RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA"

Transkripsi

1 118 ISSN Agus Purwadi, dkk. RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA Agus Purwadi, Widdi Usada Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Jl. Babarsari POB 611 Ykbb, Telp. (274) , Yogyakarta 55281, ptapb@batan.co.id ABSTRAK RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA. Telah dirancang bangun spark gap sebagai saklar pada sistem sumber elektron berbasis plasma. Pada teknologi tegangan tinggi, untuk menghubungkan sumber tegangan tinggi dengan suatu sistem biasa digunakan ignitron atau spark gap. Saklar dengan jenis tersebut diharapkan dapat mempunyai waktu tanggap yang cepat dan dapat dioperasikan secara berulang dengan tidak membebani sistem Jarak antar elektroda pada sistem spark gap dapat divariasi hingga sejauh 6 mm. Dalam celah lucutan diantara kedua elektroda diletakkan sebatang logam sejajar dengan permukaan elektroda, yang berfungsi sebagai pemicu. Jarak masing-masing permukaan elektroda terhadap batang pemicu akan menentukan besar sumber tegangan yang dapat digunakan. Untuk lucutan spark yang berada pada udara terbuka, break down terjadi bila medan listrik yang terbentuk di antara permukaan logam dan batang logam 3 kv/mm. Besar arus pulsa hasil lucutan dapat ditentukan dengan metoda integrasi menggunakan integrator pasif pada alat koil Rogowski. Keywords : plasma, spark gap, lucutan elektrik, koil Rogowski. ABSTRACT DESIGN AND CONSTRUCTION SPARK GAP AS SWITCH OF THE ELECTRON SOURCE BASED PLASMA AND DETERMINATION METHOD OF ITS PULSE BEAM CURRENT. It has been designed and constructed the spark gap as switch for the electron source based plasma system. On the high voltage technology for connecting high voltage source with the system is usually used ignitron or spark gap. This kind of switch hoped be able to have the fast rise time and be able to operate repetitively which without disturbing the operating system. The distance between of the both electrodes on the spark gap system can be varied until 6 mm. In the discharge region between the both of electrode is laid metal stick paralell with electrode surface as a trigger. The distance of each electrode surface with thec trigger stick will determine the useable value of voltage source. For the spark discharge on the open air break down occured when the electric field formed between electrode surface and trigger stick is 3 kv/mm. Pulse current value of discharge yield could be determined by using integration method by using passive integrator on the Rogowski. Keywords : plasma, spark gap, electric discharge, Rogowski coil. PENDAHULUAN P enggunaan spark gap sebagai saklar untuk menghubungkan sumber tegangan tinggi berarus tinggi dengan suatu sistem, disamping akan lebih ekenomis juga secara teknis akan mempunyai nilai tambah diantaranya waktu tanggap yang cepat serta saklar bisa dioperasikan secara berulang (repetitive) dengan besar frekuensi sesuai dengan kebutuhan [!]. Hasil rancang bangun spark gap disini akan difungsikan sebagai saklar tegangan tinggi dalam sistem peralatan tabung sumber elektron berbasis plasma, sebagai alat untuk perlakuan permukaan suatu bahan. Spark gap dapat dibuat dengan menggunakan dua buah permukaan logam sejajar (anoda dan katoda) dengan jarak tertentu. Pada jarak/celah di antara anoda dan katoda diletakkan sebatang logam/kuningan yang sejajar anoda dan katoda yang berfungsi sebagai pemicu. Spark gap diletakkan pada udara terbuka (tekanan 1 atmosfir) yang mana dadal listrik (break-down) di udara pada kondisi tekanan dan suhu standar terjadi pada saat besar medan listrik (E) sama dan atau lebih besar dari 3 Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

2 Agus Purwadi, dkk. ISSN kv/mm [2]. Salah satu elektroda (anoda) spark gap, dihubungkan dengan tegangan tinggi, sedang pada bagian katoda dihubungkan dengan tanah (grounded). Jarak antara anoda ke pemicu dan pemicu ke katoda diatur/dibuat dalam perbandingan tertentu. Pengaturan jarak tersebut demi keamanan dalam pengoperasian spark gap, yakni pada saat tegangan tinggi terpasang pada anoda maka medan listrik pada kedua celah tersebut besarnya harus memenuhi kriteria E lebih kecil dari 3 kv/mm, supaya kondisi saklar tetap membuka. Kerja spark gap akan bergantung pada besar E yang terdapat diantara anoda dengan batang logam yang berfungsi sebagai pemicu. Besar arus elektron pulsa hasil lucutan yang terjadi pada suatu sistem dapat ditentukan dengan metode integrasi menggunakan integrator pasif pada alat koil Rogowski. Tujuan utama dari penelitian ini adalah dapat dihubungkannya suatu energi dari sumber tegangan tinggi berarus tinggi dengan sistem Sumber Elektron Berbasis Plasma (SEBP) dengan induk-tansi serta jitter yang minimum. Sasaran untuk pencapaian tujuan tersebut perlu direalisasikan seperangkat alat spark gap (prototip) terkendali, yang rancangbangun dan metoda penentuan berkas arus pulsanya disajikan dalam makalah ini. METODA DAN TATA KERJA Rumusan umum tegangan dadal (breakdown) yakni saat terjadinya E pertama kali pada tabung lucutan dapat dirumuskan sebagai [3] : V a ( p d) = dadal ln ( p d) + b (1) dengan tegangan listrik V dalam volt, tekanan gas p dalam atmosfer, dan jarak d dalam meter. Pada umumnya untuk proses lucutan, besar tetapan a adalah 365 volt/(cm.torr) dan tetapan b sekitar 1,18, sehingga dapat disusun besarnya tegangan dadal untuk berbagai variasi jarak dan tekanan gas. Bila tegangan dadal terlampaui, maka gas yang tadinya bersifat isolator (arus I <1-6 A) akan berubah menjadi plasma yang bersifat konduktor dengan arus I sebesar 1-4 < I <1-2 A. Karena menjadi konduktor, maka aliran arus terjadi atau saklar dalam keadaan tertutup (on position). Spark gap yang berfungsi sebagai saklar dibuat dengan menggunakan dua buah permukaan logam sejajar (elektoda1 dan elektroda 2) dengan jarak tertentu. Masing-masing elektroda dibuat dari bahan kuningan. Pada celah di antara elektroda 1 (anoda) dan elektroda 2 (katoda) diletakkan sebatang logam yang berfungsi sebagai pemicu, seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Sistem spark gap dalam kondisi aman pada jarak 6 mm, pada tegangan operasi 15 kv di udara. Pada Gambar 1 ditunjukkan bahwa pemicu pada jarak 3,6 mm dari elektroda 1 dan 2,4 mm dari elektroda 2, pada tegangan tinggi terpasang 15 kv. Posisi tersebut dalam keadaan aman, karena spark gap yang berada pada tekanan atmosfir (udara terbuka) break-down terjadi pada saat medan listrik 3 kv/mm. Jarak antara anoda ke pemicu (celah 1) dan jarak pemicu ke katoda (celah 2) diatur/dibuat dalam perbandingan tertentu. Pengaturan jarak tersebut demi keamanan dalam pengoperasian spark gap, yakni pada saat tegangan tinggi terpasang pada anoda maka medan listrik pada celah 1 dan celah 2, besarnya harus memenuhi kriteria E < 3 kv/mm, supaya tak terjadi break down (saklar tetap terbuka). Pada Gambar 1 besar medan listrik E untuk celah 1 (antara elektroda 1 dan pemicu) dan untuk celah 2 (antara pemicu dan elektroda 2) masih lebih kecil dari 3 kv/mm, sehingga aman tidak ada break down listrik. Selanjutnya kalau batang pemicu dipicu dengan tegangan sebesar minus (-) 12 kv maka akan terjadi dinamika (proses perubahan) tegangan pada sistem spark gap tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Ditunjukkan pada Gambar 2 bahwa dengan tegangan pemicu -12 kv maka medan listrik di celah 1 (E C1 ) menjadi 5,83 kv yang telah melebihi dari 3 kv/mm, sehingga terjadi breakdown di celah 1 (C1). Breakdown di C1 disertai naiknya tegangan pada batang pemicu mendekati 15 kv dan segera diikuti breakdown pada celah 2 (C2) sesaat setelah batang pemicu mencapai tegangan 7,2 kv. Terjadi proses hantaran arus listrik pada sparkgap atau saklar dalam kondisi tertutup. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

3 12 ISSN Agus Purwadi, dkk. Gambar 2. Dinamika tegangan pada celah spark sejauh 6 mm dengan tegangan pemicu sebesar -12 kv. Penggunaan sistem saklar seperti ini yang merupakan penghubung antara tegangan tinggi dengan sistem, secara teknis akan mempunyai waktu tanggap yang lebih cepat serta pengoperasiannya dapat dibuat berulang (repetitive) dengan selisih waktu singkat serta umur spark yang panjang. Dalam penggunaannya sistem spark gap (SG) akan mendukung pengoperasian sistem peralatan SEBP dengan sistem rangkaian elektrik seperti ditunjukkan pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian Sistem Lucutan SEBP. Pada tahap awal, tabung SEBP telah selesai dirancang dengan gambar tabung lucutan tipe dioda seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Rancangan tabung lucutan plasma tipe dioda untuk sumber elektron di sini sifatnya masih dasar sehingga perancangan tabung lucutan belum untuk tujuan aplikasi tetapi sebagai penelitian awal (diagnostik) untuk penentuan parameter-parameter plasmanya (besar kerapatan, suhu dan arus lucutan) yang nantinya berkaitan dengan konstruksi sumber elektron untuk tujuan perlakuan pada permukaan bahan. Tabung lucutan disini dirancang dengan mempertimbangkan atas lucutan yang terjadi dalam tabung itu sendiri. Kondisi lucutan setelah terjadi break down (kondisi terjadinya loncatan elektrik antara anoda-katoda yakni saat impedansi anodakatoda menjadi sangat kecil) harus diketahui apakah dalam bentuk lucutan Townsend, lucutan pijar atau lucutan arc sehingga plasma yang dihasilkan akan optimum yakni sesuai dengan parameter plasma yang diharapkan. Dalam penggunaannya, dari ketiga jenis lucutan elektrik tersebut di atas maka sebagai sumber elektron hanyalah kondisi lucutan pijar yang dipilih karena partikel plasma mayoritas terdapat di dalamnya yang tepatnya pada daerah kolom positip. Pada kondisi lucutan pijar, plasma yang akan digunakan sebagai sumber elektron harus berada dalam tabung lucutan bertekanan rendah yakni antara 1-3 torr sampai dengan 1 torr, karena suhu Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

4 Agus Purwadi, dkk. ISSN rerata plasma dalam kisaran 2 ev (elektron Volt) sampai dengan 12 ev telah mampu untuk proses berlangsungnya ionisasi dan desosiasi molekulmolekul gas isian pada tabung lucutan [4]. Gambar 5. Koil Rogowski. Pada Gambar 5 ditunjukkan bahwa koil Rogowski mempunyai resistansi koil r c, induktansi koil L c dan aliran arus induksi i dan dibagian ujungnya dipasang resistan r yang berinduktansi sangat rendah. Besar arus lucut (bentuk pulsa) yang terjadi pada sistem dapat diukur menggunakan koil Rogowski dan alat bantu osiloskop. Arus akan tertampil pada osiloskop dalam bentuk sinus teredam, dengan besar arus lucut yang dapat dirumuskan sebagai 2 π a R C I( t) = V ( t) (2) µ A n Gambar 4. Rancangan tabung lucutan sumber elektron plasma dengan komponen-komponennya: 1. Dinding tabung/gelas, 2.Tutup tabung/teflon, 3.Anoda/grid, 4. Katoda, 5. Terminal anoda/ katoda, 6. Lobang pemvakuman dan atau pengisian gas, 7. Batang penguat tutup tabung/ss silinder pejal, 8. O-ring ujung dinding tabung, 9. Berkas elektron, 1. O-ring pada terminal anoda/ katoda/lobang va-kum, 11. Alat ukur koil Rogowski dan probe Langmuir. Pada Gambar 4 ditunjukkan adanya fasilitas alat ukur parameter plasma diantaranya adalah koil Rogowski sebagai alat penentuan berkas arus elektron pulsa. Koil Rogowski merupakan solenoid dengan jumlah lilitan tertentu yang dibengkokkan sehingga menjadi bentuk torus, sedang arus berkas I yang akan diukur adalah yang mengalir melalui bagian dalam torusnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 5 [5]. dengan I(t) = besar arus pulsa, a = jejari mayor torus, R = resistansi integrator, C = kapasitan integrator, V (t) = tegangan keluaran, µ.= tetapan permeabilitas = 1, Hm -1, A = luas tampang lintang minor torus, n = jumlah lilitan torus. HASIL DAN PEMBAHASAN Spark gap untuk tabung SEBP akan dirangkaikan dengan kapasitor (yang telah tersedia) dengan besar kapasitan 6 µf dan tegangan 1 kv. Seperti ditayangkan pada rumus (1) di atas sebenarnya bila telah diketahui jarak antar elektroda (d) dan tekanan gas (p) dalam tabung SEBP maka dapat diperkirakan besar tegangan dadalnya. Selanjutnya setelah diketahui tegangan dadalnya maka tegangan dadal tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk besar tegangan pemicu (pin kendali) spark gap dan tegangan kapasitor C yang harus disediakan. Dalam praktek dapat digunakan pula SEBP pulsa secara lucutan diri self discharge dengan mengatur jarak spark gap tertentu, namun perlu diketahui lucutan diri beresiko adanya ketidak pastian jarak antar pulsa yang disebabkan oleh Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

5 122 ISSN Agus Purwadi, dkk. adanya jitter (selisih waktu antara t maks dengan t min, dimana t adalah waktu tunda yakni selisih waktu antara saat pemicu dihidupkan dengan saat awal terjadinya break-down) pada tabung lucutam. Idealnya besaran t akan selalu sama, namun dalam kenyataan proses break-down merupakan proses statistik sehingga t tidak selalu sama. Oleh karenanya untuk memperkecil/mengurangi jitter tersebut diperlukan pembuatan spark gap yang terkendali, yakni dengan memberikan satu pin pemicu (elektroda) yang diletakkan di antara kedua elektroda spark gap-nya. Pada umumnya dalam tekanan udara luar, tegangan dadal pada jarak 1 mm adalah sekitar 3 kv, maka jarak antar elektroda pada spark gap dibuat cukup lebar. Demi keamanan dalam pengoperasian tegangan tinggi juga misal jarak tersebut diambil sejauh 5 mm, sehingga akan diperlukan besar tegangan untuk mendadalkannya sebesar 5 mm 3 kv/mm = 15 kv. Karena besar tegangan kapasitor yang akan digunakan/tersedia hanya 1 kv, maka diperlukan lagi 5 kv. Disinilah peran dari elektroda ketiga yakni pin pemicu yang dipasang di antara kedua elektroda spark gap. Kekurangan tegangan 5 kv tersebut dapat dipenuhi bila ada/dipasok tegangan negatif dari luar sebesar 5 kv pada pin pemicu tersebut. Untuk penentuan jumlah pulsa yang diharapkan juga dapat diatur, mengingat jumlah pulsa setiap detiknya ditentukan oleh kecepatan pengisian kapasitor C yang diimbangi oleh unit kendali. Pada umumnya kapasitor sudah dianggap penuh bila telah melampaui sekian kali tetapan waktu pengisian τ, τ = RC (dimana R adalah tahanan pembatas arus dan C adalah kapasitansi kapasitor). Misalkan τ nya adalah sebeasr,5 detik, kapasitor sudah dianggap penuh bila telah diisi muatan selama t = 5τ =,25 detik, maka dapat diset/ditetapkan untuk setiap detiknya ada sejumlah 4 buah pulsa, dengan cacatan bahwa lebar pulsanya jauh lebih kecil dari pada waktu pengisian dan memang pada umumnya lebar pulsanya hanya dalam orde mikro bahkan dalam orde nano sampai piko detik. Spark gap disini dikonstruksi dalam satu sungkup tertutup untuk meredam suara keras letupan yang terjadi saat operasi, mengingat arus yang mengalir pada spark gap adalah akan sangat besar yakni dalam orde ratusan ka (akan diukur dengan menggunakan alat koil Rogowski buatan sendiri). Hasil pengukuran arus bisa ditampilkan pada osiloskop, yang diharapkan pulsa akan dalam bentuk fungsi sinus yang teredam. Oleh karenanya alat ukur koil Rogowski dalam percobaan ini akan mutlak diperlukan karena disamping bisa mengetahui harga besaran arus pulsa, juga dari harga periode osilasi T yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan besar induktansi tabung SEBP (mengingat harga kapasitan kapasitor yang digunakan telah diketahui), akhirnya besar induktansi spark gap juga dapat ditentukan (mengingat besar induktansi dari kabel koaxial penghubung dapat diukur/dihitung). Hasil rancangan sistem spark gap adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Ditunjukkan pada Gambar 6 bahwa nomor 1 adalah rumah atau sungkup spark gap yang terbuat dari silinder pralon dan ujung-ujungnya ditutup dengan flexyglass. Nomor 2 adalah batang pemicu yang terbuat dari bahan kuningan. Nomor 3 adalah baut yang menghubungkan bahan pralon dengan flexyglass, sehingga sewaktu-waktu elektroda dalam tabung sudah kotor dapat dikeluarkan untuk dibersihkan kembali. Nomor 4 adalah tutup samping yang terbuat dari bahan flexyglass. Nomor 5 adalah bantalan dari bahan kuningan tempat diletakkannya elektroda bertangkai ulir agar jarak antar elektroda pada spark gap dapat diatur. Nomor 6 adalah elektroda yang masing-masing untuk dihubungkan ke sumber tegangan tinggi dan ke sistem sumber elektron berbasis plasma. Hasil rancangan detail untuk masing-masing komponen dari sistem spark gap pada Gambar 6 adalah terperinci seperti ditunjukkan pada Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9. Sedang hasil konstruksi sistem spark gap adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 1. Untuk penentuan arus pulsa hasil lucutan dapat digunakan alat bantu koil Rogowski (yang dapat dibuat sendiri) dengan menggunakan rumus seperti yang ditunjukkan pada persamaan (2) di atas. Kalau jejari mayor torus adalah a dan arus lucut yang akan diukur adalah I(t), maka menurut hukum Ampere persamaan medan magnet terinduksi B(t) oleh arus I(t) pada sumbu tampang lintang minor torus dapat dituliskan sebagai [6] : µ I( t) B ( t) = (3) 2π a Jika luas tampang lintang minor torus adalah A maka besar fluks magnet Φ(t) yang tersebar pada tampang lintang minor torus adalah : µ A Φ ( t) = I( t) (4) 2π a Sehingga tegangan terinduksi yang lewat terminal koil adalah: µ An di V( t) = (5) 2π a dt dengan n adalah jumlah lilitan koil. Dapat terlihat bahwa tegangan terinduksi sebanding terhadap Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

6 Agus Purwadi, dkk. ISSN kecepatan perubahan arus dan bukan arusnya itu sendiri. Agar diperoleh I(t), tegangan keluaran koil harus diintegralkan dan secara percobaan hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan integrator pasif. Dalam praktek, keluaran koil dapat diintegralkan dengan integrator RC pasif sederhana seperti ditunjukkan oleh rangkaian ekivalen pada Gambar 11. Gambar 6. Rancangan prototip spark gap untuk tabung SEBP. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

7 124 ISSN Agus Purwadi, dkk. Gambar 7. Rancangan selungkup pada prototip spark gap. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

8 Agus Purwadi, dkk. ISSN Gambar 8. Rancangan bantalan dan elektroda pada prototip spark gap. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

9 126 ISSN Agus Purwadi, dkk. Gambar 9. Rancangan tutup tabung pada prototip spark gap. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

10 Agus Purwadi, dkk. ISSN plasma, maka akhirnya diperoleh persamaan sederhana : V ( t) = i R (8) Tegangan keluaran koil terintegrasi diperoleh lewat kapasitor C dan diberikan oleh persamaan: 1 t 1 t V ( t) = i dt = V ( t dt C RC ) (9) dengan i sudah disubstitusi dari persamaan (8). Selanjutnya dengan mensubstitusikan V(t) dari persamaan (5) akan diperoleh persamaan : µ An I( t) V ( t) = (1) 2π a R C Gambar 1. Konstruksi prototip spark gap untuk sistem SEBP Atau dapat dituliskan sebagai : 2 π a R C I( t) = V ( t) (11) µ A n Masing-masing tetapan besaran fisis pada persamaan (11) di atas : a = jejari mayor torus, R = resistan integrator, C = kapasitan integrator, µ.= tetapan permeabilitas = 1, Hm -1 dan A = luas tampang lintang minor torus serta n = jumlah lilitan torus adalah harganya sudah tertentu dan dapat diukur, sehingga harga arus I(t) yang merupakan arus lucutan (pulsa) juga akan dapat diukur/ditentukan untuk masing-masing harga t(waktu) tertentu. Gambar 11. Rangkaian ekivalen koil dan integrator RC. Koil Rogowski diwakili oleh induktan L C dan sebuah resistor R C yang persamaan rangkaiannya dapat dituliskan sebagai: di 1 t V ( t) = LC ( ) + i ( R + RC ) + i dt (6) dt C Dengan i adalah arus induksi yang mengalir di rangkaian koil dan t adalah lama waktu kejadian plasmanya. Kita gunakan kondisi R >> R C dan R >> L C ω dimana ω frequensi tertinggi dalam bentuk gelombang, sehingga persamaan (6) boleh dituliskan sebagai : 1 t 1 t V ( t) = i R + i dt = R i + i dt (7) C RC Kalau harga RC dipilih sedemikian sehingga harganya jauh lebih besar dari pada waktu kejadian KESIMPULAN 1. Telah terkonstruksi satu unit alat spark gap untuk mendukung operasional alat SEBP. 2. Alat spark gap dapat dibongkar-pasang untuk perawatan agar umur alat lebih lama. 3. Arus elektron pulsa dapat ditentukan menggunakan alat koil Rogowski buatan sendiri, dengan ukuran geometri dapat disesuaikan dengan kebutuhan. UCAPAN TERIMA KASIH Dengan selesainya rancang bangun prototip spark gap dan metoda penentuan arus berkas elektron pulsa, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Drs. Aminus Salam, Ir. Setyo Atmojo dan Ir. Bambang Lusmianto serta rekan-rekan semua di kelompok TAFN dan Bengkel Mekanik BEM atas segala bentuk bantuannya; diskusi, pikiran dan tenaganya. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

11 128 ISSN Agus Purwadi, dkk. DAFTAR PUSTAKA 1. J. HENDRIKS G.J.H. BRUSSARD, Picosecond High Voltage Switching of A Pressurized Spark Gap, Eindhoven University of Technology, Department of Applied Physics, Center for Plasma Physics and Radiation Technology, PO Box 513, 56 MB Eindhoven, The Netherlands, YU D. KOROLEV, G.A. MESYATS, Physics of Pulsed Breakdown in Gases, Ekaterinburg, Ural Division of the Russian Academy of Science, WIDDI USADA, dkk., Perhitungan Parameter Plasma Pada Perancangan Piranti Nitridasi Plasma 2 kw, Seminar Nasional Teknologi dan Aplikasi Akselerator XII, PTAPB-BATAN, Yogyakarta, 19 Oktober OJHA, MS., Plasma Enhanced Chemical Vapor Deposition of Thin Film, Physics of Thin Film, Vol. 12, p.328, Academic Press, New York, HUDDLESTONE, RH. and LEONARD, SN., Plasma Diagnostic Techniques, p , Academic Press, New York, ROBERT RESNICK, DAVID HALLIDAY, Physics, Department of Physics, Rensselaer Polytechnic Institute, Troy, New York 12181, Januari TANYA JAWAB Bambang Siswanto Spark gap sebagai saklar disini untuk tegangan tinggi atau arus tinggi? Selain diukur dengan alat koil Rogowski apakah ada alat lain? Agus Purwadi Untuk tegangan tinggi dan arus besar. Setahu saya sementara ini untuk tegangan tinggi baru digunakan alat ukur pembagi tegangan (voltage devider) dan untuk arus tinggi dengan koil Rogowski. Irianto Apa kelebihan penggunaan sumber elektron berbasis plasma dibanding sumber elektron menggunakan kawat/elemen panas? Agus Purwadi Kelebihannya umur hidup (life time) lebih lama, daya kosumsi lebih rendah dan efisiensinya lebih tinggi. Prosiding PPI - PDIPTN 21 Yogyakarta, 2 Juli 21

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER 244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,

Lebih terperinci

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI

PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI PENENTUAN ARUS SPOT PLASMA DAN ARUS PLASMA LUCUTAN BUSUR PADA SISTEM SUMBER ELEKTRON KATODE PLASMA MENGGUNAKAN TEKNIK KOIL ROGOWSKI DETERMINATION OF PLASMA SPOT CURRENT AND ARC DISCHARGE PLASMA CURRENT

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR 30 ISSN 016-318 Lely Susita RM., dkk UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR Lely Susita R.M., Sudjatmoko, Bambang Siswanto, Agus Purwadi, Ihwanul Aziz

Lebih terperinci

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas

Lebih terperinci

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS

RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Volume 13, Januari 2012 ISSN 1411-1349 RANCANGAN TRANSFORMATOR 625 VA TERISOLASI PADA TEGANGAN TINGGI 300 KV UNTUK CATU DAYA FILAMEN SUMBER ELEKTRON MBE LATEKS Sutadi, Saefurrochman, Suprapto Pusat Teknologi

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK

PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK PERCOBAAN - I PEMBANGKITAN DAN PENGUKURAN TEGANGAN TINGGI BOLAK-BALIK 1.1 DASAR TEORI Tegangan tinggi bolak-balik banyak dipergunakan untuk pengujian peralatan listrik yang memiliki kapasitansi besar seperti

Lebih terperinci

OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA

OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA Optimasi Arus Berkas Elektron dan Penentuan Harga Parameter Dalam Bejana Generator Plasma (Agus Purwadi) OPTIMASI ARUS BERKAS ELEKTRON DAN PENENTUAN HARGA PARAMETER DALAM BEJANA GENERATOR PLASMA ELECTRON

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA Aminus Salam. Budi Santoso, Saefurrachman, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : aminussalam@yahoo.com ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

PERALATAN GELOMBANG MIKRO

PERALATAN GELOMBANG MIKRO 5 6 PERALATAN GELOMBANG MIKRO dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA. 4.1.1

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM DETEKSI ARUS LUCUTAN PLASMA PULSA

RANCANGAN SISTEM DETEKSI ARUS LUCUTAN PLASMA PULSA PLASMA PULSA Wirjoadi, Bambang Siswanto, Lely Susita RM, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 611 Ykbb 551 Yogyakarta E-mail : wirjoadi@gmail.com ABSTRAK.

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam

Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam Pengaruh Variasi Front Time dan Arus Puncak Impuls Arus terhadap Kuat Medan Magnet Beberapa Bahan Logam Citra Dewi 1) T. Haryono 2) Sasongko Pramonohadi 3) 1) Mahasiswa Teknik Elektro - UGM Kampus UGM

Lebih terperinci

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK INDUKSI ELEKTROMAGNETIK Hukum Faraday Persamaan Maxwell Keempat (Terakhir) Induksi Elektromagnetik Animasi 8.1 Fluks Magnet yang Menembus Loop Analog dengan Fluks Listrik (Hukum Gauss) (1) B Uniform (2)

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM DETEKSI BERKAS ELEKTRON

KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM DETEKSI BERKAS ELEKTRON Bambang Siswanto, dkk. ISSN 0216-3128 121 KONSTRUKSI DAN UJI FUNGSI SISTEM DETEKSI BERKAS ELEKTRON Bambang Siswanto, Lely Susita RM, Agus Purwadi, Sudjatmoko Pusat Sains dan Teknologi Akselerator BATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik.

BAB I PENDAHULUAN. pemasangan atau pembuatan barang-barang elektronika dan listrik. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah diketahui

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

KOMPONEN PASIF. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Universitas Telkom 1

KOMPONEN PASIF. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Universitas Telkom 1 TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016 Fakultas Ilmu Terapan Universitas Telkom Bandung 2015 KOMPONEN PASIF Disusun oleh: Duddy Soegiarto, ST.,MT dds@politekniktelkom.ac.id Rini Handayani,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar jawaban dan lembar kerja. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk di lembar Jawaban. Lembar kerja dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan

Lebih terperinci

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi Fisika Dasar II I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah kelanjutan dari mata kuliah Fisika Dasar I dan merupakan prasyarat bagi kelompok mata kuliah keahlian program studi pada program S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing :

LUQMAN KUMARA Dosen Pembimbing : Efek Polaritas dan Fenomena Stres Tegangan Sebelum Kegagalan Isolasi pada Sela Udara Jarum-Plat LUQMAN KUMARA 2205 100 129 Dosen Pembimbing : Dr.Eng I Made Yulistya Negara, ST,M.Sc IG Ngurah Satriyadi

Lebih terperinci

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma dengan alat

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet

Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet Induktans Menu hari ini: Induktansi & Energi Magnetik Material Magnet 2 Hukum Faraday tentang Induksi Perubahan fluks magnet menginduksi GGL Lenz: Induksi melawan perubahan 3 Cara untuk Menginduksi GGL

Lebih terperinci

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik TM - 2 LISTRIK Pengertian Listrik Kelistrikan adalah sifat benda yang muncul dari adanya muatan listrik. Listrik, dapat juga diartikan sebagai berikut: - Listrik adalah kondisi dari partikel sub-atomik

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA

PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA Perhitungan Kerapatan Ion Nitrogen Pada Pembentukan FeN Dalam Proses Nitridasi Plasma (Widdi Usada) PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA Widdi Usada Pusat

Lebih terperinci

BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH BAB III PEMAKAIAN GAS SF 6 DAN HAMPA UDARA PADA PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 3.1 Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF 6 ) Penggunaan gas SF 6 sebagai media di dalam pemutus tenaga, karena

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PENENTUAN MASSA TEREROSI UNTUK BERBAGAI MATERIAL KATODA IGNITOR DETERMINATION OF THE ERODED MASS FOR VARIOUS IGNITOR CATHODE MATERIALS

PENENTUAN MASSA TEREROSI UNTUK BERBAGAI MATERIAL KATODA IGNITOR DETERMINATION OF THE ERODED MASS FOR VARIOUS IGNITOR CATHODE MATERIALS Penentuan Massa Tererosi Untuk Berbagai Material Katoda Ignitor (Lely Susita, dkk.) p-issn: 1410-6957, e-issn: 2503-5029 http://ganendra.batan.go.id PENENTUAN MASSA TEREROSI UNTUK BERBAGAI MATERIAL KATODA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa peluahan sebagian (PD) merupakan sebuah fenomena yang menjadi penyebab kerusakan atau penuaan sistem isolasi listrik. PD menyebabkan degradasi atau penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem isolasi merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem tegangan tinggi yang berguna untuk memisahkan dua buah penghantar listrik yang berbeda potensial, sehingga

Lebih terperinci

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON

PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER

Lebih terperinci

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK SUJATNO, WIRANTO BUDI SANTOSO PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Abstrak INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal

BAB II SALURAN TRANSMISI. tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Sinyal merambat dengan kecepatan terbatas. Hal ini menimbulkan waktu tunda ketika sinyal bergerak didalam saluran interkoneksi. Jika digunakan sinyal sinusoidal, maka

Lebih terperinci

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls

Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls 33 Penentuan Nilai Impedansi Pembumian Elektroda Batang Tunggal Berdasarkan Karakteristik Response Impuls Managam Rajagukguk (1),Yul Martin () 1) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.

Kata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai. PENGERASAN PERMUKAAN ROLLER RANTAI DENGAN METODE PLASMA CARBURIZING DARI CAMPURAN GAS He DAN CH 4 PADA TEKANAN 1,6 mbar Dwi Priyantoro 1, Tjipto Sujitno 2, Bangun Pribadi 1, Zuhdi Arif Ainun Najib 1 1)

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Penampang kumparan rotor dari atas.[4] permukaan rotor, seperti pada gambar 2.2, saat berada di daerah kutub dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor DC 2.1.1. Prinsip Kerja Motor DC Motor listrik adalah mesin dimana mengkonversi energi listrik ke energi mekanik. Jika rotor pada mesin berotasi, sebuah tegangan akan

Lebih terperinci

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST

P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST P ERTEM UA N 1 DASAR ELEKTRONIKA INDRA DARMAWAN, ST RENCANA KULIAH Materi Komponen Pasif Elektronika Karakteristik Komponen Pasif Elektronika RENCANA KULIAH Komponen Peruliahan Tugas QUIS Ujian Tengah

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester

Lebih terperinci

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH

BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH BAB II IMPEDANSI SURJA MENARA DAN KAWAT TANAH II. 1 TEORI GELOMBANG BERJALAN II.1.1 Pendahuluan Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah mulai disusun secara intensif sejak tahun 1910, terlebih-lebih

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH

PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH PENGARUH PERISAI PELAT LOGAM TERHADAP INDUKSI TEGANGAN SURJA PETIR PADA INSTALASI TEGANGAN RENDAH Eykel Boy Suranta Ginting, Hendra Zulkarnaen Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN KUMPARAN TESLA DENGAN RANGKAIAN RESONANSI SERI

PERANCANGAN PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN KUMPARAN TESLA DENGAN RANGKAIAN RESONANSI SERI PERANCANGAN PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI AC FREKUENSI TINGGI MENGGUNAKAN KUMPARAN TESLA DENGAN RANGKAIAN RESONANSI SERI Alga Bagas Setiawan *), Mochammad Facta, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

KONSEP PENGUNGKUNGAN INERSIAL ELEKTROSTATIK PULSA

KONSEP PENGUNGKUNGAN INERSIAL ELEKTROSTATIK PULSA Volume 1, Oktober 28 SSN 1411-1349 KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTROSTATK PUSA Widdi Usada, Agus Purwadi Bidang Akselerator dan Fisika Nuklir, PTAPB-BATAN, e-mail : w_usada@yahoo.com ABSTRAK KONSEP PENGUNGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Air terjun setinggi 8 m dengan debit 10 m³/s dimanfaatkan untuk memutarkan generator listrik mikro. Jika 10% energi air berubah menjadi energi listrik dan g = 10m/s², daya keluaran generator listrik

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran

BAB III WAVEGUIDE. Gambar 3.1 bumbung gelombang persegi dan lingkaran 11 BAB III WAVEGUIDE 3.1 Bumbung Gelombang Persegi (waveguide) Bumbung gelombang merupakan pipa yang terbuat dari konduktor sempurna dan di dalamnya kosong atau di isi dielektrik, seluruhnya atau sebagian.

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DETEKSI ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA

PERANCANGAN SISTEM DETEKSI ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA 16 ISSN 016-318 Anjar Anggraini H., dkk PERANCANGAN SISTEM DETEKSI ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA Anjar Anggraini H., Agus Purwadi, Lely Susita R.M., Bambang Siswanto dan Agus Wijayanto Pusat Sains

Lebih terperinci

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saluran Transmisi Saluran transmisi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berperan menyalurkan daya listrik dari pusat-pusat pembangkit listrik ke gardu induk.

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo

ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC. Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo ANALISA PENGARUH INTI KOIL TERHADAP MEDAN MAGNETIK DAN MUATAN PADA KAPASITOR DALAM RANGKAIAN SERI LC Sri Wahyuni *, Erwin, Salomo Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah benda berubah gerak secara beraturan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

Pengukuran RESISTIVITAS batuan.

Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Pengukuran RESISTIVITAS batuan. Resistivitas adalah kemampuan suatu bahan atau medium menghambat arus listrik. Pengukuran resistivitas batuan merupakan metode AKTIF, yaitu pengukuran dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 14 BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa pada tidak dapat dipisahkan dari penyusunnya sendiri, yaitu berupa elemen atau komponen. Pada bab ini akan dibahas elemen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ignition Coil Ignition Coil adalah alat yang digunakan untuk menghasilkan tegangan tinggi diperlukan untuk menciptakan percikan yang memicu bahan bakar dalam mesin pembakaran internal,

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK SUJATNO, WIRANTO BUDI SANTOSO PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Abstrak

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD Sapari, Aris Budiman, Agus Supardi Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar... Kumpulan Soal Latihan UN UNIT LISTRIK & MAGNET Gaya Coulomb, Energi & Potensial Listrik 1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar....

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive) 15 BAB III CAPACITOR BANK 3.1 Panel Capacitor Bank Dalam sistem listrik arus AC/Arus Bolak Balik ada tiga jenis daya yang dikenal, khususnya untuk beban yang memiliki impedansi (Z), yaitu: Daya Semu (S,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

Kapasitor dan Induktor

Kapasitor dan Induktor Kapasitor dan Induktor Slide-05 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 28 Materi Kuliah 1 Pengantar 2 Kapasitor Kapasitor dalam Rangkaian Model Kapasitor Ideal Contoh Kapasitor Karakteristik Kapasitor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LED (Light Emitting Diode) LED (Light Emitting Diode) adalah dioda yang memancarkan cahaya jika diberi tegangan tertentu. LED terbuat dari bahan semikonduktor tipe-p (pembawa

Lebih terperinci

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR

MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR MAKALAH INDUKTANSI DAN TRANSFORMATOR Disusun oleh : Zahra Dhiyah Nafisa Kelas : XII IPA MADRASAH MULTITEKNIK ASIH PUTERA Jl. Muhammad Daeng Ardiwinata No. 199, Cimahi PEMBAHASAN A. INDUKTANSI I. SEJARAH

Lebih terperinci

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor

Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor - 1 Pengenalan Komponen dan Teori Semikonduktor Missa Lamsani Hal 1 SAP Pengelompokan bahan-bahan elektrik dari sifat-sifat listriknya. Pengertian resistivitas dan nilai resistivitas bahan listrik : konduktor,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci