BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH"

Transkripsi

1 BAB III PEMAKAIAN GAS SF 6 DAN HAMPA UDARA PADA PEMUTUS TENAGA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 3.1 Pemutus Tenaga Sulfur Hexafluoride (SF 6 ) Penggunaan gas SF 6 sebagai media di dalam pemutus tenaga, karena gas ini sangat stabil terhadap perubahan temperatur dan tidak ada tanda-tanda perubahan secara kimiawi. Fungsi gas SF 6 yang digunakan pada pemutus tenaga tegangan menengah ini adalah sebagai pemadam busur api listrik dan sebagai isolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dan bagian yang bertegangan dengan badan Sifat-sifat dari Gas SF 6 Gas SF 6 mempunyai beberapa sifat, yaitu : a. Sifat-sifat fisik b. Sifat-sifat dielektrik c. Sifat-sifat kimiawi 17

2 Sifat-sifat Fisik SF 6 yang murni adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun dan tidak mudah tercampur. Berat jenis SF 6 pada temperatur 20 0 C dan pada tekanan 760 mmhg adalah 6,135 kg/m 3. Jika dibandingkan dengan berat jenis udara adalah lima kalinya. Gas ini akan mencair pada temperatur yang rendah, temperatur pencairan bergantung pada tekanan yang diberikan. Pada temperatur 10 0 C dan tekanan 15 atm, gas akan mencair. Jika tekanan gas ini tinggi, temperatur pencairan tinggi. Biadanya tekanan yang digunakan pada pemutus tenaga tegangan menengah adalah 7 bar (kopling galvanic/cm 2 ). Dengan tekanan sebesar itu, kekuatan dielektrik menjadi besar sehingga dapat menahan tegangan transien yang terjadi pada waktu pembukaan kontak-kontaknya, seperti yang dijelaskan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Kurva tekanan uap dari SF 6 18

3 Sifat-sifat Dielektrik SF 6 Kekuatan dielektrik dari SF 6 diperlihatkan pada gambar 3.2. Gambar 3.2 Grafik kekuatan dielektrik SF 6 Pada gambar 3.2, dapat direpresentasikan yaitu : kekuatan dielektrik SF 6 adalah 5 kali kekuatan dielektrik udara pada tekanan beberapa atmosphere. Kekuatan dielektrik unsur gas ini akan bertambah besar menurut tekanannya Sifat-sifat Kimiawi SF 6 Di dalam sebuah molekul SF 6, atom sulfurnya terdapat pada daerah valensi tertinggi dari daerah valensi molekulnya. Sedangkan keenam ikatan molekulnya ialah kovalen, yang mana ini merupakan kelebihan dari molekul ini yang stabil. Susunan molekul dari SF 6 merupakan bidang delapan yang pada keenam sudutnya ditempati atom fluoride. 19

4 SF 6 adalah gas yang tidak mempunyai sifat kimia yang aktif sampai di atas C dan tidak akan merusak logam, plastik dan bahan lain yang biasa digunakan pada komponen pemutus tenaga. Hal ini dapat dibuktikan dengan memanaskan gas tersebut sampai C tanpa terjadi penguraian. Pada temperatur tinggi yang disebabkan oleh busur api listrik, gas akan terurai dalam beberapa unsur, yaitu SF 2 dan SF 4 dalam jumlah yang kecil dan unsur-unsur S 2, F 2, S, F. Bila unsur SF 2 ini bereaksi dengan air, akan membentuk unsur hydrogen fluoride yang mempunyai sifat korosif terhadap porcelain. Semua unsur yang terurai akan berkombinasi kembali menjadi unsur SF 6 seperti semula setelah temperaturnya turun. Unsur SF 6 yang murni terdiri dari 21,95% sulfur dan 78,05% fluoride. Atom fluoride mempunyai sifat elektronegatif, dan ini berfungsi untuk menangkap elektron bebas ke bentuk muatan ion yang negatif, yang tidak dapat digunakan sebagai pembawa arus. Sifat elektronegatif ini menyebabkan waktu pembusuran pendek, kekuatan dielektrik dengan cepat dapat terbentuk. Pada gambar 3.3 diberikan bentuk struktur molekul unsur SF 6. Gambar 3.3 Struktur molekul unsur SF 6 20

5 Pada gambar 3.3 dapat direpresentasikan, yaitu : kestabilan yang tinggi dari gas ini disebabkan enam ikatan kovalen dari molekul-molekulnya. Di samping itu, ikatan ini berada diantara atom sulfur, sedangkan enam atom fluoride membentuk suatu bangun octahedron. Karena unsur SF 6 tidak mempunyai sifat kimia yang aktif, maka akan sangat menguntungkan bila dipakai pada pemutus tenaga tegangan menengah. Bagian-bagian logam dan kontak-kontak yang dialiri arus dalam unsur SF 6 tidak akan rusak. 3.2 Bagian-bagian Utama Pemutus Tenaga SF 6 Bagian-bagian utama dari pemutus tenaga SF 6, adalah sebagai berikut : a. Ruang pemutus tenaga SF 6, berupa ruangan yang diselubungi oleh porcelain dan dalam ruangan ini terdapat : Kontak-kontak Silinder bergerak/silinder penghembus (moving cylinder/blast cylinder) Torak tetap (fixed piston), ruangan pemutus tenaga ini terletak di atas bagian penyangga. Setiap kutub dapat terdiri atas satu ruangan pemutus tenaga. Fungsi kapasitor pada pemutus tenaga dengan media gas SF 6 adalah untuk mendapatkan pembagian tegangan (voltage distribution) yang sama pada setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan (breaking capacity) pada setiap celah adalah sama besarnya. 21

6 b. Kontak-kontak, terdiri atas kontak tetap (fixed contact) dan kontak bergerak (moving contact). Dapat dijelaskan pada gambar 3.4. Keterangan gambar : 1. Isolator, 2. Bagian penyangga kontak tetap, 3. Jari-jari kontak tetap, 4. Terminal atas, 5. Piston tetap, 6. Kontak busur bawah, 7. Batang penggerak, 8. Tabung kontak bergerak, 9. Silinder bergerak, 10. Jari-jari kontak bergerak, 11. Kontak busur bergerak, 12. Noozle dari bahan isolasi, 13. Isolator penyangga, 14. Terminal bawah Gambar 3.4 Kontak-kontak pemutus tenaga gas SF 6 c. Pengatur busur api listrik, pada pemutus tenaga dengan media gas SF 6 ini prinsip kerjanya adalah seperti terlihat pada gambar 3.5. Gambar 3.5 Prinsip kerja pengatur busur api listrik 22

7 Prinsip kerja pengatur busur api dapat dijelaskan, yaitu : (a) proses penutupan, yaitu : tabung kontak bergerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah, begerak ke arah bagian-bagian kontak tetap atas. Sehingga kontak tetap dan kontak bergerak akan terhubung yang merupakan penghubung arus dari terminal atas ke terminal bawah, (b) proses pembukaan, yaitu : tabung kontak begerak yang berhubungan dengan kontak tetap bawah meninggalkan kontak tetap atas. Pertamatama, silinder bergerak akan terpisah dengan jari-jari kontak tetap. Kemudian jari-jari busur akan terpisah dengan batang-batang busur, (c) pada saat ujung busur terpisah dengan batang-batang busur akan terjadi loncatan, busur api segera dipadamkan oleh hembusan gas SF 6, (d) untuk membuka dan menutup dari pemutus tenaga adalah dengan menaikkan dan menurunkan posisi dari kontak bergerak yang terhubung pada batang penggerak yang digerakkan oleh mekanis penggerak. d. Bagian penyangga, terbuat dari porcelain, dipasang vertikal pada rangka tangki dan berfungsi sebagai penyangga dari ruangan pemutus tenaga. Dalam bagian ini terdapat batang penggerak dari bahan isolasi dari mekanis penggerak pemutus tenaga. Sedangkan gas SF 6 di dalam bagian penyangga berfungsi untuk mengisolasi antara bagian-bagian yang bertegangan dan bagian yang bertegangan dengan badan. e. Mekanis penggerak, mekanis penggerak berfungsi untuk menggerakkan kontak bergerak, sebagai media untuk pemutusan dan penutupan dari pemutus tenaga. 23

8 Pemutusan dan penutupan oleh mekanis penggerak dapat secara : a. Mekanis b. Pneumatic c. Hidrolis d. Elektris Pemilihan mekanis penggerak ini tergantung pada perencanaan pemutus tenaga dan letak pengoperasiannya. 3.3 Pemakaian Pemutus Tenaga SF 6 Pada Peralatan Hubung Hal utama yang penting dari pemutus tenaga ini di dalam pemakaiannya pada peralatan hubung jaringan tegangan menengah, yaitu : a. Instalasinya yang mudah b. Perawatan yang tidak rumit c. Pada operasi mekanis, kekuatan dan daya tahan dapat mencapai lebih dari 30 tahun d. Operasi optimum yang aman Kontak-kontak pemutus tenaga media SF 6 tidak memerlukan perawatan, karena kontak-kontak tertutup rapat dalam tabung. Pemutus tenaga ini diperlukan penggantian jika telah memutuskan arus hubung singkat yang besar sebanyak 10 kali. Permukaan elektroda kontak-kontak pemutus tenaga media SF 6 harus halus, agar proses ionisasinya merata. Dengan permukaan elektroda yang kasar akan mempengaruhi tegangan breakdown. 24

9 Gas SF 6 bersifat elektronegatif, yang membuat pemutus tenaga dengan media ini sangat ideal, yaitu : a. Pada panas yang tinggi yang dihasilkan oleh busur api terjadi penghamburan gas yang sangat cepat. b. Terjadi penggabungan kapasitansi kekuatan dielektrik yang sangat cepat antar kontak secara spontan. Pada gambar 3.6 diberikan grafik tegangan breakdown antara dua elektroda dengan jarak 1 cm sebagai fungsi pemutus tekanan absolut. Gambar 3.6 Grafik tegangan breakdown dua elektroda 25

10 Dari gambar 3.6 terlihat bahwa tegangan breakdown akan bertambah sesuai dengan bertambahnya tekanan. Pada tabel 3.1 diberikan karakteristik listrik pemutus tenaga SF 6 yang dipergunakan pada panel tegangan menengah. Tabel 3.1 Karakteristik listrik pemutus tenaga SF 6 pada panel tegangan menengah Tegangan 24 kv Arus 630 A Luas penampang 78,54 mm 2 Massa material 0,699 kg / m Tahanan panas 100 mm 2 / km Spesifik heat 40 cal / gr / detik Panjang konduktor 0,5 km Arus gangguan ( I 2 ) 325 A Temperatur tertinggi 50 0 C Temperatur tertinggi pada material 40 0 C Panas yang diberikan pada bahan kontak 30 0 C Panas yang ditimbulkan 20 0 C 3.4 Pemutus Tenaga Hampa Udara (Vacuum) Berbeda dengan pemutus tenaga lain, pemutus tenaga hampa ini tidak menggunakan media seperti cairan atau gas. Di dalam pemutus tenaga hampa udara ini terdapat suatu wadah dengan kehampaan yang tinggi ( mmhg). Elemen-elemen kontak dibuka dan ditutup dari luar. Karena ruang yang hampa sekali mempunyai daya isolasi yang sangat tinggi, gerakan elemen kontak sangat kecil. Pada umumnya pemutus tenaga media hampa yang digunakan pada tegangan menengah/distribusi ini mempunyai penampilan yang kompak dan ringan, waktu hidupnya panjang, operasinya aman dan bebas pencemaran. 26

11 Bentuk yang kompak dari pemutus tenaga membuat ukuran panel hubung diperkecil dan mengurangi ruang instalasinya. Bentuk yang ringan dari pemutus tenaga membuat lebih mudah untuk ditempatkan pada panel (cubicle). Waktu hidup dari kontak pemutus tenaga adalah panjang, dan penggantian dari pemutus tenaga hampa udara jarang dilakukan. Pada waktu pengoperasian, suara yang terdengar sangat rendah. Tidak perlu takut adanya bahaya ledakan dan api. Operasi mekanis dari pemutus tenaga terlindungi dari debu dan kotoran, karena tertutup oleh rumah dari bahan pelat baja. Pada gambar 3.7 dijelaskan konstruksi dari pemutus tenaga hampa udara. Keterangan gambar : 1. Plat-plat penahan, 2. Rumah pemutus dari bahan isolasi, 3. Pelindung kondensasi uap, 4. Kontak bergerak, 5. Kontak tetap, 6. Penahan fleksibel dari bahan logam, 7. Pelindung penahan fleksibel, 8. Ujung kontak Gambar 3.7 Pemutus tenaga hampa udara 27

12 Pemutus tenaga hampa udara dikenal memiliki dua hal penting, yaitu : a. Kekuatan isolasi yang tinggi b. Kecepatan pemadaman busur api yang tinggi Ketika rangkaian arus bolak-balik terbuka oleh pemisahan kontak-kontak di dalam hampa udara (gambar 3.7), pemutusan terjadi pada arus nol yang pertama dengan kekuatan dielektrik melalui kontak-kontak dengan kecepatan ribuan kali lebih tinggi daripada media yang digunakan pada pemutus tenaga konvensional. Hal ini membuat pemutus hampa udara ini lebih efisien, lebih kecil, dan lebih murah. Waktu hidup pemutus tenaga ini juga lebih panjang dibandingkan pemutus tenaga konvensional dan tidak diperlukan perawatan. Pemutus tenaga hampa ini adalah tipe kedap udara (hermentically sealed), sehingga tidak memasukkan udara luar. Dengan sepasang kontak-kontak, yang satu bergerak dan yang satunya diam. Gerakan diatur dari sistem mekanis luar yang dihubungkan dengan kontak bergerak pemutus tenaga hampa udara. Ketika kontak tertutup, rangkaian akan bekerja. Ketika kontak terpisah, busur api listrik akan terbentuk. Busur api akan diikuti dengan uap yang berasal dari katoda. Partikel uap ini di dalam ruang hampa udara akan dikondensasikan ke dalam pelindung (metal vapor condensing shield). Busur api akan padam dengan sendirinya karena tidak ada zat antara (kehampaan yang tinggi) dalam tabung pemutus tenaga. Pada arus nol dari gelombang arus bolak-balik, kebanyakan partikel uap telah dikondensasikan dan kekuatan dielektrik hampa udara kembali seperti semula. Permasalahan pada pemutus tenaga hampa udara ini adalah pada bahan kontak-kontak pemutusnya. 28

13 3.4.1 Bahan-bahan Kontak Hal terpenting pada pemutus tenaga hampa udara adalah pemilihan dari bahan kontak. Bahan kontak pemutus tenaga hampa udara ini harus memenuhi beberapa syarat tertentu, yaitu : a. Konduktivitas listrik yang tinggi, baik untuk dapat membawa arus beban b. Konduktivitas panas yang baik untuk menghamburkan panas yang tinggi dengan cepat selama terjadinya pembusuran. c. Kerapatan (density) yang tinggi d. Titik didih yang tinggi untuk mengurangi pengikisan yang disebabkan oleh busur api e. Tingkat chopping arus yang rendah, ini diperlukan untuk mencegah tegangan lebih bilamana terjadi pemutusan arus induktif yang kecil. Bahan yang mempunyai titik lebur dan titik didih tinggi mempunyai tekanan uap yang rendah pada temperatur yang tinggi, tetapi sebagai konduktor yang jelek. Untuk itu dibutuhkan bahan yang dapat memenuhi kriteria di atas. Karena itu, untuk mendapatkan penggabungan bahan yang berlawanan dalam satu bahan, harus dikombinasikan dari dua atau lebih logam dan bahan non logam. Copper, bismuth, copper tellurium, copper thalium, silver bismuth, silver tellurium adalah beberapa contohnya. Biasanya bahan campuran yang digunakan pada kontak-kontak pemutus tenaga hampa adalah dari bahan copper bismuth dan copper chromium. Keandalan pemutus tenaga akan berkurang jika dalam pemutus terdapat gas. Jika terdapat gas dalam ruangan pemutus tenaga akan terjadi ionisasi yang lebih banyak karena benturan partikel dengan atom dan molekul. 29

14 Pada gambar 3.8 diberikan grafik dari beberapa campuran logam. Gambar 3.8 Waktu hidup busur rata-rata dengan arus dari campuran logam Konstruksi Dari Kontak Hampa Udara Pemutus tenaga hampa udara adalah peralatan yang sangat sederhana seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.7. Dua buah kontak terdapat di dalam tabung yang berisi hampa udara. Kontak satu diam dan kontak satunya bergerak dengan jarak yang pendek. Pelindung logam yang mengelilingi kontak dan melindungi isolasi tabung. Konstruksi hampa udara ini terdiri dari dua bagian, yaitu : a. Ruangan/kamar (chamber) b. Operasi mekanis 30

15 Kamar (chamber) Hampa Udara Terbuat dari bahan sintetik seperti urathane foam yang tertutup bahan fibre glass atau porcelain. Di dalam chamber terdapat dua buah kontak dan fleksibel logam. Fleksibel logam, umumnya terbuat dari baja yang digunakan untuk penghembus gerakan batang kontak gerak yang dihubungkan dengan mekanis penggerak luar Operasi Mekanis Pada umumnya pemutus tenaga ini menggunakan mekanis penggerak untuk menggerakkan kontak gerak yang terdapat dalam tabung. Mekanis penggerak ini terdapat di luar tabung yang dihubungkan dengan kontak gerak. Operasi mekanis umumnya menggunakan sistem pegas. Pada umumnya operasi mekanis dikenal dalam dua macam, yaitu operasi solenoid dan operasi mekanis spring. Kedua metode tersebut adalah : a. Tipe solenoid, pada operasi penutupan, dilakukan dengan menggunakan gaya tarik dari listrik magnet. b. Tipe motor spring (pegas), ada operasi penutupan dengan menggunakan energi yang tersimpan dalam sebuah pegas pengisian oleh motor listrik. 3.5 Pemakaian Pemutus Tenaga Hampa Udara Pada Peralatan Hubung Pemutus tenaga hampa udara mempunyai waktu hidup yang panjang, operasinya aman, bentuknya yang kompak dan ringan serta bebas dari pencemaran. 31

16 Penggantian dari pemutus tenaga hampa udara jarang dilakukan. Pada waktu pengoperasian, suara yang terdengar sangat rendah. Tidak perlu takut adanya bahaya ledakan dan api. Di bawah ini akan ditunjukkan dua buah gambar, diantaranya gambar 3.9, adalah contoh potongan media hampa udara dan pada gambar 3.10 menjelaskan kuat jatuh (breakdown strength) dari variasi beberapa bahan isolasi. Gambar 3.9 Potongan pemutus tenaga hampa udara 32

17 Gambar 3.10 Tegangan breakdown Karakteristik listrik pemutus tenaga hampa udara yang digunakan pada panel tegangan menengah, dijelaskan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Karakteristik listrik pemutus tenaga hampa udara pada panel tegangan menengah Tegangan 24 kv Arus 1250 A Massa material 1,330 kg / m Luas penampang 706,9 mm 2 Tahanan panas 100 mm 2 / km Spesifik heat 40 cal / gr / detik Panjang konduktor 0,5 km Arus gangguan ( I 2 ) 325 A Temperatur tertinggi 50 0 C Temperatur tertinggi pada material 40 0 C Panas yang diberikan pada bahan kontak 30 0 C Panas yang ditimbulkan 20 0 C 33

18 3.6 Perhitungan Short Time Current Pada Pemutus Tenaga Saluran Tegangan Menengah Persamaan untuk menghitung temperatur rise dari material, adalah [2] : θ = θ 2 θ 1 (3.1) Dan, persamaan untuk menghitung tahanan konduktor atau kontak adalah sebagai berikut [2] : Dimana : l R = ρ. (3.2) A ρ = tahanan spesifik l = panjang konduktor A = luas penampang Dan persamaan untuk menghitung efisiensi thermis, adalah [3] : Panas yang diberikan pada bahan kontak n = (3.3) panas yang ditimbulkan Bila dimisalkan : M = masa dari material yang dipanaskan oleh arus S = spesifik heat dari material kontak (cal / gr / detik) θ = temperatur rise dari material n = efisiensi thermis maka [3] : 2 M θ S = 0,24. I. R. t. n (3.4) Jadi, apabila diketahui M, θ, S, R, n dan t = 1 detik, maka besarnya I (short time current test) dapat ditentukan, yaitu [3] : M θ S I = (3.5) 0,24. R. t. n 34

19 3.7 Perhitungan Waktu Hubung Singkat Lamanya waktu hubung singkat, adalah [2] : 2 2 K A t = (3.6) 2 I Dimana : t = lamanya hubung singkat (detik) K = konstanta (0,0113) A = luas penampang (mm 2 ) I = harga dari arus hubung singkat (ampere) 3.8 Perhitungan Jumlah Angka Pemutusan (Number of Switching) Jumlah angka pemutusan (number of switching) n, adalah sekian kali PMT membuka atau memutus arus. Pada saat terjadi pemutusan arus beban atau manipulasi jaringan n adalah l, tetapi bila pembukaan pemutus tenaga disebabkan karena arus gangguan (lebih besar dari arus nominal) pemutus tenaga, maka n l. Tetapi dinyatakan n 1 (n Ekivalen) dan besarnya tergantung pada arus gangguan, dan dinyatakan dengan rumus [3] : 1,5 1 I 2 n = 300 (3.7) I 1 Dimana : I 1 = arus kapasitas pemutusan (breaking capacity) I 2 = arus gangguan I 2 atau arus gangguan daoat diukur pada gardu-gardu distribusi yang dilengkapi dengan alat antara lain oscillopertubograph. 35

20 3.9 Perhitungan Daya Untuk perhitungan daya yang dapat disalurkan melalu pemutus tenaga, digunakan persamaan [1] : P = 3. V. I (3.8) Dimana : P = daya yang disalurkan (KVA) V = tegangan nominal (volt) I = arus nominal (ampere) 36

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA

BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA BAB II KARAKTERISTIK PEMUTUS TENAGA 2.1 Fungsi Pemutus Tenaga Pemutus tenaga (PMT) adalah saklar yang dapat digunakan untuk menghubungkan atau memutuskan arus atau daya listrik sesuai dengan ratingnya.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum

Instalasi Listrik MODUL III. 3.1 Umum MODUL III Instalasi Listrik 3.1 Umum Instalasi listrik system distribusi terdapat dimana mana, baik pada system pembangkitan maupun pada system penyaluran (transmisi/distribusi) dalam bentuk instalasi

Lebih terperinci

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK

L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK L/O/G/O RINCIAN PERALATAN GARDU INDUK Disusun Oleh : Syaifuddin Z SWITCHYARD PERALATAN GARDU INDUK LIGHTNING ARRESTER WAVE TRAP / LINE TRAP CURRENT TRANSFORMER POTENTIAL TRANSFORMER DISCONNECTING SWITCH

Lebih terperinci

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA 3.1. Pendahuluan Setiap bahan isolasi mempunyai kemampuan menahan tegangan yang terbatas. Keterbatasan kemampuan tegangan ini karena bahan isolasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com

drimbajoe.wordpress.com 1. Suatu bidang berbentuk segi empat setelah diukur dengan menggunakan alat ukur yang berbeda, diperoleh panjang 5,45 cm, lebar 6,2 cm, maka luas pelat tersebut menurut aturan penulisan angka penting adalah...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit jaringan transmisi (gardu induk) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI.

BAB III DASAR TEORI. 13 BAB III DASAR TEORI 3.1 Pengertian Cubicle Cubicle 20 KV adalah komponen peralatan-peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran tegangan, arus, maupun daya, peralatan proteksi, dan control

Lebih terperinci

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta

Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta - Circuit Breaker (CB) 1. MCB (Miniatur Circuit Breaker) 2. MCCB (Mold Case Circuit Breaker) 3. NFB (No Fuse Circuit Breaker) 4. ACB (Air Circuit Breaker) 5. OCB (Oil

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang mempunyai beda potensial dalam suatu rangkaian listrik. Bahan ini mempunyai sifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um)

2. KLASIFIKASI PMT Berdasarkan besar / kelas tegangan (Um) 2. KLASIFIKASI PMT Klasifikasi Pemutus Tenaga dapat dibagi atas beberapa jenis, antara lain berdasarkan tegangan rating/nominal, jumlah mekanik penggerak, media isolasi, dan proses pemadaman busur api

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) [1] Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".

Lebih terperinci

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan

REFRIGERAN & PELUMAS. Catatan Kuliah: Disiapakan Oleh; Ridwan REFRIGERAN & PELUMAS Persyaratan Refrigeran Persyaratan refrigeran (zat pendingin) untuk unit refrigerasi adalah sebagai berikut : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran memiliki

Lebih terperinci

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK SISTEM PROTEKSI GARDU INDUK DAN JARINGAN 150 kv MENGGUNAKAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA GAS SF6 DI GARDU INDUK 150 kv KEBASEN PT. PLN (PERSERO) P3B JB UPT TEGAL Oleh : JOHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Jaringan sistem tenaga listrik [4] BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu induk dan jaringan) dan jaringan distribusi. Jaringan tenaga listrik

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan

BAB II TEGANGAN TINGGI. sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan BAB II TEGANGAN TINGGI 2.1 Umum Pengukuran tegangan tinggi berbeda dengan pengukuran tegangan rendah, sehingga perlu penjelasan khusus mengenai pengukuran ini. Ada tiga jenis tegangan tinggi yang akan

Lebih terperinci

Peralatan Tegangan Tinggi

Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Tegangan Tinggi Contents 1 Jenis Peralatan Tegangan Tinggi 2 Spesifikasi Peralatan Tegangan Tinggi Jenis Peralatan Tegangan Tinggi Peralatan Pengaman (Proteksi) - Circuit Breaker - Surge Protector

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses penyaluran daya adalah tugas utama yang dilakukan oleh perusahaan penyedia tenaga listrik sebagai upaya memenuhi permintaan konsumen dalam melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dielektrik Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada.bahan dielektrik dapat berwujud padat, cair dan gas. Pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Isolator. Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki BAB II DASAR TEORI 2.1 Isolator Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan ini harus dipisahkan

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI RELAY

SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI RELAY SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK DAN SPESIFIKASINYA OLEH : WILLYAM GANTA 03111004071 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2015 SISTEM PROTEKSI PADA GARDU INDUK

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan

BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT. Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan BAB II PIRANTI INPUT DAN OUTPUT 2. 1. Pendahuluan Kebakaran adalah suatu fenomena yang terjadi ketika suatu bahan mencapai temperatur kritis dan bereaksi secara kimia dengan oksigen, sehingga dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

saklar pemisah (disconnecting switch)

saklar pemisah (disconnecting switch) saklar pemisah (disconnecting switch) Mochammad Facta S.T.,M.T., APP, Ph.D Tahun 2015 Referensi 1. Arisminandar A., Teknik Tenaga Listrik III: Gardu Induk, Pradnya Pramita, 1990 2. GEC Measurement, Protective

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT

PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT PEMELIHARAAN PEMUTUS TENAGA (PMT) MEDIA PEMADAM BUSUR API GAS SF6 DENGAN PENGGERAK SPRING PT. PLN (PERSERO) P3B REGIONAL JATENG DAN DIY UPT. SEMARANG GI 150 kv SRONDOL Aji Suryo Alam 1, Dr. Ir. Hermawan,

Lebih terperinci

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA Isolator memegang peranan penting dalam penyaluran daya listrik dari gardu induk ke gardu distribusi. Isolator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi

Lebih terperinci

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA

BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik.

ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik. ISOLASI TEGANGAN TINGGI Bahan Listrik Bahan listrik merupakan elemen yang paling di dalam penyaluran dan penggunaan enaga listrik. Bahan listrik terdiri dari konduktor, semikonduktor dan isolator. Bagi

Lebih terperinci

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN IKATAN KIMIA DALAM BAHAN Sifat Atom dan Ikatan Kimia Suatu partikel baik berupa ion bermuatan, inti atom dan elektron, dimana diantara mereka, akan membentuk ikatan kimia yang akan menurunkan energi potensial

Lebih terperinci

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

D. 80,28 cm² E. 80,80cm² 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim

Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim KONDUKTOR Penghantar Fungsi penghantar pada teknik tenaga listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu titik ketitik lain. Penghantar yang lazim digunakan adalah aluminium dan tembaga. Aluminium

Lebih terperinci

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU.

PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU. PENGUJIAN ISOLASI MINYAK TROFO TEGANGAN TINGGI TERHADAP PERUBAHAN SUHU Slamet Hani 1 1 Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, e-mail : shani.akprind.@yahoo.com ABSTRACT Transformer

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material

BAB 2 DASAR TEORI. k = A T. = kecepatan aliran panas [W] A = luas daerah hantaran panas [m 2 ] ΔT/m = gradient temperatur disepanjang material 3 BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Dasar Dasar Mekanisme Perpindahan Energi Panas Pada dasarnya terdapat tiga macam proses perpindahan energi panas. Proses tersebut adalah perpindahan energi secara konduksi, konveksi,

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional

Tujuan Instruksional Arus Listrik 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan arus listrik, hambatan listrik, energi listrik, daya listrik serta dapat menggunakan hukum Ohm dan aturan Kirchhoff pada analisa rangkaian listrik.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISOLATOR PIRING 2.1.1 Umum Pada suatu sistem tenaga listrik terdapat berbagai bagian yang memiliki tegangan dan juga tidak bertegangan. Sehingga bagian yang tidak bertegangan

Lebih terperinci

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh

Dibuat oleh invir.com, dibikin pdf oleh 1. Energi getaran selaras : A. berbanding terbalik dengan kuadrat amplitudonya B. berbanding terbalik dengan periodanya C. berbanding lurus dengan kuadrat amplitudonya. D. berbanding lurus dengan kuadrat

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Contoh Simpulan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai energi panas dan temperatur.

Lebih terperinci

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor. BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1. Umum (8,9) Motor arus searah adalah suatu mesin yang berfungsi mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dimana energi gerak tersebut berupa putaran dari motor. Ditinjau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemutus Tenaga (PMT) Pemutus tenaga adalah alat yang terpasang pada gardu induk yang berfungsi untuk menghubungkan dan memutus arus beban atau arus gangguan. Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG Zainal Abidin Teknik Elektro Politeknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis Riau zainal@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP

Wardaya College SAINS - FISIKA. Summer Olympiad Camp Sains SMP SAINS - FISIKA Summer Olympiad Camp 2017 - Sains SMP 1. Seorang pelari menempuh jarak d selama waktu T detik, dimana t detik pertama gerakkannya dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal, kemudian sisanya

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4

Hukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4 Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN JENIS PEMUTUS TENAGA 150/20 KV PADA GARDU INDUK GANDUL DITINJAU DARI SEGI TEKNO - EKONOMIS

ANALISIS PEMILIHAN JENIS PEMUTUS TENAGA 150/20 KV PADA GARDU INDUK GANDUL DITINJAU DARI SEGI TEKNO - EKONOMIS ANALISIS PEMILIHAN JENIS PEMUTUS TENAGA 150/20 KV PADA GARDU INDUK GANDUL DITINJAU DARI SEGI TEKNO - EKONOMIS Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR MAKALAH PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN POMPA

BAB III PERENCANAAN POMPA 35 BAB III PERENCANAAN POMPA 3.1 Pemilihan Pompa PT. Wira Putra adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang penyediaan gedung khususnya untuk pabrik-pabrik home industri. Pada pengambilan data

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

BAHAN DIELEKTRIK. Misal:

BAHAN DIELEKTRIK. Misal: BAHAN DIELEKTRIK BAHAN DIELEKTRIK BAHAN DIELEKTRIK. Bahan dielektrik yaitu bahan yang apabila diberikan medan potensial (tegangan) dapat mempertahankan perbedaan potensial yang timbul diantara permukaan

Lebih terperinci

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN Disusun oleh : SWITO GAIUS AGUSTINUS SILALAHI PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS

Lebih terperinci

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg

6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6. Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi) : kg Massa Atmosfer Tekanan di permukaan laut seluas 1 cm 2, dihasilkan oleh berat udara 1,02 kg 6massa udara yg terdapat pd seluas 1 cm 2 : 1,02 kg6 Massa total atmosfer : 1,02 kg x ( luas permukaan bumi)

Lebih terperinci

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat

Terjemahan ZAT PADAT. Kristal padat Terjemahan ZAT PADAT Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan bentuknya ketika gaya luar mempengaruhinya. Karena kepadatannya itu, bahan padat digunakan dalam bangunan yang semua strukturnya

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti

BAB II ISOLASI CAIR. Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti BAB II ISOLASI CAIR II.1. Umum Bahan isolasi cair digunakan pada peralatan-peralatan listrik seperti transformator, kapasitor, dan pemutus daya (circuit breaker). Selain sebagai isolasi juga berfungsi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak

ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR. Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Jurnal Teknik Elektro ol. 1 No.2 93 ANALISIS PENGARUH KEADAAN SUHU TERHADAP TEGANGAN TEMBUS AC DAN DC PADA MINYAK TRANSFORMATOR Sugeng Nur Singgih, Hamzah Berahim Abstrak Tegangan tembus (breakdown) merupakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary

PEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tegangan tinggi merupakan suatu bagian dari Sistem Tenaga Listrik yang memiliki peranan penting. Dalam proses penyaluran daya, tegangan yang dibangkitkan oleh sebuah

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur

Lebih terperinci

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S RINGKASAN DAN LATIHAN Listrik Statis - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S Hukum Coulomb ------------------------------- 1 Listrik Statis Medan Listrik Medan Listrik oleh titik bermuatan Fluk Listrik dan

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara ISOLATOR Pada sistem penyaluran daya listrik dari pembangkit listrik ke konsumen, perlu digunakan tegangan tinggi untuk mengurangi rugi-rugi daya di sepanjang saluran. Pada saluran transmisi dan distribusi,

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma

MIKROELEKTRONIKA. Gejala Transport dalam Semikonduktor. D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MIKROELEKTRONIKA Gejala Transport dalam Semikonduktor D3 Teknik Komputer Universitas Gunadarma MOBILITAS & KONDUKTIVITAS Gambaran gas elektron dari logam Bagian yang gelap menyatakan bagian yang mempunyai

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam kehidupan. Energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit dan disalurkan ke konsumen-konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG

PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG PENGARUH PERSENTASE FENOL TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK MINYAK JAGUNG Benito Arif Nugroho, Syahrawardi Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW) PROGRAM IbPE KELOMPOK USAHA KERAJINAN ENCENG GONDOK DI SENTOLO, KABUPATEN KULONPROGO Oleh : Aan Ardian ardian@uny.ac.id FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci