II TINJAUAN PUSTAKA. Ekonomi Nasional. (Ringkasan Eksekutif). [24 Maret 2011]
|
|
- Irwan Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Perkembangan Bisnis Waralaba Restoran Mie Perkembangan bisnis waralaba (franchise) di Indonesia termasuk sangat prospektif karena potensi pasarnya sangat besar. Hal tersebut dilihat dari (1) besarnya jumlah penduduk Indonesia yang pada tahun 2010 telah mencapai 238 juta jiwa dengan pendapatan perkapita mencapai 3000 dollar AS pada akhir tahun, (2) Kondisi perekonomian secara makro di Indonesia juga tergolong baik dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2010 mencapai enam persen dan pada tahun 2011 diperkirakan dapat tumbuh 6-6,5 persen, dan (3) Cadangan devisa Indonesia pada tahun 2010 mencapai 93 miliar dollar AS dan tahun 2011 diperkirakan dapat mencapai 100 miliar dolar AS 2. Menurut Hariyani dan Serfianto (2011), omzet waralaba di Indonesia dari tahun 2007 hingga 2010 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 total omzet waralaba di Indonesia telah mencapai angka Rp. 81 triliun dan terus meningkat sebanyak 15 persen pada tahun 2008 menjadi Rp. 93 triliun. Pada tahun 2009, omzet waralaba meningkat sebanyak lima persen menjadi Rp 95 triliun. Hingga akhir tahun 2010, omzet waralaba di Indonesia baik lokal maupun asing yang berbentuk franchise dan business opportunity diperkirakan mencapai Rp 114,64 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan naik sebanyak 20 persen dibandingkan perolehan tahun Saat ini jumlah waralaba di Indonesia mencapai perusahaan yang omzetnya sebanyak 60 persen dikuasai waralaba lokal sedangkan 40 persen dikuasai oleh waralaba asing 3. Peningkatan omzet waralaba di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 5. 2 Laporan Keuangan BI Memperkuat Ketahanan, Mendorong Momentum Pemulihan Ekonomi Nasional. (Ringkasan Eksekutif). [24 Maret 2011] 3 Dharmadi W Pertumbuhan Omzet Waralaba diperkirakan Rp 15 Triliun tahun Berita Kota Kategori Ekonomi. [25 Maret 2011] 8
2 Tabel 5. Data Perkembangan Omzet Bisnis Waralaba di Indonesia pada Tahun No Tahun Omzet Waralaba (Rp triliun) Persentase (%) , , , ,64 * 20 * Sumber : Asosiasi Franchise Inodesia (AFI), 2010 dalam Hariyani dan Serfianto (2011) Jaringan waralaba (franchisee) Indonesia saat ini masih didominasi oleh bisnis waralaba produk makanan dan minuman dalam bentuk usaha restoran. Hal ini karena makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi. Selain itu mengkonsumsi makanan dan minuman lebih dijadikan sebagai gaya hidup masyarakat. Adanya perubahan gaya hidup masyarakat tersebut menuntut sebuah restoran untuk menyediakan fasilitas yang lebih baik dengan menyajikan makanan yang enak, kenyamanan tempat dan suasana restoran yang menarik. Makan di restoran juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk berkumpul, bersosialisasi, acara-acara rapat dan pertemuan. Menurut Soekresno (2001), restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan produknya berupa makanan dan minuman. Jenis pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran memiliki pilihan makanan yang beragam sehingga konsumen dapat leluasa memilih dan menikmati sesuai dengan yang dikehendakinya. Restoran dalam pengertian luas adalah menyajikan aneka makanan lengkap mulai dari pembuka, makanan utama dan pencuci mulut dengan fasilitas tempat yang nyaman. Menurut Fardiaz (1994), restoran termasuk dalam kategori usaha jasa boga. Walaupun prosesnya terkait dengan produk fisik namun kinerjanya pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Kotler (1981), mendefinisikan bahwa restoran terkait dengan orang, bukti fisik dan proses karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan dan motivasi pegawai dapat membuat perbedaan yang besar dalam 9
3 kepuasan pelanggan. Bisnis restoran dapat dikatakan bisnis yang unik karena menggabungkan antara penjualan produk berupa makanan dan minuman dengan usaha yang memberikan pelayanan jasa kepada konsumennya. Menurut Bartono dan Novianto (2005), restoran yang merupakan penyedia produk makanan dan minuman serta jasa pelayanan memiliki beberapa peranan antara lain : (1) sebagai petunjuk bahwa bisnis di wilayah tersebut berkembang baik, karena restoran memerlukan hasil pertanian dan peternakan yang menjadi pelaku dalam perputaran uang bank dan potensial untuk jasa-jasa perbankan; (2) sebagai penampung tenaga kerja setempat; (3) sebagai sarana penunjang pariwisata; (4) berperan sebagai promosi daerah ke luar negeri karena wisatawan asing dapat menginformasikan kepada rekanannya; dan (5) sebagai tempat rapatrapat dan ajang pertemuan penting. Usaha restoran terbagi ke dalam beberapa jenis yang disesuaikan dengan target pasar sasaran, tujuan utamanya, lokasi, dekorasi tempat serta jenis menu dan makanan yang disediakan. Terdapat 10 jenis restoran menurut Soekresno (2001) yang terdapat saat ini antara lain : 1. Family Conventional Restoran ini menawarkan pelayanan dan dekorasi yang sederhana. Prioritas utama adalah dengan menyediakan makanan dan minuman yang enak dengan harga yang standar serta menyediakan suasana lokasi yang nyaman. 2. Fast Food Restoran ini memfokuskan pada kecepatan penyajiannya. Pemesanan makanan dan minuman akan tersedia dengan cepat sesuai permintaan konsumen. Namun variasi menunya relatif terbatas dengan harga yang relatif murah. Dekorasi tempat restoran ini dibuat dengan warna cerah dan pencahayaannya cukup terang dengan tujuan untuk berusaha menguatkan selera makan. Restoran Fast Food ini lebih mengutamakan banyaknya pelanggan dari pada wisatawan yang berkunjung waktu tertentu. Sehingga penerimaan keuntungan terbesar di restoran ini adalah dari pelangganya. 3. Speciality Restaurants 10
4 Restauran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas dan menarik perhatian konsumen. Harga makanan yang dijual pada restauran ini relatif mahal dan lokasinya berjauhan dari keramaian karena tujuan utamanya adalah para wisatawan, kegiatan rapat bisnis dan keluarga yang membutuhkan suasana yang nyaman serta unik. 4. Cafetaria Restoran ini menyajikan variasi menu yang terbatas, harga yang murah dan selalu melakukan penggantian dalam penyajian menu makanannya setiap hari. Menu yang disediakan adalah menu makanan yang biasa terdapat didalam rumah (menu keluarga). Lokasi restoran terlihat jelas dari tempat keramaian seperti di tempat pusat perbelanjaan, perkantoran, sekitar sekolahan dan pabrik-pabrik. 5. Coffee Shop Ciri khas dari restoran ini adalah posisi tempat duduknya mudah untuk dapat dipindahkan sehingga terkesan tidak formal. Pelayanan pesanan makanan yang cepat menjadi daya tarik restoran ini. Menu utama restoran ini adalah coffee break yang berlokasikan di sekitar gedung perkantoran, pabrik-pabrik dan pusat perbelanjaan. 6. Gaurmet Restoran ini merupakan restoran yang berkelas atas yang ditujukan untuk konsumen yang menuntut standar penyajian yang tinggi dan bergengsi. Suasana lokasinya sangat nyaman dengan dekorasi tempat yang sangat berseni. Target pasar yang dicapai restoran ini adalah kalangan atas dengan standar prestise yang tinggi. 7. Ethnic Restoran ini dicirikan dengan menyajikan menu makanan yang berasal dari daerah tertentu yang spesifik. Memiliki seragam pakaian yang disesuaikan dengan asal daerah yang disediakan. Selain itu lokasi dan dekorasi ruangannya sangat mencerminkan khas dari daerah tertentu. 8. Snack Bar 11
5 Restoran ini banyak menawarkan jajanan makanan daerah dan makanan ringan. Dekorasi tempatnya sederhana yang disesuaikan dengan jumlah pengunjungnya. Prioritas restoran ini adalah untuk pesanan (take out). 9. Buffet Restoran ini menyediakan minuman berupa wine, linquor dan bir yang dapat dipesan dengan khusus. Makanan tersedia bersamaan dengan minumannya sehingga ciri utama restoran buffet ini adalah berlaku satu harga (paket). Penampilan makanan merupakan peranan penting untuk dijadikan sarana promosi pada restoran ini. 10. Drive In Drive Thru Or Parking Restoran ini melayani pembelian pesan antar hingga sampai ke pelanggan. Pelayanan makanannya dilakukan dengan membuat kemasan yang menarik, praktis dan kecepatan pengirimannya. Restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor termasuk dalam kategori restoran cafeteria karena menu yang disajikan oleh restoran Mie Jogja terbatas dan merupakan menu yang sering ditemukan didalam rumah (keluarga). Menu yang ditawarkan berupa aneka olahan mie, nasi goreng dan ayam penyet Surabaya. Selain menu, lokasi restoran Mie Jogja terlihat jelas keberadaannya di keramaian kota. Pemilihan lokasi dikeramaian tersebut bertujuan juga sebagai media promosi. Restoran waralaba Mie Jogja menyajikan menu mie dengan aneka olahan bercita rasa khas dari daerah Jogjakarta. Mie yang disajikan merupakan mie olahan sendiri yang dilengkapi dengan pilihan rasa daging ayam atau sapi. Aneka olahan mie ini disajikan dalam bentuk menu yang berupa mie godhok, mie goreng dan bihun godhok. Mie pertama kali dibuat pada masa Dinasti Han pada 1900 tahun lalu. Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie pada masa itu terdiri dari dua jenis padi - padian asli Cina yang telah dibudidayakan sekitar 7000 tahun lalu 4. Bahan pembuatan mie pada Dinasti Han tersebut membedakan dengan mie yang dibuat pada masa kini. Mie yang ada saat ini menggunakan bahan baku gandum sebagai bahan utama. 12
6 Mie merupakan produk olahan tepung terigu. Menurut Khomsan, dkk (2003), diantara berbagai produk turunan terigu peranan mie dalam pola konsumsi pangan masyarakat Indonesia lebih tinggi. Gandum atau terigu dan produk olahannya seperti mie mempunyai tingkat partisipasi konsumsi terus meningkat dan lebih tinggi dari tingkat partisipasi konsumsi jagung serta ubi kayu. Menurut Sajdad (2007), mie memiliki fungsi yang sama dengan nasi yaitu sebagai sumber karbohidrat dan energi. Walaupun banyak masyarakat yang masih memegang 4 alternatif Semangkuk gaplek singkong Mie Redakan dan Perang. beras jagung atau yang lebih sedikit lagi sagu dan [1April 2011] ubi jalar, namun kenyataannya dimasa depan tepung terigu untuk membuat mie dan roti kue lebih aditif dan adoptif dari pada pangan lokal. Menurut Astawan (2002), terdapat beberapa jenis mie yang banyak dijumpai di pasaran antara lain : 1. Mie Segar (Raw Chinesse Noodle) Mie jenis ini tidak memiliki tamabahan setelah tahap pemotongan dan mengandung air sekitar 35 persen. Kandungan air yang cukup tinggi menyebabkan mie jenis ini mudah rusak. Penyimpanan dalam lemari es dapat mempertahankan kesegaran mie sampai dengan 60 jam. Mie segar umumnya digunakan sebagai bahan baku pembuatan mie ayam. 2. Mie Basah (Wet Noodle) Mie basah ini mengalami proses perebusan setelah tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar air dalam mie basah mencapai 52 persen. Kadar air yang sangat tinggi mengakibatkan daya simpannya relatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Mie basah ini dikenal dengan nama mie bakso atau mie kuning. 3. Mie Kering (Dry Noodle) Mie kering adalah mie yang telah mengalami proses pengeringan sehingga kadar airnya mencapai 8 10 persen. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran dibawah sinar matahari atau dengan oven. Kandungan air yang rendah membuat mie jenis ini mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan mudah dalam penanganannya. 4. Mie Instan (Instant Noodle) 13
7 Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No dalam Astawan (2002), mendifinisikan mie instan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan tambahan bahan makanan lain dan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lima empat menit dan memiliki kadar air lima persen. Mie yang disediakan oleh restoran Mie Jogja dikenal dengan mie godhok dan mie goreng. Bahan baku mie yang digunakan untuk membuat olahan mie tersebut termasuk dalam jenis mie basah. Pembuatan mie basah dilakukan sendiri oleh restoran Mie Jogja untuk menghasilkan kualitas yang baik Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi Aktivitas promosi yang dilakukan oleh restoran Mie Jogja Cabang Bogor penting untuk dievaluasi. Evaluasi aktivitas promosi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan penilaian konsumen terhadap aktivitas promosi yang dilakukan perusahaan saat ini. Karakteristik responden yang diidentifikasi oleh Sisilia (2010) dan Subangkit (2009) dalam mengevaluasi aktivitas promosi meliputi jenis kelamin, lokasi tempat tinggal, status pernikahan, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, rata-rata pendapat per bulan, cara mengetahui produk dan rata-rata pengeluaran responden untuk membeli produk. Teknik evaluasi aktivitas promosi yang terdapat dalam penelitian Sisilia (2010) dan Subangkit (2009) adalah menggunakan kuisioner yang memanfaatkan skala pengukuran berupa skala Likert dengan skor 1-5 yang menunjukkan penilaian sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan tidak sangat setuju. Analisis tersebut dilakukan dengan menganalisis sebanyak 30 responden yang merupakan konsumen atau pelanggan produk perusahaan. Analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif. Hasil dari evaluasi aktivitas promosi ini diharapkan dapat mendukung upaya rekomendasi prioritas alternatif strategi promosi yang tepat bagi perusahaan Faktor Faktor yang Menentukan Alternatif Strategi Promosi 14
8 Subangkit (2009), Syafriani (2009), Simorangkir (2009) dan Rentiana (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa faktor yang menentukan prioritas alternatif strategi promosi adalah: (1) tujuan promosi; (2) dana/anggaran; (3) karakteristik produk; (4) karakteristik pasar; dan (5) pelanggan/konsumen. Sisilia (2010) menambahkan faktor lain yang dapat dijadikan prioritas alternatif strategi promosi yaitu: (1) perusahaan; (2) perusahaan pesaing; (3) distribusi; (4) lembaga pendukung. (5) manajemen produksi; dan (6) sumberdaya manusia. Selain itu, faktor daur hidup produk dan pesaing juga dapat berpengaruh terhadap penentuan strategi promosi (Rentiana (2009), Subangkit (2009) dan Syavriani (2009)). Menurut Rentiana (2009), Subangkit (2009) dan Syavriani (2009), faktor karakteristik produk merupakan prioritas pertama karena perusahaan cenderung mengandalkan kualitas produk untuk menarik minat konsumen sasarannya. Simorangkir (2009), menetapkan bahwa faktor dana sebagai prioritas pertama karena dana yang tersedia sangat terbatas, sehingga merupakan kendala bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan promosinya. Sedangkan Sisilia (2010), memasukkan faktor pelanggan/konsumen sebagai prioritas pertama karena sasaran kegiatan promosinya ditujukan kepada konsumen untuk mempertahankan loyalitasnya. Dalam penentuan prioritas strategi promosi restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya antara lain: (1) meningkatkan image positif restoran; (2) meningkatkan penjualan; (3) memberi informasi produk; (4) memperluas pangsa pasar; dan (5) menghadapi pesaing. Pengidentifikasian tersebut berdasarkan analisis dari perumusan faktor internal dan eksternal di restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor Alternatif Strategi Promosi Simorangkir (2009) dan Sisilia (2010) menggunakan beberapa alternatif strategi (bauran) promosi yang diperlukan oleh perusahaan antara lain : (1) periklanan; (2) promosi penjualan; (3) pemasaran langsung; (4) penjualan pribadi; dan (5) hubungan masyarakat (humas). Hasil penelitian Subangkit (2009), Syavriani (2009) dan Rentiana (2009), menyatakan bahwa alternatif strategi promosi yang digunakan adalah periklanan dan promosi penjualan karena 15
9 disesuaikan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan alternatif strategi promosi pada perusahaan yang diteliti. Sisilia (2010), menyatakan bahwa fokus promosi penjualan dipilih menjadi prioritas pertama karena bauran promosi ini dinilai memberikan dampak positif dalam peningkatan penjualan produk Asambugar, terutama dengan keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh DH Organik. Hal ini menunjukkan bahwa DH Organik memanfaatkan promosi penjualan dalam mayoritas aktivitas promosinya. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh DH Organik saat ini adalah mengemas produk Asambugar dalam dua ukuran kemasan produk yaitu kemasan unit kecil dan kemasan jumbo atau ganda. Simorangkir (2009), juga menyatakan bahwa promosi penjualan (sales promotion) menjadi prioritas pertama dalam strategi promosi produk Curma yang dipilih PT Biofarmaka Indonesia. Kegiatan promosi penjualan seperti pemberian potongan harga pembelian (discount) untuk pembelian tertentu dapat menarik perhatian konsumen dan mitra usaha untuk melakukan pembelian. Promosi penjualan ini bertujuan untuk membujuk konsumen melakukan pembelian pada saat itu juga dalam jumlah besar. Promosi penjualan dilakukan dengan memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan dan pekan raya untuk menarik konsumen melakukan pembelian saat itu juga. Rentiana (2009) menyatakan bahwa alternatif yang tepat bagi UD Kalimosodo adalah periklanan. Bentuk periklanan yang telah dilakukan oleh UD Kalimosodo adalah iklan di media cetak maupun media elektronik. Tujuan pemasangan iklan tersebut untuk menjangkau konsumen semakin luas sehingga pangsa pasar akan semakin besar. Selain itu, memberikan informasi dan meningkatkan keberadaan produk cuka apel semakin kuat dibenak konsumen. Penelitian Syavriani (2009), juga menyatakan bahwa alternatif strategi yang utama di restoran Gurih 7 menitikberatkan pada periklanan. Periklanan membawa pengaruh yang besar bagi restoran Gurih 7 dilihat dari banyaknya pengunjung yang datang. Selain itu, ditujukan untuk menginformasikan menu-menu baru dan keunggulan yang dimiliki restoran Gurih 7. 16
10 Subangkit (2009), menyatakan bahwa strategi promosi produk Natural Handmade Soap yang menjadi prioritas utama adalah penjualan pribadi (personal selling). Kegiatan promosi melalui personal selling dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan dapat lebih mengenal pelanggan secara langsung, sehingga berdampak pada terkumpulnya informasi motif pembelian dan keinginan konsumen. Dengan demikian, hal ini memungkinkan feedback langsung dari konsumen dalam bentuk pertanyaan dan memberikan informasi yang kompleks mengenai karakteristik produk Alat Analisis yang Sesuai untuk Merumuskan dan Menganalisis Alternatif Strategi Promosi Perumusan dan analisis alternatif strategi promosi yang sesuai bagi perusahaan dilakukan dengan menggunakan alat analisis berupa Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dipilih dengan pertimbangan mampu mengatasi permasalahan yang kompleks, melalui pengukuran skor secara kuantitatif. Skor tersebut didapatkan berdasarkan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) antarfaktor yang digunakan untuk mendapatkan tingkat kepentingan relatif pada tiap faktor. Skor perbandingan berpasangan ini menggunakan skala Likert. Penggunaan alat analisis PHA ini terdapat dalam penelitian Subangkit (2009), Syavriani (2009), Simorangkir (2009), Rentiana (2009) dan Sisilia (2010) Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Terdahulu Keunggulan penelitian Sisilia (2010) dan Subangkit (2009), adalah menjelaskan dan menganalisis setiap bauran promosi yang terkait dengan permasalahan di perusahaan. Selain itu, mengevaluasi aktivitas-aktivitas promosi yang dapat mempengaruhi penentuan alternatif strategi promosinya. Penelitian Simorangkir (2009), Subangkit (2009), Rentiana (2009) dan Syavriani (2009), menyatakan faktor-faktor yang dipertimbangkan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan karena berbentuk strategi promosi yang aplikatif. Kelemahan penelitian Sisilia (2010) adalah identifikasi faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam merumuskan alternatif strategi promosi belum 17
11 menjelaskan dasar alasannya yang dapat menyebabkan hasil alternatif strategi promosinya dapat menjadi bias. Sebaiknya, peneliti menjelaskan bahwa identifikasi faktor-faktor tersebut berdasarkan analisa kondisi faktor internal dan eksternal perusahaan. Penelitian Simorangkir (2009), tidak menjelaskan strategi bauran pemasaran selain promosi, sehingga informasinya tidak berhubungan dengan permasalahan penelitian. Penelitian Subangkit (2009), tidak menjelaskan teori perilaku konsumen dalam kerangka pemikiran teoritis, sedangkan pembahasan evaluasi aktivitas promosi membutuhkan teori tersebut; dan ruang lingkup penelitian dalam bab pendahuluan tidak dibahas padahal pada umumnya setiap penelitian memiliki keterbatasan tertentu. Penelitian Syavriani (2009), menyatakan bahwa dalam evaluasi kegiatan promosi penjualan peneliti menyebutkan adanya pemberian voucher kepada konsumen yang membeli lebih dari 200 ribu rupiah untuk dapat ditukarkan kembali, namun peneliti tidak menjelaskan voucher yang dimaksud seperti apa. Penelitian yang akan dilakukan di restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor berkaitan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Subangkit (2009), Syavriani (2009), Simorangkir (2009), Rentiana (2009) dan Sisilia (2010). Kaitan tersebut berupa perumusan alternatif strategi (bauran) promosi dengan menggunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik (PHA) atau Analytic Hierarchy Process (AHP) yang tepat untuk dijalankan oleh restoran waralaba Mie Jogja Cabang Bogor. Namun, yang membedakan dari penelitian sebelumnya adalah objek atau perusahaannya. Dalam hal ini adalah salah satu restoran waralaba yang terdapat di Kota Bogor. 18
STRATEGI PROMOSI RESTORAN WARALABA MIE JOGJA CABANG BOGOR
STRATEGI PROMOSI RESTORAN WARALABA MIE JOGJA CABANG BOGOR SKRIPSI IRFAN AFANDI H34096047 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 RINGKASAN IRFAN AFANDI.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Evaluasi Aktivitas Promosi
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mengenai perumusan dan penetapan strategi promosi dilakukan oleh Simorangkir (2009) yang meneliti strategi promosi produk
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Restoran Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran 2.2 Jenis Restoran
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran Restoran berasal dari bahasa Prancis yaitu restaurer. Kemudian kata tersebut di serap ke dalam bahasa Inggris menjadi restaurant yang berarti memulihkan atau
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Restoran Menurut SK Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/MPPT-85, restoran adalah salah satu jenis usaha dibidang jasa pangan yang bertempat disebagian
Lebih terperinciKarakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Pendidikan 4. Pekerjaan 5. Pendapatan 6. Etnis
KERANGKA PEMIKIRAN Rumah Makan Wong Solo merupakan salah satu restoran waralaba lokal yang memiliki peluang pasar yang baik dan sudah cukup dikenal oleh masyarakat pada umumnya. Saat ini Rumah Makan Wong
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di restoran Mie Jogja Pak Karso dan Ayam Penyet Surabaya di jalan Padjajaran No. 28 B Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembentukan energi dan untuk proses metabolisme dalam tubuh. Mengkonsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok dan kebutuhan yang paling mendasar untuk kehidupan setiap makhluk hidup. Makanan diperlukan untuk pembentukan energi dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Efisiensi Menurut Sedarmayanti (2001 : 23), pengertian efisiensi kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan
Lebih terperinciBAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN
BAB VII PERUMUSAN STRATEGI UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN KONSUMEN Berdasarkan hasil data dan mengenai karakteristik konsumen, analisis tingkat kepuasan konsumen terhadap mutu atribut dan pelayanan, maka
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni
Lebih terperinciTabel 1. Data produksi dan konsumsi beras tahun (dalam ton Tahun Kebutuhan Produksi Tersedia Defisit (impor)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat bukan cuma memberikan daya saing jangka panjang bagi perusahaan. Merek juga memberikan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan primer setiap manusia untuk mempertahankan hidupnya. Makanan selalu dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi setiap hari, sehingga sebagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jajanan pasar Indonesia yang ada di tanah air kita merupakan ciri khas budaya beraneka ragam Jajanan Pasar merupakan kue tradisional beserta modifikasinya,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken. banyak membidik target pasarnya kalangan keluarga.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di kota-kota besar di Indonesia semakin banyak kita jumpai restoran cepat saji yang bermerek asing, seperti McDonald, Kentucky Fried Chicken (KFC), Texas Chicken,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
6 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah proses sosial yang bertumpu pada pemenuhan kebutuhan individu dan kelompok dengan menciptakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri kepariwisataan bergerak begitu cepat, oleh karena itu banyak investor yang merasa perlu untuk berinvestasi di industri tersebut, salah
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA. 24 april 2011 Loc.cit Loc.cit
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Bisnis Mie Mie merupakan makanan populer di kalangan penduduk Asia khususnya Asia Timur dan Asia Tenggara. Penemuan bersejarah oleh Dr. Houyuan Lu dari lembaga geologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perekonomian di Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,02 persen, yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal. Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Lingkungan Eksternal Terigu adalah salah satu bahan pangan yang banyak dibutuhkan oleh konsumen rumah tangga dan industri makanan di Indonesia. Tepung terigu banyak digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi manusia. Pangan menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 tahun 2012 bahwa pangan adalah segala sesuatu yang
Lebih terperinciKabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Semakin berkembangnya dunia bisnis di Indonesia maka semakin besar pula persaingan di dunia bisnis antar pengusaha. Sebuah usaha terjadinya persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk dengan kesamaan karakter
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lebih dari 220 juta penduduk dengan kesamaan karakter yang bisa dijadikan patokan bagi para pengusaha untuk menjalankan strategi marketing. Konsumen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah pangan yang perlu disediakan untuk dikonsumsi. Selain itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang jumlah penduduknya setiap tahun mengalami peningkatan. Banyaknya jumlah penduduk ini juga mengakibatkan banyaknya jumlah pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat menciptakan nilai tambah barang atau jasa sebagai
Lebih terperinci(Diferentiated Marketing)
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, maka kehadiran makanan siap saji semakin memanjakan konsumen dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pola konsumsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri daging olahan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang peternakan. Pada tahun 2009, industri pengolahan daging di dalam negeri mengalami pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting, mengingat pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri pariwisata yang besar peranannya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo yang tepatnya berada di Jln. MT Hariyono No. 196 depan Bank sulut Kota
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Café Double dipps dirikan pada tanggal 11 juli 2011 dibawah kepemilikian ibu Lisye Irawati, Café Double dipps merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi mendorong persaingan dalam dunia bisnis. Pebisnis pun dituntut untuk berlomba dengan waktu. Maka dari itu orang-orang pun menyukai segala sesuatu
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan
Lebih terperinciGambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep makanan siap saji (fast food) dan restoran atau rumah makan. Hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha dalam bidang kuliner di Indonesia telah berkembang dengan pesat. Baik usaha baru, usaha yang sudah ada kemudian melakukan ekspansi, maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jakarta adalah ibukota dan pusat kebudayaan, yang berlatar belakang berbagai macam adat dan kebudayaan dengan nilai eksotis tinggi. Kota Jakarta memiliki peninggalan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia tergolong sangat prospektif karena potensi pasarnya sangat besar dan tergolong pesat yang melibatkan banyak pengusaha lokal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang dinilai dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perusahaan atau bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang dinilai dari keberhasilan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar belakang Di Indonesia, kopi menjadi komoditas perkebunan yang sangat digemari oleh penduduk. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan konsumsi kopi di Indonesia secara keseluruhan.
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wikipedia merupakan istilah umum untuk menyebut usaha yang menyajikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arti dari rumah makan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indon esia) adalah kedai tempat makan (menjual makanan). Rumah makan menurut Wikipedia merupakan istilah umum
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN & SARAN
BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6. Kesimpulan berikut: Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai. Faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen dalam pemilihan restaurant
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar tetapi perusahaan kecil atau perusahaan pemula juga menerapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan bisnis yang baru bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai kecenderungan terus meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Faktanya didasarkan pada kenyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepariwisataan di Indonesia telah tumbuh dan berkembang menjadi sumber penghasilan devisa Negara dan menjadi penunjang perkembangan pembangunan Negara. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Perkembangan pariwisata di dunia sudah sangat maju dan terus dikembangkan karena memiliki peran yang besar dalam kegiatan perekonomian masyarakat suatu Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Beberapa tahun ini bisnis di bidang usaha makanan mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan besarnya kebutuhan masyarakat akan makanan sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demi merebut perhatian konsumen dan minat beli konsumen. Salah satunya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya bisnis cake & bakery membuat terjadinya persaingan yang kuat demi merebut perhatian konsumen dan minat beli konsumen. Salah satunya di kota Bukittinggi, Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan nilai tambah yang lebih agar mampu memenuhi kebutuhan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat usaha kecil menengah menjadi wahana yang baik untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif karena proses
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN
LAPORAN AKHIR ANALISIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI BERBASIS PANGAN LOKAL DALAM MENINGKATKAN KEANEKARAGAMAN PANGAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN Oleh : Bambang Sayaka Mewa Ariani Masdjidin Siregar Herman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga banyak diminati pasaran masyarakat era globalisasi. Gaya hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejauh ini bisnis kuliner banyak diminati pelaku bisnis di Indonesia karena bisnis yang bergerak di bidang kuliner ini termasuk bisnis dengan profit yang besar dan juga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini, masyarakat Indonesia sudah mulai terpengaruh dan mengadaptasi gaya hidup orang asing yang dikenal dengan istilah westernisasi, mulai dari gaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perusahaan GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017. Ganesha Mocktail Cafe yang berdiri sejak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan telah berkembang menjadi industri besar yang memiki peran strategis dalam pembangunan Kota Bandung. Posisi Kota Bandung sebagai pusat bisnis, pemerintahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Restoran Ayam Goreng Fatmawati Restoran Ayam Goreng Fatmawati pertama kali didirikan pada tahun 1986 di Jl. Sawojajar, Bogor oleh ibu Hj. Fatmawati.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013
Ina Kristiani, 2013 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Waroeng Taman Waroeng Taman berdiri pada tanggal 5 Mei 2001. Waroeng Taman merupakan jenis usaha perorangan dengan nama pemilik Ibu Dwi Jayanti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era pemasaran moderen saat ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi semakin banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di Indonesia tentunya bukanlah hal yang baru lagi bagi masyarakat di negara ini. Melimpahnya kekayaan alam yang
Lebih terperinciAnalisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah Perusahaan Restoran Karimata merupakan usaha perseorangan yang didirikan oleh Bapak Agung Eko Widodo pada tanggal 22 Desember 2008. Restoran ini pertama kali didirikan
Lebih terperinciBAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan zaman diberbagai bidang, berdampak pada semakin kompleksnya kebutuhan akan barang dan jasa. Hal inilah yang mendorong tumbuhnya
Lebih terperinciDATA COLLECTION. : Eko Bagus Setiarso (Pengelola Warung Makan Pak Man)
Lampiran 1 DATA COLLECTION HASIL WAWANCARA Nama Responden Alamat : Eko Bagus Setiarso (Pengelola Warung Makan Pak Man) : Gentan, Truko Kec. Bringin Tanggal : 8 Juli 2014 (13.45) Pertanyaan umum a. Sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kacang tanah. Ketela pohon merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketela pohon (Manihot utilissima) adalah salah satu komoditas pangan yang termasuk tanaman penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki beragam objek wisata alam maupun objek wisata sejarah. Selain itu, Bandung menawarkan pengalaman berwisata
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri jasa restoran di Indonesia saat ini bisa dikatakan sangatlah berkembang dimana bisa dilihat semakin maraknya jasa restaurant maupun kafe yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa pelayanan yang dilakukan hampir di seluruh perusahaan dari tahun ke tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal ini
Lebih terperinciMasyarakat Ilmuwan danteknolog Indonesia
Survey Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli pada Konsumen Waralaba Makanan Asing dan Lokal 17 20 Februari 2013 Masyarakat Ilmuwan danteknolog Indonesia Indonesia. 15144. Telp (021) 91028041
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA Restoran
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran 2.1.1. Definisi Restoran Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor 73/PW.105/MPPT/1985 dalam Christvelldy (2007), restoran adalah salah satu
Lebih terperinciVIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN
VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang semakin berkembang banyak dipicu oleh semakin banyaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi sekarang ini cukup memberikn efek yang signifikan terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, perkembangan dan peranan industri jasa yang semakin pesat, didorong oleh kemajuan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan setiap orang akan makanan tidak sama, karena kebutuhan akan berbagai zat gizi juga berbeda. Umur, Jenis kelamin, macam pekerjaan dan faktorfaktor lain menentukan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis saat ini yang sangat cepat mendorong perusahaan untuk berkompetisi dalam setiap aktivitas pemasaran produk dan jasa. Kegiatan pemasaran memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berorientasi pada kesenangan. Selain itu, kesibukan masyarakat di kota-kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi serta keadaan ekonomi yang semakin membaik dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Masyarakat yang memiliki pendapatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan (%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia teh dikonsumsi baik disektor rumah tangga maupun bukan sektor rumah tangga seperti hotel, restoran, rumah makan, kantin dan kedai minuman. Indonesia sudah
Lebih terperinciPROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis
PROPOSAL Kedai Goyang lidah PasundanPeluang Bisnis makanan sunda dengan Investasi Rendah ANDA, bisa langsung mulai menjalankan Bisnis dan menjadi PENGUSAHA Info kedai sunda: Refi Eko Priyanto Jl. Cilendek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III awalnya merupakan salah satu cabang dari Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I. Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I pertama
Lebih terperinci