ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. lah : nor-adrenaline, adrenaline, isoproterenol, meta -
|
|
- Sucianty Ratna Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 jhaii IX ^AHAN-BAHAin PE«ELiTIAN DAW FEwJEDIAAMJA 1. Janan-banan penelitian* 1.1* Banan-banan obat. I3ahan-Dahan obat jang kami gunakan dalam penelitian aa - lah : nor-adrenaline, adrenaline, isoproterenol, meta - proterenol, acecylcnoline dan regitine. 1 *1.1. Asal dan pabriknja. seuagian dari banan-banan o-, oat terseout diatas, jaitu: nor-adx-enaline, adrenaline dan metaproterenol Kami perole^ dengan tja ra membeli dari apotik, sedang uanan-banan obat lainnja telan teisedia. Adapun bahan-oahan obat tersebut diatas adalah na sil atau produksi dari beberapa paorik ouat atau perusanaan-perusanaan farmasj., oaik jang ada di - luar maupun ja*ig ada didalam ne6eri, jang namanja sudah t j m m p terkenal jaitu ; - nor-adrenaline : produksx dari paurik o^at j^tnica, Djakarta. - adrenaline ; produks.i. d a n paorik ooa^ iut**ica, Djaicaxta. - isoproterenol ; produksi d a n u «t a. Lauo - 21
2 ratones, inc., Plainview, New fork. - metaproterenol: produksi dari pabrik obat Boehringer, xngelheim am - Rhein, Djerman. - acetylcholine : produksi dari pabrik Merck «Co, nah.way. - regitine : produksi dari suatu pabrik 0- bat di San Fransisco, Ameri - ka centuk dan kadarnja. untuk keperluan penelitian, kami menggunakan bahan-baiian obat jang sebagian berbentuk serbuk dari zat murni dan sebagian me - rupakan sediaan-sediaan jang sudah djadi (=dosage form) dengan kadar tertentu, jaitu : - nor-adrenaline: berbentuk larutan injeksi dalam ampul 1 cc dengan Kadar 1 mg nor-adrenaline tiap cc. - adrenaline : oerbentuk larutan injeksi dalam ampul 1 cc dengan kadar 1 mg adrenaline tiap cc. - isoproterenol : berbentuk serouk murni dari diisopropylarterenol. - metaproterenol: oerbentuk larutan injeksi dalam ampul 1 cc dengan kadar U,5 nag tiap cc.
3 23 - acetylcholine : berbentuk serbuk murni dari acetylcholine dalam ampul dengan isi J.00 mg tiap ampul. - regitine : berbentuk serbuk murni Kris - tallyn. 1*2. Bahan-bahan Kimia lalnn.la. Selaln bahan kimia jang dapat.digolongkan bahan obat, ka mi gunakan djuga beberapa bahan kimia lainnja, jaitu : Kalsiumchlorida, Kaliumchlorida, Natriumchlorida, i^atriumhidrogenkarbonat, watriumdinidrogenfosfat, Magnesium - chlorida dan glukosa. Bahan-bahan kimia tersebut diatas sebagian besar tersedia, ketjuali natriumchlorida jang harus kami telah beli dari apotik. 1.3* Binatang-binatang pert.jooaan. uinatang-binatang jang kami gunakan dalam penelitian ialah kelintji dan katak. 2. renjediaan banan-bahan untuk penelitian. untuk keperluan penelitian kami membutuhkan beberapa larutan, jang pembuatannja adalan sebagai berikut : 2.1. Pembuatan larutan-larutan persediaan. Larutan-larutan ini kami buat dengan raaksud untuk mem - permudah dan mempertjepat kerdja dan diperlukan untuic pembuatan larutan ^ r o d e jang akan dipakai dalam penelitian selandjutnja. Adapun larutan-larutan persediaan ter sebut susunan dan tjara pembuatannja adalah sebagai ber-
4 24 ikut : Larutan pertama. Larutan ini mempunjai susunan sebagai berikut : JTatriumchlorida Kaliumchlorida 80,00 gram. 2,00 gran. Natriumhidrogenkarbonat 10,00 gran. * Natriumdihidrogenfosfat 0,50 gram. Glukosa Air suling ad 10,00 gram cc. Larutan tersebut diatas kami buat dengan tjara : Bahan-bahan jang diperlukan ditimbang satu per - satu dengan teliti pada neratja analitis, kemu - dian dimasukkan kedalam labu ukur dari 1000 cc, lalu kedalam labu kita tambahkan air suling se - tjukupnja ( kira-kira 800 cc), dikotjok, hingga bahan-balian larut sempurna. Achirnja ditambah - kan air suling, sehingga diperoloh larutan sebanjak 1000 cc. 2*1.2. Larutan kedua. Larutan ini mengandung 0,01 gr. Magnesiumchlorida dalam 10 cc air suling, jan g dibuat dengan tjara melarutkan Magnesiumchlori - da dalam kira-kira 8 cc air suling dalan labu u- kur 10 cc, kemudian ditambah air suling, sehingga diperoleh larutan sebanjak 10 cc Larutan ketiga. Larutan ini mengandung 0,20 gr Kalsiumchlorida dalam 10 cc air suling, jang di-
5 25 buat dengan tjara raelarutkan Kalsiumchlorida dalam sebagian air suling (kira-kira 8 cc) didalam labu ukur 10 cc, kemudian ditambah air suling, hingga diperoleh larutan sebanjak 10 cc. Ketiga larutan diatas disimpan dalam keadaan terpisah. Untuk menghindari pengaruh udara, maka hendaknja labu harus tertutup rapat. Apabila hendak dilakukan ponelitian barulah ketiga la - rutan diatas ditjampur dengan perbandingan dan tjara - tjara tertentu, agar tidak terdjadi kekeruhan. 2.2* Pembuatan larutan Tyrodo untuk -nenelitian sediaan usus halus kelint.ji. Adapun susunan dari larutan Tyrode diatas adalah seba - gai berikut ( 11 ) : Natriumchlorida 8,000 gram. Kaliumchlorida 0 r200 gram. Magnesiumchlorida 0,001 gram* Kalsiumchlorida 0,020 gram. Natriumhidrogenkarbonat 1,000 gram. Nat rium dihi dro gen fo s fat 0,050 gram. Glukosa 1,00 0 gram. air suling ad 1000 cc. Sedang pembuatannja adalah sebagai berikut : 100 cc larutan (persediaan) pertama dimacukkan dalam labu ukur dari 1000 cc, lalu kedalam labu ditambahkan a- ir suling sebanjak kira-kira 800 cc. Kemudian ditambah
6 26 1 cc larutan kedua dan 1 cc l a m tan ketiga. Kemudian* isi labu ditjampur sampai homogen dan achirnja ditambah air suling, sehingga didapat larutan sebanjak 1000 cc. 2.3* Pembuatan dan penftent.ieran larutan bahan obat Pengentjeran larutan nor - adrenaline. Larutan nor-adrenaline jang kami gunakan dalam pertjobaan-pertjobaan ialah jang kadarnja: 100 gamma/cc, 50 gamma/cc dan 25 gamma/cc. Adapun pembuatan dari larutan-larutan diatas a - dalah sebagal berikut : - Larutan nor-adrenaline 100 gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan catu bagian volume larutan injeksi nor-adrenaline jang ka - darnja 1 mg/cc dengan sembilan bagian volume air suling. - Larutan nor-adrenaline 50 gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan larutan nor-adrenaline 100 gamma/cc diatas dengan air suling jang cama volumenja. - Sedangkan larutan nor-adrenaline 25 gamma / cc dibuat dengan tjara mengentjerkan larutan nor-adrenaline 50 gamma/cc dengan air culing jang volumenja sama pula Pengentjeran larutan adrenaline. Larutan adrenaline jang kami gunakan dalam pertjobaan-per - tjobaan ialah jang kadarnja : 100 gamma/cc,
7 27 50 gamma/cc dan 25 gamma/cc. Larutan - larutan. tersebut dibuat dari larutan injeksi adrenaline jang kadarnja 1 mg/cc, sedang tjara pembuatan a- tau pengentjerannja sama dengan pembuatan serta pengentjeran dari larutan-larutan nor-adrenaline diatas. 2*3.3. Pembuatan dan pengentjeran larutan isoprenaline. Larutan isoprenaline jang kami gunakan dalam penelitian mempunjai kadar : 100 gamma/cc, 50 gamma/cc dan 25 gamma/cc. Adapun tjara pembuatan - nja adalah sebagai berikut : - Larutan isoprenaline 100 gamma/cc dibuat dengan tjara melarutkan 10 mg serbuk isoprenaline jang telah ditimbang dengan teliti dalam air suling, sehingga diperoleh larutan sebanjak 100 cc. - Larutan isoprenaline 50 gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan larutan isoprena - line 100 gamma/cc dengan air suling jang sama volumenja. - Demikian djuga larutan isoprenaline 25 gam*, ma/cc dapat dibuat dengan tjara mengentjer - kan larutan isoprenaline 50 gamma/cc dengan air suling jang volumenja sama * Pengentjeran larutan metaproterenol. Untuk penelitian kami gunakan larutan metaproterenol jang
8 28 kadarnja : 100 comma/cc,. 50 gamma/cc dan 25 gamma/cc, jang dibuat dengan tjara sebagai berikut: - Larutan metaproterenol 100 gamma/cc dibuat dengan tjara mengambil sebanjak 1 cc larutan injeksi metaproterenol dari dalam ampul dengan pertolongan djarum penjuntik dan memindahkannja kedalam sebuah labu, kernudian dientjerkan dengan air suling, hingga volumenja tepat 5 cc. - Larutan metaproterenol 50 gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan larutan metapro - terenol 100 gamma/cc dengan air suling jang sama volumenja. - Sedang larutan metaproterenol jang kadarnja 25 gamma/cc dibuat dengan mengentjerkan la - rutan metaproterenol 50 gamma/cc dengan air suling jang volumenja sama Pembuatan dan pengentjeran larutan acetylcho line. Larutan acetylcholine jang kami guna kan dalam penelitian kadarnja ialah : 0,1 gamma/cc dan 0,5 gamma/cc. - Larutan acetylcholine 0,5 gamma/cc dibuat dengan tjara melarutkan 100 mg serbuk acetylcholine jang terdapat dalam ampul dengan aquabidest sebanjak 2 cc. Dari dalam dengan pertolongan alat pen'junfcik ampul diambil
9 29 sebanjak 0,1 cc larutan, dipindahkan keda - lam labu ukur dari 100 cc, sedang sisa la - rutan dalam ampul disimpan, setelah ampulnja ditutup lagi. Larutan acetylcholine jang ada. dalam labu dientjerkan dengan ari suling sehingga diperoleh larutan sebanjak 100 cc. A- chirnja dari labu diatas kita ambil sebanjak 1.cc larutan dan dipindahkan kedalam sebuah labu dari 100 cc lainnja, dientjerkan dengan air suling, hingga diperoleh sebanjak 100 cc larutan. - Sedang larutan acetylcholine 0,1 gamma / cc, dibuat dengan tjara mengentjerkan satu bagian volume larutan acetylcholine 0,5 gamma/cc dengan empat bagian volume air suling Pembuatan larutan regitine 100 gamma/cc. Untuk ini ditimbang 10 rag kristal murni regitine de - ngan teliti, lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 cc dan dilarutkan dalam air suling, sehingga volume larutan tepat 100' cc. 3. Pen.iediaan bahan - bahan -penelitian untuk sediaan d.iantung katak. 3*1. Pembuatan bebcrapa larutan persediaan.jang; dinerlu kan untuk pembuatan larutan Kinder chusus untuk pert.iobaan sediaan d.iantung katak ( Frog's Ringer ). Larutan-larutan tersebut dibuat dengan maksud untuk me*
10 30 mudahkan dan mempertjepat kerdja. Larutan ini mempunjai kokuatan sepuluh kali larutan Ringer atau mempunjai kekuatan 1Z* kali kekuatan larutan Ringer katak. Adapun susunan dan tjara pembuatan la - rutan diatas adalag sebagai berikut : 3*1.1. Larutan pertama. Larutan ini terdiri dari : Natriumchlorida Kaliumchlorida Natriumhidrogenkarbonat 90,00 gram. 4»20 gram. 3,00 gram.. Dekstrosa - 10,00 gram. Air suling ad 1000 cc. Larutan tersebut kami buat dengan tjara seper - ti berikut: Bahan-bahan ditimbang satu persa - tu, kernudian dimasukkan kedalam labu ukur jang volumenja 1000 cc. Lalu kedalam labu ditambahkan air suling setjukupnja, dikotjok, hingga isi labu terlarut sempurna. Kernudian ditambah air suling, hingga diperoleh larutan sebanjak 1000 cc Larutan kedua. Larutan ini terdiri dari 2,40 g Kalsiumchlorida dalam 10 cc air suling, dan di - buat dengan tjara melarutkan Kalsiumchlorida dalam labu ukur dari 10 cc dalam air suling setjukupnja sampai larut, kernudian ditambah air suling lagi hingga volumenja tepat 10 cc. Pembuatan dari kedua larutan diatas kami lakukan sehari sebelum dilakukan penelitian, dan disirapan dalam keada-
11 31 an tertutup, untuk mengnindari pengarun udara rembuatan larutan Ringer untuk penelitian sediaan d.lantung katak (Ringer katak = xtor'b Ringer). Larutan Kinger mempunjai susunan seoagai berikut (11) : Natriumcnlorida Kaliumcnlorida Kalsiumchlorida Natriumhidrogenkarbonat Dekstrosa 9>000 gram. 0,^20 gram. 0,2**0 gram. 0,t?00 gram. 1,000 gram. Air suling ad 1000 cc. Untuk keperluan penelitian sediaan djantung katak dipakai larutan winger katak, jang susunannja sama dengan larutan Kinger, tetapi dientjerkan dengan air suling, sampai volumenja 1/+00 cc. Tjara pembuatan winger katak tersebut adalafc sebagai oe rikut:» 100 cc larutan persediaan pertama dimasukkan kedalam labu ukur dari looocc, lalu kedalaranja ditamdankan air suling kira-kira Ou0 cc dan 1 cc larutan persediaan kedua, lalu ditjampur sampai homogen. ivemudian ditambah - kan air suling lagi, ningga volumenja m en djadi 1000 cc. Larutan ini dipindankan kelain labu dari 2000 cc, dl - tamban air suling sampai volumenja mendjadi 1400cc dan kemudian ditjampur sampai homogen. 3*3. Pemouatan dan pengentjeran bahan-bahan obat untuk penelitian pada sediaan djantung katak.
12 32 3.3*1. Pembuatan dan penrent.i eran larutan nor-adrenaline. Larutan-larutan nor-adrenaline jang kami gunakan dalam penelitian pada sediaan d djantung katak kadarnja adalah: 100 gamma/cc, ko gamma /.cc, 20 gamma/cc, 1 gamma/cc, \ gamma/cc, i gam ma/cc, 1 /8 gamma/cc dan 1/16 gamma/cc Larutan nor-adrenaline dengan kadar 100 gamma/cc dibuat dengan tjara jang sama seperti pada pembuatan larutan nor-a - drenaline 100 gamma/cc untuk psnblitian sediaan usus halus kelintji terpisah. 3.3*1.2. Pembuatan larutan nor-adrenaline dengan kadar ifo gamma/cc dibuat dari dua bagian larutan nor-adrenaline jang dien tjerkan dengan air suling, hingga didapat lima bagian volume larutan, 3.3*1.3* Larutan nor-adrenaline 20 gamma/cc di - buat dengan mengentjerkan larutan nor - adrenaline 1+0 gamma/cc dengan air su - ling jang volumenja sama *f. Larutan nor-adrenaline 1 gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan satu ba - gian volume larutan nor-adrenaline 20 gamma/cc dengan 19 bagian volume,air suling. 3.3«1.5. Larutan nor-adrenaline? gamma/cc dibu-
13 33 at dengan tjara mengentjerkan larutan nor-adrenaline 1 gamma/cc dengan air suling jang volumenja sama. 3* Larutan nor-adrenaline i gamma/cc dibuat dengan tjara mengentjerkan larutan nor-adrenaline gamma/cc dengan air suling jang volumenja sama. 3.3*1.7. Larutan nor-adrenaline 1/8 gamma/cc dibuat dari larutan nor-adrenaline -J- gamma jang dientjerkan dua kali dengan air suling *8. Larutan nor-adrenaline 1/16 gamma/ cc dibuat dari larutan nor-adrenaline jang kadarnja l/'8 gamma/cc jang dientjerkan. dua kali dengan air suling Larutan-larutan adrenaline jang kami gunakan untuk penelitian kadarnja adalah sama dengan kadar larutan nor-adrenaline tersebut diatas, Demikian pula tjara. pembuatannjapun. sama dengan pembuatan larutan-larutan nor-adrenaline dengan kadar jang sama Pembuatan larutan-larutan isoprenaline jang digu- nakan untuk. penelitian. Untuk penelitian maka kami gunakan larutan-larutan isoprenaline dengan kadar : 100 gamma/cc, if0 gamma/cc, 20 gamma/cc, 1 gamma/cc, gamma/cc, i gamma/ cc, 1/8 gamma/cc
14 3 k Larutan-larutan tercebut pembuatannja pada prinsipnja adalah sama dengan pembuatan larutan-la - rutan nor-adrenaline jang kadarnja sama Demikian pula pembuatan dan pengentjeran larut - an metaproterenol dengan bermatjam-matam kadar pada prinsipnja adalah sama dengan pembuatan larutan-larutan nor-adrenaline dan lain-lain la - rutan tersebut diatas.
RINGKASAN. Penelitian tentang pcrbandingan kekuatan beberapa simpatomimetika. pada cediaan usus halus kelintji terpisah
BAB VIII RINGKASAN Penelitian tentang pcrbandingan kekuatan beberapa simpatomimetika pada cediaan usus halus kelintji terpisah dan sediaan djantung katak telah kami lakukan. Adapun simpatomimetika jang
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB VIII RINGKASAN
BAB VIII RINGKASAN Sudah kami lakukan penelitian terhadap pengaruh daun Hemigraphis colorata Hall pada usus halus kelintji. Pada penelitian ini kami buat infus daun dengan berbagai konsentrasi dan sebagai
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I I I TJARA PENELITIAN
BAB I I I TJARA PENELITIAN A. Penentuan alkaloida dalam bunga Nvctanthes Arbor Tristis Linn. Larutan jang kami sangka mengandung garam alkaloida jang kami dapat dari ekstraksi bunga Srigading kami tentukan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 32 tahun 1970 19 Agustus 1970 No. 3/PD/26/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KLUNGKUNG Menetapkan peraiuran
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB V I I I RINGKASAN
BAB V I I I RINGKASAN Telah kami lakukan penelitian tentwir *Ty*tanthes arbor tristis Linn pada usus dan rahim marmut. Pada penelitian ini sebagai larutan medium pengaruh untuk usus Kami gunakan larutan
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 5 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 9 TAHUN 1953 TENTANG PENDJUALAN MINUMAN KERAS DAN PEMUNGUTAN PADJAK ATAS IZIN PENDJUALAN
Lebih terperinciURAIAN SINGKAT TENTANG SUSUNAN SJARAF SXMPATIKUS DAN SIMPATOMIMETIKA JANG DISELIDIKI. Sebelum kami mulai dengan uraian tentang simpatomimetika
BAB I URAIAN SINGKAT TENTANG SUSUNAN SJARAF SXMPATIKUS DAN SIMPATOMIMETIKA JANG DISELIDIKI Sebelum kami mulai dengan uraian tentang simpatomimetika jang kami selidiki, terlebih dahulu akan kami uraikan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 13 tahun 1970 29 April 1970 No. 2/DPRDGR/A/Per/15. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA. B4B tnx HIBGKASAH
B4B tnx HIBGKASAH Penelitian tentang chaaiat Sonobua arranoia, t»inn talah kanl lakukan taxfeadap sediaan nmt* balua kelintji terpieah Jang dlaaaukkan kedalaa larutan nedi* Tyrod# pa» da alat waterbad"
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia
25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei. 1955 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955 TENTANG KANTOR PERKREDITAN DAERAH. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH SEMENTARA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 66 tahun 1970 20 November 1970 No: 11/DPRD-GR/A/Per/29 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. :18/1969. 2 Mei 1969 No.5/DPRD-GR/1966 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan Peraturan Daerah sebagai
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.
LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47 Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48 Lampiran 5. Tanur Lampiran
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI
LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 25/1963. 8 Djuni 1963. No. 12/DPRD/1962. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BULELENG Menetapkan
Lebih terperinci136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah!
136 Kerajaan yang Telah Berdiri Datanglah! (Penyingkapan 11:15; 12:10) Capo fret 2 G C G A D A Ye - hu - wa, Kau s la - lu a - da Hing - I - blis se - ge - ra bi - na - sa; Di - Ma - lai - kat di sur -
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR
PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR Menetapkan Peraturan Daerah Jang Berikut : PERATURAN DAERAH TENTANG MENGADAKAN
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia
27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciDAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW
Lampiran 1 : Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Non Akademik - UKSW DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PEGAWAI NON AKADEMIK UKSW Waktu Penilaian : YANG DINILAI a. Nama b. NIP c. Pangkat,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 43 Tahun 1970 1 September 1970 No: 8/P/LK/DPRD-GR/1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 224 TAHUN 1961 TENTANG PELAKSANAAN PEMBAGIAN TANAH DAN PEMBERIAN GANTI KERUGIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 63 tahun 1970 10 November 1970 No: 2/PD/DPRD-GR/1970. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BANGLI Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 1/1968 20 Januari 1968 No. 2/D.P.R.D.G.R./1967. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun 1969 28 Mei 1969 No. 6 a 1/DPRDGR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciBAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON
BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 37/1968 31 Desember 1968 No. 4/D.P.R.D.-G R./1965 Pasal 1. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa struktur organisasi,
Lebih terperinciDimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8
Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 8 No.10/ 1971 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KOTAMADYA SURAKARTA Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT
METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan
Lebih terperinciADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB III ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III ALAT, BAHAN DAN METODE PENELITIAN 1* Alat -.alat yang dlgunakan. - Hitachi 557 double wave length double beam spectrophotometer. - Melting point apparatus - Pipet volume - Labu ukur - Beker glas
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)
LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 1 / 1966 14 Desember 1966 No. 8/D.P.R.D.G.R./1962 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun 1969 16 Oktober 1969 No.6/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan Peraturan
Lebih terperincitadi, akan diberikan beberapa kesimpulan tentang faktorfaktor 1. Secara umum penyuluhan industri kecil bagi petani gula
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan tadi, akan diberikan beberapa kesimpulan tentang faktorfaktor yang mempengaruhi petani dalam pengolahan
Lebih terperinciVaria No. 406 Hal (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi
Hasil ketik ulang dari dokumen asli (dokumen asli terlampir di bawah) : Varia No. 406 Hal. 4 1966 (26 Januari) Usmar Ismail tentang kesenian nasional Kegairahan untuk mentjipta harus di-kobar2kan lagi
Lebih terperinciPEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl
PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl Abdur Rozak 2709100004 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan ST, M.sc. Latar Belakang
Lebih terperinciii----r. ~ DEPARTEM DISKUSI PANEL BUTAS kesimpulan : Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971
kesimpulan : DISKUSI PANEL BUTAS Dl TUG U. P UNT J A K - BOGOR. T A N GGA L 10 S/ D 13 AGUSTUS 1971 STAKAAN ITBANG pekerjaan umum 25-75 ii----r. ~ DEPARTEM E N PEKERDJAAN UMUM D AN T ENAGA LISTRIK J ~ULlK
Lebih terperinci5. Berapa gram gas SO3 yang bereaksi dengan 1,8 gram uap ai r menghasilkan 9,8 gram
Nama Kelas :Ahmad Kuswoyo : 1TE1 NIM :130309215593 Soal! 1. Jelaskan dan berilah contoh-contohnya y ang dimaksud: a. Unsur. b. Senyawa. c. Campuran homogen. d. Campuran heterogen. e. Sifat kimia. f. Sifat
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 5 TAHUN 1954.
Tjetakan ke 2 tgl. 1 Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 5 TAHUN 1954. Tentang TAMAN SRIWEDARI DAN TAMAN BALAI KAMBANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN Menimbang : a. bahwa berhubung dengan keanggotaan Republik Indonesia pada Perserikatan Bangsa-Bangsa, dianggap perlu untuk mengirimkan suatu Delegasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 25 tahun 1970 17 Djuli 1970 No. 43/PD/DPRDGR/1969. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI Menetapkan peraturan
Lebih terperinciPENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI
PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI A. Tujuan Percobaan Percobaan. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri. B. Dasar Teori Dalam
Lebih terperinciUSAHA KONVEKSI PAKAIAN JADI
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) U S A H A K O N V E K S I P A K A I A N J A D I P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H (
Lebih terperinciKAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PEMUNGUTAN SUMBANGAN IURAN UNTUK MEMBANTU PEMBIAJAAN PENJELENGGARAAN RADIO REPUBLIK INDONESIA KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 9/1968 19 April 1968 No. 3/P/DPRDGR/1968 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN KARANGASEM Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II. SEDIAAN INJEKSI RINGER LAKTAT R~en~L. Di susun oleh: : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI RINGER LAKTAT R~en~L Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI ) No. 2/1968 20 Djanuari 1968 No. 3/D.P.R.D.G.R./1967. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciKADAR ZAT GIZI BERAS DAN NASI LIMA VARITAS PAD1 UNGGUL
KADAR ZAT GIZI BERAS DAN NASI LIMA VARITAS PAD1 UNGGUL DEW SABITA SLAMET MUHAMMAD ENOCH J. KRISDINAMURTIRIN MIEN K. MAHMUD Balai Penelitian Gizi Unit Sembodja, Bogor IGNATIUS TARWOTJO Akademi Gizi, Djakarta
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun 1969 16 Oktober 1969 No. 4/DPRDGR/A/Per/23 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN BULELENG Menetapkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROVINSI BALI ) No. 12/1968 30 Agustus 1968 No. 1/DPRD.GR/1966. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN TABANAN Menetapkan Peraturan
Lebih terperinciLAMPIRAN 0,5 M 0,75 M 1 M 30 0,6120 % 1,4688 % 5,0490 % 45 2,2185 % 4,7838 % 2,9197 % 60 1,1016 % 0,7344 % 3,3666 %
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. DATA PERCOBAAN L.1.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Tabel L.1 Data Percobaan Kadar Gula Reduksi Sebelum Inversi Waktu Hidrolisis (Menit) Konsentrai HCl 0,5 M 0,75
Lebih terperinciLampiran 1. Analisa Kadar Lignin (SNI A, SII
66 Lampiran 1. Analisa Kadar Lignin (SNI 0492-1989-A, SII 0528-1981) 1. Sejumlah contoh sebanyak satu gram ditimbang, kemudian ditambah dengan etanol benzen = 1 2, dibiarkan selama 8 jam. 2. Hasil ekstraksi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAW SARAI?
BAB V KESIMPULAN DAW SARAI? Berdasarkan uraian terdahulu. pada Bab ini penulis akan menarik kesimpulan isi skripsi guna memberi saran -.ia ran perbaikan sebagai hasil dari pada pembahasan yang telah dilakukan.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas
32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di laboratorium kimia Analis Kesehatan Muhammadiyah
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN No. 180 TAHUN 1953 TENTANG PERATURAN TENTANG PEMERIKSAAN-KAS PADA PARA BENDAHARAWAN JANG MENERIMA UANG UNTUK DIPERTANGGUNG DJAWABKAN DARI KANTOR-KANTOR PUSAT PERBENDAHARAAN OLEH PARA
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,
PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG LAGU MARS DAN HYMNE KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membangkitkan semangat kebersamaan persatuan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengarah-kan
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciTITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN
TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN I. JUDUL PERCOBAAN : TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN II. TUJUAN PERCOBAAN : 1. Membuat dan
Lebih terperinciASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT
ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska no. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 1 PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 7 TAHUN 1953 TENTANG MENDIRIKAN DAN MENJEWAKAN KIOSK DI TANAH MILIK DAERAH DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Penurunan (mm)
HASIL PENELITIAN AWAL (VICAT TEST) I. Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) Hasil Uji Vicat Semen Normal (tanpa bahan tambah) ( menit ) 42 15 32 28 45 24 6 21 Hasil Uji Vicat untuk Pasta Semen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Adapun metode penelitian yang dilaksanakan dalam kajian ini meliputi studi referensi, observasi, dan eksperimen di laboratorium dengan penjelasan sebagai
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka usaha melaksanakan penertiban Aparatur dan Administrasi
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI ) No. 10/1963 13 April 1963 No.5 /DPRDGR/1963. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BADUNG Meretapkan Peraturan
Lebih terperinciI. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS DALAM JUMLAH YANG DISUN
Pembawa, Syarat dan Evaluasi Obat Suntik Oleh : Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt. I. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. Bahwa dalam penjelesaian Revolusi Indonesia
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan
28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN. 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN 3.1 Gambaran Singkat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Provinsi Jawa Barat Instansi / suatu badan yang menangani pembangunan daerah provinsi
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PENELITIAN L1.1 DATA HASIL ANALISIS BILANGAN ASAM MINYAK KELAPA Tabel L1.1 Data Hasil Analisis Bilangan Asam Kadar Flavonoid Total aktu Kontak (Hari) Volume KOH (ml) Bilangan Asam
Lebih terperincidari Pemakaian Butas Sebagai Bahan Konstruksi Lapisan Permukaan Djalan.
P 'l.{. 0 G R E S S R E. '1? 0 i:~ T dari ~ekerdjaan Penelitian ~an Penilaian Pemakaian Butas Sebagai Bahan Konstruksi Lapisan Permukaan Djalan. Progress Report dari Pekerdjaan Penelitian dan Penilaian
Lebih terperinciPupuk kalium sulfat SNI
Standar Nasional Indonesia Pupuk kalium sulfat ICS 65.080 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4
Lebih terperincim 2 BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A R A N I K A N L E L E P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L ( P P U K ) B U D I D A Y A P E M B E S A
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 4 TAHUN 1954.
Tjetakan ke 2 tgl. Mei 1958. Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 4 th. Ke IV tgl. 1 Djuni 1954. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1954. Tentang PERIZINAN MEMBUAT REKLAME DAN PEMUNGUTAN
Lebih terperinciLAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS
LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Brookfield Digital Viscometer Model
Lebih terperinciPembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008
Pembuatan Kompos Yogyakarta, 30 Mei 2008 Drs. Iqmal Tahir, M.Si Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sekip Utara Yogyakarta 55281 - - - Bahan baku Pada dasarnya bahan
Lebih terperinciUndang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Undang-undang 1946, No. 22 PENTJATATAN NIKAH. Peraturan tentang pentjatatan nikah, talak dan rudjuk. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1) bahwa peraturan pentjatatan nikah, talak dan rudjuk seperti
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. vii. DAFTAR ISI.. viii. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. xiv. INTISARI.. xv. ABSTRAC.
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. vii DAFTAR ISI.. viii DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR TABEL. xiii DAFTAR LAMPIRAN. xiv INTISARI.. xv ABSTRAC. xvi BAB I. PENDAHULUAN. 1 A. LATAR BELAKANG MASALAH.. 1 B. PERUMUSAN MASALAH..
Lebih terperinciP r o f i l U s a h. a A s p e k P a s a r P e r m i n t a a n H a r g a...
P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H ) I N D U S T R I S O H U N P O L A P E M B I A Y A A N U S A H A K E C I L S Y A R I A H ( P P U K -S Y A R I A H
Lebih terperinciTambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 1 TAHUN 1955.
Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 1 th. Ke V tgl. 1 Djan. 1955. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 1 TAHUN 1955. Tentang TANDA-NOMOR DAN SURAT-TANDA-NOMOR BAGI KENDARAAN BERMOTOR DEWAN PERWAKILAN
Lebih terperinciDEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1.
No.6/ 1959. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KOTAPRADJA S U R A K A R T A. menetapkan peraturan-daerah sebagai berikut : PERATURAN-DAERAH Kotapradja Surakarta tentang padjak potong hewan. Pasal 1. (1) Dalam
Lebih terperinciPemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang
Pemeriksaan Mutu Jamu Obat Mencret yang Beredar di Apotik Kota Padang Harrizul Rivai 1, Susana Merry Mardiastuty 2, Fitra Fauziah 2 1Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang 2Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi
Lebih terperinciKUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI
KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI 1. Untuk membuat 500 ml larutan H 2 SO 4 0.05 M dibutuhkan larutan H 2 SO 4 5 M sebanyak ml a. 5 ml b. 10 ml c. 2.5 ml d. 15 ml e. 5.5 ml 2. Konsentrasi larutan yang
Lebih terperincipraktek Kurikulum Elektronika Komunikasi STM Nege
BAB III RANCANGAN PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Relevansi antara mata kuliah di dalam Kurikulum Elektronika Komunikasi FPTK IKIP Bandung dengan ma ta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan kegiatan penelitian diperlukan peralatan laboratorium, bahan serta prosedur penelitian yang akan dilakukan. Tiga hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
Lebih terperinciLampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid Sebagai contoh diambil tablet Isoniazid dengan konsentrasi 11.5% (Formula 4). Dibuat formula untuk 100 tablet, dengan berat tablet 50 mg dan diameter
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.
Lebih terperinciPEMBUATAN REAGEN KIMIA
PEMBUATAN REAGEN KIMIA 1. Larutan indikator Phenol Pthalein (PP) 0,05 % 0,05 % = 0,100 gram Ditimbang phenol pthalein sebanyak 100 mg dengan neraca kasar, kemudian dilarutkan dengan etanol 96 % 100 ml,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM ANALISA GULA Penetapan Brix / Pol Nira Oleh : Fransiska Rossa Bastia (15.001.014) POLITEKNIK LPP YOGYAKARTA JL. LPP NO 1A, Balapan, Yogyakarta 55222 Telp: (0274)555746 fax: (0274)585274
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2013 sampai dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas
Lebih terperinciEktrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.
LAMPIRAN Lampiran 1 Pembuatan pereaksi dan larutan Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1 ml dengan akuades. Ektrak CaCl 2,1 M : Sebanyak 1,48 g kristal CaCl 2 dilarutkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan melalui dua tahap selama bulan April-Oktober 2010. Tahap pertama adalah proses pencekokan serbuk buah kepel dan akuades dilakukan
Lebih terperinciA. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%
A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau
Lebih terperinciSTUD1 KASUS DI DAERAH TRANSMIGRASI; BATUMARTA 11,
PEMANFAATAN PEKARANGAN SEBAGAI SUiMBER GHZI KELUARGA ( ENERGT, PROTEIN, ZAT IBESI, DAN VITAMIN A ) : STUD1 KASUS DI DAERAH TRANSMIGRASI; BATUMARTA 11, PROPINSI SUMATERA SELATAN ole h WlWlEK APRlYANl JURUSAN
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinci