KETERKENDALIAN SISTEM BANDUL GANDA
|
|
- Sri Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No, Hal: 9 - ISSN KETERKENDALIAN SISTEM BANDUL GANDA Amanto* dan La Zakaria Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung * Alamat korespondensi Otnama@yahoocoid Diterima Juli 8, disetujui untuk diterbitkan 9 September 8 ABSTRACT Simple double pendulum system is a system consisting of two objects and two pieces of strong strand of metal but light The system sway vertical with influenced by earth gravitation There are three main consepts in mathematical system theory, which are : stability, controllability, and observability In this paper we will focus on controllability Given time-invariant differential systems & = A Bu, y = C Du; with n m p R, u R and y R and will be indicated the system by (A,B,C,D) Controllability is completely determined by the matrices A and B and therefore we will discuss the controllability of the pair (B,A) The n system (A,B,C,D) is controllable if and only if the controllability matri, R = [ B AB A B A B] has rank = n In the case of a single output system, R is square matri, then (B,A) is controllable if R is non singular Moreover, we will investigate controllability of simple double pendulum system The result, the system is controllable when the system is given by single and double input functions where m m Keywords: controllability, simple double pendulum, controllability matri, non singular matri PENDAHULUAN Suatu fenomena alam dapat dinyatakan dalam suatu model matematis, yang berupa sistem persamaan diferensial Teori sistem merupakan cabang ilmu matematika yang berfokus pada kajian kontrol input dan output Teori ini telah banyak diterapkan pada bidang teknik, fisika, biologi, dan bidang ilmu lain dan telah dikembangkan secara intensif oleh para ahli teknik teoritis, terutama teori sistem linear atas bilangan real ) Kestabilan merupakan konsep dasar yang penting dalam teori sistem matematis, disamping konsep keterkendalian dan keterobservasian ) Model-model dalam aplikasi matematika pada ilmu rekayasa, fisika, biologi dan lain sebagainya, banyak yang berbentuk sistem persamaan diferensial biasa Perilaku solusi dari sistem seperti itu adalah contoh permasalahan yang dibahas dalam sistem dinamik Sistem kerja pada Tim SAR (Search and Rescue) dan suplai makanan atau amunisi ke barak menggunakan pesawat helikopter merupakan dua contoh sistem kerja yang identik dengan sistem kerja pendulum Dari contoh fenomena terakhir di atas, cara kerja permainan sirkus dan helikopter merupakan contoh sistem kerja yang dapat dikaitkan dengan sistem kerja bandul Sistem kerja bandul tersebutlah yang lalu akan diubah bentuk ke dalam suatu persamaan diferensial Sistem persamaan diferensial dari sistem bandul ganda dikategorikan ke dalam sistem Hamiltonian, karena sistem kerja bandul tersebut terkait dengan konservasi energi Ia bersifat konservatif karena sistem tidak mengalami kehilangan energi seiring berjalannya waktu Dalam pengilustrasiannya, sistem bandul ganda dapat kita gambarkan sebagai sebuah ayunan yang dipasangkan pada ayunan yang lainnya Dengan demikian, sistem ini melibatkan variabel, yaitu dua variabel yang melibatkan panjang dan dua variabel lainnya yang melibatkan massa Secara teori fisika, dalam sistem ini berlaku hukum kekekalan energi Oleh karena itu, bandul ganda memiliki sifat kualitatif Sifat kualitatif pada Sistem Persamaan Diferensial Biasa perlu dipertahankan pada hasil integrasi numerik, karena sifat tersebut sangat berperan penting dalam menganalisa prilaku solusi sistem tersebut Pembahasan terhadap sifat kualitatif sistem meliputi beberapa topik kajian, yaitu kestabilan (stability), keterkendalian (controllability), keterobservasian (observability), dan optimisasi (optimization) Analisis sifat ini perlu dilakukan karena menyangkut keberadaan sistem untuk suatu waktu tertentu Misalnya pada analisis 9 8 FMIPA Universitas Lampung
2 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No keterkendalian sistem, suatu sistem dikatakan terkendali apabila pada keadaan tertentu, katakan untuk suatu waktu tertentu (t >) yang dapat dimulai dari keadaan awal dengan cara mengatur fungsi masukan, pembuat model dapat menginginkan keadaan tertentu pula ) Berdasar latar belakang tersebut di atas permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah mengkaji sifat kualitatif dari sistem Hamiltonian pada bandul ganda Solusi sistem bandul ganda secara teori memiliki sifat kualitatif, karena bandul melibatkan hukum kekekalan energi Karenanya proses penyelesaian sistem bandul ganda harus mempertahankan sifat kualitatifnya Dua sifat yang dapat dicermati langsung dalam bandul ganda adalah Kestabilan dan Keterkendalian Masalah solusi eksak dan kestabilan telah dibahas ) Penyelidikan keterkendalian sistem memiliki prosedur yang berbeda dengan kestabilan sistem Keterkendalian memerlukan fungsi masukan agar sistem tersebut dapat diketahui keterkendaliannya Pada penelitian ini penulis membahas syarat dan sifat keterkendalian sistem bandul ganda Sistem dinamik yang cukup realistis adalah sistem bandul ganda sederhana Sistem bandul ini dapat merepresentasikan sistem kerja tim SAR (Search and Rescue) yang sedang mengupayakan penyelamatan dengan membawa perlengkapan penyelamatan atau korban bencana alam atau kecelakaan dengan menggunakan helikopter Sistem bandul ganda sederhana adalah sistem yang terdiri dari dua benda B dan B dengan massa masing-masing benda adalah m dan m Selain itu benda tersebut masing-masing dihubungkan dengan dua helai kawat yang kuat tapi ringan L dan L dengan panjang masing-masing kawat adalah l dan l Benda B terpasang pada ujung kawat L (ujung kawat L lainnya terpasang mantap pada sebuah bidang) Sementara itu benda B terpasang pada ujung kawat L, di bawah pengaruh gravitasi 5) (ujung kawat L lainnya terpasang mantap pada benda pertama) (lihat Gambar ) L θ l l = l l B m m L θ l B m m m Gambar Sistem Bandul Ganda Sederhana Dari Gambar sistem bandul ganda memiliki (empat) parameter yakni l, l, m, dan m Dengan Dipengaruhi oleh grafitasi bandul gandaberosilasi pada bidang vertikal dengan sudut perpindahan untuk θ Model matematika untuk sistem bandul ganda yang diilustrasikan suatu waktu adalah ( ) t θ dan ( ) t dalam Gambar adalah sebagai berikut 6) : 8 FMIPA Universitas Lampung 9
3 Amanto dan La Zakaria Keterkendalian Sistem Bandul Ganda m m ) l θ m l l θ ( m m ) l gθ, m l l θ m l θ m l gθ () ( = = dengan g adalah kecepatan gravitasi Kajian tentang keterkendalian penting artinya, sebab kita akan tahu bahwa keadaan tertentu dapat dicapai dengan memulai dari keadaan awal dan mengatur fungsi masukan Keterkendalian Sistem Persamaan Diferensial Linier Keterkendalian (controllability) merupakan konsep dasar dalam teori sistem matematis Konsep ini memegang peranan penting dalam desain dan kontrol suatu sistem Misalkan diberikan sistem persamaan diferensial time-invariant: & = A Bu () y = C Du dengan,u dan y adalah fungsi vektor-fungsi vektor yang bernilai real, untuk fungsi y=fungsi keluaran (output) n m p yang tergantung pada R, u R dan y R, u=fungsi masukan (input) Dalam sistem Persamaan () A,B,C,D masing-masing adalah matriks berukuran n n, n m, p n, p m atas lapangan bilangan R Sistem Persamaan () disebut sistem linier kontinu berdimensi n dengan m-masukan dan p-keluaran yang invariant terhadap waktu (elemen-elemen dari matriks A,B,C dan D bebas waktu t) Sistem Persamaan () dengan syarat awal ( ) = yang kemudian ditulis dengan ( t,, u ) dan fungsi keluarannya y ( t,, u ) t At A ( t,, u) = e e ( t s) Bu( s) ds () y( t, t At A, u) = Ce Ce ( t s) Bu( s) ds Du( ) () t Definisi ) (Kerkendalian) Sistem (A,B,C,D) dikatakan terkendali (controllable) jika untuk setiap vektor awal n R dan n n untuk vektor lain R, terdapat t > dan u( t) R sehingga berlaku ( t,, u) = Keadaan tertentu akan tercapai dengan memasukkan syarat awal Dari definisiketerkendalian di atas dapat diinterpretasikan bahwa suatu sistem dikatakan terkendali jika untuk sebarang titik (keadaan) dapat dicapai (reachable) dengan memulai dari titik (keadaan) dan mengatur fungsi masukan u Pada prinsipnya, keterkendalian sistem Persamaan () dapat dikaji dari apa yang dinamakan matriks keterkendalian (controllability matri) n R = [ B AB A B K A B] (5) yang merupakan matriks berukuran n nm yang memuat n blok A j B,j=,,,n- Image dari R dinotasikan dengan Im(R ) adalah himpunan bagian dari R n yang direntang oleh vektor kolom dari R dan dinamakan ruang bagian keterkendalian (controllability subspace) Uji Keterkendalian Untuk memeriksa keterkendalian sistem linear dapat digunakan definisi keterkendalian, tetapi hal ini rumit, karena harus mencari penyelesaian dalam bentuk integral yang kadang-kadang dihadapkan pada bentuk integral yang tidak sederhana Untuk mengatasai masalah ini digunakan teorema uji keterkendalian 9 8 FMIPA Universitas Lampung
4 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No yaitu dengan cukup memeriksa matriks keterkendaliannya Cara ini lebih mudah dan merupakan metode modern dalam analisis keterkendalian sistem Teorema ) (Uji Keterkendalian) Sistem ( A, B, C, D) terkendali jika dan hanya jika rank ( R) = n ) Diketahui bahwa rank (R ) = n jika dan hanya jika det (R ) Dengan demikian teorema di atas dapat digunakan untuk memeriksa keterkendalian suatu sistem METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan adalah buku-buku dan jurnal matematika dan analisis komputasi Sedangkan alat yang digunakan adalah seperangkat komputer PC Pentium IV yang berisikan software Mathematica Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan praktik komputasi Langkah-langkah yang di ambil dalam penelitian ini adalah: Mengkaji model matematika sistem persamaan diferensial dari fenomena pendulum ganda (persamaan gerakan) Mengubah model matematika pada gerak pendulum ganda ke dalam sistem persamaan diferensial biasa yang terdiri dari variabel, yaitu m, m, l, dan l dimana m adalah massa benda dan l adalah panjang tali pendulum Mencari matriks keterkendalian dari sistem persamaan diferensial biasa linear yang telah disusun pada n point (b), yaitu : R = [ B AB K A B] Memeriksa keterkendalian pada matriks pada (c) dengan menggunakan rank matriks atau determinan matriks 5 Melakukan analisis atas keterkendalian sistem pada (d) HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan mengenai persamaan gerak dari sistem Hamiltonian bandul ganda akan dilakukan Tinjau persamaan gerak sistem bandul ganda pada sistem ( ) dan dimisalkan: a = ( m m ) l g, b = ( m m l (6) ) ll, q = ml g, r ml p = m = dengan a, b, p, q dan r > Setelah dimisalkan, sistem () menjadi: b&& θ p&& θ = aθ p&& θ r&& θ = qθ Untuk lebih menyederhanakan sistem, kembali dimisalkan: θ = ; & θ = ; && θ = & ; θ = ; & θ = ;&& θ = & Sehingga Persamaan (7) menjadi: (7) (8) b& p& p& r& = a = q (9) Dari sistem yang sudah disederhanakan di atas, diperoleh sistem persamaan diferensial sebagai berikut: 8 FMIPA Universitas Lampung 9
5 Amanto dan La Zakaria Keterkendalian Sistem Bandul Ganda & = θ ' = ar pq ar pq & = θ " = θ θ = p br p br p br p br & = θ ' = ap bq ap bq & = θ " = θ θ = p br p br p br p br Dalam bentuk matriks, sistem Persamaan (9) menjadi: T ar T T ap p br p br pq = & = =, & =, &, & bq p br p br atau & = A Bu & & A = Bu & & T () () Pada sistem gerak bandul ganda akan diberikan masukan pada tiap variabel ar pq p br p br & = Bu () ap bq p br p br Dengan & ar pq & p br p br & =, A =,, = dan B adalah matriks dari fungsi & & ap bq p br p br masukan (u) yang akan diberikan terhadap variabel Berikut ini akan ditinjau kasus fungsi masukan, yaitu diberikan satu dan dua fungsi masukan (u) pada sistem gerak bandul ganda Kasus : a Diberikan satu masukan pada variable 9 8 FMIPA Universitas Lampung
6 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No B = ( u) = ar pq ar p br p br p br AB = = ap bq ap p br p br p br ar pq p br p br ar ar pq p br p br p br A B = = ap bq ap p br p br p br ap bq p br p br ar pq p br p br a r ap q arpq pbq ( p br) ( p br)( p br) ( p br) ( p br)( p br) A B= ap p br a pr apbq ap q b q ( p br)( p br) ( p br) ( p br)( p br) ( p br) a r ap q ( p br) ( p br)( p br) = a pr apbq ( p br)( p br) ( p br) Matriks keterkendaliannya: R = [ B AB A B A B] Berdasarkan teorema uji keterkendalian, untuk mengetahui suatu sistem linier terkendali atau tidak adalah apabila rank matriks keterkendaliannya sama dengan banyaknya variabel bebas dalam sistem persamaan (rank( R ) = n), atau dengan kata lain determinan matriks keterkendaliannya tidak sama dengan nol 8 FMIPA Universitas Lampung 95
7 Amanto dan La Zakaria Keterkendalian Sistem Bandul Ganda Matriks keterkendalian yang pertama adalah R yang berukuran ar p br ar a r ap q p br ( p br) ( p br)( p br) R = ap p br ap a pr apbq p br ( p br)( p br) ( p br) a p q Determinan matriks R yakni: ; p br ( p br) Karena det, berarti bahwa saat diberikan satu fungsi masukan terhadap variabel, sistem linier untuk matriks R terkendali b Diberikan satu masukan pada variabel, yaitu B = ( u) = Maka sistem akan terkendali c Diberikan satu masukan pada variabel B = ( u) = Maka sistem terkendali d Diberikan masukan pada variabel B = ( u) = Maka sistem akan terkendali Kasus : Selanjutnya akan diberikan dua fungsi masukan (u) terhadap dua variabel dari,, dan secara bersamaan, matriks keterkendalian yang dapat dibentuk dari C adalah enam buah a Diberikan masukan pada fungsi dan 96 8 FMIPA Universitas Lampung
8 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No B = ( u5) = Maka sistem akan terkendali jika p ( a b)( q r) atau pada saat nilai l l m ( g l )( g l )( m m ) b Diberikan masukan pada fungsi dan B = ( u6) = Maka sistem akan terkendali untuk ( b p) q a( p r) atau pada saat nilai g l l m m Sistem pasti terkendali karena g l l m m pasti memiliki nilai c Diberikan masukan pada fungsi dan B = ( u 7 ) = Maka sistem akan terkendali jika g l ( m m ) ( l l ) m l ( l l ) m l l m m g l m d Diberikan masukan pada fungsi dan ( ) ( ( ) ) m B = ( u8) = Maka sistem akan terkendali jika g l ( m m ) ( l l ) m l ( l l ) m g l l m m m g l m l l m m e Diberikan masukan pada fungsi dan B = ( u 9 ) = ( ) ( )( ( )) m Sistem akan terkendali jika ( b p) q a( p r) atau pada saat g l l m m Sistem pasti terkendali karena g l l m m pasti memiliki nilai f Diberikan masukan pada fungsi dan 8 FMIPA Universitas Lampung 97
9 Amanto dan La Zakaria Keterkendalian Sistem Bandul Ganda B = ( u ) = Untuk mengetahui keterkendalian pada sistem bandul ganda, diberikan satu contoh berikut ini: Contoh untuk Kasus a : Diketahui m = 975kg, m = 5kg, l = 6m, l = 6m, g = 9 8m dan s ( ) 5, (), () rad θ = rad θ = rad θ =, θ () rad sec = Dengan sec mensubstitusikan nilai-nilai tersebut di atas ke dalam Pers (), didapatkan a = 6, b =, p = 8, q = 6, dan r = 8 Dari nilai-nilai tersebut dapat ditentukan nilai determinan untuk R Dalam bentuk matriks: T T T T = = & =, & = 8, &, & Sehingga 5 8 A = ar p br ar a r ap q p br ( p br) ( p br)( p br) R = ap p br ap a pr apbq p br ( p br)( p br) ( p br) dengan a = ( m m ) l g = 6 b = ( m m p = m l l q = m l ) l = 8 g = 6 = r = ml = 8 Substitusi nilai di atas ke dalam determinan R a p q = ( p br) ( 8 8) =, FMIPA Universitas Lampung
10 J Sains MIPA, Agustus 8, Vol, No Karena determinan yang dihasilkan dari sistem ini tidak sama dengan nol, maka sistem dapat dikendalikan pada saat diberikan masukan seperti di atas Kemudian akan diperlihatkan keterkendalian sistem bandul ganda melalui gambar Gambar-gambar berikut merupakan visualisasi dari keterkendalian sistem bandul ganda dengan satu fungsi masukan (u ); dengan nilai τ =, ; dan banyaknya iterasi (N) adalah Gambar berikut adalah Poincare keterkendalian sistem antara θ dan p Gambar menunjukkan Poincare keterkendalian sistem pada saat diberikan masukan pada θ, nilai θ berada pada,, sedangkan p berada pada,75 YS ;t ; N p q Gambar Poincare keterkendalian sistem antara θ dan p Gambar berikut adalah visusalisasi keterkendalian sistem antara θ dan θ YS ;t ; N q q Gambar Hubungan keterkendalian sistem antara θ dan θ Gambar menunjukkan keterkendalian sistem pada saat diberikan masukan pada θ, ternyata sistem terkendali untuk θ berada pada,, sedangkan θ bernilai,, 8 FMIPA Universitas Lampung 99
11 Amanto dan La Zakaria Keterkendalian Sistem Bandul Ganda Gambar berikut adalah visusalisasi keterkendalian sistem antara θ dan p Gambar menunjukkan keterkendalian sistem pada saat diberikan masukan pada p, ternyata sistem terkendali untuk p bernilai,75 sedangkan θ berada pada,, YS ;t ; N q p Gambar Hubungan keterkendalian sistem antara θ dan p KESIMPULAN Sifat keterkendalian sistem bandul ganda dapat diketahui melalui i matriks keterkendalian dari sistem PDB linear yang terbentuk dengan menggunakan teorema uji keterkendalian sistem Sistem bandul ganda yang dapat merepresentasikan sistem kerja Tim SAR dan suplai makanan atau amunisi ke barak menggunakan Helikopter merupakan sistem yang terkendali baik dengan satu fungsi masukan maupun dua fungsi masukan UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini dapat dilaksananakan dengan baik berdasarkan bantuan dana dari Hibah Penelitian (Research Grant) yang diprogramkan Program Hibah Kompetisi (PHK) A Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pengelola PHK A Jurusan Matematika atas segala bantuan yang telah diberikan DAFTAR PUSTAKA Amanto, 5 Analisis Keterobservasian Sistem Gerak Kereta Sederhana Dengan Dua Pendulum Terbalik J Sains Tek, () : Cobb, JD 98 Controllability, observability and duality in singular syastem IEEE Trans Aut Control, AC-9 () : 76 8 Olsder, GJ 99 Mathematical Systems Theory First Edition Delftse Uitgevers Maatschappij, Delft, Netherlands Amanto dan La Zakaria, 7 Solusi Eksak dan Kestabilan Sistem Bandul Ganda Jurnal Sains MIPA, Edisi Khusus () : 5 Shinbrot 99 Chaos in a double pendulum Am J Phys 6 (6) : Giordano dan Weir 99 Differential Equations A Modeling Approach Addison-Wesley, Publishing Company 8 FMIPA Universitas Lampung
DESKRIPSI PENGARUH PARAMETER TERHADAP KESTABILAN PERILAKU SISTEM BANDUL GANDA SEDERHANA
DESKRIPSI PENGARUH PARAMETER TERHADAP KESTABILAN PERILAKU SISTEM BANDUL GANDA SEDERHANA Thoufina Kurniyati Mahasiswa Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang E-mail:
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN SISTEM GERAK PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI EIGEN DAN ROUTH - HURWITZ (*) ABSTRAK
ISBN : 978-979-7763-3- ANALISIS KESTABILAN SISTEM GERAK PESAWAT TERBANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE NILAI EIGEN DAN ROUTH - HURWITZ (*) Oleh Ahmadin Departemen Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciSUATU KRITERIA STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU REGULAR
PYTHAGORAS, Vol. 3(2):46-52 ISSN 2301-5314 Oktober 2014 SUATU KRITERIA STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU REGULAR Yulian Sari Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau Kepulauan Batam
Lebih terperinciSISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN. Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
1 SISTEM DINAMIK LINEAR KOEFISIEN KONSTAN Caturiyati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Abstrak Dalam artikel ini, konsep sistem dinamik linear disajikan dengan sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendulum Terbalik Dalam penelitian ini diperhatikan sistem pendulum terbalik seperti pada Gambar di mana sebuah pendulum terbalik dimuat dalam motor yang bisa digerakkan.
Lebih terperinciKETEROBSERVASIAN SISTEM LINIER DISKRIT
Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 108 114 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND KETEROBSERVASIAN SISTEM LINIER DISKRIT MIDIAN MANURUNG Program Studi Matematika, Fakultas Matematika
Lebih terperinciInstitut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Keterkendalian (Controlability)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Keterkendalian (Controlability) Contoh Soal Ringkasan Latihan Contoh Soal Ringkasan Latihan Vektor Bebas Linear Keterkendalian Keadaan Secara Sempurna dari
Lebih terperinciSTABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 34 41 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ACKERMANN DIAN PUSPITA BEY
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 4 Mei 0 KARAKTERISTIK PERSAMAAN ALJABAR RICCATI DAN PENERAPANNYA PADA MASALAH KENDALI
Lebih terperinciPenerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga
Penerapan Persamaan Aljabar Riccati Pada Masalah Kendali Dengan Waktu Tak Berhingga Nilwan Andiraja 1, Zulfikar 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl.
Lebih terperinciON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION. Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
ON SOLUTIONS OF THE DISCRETE-TIME ALGEBRAIC RICCATI EQUATION Soleha Jurusan Matematika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Abstract. On solving the optimal control for the linear discrete-time
Lebih terperinciAnalisis Reduksi Model pada Sistem Linier Waktu Diskrit
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (216) 2337-352 (231-928X Print) A-25 Analisis Reduksi Model pada Sistem Linier Waktu Diskrit Yunita Indriana Sari dan Didik Khusnul Arif Jurusan Matematika, Fakultas
Lebih terperinciTeori kendali. Oleh: Ari suparwanto
Teori kendali Oleh: Ari suparwanto Minggu Ke-1 Permasalahan oleh : Ari Suparwanto Permasalahan Diberikan sistem dan sinyal referensi. Masalah kendali adalah menentukan sinyal kendali sehingga output sistem
Lebih terperinciMatriks Simplektik dan Hubungannya Pada Sistem Linier Hamiltonian. Simplectic Matrix and It Relations to Linear Hamiltonian System
Matriks Simplektik dan Hubungannya Pada Sistem Linier Hamiltonian 1 Artmo Dihartomo Laweangi, 2 Jullia Titaley, 3 Mans Lumiu Mananohas 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT, artmodihartomolaweangi@yahoo.com
Lebih terperinciModel Linear Kuadratik untuk Sistem Deskriptor Berindeks Satu dengan Factor Discount dan Output Feedback
Model Linear Kuadratik untuk Sistem Deskriptor Berindeks Satu dengan Factor Discount dan Output Feedback Nilwan Andiraja 1, Julia Sasmita Maiza 2 1, 2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciMATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya
MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya Abstract. Matrix is diagonalizable (similar with matrix
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE
Jurnal Sains, Teknologi Industri, Vol. 11, No. 2, Juni 2014, pp. 166-174 ISSN 1693-2390 print/issn 2407-0939 online PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR FUZZY KOMPLEKS MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI DOOLITTLE
Lebih terperinciREALISASI SISTEM LINIER INVARIANT WAKTU
Jurnal Matematika UNAND Vol 2 No 3 Hal 134 141 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND REALISASI SISTEM LINIER INVARIANT WAKTU ANGGI SYAPUTRA Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciPenentuan Kestabilan Sistem Hibrid melalui Trayektorinya pada Bidang. Oleh:
Penentuan Kestabilan Sistem Hibrid melalui Trayektorinya pada Bidang Sistem hibrid mempunyai bentuk: x& Oleh: Kus Prihantoso Krisnawan Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciBAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)
BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) KOMPETENSI Kemampuan untuk menjelaskan pengertian tentang state space, menentukan nisbah alih hubungannya dengan persamaan ruang keadaan dan Mengembangkan analisis
Lebih terperinciKESTABILAN SISTEM PREDATOR-PREY LESLIE
Jurnal Matematika Murni dan Terapan Vol. 3 No. Desember 009: 51-59 KESTABILAN SISTEM PREDATOR-PREY LESLIE Dewi Purnamasari, Faisal, Aisjah Juliani Noor Program Studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat
Lebih terperinciANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 02, No. 3 (2013), hal 197 204. ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI Eka
Lebih terperinciII LANDASAN TEORI. Contoh. Ditinjau dari sistem yang didefinisikan oleh:
5 II LANDASAN TEORI 2.1 Keterkontrolan Untuk mengetahui persoalan sistem kontrol mungkin tidak ada, jika sistem yang ditinjau tidak terkontrol. Walaupun sebagian besar sistem terkontrol ada, akan tetapi
Lebih terperinciSTABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN
Jurnal Matematika UNAND Vol 2 No 3 Hal 126 133 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM KONTROL LINIER DENGAN PENEMPATAN NILAI EIGEN FAURI Program Studi Matematika, Fakultas
Lebih terperinciBIFURKASI PITCHFORK SUPERKRITIKAL PADA SISTEM FLUTTER
BIFURKASI PITCHFORK SUPERKRITIKAL PADA SISTEM FLUTTER T - 2 Andini Putri Ariyani 1, Kus Prihantoso Krisnawan 2 Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 1 e-mail:andiniputri_ariyani@yahoo.com, 2 e-mail:
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK ALIRAN FLUIDA DUA FASE PADA SUMUR PANAS BUMI. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Semarang 50275
ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIK ALIRAN FLUIDA DUA FASE PADA SUMUR PANAS BUMI R Heri SU 1 Widowati 2 R Heru Tj 3 L Niswah 3 1234 Jurusan Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl Prof H Soedarto SH Semarang
Lebih terperinciAplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga
Aplikasi Fungsi Diferensial Riccati Pada Sistem Dinamik Dua Kendali Waktu Berhingga Nilwan Andiraja 1, Fiki Rakasiwi 2 1,2 Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau
Lebih terperinciPemodelan Sistem Dinamik. Desmas A Patriawan.
Pemodelan Sistem Dinamik Desmas A Patriawan. Tujuan Bab ini Mengulang Transformasi Lalpace (TL) Belajar bagaimana menemukan model matematika, yang dinamakan transfer function (TF). Belajar bagaimana menemukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang landasan teori yang digunakan pada bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung tujuan penulisan. Materi-materi yang diuraikan berupa definisi-definisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai gejala alam menampilkan perilaku yang rumit, tidak dapat diramalkan dan tampak acak (random). Keacakan ini merupakan suatu yang mendasar, dan tidak akan hilang
Lebih terperinciSyarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 T - 10 Syarat Cukup Osilasi Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua Dengan Redaman Maulana Malik, Sri Mardiyati Departemen Matematika
Lebih terperinciCreated By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk memeriksa kelakuan sistem dinamik kompleks, biasanya dengan menggunakan persamaan diferensial
Lebih terperinci(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66
MATRIKS Departemen Matematika FMIPA-IPB Bogor, 2012 (Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, 2012 1 / 66 Topik Bahasan 1 Matriks 2 Operasi Matriks 3 Determinan matriks 4 Matriks Invers 5 Operasi
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER. Oleh: Supardi. Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta
ANALISIS SIMULASI GEJALA CHAOS PADA GERAK PENDULUM NONLINIER Oleh: Supardi Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Yogyakarta Penelitian tentang gejala chaos pada pendulum nonlinier telah dilakukan.
Lebih terperinciGeneralized Inverse Pada Matriks Atas
Jurnal Sains Matematika dan Statistika, Vol., No., Juli ISSN 6 - Generalized Inverse Pada Matriks Atas Corry Corazon Marzuki, Yulia Rosita, Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan
Lebih terperinciSTABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU
Jurnal Matematika UNAND Vol. No. 1 Hal. 1 5 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR LINIER KONTINU YULIAN SARI Program Studi Matematika, Pascasarjana Fakultas Matematika
Lebih terperinciDIAGONALISASI MATRIKS HILBERT
Jurnal UJMC, Volume 3, Nomor 2, Hal 7-24 pissn : 2460-3333 eissn : 2579-907X DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT Randhi N Darmawan Universitas PGRI Banyuwangi, randhinumeric@gmailcom Abstract The Hilbert matrix
Lebih terperinciDesain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A-75 Desain Kontroler Fuzzy untuk Sistem Gantry Crane Rosita Melindawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciKONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 KONSTRUKSI PERSAMAAN GARIS LURUS MELALUI ANALISIS VEKTORIS DALAM RUANG BERDIMENSI DUA Rio Fabrika Pasandaran 1, Patmaniar 2 Universitas Cokroaminoto
Lebih terperinciMODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEKERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARKAN PENILAIAN REKAN KERJA
ISSN: 288-687X 13 ODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARAN PENILAIAN REAN ERJA Dwi Lestari Jurusan Pendidikan atematika FIPA Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: dwilestari@uny.ac.id
Lebih terperinciPENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR LINIER DISKRIT BEBAS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI KANONIK
Jurnal Matematika UNAND Vol 1 No 2 Hal 52 59 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENYELESAIAN SISTEM DESKRIPTOR LINIER DISKRIT BEBAS WAKTU DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI KANONIK USWATUN
Lebih terperinciAljabar Linier, Vektor, dan Eksplorasinya dengan Maple
Pengantar ke Maple Aljabar Linier, Vektor, dan Eksplorasinya dengan Maple Pengantar ke Maple ALJABAR LINIER, VEKTOR DAN EKSPLORASINYA DENGAN MAPLE Oleh: Kartono Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2002 Edisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Matriks 1 Pengertian Matriks Definisi 21 Matriks adalah kumpulan bilangan bilangan yang disusun secara khusus dalam bentuk baris kolom sehingga membentuk empat persegi panjang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan
BAB II KAJIAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai nilai eigen dan vektor eigen, sistem dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan sistem dinamik, kriteria Routh-Hurwitz,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. eigen dan vektor eigen, persamaan diferensial, sistem persamaan diferensial, titik
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini, akan dijelaskan landasan teori yang akan digunakan dalam bab selanjutnya sebagai bahan acuan yang mendukung dan memperkuat tujuan penelitian. Landasan teori yang dimaksud
Lebih terperinciPOSITIFITAS DAN KETERCAPAIAN SISTEM LINIER FRACTIONAL WAKTU KONTINU
POSITIFITAS DAN KETERCAPAIAN SISTEM LINIER FRACTIONAL WAKTU KONTINU Imam Fahcruddin Mahasiswa Progam Studi S2 Matematika FMIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta e-mail: fahrudinuin@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciSISTEM KONTROL LINIER
SISTEM KONTROL LINIER Silabus : 1. SISTEM KONTROL 2. TRANSFORMASI LAPLACE 3. PEMODELAN MATEMATIKA DARI SISTEM DINAMIK 4. ANALISIS SISTEM KONTROL DALAM RUANG KEADAAN 5. DESAIN SISTEM KONTROL DALAM RUANG
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-58
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (214) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) B-58 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman,
Lebih terperinciMatematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya
Matematika Teknik Dasar-2 4 Aljabar Vektor-1 Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Kuantitas Skalar dan Vektor Kuantitas Fisis dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Kuantitas skalar:
Lebih terperinciKESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI
KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI Mohammad soleh 1, Leni Darlina 2 1,2 Jurusan Matematika Fakultas Sains Teknologi Universitas Islam
Lebih terperinciANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG
Buletin Ilmiah Math. Stat. Dan Terapannya (Bimaster) Volume 03, No. 3 (2014), hal 235-244 ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG Hidayu Sulisti, Evi Noviani, Nilamsari Kusumastuti
Lebih terperinciDari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.
Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk dan lintasan yang sama di setiap titiknya. gerak rotasi dapat didefinisikan
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI
PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
Lebih terperinciKETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN
KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan
Lebih terperinciANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU
Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 3 Hal. 9 97 ISSN : 233 29 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISA STEADY STATE ERROR SISTEM KONTROL LINIER INVARIANT WAKTU FANNY YULIA SARI Program Studi Matematika,
Lebih terperinciKAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT
KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT Nama Mahasiswa : Aprilliantiwi NRP : 1207100064 Jurusan : Matematika Dosen Pembimbing : 1 Soleha, SSi, MSi 2 Dian Winda Setyawati,
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PENDULUM TAK LINIER. Oleh: Sumarna Agus Purwanto
LAPORAN PENELITIAN PENDULUM TAK LINIER Oleh: Sumarna Agus Purwanto JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 003 PENDULUM TAK LINIER (Oleh :
Lebih terperinciAnalisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) A 45 Analisis dan Kontrol Optimal Sistem Gerak Satelit Menggunakan Prinsip Minimum Pontryagin Putri Saraswati, Mardlijah, Kamiran
Lebih terperinciPerluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks
Vol. 8, No.1, 1-11, Juli 2011 Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks Nur Erawati, Azmimy Basis Panrita Abstrak Teorema Cayley-Hamilton menyatakan bahwa setiap matriks bujur sangkar memenuhi persamaan
Lebih terperinciAnalisis dan Perancangan Sistem Pengendali pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Pengendali Robust Melalui Optimasi H
J. Math. and Its Appl. ISSN: 1829-605X Vol. 4, No. 1, May 2007, 27 37 Analisis dan Perancangan Sistem Pengendali pada Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap dengan Pengendali Robust Melalui Optimasi H Mardlijah
Lebih terperinciANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA
ANALISA KESTABILAN PERSAMAAN GERAK ROKET TIGA DIMENSI TIPE RKX- 200 LAPAN DAN SIMULASINYA MOHAMMAD RIFA I 1208100703 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinci4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN
4. SISTEM PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN 4.1 Persamaan Garis a. Bentuk umum persamaan garis Garis lurus yang biasa disebut garis merupakan kurva yang paling sederhana dari semua kurva. Misalnya titik A(2,1)
Lebih terperinciDINAMIKA KELUARGA FUNGSI KUADRAT TITIK TETAP. Jl. Prof. Soedarto, S.H, Semarang, 50275
DINAMIKA KELUARGA FUNGSI KUADRAT TITIK TETAP BERDASARKAN Rineka Eight Neenty 1, Siti Khabibah 2, YD Sumanto 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jl Prof Soedarto, SH, Semarang, 50275 ABSTRAK Sistem dinamik
Lebih terperinciUnnes Journal of Mathematics SOLUSI SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN PADA RANGKAIAN PEGAS GANDENG DENGAN PEREDAM DAN GAYA LUAR
UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm SOLUSI SISTEM OSILASI DUA DERAJAT KEBEBASAN PADA RANGKAIAN PEGAS GANDENG DENGAN PEREDAM DAN GAYA LUAR Zumrotul
Lebih terperinciKETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN
KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan
Lebih terperinciPenyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers
Penyelesaian Penempatan Kutub Umpan Balik Keluaran dengan Matriks Pseudo Invers Agung Wicaksono Program Studi Matematika Jurusan Matematika FSM UNDIP Onforest212@gmail.com Abstrak: Metode matriks pseudo
Lebih terperinciSOLUSI NON NEGATIF PARSIAL SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE SATU
SOLUSI NON NEGATIF PARSIAL SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE SATU Muhafzan Jurusan Matematika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis Pag 25163 email:
Lebih terperinciProceeding Tugas Akhir-Januari
Proceeding Tugas Akhir-Januari 214 1 Swing-up dan Stabilisasi pada Sistem Pendulum Kereta menggunakan Metode Fuzzy dan Linear Quadratic Regulator Renditia Rachman, Trihastuti Agustinah Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM
PERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM A.I. Jaya 1 1 Jurusan Matematika FMIPA UNTAD Kampus BumiTadulakoTondo Palu Abstrak Model dinamik interkasi unsur unsure utama
Lebih terperinciModifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal
Vol 7, No2, 118-123, Januari 2011 Modifikasi Kontrol untuk Sistem Tak Linier Input Tunggal-Output Tunggal Abstrak Dalam tulisan ini diuraikan sebuah kontrol umpan balik dinamik Dari kontrol yang diperoleh
Lebih terperinciSYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH. Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP. Abstact. Keywords : extension fields, elemen algebra
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol 4 No 2, 65-70, Agustus 2001, ISSN : 1410-8518 SYARAT PERLU LAPANGAN PEMISAH Bambang Irawanto Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Abstact Field is integral domain and is a
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. representasi pemodelan matematika disebut sebagai model matematika. Interpretasi Solusi. Bandingkan Data
A. Model Matematika BAB II KAJIAN TEORI Pemodelan matematika adalah proses representasi dan penjelasan dari permasalahan dunia real yang dinyatakan dalam pernyataan matematika (Widowati dan Sutimin, 2007:
Lebih terperinciAnalisa Matematik untuk Menentukan Kondisi Kestabilan Keseimbangan Pasar Berganda dengan Dua Produk Melalui Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear
Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN: 2460-6464 Analisa Matematik untuk Menentukan Kondisi Kestabilan Keseimbangan Pasar Berganda dengan Dua Produk Melalui Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Banyak sekali masalah terapan dalam ilmu teknik, ilmu fisika, biologi, dan lain-lain yang telah dirumuskan dengan model matematika dalam bentuk pesamaan
Lebih terperinciHukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut :
PENDAHULUAN Hukum gravitasi yang ada di jagad raya ini dijelaskan oleh Newton dengan persamaan sebagai berikut : F = G Dimana : F = Gaya tarikan menarik antara massa m 1 dan m 2, arahnya menurut garispenghubung
Lebih terperinciFUNGSI DELTA DIRAC. Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi 2)
INTEGRAL, Vol. 1 No. 1, Maret 5 FUNGSI DELTA DIRAC Marwan Wirianto 1) dan Wono Setya Budhi ) 1) Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung
Lebih terperinciVEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.
VEKTOR 1 A. Definisi vektor Beberapa besaran Fisika dapat dinyatakan dengan sebuah bilangan dan sebuah satuan untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Misal, massa, waktu, suhu, dan lain lain. Namun, ada
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Linear Definisi 2.1.1 Matriks Matriks A adalah susunan persegi panjang yang terdiri dari skalar-skalar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk berikut: [ ] Definisi 2.1.2
Lebih terperinciKontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta
Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe Untuk Sistem Pendulum Kereta Helvin Indrawati, Trihastuti Agustinah Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU
BAB VII MATRIKS DAN SISTEM LINEAR TINGKAT SATU Sistem persamaan linear orde/ tingkat satu memiliki bentuk standard : = = = = = = = = = + + + + + + + + + + Diasumsikan koefisien = dan fungsi adalah menerus
Lebih terperinciSOLUSI NON NEGATIF MASALAH NILAI AWAL DENGAN FUNGSI GAYA MEMUAT TURUNAN
SOLUSI NON NEGATIF MASALAH NILAI AWAL DENGAN FUNGSI GAYA MEMUAT TURUNAN Muhafzan Jurusan Matematika Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis Pag 25163 email:
Lebih terperinciSUBRUANG VEKTOR. Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Aljabar Linier. Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.Pd
SUBRUANG VEKTOR Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Aljabar Linier Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.Pd Disusun Oleh : Kelompok 6/ III A4 1. Nina Octaviani Nugraheni 14144100115 2. Emi Suryani 14144100126
Lebih terperinciTEOREMA TITIK TETAP DALAM RUANG 2-METRIK SEMI QUASI
TEOREMA TITIK TETAP DALAM RUANG 2-METRIK SEMI QUASI Oleh : SHOFWATUR ROHMAN J2A 006 049 Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Jurusan Matematika Fakultas
Lebih terperinciPenerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik. Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti. Nida Sri Utami
Penerapan Teknik Serangga Steril Dengan Model Logistik Dalam Pemberantasan Nyamuk Aedes Aegypti Nida Sri Utami Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UMS Lina Aryati Jurusan Matematika FMIPA UGM ABSTRAK
Lebih terperinciMatriks. Baris ke 2 Baris ke 3
Matriks A. Matriks Matriks adalah susunan bilangan yang diatur menurut aturan baris dan kolom dalam suatu jajaran berbentuk persegi atau persegi panjang. Susunan bilangan itu diletakkan di dalam kurung
Lebih terperinciOleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si
Oleh Nara Riatul Kasanah 1209100079 Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014 PENDAHULUAN
Lebih terperinciPEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 101 110 PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS Dwi Haryanto, Nilamsari Kusumastuti,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang akan digunakan pada bab pembahasan. Materi-materi yang akan dibahas yaitu pemodelan matematika, teorema Taylor, nilai eigen,
Lebih terperinciMATA KULIAH SEMESTER GANJIL
N O MATA KULIAH SEMESTER KODE MATA KULIAH Distribusi Mata Kuliah Ganjil dan Genap Program Studi S1 Matematika Jur. Matematika FMIPA UB (KURIKULUM LAMA 2011 DAN KURIKULUM BARU 2015) KURIKULUM 2015 KETERANGAN
Lebih terperinciT 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf
T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf Rubono Setiawan Prodi Pendidikan Matematika, F.KIP
Lebih terperinciBAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK
BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan
Lebih terperinciBIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA
BIFURKASI HOPF PADA MODEL SILKUS BISNIS KALDOR-KALECKI TANPA WAKTU TUNDA NURRACHMAWATI 1) DAN A. KUSNANTO 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu bentuk model matematika adalah berupa persamaan diferensial. Persamaan diferensial sering digunakan dalam memodelkan suatu permasalahan untuk menggambarkan
Lebih terperinciANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)
Jurnal Euclid, Vol.4, No.1, pp.646 ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER) Herri Sulaiman Program Studi Pendidikan Matematika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta
BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diuraikan beberapa teori-teori yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta teorema-teorema
Lebih terperinciInterpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan
Jurnal Sains Matematika dan Statistika Vol No Juli 5 ISSN 46-454 Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan Riska Yeni Syamsudhuha M D H Gamal 3 Jurusan Matematika Fakultas Mipa Universitas Riau Jl HR
Lebih terperinciAPLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR
Jurnal Matematika UNAND Vol. 4 No. 1 Hal. 31 39 ISSN : 303 910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND APLIKASI DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR PADA KOMPRESI UKURAN FILE GAMBAR AMANATUL FIRDAUSI, MAHDHIVAN SYAFWAN,
Lebih terperinciParameterisasi Pengontrol yang Menstabilkan Melalui Pendekatan Faktorisasi
Vol 7, No2, 92-97, Januari 2011 Parameterisasi Pengontrol yang Menstabilkan Melalui Pendekatan Faktorisasi Nur Erawati Abstrak Suatu sistem linear yang matriks transfernya berupa matriks rasional proper,
Lebih terperinciSoal-Jawab Fisika Teori OSN 2013 Bandung, 4 September 2013
Soal-Jawab Fisika Teori OSN 0 andung, 4 September 0. (7 poin) Dua manik-manik masing-masing bermassa m dan dianggap benda titik terletak di atas lingkaran kawat licin bermassa M dan berjari-jari. Kawat
Lebih terperinciFUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI. Tri Nadiani Solihah
Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Terapannya 2016 p-issn : 2550-0384; e-issn : 2550-0392 FUNGSI GRIEWANK DAN PENENTUAN NILAI OPTIMUMNYA MENGGUNAKAN ALGORITMA STROBERI Tri Nadiani Solihah trinadianisolihah@gmail.com
Lebih terperinci