KONSEP PENGUNGKUNGAN INERSIAL ELEKTROSTATIK PULSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONSEP PENGUNGKUNGAN INERSIAL ELEKTROSTATIK PULSA"

Transkripsi

1 Volume 1, Oktober 28 SSN KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTROSTATK PUSA Widdi Usada, Agus Purwadi Bidang Akselerator dan Fisika Nuklir, PTAPB-BATAN, w_usada@yahoo.com ABSTRAK KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTROSTATK PUSA. Makalah ini menjelaskan dasar pembentukan plasma serta penarikan ion ke arah radial ke dalam oleh elektroda grid yang bertegangan pulsa negatif. Karena elektrode dalam tersebut berongga maka terjadi tumbukan antar ion di pusat elektrode bagian dalam tersebut. Bila ion-ion tersebut merupakan unsur bahan bakar untuk fusi seperti deuterium, proton, tritium dan lain sebagainya maka tumbukan ion tersebut dapat menghasilkan reaksi fusi dengan memberikan produk fusi dengan perolehan energi yang cukup besar. Tumbukan ion dapat terjadi pada suatu sistem rangkaian listrik yang terdiri dari sumber tegangan tinggi, tahanan pembatas arus pengisi kapasitor, kapasitor, spark-gap, diode, dan bejana vakum baik dalam geometri grid silinder koaksial maupun geometri bola konsentrik. Agar ada penarikan ion oleh elektrode bagian dalam, maka elektrode bagian dalam dikenakan tegangan negatif, sedangkan elektrode bagian luarnya dihubungkan dengan tanah. Dengan sistem tersebut, dapat dibuat rangkaian ekivalennya. Dengan memvariasi parameter-parameter rangkaian seperti tahanan dioda dan tahanan plasmanya dapat diketahui besaran seperti arus, tegangan, waktu pembangkitan dan waktu peluruhan arus plasmanya. Kata kunci : plasma, pengungkungan, elektrostatik, fusi, pulsa. ABSTRAT ONEPT OF PUSED NERTA EETROSTAT ONFNEMENT. This paper describes the basis of plasma formation and radial ion attraction by pulsed negative potential of grid electrode. Because of this inner grid electrode, there are ions collisions in grid electrode. f the ion is an element of fusion fuel like deuterium, proton, tritium and so on, the ion collision could produce fusion reaction with high energy achievement. on collisions could be occurred in a electrical circuit system which consists of a high voltage source, a current limit power resistor, a capacitor bank, a spark-gap, a diode, and a vacuum grid coaxial cylindrical geometry or a vacuum grid concentric spherical geometry chambers. n order there are ions attraction, the inner electrode is potentially negative, mean while its outer electrode is connected with ground system. By such system, it could be built its equivalent circuit. By varying some parameters, like, diode and plasma resistances, it could be known current, voltage, rise time, time decay of plasma current and so on. Keywords : plasma, confinement, electrostatic, fusion, pulsed. PENDAHUUAN P engungkungan plasma adalah usaha untuk mempertahankan kerapatan (n) dan suhu (kt) plasma tetap dalam rentang waktu tertentu (τ), atau dapat diartikan usaha untuk meminimalisasi lolosnya plasma dan meminimalisasi plasma untuk tidak berinteraksi dengan partikel lain yang bukan plasma. Plasma pada suhu dan kerapatan tertentu akan mampu saling berinteraksi dan mampu melampaui gaya tolak oulomb, akibatnya inti-inti mereka akan bereaksi memadu menjadi inti baru. Pemaduan inti menjadi inti baru disebut reaksi fusi. Maka tujuan pengungkungan plasma pada umumnya diharapkan untuk berlangsungnya reaksi fusi inti. Pada umumnya reaksi fusi melibatkan intiinti ringan seperti, inti hidrogen dengan berbagai isotopnya, boron, dan helium. Hasil reaksi fusi inti adalah diperolehnya energi. awson mencoba membuat kriteria atau syarat sehingga energi yang diperoleh lebih besar atau sama dengan energi yang diperlukan untuk terjadinya reaksi fusi. Hasil runutannya dirumuskan yang dikenal dengan kriteria awson (yang untuk reaksi fusi D-T) sebagai berikut nt τ 1 21 kevdetik/m 3 n adalah kerapatan (dalam cacah/m 3 ), T suhu dalan satuan ev dan τ dalam satuan detik. Plasma adalah kumpulan ion dan elektron, oleh karena itu plasma dapat dikendalikan oleh medan listrik dan medan Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Teknologi Vol. 1, Oktober 28 :

2 Volume 1, Oktober 28 SSN magnet. Karena massa elektron jauh lebih kecil daripada massa ion yaitu sekitar 1/18 massa proton (inti hidrogen atau ion hidrogen) maka geraknya jauh lebih lincah daripada proton, sehingga ada kecenderungan elektron untuk lolos lebih besar daripada ion atau inti, akibatnya sangat sulit untuk mempertahankan kondisinya tetap stabil. Seperti dikemukakan di atas bahwa partikel bermuatan dapat dipengaruhi baik oleh medan listrik maupun medan magnet, dengan demikian bila medan magnet dikenakan terhadap plasma, plasma diubah arah geraknya untuk berotasi mengitari garis gaya medan magnetnya dengan jari-jari putaran yang disebut dengan jari-jari armor. Usaha untuk mencegah lolosnya plasma atau mempertahankan kestabilan plasma oleh medan magnet disebut pengungkungan magnetik. Disamping itu bila massa pemuat plasma sedemikian besar sehingga gaya gravitasinya mampu mempertahankan plasma dalam keadaan stabil, maka pengungkungan sedemikian itu disebut sebagai pengungkungan gravitasi, dan kondisi semacam itu terjadi di matahari maupun bintang di ruang angkasa. Demikian pula, bila plasma dikenai medan listrik dan diarahkan ke suatu titik tertentu maka pengungkungan oleh medan listrik tersebut disebut pengungkungan elektrostatik atau yang biasa dikenal sebagai pengungkungan inersial elektrostatik (PE). [1] Sistem PE ini memanfaatkan dua elektrode grid (elektrode yang berlobang) yang tersusun atas konsentrik untuk sistem elektrode berbentuk bola dan koaksial untuk sistem berbentuk silinder. Sistem PE sebagai pereaksi fusi sangat mudah baik prinsip maupun pembuatannya, namun kekurangannya adalah kerusakan grid bagian dalam karena tumbukan iion berenergi tinggi dengan bahan gridnya. Perkembangan terbaru dalam konsep PE ini adalah tidak lagi digunakannya grid, tetapi dengan menggunakan beberapa elektromagnet yang disusun secara polihedral. Dengan susunan elektromagnet tersebut diharapkan sedemikian besar elektron yang dikungkung sehingga ia berlaku sebagai potensial negatif. Karena berpotensial negatif maka bila ion dimasukkan ke dalam sistem tersebut maka ion-ion tersebut akan ditarik oleh potensial negatif dari kumpulan elektron yang dikungkung medan magnet tersebut. Konsep baru ini yang dikenal dengan Polywell, namun tidak dibahas dalam makalah ini. [2] TEOR DASAR Berdasar definisi bahwa plasma terdiri dari ion dan elektron, maka secara prinsip, ion dari plasmanya dapat ditarik oleh elektrode yang bertegangan negatif, dan seandainya elektrode tersebut dibuat berlobang, maka ion-ion akan mampu menembus elektrode tersebut. Gambar 1 memperlihatkan ekstraksi ion dari plasmanya. Gambar 1. Ekstraksi ion dari plasma oleh grid berpotensial negatif. Dari Gambar 1, terlihat bahwa plasma yang terbentuk oleh sumber tegangan pembentuk plasma, maka oleh elektrode berlobang yang selanjutnya disebut elektrode grid yang bertegangan negatif, maka ion-ion dari plasma akan ditarik olehnya dan menembus elektroda grid tersebut. [3] Berdasar prinsip dasar tersebut, maka seandainya ada suatu sistem metal silinder koaksial yaitu dua silinder yang disusun sehingga mempunyai sumbu yang berimpit, dan kedua silinder baik bagian dalam maupun bagian luar berlubang, maka bila masing-masing silinder tersebut diberi beda tegangan V, silinder bagian dalam bertegangan negatif, sedangkan silinder bagian luar dihubungkan dengan tanah, maka karena ada beda potensial yang cukup untuk melucutkan gas yang ada di dalam silinder tersebut sehingga terbentuk plasma, dan karena silinder bagian dalam bertegangan negatif, maka ion-ion dari plasma akan ditarik oleh silinder bagian dalam yang berlobang yang mempunyai tegangan negatif tersebut. Gambar 2. melukiskan proses penarikan ion dari plasma oleh silinder bagian dalam yang berlobang. Dengan prinsip dasar sederhana tersebut dapatlah disusun suatu rangkaian sistem eksperimen lucutan plasma pada silinder koaksial seperti ditunjukkan Gambar 3. KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTRO- STATK PUSA Widdi Usada, dkk. 31

3 Volume 1, Oktober 28 SSN adalah kapasitor, o adalah induktansi bagian luar yang menggambarkan induktansi saluran transmisi dari kapasitor ke sistem silinder koaksial, dioda D yang mempunyai tahanan intrinsik R D, Rp tahanan plasma di dalam silinder koaksial, dan p adalah induktansi plasma dalam silinder koaksial. Gambar 2. Ekstraksi ion dari plasma oleh elektroda silinder berlobang yang bermuatan negatif. Gambar 4. Rangkaian ekivalen sistem lucutan plasma pada sistem silinder koaksial. Persamaan rangkaiannya adalah Gambar 3. Skema rangkaian lucutan plasma pada sistem silinder koaksial. R adalah tahanan pengisi kapasitor, adalah kapasitor, Spark-gap adalah sistem pemindah energi listrik dari kapasitor ke sistem silinder koaksial, D adalah dioda. Kapasitor diisi muatan oleh sumber daya tegangan tinggi negatif melalui tahanan R, dan kemudian tenaga listrik kapasitor dilimpahkan ke sistem silinder koaksial melalui spark-gap. Dalam sistem silinder koaksial terjadi lucutan plasma karena ada beda tegangan antara silinder koaksial bagian luar dengan silinder koaksial bagian dalam. on-ion dalam plasma akan segera ditarik oleh silinder koaksial bagian dalam yang bertegangan negatif, sedangkan elektron akan ditarik oleh silinder koaksial bagian luar yang dihubungkan dengan sistem pentanahan. ANASS RANGKAAN [3] Rangkaian yang diperlihatkan Gambar 3, dapat disederhanakan dalam bentuk rangkaian ekivalen seperti diperlihatkan Gambar 4., dengan d dt d V + R p + RD + + p (1) dt dt Untuk periode osilasinya adalah T, impedansi dan arus maksimum yang relasinya ditunjukkan oleh persamaan (2), T 2π V (2) Seandainya persamaan (1) disusun dalam persamaan normaliasi dengan faktor normalisasinya ι τ t t,, t V, α R, β Maka persamaan (1) menjadi dι p RD, α D (3) t d ι τ dι β t dτ ια ιαd tdτ Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Teknologi Vol. 1, Oktober 28 :

4 Volume 1, Oktober 28 SSN atau dι 1 (1 + β ) ι ( α + α D ) d ι τ (4) dτ Nilai -1 muncul karena tegangan awalnya negatif. Persamaan terakhir ini merupakan persamaan osilasi teredam dan dapat diselesaikan secara numerik dengan sembarang perangkat lunak, dan syarat batasnya adalah dι 1 dτ (1 + β ) τ, ι,, d ι τ HAS DAN PEMBAHASAN (5) Dengan menggunakan perangkat lunak Watfor77, persamaan (4) dapat diselesaikan secara numerik, dan sejumlah hasil diperlihatkan pada Gambar 5 (a), (b), (c) and (d), dengan R D divariasi, sedangkan Rp tetap. Pada umumnya, R p lebih kecil daripada, sedangkan lebih kecil daripada R D. Seperti tampak pada Gambar 5., untuk nilai R D yang semakin besar, waktu bangkit arus plasma semakin cepat, sedangkan waktu peluruhannya semakin lambat, namun arus plasmanya juga semakin mengecil. Data yang diperoleh ini sangat penting, karena untuk memperoleh kerapatan ion yang tinggi diperlukan juga arus yang besar. Dari data yang diperoleh, tampaknya R D sekitar 3-5 kali lebih besar daripada impedansi karakteristik. Sedangkan untuk R D yang besar, tampaknya sistem tidak efisien, karena arus plasmanya terlalu rendah. Dengan memilih R D tetap, sedangkan R P divariasi untuk.1,.5,.2 dan.5, maka penampilannya diperlihatkan menurut Gambar 6 (a), (b), (c) and (d). (a) (b) (c) (d) Gambar 5. Arus plasma sebagai fungsi waktu untuk variasi R D 1, 5, 1, 2 masingmasing untuk (a), (b), (c) dan (d). KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTRO- STATK PUSA Widdi Usada, dkk. 33

5 Volume 1, Oktober 28 SSN (a) (b) (c) (d) Gambar 6. Arus plasma sebagai fungsi waktu untuk R P.1,.5,.2,.5. Seperti halnya untuk R D yang semakin besar, tampaknya dengan semakin besarnya R P, arus plasma semakin menurun, waktu peluruhan semakin lambat, dan waktu bangkit semakin cepat. Maka, disimpulkan bakwa semakin rendahnya R P, semakin besar pula arus plasmanya. Untuk lebih memahami karakteristik suatu sistem, dapat diambil contoh data sebagai berikut ini, V 5 kv, 5µF, 5 nh pada suatu sistem dengan Rp.2 seperti diperlihatkan Gambar 6(c). Dengan kondisi seperti di atas maka dari persamaan (2) akan diperoleh data berikut ini, 4 V 5 kv 5 1 V nH 1 5µ F t det ik, 5 A. 1Ω Dari Gambar 6(c), maka diperoleh arus plasma plasma.18 9kA, dan tegangan dibejana plasmanya hanya V R plasma p plasma ka. 9 kv. Dengan demikian bila elektrode grid bagian dalam dikenai tumbukan partikel yang hanya mengalami percepatan.9 kv, maka grid kemungkinan besar tidak akan mengalami kerusakan berarti, namun demikian bila dengan merubah parameter lain seperti menaikkan tegangan sehingga tegangan pemercepat plasmanya misalnya sampai 9 kv, maka grid akan mengalami proses seperti sputtering, sehingga kemungkinan besar grid akan cepat rusak. Pada hal untuk mencapai yield produk fusi yang tinggi diperlukan tegangan operasi yang tinggi,sehingga partikel akan Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Teknologi Vol. 1, Oktober 28 :

6 Volume 1, Oktober 28 SSN mengalami tegangan percepatan yang tinggi pula, sehingga konsep PE dengan sistem elektrode grid akan mengalami hambatan, karenanya diperlukan konsep baru yang bebas pemakaian grid, dan konsep baru yang dikenal dengan Polywell kemungkinan besar akan menggusur konsep PE berbasis grid. Hasil perhitungan di atas belum mencerminkan piranti sesungguhnya, namun demikian hasil tersebut sangat bermanfaat sebagai pemahaman dasar dalam perancangan sistem PE. [4] KESMPUAN Telah ditunjukkan prinsip dasar pengungkungan inersial eletrostatik pulsa berdasarkan pada lucutan lasma. Dengan menggunakan persamaan sederhana, dapat diperlihatkan karakteristik arus plasma. Arus plasma yang semakin tinggi dapat diharapkan untuk memperoleh kerapatan ion terkungkung yang cukup besar. Dengan semakin besarnya kerapatan ion yang dikungkung secara elektrostatik ini maka bila ion tersebut merupakan elemen bahan bakar fusi, diharapkan terjadi reaksi fusi dengan yield produk fusi yang cukup tinggi. Namun demikian untuk mendapatkan yield produk fusi yang tinggi diperlukan pula tegangan operasi yang juga tinggi, dan berakibat pada kemungkinan mempercepat kerusakan grid. Oleh karena itu perlu dimunculkan konsep PE baru yang tidak berbasis grid,dan konsep PE baru ini dikenal dengan Polywell. UAPAN TERMA KASH Salah satu penulis (W.U) mengucapkan banyak terima kasih kepada Ka. PTAPB-BATAN atas pemberian gagasan konsep PE serta pemberian banyak makalah referensi. Diucapkan terima kasih kepada Prof. Darsono yang sering memberikan pemikiran kritisnya, demikian pula kepada Ka. BTAFN. Kepada Prof. Anggraita yang memberikan bahan referensi tentang aneutronic fusion yang bagi salah satu penulis (W.U) mengilhami masuknya gagasan baru untuk mempelajari aplikasi konsep polywell untuk aneutronic fusion. REFERENS 1. WDD USADA, Pengungkungan nersial Elektrostatik (PE), diterbitkan dalam majalah Buletin araka Nuklida, Polywell, in Wikipedia, free encyclopedia WDD USADA, ET A, oncept of Electron Source Based on Pulsed Plasma Discharge, presented in nternational Workshop on Plasma Focus, July, 28 at Kuala umpur, Malaysia. 4. S. EE, Basic Methods Of Plasma Technology, in Proceedings of 1984 Tropical ollege on Applied Physics, aser and Plasma Technology, edited by S. ee, et al, World Scientific Publish o. Pte, td, W. USADA DKK., Prinsip Dasar Rancangan Sumber Elektron Berbasis Plasma Pulsa Tipe Dioda, submitted for presentation in Scientific Meeting on Nuclear Technology, July, 28. TANYA JAWAB Budi Santosa MT Bagaimana perbedaanya dengan sistem Plasma Fokus dalam menghasilkan neutron? Mengapa tabung pengungkungan plasma dimodelkan dengan dan R. Widdi Usada Pada plasma Fokus, sebelum pemfokusan, plasma telah mempunyai energi kinetik tertentu karena didorong oleh Gaya orentz ke arah aksial pada fase run-down, sehingga pada saat fase pemfokusan tumbukan partikel akan sangat kuat sehingga kebolehjadian reaksi fusi besar, namun karena waktunya sangat pendek dalam orde nano detik, jumlah neutron totalnya kecil meskipun neutron burst-nya (semburan neutron) dalam waktu yang sangat singkat tersebut sangat besar. ain halnya dengan konsep pengungkungan inersial elektrostatik, konsep ini dapat dioperasikan baik pulsa maupun kontinyu, dan ini merupakan kelebihannya, namun karena kecepatan tumbukan tidak begitu besar, kebolehjadian reaksi fusi kecil. Untuk mendapatkan kebolehjadian reaksi fusi besar maka ada 2 cara yaitu dengan menaikkan tegangan elektrosatik atau sebelumnya ion-ion plasma sudah mempunyai energi awal dari sumber ionnya. Pada umumnya demikian, karena dalam plasma yang dioperasikan dalam mode pulsa, saat terjadi break-down, bentuk pulsa arusnya berubah, misalkan peluruhannya lebih lambat berarti ada tambahan tahanan dari plasma, maka plasma memberikan sumbangan tahanan R p, demikian juga periode osilasinya akan mengalami penambahan, yang berarti plasma menyumbang KONSEP PENGUNGKUNGAN NERSA EEKTRO- STATK PUSA Widdi Usada, dkk. 35

7 Volume 1, Oktober 28 SSN induktansinya sehingga plasma tersebut mempunyai induktansi plasma p tertentu. Anwar lmar. R. Bagimana cara kerja konsep pengungkungan plasma tersebut? Perbedaan konsep pengungkungan plasma ini dengan pengungkungan plasma yang lain misalkan tokamak? Widdi Usada Sesuai dengan definisi pengungkungan plasma yaitu usaha untuk mendapatkan plasma dengan kerapatan (n) dan suhu (T) tertentu dalam rentang waktu tertentu (t), maka dalam konsep pengungkungan plasma elektrosatik ini, yang mengungkung adalah medan elektrostatik atau potensial listriknya, melalui proses percepatan akibat gaya tarik elektrostatik. Dalam plasma usaha untuk mengungkungan plasma ada 4 yaitu pengungkungan magnetik seperti pada tokamak, stelerator, cermin, pinch, pengungkungan gravitasi seperti pada matahari, bintang, pengungkungan inersial seperti dengan laser atau berkas ion, dan pengungkungan elektrosatik yang disampaikan dalam makalah ini. Khusus untuk tokamak pengungkungan plasma sangat rumit, yaitu diantaranya dengan medan toroidal dan medan poloidal, dengan cara ini plasma yang dikungkung dapat dalam volume yang sangat besar, oleh karena itu tokamak diarahkan dalam konsep PTN Fusi. Prosiding Pertemuan dan Presentasi lmiah Teknologi Vol. 1, Oktober 28 :

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA

UJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE

ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA

PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA Perhitungan Kerapatan Ion Nitrogen Pada Pembentukan FeN Dalam Proses Nitridasi Plasma (Widdi Usada) PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA Widdi Usada Pusat

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA SUMBER ELEKTON BERBASIS KATODA PLASMA Aminus Salam. Budi Santoso, Saefurrachman, Agus Purwadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : aminussalam@yahoo.com ABSTRAK. Telah

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1994

Fisika EBTANAS Tahun 1994 Fisika EBTANAS Tahun 1994 EBTANAS-94-01 Diantara kelompok besaran di bawah ini yang hanya terdiri dari besaran turunan saja adalah A. kuat arus, massa, gaya B. suhu, massa, volume C. waktu, momentum, percepatan

Lebih terperinci

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd

REAKSI INTI. HAMDANI, S.Pd REAKSI INTI HAMDANI, S.Pd Reaktor atom Matahari REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. isalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin bertambah dari tahun ke tahun, sementara sumber yang ada masih berbanding terbalik dengan kebutuhan. Walaupun energi radiasi matahari (energi

Lebih terperinci

PLASMA TOKAMAK SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI MASA DEPAN : KAJIAN GEOMETRI MENGGUNAKAN MCNP

PLASMA TOKAMAK SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI MASA DEPAN : KAJIAN GEOMETRI MENGGUNAKAN MCNP PLASMA TOKAMAK SEBAGAI PEMBANGKIT ENERGI MASA DEPAN : KAJIAN GEOMETRI MENGGUNAKAN MCNP Fajar Arianto *1, Mutia Meireni 1, Indah Rosidah Maemunah 2, Putranto Ilham Yazid 3, Muhammad Nur 1 1 Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ANALISIS PENGARUH TEGANGAN EKSTRAKSI PADA SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA MESIN BERKAS ELEKTRON 300 kev / 20 ma DI PSTA-BATAN MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Andy Saktia Warseno 1, Fuad Anwar 1,

Lebih terperinci

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal

Ionisasi Gas Butana pada Metode Pelepasan Listrik Tegangan Searah dengan Ketidakmurnian Udara Tekanan Tinggi, Plasma Termal Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia http://ejournal.unri.ac.id./index.php/jkfi Jurusan Fisika FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. http://www.kfi.-fmipa.unri.ac.id Edisi April 217. p-issn.1412-296.; e-2579-521x

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET Widdi Usada, Ihwanul Aziz Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Jogjakarta 55010,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA

RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA 118 ISSN 216-3128 Agus Purwadi, dkk. RANCANG BANGUN SPARK GAP SAKLAR SUMBER ELEKTRON BERBASIS PLASMA DAN METODE PENENTUAN BESAR ARUS BERKAS PULSANYA Agus Purwadi, Widdi Usada Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7

ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH 7 ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP MENGGUNAKAN PROGRAM SUPERFISH Silakhuddin Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK ANALISIS PROBLEM ELEKTROSTATIK PADA SUMBER ION MULTICUSP

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil (massa mobil dan isinya adalah 1000 kg) dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan 72 km/jam adalah... (gesekan diabaikan) A. 1,25 x 10 4 J B. 2,50 x 10 4 J

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Kelompok besaran berikut yang merupakan besaran

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK

PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA. Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK PENBUKURAN PARAMETER PLASMA DENGAN PROBE BENTUK BOLA Agus Pur wadi, Suryadi, W. Usada Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan pengukuran suhu dan kerapatan elektron plasma dengan alat

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII 1. Tumbukan dan peluruhan partikel relativistik Bagian A. Proton dan antiproton Sebuah antiproton dengan energi kinetik = 1,00 GeV menabrak proton

Lebih terperinci

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut.

C20 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Rentang hasil pengkuran diameter di atas yang memungkinkan adalah. A. 5,3 cm sampai dengan 5,35 cm

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1984 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Besarnya usaha untuk menggerakkan mobil

Lebih terperinci

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01.

SIMAK UI 2013 Fisika. Kode Soal 01. SIMAK UI 203 Fisika Kode Soal Doc. Name: SIMAKUI203FIS999 Version: 205- halaman 0. Pada gambar di atas, massa m dan m 2 berturut-turut adalah 6 kg dan 4 kg. Tidak ada gesekan yang bekerja dan massa katrol

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas

Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional (PSTA-BATAN) Yogyakarta sebagai lembaga pemerintah non departemen memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi berperan besar di berbagai ilmu bidang di seluruh dunia, salah satunya pada bidang kedokteran yang memanfaatkan bahan tenaga

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25

RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 Taufik, dkk. ISSN 016-318 7 RANCANG BANGUN SISTEM RF UNTUK SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-5 Taufik, Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 01 ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 0 ) Sekolah : SMA Advent Makassar Kelas / Semester : XII/ 2 Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit I. Standar Kompetensi 4. Menunjukkan penerapan konsep

Lebih terperinci

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom

Lebih terperinci

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si.

Inti Atom dan Penyusunnya. Sulistyani, M.Si. Inti Atom dan Penyusunnya Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Eksperimen Marsden dan Geiger Pendahuluan Teori tentang atom pertama kali dikemukakan oleh Dalton bahwa atom bagian terkecil dari

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR

UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR 30 ISSN 016-318 Lely Susita RM., dkk UJI FUNGSI SISTEM ELEKTRODA IGNITOR DAN PENENTUAN MASSA TEREROSI MATERIAL KATODA IGNITOR Lely Susita R.M., Sudjatmoko, Bambang Siswanto, Agus Purwadi, Ihwanul Aziz

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ada beberapa kategori power/daya yang digunakan, antara lain backbone power, green power dan mobile power. Backbone power adalah sumber energi primer yang selalu tersedia

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter

Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC Menggunakan Flyback Converter Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Perancangan dan Realisasi Pembangkit Korona dengan Sumber DC dari Baterai 12 Volt DC

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1994 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Dua buah bola A dan B dengan massa m A = 3 kg;

Lebih terperinci

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini.

1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. 1 Diameter maksimum dari pengukuran benda di atas adalah. A. 2,199 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,320 cm E. 2,375 cm 2.

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK PERLAKUAN AIR

STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK PERLAKUAN AIR Widdi Usada, dkk. ISSN 0216-3128 243 STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK PERLAKUAN AIR Widdi Usada, Bambang Siswanto, Suryadi, Agus Purwadi, Isyuniarto ABSTRAK STUDI SISTEM OKSIDASI MAJU UNTUK PERLAKUAN AIR.

Lebih terperinci

Pertanyaan Final (rebutan)

Pertanyaan Final (rebutan) Pertanyaan Final (rebutan) 1. Seseorang menjatuhkan diri dari atas atap sebuah gedung bertingkat yang cukup tinggi sambil menggenggam sebuah pensil. Setelah jatuh selama 2 sekon orang itu terkejut karena

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1996

Fisika EBTANAS Tahun 1996 Fisika EBTANAS Tahun 1996 EBTANAS-96-01 Di bawah ini yang merupakan kelompok besaran turunan A. momentum, waktu, kuat arus B. kecepatan, usaha, massa C. energi, usaha, waktu putar D. waktu putar, panjang,

Lebih terperinci

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA A. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa memahami konsep tingkat tenaga dan pita tenaga untuk menerangkan perbedaan daya hantar listrik.. Tujuan Khusus a. Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah.

Theory Indonesian (Indonesia) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Q3-1 Large Hadron Collider (10 poin) Sebelum kalian mengerjakan soal ini, bacalah terlebih dahulu Instruksi Umum yang ada pada amplop terpisah. Pada soal ini, kita akan mendiskusikan mengenai fisika dari

Lebih terperinci

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul

Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul Simulasi Sel Surya Model Dioda dengan Hambatan Seri dan Hambatan Shunt Berdasarkan Variasi Intensitas Radiasi, Temperatur, dan Susunan Modul M. Dirgantara 1 *, M. Saputra 2, P. Aulia 3, Z. Deofarana 4,

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2013 Fisika

UN SMA IPA 2013 Fisika UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil

Lebih terperinci

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon di dalam inti atom yang menggunakan potensial Yukawa. 2. Dapat

Lebih terperinci

D. 2 N E. 1 N. D. (1), (2) dan (3) E. semuanya benar

D. 2 N E. 1 N. D. (1), (2) dan (3) E. semuanya benar 1. Pada gambar di atas Fy = komponen gaya P pada sumbu Y. Jika Fy = 2 N, maka komponen gaya pada sumbu x adalah... A. 4 N B. 2 N C. 2 N Kunci : B Diket : Fy = 2 N Ditanya : Fx Jawab : Fy = F sin 30 2 =

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING Massa electron NAMA:.. ID PESERTA:.. m e = 9, kg Besar muatan electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar soal. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk Jawaban. 3. Peserta boleh menggunakan kalkulator sewaktu mengerjakan soal.

Lebih terperinci

Mata Pelajaran : FISIKA

Mata Pelajaran : FISIKA Mata Pelajaran : FISIKA Kelas/ Program : XII IPA Waktu : 90 menit Petunjuk Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar pada lembar jawaban yang tersedia (LJK)! 1. Hasil pengukuran tebal meja menggunakan

Lebih terperinci

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti

Radio Aktivitas dan Reaksi Inti Radio Aktivitas dan Reaksi Inti CHATIEF KUNJAYA KK ASTRONOMI, ITB Reaksi Inti di Dalam Bintang Matahari dan bintang-bintang umumnya membangkitkan energi sendiri dengan reaksi inti Hidrogen menjadi Helium.

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2

Xpedia Fisika. Soal Fismod 2 Xpedia Fisika Soal Fismod Doc. Name: XPPHY050 Version: 013-04 halaman 1 01. Peluruhan mana yang menyebabkan jumlah neutron di inti berkurang sebanyak satu? 0. Peluruhan mana yang menyebabkan identitas

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah.

1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur dibawah ini adalah. 1 A. 5, 22 mm B. 5, 72 mm C. 6, 22 mm D. 6, 70 mm E. 6,72 mm 5 25 20 2. Dua buah vektor masing-masing 5 N dan 12 N. Resultan kedua

Lebih terperinci

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI I LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT PAKET 1 1. Terhadap koordinat x horizontal dan y vertikal, sebuah benda yang bergerak mengikuti gerak peluru mempunyai komponen-komponen

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Fisika Dasar 2 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA PLASMA IRADIATOR ELEKTON PULSA

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA PLASMA IRADIATOR ELEKTON PULSA Aminus Salam, dkk. SSN 6-38 ANANGAN SSTEM ATU DAYA PLASMA ADATO ELEKTON PULSA Aminus Salam, Budi Santoso, Saefurrachman PSTA - BATAN, Jl Babarsari Yogyakarta aminussalam@yahoo.com ABSTAK ANANGAN SSTEM

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pembangkit Plasma Lucutan Pijar Korona dengan Sistem Pengapian Mobil Termodifikasi untuk Pereduksian CO X.

Rancang Bangun Sistem Pembangkit Plasma Lucutan Pijar Korona dengan Sistem Pengapian Mobil Termodifikasi untuk Pereduksian CO X. Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 7, No. 2, April 2004, hal 63-69 Rancang Bangun Sistem Pembangkit Plasma Lucutan Pijar Korona dengan Sistem Pengapian Mobil Termodifikasi untuk Pereduksian CO X. Sumariyah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER

PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER PENGGUNAAN IGNITION BOOSTER DAN VARIASI JENIS BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MESIN PADA YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010 Ilham Fahrudin, Husin Bugis, dan Ngatou Rohman Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON ISSN 1411-1349 Volume 13, Januari 2012 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : pramudita@batan.go.id ABSTRAK. Telah dilakukan perhitungan

Lebih terperinci

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2 1. (25 poin) Dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H ditembakkan sebuah bola kecil bermassa m (Jari-jari R dapat dianggap jauh lebih kecil daripada H) dengan kecepatan awal horizontal v 0. Dua buah

Lebih terperinci

C17 FISIKA SMA/MA IPA

C17 FISIKA SMA/MA IPA 1. Diameter suatu benda diukur dengan jangka sorong seperti gambar berikut ini. Diameter minimum dari pengukuran benda di bawahadalah. A. 2,085 cm B. 2,275 cm C. 2,285 cm D. 2,290 cm E. 2,305 cm 1 2. Seorang

Lebih terperinci

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam Elektron Bebas Beberapa teori tentang panas jenis zat padat yang telah dibahas dapat dengan baik menjelaskan sifat-sfat panas jenis zat padat yang tergolong non logam, akan tetapi untuk golongan logam

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1998

Fisika EBTANAS Tahun 1998 Fisika EBTANAS Tahun 1998 EBTANAS-98-01 Pada ganbar di samping, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. 1 3 F y B. 1 F F 1 F C. 30 o D. 1 F 0 x E. 1 3 F EBTANAS-98-0 Benda jatuh bebas adalah benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Lightning Arrester merupakan alat proteksi peralatan listrik terhadap tegangan lebih yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan

1. (25 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan . (5 poin) Sebuah bola kecil bermassa m ditembakkan dari atas sebuah tembok dengan ketinggian H (jari-jari bola R jauh lebih kecil dibandingkan dengan H). Kecepatan awal horizontal bola adalah v 0 dan

Lebih terperinci

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro

INFORMASI PENTING. m e = 9, kg Besar muatan electron. Massa electron. e = 1, C Bilangan Avogadro PETUNJUK UMUM 1. Tuliskan NAMA dan ID peserta di setiap lembar jawaban dan lembar kerja. 2. Tuliskan jawaban akhir di kotak yang disediakan untuk di lembar Jawaban. Lembar kerja dapat digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi.

PENDAHULUAN. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. PENDAHULUAN Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Demokritus (460-370-S.M) Bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi disebut: ATOM Konsep atom yang dikemukakan

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1996 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah benda berubah gerak secara beraturan

Lebih terperinci

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS.

Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Pembahasan Soal SNMPTN 2012 SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Fisika IPA Disusun Oleh : Pak Anang Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT Pembahasan

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5

2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5 1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Diameter minimum benda sebesar. A. 9,775 cm B. 9,778 cm C. 9,782 cm D. 9,785 cm E. 9,788 cm 2. Sebuah

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

SBMPTN 2014 Fisika. Kode Soal

SBMPTN 2014 Fisika. Kode Soal SBMPTN 201 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN201FIS999 Version: 201-10 halaman 1 01. Kumparan rotan generator AC memiliki 100 lilitan dengan penampang lintang luasnya 0,05 m 2 dan hambatan 100Ω. Rator

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1986

Fisika EBTANAS Tahun 1986 Fisika EBTANAS Tahun 1986 EBTANAS-86-01 Pada pengukuran panjang benda, diperoleh hasil pengukuran 0,07060 m. Banyaknya angka penting hasil pengukuran tersebut adalah dua tiga C. empat D. lima E. enam EBTANAS-86-0

Lebih terperinci

BAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM

BAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM BAB I INTI ATOM 1. STRUKTUR ATOM Untuk mengetahui distribusi muatan positif dan negatif dalam atom, maka Rutherford melakukan eksperimen hamburan partikel alpha. Adapun eksperimen tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

PERALATAN GELOMBANG MIKRO

PERALATAN GELOMBANG MIKRO 5 6 PERALATAN GELOMBANG MIKRO dipancarkan gelombang mikro. Berikut dibicarakan sistem pembangkit gelombang mikro yang umum digunakan, mulai yang sederhana yaitu: klystron, magnetron, maser dan TWTA. 4.1.1

Lebih terperinci

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995

ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 ARSIP SOAL UJIAN NASIONAL FISIKA (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1995 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Sebuah pita diukur, ternyata lebarnya 12,3 mm

Lebih terperinci

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya

Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya - 2 Dioda Semikonduktor dan Rangkaiannya Missa Lamsani Hal 1 SAP Semikonduktor tipe P dan tipe N, pembawa mayoritas dan pembawa minoritas pada kedua jenis bahan tersebut. Sambungan P-N, daerah deplesi

Lebih terperinci

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha

SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha SOAL PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 Pekan V Dosen Penguji : Dr. Rinto Anugraha 1. Pulsar, Bintang Netron, Bintang dan Keruntuhan Gravitasi 1A. Pulsar Pulsar atau Pulsating Radio Sources pertama kali diamati

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1991

Fisika EBTANAS Tahun 1991 Fisika EBTNS Tahun 99 EBTNS-9-0 Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah detik benda sampai di tanah (g = 0 m s ). Tinggi menara tersebut. 40 m B. 5 m C. 0 m D. 5

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN

PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN PENDAHULUAN RADIOAKTIVITAS TUJUAN Maksud dan tujuan kuliah ini adalah memberikan dasar-dasar dari fenomena radiaktivitas serta sumber radioaktif Diharapkan agar dengan pengetahuan dasar ini kita akan mempunyai

Lebih terperinci

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL Emy Mulyani **, Arief Hermanto **, Pramudita Anggraita * * Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ** Pascasarjana

Lebih terperinci

Fisika EBTANAS Tahun 1997

Fisika EBTANAS Tahun 1997 Fisika EBTANAS Tahun 997 EBTANAS-97-0 Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan r r r R = F + F dengan menggunakan neraca pegas berikut ini () () () α α α Yang sesuai dengan rumus vektor gaya resultan

Lebih terperinci

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM

BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM BAB 1 PERKEMBANGAN TEORI ATOM 1.1 Teori Atom Perkembangan teori atom merupakan sumbangan pikiran dari banyak ilmuan. Konsep dari suatu atom bukanlah hal yang baru. Ahli-ahli filsafah Yunani pada tahun

Lebih terperinci

Materi Pembinaan. Terdapat dua jenis muatan listrik: muatan positif dan muatan negatif. Besar gaya antara dua muatan diberikan oleh hukum Coulomb:

Materi Pembinaan. Terdapat dua jenis muatan listrik: muatan positif dan muatan negatif. Besar gaya antara dua muatan diberikan oleh hukum Coulomb: Materi Pembinaan Draft Materi Pembinaan Teori Singkat Contoh Soal Soal-soal 1. Kemampuan Matematika/dimensi 2. Pengukuran 3. Kinematika 4. Dinamika 5. Dinamila Rotasi 6. Osilasi 7. Gravitasi (Provinsi)

Lebih terperinci