BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori-Teori Umum Sistem Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi ([http 1]). Pengertian sistem menurut O brien (2005, p714) adalah sekelompok komponen yang bekerja bersama menuju tujuan yang bersama dengan menerima input serta menghasilkan output Data Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46), data terdiri dari kumpulan fakta yang belum diolah yang mewakili sebuah kejadian yang terjadi dalam suatu organisasi atau lingkungan fisik sebelum diolah sehingga dapat dimengerti dan digunakan oleh orang. Pengertian data menurut O brien (2005, p38) adalah fakta atau observasi mentah yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. 7

2 Informasi Pengertian informasi menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) adalah data yang telah dibentuk atau diolah menjadi suatu yang berarti dan dapat digunakan. Menurut Kusrini dan Koniyo (2008, h7) informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sistem informasi. Pengertian informasi menurut Susanto (2007, h40) adalah hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat Sistem Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2010, p46) sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan yang bekerja sama mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan pengawasan dalam suatu organisasi. Pengertian sistem informasi menurut O brien (2005, p5) adalah kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

3 9 Menurut Susanto (2007, h55), sistem informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem baik fisik maupun non-fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. ([http 2]) Menurut Robbins dan Coulter dalam [http 2], tujuan perencanaan antara lain: Untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan non-manajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. Untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya.

4 10 Untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan. Selain itu, dengan rencana, seorang manajer juga dapat mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan dalam fungsi selanjutnya, yaitu proses pengontrolan dan pengevaluasian. Proses pengevaluasian atau evaluating adalah proses membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan Strategi Menurut Turban dan Volonino (2010, p18), strategi adalah komponen yang menjelaskan bagaimana mencapai misi, tujuan, dan sasaran. Strategi menspesifikasikan perencanaan, anggaran, dan sumber daya yang penting. Strategi menunjukkan isu-isu dasar seperti, posisi perusahaan dalam industri, sumber daya dan pilihan yang tersedia, dan tujuan masa depan. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.

5 11 Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan ([http 3]). Glueck dan Jauch dalam [http 4] mendefinisikan strategi sebagai rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi Strategi Sistem Informasi Menurut Turban dan Volonino (2010, p488), strategi sistem informasi menjelaskan informasi, sistem informasi, dan arsitektur teknologi informasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung bisnis.

6 Dampak Sistem Informasi dalam Organisasi Business Strategy Organizational Strategy Information Strategy Gambar 2.1 The Information System Strategy Triangle (Pearlson dan Saunders, 2004, p20) Menurut Pearlson dan Saunders (2004, p20), segitiga strategi sistem informasi menggambarkan kerangka sederhana untuk memahami dampak dari sistem informasi dalam bisnis. Hal ini menjelaskan hubungan strategi bisnis dengan strategi sistem informasi dan strategi organisasi serta secara tidak langsung menyeimbangkan apa yang harus dikelola dalam perencanaan bisnis. Strategi bisnis Strategi bisnis mengarahkan strategi organisasi dan strategi sistem informasi. Strategi tersebut harus dengan jelas mendukung tujuan dan sasaran bisnis. Pengertian strategi bisnis adalah visi yang jelas ke mana bisnis akan dibawa dan bagaimana kemungkinan cara untuk mencapainya. Strategi Organisasi Strategi organisasi harus mengimbangi strategi bisnis. Cara sebuah bisnis dikelola juga mendukung implementasi dari strategi bisnis.

7 13 Pengertian strategi organisasi adalah desain organisasi yang meliputi pilihan yang dibuat untuk mendefinisikan, menyiapkan, mengkoordinasikan dan mengontrol proses kerja. Strategi Sistem Informasi Strategi sistem informasi harus melengkapi strategi bisnis. Ketika sistem informasi mendukung strategi bisnis, bisnis akan berjalan dengan baik. Strategi sistem informasi dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan dalam bisnis dan strategi organisasi. Pengertian strategi sistem informasi adalah rencana organisasi dalam menggunakan sistem informasi dan layanan informasi. Hubungan Strategi Strategi organisasi dan strategi informasi harus melengkapi satu sama lain. Strategi tersebut harus didesain untuk mendukung satu sama lain dan bukan untuk menutupi satu sama lain. Jika sebuah keputusan dibuat untuk mengubah satu sisi dalam segitiga, diperlukan sebuah evaluasi terhadap kedua sisi lain untuk memastikan keseimbangan ketiganya. Mengubah strategi bisnis tanpa memikirkan efek pada strategi organisasi dan strategi sistem informasi akan menyebabkan usaha yang berlebihan dalam bisnis untuk mencapai keseimbangan. Demikian juga jika hanya mengubah strategi sistem informasi atau organisasi akan mengakibatkan ketidakseimbangan.

8 Teori-Teori Khusus Enterprise Resource Planning (ERP) Pengertian ERP (Enterprise Resource Planning) menurut O brien (2005, p320) adalah sistem lintas fungsi perusahaan yang digerakkan oleh model software suite terintegrasi yang mendukung proses bisnis dasar internal perusahaan. ERP memberikan perusahaan tampilan real time terintegrasi atas proses bisnis intinya, seperti produksi, pemrosesan pesanan, manajemen persediaan yang disatukan dalam software aplikasi ERP dan database umum yang dipelihara oleh DBMS. Berbagai manfaat ERP: Kualitas dan efisiensinya. ERP menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan proses bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas serta efisiensi layanan pelanggan, produksi, dan distribusi. Penurunan biaya. Banyak perusahaan melaporkan penurunan signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi dan hardware, software, serta karyawan pendukung TI, jika dibandingkan dengan sistem warisan yang tidak terintegrasi yang digantikan oleh sistem ERP baru mereka. Pendukung keputusan. ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang sangat penting secara cepat untuk

9 15 para manajer agar dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka dalam mengambil keputusan secara tepat waktu di lintas bisnis keseluruhan perusahaan. Kelincahan Perusahaan. Mengimplentasikan sistem ERP meruntuhkan banyak dinding departemen dan fungsi atau benteng berbagai proses bisnis, sistem informasi, dan sumber daya informasi. Menurut Jeston dan Nelis (2008, p16), beberapa hal pemicu dari sebuah organisasi untuk menerapkan sistem terotomatisasi (dalam hal ini ERP) antara lain : Besarnya volume transaksi yang sama dan berulang. Dibutuhkan alur transaksi yang jelas dari satu orang ke orang lain yang mungkin dapat menambahkan nilai sepanjang perjalanan alur transaksi. Kebutuhan untuk memonitor transaksi secara real time. Dibutuhkan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kebutuhan untuk melengkapi berbagai perhitungan dalam satu transaksi. Transaksi atau file harus dapat diakses oleh pihak yang berwenang dalam waktu yang bersamaan.

10 16 Menurut Turban dan Volonino (2010, p379), Enterprise Resource Planning (ERP) adalah software yang mengintegrasikan perencanaan, manajemen dan penggunaan semua sumber daya dalam perusahaan. Sistem tersebut terdiri atas kumpulan aplikasi yang mengotomatisasikan kegiatan operasi rutin untuk membantu menangani pekerjaan yang dikerjakan oleh beberapa departemen. Tujuan utama dari ERP adalah untuk mengintegrasikan seluruh departemen dan fungsi aliran informasi dalam perusahaan ke dalam satu sistem komputer yang dapat menyediakan seluruh kebutuhan dari perusahaan Best Practice ERP Untuk menjadi landasan dalam menganalisa proses bisnis berjalan dalam Departemen HR dan GA maka, digunakan best practice ERP dalam hal ini SAP R/3 untuk modul Human Capital Management ([Anonim 1]) dan Material Management ([Anonim 2]): I. Payroll 1. Menghitung kalkulasi remunerasi karyawan yang meliputi elemen : gaji pokok, tunjangan, asuransi kesehatan, bonuses, cuti, lembur, bonus jam kerja. 2. Menghitung potongan remunerasi karyawan yang meliputi elemen : pinjaman, pajak, pension.

11 17 3. Bagian accounting melakukan pembayaran gaji karyawan sesuai dengan payroll area (waktu pembayaran gaji kepada karyawan contoh, ada kumpulan karyawan yang dibayar bulanan, ada yang dilakukan mingguan). 4. Membagikan payment slip 5. Melakukan pembayaran kepada pihak-pihak terkait seperti pajak dan sebagainya. II. Recording Time Data 1. Mencatat jam masuk dan keluar karyawan dengan beberapa pilihan metode seperti : a. Time recording terminal : disediakan mesin absen b. Time administrator : terdapat staff yang melakukan input absen karyawan c. Cross Application Time Sheet : menggunakan aplikasi lain untuk mencatat waktu kerja karyawan d. Employee Self Service : karyawan menginput melalui desktop nya sendiri 2. Karyawan yang absen dapat dikarenakan oleh dua hal yaitu sakit dan cuti. Jika karyawan mengajukan cuti, maka dapat dicatat (Infotype Absence)dan diizinkan apabila jumlah cuti masih ada. 3. Kehadiran karyawan dalam suatu seminar atau business travel juga dilakukan pencatatan (Infotype Attendance).

12 18 4. Kehadiran dan absen karyawan akan mempengaruhi remunerasi. III. Recruitment 1. Jika ada posisi yang kosong, maka akan dipasang iklan lowongan pekerjaan. 2. Setelah applicant terkumpul, dilakukan profile matchup, menyesuaikan kebutuhan karyawan dengan profile applicant. 3. Melakukan tes dan wawancara terhadap potential applicant. 4. Menerima applicant sebagai karyawan IV. Applicant Master Data 1. Menyimpan data pribadi calon karyawan. Bagi calon karyawan yang lolos tahap awal seleksi, perlu dilakukan penyimpanan terhadap data tambahan calon karyawan seperti data kualifikasi karyawan, pendidikan dan pekerjaan sebelumnya. 2. Membuat struktur calon karyawan yang dilakukan berdasarkan : a. Internal/external applicant b. Applicant group : mengklasifikasikan calon karyawan berdasarkan tipe kontrak kerja bagi pekerjaan yang dilamar c. Applicant range : mengklasifikasikan calon karyawan berdasarkan struktur dan fungsinya.

13 19 3. Untuk mencari applicant yang sesuai dapat dilakukan dengan membuat kualifikasi yang diinginkan dan menentukan posisi yang dibutuhkan. 4. Memindahkan data calon karyawan ke master data karyawan (dari infotype Recruitment ke Personnel Administration) V. Training Management 1. Membuat business event master data seperti tanggal pelaksanaan, lokasi, sumber daya. Kemudian menentukan business event group dan event type. 2. Membuat business event catalog yang dapat terdiri dari dua jenis yaitu individual event (apabila sumber daya belum ditentukan) dan multiple events (menyelenggarakan beberapa event dengan sumberdaya yang sudah ditentukan) 3. Melakukan pre book, booking, replace booking, dan cancel attendees bagi karyawan yang diundang. 4. Melaksanakan training dan melakukan follow up. VI. Performance Management 1. Menentukan melalui goal dari perusahaan, departemen, divisi, dan individual. 2. Menilai karyawan dari hasil pencapaian dengan goal yang ada. Dilakukan oleh pimpinan, bawahan, rekan kerja, dan diri sendiri.

14 20 3. Hasil penilaian akan terintegrasi dengan Personnel Development,Training and Event Management, Enterprise Compensation Management, Strategic Enterprise Management, dan Business Warehouse. VII. Qualification Catalog 1. Menentukan qualification group dan qualification. Di mana qualification group terdiri dari beberapa qualification yang sejenis. Qualification akan dihubungkan kepada orang, posisi, dan pekerjaan. 2. Menetunkan skala pada setiap qualification group. Skala yang sama akan berlaku pada setiap qualification dalam satu grup. 3. Menentukan validitas periode pada kualifikasi. Hal ini berguna untuk mengingatkan bahwa pada jangka waktu tertentu, sebuah kemampuan bisa saja hilang atau berkurang untuk itu perlu adanya pelatihan kembali bagi karyawan. VIII. Procurement 1. Penerimaan Purchase Requisition dari departemen yang membutuhkan barang ke Departemen Pembelian 2. Membuat Request for Quotation kepada supplier. 3. Menerima quotation dari supplier dan melakuka seleksi supplier terhadap perbandingan harga yang diberikan.

15 21 4. Membuat Purchase Order yang mengacu kepada Purchase Requisition. 5. Menerima barang dan mencatat ke dalam Good Receipt. 6. Menerima invoice dari supplier dan melakukan pengecekan. Proses pembayaran selanjutnya dilakukan oleh Departemen Finance Proses Bisnis Menurut Weske (2010, p5), proses bisnis terdiri dari kumpulan aktivitas yang dilakukan dengan koordinasi dalam suatu lingkungan organisasi dan teknis Business Process Management (BPM) Menurut Weske (2010, p5), Business Process Management (BPM) adalah konsep, metode, dan teknik untuk mendukung desain, administrasi, konfigurasi, enactment dan analisis dari proses bisnis. Menurut Jeston dan Nelis (2008, p11), Business Process Management (BPM) adalah : Tidak hanya sebuah perangkat lunak. Tidak hanya meningkatkan atau merekayasa ulang proses tetapi juga dalam hal isu manajerial. Tidak hanya sementara tetapi merupakan bagian dari manajemen.

16 22 Tidak hanya membuat model tetapi juga melakukan implementasi dan eksekusi dari proses-proses tersebut, yang membutuhkan analisa BPM Framework Phase BPM Framework Phase terdiri dari sepuluh fase, menurut Jeston dan Nelis (2008, p53), dikelompokkan sebagai berikut: Foundations Mayoritas proyek BPM yang baru diinisialisasi dari Launch Pad Phase, dan tipe proyek akan menentukan luasnya pembahasan dalam Organization Strategy Phase and Process Architecture. Ketiga fase ini akan membentuk fondasi dari setiap proyek. Organization Strategy Phase Fase ini meliputi pemahaman keyakinan bahwa strategi organisasi, visi, sasaran strategis, bisnis, dan arahan manajemen telah dipahami dengan jelas oleh anggota tim proyek. Strategi harus dikomunikasikan dan disampaikan kepada semua stakeholder sampai menjadi sebuah budaya dalam organisasi. Strategi harus diketahui dan dipahami oleh tim proyek, yang memastikan bahwa lingkup dan arah proyek menambahkan nilai pada strategi. Tujuan dari fase ini bukan mengenai bagaimana

17 23 untuk membangun strategi organisasi, tetapi untuk menjelaskan bagaimana strategi organisasi manajemen proses dan proses individu berhubungan dan berinteraksi. Hasil Hasil dari Organization Strategy Phase mempunyai masukkan yang signifikan bagi fase berikutnya, Process Architecture Phase, meliputi: a. Versi dokumentasi dari organisasi: Visi Misi Tujuan Tujuan strategi Sasaran Strategi implementasi b. Konteks atau model bisnis yang meliputi: Pelanggan Layanan/produk Pemasok/rekan kerja Kunci pembeda Sumber daya c. Kunci pembeda utama dari organisasi

18 24 Cara Gambar 2.2. Organization Strategy steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p74) Process Architecture Phase Fase ini adalah fase di mana arsitektur proses dirancang. Arsitektur proses artinya di mana organisasi mengembangkan kumpulan peraturan, prinsip, arahan, dan model untuk mengimplementasi BPM dalam organisasi. Arsitektur proses menyediakan dasar untuk merancang dan merealisasikan inisiatif BPM. Hasil Hasil dari Process Architecture Phase meliputi: a. Arsitektur proses yang didokumentasikan dan disetujui. b. Arsitektur awal proyek. c. Sebuah Organization Process View. d. Daftar End-to-End Process.

19 25 Cara Gambar 2.3. Process architecture steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p91) Launch Pad Phase Fase ini memiliki tiga hasil utama: a. Pilihan akan di mana proyek BPM akan dimulai dalam organisasi. b. Persetujuan dari tujuan proses dan atau visi, di mana proses telah dipilih. c. Pengembangan dari proyek terpilih. Menentukan di mana akan memulai adalah sebuah hal yang cukup sulit, akan tetapi framework ini akan menyediakan beberapa cara untuk menentukan di mana dan bagaimana untuk memulainya. Tujuan dan visi proses harus sejalan dengan strategi organisasi dan arsitektur proses untuk memastikan bahwa terdapat nilai tambah bagi strategi. Ketika unit bisnis dan

20 26 proses-prosesnya telah dipilih dan tujuan proses telah disetujui, proyek harus dibangun untuk meningkatkan kesuksesan. Membangun proyek termasuk memutuskan struktur tim proyek, ruang lingkup, manajemen pemegang saham dan manfaat bisnis yang diharapkan. Hasil Hasil yang diharapkan dari fase ini yaitu: a. Definisi yang meliputi pemegang saham atau yang terkait dengan proyek. b. Perjanjian dan komitmen pemegang saham, dan harapan yang terdokumentasi dan disetujui. c. Process Selection Matrix. d. Daftar dari proses bisnis yang terindentifikasi dan metrik awal. e. Daftar dari tujuan proses yang disetujui. f. Proses yang menjadi prioritas untuk Understand Phase. g. Strategi implementasi awal. h. Manajemen proyek: dokumen piagam proyek, dokumen ruang lingkup proyek, rancangan awal dari perencanaan proyek, ketentuan dan dokumentasi dari strategi komunikasi awal dan analisa resiko awal. i. Pembangunan dari kasus bisnis awal.

21 27 Cara Gambar 2.4. Launch pad phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p108) Findings and Solutions Tahap ini mengacu pada penemuan (atau analisa) yang dilakukan terhadap proses berjalan dan dilakukan pada Understand Phase, dan solusinya ditentukan dan dijelaskan pada Innovate Phase. Understand Phase Fase ini adalah untuk memahami lingkungan proses bisnis berjalan untuk memudahkan dalam Innovate Phase. Fase ini penting untuk menentukan biaya dasar proses sebagai tujuan perbandingan dimasa depan. Langkah penting lainnya adalah

22 28 Root Cause Analysis dan identifikasi dari kemungkinan kesuksesan. Akan ada kebutuhan untuk mengidentifikasi, mengimpelentasi secara ideal, mencapai kesuksesan, karena bisnis tidak akan menyediakan pembiayaan tanpa batas untuk proyek peningkatan proses. Situasi ideal adalah untuk proyek menjadi mandiri dalam pembiayaan karena keberhasilan dalam implementasi. Hasil Hasil dari fase ini yaitu: a. Model proses dari proses berjalan. b. Desain yang tepat untuk membangun dasar dari ukuran peningkatan proses dimasa depan, prioritas dan pilihan untuk Innovate Phase. c. Ukuran dan dokumentasi dari level performa yang ada. d. Dokumentasi dari apa yang sudah berjalan dengan baik dan apa yang bisa berjalan lebih baik. e. Identifikasi dari cara-cara yang bisa diimplementasi dalam periode waktu tertentu. f. Laporan

23 29 Cara Gambar 2.5. Understand phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p135) Innovate Phase Fase ini tidak hanya meliputi tim proyek dan bisnis, tetapi juga pemegang saham yang terkait, baik internal maupun eksternal. Beberapa pilihan proses baru yang sudah diidentifikasi kemudian disimulasikan, dibuat activity based costing, menentukan perencanaan kapasitas dan studi kelayakan implementasi untuk memungkinkan finalisasi dari pilihan yang terbaik. Kemungkinan cara keberhasilan tambahan diidentifikasi dan dijadikan prioritas dalam bisnis. Hasil Beberapa dokumen yang dihasilkan dari fase ini adalah: a. Perancangan ulang model proses. b. Dokumentasi pendukung proses perancangan ulang.

24 30 c. Kebutuhan bisnis dari pilihan proses baru. d. Model simulasi dan detail ABC. e. Capacity planning information. f. Konfirmasi bahwa alternatif pilihan dari proses baru akan memenuhi harapan dari pemegang saham. g. Konfirmasi bahwa pilihan proses baru bersifat konsisten dengan strategi organisasi dan akan mencapai tujuan proses yang sudah didesain. h. Laporan process gap analysis. i. Rencana proyek secara detail untuk people and develop phases. j. Pembuatan cost benefit analysis secara detail untuk menjadi input pada kasus bisnis. k. Business case yang ter-update dengan lebih banyak detail, serta manfaat dan biaya yang dapat dihitung, dan penilaian dari dampak terhadap organisasi; hal ini harus merefleksikan manfaat secara berwujud dan tidak berwujud. l. Sebuah laporan yang rinci mengenai tahapan secara garis besar dibuat, pertimbangan alternatif dan pilihan, analisa temuan dan rekomendasi. m. Sebuah penyajian untuk manajemen tingkat atas mendukung kasus bisnis dan rekomendasi arahan.

25 31 n. Sebuah perencanaan komunikasi awal untuk menginformasikan kepada semua pemegang saham. o. Sebuah dokumen strategi people change management. Cara Gambar 2.6. Innovate phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p157) Fulfillments Fulfillments terdiri dari People dan Develop juga Implementation Phase, terhadap solusi yang diberikan.

26 32 People Phase Fase ini adalah fase yang kritis dalam framework dan mampu memberikan dampak resiko apabila tidak ditangani dengan baik dan membuat standar yang terlalu tinggi. Tujuan dari fase ini adalah untuk memastikan bahwa aktivitas, aturan, dan ukuran performa sesuai dengan strategi organisasi dan tujuan proses. Pada akhirnya, orang lah yang membuat proses berjalan secara efektif dan efisien, tidak peduli bagaimana otomatisasi disertai. Fase ini tidak perlu dikaitkan dengan people change management, karena ini terkait dengan seluruh fase dalam proyek. Hasil Beberapa aktivitas dan laporan yang dihasilkan pada fase ini, yaitu: a. Pemecahan dan penggabungan dari proses baru dan komponen-komponennya dalam aktivitas. b. Perancangan ulang deskripsi peran dan tujuan yang telah didiskusikan dan disetujui oleh orang yang akan melaksanakannya. c. Performance management dan ukuran untuk peran yang tepat, yang juga telah didiskusikan dan disetujui oleh orang yang akan melaksanakannya. d. Sebuah rencana dan kumpulan tugas yang memungkinkan organisasi untuk berubah dari kondisi saat ini ke kondisi yang diperlukan. Hal ini termasuk pemahaman terhadap

27 33 kompetensi inti dan kemampuan orang pada saat ini dan di masa depan, pada level peran. Hal ini akan terlihat dalam analisa proses gap yang dibuat di awal untuk mengadakan rencana pelatihan yang sesuai untuk dikembangkan bagi masing-masing individu dan tim. e. Struktur organisasi baru berbasis proses untuk wilayah bisnis termasuk dalam proyek. Cara Gambar 2.7. People phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p182) Develop Phase Fase ini terdiri dari semua komponen untuk mengimplementasikan proses baru. Penting untuk dipahami bahwa fase ini tidak secara khusus berarti membangun teknologi informasi. Hal ini meliputi membangun semua infrastruktur untuk mendukung program people change management dan melakukan perubahan dalam mendukung orang yang melakukan

28 34 proses. Hal ini juga meliputi pelaksanaan test untuk software and hardware. Hasil Hasil pada fase ini meliputi: a. Gambaran solusi tingkat tinggi. b. Kebutuhan bisnis secara rinci. c. Dokumentasi software pilihan. d. Spesifikasi/desain software. e. Pembangunan/konfigurasi software f. Test dan hasil dari software. g. Spesifikasi hardware. h. Ketersediaan hardware. i. Test dan hasil dari hardware. j. Test dan hasil dari integrasi. Cara Gambar 2.8. Develop phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p203)

29 35 Implement Phase Fase ini adalah fase yang menentukan. Di mana seluruh aspek dalam proyek (pembangunan proses baru, pembangunan deskripsi peran baru, manajemen performa dan ukuran, dan pelatihan) dikerjakan. Rencana implementasi merupakan fase yang krusial, karena membuat perencanaan dengan memutar kembali dan mencari kemungkinan. Beberapa organisasi meyakini bahwa proyek BPM telah selesai setelah fase implementasi berjalan sukses, namun sebenarnya kedua fase terakhir adalah fase yang paling penting. Hasil Ketika fase ini telah selesai, organisasi mengharapkan untuk mencapai: a. Karyawan yang telah di-training dimotivasi b. Pengembangan atau proses baru yang berjalan dengan memuaskan, berdasarkan atas kebutuhan dan keinginan dari stakeholder, dan seperti yang digambarkan pada kasus bisnis.

30 36 Cara Gambar 2.9. Implement phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p219) Future Future membahas tentang pengaturan proyek untuk masa mendatang dan hal ini dapat dicapai melalui Realize Value dan Sustainable Performance Phase. Realize Value Phase Tujuan dari fase ini adalah untuk memastikan bahwa manfaat yang digambarkan dalam proyek bisnis dapat diwujudkan. Fase ini pada dasarnya terdiri dari penyampaian realisasi manfaat dari manajemen proses dan laporan. Jika manfaat tidak berhasil

31 37 direalisasikan, organisasi tidak diperkenankan untuk memberikan dana untuk melanjutkan proyek. Merupakan tugas dari pimpinan proyek, pemilik proyek, sponsor proyek dan bisnis untuk memastikan bahwa manfaat telah direalisasikan. Walaupun fase ini berada pada urutan kesembilan dalam framework, namun kenyataannya fase ini tidak memiliki keunikan, karena sebagian besar langkah-langkahnya telah dieksekusi pada fase sebelumnya. Hasil Ada beberapa hasil dan keluaran yang diharapkan oleh bisnis melalui fase ini, termasuk: a. Benefits summary plan b. Benefits milestone network matrix c. Benefits delivery matrix d. Benefits realization register Cara Gambar Realize value phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p231)

32 38 Sustainable Performance Phase Sebuah hal yang penting di mana tim proyek bekerja dalam bisnis untuk membangun struktur proses untuk memastikan bahwa kelancaran proses dan pengembangannya dapat bertahan. Pertimbangan investasi yang dibuat dalam proyek proses harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan tiap waktu. Organisasi harus memahami bahwa proses memiliki daur ulang dan akan membutuhkan pengembangan selanjutnya setelah target pengembangan proyek berhasil direalisasikan. Jika tidak demikian, maka seiring berjalannya waktu dan perubahan bisnis, organisasi akan menjalankan proses yang kurang optimal (efisien). Fase ini mengkonversi proyek menjadi operasional bisnis. Hasil Hasil yang akan disampaikan pada fase ini antara lain: a. Mekanisme (kumpulan langkah-langkah praktek) untuk mengelola proses bisnis dan mengidentifikasi dan merealisasikan kesempatan untuk mengembangkan proses. b. Mengelola dan mengembangkan proses.

33 39 Cara Gambar Sustainable performance phase steps. (Jeston dan Nelis, 2008, p244) Faktor Kesuksesan BPM Menurut Jeston dan Nelis (2008, p49), ada tiga faktor kesuksesan BPM antara lain: Proses. inovasi atau desain ulang bisnis proses harus dalam level yang baik yang menghubungkan strategi organisasi dengan tujuan proses, dan penerimaan yang baik dari proses di dalam organisasi. Orang. Saat organisasi bertumbuh secara matang dalam manajemen proses, dapat dipahami bahwa orang adalah kunci dari implementasi proses baru. Teknologi. Hal ini mengacu pada alat untuk mendukung proses dan orang dan yang dimaksud bukan hanya komponen atau aplikasi perangkat lunak BPM (walaupun hal ini termasuk di dalamnya).

34 Analisis SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). ([http 5]) Menurut Rangkuti (2006, p18), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenghts) dan peluang (Oppurtunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesess) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut analisis situasi yaitu model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan External Opportunities dan Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang

35 (Opportunities) dan ancaman (Threats) dengan faktor internal kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesess). 41 Gambar Analisis SWOT (Rangkuti, 2006, p19) Kuadran 1: Merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy). Kuadran 2: Perusahaan menghadapi berbagai ancaman, tetapi masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan

36 adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). 42 Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi berbagai kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik. Kuadran 4: Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal Rich Picture Rich picture adalah gambaran informal yang mempresentasikan pemahaman illustrator terhadap situasi yang ada. Rich picture memberikan deskripsi yang luas mengenai suatu situasi yang memungkinkan adanya interpretasi yang berbeda-beda. ([http 6])

37 Activity Based Costing Activity Based Costing adalah metode biaya yang pertama kali menentukan biaya untuk aktivitas dan kemudian menentukannya berdasarkan produk pada aktivitas yang mengkonsumsi produk. Manfaat ABC adalah: a. Menentukan harga pokok produk secara lebih akurat, terutama untuk menghilangkan adanya subsidi silang sehingga tidak ada lagi pembebanan harga pokok jenis tertentu terlalu tinggi (over costing) dan harga pokok jenis produk lain terlalu rendah (under costing). b. Memperbaiki pembuatan keputusan. Dengan menggunakan ABC tidak hanya menyajikan informasi yang lebih akurat mengenai biaya produk, tetapi juga memberikan informasi bagi manajer tentang aktivitas-aktivitas yang menyebabkan timbulnya biaya khususnya biaya tidak langsung, yang merupakan hal penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan baik mengenai produk maupun dalam mengelola aktivitas-aktivitas sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha. c. Mempertinggi pengendalian terhadap biaya overhead. Biaya overhead disebabkan oleh aktivitas-aktivitas yang terjadi di perusahaan. Sistem ABC memudahkan manajer dalam

38 mengendalikan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan biaya overhead tersebut. 44 Tahap-tahap dalam penerapan ABC adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas. Pengindentifikasian aktivitas-aktivitas menghendaki adanya daftar jenis-jenis pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan yang berkaitan dengan proses produksi. b. Membebankan biaya ke aktivitas-aktivitas. Setiap kali suatu aktivitas ditetapkan, maka biaya pelaksanaan aktivitas tersebut ditentukan. c. Menentukan activity driver. Langkah berikutnya adalah menentukan activity driver untuk masing-masing aktivitas yang merupakan faktor penyebab pengendali dari aktivitas-aktivitas tersebut. d. Menentukan tarif. Dalam menentukan tarif ini, total biaya dari setiap aktivitas dibagi dengan total activity driver yang digunakan untuk aktivitas tersebut. e. Membebankan biaya ke produk. Langkah selanjutnya adalah mengalikan tarif yang diperoleh untuk setiap aktivitas tersebut dengan aktivity driver yang dikonsumsi oleh tiap-tiap jenis produk yang diproduksi kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi untuk tiap produk. ([http 7])

39 Business Process Modeling Notation (BPMN) BPMN adalah suatu metodologi baru yang dikembangkan oleh Business Process Modeling Initiative sebagai suatu standard baru pada pemodelan proses bisnis, dan juga sebagai alat desain pada sistem yang kompleks seperti sistem e-business yang berbasis pesan (message-based). Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan notasi yang mudah digunakan dan bisa dimengerti oleh semua orang yang terlibat dalam bisnis, yang meliputi bisnis analis yang memodelkan proses bisnis, pengembang teknik yang membangun sistem yang melaksanakan bisnis, dan berbagai tingkatan manajemen yang harus dapat membacadan memahami proses diagram dengan cepat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan. ([http 8]) Root Cause Analysis Menurut Corcoran pada [http 9] Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja.

40 Kerangka Pikir Langkah-langkah berurut yang digunakan dalam metode BPM adalah : Gambar Kerangka pikir

41 Pada Organization Strategy Phase dilakukan beberapa langkah antara 47 lain mengidentifikasi visi, misi dan kapasitas ideal yang diharapkan perusahaan, membuat matrix SWOT, dan membuat bisnis model. Melalui fase ini akan dihasilkan dokumentasi organisasi (Visi, Misi, dan kapasitas ideal), matrix SWOT serta bisnis model (pelanggan, produk, kunci pembeda, sumber daya). Langkah-langkah yang dilakukan dalam Process Architecture Phase yaitu membuat proses model, membuat list end to end, dan membuat Orginazational Relationship Map. Pada fase kedua ini akan dihasilkan Organization Process View, daftar proses end to end, dan Organizational Relationship Map. Fase ketiga dalam Business Process Management adalah Launch Pad Phase yang terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut, mengidentifikasi ruang lingkup proyek, mengidentifikasi proses bisnis dengan metode Process Selection Matrix, dan menganalisa proses bisnis dengan metode Process Worth Matrix. Hasil yang diperoleh adalah Rich Picture proses berjalan, Process Selection Matrix (PSM) serta Process Worth Matrix (PWM). Fase selanjutnya adalah Understand Phase. Langkah-langkah yang terdapat pada fase ini yaitu membuat Root Cause Analysis, membuat ABC proses terpilih yang berjalan, dan membuat People Capability Matrix proses terpilih yang berjalan. Melalui fase ini akan dihasilkan gambaran untuk Innovate Phase, ukuran dokumentasi dari performa yang baik maupun yang kurang, dan membantu People Phase melalui People Capability Matrix. Yang dilakukan dalam Innovate Phase antara lain membuat ABC untuk proses baru, menentukan perbandingan waktu dan biaya untuk Current and

42 48 Future ABC. Hasil yang diperoleh dari fase ini yaitu ABC untuk proses baru yang diusulkan dan perbandingan waktu dan biaya untuk Current and Future ABC. Fase selanjutnya yaitu People Phase. Dalam fase ini terdapat langkalangkah yang terdiri dari pembuatan PCM untuk proses baru, menentukan gap PCM antara proses lama dengan proses baru, membuat Role Redesign dan membuat usulan struktur organisasi baru. Kemudian hasil yang diperoleh adalah PCM baru untuk area yang termasuk dalam proyek, Process Gap Analysis PCM, RASCI, dan usulan struktur organisasi baru. Fase terakhir yang dilakukan yaitu Develop Phase. Langkah yang dilakukan dalam fase ini antara lain menggambarkan proses bisnis baru dengan metode BPMN, menganalisa kebutuhan sistem ERP, dan menganalisa software ERP yang diusulkan. Yang dihasilkan dari fase ini yaitu gambaran lengkap atas proses bisnis baru, usulan sistem ERP yang sesuai dengan perusahaan, dan usulan solusi untuk kebutuhan yang tidak didukung sistem.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Teori Umum 2.1.1. Sistem Informasi Pengertian sistem informasi menurut O brien & Marakas (2010) adalah kombinasi dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,

Lebih terperinci

Christin Adelina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Helenna Priscilia Setiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan

Christin Adelina Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia. Helenna Priscilia Setiawan Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia dan PERENCANAAN STRATEGI SISTEM INFORMASI ENTERPRISE RESOURCES PLANNING (ERP) DENGAN METODE BUSINESS PROCESS MANAGEMENT (BPM) PADA PT ESTETIKA SE LARAS (DEPARTEMEN HUMAN RESOURCES DAN GENERAL AFFAIR) Christin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan bisnis merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Teknologi informasi memiliki peranan penting dalam menjalankan sebuah perusahaan. Teknologi

Lebih terperinci

BAB 1. sebagai alat pendukung dalam pengambilan keputusan dan juga sebagai alat

BAB 1. sebagai alat pendukung dalam pengambilan keputusan dan juga sebagai alat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu, teknologi informasi tidak hanya digunakan sebagai pendukung dalam aktivitas suatu perusahaan melainkan telah digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini, penulis membahas tentang teori - teori yang relevan yang digunakan dalam penyusunan karya ini. Teori-teori yang akan dibahas terkait dengan teori BPM, proses bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB 1 LATAR BELAKANG PENELITIAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, meningkatnya perusahaan yang bergerak di bidang baik barang maupun jasa dengan skala enterprise, khususnya dengan produk layanan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi sangat dibutuhkan bagi

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi sangat dibutuhkan bagi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi sangat dibutuhkan bagi semua manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari hari dimana teknologi tersebut berguna

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi dan sistem informasi merupakan faktor penting dalam proses globalisasi dan merupakan sebuah fenomena yang memberikan perubahan secara dramatis pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yen, H.R. & Chewn, S., Enterprise Resource Planning (ERP) muncul ketika peningkatan proses dan keakuratan informasi menjadi isu strategis yang penting. Penekanan

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard. BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Mega Cipta Mandiri didirikan pada tanggal 6 Februari 1996 di Jakarta. PT. Mega Cipta Mandiri bergerak pada bidang periklanan yaitu billboard. Banyak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Strategi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berdasarkan John Ward dan Joe Peppard (2002, hal 44), strategi sistem informasi adalah suatu kebutuhan organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengembangan Sistem Informasi adalah sesuatu yang penting untuk memenuhi kebutuhan pada suatu perusahaan, baik membuat ataupun menyesuaikan suatu sistem informasi yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi dan informasi pada era modern ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Penggunaan aplikasi tidak hanya tertuju pada kebutuhan unit bisnis tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP (Enterprise Resource Planning) merupakan sebuah konsep sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan seluruh area fungsi dalam sebuah perusahaan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Davis (1993, p467), perencanaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan menurut Davis (1993, p467), perencanaan 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Informasi Menurut Horngen dan Foster (1994, p8), perencanaan adalah memilih tujuan, memperkirakan hasil dari berbagai langkah alternatif dan kemudian memutuskan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sistem dan teknologi informasi berkembang sangat pesat dalam berbagai sisi kehidupan manusia. Melalui pemanfaatan sistem informasi, maka dimungkinkan penerapan

Lebih terperinci

Organisasi dan System Analyst

Organisasi dan System Analyst Organisasi dan System Analyst Organisasi Perusahaan Organisasi sebagai sistem yang dirancang untuk mencapai suatu target dan sasaran melalui orang, dan sumber daya yang tersedia. Organisasi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. proses bisnis yang berjalan dalam sebuah perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Bab ini berisi teori-teori dasar atau teori umum beserta sumber dan pengarangnya. Teori dasar berikut menjadi dasar dan panduan yang digunakan dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Adanya perbedaan suatu wilayah atau Negara, mengakibatkan timbulnya perbedaan dari segi sumber daya alam, iklim, struktur ekonomi dan letak geografis. Sehingga berdampak

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Strategi merupaka definisi dari kumpulan tindakan yang saling terintegrasi yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap awal, tahap visioning, tahap analysis, tahap direction, dan tahap recommendation. Tahap perencanaan STI

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang pesat dewasa ini, maka diperlukan adanya suatu infrastruktur teknologi informasi untuk mendukung proses bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teknologi informasi pada masa kini, telah menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi suatu perusahaan. Dengan adanya teknologi informasi, maka proses-proses yang ada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain

BAB II LANDASAN TEORI. semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi.

Lebih terperinci

BAB III Landasan Teori

BAB III Landasan Teori BAB III Landasan Teori 3.1 Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

Lebih terperinci

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis

Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis Pertemuan 3 Fungsi Bisnis dan Proses Bisnis KA2113 Enterprise Resource Planning Dasar Semester Ganjil 2014/2015 Disampaikan oleh: "Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI HUMAN RESOURCES MANAGEMENT YANG DIUSULKAN PADA PT SERTCO QUALITY

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI HUMAN RESOURCES MANAGEMENT YANG DIUSULKAN PADA PT SERTCO QUALITY 80 BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI HUMAN RESOURCES MANAGEMENT YANG DIUSULKAN PADA PT SERTCO QUALITY Berdasarkan teori yang telah dibahas pada bab sebelumnya,dan hasil survey yang telah dilakukan ke

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI) dan Sistem Informasi (SI) akan mengalami kegagalan dalam berbagai aspek. Dengan laju

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #5 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan teknik analisis arsitektur enterprise yang digunakan untuk dapat mengoptimalkan efektivitas proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Menurut Robbins dan Coulter dalam Tisnawatisule dan Saifullah (2005), perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penerapan tujuan organisasi, menentukan strategi

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Business Process Management 2.1.1 Sistem Menurut Rainer et al (2011, p2), sistem adalah sekumpulan komponen komponen yang bekerja sama dan berkolaborasi antara satu sama

Lebih terperinci

E-Marketing dalam E-Business

E-Marketing dalam E-Business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang e-marketing di dalam Dalam e-business terdapat E-Marketing dimana e-marketing juga berperan dalam penyusunan sistem e- business.berikut ini adalah beberapa definisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu inisiatif besar dalam proses transformasi yang dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan implementasi sistem Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan

Lebih terperinci

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto

THE DIRECTION PHASE. Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Titien S. Sukamto THE DIRECTION PHASE Fase ini merupakan waktu untuk mengembangkan arah dari SI organisasi, identifikasi dimana SI berada di masa depan untuk memenuhi kebutuhan bisnis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. Metodologi

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan studi kelayakan yang dimulai dari pengumpulan, analisa dan pengolahan data dengan menggunakan metode Information Economics pada rencana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satunya adalah penelitian yang melakukan analisa lingkungan internal dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian yang dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan kajian. Berikut ini adalah pemaparan secara singkat yang

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I

BAB I PENDAHULUAN I.I BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesat saat ini memiliki pengaruh yang besar bagi suatu perusahaan dalam menjalankan proses bisnis serta menentukan kecepatan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.2. Enterprise Arsitektur Arsitektur enterprise adalah sebuah pendekatan yang didirikan berdasarkan model dan manajemen holistik TI sebagai kerangka kerja untuk menunjukan penciptaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka.

BAB 1 PENDAHULUAN. industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dari waktu ke waktu pada seluruh bidang industri membutuhkan pembaharuan yang akan mendukung kegiatan mereka. Pembaharuan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) pada saat ini berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kegiatan usaha manusia dibidang bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada

BAB II LANDASAN TEORI. terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penjualan Menurut Ridwan Iskandar Sudayat, penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM

Gambar V.1.Tindak lanjut arsitektur informasi rantai pasok BBM BAB V TINDAK LANJUT UNTUK ARSITEKTUR INFORMASI Tindak lanjut untuk arsitektur informasi BBM memberikan langkah berikutnya setelah dihasilkan rancangan arsitektur informasi rantai pasok BBM. Tindak lanjut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129).

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi. dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002, p129). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa yang akan datang (Sukarno, 2002,

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari

Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari PENGEMBANGAN SISTEM Disusun Oleh : Dr. Lily Wulandari LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SISTEM Kebutuhan Pengembangan g Sistem Terstruktur Proses Konstruksi Sistem 1. Mengidentifikasi masalah besar TI untuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA

ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA ANALISIS INVESTASI IMPLEMENTASI APLIKASI SAP MODUL SALES DISTRIBUTION DENGAN PENDEKATAN INFORMATION ECONOMIC STUDI KASUS PT EXCELCOMINDO PRATAMA SKRIPSI Oleh Vina Anggrainy 1100055890 Widi Pratama 1100056571

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Telkom yang cikal bakal pembentukannya berasal dari Sekolah Tinggi Teknologi Telkom (STT Telkom) telah membuktikan kehandalannya dalam melahirkan tenaga

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana: LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah nilai bobot antara - dimana: Tidak berhubungan sama sekali. Sangat sedikit hubungannya. Sedikit hubungannya Cukup berhubungan. Memiliki

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Dalam mengembangkan blueprint Sistem Informasi penerapan SNP di Sekolah Menengah Atas, keseluruhan proses yang dilalui harus melalui beberapa tahapan.

Lebih terperinci

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE

I. SISTEM BISNIS ENTERPRISE Manajemen & SIM 2 Bisnis Elektronik Hal. 1 SISTEM BISNIS ELEKTRONIK Definisi Bisnis Elektronik Saat ini dunia perdagangan tidak lagi dibatasi dengan ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang tinggi menuntut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Proses penelitian untuk menerapkan Standar Nasional Pendidikan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Parigi dapat dilihat melalui kerangka penelitian pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dewasa ini, memberikan dampak yang sangat signifikan bagi dunia bisnis, dimana semakin banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan di masa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, teknologi informasi serta persaingan yang kompetitif menjadi pilihan bagi perusahaan untuk mampu bertahan dan konsisten dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN 2.1 Harga Pokok Produksi 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagian keuangan merupakan bagian yang memegang peranan sangat penting dalam suatu perusahaan, bagian ini merupakan suatu garis hidup dari suatu bisnis atau usaha.

Lebih terperinci

Developing an Enterprise Architecture Management Plan

Developing an Enterprise Architecture Management Plan Developing an Enterprise Architecture Management Plan Learning Objectives LOGO Memahami tujuan dari rencana pengelolaan EA Melihat format contoh untuk rencana pengelolaan EA Memahami jenis konten yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA Yoppy Mirza Maulana 1) dan Febriliyan Samopa ) 1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Berpikir Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk menjawab pertanyaan Apakah Strategi TI Bank Indonesia sudah sesuai dan sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE Petunjuk: Berilah skor antara dimana: Tidak berhubungan sama sekali Sangat sedikit hubungannya Sedikit berhubungan Cukup berhubungan Memiliki hubungan

Lebih terperinci

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM)

KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) KERANGKA KENDALI MANAJEMEN (KENDALI UMUM) N. Tri Suswanto Saptadi POKOK PEMBAHASAN 1.Kendali Manajemen Atas 2.Kendali Manajemen Pengembangan Sistem 3.Kendali Manajemen Pemrograman 4.Kendali Manajemen Sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis STI Cassidy (2006:41) mendefinisikan perencanaan adalah suatu proses penetapan tujuan organisasi/perusahaan, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Konsep Strategis Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dan dalam perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ERP merupakan salah satu cara untuk mengintegrasikan aspek-aspek yang ada dalam perusahaan. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p.11) Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci