESERTA UNIVERSITAS INDONESIA OPEN KARATE CHAMPIONSHIP 2016 I. PENDAHULUAN Olahraga merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk membuat jasmani agar selalu sehat

Lebih terperinci

PEDOMAN O2SN SMK TAHUN 2017

PEDOMAN O2SN SMK TAHUN 2017 1 2 KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, adalah Olimpiade Olahraga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Seleksi kedelapan cabang olahraga ini pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kab/Kota, tingkat Propinsi dan tingkat Nasional.

KATA PENGANTAR. Seleksi kedelapan cabang olahraga ini pelaksanaannya dimulai dari tingkat Kab/Kota, tingkat Propinsi dan tingkat Nasional. HANDBOOK TECHNICAL O2SN SMK TAHUN 2016 i KATA PENGANTAR Salah satu program Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang. 17 HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN 2015 Rahman Situmeang Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara power

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG BULUTANGKIS IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta bulutangkis Liga Medika 2017 adalah sebuah tim yang terdiri atas mahasiswa/i strata 1 Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karate adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang pada tahun 1869 di Okinawa yang pertama kalinya memperagakan Tea atau Okinawa-Te. Pada tahun 1929 banyak

Lebih terperinci

Nomor : 01/PANPEL-TEST EVENT/JU-JITSU/PB-JI/II/2018 Jakarta, 1 Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Undangan TEST EVENT Indonesia Open

Nomor : 01/PANPEL-TEST EVENT/JU-JITSU/PB-JI/II/2018 Jakarta, 1 Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Undangan TEST EVENT Indonesia Open Nomor : 01/PANPEL-TEST EVENT/JU-JITSU/PB-JI/II/2018 Jakarta, 1 Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal : Undangan TEST EVENT Indonesia Open Kepada Yth. KETUA CLUB JU-JITSU di Tempat Salam Olahraga,

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta basket IMSSO Liga Medika 2017 adalah sebuah tim yang terdiri atas mahasiswa/i strata 1 Fakultas Kedokteran (Jurusan

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BASKET PUTRA DAN PUTRI LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta IMSSO Liga Medika 2018 adalah mahasiswa/i aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program Studi

Lebih terperinci

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII RENANG. 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK BAB VIII RENANG 150 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK Olahraga renang merupakan alat pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, juga merupakan upaya mempelajari manusia bergerak. Pilih salah satu gaya

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT

PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT 12 PERATURAN DAN KETENTUAN PERTANDINGAN CABANG OLAHRAGA TARUNG DERAJAT A. UMUM 1. Waktu dan Tempat Tanggal : 14 19 November 2015 Tempat : Gedung AAC Dayan Dawod - Unsyiah, Banda Aceh 2. Technical Meeting

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan :

PERATURAN LOMBA. 7-8 November Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA. Bekerjasama dengan : PERATURAN LOMBA 7-8 November 2015 Diselenggarakan oleh : DISORDA DKI JAKARTA PORSEROSI PENGPROV DKI JAKARTA Bekerjasama dengan : Peraturan lomba JAKARTA ANTAR MASTER 2015 di adopsi dari peraturan yang

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA Desember Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta

PERATURAN LOMBA Desember Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta PERATURAN LOMBA 26-27 Desember 2015 Diselenggarakan oleh : MONASTANA Speed Skating Club - Jakarta Bekerjasama dengan : DISORDA DKI JAKARTA PENGPROV SEPATU RODA DKI JAKARTA Peraturan lomba JAKARTA ANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga gulat identik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling mengungguli

Lebih terperinci

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

JUJUR GUNAWAN MANULLANG HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA WADOKAI DOJO SMK GAJAH MADA PALEMBANG JUJUR GUNAWAN MANULLANG Pendidikan Olahraga Universitas PGRI Palembang Email :jujurgm@yahoo.co.id

Lebih terperinci

SAMBUTAN PADA PELANTIKAN PENGURUS BESAR TAKO INDONESIA MEDAN, 23 FEBRUARI 2013

SAMBUTAN PADA PELANTIKAN PENGURUS BESAR TAKO INDONESIA MEDAN, 23 FEBRUARI 2013 - Assalamualaikum Wr.Wb. - Salam sejahtera buat kita semua. - Salam karate OSS.- Yang terhormat : 1. MUSPIDA Prov. Sumatera Utara. 2. Para Pembina Perguruan TAKO. 3. Ketua Umum dan jajaran PB. TAKO. 4.

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Kejuaraan Nasional Karate Senior PIALA KASAD XI TAHUN 2013

P R O P O S A L. Kejuaraan Nasional Karate Senior PIALA KASAD XI TAHUN 2013 P R O P O S A L Kejuaraan Nasional Karate Senior PIALA KASAD XI TAHUN 2013 Sport Hall Tumenggung Abdul Jalil Batam, 25 Februari 2 Maret 2013 SELAMAT DATANG DI KOTA BATAM Kota Batam adalah kota terbesar

Lebih terperinci

Juklak karate LATAR BELAKANG

Juklak karate LATAR BELAKANG Juklak karate LATAR BELAKANG Kejuaraan Karate Antar Pelajar Se-Jawa Barat SMANSA CUP XII Tahun 2012 sudah menjadi bagian dari Agenda FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) Jawa Barat. Melalui kejuaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini di Indonesia karate berkembang dengan baik, bahkan merupakan salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap kejuaran ditingkat

Lebih terperinci

UNIT KOMPETENSI KELOMPOK KARATE

UNIT KOMPETENSI KELOMPOK KARATE UNIT KOMPETENSI MEMIMPIN PERTANDINGAN OLAHRAGA KARATE NOMOR KUMITE ( PERTARUNGAN ) KELOMPOK KARATE 1 PROF. DR. MUSAKKIR, SH.,MH PB FORKI 2 Drs. KI YANI MAHDI PB FORKI 3 Drs. HAIFENDRI PB FORKI 4 DONALD

Lebih terperinci

PERATURAN SEPAK TAKRAW

PERATURAN SEPAK TAKRAW TUGAS SEPAK TAKRAW PERATURAN SEPAK TAKRAW DISUSUN OLEH : AKRAM ZAKY A1D410011 Dosen Pengampu Drs. Marjohan, S.pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG BADMINTON LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Peserta Bulutangkis IMSSO Liga Medika 2018 adalah sebuah kontingen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial. Selain olahraga dapat berfungsi untuk

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs :... Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan : VII (Tujuh )/1 (satu) : Mempraktikan

Lebih terperinci

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

D. PELAKSANAAN KEGIATAN A. LATAR BELAKANG Karate sebagai salah satu olahraga yang paling diminati oleh berbagai lapisan elemen masyarakat menjadi suatu wadah khusus dalam penyaluran minat bakat pemuda dibumi Nusantara. Seiring

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA

PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA PERATURAN PERTANDINGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA PENDAHULUAN Pertandingan Pencak Silat Indonesia dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan insur-unsur beladiri, seni

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG FUTSAL PUTRI IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi futsal putri IMSSO Liga Medika 2017 dibuka untuk mahasiswi program studi pendidikan dokter dan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gaya bebas (free style) dan gaya greco-roman (Romawi-Yunani). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu. Olahraga gulat identik dengan dua orang yang saling berhadapan dan berusaha saling menyerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga khususnya dalam cabang karate diperlukan latihan yang dapat meningkatkan seluruh komponen kondisi fisik karena

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr.

Lebih terperinci

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH

TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH TOLAK PELURU A. SEJARAH TOLAK PELURUH Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu.

Lebih terperinci

INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017

INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017 INFORMASI UMUM FUTSAL CHEMISTRY FESTIVAL AND COMPETITION 2017 DESKRIPSI KEGIATAN Futsal CFC 2017 adalah kompetisi futsal kedua yang diselenggarakan oleh HM-PS Kimia UIN Sunan Kalijaga. Kompetisi ini mempertandingkan

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014

PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014 PERATURAN PERTANDINGAN FUTSAL PSYCHO CUP PSYCHOLOGY BASKETBALL FUTSAL AND CHEERLEADING COMPETITION UGM 2014 Demi keteraturan dan keseragaman permainan futsal, maka pelaksanaan Futsal Psycho Cup 2014 berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER IMSSO LIGA MEDIKA 2017 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi mini soccer IMSSO Liga Medika 2017 dibuka untuk mahasiswa program studi pendidikan dokter dan pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT

PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT PERATURAN PERTANDINGAN PENCAK SILAT PENDAHULUAN Pertandingan Pencak Silat Antarabangsa dilakukan berdasarkan rasa persaudaraan dan jiwa kesatria dengan menggunakan unsur-unsur beladiri, seni dan olahraga

Lebih terperinci

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT Oleh: Awan Hariono FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 Teknik dan taktik adalah dua hal yang berbeda yang harus diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap cabang olahraga yang sifatnya kompetitif tentu mengharapkan tercapainya prestasi yang menekuninya baik secara individu maupun kelompok atau tim, itu artinya

Lebih terperinci

PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA

PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA PERATURAN LOMBA INLINE SKATE OPEN VENI VIDI VICI APRIL 2011 A. PERSYARATAN PESERTA 1. Peserta lomba adalah para pemain inline skate : a. umum b. terdaftar pada klub sepatu roda c. ekstra kurikulum pada

Lebih terperinci

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN

RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN RANCANGAN GARIS BESAR PROGRAM KERJA PENGURUS BESAR FORKI TAHUN ANGGARAN 2014-2018 I. PENDAHULUAN FORKI dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnyanya wajib mengembangkan pembinaan olahraga karate di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga ialah suatu aktifitas jasmani yang banyak dilakukan oleh masyarakat, keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi

Lebih terperinci

LARANGAN, PENILAIAN, DAN PENENTU KEMENANGAN.

LARANGAN, PENILAIAN, DAN PENENTU KEMENANGAN. LARANGAN, PENILAIAN, DAN PENENTU KEMENANGAN awan_hariono@uny.ac.id 4. LARANGAN a. Pelanggaran Berat b. Pelanggaran Ringan Pelanggaran Berat 1. Menyerang bagian badan yang tidak sah, yaitu: leher, kepala,

Lebih terperinci

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA

PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA PENCAK SILAT OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014 I. NOMOR PERTANDINGAN 1. Perorangan Putra Dewasa a. Kelas A Berat 45 50 kg b. Kelas B Berat 51 55 kg c. Kelas C Berat 56 60 kg d. Kelas D Berat 61 65 kg e. Kelas E

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet, terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu atau

Lebih terperinci

PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR ATLETIK

PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR ATLETIK PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR ATLETIK A. UMUM 1. Pelaksanaan Perlombaan Jam : 07.00 - S.D 18.00 WIB Tanggal : 18-21 November 2015 Tempat : Stadion Harapan Bangsa 2. Technical Meeting Umum Tanggal

Lebih terperinci

10 PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR RENANG

10 PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR RENANG 10 PERATURAN DAN KETENTUAN PERLOMBAAN CABOR RENANG A. UMUM 1. Ketentuan Umum sesuai dengan Peraturan POMNAS XIV Tahun 2015 ACEH. 2. Hal-hal yang berkaitan dengan teknis perlombaan mengacu sebagian atau

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018

PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, MARET 2018 PERATURAN PERTANDINGAN MUGADETA FUTSAL COMPETITION (MFC) SABTU-AHAD, 24-25 MARET 2018 TUJUAN KEGIATAN - Menjalin hubungan yang baik antar peserta didik sekolah dasar - Memperkenalkan pertandingan sepakbola

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018

PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 = PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi Mini Soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk mahasiswa aktif Program Studi Pendidikan Dokter atau Program

Lebih terperinci

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG Ketentuan Umum Peserta 1. Sekolah yang tidak mengirimkan peserta untuk mengikuti Upacara pembukaan/penutupan akan dikenakan Pengurangan nilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Sepakbola 1. Pengertian Sepakbola Pada hakikatnya permainan sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak. Sepakbola dimainkan dilapangan rumput oleh

Lebih terperinci

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS

LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS MINISOCCER LIGA MEDIKA 2018 PERATURAN KHUSUS CABANG MINI SOCCER LIGA MEDIKA 2018 BAB I PESERTA PERTANDINGAN 1. Kompetisi mini soccer IMSSO Liga Medika 2018 dibuka untuk

Lebih terperinci

PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah PANDUAN PEDOMAN PELAKSANAAN OLIMPIADE OLAHRAGA SISWA NASIONAL (O2SN) TINGKAT SMA TAHUN 2018 Direktorat Kementerian Pembinaan Pendidikan Sekolah dan Menengah Kebudayaan Atas Direktorat Jenderal Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN CABOR KEMPO

PERATURAN PERTANDINGAN CABOR KEMPO PERATURAN PERTANDINGAN CABOR KEMPO Pasal 1. PENDAHULUAN 1.1 Pekan Olahraga Mahasiswa Tingkat Nasional XV Tahun 2017 merupakan Kejuaraan Nasional multi event antar Mahasiswa yang diselenggarakan oleh BAPOMI

Lebih terperinci

PERATURAN PERTANDINGAN INTERSPORT PASSION GOAL 2016 BABAK REGIONAL

PERATURAN PERTANDINGAN INTERSPORT PASSION GOAL 2016 BABAK REGIONAL PERATURAN PERTANDINGAN INTERSPORT PASSION GOAL 2016 BABAK REGIONAL PASAL I TIM PESERTA Tim peserta berasal dari mahasiswa PERGURUAN TINGGI atau sederajat, dengan Usia 18 23 Tahun yang telah memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet, terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gulat merupakan salah satu cabang olahraga beladiri individu yang mempunyai ciri khas yang saling berhadapan dengan menggunakan anggota tubuh untuk menjatuhkan

Lebih terperinci

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG Ketentuan Umum Peserta 1. Sekolah yang tidak mengirimkan peserta untuk mengikuti Upacara pembukaan/penutupan akan dikenakan Pengurangan nilai

Lebih terperinci

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta

PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG. Ketentuan Umum Peserta PASUKAN PENGIBAR BENDERA (PASKIBRA) SMA NEGERI 3 SINGKAWANG Ketentuan Umum Peserta 1. Sekolah yang tidak mengirimkan peserta untuk mengikuti Upacara pembukaan/penutupan akan dikenakan Pengurangan nilai

Lebih terperinci

Makalah Penjaskes Pencak Silat

Makalah Penjaskes Pencak Silat Makalah Penjaskes Pencak Silat KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-nya penulis dapat menyusunn makalah tentang Pencak Silat. Dengan adanya makalah ini,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup

I. PENDAHULUAN. kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat Indonesia menyadari bahwa pemeliharaan kesehatan sangat diperlukan selama manusia masih menghendaki hidup sehat jasmani dan rohani. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dari zaman dahulu kala sudah mengenal berbagai macam seni beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah Pencak Silat.

Lebih terperinci

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL 1 TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL Oleh : SITI MURNI 1104725/2011 JURUSAN KESEHATAN DAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA M U K A D I M A H Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah merupakan rahmat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE USIA DINI, PRA PEMULA DAN PEMULA PIALA MENDIKBUD VI TAHUN 2013

PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE USIA DINI, PRA PEMULA DAN PEMULA PIALA MENDIKBUD VI TAHUN 2013 PROPOSAL KEJUARAAN NASIONAL KARATE USIA DINI, PRA PEMULA DAN PEMULA PIALA MENDIKBUD VI TAHUN 2013 I. LATAR BELAKANG Dengan melihat perkembangan olah raga di tanah air yang begitu meningkat, maka sangatlah

Lebih terperinci

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION

PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION PERATURAN KHUSUS FARMASI CUP 2017 FUTSAL COMPETITION I. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Tanggal : 11 19 November 2017 Waktu : Jadwal Pertandingan diberikan saat Malam Atlet Tempat : GOR Amongraga II. Peraturan

Lebih terperinci